Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A . Latar Belakang Masalah Setelah mengadakan pengamatan terhadap data epidemi yang terdapat di ruang bersalin 5/6 Rumah Sakit Dustira Cimahi, diharapkan penulis mampu memahami dan memberikan pemeriksaan dan perawatan pada bayi baru lahir sesuai dengan kompetensi D-III keperawatan semester IV di Akademi Perawatan Rumah Sakit Dustira. Oleh karena itu, penulis mengambil pasien Baru Baru Lahir untuk dijadikan laporan kasus. B. Ruang Lingkup Dalam rungang lingkup masalah ini diterapkan cara- cara pendekatan proses keperawatan yang meliputi Pengkajian, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi, secara berurutan . Langkah- langkah tersebut adalah: 1. Melakukan pengkajian 2. Menegakan diagnosa keperawatan 3. Merencanakan tindakan keperawatan 4. Menetapkan intervensi keperawatan 5. Melaksanakan intervensi 6. Membuat evaluasi
27

Askep BBLR

Dec 08, 2014

Download

Documents

DIAGNOSTIK MDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULERDIAGNOSTIK MOLEKULEROLEKULER
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep BBLR

BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang Masalah

Setelah mengadakan pengamatan terhadap data epidemi yang terdapat di

ruang bersalin 5/6 Rumah Sakit Dustira Cimahi, diharapkan penulis mampu

memahami dan memberikan pemeriksaan dan perawatan pada bayi baru lahir sesuai

dengan kompetensi D-III keperawatan semester IV di Akademi Perawatan Rumah

Sakit Dustira. Oleh karena itu, penulis mengambil pasien Baru Baru Lahir untuk

dijadikan laporan kasus.

B. Ruang Lingkup

Dalam rungang lingkup masalah ini diterapkan cara-cara pendekatan proses

keperawatan yang meliputi Pengkajian, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi,

secara berurutan . Langkah- langkah tersebut adalah:

1. Melakukan pengkajian

2. Menegakan diagnosa keperawatan

3. Merencanakan tindakan keperawatan

4. Menetapkan intervensi keperawatan

5. Melaksanakan intervensi

6. Membuat evaluasi

Berdasarkan deskripsi mata kuliah keperawatan kesehatan ibu yang berisi

kompetensi dengan memiliki keterampilan lain, yaitu:

1. Mengkaji ststus keperawatan pasien pada Bayi Baru Lahir

2. Mebbuat riwayat keperawatan secara komperhensif

3. Melakukan pengkajian fisik pada Bayi Baru Lahir

Page 2: Askep BBLR

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa mendapat pengalaman nyata dalam membuat kasus,

dan penerapannya dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Bayi

Baru Lahir

2. Tujuan Khusus

a. menerapkan tindakan keperawatan pada bayi baru lahir

b. Melakukan pengkajian yang terdiri dari proses pengumpulan

data dan menentukan prioritas masalah keperawatan

c. Membuat parencanaan ,menetapkan tujuan yang ingin dicapai

dan menyusun kegiatan pemecahan masalah kaparawatan

d. Melaksanakan implementasiterhadap rencana yang telah

disusun

e. Mengevaluasi tindakan keperawatan

D. Metode Penulisan

Dalam menyusan makalah laporan kasusa ini penulis memperoleh dengan

cara:

1. Wawancara yaitu berbicaralangsung kepada orang tua klien atau

perawat lain

2. observasi partisipatif yaitu mengamati langsung dengan pemeriksaan

fisik pada klien

3. Studi literatur yaitu dengan melihat berbagai sumber buku yang

berkaitan dengan makalah laporan kasus ini

4. Dokumentasi yaitu dengan melihat pada buku reka medik diruang

perawatan 5/6

2

Page 3: Askep BBLR

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

I. Pengertian

Bayi baru lahir (BBL) adalah hasil konsepsi yang baru lahir / keluar dari

rahim seorang ibu melalui kelahiran normal dengan bantuan alat tertentu sampai usia

satu bulan.

a. Bayi normal adalah bayi baru lahir dengan berat badan antara 2500-

4000 gr dengan lama kehamilan antara 37-42 minggu.

b. Bayi dengan resiko tinggi:

1) Bayi yang lahir dengan resiko tinggi .

