210
WORKING PAPER
PENGEMBANGAN ANALYTICAL E-CRM PADA PT. ATNETWORKJefry Widianata,
Meyliana, Robertus Tang HermanBinus University
Jl. K.H Sayhdan No. 9 Kemanggisan Palmerah, Jakarta Barat 11480;
Telp:021-5345830
Email: [email protected]
The purpose of this paper is to analyze problem encountered by
company and provide solutions through development of systems that
can solve the problem.
The methodology used in addressing customer problem should be
conducted through two stages, namely companys internal analysis and
industry analysis. Value network analysis is used as a method of
internal analysis to describe business activities carried out by
the company, then followed by industry analysis using Porters five
forces model. The analysis result used to perform formularization
strategy according to companys need. Formularization strategy
produce market penetration strategy, namely by developing
analytical E-CRM to overcome the problems. In conducting system
development, running system analysis is conduected to obtain
information that inherited to proposed feature based on companys
demand.
The result achieved from the writing of this thesis is the
development of web-based analytical E-CRM feature inlude view
potential sales, view popular route, and view popular airline. In
addition, portal development with travel information also done in
order to redirect the concept of CRM systems that owned by company
with Social CRM. (J).Keyword: analytical E-CRM. value network
analysis, market penetration, OOAD, Social CRM. ABSTRAK
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk melakukan analisa
terhadap masalah yang dihadapi perusahaan dan memberikan solusi
melalui pengembangan sistem yang dapat menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi perusahaan.
Metodologi yang digunakan dalam menganalisa permasalahan
pelanggan dilakukan melalui dua tahap, yaitu analisa internal
perusahaan dan analisa industri. Value network analysis digunakan
sebagai metode analisa internal untuk menggambarkan aktivitas
bisnis yang dilakukan oleh perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan
analisa industri menggunakan model lima kekuatan Porter. Hasil
analisa digunakan untuk melakukan perumusan strategi yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Perumusan strategi yang dilakukan
menghasilkan strategi penetrasi pasar, yaitu dengan mengembangkan
sistem analytical E-CRM untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi
perusahaan. Dalam melakukan pengembangan sistem, dilakukan analisa
pada sistem yang berjalan untuk memperoleh informasi yang kemudian
diturunkan menjadi fitur fitur yang diusulkan berdasarkan kebutuhan
perusahaan.
Hasil yang dicapai dari penulisan tugas akhir ini adalah
pengembangan sistem analytical E-CRM berbasis web yang meliputi
fitur view potential sales, view popular route, dan view popular
airline. Selain itu, pengembangan portal dengan content infomasi
travel juga dilakukan untuk mengarahkan konsep sistem CRM yang
dimiliki perusahaan menjadi Social CRM. (J).
Kata Kunci: analytical E-CRM, value network analysis, penetrasi
pasar, OOAD, Social CRM1. PENDAHULUANSaat memutuskan untuk
berkecimpung dalam suatu bisnis, setiap perusahaan pasti memiliki
keinginan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Perusahaan
melakukan berbagai usaha agar dapat mencapai tujuan tersebut, salah
satunya dengan mengikuti perkembangan tren dalam menjalankan
bisnis. Banyak perusahaan yang telah sadar bahwa telah terjadi
pergeseran terhadap fokus perusahaan, yaitu dari product-focused
(berorentasikan produk) menjadi customer-focused (berorientasikan
pelanggan). Perubahan tersebut membuat perusahaan merasa perlu
menjaga pelanggan yang sudah ada dan berusaha untuk mendapatkan
pelanggan baru. Dalam menjaga pelanggan yang sudah ada, perusahaan
perlu melayani pelanggan secara intens. Perusahaan menyadari bahwa
kesetiaan pelanggan dapat memberikan jaminan atas kelanjutan dari
keuntungan yang telah diperoleh. Selain itu, perusahaan juga perlu
berusaha untuk mendapatkan pelanggan baru. Hal ini lebih sulit jika
dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan lama, karena
perusahaan memerlukan sumber daya yang lebih agar pelanggan
kompetitor dapat menjadi pelanggan perusahaan. Merupakan tantangan
bagi perusahaan untuk memahami kebutuhan pelanggan sehingga
perusahaan dapat merespons dan mengantisipasi permintaan
pelanggan.
