Top Banner
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan, namun juga untuk memenuhi aktivitas sehari-hari. Postur tubuh yang baik akan memudahkan untuk melakukan aktivitas dengan baik. Dengan memiliki postur tubuh yang baik, normal, dan sehat maka seseorang akan meningkatkan rasa percaya dirinya dan bebas untuk bersosialisasi dengan siapapun. Salah satu yang membentuk postur tubuh adalah bentuk dan sususnan tulang belakang. Tulang belakang sangat berperan penting untuk pembentukan postur tubuh. Tulang belakang yang normal akan membentuk postur tubuh yang normal, begitu pula sebaliknya. Namun, dalam kenyataannya terdapat gangguan pada tulang belakang yang membuat perubahan pada postur tubuh.Salah satu kelainan pada tulang belakang yang sering ditemui adalah lordosis, kifosis, dan scoliosis Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma, gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Lordosis adalah penekanan kearah dalam kurvatura servikal lumbal melebihi batas fisiologis. Dan skoliosis adalah penyimpangan tulang belakang ke lateral dari garis tengah atau terjadi lengkungan yang abnormal pada vertebra kearah lateral Banyak penyebab yang menyebabkan gangguan ini sangat umum ditemukan, salah satunya adalah posisi duduk yang salah, kongenital, neuromuskuler, dan sebagainya. Penyakit/ kelainan ini dapat sembuh jika ditangan secara dini misalnya dengan pemasangan brace, namun jika sudah terlambat untuk ditangani maka memerlukan proses pembedahan. Selain itu, teknik pengobatan juga tergantung dengan penyebab terjadinya kelainan tulang belakang tersebut Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membuat makalah dengan judul Kifosis, Lordosis dan Skoliosis”.
40

BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

Jul 19, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan, namun juga untuk memenuhi

aktivitas sehari-hari. Postur tubuh yang baik akan memudahkan untuk melakukan

aktivitas dengan baik. Dengan memiliki postur tubuh yang baik, normal, dan sehat maka

seseorang akan meningkatkan rasa percaya dirinya dan bebas untuk bersosialisasi

dengan siapapun.

Salah satu yang membentuk postur tubuh adalah bentuk dan sususnan tulang

belakang. Tulang belakang sangat berperan penting untuk pembentukan postur tubuh.

Tulang belakang yang normal akan membentuk postur tubuh yang normal, begitu pula

sebaliknya. Namun, dalam kenyataannya terdapat gangguan pada tulang belakang yang

membuat perubahan pada postur tubuh.Salah satu kelainan pada tulang belakang yang

sering ditemui adalah lordosis, kifosis, dan scoliosis

Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat

trauma, gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Lordosis adalah penekanan

kearah dalam kurvatura servikal lumbal melebihi batas fisiologis. Dan skoliosis adalah

penyimpangan tulang belakang ke lateral dari garis tengah atau terjadi lengkungan yang

abnormal pada vertebra kearah lateral

Banyak penyebab yang menyebabkan gangguan ini sangat umum ditemukan, salah

satunya adalah posisi duduk yang salah, kongenital, neuromuskuler, dan sebagainya.

Penyakit/ kelainan ini dapat sembuh jika ditangan secara dini misalnya dengan

pemasangan brace, namun jika sudah terlambat untuk ditangani maka memerlukan

proses pembedahan. Selain itu, teknik pengobatan juga tergantung dengan penyebab

terjadinya kelainan tulang belakang tersebut

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membuat makalah dengan judul

“Kifosis, Lordosis dan Skoliosis”.

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

2

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah anatomi fisiologi system muskuloskeletal?

2. Apa definisi kifosis, lordosis dan skoliosis?

3. Bagaimana etiologi kifosis, lordosis dan skoliosis?

4. Bagaimana patofisiologi kifosis, lordosis dan skoliosis?

5. Apa saja manifestasi klinis pada penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis?

6. Bagaimana WOC kifosis, lordosis dan skoliosis?

7. Apa saja klasifikasi kifosis, lordosis dan skoliosis?

8. Bagaimana cara pencegahan penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis?

9. Apa saja komplikasi kifosis, lordosis dan skoliosis?

10. Bagaimana penatalaksanaan penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis?

11. Apa saja pemeriksaan penunjang pada penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis?

12. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kifosis, lordosis dan skoliosis?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Muskuloskeletal 1

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi system muskuloskeletal

2. Untuk mengetahui definisi kifosis, lordosis dan skoliosis

3. Untuk mengetahui etiologi kifosis, lordosis dan skoliosis

4. Untuk mengetahui patofisiologi kifosis, lordosis dan skoliosis

5. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis pada penyakit kifosis,

lordosis dan skoliosis

6. Untuk mengetahui WOC kifosis, lordosis dan skoliosis

7. Umtuk mengetahui klasifikasi kifosis, lordosis dan skoliosis

8. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis

9. Untuk mengetahui komplikasi kifosis, lordosis dan skoliosis

10. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan penyakit kifosis, lordosis

dan skoliosis

11. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang pada kifosis, lordosis

dan skoliosis

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

3

12. Untuk mengetahui asuhan keperawatan apa yang akan diberikan pada klien

dengan kifosis, lordosis dan skoliosis

1.4 Manfaat

Dapat memahami tentang penyakit kifosis, lordosis dan skoliosis berkenaan dengan

pelayanan kesehatan dan dapat memberikan asuhan keperawatan bagi klien dengan baik

dan benar.

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung

jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan

ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-

jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur

A. TULANG

Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif, proteksi

alat-alat di dalam tubuh, pembentuk tubuh metabolism kalsium, mineral dan organ

hemopoetik. Komponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-

mineral dan jaringan organik (kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan fosfat

membentuk suatu kristal garam (hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks

kolagen dan proteoglikan. Matriks organic tulang disebut juga sebagai osteoid.

