Asuhan Keperawatan Gangguan Pernapasan pada Bronkitis Aku Bronkitis Akut Pengertian Bronkitis akut adalah peradangan akut pada bronkus dan cabang- cabangnya, yang mengakibatkan terjadinya edema dan pembentukan mukus. Walaupun diagnosis bronkitis sering merupakan diagnosis yang sering dibuat, pada anak keadaan ini agaknya bukan merupakan suatu penyakit tersendiri tetapi merupakan akibat dari beberapa keadaan lain pada saluran napas atas dan bawah. Manifefstasi klinis biasanya terjadi akut mengikuti suatu infeksi saluran napas atas. Etiologi Bronkitis berhubungan dengan infeksi virus, bakteri sekunder, polusi udara, alergi, aspirasi kronis, refluks gastroesophageal, dan infeksi jamur. Virus merupakan penyebab tersering bronkitis (90%), sedangkan sisanya (10%) oleh bakteri. Virus penyebab yang sering yaitu yaitu virus Influenza A dan B, Parainfluenza, Respiratory Syncitial Virus (RSV), Rinovirus, adenovirus dan corona virus. Bronkitis akut karena bakteri biasanya dikaitkan denganMycoplasma pneumoniae, Mycobacterium tuberculosis, Bordatella pertusis,Corynebacterium diphteriae, Clamidia pneumonia, Streptococcus pneumonia, Moraxella catarrhalis, H. influenza, Penyebab lain agen kimia ataupun pengaruh fisik. Manifestasi klinis Anamnesis dapat ditemui adanya demam, nyeri kepala, nyeri otot selama 3-4 hari diikuti dengan batuk. Pada awalnya batuk bersifat kering dan keras, kemudioan berkembang menjadi batuk yang produktif, dahak bisa jernih atau pululen. Batuk biasanya berlangsung 7-10 hari, tetapi dapat juga berlangsung samnpai 3 minggu. Pada anakj Cecil,usa untuk emnegluarkan dahak yang lengket dan kental dapat merangsang muntah, pada anak ayang lebih tua keluhan utama dapat berupa batuyk produktif,, nyeri dada pada
54
Embed
Asuhan Keperawatan Gangguan Pernapasan Pada Bronkitis Aku
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Asuhan Keperawatan Gangguan Pernapasan pada Bronkitis Aku
Bronkitis AkutPengertianBronkitis akut adalah peradangan akut pada bronkus dan cabang-cabangnya, yang mengakibatkan terjadinya edema dan pembentukan mukus. Walaupun diagnosis bronkitis sering merupakan diagnosis yang sering dibuat, pada anak keadaan ini agaknya bukan merupakan suatu penyakit tersendiri tetapi merupakan akibat dari beberapa keadaan lain pada saluran napas atas dan bawah. Manifefstasi klinis biasanya terjadi akut mengikuti suatu infeksi saluran napas atas.
EtiologiBronkitis berhubungan dengan infeksi virus, bakteri sekunder, polusi udara, alergi, aspirasi kronis, refluks gastroesophageal, dan infeksi jamur. Virus merupakan penyebab tersering bronkitis (90%), sedangkan sisanya (10%) oleh bakteri. Virus penyebab yang sering yaitu yaitu virus Influenza A dan B, Parainfluenza, Respiratory Syncitial Virus (RSV), Rinovirus, adenovirus dan corona virus. Bronkitis akut karena bakteri biasanya dikaitkan denganMycoplasma pneumoniae, Mycobacterium tuberculosis, Bordatella pertusis,Corynebacterium diphteriae, Clamidia pneumonia, Streptococcus pneumonia, Moraxella catarrhalis, H. influenza, Penyebab lain agen kimia ataupun pengaruh fisik.
Manifestasi klinisAnamnesis dapat ditemui adanya demam, nyeri kepala, nyeri otot selama 3-4 hari diikuti dengan batuk. Pada awalnya batuk bersifat kering dan keras, kemudioan berkembang menjadi batuk yang produktif, dahak bisa jernih atau pululen. Batuk biasanya berlangsung 7-10 hari, tetapi dapat juga berlangsung samnpai 3 minggu. Pada anakj Cecil,usa untuk emnegluarkan dahak yang lengket dan kental dapat merangsang muntah, pada anak ayang lebih tua keluhan utama dapat berupa batuyk produktif,, nyeri dada pada keadaan yang lebih berat. Pada umumnya gejala akan menghilang dalam 10-14 hari. Bila gejala dan tanda klinis menetap sampai 2-3 minggu,perla dicurigai adanya proses kronis atau terjadi infeksi bakteri sekunder.