CRM merupakan filosofi bisnis yang digunakan dengan maksud agar
perusahaan dapat mengetahui segala aspek yang berhubungan dengan
pelanggan. Perusahaan yang menganut filosofi CRM memiliki banyak
data yang berhubungan dengan pelanggan, penjualan, dan data data
lainnya yang tersimpan di dalam database mereka. Akan tetapi,
banyak perusahaan yang tidak memiliki kemampuan untuk mengolah data
data mengenai pelanggan yang mereka miliki karena mereka hanya
berfokus pada Operational CRM dan Collaborative CRM. Oleh karena
itu, bukanlah sesuatu yang aneh jika perusahaan tidak mengenal
pelanggannya secara mendalam karena mereka tidak mampu untuk
memperoleh informasi yang berharga dari banyak data mengenai
pelanggan yang mereka miliki. Maka dari itu dibutuhkan penerapan
Analytical CRM agar perusahaan dapat memiliki melakukan customer
knowledge acquisition (Xu, 2005).
Perusahaan membutuhkan analisa yang kuat dari data data
pelanggan untuk mengetahui kondisi, kebutuhan, dan selera pelanggan
dari waktu ke waktu secara detil dan akurat. Hal ini dibutuhkan
agar perusahaan dapat mengetahui pergeseran atau perubahan dari
kondisi, kebutuhan, dan selera pelanggan dari waktu ke waktu
sehingga perusahaan dapat menciptakan berbagai produk baru sebagai
bentuk pelayanan kepada pelanggan. Dalam menciptakan produk baru,
perusahaan perlu memiliki dasar yang kuat agar setiap keputusan
membuat produk baru memang sesuai dengan kebutuhan pelanggan saat
ini.
Analytical E-CRM merupakan kunci bagi perusahaan untuk
mempertahankan pelanggan berdasarkan nilai pelanggan. Dengan
memanfaatkan data data operasional pelanggan yang didapat dari
Transaction Processing System (TPS), perusahaan dapat menciptakan
data analisis pelanggan yang mencerminkan seberapa besar nilai
pelanggan bagi perusahaan. Dari data analisis pelanggan tersebut
kita juga dapat menentukan bagaimana cara memperlakukan pelanggan
dan mempererat hubungan dengan pelanggan berdasarkan berbagai
faktor yang penting bagi pelanggan.
PT. ATNetwork adalah perusahaan yang bergerak pada bidang jasa
penjualan tiket pesawat. Dalam operasional penjualannya, PT.
ATNetwork digolongkan dapat dikategorikan sebagai perusahaan pure
play karena PT. ATNetwork tidak memiliki toko yang melayani
penjualan tiket pesawat. Seluruh kegiatan penjualan tiket dilayani
melalui internet pada website e-commerce yang beralamat di
www.airpaz.com. Saat ini website e-commerce yang digunakan untuk
melayani penjualan tiket tersebut sudah memiliki Transaction
Processing System (TPS) yang cukup baik sehingga dapat meng-capture
seluruh data data pelanggan dan aktivitas transaksi yang dilakukan.
Website e-commerce ini juga menyimpan berbagai data data yang
berhubungan dengan tiket, seperti rute penerbangan, jadwal
penerbangan, dan harga tiket pesawat. Akan tetapi, perusahaan
merasa website e-commerce ini masih perlu dikembangkan. Keinginan
tersebut didasari atas ketidakpuasan pelanggan atas kemudahan yang
telah diberikan perusahaan sehingga menyebabkan tidak ada
kontinuitas penjualan tiket terhadap pelanggan. Oleh karena itu,
Perusahaan merasa perlu untuk memberikan berbagai fasilitas yang
mempermudah pelanggan dalam memperoleh tiket pesawat. Kebutuhan
akan fasilitas memerlukan pemahaman yang mendalam akan kebutuhan
pelanggan sehingga perusahaan dapat menyediakan fasilitas yang
dapat menjawab kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, pengembangan
sistem E-CRM perlu dilakukan khususnya pada Analytical E-CRM agar
dapat dilakukan proses analisa yang kuat pada data data pelanggan
sehingga perusahaan dapat mempertahankan pelanggan dengan cara
menawarkan cara berinteraksi dan bertransaksi yang sesuai bagi
pelanggan melalui fasilitas yang sesuai, waktu yang sesuai, dan
harga yang sesuai bagi masing masing pelanggan sehingga adanya
hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan
pelanggan.2. METODE PENELITIAN / PERANCANGAN2.1. Analisa
EksternalModel lima kekuatan persaingan menurut Porter (David,
2011, p. 106) merupakan suatu pendekatan yang telah digunakan
secara luas untuk mengembangkan strategi di berbagai industri.
Keragaman intensitas persaingan yang terjadi antar satu perusahaan
dengan perusahaan yang lain mempersulit pengembangan strategi yang
akan dilakukan perusahaan. Metode lima kekuatan persaingan menurut
Porter merupakan pendekatan yang digunakan untuk melakukan
pengembangan strategi di PT. ATNetwork. Hasil analisa model lima
kekuatan persaingan menurut Porter di PT. ATNetwork dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 2.1. Model Lima Kekuatan Porter PT. ATNetwork2.2. Analisa
InternalValue network merupakan bisnis yang menyediakan pertukaran
dan mediasi antara pembeli dan penjual, memungkinkan hubungan
berjalan dengan baik (Ward & Peppard, 2002, p. 267). PT.
ATNetwork bukan merupakan perusahaan yang memproduksi produk, akan
tetapi memberikan pelayanan sebagai perantara pembelian tiket
pesawat yang dilakukan melalui website. Oleh karena itu, analisis
value network merupakan merupakan metode yang tepat untuk melakukan
analisa value yang dapat memperlihatkan aktivitas aktivitas yang
terdapat dalam PT. ATNetwork dan proses bisnis yang berjalan.
Analisa value network terdiri dari dua jenis aktivitas, yaitu
aktivitas utama dan aktivitas pembantu. Pengelompokkan aktivitas
aktivitas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel 2.1.
Hasil Analisa Value Network PT. ATNetwork
Firm Infrastructure:A. Pengaturan kegiatan operasional yang baik
dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan bidang
masing masing.
B. Arus keuangan perusahaan yang terkendali
C. Penggunaan sistem pada proses transaksi untuk menghindari
adanya human error
Human ResourcesManagement:A. Perekrutan sumber daya manusia
sesuai kebutuhan dan memiliki kemampuan untuk bekerja sesuai dengan
posisi tersebut.
B. Penghargaan kepada karyawan sesuai dengan kemampuannya.
C. Pelatihan ketrampilan yang sesuai dengan pekerjaannya.
Technology Development:A. Penggunaan server sebagai hardware
yang mendukung kegiatan transaksi dan penyimpanan data data
pelanggan dan transaksinya.
B. Metode pembayaran melalui transfer bank, transaski bank,
maupun kartu kredit.
Procurement:A. Penyediaan peralatan yang dibutuhkan untuk
administrasi
B. Penyediaan peralatan dan jaringan untuk mendukung kegiatan
operasional
C. Penambahan bandwidth sesuai kebutuhan operasional sesuai
dengan kebutuhan operasional
D. Penambahan furniture dan notebook saat ada penambahan
headcount baru
Network Infrastructure Development Operation and
MaintenanceService Development and OperationsService Delivery
A. Efektivitas dan efisiensi operasional menggunakan sistem
B. Memastikan website e-commerce selalu up untuk menghindari
pengalaman buruk pelanggan dalam bertransaksi.A. Kerja sama dengan
berbagai maskapai di Asia dan Australia untuk memperluas rute
penerbangan yang ditawarkan.
B. Kerja sama dengan berbagai bank di Asia untuk mempermudah
proses pembayaran oleh pelanggan
C. Kerja sama dengan individu / badan usaha yang ingin membantu
melayani pemesanan tiket melalui airpaz.comA. Memberikan pilihan
variasi maskapai penerbangan yang diinginkan untuk penerbangan yang
dipilih
B. Memberikan kemudahan proses pembayaran melalui berbagai
metode pembayaran
C. Fitur member yang menyimpan seluruh data data yang pernah
digunakan oleh pelanggan
D. Proses cek pemesanan dan perubahan pemesanan sendiri melalui
website perusahaan
E. Fitur fitur yang memberikan informasi harga tiket murah
kepada pelanggan
2.3. Penentuan StrategiPenentuan strategi dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap
penentuan.2.3.1. Tahap MasukanPada tahap ini dilakukan analisa
faktor internal menggunakan Matriks IFE, analisa faktor eksternal
menggunakan matriks EFE, dan analisa profil pesaing menggunakan
Matriks CPM. Hasil analisa yang dilakukan pada tahap masukan dapat
dilihat pada tabel tabel berikut:Tabel 2.2. Hasil Perhitungan IFE
& EFE PT. ATNetworkKunci FaktorBobotSkor Bobot
Internal (Kekuatan & Kelemahan)1.002.900
Eksternal (Peluang & Ancaman)1.003.277
Tabel 2.3. Matriks Profil Kompetitif (CPM) PT. ATNetworkFaktor
Penentu KeberhasilanBobotPT. ATNetworkPT. Global Tiket NetworkPT.
