Dislokasi pada Sendi RahangAurelia Claudia Iben102012416Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna Utara
No. 6 Kebon Jeruk Jakarta Barat 1510E-mail :
[email protected]
Pendahuluan Setiap tubuh manusia disusun oleh tulang-tulang dan
otot-otot. Tulang merupakan jaringan tubuh yang berfungsi untuk
menopang tubuh dan membentuk sebagian besar kerangka vertebrata
yang lebih tinggi. Otot berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian
tubuh. Ada yang untuk menggerakkan tulang dan sendi, ada yang
khusus untuk memompa darah di jantung, dan ada pula yang digunakan
untuk menggerakan area-area tertentu di wajah. Daya angkat dan
gerak yang dihasilkan oleh otot memungkinkan kita untuk melakukan
aktivitas seperti makan, mengunyah, tertawa, berjalan, bergerak,
berdiri dan lain sebagainya. Mekanisme otot tersebut disebut
kontraksi dan relaksasi.
Struktur Tulang Wajah Tulang berpasangan :- Mandibula -
Vomer
Tulang Berpasangan :- Os Maxilla- Os Zygomaticum - Os Nasalis -
Os Lacrimalis - Os Palatina - Concha nasalis inferior Gambar 1.
Tulang WajahTulang Rahang Bawah (Os Mandibula)Mandibula adalah
tulang rahang pembentuk wajah yang paling besar, berat dan kuat.
Mandibula berfungsi dalam proses pengunyahan, penelanan dan bicara.
Mandibula terdiri dari Corpus Mandibulae dan Ramus
Mandibulae.Masing masing ramus terbagi menjadi Proc. Coronoideus
dan Proc. Condylaris. Bagian frontal pars alveolaris terdiri dari
dagu(Mentum) dengan protuberatia mentalis, Tubercula mentalia
bilateral, dan foramina mentalia. Corpus mandibulae dan ramus
mandibulae bertemu di Angulus Caput mandibulae terletas diatas
proc. Condylaris.1Otot1. Otot pundak kepala, fungsinya sebagian
kecil membentuk muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2 bagian
:a. Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi
matab.Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik
kulit ke belakang2. Otot wajah terbagi atas :a. Otot mata (Muskulus
rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah.b. Muskulus
oblikus okuli / otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar
mata.c. Muskulus orbikularis okuli / otot lingkar mata terdapat di
sekeliling mata, fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter
mata.d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak
mata. Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu
membuka mata.13. Otot mulut / bibir dan pipi, terbagi atas :a.
Muskulus triangualis dan muskulus orbikularis oris / otot sudut
mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah.b. Muskulus quadrates
labi superior, otot bibir atas mempunyai origo pinggir lekuk mata
menuju bibir atas dan nasal.c. Maskulus quadrates labi inferior,
terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya
menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah.d.
Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo
pada prosesus sifoid mandibula dan insersi muskulus orbikularis
oris.Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.14. Otot
pengunyah / otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas :a.
Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu
mulut terbuka.b. Muskulus temporalis , fungsinya menarik rahang
bawah ke atas dan ke belakang.c. Muskulus pterigoid interus dan
eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan.1
Otot Pengunyah (Mm. Masticatorii)M. Masseter terdiri dari Pars
superfacialis dan Pars profunda, yang berfungsi mengangkat rahang
bawah pada waktu mulut terbuka.M. Pterygoideus medialis terdiri
dari Pars medialis dan Pars lateralis, M. Pterygoideus lateralis
terdiri dari Caput superius dan Caput inferius. fungsinya menarik
rahang bawah ke depan.2Articulatio Temporo MandibularisTerdapat
suatu kapsul sendi (capsula articularis) berbentuk corong lebar
terbentang dari Os temporal ke Proc. Condylaris mengelilingi sendi
mandibular. Dibagian frontal dan lateralnya, Lig.Laterale
memperkuat Capsula artikularis dan terbentang dari Arcus
zygomaticus dalam arah oblik posterior kaudal ke Collum
mandibulae.Dibagian dalam sendi, jaringan ikat membentuk
Lig.Mediale yang ukurannnya bervariasi. Lig.Laterale dan mediale
membantu mengarahkan gerakan sendi dan terutama menghambat gerakan
caput madibulae ke posterior.Jika terjadi gerakan menggigit maka
Lig.Laterale juga menstabilkan Condylus.3Lig.Stylomandibulare
berproyeksi dari Proc. Syloideus ke batas posterior Ramus
mandibulae.Ligamentum ini biasanya lemah, bersama dengan
Lig.Sphenomandibulare, menahan gerakan mandibula lebih lanjut pada
posisi pembukaan mulut hampir maksimal.Lig.Pterygospinale tidak
memiliki hubungan degan Articulatio temporomandibularis serta tidak
berpengaruh pada kinematik sendi.Ligamentum ini memiliki origo di
spina ossis sphenoidalis dan berinsersi di lamina lateralis dari
Proc. Pterygoideus.Ligamentum ini berfungsi sebagai
stabilisator.Kedua komponen sendi dipisahkan oleh suatu lempengan
(Discus articularis). Articulatio temporomandibularis terletak di
depan bagian tulang dari porus acusticus externus.4 Pada
Articulatio temporomandibularis terdapat sebuah discus articularis
yang membagi secara sempurna articulation temporomandibularis
menjadi dua ruang terpisah (sendi ditalamik) : Ruang bawah yang
memungkinkan gerakan membuka dan menutup mandibular seperti engsel
Ruang atas memungkinkan caput mandibulae bergeser ke depan pada
tuberculum articulare (protrusi). Hal ini terutama memerlukan kerja
M. pterygoideus lateralis. Gerakan kembali ke fossa mandibularis
disebut retraksi (retrusi).4
Gambar 2. Articulatio pada mandibula
Mikroskopis Tulang1) OsteoblasOsteoblas berfungsi mensintesis
komponen organik dari matriks tulang. Penambahan unsur anorganik
dari tulang bergantung pada adanya osteoblas yang hidup. Osteoblas
terletak pada permukaan jaringan tulang, berdampingan, seperti pada
epitel selapis.
2) OsteoklasOsteoklas adalah sel motil bercabang banyak yang
sangat besar. Cabang-cabangnya tidak teratur dan mempunyai berbagai
bentuk dan ukuran. Pada daerah terjadinya resorpsi tulang,
osteoklas raksasa tampak terletak dalam lekukan, yang terbentuk
secara enzimatik, dalam matriks yang disebut lakuna Howship.
Osteoklas berasal dari penggabungan beberapa monosit darah,
sehingga termasuk bagian dari sistem fagosit mononukleus. Permukaan
osteoklas aktif yang menghadap matriks tulang ternyata
berlipat-lipat tidak beraturan, sering terdapat tonjolan yang
terbagi, membentuk batas tidak beraturan ketika dilihat dengan
mikrograf elektron. Daerah ini merupakan tempat perlekatan
osteoklas pada matriks tulang dan membentuk suatu lingkungan mikro
untuk proses resorpsi tulang. Terdapat beberapa retikulum
endoplasma kasar, banyak mitokondria, dan sebuah kompleks Golgi
yang berkembang baik, selain banyak lisosom di dalam sel.
3) OsteositOsteosit, yang asalnya dari osteoblas, terdapat dalam
lakuna yang berada di antara lamel-lamel. Di dalam satu lakuna
hanya terdapat satu osteosit. Di dalam kanalikuli silindris halus
terdapat juluran sitoplasma dari osteosit. Osteosit memiliki jauh
lebih sedikit retikulum endoplasma kasar, kompleks golgi dan
kromatin inti yang lebih padat dibandingkan dengan osteoblas.
Sel-sel ini secara aktif terlibat dalam mempertahankan matriks
tulang. Matinya osteosit ini akan diikuti dengan resorpi dari
matriks ini.2
Mikroskopis OtotMiofibril Terdiri Dari Filamen Aktin dan
Miosin.
