ASUHAN KEBIDANAN
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBayi Berat Lahir Rendah atau BBLR adalah bayi
baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 garam
(sampai dengan 2.400 garam) yang dapat terjadi apabila akibat dari
prematuritas (persalinan kurang bulan atau premature) atau
persalinan bayi kecil masa kehamilan (KMK)Bayi Prematur mempunyai
resiko yang cukup tinggi dan dapat menglami berbagai komplkasi
diantaranya hipertermi, hipotermi, hipoglikemi dan infeksi
neonatus. Oleh karena itu, ia lebih banyak mengalami lebih banyak
kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya. Makin pendek usia
kehamilannya maka kurang sempurna pertumbuhan organ-organ dalam
tubuhnya dengan akibat makin mudah terwujudnya komplikasi dan
meningkatnya angka kematian. Angka sekitar 19% bayi lahir dengan
berat lahir kurang dari 2.500 garm yang BBLR merupakan salah satu
factor terpenting kematian neonatal dan juga sebagai determinan
yang cukup bermakna bagi kematian bayi dan balita. 1.2 Tujuan1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti, memahami dan melaksanakan Asuhan
Kebidanan pada Bayi , serta untuk memenuhi tugas dari Praktek
Klinik III di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang.
1.2.2 Tujuan KhususSetelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi,
diharapkan mahasiswa mampu:
Melakukan Pengkajian
Mengidentifikasi diagnosa masalah
Mengidentifikasi masalah potensial
Mengidentifikasi Kebutuhan segera
Mengembangkan rencana tindakan Melaksanakan tindakan sesuai
dengan rencana
Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
Dapat mengerti , memahami, melaksanakan asuhan kebidanan pada
bayi kurang bulan dengan BBLR dan Infeksi Neonatus 1.3.2 Bagi
klien
Dapat membantu klien dalam proses penyembuhan
1.3.3 Bagi instutusi
Sebagai tambahan bahan kepustakaan dan literature
1.4 Rencana penyusunan Asuhan Kebidanan 1.4.I Rencana
penulisan
Metode yang kami pakai dalam penyusunan asuhan kebidanan
kompherensif
ini adalah metode deskriptif , berupa studi kasus dan studi
pustaka dan
kemudian melakukan perbandingan antara keduanya.
I.4.2 Teknik pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data yang diperlakukan maka kami
menggunakan
teknik menggunakan teknik sebagai berikut:
a. wawancara
b. observasi
c. pemeriksaan fisik
d. study kepustakaan
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang
lahir pada umur kehamilan 37 42 minggu dengan berat 2500 4000 gram.
(Depkes RI, 1992)
Bayi baru lahir aterm adalah bayi yang lahir mulai dari usia
kehamilan 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu (Ilmu Kebidanan,
Prof. Dr. Ida Bagus Gde 1999)
2.1.1 Klasifikasi Neonatus Neonatus dini : usia 0 7 hari
Neonatus lanjut: usia 8 28 hari 2.1.2 Ciri-ciri Neonatal Aterm1.
Berat badan 2500 4000 gram
2. Panjang badan lahir 48 53 cm
3. Lingkar dada 30 38 cm
4. Lingkar kepala 33 35 cm
5. Bunyi detak jantung dalam menit-menit pertama kira-kira
80x/menit kemudian sampai 120 140 x/ menit.
6. Pada pernafasan menit-menit pertama kira-kira 20x/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40x/menit.
7. Warna kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub
kutan cukup terbentuk dan vernik caseosa.
8. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya
telah sempurna.
9. Kuku agak panjang
10. Sedang pada genetalis wanita, labia manyora sudah menutupiu
labia minopa pada genetalia laki-laki testis sudah turun pada
secrotum.
11. Reflek bayi baru lahir normal sudah terbentuk dengan
baik.
12. Untuk pengeluaran urine dan mekonium akan keluar dalam 24
jam pertama.2.1.3 Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir
1. Aktifitas atau istirahat
Tidur sehari-hari rata-rata 20 jam, jenis tidur REM status sadar
2-3 jam bayi tampak semi koma saat tidur malam.
2. Sirkulasi
Rata rata nadi apikal 120 160 x/menit, tekanan darah antara
60-80 mmHg (sistole), tali pusat di klem dengan aman tanpa
pembesaran darah dan menunjukkan tanda pengeringan dalam 1-2 jam
setelah kelahiran, mengerut dan menghitam pada hari ke 2 s/d 5.
3. Eliminasi
Buang usus aktif beberapa jam setelah kelahiran BAK 6-10x/menit
mekoneum keluar 24 48 jam
4. Pertumbuhan
Berat badan lahir rata-rata 2500 4000 gram. Penurunan berat
badan awal kelahiran sekitar 5-10%.5. Pernafasan
Pola nafas diagfragmatis dan abdominal dengan gerakan sinkron
dari dada dan abdomen.
6. Neurosensori
Adanya reflek moro, palmar, dan babynski.
2.1.4 Periode Bayi Baru Lahir
1. Periode I : Reaktifitas I (30 menit pertama setelah
lahir)
Bayi terjaga dengan mata terbuka, memberi respon terhadap
stimulus dan mempunyai kemampuan menghisap sangat tinggi.
2. Periode II : Reaktifitas II (2-5 jam setelah kelahiran) Bayi
bangun dari tidur nyeyak, denyut jantung dan pernapasan maningkat,
pengeluaran mekonium, urine dan menghisap.3. Periode III :
Reaktifitas III (12 24 jam)
Kulit kemerahan dan hangat2.1.5 Penganan BBL
1. Membersihkan Jalan Nafas
Setelah kelahiran kepala bayi segera dibersihkan mata, hidung
dan mulut bayi dengan kain bersih dan kering atau kasa untuk
mencegah jalan udara terhalang.
2. Penilaian Awal
Keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah lahir dengan
menggunakan apgar score. Ini penting untuk mengetahui bayi
menderita asfiksia atau tidak, yang dinilai adalah frekuensi
jantung, usaha nafas, tonus otot,warna kulit dan reaksi terhadap
rangsangan. Dari hasil penelitian itu dapat diketahui bayi normal
atau tidak.
Bayi normal : Nilai APGAR 7 10
Asfiksia ringan : Nilai APGAR 4 6
Afiksia berat: Nilai APGAR 0 3
Skor 012
AAppearance colour
(warna kulit) Pucat Badan merah, ekstrimitas biru Seluruh tubuh
kemerah-merahan
PPulse (healt rate)
(Frekuensi jantung)Tidak ada< 100> 100
GGrimace (reaksi terhadap ransangan)Tidak ada Sedikit gerakan
mimik Menangis, batuk, bersin
AActivity (tonus otot) Tidak ada Ektrimitas dalam fleksi sedikit
Gerakan aktif
RRespiration (usaha nafas) Tidak ada Lemah, tidak
teraturMenangis kuat
3. Mempertahankan suhu tubuh neonatus
Pastikan bayi tetap hangat dengan kontak antara lain kulit bayi
dan ibu.
Ganti handuk atau kain yang basah dengan yang kering, bungkus
bayi, jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindung dengan
baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.4. Mekanisme kehilangan
panas
a. Evaporasi
Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada
permukaan bayi karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
b. Konduksi
Panas tubuh diambil oleh suatu permukaan yang melekat di
tubuh.
c. Konveksi
Kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara
sekitarnya yang lebih tinggi.
d. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda
yang mempunyai temperatur lebih rendah dari pada temperatur
bayi.
5. Upaya untuk mencegah kehilangan panas
Keringkan bayi dengan sesama
Selimuti bayi dengan selimut kain bersih, kering dan hangat.
Tutupi kepala bayi
Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberi ASI
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
6. Rangsangan taktil
Upaya ini untuk mengaktifkan berbagai reflek proaktif pada tubuh
bayi juga merupakan tindakan stimulasi untuk bayi yang sehat. Hal
ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernafasan
spontan.
2.1.6 Macam Macam Reflek
1. Tonic Neck Refleks
Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu
sisi.
2. Morro Refleks
Jika posisi bayi diubah dengan tiba-tiba, maka dengan ekstensi,
jari-jari mengembang, kepala terlempar ke belakang dan tungkai
sedikit ekstensi tulang belakang dan ekstrimitas ekstensi.
3. Babynski Refleks
Gores telapak kaki sepanjang tepi terluar, dimulai dari tumit
maka jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi.
4. Rooting Refleks
Sentuh sudut mulut bayi atau garis tengah bibir, maka bayi akan
memutar ke arah pipi yang tergores.
5. Graps Refleks
Jari bayi akan melekuk di sekeliling benda dan menggemnya
seketika bila benda diletakkan ditelapak tangan bayi.
6. Swallowing Refleks
Bayi baru lahir menelan, berkoordinasi dengan menghisap bila
cairan diletakkan dibelakang lidah.
7. Suckling Refleks
Bayi baru lahir menghisap bilacairan di taruh di lidah.
2.1.7 Tanda tanda Bahaya Bayi Baru Lahir (BBL)
1. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 x/menit.2. Kehangatan
terlalu panas (38oC atau lebih dingin < 36oC)3. Warna kuning
(terutama 24 jam pertama) biru atau memutar.
4. Pemberian makanan hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah.5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan nanah,dan bau
busuk.
6. Tidak BAB dan BAK dalam 24 Jam pertama, tinja lembek, sering,
hijau tua ada lendir atau darah dalam tinja.
7. Aktivitas menggigil atau tangis tidak bisa (merintih), lemah,
terlalu mengantuk, kejang, dan menangis terus-menerus.2.1.8
Penanganan BBL
1. Membersihkan jalan nafas
2. Memotong dan merawat tali pusat
3. Mempertahankan suhu tubuh
4. Identifikasi bayi.
5. Pencegahan Infeksi
6. Pemberian vitamin K
2.1.9 Yang Perlu dipantau pada BBL
1. Suhu badan dan lingkungan
2. Tanda-tanda vital
3. Berat Badan
4. Mandi dan perawatan kulit
5. Pakaian
6. Perawatan tali pusat.
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)I. Definisi BBLR
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram(sampai dengan 2499 gram). (Sarwono,
2006:376)
Secara historis, prematur didefinisikan dengan berat badan lahir
2500 gram atau kurang, tetapi sekarang bayi yang beratnya 2500 gram
atau kurang pada saat lahir disebut BBLR(Behrman,dkk 1999:561)
II. EtiologiPenyebab terbanyak teerjadinya BBLR adalah kelahiran
prematur, faktor ibu yang lain adalah umur, paritas dll. Faktor
plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar, sertra faktor
janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.
