17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2018:3), sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling terkait, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang mendukung sistem yang lebih besar. Menurut Hall (2016:5), sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan, yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Sistem adalah dua atau lebih komponen yang saling berkaitan yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terbentuk dari beberapa subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar (“Sistem Informasi Akuntansi: Esensi dan Aplikasi”, 2017). Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan saling mendukung, serta masing-masingnya berfungsi secara independen, tetapi memiliki tujuan yang sama. 2.1.2 Pengertian Informasi Menurut Romney dan Steinbart (2018:3), informasi adalah data yang telah dikelola dan diolah atau diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Informasi adalah data yang telah diorganisir dan diproses sehingga bermanfaat bagi proses pengambilan keputusan. Informasi berfungsi untuk mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kualitas keputusan, dan meningkatkan kemampuan untuk merancanakan dan menjadwalkan aktivitas (“Sistem Informasi Akuntansi: Esensi dan Aplikasi”, 2017). 2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2016:4), sistem informasi adalah serangkaian komponen yang saling terkait, yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan output informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.
35
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1_1047_Bab2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
17
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Romney dan Steinbart (2018:3), sistem adalah rangkaian dari
dua atau lebih komponen-komponen yang saling terkait, yang berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari
subsistem yang lebih kecil, yang mendukung sistem yang lebih besar.
Menurut Hall (2016:5), sistem adalah kelompok dari dua atau lebih
komponen atau subsistem yang saling berhubungan, yang berfungsi dengan
tujuan yang sama.
Sistem adalah dua atau lebih komponen yang saling berkaitan yang
berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terbentuk dari
beberapa subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar
(“Sistem Informasi Akuntansi: Esensi dan Aplikasi”, 2017).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem
merupakan kumpulan dari komponen atau subsistem yang saling
berhubungan dan saling mendukung, serta masing-masingnya berfungsi
secara independen, tetapi memiliki tujuan yang sama.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut Romney dan Steinbart (2018:3), informasi adalah data yang
telah dikelola dan diolah atau diproses untuk memberikan arti dan
memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Informasi adalah data yang telah diorganisir dan diproses sehingga
bermanfaat bagi proses pengambilan keputusan. Informasi berfungsi untuk
mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kualitas keputusan, dan
meningkatkan kemampuan untuk merancanakan dan menjadwalkan aktivitas
(“Sistem Informasi Akuntansi: Esensi dan Aplikasi”, 2017).
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2016:4), sistem informasi
adalah serangkaian komponen yang saling terkait, yang mengumpulkan,
memproses, menyimpan, dan menyediakan output informasi yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan bisnis.
18
Menurut Hall (2016:7), sistem informasi adalah serangkaian prosedur
formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan
didistribusikan kepada para pengguna.
Berdasarkan kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi merupakan serangkaian komponen yang bertugas untuk
mengumpulkan, memproses dan menyimpan data sehingga menghasilkan
output berupa informasi yang didistribusikan kepada pengguna untuk
memenuhi kebutuhan bisnis.
2.1.4 Pengertian Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2018:10), akuntansi adalah proses
identifikasi, pengumpulan, dan penyimpanan data serta proses
pengembangan, pengukuran, dan komunikasi informasi.
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2015:4), akuntansi terdiri
dari 3 (tiga) kegiatan dasar, yaitu mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan peristiwa ekonomi suatu organisasi kepada pengguna
yang membutuhkan informasi mengenai hal tersebut.
2.1.3.1 Persamaan Akuntansi
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2015:12), assets
adalah sumber daya yang dimiliki bisnis. Liabilities adalah utang yang
harus dibayarkan kepada pemiliknya atau kreditor. Sedangkan
owner’s equity adalah klaim pemilik atas asset entitas.
Hubungan antara assets, liabilities, dan owner’s equity dapat
digambarkan persamaan dasar akuntansi. Persamaan akuntansi
berlaku untuk seluruh entitas ekonomi terlepas dari ukuran, sifat
bisnis, atau bentuk organisasi bisnis.
Gambar 2. 1 Persamaan Dasar Akuntansi
Sumber: Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2015:12)
2.1.3.2 Klasifikasi Akun Penggajian
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2015:FM2),
klasifikasi akun yang berhubungan dengan penggajian yaitu:
19
Tabel 2. 1 Klasifikasi Akun Penggajian
Account Title Classification Financial
Statement
Normal
Balance
Salaries and
Wages Expense
Operating
Expense
Income
Statement
Debit
Salaries and
Wages Payable
Current
Liability
Balance Sheet Credit
2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2018:10), sistem informasi akuntansi
adalah sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan,
dan mengolah data untuk menghasilkan suatu informasi dalam pengambilan
keputusan. Sistem informasi akuntansi dapat menjadi sistem informasi utama
dalam sebuah organisasi dan dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna untuk melakukan pekerjaan.
Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem yang mengumpulkan,
mencatat, menyimpan, dan memproses data sehingga menghasilkan informasi
bagi para pengambil keputusan (“Sistem Informasi Akuntansi: Esensi dan
Aplikasi”, 2017).
Menurut Hall (2016:9), sistem informasi akuntansi terdiri atas tiga
subsistem, yaitu:
1. Sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system),
yaitu sistem yang mendukung proses bisnis melalui berbagai
dokumen yang dimiliki perusahaan. Sistem ini penting untuk
keseluruhan fungsi dari sistem informasi, karena berbagai
kegiatan ekonomi dikonversikan ke dalam transaksi keuangan,
berbagai transaksi keuangan dicatat kedalam catatan akuntansi
seperti jurnal dan buku besar, serta informasi keuangan yang
penting didistribusikan untuk personel operasional.
Sistem pemrosesan transaksi terdiri atas tiga siklus transaksi, yaitu
siklus pendapatan, siklus pengeluaran, dan siklus konversi. Sistem
pemrosesan penggajian termasuk di dalam siklus pengeluaran.
2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan (general ledger/financial
reporting system), yaitu sistem yang menghasilkan laporan
20
3. keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, arus kas,
pengembalian pajak, serta berbagai laporan lainnya yang
disyaratkan hukum.
4. Sistem pelaporan manajemen (management reporting system),
yaitu sistem yang menyediakan pihak manajemen internal
berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran,
laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.
2.1.6 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2018:11), terdapat 6 (enam)
komponen dari sistem informasi akuntansi, yaitu:
1. Orang-orang yang menggunakan sistem
2. Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan,
memproses, dan menyimpan data
3. Data mengenai organisasi beserta aktivitas bisnisnya
4. Software yang digunakan untuk memproses data
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, perangkat
periferal, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan
dalam sistem informasi akuntansi
6. Pengendalian internal dan tindakan keamanan yang menjaga data
sistem informasi akuntansi
2.2 Siklus Penggajian
2.2.1 Pengertian Gaji atau Upah
Pengertian upah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan Pasal 1 adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.
21
2.2.2 Pengertian Siklus Penggajian
Menurut Romney dan Steinbart (2018:7), siklus penggajian terjadi
saat dimana karyawan dipekerjakan, dilatih, diberi kompensasi, dievaluasi,
dipromosikan, dan diberhentikan.
2.2.3 Aktivitas Siklus Penggajian
Menurut Romney dan Steinbart (2018:469), terdapat 5 (lima) sumber
utama input dalam sistem penggajian. Sumber input dalam sistem penggajian
tersebut digambarkan dalam sebuah context diagram.
Gambar 2. 2 Context Diagram dari Siklus Penggajian
Sumber: Romney dan Steinbart (2018:469)
Gambar diatas menjelaskan bahwa departemen HRM memberikan
informasi tentang perekrutan, terminasi, dan perubahan tingkat pembayaran
karena kenaikan gaji dan promosi. Para karyawan memulai perubahan dalam
pengurangan diskresioner, misalnya kontribusi untuk rencana pensiun.
Beragam departemen lain menyediakan data aktual mengenai jam kerja
karyawannya. Lembaga pemerintah menyediakan tarif pajak dan instruksi
untuk memenuhi persyaratan peraturan. Begitu juga dengan perusahaan
asuransi dan organisasi lain yang memberikan instruksi untuk menghitung
berbagai pemotongan.
Pada sistem penggajian, principal output yang dihasilkan adalah cek,
baik dalam bentuk kertas ataupun cek elektronik. Para karyawan menerima
gaji per individu sebagai kompensasi atas pekerjaan yang dilakukan. Cek gaji
dikirim ke bank dengan tujuan untuk mentransfer dana dari rekening regular
perusahaan ke daftar ke rekening penerima gaji. Cek juga dikeluarkan untuk
instansi pemerintah, perusahaan asuransi, dan organisasi lain untuk
memenuhi kewajiban perusahaan, misalnya pembayaran pajak dan premi
22
asuransi. Selain itu, sistem penggajian menghasilkan berbagai laporan untuk
penggunaan internal dan eksternal.