Traveloka
PeringkatSkor BobotPeringkatSkor BobotPeringkatSkor Bobot
1.Keragaman rute0.07940.31640.31620.158
2.Keragaman maskapai penerbangan0.05240.20830.15620.104
3.Kemudahan pembayaran0.03230.09640.12830.096
4.Promosi0.11220.22430.33620.224
5.Persaingan harga0.03140.12440.12440.124
6.Loyalitas pelanggan0.31130.93341.24420.622
7.Pangsa pasar0.16820.33630.50420.336
8.Pelayanan pelanggan0.21530.64530.64520.43
Total1.0002.8823.4532.094
2.3.2. Tahap PencocokanPada tahap ini dilakukan strategi yang
dianggap cocok bagi perusahaan berdasarkan hasil dari tahap masukan
yang telah dilakukan menggunakan Matriks SWOT dan Matriks IE.
Strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dapat dilihat pada tabel
berikut:Tabel 2.4. Matriks SWOTKekuatan
1. Rute penerbangan yang meliputi hampir seluruh benua Asia dan
Australia
2. Memiliki sistem yang memungkinkan suatu individu / kelompok
menjadi reseller dan memperoleh rebate yang sesuai3. Pilihan metode
pembayaran yang bervariasi
4. Memiliki sistem dimana pelanggan dapat melakukan self-service
saat akan melakukan pengaturan pemesanan yang pernah dilakukan
5. Memiliki seluruh data yang berhubungan
Kelemahan
1. Metode pembayaran melalui transfer baru mencakup beberapa
bank di Indonesia dan Malaysia
2. Pengembangan fitur fitur website masih terbatas
3. Metode pemasaran yang digunakan sangat terbatas4. Intensitas
hubungan dengan pelanggan relatif rendah
5. Belum ada kerja sama dengan hotel atau biro perjalanan
Peluang
6. Rute penerbangan yang semakin bertambah
7. Kemudahan proses pembayaran melalui e-banking8. Jumlah
pengguna internet yang terus meningkat
9. Adanya peningkatan kepercayaan masyarakat untuk bertransaksi
secara online10. Penambahan armada pesawat yang dilakukan oleh
maskapai penerbangan
11. Wisata yang telah menjadi gaya hidup dalam masyarakat
12. Masyarakat cenderung menggunakan smartphone dan tablet
dibandingkan dengan PC atau notebook.
13. Perkembangan teknologi yang memudahkan pengembangan fitur
fitur baruStrategi SO
1. Pengembangan fitur yang memungkinkan perusahaan mengirimkan
notifikasi mengenai rute penerbangan dari maskapai tertentu di
tingkat harga yang biasa dicari atau dibeli oleh pelanggan
Penetrasi pasar (S1, S5, O1, O5, O6, O8)
2. Menambahkan fitur untuk mengubah metode pembayaran yang telah
dipilih Diversifikasi berhubungan (S3, S4, O2)
Strategi WO
1. Memanfaatkan media sosial untuk membantu perusahaan melakukan
pemasaran dan meningkatkan intensitas hubungan dengan pelanggan
Penetrasi pasar (W3, W4, O3, O4, O6, O7)
2. Melakukan analisa pada data data pelanggan, aktivitas, dan
transaksi yang pernah dilakukan untuk memperoleh knowledge yang
dapat digunakan untuk pendekatan dengan pelanggan secara personal
dan mengetahui fitur fitur apa saja yang perlu dikembangkan
Penetrasi pasar (W2, W3, W4, O6, O7, O8)
Ancaman
14. Pelanggan tidak terikat dengan perusahaan untuk melakukan
transaksi
15. Semakin banyak perusahaan perusahaan pesaing yang membuat
fitur yang serupa
16. Pelanggan lebih memilih membeli langsung dari maskapai
penerbangan.Strategi ST
1. Menambahkan fitur berbagi jadwal penerbangan dan memberikan
reward khusus kepada pelanggan pada setiap pembelian yang terjadi
Pengembangan pasar (S2, T1, T2, T3, T4, T7, T8)
Strategi WT
1. Meningkatkan kerja sama dengan bank dan maspakai penerbangan
Integrasi ke belakang (W1, T5)
Ancaman
17. Adanya jalur transportasi alternatif selain transportasi
udara
18. Maskapai penerbangan memiliki kekuatan lebih besar dalam
setiap kerja sama yang dibuat
