KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan. Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.R DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2”. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin. Penulis
53
Embed
Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.r Dengan Masalah Gangguan o2 Dan Co2
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi
mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata
kuliah Keperawatan Anak I dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NY.R DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2”. Dalam penulisan
makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 TUJUAN PENULISAN 1
1.3 RUMUSAN MASALAH 2
1.4 METODE PENULISAN 2
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA NY R DENGAN GANGGUAN O2 DAN CO2
A. Pengertian oksigenasi
B. Tujuan pemberian oksigenasi
C. Anatomi fisiologi sistem pernafasan
D. Factor yang mempengaruhi sistem pernafasan
E. PENATALAKSANAAN
F. MASALAH KEPERAWATAN
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
H. RENCANA KEPERAWATAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
2.2 LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NY DENGAN GANGGUAN o2 dan co2
PENGKAJIAN 15
ANALISA DATA 18
RENCANA KEPERAWATAN 19
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN 22
3.2 SARAN 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
O2 dan CO2 merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas
oksigenasi ikut menentukan kualitas hidup. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas
oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen
meningkat dalam tubuh. memberikan pengobatan sesuai penyebab dan untuk
memperbaiki fungsi oksigenasi seperti dijelaskan dalam makalah ini.
B. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta didik akan mampu untuk :
1. Menjelaskan pengertian oksigenasi
2. Menjelaskan tujuan pemberian oksigen
3. Menguraikan stuktur anatomi sistem pernapasan serta fungsinya
4. Menguraikan fisiologi sistem pernapasan ( ventilasi, difusi dan transportasi )
5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan
6. Menjelaskan masalah-masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan oksigen
7. Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan memenuhi
kebutuhan pertukaran O2 dan CO2 :
a. Pengaturan posisi
b. Latihan nafas dalam
c. Batuk efektif
d. Hidrasi
e. Inhalasi
f. Pemberian O2
g. Fisioterapi dada (vibrasi dan perkusi)
h. Postural drainage
i. Massage punggung
j. Pengumpulan dahak
8. Menjelaskan pengkajian fungsi pernapasan
9. Menjelaskan kemungkinan diagnosa keperawatan yang timbul
10. Menjelaskan perencanaan, tujuan yang akan dicapai secara umum
11. Menjelaskan intervensi keperawatan serta evaluasi
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan
oksigenasi pada masa usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan
keperawatan pada saat praktik lapangan.
2. Bagi institusi dan civitas akademika
Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun suatu
makalah dengan mengambil dari berbagai sumber literature serta dijadikan sebagai
sumber bacaan tambahan di perpustakaan
D. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian oksigenasi?
2. Apa tujuan pemberian oksigenasi?
3. Apa saja anatomi sistem pernafasan?
4. Apa fisiologi sistem pernafasan ?
5. Apa saja factor – factor yang mempengaruhi pernafasan?
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif
dengan menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-
langkah pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Tehnik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu
mempelajari Dokumentasi Keperawatan serta sumber-sumber lainnya yang
berhubungan dengan judul makalah dan masalah yang dibahas
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I
Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan,
Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab III Penutup
yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN OKSIGENASI
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan
1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
II. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI
1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung
III. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN
A. Saluran Nafas Atas
1. Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal
Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung
dan kartilago
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang
disebut septum
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung
Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi
lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh
gerakan silia
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-
paru
Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena
reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang
sejalan dengan pertambahan usia
2. Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring),
dan laring (laringofaring)
Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus
respiratorius dan digestif
3. Laring
Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang
menghubungkan faring dan trakea
Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring
selama menelan
Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari
kartilago ini membentuk jakun (Adam’s apple)
Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam
laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan
kartilago tiroid
Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang
menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda
asing dan memudahkan batu
4. Trakea
Disebut juga batang tenggorok
Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina
B. Saluran Nafas Bawah
1. Bronkus
Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2
bronkus)
Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus
lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus
subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri,
limfatik dan saraf
2. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir
yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam
jalan napas
3. Bronkiolus Terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang
tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
4. Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan
napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas
5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan
sakus alveolar
Dan kemudian menjadi alveoli
6. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan
seluas 70 m2
Terdiri atas 3 tipe :
Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding
alveoli
Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan
mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan
dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel
fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
PARU
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
Terletak dalam rongga dada atau toraks
Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan
beberapa pembuluh darah besar
Setiap paru mempunyai apeks dan basis
Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan
segmen bronkusnya
PLEURA
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
terbagi mejadi 2 :
- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang
berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolap paru-paru
IV. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
Bernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan
lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang
(ekspirasi).
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru
atau sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada
perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi,
dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan
ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan
kapiler paru-paru.Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang
lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan
pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran
respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran
respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan
oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40
mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan
sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida
harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 %
oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa
ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam
cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :
1. Tahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil
dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa
kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi
terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk
oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin
tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat
dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki
laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi,
sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang
dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga
kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin
sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan
tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga
mengurangi kebutuhan akan oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan
dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan
pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit
paru.
4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat
menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi
penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya
pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem
pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu
contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia,
karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka
anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila
memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan
kedalaman pernapasan.
6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat
mempengarhi pernapasan yaitu :
a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel
jaringan.
Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi
sebagian jalan napas.
Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh
yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi,
difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi
yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi.
Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat
sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida
kadang berakumulasi didalam darah.
Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan
membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam
hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral.
Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 – 5 menit
sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya
terlihat cemas, lelah dan pucat.
7. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama
jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut
dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha
inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu
ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti
pada penderita asma.
8. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang
saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas
meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda
asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila
individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap
dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang
terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan
tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya
suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).
VI. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :