BAB IPENDAHULUAN
2.1 Kata PengantarKasus tenggelam merupakan kasus yang sering
terjadi pada wilayah perairan seperti di Indonesia, terutama daerah
sungai atau pantai. Perlu diketahui adanya perbedaan media air
sebagai sumber persoalan; air asin atau air tawar. Tetapi pada
prinsipnya dalam P3K kasus tenggelam adalah sesegera mungkin
mengangkat korban tenggelam ke permukaan air atau daratan.
Tenggelam merupakan penyebab kematian yang masih dapat dicegah.
Keberhasilan menolong korban yang tenggelam tergantung dari lama
dan beratnya derajat hipoksia. Kegawatan pada korban tenggelam
adalah terjadinya kegagalan fungsi pernapasan akibat masuknya
cairan(air tawar/ asin) ke dalam jaringan paru yang dapat
menyebabkan gangguan fungsi respirasi. Semakin cepat diketahui atau
ditolong korban tenggelam maka semakin lebih baik dan mudah untuk
penanganan selanjutnya.2.2 TujuanAdapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui masalah
Tenggelam pada anak.2. Untuk mengetahui penatalaksanaan Tenggelam
pada anak
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian TenggelamTenggelam adalah orang yang berhenti
bernafas hanya mempunyai waktu 4 menit untuk tetap hidup. (Werner
David,1989).Mati tenggelam adalah sebagai kematian karena asfiksia
akibat tenggelam (Betz.L.Cecily,2002).Hampir mati tenggelam adalah
sebagai bertahan hidup, setidaknya sementara, dari efek hipoksia
yang mematikan. (Betz.L.Cecily,2002).Tenggelam adalah suatu keadaan
dimana terjadi asfiksia yang menyebabkan kematian, akibat udara
atmosfer tidak dapat masuk ke dalam saluran pernafasan, karena
sebagian atau seluruh tubuh berada di dalam air. Dengan demikian,
proses tenggelam merupakan salah satu bentuk asfiksia yang
berpotensi menyebabkan kematian. (Purnawan Junadi : 1982)2.2
Klasifikasi Tenggelama. Tenggelam kering (Dry Drowning), yaitu
kematian sebelum menghirup air. Tenggelam kering dapat terjadi jika
tenggelam air tawar ataupun air asin. Pada keadaan ini cairan tidak
masuk kedalam saluran nafas, tetapi saat air akan masuk kedalam
saluran nafas, terjadi spasme laring yang menyebabkan tertutupnya
jalan nafas.b. Tenggelam basah (wet drowning),yaitu:kematian
terjadi sesudah menghirup air. Pada keadaan ini cairan memasuki
saluran pernafasan korbanc.Tenggelam sekunder (secondary
drowning),yaitu: terjadi beberapa hari setelah korban tenggelam dan
diangkat dari air. Korban meninggal karena komplikasi yang
diakibatkan tenggelam,seperti aspirasi,pneumonia,dan
ketidakseimbangan elektrolit.d.Tenggelam dalam air dingin (cold
immersionsyndrome/immersionsyndrome), yaitu seseorang tenggelam
dalam air dingin,reseptor suhu pada kulit teraktivasi secara
tiba-tiba dan yang menyebabkan terhentinya nafas danjantung
tiba-tiba.
2.3 Etiologia.Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh
obat-obatanb. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau
kelelahanc. Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenangd.
Kurangnya pengawasan oarng tua terhadap anak.e. Kurangnya keamanan
peralatan saat renang.
2.4 PatofisiologiPeristiwa fisiologik yang terjadi setelah
tenggelam berlangsung secara berurutan. Setelah panik dan
perjuangan awal, korban akan menahan nafasnya dan menelan banyak
air. Mula-mula terjadi laringospasme, tetapi bagi kebanyakan anak,
diikuti relaksasi otot dan akhirnya mereka mengaspirasi banyak air.
Segera timbul henti jantung paru dan terjadilah hipoksia. Hipoksia
pada tenggelam kering adalah akibat dari obstruksi jalan nafas
disebabkan oleh laringospasme. Pada tenggelam basah, hipoksia
terjadi karena gabungan edema alveoli dan paru intersitisial,
deposit protein dalam alveoli, kerusakan kapiler, pulmoner,
penurunan sufeksi surfaktan, dan aspirasi benda asing. Jenis air
teraspirasi berperan dalam menentukan patofisiologi tenggelam
basah. Pada tenggelam air asin, cairan hipertonik itu tertarik
kedalam alveoli, mengencerkan surfaktan dan menimbulkan
hipovolemia, hemokonsentrasi, dan peningkatan konsentrasi
elektrolit serum. Pada tenggelam air tawar, cairan yang teraspirasi
tertarik keluar alveoli dengan cepat, masuk ke ruang intravaskuler.
Perpindahan cairan ini menyebabkan hipervolemia, hemodilusi dan
penurunan konsentrasi elektrolit serum. Air tawar diduga merusak
sel alveoli tipe II, yang mengendalikan produksi surfaktan
paru.
2.5 Insidens1. Tenggelam adalah penyebab kematian utama ketiga
pada anak-anak. 2. Anak dibawah 5 tahun dan remaja antara 15 dan 24
tahun memiliki resiko tenggelam yang tertinggi.3. 40% korban
berusia kurang dari 4 tahun. 4. Laki-laki cenderung untuk tenggelam
dari pada perempuan.5. 73% kematian akibat tenggelam terjadi di
halaman rumah mereka sendiri. "Meskipun demikian, banyak pemilik
kolam yang tidak melihat kolam mereka berbahaya bagi anak-anak,"
kata penulis peneliti ( Brenda J. Shields, MS, dari Nationwide
Children's Hospital di Columbus, Ohio dan rekan-rekan kerjanya di
Pediatrics).6. Insidens tertinggi terjadi selama bulan-bulan musim
panas.7. Lebih dari 50% korban di bawah 13 tahun mati tenggelam di
kolam berenang.8. Anak-anak yang lebih mudah paling sering mati
tenggelam (1)di kolam renang dan kolam lainnya yang tidak
terlindungi, (2) setelah jatuh terperosok dilapisan es atau (3), di
bak mandi setelah jatuh.9. Anak yang lebih besar lebih sring mati
tenggelam, (1), ketika sedang berenang, (2), ketika berolahraga air
tanpa pengawasan, (3), ketika naik perahu motor, (4), setelah
hiperventilasi sebelum menyelam, atau (5) karena bahaya lingkungan
atau berhubungan dengan dengan komsumsi alkohol.
(Betz.L.Cecily,2002)
2.6 Manifestasi Klinik1. Frekuensi pernafasan berkisar dari
pernapasan yang cepat dan dangkal sampai apneu.2. Syanosis3.
Peningkatan edema paru4. Kolaps sirkulasi5. Hipoksemia6. Asidosis7.
Timbulnya hiperkapnia8. Lunglai9. Postur tubuh deserebrasi atau
dekortikasi10. Koma dengan cedera otak yang irreversibel.2.7
Komplikasi1. Ensefalopati hipoksik2. Pneumonia 3. Fibrosis
intertisial pulmoner4. Disritmia ventrikuler5. Gagal ginjal6. KID
(koagulasi intravaskuler diseminata)7. Nekrosis pankreas8.
Infeksi2.8 Kegawatdaruratan Pada Korban Tenggelam1. Perubahan Pada
Paru-ParuAspirasi paru terjadi pada sekitar 90% korban tenggelam
dan 80 90% pada korban hampir tenggelam. Jumlah dan komposisi
aspirat dapat mempengaruhi perjalanan klinis penderita, isi
lambung, organism pathogen, bahan kimia toksik dan bahan asing lain
dapat member cedera pada paru dan atau menimbulkan obstruksi jalan
nafas.2. Perubahan Pada KardiovaskulerPada korban hampir tenggelam
kadang-kadang menunjukkan bradikardi berat. Bradikardi dapat timbul
karena refleks fisiologis saat berenang di air dingin atau karena
hipoksia. Perubahan pada fungsi kardiovaskuler yang terjadi pada
hampir tenggelam sebagian besar akibat perubahan tekanan parsial
oksigen arterial (PaO2) dan gangguan keseimbangan asam-basa.3.
Perubahan Pada Susunan Saraf PusatIskemia terjadi akibat tenggelam
dapat mempengaruhi semua organ tetapi penyebab kesakitan dan
kematian terutama terjadi karena iskemi otak. Iskemi otak dapat
berlanjut akibat hipotensi, hipoksia, reperfusi dan peningkatan
tekanan intra kranial akibat edema serebral.Kesadaran korban yang
tenggelam dapat mengalami penurunan. Biasanya penurunan kesadaran
terjadi 2 3 menit setelah apnoe dan hipoksia. Kerusakan otak
irreversibel mulai terjadi 4 10 menit setelah anoksia dan fungsi
normotermik otak tidak akan kembali setelah 8 10 menit anoksia.
Penderita yang tetap koma selama selang waktu tertentu tapi
kemudian bangun dalam4. Perubahan Pada GinjalFungsi ginjal
penderita tenggelam yang telah mendapat resusitasi biasanya tidak
menunjukkan kelainan, tetapi dapat terjadi albuminuria,
hemoglobonuria, oliguria dan anuria. Kerusakan ginjal progresif
akan mengakibatkan tubular nekrosis akut akibat terjadinya hipoksia
berat, asidosis laktat dan perubahan aliran darah ke ginjal.5.
Perubahan Cairan dan ElektrolitPada korban tenggelam tidak
mengaspirasi sebagian besar cairan tetapi selalu menelan banyak
cairan. Air yang tertelan, aspirasi paru, cairan intravena yang
diberikan selama resusitasi dapat menimbulkan perubahan keadaan
cairan dan elektrolit. Aspirasi air laut dapat menimbulkan
perubahan elektrolit dan perubahan cairan karena tingginya kadar Na
dan Osmolaritasnya. Hipernatremia dan hipovolemia dapat terjadi
setelah aspirasi air laut yang banyak. Sedangkan aspirasi air tawar
yang banyak dapat mengakibatkan hipervolemia dan hipernatremia.
Hiperkalemia dapat terjadi karena kerusakan jaringan akibat
hipoksia yang luas.2.9 Penanganan Pertama Pada Korban Tenggelam1.
Prinsip pertolongan di air :1) Raih ( dengan atau tanpa alat ).2)
Lempar ( alat apung ).3) Dayung ( atau menggunakan perahu mendekati
penderita ).4) Renang ( upaya terakhir harus terlatih dan
menggunakan alat apung ).2. Penanganan Korbana. Pindahkan penderita
secepat mungkin dari air dengan cara teraman.b. Bila ada kecurigaan
cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi kepala, leher dan
tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan untuk
menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan
pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat.c. Buka jalan nafas
penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan untuk
memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan nafas
sepanjang perjalanan.d. Upayakan wajah penderita menghadap ke
atas.e. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP
bila perlu.f. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.g. Jagalah
kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti.h.
Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.i. Segera bawa ke
fasilitas kesehatan.3.Pernapasan BerhentiPenyebab berhentinya
pernafasan yang sering dijumpai adalah : a) Tenggorokan tersumbatb)
Lidah atau cairan kental yang menyumbat tenggorokan pada orang yang
tidak sadar.c) Tenggelam,tercekik oleh asap, atau karena
keracunan.d) Pukulan yang keras pada kepala atau dada.e) Serangan
jantung 2.10 Cara terhindar dari ancaman tenggelam :a. Setiap anak
yang sedang berenang harus selalu diawasib. Hindari minum minuman
keras sebelum berenang atau dekat kolam renangc. Pintu masuk atau
akses ke kolam renang harus selalu dalam pengawasand. Peralatan
penyelamat seperti pelampung atau ban penyelamat harus selalu dekat
dengan kolam renang atau area berenange. Bila punya kolam renang di
rumah, letakkan telepon dekat dengan kolam renang. Agar anda bisa
mengangkat telepon tanpa meninggalkan pengawasan anak anda saat
berenangf. Hindari meletakkan meja dan kursi dekat kolam renang
agar anak anda tidak dapat memanjatnyag. Tenggelam pun bisa terjadi
pada orang dewasa, jadi pengawasan tetap dibutuhkanh. Ikutkan salah
seorang anggota keluarga anda di dalam pelatihan RJP agar bila
dibutuhkan suatu saat ia dapat menolong.
2.11 Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik1. Pemeriksaan foto
toraks-aneka temuan (dari infiltirat parenkim tersebar sampai edema
pulmner luas)2. Nilai analisa gas darah arteri-untuk menentukan
asidosis respiratori dan asidosis metabolic3. Pemantauan TIK-untuk
menentukan perfusi serebri4. EKG5. Hitung darah lengkap
BAB IIIKONSEP ASUHAN KEPERAWATAN3.1 Pengkajian Keperawatan1.
Biodata Klien : Nama,Umur,jenis kelamin2. Keluhan utama : obstruksi
jalan nafas,sesak nafas, kelebihan cairan3. Riwayat penyakit
sekarang : susah bernafas, kelebihan cairan,suhu tubuh menurun dan
gangguan kesadaran4. Riwayat penyakit masa lalu : sebelumnya sudah
pernah mengalami tenggelam, asma.5. Pemeriksaan fisikKeadaan umum :
lemah,pucat,sesak,kelebihan cairan,pernafasan terhenti3.2 Diagnosa
Keperawatana. Gangguan pertukaran gas b/d penurunan oksigen dalam
udara inspirasib. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d supresi
reflek batuk sekunder akibat aspirasi air masuk kedalam paru akibat
tenggelamc. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kurangnya suplai
oksigend. Pola nafas tidak efektif b/d imobilisasi sekunder akibat
depresi sistem saraf pusate. Penurunan curah jantung b/d gangguan
fungsi jantung ditandai dengan tekanan darah rendah, nadi cepat,
sianosis, disretmia, dispnea, adema.f. Kelebihan volume cairan b/d
peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan curah
jantung.g. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
penurunan keinginan untuk makan sekunder akibat perubahan tingkat
kesadaran.
3.3 Intervensi Keperawatana. Dx: Gangguan pertukaran gas b/d
penurunan oksigen dalam udara inspirasiIntervensi:1. I : Kaji bunyi
paru; frekuensi nafas, kedalaman, dan usaha; dan produksi sputum
sesuai dengan indikator dari penggunaan alat penunjang yang
efektif.R : pengkajian paru dilakukan untuk tindakan yang akan
dilakukan selanjutnya2. I : Pantau hasil gas darah.R: Analisa gas
darah berguna untuk mengetahui ph, dan yang paling penting yaitu
kadar 02 dalam darah.3. I : Pantau kadar elektrolitR : Pemeriksaan
Kadar elektrolit digunakan untuk mengetahui kerja sel dan organ
apakah masih bergungsi dengan baik4. I : Pantau status mental
(tingkat kesadaran).R : status mental yang baik akan mempengaruhi
tindakan keperawatan yang kooperatif5. I : Jelaskan penggunaan alat
bantu (oksigen)R: Penting penjelasan alat bantu misalkan oksigen
agar pasien dapat tercukupi kebutuhan oksigennya6. I :Ajarkan
kelurga pasien teknik bernafas dan relaksasi.R : teknik bernafas
yang baik dan relaksasi akan mengurangi kesulitan bernafas yang di
akibatkan kekurangan kebutuhan oksigen7. I :Berikan obat yang
diresepkan ( misalnya natrium bikarbonat).R : Untuk mempercepat
proses penyembuhan
b. Pola nafas tidak efektif b/d imobilisasi sekunder akibat
depresi sistem saraf pusat1. I : Pantau dan pertahankan
keseimbangan cairan.R: keseimbangan cairan menandakan sel dan organ
masih berfungsi dengan baik2. I : Pantau adanya pucat dan
sianosis.R: Penting untuk mengetahui kekurangan 02 pada jaringan3.
