BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Internet Menurut Laudon (2012: 162), Internet merupakan jaringan yang saling berhubungan oleh ratusan jaringan dan jutaan komputer yang menghubungkan bisnis, pendidikan, kepemerintahan, dan individu. Menurut O’Brien dan Marakas (2008: 598), Internet adalah jaringan komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan tumbuh dengan pesat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bisnis, pendidikan, dan pemerintah yang menghubungkan jutaan komputer yang ada di dunia yang penggunanya berada dilebih dari 200 negara. Sedangkan Menurut Dave Chavey (2009: 4), Internet adalah jaringan fisik yang menghubungan komputer-komputer yang ada di dunia. Berdasarkan beberapa kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa internet merupakan jaringan fisik yang saling berhubungan oleh jaringan dan komputer lain saling terkoneksi satu sama lainnya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bisnis, pendidikan, pemerindah, dan individu yang berada di lebih dari 200 negara di dunia. 1.2 E-Business Menurut Dave Chavey (2009: 13), E-Business merupakan penerapan informasi, proses bisnis yang ada di dalam organisasi, dan hubungan dengan pemegang saham menggunakan media internet. Menurut O’Brien dan Marakas (2008: 594), E- Businees adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses bisnis, e-commerce, kerjasama dan komunikasi antar perusahaan dengan pelanggan, pemasok dan pemegang saham lainya menggunakan teknologi internet. 1.3 E-Commerce 1.3.1 Pengertian E-Commerce Menurut Laudon(2012: 49), E-Commerce adalah menggunakan media internet dan website untuk melakukan transaksi bisnis antara organaisasi dengan individu. Menurut Dave Chavey(2009: 10), E-Commerce adalah penjualan dan pembelian melalui media internet dan pertukaran informasi antara organisasi dengan
34
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01163-MNSI... · Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan oleh pelanggan. Tahap selanjutnya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
LANDASAN TEORI
1.1 Internet
Menurut Laudon (2012: 162), Internet merupakan jaringan yang saling berhubungan
oleh ratusan jaringan dan jutaan komputer yang menghubungkan bisnis, pendidikan,
kepemerintahan, dan individu. Menurut O’Brien dan Marakas (2008: 598), Internet
adalah jaringan komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan tumbuh
dengan pesat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bisnis, pendidikan, dan
pemerintah yang menghubungkan jutaan komputer yang ada di dunia yang
penggunanya berada dilebih dari 200 negara. Sedangkan Menurut Dave Chavey
(2009: 4), Internet adalah jaringan fisik yang menghubungan komputer-komputer
yang ada di dunia.
Berdasarkan beberapa kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa internet
merupakan jaringan fisik yang saling berhubungan oleh jaringan dan komputer lain
saling terkoneksi satu sama lainnya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
bisnis, pendidikan, pemerindah, dan individu yang berada di lebih dari 200 negara di
dunia.
1.2 E-Business
Menurut Dave Chavey (2009: 13), E-Business merupakan penerapan informasi,
proses bisnis yang ada di dalam organisasi, dan hubungan dengan pemegang saham
menggunakan media internet. Menurut O’Brien dan Marakas (2008: 594), E-
Businees adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses bisnis, e-commerce,
kerjasama dan komunikasi antar perusahaan dengan pelanggan, pemasok dan
pemegang saham lainya menggunakan teknologi internet.
1.3 E-Commerce
1.3.1 Pengertian E-Commerce
Menurut Laudon(2012: 49), E-Commerce adalah menggunakan media
internet dan website untuk melakukan transaksi bisnis antara organaisasi dengan
individu. Menurut Dave Chavey(2009: 10), E-Commerce adalah penjualan dan
pembelian melalui media internet dan pertukaran informasi antara organisasi dengan
pihak luar. Jadi, E-Commerce dapat disimpulkan sebagai sarana penjualan dan
pembelian yang dilakukan oleh organisasi melalui media internet.