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik pada stadium awal biasanya tidak khas. Dapat ditemukan adanya demam, gejala rinitis sebagai manifestasi pengiring, atau faring hiperemis.Sejalan dengan perkembangan serta progresivitas batuk, pada auskultasi dada dapat terdengar ronki, wheezing, ekspirium diperpanjang atau tanda obstruksi lainnya. Bila lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki basah.
Pemeriksaan penunjangTidak ada pemeriksaan penunjang yang memberikan hasil definitif untuk diagnosis bronkitis. Pemeriksaan kultur dahak diperlukan bila etiologi bronkitis harus ditemukan untuk kepentingan
terapi. Hal ini biasanya diperlukan pada bronkitis kronis. Pada bronkitis akut pemeriksaan ini tidak berarti banyak karena sebagian besar penyebabnya adalah virus.Pemeriksaan radiologis biasanya normal atau tampak corakan bronkial meningkat. Pada beberapa penderita menunjukkan adanya penurunan ringan uji fungsi paru. Akan tetapi uji ini tidak perlu dilakukan pada penderita yang sebelumnya sehat. Jika dicurigai adanya asma sebagai penyakit yang mendasari, uji fungsi paru perlu dipertimbangkan untuk dilakukan.
TerapiPenderita tidak perlu dirawat inap kecuali ada indikasi seperti dehidrasi atau penyempitan bronkus yang berat.
MedikamentosaAntibiotik tidak direkomendasikan secara rutin pada bronkitis akut, bahkan pemberian antibiotik dengan indikasi untuk pencegahan superinfeksi saluran napas bawah tidak memberikan keuntungan.Bronkodilator agonis 2 seperti salbutamol dapat memberikan manfaat untuk mengatasi batuk, utamanya pada keadaan yang disertai dengan tanda-tanda bronkokontriksi. Pemberian salbutamol dengan dosis 0,1 mg/kgBB/kali.akan mengurangi batuk dalam 7 hari, lebih baik dibandingkan pemberian antibiotik,Analgesik & antipiretik bila diperlukan dapat diberikan.Pemberian antitusif tidak direkomendasikan, mukolitik, dan ekspektoran,walau belum cukup bukti klinis yang kuat, dapat dipertimbangkan diberikan bila batuknya efektif dan pada anak diatas 2 tahun.
SuportifTerapi bronkitis akut sebagian besar bersifat suportif. Diperlukan istirahat dan asupan makanan yang cukup, kelembaban udara yang cukup serta masukan cairan ditingkatkan.
PemantauanAnak-anak dengan bronkitis akut berulang harus dinilai secara seksama untuk menemukan kemungkinan adanya anomali-anomali pada saluran napas, benda asing, bronkiektasis, imunodefisiensi, tuberkulosis, alergi, sinusitis, tonsilitis, adenoiditis, serta fibrosis kistik.PatofisiologiPenemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah.Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan – perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang
sulit dikeluarkan dari saluran nafas.KeluhanBatuk, mulai dengan batuk – batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin berat, timbul siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya.Dahak, sputum putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum menjadi purulen atau mukopuruen dan kental.Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang – kadang disertai tanda – tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang menetap.
Pemeriksaan diagnostik 1. Pemeriksaan radiologis
Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal.Corak paru bertambah
2. Pemeriksaan fungsi paruVEP1 (Volume ekspirasi paksa 1 detik) : menurun.KV (kapasitas vital) : menurun (normal 3,1 liter, 4,8 liter).VR (volume residu) : bertambah (normal 1,1 liter, 1,2 liter).KTP (kapasitas total paru) : normal (normal 4,2 liter, 6,0 liter).KRF (kapasitas residu fungsional) : sedikit naik atau normal (normal 1,8 liter, 2,2 liter).
3. Analisa gas darahPa O2 : rendah (normal 25 – 100 mmHg)Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).Saturasi hemoglobin menurun.Eritropoesis bertambah.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pengkajian.
Data dasar pengkajian pada pasien dengan bronchitis :Aktivitas/istirahatGejala : Keletihan, kelelahan, malaise.Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari – hari.Ketidakmampuan untuk tidur.Dispnoe pada saat istirahat.Tanda : KeletihanGelisah, insomnia.Kelemahan umum/kehilangan massa otot.SirkulasiGejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah.Tanda : Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat.Distensi vena leher.
Edema dependentBunyi jantung redup.Warna kulit/membran mukosa normal/cyanosisPucat, dapat menunjukkan anemi.Integritas EgoGejala : Peningkatan faktor resikoPerubahan pola hidupTanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsang.Makanan/cairanGejala : Mual/muntah.Nafsu makan buruk/anoreksiaKetidakmampuan untuk makanPenurunan berat badan, peningkatan berat badanTanda : Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat.Penurunan berat badan, palpitasi abdomenHygieneGejala : Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhanTanda : Kebersihan buruk, bau badan.PernafasanGejala : Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama minimun 3 bulan berturut – turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun.Episode batuk hilang timbul.Tanda : Pernafasan biasa cepat.Penggunaan otot bantu pernafasanBentuk barel chest, gerakan diafragma minimal.Bunyi nafas ronchiPerkusi hyperresonan pada area paru.Warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu – abu keseluruhan.KeamananGejala : Riwayat reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan.Adanya/berulangnya infeksi.SeksualitasGejala : Penurunan libidoInteraksi sosialGejala : Hubungan ketergantunganKegagalan dukungan/terhadap pasangan/orang dekatPenyakit lama/ketidakmampuan membaik.Tanda : Ketidakmampuan untuk mempertahankan suara karena distress pernafasanKeterbatasan mobilitas fisik.Kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain.Pemeriksaan diagnostik :Sinar x dada : Dapat menyatakan hiperinflasi paru – paru, mendatarnya diafragma, peningkatan
area udara retrosternal, hasil normal selama periode remisi.Tes fungsi paru : Untuk menentukan penyebab dispnoe, melihat obstruksi, memperkirakan derajat disfungsi.TLC : MeningkatVolume residu : Meningkat.FEV1/FVC : Rasio volume meningkat.GDA : PaO2 dan PaCO2 menurun, pH Normal.Bronchogram : Menunjukkan di latasi silinder bronchus saat inspirasi, pembesaran duktus mukosa.Sputum : Kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen.EKG : Disritmia atrial, peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF.
Diagnosa keperawatanBersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis.Intoleran aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan dirumah.
Perencanaan KeperawatanBersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.Tujuan :Mempertahankan jalan nafas paten.Rencana Tindakan:Auskultasi bunyi nafasRasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas.Kaji/pantau frekuensi pernafasan.Rasional : Tachipnoe biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan selama / adanya proses infeksi akut.Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibirRasional : Memberikan cara untuk mengatasi dan mengontrol dispoe dan menurunkan jebakan udara.
Observasi karakteristik batukRasional : Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada lansia, penyakit akut atau kelemahanTingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hariRasional : Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret mempermudah pengeluaran.