1) Faktor Ibu
a. Penyakit
Seperti malaria, anemia, sifilis, infeksi TORCH,dll
b. Komplikasi pada kehamilan
Komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan
antepartum, pre eklampsia berat, eklampsia dan kelahiran
preterm
c. Usia Ibu dan Paritas
Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang
dilahirkab oleh ibu-ibu dengan usia resiko tinggi
d. Kebiasaan Ibu
Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok,
pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.2) Faktor Janin
Prematur, Hidramnion, kehamilan kembar, kelainan kromosom
3) Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain: tempat tinggal di dataran
tinggi, radiasi, sosial ekonomi dan paparan zat-zat racun.
III. KomplikasiKomplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi
berat lahir rendah, antara lain:
Hipotermia
Gangguan cairan dan elektrolit
Hiperbilirubinemia
Sindroma gawat nafas
Paten duktuk arteriosus
Infeksi
Perdarahan intrventrikuler
Apnea of prematurity
Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi BBLR,
antara lain: Gangguan Perkembangan
Gangguan Pertumbuhan
Gangguan Penglihatan (Retinopati)
Gangguan Pendengaran
Penyakit Paru Kronis
Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
IV. DiagnosisMenegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur
berat lahir bayi dalam jangka waktu kurang dapat diketahui dengan
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
a) Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk
menegakkan menbari etioologi dan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap terjadinya BBLR
Umur Ibu
Riwayat HPHT
Riwayat Persalinan sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat-obatan yang diminum salama hamil
b) Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara
lain:
Berat Badan Kurang
Tanda-tanda Prematuritas
Tanda-tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil
untuk masa kehamilan)
c) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan antara lain
Pemeriksaan skor ballard
Tes kocok (shake test) dianjurkan untuk bayi kurang bulanV.
Penatalaksanaan/ Terapi
a) Medikamentosa
Pemberiann vitamin k1:
Injeksi 1mg IM sekali pemberian, atau
Peroral 2mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat
lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)
b) Diatetik
BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya
masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan
pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau
pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat
dilatih untuk menghisap sementara ASI yangtelah dikeluarkan yang
diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada
putting. ASI merupakan pilihan utama: Apabila bayi mendapat ASI,
pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun,
perhatikan cara pemberian ASI dan ulai kemampuan bayi menghisap
paling kurang sehari sekali
Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik
20 gram per hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali
seminggu.
Pemberian minum BBLR menurut berat badan lahir dan keadaan bayi
adalah sebagai berikut:
a) Berat lahir 1750-2500 gram
Bayi Sehat
Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Anjurkan bayi menyusu
lebih sering (contoh: setiap 2 jam sekali) bila perlu Pantau
pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras
dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
Bayi Sakit
Apabila bayi dapat minum peroral dan tidak memerlukan cairan IV,
berikan minum seperti pada bayi sehat
Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum peroral pada hari ke-2 atau segera setelah
bayi stabil. Anjurkan pamberian ASI spsbisl ibu ada dan bayi
menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu.
Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh;
gangguan nafas, kejang) berikan ASI , peras melalui pipa lambung:
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali).
Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB/hari tetapi masih
tampak lapar, berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi
menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan
keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk dan
tersedak.
b) Berat Lahir 1500-1749
Bayi Sehat Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok
Berikan dengan pipa lambung jika ada resiko terjadi aspirasi
kedalam paru (batuk atau tersedak)
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila
bayi telah mendapatkan minum 160/ kgBB/ hari tetapi masih tampak
lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/sendok, coba untuk menyusui langsung.
Bayi Sakit
Berikan cairan IV hanya selama 24 jam pertama
Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi
jumlah cairan IV secara perlahan
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam) apabila
bayi telah mendapatkan minum 160/kg BB/hari tetapi masih tampak
lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum Lanjutkan pemberian
minum menggunakan cangkir/sendok.
c) Berat lahir 1250-1499 gram
Bayi Sehat
Beri ASI peras melalui pipa lambung
Beri minum ASI 8 kali dalam 24 jam (contoh: setiap 3 jam)
Lanjutkan pemberian minum menggunakkan cangkir/sendok
Lanjutkan untuk menyusui langsung
Bayi Sakit
Beri cairan IV hanya selama 24 jam pertama
Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangii
jumlah cairan IV secara perlahan
Beri minum 8 kali dalam 24 jam(setiap 3 jam) Lanjutkan pemberian
minum menggunakkan cangkir/sendok
Lanjutkan untuk menyusui langsung
d) Berat lahir kurang tidak tergantung kondisi
Berikan cairan IV selama 48 jam pertama
Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan
kurangi pemberian cairan IV secara perlahan.
Berikan minum 12 kali dalam 24 jam(setiap 2 jam)
Lanjutkan pemberian minum menggunakkan cangkir/sendok
Lanjutkan untuk coba menyusui langsung
e) Supportif
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh
normal :
Dengan cara kontak kulit ke kulit, kangaroo mather care,
pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia
ditempat fasilitas kesehatan setempat Jangan memandikan atau
menyentuh bayi dengan tangan dingin
Ukur suhu tubuh dengan berkala
Jaga dan pantau potensi jalan nafas
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
Bila terjadi penyulit harus dikoreksi dengan segera (contoh:
hipotermi, kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga
lainnya
Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi
VI. PencegahanPada kasus BBLR pencegahan/preventif adalah
langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:
1) Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4
kali selama kurun kehamilan
2) Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim, tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan
perawatan diri selama kehamilan
3) Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun
umur reproduksi sehat (24-34 tahun)
4) Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk huruf berperan
dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar
mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan
antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
INFEKSI NEONATUSI. Definisi
Suatu sindroma respon inflamasi janin/FIRS disertai gejala
klinis infeksi yang diakibatkan adanya kuman didalam darah pada
neonatus.
II. PatofisiologiBerdasarkan waktu timbulnya dibagi menjadi
3:
1. Early onset (dini): terjadi pada 5 hari ertama setelah lahir
dengan manifestasi klinis yang timbulnya mendadak, dengan gejala
sistemik yang berat, terutama mengenai sistem saluran pernafasan,
progresif dan akhirnya syok.2. Late onset (lambat): timbul setelah
umur 5 hari dengan manifestasi klinis sering disertai adanya
kelainan sistem susunan saraf pusat.
3. Infeksi nosokomial: yaitu infeksi yang teerjadi pada neonatus
tanpa resiko infeksi yang timbul lebih dari 48 jam saat dirawat di
rumah sakit.
Mekanisme terjadinya sepsis neonatorum
1. Antenatal : Paparan terhadap mikroorganisme dan ibu (infeksi
ascending melalui cairan amnion, adanya paparan terhadap
mikroorganisme dari traktus urogenitalis ibu atau melallui
penularan transplasenta)
2. Selama persalinan : Trauma kulit dan pembuluh darah selama
persalinan atau tindakan obstetri yang invasif.
3. Post natal : Adanya paparan yang meningkat
postnatal(mikroorganisme dari satu bayi ke bayi yang lain, ruangan
yang terlalu penuh dan jumlah perawat yang kurang) adanya portal
kolonisasi dan invasi kuman melalui umbilicus, permukaan mukosa,
mata, kulit. Gejala Klinis Suhu tubuh tidak stabil(180x/menit atau
60x/menit, denganretraksi atau desaturasi oksigen, apnea atu laju
nafas 0,2
Trombositopenia 10mg/dl atau 2 SD dari normal
V. Penyulit Sepsis berat : sepsis disertai hipotensi dan
disfungsi organ tunggal Syok sepsis : sepsis berat disertai
hiotensi
Sindrima disfungsi multi organ (MODS)
VI. Penatalaksanaan1. Diberikan kombinasi antibiotika golongan
ampisilin dosis 200mg/kg, BB/24 jam IV. (di bagi 2 dosis untuk
neonatus umur < 7 hari, untuk neonatus umur > 7 hari dibagi 3
dosis), dan netylmycin (amino glikosida) dosis 7,5 mg/kg BB/hari,
IM/IV, dibagi 2 dosis.
2. Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan (darah
lengkap, urine lengkap, feces lengkap, kultur darah, cairan
serebrospinal, urine dan feses (atas indikasi), pungsi lumbal
dengan analisa cairan serebrospinal (jumlah sel, kimia, pengecatan
gram) foto polos dada, pemeriksaan CRP Kuantitatif).3. Pemeriksaan
lain tergantung indikasi seperti pemeriksaan bilirubin, gula darah,
analisa gas darah, foto abdomen, USG kepala dll.
4. Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan
infeksi, pemeriksaan darah dan CRP normal dan kultur darah negatif
maka antibiotika dihentikan pada hari ke-7.5. Apabila gejala klinik
memburuk dan atau hasil laboratorium menyokong infeksi, CRP tetap
abnormal, maka diberikan meropenem dengan dosis 30-40mg/kg BB/hari
IV dan amikasin dengan dosis 15 mg/kg BB/hari IV/IM (atas indikasi
khusus). Pemberian antibiotika diteruskan sesuai dengan tes
kepekaannya. Lama pemberian antibiotika 10-14 hari, pada kasus
meningitis pemberian antibiotika minimal 21 hari.
6. Pengobatan supportif meliputiTermoregulasi, terapi
oksigen/ventilasi mekanik, terpi syok, koreksi metabolik asidosis,
terapi hipolikemi/hiperglikemi, transfusi darah, plasma, trombosit,
terapi kejang, transfusi tukar.BAB III
TINJAUAN KASUSI. PENGKAJIAN
Tanggal :22 Desember 2009
Jam : 13.00 WIB
A. Data Subyektif
1.1 Identitas Bayi
Nama Bayi : By. I
Umur : 2 hari
No. Register: 933612Tanggal lahir: 20 Desember 2009
Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Ds.curung Rejo kepanjen
Malang
1.2 Identitas Orang Tua
Nama Ibu :Ny "I"
Umur:27 th
Agama : Islam
Suku / Bangsa :Jawa / Indonesia
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat :Ds. Curung rejo kepanjen MalangNama Ayah :Tn "Y"
Umur:31 th
Agama : Islam
Suku / Bangsa :Jawa / Indonesia
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : SwastaAlamat :Ds curung rejo kepanjen Malang
1.3 Keluhan UtamaBayi lahir spontan belakang kepala dengan berat
badan 1.200 gram AS 3-5 dengan umur kehamilan 28-30 minggu ,panas
sejak 2hari yang lalu 1.4 Riwayat Neonatal
a. Riwayat prenatal
Ibu mengatakan periksa kehamilannya dibidan (ANC sebanyak 4X)
Selama hamil tidak pernah menderita penyakit hipertensi, hepatitis,
TBC
Selama hamil ibu tidak pernah minum jamu ataupun menngkonsumsi
obat-obatanb. Riwayat natal
Prematur : lahir umur 7 bulan Penolong
: Bidan
Cara persalinan: Spontan belakang kepala
Jenis Kelamin
: perempuan Berat badan
: 1.200 gram
Panjang Badan: 35 cm
Ketuban
: Jernih AS
: 3-5 Cacat bawaan
: Tidak ada
Tempat bersalin: di bidan
Tanggal lahir
: 20 desember 2009
c. Riwayat post natal
Bayi lahir secara Spontan pervaginam, di tolong oleh bidan,bayi
lahir kurng bulan,bayi lahir tidak langsung menangis,Apgar scor
3-51.5 Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Bayi lahir tidak langsung menangis,jenis kelamin perempuan
dengan berat badan 1.200 gram PB:35 dan sekarang ada di inkubatorb.
Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti hipertensi, DM, asma, maupun penyakit
menular dan menahun, tidak cacat dan tidak mempunyai keturunan
kembar.1.6 Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
Pasien minum susu SGM BBLR 8X5cc,tidak muntah dan reflek hisap
lemahb. Pola Istirahat tidur
Selama perawatan bayi lebih sering tidur, dan menangis jika
lapar ataupun saat BAK dan BABc. Pola Eliminasi
BAK : 5-6 x / hari, jernih, berwarna kuning, bau khas.
BAB : ( 2 x /hari, lembek, berwarna kuning, bau khas.
d. Pola Aktivitas
Bayi berbaring lemah di inkubator,lebih banyak tidur,pergerakan
lemahe. Pola Personal HygieneMemandikan bayi 1x sehari dengan air
hangat, popok diganti setelah mandi, memberikan perawatan tali
pusat 2x sehari setelah mandi, baju diganti setelah mandi.B. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : lemahKesadaran : komposmentis
TTV: S : 37,8 oCRR : 40 x/menit
N : 142 x/ menit
BBL: 1.200gram
BB MRS: 1.200 gram
PB: 35cm
LK : 26 cm
LD : 23 cmAS: 3-5 2. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi
Kepala :Simetris, rambut hitam, tidak ada caput, tidak ada
cephal hematomMuka : tidak pucat, tidak oedemMata :Simetris,
conjungtiva merah muda, sklera putih, reflek pupil +.Hidung
:bersih,tidak ada PCH,terpasang NGT,O2Mulut : bibir simetris,
mukosa bibir lembab, tidak ada labio pulato schizisTelinga
:simetris, bersih, tidak ada serumenLeher :Tidak ada lecet, tidak
ada bull neck.Dada :simetris, bentuk normal, tidak ada retraksi
Abdomen :bentuk supel, tali pusat belum lepas,keadaannya masih
basah,dan tidak ada tanda-tanda infeksiGenetalia :Jenis kelamin
perempuan, bersih, labio mayor belum menutupi labio minorAnus
:bersih, tidak atresia ani
Ekstremitas atas :Simetris, tidak ada gangguan pergerakan,
jumlah jari lengkap, akral hangat, infus ditangan kiriEkstremitas
bawah :Simetris, tidak ada gangguan pergerakan, jumlah jari
lengkap, akral hangatb. Palpasi
Kepala :ubun-ubun belum menutup ,tidak ada moulage,sutura belum
menyatuLeher :tidak teraba benjolan abnormalDada :tidak ada
benjolan abnormal, tidak ada fraktur klavikulaAbdomen :tidak ada
nyeri tekanc. Auskultasi
Dada :tidak ada suara whezzing atau ronchiJantung :tidak ada
mur-mur/ gallopd. Perkusi
Abdomen : tidak kembung (timpani)
e. Reflek
Morro reflek : ketika ada suara keras/bayi dikagetkan,
ekstremitas atas terbuka diangkat keatasRooting reflek :ketika bayi
disentuh, bayi menolehkan kepalanya kearah sumber sentuhan
Sucking reflek: bayi menghisap lemah.Graph reflek : ketika
tangan bayi disentuh, tangan bayi langsung menggenggamTonick neck
reflek :ketika bayi diberi rangsangan dari kiri atau kanan bayi
belum bisa menoleh kearah rangsangan3. Data Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 22 Desember 2009 Darah
lengkapLeukosit : 14.900/u1
( N= 3.500 10.000)Haemoglobin: 12,0 gr/dl
( N= 11,00 16,5)Hematokrit : 36,2%
( N= 35,0 50,0)Trombosit: 340.000/u1
( N= 150.000 390.000)Analisa Elektrolit
Natrium: 139 m mol/ I
( N= 136 - 145)Kalium: 4,9 m mol/ I
( N= 3,5 5,0)Chlorida: 98 m mol/I
( N= 98 106)BGA (Blood Gas Analisa)Suhu : 37,8 C
PH: 7,465
( N= 7,35 7,45)PCO2: 26,9 mmHg
( N= 35 45)PO2: 55,8 mmHg
( N= 80 100)HCO3: 19,4 m mol/I
( N= 21 28)O2 saturasi arterial: 89,9%
( N= > 95%)Base excees: -4,4 m mol/I
Terapi
Infus D5% = 100 cc/24 jam = 2,5 tetesInj. Ampicillin Sulbactam 2
x 50 mg
Po: Diet ASI/PASI SGM BBLR 8x 5 cc
II. Identifikasi Diagnosa KebidananDx:By I umur 2 hari BBLKB
dengan BBLR dan Infeksi NeonatusDS:-DO:Keadaan Umum: lemah
TTV :S : 37,8oC
N: 142x/menit
RR: 40x/menit
BB: 1.200 gram
PB: 35cm
LK: 26 cm
LD: 23 cmUK : 28-30 minggu
Jenis persalinan :spontan belakang kepala
Integumen :kulit keriput,banyak bulunya Genetalia ;labio mayor
belum menetupi labio minor
Vernik caseosa : masih banyak verniks caseosa yang menempel
di
Tubuh bayi
Reflek
Morro reflek : ketika ada suara keras/bayi dikagetkan,
ekstremitas atas terbuka diangkat keatas
Rooting reflek :ketika bayi disentuh, bayi menolehkan kepalanya
kearah sumber sentuhan
Sucking reflek: bayi menghisap lemah.Graph reflek: ketika tangan
bayi disentuh, tangan bayi langsung menggenggam
Tonick neck reflek :ketika bayi diberi rangsangan dari kiri atau
kanan bayi belum bisa menoleh kearah rangsangan
Pemeriksaan laboratoiumDarah lengkapLeukosit : 14.900/u1
( N= 3.500 10.000)Haemoglobin: 12,0 gr/dl
( N= 11,00 16,5)Hematokrit : 36,2%
( N= 35,0 50,0)Trombosit: 340.000/u1
( N= 150.000 390.000)Analisa Elektrolit
Natrium: 139 m mol/ I
( N= 136 - 145)Kalium: 4,9 m mol/ I
( N= 3,5 5,0)Chlorida: 98 m mol/I
( N= 98 106)BGA (Blood Gas Analisa)
Suhu : 37,8 C
PH: 7,465
( N= 7,35 7,45)PCO2: 26,9 mmHg
( N= 35 45)PO2: 55,8 mmHg
( N= 80 100)HCO3: 19,4 m mol/I
( N= 21 28)O2 saturasi arterial: 89,9%
( N= > 95)Base excees: -4,4 m mol/I
III. Identifikasi Masalah Potensial Hipoglikemi Hipotermi
sepsisIV. Identifikasi Kebutuhan Segera Infus Glukosa 10%
V. IntervensiDx
: Bayi I umur 2 hari BBLKB dengan BBLR dan Infeksi Neonatus
Tujuan: Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 2x24 jam
diharapkan KU bayi membaikKriteria Hasil: KU: baik
TTV: dalam batas normal
S: 36,5-37,5 C
N: 120-160x/menit
RR: 20-60x/men
BB: 2.500-3.500 gram Refleks hisap :kuat
Refleks telan :baikIntervensi dan Rasional1. Terapkan teknik
septik/aseptik sebelum dan sesudah melakukan tindakan 2. R/
mencegah terjadinya infeksi3. Menjaga suhu bayi (36,5-37,5C).
R/ menghindari komplikasi lebih lanjut4. Observasi TTV tiap 4
jam
R/ mengetahui kondisi bayi5. Lakukan pemberian PASI SGM BBLR
tiap 3 jam
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
6. Pantau Perkembangan Berat Badan bayi per hari
R/ untuk mengetahui perkembangan pasien7. Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian terapi.
R/ dengan kolaborasi, pasien akan mendapatkan obat dan
penanganan yang tepatMasalah : Potensial terjadi
HipoglikemiTujuan
: Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 2x24 jam diharapkan
hipoglikemi teratasi
Kriteria Hasil
: KU: baik
TTV
N: 120-160x/menit
S: 36,5-37,5 OC
RR: 40-60x/menit
DS
: Petugas kesehatan mengatakan bayi malas minumDO
: Bayi terlihat malas minumIntervensi dan rasional1. Lakukan
pemberian PASI SGM BBLR/ASI sedikit-sedikit sesering mungkinR/
untuk memenuhi kebutuhan cairan/nutrisi pada bayi2. Sendawakan bayi
setelah minumR/ Agar bayi tidak tersedak.