1.3.2 Jenis- jenis E-Commerce
Menurut Laudon (2012: 58), ada 5 jenis dari E-Commerce, yaitu :
1. Business to Consumer (B2C) E - Commerce
Bisnis yang menjual langsung kepada konsumen akhir mengunakan media
online.
2. Business to Business (B2B ) E - Commerce
Bisnis yang menjual barang atau jasa kepada bisnis lain menggunakan media
online
3. Consumer to Consumer (C2C ) E - Commerce
Konsumen yang menjual barang atau jasa kepada konsumen lain
menggunakan media online
4. Peer to Peer (P2P ) E - Commerce
Sebuah teknologi yang memungkinkan pengguna internet untuk mengirim
data secara langsung tanpa harus ke web server terlebih dahulu.
5. Mobile Commerce M - Commerce
Menggunakan media tanpa kabel untuk bertransaksi melalui media internet.
1.4 Strategi E-Commerce
Gambar 0.1 Strategi E-Commerce
1.4.1 Analisa Peluang Pasar (MOA)
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 82-99), Market Opportunity Analysis
merupakan alat yang sangat diperlukan pengusaha maupun manajer senior yang
ingin memperluas bisnisnya yang ada sekarang atau meluncurkan bisnis baru.
Kerangka kerja analisa peluang pasar, dapat diartikan sebagai tahap permulaan dari
investigasi terciptanya ide, tujuan dari pembuatan analisa peluang pasar adalah untuk
mengidentifikasi dan mengetahui besarnya daya tarik dari peluang pasar. Kerangka
kerja analisa peluang pasar (market opportunity analysis framework) dijabarkan
dalam Gambar 2.2
Gambar 0.2 Kerangka Kerja Analisa Peluang Pasar
Tujuh tahap diatas berputar diantara empat lingkungan kunci yaitu pelanggan,
perusahaan, teknologi, dan kompetisi:
• Analisa lingkungan pelanggan yang belum terpenuhi atau terlayani, serta
pasar yang mereka tempati. Mengidentifikasi dan memilih nasabah
prioritas mengarah pada pemahaman awal dari pelanggan potensial
perusahaan sehingga perusahaan dapat melayani lebih baik.
• Analisa lingkungan teknologi mengungkapkan kesiapan teknologi
tertentu, serta setiap teknologi alternatif, dimana manajer mengantisipasi,
menyebarkan, menawarkan perusahaan. Manajer harus mampu
memperkirakan kesiapan pelanggan untuk mengadopsi platform ini.
• Analisa lingkungan perusahaan menyediakan keadaan sumber daya
perusahaan saat ini. Para manajer harus mengetahui sumber daya
perusahaan, serta kekuatan dan kelemahan. Manajer harus mampu
mengidentifikasi manfaat yang berbeda yang akan membawa perusahaan
untuk mencapai keunggulan dan menang di pasar, serta mengekspos
setiap daerah yang hilang atau lemah dari sistem sumber daya.
• Analisa kompetisi harus mengungkapkan struktur industri dan pasar,
pesaing utama di marketspace, dan keuntungan relatif perusahaan untuk
masing-masing pemain kunci.
1.4.1.1 Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 84), pembuatan nilai baru didasarkan
pada mempertemukan kebutuhan pelanggan. Proses keputusan pelanggan merupakan
kerangka yang dikelola secara sistematis untuk melihat kebutuhan pelanggan yang
tidak terpenuhi. Proses ini terdiri dari beberapa langkah yaitu kesadaran dari
pengalaman, pengalaman pembelian, dan pengalaman penggunaan. Untuk
menemukan kebutuhan yang belum terpenuhi, manajemen senior harus memetakan
proses keputusan pelanggan.
1.4.1.2 Mengidentifikasi pelanggan tertentu yang akan dituju oleh perusahaan
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 86) pada tahap ini dibahas mengenai segmen
pelanggan tertentu yang direncanakan perusahaan untuk dikejar. Segmentasi adalah
proses pengelompokkan pelanggan berdasarkan kesamaannya. Jenis-jenis segmentasi
dijabarkan pada tabel
Tabel 0.1 Jenis Segmentasi
Jenis Segmentasi Deskripsi
Geographic Membagi pasar ke dalam unit-unit geografis yang berbeda.