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.Tujuan :Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.Rencana Tindakan:Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.Rasional : Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.Tinggikan kepala tempat tidur, dorong nafas dalam.Rasional : Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas, dispenea dan kerja nafas.Auskultasi bunyi nafas.Rasional : Bunyi nafas makin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasiAwasi tanda vital dan irama jantungRasional : Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.Awasi GDARasional : PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil.Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDARasional : Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.Tujuan : perbaikan dalam pola nafas.Rencana Tindakan:Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibirRasional : Membantu pasien memperpanjang waktu ekspirasi. Dengan teknik ini pasien akan bernafas lebih efisien dan efektif.Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dan periode istirahatRasional : memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa distres berlebihan.Berikan dorongan penggunaan pelatihan otot-otot pernafasan jika diharuskanRasional : menguatkan dan mengkondisikan otot-otot pernafasan.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.Tujuan :Menunjukkan peningkatan berat badan.Rencana Tindakan:Kaji kebiasaan diet.Rasional : Pasien distress pernafasan akut, anoreksia karena dispnea, produksi sputum.Auskultasi bunyi ususRasional : Penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster.Berikan perawatan oralRasional : Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat membuat mual dan
muntah.Timbang berat badan sesuai indikasi.Rasional : Berguna menentukan kebutuhan kalori dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.Konsul ahli giziRasional : Kebutuhan kalori yang didasarkan pada kebutuhan individu memberikan nutrisi maksimal.Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis.Tujuan : mengidentifikasi intervensi untuk mencegah resiko tinggiRencana Tindakan:Awasi suhu.Rasional : Demam dapat terjadi karena infeksi atau dehidrasi.Observasi warna, bau sputum.Rasional : Sekret berbau, kuning dan kehijauan menunjukkan adanya infeksi.Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan sputum.Rasional : mencegah penyebaran patogen.Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat.Rasional : Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tekanan darah terhadap infeksi.Berikan anti mikroba sesuai indikasiRasional : Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan kultur.Intoleran aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.Tujuan :Menunjukkan perbaikan dengan aktivitas intoleran
Rencana tindakan:Dukung pasien dalam menegakkan latihan teratur dengan menggunakan exercise, berjalan perlahan atau latihan yang sesuai.Rasional : Otot-otot yang mengalami kontaminasi membutuhkan lebih banyak O2.Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatanTujuan : pasien akan mengalami penurunan rasa ketakutan dan ansietas.Rencana tindakan:Kaji tingkat kecemasan (ringan, sedang, berat).Rasional : Dengan mengetahui tingkat kecemasan klien, sehingga memudahkan tindakan selanjutnya.Berikan dorongan emosional.Rasional : Dukungan yang baik memberikan semangat tinggi untuk menerima keadaan penyakit yang dialami.Beri dorongan mengungkapkan ketakutan/masalahRasional : Mengungkapkan masalah yang dirasakan akan mengurangi beban pikiran yang dirasakanJelaskan jenis prosedur dari pengobatanRasional : Penjelasan yang tepat dan memahami penyakitnya sehingga mau bekerjasama dalam tindakan perawatan dan pengobatan.
Beri dorongan spiritualRasional : Diharapkan kesabaran yang tinggi untuk menjalani perawatan dan menyerahkan pada TYME atas kesembuhannya.Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan di rumahTujuan : Mengatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.Intervensi :Jelaskan proses penyakit individuRasional : Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan partisipasi pada rencana pengobatan.Instruksikan untuk latihan afas, batuk efektif dan latihan kondisi umum.Rasional : Nafas bibir dan nafas abdominal membantu meminimalkan kolaps jalan nafas dan meningkatkan toleransi aktivitasDiskusikan faktor individu yang meningkatkan kondisi misalnya udara, serbuk, asap tembakau.Rasional : Faktor lingkungan dapat menimbulkan iritasi bronchial dan peningkatan produksi sekret jalan nafas.
ImpelementasiPada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan. Pada pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk mempertahankan jalan nafas, mempermudah pertukaran gas, meningkatkan masukan nutrisi, mencegah komplikasi, memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan informasi tentang proses penyakit (Doenges Marilynn E, 2000, Remcana Asuhan Keperawatan)
Evaluasi.Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai,Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu : jalan nafas efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans aktivitas meningkat, kecemasan berkurang/hilang, klien memahami kondisi penyakitnya. (Keliat Budi Anna, 1994, Proses Keperawatan)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LANSIA DENGAN MASALAH SISTEM PERNAFASAN
KEPERAWATAN GERONTIK
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN LANSIADENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
kepada perawat mengapa keluhan-keluhan yang ia rasakan tidak kunjung menghilang
dan apa yang menyebabkan klien seperti itu.
A. Pengkajian
Proses keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk
memecahkan masalah klien secara bertanggung jawab dan berkesinambungan dengan
didasari atas prinsip-prinsip ilmiah yang memandang klien secara menusia yang utuh
(holistik) yaitu Bio, Psiko, Sosial, dan Spritual. Penerapan proses keperawatan terhadap
klien ini terdiri dari empat langkah yaitu: pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
Pada klien dengan TB paru data yang dapat dikumpulkan meliputi:
1. Riwayat kesehatan keperawatan
2. Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan klien sebelumnya pernah menderita sakit seperti ini atau pernah
kontak dengan penderita tuberkulosis, tidak dapat imunisasi BCG dan mempunyai
riwayat status gizi yang kurang baik.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengalami batuk disertai dengan demam, sesak nafas, sakit
didaerah sekitar dada, lelah, tidak nafsu makan, penurunan berat badan serta sering
berkeringat pada malam hari.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Karena penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular yang dapat ditularkan
melalui inhalasi, kemungkinan salah seorang dari keluarga pernah menderita penyakit
TB paru.
Pengkajian perawatan pada klien dengan tuberculosis paru antara lain difokuskan
pada:
1. Aktifitas dan istirahat
Gejala:
Kelelahan umum dan kelemahan.
Nafas pendek karena bekerja.
Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau
berkeringat.
Mimpi buruk.
Tanda :
Takhikardi, takipneu atau dispneu pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).
2. Integritas Ego
Gejala :
Adanya faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya atau tak ada harapan.
Populasi budaya.
Tanda :
Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Anxietas, ketakutan dan mudah tersinggung.
3. Makanan dan cairan
Gejala :
Anorexia.
Tidak dapat mencerna makanan.
Penurunan BB.
Tanda :
Turgor kulit buruk.
Kehilangan lemak subkutan pada otot.
4. Pernafasan
Gejala :
Batuk produktif atau tidak produktif.
Nafas pendek.
Riwayat tuberkulosis atau terpajan pada individu yang terinfeksi.
Tanda :
Peningkatan frekuensi nafas.
Pengembangan pernafasan tak simetris.
Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara bilateral atau
unilateral (efusi pleura atau pneumothorax) bunyi nafas tubuler atau bisikan pektoral
diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru selama inspirasi cepat setelah batuk
pendek (krekels-posttusic).
Karakteristik sputum: hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata dan perubahan mental (tahap lanjut).
5. Nyeri dan kenyamanan
Gejala:
Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda:
Berhati-hati pada area yang sakit.
Perilaku distraksi dan gelisah.
6. Keamanan
Gejala:
Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
Tanda:
Demam rendah atau sakit panas akut.
7. Interaksi sosial
Gejala:
Perasaan isolasi atau penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran.
8. Penyuluhan atau pembelajaran
Gejala:
Riwayat keluarga TB.
Ketidakmampuan umum atau status kesehatan buruk.
Gagal untuk membaik atau kambuhnya TB.
Tidak berpartisipasi dalam terapi.
Pengkajian Psikososial
Adapun pengkajian psikososial yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Kaji tentang aspek kebiasaan hidup klien yang secara signifikan berpengaruh terhadap
fungsi respirasi. Beberapa kondisi respiratory timbul akibat stres.
2. Penyakit pernafasan kronik dapat menyebabkan perubahan dalam peran keluarga dan
hubungan dengan orang lain, isolasi sosial, masalah keuangan, pekerjaan atau
ketidakmampuan.
3. Dengan mendiskusikan mekanisme koping, perawat dapat mengkaji reaksi klien
terhadap masalah stres psikososial dan mencari jalan keluarnya.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. Data Biografi
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat dan tanggal lahir : Surabaya, 21 Januari 1949
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Duda
Tinggi badan atau berat badan : 157 cm, 46 kg
Penampilan umum : Cukup baik, tubuh kurus, lemah
Alamat : Jl. Makmur Penganten Ali Jakarta Timur
Orang yang mudah dihubungi : Ibu R
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat dan telepon : Jl. Makmur Penganten Ali Jakarta Timur
08567891204
Diagnosa medis : TB Paru
B. Riwayat Keluarga
Genogram:
Ket:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
X : Meninggal
C. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Pensiun
Pekerjaan sebelumnya : Pekerja pabrik asbes
Sumber-sumber pendapatan : Dari hasil pemberian anak
Kecukupan terhadap kebutuhan : Cukup terpenuhi
D. Riwayat Lingkungan Hidup
Klien tinggal di rumah pribadi anaknya bersama anaknya, menantunya dan juga 3
orang cucunya. Jumlah kamar dalam rumah tersebut berjumlah 4 kamar, kondisi kamar
cukup baik, peralatan tertata rapi, kondisi tempat tidur cukup baik. Namun pertukaran
udara dan cahaya matahari dalam kamar Tn.A kurang. Tingkat kenyamanan dan
privacy klien cukup terjamin. Tetangga Tn.A yang terdekat dari rumahnya ialah Ibu S
E. Riwayat Rekreasi
Klien memiliki hobi membaca koran dan membuat kaligrafi. Klien mengatakan pernah
menjadi anggota pengurus RT dan masjid di dekat rumahnya. Klien juga mengatakan ia
dan keluarganya sering melakukan perjalanan rekreasi ke daerah pegunungan dan
pantai. Klien mengatakan sangat senang ketika dirinya berekreasi bersama keluarga
karena denga begitu klien merasa masih diperhatikan dan dihargai oleh keluarganya.
F. Sistem Pendukung
Di dekat rumah klien terdapat seorang dokter yang memang kenal dengan keluarga
klien. Terkadang keluarga klien meminta tolong kepada dokter tersebut untuk
memeriksa kondisi Tn.A. adapun jarak rumah dokter tersebut dengan rumah klien
hanya berjarak 5 km. Rumah klien tidak jauh dr R.S Pasar Rebo yang berjarak sekitar
500 km dari rumahnya. Selain itu juga terdapat klinik Sejahtera di dekat rumah klien
yang berjarak sekitar 50 km. Keluarga masih kurang memperhatikan kondisi klien
dikarenakan kesibukan mereka bekerja di luar rumah. Namun keluarga tetap membantu
mengawasi kesehatan klien.
G. Diskripsi Kekhususan
Biasanya klien melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah yang beragama
islam, klien melaksanakan sholat lima waktu secara rutin dan mengaji atau terkadang
muhasabah diri untuk menghilangkan pikiran-pikiran negatifnya dan untuk membantu
menenangkan dirinya akibat dari respon stres yang ditimbulkan karena penyakit yang
klien derita.
H. Status Kesehatan
Klien mengatakan pernafasannya mulai mengalami penurunan dan gangguan-
gangguan kurang lebih 3 tahun yang lalu. Klien mengatakan tidak menderita penyakit
lain, klien merasa dirinya sehat-sehat saja. Namun klien mengalami sedikit gangguan
pada pernafasannya, klien merasakan batuk yang tak kunjung reda dan pula sesak
nafas serta nyeri dada yang dirasakan sangat mengganggu aktivitasnya.
Provokative/Paliative : Batuk disertai dahak dan terkadang juga darah, serta sesak
nafas dan nyeri dada.
Quality/Quantity : Batuk, sesak nafas dan nyeri dada dirasakan sangat
mengganggu aktivitasnya, dan sudah cukup lama klien mengalami keluhan-keluhan
tersebut.
Region : Nyeri dada yang klien rasakan menyebar disekitar dada,
nyeri tersebut dirasakan setelah klien batuk-batuk dan juga disertai dengan sesak
nafas.
Severity scale : Bila batuk, sesak nafas dan nyeri dada itu timbul klien
mengatakan sulit tidur.
Timming : ketika ada rangasan yang mempengaruhi pernafasan klien
atau setelah klien melakukan pekerjaan yang cukup berat danwaktu yang lama.
Obat-obatan : Dokter memberikan resep obat berupa obat batuk dan
juga obat untuk membantu mengurangi sesak dan nyeri dada serta memberikan
expectorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir atau dahak klien yang diminum
3xsehari.
Status imunisasi : lengkap
Alergi (obat-obatan/makanan/faktor lingkungan) seperti debu dan cuaca yang tidak
menentu.
Penyakit yang diderita : TB Paru
I. Aktivitas Hidup Sehari-hari (berdasarkan Indeks Katz, disimpulkan skore)
Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Melakukan eliminasi
Pergerakan
Kontrol terhadap eliminasi
Makan
Kemampuan perawatan diri:Skor: 0 = mandiri, 1 = dibantu sebagian, 2 = perlu bantuan orang lain, 3 = perlu bantuan orang lain dan alat, 4 = tergantung/ tidak mampu.
