Top Banner

of 64

BAB 1 2 3 4 5 Komplit

Jul 18, 2015

Download

Documents

Angga Ahadiyat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN, OBESITAS DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI DI POLI JANTUNG RSPAD GATOT SOEBROTO

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Angga Ahadiyat Nugraha 207.311.029

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN 2012

PENGESAHAN DEKAN

Skripsi diajukan oleh Nama NRP Program Studi Judul skripsi

: : Angga Ahadiyat Nugraha : 207.311.029 : Sarjana kedokteran : Hubungan Umur, Jenis Kelamin, Obesitas dengan Kejadian Penyakit Jantung Hipertensi di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto

Telah berhasil dipertahankan di hadapan penguji dan pembimbing serta telah diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Disetujui,

dr.Marlina Dewiastuti.Mkes Prof.dr.Zainal Musthafa SpJP Penguji 1 Pembimbing 1

dr. Luh Eka Purwani.Mkes Pembimbing 2

Mengesahkan,

dr. Buddy HW. Utoyo, MARS Dekan Fakultas Kedokteran UPN Veteran

Ditetapkan di : Jakarta Tanggal ujian : 8 Maret 2012

PENGESAHAN

KETUA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN

Skripsi diajukan oleh Nama NRP Program Studi Judul skripsi

: : Angga Ahadiyat Nugraha : 207.311.029 : Sarjana kedokteran : Hubungan Umur, Jenis Kelamin, Obesitas dengan Kejadian Penyakit Jantung Hipertensi di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto

Telah berhasil dipertahankan di hadapan penguji dan pembimbing serta telah diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Mengesahkan, \

dr. Anisah, MPdKed Ketua Program Studi Sarjana Kedokteran

Ditetapkan di : Jakarta Tanggal ujian : 8 Maret 2012

PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk Telah saya nyatakan dengan benar

Nama NRP Tanggal Tanda Tangan

: Angga Ahadiyat Nugraha : 207.311.029 : 8 Maret 2012 :

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama NRP Fakultas Program Studi Jenis Karya

: Angga Ahadiyat Nugraha : 207.311.029 : Kedokteran : Sarjana kedokteran : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: HUBUNGAN UMUR, JENIS KELAMIN, OBESITAS DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI DI POLI JANTUNG RSPAD GATOT SOEBROTO Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti ini Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan Skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : Maret 2012 Yang menyatakan,

(Angga.Ahadiyat Nugraha)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelsaikan skripsi dengan judulHUBUNGAN UMUR, JENIS KELAMIN, OBESITAS DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI DI POLI JANTUNG RSPAD GATOT SOEBROTO Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelsaikan skripsi ini. Sehingga pada kesempatan ini secara khusus ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Prof. dr. Zainal Musthafa, SpJP, FIHA dan dr. Luh Eka Purwani.Mkes selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk, pengarahan dan nasehat yang sangat berharga didalam penyusunan skripsi ini. Selanjutnya tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada : 1. Brigjen TNI (Purn.) dr. Buddy HW Utoyo, MARS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 2. Bu Romlah selaku Kepala Badan penelitian dan pengembangan RSPAD Gatot Soebroto 3. Pihak Rumah Sakit yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data khususnya Bu Rini selaku Kepala Bagian Administrasi dan Rekam Medis serta Bu Sri yang membantu dalam pengambilan rekam medis pasien 4. Bu Alma selaku Kepala Bagian Administrasi si Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto yang telah membantu dalam pengambilan nomor rekam medis pasien 5. Orangtua yakni Asmudji HW dan Sri Hidayati serta kaka kaka saya Wahyu Hidayat, dan Anggita Wahyudiati yang telah memberikan bantuan dan dukungan material maupun moril 6. Eka Wulan Sari atas dukungan dan doanya

7. Teman-teman kelompok riset Riana Andardewi, Titu Prafita, Monica Ayudhia, Randi Prtama, Andi Azwadi Rais terima kasih atas semangat, dukungan dan kebersamaan dalam menyelsaikan skripsi ini 8. Teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta angkatan 2008 dan semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga semua pihak yang telah disebutkan diatas mendapat anugrah yang berlimpah dari ALLAH SWT atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang dituangkan di dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

Jakarta,

Maret 2012

Angga Ahadiyat Nugraha

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI Nama Alamat HP Email Agama Tempat/Tgl. Lahir : Angga Ahadiyat Nugraha : BSD blok Uk no 16 sek 1.2 : 085718327097 : [email protected] : Islam : Pandeglang, 16 september 1989

KELUARGA Orang tua Ibu Bapak Saudara Kaka : Wahyu Hidayat dan Anggita Wahyudiati : Sri Hidayati : Asmudji HW

PENDIDIKAN FORMAL 2004 2007 2001 2004 1995 2001 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cisauk Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pandeglang Sekolah Dasar Negri 4 Pandeglang

DAFTAR ISI HalamanHALAMAN JUDUL ... HALAMAN PENGESAHAN DEKAN ... HALAMAN PENGESAHAN KA.PSSK .... PERNYATAAN ORISINALITAS . HALAMAN HAK CIPTA ... PRAKATA ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN .. DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK RINGKASAN .. i ii iii iv v vi viii ix xii xiii xiv xv xvii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang .. I.2. Perumusan Masalah I.3. Tujuan Penelitian I.4. Manfaat Penelitian .. 1 3 3 4

BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Penyakit Jantung Hipertensi . 2. Pengaruh Obesitas Terhadap Penyakit Jantung Hipertensi .. 3. Pengaruh Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Penyakit Jantung Hipertensi .. II.2. Kerangka Teori .. II.3. Kerangka konsep II.4. Hipotesis Penelitian II.5. Penelitian Sebelumnya 15 16 17 17 18 5 5 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Jenis Penelitian .. III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian . III.3. Subjek Penelitian ... 1. Populasi . 2. Sampel ... III.4. Teknik Sampling ... 1. Kriteria Inklusi .. 2. Kriteria Eksklusi III.5. Rancangan Penelitian III.6. Identifikasi Variabel .. 1. Variabel Bebas .. 2. Variabel Terikat . III.7. Definisi Operasional .. III.8. Instrumen Penelitian .. III.9. Protokol Penelitian III.10. Analisis Data 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 21 23 23 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN IV.1. Gambaran Umum RSPAD Gatot Soebroto IV.2. Hasil Penelitian .. 1. Gambaran umum Subyek Penelitian .. 2. Hasil Analisis Univariat Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian karakteristik umur, jenis kelamin, dan obesitas . 3. Hasil Analisis Bivariat IV.3. Pembahasan 1. Hubungan antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi . 2. Hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung hipertensi .. 3. Hubungan antara obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi .. IV.4. Keterbatasan Penelitian .. 32 33 27 28 30 30 31 26 26 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan V.2. Saran .. DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN .. 34 34 35 37

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi IMT berdasarkan WHO .. 21 Tabel 2. Distribusi kejadian penyakit jantung hipertensi 34 Tabel.3. Distribusi umur pasien Poli jantung . Tabel.4. Distribusi jenis kelamin pasien poli jantung Tabel.5. Distribusi obesitas pasien poli jantung . Tabel.6. Hubungan umur dengan kejadian penyakit jantung hipetensi .. Tabel 7. Hubungan jenis kelamin dengan penyakit jantung hipertensi .. 34 35 35 36 37

Tabel 8. Hubungan obesitas dengan penyakit jantung hipertensi ... 37

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Bagan.2. Bagan 3. Bagan 4.