3. Beri infus glukosa 10%, bila bayi tidak mennghisapR/ agar
kebutuhan cairan bayi terpenuhi4. Observasi berat badan bayiR/
untuk mengetahui perkembangan BB bayiMasalah : Potensial terjadinya
hipotermi
Tujuan : Setelah di lakukan asuhan kebidanan 2X24 jam di
harapkan hipotermi teratasiKriteria hasil: KU : baik
TTV S:36,5-37,5c
N:120-160x/menit
RR:40-60x/menit
DS
: Petugas kesehatan mengatakan hipotermiDO
: suhu bayi 35,8cIntervensi dan Rasional
1. Lakukan observasi suhu bayi
R/Untuk mengetahui temperatur bayi
2. Tempatkan bayi pada penghangat (infant warment)
R/mempertahankan lingkungan termonetral membantu mencegah stres
dingin
3. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah,pertahankan
kepala bayi tetap tertutup
R/menurunkan kehilangan melalui evaporasi
4. Kurangi pemajangan pada aliran udara,hindari pembukaan pagar
isolette yang tidak semestinya
R/Menurukan kehilangan panas karna konveksi /konduksi,membatasi
kehilngan panas melalui radiasi
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 22-12-2009
Jam : 14.00 WIB1. Menerapakan septik/aseptik sebelum dan sesudah
melakukan tindakan seperti mencuci tangan,memakai celemek,alas
kaki,dan handscon2. Menjaga suhu bayi (36,5-37,5C)3. Mengobservasi
TTVN: 142x/mnt
S: 37,8C
RR : 40x/menit
4. Melakukan pemberian PASI SGM BBLR 8x5cc dengan sendok5.
Memantau Perkembangan berat badan bayi dengan timbangan yang samaBB
masuk
: 1.200 gram
BB sekarang: 1.200 gram
6. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapiInfus
glukosa10% = 100cc/24 jam =2,5 tetes/menit
Inj. Ampicillin Sulbactam2x50 mgDiet ASI/PASI
BBLR8x5ccIMPLEMENTASI MASALAH (HIPOGLIKEMI)1. Melakukan pemberian
ASI/PASI SGM BBLR sedikit-sedikit sesering mungkin (8x5cc)
2. Menyendawakan bayi setelah minum dengan cara menepuk-nepuk
punggung bayi
3. Memberi infus glukosa 10% bila bayi tidak menghisap
4. Mengobservasi Berat Badan Bayi
BB masuk: 1.200 gram
BB sekarang: 1.200 gramIMPLEMENTASI MASALAH(HIPOTERMI)
1. Melakukan observasi suhu bayi
S:37,5c
N:142x/menit
RR:40x/menit
2.Menempatkan bayi pada penghangat(infant warment
36-5-37,5c)3.Mengganti pakaian atau linen tempat tidur bila
basah,pertahan kepala bayi tetap tertutup4.Mengurangi pemajangan
pada aliran udara,hindari pembukaan pagar isolette yang tidak
semestinya VI. EVALUASI
Tanggal : 23-12-2009
Jam : 12.00 WIB Dx:By Ny. "I" umur 2 hari BBLKB dengan BBLR dan
Infeksi NeonatorumS:Petugas kesehatan mengatakan bahwa bayi I masih
dalam keadaan berat badan lahir rendah dan badan bayi sudah tidak
panas lagiO:keadaan umum : cukup
S: 36,8C
N : 142 x /menit
RR: 40 x/menit
Ekstrimitas : hangat
BB sekarang: 1.200 gram
Panas A:By Ny. "I" umur 2 hari BBLKB dengan BBLR dan infeksi
neonatusP:- Intervensi Dilanjutkan
Inj. Ampicillin Sulbactam2x50 mg
Pantau suhu tubuh,nadi, dan pernafasanEVALUASI MASALAH
(HIPOGLIKEMI)Dx: By Ny. "I" umur 2 hari BBLKB dengan BBLR dan
Infeksi Neonatorum
S: Petugas kesehatan mengatakan bayi sudah tidak malas minum
O: Ku: cukup
Bayi mau minum susu, kuat
A: Potensial terjadi Hipoglikemi
P: Intervensi Dilanjutkan
Pemberian ASI/PASI BBLR (8x5cc)
Observasi Berat Badan BayiEVALUASI MASALAH (HIPOTERMI)Dx: By Ny.
"I" umur 2 hari BBLKB dengan BBLR dan Infeksi Neonatorum
S: Petugas kesehatan mengatakan bayi sudah tidak hipotermiO: Ku:
cukup
S :36,3cA: Potensial terjadi Hipotermi
P: Intervensi Dilanjutkan
Pemberian ASI/PASI BBLR (8x5cc)
Observasi suhu tubuh,nadi,dan pernafasanCATATAN PERKEMBANGAN
NO
TGLNAMASOAP
1
23/12/09By Ny. "I" umur 2 hari BBLKB dengan BBLR dan Imfeksi
NeonatusS : -O :kesadaran umum : composmentis
KU : lemah
TTV : S = 37C
N = 142x/menit
RR = 40x/menit
A : By Ny. "I" umur 2 hari BBLKB dengan BBLR dan Infeksi
NeonatusP :Intervensi dilanjutkan
Inj. Ampicillin 2 x35 mg
Tranfusi PRC 20ccFoto terapi 1x24 jam
Infus D 10% Pemberian ASI/PASI 12x5 cc
2
24/12/09By Ny. "I" umur 2 hari BBLKB dengan BBLR dan Infeksi
NeonatusS : -O :KU : lamah
Kesadaran Umum : composmentis
TTV : S = 36,oC
N = 140x/menit
RR = 40x/menitA : By Ny. "I" umur 2 hari BBLKB dengan BBLR dan
Infeksi NeonatusP :Intervensi Dihentikan Px meninggal
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisa dari penulis mengenai kesenjangan-kesenjangan yang
terjadi diantara teori dengan tinjauan kasus. Setelah dilakukan
Asuhan Kebidanan pada By. I umur 2 hari BBLKB dengan BBLR dan
Infeksi Neonatus di ruang II (perinotologi) RSU Dr. SAIFUL ANWAR
Malang.Pada tanggal 22 Desember 2009, tidak muncul kesenjangan
antara teori dan diagnosa/masalah yang dapat ditimbulkan akibat
BBLR dan infeksi neonatus, tetapi pada kasus yang diasuh, penulis
tidak menemukan masalah/kesenjangan apapun.