Bathing (mandi/personal hygiene) : Mandiri
Bantuan hanya satu bagian mandi (seperti punggung atau ekstremitas yang tidak
mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya.
Dressing (berpakaian) : Mandiri
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, mengancing atau mengikat pakaian.
Toileting (melakukan eliminasi) : Mandiri
Masuk dan keluar dari kamar kecil, membersihkan genitalia sendiri.
Transfering (pergerakan) : Mandiri
Berpindah ked an dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari kursi sendiri.
Continence (kontrol terhadap eliminasi) : Mandiri
Berkemih dan defekasi seluruhnya dikontrol sendiri.
Feeding (makan) : Mandiri
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri.
Psikologis
Persepsi klien terhadap penyakit cukup baik, karena klien merasa wajar karena
umurnya sudah tua.
Konsep diri klien baik, karena klien mampu memandang dirinya secara positif dan mau
bekerja sama dengan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang klien alami.
Emosi cukup baik (stabil).
Kemampuan adaptasi klien adaptasi klien cukup baik karena klien masih suka
berkumpul dengan teman-teman sebayanya disekitar rumah klien.
Mekanisme pertahanan diri : klien mengatakan senang tinggal di rumah
anaknya dibanding klien harus tinggal di panti, karena dengan tinggal di rumah anaknya
tersebut klien merasa masih diperhatikan, dihargai dan dicintai oleh keluarganya.
Apabila ada masalah klien melakukannya dengan cara pemecahan masalah yang
sebelumnya dibicarakan dengan keluarga klien.
J. Pemeriksaan Fisik (Tinjauan Sistem)
1. Keadaan umum : Kurang baik
TB : 157 cm
BB : 46 kg
2. Tingkat kesadaran : cukup baik (compos mentis)
3. Skala koma gaslow : baik (15)
4. Tanda-tanda vital
TD : TD : 110/60 mmHg
N : 107 x/menit
RR : 27 x/menit
S : 39° C
5. Sistem kardiovaskuler :
Inspeksi : keadaan umum terlihat baik.
Palpasi : tidak ada pelebaran pembuluh darah dan pembesaran jantung.
Perkusi : tidak ada suara redup, pekak atau suara abnormal lain.
Auskultasi : tekanan darah klien mengalami penurunan (hipotensi), nadi klien
cepat.
6. Sistem pernafasan :
Inspeksi : dada kanan dan kiri terlihat simetris, pergerakan otot dada (+)
Palpasi : tidak ada perbesaran abnormal.
Perkusi : suara paru kanan dan kiri sama dan seimbang
Auskultasi : frekuensi nafas cepat, irama nafas cepat, bunyi nafas tidak
normal saat di auskultasi terdengar suara Ronchi (+).
7. Sistem integument : warna kulit normal, turgor kulit baik, (lecet, bercak, bengkak)
pada kulit tidak ada.
8. Sistem perkemihan : tidak ada masalah dalam sistem perkemihan, klien mengatakan
biasa BAK di kamarb mandi dengan frekuensi 3-4 x/hari dan ngompol (-).
9. Sistem muskuloskeletal : range of Motion : penuh, keseimbangan :
stabil, menggenggam (tangan kanan dan kiri) : lemah, kekuatan otot (kanan, kiri) :
lemah, dan tidak ada kelainan tulang.
10. Sistem endokrin : tidak ada masalah dalam sistem endokrin, klien
mengatakan tidak menderita kencing manis dan saat dilakukan palpasi tidak ada
pembesaran kelenjar.
11. Sistem immune : tidak ada masalah dalam sistem immune, klien mengatakan
klien di imunisasi lengkap.
12. Sistem gastrointestinal : peristaltik usus ada tapi kurang terdengar atau kurang
terdeteksi. Klien mengatakan tidak nafsu makan sehingga klien mengalami penurunan
berat badan dari 57 kg menjadi 47 kg.
13. Sistem reproduksi : tidak ada masalah dalam sistem reproduksi.
14. Sistem persyarafan : tidak masalah dalam sistem persyarafan. Klien mengatakan
status mental klien baik, emosi klien stabil dan respon klien terhadap pembicaraan (+)
dengan bicara yang normal dan jelas serta interpretasi klien terhadap lawan bicara
cukup baik. Keadaan mata klien normal dan kemampuan pendengaran klien cukup
baik.
