TUGAS ERGONOMI PENILAIAN POSTUR KERJA Oleh : K E L O M P O K Yora Mardani 120403122 Blandina Audrey P. 120403123 Nurul Atikah 120403125 Rahmat Solihin Putra 120403157 Sudikse Inggrid Natalia 120403159 DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
TUGAS ERGONOMI
PENILAIAN POSTUR KERJA
Oleh :
K E L O M P O K
Yora Mardani 120403122
Blandina Audrey P. 120403123
Nurul Atikah 120403125
Rahmat Solihin Putra 120403157
Sudikse Inggrid Natalia 120403159
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
M E D A N
2 0 1 3
BAB I
GAMBARAN UMUM UKM PAVING BLOCK UD KUAT MAKMUR
BERJAYA
Gambaran umum usaha kecil menengah paving block UD
Kuat Makmur Berjaya yang akan dibahas adalah gambaran
bagaimana suatu usaha kecil menengah (ukm) paving block
UD Kuat Makmur Berjaya berdiri dan bagaimana cara usaha
kecil menengah itu berjalan. Bagian ini akan membahas
tentang gambaran umum ukm paving block UD Kuat Makmur
Berjaya.
1.1. Latar Belakang Usaha Paving Block UD Kuat Makmur
Berjaya
Usaha paving block UD Kuat Makmur Berjaya
didirikan sejak dua puluh tahun lalu yaitu pada tahun
1993 sampai sekarang oleh bapak M. Agung. Usaha ini
didirikan dengan kemauan bapak M. Agung untuk memiliki
usaha pribadi. Pak Nurdin mulanya sebagai sales dari
pengusaha paving block lain. Karena telah mengetahui
tentang usaha paving block, dia berkeinginan untuk
mendirikan usaha paving block milik sendiri. Usaha
kecil menengah (ukm) paving block UD Kuat Makmur
Berjaya memproduksi banyak jenis keramik. Jumlah
pekerja di usaha kecil menengah (ukm) paving block UD
Kuat Makmur Berjaya ada 3 orang. Usaha kecil menengah
(ukm) paving block UD Kuat Makmur Berjaya tidak
mengkhususkan para pekerja di setiap stasiun pekerjaan,
sehingga pekerja yang sudah mengaduk bahan-bahan juga
melakukan pencetakan. Kegiatan produksi ukm paving
block UD Kuat Makmur Berjaya dimulai sekitar pukul 8
pagi dan selesai saat sore hari sekitar pukul 4 sore.
Satuc lantai produksi hanya ditangani oleh 1
(satu) pekerja dalam memproduksi paving blok, dimana
pekerja tersebut menangani proses pencampuran bahan,
pengadukan bahan, pencetakan bahan, dan menaruh hasil
cetakan ke lantai produksi secara sendiri. Pengusaha
dalam satu hari mampu memproduksi 700 batu paving
block. Paving block dikelola dengan bahan pembuatan
yang standar. Dibutuhkan pasir dengan mutu bagus agar
paving block tidak mudah retak. Usaha kecil menengah
(ukm) paving block UD Kuat Makmur Berjaya hanya berada
di jalan Kenanga Raya No. 62 Pasar VI Tanjung Sari,
Medan. Salah satu kendala adalah.
Gambar 1.1. Usaha Kecil Menengah (UKM) Paving Block UD
Kuat Makmur Berjaya
1.2. Stasiun Pekerjaan Usaha Paving Block UD Kuat
Makmur Berjaya
Tujuan usaha paving block UD Kuat Makmur Berjaya
dapat terwujud di Pasar VI Tanjung Sari, karena mereka
membuat stasiun pekerjaan agar pembuatan paving block
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang
diharapkan. Di ukm paving block UD Kuat Makmur Berjaya,
khususnya saat produksi paving block memiliki empat
stasiun pekerjaan seperti tempat pengolahan bahan baku,
tempat pengolahan bahan pewarna, tempat pencetakan, dan
tempat penjemuran cetakan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Penilaian Postur Kerja
Metode-metode yang digunakan dalam penilaian
postur kerja yaitu metode Ovako Working Postures Analysis
System (OWAS), Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Rapid Entire
Body Assessment (REBA), dan The Quick Exposure Check (QEC).
Perbandingan metode OWAS, RULA, REBA, dan QEC dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Perbandingan Metode OWAS, RULA, REBA, dan
QEC
Kriteria
Pembandin
g
OWAS RULA REBA QEC
Analisis Sederhana Lebih
akurat
Kompleks Sangat
kompleksBagian
Tubuh
yang
Dinilai
Punggung,
lengan,
kaki
Anggota
tubuh
bagian atas
(leher,
punggung,
dan lengan
Batang
tubuh,
leher,
kaki,
lengan
atas,
Belakang
punggung,
bahu
lengan,
pergelang
an
atas) lengan
bawah,
dan
pergelan
gan
tangan
tangan,
dan leher
Penggunaa
n
Mudah,
dapat
melakukan
analisis
postur
kerja yang
berbeda-
beda
Lebih sulit
dari OWAS,
namun
analisis
lebih dalam
pada
anggota
badan
bagian atas
Lebih
sulit
dari
RULA,
tetapi
mendetek
si
anggota
badan
keseluru
han
Lebih
khusus
dan
akurat
dalam
menilai
WMSDs
Tabel 2.1. Perbandingan Metode OWAS, RULA, REBA, dan
QEC (Lanjutan)
Kriteria
Pembandin
g
OWAS RULA REBA QEC
Manfaat Mengevalua Mendeteksi Menilai Menilai
Khusus si beban
postur
selama
bekerja
postur
kerja yang
merupakan
faktor
resiko
(beban
musculoskelet
al) pada
anggota
badan
bag.atas
faktor
resiko
gangguan
tubuh
keseluru
han
gangguan
resiko
kerja
yang
berhubung
an otot
(work
related
musculoske
-letal
disorders)
Metode yang akan digunakan untuk penilaian postur kerja
pada makalah ini adalah metode Rapid Entire Body Assessment
(REBA), sehingga hanya akan membahas metode Rapid Entire
Body Assessment (REBA).
2.2. Rapid Entire Body Assessment (REBA)
REBA (Rapid Entire Body Assessment) merupakan suatu
metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor
resiko gangguan tubuh keseluruhan. Untuk masing-masing
tugas, penilaian faktor postur tubuh dibagi atas
masing-masing grup yang terdiri atas 2 grup, yaitu Grup
A dan Grup B.
1. Grup A terdiri dari postur tubuh kanan dan kiri dari
batang tubuh (trunk), leher (neck), dan kaki (legs).
2. Grup B terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari
lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan
pergelangan tangan (wrist).
Pada masing-masing grup diberikan suatu skala
postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan
juga faktor beban atau kekuatan dan coupling. Berikut
ini adalah faktor-faktor yang dinilai pada metode REBA.
