Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB I Pasal 1 disebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. 1 Pendidikan sebagai transformasi nilai, dalam prosesnya harus selalu memperhatikan siswa sebagai subyek pendidikan, dalam hal ini ranah psikologis siswa. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, pendidikan berintikan interaksi pendidik dan anak didik dalam upaya membantu mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan akan terwujud apabila proses pengajaran berjalan baik. Menurut Clair Wistein dan Ricard Meiyer pengajaran berjalan baik meliputi 1 Muhibbin Syah, E.Ed., Psikologi Belajar , (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), 1.
21

bab 1

Jul 14, 2016

Download

Documents

Skripsi Strategi.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: bab 1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan

memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail dalam Undang-Undang

Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I Pasal 1 disebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1

Pendidikan sebagai transformasi nilai, dalam prosesnya harus selalu

memperhatikan siswa sebagai subyek pendidikan, dalam hal ini ranah psikologis

siswa.

Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, pendidikan berintikan

interaksi pendidik dan anak didik dalam upaya membantu mencapai tujuan

pendidikan. Tujuan pendidikan akan terwujud apabila proses pengajaran berjalan

baik. Menurut Clair Wistein dan Ricard Meiyer pengajaran berjalan baik meliputi

1 Muhibbin Syah, E.Ed., Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), 1.

Page 2: bab 1

2

pengajaran siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir

dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri. 2

Di dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan

yang sangat penting atau vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan

belajar dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa.

Mengajar bagi seorang guru adalah usaha menciptakan suasana belajar bagi siswa

secara optimal. Sedang belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu

perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga berarti suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.3

Mengingat begitu pentingnya proses belajar yang dialami siswa maka

seorang guru harus kompeten akan lebih mampu untuk membelajarkan siswa

karena “mengetahui” tidak sepenting “memperoleh pengetahuan sendiri atau

learning to learn”. Peran guru dalam proses belajar mengajar bukan lagi

menyampaikan pengetahuan melainkan memupuk pengetahuan serta

membimbing siswa untuk belajar sendiri, karena keberhasilan siswa sebagian

besar bergantung pada kemampuannya untuk belajar secara mandiri dan

2 Muhammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: Unipress, 2004), 4. 3 Tohirin, Ms. M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2005), 58.

Page 3: bab 1

memonitor belajar mereka sendiri. 4 Kemampuan untuk menemukan sendiri dan

belajar sendiri dianggap dapat dipelajari yakni siswa harus belajar berbagai

macam strategi yang ada dan bagaimana menggunakan strategi yang benar.

Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami

sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa agar ia dapat memberikan bimbingan

dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa.5 Maka dari

itu belajar dapat dikatakan sudah terjadi apabila pserta didik telah mengalami

perubahan berupa:

1. Pengetahuan (Kognitif): Apa yang saya tambahkan pada apa yang saya

ketahui.

2. Perasaan (Afektif): Bagaimana perasaan saya tentang apa yang saya dengar

dan saya baca.

3. Perbuatan (Behavior): Apa yang saya perbuat dengan apa yang saya dengar

dan saya baca.6

Untuk mengembangkan sistem belajar yang efektif dan efisien , maka

dalam belajar digunakan strategi belajar “MURDER” Mood (Suasana Hati),

Understand (Pemahaman), Recall (Pengulangan), Digest (Penelaahan), Expand

(Pengembangan), Review (Pelajari Kembali) yang diadaptasi dari buku karya Bob

Nelson “The Complete Problem Solver”. Dari strategi tersebut dapat dipahami

secara global sebagai berikut:

4 Muhammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: Unipress, 2004), 44. 5 Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2006), 22. 6 Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, 156.

Page 4: bab 1

1. Mood (Suasana Hati): Ciptakan selalu mood (suasana hati) yang positif untuk

belajar.

2. Understand (Pemahaman): Segera tandai informasi yang tidak dimengerti.

3. Recall (Pengulangan): Setelah mempelajari satu bahan dalam satu mata

pelajaran segera berhenti kemudian diulang dengan kata-kata siswa.