Sekitar 70% dari osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

5

ketegangan tinggi pada tulang. Materi organik lain yang juga menyusun tulang

berupa proteoglikan seperti asam hialuronat. Adapun bagian-bagian tulang ialah:

1. Tulang Tengkorak

Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala.

Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat

belas tulang yang menyusun bagian wajah. tulang tengkorak bagian kepala

merupakan bingkai pelindung dari otak.

Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:

a. Parietal : tulang dahi

b. Temporal : tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga

c. Occipital : daerah belakang daritengkorak

d. Spenoid : berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji

e. Ethmoid : tulang yang menyusun rongga hidung. Sendi yang terdapat

diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut rahang

bawah (menempel pada tulang tengkorak sutura)

Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:

a. Temporal.

Hal tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan

gerakan yang lebih bebas

b. Rahang bawah

Menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit

c. Palatinum (tulang langit-langit)

Menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga

mulut

d. Zigomatik (tulang pipi)

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

6

e. Tulang hidung

f. Tulang lakrimal (sekat tulang hidung)

2. Tulang Dada

a. Tulang hulu / manubrium, terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat

melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua

b. Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya

tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan

sampai sepuluh.

c. Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang

dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan

3. Tulang Rusuk

Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya

1). melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan.

2). melindungi lambung, limpa dan ginjal.

3). membantu pernapasan.

Adapun bagian-bagian tulang rusuk diantaranya

a. Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang

Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-

ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan

tulang dada dengan perantaraan tulang rawan.

b. Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

7

Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk

sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang

sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan

yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada.

c. Rusuk melayang berjumlah 2 pasang.

Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang

belakang, sedangkan ujung depannya bebas

4. Ruas-ruas Tulang Belakang

Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33

buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. ke 33 buah tulang tersebut terbagai

atas 5 bagian yaitu:

a. 7 Ruas pertama disebut tulang leher. Ruas pertama dari tulang leher disebut

tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. bentuk dari

tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan atau

goyangan "ya" atau goyangan "tidak"

b. 12 ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang

punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya

tulang rusuk.

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

8

c. 5 ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang

lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang

menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.

d. 5 ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga

terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.

e. Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx),

tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu dengan

Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga

keseimbangan. menyokong kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot,

rusuk dan beberapa organ

5. Extremitas Superior

Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun dari:

a. Humerus / tulang lengan atas.

Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan

dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan

merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna

b. Radius dan ulna / pengumpil dan hasta.

Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat

dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar

untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.

c. karpal / pergelangan tangan.

Tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen

d. Metakarpal / telapak tangan.

Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan

tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan

tulang-tulang jari (palanges)

e. Palanges (tulang jari-jari)

Tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang,

kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.

6. Ekstremitas Inferior

Tulang anggota gerak bawah disusun oleh :

a. Femur / tulang paha

Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul

sampai ke lutut.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

9

b. Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis

Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan

dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan

tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh.

Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot

c. Patela / tempurung lutut

Terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi

melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang

membentuk lutut

d. Tarsal / Tulang pergelangan kaki

Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya

adalah tulang tumit.

e. Metatarsal / Tulang telapak kaki

Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar

f. Palanges / tulang jari-jari tangan

Tersusun setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 14

tulang.

Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah :

a. Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh.

b. Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja

otot-otot yang melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu system

pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang melekat padanya.

c. Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain.

d. Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam

sumsum merah tulang tertentu

B. OTOT

Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat

lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut

dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada

yang melekat di bawah permukaan kulit.

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

10

1. Fungsi Otot

a. Pergerakan

Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan

bergerak dalam bagian organ internal tubuh.

b. Penopang tubuh dan mempertahankan postur

Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam

posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.

c. Produksi panas

Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk

mepertahankan suhu tubuh normal.

2. Ciri-ciri Otot

a. Kontrakstilitas

Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan

pemendekan otot

b. Eksitabilitas

Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls

saraf.

c. Ekstensibilitas

d. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot

saat rileks.

e. Elastisitas

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

11

Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau

meregang.

3. Jenis-jenis Otot

a. Otot Rangka

Merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka. Serabut otot

sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar

antara 10 mikron sampai 100 mikron. Setiap serabut memiliki banyak inti

yang tersusun di bagian perifer. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.

Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka

b. Otot Skelet

Disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut

berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.

C. SENDI

Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga

dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan.

1. Synarthrosis (suture).

Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya

terdiriatas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.

2. Amphiarthrosis

Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah

kartilago. Contoh: Tulang belakang.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

12

3. Diarthrosis

Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri

daristruktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi

engsel(siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).

D. TENDON

Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang

terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang

denganotot atau otot dengan otot.

E. LIGAMEN

Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis

penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang

yang diikat oleh sendi.

2.2. Definisi

A. Kifosis

Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada

tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma,

gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif.

Kifosis pada masa remaja juga disebut penyakit

Scheuermann. (Aditya, 2000)

Kifosis kongenital merupakan kondisi kelainan

kongenital dengan angulasi konveks yang bertambah

secara tidak normal pada kurvatura tulang torakal.

Kondisi kifosis kingenital memang kondisi yang jarang terjadi, tetapi bila kondisi

ini tidak diberikan intervensi akan meningkatkan resiko paraplegi. Kifosis

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

13

kongenital terdiri dari dua tipe, yaitu tipe defek pada segmen tulang belakang,dan

tipe defek deformasi. (Helmi, 2013)

Penyakit Scheuermann adalah suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri

punggung dan adanya bonggol di punggung (kifosis).