Diagnosa / masalah yang mungkin muncul tersebut bisa tidak
ditemukan dalam tinjauan kasus. Hal ini disebabkan karena tiap
individu memiliki respon yang berbeda terhadap kondisi tertentu.
Dalam teori masalah potensial yang dapat ditimbulkan dari BBLR dan
Infeksi Neonatus antara lain:
5. Hipoglikemi
Tidak terjadi karena bayi mendapatkan nutrisi/ASI yang mencukupi
kebutuhannya
2. Asfiksia Neonatorum
Dalam tinjauan kasus tidak terjadi asfiksia neonatorum, bayi
lahir langsung mengangis dan warna kulit kemerahan3. Sindrom
aspirasi mekoneum
Dalam tinjauan kasus tidak ditemukan sindrom aspirasi
mekoneum
4. Hiperbilirubinemia
Dalam tinjauan kasus, tidak terjadi hiperbilirubinemia
BAB VPENUTUP
Kesimpulan
Pada tinjauan kasus dapat ditarik kesimpulan bahwa Asuhan
kebidanan pada bayi I BBLKB dengan BBLR dan Infeksi Neonatus dalam
hal ini didapatkan dari hasil pengkajian bahwa petugas kesehatan
mengatakan Bayi Berat Lahir rendah, badannya panas. Dan hasil
pemeriksaan yaitu: KU cukup, suhu tubuh 37,8C, BB: 1.200 gram.
Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun berdasrkan keadaan
yang dialami bayi dan juga disesuaikan dengan kebutuhan
anak,setelah rencana tindakan telah disusun dengan baik maka tahap
selanjutnya adalah melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun
sebelumnya.
Evaluasi yang didapatkan berdasrkan asuhan Kebidanan yang telah
diberikan kondisi bayi sudah mengalami kemajuan, namun terapi tetap
diberikan.Saran
1. Petugas KesehatanMampu memberikan pelayanan yang profesional
sesuai dengan kebutuhan klien
2. Bagi MahasiswaSecara kooperatif mampu memberikan konseling
kepada keluarga tanpa keraguan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
3. Bagi klien/keluarga
Sadar dan mau segera membawa bayinya kepada tenaga
kesehatan/pelayanan kesehatan jika mulai memperlihatkan tanda-tanda
infeksi/kegawatan.
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan syukur kepada Tuhan YME karena penyusunan makalah
Asuhan Kebidanan ini dapat kami selesaikan yang mana tugas
pembuatan Asuhan Kebidanan ini adalah suatu kelengkapan dalam
rangka praktek klinik kebidanan semester 5 yang harus diselesaikan
untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswa STIKES PEMKAB JOMBANG.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan
penyelesaian tugas, antara lain kepada :
2. Dr. Achmad Thamrin, Sp. JP selaku direktur Rumah Sakit Saiful
Anwar Malang
3. drg. Asri Kusuma Djadi, MMK selaku ketua bidang Diklit di
Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
4. Dr. Ainur Rofiq selaku kepala instansi rawat jalan Rumah
Sakit Saiful Anwar Malang
5. Sutrisno BSC selaku KUPP Instalasi rawat jalan Rumah Sakit
Saiful Anwar Malang
6. Eni, Amd. Keb selaku pembimbing Ruang Perinatologi Rumah
Sakit Saiful Anwar Malang
7. drg. Budi nugroho selaku kepala STIKES PEMKAB JOMBANG
8. Nur Hayati, SST selaku dosen pembimbing akademik
9. Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langnsung dalam penyelesaian makalah ini.Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan kebidanan ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini dan yang akan
datang.
Malang, Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISI
JUDULLEMBAR PENGESAHANKATA PENGANTARi
DAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN11.1Latar Belakang1
1.2Tujuan1
1.2.1Tujuan Umum1
1.2.2Tujuan Khusus11.3Manfaat2
1.3.1Bagi Mahasiswa2
1.3.2Bagi Instansi2
1.4Sistematika Penulisan2
BAB IITINJAUAN PUSTAKA42.1Konsep Teori Infeksi Neonatus4
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Varney11
BAB IIITINJAUAN KASUS173.1Pengkajian17
3.2Identifikasi Diagnosa Kebidanan22
3.3Identifikasi Masalah Potensial23
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera23
3.5Intervensi23
3.6Implementasi24
3.7Evaluasi25
BAB IV PEMBAHASAN27
BAB VPENUTUP28
DAFTAR PUSTAKAASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI I UMUR 2 HARI dengan BBLR dan INFEKSI NEONATALdi RUANG
PERINATOLOGI
RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh :
NURUL HIKMAHNIM : 070203043SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB
JOMBANG
PRODI DIII KEBIDANAN
2009PAGE 18