19. Promo paket wisata yang ditawarkan maskapai penerbangan
20. Fitur baru yang diciptakan perusahaan pesaing lebih
inovatif
21. Perusahaan pesaing utama memiliki pangsa pasar lebih
besar.Strategi ST
2. Melakukan kerja sama dengan maskapai penerbangan lain untuk
meningkatkan pangsa pasar Pengembangan pasar(S3, S4, S5,
T8)Strategi WT
2. Melakukan kerja sama dengan hotel dan biro perjalanan agar
dapat menambahkan fitur pencarian paket wisata Integrasi ke depan
(W2, W5, T6, T7, T8)
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu total skor
bobot IFE pada sumbu X dan total skor bobot EFE pada sumbu Y. Total
skor bobot IFE yang diperoleh adalah 2.900 sedangkan total skor
bobot EFE yang diperoleh adalah 3.277. Berikut ini merupakan
Matriks IE dari PT. ATNetwork yang dibuat berdasarkan total skor
bobot IFE dan EFE yang diperoleh:
Gambar 2.2. Matriks IE PT. ATNetworkDari gambar matriks IE di
atas dapat dilihat bahwa posisi internal dan eksternal PT.
ATNetwork berada pada sel II, yaitu tumbuh dan membangun. Strategi
yang sesuai adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan
pasar, dan pengembangan produk) dan strategi integratif (integrasi
ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal).2.3.3.
Tahap PenentuanPada tahap ini dilakukan penentuan strategi yang
paling cocok bagi perusahaan menggunakan matriks QSPM. QSPM
merupakan alat yang memungkinkan para perencana strategi menilai
secara objektif strategi alternatif yang dapat dijalankan,
berdasarkan faktor-faktor eksternal dan internal yang telah di
identifikasi sebelumnya. Matriks QSPM digunakan untuk menentukan
strategi yang dipilih PT. ATNetwork dari beberapa strategi yang
telah diperoleh pada tahap pencocokan. Strategi yang dimaksud
adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, integrasi ke depan, dan
integrasi ke belakang. Hasil dari matriks QSPM memperlihatkan bahwa
jumlah total nilai daya tarik (TAS) untuk penetrasi pasar adalah
sebesar 6.471, pegembangan pasar adalah sebesar 5.395, integrasi ke
depan adalah sebesar 2.279, dan integrasi ke belakang adalah
sebesar 2.453. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi
yang paling sesuai untuk diterapkan PT. ATNetwork adalah strategi
penetrasi pasar.Upaya yang perlu dilakukan untuk melakukan strategi
penetrasi pasar adalah memaksimalkan penggunaan media sosial untuk
melakukan pemasaran dan meningkatkan intensitas hubungan dengan
pelanggan, melakukan analisa data pelanggan untuk memperoleh
knowledge yang dapat digunakan untuk pendekatan personalisasi, dan
menambahkan fitur baru ke dalam sistem yang dapat mempermudah
pelanggan dalam melakukan transaksi di website e-commerce PT.
ATNetwork.
Sistem yang diusulkan untuk dikembangkan oleh PT. ATNetwork
adalah sistem analytical E-CRM dan social CRM. Kedua sistem
tersebut diusulkan untuk menjalankan strategi penetrasi pasar yang
merupakan strategi pilihan QPSM. Sistem analytical E-CRM
dikembangkan menggunakan teknologi data warehouse dan OLAP untuk
mengetahui perilaku pelanggan sehingga perusahaan dapat merespon
kebutuhan masing masing pelanggan yang berbeda dan sering berubah.
Sistem social CRM yang dikembangkan adalah web portal untuk
mengaggregasi informasi mengenai traveling dari blog.3. HASIL DAN
BAHASAN3.1. Tujuan Perancangan Sistem E-CRM PT.
ATNetworkPerancangan E-CRM ini memiliki tujuan untuk membantu PT.
ATNetwork dalam mengatasi persoalan yang terjadi saat ini dan
menambahkan fitur berdasarkan hasil analisa kebutuhan strategi yang
telah dilakukan.