Grup A :
a. Batang tubuh (trunk)
Gambar 2.1. Postur Batang Tubuh REBA
Tabel 2.2. Skor Batang Tubuh REBA
Pergerakan Skor Skor PerubahanPosisi normal (tegak
lurus)1
+1 jika batang
tubuh
berputar/bengkok/b
ungkuk
0-200 (ke depan maupun
belakang)2
<-200 atau 20-600 3>600 4
b. Leher (neck)
Gambar 2.2. Postur Leher REBA
Tabel 2.3. Skor Leher REBA
Pergerakan Skor Skor Perubahan0-200 1 +1 jika leher
berputar /bengkok>200-ekstensi 2
c. Kaki (legs)
Gambar 2.3. Postur Kaki REBA
Tabel 2.4. Skor Kaki REBA
Pergerakan Skor Skor Perubahan
Posisi normal/seimbang 1+1 jika lutut antara
30-600
+2 jika lutut >600Bertumpu pada satu kaki 2
lurus
d. Beban (load)
Tabel 2.5. Skor Beban REBA
Pergerakan Skor Skor Pergerakan<5 kg 0
+1 jika kekuatan
cepat5-10 kg 1>10 kg 2
Grup B :
a. Lengan atas (upper arms)
Gambar 2.4. Postur Lengan Atas REBA
Tabel 2.6. Skor Lengan Atas REBA
Pergerakan Skor Skor Perubahan200 (ke depan dan
belakang)1 +1 jika bahu naik
+1 jika lengan
berputar/bengkok
-1 miring, menyangga
berat lengan
>200 (ke belakang)
atau 20-4502
45-900 3>900 4
b. Lengan bawah (lower arms)
Gambar 2.5. Postur Lengan Bawah REBA
Tabel 2.7. Skor Lengan Bawah REBA
Pergerakan Skor60-1000 1
<600 atau >1000 2
c. Pergelangan tangan (wrist)
Gambar 2.6. Postur Pergelangan Tangan REBA
Tabel 2.8. Skor Pergelangan Tangan REBA
PergerakanSko
rSkor Perubahan
0-150 (ke atas maupun ke
bawah)1
+1 jika pergelangan
tangan putaran
menjauhi sisi>150 (ke atas maupun ke 2
bawah)tengah
d. Coupling
Tabel 2.9. Coupling
Coupling Skor KeteranganBaik 0 Kekuatan pegangan baik
Sedang 1
Pegangan bagus tapi tidak ideal
atau kopling cocok dengan bagian
tubuhKurang
baik2
Pegangan tangan tidak sesuai
walaupun mungkin
Tidak
dapat
diterima
3
Kaku, pegangan tangan tidak
nyaman, tidak ada pegangan atau
kopling tidak sesuai dengan
bagian tubuh
Skor yang didapat dari grup A (tidak termasuk
beban) dimasukkan ke dalam Tabel 2.10.
Tabel 2.10. Skor Grup A
Neck LegTrunk
1 2 3 4 5
1
1 1 2 2 3 42 2 3 4 5 63 3 4 5 6 74 4 5 6 7 8
Tabel 2.10. Skor Grup A (Lanjutan)
Neck LegTrunk
1 2 3 4 5
2
1 1 3 4 5 62 2 4 5 6 73 3 5 6 7 84 4 6 7 8 9
31 3 4 5 6 72 3 5 6 7 83 5 6 7 8 94 6 7 8 9 9
Skor yang didapat dari grup B (tidak termasuk
coupling) dimasukkan kedalam Tabel 2.11.
Tabel 2.11. Skor Grup B
Lowe
r
Arm
Wris
t
Upper Arm
1 2 3 4 5 6
11 1 1 3 4 5 72 1 2 4 5 7 83 2 3 5 5 8 8
21 1 2 4 5 7 32 2 3 5 5 8 93 3 4 5 7 8 9
Skor akhir grup A adalah jumlah skor dari hasil
skor grup A dan beban atau kekuatan yang akan menjadi
skor akhir grup A yang akan digunakan pada tabel 2.12.
Dan skor akhir grup B adalah jumlah skor dari hasil
skor grup B dan coupling yang akan menjadi skor akhir
grup B yang akan digunakan pada tabel 2.12.
Tabel 2.12. Skor Akhir (Skor C)
Skor
Grup
B
Skor Grup A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 122 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 123 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 124 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 125 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 126 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 127 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 128 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 129 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 1210 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 1211 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 1212 7 8 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
Skor yang didapat dari tabel 2.12 (skor C)
dijumlah dengan skor aktivitas yang akan menjadi skor
akhir untuk REBA.
Tabel 2.13. Skor Aktivitas
Aktivitas Skor Keterangan
Postur statik -1
1 atau lebih bagian tubuh
statis/diam, contoh :
memegang >1 menit
Pengulangan +1
Tindakan berulang-ulang,
contoh : mengulangi >4
kali per menit (tindakan
termasuk berjalan)
Ketidakstabilan +1
Tindakan menyebabkan
jarak yang besar dan
cepat pada postur atau
tubuh tidak stabil
Untuk menentukan level tindakan REBA, kita
membutuhkan tambahan data apakah akan menggunakan tubuh
bagian kiri atau kanan. Berikut ini nilai level
tindakan REBA yang skornya diperoleh dari skor akhir
REBA.
Tabel 2.14. Nilai Level Tindakan REBA
Skor REBALevel
Resiko
Level
TindakanTindakan
1Dapat
diabaikan0
Tidak
diperlukan
2-3 Kecil 1Mungkin
diperlukan4-7 Sedang 2 Perlu
3.1. Alat dan Bahan
Pembuatan paving block tentunya memerlukan alat-
alat dan bahan-bahan. Berikut adalah alat dan bahan
yang terlibat dalam proses produksi paving block UD
Kuat Makmur Berjaya.
3.1.1. Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat paving
block dapat dilihat pada Gambar 3.1 sampai Gambar 3.5.
1. Semen
sebagai bahan Pembuatan Paving Blok.
Gambar 3.1. Semen
2. Pasir
sebagai Bahan Pembuatan Paving Blok.
Gambar 3.2. Pasir
3. Air
sebagai Pencampur Semen Dan Pasir.
Gambar 3.3. Air
4. Pewarna paving blok
Gambar 3.4. Pewarna Paving Block
5. Solar
untuk Mengoles Paving Blok Agar Tidak Lengket.
Gambar 3.5. Oli Solar
3.1.2. Alat
Alat-alat yang diperlukan untuk membuat paving
block dapat dilihat pada Gambar 3.6 sampai Gambar 3.11.
1. Ayakan Untuk Menyaring Semen Maupun Pasir.
3. Sekop kecil
Gambar 3.8. Sekop Kecil
4. Brush
Gambar 3.9. Brush
3.1.3. Mesin
Salah satu produksi ukm UD Kuat Makmur Berjaya
adalah paving block berbentuk segi enam, maka mesin
untuk mencetaknya dibutuhkan yang cetakan berbentuk
segi enam. Mesin cetak paving block segi enam dapat
dilihat pada gambar 3.9.
Gambar 3.9. Mesin Cetak Paving Block
3.2. Proses Produksi
Berikut adalah tahap-tahap pembuatan paving
block :
Pengolahan bahan utama sebagai berikut :
1. Sediakan pasir yang kualitas baik dan telah diayak.
2. Pasir tersebut dicampur dengan semen.
3. Aduk sampai bercampur pasir dengan semen hingga
rata.
4. Tuangkan sedikit air pada campuran tersebut.
5. Aduk kembali sampai merata.
Pengolahan bahan pewarna sebagai berikut :
6. Pewarna merah disediakan.
7. Pewarna tersebut dicampur dengan semen dan pasir
yang kualitas baik dan telah diayak.
8. Aduk sampai bercampur pewarna, pasir, dan semen
hingga rata.
Tahap pencetakan paving block sebagai berikut :
9. Membersihkan mesin cetak.
10. Mengoleskan oli solar pada mesin cetak.
Gambar . Pekerja Mengoleskan Oli pada Mesin Cetak
11. Membersihkan tempat penempatan hasil cetakan.
12. Mengambil bahan olahan menggunakan sekop kecil dan
memasukkannya ke mesin cetak.
Gambar . Pekerja Mengambil Bahan Olahan
Gambar . Pekerja Memasukkan Bahan Olahan ke Mesin
Cetak
13. Menjungkit ke bawah tongkat dari mesin cetak.
14. Mengambil hasil cetakan dari mesin cetak.
15. Meletakkan hasil cetakan ke tempat penempatan
hasil cetakan.