Demographic Membagi pasar berdasarkan Variabel-variabel demografis.
Firmographic Membagi pasar berdasarkan variabel-variabel perusahaan.
Behavioral Membagi pasar berdasarkan bagaimana pelanggan membeli
dan menggunakan produk.
Occasion(Situational) Membagi pasar berdasarkan situasi yang menimbulkan
kebutuhan produk,pembelian atau penggunaan
Psychographic Membagi pasar berdasarkan gaya hidup atau kepribadian.
Benefits Membagi pasar berdasarkan manfaat atau kualitas yang
dicari dari produk.
1.4.1.3 Menilai keuntungan yang berkaitan dengan kompetitor
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 89), untuk menilai keuntungan
kompetitif perusahaan mungkin dapat mencapai relatif terhadap persaingan, manajer
harus memahami konteks persaingan di tingkat industri dan pesaing spesifik pada
tingkat perusahaan individual. Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 91), dalam
dunia online, terdapat dua jenis pesaing, yaitu:
• Pesaing Langsung adalah pesaing yang bergerak pada industri yang sama.
Pesaing langsung menjangkau dan bersaing untuk pelanggan yang sama.
• Pesaing Tidak Langsung terdiri dari dua kategori perusahaan:
o Substitute producer adalah perusahaan yang bergerak dalam industri
yang berbeda, memproduksi produk dan jasa yang memiliki fungsi
yang sama.
o Adjacent competitor yaitu perusahaan yang tidak menawarkan produk
dan jasa yang merupakan substitusi langsung, akan tetapi mereka
mempunyai potensial untuk melakukan hal itu dengan cepat.
1.4.1.4 Menilai sumber daya perusahaan untuk memberikan penawaran
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 93) dalam tahap ini, perusahaan
sebaiknya mengetahui pengalaman dan manfaat apa yang akan diberikan oleh
penawaran dan sumber daya serta teknologi apa yang akan dibutuhkan untuk
memberikan manfaat dari penawaran tersebut. Klasifikasi sumber daya perusahaan
dalam memberikan penawaran adalah sebagai berikut:
• Customer-facing, sumber daya ini meliputi merek dagang, tenaga penjualan
yang terlatih, beberapa saluran distribusi.
• Internal, sumber daya ini berkaitan dengan operasi yang ada di dalam
perusahaan. Contohnya meliputi teknologi, pengembangan produk, skala
ekonomi, dan karyawan yang berpengalaman.
• Upstream, sumber daya ini berkaitan dengan hubungan antara perusahaan
dengan pemasokny.
1.4.1.5 Menilai kesiapan pasar akan teknologi
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 95) perusahaan harus membuat
penilaian tingkat tinggi dalam peluang rentan terhadap tren teknologi
1.4.1.6 Menentukan peluang secara konkret
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 96) tim manajemen harus mempunyai
gambaran yang jelas dari peluang pasar. Anggotanya harus dapat menjelaskan sistem
nilai bagi industri dan memiliki rasa yang kuat tentang bagaimana interventsi ke
dalam sistem nilai dan proses keputusan pelanggan dapat menciptakan manfaat baru,
meningkatkan yang sudah ada atau membuka nilai yang terjebak di dalam sistem
yang sudah ada sekarang
1.4.1.7 Menilai peluang daya tarik bagi pelanggan
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 96-98) tim sebaiknya mengidentifikasi secaara
jelas tentang segmen pelanggan, dan mendukung penentuan data atau menguji
hipotesis tentang kebutuhan yang belum terpenuhi dari satu atau lebih segmen
pelanggan
1.4.2 Business Model
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 11), Model Bisnis adalah respresentasi dari
bagaimana sebuah perusahaan akan menghasilkan uang dari proses bisnis yang
dijalankan. Apapun tujuan dari berbisnis itu sendiri, setiap bisnis harus menentukan
model bisnisnya terlebih dahulu seblum menjalankan bisnis tersebut. Didalam
sebuah model bisnis online terdapat 4 tahapan dalam bagian manajemen senior yang
terdiri dari value proposition or vaue cluster for targeted pelanggan, an online
offering , resource system, dan a revenue model.
Gambar 0.3 Komponen Dari Bisnis Model
1.4.2.1 Value Cluster
Dalam membangun sebuah model bisnis online adalah menentukan dengan
jelas perencanaan nilai untuk bisnis. Untuk mendapatkan perencanaan nilai
membutuhkan manajemen untuk menspesifikasi tiga nilai, yaitu :
• Pemilihan Segmen
Untuk menentukan target segmen memerukan beberapa variable yang harus
diperhatikan, yaitu :
o Besar kecilnya pasar dan tingkat pertumbuhan
o Kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi atau kurang terpenuhi.
o Pesaing yang lemah atau tidak ada pesaing.
• Pemilihan untuk fokus kepada manfaat konsumen.
Tahap selanjutnya dalam pengelompokan nilai adalah dengan cara
menspesifikasi manfaat utama yang akan diberikan kepada target segmen.
Manfaat disini bukan berupa harga yang murah. Beberapa toko online yang
memberikan manfaat berbeda dapat mempengaruhi keputusan pelanggan
untuk membeli produk yang perusahaan tawarkan. Termasuk diantaranya
pelayanan kepada pelanggan, pengiriman yang tepat waktu, pengiriman dan
pengurusan, dan perlindungan privasi
• Pemilihan sumber daya unik dan berbeda
Tahap terakhir dalam pengelompokan nilai adalah dengan memikirkan
kenapa perusahaan online tertentu dapat menyediakan satu atau lebih manfaat
dibandingkan dengan pesaingnya. Komponen ini fokus kepada faktor di
dalam perusahaan atau rekan bisnis yang mengarah kepada penyampaian
manfaat yang lebih baik.
1.4.2.2 Penawaran Online(Online Offering)
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 117), setelah menentukan value
proposition , tahap selanjutnya adalah menentukan penawaran produk, jasa, atau
informasi. Dalam hal ini bukanlah merancang isi dari website tetapi menyediakan
rincian yang jelas dari produk atau jasa yang akan disediakan secara online. Oleh
karena itu, tim manajemen senior harus melakukan tiga tugas yang berurutan, yaitu :
1. Mengidentifikasi ruang lingkup dari penawaran tersebut.
� Category-Specific Dominance
Menjual hanya satu katagori produk atau jasa.
� Cross-Catagry Dominance
Menjual lebih dari satu produk atau jasa.
2. Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan oleh pelanggan.
Tahap selanjutnya adalah mengartikulasi proses pengambilan keputusan
oleh pelanggan untuk berbagai jenis katagori produk atau jasa.
Gambar 0.4 Diagram Proses Pengambilan Keputusan Pembeli
3. Memetakan proses pengambilan keputusan oleh pelanggan.
Tahap terakhir dalam membangun penawaran melibatkan pemetaan
pengambilan keputusan oleh pelanggan untuk membeli barang atau jasa.
Ide ini adalah bahwa website tersebut mampu menuntun pelanggan untuk
melalui semua siklus keputusan pemebelian dan menyakinkan pelanggan
untuk secara terus menerus mengikuti siklus tersebut.
1.4.2.3 Sistem Sumber Daya
Menurut Rayport dan Jaworski(2003: 122), Sistem sumber daya adalah menunjukan
bagaimana perusahaan harus memilih dan meluruskan sumber daya yang ada untuk
menghasilkan keuntungan dari value proposition.