K. Pemeriksaan Status Kognitif atau Afektif atau Sosial
1. Status kognitif atau afektif :
Short potable mental status questionaire (SPMSQ) : didapatkan skore 10, fungsi
intelektual klien utuh.
Mini mental state exam (MMSE) : didapatkan skore 25, aspek kognitif dari fungsi
mental klien dalam keadaan baik.
Inventaris depresi beck : didapatkan skore 3, pada keragu-raguan, kesulitan kerja dan
keletihan. Jadi tidak ada tanda-tanda depresi pada klien.
2. Status sosial :
Apgar keluarga : didapatkan skore 8, dimana fungsi sosial klie dalam keadaan normal.
L. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : melakukan pemeriksaan darah lengkap khususnya leukosit klien
meningkat.
Radiologi : melakukan pemeriksaan rontgen dada untuk melihat
perkijuan yang ada pada paru-paru klien
EKG : -
USG : -
CT-Scan : -
Analisa Data
No. Data Masalah Penyebab1. Ds :
Klien mengeluh kepada perawat bahwa sudah 3 minggu mengalami batuk disertai dahak dan darah, sesak napas dan nyeri dada.Do : TD : 110/60 mmHg Suhu 39° C RR : 27 x/menit N : 107 x/menit. Saat di auskultasi terdengar suara Ronchi (+).
Bersihan jalan napas tidak efektif.
Penumpukan sekret kental atau sekret darah.
2. Ds : Klien mengeluh kepada perawat bahwa sudah 3 minggu
mengalami batuk disertai dahak dan darah, sesak napas dan nyeri dada.
Do : Klien terlihat lemah, lemas dan keadaan postur tubuh
klien yang tampak terangkat kedua bahunya. TD : 110/60 mmHg Suhu 39° C RR : 27 x/menit N : 107 x/menit. Saat di auskultasi terdengar suara Ronchi (+).Dt : Nilai AGD Tanda-tanda sianosis
Gangguan atau Kerusakan pertukaran gas.
Kerusakan membran alveolar-kapiler.
3. Ds : Klien mengatakan tidak nafsu makan sehingga klien
mengalami penurunan berat badan dari 57 kg menjadi 47 kg.
Klien mengeluh kepada perawat bahwa sudah 3 minggu mengalami batuk disertai dahak dan darah, sesak napas dan nyeri dada.
Do : TD : 110/60 mmHg Klien terlihat lemah. Klien tampak lemas.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Sering batuk atau produksi sputum meningkat.
Klien terlihat agak kurus. Konjungtiva klien terlihat pucat,. Mukosa bibir telihat pucat. BB : 47 kg TB : 157 cmDt : Nilai Hb Bising usus Pemeriksaan Serum Albumin IMT LLA
4. Ds : Klien juga mengatakan bahwa setiap malam klien selalu
berkeringat walaupun klien tidak melakukan kegiatan yang berat.
Klien mengatakan mengalami demam.
Do : TD : 110/60 mmHg Suhu 39° C RR : 27 x/menit N : 107 x/menit. Leukosit : 11.000 mg/dLDt : Tanda-tanda infeksi Pemeriksaan rontgen dada Ada tidaknya perkijuan pada paru
Resiko tinggi terjadinya infeksi dan penyebaran infeksi.
Penurunan imunitas, kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.
5. Ds : Klien bertanya kepada perawat mengapa keluhan-keluhan yang ia rasakan tidak kunjung menghilang. Klien mengatakan apa yag menyebabkan klien seperti itu.Do : -
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan serta pengobatan.
Tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul, antara lain:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret kental atau
sekret darah.
2. Gangguan atau Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran
alveolar-kapiler.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau produksi
sputum meningkat.
4. Resiko tinggi terjadinya infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan kurang
pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan serta
pengobatan berhubungan dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.Diposkan oleh Ulya Nuraini Pecinta Sayyiduna Muhammad saw di 03.54Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookLabel: ulyanuraini_askep gerontik