1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan, namun juga untuk memenuhi aktivitas sehari-hari. Postur tubuh yang baik akan memudahkan untuk melakukan aktivitas dengan baik. Dengan memiliki postur tubuh yang baik, normal, dan sehat maka seseorang akan meningkatkan rasa percaya dirinya dan bebas untuk bersosialisasi dengan siapapun. Salah satu yang membentuk postur tubuh adalah bentuk dan sususnan tulang belakang. Tulang belakang sangat berperan penting untuk pembentukan postur tubuh. Tulang belakang yang normal akan membentuk postur tubuh yang normal, begitu pula sebaliknya. Namun, dalam kenyataannya terdapat gangguan pada tulang belakang yang membuat perubahan pada postur tubuh.Salah satu kelainan pada tulang belakang yang sering ditemui adalah lordosis, kifosis, dan scoliosis Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma, gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Lordosis adalah penekanan kearah dalam kurvatura servikal lumbal melebihi batas fisiologis. Dan skoliosis adalah penyimpangan tulang belakang ke lateral dari garis tengah atau terjadi lengkungan yang abnormal pada vertebra kearah lateral Banyak penyebab yang menyebabkan gangguan ini sangat umum ditemukan, salah satunya adalah posisi duduk yang salah, kongenital, neuromuskuler, dan sebagainya. Penyakit/ kelainan ini dapat sembuh jika ditangan secara dini misalnya dengan pemasangan brace, namun jika sudah terlambat untuk ditangani maka memerlukan proses pembedahan. Selain itu, teknik pengobatan juga tergantung dengan penyebab terjadinya kelainan tulang belakang tersebut Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membuat makalah dengan judul “Kifosis, Lordosis dan Skoliosis”.
40
Embed
BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan, namun juga untuk memenuhi
aktivitas sehari-hari. Postur tubuh yang baik akan memudahkan untuk melakukan
aktivitas dengan baik. Dengan memiliki postur tubuh yang baik, normal, dan sehat maka
seseorang akan meningkatkan rasa percaya dirinya dan bebas untuk bersosialisasi
dengan siapapun.
Salah satu yang membentuk postur tubuh adalah bentuk dan sususnan tulang
belakang. Tulang belakang sangat berperan penting untuk pembentukan postur tubuh.
Tulang belakang yang normal akan membentuk postur tubuh yang normal, begitu pula
sebaliknya. Namun, dalam kenyataannya terdapat gangguan pada tulang belakang yang
membuat perubahan pada postur tubuh.Salah satu kelainan pada tulang belakang yang
sering ditemui adalah lordosis, kifosis, dan scoliosis
Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat
trauma, gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Lordosis adalah penekanan
kearah dalam kurvatura servikal lumbal melebihi batas fisiologis. Dan skoliosis adalah
penyimpangan tulang belakang ke lateral dari garis tengah atau terjadi lengkungan yang
abnormal pada vertebra kearah lateral
Banyak penyebab yang menyebabkan gangguan ini sangat umum ditemukan, salah
satunya adalah posisi duduk yang salah, kongenital, neuromuskuler, dan sebagainya.
Penyakit/ kelainan ini dapat sembuh jika ditangan secara dini misalnya dengan
pemasangan brace, namun jika sudah terlambat untuk ditangani maka memerlukan
proses pembedahan. Selain itu, teknik pengobatan juga tergantung dengan penyebab
terjadinya kelainan tulang belakang tersebut
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membuat makalah dengan judul
“Kifosis, Lordosis dan Skoliosis”.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah anatomi fisiologi system muskuloskeletal?