1. Menspesifikasi sistem sumber daya
Menurut Rayport dan Jaworski(2003: 123), ada empat langkah dalam
menspesifikasikan sistem sumber daya, yaitu:
o Langkah 1 : Indentify core it the value cluster
Keuntungan ini didentifikasikan pada pembuatan value cluster.
o Langkah 2: Indentify resource that relate to its benefit
Menghubungkan sumber daya yang diperlukan untuk memberikan
keuntungan kepada pelanggan tertentu tanpa memperhatikan apakah
perusahaan memiliki sumber daya tersebut.
o Langkah 3: Identify to what degree the firm can deliver each benefit
Mengidentifikasikan pada tingkat apa perusahaan dapat memberikan
tiap keuntungan. Melihat ke dalam perusahaanapakah perusahaan
memiliki sumber daya atau harus outsourcing atau bekerja sama.
o Langkah 4: Identified partnes who can complete resource
Mengidentifikasi pemain kunci yang dapat melengkapi sistem sumber
daya. Kita juga haus menyesuaikan model sistem sumber daya untuk
menghubungkan aktifitas offline atau online dan aset dalam beberapa
kombinasi.
2. Kriteria penilain kualitas sistem sumber daya
Menurut Rayport dan Jaworski(2003: 124), kriteria yang dapat digunakan
dalam menilai kualitas sistem sumber daya, yaitu :
o Keunikan sistem
o Hubungan sumber daya dan keuntungan
o Hubungan antara sistem bisnis dunia virtual dan dunia fisikal
o Keuntungan yang dapat dipertahankan
1.4.2.4 Model Pendapatan
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 128), ada beberapa sumber pendapatan
yang utama, yaitu:
o Advertising
Menghasilkan pendapatan melalui penjualan iklan, sponsor, dll.
o Product, Services or Information Sales
Menghasilkan pendapatan melalui penjualan barang atau jasa melalui
situs.
o Transaction
Menghasilkan pendapatan melalui komisi
o Subscription
Menghasilkan pendapatan melalui pendapatan yang diterima dari
biaya berlakngganan majalah, Koran, atau informasi lainnya.
o License fees
Menghasilkan pendapatan melalui lisensi sebuah produk.
1.4.3 Model Bisnis Online
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 128), setelah menentukn value proposition,
penawaran online, sistem sumber daya, dan model pendapatan, mak dapat ditentukan
model bisnis perusahan. Ada tujuh alternative bisnis model online, yaitu:
1. Metamarket Switchboard Model
Meyatukan pembeli dan penjual berdasarkan ktifitas yang digunakan
konsumen untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Traditional and Reverse Auction Model
Didesain untuk menyatukan banyak pembeli dan penjual. Pembeli menawar
hingga tidak ada lagi tawaran yang diberikan. Pembeli dengan harga tertinggi
memenangkan barang. Reverse auction memungkinkan pemasok
menawarkan harga terendah hingga tidak ada lagi tawaran yang diterima.
Pemasok dengan harga terendah mengantarkan barang kepada pembeli.
3. Freshest Information Model
Saat ini pengguna dapat mencari informasi tentang apapun segera.
4. Highest Quality Model
Perusahaan dengan bisnis model ini umumnya menetapkan harga tinggi untuk
produk, jasa, atau informasinya.
5. Widest Assortment Model
Perusahaan juga dapat bersaing pada kedalaman dan keleluasaan produk
campuran dalam satu kategori atau antar kategori.
6. Lowest Price Model
Model ini menjanjikan pelanggan dengan harga online terendah.
7. Most Persoalized Business Model
Inti bisnis ini adalah menyediakan pengalaman unik bagi pelanggan.
1.4.4 Pelanggan Interface
Kerangka kerja 7C digunakan untuk merancang disain dari antarmuka
pelanggan. Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 151-153) internet telah mengubah
tempat pertukaran dari marketplace (face-to-face) menjadi marketspace (screen-to-
face) dimana marketspace ditengahi oleh antarmuka teknologi. Antarmuka adalah
proporsi nilai dari representasi virtual perusahaan. Terdapat 7 elemen desain dari
antarmuka pelanggan (Rudy et al: 2011) :
- Konteks (Context)
o Estetika : tampilan yang menarik pada website untuk mendapatkan
perhatian pelanggan
o Fungsional : website fokus pada fungsi-fungsi yang ada
- Konten (Content) : isi dari website merupakan gabungan antara teks dan
gambar yang sudah mewakili apa yang diinformasikan kepada pelanggan
- Komunitas (Community): website menawarkan interaksi antara pelanggan
yang satu dengan yang lainnya.