Kerangka teori . Kerangka konsep . Identifikasi variabel penelitian Protokol penelitian ...

23 24 27 30

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 3 LAMPIRAN 4 LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6 LAMPIRAN 7

Surat Pemberitahuan Ijin Penelitian 48 Data Sampel Penelitian 49 Distribusi Penyakit Jantung Hipertensi 53 Tabel Dsitribusi Umur 53 Tabel Distribusi Jenis Kelamin .. 53 Tabel Distribusi Obesitas 54 Hubungan Umur dengan Kejadian Penyakit Jantung Hipertensi 54

LAMPIRAN 8

Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Penyakit Jantung Hipertensi 55

LAMPIRAN 9

Hubungan Obesitas dengan kejadian Penyakit Jantung Hipertensi 57

ABSTRAK

ANGGA.Hubungan umur, jenis kelamin, obesitas dengan Kejadian Penyakit Jantung Hipertensi di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Dibimbing oleh prof dr. Zainal Musthafa, SpJp, FIHA dan dr.Luh Eka Purwani.Mkes Penyakit jantung hipertensi telah menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia dimana merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan prevalensinya. Hipertensi yang lama merupakan penyebab terjadinya penyakit ini. Bertambahnya umur, jenis kelamin, dan status gizi yang berlebih seperti pada obesitas merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, jenis kelamin, obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan sampel secara purposive sampling. Sampel berjumlah 152 orang yang didapatkan dari rekam medis. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik chi square dengan kemaknaan (a=0,05). Terdapat hubungan bermakna antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi (P0,05) . Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi (P>0,05) . Dari hasil penelitian diharapkan pencegahan terhadap penyakit jantung hipertensi dapat dilakukan sedini mungkin.

Kata kunci

: Penyakit jantung hipertensi, umur, jenis kelamin, obesitas

Kepustakaan : 22 (1998-2010)

ABSTRACT ANGGA. the relationship of age,gender,obesity with hypertensive heart disease at cardiac poly of gatot subroto hospital period 1 January 2011 28 February 2011. Guided by prof dr. ZainaL Musthafa, SpJp,FIHA and dr. Luh Eka Purwani. Mkes Hypertensive heart disease has become a world wide health problem. Which is one of the cardiovascular disease that its incidence and prevalence is growing. The long hypertension is cause for this disease. Age,sex, and nutrisional status of such excess in obesity are factors that influence the incidence of this disease. The research to determine the relationship of age,gender,obesity with hypertensive heart disease at cardiac poly of gatot subroto hospital period 1 January 2011 28 February 2011. This research is a descriptive analytical study with cross sectional approach. The sampling methode is purposive sampling. Sample of 152 people obtained from medical records,. Results were tested by chi square stasistical test with significant (a=0,05). There was a significant relationship between age with hypertensive heart disease (P0,05). There was no sighficant relationship between obesity and hypertensive heart disease (P>0,05). From the result of the research expected to take more control of hypertensive heart disease prevention can be done as early is possible. Key world : Hypertensive heart disease,age, sex,obesity Bibliography :22 (1998-2010)

RINGKASAN ANGGA.Hubungan umur, jenis kelamin, dan obesitas dengan Kejadian Penyakit Jantung Hipertensi di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Dibimbing oleh prof dr. Zainal Musthafa, SpJp, FIHA dan dr.Luh Eka.Mkes Satu dari tiga penduduk dunia pada tahun 2001 meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Artinya 1/3 populasi dunia berisiko tinggi penyakit kardiovaskuler. Pada tahun 2001 organisasi kesehatan dunia ( WHO ) mencatat sekitar 17 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Pada tahun 2010 penyakit kardiovaskuler akan semankin meningkat mengalahkan penyakit akbiat infeksi. Hipertensi akan menyebabkan pengurangan harapan hidup seseorang melalui peningkatan morbiditas dan mortalitas, karena hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler. Hipertensi yang lama menimbulkan komplikasi pada organ sasaran seperti stroke, gagal ginjal, hipertensif retinopati dan hivertropi ventrikel kiri. Masalah hipertensi sangat penting di Negara maju dan sekarang mulai meningkat di Negara berkembang karena perobahan pola hidup dan status ekonomi masyarakat. Menurut studi Framingham hampir 1/5 penduduk kulit putih di AS yang berumur > 18 tahun mempunyai tekanan darah diatas 160/95 mmHg dan hampir 1/2 dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Insiden hipertensi pada wanita meningkat diatas umur 50 tahun dan peningkatan ini berhubungan dengan perubahan pola hormon setelah menopause. Hipertrofi ventrikel kiri ( Left Ventricle Hypertrophy = LVH) akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas melalui, penyakit jantung koroner, aritmia dan gagal jantung. Tanpa terapi yang adekuat hipertensi dapat menimbulkan kematian 50% karena penyakit jantung koroner, 30 35% karena stroke dan 10 15% karena gagal ginjal. ( Horrower A. Mc Farlane G. 1998 ) Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensi adalah hipertrofi ventrikel kiri yang terjadi sebagai akibat langsung dari peninggian bertahap tahanan pembuluh perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan diastol. Pengaruh beban humoral seperti rangsangan simpato-adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sitem renin-angiotensinaldosteron belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas. Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis koroner. Pada awal permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus. Rasio masa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya, karena penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tidak teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume, oleh karena meningkatnya volume diastolik akhir. Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa, peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung, serta penurunan efek mekanik pompa jantung. ( Djohan T.B.A. 2004 ) Gambaran klinik seperti sesak nafas merupakan salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik, tekanan pengisian ventrikel meningkat , walaupun fungsi sistolik masih normal. Bila berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel, dan timbul gejala payah jantung. Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan sirkulasi pada cadangan aliran darah koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/pompa jantung yang selektif. ( Peter L. 2004 )

.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan analitik artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap subjek penelitian, menggunakan desain penelitian cross sectional, dan menggunakan data sekunder dari rekam medis. Penelitian ini sendiri dilakukan di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Populasi penelitian ini adalah pasien poli jantung yang tercatat pada periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011, sampelnya adalah pasien penyakit jantung hipertensi periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dimana sampel yang didapatkan adalah 152 orang. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari nomor rekam medis pasien penyakit jantung hipertensi yang tercatat di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik chi square dengan kemaknaan (a=0,05). Terdapat hubungan bermakna antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi . Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung hipertensi. Tidak terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi. Saran yang diajukan adalah untuk orang yang lebih berisiko mulai sedini mungkin untuk menjaga kondisi kesehatan baik dari kebiasaan makan, olahraga dan pola hidup. Pengontrolan hipertensi secara dini penting dilakukan untuk mengenali tanda-tanda hipertensi dan segera melakukan pengobatan, diharapkan tekanan darahnya dapat terkontrol dan risiko terkena penyakit jantung hipertensi dapat ditekan.

Kata kunci

: Penyakit jantung hipertensi, umur, jenis kelamin, obesitas

Kepustakaan : 22 (1998-2010)

BAB I PENDAHULUANI.1. Latar Belakang Pada tahun 1978 proporsi penyakit jantung hipertensi sekitar 14,3% dan meningkat menjadi sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit jantung di Indonesia. Sebanyak 85-90% hipertensi tidak dapat diketahui penyababnya dan hanya sebagian kecil yang dapat ditetapkan penyebabnya. (Riaz K, Ahmed A. 2010) Penyebab penyakit jantung hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang berlangsung kronis, tetapi penyebab tekanan darah tinggi dapat beragam. Esensial hipertensi menyumbang 90% dari kasus hipertensi pada orang dewasa, hipertensi sekunder berjumlah 10% dari sisa kasus kronis hipertensi. Hipertensi tak terkontrol dan berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam struktur

miokard, pembuluh darah koroner, dan sistem konduksi jantung. Perubahan ini pada gilirannya dapat menyebabkan perkembangan hipertrofi ventrikel kiri (LVH), penyakit arteri koroner (CAD), berbagai penyakit sistem konduksi, serta disfungsi sistolik dan diastolik dari miokardium, yang bermanifestasi klinis sebagai angina atau infark miokard, aritmia jantung ( terutama fibrilasi atrium), dan gagal jantung kongestif (CHF). Dengan demikian, penyakit jantung hipertensi adalah istilah yang diterapkan secara umum untuk penyakit jantung, seperti LVH, penyakit arteri koroner, aritmia jantung, dan CHF, yang disebabkan oleh efek langsung atau tidak langsung dari hipertensi. (Diamond JA, Phillips RA. 2005) Menurut studi Framingham hampir 1/5 penduduk kulit putih di AS yang berumur > 18 tahun mempunyai tekanan darah diatas 160/95 mmHg dan hampir 1/2 dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Insiden hipertensi pada wanita meningkat diatas umur 50 tahun dan peningkatan ini berhubungan dengan perubahan pola hormon setelah menopause. Hipertrofi ventrikel kiri ( Left Ventricle Hypertrophy = LVH) akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas melalui, penyakit jantung koroner, aritmia dan gagal jantung. Tanpa terapi yang adekuat hipertensi dapat menimbulkan kematian 50% karena penyakit jantung koroner, 30 35% karena stroke dan 10 15% karena gagal ginjal. Hipertrofi ventrikel kiri (LVH) ditemukan pada 50% hipertensi tanpa diterapi yang dideteksi dengan ekokardiografi. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan kematian jantung mendadak hingga

lima kali dibandingkan dengan penderita hipertensi tanpa LVH, sehingga dalam penatalaksanaan hipertensi, program pencegahan LVH merupakan tujuan utama selain penurunan tekanan darah. LVH memperburuk sirkulasi koroner karena

menurunkan cadangan koroner dan gangguan perfusi miokard. ( Horrower A, Mc Farlane G. 1998 ) Oleh karena itu masalah penyakit jantung hipertensi ini mendapatkan perhatian yang sangat serius dari pemerintah yang berusaha menekan prevalensi penyakit ini dengan berbagai cara, seperti mengendalikan faktor risiko terhadap penyakit tidak menular yang salah satunya termasuk hipertensi (DEPKES. 2007). Faktor risiko yang paling sering menyebabkan penyakit jantung hipertensi antara lain, obesitas, asupan Na, stress, faktor endotel, dan faktor umur, jenis kelamin yang merupakan faktor internal yang sulit untuk dicegah (Depkes. 2007). Penyakit jantung hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung dengan berbagai macam

mekanisme, salah satunya dapat menyebabkan kepayahan jantung yang berakhir dengan kematian (Carol T, Brown. 2006) Sebelumnya sudah banyak penelitian tentang penyakit jantung hipertensi yang dihubungkan dengan berbagai macam faktor risiko. Dadang Hendrawan, Asmika, Darwatik, 2004. Hubungan Antara Umur dan Jenis Kelamin dengan Tekanan Darah, Indeks massa tubuh (IMT) dan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Penyakit Jantung Hipertensi Yang Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Jantung RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari 2000-Desember 2003. Dengan hasil penelitian bahwa tekanan darah, indeks massa tubuh (IMT) dan kadar kolesterol total merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit jantung hipertensi, yang nilainya diduga dipengaruhi oleh berbagai karakteristik penderita. Maka oleh karena itu saya sangat ingin melakukuan penelitian ini untuk

membuktikan apakah ada hubungan yang bermakna atau tidak. Pada penelitian ini faktor yang ingin diteliti adalah mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara umur, jenis kelamin, obesitas dengan terjadinya penyakit jantung hipertensi. Peneliti tertarik melakukan penelitian di poli jantung RSPAD Gatot Subroto dikarenakan rumah sakit tersebut merupakan salah satu rumah sakit rujukan nasional dan bertipe A.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya edukasi pasien hipertensi di layanan kesehatan rujukan RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi di poli jantung RSPAD Gatot Subroto periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011 ? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui distribusi faktor umur, jenis kelamin, obesitas terhadap jantung hipertensi di poli jantung RSPAD Gatot Subroto, Jakarta 2. Tujuan Khusus a. b. Mengetahui distribusi umur dengan angka kejadian penyakit jantung hipertensi Mengetahui distribusi jenis kelamin dengan angka kejadian penyakit jantung hipertensi c. Mengetahui distribusi obesitas dengan angka kejadian penyakit jantung hipertensi d. e. Mengetahui hubungan umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi dan Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan hipertensi f. Mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi kejadian penyakit jantung penyakit

I.4. Manfaat Penelitian Bagi masyarakat dapat mengerti apa saja faktor risiko terjadinya penyakit jantung hipertensi, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan dini terhadap penyakit jantung hipertensi dengan cara mengendalikan faktor-faktor yang dapat dirubah. Sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi hipertensi. Bagi RSPAD Gatot Subroto diharapkan mendapat bahan tambahan dalam upaya meningkatkan upaya promosi kesehatan yang dapat menurunkan kejadian penyakit jantung hipertensi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Bagi ilmu pengetahuan diharapkan dapat menambah data tentang hubungan faktor risiko dengan terjadinya penyakit jantung hipertensi. hipertensi yaitu penyakit jantung

Bagi penulis manfaat penelitian ini sebagai sarana pembelajaran untuk membuat karya ilmiah yang dapat digunakan sebagaimana semestinya, sekaligus sebagai bahan untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi.

BAB II LANDASAN TEORIII.1. Tinjauan Pustaka 1. Penyakit jantung hipertensi Definisi Hypertensive heart disease (HHD) adalah penyakit komplikasi

jantung istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) atau hipertrofi ventrikel kiri (HVK), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan kerana peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung. ( Braverman, E.R. 2009 ) Hipertrofi ventrikel kiri Hipertrofi ventrikel kiri didefinisikan sebagai suatu penambahan massa pada ventrikel kiri, sebagai respon miosit terhadap berbagai rangsangan yang menyertai peningkatan tekanan darah. Hipertrofi miosit dapat terjadi sebagai kompensasi terhadap peningkatan afterload. Rangsangan mekanik dan neurohormonal yang menyertai hipertensi dapat menyebabkan aktivasi pertumbuhan sel-sel otot jantung, ekspresi gen (beberapa gen diberi ekspresi secara primer dalam perkembangan miosit janin), dan hipertrofi ventrikel kiri. Sebagai tambahan, aktivasi sistem reninangiotensin melalui aksi angiotensin II pada reseptor angiotensin I mendorong pertumbuhan sel-sel interstisial dan komponen matrik sel. Jadi, perkembangan HVK dipengaruhi oleh hipertrofi miosit dan ketidakseimbangan antara miosit dan struktur interstisium skeleton cordis. ( Braverman, E.R. 2009 ) Berbagai jenis pola hipertrofi ventrikel kiri telah dijelaskan, termasuk remodelling konsentrik, hipertrofi ventrikel kiri konsentrik, dan hipertrofi ventrikel kiri eksentrik. Hipertrofi ventrikel kiri konsentrik adalah peningkatan pada ketebalan dan massa ventrikel kiri disertai peningkatan tekanan dan volume diastolik ventrikel kiri, umumnya ditemukan pada pasien dengan hipertensi. Bandingkan dengan hipertrofi ventrikel kiri eksentrik, di mana penebalan ventrikel 5 kiri tidak merata namun hanya terjadi pada sisi tertentu, misalnya pada septum. Hipertrofi ventrikel kiri konsentrik merupakan pertanda prognosis yang

buruk pada kasus hiperetensi. Pada awalnya proses hipertrofi ventrikel kiri merupakan kompensasi perlindungan sebagai respon terhadap peningkatan tekanan dinding ventrikel untuk mempertahankan cardiac output yang adekuat, namun hipertrofi ventrikel kiri kemudian mendorong terjadinya disfungsi diastolik otot jantung, dan akhirnya menyebabkan disfungsi sistolik otot jantung.( Braverman, E.R. 2009 ) Etiologi Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan seiring dengan berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung memompa darah melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah yang meningkat, ventrikel kiri membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap menitnya (cardiac output) berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal jantung akan makin terlihat. ( Braverman, E.R. 2009 ) Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama bagi penyakit jantung dan stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik ( menurunnya suplai darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau angina dan serangan jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang menebal. Tekanan darah tinggi juga berpenaruh terhadap penebalan dinding pembuluh darah yang akan mendorong terjadinya aterosklerosis (peningkatan kolesterol yang akan terakumulasi pada dinding pembuluh darah). Hal ini juga meningkatkan risiko seangan jantung dan stroke. Penyakit jantung hipertensi adalah penyebab utama penyakit dan kematian akibat hipertensi. ( Ali, W. 1996 ) Patofisiologi Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner. Angina pectoris juga dapat terjadi kerana

gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang bertambah akibat penambahan massa miokard. ( Peter L. 2004 ) Gambaran radiologis Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat kerana hipertrofi konsentrik ventrikel kiri. Pada keadaan lanjut, apeks jantung membesar ke kiri dan bawah. Aortic knob membesar dan menonjol disertai klasifikasi. Aorta ascenden dan descenden melebar dan berkelok ( pemanjangan aorta/elongasio aorta) ( Peter L. 2004 ) Gambaran klinik Pada stadium dini hipertensi, tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis. Jantung berdenyut cepat dan kuat. Terjadi hipersirkulasi yang mungkin sebagai akibat aktivitas neurohormonal yang meningkat disertai dengan hipervolemia. Pada stadium selanjutnya, timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertorfi ventrikel kiri yang difus, tahanan pembuluh darah perifer meningkat. Gambaran klinik seperti sesak napas, salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik, tekanan pengisisan ventrikel meningkat, walaupun fungsi sistolik masih normal. Bila berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel, dan timbul gejala payah jantung. Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada factor koroner. Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aliran darah koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/ pompa jantung yang selektif. ( Peter L. 2004 )

Diagnosa Diagnosa penyakit jantung hipertensi didasarkan pada riwayat,pengkuran tekanan darah, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan awal pasien hipertensif harus menyertakan riwayat lengkap dan pemeriksaan fisis untuk mengkonfirmasi diagnosis hipertensi, menyaring faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular lain, menyaring penyebab-penyebab sekunder hipertensi,

mengidentifikasi konsekuensi kardiovaskular hipertensi dan komorbiditas lain, memeriksa gaya hidup terkait-tekanan darah, dan menentukan potensi intervensi.

Pengukuran tekanan darah yang terpercaya tergantung pada perhatian terhadap detail mengenai tekhnik dan kondisi pengukuran. Karena peraturan terkini yang melarang penggunaan merkuri karena perhatian mengenai toksisitas potensialnya, sebagian besar pengukuran dibuat menggunakan instrumen aneroid. Akurasi instrumen pengukur tekanan darah terotomatisasi harus dikonfirmasi. Pada pemeriksaan fisis, Habitus tubuh, seperti tinggi dan berat badan, harus dicatat. Pada pemeriksaan awal, tekanan harus diukur pada kedua lengan, dan lebih baik pada posisi terlentang, duduk dan berdiri untuk mengevaluasi keberadaan hipotensi postural. Pada pemeriksaan laboratorium meliputi Urinalisis mikroskopik, ekskresi albumin, BUN atau kreatinin serum, Natrium, kalium, kalsium, dan TSH serum, Hematokrit, elektrokardiogram, Glukosa darah puasa, kolesterol total, HDL dan LDL, trigliserida. ( Peter L. 2004 ) Diagnosa Banding Aterosklerosis Arteri Koroner Permasalahan lain yang dapat diperkirakan: Kardiomiopati hipertrofi Jantung atlet CHF karena penyebab lainnya Fibrilasi atrium karena penyebab lainnya Disfungsi diastolik karena penyebab lainnya

Prognosis Risiko komplikasi tergantung pada seberapa besar hipertrofi ventrikel kiri. Semakin besar ventrikel kiri, semakin besar kemungkinan kompilkasi terjadi. Pengobatan hipertensi dapat mengurangi kerusakan pada ventrikel kiri. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu seperti ACE-Inhibitor, Beta-blocker, dan diuretik spinorolakton dapat mengatasi hipertropi ventrikel kiri dan memperpanjang kemungkinan hidup pasien dengan gagal jantung akibat penyakit jantung hipertensi. Bagaimanapun juga, penyakit jantung hipertensi adalah penyakit yang serius yang memiliki risiko kematian mendadak.( Peter L. 2004 )

Penatalaksanaan Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit diatas jantung hipertensi. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi: Pengaturan diet, Olahraga teratur, Penurunan berat badan, dan Obat-obatan untuk hipertensi, gagal jantung sekunder karena disfungsi

diastolik dan sistolik, coronary artery disease, dan aritmia. Pengaturan diet Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-obatan yang menurunkan tekanan darah dapat menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki keadaan LVH. Beberapa diet yang dianjurkan: 1. Rendah garam, beberapa studi mennjukkan bahwa diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pad pasien dengan hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari. 2. Diet tinggi potassium, dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya belum jelas. Pemberian potassium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya di mediasi oleh nitric oxide pada dinding vaskular. 3. 4. 5. Diet kaya buah dan sayur mayur. Diet rendah kolesterol, sebagai pencegah terjadinya penyakit jantung koroner. Tidak mengkonsumsi alkohol Olahraga teratur

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga isotonik dapat juga dapat meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan

Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penrunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus arena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung simpatomimetik,sehingga dapat memningkatan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia. Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni. ( Djohan T.B.A. 2004 ) Farmakoterapi Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi: thiazide, beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan. Penanganan LVH LVH, tanda dari peningkatan risiko morbiditi dan mortalitas kardiovaskuler dan harus ditatalaksana secara agresif. Walaupun regeresi LVH belum secara jelas dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas tapi beberapa data dapat mendukung hipotesis ini. Obat-obatan yang digunakan untuk menatalaksana LVH adalah sama seperti penanganan hipertensi.