2. Apa definisi kifosis, lordosis dan skoliosis?
3. Bagaimana etiologi kifosis, lordosis dan skoliosis?
4. Bagaimana patofisiologi kifosis, lordosis dan skoliosis?
5. Apa saja manifestasi klinis pada penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis?
6. Bagaimana WOC kifosis, lordosis dan skoliosis?
7. Apa saja klasifikasi kifosis, lordosis dan skoliosis?
8. Bagaimana cara pencegahan penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis?
9. Apa saja komplikasi kifosis, lordosis dan skoliosis?
10. Bagaimana penatalaksanaan penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis?
11. Apa saja pemeriksaan penunjang pada penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis?
12. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kifosis, lordosis dan skoliosis?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Muskuloskeletal 1
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi system muskuloskeletal
2. Untuk mengetahui definisi kifosis, lordosis dan skoliosis
3. Untuk mengetahui etiologi kifosis, lordosis dan skoliosis
4. Untuk mengetahui patofisiologi kifosis, lordosis dan skoliosis
5. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis pada penyakit kifosis,
lordosis dan skoliosis
6. Untuk mengetahui WOC kifosis, lordosis dan skoliosis
7. Umtuk mengetahui klasifikasi kifosis, lordosis dan skoliosis
8. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis
9. Untuk mengetahui komplikasi kifosis, lordosis dan skoliosis
10. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan penyakit kifosis, lordosis
dan skoliosis
11. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang pada kifosis, lordosis
dan skoliosis
3
12. Untuk mengetahui asuhan keperawatan apa yang akan diberikan pada klien
dengan kifosis, lordosis dan skoliosis
1.4 Manfaat
Dapat memahami tentang penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis berkenaan dengan
pelayanan kesehatan dan dapat memberikan asuhan keperawatan bagi klien dengan baik
dan benar.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung
jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan
ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-
jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur
A. TULANG
Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif, proteksi
alat-alat di dalam tubuh, pembentuk tubuh metabolism kalsium, mineral dan organ
hemopoetik. Komponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-
mineral dan jaringan organik (kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan fosfat
membentuk suatu kristal garam (hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks
kolagen dan proteoglikan. Matriks organic tulang disebut juga sebagai osteoid.
Sekitar 70% dari osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan
5
ketegangan tinggi pada tulang. Materi organik lain yang juga menyusun tulang
berupa proteoglikan seperti asam hialuronat. Adapun bagian-bagian tulang ialah:
1. Tulang Tengkorak
Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala.
Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat
belas tulang yang menyusun bagian wajah. tulang tengkorak bagian kepala
merupakan bingkai pelindung dari otak.
Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:
a. Parietal : tulang dahi
b. Temporal : tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga
c. Occipital : daerah belakang daritengkorak
d. Spenoid : berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji
e. Ethmoid : tulang yang menyusun rongga hidung. Sendi yang terdapat
diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut rahang
bawah (menempel pada tulang tengkorak sutura)
Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:
a. Temporal.
Hal tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan
gerakan yang lebih bebas
b. Rahang bawah
Menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit
c. Palatinum (tulang langit-langit)
Menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga
mulut
d. Zigomatik (tulang pipi)
6
e. Tulang hidung
f. Tulang lakrimal (sekat tulang hidung)
2. Tulang Dada
a. Tulang hulu / manubrium, terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat
melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua
b. Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya
tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan
sampai sepuluh.
c. Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang
dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan
3. Tulang Rusuk
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya
1). melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan.
2). melindungi lambung, limpa dan ginjal.
3). membantu pernapasan.
Adapun bagian-bagian tulang rusuk diantaranya
a. Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang
Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-
ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan
tulang dada dengan perantaraan tulang rawan.
b. Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang
7
Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk
sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang
sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan
yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada.
c. Rusuk melayang berjumlah 2 pasang.
Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang, sedangkan ujung depannya bebas
4. Ruas-ruas Tulang Belakang
Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33
buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. ke 33 buah tulang tersebut terbagai
atas 5 bagian yaitu:
a. 7 Ruas pertama disebut tulang leher. Ruas pertama dari tulang leher disebut
tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. bentuk dari
tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan atau
goyangan "ya" atau goyangan "tidak"
b. 12 ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang
punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya
tulang rusuk.