- Penyesuaian (Customization): website menyediakan penyesuaian yang
khusus bagi setiap pelanggannya.
- Komunikasi (Communication): komunikasi antara website dengan
penggunanya
- Koneksi (Connection): mengacu pada tingkatan dimana website dapat
terhubung dengan website lain.
- Perdagangan (Commerce): website mampu melakukan transaksi jual-beli
produk atau jasa.
1.4.5 Market Communication and Branding
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 194), terdapat empat komunikasi pasar yang
dapat dilakukan oleh perusahaan online untuk menarik pelanggan baru, yaitu :
1. Komunikasi Online Umum
Komunikasi online umum adalah komunikasi yang dilakukan tidak
kepada satu pengguna saja tetapi komunikasi ke semua pengguna, seperti
dengan menggunakan :
� Iklan banner
� E-mail
� Kemitraan
� Informasi pelanggan
� Transaksi Online
2. Komunikasi Online Personal
Komunikasi secara online kepada atau fokus kepada 1 pengguna saja.
Komunikasi online personal data dikategorikan menjadi lima bentuk,
yaitu :
� Email Personal
� Rekomendasi Personal
� Iklan Personal
� Halaman Web Personal
� Toko e-commerce personal
3. Pemasaran massal tradisional
Saat ini komunikasi tradisional masih bayak digunakan seperti dengan
menggunakan media radio, koran, dan televisi.
4. Komunikasi Langsung.
Komunikasi langsung dapat menggunakan banyak cara dari sales
penjualan, penjualan retail, dan penjualan melalui telepon atau
telemarketing.
Gambar 0.5 Communication Media
Sumber: Rayport dan Jaworski (2003: 197)
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 214), terdapat 10 tahap dalam melakukn
proses branding, yaitu :
1. Clearly define the brand audience
Menentukan dengan jelas target pasar yang dituju.
2. Understand the target pelanggan
Setelah menentukan target pasar yang dituju, hal ini akan sangat berguna
untuk mendeskripsikan tipe pelanggan yang dapat membawa target segmen
menjadi kenyataan. Baik untuk lingkungan online dan offline memerlukan
pemahaman dalam mengenali prilaku pelanggan.
3. Identify key leverage point in pelanggan experience
Mengidentifikasikan kesamaan karateristik pada target segmen karena
langkah ini dapat menjadi pertimbangan untuk perusahaan dalam menentukan
harga produk, tampilan layar.
4. Continually monitor competitors
Secara berkala melakukan pengamatan kepada para kompetitor perusahaan
baik pada lingkungan online dan offline.
5. Design compelling and complete brand intent
Tujuanya adalah mendeskripsikan bersahabat dengan pelanggan dan
bagaimana brand seharusnya diinterpretasikan dari sudut pandang pelanggan.
6. Execute with integrity
Pada langkah ini perusahaan harus dapat memberikan kualitas dan pilihan
yang jelas dan terpecaya kepada para pelanggan nya.
7. Be consistent over time
Brand yang kuat memerlukan waktu, tentunya pada internet juga
membutuhkan waktu untuk menciptakan brand . oleh karena itu kunci nya
adalah pesan yang konsisten, sehingga setiap pelanggan dapat memiliki
pengalaman dengan brand.
8. Establish feedback system
Meyediakan alat yang dapat menanggapi dan memberikan reaksi kepada
pelanggan.
9. Be opportunistic
Membangun brand adalah dengan menggunakan cara yang tidak biasa
digunakan sehingga perusahaan dapat menjadi yang pertama dan dapat
berkomunikasi dengan cara baru
10. Invest and be patient
Dalam hal ini brand perlu dijaga dan diatur setiap waktu. Berhati-hati dengan
investasi, kesabaran jangka panjang, dan kemampuan untuk terus fokus pada
perjalanan jangka panjang yang penting.