Setiap serat otot mengandung ratusan sampai ribuan miofibril;
dan, setiap miofibril sendiri terdiri dari sekitar 1500 filamen
miosin dan 3000 filamen aktin yang terletak berdampingan satu sama
lain. Filamen-filamen ini adalah molekul polimer protein besar yang
menentukan kontraksi otot. Filamen tebal adalah miosin, dan filamen
tipis adalah aktin. Pita gelap dan terangFilamen aktin dan miosin
secara parsial saling menjalin sehingga miofibril tampak memiliki
pita terang dan gelap ber-gantian. Pita terang hanya mengandung
filamen aktin dan disebut pita I Pita gelap mengandung filamen
miosin serta ujung filamen aktin. Bagian filamen aktin yang overlap
(bertumpuk) dengan miosin dinamai pita A. Jembatan-silang
Tonjolan-tonjolan kecil dari samping filamen miosin adalah
jembatan-silang (cross bridge). Jembatan ini menonjol dari
per-mukaan filamen miosin di seluruh panjangnya kecuali di bagian
tengah. Interaksi antara jembatan-jembatan silang ini dan filamen
aktin menyebabkan kontraksi. Lempeng Z Ujung-ujung filamen aktin
melekat ke lempeng. Lempeng Z berjalan melewati miofibril dari satu
ke yang lain melekatkan miofibril-miofibril tersebut. Karena itu,
serat otot keseluruhan memiliki pita-pita terang dan gelap,
menyebabkan otot rangka dan jantung tampak lurik (berseran-lintang)
SarkomerBagian miofibril yang terletak antara dua lempeng Z yang
berurutan disebut sarkomer. Sewaktu istirahat, filamen aktin
bertumpang - tindih dengan filamen miosin dan sedikit
bertumpang-tindih satu sama lain. 4
Komponen penyusun tulang antara lain : Sel
(osteoprogrnitor,osteoblas,osteosit,osteoklas) Serat (kolagen dan
elastin) Zat antar sel/matriks,zat organic (serat kolagen),zat
anorganik (kalsium fosfat 85%,kalsium karbonat 10%,CaCl,MgF)Bentuk
tulang rawan ada tiga yaitu : Tulang rawan hialin : Bening dan
licin,dan seratnya dapat dilihat
Gambar no 3 .Tulang rawan hialin
Tulang rawan Elastis : Serat elastis berwarna hitam
Gambar no 4 .Tulang rawan elastic Tulang rawan
fibrokartilago/fibrosa : Serat kolagen merah muda terang
Gambar no 5 .Tulang rawan firosaBentuk tulang ada 2 : Tulang
spongiosa :Terdiri atas banyak trabekel/lempeng berhubungan,
didalam trabekel tersebut mengandung osteosit dan system kanalikuli
yang berhubungan.4
Gambar no 6 .Tulang spongiosa Tulang Kompakta : Tersusun sesuai
dengan pembuluh darah pemasoknya, pembuluh darah jalan dalam
saluran havers, saluran yang menghubungkan permukaan dalam dan luar
tulang dengan saluran havers (saluran havers satu dengan lainnya
disebut volkmann.4Gambar no 7 .Tulang kompaktaStruktur Jaringan
IkatCiri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler
yang disebut matriks.Matriks disekresikan oleh sel-esl jaringan
ikat.Dengan demikian secara garis besar, jaringan ikat terdiri atas
sel-sel jaringan ikat dan matriks.Bentuk sel-sel jaringan ikat
tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya
menggelembung.Apabila sel ini menyusun tulang rawan, maka sel ini
disebut kondrosit, jika menyusun tulang disebut osteosit, dan jika
menyusun jaringan konektif yang longgar maka disebut fibroblas.