3.3. Kondisi Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja sangat berpengaruh dalam proses
produksi suatu produk. Berikut adalah gambar-gambar
lingkungan kerja pada usaha kecil menengah (ukm) paving
block UD Kuat Makmur Berjaya.
Gambar
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1. Penilaian Postur Kerja Saat Menjungkit Mesin
Cetak
Stasiun pencetakan paving block yang menjadi
tinjauan untuk penilaian postur kerja. Ada empat elemen
gerakan, yaitu mengoleskan oli ke mesin cetak,
mengambil bahan olahan yang akan dicetak, memasukkan
bahan olahan ke mesin cetak, dan menjungkit mesin
cetak. Elemen gerakan yang berisiko dan yang akan
dikaji adalah menjungkit mesin cetak dan dinilai postur
kerjanya dengan menggunakan metode Rapid Entire Body
Assessment (REBA). Gambar pekerja saat menjungkit mesin
cetak dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Pekerja Menjungkit Mesin Cetak
Ket :
: Bagian tubuh kanan dan kiri
: Bagian tubuh kanan
: Bagian tubuh kiri
Grup A :
a. Batang tubuh (trunk)
Tabel 4.1. Skor Batang Tubuh REBA
Pergerakan Skor Skor PerubahanPosisi normal 1
+1 jika batang
tubuh berputar
atau bengkok atau
bungkuk
0-200 (ke depan dan
belakang)2
<-200 atau 20-600 3>600 4
b. Leher (neck)
Tabel 4.2. Skor Leher REBA
Pergeraka
n
Sko
r
Skor Perubahan
0-200 1+1 jika leher berputar
atau bengkok>200-
ekstensi
2
c. Kaki (legs)
Tabel 4.3. Skor Kaki REBA
Pergerakan Sko
r
Skor Perubahan
Posisi normal atau seimbang
(berjalan atau duduk)1
+ jika lutut
antara
300-600
+2 jika lutut
>600
Bertumpu pada satu kaki
lurus2
d. Beban (load)
Tabel 4.4. Skor Beban REBA
Pergerak
an
Sko
rSkor Pergerakan
<5 kg 0+1 jika
kekuatan cepat5-10 kg 1>10 kg 2
Grup B :
a. Lengan atas (upper arm)
Tabel 4.5. Skor Lengan Atas REBA
PergerakanSko
rSkor Perubahan
200 ke depan maupun ke
belakang tubuh1 + 1 jika bahu naik
+1 jika lengan
berputar / bengkok
+1 miring, menyangga
berat dari lengan
>200 (ke belakang)
atau 20-4502
45 - 900 3
> 900 4
b. Lengan bawah (lower arm)
Tabel 4.6. Skor Lengan Bawah REBA
Pergerakan Sko
r60-1000 1
<600 atau
>1000
2
c. Pergelangan tangan (wrist)
Tabel 4.7. Skor Pergelangan Tangan REBA
Pergerakan Skor Skor Perubahan0-150 (ke atas dan
bawah)
1 +1 jika pergelangan
tangan putaran
menjauhi sisi
tengah
>150 (ke atas dan
bawah)
2
d. Coupling
Tabel 4.8. Coupling
CouplingSko
rKeterangan
Baik 0 Kekuatan pegangan baik
Sedang 1
Pegangan bagus tapi tidak ideal
atau kopling cocok dengan bagian
tubuhKurang
baik2
Pegangan tangan tidak sesuai
walaupun mungkinTabel 4.8. Coupling (Lanjutan)
CouplingSko
rKeterangan
Tidak
dapat
diterima
3
Kaku, pegangan tangan tidak nyaman,
tidak ada pegangan, kopling tidak
sesuai dengan bagian tubuh
Tabel 4.9. Tabel A REBA
Neck LegTrunk
1 2 3 4 5
1
1 1 2 2 3 42 2 3 4 5 63 3 4 5 6 74 4 5 6 7 8
2
1 1 3 4 5 62 2 4 5 6 73 3 5 6 7 84 4 6 7 8 9
3
1 3 4 5 6 72 3 5 6 7 83 5 6 7 8 94 6 7 8 9 9
Tabel 4.10. Tabel B REBA
Lower
ArmWrist
Upper Arm
1 2 3 4 5 6
1 1 1 1 3 4 5 7
2 2 2 5 5 7 83 2 3 5 5 8 8
21 1 2 4 5 7 32 2 3 5 5 8 93 3 4 5 7 8 9
Skor A = Tabel A + Skor Beban = 5 + 0 = 5
Skor B = Tabel B + Skor Coupling = 7 + 2 = 9
Tabel 4.11. Tabel C REBA
Sko
r B
