BAB II
ASKEP KELUARGA BBLRA. KONSEP DASAR KELUARGA
A. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul tinggal disuatu
tempatt dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
(Departemen Kesehatan RI. 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga. Berinteraksi satu sama lain
dan didalam perannya masing-masing serta mempertahankan kebudayaan.
(Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya. 1989 ).
Dari kedua defenisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
keluarga adalah :
a. Unit terkecil masyarakat
b. Terdiri atas dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d. Hidup dalam suatu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga
f. Berinteraksi diantara sesama anggota rumah tangga
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya
adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini
disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.3.
Ciri Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan
antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi
mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing masing.
4. Tipe / Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu, dan anak anak.
b. Keluarga besar (extended family), adalah keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara.
c. Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang
terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakkan keluarga inti.
d. Keluarga duda / janda (single family), adalah keluarga yang
terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cahabitation), adalah dua orang menjadi
satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
5. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah di pihak ayah.
b. Matriakal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluuarga di
pihak ibu.
c. Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah
ayah dan ibu.
6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersional, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapann dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
a. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak,
berperan sebagai pencari nafkah , pendidik, pelindung, dan pemberi
rasa nyaman sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
keluarga serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu : Sebagai istri dan Ibu dari anak-anaknya , ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya , pelindung dari sebagai salah satu kelompok
dan peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan Anak : Sebagai anak melaksanakan peranan psikososial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial
dan spiritual.
7. Fungsi Keluarga
a. Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu
:
1) Fungsi Biologis :
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak.
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2) Fungsi Psikologis :
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d) Memberikan identitas keluarga.3) Fungsi Sosialisasi :
a) Membina sosialisasi pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.4)
Fungsi Ekonomi :
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan keluarga -
dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, -
jaminan hari tua dan sebagainya.
5) Fungsi Pendidikan
a) Menyekolahkan anak-anak memberikan pengetahuan, keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
b. Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
1) Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan
anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak
dewasa nanti.
2) Fungsi Sosial Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana
keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang
baik.
3) Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman.
4) Fungsi Perasaan
Tugas keluargga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif,
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga
sehingga saling pengertian satu sama lain daalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarrga sehingga saling pengertian satu sama
lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5) Fungsi religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan
bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.6) Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber
kehidupan dalam memenuhhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala
keluarga bekerja untuk memperolah penghasilan, mengatur penghasilan
tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7) Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak selalu harus
pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang pwning bagaimana menciptakan
suasana yang menyenangkan daam keluarga sehingga dapat mencapai
keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. Rekreasi dapat
dilakukan di rumah dengan cara nonton televisi bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing dan sebagainya.
8) Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan
keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap
anggota keluarganya, yaitu :
a. Asah, adalah memenuh kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
b. Asih , adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
c. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat , baik fisik, mental, social
dan spiritual.8. Tahap Tahap Kehidupan Keluarga
a. Tahap pembentukan keluarga : tahap ini dimulai dari
pernikahan yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak : tugas keluarga yang utama
untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus , melahirkan
anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat
yang sangat dinantikan.
c. Tahap mengadapi bayi : dalam hal ini keluarga mengasuh ,
mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak-anak, karena pada
tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang
tuanya dan kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah : pada tahap ini anak sudah
mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan
teman sebaya tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan , karena
tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase
ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan tugas
keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma agama, norma sosial,
budaya dan lain lain.
e. Tahap menghadapi anak sekolah : dalam tahap ini tugas
keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara
teratur , mengontrol tugas tugas sekolah anak dan meningkatkan
pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja : tahap ini adalah tahap yang
paling rawan karena dalam tahap ini anak akan mencari identitaas
diri dalam membentuk kepribadiannya. Oleh karena itu, suri tauladan
dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling
pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan
dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak kemasyarakat : setelah melalui tahap
remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya maka tahap
selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dan memulai
kehidupannya yang sesungguhnya , dalam tahap ini anak akan memulai
kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali : setelah anak besar dan menempuh
kehidupan keluarga sendiri- sendiri, tinggallah suami istri berdua
saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila tidak
dapat menerima kenyataan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua : tahap ini masuk ke tahap usia lanjut dan
kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana
ini.9. Tugas Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut
:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang
lebih luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota
keluarga.
10. Ciri Ciri Keluarga :
a. Diikat dalam suatu tali persaudaraan
b. Ada hubungan keluarga.
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambil keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam suatu rumah
11. Ciri Ciri Keluarga Indonesia :
a. Suami sebagai pengambil keputusan.
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh.
c. Berbentuk monogram.
d. Bertanggung jawab.
e. Pengambil keputusan.
f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.
g. Ikatan kekeluargaan sangat erat.
h. Mempunyai semangat gotong royong.
12. Kehidupan Keluarga Indonesia :
a. Daerah Pedesaan :
1) Tradisional.
2) Agraris
3) Tenang
4) Sederhana
5) Akrab
6) Menghormati orang tua b. Daerah Perkotaan :
1) Dinamis
2) Rasional
3) Konsumtif
4) Demokratis
5) Individual
6) Terlibat dalam kehidupan politik
B. KONSEP MEDIS BBLR1. DEFINISIBayi berat badan lahir rendah (
BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan
lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut
prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight
Infants ( BBLR).Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan
berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan :a.
Prematuritas murni.Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk
masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa
Kehamilan (NKBSMK).
b. Dismaturitas.Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam
preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus
Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK). Neonatus Cukup
Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan-Kecil
Masa Kehamilan (NLB- KMK ).2. ETIOLOGIa. Faktor Ibu.
PenyakitPenyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
misalnya: perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,
toksemia gravidarum, dan nefritis akut. Usia ibuAngka kejadian
prematuritas tertinggi ialah pada usia Angka kejadian prematuritas
tertinggi ialah pada usia ibu muda.3. PATOFISIOLOGI Secara umum
bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup
bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi
berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya,
yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena
adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang
disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,
infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan
suplai makanan ke bayi jadi berkurang.Gizi yang baik diperlukan
seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan,
dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan
kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil
maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih
sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu
dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan
bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih
lagi bila ibu menderita anemia.Anemia dapat didefinisikan sebagai
kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Anemia defisiensi
besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi
selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga
hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk
metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi
anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11
gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan
gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun
sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang
dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil
yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas
maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR
dan prematur juga lebih besar.4. MANIFESTASI KLINIS Fisik.
bayi kecil pergerakan kurang dan masih lemah kepala lebih besar
dari pada badan berat badan5. KOMPLIKASIa. Sindroma distress
respiratori idiopatikTerjadi pada 10% bayi kurang bulan. Nampak
konsolidasi paru progresif akibat kurangnya surfaktan yang
menurunkan tegangan permukaan di alveoli dan mencegah kolaps. Pada
waktu atau segera setelah lahir bayi akan mengalami : rintihan
waktu inspirasi napas cuping hidung kecepatan respirasi leih dari
70/ menit tarikan waktu inspirasi pada sternum ( tulang dada
)Nampak gambaran sinar- X dada yang khas bronkogrm udara dan
pemeriksaan gas darah menunjukkan : kadar oksigen arteri menurun
konsentrasi CO2 meningkat asidosis metabolicPengobatan dengan
oksigen yang dilembabkan, antibiotika, bikarbonas intravena dan
makanan intravena. Mungkin diperlukan tekanan jalan positif
berkelanjutan menggunakan pipa endotrakea. Akhirnya dibutuhkan
pernapasan buatan bila timbul gagal napas dengan pernapasan tekanan
positif berkelanjutan.
b. Takipnea selintas pada bayi baru lahirParu sebagian bayi
kurang bulan dan bahkan bayi cukup bulan tetap edematous untuk
beberapa jam setelah lahir dan menyebabkan takipnea. Keadaan ini
tidak berbahaya, biasanya tidak akan menyebabkan tanda- tanda
distress respirasi lain dan membaik kembali 12-24 jam setelah
lahir. Perdarahan intraventrikular terjadi pada bayi kurang bulan
yang biasanya lahir normal. Perdarahan intraventrikular dihubungkan
dengan sindroma distress respiratori idiopatik dan nampaknya
berhubungan dengan hipoksia pada sindroma distress respirasi
idiopatik. Bayi lemas dan mengalami serangan apnea.c. Fibroplasias
retrolentalOksigen konsentrasi tinggi pada daerah arteri berakibat
pertumbuhan jaringan serat atau fibrosa di belakang lensa dan
pelepasan retina yang menyebabkan kebutaan. Hal ini dapat dihindari
dengan menggunakan konsentrasi oksigen di bawah 40% (kecuali bayi
yang membutuhkan lebih dari 40 %). Sebagian besar incubator
mempunyai control untuk mencegah konsentrasi oksigen naik melebihi
40% tetapi lebih baik menggunakan pemantau oksigan perkutan yang
saat ini mudah didapat untuk memantau tekanan oksigen arteri
bayi.d. Serangan apneaSerangan apnea disebabkan ketidakmampuan
fungsional pusat pernapasan atau ada hubungannya dengan
hipoglikemia atau perdarahan intracranial. Irama pernapasan bayi
tak teratur dan diselingi periode apnea. Dengan menggunakan
pemantau apneadan memberikan oksigen pada bayi dengan pemompaan
segera bila timbul apnea sebagian besar bayi akan dapat bertahan
dai serangan apnea, meskipun apnea ini mungkin berlanjut selama
beberapa hari atau minggu. Perangsang pernapasan seperti aminofilin
mungkin bermanfaat.e. Enterokolitis nekrotikKeadaan ini timbul
terutama pada bayi kurang bulan dengan riwayat asfiksia. Dapat juga
terjadi setelah transfuse tukar. Gejalanya : kembung, muntah,
keluar darah dari rectum dan berak cair, syok usus dan usus mungkin
mengalami perforasi.Pengobatan diberikan pengobatan gentamisin
intravena, kanamisin oral. Hentikan minuman oral dan berikan
pemberian makanan intravena. Mungkin diperlukan pembedahan.6.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKa. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3,
netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah
lahir (menurun bila ada sepsis ).b. Hematokrit (Ht) : 43% - 61%
(peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal
/perinatal).
c. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis berlebihan).d. Bilirubin total : 6
mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl
pada 3-5 hari.e. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam
pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70
mg/dl pada hari ketiga.f. Pemantauan elektrolit ( Na, K, CI) :
biasanya dalam batas normal pada awalnya.
g. Pemeriksaan Analisa gas darah.7. PENATALAKSANAANMengingat
belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan
lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan
suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah
infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.a.
Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLRBayi prematuritas
dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena
itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga
panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam
inkubator maka suhu bayi dengan berat badan 2 kg adalah 35 derajat
celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34
derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus
dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas,
sehingga panas badannya dapat dipertahankan.
b. NutrisiAlat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna,
lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan
protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam
setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung.
Refleks menghisap masih lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya
sedikit demi sedikit, tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI
merupakan makanan yang paling utama,sehingga ASI lah yang paling
dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat
diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan
memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar
50-60 cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar
200 cckg BB/ hari.
c. Menghindari infeksiBayi prematuritas mudah sekali terkena
infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah,kemampuan
leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna.
Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan
antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR).
Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara
khusus dan terisolasi dengan baik.
C. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA BBLR
1. Pengkajiana. Riwayat kesehatan Riwayat pra,intra,postnatal
seperti persalinan saat usia muda,giziburuk saat hamil karena sosek
yang rendah,jarak kehamilan yang dekat,kehamilan ganda,obat-obatan
yang mungkin digunakan saat hamil.
Riwayat kesehatan sekarang (ditemukan saat pemeriksaan
fisik).
Riwayat kesehatan keluarga (ada anggota keluarga lainnya yang
melahirkan dengan BBLR)b. Pengkajian Fisik1) SirkulasiNadi apikal
mungkin cepat dan / atau tidak teratur dalam batas normal (120-160
dpm). Murmur jantung yang dapat didengar dapat menandakan duktus
arteriosus paten (PDA).Pengkajian tambahan : Tentukan frekuensi dan
irama jantung Gambarkan bunyi jantung termasuk adanya murmur
Gambarkan warna bunyi : sianosis, pucat, ikterik Kaji warna
bantalan kuku, membran mukosa dan bibir Tentukan tekanan darah
Gambarkan nadi perifer, pengisian kapiler, perfusi perifer2)
Makanan / Cairan Berat badan kurang dari 2500 gr Tentukan adanya
distensi abdomen Tentukan adanya tanda-tanda regurgitasi dan kulit
yang berhubungan dengan pemberian makan, karakter dan jumlah sisa
bila diberi makanan melalui lavase. Bila selang NGT terpasang,
gambarkan tipe penghisapan, drainase.
Gambarkan jumlah, warna, konsistensi, dan bau dari adanya
muntah.
Palpasi daerah tepi hati.
Gambarkan jumlah, warna dan konsistensi feces.
Gambarkan bising usus3) Neurosensori Gambarkan gerakan bayi,
evaluasi berdasarkan usia gestasi. Gambarkan jumlah, warna, pH,
temuan lapstick dan berat jenis urine. Periksa BB Tubuh biasanya
panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran kepala besar
dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakkan,
fontanel mungkin besar atau terbuka lebar. Dapat mendemonstrasikan
kedutan atau mata berputar. Edema kelopak mata umum terjadi, mata
mungkin merapat (tergantung usia gestasi). Refleks tergantung :
rooting terjadi dengan gestasi minggu ke 32; koordinasi refleks
untuk menghisap, menelan dan bernafas nbiasa terbentuk pada gestasi
minggu ke 32 ; komponen pertama reflek moro (ekstensi lateral dari
ekstremitas atas dengan membuka tangan) tampak pada gestasi minggu
ke 28, komponen kedua (fleksi anterior dan menangis yang dapat
didengar) tampak pada gestasi minggu ke 32.4) Pernapasan Gambarkan
bentuk dada, kesimetrisan, adanya insisi, selang dada Gambarkan
penggunaan otot aksesoris, pernafasan cuping hidung, retraksi
Tentukan frekuensi dan keteraturan pernapasan Tentukan apakah
penghisapan diperlukan Auskultasi dan gambarkan bunyi pernapasan
Skor apgar mungkin rendah Pernapasan mungkin dangkal, tidak
teratur, pernapasan diafragmatik intermitten atau periodik
(40-60x/menit)5) Keamanan Tentukan suhu kulit dan aksila, biasanya
suhu berfluktuasi dengan mudah Tentukan hubungan dengan suhu
lingkungan. Gambarkan adanya perubahan warna, area kemerahan, tanda
iritasi, lepuh, abrasi, area gundul. Tentukan tekstur dan turgor
kulit ; kering, halus, pecah-pecah, terkelupas Gambarkan adanya
ruam, lesi kulit atau tanda lahir. Tentukan apakah kateter, infus
IV, jarum, berada pada tempatnya dan amati apakah ada tanda-tanda
inflamasi. Gambarkan jalur pemasangan kateter IV, jenis infus,
frekuensi aliran, jenis jarum, tampilkan area insersi. Menangis
mungkin lemah. Wajah mungkin memar, mungkin ada kaput suksedaneum.
Kulit kemerahan atau tembus pandang; warna mungkin merah
muda/kebiruan, akrosianosis atau sianosis/pucat. Lanugo
terdistribusi secara luas diseluruh tubuh. Ekstremitas mungkin
tampak edema. Garis telapak kaki mungkin atau mungkin tidak ada
pada semua atau sebagian telapak. Kuku mungkin pendek.6)
Genitourinaria Persalinan atau kelahiran mungkin tergesa-gesa.
Genitalia ; labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia
mayora dengan klitoris menonjol. Testis pria mungkin tidak turun,
rugae mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum. Gambarkan jumlah,
warna, pH, temuan lapstick dan berat jenis urine.c. Penyuluhan
/PembelajaranRiwayat ibu dapat menunjukkan faktor-faktor yang
memperberat persalinan praterm, seperti :1) Usia muda2) Latar
belakang sosial ekonomi rendah3) Rentang kehamilan dekat4) Gestasi
multipel5) Nutrisi buruk6) Kelahiran praterm sebelumnya7)
Komplikasi obstetrik seperti abrupsio plasentae8) Ketuban pecah
dini9) Dilatasi serviks prematur10) Adanya infeksi11)
Inkompabilitas darah berhubungan dengan eritroblastosis fetalis
atau penggunaan obat yang diresepkan, dijual bebas atau obat
jalanan.2. INTERVENSI KEPERAWATAN
Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas paru neuromuskuler,
penurunan energi, dan keletihan.
Sasaran : Pasien menunjukan oksigenasi yang adekuat
Hasil yang diharapkan :a. Jalan nafas tetap paten
b. Pernapasan memberikan oksigenasi dan pembuasan CO2 yang
adekuat
c. Frekuensi dan pola nafas dalan batas yang sesuai dengan usia
dan berat badan
d. Gas darah arteri dan keseimbangan asam basa dalam batas
normal sesuai usia pasca konsepsi
e. Oksigenasi jaringan adekuat
NoIntervensiRasional
1Kaji frekwensi pernapasan dan pola pernapasan, perhatikan
adanya apnea dan perubahan frekwensi jantung tonus otot dan warna
kulit berkenaan dengan prosedur atau perawatan. Lakukan pemantauan
jantung dan peranapasan yang kontinyuMembantu dalam membedakan
periode perputaran pernapasan normal dari serangan apneik sejati,
yang terutama sering terjadi sebelum gestasi minggu ke 30
2Isap jalan napas sesuai kebutuhanMenghilangkan mukus yang
menyumbat jalan napas
3Tinjau ulang riwayat ibu terhadap obat obatan yang dapat
memperberat depresi pernapasan pada bayiMagnesium sulfat dan
narkotik menekan pusat pernapasan dan aktivitas SSP
4Posisikan bayi pada abdomen atau posisi terlentang dengan
gulungan popok dibawah bahu untuk m6enghasilkan sedikit
hiperekstensiPosisi ini dapat memudahkan pernapasan dan menurunkan
episode apneik khususnya pada adanya hipoksia, asidosis metabolik
atau hiperkapnia
5Berikan rangsang taktil yang segera ( mis : gosokkan punggung
bayi ) bila terjadi Apnea. Perhatikan adanya sianosis, bradikardia
atau hipotonia.Merangsang SSP untuk meningkatkan gerakan tubuh dan
kembalinya pernapasan spontan.
6Tempatkan bayi pada matras yang bergolombangGerakan memberikan
rangsangan, yang dapat menurunkan kejadian apneik.
7Pantau pemeriksaan laboratorium ( GDA, glukosa serum,
elektrorit, kultur, dan kadar obat )sesuai indikasi
Hipoksia, asidosis metabolik, hiperkapnia, hipoglikemia,
hipokalsemia, dan sepsis dapat meperberat serangan apneik.
8Beri oksigen sesuai indikasi.Perbaikan kadar oksigen dan karbon
dioksida dapat meningkatkan fungsi pernapasan
9Posisikan untuk pertukaran udara yang optimal: tempatkan pada
posisi telungkup bila mungkinPosisi ini menghasilkan perbaikan
oksigenasi, pemberian makan ditoleransi dengan lebih baik, dan
lebih mengatur pola tidur / istrahat.
10Tempatkan pada posisi terlentang dengan leher sedikit ekstensi
dan hidung menghadap keatap dalam posisi mengedusUntuk mencegah
adanya penyempitan jalan nafas
11Hindari hiperekstensi leherKarena akan mengurangi diameter
trakea
12Observasi adanya penyimpangan dari fungsi yang diinginkan,
kenali tanda-tanda dari distres, mis ; mengorok, sianosis,
pernapasan cuping hidung, apnea. Dan lakukan penghisapan Untuk
menghilangkan mukus yang terakumulasi dari nasofaring, trakea, dan
selang endotrakheal.
13Lakukan penghisapan seperlunya berdasarkan pengkajian (mis ;
auskultasi dada, bukti penurunan oksigenasi, peninfkatan kepekaan
bayi ) serta hindari penghisapan secara rutinPenghisapan secara
rutin dapat menyebabkan bronkospasme, bradikardia, karena stimulasi
saraf vagal, hipoksia dan peningkatan tekanan intrakranial,
mempredisposisikan bayi pada hemoragi intraventrikel
14Gunakan tehnik pengisapan yang tepat Penghisapan yang tidak
tepat dapat menyebabkan infeksi, kerusakan jalan nafas,
pnemotoraks, dan hemoragik intra ventrikel.
15Gunakan tehnik penghisapan dua orangAsisten dapat memberikan
hiperoksigenasi dengan cepat sebelum dan setelah insersi
kateter.
16Lakukan perkusi, vibrasi, dan drainase postural sesuai dengan
ketentuanUntuk memudahkan drainasi secret
17Hindari penggunaan posisi trendelenburg selama penggantian
popok, tinggikan bayi sedikit dibawah pinggul dan jangan mengangkat
kaki dan tungkai Posisi ini menyebabakan peningkatan TIK dan
menurunkan kapasitas paru akibat dari gravitasi yang mendorong
organ kearah diagfragma.
18.Gunakan posisi semi-telungkup atau miring Utk mencegah
aspirasi pada bayi dgn mukus berlebihan atau yg sedang diberi
makan
19.Pertahankan suhu lingkungan yang netralUntuk menghemat
pernggunaan O2
Termoregulasi tidak efektif b/d kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan
Sasaran : Pasien mempertahankan suhu tubuh stabil
Hasil yang diharapkan : Suhu axila bayi tetap dalam rentang
normal untuk usia pasca konsepsi.NoIntervensiRasional
1.Tempatkan bayi dalam inkubator, penghangat radian atau pakaian
hangat dalam keranjang terbuka Untuk mempertahankan suhu tubuh
stabil
2.Pantau suhu aksila pada bayi yang tidak stabilMengetahui
fungsi vital organ organ tubuh terutama termostat regulator suhu
tubuh.
3.Atur unit servokontrol atau kontrol suhu udara sesduai
kebutuhanUntuk mempertahankan suhu kulit dalam rentang termal yang
dapat diterima
4.Gunakan pelindung panas pelastik bila tepatUntuk menurunkan
kehilangan panas
5.Periksa suhu bayi dalam hubunganya dengan suhu ambien dan suhu
unit pemanasUntuk kehilangan panas radian langsung
6.Monitor suhu bayi
a. Jika suhu dibawah normal :
Selimuti dengan 2 selimut.
Pasang tutup kepala.
b. Jika suhu di atas normal :
Lepaskan selimut.
Lepaskan tutup kepalaFluktuasi suhu tubuh pada bayi sering
terjadi, dengan mengenali suhu tubuh ( panas atau dingin ) maka
akan dapat dihindari terjadinya komplikasi hypothermia atau
hyperthermia
7.Keringkan setiap bagian untuk mengurangi evaporasi Kurangi dan
hindarkan sumber sumber kehilangan panas pada bayi seperti
a. Evaporasi.
Saat mandi, sipakan lingkungan yang hangat.
b. Konveksi
Hindari aliran udara ( pendingin udara, jendela, kipas angin )
yang langsung mengenai bayi.
c. Konduksi
Hangatkan seluruh barang barang dan bahan bahan untuk perawatan
( baju, sprei, dll ).
Kurangi benda benda diruangan yang menyerap panas ( logam ).
d. Radiasi
Pertahankan suhu ruangan.Kehilangan panas pada bayi terjadi
sangat cepat, peningkatan suhu 10 C suhu tubuh akan kehilangan 12
cc / jam. Dengan intervensi tersebut maka dapat direncanakan dengan
baik halhal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi sumber sumber
kehilangan panas pada bayi.