4. Digest (Penelaahan): Cari keterangan dari sumber yang lain.

5. Expand (Pengembangan): Tanyakan kembali pada diri mengenai tiga masalah

yaitu:

a . Andaikan bisa bertemu dengan penulis materi, pertanyaan atau kritik apa

yang diajukan?

b . Bagaimana bisa mengaplikasikan materi tersebut pada hal yang disukai?

c . Bagaimana bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan mudah

dipahami oleh siswa lainnya?

6. Review (Pelajari Kembali): Pelajari kembali materi yang sudah dipelajari. 7

Diharapkan dengan strategi tersebut seorang siswa akan mengalami

keberhasilan dalam belajar terutama dalam hal atau kategori ranah kognitif.

Ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan

yang berkedudukan di otak ini, dalam perspektif psikologis kognitif adalah

sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif

(rasa) dan ranah psikomotorik (karsa).8

7 Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, 158. 8 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2003), 48.

Page 5: bab 1

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan

penguasaan pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang

pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Pada dasarnya kemampuan

kognitif merupakan hasil belajar. Karena dengan ranah kognitif tersebut siswa

dapat memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan

keyakinannya terhadap pesan-pesan moral atau nilai yang terkandung dan

menyatu dalam pengetahuannya. Bloom mengklasifikasikan tujuan kognitif

menjadi enam tingkatan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengetahuan yaitu sebagai ingatan terhadap materi-materi atau bahan-bahan

yang telah dipelajari sebelumnya. Ini mencakup mengingat semua hal, dari

fakta-fakta yang sangat luas sampai pada teori yang sangat kompleks, tetapi

semuanya diperlukan untuk menyimpan informasi yang tepat.

2. Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari

materi atau bahan yang dipelajari. Ini dapat ditunjukkan dengan

menerjemahkan materi dari suatu bentuk yang lain (dari kata-kata pada angka-

angka), menginterprestasikan materi (menjelaskan, meringkas), meramalkan

akibat dari sesuatu.

3. Aplikasi didefinisikan suatu kemampuan untuk menggunakan apa yang telah

dipelajari dalam situasi kongkrit yang baru. Ini mencakup penggunaan hal

seperti peraturan, metode, konsep-konsep, hukum, dan teori.

4. Analisis dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menguraikan suatu materi

atau bahan kedalam bagian-bagiannya sehingga struktur organisasinya dapat

Page 6: bab 1

dipahami. Ini mencakup identifikasi bagian, analisis hubungan antar bagian,

pengenalan prinsip-prinsip organisasi yang digunakan.

5. Sintesis dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menggabungkan bagian-

bagian untuk membentuk keseluruhan yang baru. Ini mencakup produksi dari

satu komunikasi yang unik, suatu rencana pelaksanaan (research proposal)

atau susunan hubungan yang abstrak (skema untuk mengklasifikasikan

informasi).

6. Evaluasi dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan nilai

suatu materi (pernyataan, novel, puisi, laporan, dan penelitian) untuk tujuan

yang telah ditentukan. 9

Dari enam tingkatan ranah kognitif tersebut, maka dalam pembahasan

selanjutnya nanti penulis hanya membahas pada ranah kognitif tingkatan kedua

yaitu tingkat pemahaman, mengapa?? Karena pada tingkat pemahaman ini

sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

Pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakan bagian-bagian

belajar pada proporsinya. Tanpa itu, maka skill pengetahuan dan sikap tidak akan

bermakna. Dalam belajar unsur comprehension atau pemahaman itu tidak dapat

dipisahkan dari unsur-unsur yang lain, persoalan-persoalan secara keseluruhan.

Perlu di ingat bahwa comprehension atau pemahaman, tidaklah hanya

sekedar tahu akan tetapi juga menghendaki agar subyek belajar dapat

9 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawan, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Rosda Karya, 1993), 111-113.