2) Bayi yang lahir dengan berat badan < 2500 gr.

3) Bayi yang lahir dengan berat badan > 4000 gr.

4) Bayi yang dilahirkan dengan kehamilan < 37 dan > 42 minggu.

5) Bayi yang nilai APGAR nya < 7.

II. Tujuan

a. Tujuan umum.

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi mulai awal

kelahiran sampai berusia satu bulan.

b. Tujuan khusus

1) Mempertahankan pernapasan

2) Mencegah infeksi

3) Mempertahankan suhu tubuh

4) Mengenai tanda-tanda sakit

3

Page 4: Askep BBLR

III. Tindakan Yang Harus dilakukan

a. Menghisap lendir dan merangsang pernapasan bayi

1) Pengertian manghisap lendir

Adalah memberikan pertolongan pada bayi untuk

mengeluarkan kotoran berupa lendir dan darah serta ketuban

dari mulut dan hidung bayi dengan cara menghisap.

2) Tujuan

- Memberikan jalan napas yang tersumbat.

- Merangsang anak agar bernafas.

b. Penilaian APGAR

Tokoh Virginia Afgar telah membuat beberapa kriteria untuk menilai

seseorang bayi segera setelah lahir sebagai skor AFGAR yang

merupakan kependekan dari:

A: Appearance (warna )

P: Pulse (denyut nadi)

G: Greemace (reflek)

A: Activity (tonus otot)

R: Respiratori epport (usaha bernapas)

NO TANDA SCORE 0 1 2

Denyut nadi Tak ada (-) < 120 x / menit 140 x / menit

Agar score dinilai pada 1 menit, 5 menit, 10 menit sesudah bayi lahir.

Score APGAR: 0 : Bayi dalam keadaan maut

7-10 : Normal

4-6 : Asfiksia ringan

0-3 : Asfiksia berat

4

Page 5: Askep BBLR

c. Resusitasi

Tindakan ini perlu dilakukan pada semua bayi yang AFGAR satu

menit dibawah 5

d. Pemotongan tali pusat

Segera satu menit setelah lahir dilakukan pemotongan tali pusat, bila

sesudah tali pusat diikat dan dipotong, tali pusat dikompres dengan

alkohol 70 % , kemudian dibungkus dengan gaas steril

e. Memberikan tetes mata

1) Pengertian

Meneteskan obat ke mata bayi dengan tidak mengenai

korneanya.

2) Tujuan

Mencegah kemungkinan terjadinya infeksi sewaktu bayi

melewati jalan lahir, dilakukan setelah tali pusat dipotong ,

sesudah atau sebelum bayi dimandikan.

f. Membersihkan kulit bayi

Tujuan : agar kulit bayi menjadi bersih dan terhindar dari gangguan

integritas kulit.

g. Lakukan follow Up.

1) Berat badan

2) Keadaan bayi

3) Memberikan peraturan

4) Keluhan yang timbul

5) Rencana imunisasi.

5

Page 6: Askep BBLR

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NEONATUS DINI PADA BAYI BARU LAHIR

DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT DUSTIRA

I. PENGKAJIAN

a. Biodata

1. Nama ibu : Ny.A

Umur : 23 th

Agama : Islam

Suku bangsa : Sunda

Pendidikan : SMA

Menikah : 1 kali

Umur menikah : 22 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jl. Kiara condong NO. 132 Bandung

HPHT : 12 Maret 2000

Ramalan persalinan : 19 Desember 2000

Nama bayi : By. B

Jenis kelamin : Laki-laki

2. Nama suami : Tn. N

Umur : 30 th

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA

Menikah : 1 kali

6

Page 7: Askep BBLR

Umur menikah : 25 th

Alamat : Jl. Kiara condong no 132 Bandung

b. Tanda-tanda vital / Antropometri

1. Bayi lahir jam 01.45 WIB segera menangis

2. Nilai AFGAR 1 = 7 5= 9 10= 10

3. Antropometri : BB = 3500 gram

PB = 50 cm

LK = 33 cm

LD = 32 cm

LLA = 12 cm

DAFTAR NILAI AFGAR

NO JENIS 1 5 10

1

2

3

4

5

Apperence

Pulsus

Greemal

Aktivity

Respiratori

2

2

2

1 ( pergerakan kurang )

1 ( kurang dari 20 x 1 )

2

2

2

2

1 ( kurang dari 20x

1)

2

2

2

2

2

c. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Kesadaran umum : compos mentis

Nadi : 140x / menit

Respirasi : 34 x / menit

Suhu : 30 x/ menit

7

Page 8: Askep BBLR

b . Keadaan fisik

1. Kepala

Berbentuk bulat,rambut tamapak ada,caput sueccedanum tidak ada,capu

haematuma,tidak ada pontanel anteriordan posterior nampak rata.

2. Mata

Posisi mata simetris kiri dan kanan,replek pupil isokor,palpebra anterior

superior membuka kemudian menutup kembali, tidak ada pendarahan

konjungtivitis,di lakukan tetes mata sklera an ikteri.

3. Hidung

Lubang hidung simetris kiridan kanan,pernapasan cuping hidung

ada,pernapasan hidung belum sempurna dengan nilai AFGAR 1 = 7 karena

adanya akumulasi sekret dari cairan ketuban,pengeluaran sekrey ada.

4. Telinga

Posisi telinga sejajar dengan mata,simetris kiridan kanan,prosesus mastoideus

teraba lembek.

5. Mulut

Simetris bibir kiri dan kanan ,palatum durum keras,palatum mole lunak terab

halus, gigi belum muncul,rooting reflekdan sucking reflek ada.

6. Gerakan leher

Tonus nek didapatkan

7. Badan

Warana kulit kemerahan,aktifitas pergerakan masih lemah dan terbatas,lanugo

tampak diseluruh tubuh,tanda kemerahan tidak ada,kekenyalan kulit

baik,nampak kotor dan banyak pernik caseosa.

8. Abdomen

Ketegangan supel,turgor kulit baik,pada umbilikal masih foenikulus yang

terdiri 2 arteri dan 1 vena,tidak didapatkan benjoolan ,dan didapatkan bising

usus 5x/menit.

9. Dada

8

Page 9: Askep BBLR

Bentuk simetris,retraksi dada tidak ada,sipat pernapasan torakal.

10. Ektermitas

Atas : Jari-jari tangan kanan dan kiri 5 dan bercelah,denyut nadi brachialis

130x/menit,tremor tidak nampak,tingkat ROM 3 3 = otot penuh menentang

gravitasi dengan sokongan.Tingkat tonus otot + + = otot tengah masih lemah

dan lembek, reflek moro baik.

Bawah : Jari-jari kaki kiri dan kanan 5 bercelah, denyut nadi pemoralis

130x/menit, tidak terdapat tremor, posisi kaki sejajar kiri dan kanan. Tingkat

ROM 3 3 = otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan. Tingkat tonus

otot + + = otot kaki masih lemah dan lembek, reflek babinski, walking, brousid

didapatkan.

11. Lubang Anus

Nampak kerutan setelah dilakukan tes degan menggunakan nelekton cateter no.

6 dan terdapat mekonium.

12. Genetalia sex ( laki-laki ) = tidak ada kelainan testis sudah turun ke scrotum

13. Refleks

Sucking didapatkan, rooting, didapatkan, moro didapatkan, graf reflek dan

tonik nek didapatkan.

14. Minum

30 menit segera setelah bayi lahir langsung ditetekan pad ibu namun produksi

ASI belum keluar 2 jam, kemudian ASI keluar banyak dan dihisap bayi,

bayi diberi ASI 10 cc/4 jam, tetapi sebelumnya diberikan terlebih dahulu tes

piding.

15. Eliminasi

4 jam setelah bayi lahir langsung miksi, defekasi ke 1 tanggal 10 desember

2001 waktunya 10 jam, pad kain pernel dan popok terdapat mekonium warna

hitam kehijauan dan lengket.

16. Menangis

Setelah bayi lahir langsung menangis, namun masih lemah, setelah dilakukan

pengisaapan slym, bayi menangisdengan kuat.

9

Page 10: Askep BBLR

17. Kondisi keseluruhan

Bayi dalam keadaan sehat dan normal.

d. Riwayat singkat prenatal dan intra natal

1. Prenatal

G1PoAo umur kehamilan = 41 mg

HT = 12 Maret 2000 Ramalan persalinan = 19 Desember 2000

PNC dilakukan dibidan dan dokter, imunisasi TT1, umur kehamilan 5

bulan TT2 6 bulan keluhan selama kehamilan pada umur kehamilan

1 sampai 3 bulan, ibu mengeluh mual dan kurang napsu makan,

selanjutnya keluhan tidak ada lagi. Gizi selama hamil baik, sebelum

hamil BB 45 kg bulan terakhir kehamilan 56 kg pertambahan BB 11

kg, TB = 156 cm, obat selama hamil ibu mengkonsumsi fe tablet 1x /

hari.

2. Intra natal

Lama kala I = 13 jam dari pukul 21.00 s-d 9.00 WIB, his kuat dan

sering

Lama kala II = 1 jam dari pukul 9. 00 s-d 10.00 WIB, ibu mulai

dipimpin untuk mengedan

Lama kala III = 15 menit dari pukul 10.00 s-d 11.00 WIB perdarahan

sebanyak 500 cc,warna merah segar

Lama kala IV = 45 menit dari pukul 10.15 s-d 11.00 WIB placenta

keluar tanpa manual dan ketuban pecah pukul 9.00 WIB , warna air

ketuban jarnih kehijauan, resusitasi pada bayi dan ransangan tactil

dilakukan karena nilai AFGAR 1 = 7.