Resiko tinggi infeksi b/d pertahan imunologis yang kurang
Sasaran : Pasien tidak menunjukan tanda-tanda infeksi
nosokomial
Hasil yang diharapkan : bayi tidak menunjukan tanda infeksi
nosokomial
NoIntervensiRasional
1.Kaji factor factor yang dapat membawa infeksi,seperti :
Tindakan non steril.
Pengunjung yang banyak
Lingkungan kotor dll.
- Posisi saat memberi minumUntuk menentukan intervensi yang akan
diberikan pada bayi.
2.Pastikan bahwa semua pemberi perawatan mencuci tangan sebelum
dan setelah mengurus bayiUntuk meminimalkan pemajanan pada
organisme infekstif
3.Pertahankan tindakan tekhnik antiseptik dalam setiap tindakan
( seperti : sterilisasi alat dan desinfeksi ).
Meminimalkan dan membunuh bakteri, jamur dan untuk mencegah
infeksi akibat kontaminasi nasokomial.
4.Pisah bayi bayi yang mengalami penyakit infeksi.
Mengurangi risiko penularan penyakit pada bayi lain.
5.Rawat bekas tali pusat dengan menggunakan bethadine dan
dibungkus dengan kasa steril.
Mencegah masuknya kuman dan berkembangnya bakteri oleh karena
media yang lembab.
6.Lindungi bayi yang mengalami defisit imun dari infeksi :
Instruksikan pengunjung untuk cuci tangan sebelum mendekati
bayi.
Batasi pengunjung bila memungkinkan.
Batasi alat alat infasif ( IV, NGT, specimen Lab dll ) untuk
yang benar benar perlu saja.
Mengurangi kontak dengan agen penyebab infeksi dan sumber
infeksi.
7.Kurangi kerentanan individu terhadap infeksi seperti :
pertahankan masukan nutrisi ASI dan PASINutrisi yang baik, daya
tahan tubuh meningkat dan infeksi tidak terjadi.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ( resiko tinggi )
b/d ketidakmampuan mencerna nutrisi karena imaturitas dan atau
penyakit. Sasaran : Pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat, dengan
masukan kalori untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif,
dan menunjukan penambahan berat badan yang tepat
Hasil yang diharapkan :
1. Bayi mendapat kalori dan nutrien esensial yang adekuat
2. Bayi menunjukan penambahan berat badan yang mantap (
kira-kira 20 sampai 30 gr/hari ) pada saat pasca akut
penyakit.NoIntervensiRasional
1.Kaji pola minum bayi dan kebutuhan-kebutuhan nutrisi
Kaji volume, durasi dan upaya selama pemberian minum, kaji
respon bayi.
Kaji masukan kalori / nutrisi yang lalu, kenaikan / penurunan BB
selalu dicatat
Untuk menentukan berapa kebutuhan nutrisi bayi perhari atau
kebutuhan minum (cc/ KgBb ) sehingga dapat diberikan nutrisi sesuai
dengan kebutuhannya dengan tidak terlepas dari intervensi yang lain
yang dapat meningkatkan kenaikan berat badan bayi.
2.Ajarkan pada orang tua tentang tehnik tehnik pemberian Asi/
Pasi yang efektif
Setelah pulang nanti orang tua tidak kaku dan sudah terbiasa
memberikan Asi / Pasi pada bayi, dan mengerti kapan bayi sudah
mulai haus : misal pada saat menangis.
3.Berikan pemberian makan / nutrisi dengan proses adaptasi
secara bergantian ASI- PASI ( sesuai keb. Perhari X BB : Pemberian
susuai umur masa kehamilan. Mengadaptasikan bayi dengan putting
susu supaya tidak bigung, dan melatih reflek mengisap yang baik.
Mengetahui kenaikan BB bayi dan keefektifan pemberian nutrisi baik
asi maupun Pasi dan mengetahui Jumlah pemasukan.
4.Timbang BB bayi sebelum dan sesudah makanUntuk megetahui
seberapa banyak asupan nutrisi yang masuk
5.Pertahankan cairan parenteral atau nutrisi parenteral total
sesuai instruksiMemenuhi kenutuhan nutsrisi bayi
6.Pantau adanya tanda-tanda intoleransi terhadap terapi
parenteral total terutama protein dan glukosaMengetahui intake
caairan cairan yang dapat di toleran oleh bayi
7.Kaji kesiapan bayi untuk menyusu pada payudara ibu, khususnya
kemampuan untuk mengkoordinasi menelan dan pernapasanMengetahui
kemampuan bayi untuk menelan atau kemampuan menyusui
8.Susukan bayi pada payudara ibu bila penghisapan kuat serta
menelan dan refleks muntah ada ( biasanya pada usia gestasi 35
sampai 35 minggu )Untuk memenimalkan resiko aspirasi
9.Ikuti protokol unit untuk meningkatkan volume dan kontrasi
formulaUntuk menghindari intoleransi pemberian makan
10Gunakan pemberian makan orogastrik bila bayi mudah lelah atau
mengalami penghisapan, refleks muntah atau menelan yang lemahKarena
makan dengan ASI dapat mengakibatkan penurunan berat badan
11Bantu ibu mengelurkan ASIUntuk menciptakan dan mempertahankan
laktasi sampai bayi dapat menyusui ASI
Resiko tinggi kekurangan atau kelebihan volume cairan b/d
karakteristik fisiologis imatur dari bayi dan atau imaturitas atau
penyakit
Sasaran : Pasien menunjukan status hidrasi adekut
Hasil yang diharapkan : Bayi menunjukan bukti homeostatis
NoIntervensiRasional
1.Pantau dengan ketat cairan dan elektrolit dengan terapi yang
meningkatkan kehilangan air tak kasat mata ( insensible water loss
[IWL]) mis : Fototerfi, penghangat radian.Agar pemenuhan cairan dan
elektrolit dan ditangani sedini mungkin.
2.Implementasikan strategi untuk meminimalkan IWL, seperti
penutup plastik peningkatan kelembaban ambienMenentukan intervensi
selanjutnya.
3.Pastikan masukan cairan oral/parenteral adekuatMencegah
terjadinya dehidrasi
4.Kaji status hidrasi ( mis. Turgor kulit, tekanan darah, edema,
BB, membran mukosa, berat jenis urine, elektrolit, fontanel
)Menentukan intervensi selanjutnya.
5.Atur cairan parenteral dengan ketatUntuk menghindari
dehidrasi, hidrasi berlebihan, atau ekstravasasi
6.Hindari pemberian cairan hipertonik ( mis ; obat tidak
diencerkan, infus glukosa terkonsentrasi )Untuk mencegah beban
berlebihan pada ginjal imatur dan vena yang rapuh
7.Pantau keluaran urine dan nilai laboratoriumUntuk bukti
dehidrasi atau hidrasi berlebihan ( keluaran urine adekuat 1-2
ml/jam )
Resiko tinggi cedera karena peningkatan tekanan intrakranial b/d
sistem syaraf pusat imatur dan respon stress fisiologis. Sasaran :
Pasien menujukan tekanan intrakranial normal ( kecuali jika
peningkatan TIK berhubungan dengan panyeki bayi ) dan tidak ada
bukti hemoragi intraventrikel ( kecuali jika terdapat kodisi
sebelumnya )
Hasil yang diharapkan : bayi tidak menunjukan tanda-tanda
peningkatan TIK dan hemoragik intraventrikuler
NoIntervensiRasional
1.Kurangi stimulasi lingkungan Karena respon strees khususnya
peningkatan tekanan darah meningkatan resiko peningkatan TIK
2.Tetapkan suatu rutinitas yang memberikan periode tidur /
istrahat tampa gangguanUntuk menghilangkan atau meminimalkan
strees
3.Atur ( kumpulkan ) perawatan selama jam bangun yang normal
sebanyak mungkinUntuk meminimalkan gangguan tidur dan kebisingan
intermiten yang sering
4.Tutupi inkubator dengan kain serta tempat tanda jangan ganggu
didekatnyaUntuk menurunkan sinar dan menyandarkan orang lain pada
periode istrahat bayi.
5.Hindari bicara keras dan ketawaMeminimalkan rangsangan suara
yang dapat mengganggu istirahat bayi
6.Batasi jumlah pengunjung dan staf didekcat bayi pada sekali
waktuMenciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak
7.Hindari kebisingan yang keras dan tiba-tiba seperti
menjatuhkan benda, membuang sampah, menutup pintu dan lemari,
matikan radio, TV dllMeminimalkan rangsangan suara yang dapat
mengganggu istirahat bayi
8.Kenali tanda-tanda strees fisik dan stimulasi yang berlebihan
Untuk melakukan intervensi yang tepat dewngan segera
9.Hindari obat hipertonik dan cairKarena meningkatkan aliran
darah serebral
10Tinggikan kepala di tempat tidur Untuk menurunkan TIK
11Pertahankan oksigenasi yang adekuatKarena hipoksia akan
meningkatkan aliran darah serebral dan TIK
12Hindari membalik miring kepala dengan tiba-tibaUntuk membatasi
aliran darah arteri karotis dan oksigensi yang adekuar ke otak
Nyeri b/d prosedur, diagnosis, tindakan
Sasaran : Klien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun
Hasil yang diharapkan : tanda-tanda pada bayi minimal atau tidak
ada
NoIntervensiRasional
1Kaji efektifitas tindakan nyeri nonfermakologisBeberapa
tindakan mis. Mengayun dapat meningkatan distres pada bayi
2Kenali bahwa bayi tampak memperhatikan usia gestasi, merasakan
nyeriUnutk mengetahui respon nyeri pada bayi.
3Gunakan tindakan nyeri nonfarmakologis seperti : ubah posisi,
membendong, melindungi, menimang, mengayun, memaikan musik dllUntuk
mengurangi nyeri yang dirasakan bayi ditunjukkan dengan respon non
verbal dengan bayi rileks.
4Anjurkan orang tua untuk memberi tindakan kenyamanan bila
mungkinMeningkatkan relaksasi pada bayi.
5Diskusikan kepada keluarga tentang kekhawatiran mereka terhadap
nyeri bayiMeningkatkan pemahaman terhadap keluarga
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b/d kelahiran preterm,
lingkungan NICU tidak alami, perpisan dari orang tua
Sasaran pasien ( keluarga ) : pasien mencapai pertumbuhan dan
perkembangan potensial normal
Hasil yang diharapkan : bayi menunjukan penambahan BB mantap
saat nelewati fase akut penyakit
NoIntervensiRasional
1Berikan nutrisi optimalUntuk menjamin perubahan BB yang mantap
dan pertumbuhan otak
2Berikan periode istrahat yang teratur tanpa gangguanUntuk
menurunkan penggunakan kalori dan O2 yang tidak perlu
3Kenali adanya tanda-tanda stimulasi berlebihan (flaksiditas,
menguap, membelalak, memalingkan wajah dengan aktif, peka rangsang,
menangis)Membiarkan pada bayi untuk istrahat
4Tingkatkan interaksi orang tua bayi Karena merupakan hal yang
esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan normal.
Perubahan proses keluarga b/d krisis situasi/maturasi, kurang
pengetahuan ( kelahiran bayi preterm dan atau sakit ), gangguan
proses kedekatan orang tua.
Sasaran : Pasien ( keluarga ) mendapat informasi tentang
kemajuan bayi
Hasil yang diharapkan : bayi menunjukan penambahan BB mantap
saat orang tua mengekpresikan perasaan dan kekhawatiran mengenai
bayi dan prognosis, serta menunjukan pemehamana dan keterlibatan
dalam perawatan.
NoIntervensiRasional
1Prioritas informasiUntuk membantu orang tua memahami aspek
paling penting dalam perawatan, tanda perbaikan, atau penyimpanan
pada kondisi bayi
2Dorong orang tua untuk mengajukan pertanyaan mengenai status
bayi serta menjawab pertanyaan dengan benarUntuk menciptakan rasa
percaya
3Dorong ibu dan ayah utk berkunjung unit kesehatan dengan
seringSehinggga merekan mendapat informasi tntang kemajuan bayi
4Tekankan aspek postif dan status bayiUntuk mendorong rasa
pengharapan.
3. ANALISA DATADataEtiologiMasalah Keperawatan
Do :MerawatPola nafas tidak efektif
Bayi tampak sesak
Ds :
Ibu klien mengatakan anaknya sesak
Do :MerawatNutrisi kurang dari kebutuhan
BBL bayi 1400gram
Bayi tampak kurus
Ds :Ibu klien mengatakan bayinya jarang minum ASI
SKORING MASALAH KEPERAWATAN1.Pola nafas tidak
efektifNOKriteriaPerhitunganskorPembenaran
1sifat masalah3/3x11jika masalah tidak diatasi
Aktualmaka akan mengancam jiwa pasien
2kemungkinan masalah dapat diubah1/2x21kemungkinan dapat diubah
jika dibawa
Sebagianke pelayanan kesehatan
3kemungkinan masalah dapat dicegah1/3x101-Markarena organ tubuh
bayi belum berfungsi
Rendahdengan baik
4menonjolnya masalah2/2x11masalah harus segera ditangani
karena
Segeradapat mengakibatkan kematian pada bayi
2. Nutrisi kurang dari
kebutuhanNOKriteriaPerhitunganskorPembenaran
1sifat masalah3/3x11jika masalah tidak diatasi
Aktualmaka akan mengancam jiwa pasien
2kemungkinan masalahdapat diubah1/2x21kemungkinan dapat diubah
jika dibawa
Sebagianke pelayanan kesehatan
3kemungkinan masalah dapat dicegah1/3x101-Markarena bayi lahir
belum cukup bulan
Rendah(prematur)
4menonjolnya masalah2/2x11masalah harus segera ditangani
karena
Segeradapat mengakibatkan kematian
D. PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
1. Pengertian
Proses perawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan
melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu dan hasil asuhan
keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga.2. Tahap-tahap
proses keperawatan keluarga
Gambar 2.
3. Tahap Penjajakan Perawatan (Pengkajian)
Penjajakan menurut Silvion G. Bailon dan Maglaya adalah
sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawatan untuk mengukur
keadaan pasien dan keluarga dengan memakai patokan norma-norma
kesehatan pribadi maupun sosial, sistem integritas dan kesanggupan
untuk mengatasi masalah-masalah.
Adapun norma-norma yang digunakan untuk menetukan status
kesehatan keluarga adalah :
a. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota
keluarga
b. Keadaan rumah dan lingkungan yang membawa peningkatan
kesehatan keluarga.
c. Sifat keluarga, dinamika dan tingkat kemampuan keluarga yang
dapat membawa kepada perkembangan keluarga.Kegiatan yang dilakukan
dalam pengkajian adalah :
a. Pengumpulan Data
a) Biodata Kepala Keluarga
b) Susunan dan sifat keluarga
c) Nama anggota keluarga, dan hubungan kepada keluarga
d) Data umur, jenis kelamin, pendidikan kesehatan fisik
e) Anggota keluarga yang mengambil keputusan
f) Hubungan antara anggota keluarga.
b. Kebutuhan dalam hidup sehari-hari
a) Kebutuhan nutrisi
b) Kebutuhan eliminasi
c) Istirahat / tidur
d) Aktivitas olahraga
e) Kebersihan diri
f) Rekreasi
g) Pola asuh anak
c. Faktor sosial budaya dan ekonomi
a) Penghasilan keluarga
b) Sistem nilai
c) Hubungan dengan masyarakat
d. Faktor lingkungan
a) Perumahan
b) Pengelolaan sampah
c) Sumber air bersih
d) Jamban keluarga
e) Denah rumah
f) Fasilitas sosial dan kesehatan :
a) Sekolah
b) Masjid
c) Puskesmas
d) Puskesmas pembantu
e) Rumah sakit, dan lain-lain.
e. Psikologis
a) Status emosi
b) Konsep diri
c) Pola interaksi
d) Pola komunikasi
e) Pola pertahanan
f. Derajat kesehatan
a) Kejadian kesakitan keluarga
b) Perilaku keluarga dalam penanggulangan sakit
c) Kejadian cacat
d) Kejadian kematian dalam 1 ahun terakhir
g. Masalah kesehatan spesifik
a) Keluarga berencana
b) Kesehatan ibu dan anak
c) Usia lanjut
h. Analisa Data
Untuk melihat perkembangan kesehatan keluarga, maka menggunakan
tiga norma sebagai berikut :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
meliputi:
a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga
b) Keadaan gizi anggota keluarga
c) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
d) Kehamilan dan keluarga berencana.
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan meliputi :
a) Rumah : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas
rumah.
b) Sumber air minum
c) Jamban keluarga
d) Tempat pembuangan air limbah
e) Pemanfaatan pekarangan
3) Karakteristik Keluarga
a) Sifat keluarga
b) Dinamika dalam keluarga
c) Interaksi antar anggota keluarga
d) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota
keluarga. Adapun ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan dan perawatan adalah :
(1) Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga
berhubungan dengan :
(a) Kurang pengetahuan
(b) Rasa takut terhadap akibat dari masalah yang diketahui
(c) Sikap dan pandangan hidup yang terpengaruh oleh budaya
(2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk
melaksanakan tindakan yang tepat berhubungan dengan :
(a) Tidak memahami berat, sifat akan luasnya masalah
(b) Keluarga tidak sanggup memilih tindakan
(c) Ketidakmampuan untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
(d) Takut terhadap akibat dari tindakan yang diharapkan.
(3) Ketidakmampuan merawat yang sakit berhubungan dengan :
(a) Kurang pengetahuan mengenai keadaan penyakit
(b) Kurang pengetahuan tentang perawatan dan pengobatan
(c) Kurang pengetahuan fasilitas untuk pengobatan.
(4) Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
berhubungan dengan :
(a) Kurang pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan.
(b) Kurang pengetahuan mengenai cara pencegahan penyakit.
(c) Kurang pengetahuan dalam memanfaatkan pemeliharaan
lingkungan.
(5) Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna
memelihara kesehatan disebabkan oleh :
(a) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
(b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
(c) Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
(d) Rasa akibat dari tindakan
(e) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
(f) Sikap akibat dari tindakan
(g) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga
kesehatan
i. Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan keluarga merupakan gambaran dari
keadaan dan status kesehatan keluarga berdasarkkan hasil pemikiran
dan pertimbangan tentang situasi kesehatan, lingkungan, norma,
nilai, kultur dalam keluarga.
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1) Sifat masalah
Dengan melihat kriteria yang pertama yaitu sifatnya masalah.
Bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan
dirasakan oleh keluarga.
2) Kemungkinan masalah untuk dapat diubah
Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat
diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor
sebagai berikut :
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah.
b) Sumberdaya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan
tenaga.
c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan
dan waktu.
d) Sunber daya masyarakat, dalam bentuk fasilitas organisasi
dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.
3) Potensi masalah untuk dicegah
Untuk kriteria ketiga , faktor-faktor yang perlu diperhatkan
adalah :
Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah itu ada.
Tindakan yang sedanng dijalankkan adalah tindakan-tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah.
Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
4) Masalah yang menonjol
Untuk kriteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau
bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor
yang tertinggi yang lebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan
keluarga.
Untuk menentukan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, perlu disusun skala prioritas seperti berikut :
Tabel 1. Skala Penyusunan Prioritas Masalah Kesehatan
Keluarga
No.Kriteria MasalahNilaiBobot
1.
2.
3.
4.Sifat masalah :
a. Ancaman kesehatan
b. Tidak sehat / kurang sehat
c. Krisis
Kemungkinan masalah dapat di ubah
a. Dengan mudah
b. Hanya sebagian
c. Tidak dapat
Potensi masalah dapat di cegah
a. Tinggi
b. Cukup
c. Rendah
Menonjolnya masalah
a. Masalah berat harus ditangani
b. Masalah yang tidak segera perlu ditangani
c. Masalah yang tidak dirasakan2
3
1
2
1
0
3
2
1
2
1
01
2
1
1
(Bailon dan Maglaya,1978)
Scoring :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
:
3) Jumlah skor untuk semua kriteria4) Skor tertinggi adalah 5
dan sama untuk seluruh bobot.
j. Tahap Perencanaan
Perencanaan keperawatan keluarga teridiri dari penerapan tujuan,
yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan
kriteria dan standar kriteria dan standar merupakan penyatuan
spesifik tentang hasil yang diharapkan dan setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
Metode problem solving (metode pecahan masalah) dilakukan dalam
proses pengembangan rencana keperawatan keluarga dimana metode ini
terdiri dari :
1) Penentuan masalah
a) Melalui proses pengkajian akan didapatkan
b) Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
c) Kebuttuhan-kebutuhaan kesehatan dan keperawatan keluarga
2) Sasaran dan tujuan perawatan
Sasaran adalah tujuan dimana segala usaha diarahkan untuk
mencapai tujuan ini melalui pelaksanaan tindakan perawatan
kesehatann keluarga yang ditentukan oleh perawat bersama keluarga
dengan alasan yang dapat diterima oleh mereka dan keluarga yang mau
menyadari dalam mengambil tindakan pemecahan masalah.
3) Rencana Tindakan
Dalam merencanakan tindakan keperawatan perlu mempertimbang- kan
sumber-sumber yang tersedia untuk mengenal dan memecahkan masalah
keluarga, perawat menggunakan tindakan perawatan :
a) Memperluas pengetahuan keluarga melalui penyuluhan
kesehatan
b) Membantu keluarga untuk mengenal situasi dan akibat dari
situasi tersebut.c) Mengaitkan kebutuhan kesehatan dengan sasaran
lingkungan.
d) Mengembangkan sikap positif dalam keluarga.e) Menolong
keluarga dalam menentukan tindakan keperawatan.f) Menumbuhkan
kepercayaan keluarga terhadap perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
4) Rencana untuk mengevaluasi keperawatan.
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan telah
tercapai sesuai kriteria keberhasilan.
5) Tahapan tindakan keperawatan keluarga
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah
ini :
a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara.
b) Memberikan informasi
c) Mengidentifikasi kebutuhan
d) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
e) Menstimulasi kleuarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat dengan cara :
(1) Mengidentifikasi konsikuensi tidak melakukan tindakan
(2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
(3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tindakan.
(4) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan cara :
(a) Mendemonstrasikan cara perawatan
(b) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
(c) Mengevaluasi keluarga melakukan perawatan
(5) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat.
(6) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
(7) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin.
(8) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada dengan cara :
(a) Mengenakan fasilitas kesehatn yang ada di lingkungan
(b) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
6) Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan dilakukan
penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak / belum
berhasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan
keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional
S = Adalah hal-hal yang diungkapkan oleh keluarga secara
subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan.
O = Adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif
setelah dilakukan intervensi keperawatan.
A = Adalah analisis dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu
pada tujuan yang berkaitan dengan diagnosis.
P = Adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon
dari keluarga pada tahapan evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif adalah yang dilakukan selama proses asuhan
keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
Kegagalan dalam evaluasi kemungkinan disebabkan oleh :
a) Tujuan tidak realistis
b) Tindakan keperawatan yang tidak tepat
c) Ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi
Alasan untuk melaksanakan evaluasi :
a) Untuk mencegah tindakan yang tidak berguna
b) Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
c) Sebagai bukti dari tindakan keperawatan
E v a l u a s i
Intervensi :
Implementasi rencana pengerahan sumber-sumber
Rencana Perawatan :
Penyusunan tujuan,
Mengidentifikasi sumber-sumber,
Mendefenisikan pendekatan alternatif,
Memilih intervensi perawatan,
dan Penyusunan prioritas
Identifikasi masalah-masalah keluarga dan individu (diagnosaa
keperawatan)
Pengkajian anggota keluarga individual : mental, fisik,
emosional, sosial,
dan spritual
Pengkajian terhadap keluarga :
mengidentifikasi dan data sosial budaya, data lingkungan,
struktur, dan fungsi
_1188015459.unknown