2.3 Komponen Penggajian
2.3.1 Cuti
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 79, terdapat aturan bahwa pengusaha
wajib memberi waktu cuti kepada pekerja. Terdapat beberapa cuti yang diatur
oleh Undang-undang tersebut, yaitu:
1. Cuti Tahunan
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 79, cuti tahunan
didapat sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah
pekerja yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan
secara terus menerus. Berdasarkan Pasal 84, setiap pekerja/buruh
yang menggunakan hak tersebut berhak mendapat upah penuh.
Cuti tahunan diatur dalam Perjanjian Kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama.
2. Cuti Sakit
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 93, pekerja yang
mengalami sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan
diperbolehkan mengambil waktu istirahat/cuti sesuai dengan
jumlah hari yang disarankan oleh dokter dan berhak mendapat
upah. Ketentuan untuk cuti sakit biasanya juga diatur oleh
perusahaan melalui Perjanjian Kerja.
3. Cuti Besar
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 79, pekerja
mendapatkan istirahat/cuti panjang sekurang-kurangnya 2 (dua)
bulan dan dilaksanakan pada tahun ke-7 (tujuh) dan ke-8
(delapan) masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja yang telah
bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus menerus pada
perusahaan yang sama. Dengan ketentuan, pekerja tersebut tidak
berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan
23
dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6
(enam) tahun.
4. Cuti Bersama
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor B.70/M.NAKER/PHIJSK-SES/V/2018 Tentang
Pelaksanaan Cuti Bersama pada Perusahaan, cuti bersama
merupakan bagian dari cuti tahunan. Pekerja yang melaksanakan
cuti pada hari cuti bersama, maka hak cuti yang diambil
mengurangi ha katas cuti tahunan pekerja yang bersangkutan.
Sedangkan bagi pekerja yang bekerja pada hari cuti bersama,
maka hak cuti tahunannya tidak berkurang dan pekerja berhak atas
upah penuh.
5. Cuti Hamil
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 82, pekerja
perempuan berhak memperoleh istirahat/cuti selama 1,5 (satu
setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu
setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter
kandungan atau bidan. Selain itu, pekerja perempuan yang
mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat
1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan
dokter kandungan atau bidan.
6. Cuti Penting
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 93, pekerja
mendapatkan hak atas upah apabila tidak bekerja karena alasan
penting, seperti pekerja menikah, menikahkan anak,
mengkhitankan anak, membaptiskan anak, istri melahirkan atau
mengalami keguguran kandungan, dan anggota keluarga dalam
satu rumah meninggal dunia.
2.3.2 Lembur
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 78, kerja lembur hanya bisa dilakukan
apabila ada perintah dari pengusaha dan disetujui oleh karyawan. Dengan
24
kata lain, lembur berlaku apabila adanya kesepatakan antara kedua belah
pihak. Pengusaha juga wajib untuk membayar upah kerja lembur karyawan
diluar upah.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan
Upah Kerja Lembur Pasal 1 menyatakan bahwa waktu kerja lembur adalah
waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8
(delapan) jam sehari, dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5
(lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau waktu kerja pada hari istirahat
mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah.
Pada Pasal 8 disebutkan bahwa perhitungan upah lembur didasarkan
pada upah bulanan. Cara menghitung upah lembur dalam 1 (satu) jam adalah
1/173 kali upah 1 (satu) bulan karyawan.
Pada Pasal 10 disebutkan bahwa dalam hal upah pokok dan tunjangan
tetap maka dasar perhitungan upah lembur adalah 100% (seratus persen) dari
upah. Dalam hal upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap dan tunjangan
tidak tetap, apabila upah pokok tambah tunjangan tetap lebih kecil dari 75%
(tujuh puluh lima persen) keseluruhan upah, maka dasar perhitungan upah
lembur 75% (tujuh puluh lima persen) dari keseluruhan upah.
2.3.3 Tunjangan
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor SE-
07/MEN/1990 tentang Pengelompokkan Upah, tunjangan tetap adalah suatu
pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara
tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan dalam satuan waktu
yang sama dengan pembayaran upah pokok, seperti: tunjangan istri,