1.4.6 Implementation
Menurut Rayport dan Jaworski(2003: 236), setelah perusahaan dapat menarik
pelanggan ke website yang telah dibuat, maka website tersebut harus dapat
memberikan pengalaman kepada konsumen seperti apa yang telah dijanjikan.
Terdapat 7 faktor yang diperlukan untuk membangun sistem sumber daya yang kuat
dan bertahan,yaitu:
1. Aset Manusia
Terdapat 4 bagian utama dalam asset manusia yang biasa dilakukan oleh
perusahaan, yaitu perekrutan, pemilihan, pengembangan, dan
mempertahankan pekerja.
2. Proses
Menurut Rayport dan Jworski (2003: 243), proses adalah interaksi,
koordinasi, komunikasi, dan pembuatan keputusan yang digunakan pekerja
sebagai acuan bagaimana pekerja dilakukan. Terdapat proses yang harus
diterapkan perusahaan online selama implementasi:
� Proses mengalokasikan sumber daya
� Proses pengaturan sumber daya manusia
� Proses penyaluran dan manufaktur
� Proses pembayaran
� Proses dukungan pelanggan
3. Sistem
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 248), sistem adalah rutinitas atau
prosedur yang dibangun untuk organisasi dan dapat dihubungkan dengan
berbagai aspek dalam organisasi.
� Sistem teknologi informasi
� Sistem evaluasi dan kopensasi
� Manajemen rantai pasokan
4. Budaya
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 256), budaya organisasi adalah
konteks sosial yang menjelaskan bagaimana suatu dilakukan dan cara orang
bekerja di dalam organisasi. Budaya mempengaruhi bagaimana keputusan
dibuat dan apa yang berharga. Dihubungkan dengan sistem, budaya berperan
sebagai pengatur pekerja yang tidak formal yang dapat mengurangi
kebutuhan biokrasi dan
prosedur.
5. Kepemimpinan
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 259), kepemimpinan mempengaruhi
performa suatu organisasi dalam segala aspek. Pemimpin memainkan peranan
penting dalam menjalankan strategi. Pemimpin memastikan strategi
diterjemahkan dalam rencana kerja dan target performa. Pemimpin harus
mempunyai pandangan kedepan dan mensiapkan organisasi untuk
menghadapi kesulitan dan perusaha yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang.
6. Partnership
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 261), partnership adalah persetujuan
antara dua atau lebih perusahaan yang mendatangkan keuntungan untuk
keduanya. Partnership meliputi strategi aliansi formal, afiliasi, joint product
offering, persetujuan pemasaran, lisensi produk, penyedia, dan penelitian dan
pengembangan partnership.
7. Struktur Organisasi
Selain peruahaan online dan offline murni, terdapat juga perusahaan
campuran. Perusahaan campuran menggambungkan sistem online dan offline.
Terdapat dua jenis dari perusahaan campuran, yaitu:
� Single organization
Single organization adalah perusahaan dimana aktifitas
bisnis online dan offline terdapat pada bisnis unit yang sama.
� Dual organization
Pada dual organization, aktifitas bisnis online dan offline
terpisah pada suatu perusahaan yang sama.
1.4.7 Metrics
Menurut Rayport dan Jaworski (2003: 273) kegunaan metrics adalah:
• Strategi perusahaan berubah dengan cepat sehingga metrics dibutuhkan untuk
mengevaluasi strategi perusahaan harus berubah secara terus menerus agar
dapat digunakan.
• Ukuran adalah sumber daya yang intensif tidak ada orang yang punya waktu
untuk menganalisanya dan mengimplementasi apa yang dipelajari. Dengan
memastikan apa yang diukur sejalan dengan strategi. Data yang diperoleh
lebih relevan dan lebih mudah dimengerti.