1)MatriksMatriks tersusun dari serat-serat dan bahan
dasar.a)SeratBerdasarkan bentuk dan reaksi kimianya serat pada
matriks dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serat kolagen,
elastis, dan retikuler. Serat kolagenSerat kolagen berwarna putih
dan bentuknya berupa berkas yang beraneka ragam.Sifat serat kolagen
dalah mempunyai daya rengang yang sangat tinggi dengan elastisitas
yang rendah.Kolagen terdapat pada tendon. Serat elastinSerat
elastin berwarna kuning dan lebih tipis daripada kolagen.Sifat
serat elastin adalah mempunyai elastisitas tinggi.Bentuk serat ini
seperti bengunan yang bercabang-cabang dan tebal, tersusun dari
protein dan mukopolisakarida. Semakin bertambah usia seseorang.
Daya elatisitas serat elastin akan semakin menurun. Serat elastin
antara lain terdapat dalam pembuluh darah dan ligamen. Serat
retikulerSerat retikuler hampir sama dengan seart kolagen, akan
tetapi ukurannya lebih kecil. Serat ini berperan penting dalam
menghubungkan jaringan ikat dan jaringan lain. Khususnya di
membrane antara jaringan epithelium dan jaringan ikat.4b)Bahan
dasarBahan dasar penyusun matriks adalah mukopolisakarida sulfat
dan asam hialuronat.Bentuk bahan dasar ini adalah homogen setengan
cair.Jika kandungan asam hialuronat tinggi maka sifat matriks
menjadi lentur.Namun jika kandungan mukopolisakarida sulfatnya
tingi, matriks menjadi kaku.Bahan dasar ini jika terdapat didalam
sendi bersifat kental dan jika terdapatdidalam tulang punggung
bersifat padat.2)Sel-sel Jaringan IkatAda berbagai jenis sel yang
tertanam dalam matriks dan memiliki berbagai fungsi, diantaranya
adalah sebagai berikut.a)FibroblasBerfungsi mensekresikan protein,
khususnya fibroblas yang berbentuk serat.b)MakrofagMakrofag
berbentuk stidak teratur dan khusus terdapat didekat pembuluh
darah, makrofag dapat digerakkan jiak terjadi peradangan ditempat
lain(jaringan lain).c)Sel tiangBerfungsi menghasilkan substansi
heparin dan histamine.Herapin berfungsi mencegah pembekuan darah,
sedangkan histamine berfuungsi meningkatkan permeabeilitas kapiler
darah.d)Sel lemakSel lemak adalah sel yang terspesialisasi khusus
untuk menyimpan lemak.Jika jaringan ikat banyak mengandung sel
lemak, maka disebut jaringan adiposa.e)Berbagai jenis sel darah
putihSel darah putih berfungsi melawan pathogen, yang berupa
bakteri, virus atau protozoa yangmenimbulkan penyakit.Sel-sel ini
dapat bergerak bebas secara diapedesis diantara darah, limfa, atau
jaringan ikat untuk membersihkan pathogen.Ada dua jenis sel darah
putih yaitu yang bergranula (granulosit), terdiri atas limfosit dan
monosit.4Jenis-jenis Jaringan IkatJaringan ikat dibagi menjadi dua
tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat.1)
Jaringan Ikat LonggarJaringan ikat longgar dicirikan oleh susunan
secara serat-seratnya yang longgar.Jaringan ikat longgar memiliki
banyak subtansi dasar dan memiliki sejumlah sel dengan berbagai
tipe.Jaringan ikat longgar dibentuk oleh sel-sel mesenkim.Sel-sel
ini berasal dari jaringan embrional. Dalam perkembangannya, sel-sel
mesenkim akan berubah bentuk seperti gelondong membentuk struktur
yang disebut fibrosit. Fibrosit berkembang menjadi serabut elastin
dan serabut kolagen. Sel pembentuk jaringan ikat longgar yang lain
adalah hidrosit. Serabut-serabut ini merupakan pengisi martiks
jaringan.Sel ini berfungsi menghancurkan benda-benda
asing.Serabut-serabut ini mengisi matriks jaringan ikat dalam
keadan longgar sehingga jaringan ikat longgar bersifat lentur.2
Fungsi jaringan ikat longgar adalah sebagai berikut:a)Memberi
bentuk organ-organ daalm, misalnya kelenjar limfa, sumsum tulang,
dan hati.b)Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari
seluruh jaringan lain, misalnya: Menyelubungi serat-serat otot
Melekatkan jaringan dibawah kulit Membentuk membrane yang membatasi
jantung dan rongga perut Membentuk membrane yang disebut mesenteris
yang berfungsi menempatkan organ pada posisi yang tepatContoh
jaringan ikat longgar adalah jaringan penghubung antara jaringan
kulit dan jaringan otot dibawahnya, serta antara jaringan pembuluh
darah dan jaringan saraf.