I : Pantau efek obat pada status respirasi.R: indikasi pemberian
obat dilakukan untuk memperbaiki status pernafasan pasien4. I :
Catat asupan dan haluaran.R: intake dan output cairan perlu
diketahui untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh5. I:
Informasikan kepada keluarga klien tentang teknik relaksasi untuk
meningkatkan pola pernafasan.R: untuk menurangi rasa nyeri saat
bernafas6. I : Ajarkan cara batuk secara efektif.R: batuk efektif
dapat membersihkan saluran pernafasan sehingga dimungkinkan status
pernafasan dapat ditingkatkan dengan baik7. I: Rujuk kepada ahli
terapi pernafasan untuk memastikan keadekuatan fungsi ventilator
mekanis.R: untuk mempercepat proses penyembuhan
c. Dx: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
penurunan keinginan untuk makan sekunder akibat perubahan tingkat
kesadaranIntervensi: 1. I : Berikan dan pertahankan asupan nutrisi
yang adekuatR: nutrisi yang adekuat baik untuk proses penyembuhan
anak2. I: Kaji kemampuan anak untuk mendapatkan asupan nutrisi
melalui selang nasogastrik atau oral (NG po)R: anak dengan
perubahan tingkat kesadaran tidak mampu untuk mendapatkan asupan
nutrisi dengan baik secara oral3. I:Kaji kapasitas anak untuk
mentolerir makanan melalui selang nasogastrik atau per-oral (
periksa adanya sisa dan mumtah).R: Penting untuk mengetahui agar
tidak terjadi makanan yang terbuang atau tidak masuk ke mulut
anak4. I: Naikkan jumlah dan jenis asupan nutrisi.R: kenaikan
jumlah dan jenis asupan nutrisi untuk mengganti kebutuhan nutrisi5.
I: Kolaborasi dengan ahli giziR: Untuk mempercepat proses
penyembuhan anak
BAB IVKESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kegawatdaruratan pada korban tenggelam terkait erat dengan
masalah pernpasan dan kardiovaskuler yang penangannya memerlukan
penyokong kehidupan jantung dasar dengan menunjang espirasi dan
sirkulasi korban dari luar melalui resusitasi, dan mencegah
insufisiensi. Penanganan kegawatdaruratan korban tenggelam
sebaiknya memastikan terlebihdahulu kesadaran, sistem pernapasan,
denyut nadi, dan proses observasi dan interaksi yang kostan dengan
korban. Korban tenggelam merupakan salah satu kegawatdaruratan yang
perlu penanganan segera.
4.2 Saran Bagi orang tua sebaiknya mengawasi anak-anaknya
kapanpun dan dimanapun.
DAFTAR PUSTAKANurul qomari. 2014. Askep tenggelam.
http://norulqomari.blogspot.com/2014/05/askep-tenggelam_9180.html,
di akses pada tanggal 18 februari 2015 pukul 19.09Tri Murniningsih.
2012. Askep Klien Dengan kasus Anak Tenggelam.
http://alifasalwa.blogspot.com/2011/05/intoksikasi-insektisida-fosfat-organik.html.
Di akses pada tanggal 18 februari 2015 pukul
18.34http://trihatala.blogspot.com/2012/11/askep-klien-dengan-kasus-anak-tenggelam.html?m=.
Di akses pada tanggal 18 februari 2015 pukul 19.35
15