• Hasil dari pengukuran dapat dibesar-besarkan sehingga perusahaan kelihatan
lebih baik bagi investor. Oleh karena komunitas keuangan sudah tidak
menggunakan tipe metrics ini untuk menilai investasi, perusahaan tidak lagi
mempunyai alasan untuk meninggikan jumlahnya.
• Metrics yang bermakna berubah pada waktu internet. Perusahaan
menjalankan metrics untuk mengetahui sebaik apa mereka menjalankan
strategi perusahaan.
Perusahaan online yang baik dapat diwujudkan dengan menggunakan balanced
scorecard yang dapat menghasilkan bisnis yang baik dengan menggunakan 4
kategori metrics, yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan
pembelajaran dan pertumbuhan. Ada 3 kelemahan balanced scorecard dalam bisnis
online, yaitu: tidak menyediakan definisi strategi, tidak menjelaskan kemampuan
perusahaan, dan tidak mengikutsertakan kerjasama.
Dalam metrics terdapat pelaksanaan dashboard yang di dalamnya
terdapat 5 langkah:
1. Menggambarkan strategi bisnis.
2. Mengambil tindakan untuk menjalankan strategi.
3. Memilih metrics.
4. Menentukan indikasi awal dan indikasi metrics yang dipilih.
5. Menghitung tingkatan pada saat ini dan tingkat target kinerja.
1.5 Proses Analisa Bertingkat (AHP)
Menurut Roni (2011), Salah satu model yang dapat digunakan sebagai proses
pengambilan keputusan adalah dengan dengan menggunakan Proses Hierarki
Analitik atau yang dikenal dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Proses
Hieraki Analitik (AHP) untuk mengorganisasikan informasi dan judgement dalam
memilih alternatif yang paling disukai .Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan
dapat dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir sehingga
memungkinkan untuk dapat diekspresikan dalam mengambil keputusan yang efektif
atas persoalan tersebut. Persoalan yang kompleks dapat disederhanakan dan
dipercepat proses pengambilan keputusannya.
Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks yang tidak
terstruktur, strategis dan dinamik menjadi bagian-bagiannya serta menata dalam
suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik
secara subyektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingan
dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan
sintesis untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tertinggi dan berperan
untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Secara grafis, persoalan keputusan
AHP dapat dikonstruksikan sebagai diagram bertingkat, yang dimulai dengan goal
‘sasaran’, lalu kriteria level pertama, sub kriteria dan akhirnya alternatif. AHP
memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relative dari suatu kriteria
majemuk (atau alternatif majemuk terhadap suatu kriteria) secara intuitif, yaitu
dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwase comparions). Dr. Thomas L.
Saaty, pembuat AHP, kemudian menentukan cara yang konsisten untuk mengubah
perbandingan pairwase ‘berpasangan’, menjadi suatu himpunan bilangan yang
merepresentasikan prioritas relative dari setiap kriteria dan alternatif.
Menurut Vasantha (2009), AHP merupakan metode pengambilan keputusan yang
menggunakan multi-kriteria yang umum digunakan. AHP dilakukan dengan
perbandingan berpasangan antar setiap faktor, sehingga didapatkan skor untuk
menentukan prioritas. Tujuan penggunaan AHP dalam SWOT adalah untuk
mengevaluasi setiap faktor pada SWOT dan merumskan bobot masing-masing faktor
tersebut.
1.6 Perencanaan Strategy
Menurut David (2011: 176) krangka analisa perencanaan strategi di bagi menjadi
tiga tahap, yaitu Input Stage, Matching Stage, dan Decision Stage.
Gambar 0.6 Krangka analisa perencanaan strategi
1.6.1 Tahap Input
Menurut David(2011: 177) , berdasarkan tahap input ini, informasi yang
didapat berdasarkan dari tiga matriks yang ada, yaitu Matriks IFE, Matriks EFE, dan
Matriks CPM dan Matriks-matriks tersebut akan menjadi informasi dasar untuk
matriks matriks tahap pencocokan (matching stage) dan tahap keputusan( decision