2) Jaringan Ikat PadatJaringan ikat padat hampir mempunyai
susunan yang sama dengan susunan jaringan ikat longgar, tetapi
matriksnya berisi lebih banyak serabut dengan susunan yang teratur
dan kompak. Jaringan ikat padat dicirikan dengan susunan
serat-serat yang padat.Jaringan ini hanya memiliki sedikit subtansi
dasar dan sedikit sel-sel jaringan ikat.Komponen utama penyusun
jaringan ikat padat adalah kolagen berwarna putih sehingga jaringan
ini sering pula disebut jaringan ikat serabut putih.Jaringan ikat
padat bersifat tidak elastis, tetapi cukup fleksibel.Contoh
jaringan ikat padat adalah tendon, ligamen, dan fasia.Adapun fasia
adalah jaringan ikat yang berfungsi melapisi jaringan otot dan
berbentuk lambaran.Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis
yaitu jarinagn ikat padat teratur dan tak teratur.a)Jaringan ikat
padat tak teraturJaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola
yang tidak teratur.Jaringan ini terdapat pada bagian dermis kulit
dan pembungkus tulang.b)Jaringan ikat padat teraturJaringan ikat
padat teratur mempunyai pola yang teratur.Jarinagn ini terdapat
pada tendon yang merupakan bagian yang menghubungkan jaringan otot
dan jarinagn tulang, dan ligamen berupa penghubung antar tulang
yang berbentuk terpilin.Selain menyusun dua tipe jarinagn ikat
dasar, jaringan ikat juga menyusun tulang rawan dan tulang.2
Gambar 8 . Otot RangkaSumber :
https://www.google.co.id/search?hl=id&gs_rn=6&gs_ri=psy-ab&tok
B. Mekanisme Kontraksi Otot1. Mekanisme Umum Kontraksi
OtotMekanisme kontraksi otot secara singkat dapat dijelaskan
sebagai berikut: peristiwa kontraksi otot diawali dengan potensial
aksi saraf motorik menuju motor endplate di membran otot. Dengan
adanya potensial aksi, pelepasan asetil kolin makin banyak.
Akibatnya, pintu kalsium di retikulum sarkoplasma membuka dan
melepaskan ion kalsium ke sitoplasma sel otot. Ion kalsium kemudian
menyebar ke seluruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C.