8
c. 5 ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang
lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang
menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.
d. 5 ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga
terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
e. Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx),
tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu dengan
Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga
keseimbangan. menyokong kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot,
rusuk dan beberapa organ
5. Extremitas Superior
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun dari:
a. Humerus / tulang lengan atas.
Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan
dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan
merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna
b. Radius dan ulna / pengumpil dan hasta.
Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat
dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar
untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
c. karpal / pergelangan tangan.
Tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen
d. Metakarpal / telapak tangan.
Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan
tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan
tulang-tulang jari (palanges)
e. Palanges (tulang jari-jari)
Tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang,
kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
6. Ekstremitas Inferior
Tulang anggota gerak bawah disusun oleh :
a. Femur / tulang paha
Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul
sampai ke lutut.
9
b. Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis
Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan
dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan
tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh.
Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot
c. Patela / tempurung lutut
Terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi
melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang
membentuk lutut
d. Tarsal / Tulang pergelangan kaki
Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya
adalah tulang tumit.
e. Metatarsal / Tulang telapak kaki
Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar
f. Palanges / tulang jari-jari tangan
Tersusun setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 14
tulang.
Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah :
a. Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh.
b. Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja
otot-otot yang melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu system
pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang melekat padanya.
c. Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain.
d. Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam
sumsum merah tulang tertentu
B. OTOT
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat
lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut
dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada
yang melekat di bawah permukaan kulit.
10
1. Fungsi Otot
a. Pergerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan
bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
b. Penopang tubuh dan mempertahankan postur
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam
posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
c. Produksi panas
Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.
2. Ciri-ciri Otot
a. Kontrakstilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan
pemendekan otot
b. Eksitabilitas
Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls
saraf.
c. Ekstensibilitas
d. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot
saat rileks.
e. Elastisitas
11
Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang.
3. Jenis-jenis Otot
a. Otot Rangka
Merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka. Serabut otot
sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar
antara 10 mikron sampai 100 mikron. Setiap serabut memiliki banyak inti
yang tersusun di bagian perifer. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
b. Otot Skelet
Disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut
berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
C. SENDI
Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga
dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan.
1. Synarthrosis (suture).
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya
terdiriatas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.
2. Amphiarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah
kartilago. Contoh: Tulang belakang.
12
3. Diarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri
daristruktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi
engsel(siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).
D. TENDON
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang
terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang
denganotot atau otot dengan otot.
E. LIGAMEN
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis
penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang
yang diikat oleh sendi.
2.2. Definisi
A. Kifosis
Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada
tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma,
gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif.
Kifosis pada masa remaja juga disebut penyakit
Scheuermann. (Aditya, 2000)
Kifosis kongenital merupakan kondisi kelainan
kongenital dengan angulasi konveks yang bertambah
secara tidak normal pada kurvatura tulang torakal.
Kondisi kifosis kingenital memang kondisi yang jarang terjadi, tetapi bila kondisi
ini tidak diberikan intervensi akan meningkatkan resiko paraplegi. Kifosis
13
kongenital terdiri dari dua tipe, yaitu tipe defek pada segmen tulang belakang,dan
tipe defek deformasi. (Helmi, 2013)
Penyakit Scheuermann adalah suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri
punggung dan adanya bonggol di punggung (kifosis).
B. LORDOSIS
Lordosis adalah kecekungan lengkungan vertebra lumbal dan servikal kearah
depan ketika dilihat dari samping (Dorlan, 2012)
Lordosis adalah penekanan kearah dalam kurvatura servikal lumbal melebihi
batas fisiologis. Lordosis kongenital ada kondisi klinik sedikit didapatkan biasanya
deformitas bersifat progresif. (Helmi, 2013)
Lordosis adalah penekanan ke arah dalam kurvatura servikal lumbal
melebihi batas fisiologis. Lordosis kongenital pada kondisi klinik sedikit di
dapatkan, biasanya deformitas bersifat progresif. Dengan adanya kondisi
deformitas lordosis akan memberikan pengaruh pada sepina torakal, jarak
14
sepina-sternum ( pnenurunan kapasitas paru ), gagal napas, dan bahakan
kematian dini. Pada saat deformitas ini terjadi pada lumbal, maka secara
progresif akan terjadi hiperlordosis pada lumbal
C. SKOLIOSIS
Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk
pada tulang belakang dimana terjadi
pembengkokan tulang belakang ke arah
samping kiri atau kanan.Kelainan skoliosis ini
sepintas terlihat sangat sederhana. Namun
apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi
perubahan yang luar biasa pada tulang belakang
akibat perubahan bentuk tulang belakang secara
tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan
lunak sekitarnya dan struktur lainnya.
Skoliosis adalah penyimpangan tulang belakang ke lateral dari garis tengah
atau terjadi lengkungan yang abnormal pada vertebra kearah lateral. (Suratun,
2008)
Kongenital skoliosis adalah suatu kondisi perubahan kurvatura spina kearah
lateral yang disebabkan oleh anomali dari perkembangan tulang belakang. (Helmi,
2013)
Kongenital skoliosis adalah suatu kondisi perubahan kurvatura spina ke
arah lateral yang di sebabkan oleh anomali dari perkembangan tulang
belakang
2.3. Etiologi
A. Kifosis
Etiologi dari kifosis ialah:
a. Trauma
b. Gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif.
15
Kifosis pada masa remaja juga disebut penyakit Scheuermann. Penyebab dari
penyakit Scheuermann tidak diketahui. Penyakit ini muncul pada masa remaja dan
lebih banyak menyerang anak laki-laki.
B. Lordosis
Beberapapenyebab lordosisi, diantaranya:
a. Kesalahan posisi duduk yang menyebabkan kelainan pada tulang belakang
b. Kongenital
C. Skoliosis
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis, ialah:
a. Kongenital
Biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang
belakang atau tulang rusuk yang menyatu
b. Neuromuskuler
Pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat
penyakit berikut:
1. Cerebral palsy
2. Distrofi otot
3. Polio
4. Osteoporosis juvenile
c. Idiopatik
Penyebabnya tidak diketahui
2.4. Patofisiologi
Kelainan tulang belakang disebabkan oleh banyak factor diantaranya adalah
idiopatik, kongenital, posisi duduk yang salah serta cara mengangkat beban yang salah.
Kelainan ini dapat terjadi kongenital apabila terdapat gangguan pembentukan
tulang belakang atau adanya pembentukan yang abnormal pada saat dalam kandungan.
Kelainan ini biasanya terjadi pada minggu ke-5 kehamilan. Sehingga pada saat bayi
lahir maka terdapat kelainan pada tulang belakangnya.
Selain akibat kelainan selama masa kehamilan, kelainan ini juga disebabkan oleh
posisi duduk yang salah dan berlangsung terusmenerus terutamna selama masa
pertumbuhan berlangsung. Oleh karena itu, jika kelainan ini terjadi di masa
16
pertumbuhan maka pengobatan secepatnya harus dilakukan agar postur tubuh kemali
normal.
Penyakit neuromuskuler, ataupun tumor di tulang belakang juga bias menyebabkan
kelainan pada tulang belakang. Mengangkat beban yang berat namun tidak dalam posisi
yang tidak sesuai dengan posisi anatomis juga dapat menyebabkan kelainan pada tulang
belakang akibat penarikan tulang belakang yang terjadi terus-menerus.
Akibat adanya kelainan ini, maka dapat mengganggu system dalam tubuh.
Kelainan ini dapat menyebabkan penekanan pada rongga thoraks sehingga penderita
dapat mengurangi ekspansi paru dan pemasukan O2 dalam tubuh dapat semakin sedikit.
Selain menekan paru, penekanan pada rongga thoraks juga dapat menekan jantung
sehingga jantung tidal dapat memompa darah secara maksimal. Hal ini juga dapat
menyebabkan aliran O2 ke seluruh sel tubuh ridak terpenuhi sehingga juga bias
mengganggu proses metabolism dan perkembangan.
Kelainan ini juga dapat menekan lambung sehingga lambung mudah penuh dan
menyebabkan mual karena asam lambung mudah penuh dan refluks. Hal ini dapat
menyebabkan penderita tidak nafsu makan sehingga asupan nutrisi dalam tubuh ya
juga berkurang.
Kelainan tulang belakang ini juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena
kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan. Sehingga dapat terjadi pembatasan gerak
pada penderitanya.
2.5. Manifestasi Klinis
A. Kifosis
Beberapa gejala umum kifosis, diantaranya:
a. Nyeri punggung yang menetap tetapi sifatnya ringan
b. Kelelahan
c. Nyeri bila ditekan dan kekakuan pada tulang belakang
d. Punggung tampak melengkung
e. Lengkung tulang belakang bagian atas lebih besar dari normal.
B. Lordosis
Gejala yang timbul akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang. Gejala
lordosis yang paling sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi
sesuai dengan gangguan lain yang menyertainya seperti distrofi muskuler,
gangguan perkembangan paha, dan gangguan neuromuskuler.
17
Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai, dan perubahan pola buang air
besar dan buang air kecil dapat terjadi pada lordosis, tetapi jarang. Jika terjadi
gejala ini, dibutuhkan pemeriksaan lanjut oleh dokter. Selain itu, gejala lordosis
juga seringkali menyerupai gejala gangguan atau deformitas tulang belakang
lainnya, atau dapat diakibatkan oleh infeksi atau cedera tulang belakang
C. Skoliosis
Gejala dari skolisis dapat berupa:
a. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
b. Bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
c. Nyeri punggung
d. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
e. Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60?) bisa
menyebabkan gangguan pernafasan.
Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke
kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri;
sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih
tinggi dari pinggul kiri.
18
2.6. WOC
19
20
21
2.7. Klasifikasi
A. Kifosis
Kifosis kongenital terdiri dari dua tipe, yaitu tipe defek pada segmen tulang
belakang dan tipe defek deformasi.
a. Defek pada segmen tulang belakang
Hal ini sering terjadi pada midtoraks atau region torakolumbal dan bisa
melibatkan 2-8 segemen tulang belakang, karakteristik berupa deformitas
angualsi gibus dan lancip. Paraplegi jarang terjadi, tetapi secra klinik
didapatkan adanya nyeri punggung bawah,(LBP) yang disebabkan adanya
kompensasi heperlordosis lumbal. Secara umum penyebab kondisi ini adalah
osofikasi progresif pada ruang diskus anterior.
b. Defek formasi
Defek formasi ini sering terjadi dan biasanya satu level, walaupun kondisi
defek multiple bisa juga terjadi. Defek formasi hampir selalu bersifat anterior
yang menghasilakan kifosis atau bisa juga dalam kondisi anterolateral disertai
sudut posterior dari hemivertebra yang mengahsilakn kifoskoliosis. Secara
umum penyebab kondisi ini adalah progresif umum apabila dan apabila tidak
mendapatkan pengobatan akanmeningkatkan resiko paraplegi. Paraplegi bisa
terjadi pada anak yang lebih muda, tetapi sering terjadi pada masa sekolah.
Kifosis tidak mendapatkan pengobatan akan mengalami tekanan kuat akibat
pertumbuhan atau mungkin akibat suatu trauma ringan sehungga
menimbulkan paraplegi.
Kifosis dapat terjadi sekunder terhadap penyakit seperti tuberkolosis kronik,
osteodistrofi, atau fraktur kompresi tulang torakal. Bentuk kifosis yang paling
umum adalah postural. Anak-anak khususnya selama masa pertumbuhantualng
rangka melebihi pertumbuhan otot, rentan terhadap kifosis normal yang berlebihan.
Posisi berdiri dan duduk yang tidak normal adalah salah satu penyebabnya. Hal ini
terutama lazim dialami oleh gadis remaja yang dengan sengaja mengambil postur