Penanganan disfungsi diastolik LV Beberapa golongan antihipertensi ACE inhibitor, beta-blocker, dan

nondihydropyridine calcium channel blockers telah membuktikan dapat memperbaiki parameter ekokardiographi pada simptomatik dan

asimptomatik disfungsi diastolik dan gejala gagal jantung. ( Djohan T.B.A. 2004 ) Gambaran klinik seperti sesak nafas, salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik, tekanan pengisian ventrikel meningkat , walaupun fungsi sistolik masih normal. Bila berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel, dan timbul gejala payah jantung. Stadium ini seringkali disertai dengan gangguan sirkulasi pada cadangan aliran darah koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/pompa jantung yang selektif (Arjatmo T, Hendra U. 2004) Pemeriksaan penunjang untuk komplikasi hipertensi yang

menyebabkan penyakit jantung dapat digunakan pemeriksaan radiologi, laboratorium, elektrokardiogram dan ekokardiografi. Pada pemeriksaan radiologi rontgen posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri, elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada stadium payah jantung hipertensi. Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum dan kreatinin, untuk menilai fungsi ginjal. Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron. Pemeriksaan penunjang elektrokardiogram dan ekokardiografi akan memberikan gambaran hipertrofi ventrikel kiri. ( Arjatmo T, Hendra.U. 2004 ) Penyebab hipertrofi ventrikel kiri antara lain hipertensi, penyakit katup aorta, isufisiensi katup mitral, penyakit jantung koroner yang lama, hipertrofi karena kelainan nutrisi, penyakit jantung bawaan. Keadaan ini juga dapat terjadi pada orang normal yang melakukan latihan berat, antara lain atlet dan pelari maraton. Kriteria EKG yang menunjukan hipertrofi ventrikel kiri, sekaligus sebagai diagnosa untuk penyakit jantung hipertensi adalah : 1) Sadapan prekordial a. Tinggi gelombang R di V5 atau V6 > 27 mm. Dalamnya gelombang S di V1 + tinggi gelombang R di V5 atau V6 > 35 mm.

b. Depresi segmen ST dan inversi gelombang T asimetris di V5 dan V6 (Ventricular Strain) 2) Sadapan ekstremitas a. Jantung horizontal tinggi gelombang R di aVL > 11 mm b. Jantung ventrikal: tinggi gelombang R di aVF > 20 mm. Keadaan ini memiliki nilai diagnostik yang rendah karena hasil ini dapat juga terjadi pada hipertrofi ventrikel kanan. ( Dharma.S. 2009 ) Gambaran atau kriteria ECHO untuk pasien penyakit jantung hipertensi dan dapat membedakan tipe pembesaran ventrikel kiri konsentrik, eksentrik atau ireguler adalah : Pengukuran dimensi internal ventrikel kiri ( Left

Ventricle Internal Dimension, LVID), tebal septum interventrikuler ( interventicular Septal Wall Thickness, SWT) dan tebal dinding posterior ( Posterior Wall Thickness, PWT) diperoleh dari diagram M-mode yang diambil dari posisi mid ventricular short-axis view pada sela iga IV dan V di parasternalis kiri. LVIDd diambil antara sisi kiri septum interventrikuler dan endokardium posterior ventrikel kiri pada akhir diastolis. Sesuai metode Devereux didapatkan rumus pengukuran Left Vntricle Mass Index/ LVMI ( g/m2) sebagai Berikut: LVMI = (1,04 [ (SWT + PWT+LVID)3 (LVID)3] 14)/BSA BSA = Body surface area ( luas permukaan tubuh), didapat dengan rumus: BSA= (0,0001) (71,84) (Wt 0,425 xHt 0,725 ). Wt = Berat badan dalam kg, Ht = tinggi badan dalam cm (standar Dubois). Dikategorikan LVH kalau LVMI >108 g/m2 untuk wanita dan LVMI >131 g/m2 untuk pria (Efendi, 2003). Sedangkan menurut Kim et al. (2008), dikatakan HVK bila LVMI > 95 g/ m2 pada wanita dan > 115 g/m2 pada pria. ( Efendi 2003 ), klasifikasi lebih jauh dari HVK berdasarkan tebal relatif dinding otot jantung ( RWT = Relative wall thickness) sesuai dengan criteria American Society ofEchocardiography dibedakan atas hipertrofi konsentrik jika RWT lebih dari 0,45 dan hipertrofi eksentrik jika RWT kurang dari 0,45. RWT diperoleh dari rumus berikut : RWT = [ (2xPWT)/LVIDd ]

2.

Pengaruh Obesitas Terhadap Penyakit Jantung Hipertensi Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadinya kelebihan berat badan yang sangat berlebih. Obesitas ini dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Untuk menentukan seseorang mengalami obesitas atau tidak dapat digunakan pengukuran antropometri atau yang paling mudah dengan menggunakan IMT ( Indeks Massa Tubuh ).

Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT (WHO) Klasifikasi Kurang : Ringan Sedang Berat IMT (kg/m) 25,0) 2. Tidak obesitas (IMT25,0) (WHO)

menggunakan rumus IMT = ( ( BB dlm Kg ) / (Tb dlm Meter) (WHO) Variabel Terikat (dependen) Penyakit jantung Melihat status Rekam medis pasien. Dengan melihat tekanan darah yang 1.Penyakit jantung hipertensi Ordinal )

hipertensi pasien

tercantum, dan EKG medis.( Arjatmo Hendra 2001). EKG T, U. Hasil pada hasil rekam 2.Bukan penyakit jantung hipertensi

pasien jantung hipertensi akan menunjukan adanya pembesaran ventrikel kiri dengan kriteria tinggi gelombang R di >11mm tinggi gelombang R di V5 atau V6 >27 mm atau dalamnya gelombang S di V1 + tinggi gelombang R di V5 atau V6 >35 mm. ( aVL atau :

Dharma.S. 2010 ).

III.8. Instrumen Penelitian Instrumen data untuk penelitian ini merupakan data sekunder yang dikumpulkan atau didapatkan dengan cara mengajukan surat permohonon ke pihak kampus yang kemudian dilanjutkan ke BALITBANG RSPAD Gatot Subroto untuk mendapatkan izin pengambilan data sekunder berupa rekam medis yang telah terdiagnosa penyakit jantung hipertensi. Seluruh data yang dibutuhkan ada dalam rekam medis berupa BB, TB, umur, dan jenis kelamin. Pengambilan data sekunder dilakukan secara langsung oleh peneliti. III.9. Protokol Penelitian Identifikasi + Perumusan Masalah

Perumusan Hipotesis

Identifikasi Variabel Penelitian

Penetapan Subjek dan Rancangan penelitian (Instrumentasi)

Pengambilan data

Hasil (Kesimpulan) Bagan.4. Protokol penelitian

III.10. Analisis data Data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan program pengolahan data statistik. Analisis data adalah tahapan untuk mengolah data menjadi bentuk yang dapat memberikan informasi yang mudah dimengerti dengan menggunakan metode statistik. Setelah dapat memberikan informasi baru kita dapat membandingkan dengan teori yang ada. 1. Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk melihat penyajian distribusi frekuensi dari analisis distribusi variabel dependen dan variabel independen. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data menggunakan uji Chi-square.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Gambaran Umum RSPAD Gatot Soebroto Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto beralamat di Jln. Dr. Abdul Rahman Saleh No. 24, Jakarta Pusat. Dahulu RSPAD Gatot Soebroto DITKESAD merupakan rumah sakit tentara belanda, dikenal dengan groot militare hospital welterveden. Kemudian pada tanggal 8 maret 1942 pernah menjadi rumah sakit militer angkatan darat Jepang dengan nama rikugun byoin. Sejak kemerdekaan 17 ahustus 1945 dikuasai oleh tentara KNIL dan namanya diubah menjadi militaire geneeskundige diesnt. Pada tanggal 26 juli 1950 diserahkan kepada Djawatan Kesehatan Angkatan Darat menjadi rumah sakit tentara pusat. Momentum bersejarah ini selanjutnya diperingati sebagai hari jadi RSPAD Gatot Soebroto. Mengingat jasa-jasa Letnan Jendral Gatot Soebroto yang memberikan segala-galanya bagi RSPAD agar menjadi kebanggaan prajurit dan upaya meningkatkan kesejahtraan

prajuritangkatan darat maka dipakailah nama Gatot Soebroto dibelakang rumah sakit ini. Keberadaan pemeriksaan diagnostik mutakir serta keasrian bangunan dan pelayanan terhadap kesehatan begitu tinggi maka sejak 1977. RSPAD Gatot Soebroto DITKESAD ditunjuk menjadi salah satu tempat pemeriksaan dan perawatan pejabat tinggi sampai sekarang. Mengingat peran serta rumah sakit terhadap pelayanan kesehatan masyarakat maka sejak tahun 1989, RSPAD Gatot Soebroto mulai membuka diri untuk pelayanan swasta sampai sekarang, dikenal sebagai pavilion Dr. R. Darmawan untuk rawat inap swasta. Kemudian tahun 1991 didirikan bangunan 6 lantai di pavilion kartika untuk rawat jalan dan rawat inap. Selanjutnya diresmikan pavilion dr. Imam Sudjudi melayani kesehatan ibu dan bayi, pavilion anak untuk perawatan anak serta non pavilion untuk perawatan kelas tiga. Saat ini, pelayanan kesehatan dilayani dokter spesialis dan sub spesialis dengan di dukung pelayanan unggulan serta alat yang canggih dalam menunjang tindakan diagnostik dan medis.25

A. Visi RSPAD Gatot Soebroto menjadi rumah sakit kebanggaan prajurit dan kebanggaan masyarakat. B. Misi Umum : Ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, menyeluruh dan terjangkau bagi masyarakat umum. Khusus : mendukung tugas pokok TNI AD dengan menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan bagi prajurit dan PNS TNI AD serta keluarganya dan memberikan dukungan kesehatan, serta menyelenggarakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan. IV.2. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah pasien penyakit jantung hipertensi yang berobat di RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Data diperoleh dari rekam medik dimana sebelumnya dilakukan pencocokan nomor rekam medik pasien yang tercatat di bagian jantung RSPAD Gatot Soebroto kemudian dilakukan pencarian nomor rekam medik sesuai dengan nomor rekam medik yang telah didapatkan sebelumnya. Setelah dilakukan pencarian nomor rekam medik ditemukan jumlah sampel berdasarkan kriteria pembatas atau kriteria eklusi yang digunakan dalam penelitian ini. Setelah dihitung jumlah sampel didapat sesuai dengan periode berobat pasien maka jumlah sampel penelitian ini berjumlah 38 orang yang menderita penyakit jantung hipertensi dan 114 orang yang berobat di poli jantung tapi tidak menderita penyakit jantung hipertensi, dimana jumlah tersebut merupakan akumulasi jumlah sampel dari periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Sampel didapatkan melalui pemilihan secara Purposive sampling artinya, sampel diambil berdasarkan pertimbangan tertentu peneliti.

Tabel 2. Distribusi kejadian penyakit jantung hipertensi Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011 Penyakit Jantung Hipertensi ya Tidak TOTAL n 38 114 152 % 25,0 75,0 100,0

2. Hasil Analisis Univariat Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian karakteristik umur, jenis kelamin, dan obesitas A. Umur Tabel.3. Distribusi umur pasien poli jantung RSPAD Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011 Umur 15 49 tahun >50 tahun TOTAL n 29 123 152 % 19,1% 80,9% 100,0

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa dari jumlah 152 orang dalam penelitian ini, pada kelompok umur 15 49 tahun terdapat 29 orang ( 19,1% ), >50 tahun sebanyak 123 orang (80,9%) B. Jenis Kelamin Tabel.4. Distribusi jenis kelamin pasien poli jantung RSPAD Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan TOTAL n 62 90 152 % 40,8% 59,2% 100,0

Pada Tabel 5 dapat dilihat kelompok jenis kelamin laki-laki berjumlah 62 orang ( 40,8% ) dan pada kelompok berjenis kelamin perempuan berjumlah 90 orang ( 59,2% ). C. Obesitas Tabel.5. Distribusi obesitas pasien poli jantung RSPAD Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011

Obesitas Ya Tidak TOTAL

n 79 73 152

% 52,0% 48,0% 100,0

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pasien dengan obesitas lebih dominan dengan jumlah 79 orang (52%), sedangkan yang tidak obesitas berjumlah 73 orang (48,%). 3. Hasil Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel untuk membuktikan hipotesis penelitian. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk itu dilakukan analisis bivariat dengan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan 5% (=0,05) A. Hubungan antara umur dengan penyakit jantung hipertensi Berikut ini adalah hasil analisis bivariat antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi. Disini dibagi menjadi dua kelompok antara umur 15-49 tahun dengan umur >50 tahun.

Tabel 6. Hubungan Umur dan penyakit jantung hipertensi Kategori umur Penyakit jantung hipertensi YA 15-49 tahun >50 tahun Total n 13 25 38 % 44,8 20,3 TIDAK n % 16 55,2 98 79,7 114 total Value n 29 123 152 % 100 100 100 0,006 p

Hasil pengolahan data dengan menggunakan chi square dengan p value 0,006 dimana p50 tahun didapatkan 25 orang (20,3%) menderita penyakit jantung hipertensi, dan sebanyak 98 orang (78,7%) yang tidak menderita penyakit jantung hipertensi. Hasil pengolahan data dengan menggunakan chi square dengan p value 0,006 dimana p50 tahun paling banyak menderita penyakit jantung hipertensi dan didapatkan hubungan antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi Hal ini menunjukan bahwa hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herke J.O.Sigarlaki.

Faktor umur

sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit jantung

hipertensi, yang jika terus - menerus dibiarkan akan mengakibatkan terganggunya kerja jantung. Pada umumnya tekanan darah akan naik dengan bertambahnya umur terutama setelah umur 40 tahun. Prevalensi penyakit jantung hipertensi di Indonesia pada golongan umur dibawah 40 tahun masih kurang dari 10%, tetapi di atas 50 tahun angka tersebut terus meningkat mencapai 20-30%, hal ini menyebabkan penyakit ini menjadi masalah yang serius untuk diperhatikan. (Kamso. 2000). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dengan semakin bertambahnya umur maka akan terjadi perubahan pada elastisitas pembuluh darah yang berakibat terjadinya peningkatan resistensi perifer. Dengan meningkatnya resistensi perifer maka akan berpengaruh terhadap tekanan darah yang semakin tinggi dan diikuti dengan beban kerja jantung yang meningkat yang pada akhirnya akan menimbulkan penyakit jantung hipertensi. ( Arjatmo T, Hendra U. 2001) 2. Hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung hipertensi Jenis kelamin laki-laki didapatkan jumlah 13 orang (21,0%) yang menderita penyakit jantung hipertensi dan 49 orang (79,0%) tidak menderita penyakit jantung hipertensi. Untuk jenis kelamin perempuan didapatkan jumlah 25 orang (27,8%) yang menderita penyakit jantung hipertensi dan 65 orang (72,2%) tidak menderita penyakit jantung hipertensi. Hasil pengolahan dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai P value 0,341 dimana P>0,05 menunjukan bahwa Ho diterima, yang artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung hipertensi. Hasil penelitian diatas sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yasmina (2009), yang mendapatkan hasil jumlah perempuan lebih banyak yang menderita penyakit jantung hipertensi dibandingkan jumlah lakilaki. Penelitian lainya dari Dadang Hendrawan, DKK (2004) mendapatkan hasil tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin penyakit jantung hipertensi. Teori terjadinya penyakit jantung hipertensi dilihat dari jenis kelamin lebih besar risiko pada laki-laki dibandingkan pada perempuan. Pada laki-laki gaya hidup yang tidak baik seperti merokok dan tingkat stress yang tinggi akan mengakibatkan tekanan darah meningkat sehingga beban kerja jantung juga dengan kejadian

meningkat. Hal ini akan menyebabkan pembesaran ventrikel kiri. Pada perempuan yang masih dalam masa subur insiden penyakit jantung hipertensi jarang ditemukan karena hormon pada wanita masa subur mencegah terhadap peningkatan tekanan darah. ( Gray H. Dawkins KD, Morgan JM. 2005 ).

3. Hubungan antara obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi Didapatkan 19 orang (24,1%) obesitas menderita penyakit jantung hipertensi dan 19 orang (26,0%) tidak mengalami obesitas tanpa menderita penyakit jantung hipertensi. Sebanyak 60 orang (75,9%) obesitas tetapi tidak menderita penyakit jantung hipertensi dan 54 orang (74,0%) tidak obesitas dengan penyakit jantung hipertensi. Hasil pengolahan dengan menggunakan uji chi-square memenuhi syarat, maka digunakan uji chi square dengan P value 0,779 dimana p>0,05 menunjukan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yusida (2001) didapatkan hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara obesitas dengan penyakit jantung hipertensi. Hasil yang sama juga didapatkan oleh khania (2000) yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan penyakit jantung hipertensi. jika dihubungkan dengan teori, hubungan antara obesitas dengan pada obesitas yang

kejadian penyakit jantung hipertensi disebabkan

berkepanjangan terdapat kerusakan glomerular dan gangguan tekanan natriuesis ginjal akibat peningkatan tekanan arteri, vasodilatasi ginjal, hiperfiltrasi glomerular, dan aktivasi neurohormonal. Akibatnya kerja jantung akan semakin bertambah berat untuk memasok aliran darah keseluruh tubuh, yang akan mengakibatkan terjadinya penyakit jantung hipertensi. (Arjatmo T, Hendra U. 2004). IV.4. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan mengingat adanya keterbatasan dalam hal desain penelitian yakni cross sectional. Kelemahan dari penelitin Cross sectional ini karena meneliti variabel variabel baik bebas maupun terikat secara bersamaan sehingga kurang kuat untuk mencari hubungan sebab akibat.

Banyak penyebab yang dapat menyebabkan penyakit jantung hipertensi tetapi peneliti hanya terbatas meneliti variabel umur, jenis kelamin, dan obesitas. Hal ini karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga dalam pengambilan data. Peneliti juga tidak meneliti apakah terdapat hubungan antara setiap variabel penelitian bebas seperti dengan variabel penelitian bebas lainnya yang berhubungan dengan variabel terikat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan penyakit jantung hipertensi 2. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan penyakit jantung hipertensi 3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan penyakit jantung hipertensi V.2. Saran 1. Pada orang yang lebih berisiko dapat mulai sedini mungkin untuk menjaga kondisi kesehatan baik dari kebiasaan makan, olahraga dan pola hidup. 2. Pengontrolan hipertensi secara dini, untuk mengenali tanda-tanda hipertensi dan segera melakukan pengobatan, diharapkan tekanan darahnya dapat terkontrol dan risiko terkena penyakit jantung hipertensi dapat ditekan. 3. Dapat lebih mengenali tanda atau gejala penyakit jantung hipertensi sehingga penderita dapat ke rumah sakit dengan drajat yang lebih ringan 4. Pada penelitian selanjutnya dapat dihubungkan antar variabel yakni hubungan DM dan Genetik dengan angka kejadian penyakit jantung hipertensi, atau

menghubungkan berbagai macam variabel lagi, agar mendapatkan hasil penelitian yang baru agar dapat dapat bermanfaat untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit jantung hipertensi. 5. Perlu dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar untuk dapat mengetahui hubungan antar variabel dengan tepat.

34

DAFTAR PUSTAKA

Ali, W. 1996. Penyakit Jantung, Hipertensi, Dan Nutrisi. Jakarta : Bumi Aksara Arjatmo T, Hendra U. (2001). Ilmu penyakit dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : 453-483 Arjatmo T, Hendra U. (2004). Buku ajar kardiologi. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia : 209-212 Braverman, E.R., Braverman, D. 2009. Dua Penyebab Penyakit Jantung Tekanan Darah Tinggi dan Kenaikan Kadar Kolesterol, http://www.jantunghipertensi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1& id=340 (Maret 2012) Bustan MN. (2007). Epidemilogi penyakit tidak menular. Jakarta: Rineke Cipta Carol T. Brown. (2006) Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses penyakit, edisi 6, volume 1. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran EGC Dadang Hendrawan, Asmika, Darwatik, (2004). Hubungan Antara Umur dan Jenis Kelamin dengan Tekanan Darah, Indeks massa tubuh (IMT) dan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Penyakit Jantung Hipertensi Yang Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Jantung RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari 2000 Desember 2003 http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/18142/1/ (Desember 2011) Depkes. (2000). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan Depkes. (2004). Profil Kesehatan Indonesia. Cited: 26 juni 2011. Available fromhttp://bankdata.depkes.go.id/data%20intranet/ProfilKes/2004/BAB%20IIIFinal.pdf Diamond JA, PhillipsRA. (2005) Hypertensive Heart Disease. Hypertens Res Vol. 28, No. 3 . On International journal of obesity. Hypertension research available at http://www.nature.com/hr/journal/v28/n3/abs/hr200525a.html last update 29 mei 2011 Djohan T.B.A, 2004. Penyakit Jantung Koroner Dan Hipertensi, Ahli Penyakit Jantung Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : 1-7 from http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri10.pdf [Accessed 18 March 2012] Dharma.S. (2010). Sistematika Interpretasi EKG. Jakarta: Buku Kedokteran EGC : 26 Gray,H. Huon, Dawkins, D. Keith, Morgan, M. John, Simpson, A. lain. (2003). Gagal jantung. Lecture Notes Kardiologi. Edisi 4. Jakarta: Erlangga ; 57-6035

Gustaviani Reno, 2007. Naskah Lengkap Penyakit Dalam. (2007). Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 108

Horrower A. Mc Farlane G. 1998. Left Ventricular Hyperthrophy in Hypertension In : AM J. Med. ; (suppl.1 B). 89 91. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. (2007). Buku ajar patologi robbins, edisi 7, volume 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC ; 379-382 Kamso. (2000). Nutrional Aspects of Hypertension in the Indinesian Elderly Disertasi Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Peter L,2004. Vascular Disease In: Harrisons Principles of Internal Medicine.16 th Edition :1468-1660 Riaz K, Ahmed A. Hypertensive Heart Disease. [Online]. 2010 Apr 29 [cited 2010 May 11]; Available from: URL http://emedicine.medscape.com/article/162449overview Sastroasmoro S, Ismael S. (2008). Dasar-dasar Metodologi penelitian klinis, edisi 3. Jakarta: Sagung Seto Sopiyudin M. . (2009). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan, edisi 2. Jakarta : Salemba Medika ; 34, 125 Yogiantoro,M., 2007. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M.K., dan Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 599 600.

LAMPIRAN 1 SURAT PEMBERITAHUAN IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN 2 DATA SAMPEL PENELITIAN

NO Umur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 56 65 72 49 55 58 78 52 56 78 71 76 45 67 84 79 78 56 73 65 68 74 49 47 58 56 71 56 58 66 68 67 78 75 67 69 52 55 54 57

Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki

Obesitas Ya Ya Tidak Ya Ya Ya ya tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya

Penyakit Jantung Hipertensi Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88

42 49 51 58 79 76 41 54 49 58 67 69 76 78 53 48 56 59 60 66 64 49 51 58 59 43 46 67 81 59 86 66 75 74 71 59 65 73 59 65 66 69 78 70 45 56 78 56

Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan

Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak Ya Ya tidak Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak

89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136

76 56 44 66 68 79 55 58 69 86 45 57 68 61 52 41 49 57 59 60 58 59 40 41 45 55 51 57 76 54 39 51 55 56 45 43 58 59 56 60 48 56 54 48 49 51 56 53

Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya

137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152

57 55 45 70 58 59 60 42 78 70 80 86 46 65 50 51

Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan

Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya

Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak

LAMPIRAN 3 DISTRIBUSI PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIpenyakit_jantung_hipertensi Cumulative Frequency Valid ya tidak Total 38 114 152 Percent 25.0 75.0 100.0 Valid Percent 25.0 75.0 100.0 Percent 25.0 100.0

LAMPIRAN 4 DISTRIBUSI UMURumur Cumulative Frequency Valid 15-49 tahun >50 tahun Total 29 123 152 Percent 19.1 80.9 100.0 Valid Percent 19.1 80.9 100.0 Percent 19.1 100.0

LAMPIRAN 5 DISTRIBUSI JENIS KELAMINjenis_kelamin Cumulative Frequency Valid laki-laki perempuan Total 62 90 152 Percent 40.8 59.2 100.0 Valid Percent 40.8 59.2 100.0 Percent 40.8 100.0

LAMPIRAN 6 DISTRIBUSI OBESITASobesitas Cumulative Frequency Valid ya tidak Total 79 73 152 Percent 52.0 48.0 100.0 Valid Percent 52.0 48.0 100.0 Percent 52.0 100.0

LAMPIRAN 7

umur * penyakit_jantung_hipertensiCrosstab penyakit_jantung_hipertensi ya umur 15-49 tahun Count Expected Count % within umur >50 tahun Count Expected Count % within umur Total Count Expected Count % within umur 13 7.3 44.8% 25 30.8 20.3% 38 38.0 25.0% tidak 16 21.8 55.2% 98 92.3 79.7% 114 114.0 75.0% Total 29 29.0 100.0% 123 123.0 100.0% 152 152.0 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 152 7.465 1 .006b

Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided) sided)

dfa

(2-sided) 1 1 1 .006 .012 .009

7.514

6.264 6.858

.009

.008

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.25. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for umur (15-49 tahun / >50 tahun) For cohort penyakit_jantung_hipertensi = ya For cohort penyakit_jantung_hipertensi = tidak N of Valid Cases 152 .692 .493 .973 2.206 1.293 3.763 3.185 Lower 1.357 Upper 7.478

LAMPIRAN 8

jenis_kelamin * penyakit_jantung_hipertensiCrosstab penyakit_jantung_hipertensi ya jenis_kelamin laki-laki Count Expected Count % within jenis_kelamin perempuan Count Expected Count % within jenis_kelamin Total Count Expected Count % within jenis_kelamin 13 15.5 21.0% 25 22.5 27.8% 38 38.0 25.0% tidak 49 46.5 79.0% 65 67.5 72.2% 114 114.0 75.0% Total 62 62.0 100.0% 90 90.0 100.0% 152 152.0 100.0%

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 152 .902 1 .342b

Exact Sig. (2sided)

Exact Sig. (1sided)

dfa

sided) 1 1 1 .341 .446 .337

.908

.581 .921

.446

.224

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.50. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for jenis_kelamin (laki-laki / perempuan) For cohort penyakit_jantung_hipertensi = ya For cohort penyakit_jantung_hipertensi = tidak N of Valid Cases 152 1.094 .913 1.312 .755 .420 1.358 .690 Lower .321 Upper 1.484

LAMPIRAN 9

obesitas * penyakit_jantung_hipertensiCrosstab penyakit_jantung_hipertensi ya obesitas ya Count Expected Count % within obesitas tidak Count Expected Count % within obesitas Total Count Expected Count % within obesitas 19 19.8 24.1% 19 18.3 26.0% 38 38.0 25.0% tidak 60 59.3 75.9% 54 54.8 74.0% 114 114.0 75.0% Total 79 79.0 100.0% 73 73.0 100.0% 152 152.0 100.0%

Chi-Square Tests Asymp. Sig. Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 152 .079 1 .779b

Exact Sig. (2sided)

Exact Sig. (1sided)

dfa

(2-sided) 1 1 1 .779 .925 .779

.079

.009 .079

.852

.462

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.25. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for obesitas (ya / tidak) For cohort penyakit_jantung_hipertensi = ya For cohort penyakit_jantung_hipertensi = tidak N of Valid Cases 152 1.027 .854 1.234 .924 .533 1.603 .900 Lower .432 Upper 1.876