Page 7: bab 1

memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipelajari dan dipahami, kalau sudah

demikian maka belajar itu bersifat mendasar.10

Dari uraian di atas, maka penulis mengambil judul penelitian:

“PENGARUH STRATEGI BELAJAR MURDER (MOOD, UNDERSTAND,

RECALL, DIGEST, EXPAND, REVIEW) TERHADAP PENGUASAAN

PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS X-1 di SMA

NEGERI 19 SURABAYA”

B. Rumusan Masalah

Melalui latar belakang masalah tersebut di atas maka, dapatlah ditarik suatu

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan strategi belajar MURDER kelas X-1 SMA Negeri 19

Surabaya?

2. Bagaimana penguasaan pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI kelas X-1

SMA Negeri 19 Surabaya?

3. Sejauhmana pengaruh strategi belajar MURDER terhadap penguasaan

pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI kelas X-1 SMA Negeri 19

Surabaya?

10 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2006), 43.

Page 8: bab 1

C. Alasan Memilih Judul

1. Mengingat pentingnya strategi dalam proses belajar mengajar sehingga akan

tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

2. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar diperlukan suatu

strategi yang sesuai dan efektif.

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan strategi belajar MURDER

2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan penguasaan pemahaman siswa.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh strategi belajar MURDER terhadap

penguasaan pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian,

yang sebanarnya masih harus diuji secara empiris.11 Hipotesis merupakan suatu

pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. Oleh karena itu,

penelitian dituntut kemampuannya untuk merumuskan hipotesis ini dengan jelas.

Sebagai dasar landasan dalam pelaksanaan penelitian, maka penulis menggunakan

hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil (ho) 11 Sumadi Suryabrato, Metodologi, 69.

Page 9: bab 1

Yaitu tidak ada pengaruh strategi belajar MURDER terhadap

penguasaan pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI.

2. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif (ha)

Yaitu ada pengaruh strategi belajar MURDER terhadap penguasaan

pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI.

F. Kegunaan Penelitian

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kualitas tujuan pendidikan terutama pada ranah kognitif.

2. Memberikan sumbangsih pemikiran pada guru agama agar dapat memberikan

kenyamanan dan keefektifan dalam belajar siswa.

3. Bagi peneliti sebagai persyaratan jenjang kelulusan pendidikan sarjana

Pendidikan Agama Islam (S. Pdi).

G. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Strategi Belajar MURDER terhadap

Ranah Kognitif Pada Mata Pelajaran PAI Kelas X-1 di SMA Negeri 19 Surabaya”

dari judul tersebut terdapat beberapa item yang perlu untuk diperjelas, yaitu:

1. Efektifitas: Dalam kamus ilmiah karangan Drs. Adi Gunawan, efektifitas

dapat diartikan sebagai ketepatgunaan, hasil guna, dan menunjang tujuan. 12

12 Adi Gunawan, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Kartika, 1999), 96.

Page 10: bab 1

2. Strategi MURDER: Suatu strategi belajar yang meliputi Mood (Suasana Hati),

Understand (Pemahaman), Recall (Pengulangan), Digest (Penelaahan),

Expand (Pengembangan), Review (Pelajari Kembali).

3. Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan dikatakan bahwa pemahaman adalah mengerti

benar atau mengetahui benar.

4. PAI: Usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak

setelah selesai pendidikannya dapat mamahami dan mengamalkan ajaran-

ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai Way Of Life.13

H. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah:

1. Subyek penelitian ini adalah kelas X-1 Semester I.

2. Ranah kognitif yang dibahas atau diangkat hanya pada tingkatan kedua yaitu

tingkat pemahaman.

3. Materi penelitian ini dibatasi pada materi kajian Al-Qur’an tentang manusia

dan tugasnya di muka bumi (Q. S Al-Baqarah ayat 30 dan Q. S Al-Mukminun

ayat 12-14).

13 Abdurrahman Saleh, Didaktik Pendidkan Agama Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), 3.

Page 11: bab 1

I. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis kuantitatif, karena penelitian ini

merupakan penelitian lapangan yang memerlukan analisis statistik (data

berupa angka) untuk memperoleh kebenaran mengenai apa yang ingin

diketahui. Dengan desain penelitian “one shot case study design yaitu suatu

kelas dikenakan perlakuan tertentu” dan dalam hal ini strategi belajar

MURDER pada mata pelajaran PAI. Setelah itu dilakukan pendiskripsian

terhadap ranah kognitif. Desain penelitian itu dapat digambarkan sebagai

berikut:

X => O

Dengan

X: Treatment atau perlakuan yaitu strategi belajar MURDER mata pelajaran

PAI

O: Hasil observasi selama pembelajaran dari hasil setelah perlakuan. 14

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan yang diperoleh

dari sampel yang hendak di generalisasikan. Populasi tak perlu berwujud

manusia, populasi dapat terwujud alat-alat serta cara-cara mengadministrasi

dan lain sebagainya.

14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 77-78.

Page 12: bab 1

Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Dalam penelitian ini

yang menjadi populasi adalah siswa kelas X SMA Negeri 19 Surabaya dengan

jumlah populasi 335.

Untuk mengambil sampel dan populasi peneliti menggunakan teori

sampling yaitu cluster sampling yakni sampel acak sederhana di mana setiap

samling terdiri dari komponen.

Cara mengambil sampel kelompok

Pengambilan atau pemilihan sampel kelompok tentunya sama seperti di

dalam sampel acak yaitu menggunakan tabel bilangan acak hanya bedanya

adalah di dalam sampel acak sederhana kita mempunyai daftar elemen

kemudian kita memilih sampel kelompok. Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi kelas X dengan julmah 335 siswa dengan 9 kelompok yang terdiri

dari kelompok kelas X-1 sampai X-9. Dalam hal ini peneliti memilih

kelompok kelas X-1 sebagai sampel dalam penelitian.

Alasan peneliti menggunakan teknik sampling cluster sampling

dikarenakan pelaksanaan strategi belajar MURDER merupakan suatu usaha

penyampaian tujuan pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai pusat

perhatian. Oleh karena itu kelas X-1 merupakan gambaran yang mencakup

satu rangkaian perubahan dan pertumbuhan-pertumbuhan fungs i jasmaniah,

watak dan pertumbuhan sosial sehingga proses pembelajaran dengan strategi

belajar MURDER di sini merupakan proses teknis yang secara spesifik

sebagai gambaran berlangsungnya proses belajar pada mata pelajaran PAI.

Page 13: bab 1

3. Jenis Data dan Sumber Data

a). Jenis Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan

untuk menyusun suatu informasi. Di lihat dari segi jenisnya data

dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Data Kualitatif

Adalah data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik atau

sifat variabel biasanya tidak berhubungan dengan angka-angka.

Adapun jenis data yang kualitatif yang berhubungan dengan

independent variabel yang dalam hal ini adalah strategi belajar

MURDER, sedangkan yang berhubungan dengan dependent variabel

yang dalam hal ini adalah ranah kognitif tingkat pemahaman siswa.

2) Data Kuantitatif

Adalah data yang berhubungan dengan angka-angka baik yang

diperoleh dari hasil pengukuran, maupun dari nilai suatu data yang

diperoleh mengubah data kualitatif ke dalam data kuantitatif.15 Data

kuantitatif yang berhubungan dengan independent variabel yang dalam

hal ini adalah strategi belajar MURDER yaitu jumlah jam pelajaran

dan jumlah sarana dan prasarana sedangkan yang berhubungan dengan

dependent variabel yang dalam hal ini adalah ranah kognitif tingkat

pemahaman siswa. 15 Soekidjo Notoadmojo, Metodelogi Penelitian Kesehatan, (Jakarta: PT. Rineka cipta, 1993), 79.

Page 14: bab 1

b). Sumber Data

Sumber data penelitian ini penulis menggunakan sumber data sebagai

berikut:

1) Library Riserch

Yaitu data yang diperoleh dari literatur- literatur yang ada, baik dari

buku, majalah, surat kabar, dan lain- lain yang ada hubungannya

dengan topik.

2) Field Riserch

Yaitu data yang diperoleh dari lapangan penelitian (obyek penelitian)

yakni sumber data dari dokumen yang ada serta obyek manusia

diantaranya adalah guru mata pelajaran PAI dan siswa-siswa kelas X-

1.

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang relevan dengan penelitian ini maka

penulis menggunakan metode data sebagai berikut:

a). Metode Obsevasi

Yaitu suatu cara pengambilan data melalui pengamatan dan

pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki baik

yang secara langsung maupun tidak langsung. Metode observasi ini

dilakukan dalam bentuk pencatatan fuktual, yakni pencatatan gejala

Page 15: bab 1

yang timbul sebagaimana adanya, tanpa interpretasi dari observer.16

Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi kelas pada saat strategi

belajar MURDER pada mata pelajaran PAI. Lembar pengamatan dalam

penelitian ini adalah lembar pengamatan strategi belajar MURDER pada

mata pelajaran PAI.

b). Metode Interview (wawancara)

Metode interview adalah proses tanya jawab lisan dimana dua

orang atau lebih berhadapan secara fisik antara satu dengan yang lain.

Metode ini dilakukan secara langsung kepada informan yang

mengetahui fenomena strategi belajar MURDER dalam hal ini penulis

mula-mula menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah diatur

sebelumnya, kemudian satu persatu diperdalam dengan mengorek

keterangan lebih lanjut tentang jawaban yang diberikan oleh subyek.

Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa lebih memberikan

keterangan yang lengkap dan mendalam.

Informan adalah subyek yang terdiri dari guru PAI dan siswa kelas

X-1 yamg mengetahui strategi belajar MURDER dan ranah kognitif.

Dengan instrument yang telah disusun sebagai pedoman wawancara

yang berisi daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam wawancara

atau interview.

16 Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), 161.

Page 16: bab 1

c). Dokumentasi

Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui hal-hal yang berupa

catatan transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain- lain.

Metode ini digunakan penulis untuk menggali data tentang sarana dan

prasarana jumlah siswa, tenaga pengajar serta hal-hal yang berhubungan

dengan penelitian yang ada dalam dokumen.

d). Angket

Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi tentang responden dalam arti

laporan tentang pribadinya atau ha l-hal yang ia ketahui. Pelaksanaan

metode ini dengan cara membuat daftar pertanyaan yang diberikan

kepada responden dengan disertai alternatif jawaban dalam hal ini

angket ditujukkan kepada siswa.

Metode ini penulis gunakan untuk menggali data yang

berhubungan dengan efektifitas strategi MURDER terhadap ranah

kognitif siswa pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan angket

yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang telah tersedia dan responden

tinggal memberi tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai.

5. Teknik Analisa Data

Setelah seluruh data terkumpul, penulis menganalisis dengan cara-cara

tertentu. Tujuan analisa dalam penelitian adalah untuk membatasi dan

menyempitkan penemuan-penemuan sehingga menjadi data yang teratur dan

Page 17: bab 1

tersusun serta lebih berarti. 17 Jadi data-data yang telah berhasil dihimpun,

selanjutnya diklasifikasikan untuk dapat ditarik kesimpulan dari hasil

penelitian yang telah dilakukan. Teknik yang dipakai dalam menganalisa data

dalam penelitian ini adalah:

a. Analisa Data Kualitatif

Yaitu teknis menganalisa dengan menggunakan proses berfikir

induktif artinya dalam pengujian hipotesis-hipotesis bertitik tolak dari

data yang terkumpul kemudian disimpulkan. 18 Teknik analisa ini

digunakan untuk mengetahui data tentang:

1. Pelaksanaan strategi belajar MURDER

2. Pemahaman siswa tentang materi kajian Al-Qur’an tentang manusia

dan tugasnya dimuka bumi (Q. S Al-Baqarah ayat 30 dan Q. S Al-

Mukminun ayat 12-14).

Untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua dari rumusan

masalah penulis menggunakan rumus:

%100XNF

p =

Keterangan:

P= Angka prosentase

F= Frekuensi yang dicari prosentasenya

17 Suharsmi Arikunto, Prosedur, 135. 18 Soekidjo Notoatmodjo, Metodelogi, 182.

Page 18: bab 1

N= Jumlah responden. 19

Setelah data sudah berubah prosentase kemudian dikelompokkan

dalam kalimat yang bersifat kualitatif, yaitu :

76%-100% = Kategori baik

56%-75% = Kategori cukup

40%-55% = Kategori kurang baik

0%-40% = Kategori jelek.20

b. Analisa Data Kuantitatif

Metode ini penulis gunakan untuk menganalisa data yang berbentuk

angka-angka. Data kuantitatif dari hasil penelitian ini nanti akan dianalisa

dengan analisa statistik product moment. Untuk lebih jelasnya penulis

jelaskan sebagai berikut:

Untuk menjawab permasalahan ketiga yaitu ada tidaknya pengaruh

strategi belajar MURDER terhadap penguasaan pemahaman pada mata

pelajaran PAI kelas X-1 di SMA Negeri 19 Surabaya, maka penulis

menggunakan rumus sebagai berikut:

=xyr∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑∑−−

))()()((

))((2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan:

xyr : Angka indek korelasi ’I’ produk moment.

19 Anas Suijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1999), 40. 20 Suharsmi Arikunto, Prosedur, 246.

Page 19: bab 1

?XY : Jumlah hasil perkalian antar sekor x dengan skor y

? X : Jumlah seluruh skor x

? Y : Jumlah seluruh skor y

∑ 2X : Jumlah seluruh kuadrat skor x

∑ 2Y : Jumlah seluruh kuadrat skor y

Untuk mengukur kuatnya hubungan antara varibel bebas dan

variabel terikat dapat diketahui dengan menggunakan pedoman

interpretasi sebagai berikut:

Tabel I Interpretasi Secara Sederhana Terhadap Angka Indeks Korelasi ‘r’

Besranya

nilai ‘r’

Interpretasi

0.00-0.20 antara varibel x dan varibel y memang terdapat korelasi,

akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah

sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada

korelasi antara variabel x dengan varibel y).

0.20-0.40 antara varibel x dan varibel y memang terdapat korelasi

lemah atau rendah.

0,40-0,70 antara varibel x dan varibel y memang terdapat korelasi

yang sedang atau cukup.

0,70-0,90 antara varibel x dan varibel y memang terdapat korelasi

yang kuat atau tinggi.

Page 20: bab 1

J. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan ini tidak keluar dan arah yang telah ditentukan, maka

penulis merangkai sistematika pembahasan agar sesuai dengan tujuan

pembahasan. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:

BAB I Berisi tentang pendahuluan yang terbagi atas latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian,

definisi operasional, batasan masalah, metodelogi penelitian, sistematika

pembahasan.

BAB II Berisi tentang landasan teori yang terbagi atas tinjauan teori tentang

strategi belajar MURDER terhadap ranah kognitif pada mata pelajaran PAI kelas

X-1 yang terdiri dari strategi–strategi belajar MURDER yang meliputi pengertian

strategi belajar MURDER, tujuan pengajaran strategi belajar MURDER, teori

yang mendukung pengajaran strategi belajar MURDER, langkah-langkah strategi

belajar MURDER. Tinjauan teori tentang pemahaman siswa yang meliputi

pengertian pemahaman siswa, tolak ukur dalam mengetahui pemahaman siswa,

faktor- faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa, langkah- langkah dalam

meningkatkan pemahaman siswa, serta tinjauan tentang efektifitas strategi belajar

MURDER terhadap ranah kognitif.

BAB III Berisi tentang laporan hasil penelitian yang meliputi: Objek

penelitian yang meliputi letak geografis sekolah, struktur organisasi sekolah,

keadaan sarana dan prasarana, keadaan tentang pengajar dan karyawan, kedua

yang meliputi penyajian data dan analisa data.

Page 21: bab 1

BAB IV Berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran dari

penulis.