Ikatan troponin C dengan ion kalsium mengakibatkan perubahan
konformasi molekul troponin, membuka binding sites. Pembukaan
binding sites tersebut memungkinkan terjadinya jembatan silang
(cross bridge) antara filamen aktin dan myosin. Selanjutnya dengan
katalis enzim myosin-ATPase terjadi hidrolisis ATP menjadi ADP + P
+ energi, sehingga terjadilah kontraksi otot. Kontraksi otot terus
berlangsung selama ion-ion kalsium tetap berada pada konsentrasi
tinggi dalam cairan sarkoplasma.5 2. Mekanisme Molekular pada
Kontraksi OtotPada keadaan relaksasi, ujung-ujung filamen aktin
yang memanjang dari dua lempeng Z yang berurutan sedikit saling
tumpang tindih satu sama lain. Sebaliknya, pada keadaan kontraksi,
filamen aktin ini telah tertarik ke dalam di antara filamen miosin,
sehingga ujung-ujungnya sekarang saling tumpang tindih satu sama
lain dengan pemanjangan yang maksimal. Lempeng Z juga telah ditarik
oleh filamen aktin sampai ke ujung filamen miosin. Jadi, kontraksi
otot terjadi tersebut mekanisme pergeseran filamen.6,7Filamen aktin
tergeser ke dalam di antara filamen miosin karena interaksi
jembatan silang dari filamen miosin dengan filamen aktin. Pada
keadaan istirahat, kekuatan ini tidak aktif, tetapi bila sebuah
potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut otot, hal ini
akan menyebabkan retikulum sarkolasma melepaskan ion kalsium dalam
jumlah besar, yang dengan cepat mengelilingi miofibril. Ion-ion
kalsium ini kemudian mengaktifkan kekuatan diantara filamen aktin
dan miosin, dan mulai terjadi kontraksi. Tetapi energi juga
diperlukan untuk berlangsungnya proses kontraksi. Energi ini
berasal dari ikatan berenergi tinggi pada molekul ATP, yang
diuraikan menjadi adenesin difosfat (ADP) untuk membebaskan
energi.6,7 Untuk konversi energi kimia menjadi energi mekanik,
filamen aktin berperan sebagai kofaktor yang diperlukan dalam
pelepasan energi oleh ATPase dalam kepala molekul myosin. Jika
aktin murni ditambahkan pada filamen myosin in vitro, maka segera
terjadi hidrolisis dari ATP. Tetapi, pada otot relaksasi, tempat
ikatan bagi myosin pada filament tipis diblokir oleh kompleks
troponin-tropomiosin, mencegah interaksi aktin-miosin. Pelepasan
kalsium ke dalam sarkoplasma sebagai respon atas rangsangan saraf,
diikuti pengikatan kalsium pada troponin C pada masing-masing
subunit sepanjang filament aktin. Pengikatan kemudian mengaktifkan
ATPase myosin dan pelepasan energi yang terjadi menginduksi fleksi
dari kepala myosin yang menggeser filamen tipis sedikit ke arah
pusat pita-A dari sarkomer. Kepala itu kemudian terlepas dan
melekat kembali pada subunit aktin lain memulai siklus merakit
jembatan dan membongkar jembatan baru.8 Translokasi progresif dari
filamen aktin ke arah pusat pita-A memendekan sarkomer-sarkomer
sepanjang seluruh myofibril, berakibat kontraksi yang berlanjut
sampai ion kalsium habis dan terpisah dalam sisterna terminal.
Kompleks troponin-tropomiosin kemudian menutupi tempat pengikatan
pada filamen aktin, memulihkan keadaan relaksasi.8
KesimpulanTulang dan otot mempunyai struktur yang saling
berhubungan. Keduanya mempunyai serat kolagen yang merupakan
serabut sangat kuat sehingga berbagai macam gerakan yang terjadi
pada anggota tubuh kita, dihasilkan oleh kontraksi dan juga
relaksasi otot dan tulang yang bersangkutan. Sehingga apabila
sesuatu tulang ataupun otot kehilangan kemampuan untuk berkontraksi
maka gerakan-gerakan yang secara normal dilakukan dapat terganggu
atau bahkan dapat menyebabkan gerakan tersebut tidak muncul sama
sekali. Jika otot kita terdapat gangguan maka alat gerak kita dan
fisiologi tubuh kita juga pasti akan terdapat gangguan.
Daftar Pustaka 1. Pearce E. Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedic. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka, 20092. Scanlon VC, Sanders
T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis
Company; 2007. h. 104-34.3. Wibowo D. Anatomi Tubuh Manusia.
Jakarta: Grafindo, 20054. Bloom & Fawcett. Buku ajar histology.
Jakarta: EGC; 2002.h.255-6.5. Asmadi. Teknik prosedural konsep
& aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika; 2008.h.114-5.6. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi
kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC; 2008.h.74-81.7. Murray RK, Granner
DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Ed 27. Jakarta: EGC; 2009.h.5828.
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2011. 11