B. LORDOSIS

Lordosis adalah kecekungan lengkungan vertebra lumbal dan servikal kearah

depan ketika dilihat dari samping (Dorlan, 2012)

Lordosis adalah penekanan kearah dalam kurvatura servikal lumbal melebihi

batas fisiologis. Lordosis kongenital ada kondisi klinik sedikit didapatkan biasanya

deformitas bersifat progresif. (Helmi, 2013)

Lordosis adalah penekanan ke arah dalam kurvatura servikal lumbal

melebihi batas fisiologis. Lordosis kongenital pada kondisi klinik sedikit di

dapatkan, biasanya deformitas bersifat progresif. Dengan adanya kondisi

deformitas lordosis akan memberikan pengaruh pada sepina torakal, jarak

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

14

sepina-sternum ( pnenurunan kapasitas paru ), gagal napas, dan bahakan

kematian dini. Pada saat deformitas ini terjadi pada lumbal, maka secara

progresif akan terjadi hiperlordosis pada lumbal

C. SKOLIOSIS

Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk

pada tulang belakang dimana terjadi

pembengkokan tulang belakang ke arah

samping kiri atau kanan.Kelainan skoliosis ini

sepintas terlihat sangat sederhana. Namun

apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi

perubahan yang luar biasa pada tulang belakang

akibat perubahan bentuk tulang belakang secara

tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan

lunak sekitarnya dan struktur lainnya.

Skoliosis adalah penyimpangan tulang belakang ke lateral dari garis tengah

atau terjadi lengkungan yang abnormal pada vertebra kearah lateral. (Suratun,

2008)

Kongenital skoliosis adalah suatu kondisi perubahan kurvatura spina kearah

lateral yang disebabkan oleh anomali dari perkembangan tulang belakang. (Helmi,

2013)

Kongenital skoliosis adalah suatu kondisi perubahan kurvatura spina ke

arah lateral yang di sebabkan oleh anomali dari perkembangan tulang

belakang

2.3. Etiologi

A. Kifosis

Etiologi dari kifosis ialah:

a. Trauma

b. Gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif.

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

15

Kifosis pada masa remaja juga disebut penyakit Scheuermann. Penyebab dari

penyakit Scheuermann tidak diketahui. Penyakit ini muncul pada masa remaja dan

lebih banyak menyerang anak laki-laki.

B. Lordosis

Beberapapenyebab lordosisi, diantaranya:

a. Kesalahan posisi duduk yang menyebabkan kelainan pada tulang belakang

b. Kongenital

C. Skoliosis

Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis, ialah:

a. Kongenital

Biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang

belakang atau tulang rusuk yang menyatu

b. Neuromuskuler

Pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat

penyakit berikut:

1. Cerebral palsy

2. Distrofi otot

3. Polio

4. Osteoporosis juvenile

c. Idiopatik

Penyebabnya tidak diketahui

2.4. Patofisiologi

Kelainan tulang belakang disebabkan oleh banyak factor diantaranya adalah

idiopatik, kongenital, posisi duduk yang salah serta cara mengangkat beban yang salah.

Kelainan ini dapat terjadi kongenital apabila terdapat gangguan pembentukan

tulang belakang atau adanya pembentukan yang abnormal pada saat dalam kandungan.

Kelainan ini biasanya terjadi pada minggu ke-5 kehamilan. Sehingga pada saat bayi

lahir maka terdapat kelainan pada tulang belakangnya.

Selain akibat kelainan selama masa kehamilan, kelainan ini juga disebabkan oleh

posisi duduk yang salah dan berlangsung terusmenerus terutamna selama masa

pertumbuhan berlangsung. Oleh karena itu, jika kelainan ini terjadi di masa

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

16

pertumbuhan maka pengobatan secepatnya harus dilakukan agar postur tubuh kemali

normal.

Penyakit neuromuskuler, ataupun tumor di tulang belakang juga bias menyebabkan

kelainan pada tulang belakang. Mengangkat beban yang berat namun tidak dalam posisi

yang tidak sesuai dengan posisi anatomis juga dapat menyebabkan kelainan pada tulang

belakang akibat penarikan tulang belakang yang terjadi terus-menerus.

Akibat adanya kelainan ini, maka dapat mengganggu system dalam tubuh.

Kelainan ini dapat menyebabkan penekanan pada rongga thoraks sehingga penderita

dapat mengurangi ekspansi paru dan pemasukan O2 dalam tubuh dapat semakin sedikit.

Selain menekan paru, penekanan pada rongga thoraks juga dapat menekan jantung

sehingga jantung tidal dapat memompa darah secara maksimal. Hal ini juga dapat

menyebabkan aliran O2 ke seluruh sel tubuh ridak terpenuhi sehingga juga bias

mengganggu proses metabolism dan perkembangan.

Kelainan ini juga dapat menekan lambung sehingga lambung mudah penuh dan

menyebabkan mual karena asam lambung mudah penuh dan refluks. Hal ini dapat

menyebabkan penderita tidak nafsu makan sehingga asupan nutrisi dalam tubuh ya

juga berkurang.

Kelainan tulang belakang ini juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena

kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan. Sehingga dapat terjadi pembatasan gerak

pada penderitanya.

2.5. Manifestasi Klinis

A. Kifosis

Beberapa gejala umum kifosis, diantaranya:

a. Nyeri punggung yang menetap tetapi sifatnya ringan

b. Kelelahan

c. Nyeri bila ditekan dan kekakuan pada tulang belakang

d. Punggung tampak melengkung

e. Lengkung tulang belakang bagian atas lebih besar dari normal.

B. Lordosis

Gejala yang timbul akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang. Gejala

lordosis yang paling sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi

sesuai dengan gangguan lain yang menyertainya seperti distrofi muskuler,

gangguan perkembangan paha, dan gangguan neuromuskuler.

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

17

Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai, dan perubahan pola buang air

besar dan buang air kecil dapat terjadi pada lordosis, tetapi jarang. Jika terjadi

gejala ini, dibutuhkan pemeriksaan lanjut oleh dokter. Selain itu, gejala lordosis

juga seringkali menyerupai gejala gangguan atau deformitas tulang belakang

lainnya, atau dapat diakibatkan oleh infeksi atau cedera tulang belakang

C. Skoliosis

Gejala dari skolisis dapat berupa:

a. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping

b. Bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya

c. Nyeri punggung

d. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama

e. Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60?) bisa

menyebabkan gangguan pernafasan.

Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke

kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri;

sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih

tinggi dari pinggul kiri.

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

18

2.6. WOC

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

19

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

20

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

21

2.7. Klasifikasi

A. Kifosis

Kifosis kongenital terdiri dari dua tipe, yaitu tipe defek pada segmen tulang

belakang dan tipe defek deformasi.

a. Defek pada segmen tulang belakang

Hal ini sering terjadi pada midtoraks atau region torakolumbal dan bisa

melibatkan 2-8 segemen tulang belakang, karakteristik berupa deformitas

angualsi gibus dan lancip. Paraplegi jarang terjadi, tetapi secra klinik

didapatkan adanya nyeri punggung bawah,(LBP) yang disebabkan adanya

kompensasi heperlordosis lumbal. Secara umum penyebab kondisi ini adalah

osofikasi progresif pada ruang diskus anterior.

b. Defek formasi

Defek formasi ini sering terjadi dan biasanya satu level, walaupun kondisi

defek multiple bisa juga terjadi. Defek formasi hampir selalu bersifat anterior

yang menghasilakan kifosis atau bisa juga dalam kondisi anterolateral disertai

sudut posterior dari hemivertebra yang mengahsilakn kifoskoliosis. Secara

umum penyebab kondisi ini adalah progresif umum apabila dan apabila tidak

mendapatkan pengobatan akanmeningkatkan resiko paraplegi. Paraplegi bisa

terjadi pada anak yang lebih muda, tetapi sering terjadi pada masa sekolah.

Kifosis tidak mendapatkan pengobatan akan mengalami tekanan kuat akibat

pertumbuhan atau mungkin akibat suatu trauma ringan sehungga

menimbulkan paraplegi.

Kifosis dapat terjadi sekunder terhadap penyakit seperti tuberkolosis kronik,

osteodistrofi, atau fraktur kompresi tulang torakal. Bentuk kifosis yang paling

umum adalah postural. Anak-anak khususnya selama masa pertumbuhantualng

rangka melebihi pertumbuhan otot, rentan terhadap kifosis normal yang berlebihan.

Posisi berdiri dan duduk yang tidak normal adalah salah satu penyebabnya. Hal ini

terutama lazim dialami oleh gadis remaja yang dengan sengaja mengambil postur

membungkuk sambil melingkarkan bahudalam upaya menyembunyikan payudara

mereka yang baru tumbuh

B. Lordosis

Tidak terdapat klasifikasi khusus pada lordosis

C. Skoliosis

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

22

Klasifikasi skoliosis ialah:

a. Skoliosis congenital yaitu kelainan sudah ada sejak lahir

b. Skoliosis didapat yaitu kelainan tidak ada sejak lahir,tetapi berkembang padaa

masa berikutnya

c. Skoliosis idiopatik. Jenis ini lebih umum biasanya berkembang pada masa

remaja.

d. Skoliosis fungsional yaitu kelainan yang berkaitan dengan postural atau

nonstructural dan berkembang dari pengaruh postur yang temporer(sementara)

mudah di perbaiki.

e. Skoliosis structural yaitu perubahan pada struktur tulang belakang karena

sebab yang bervariasi.

f. Skoliosis paralitik yaitu kelainan yang berkembang menyertai penyakit

neurologis seperti poliomeilitis. (Suratun, 2008)

Skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu struktural dan bukan struktural.

a. Skoliosis struktural

Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel ( tidak dapat di perbaiki ) dan dengan

rotasi dari tulang punggung Komponen penting dari deformitas itu adalah

rotasi vertebra, processus spinosus memutar kearah konkavitas kurva. 3 bentuk

skosiliosis struktural yaitu :

1. Skosiliosis Idiopatik adalah bentuk yang paling umum terjadi dan

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

a) Infantile : dari lahir-3 tahun.

b) Anak-anak : 3 tahun – 10 tahun .

c) Remaja : Muncul setelah usia 10 tahun (usia yang paling umum)

2. Skoliosis Kongenital adalah skoliosis yang menyebabkan malformasi satu

atau lebih badan vertebra.

3. Skoliosis Neuromuskuler yaitu anak yang menderita penyakit

neuromuskuler (seperti paralisis otak, spina bifida, atau distrofi muskuler)

yang secara langsung menyebabkan deformitas.

b. Skoliosis nonstruktural ( Postural )

Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk

semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung..Pada skoliosis

postural, deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi terhadap

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

23

beberapa keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki yang pendek,

atau kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau

dalam keadaan fleksi maka kurva tersebut menghilang.

Ada tiga tipe-tipe utama lain dari scoliosis :

a. Functional

Pada tipe scoliosis ini, spine adalah normal, namun suatu lekukan abnormal

berkembang karena suatu persoalan ditempat lain didalam tubuh. Ini dapat

disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek daripada yang lainnya atau oleh

kekejangan-kekejangan di punggung.

b. Neuromuscular

Pada tipe scoliosis ini, ada suatu persoalan ketika tulang-tulang dari spine

terbentuk. Baik tulang-tulang dari spine gagal untuk membentuk sepenuhnya,

atau mereka gagal untuk berpisah satu dari lainnya.Tipe scoliosis ini

berkembang pada orang-orang dengan kelainn-kelainan lain termasuk

kerusakan-kerusakan kelahiran, penyakit otot (muscular dystrophy), cerebral

palsy, atau penyakit Marfan. Jika lekukan hadir waktu dilahirkan, ia disebut

congenital. Tipe scoliosis ini seringkali adalah jauh lebih parah dan

memerlukan perawatan yang lebih agresif daripada bentuk-bentuk lain dari

scoliosis.

c. Degenerative

Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari scoliosis yang ditemukan pada anak-

anak dan remaja-remaja, degenerative scoliosis terjadi pada dewasa-dewasa

yang lebih tua. Ia disebabkan oleh perubahan-perubahan pada spine yang

disebabkan oleh arthritis. Pelemahan dari ligamen-ligamen dan jaringan-

jaringan lunak lain yang normal dari spine digabungkan dengan spur-spur

tulang yang abnormal dapat menjurus pada suatu lekukan dari spine yang

abnormal.

d. Lain-Lain

Ada penyebab-penyebab potensial lain dari scoliosis, termasuk tumor-tumor

spine seperti osteoid osteoma. Ini adalah tumor jinak yang dapat terjadi pada

spine dan menyebabkan nyeri/sakit.Nyeri menyebabkan orang-orang untuk

bersandar pada sisi yang berlawanan untuk mengurangi jumlah dari tekanan

yang diterapkan pada tumor.Ini dapat menjurus pada suatu kelainan bentuk

spine.

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

24

Klasifikasi dari derajat kurva scoliosis

a. Scoliosis ringan

Kurva kurang dari 20 º. tidak begitu serius, tidak memerlukan tindakan dan

hanya dilakukan monitoring)

b. Scoliosis sedang

Kurva 20 º – 40 º /50 º. Mulai terjadi perubahan struktural vertebra dan costa.

c. Scoliosis berat

Lebih dari 40 º /50 º. Berkaitan dengan rotasi vertebra yang lebih besar, sering

disertai nyeri, penyakit sendi degeneratif, dapat menimbulkan penekanan pada

paru, pernafasan yang tertekan, dan penurunan level oksigen, dimana kapasitas

paru dapat berkurang sampai 80%. Pada keadaan ini juga dapat terjadi

gangguan terhadap fungsi jantungdan pada sudut lebih dari 60 º - 70 º terjadi

gangguan fungsi kardiopulmonal bahkan menurunnya harapan hidup.

2.8. Pencegahan

A. Jaga posisi duduk yang benar sejak dini

B. Jaga asupan nutrisi selama hamil

C. Penanganan secara dini agar tidak terjadi komplikasi

D. Jangan membawa beban terlalu berat dengan posisi yang salah

.

2.9. Komplikasi

A. Resiko gagal napas akut akibat perubahan struktur tulang belakang yang berubah

sehingga menekan paru-paru.

B. Resti paraplegi, akibat penekanan syaraf yang berada di tulang belakang, terutama

pada lordosis.

C. HNP akibat penekanan diskus vertebralis.

2.10. Penatalaksanaan

A. Kifosis

1. Konservatif

Selama ini tidak ada intervensi konservatif yang dapat mengobati kifosis

kongenital, intervensi ini termasuk korset adalah intervensi yang tidak

optimal. Secara histori penatalaksanaan konservatif umumnya memiliki

Page 25: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

25

prognosis yang jelek, sehingga pengobatan untuk kifosis kongenital hanya

dilakukan dengan pembedahan.

2. Terapi bedah

a. Defek formasi

Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mencegah paraplegi.jika

defek didapatkan pada usia lebih muda dari lima tahun dan kifosis

dengan derajat <500,

maka intervensi fusi posterior dilakukan.pasca

bedah anak ditempatkan dalam posisi hiperekstensi dengan

menggunakan gips, serta tidak menggunakan ambulasi selama 3-

4bulan.pada anak usia <18 bulan atau didapatkan pseudoatrosis, untuk

mendapatkan hasil yang optimal, maka secra umum akan dilakukan

eksploratif rutin dan graf augmentation selama 4-6 bulan.

Pada anak dengan deformitas>500 atau usia >5tahun,intervensi

kombinasi artrodesis anterior dan posterior dilakukan. Fusi anterior

dilakukan terlebih dahulu yang dilakukan dengan reseksi radikal pada

ligamen longitudinal anterior. Jika memungkinkan, sebuah distraktor

dipasang pada sepanjang kolumna anterior dan bone graft yang diambil

dari iga atau fibula ditempatkan pada sisi anterior untuk pencapaian

tinggi yang seimbang.

Pasien dengan komplikasi deficit neurologis harus dipantau dengan

MRIuntuk mengatahu saluran spinal. Pada kondisi pasien dengan deficit

neurologis minor yang berhubungan dengan kifosis dkongenital

(menampilkan klinis seperti refleks hiperaktif dan babinsky positif, tanpa

disertai hilangnya fungsi kandung kemih), tidak perlu intervensi

dekompresi spinal. Fusi anterior dan posterior harus dilaksanakan seperti

diuraikan sebelumnya dan deficit yang mengenai saraf akan menghilang

lenyap secara berangsung-angsur ketika saluran yang mengenai tulang

belakang telah diperbaiki dan area telah distabilkan.

b. Defek segmen

Pemilihan penatalaksaan sangat bergantung pada kondisi deformitas

yang terjadi. Jika didapatkan pada masa awal, maka defek segmen akan

dapat diatasi dengan fusi posterior. (Helmi, 2013)

Page 26: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

26

Untuk pengobatan kifosis secara umum :

Kasus yang ringan dan non-progresif bisa diatasi dengan menurunkan

berat badan (sehingga ketegangan pada punggung berkurang) dan menghindari

aktivitas berat.

Jika kasusnya lebih berat, kadang digunakan brace (penyangga) tulang

belakang atau penderita tidur dengan alas tidur yang kaku/keras.

Jika keadaan semakin memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan

untuk memperbaiki kelainan pada tulang belakang.

Brace yang digunakan pada pasien dengan kifosis

B. Lordosis

Penatalaksaan sepenuhnya dengan intervensi bedah. Intervensi konsevatif

pada lordosis kongenital tidak bisa dilakukan jarna kondisi ini bersifat progresif.

Intervensi bedah bisa dilakukan secara fusi anterior dan bedah koreksi. Fusi

anterior biasa dilakukan pada anak yang lebih muda,sebelum progresifitas

berkembang lebih jauh. Intervensi ini termasuk eksisi diskus, pengangkatan

kartilago, dan pucking dari luar diskus. Bedah koreksi dilakukan bila terdapat

kondisi deformitas luas dan biasanya sudah mengganggu fungsi pefrnafasan.

(Helmi, 2013)

Pengobatan lordosis secara umum :

Tujuan pengobatan lordosis adalah menghentikan semakin membengkoknya

tulang belakang dan mencegah deformitas (kelainan bentuk). Penatalaksanaan

lordosis tergantung pada penyebab lordosis. Latihan untuk memperbaiki sikap

tubuh dapat dilakukan jika lordosis disebabkan oleh kelainan sikap tubuh.

Lordosis yang terjadi akibat gangguan paha harus diobati bersama dengan

gangguan paha tersebut. Salah satu pengobatan lordosis dengan menggunakan

brace agar bentuk tubuh kembali ergonomis.

C.

Page 27: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

27

Brace yang digunakan untuk memperbaiki posisi anatomis pada pasien dengan lordosis

D. Skoliosis

Untuk skoliosis congenital:

1. Konservatif

Observasi, monitoring dan evaluasi terhadap progresifitas harus

dilakukan secara komprehensif. Intervensi dengan penggunaan alat ortotik

dilakukan sesuai dengan derajat deformitas.

2. Intervensi bedah

Merupakan pengobatan paling efektif untuk mengatasi skoliosis

congenital,bedah koreksi dilakukan untuk mencegah progresifitas terutama

apabila dengan penatalaksanaan ortotik tidak tidak menurunkan progresifitas

secara optimal. Intervensi bedah dilakukan sesuai derajat dari skoliosis.

Intervensi tersebut meliputi hal-hal berikut:

a) Convex growth arrest

b) Posterior fusion

c) Combined anterior and posterior fusion

d) Hemivertebra excision

e) Vertebrectomy (Helmi, 2013)

Postural skoliosis dapat di perbaiki dengan latihan postural dan latihan yang di

kombinasi dengan traksi (mis,traksi kotrel).

a. Skoliosis dengan lengkungan fleksibel (kurang dari 40 derajat) dan pasien

kooperatif. Pemasangan brace di kombinasikan dengan latihan cukup untuk

memperbaiki kelainan.

Page 28: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

28

b. Pembedahan untuk meluruskan kembali dan menyatukan

vertebra. Jika lengkungan lebih dari 40 derajat dan /atau bracing tidak

diperlukan biasanya diselesaikan dengan penanaman tulang dan pamakaian

alat atau instrumentasi batang berington, duyer dan luque.

(Suratun, 2008)

Brace yang digunakan pada pasien dengan skoliosis

2.11. Pemeriksaan Penunjang

A. Kifosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

(lengkungan punggung yang abnormal). Juga dilakukan pemeriksaan neurologis

(saraf) untuk mengetahui adanya kelemahan atau perubahan sensasi).

Rontgen tulang belakang dilakukan untuk mengetahui beratnya lengkungan

tulang belakang.

B. Lordosis

Untuk membedakannya dilakukan beberapa pemeriksaan seperti :

a. Sinar X. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur dan menilai

kebengkokan, serta sudutnya.

b. Magnetic resonance imaging (MRI)

c. Computed tomography scan (CT Scan)

d. Pemeriksaan darah

C. Skoliosis

Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke

depan sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi.

Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau

refleks.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

Page 29: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

29

a. Skoliometer

Adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai. Cara pengukuran

dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi membungkuk,

kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah tergantung

pada lokasi kurvatura, sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal akan

membutuhkan posisi membungkuk lebih jauh dibanding kurva pada thorakal.

Kemudian letakkan skoliometer pada apeks kurva, biarkan skoliometer tanpa

ditekan, kemudian baca angka derajat kurva.

Pada screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang diperoleh

lebih besar dari 50, hal ini biasanya menunjukkan derajat kurvatura > 200

pada pengukuran cobb’s angle pada radiologi sehingga memerlukan evaluasi

yang lanjut.

b. Rontgen tulang belakang

Foto polos harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadap

tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat

kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode

Risser. Kurva structural akan memperlihatkan rotasi vertebra, pada proyeksi

posterior-anterior, vertebra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus

menyimpang kegaris tengah; ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi

sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh kembali.

Cobb Angle diukur dengan menggambar garis tegak lurus dari batas

superior dari vertebra paling atas pada lengkungan dan garis tegak lurus dari

akhir inferior vertebra paling bawah.Perpotongan kedua garis ini membentuk

suatu sudut yang diukur.

Maturitas kerangka dinilai dengan beberapa cara, hal ini penting karena

kurva sering bertambah selama periode pertumbuhan dan pematangan

kerangka yang cepat. Apofisis iliaka mulai mengalami penulangan segera

setelah pubertas; ossifikasi meluas kemedial dan jika penulangan krista iliaka

selesai, pertambahan skoliosis hanya minimal. Menentukan maturitas skeletal

melalui tanda Risser, dimana ossifikasi pada apofisis iliaka dimulai dari Spina

iliaka anterior superior (SIAS) ke posteriormedial.Tepi iliaka dibagi kedalam 4

kuadran dan ditentukan kedalam grade 0 sampai 5.

Derajat Risser adalah sebagai berikut :

Grade 0 : tidak ada ossifikasi

Page 30: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

30

grade 1 : penulangan mencapai 25%,

grade 2 : penulangan mencapai 26-50%,

grade 3 : penulangan mencapai 51-75%,

grade 4 : penulangan mencapai 76%

grade 5 : menunjukkan fusi tulang yang komplit.

c. MRI ( jika di temukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen )

d. Mielografi

Untuk melihat kondisi kolumna vertebralis dan rongga intervertebra, saraf

spinal,dan pembuluh darah.

e. Computed tomography

Untuk mendeteksi terjadinya masalah musculoskeletal terutama kolumna

vertebralis.

Page 31: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

31

2.12. Asuhan Keperawatan dengan Kifosis, Lordosis dan Skoliosis

A. Pengkajian

Pre Operasi

1. Anamnesa

a. Data demografi

Data tentang identiras pribadi pasien (nama, umur, tempat/tanggal

lahir, no. rekam medic, pekerjaan, dan lain-lain)

b. Keluhan utama

Catat keluhan utama pasien. Misalnya pasien mengeluhkan nyeri di

bagian punggung

c. Riwayat penyakit sekarang

Tanyakan bagaimana proses terjadinya keluhan utama (waktu,

prognosis, jenis nyeri, mulai kapan dirasakan, bagaimana tindakan yang

dilakukan, dll)

d. Riwayat penyakit dahulu

Tanyakan apakah pasien pernah mengalami trauma, pernah MRS

(dengaan diagnosis apa) adakah riwayat operasi

e. Riwayat penyakit keluarga

Tanyakan apakah dalam anggota keluarganya memiliki riwayat

penyakit sejenis, atau penyakit yang berhubungan dengan muskuluskeletal

f. Pengkajian psiko-sosio-spiritual

Kaji bagaimana emosi pasien (cemas/ tidak), kaji bagaimana kemampuan

untuk melakukan kewajian dalam beribadah (terganggu atau tidak)

Data subjektif

1. Pakaian tidak pas atau menggantung

2. Pasien bernapas tidak leluasa.

3. Pasien mengeluh kesulitan dalam bergerak

4. Pasien mempunyai perasaan negatif terhadap dirinya.

Data objektif

1. Tulang belakang melengkung ke lateral, anterior, posterior

2. Cara berjalan tidak seimbang.

3. Postur tubuh miring ke samping, ke depan atau ke belakang

4. Keterbatasan kemampuan untuk bangkit dari kursi.

5. Ketinggian bahu tidak sama pada scoliosis

Page 32: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

32

6. Kesulitan untuk meluruskan badan pada kifosis

2. Pemeriksaan Fisik

a. Mengkaji skelet tubuh

Adanya deformitas dan kesejajaran.Pertumbuhan tulang yang

abnormal akibat tumor tulang.Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian

tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis.Angulasi abnormal pada tulang

panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya

patah tulang.

b. Mengkaji tulang belakang

Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)

c. Mengkaji sistem persendian

Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas,

dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi.

d. Mengkaji system otot

Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan

ukuran masing-masing otot.Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya

edema atau atropfi, nyeri otot.

e. Mengkaji cara berjalan

Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah

satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist

yang berhubungan dengan caraberjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic

hemiparesis - stroke, cara berjalan selangkah-selangkah – penyakit lower

motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).

f. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer

Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yanglebih panas atau

lebih dingin dari lainnya dan adanyaedema.Sirkulasi perifer dievaluasi

dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.

Pasca Operasi

a. Kaji status neurovaskular

b. Status pernapasan pasien, kesulitan bernapas, sianosis,

takipnea, dan batuk.

c. Penurunan sensasi dan aktivitas motorik pada ekstremitas.

Page 33: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

33

d. Status sirkulasi ekstremitas, perubahan warna kulit, nadi, dan

suhu.

e. Keseluruhan tubuh dan terdapatnya alat imobilisasi.

f. Kaji lokasi, intensitas, dan durasi nyeri.

g. Karakter dan jumlah drainase luka.

h. Pengeluaran urine

B. Diagnosa

Pre Operasi

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekaan paru

2. Nyeri akut berhubungan dengan posisi tubuh yang mengalami perubahan

3. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke

perifer

4. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketidakseimbangan postur

tubuh dana danya rasa nyeri

5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan suplai darah ke ginjal

6. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penekanan

lambung

7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan postur tubuh

Post Operasi

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan anastesi, insisi operasi, dan nyeri.

2. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan status puasa dan/

atau kehilangan cairan abnormal.

3. Risiko infeksi yang berhubungan dengan port de entrée pasca bedah

4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal dan

nyeri

5. Nyeri akut berhubungan dengan intervensi operasi

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang

penatalaksanaan perawatan di rumah

C. Implementasi

Melakukan rencana tindakan keperawatan yang ada dalam intervensi.

D. Evaluasi

Page 34: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

34

Kriteria evaluasi yang diharapkan pada pasien kifosis, lordosis dan skoliosis

setelah mendapat intervensi keperawatan adalah sebagai berikut

1. Pre Operasi

a. Pola napas efektif

a) Menunjukkan bunyi napas yang normal

b) Frekuensi dan irama pernapasan teratur

b. Nyeri hilang atau berkurang

a) Melaporkan tingkat nyeri yang dapat di terima

b) Memperlihatkan wajah yang tenang dan rileks

c) Keseimbangan tidur dan istirahat.

c. Perfusi jaringan kembali optimal

a) Suhu tubuh normal 36,50C-37,5

0C

b) Akral hangat

c) Pasien tidak tampak pucat

d) CRT < 2 detik

d. Mobilitas fisik pasien meningkat

a) Melakukan latihan rentang gerak secara adekuat

b) Melakukan mobilitas pada tingkat optimal.

c) Secara aktif ikut serta dalam rencana keperawatan.

d) Meminta bantuan jika membutuhkan.

e. Pasien dapat miksi tanpa adanya gangguan dan dalam jumlah maupun proses

a) Pengeluaran urin normal (1200-1500ml/hari dewasa/ 0,5-1 cc/kgBB/jam)

b) Miksi normal (tidak terasa sakit, perih dan ada tahanan)

f. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

a) BB naik dibandingkan dengan sebelum MRS

b) Turgor kulit baik

c) Pasien dapat mulai melakukan aktivitas sehari-hari

g. Percaya diri pasien mulai meningkat

a) Mencari orang lain untuk membantu mempertahankan harga diri

b) Secara aktif ikut serta dalam perawatan dirinya

c) Menggunakan keterampilan koping yang positif dalam mengatasi citra

tubuh.

2. Pasca Operasi

a. Pola napas klien kembali efektif

Page 35: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

35

a) Menunjukkan bunyi napas yang normal

b) Frekuensi dan irama pernapasan teratur

b. Kebetuhan volume cairan klien kembaali normal

a) Menunjukkan tanda vital yang stabil

b) Masukan dan keluaran cairan seimbang

c) Turgor kulit elastis

c. Tidak terjadi infeksi pascabedah

a) Menunjukkan luka operasi tetap bersih, kering, dan utuh

b) Suhu tubuh dalam batas normal

c) Nilai hasil pemerisaan laboratorium menunjukkan batas

normal

d. Mobilitas fisik kembali normal

a) Mencapai kembali mobilitas sampai tingkat optimal

b) Memperagakan kemampuan untuk menggunakan alat mobilisasi

c) Mempertahankan kesejajaran tubuh yang sesuai

d) Ikut serta dalam rencana rehabilitasi

e. Nyeri yang dirasakan dapat ditoleransi

a) Melaporkan nyeri dalam tingkat yang dapat ditoleransi

b) Memperlihatkan lebih nyaman dan rileks

c) Koorperatif dan berupaya dalam menggunakan teknik alternative

penatalaksanaan.

f. Pengetahuan pasien meningkat

a) Mengungkapkan pengertian tentang program latihan, gejala untuk

dilaporkan pada dokter, dan jakwal pengobatan

b) Memperagakan kemampuan untuk melakukan aktivitas kegiatan sehari-

hari dan perawatan insisi.

BAB 3

Page 36: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

36

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat

trauma, gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Kifosis pada masa remaja

juga disebut penyakit Scheuermann. (Aditya, 2000)

Lordosis adalah penekanan kearah dalam kurvatura servikal lumbal melebihi batas

fisiologis. Lordosis kongenital ada kondisi klinik sedikit didapatkan biasanya deformitas

bersifat progresif. (Helmi, 2013)

Skoliosis adalah penyimpangan tulang belakang ke lateral dari garis tengah atau

terjadi lengkungan yang abnormal pada vertebra kearah lateral. (Suratun, 2008)

Manifestasi klinis dari penyakit ini berbeda-beeda. Begitu pula dalam penyebab dan

penanganannya. Ketiga penyakit/ kelainan ini dapat sembuh jika ditangan secara dini

misalnya dengan pemasangan brace, namun jika sudah terlambat untuk ditangani maka

memerlukan proses pembedahan. Selain itu, teknik pengobatan juga tergantung dengan

penyebab terjadinya kelainan tulang belakang tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Page 37: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

37

Helmi, Zairin Noor. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika

Suratun, dkk. 2008. Klien Gangguan Muskuloskeletal: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta:

EGC

Page 38: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

Kebiasaan buruk

(posisi yang salah ) Kongenital Neuromuskular

Penyakit lain

(TB Paru)

Penekanan kearah

depan paru

↓ ekspansi paru

Ruas tulang

belakang tidak

seimbang

Otot melemah

Pembentukan

tulang belakang

tidak sempurna

(minggu ke-5

kehamilan

Bengkok kearah

dominan

Terjadi secara

kontinu

Kelumpuhan/lemah

saraf

Tulang belakang

bengkok kearah

dominan

Terjadi batuk

dalam jangka

yang lama

↓ ekspansi paru

Menyerang apeks

Terjadi retraksi

dada

Terjadi secara

kontinu

Kelainan pada tulang

Kifosis, Lordosis, Skoliosis

Page 39: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

Pre-operasi

Post-operasi B1 (Breathing)

Terjadi penekanan

paru & diafragma

↓ ekspansi paru

↓ suplai O2 ke

seluruh tubuh

Tubuh melakukan

kompensasi

dengan ↑ frekuensi

nafas

Sesak nafas

MK : Pola nafas

tidak efektif

Terjadi penekanan

pada jantung

Kesulitan dalam

memompa darah

C.O menurun

Supali O2 menurun

↓ O2 dalam darah

Hipoksemia

Perubahan bentuk

tulang belakang

Ruas tulang

belakang berubah

susunan

B2 (Blood)

↓ suplai O2 ke sel

Hipoksia

B3 (Brain)

Menekan vertebra

Produksi urin ↓

C.O menurun

Gangguan filtrasi

dan reabsorpsi

↓ suplai darah ke

ginjal

MK : Nyeri akut

MK : Gangguan

perfusi jaringan Merangsang

mediator kimia

(nyeri)

Aktivitas aferen ↑

Penekanan pada

syaraf sekitar

Diskus

intervertebratalis

tertekan

Strukturnya tidak

simetris

B4 (Bladder)

oliguri

MK : Gangguan

eliminasi urin

B5 (Bowel)

Terjadi

penekanan pada

lambung

Perbedaan

presepsi

Perubahan bentuk

tulang belakang

MK : Pemenuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan

Mual, Muntah

Anoreksia

Rasa penuh pada

lambung

↑ kadar HCl

B6 (Bone)

Kesulitan dalam

mengkoordinasikan

gerakan

MK : Gangguan

citra tubuh

Pasien malu

MK : Hambatan

mobilitas fisik

Page 40: BAB 1 PENDAHULUAN 1...1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur tubuh adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Postur tubuh tidak hanya berguna untuk keindahan,

Post-operasi

MK : Resti

kekurangan volume

cairan

Intervensi

pembedahan

Pengeluaran

cairan abnormal

Terganggunya

permeabilitas

vaskuler

Perubahan pola

nafas

Pecahnya

pembuluh darah

↓ kemampuan

bernafas Terjadi luka

Perdarahan Sesak nafas

MK : Pola nafas

tidak efektif

Proses

penyembuhan

Kesulitan dalam

bergerak

MK : Hambatan

mobilitas fisik

Kurang informasi

dalam perawatan

dirumah

Keluarga merasa takut

dalam perawatan

MK : Kurang

pengetahuan

MK : Resiko

infeksi

Pecahnya

pembuluh darah Luka pasca

bedah

Efek anastesi

Merangsang saraf

sekitar

Merangsang

mediator kimia

(nyeri)

MK : Nyeri akut

↑ tekanan saraf

aferen

Port de entrée

pasca bedah