10

Page 11: Askep BBLR

II. ANALISA DATA

Nama bayi : Bayi B

Ruang : 5/6

No Data Kemungkinan penyebab Masalah

1

2

3

DO: - Rambut dan badan

tampak kotor oleh

lendir

- Lipatan banyak pernik

casiosa

DO : - Mukosa bayi tampak

kotor oleh lendir

- Palpebra segera

membuka

- Mata belum diberi

salep

DO : - Akumulasi sekret pada

hidung dan mulut

belum dilakukan slym

- AFGAR 1 = 7

- Stridor pada hidung

dan mulut

Bayi prenatal berada

dalm selaput air ketuban

Ruang gerak pada

amnion

Seluruh tubuh masih

tetap belumuran cairan

amnion

Bayi prenatal berada

dalam air ketuban

Palpebra segera

membuka

Mata belum diberi salep

Bayi prenatal berada

dalam selaput ketuban

Lahir

Akumulasi sekret pada

Resiko integritas

kulit

Resiko inpeksi pada

mata

Tidak efektipnya

kebersihan jalan

napas

11

Page 12: Askep BBLR

4

DO : - Temperatur perektal

35,5c bayi menangis

hidung dan mulut belum

dislym

Kebrsihan jalan napas

tidak efektif

Prenatal dalam selaput

ketuban

Temperatur sesuai

dengan temperatur ibu

Natal bayi harus adaftasi

dengan dunia luar

Hipotalamus anterior

dan posterior belum

berfungsi

Temperatur

Hipotermi

Gangguan

termoregulasi : suhu

dingin

12

Page 13: Askep BBLR

f. Diagnosa Keperawatan dan prioritas masalah

1. Tidak efektipnya kebersihan jalan napas sehungan dengan akumulasi

sekret air ketuban pada hidung dan mulut yang ditandai nilai AFGAR

SCORE 1 = 7

2. Gangguan termoregulasi suhu dingin sehubungan dengan belum

berfungsinya hipotalalamus anterior posterior yang ditandai temperatur

perrektal 35,5c

3. Resiko inpeksi pada mata sehubungan dengan mata belum diberi salep

4. Resiko integritas kulit sehubungan dengan rambut dan badan kotor oleh

lendir

13

Page 14: Askep BBLR

III. NURSING CARE PLANING

NAMA : By.B

No. Reg : 501/IV/2000

NO DIAGNOSA KEPERAWATANPERENCANAAN

PARAFTUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1

2

Tidak efektifnya jalan napas sehubungan dengan akumulasi sekret pada mulut dan hidungDO:- Akumulasi sekret pada

hidung dan mulut- Afgar 1:7DS:- Funiculus belum

dipotong ,diikt dan didesinfektan

Risiko terjadinya hipotermi sehubungan dengan hipotalamus belum berfungsiDO:- Suhu perektal pada bayi

35 5 CDS: -

Jalan napas efektif teratasi dengan kriteria:Segera setelah tindakan - Akumulasi sekrek

berkurang pada mulut dan hidung

- Bayi bernafas dengan baik dan lancar

Hipotermi tidak terjadi dengan kriteria:Segera setelah tindakan- Bayi tidak kedinginan- Bayi merasa nyamanSuhu badan bayi 36-37 5 C

- Siapkan alat penghisap (slym juiger) yang bersih

- Bersihkan hidung dan mulut dengan kain gaas sebelumdan sesudah tindakan

- Hisap lendir pada mulut dan hidung dengan hati-hati

- Bersihkan badan bayi dengan kain bersih dan kering

- Baluri badan bayi dengan minyak telon

- Lakukan

- Slym juiger dalam keadaan bersihdapat mencegah terjadinya infeksi primer pada saat penghisapan

- Dengan dibersihkanya sekrert di hidung dan mulut dan gaas akan menncegah infeksi sekunder pada daerah tersebut

- Penghisapan yang hati-hati-dapat mencegah terjadinya perlukaan / iritasi pada selaput mukosa hiduna dan mulut

- Kain bersih dan kering akan menyerap kotoran pada bayi tanpa membuatnya kedinginan

- Minyak telon dapat mencegahterjadinya konduksi dan evaporasi pada tubuh bayi

- Dengan penyelimutan

14

Page 15: Askep BBLR

3

4

Resiko terjadi infeksi pada mata sehubungan dengan mata belum diberi tetes mataDO:- Mata kotor oleh darah

dan lendir- Mata belum diberi tetes

DS:-

Resiko terjadinya gangguan integritas kulit sehubungan dengan seluruh badan bayi berlumuran dengan lendir dan darahDO:- Bayi tampak kotor oleh

darah dan lendir- Pada lipatan badan

terdapat vornik- Bayi belum dimandikanDS:-

Infeksi pada mata tidak terjadi dengan kriteria:Segera setelah tindakan- Kelopak mata bayi bersih- Tidak terjadi infeksi

Gangguan integritas kulit teratasi dengan kriteria:Segera setelah tindakan- Badan bayi bersih dari

darah dan lendir- Kulit bayi bersih dan bayi

nampak nyaman

pembungkusan/ pakaian lengkapdan simpan bayi dalam box dan hangatkan dengan lampu

- Bersihkan kelopak mata dengan kapas steril yang lembab

- Berikan tetes mata pada mata bayi dengan Garamicin Eyes drop 0,3% 1-2 tetes.

- Bersihkan bayi dari mulai kepala sampai kaki diseka dengan air hangat . Kalau perlu pakai sabun khusus bayi

- Sisir rambut klien dengan hati-hati

dan penghangatan oleh lampu akan memberikan rasa hangat pada bayi

- Dengan menggunakan kapas lembab yang steril akan terhindar dari terjadinya infeksi

- Dengan memberikan tetes mata akan menghindari terjadinya infeksi pada mata

- Denganmembersihkan bayi dari lendir dan darah akan mengurangi terjadinya gangguan integritas kulit serta membersihkan rasa nyaman pada bayi

- Dengan menyisir rambut dapat mempermudah / membersihkan kotoran dikulit kepala bayi

15

Page 16: Askep BBLR

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : By. BNo .reg : 501 / IV / 00

NO Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf1 - Menyiapkan alat slym juiger

- Membersihkan badan bayi dengan kain bersih dan kering

- Membaluri tubuhbayi dengan minyak telon

- Membersihkan bayi dengan air hangat

- Menyisir rambut bayi

S: Menangis lemahO:- Akumulasi sekret dapat dikeluarkan- Bayi bernapas dengan lancarA: Masalah teratasiP: Interpensi dihentikan S: -O: - Suhu tubuh klien 36 C- Bayi tidak kedinginanA: Masalah teratasi P: Intervensi dihentikan

S: -O: - Bayi tampak nyaman - Bayi tampak bersih dari darah dan LendirA: Masalah teratasi P: Interpensi dihentikan

16

Page 17: Askep BBLR

- Membersihkan kelopak mata dengan kapas basah

- Memberikan tetes mata

S: -O: Mata bersih dari kotoranA: Masalah teratasiP: Interpensi dihentikan

17

Page 18: Askep BBLR

18

Page 19: Askep BBLR

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengkajian studi kasus yang telah penulis lakukan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Diharapkan mahasiswa sebelum melakukan proses asuhan keperawatan pendalaman

teori perlu dilakukan dalam memberika asuhan keperawatan pada klien maka akan

memudahkan dalam melakukan semua kegiatannya

1. Pengkajian

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh perawat maka didapatkan

masalah keperawatan yang muncul pada klien yaitu: Tidak efektifnya jalan

napas sehubungan dengan akumulasi sekret pada mulut dan hidung, Resiko

terjadinya hipotermi sehubungan dengan hipotalamus belum berfungsi,

Resiko infeksi sehubungan dengan mata belum diberi tetes mata, Resiko

gangguan integritas kulit sehubungan dengan seluruh badan bayi yang

berlumuran darah dan lendir.

2 Perencanaan

Dalam rencana asuhan keperawatan diperlukan data yang akurat mengenai

kondisi klien, lingkungan, dan keluarga. Hal ini untuk memudahkan tindakan

keperawatan

3. Pelaksanaan

Setiap tindakan keperawatan yang dildkukan hasil intervensi yang telah

ditetapka oleh perawat.

19

Page 20: Askep BBLR

4. Evaluasi

Berdasarkan tindakan keperawatan yang telah dilakukan, maka didapatkan

tidak efektifnya jalan napas teratasi, resiko terjadinya hipotermi teratasi,

resiko terjadinya infeksi pada mata teratasi, dan resiko gangguan integritas

kulit teratasi.

B. SARAN

Untuk dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan meningkatkan kualitas

keperawatan serta kualitas profesional keperawatan yang lebih baik, maka penulis

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk Rumah Sakit

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang lebih baik akan

meningkatkan mutu pelayanan , hal tersebut perlu ditunjang dengan

tersedianya alat ,tenaga kesehatan yang profesional .

2. Untuk Keluarga

Diperlukan kerjasama yang baik antara perawat dengan keluarga klien ,

dalam hal ini keluagga diharapka dapat memantau perkembangan klien

selama dirawat dan menyediakan lingkungsan yang terapeutik ketika

klien telah berada dirumah.

3. Untuk Mahasiswa

Penulis berharap sebelum melaksanakan praktek keperawata

khususnya diruangan, perlu kesiapan dalam hal seperti kesiapan dalam

teori dan keterampilan dalam komunikasi . Dalam hal ini belajar pun

harus terus ditingkatkan baik didalam kampus maupun doluar kampus.

20