Skor A1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 122 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 123 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 124 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 125 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 126 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 127 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 128 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 129 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 1210 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 1211 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 1212 7 8 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
Tabel 4.12. Skor Aktivitas REBA
Aktivitas Skor Keterangan
Postur statik+1
1 atau lebih bagian
tubuh statis/diamPengulangan +1 Tindakan berulang-ulang
Ketidakstabilan +1
Tindakan menyebabkan
jarak yang besar dan
cepat pada postur
(tidak stabil)
Skor REBA = Tabel C + Skor Aktivitas = 9 + 1 = 10
Tabel 4.13. Nilai Level Tindakan REBA
Skor
REBA
Level
Resiko
Level
Tindakan
Tindakan
1 Dapat
diabaikan
0 Tidak
diperlukan2-3 Kecil 1 Mungkin
diperlukan4-7 Sedang 2 Perlu 8-10 Tinggi 3 Segera11-15 Sangat
tinggi
4 Sekarang juga
Resiko : tulang punggung akan cepat lelah, terasa
sakit, dll. Pekirakan pada masa tuanya akan cepat
terkena penyakit osteoporosis. Ada kemungkinan
kesilapan saat lelah, bisa menyebabkan kecelakaan saat
bekerja ditambah lagi dengan lingkungan kerja yang
tidak memadai.
BAB V
SISTEM MANUSIA MESIN
1.1. Sistem Manusia Mesin pada Stasiun Kerja
Sistem manusia mesin menunjukkan hubungan antara
operator dengan mesin atau peralatan pada stasiun kerja
dan pada pekerjaan yang dikerjakannya. Sistem manusia
mesin juga menunjukkan hubungan waktu kerja antara
siklus kerja operator (pekerja) dan siklus operasi dari
mesin atau fasilitas kerjanya. Kemungkinan yang mungkin
terjadi pada hubungan kerja antara pekerja dan mesin
tersebut:
1. Operator bekerja mesin menganggur (idle)
2. Operator menganggur-mesin bekerja
3. Operator bekerja-mesin bekerja
4. Operator menganggur-mesin menganggur
Kondisi menganggur (idle) yang terjadi pada operator
maupun mesin adalah hal yang merugikan. Waktu
menganggur harus dihilangkan atau diminimalisasi
seminimal mungkin dengan mempertimbangkan batasan-
batasan kemampuan manusia dan mesin. Para pekerja dan
mesin akan menggambarkan koordinasi atau hubungan
antara waktu bekerja dan mengganggur dan kombinasi
siklus kerja manusia dan mesin.
Pada stasiun kerja pembengkokan kayu ini, operator dan
mesin sama-sama bekerja. Tidak ada idle atau nganggur
di mesin maupun operator. Karena mesin tidak dapat
bekerja sendiri tanpa ada turun tangan dari operator
itu sendiri. Operator harus memegang kayu sementara
tugas mesin adalah membengkokkan kayu tersebut. Sistem
ini sudah cukup bagus karena tidak ada idle yang
mungkin dapat merugikan usaha tersebut.
Perbaikan fasilitas :
1. penambahan mesin otomatic agar produksi dapat berjalan
lancar, daripada penggunaan mesin manual secara terus-
menurus.
2.
Perbaikan lingkungan kerja :
1. lantai produksi berbidang rata agar penempatan mesin
Video xx64