Dari hasil analisa yang terdapat pada bab sebelumnya, maka
diperoleh strategi yang cocok untuk perusahaan, yaitu penetrasi
pasar. Tipe E-CRM yang diusulkan adalah analytical E-CRM. Aplikasi
ini bertujuan untuk memperoleh informasi kebutuhan pelanggan
sehingga perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas pelanggan dan
menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Perancangan fitur
dalam aplikasi ini meliputi tiga fase dalam CRM, yaitu acquire,
enhance dan retain.Tabel 3.1. Fitur pada Fase E-CRM yang
DiusulkanFaseFiturKeterangan
AcquireView Popular AirlineFitur yang dapat digunakan oleh
bagian marketing untuk menawarkan promo promo pada airline populer
kepada member travel blog airpaz
View Popular RouteFitur yang dapat digunakan oleh bagian
marketing untuk menawarkan promo promo pada rute populer kepada
member travel blog airpaz
EnhanceView Popular AirlineFitur yang dapat digunakan oleh
bagian marketing untuk menawarkan promo promo pada airline yang
sering dipilih oleh pelanggan.
View Popular RouteFitur yang dapat digunakan oleh bagian
marketing untuk menawarkan promo promo pada rute rute yang sering
dicari oleh pelanggan.
RetainView Potential SalesFitur yang memungkinkan bagian
marketing untuk memberikan penawaran secara personal kepada
pelanggan melalui analisa pencarian penerbangan oleh pelanggan.
Selain itu, pengembangan operational E-CRM yang menjadi customer
touching application saat ini mulai dikembangkan ke arah Social
CRM. Perubahan konsep dari E-CRM menjadi Social CRM dibutuhkan
untuk lebih banyak melibatkan pelanggan dalam perusahaan.
Pengembangan operational Social CRM dilakukan dengan memperhatikan
enam hal atau yang lebih dikenal dengan 6C, yaitu:Tabel 3.2. Fitur
E-CRM dengan Konsep Social CRMFiturKeterangan
ContentWidgetFrame yang terdapat pada portal blog, dimana
pelanggan dapat langsung melakukan pencarian pada web portal
blog
ConnectedTravel PromoInformasi mengenai promo penerbangan yang
ada dan selalu dapat diakses oleh pelanggan pada web portal
blog.
CreativeArticlesPelanggan dapat menuliskan pengalaman unik dan
menarik dalam web portal blog
CollaborativeArticlesFitur yang memungkinkan pelanggan untuk
membagikan pengalamannya saat melakukan wisata ke tempat wisata
tertentu.
ContextualTravel NewsMemberikan informasi mengenai tempat tempat
wisata yang menarik untuk dikunjungi dan sesuai dengan budget
pelanggan
CommunicativeCommentFitur ini memberikan kebebasan kepada
pelanggan untuk mengomentari promo promo yang diberikan oleh
perusahaan.
3.2. Hasil Perancangan Sistem E-CRM PT. ATNetworkBerikut ini
merupakan beberapa screenshot dari aplikasi analytical E-CRM:
Gambar 3.1. Halaman View Potential Sales
Gambar 3.2. Halamn View Popular Route
Gambar 3.3. Halaman View Popular AirlinesBerikut ini merupakan
beberapa screenshot dari aplikasi web operational social CRM:
Gambar 3.4. Halaman Travel News
Gambar 3.5. Halaman Travel Promo
Gambar 3.6. Halaman View Travel News
Gambar 3.7. Halaman View Travel Promo
Gambar 3.8. Halaman Article Manager
Gambar 3.9. Halaman Promo Manager
Gambar 3.10. Widget Airpaz4. SIMPULAN DAN SARAN4.1.
SimpulanSimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan yang telah
dilakukan adalah:
1. Dari analisis sistem berjalan pada internal perusahaan yang
dilakukan dengan menggunakan value network maka diperoleh informasi
bahwa terdapat masalah yang dihadapi terkait dengan pelanggan dan
sistem yang berjalan, yaitu metode pembayaran melalui transfer yang
baru mencakup beberapa bank di Indonesia dan Malaysia, pengembangan
fitur fitur website yang dilakukans saat ini masih sangat terbatas,
intensitas hubungan dengan pelanggan yang relatif rendah, serta
belum ada kerja sama antara perusahaan dengan hotel atau biro
perjalanan.
2. Dari hasil analisa industri yang dilakukan dengan menggunakan
model lima kekuatan persaingan menurut Porter diketahui bahwa
perusahaan berada pada industri jasa yang memiliki daya tarik yang
cukup baik dengan tingkat pesaingan yang tinggi, potensi pesaing
baru yang masuk rendah, dan jumlah produk subtitusi yang sedikit
dengan daya tawar pemasok dan pelanggan yang tinggi. Proses tahap
pencocokan menggunakan analisa internal eksternal memberikan
gambaran kekuatan perusahaan yang cukup baik sehingga perusahaan
dapat mengantisipasi setiap peluang dan ancaman yang ada dengan
baik. Hal ini dikuatkan dengan matriks profil kompetitif dimana
perusahaan dapat bersaing dengan kompetitor utama dalam industri
bisnis ini, yaitu PT. Global Tiket Network dan PT. Traveloka. Dari
perumusan strategi ditemukan bahwa penetrasi pasar merupakan
strategi yang tepat dan sistem E-CRM merupakan sistem yang
diusulkan untuk mendukung strategi yang telah dirumuskan. Sistem
E-CRM yang diusulkan adalah analytical E-CRM yang akan membantu
perusahaan untuk mengenal pelanggannya lebih dalam sehingga dapat
meningkatkan interaksi dengan pelanggan. Selain itu, pengembangan
sistem CRM operasional perusahaan mulai diarahkan ke dalam Social
CRM untuk melibatkan pelanggan dalam proses bisnis perusahaan.
3. Perancangan sistem E-CRM diperoleh dari hasil penurunan
analisa masalah dan strategi yang dikelompokkan ke dalam 3 fase
CRM, yaitu acquire, enhance dan retain. Fitur yang ada dalam fase
acquire dan enhance adalah view popular airline dan view popular
route. Sedangkan fitur yang ada dalam fase retain adalah view
potential sales. Selain itu, pengembangan sistem operasional CRM
dengan konsep Social CRM juga dilakukan dengan memperhatikan enam
hal, yaitu content, connected, creative, collaborative, contextual
dan communicative dimana menghasilkan portal untuk para traveling
blogger. Pengembangan portal ini merupakan langkah awal perusahaan
dalam memulai pengembangan sistem CRM dengan konsep Social CRM.4.2.
SaranPoin tambahan yang dapat dilakukan untuk pengembangan sistem
lebih lanjut antara lain:
1. Penggunaan data mining dalam sistem analytical E-CRM yang
ada. Penerapan teknologi data mining memungkinkan perusahaan untuk
melakukan analisa yang lebih dalam pada data data perusahaan
sehingga semakin memudahkan perusahaan dalam menciptakan pelayanan
yang lebih baik kepada pelanggan.
2. Pengintegrasian sistem operasional E-CRM yang dimiliki
perusahaan saat ini dengan sistem Operasional Social CRM yang
dikembangkan dan mengarahkan pengembangan sistem CRM selanjutnya ke
Social CRM. Pengintegrasian dan pengembangan sistem ini bertujuan
agar pelanggan semakin dekat dengan perusahaan sehingga dapat
membangun hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain
(Askool, 2011).
3. Sistem reward untuk para blogger yang memasang widget Airpaz
pada blog mereka. Reward dapat diberikan pada setiap transaksi
penjualan yang terjadi melalui widget yang dipasang. Hal ini dapat
mengundang para blogger untuk memasang widget ini.REFERENSI
Askool, S., & Nakata, K. (2011). A conceptual model for
acceptance of social CRM systems based on a scoping study. AI &
Society, 26, 205-220
Baran, R. J., Galka, R. J., & Strunk, D. P. (2008).
Principles of Customer Relationship Management. USA: Thomson
South-Western.
Buttle, F. (2009). Customer Relationship Management Concepts and
Technologies (2nd edition). USA: Elsevier.
Chaffey, D. (2011). E-Business and E-Commerce management:
strategy, implementation and practice (5th edition). England:
Pearson Education.
Connolly, T., & Begg, C. (2010). Database Systems: A
practical Approach to Design, Implementation, and Management (5th
edition). (A. Wesley, Ed.) US.
David, F. R. (2011). Strategic Management Concepts and Cases
(13th edition). England: Pearson.
Eley, B., & Tilley, S. (2009). Online Marketing Inside Out.
Australia: SitePoint.
Greenberg, P. (2010). CRM at the speed of light fourth edition:
Social CRM stragies, tools, and techniques for engaging your
customer (4th edition). USA: McGraw-Hill.
Hoffer, Jeffrey A., Prescott, Mary B., McFadden, Fred R. (2008).
Modern Database Management (8th edition). New Jersey. Pearson
Prentice Hall.
Inmon, W. H. (2005). Building the Data Warehouse (4th edition.).
Wiley.
Jorfi, H., Jorfi, S., Yaccob, H.F.B., Shah, I.M. (2011).
Relationships among Strategic Management, Strategic Behaviors,
Emotional Intelligence, IT-business Strategic Alignment,
Motivation, and Communication Effectiveness. Business and
EconomicsManagement. 6, 30-37.Khan, R. A. (2012). Business
Intelligence: An Integrated Approach. Business Intelligence Journal
- January, 2012 Vol.5 No.1, 64-70.
Kimball, R., & Castera J., (2004). The Data Warehouse ETL
Toolkit: Practical Techniques for Extracting, Cleaning, Conforming,
and Delivering data. Canada: Wiley.Kotler, P. & Amstrong, G.
(2012). Principle of Marketing (14th edition). England: Pearson
Kotler P., & Keller K.L. (2009). Marketing Management (13th
edition). New Jersey: Prentice Hall.
Laudon, K.C., & Laudon, J.P. (2010). Management Information
System (11th edition). New Jersey: Pearson Prentice Hall.
OBrien, James A. (2005). Pengantar Sistem Informasi, edisi
ke-12. Salemba Empat, Jakarta.
Stenlund, K. L. (2010). Using Grounded Theory Methodology and
Rich Picture Diagrams in analysing Value Creation in Houses of
Culture Projects in Sweden. The Built & Human Environment
Review, 3(1), 2.
Satzinger, J. W., Jackson, R. B., & Burd, S. D. (2010).
System Analysis and Design in a Changing World. Course Technology,
Cengage Learning.
Satzinger, J. W., Jackson, R. B., & Burd, S. D. (2012).
Introduction to System Analysis and Design an Agile, Iterative
Approach. Course Technology, Cengage Learning.
Stabell, C. B., & Fjeldstad, O. D. (1998). Configuring Value
for Competitive Advantage: on Chains, Shops, and Networks.
Strategic Management Journal, 19, 413-437
Taylor, B. W. (2006). Introduction to Management Science (9th
edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.Turban, E., King, D.
(2012). Electronic Commerce 2012: Managerial and Social Networks
Perspectives (7th edition).
Turner, R., Huemann, M., Anbari, F., & Bredillet, C. (2010).
Perspectives on Projects. New York: Routledge.
Velicanu, M., & Matei, G. (2007). Database Versus Data
Warehouse. Information Economics, 3, 91-95.
Vercellis, C. (2009). Business Intelligence. WILEY.
Ward, J., & Peppard, J. (2002). Strategic Planning for
Information Systems (3rd edition). John Wiley & Sons Ltd.
Xu, M. (2005). Gaining customer knowledge through Analytical
CRM. Industrial Management & Data Systems, 105, 955-971RIWAYAT
PENULIS
Jefry Widianata lahir di Bandung pada tanggal 24 Januari 1990.
Penulis menamatkan pendidikan S1 pada Universitas Bina Nusantara
dalam bidang Sistem Informasi dan Manajemen tahun 2013.Meyliana
lahir di Purworejo pada tanggal 17 Mei 1973. Penulis menamatkan
pendidikan S1 pada Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sistem
Informasi pada tahun 1996 dan mendapatkan gelar master di bidang
Manajemen Sistem Informasi dari Universitas Bina Nusantara dalam
bidang Manajemen Sistem Informasi dari Universitas Bina Nusantara
tahun 1999. Saat ini penulis sedang mengambil program doktor Ilmu
Komputer pada Universitas Indonesia.
Robertus Tang Herman lahir di Ruteng pada tanggal 23 Juni 1977.
Penulis menamatkan pendidikan S1 pada Univesitas Bina Nusantara
dalam Bidang Manajemen tahun 2001 dan mendapatkan gelar master
dalam bidang Strategic Marketing dari Universitas Bina Nusantara
tahun 2006. Saat ini penulis sedang mengambil program doktor di
bidang Marketing Science pada Universitas Bina Nusantara.