ASKEP OSTEOKONDROMA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda . Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit). Selain itu ada yang bersifat primer dan skunder. Pada tumor tulang sekunder misalnya, seseorang terkena tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang dan selanjutnya menggerogoti tulang tersebut. Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang ganas. Keganasan tulang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu tumor benigna dan maligna. Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ASKEP OSTEOKONDROMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor
jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada
dewasa muda . Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang
memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit).
Selain itu ada yang bersifat primer dan skunder. Pada tumor tulang sekunder misalnya,
seseorang terkena tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang dan selanjutnya
menggerogoti tulang tersebut. Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang
ganas. Keganasan tulang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu tumor benigna dan maligna.
Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy
Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor
tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang
jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering
didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas.
Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut. Angka
harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi penyebaran ke paru-
paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.
Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga
penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar
ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang
memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan tumor tulang secara komprehensif.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien tumor tulang
b. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada pasien tumor tulang
c. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalah keperawatan yang
timbul pada pasien tumor tulang
d. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan
tumor tulang
1.3 Manfaat
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pembahasan tentang osteokondroma,
diantaranya adalah :
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan tumor tulang secara komprehensif.
b. Mampu melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien tumor tulang.
c. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada pasien tumor tulang.
d. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalah keperawatan yang
timbul pada pasien tumor tulang.
e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan
tumor tulang.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Penyakit Tulang
Rangka matang terdiri dari tulang,jaringan fibrosa dan rawan. Dari sel-sel ini atau
jaringan mesenkim primitif asalnya, bisa berkembang neoplasma rangka primer jinak atau
ganas. Neoplasma system muskulus skeletal bisa berbentuk macam-macam seperti tumor
osteogenik, konrogenik, fibrogenik, otot atau rabdomiogenik dan sel sumsum (reticulum) bisa
juga tumor saraf, vaskuler dan sel lemak. Biasanya merupakan tumor primer atau tumor
metaststik dari kanker primer di tempat lain. Tumor tulang metastatik lebih sering dibanding
tumor tulang primer.
Terdapat dua tipe tumor tulang atau neoplasma yaitu primer dan metastatik. Tumor yang
berasal dari tulang (primer) mencakup tulang tidak berbahaya seperti ostioma, kondroma,
tumor sel raksasa, kista dan osteid osteoms. Tumor primer yang jinak tumbuh dengan lambat
pada area terbatas dan jarang skali meluas. Tumor primer yang ganas sangat jarang
menyerang orang dewasa dan jika menyerang tumor ini akan mencakup osteosarcoma dan
multiple myeloma tumor maligna sering bermetastase sampai paru-paru selama tahap
awalnya. Osteosarkoma merupakan keganasan tulang yang utama, sering ditemukan pada
anak-anak dan remaja. Tumor tulang metastatik awalnya terdapat pada paru-paru, payudara,
prostat, ginjal, ovary, atau tiroid. Tumor ini lebih sering terjadi daripada tumor tulang primer
dan memiliki prognosis yang buruk. Carsinoma akan lebih sering termetastasikan ke tulang
daripada sarcoma.
2.2 Tumor Tulang
Tumor tulang primer merupakan tumor yang berasal dari tulang itu sendiri.
Tumor Tulang Benigna, terdiri atas bebrapa khasus diantaranya adalah
- Kondrogenik : Osteokondroma, Kondroma
- Osteogenik : Osteoid osteoma, Osteobalstoma, Tumor sel Giant
Tumor Tulang Maligna, terdiri atas bebrapa khasus diantaranya adalah
- Kondrogenik : Kondrosarkoma
- Osteogenik : Osteosarkoma
- Fibrogenik : Fibrosarkoma
- Tidak jelas asalnya : Sarcoma Ewing
a. Tumor Tulang Benigna (Jinak)
Biasanya tumbuh lambat dan berbatas tegas, gejalanya sedikit dan tidak menimbulkan
kematian. Neoplasma ini meliputi osteoma osteoid, osteoblastoma, osteokondroma,
enkondroma, kondroma, tumor sel raksasa, kista tulang dan ganglion. Tumor benigna tulang
dan jaringan lunak lebih sering daripada tumor maligna. Beberapa tumor benigna seperti
tumor sel raksasa mempunyai potensial mengalami tranformasi maligna.
b. Osteokondroma
Tumor tulang yang paling umum ditemukan adalah osteokondroma. Meskipun awitannya
biasanya dimulai pada masa anak, tumor ini berkembang sampai maturitas skeletal dan
mungkin tidak terdiagnosa sampai masa dewasa. Tumor ini mungkin tumbuh tunggal ataupun
multiple dan dapat terjadi pada tulang manapun. Femur dan tibia adalah yang paling sering
terkena. Pada tampilan makro, tumor mempunyai tudung kartilagenus dengan tunas tulang
menembus dari tulang. Seiring perkembangan tudung, tumor menulang dan mungkin menjadi
maligna. Kira-kira 10% osteokondroma berkembang menjadi sarkoma.
Osteokondroma terjadi kira-klira 40% dari semua tumor benigna dan ini diterapi melalui
cenderung terjadi pada pria.
2.3 Osteokondroma
2.4.1 Definisi osteokondroma
Osteochondroma adalah tumor jinak tulang dengan penampakan adanya penonjolan
tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang muncul dari metafisis, penonjolan tulang
ini ditutupi (diliputi) oleh cartilago hialin. Tumor ini berasal dari komponen tulang (osteosit)
dan komponen tulang rawan (chondrosit). Osteochondroma merupakan perkembangan umum
dari plat pertumbuhan perangkat yang menghasilkan perkembangan lobulated tulang rawan
dan tulang dari metaphysis tersebut. Muncul sebagai proyeksi tulang tulang rawan-capped
dari metaphysis tulang panjang. Dapat terjadi dalam tulang yang berkembang dari pengerasan
enchondral.
Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor jinak
tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada dewasa
muda. Osteokondroma sering terjadi pada tulang panjang, biasanya tulang paha proksimal
atau distal, tibia proksimal, pelvis, atau scapula 10-25 tahun orang (berhenti tumbuh pada saat
jatuh tempo tulang). Pertumbuhan lesi paralel bahwa pasien.
2.4.2 Etiologi
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir ini, penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-Fos dapat meningkatkan
kejadian tumor tulang. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi, keturunan, beberapa kondisi
tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan radiasi ), (Smeltzer.
2001).
Meskipun tidak ada penyebab tumor tulang yang pasti, ada beberapa factor yang
berhubungan dan memungkinkan menjadi faktor penyebab terjadinya tumor tulang yang
meliputi:.
- Genetik
Beberapa kelainan genetik dikaitkan dengan terjadinya keganasan tulang, misalnya
sarcoma jaringan lunak atau soft tissue sarcoma (STS). Dari data penelitian diduga mutasi
genetic pada sel induk mesinkin dapat menimbulkan sarcoma. Ada beberapa gen yang sudah
diketahui ,mempunyai peranan dalam kejadian sarcoma, antara lain gen RB-1 dan p53.
Mutasi p53 mempunyai peranan yang jelas dalam terjadinya STS. Gen lain yang juga
diketahui mempunyai peranan adalah gen MDM-2 (Murine Double Minute 2). Gen ini dapat
menghasilkan suatu protein yang dapat mengikat pada gen p53 yang telah mutasi dan
menginaktivitas gen tersebut.
- Radiasi.
Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang terpapar radiasi seperti
pada klien karsinoma mamma dan limfoma maligna yang mendapat radioterapi. Halperin
dkk. Memperkirakan resiko terjadinya sarcoma pada klien penyakit Hodgkin yang diradiasi
adalah 0,9 %. Terjadinya keganasan jaringan lunak dan bone sarcoma akibat pemaparan
radiasi sudah diketahui sejak 1922. Walaupun jarang ditemukan, prognosisnya buruk dan
umumnya high grade.
Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah malignant fibrous histiocytoma
(MFH) dan angiosarkoma atau limfangiosarkoma. Jarak waktu antara radiasi dan terjadinya
sarcoma diperkirakan sekitar 11 tahun.
- Bahan Kimia.
Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat menimbulkan sarkoma,
tetapi belum dapat dibuktikan. Pemaparan terhadap torium dioksida (Thorotrast), suatu bahan
kontras, dapat menimbulkan angiosarkoma, pada hepar, selain itu, abses juga diduga dapat
menimbulkan mosotelioma, sedangkan polivilin klorida dapat menyebabkan angiosarkoma
hepatik.
- Trauma
Sekitar 30 % kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai riwayat trauma. Walaupun
sarkoma kadang-kadang timbul pada jaringan sikatriks lama, luka bakar, dan riwayat trauma,
semua ini tidak pernah dapat dibuktikan.
- Limfedema kronis.
Limfedema akibat operasi atau radiasi dapat menimbulkan limfangiosarkoma dan kasus
limfangiosarkoma pada ekstremitas superior ditemukan pada klien karsinoma mammae yang
mendapat radioterapi pasca-mastektomi.
- Infeksi.
Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan oleh infeksi parasit,
yaitu filariasis. Pada klien limfedema kronis akibat obstruksi, filariasis dapat menimbulkan
limfangiosrakoma.
2.4.3 Klasifikasi
Klasifikasi neoplasma tulang berdasarkan asal sel.
a. Primer
i. Tumor yang membentuk tulang (Osteogenik)
Jinak : - Osteoid Osteoma
Ganas : - Osteosarkoma
- Osteoblastoma
- Parosteal Osteosarkoma, Osteoma
ii. Tumor yang membentuk tulang rawan (Kondrogenik)
Jinak : - Kondroblastoma
Ganas : - Kondrosarkoma
- Kondromiksoid Fibroma
- Enkondroma
- Osteokondroma
iii. Tumor jaringan ikat (Fibrogenik)
Jinak : - Non Ossifying Fibroma
Ganas : - Fibrosarkoma
iv. Tumor sumsum tulang (Myelogenik)
Ganas : - Multiple Myeloma
- Sarkoma Ewing
- Sarkoma Sel Retikulum
v. Tumor lain-lain
Jinak : - Giant cell tumor
Ganas : - Adamantinoma
- Kordoma
b. Sekunder/Metastatik
c. Neoplasma Simulating Lesions
- Simple bone cyst
- Fibrous dysplasia
- Eosinophilic granuloma
- Brown tumor/hyperparathyroidism
d. Klasifikasi menurut TNM.
- T. Tumor induk
- TX tumor tidak dapat dicapai
- T0 tidak ditemukan tumor primer
- T1 tumor terbatas dalam periost
- T2 tumor menembus periost
- T3 tumor masuk dalam organ atau struktur sekitar tulang
- N Kelenjar limf regional
- N0 tidak ditemukan tumor di kelenjar limf
- N1 tumor di kelenjar limf regional
- M. Metastasis jauh
- M1 tidak ditemukan metastasis jauh
- M2 ditemukan metastasis jauh
2.4.4 Faktor Resiko
Faktor pencetus tumor tulang yaitu factor genetika. Hal ini berdasarkan data dari
sejumlah penelitian.
2.4.5 Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor.
Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau
penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi
destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi
penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi