Top Banner
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan Keperawatan merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik individu, kelompok, keluarga dan mayarakat dalam keadaan sehat dan sakit secara holistik (biologi, psikologi, sosial, spiritual dan kultural) dalam rentang kehidupan dengan pendekatan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi). Asuhan keperawatan yang diberikan dapat berupa asuhan keperawatan medikal bedah, anak, maternitas, jiwa, gawat darurat, keluarga, komunitas dan gerontik. Asuhan Keperawatan Keluarga adalah asuhan keperawatan yang tidak kalah penting untuk dibahas, karena asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari asuhan keperawatan komunitas dimana keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari individu dan kelompok. Keberhasilan kesehatan atau keperawatan keluarga merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan kesehatan atau keperawatan di komunitas. Di dalam keluarga terjadi interaksi antar budaya, adaptasi serta mempertahankan budaya dimana budaya merupakan keyakinan atau perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya. Karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : (1) budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada budaya yang sama persis, (2) budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena
34

ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

Feb 01, 2016

Download

Documents

Asuhan Keperawatan Keluarga adalah asuhan keperawatan yang tidak kalah penting untuk dibahas, karena asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari asuhan keperawatan komunitas dimana keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari individu dan kelompok. Keberhasilan kesehatan atau keperawatan keluarga merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan kesehatan atau keperawatan di komunitas.
Di dalam keluarga terjadi interaksi antar budaya, adaptasi serta mempertahankan budaya dimana budaya merupakan keyakinan atau perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan Keperawatan merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada

pasien baik individu, kelompok, keluarga dan mayarakat dalam keadaan sehat dan sakit

secara holistik (biologi, psikologi, sosial, spiritual dan kultural) dalam rentang kehidupan

dengan pendekatan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi). Asuhan keperawatan yang diberikan dapat berupa asuhan

keperawatan medikal bedah, anak, maternitas, jiwa, gawat darurat, keluarga, komunitas dan

gerontik.

Asuhan Keperawatan Keluarga adalah asuhan keperawatan yang tidak kalah penting

untuk dibahas, karena asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari asuhan

keperawatan komunitas dimana keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang

terdiri dari individu dan kelompok. Keberhasilan kesehatan atau keperawatan keluarga

merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan kesehatan atau keperawatan di komunitas.

Di dalam keluarga terjadi interaksi antar budaya, adaptasi serta mempertahankan

budaya dimana budaya merupakan keyakinan atau perilaku yang diturunkan atau diajarkan

manusia kepada generasi berikutnya. Karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut

: (1) budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada budaya yang sama

persis, (2) budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan

kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan dan (3) budaya diisi dan

ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri (Leininger, 1978)

Dari fenomena diatas dapat dilihat bahwa asuhan keperawatan keluarga tidak lepas

dari budaya atau transkultural yang selalu dapat mempengaruhi hasil dari pengkajian asuhan

keperawatan keluarga sehingga perlu menelaah kembali asuhan keperawatan keluarga mulai

dari pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi sampai dengan

evaluasi dengan pendekatan transkultural sehingga dapat meningkatkan kemampuan

keterampilan profesional yang meliputi kemampuan intelektual, teknikal dan interpersonal

dalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya dalam keluarga. Dalam makalah ini

akan membahas asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan transkultural secara teori,

aplikasi di lapangan sampai dengan kesenjangan antara teori dan lapanan.

Page 2: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari pendekatan transkultural?

2. Bagaimana proses Keperawatan keluarga?

3. Bagaimana pengaplikasian asuhan keperawatan transkultural?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunitas

dalam pengkajian keperawatan keluarga.

Page 3: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

BAB II

TINJAUAN TEORI

KEPERAWATAN TRANSTRUKTURAL

2.1 Konsep Etnik dan Budaya

Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu

(kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah sekumpulan individu yang mempunyai budaya

dan sosial yang unik serta menurunkannya ke generasi berikutnya (Handerson, 1981). Etik

berbeda dengan ras (race). Ras merupakan sistem pengklasifikasian manusia berdasarkan

karakteristik fisik pigmentasi, bentuk tubuh, bentuk wajah, bulu pada tubuh dan bentuk

kepala. Ada tiga jenis ras yang umumnya dikenal, yaitu Kaukasoid, Negroid, Mongoloid.

Budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada

generasi berikutnya (Taylor, 1989). Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung

pengetahuan,keyakinan, seni, moral, hukum, kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan

kebiasaan manusia sebagai anggota kemunitas setempat.

Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan

dengan belajar, beserta keselurahan hasil budi dan karyanya dan sebuah rencana untuk

melakukan kegiatan tertentu (Leininger, 1991). Menurut konsep budaya Leininger (1978,

1984), karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya yang

sama persis,

2. Budaya yang bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan

kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan,

3. Budaya di isi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari.

2.2 Pengertian Transkultural

Transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan

studi perbandingan tentang perbedaan budaya (Leininger, 1978). Keperawatan transkultural

adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok,

serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit

secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Pelayanan keperawatan

transkultural diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.

Page 4: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

2.3 Tujuan Keperawatan Transkultural

Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains

dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang

spesifik dan universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai norma spesifik

yang tidak dimiliki oleh kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur yang universal

adalah nilai atau norma yang diyakini dan dilakukan hampir oleh semua kultur seperti budaya

berolahraga membuat badan sehat, bugar; budaya minum teh dapat membuat tubuh sehat

(Leininger, 1978).

Dalam melaksanakan praktik keperawatan yang bersifat humanis, perawat perlu

memahami landasan teori dan praktik keperawatan yang berdasarkan budaya. Budaya yang

telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan transkultural, melalui

3 strategi utama intervensi, yaitu mempertahankan, bernegosiasi dan merestrukturisasi

budaya.

2.4 Paradigma Keperawatan Transkultural

Paradigma keperawatan transkultural adalah cara pandang, persepsi, keyakinan,

nilai-nilai dan konsep dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar

belakang budaya terhadap 4 konsep sentral, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan, dan

lingkungan (Leininger, 1978).

a. Manusia

Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai dan norma yang

diyakini bergua untuk menetapkan piihan dan melakukan tindakan, manusia memiliki

kecenderungan untuk mempertahankan budayanya setiap saat dan dimanapun dia berada.

Klien yang dirawat di rumah sakit harus belajar budaya baru, yaitu budaya rumah sakit,

selain membawa budayanya sendiri. Klien secara aktif memilih budaya dari lingkungan,

termasuk perawat dan pengunjung. Klien yang sedang dirawat belajar agar cepat pulih

dan segera pulang untuk memulai aktifitas yang lebih sehat.

b. Kesehatan

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi

kehidupannya yang terletak pada rentang sehat sakit (Leininger, 1984) dan merupakan

suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan yang dalam konteks budaya digunakan untuk

mrnjaga dan memelihara keadaaan seimbang/sehat, yang dapat diamati dalam kehidupan

sehari-hari. Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan

Page 5: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

kemampuan klien untuk memilih secara aktif budaya yang sesuai dengan status

kesehatannya dan klien harus mempelajari lingkungannya.

c. Lingkungan

Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,

keyakinan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang suatu totalitas kehidupan dan

budayanya baik berupa lingkungan fisik, sosial dan simbolik.

Lingkungan fisik adalah lingkungan alam yang diciptakan oleh manusia seperti

pegunungan, pemukiman padat, bentuk rumah daerah panas (banyak lubang), bentuk

rumah daerah dingin (eskimo) dll.

Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan

sosialisasi individu atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas seperti keluarga,

komunitas dan masjid atau gereja.

Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk atau simbol yang menyebabkan

individu atau kelompok merasa bersatu, seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa, atau

atribut yang digunakan (kalung,anting, hiasan dinding, ikat kepala, baju atau slogan-

slogan)

d. Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik

keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.

Strategi yang digunakan dalam intervensi dan impelemnatasi keperawatan keluarga

adalah mempertahankan, mnegosiasi, dan merestrukturisasi budaya klien.

2.5 Keperawatan Transkultural Pada Keluarga Sunda

a. Sejarah perkembangan keluarga Sunda

Keluarga dalam masyarakat Sunda sebenarnya memiliki dua pengertian, yaitu

keluarga dengan pengertian sempit dan pengertian luas. Keluarga dalam pengertian

empit berarti keluarga inti atau batih, sedangkan keluarga dalam pengertian luas berarti

sanak saudara yang mempunyai ikatan keluarga karena pertalian darah dan perkawinan.

Satu keluarga besar disebut sabondoyot atau sakulawedet. Sistem kekerabatan orang

Sunda bersifat parental atau bilateral yaitu hak dan kedudukan anggota keluarga dari

pihak ayah maupun ibu.

Menurut penyelidikan Atmamiharja (1958), kata Sunda mempunyai arti sebagai

berikut :

Page 6: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

1. Sanskerta : Sunda artinya tenaga, bersinar, nama dewa Wisnu, nama satria buta

dalam cerita ”Upa Sunda dan Ni Sunda”.

2. Kawai : Sunda artinya air, tumpukan, pangkat, waspada.

3. Jawa : Sunda berarti menyusu, berganda, suara, naik, terbang.

4. Sunda : Sunda berarti bagus, indah, unggul, menyenangkan.

b. Aspek Demografi

Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berusia 10 tahun atau

lebih. Mereka terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Proporsi penduduk

yang tergolong angkatan kerja dikenal sebagai tingkat patisipasi angkatan kerja.

Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk yang

masuk dalam pasar kerja (bekerja atau mencari pekerjaan). Kesempatan kerja

memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan pasar kerja sehingga sehingga

angkatan kerja yang tidak terserap disebut pengangguran.

c. Aspek Psikososial

Beberapa pengelompokan utama pada orang Sunda sebagai hasil sistem

masyarakat didasarkan pada berbagai kriteria berikut :

a) Berdasarkan tempat

Adanya beberapa orang Sunda pada berbagai tempat / daerah.

b) Berdasarkan keadaan materi

Adanya lapisan masyarakat Sunda

c) Berdasarkan prestise feodalistik

Adanya orang Sunda bangsawan dan rakyat biasa, orang Sunda terpelajar dan tidak

terpelajar

d) Berdasarkan profesi mata pencaharian

Pegawai negeri, pengusaha, petani, buruh, dan lain-lain.

d. Bentuk keluarga dalam sistem kekerabatan

Sistem kekerabatan orang Sunda bersifat parenta dan bilateral yang berarti hak

dan kedudukan anggota keluarga dari pihak ayah dan ibu. Kedudukan suami-istri dalam

perkawinan sederajat. Sistem kekerabatannya meliputi hubungan ke atas-ke bawah

sampai tujuh tingkatan, dan juga ke samping. Dalam mencari pasangan hidup, stratifikasi

sosial sangat berpengaruh. Umumnya memilih orang sederajat tingkat sosial dan garis

Page 7: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

keturunannya. Sebelumnya, orang tua lebih berperan dalam memilihkan jodoh bagi anak

mereka dan selanjutnya anaklah yang menentukan pilihannya.

e. Aspek budaya

Budaya lebih terlihat pada jenis makanan yang disenangi oleh masyarakat

Sunda seperti lalapan dan ikan yang dipandang sebagai makanan khas Sunda yang telah

dikenal oleh orang-orang didalam dan luar negeri. Minuman khas orang Sunda

diantaranya air bening / mineral, bandrek, bajigur, es cincau, dan tuak.

Bila kita telaah sajian makanan orang Sunda, kandungan lemaknya sedikit. Oleh

karena itu anak-anak Sunda beresiko mengalami defisiensi vitamin yang larut dalam

lemak (A, D, E, K)

f. Praktik kesehatan keluarga

Dalam praktik kesehatan, anggota keluarga Sunda menggunakan orang pintar

(dukun). Hal ini masih mendominasi upaya menolong anggota keluarganya yang

mengalami gangguan kesehatan. Selain ke dukun, biasanya ke kyai, selanjutnya apabila

tidak sembuh-sembuh, biasanya mereka baru pergi ke petugas kesehatan.

Keluarga Sunda percaya bahwa apabila sakit lebih memilih membeli obat di warung atau

pergi ke dukun yang dipercayai. Hal tersebut dipraktikkan olehkeluarga Sunda terutama

keluarga golongan menengah ke bawah.

g. Implikasi keperawatan keluarga pada Etnik Sunda

Asuhan keperawatan keluarga pada etnik Sunda sebaiknya dilakukan dengan

menggunakan pendekatan budaya (transkultural nursing). Pendekatan budaya dilakukan

karena dipandang lebih sensitif. Pendekatan budaya bermakna bahwa asuhan

keperawatan keluarga dimulai dari keinginan keluarga, kebiasan keluarga, sumber daya

keluarga, dan nilai-nilai keluarga. Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga sebaiknya

mengimpliasikan hal-hal berikut :

a. Menghargai struktur dan sistem nilai yang dianut keluarga

b. Batasan sehat sakit menurut keluarga

c. Aktualisasi praktik kesehatan Sunda

d. Meningkatkan keterbatasan regimen terapeutik keluarga Sunda

Page 8: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

50

30 26

4 1

1

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA

a. Identitas Kepala Keluarga :

Nama : Tn. X Pendidikan : SMA

Umur : 30 tahun Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam Alamat : Jl. A No 39 Surabaya

Suku : Sunda No.Telp : 081234567890

b. Komposisi Keluarga

No. Nama L/P Umur Hub.Keluarga

Pekerjaan Pendidikan Status kes

1.2.3.4.5.

Ny. CTn. XNy. HAn. YAn. K

PLPPL

50 30 26 4 1

Ibu dari Ny. HSuamiIstri

AnakAnak

IRTWiraswasta

IRT--

SMPSMASMA

--

SakitSehatSehatSehatSehat

c. Genogram

Page 9: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

= Laki-laki = Wanita = Meninggal = Sakit

= Menikah = Anak kandung

d. Type Keluarga :

a) Jenis Type Keluarga : Keluarga inti

b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut adalah : Ny. C (Ibu mertua) mengalami

sakit DM

e. Suku Bangsa :

a) Asal suku bangsa : Sunda

b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : anggota keluarga Sunda

menggunakan orang pintar (dukun). Biasanya mereka baru pergi ke petugas

kesehatan. Keluarga Sunda percaya bahwa apabila sakit lebih memilih membeli

obat di warung atau pergi ke dukun yang dipercayai.

f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Islam

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :

a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. X

b) Penghasilan : Rp 2.000.000

c) Upaya lain : -

d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : motor, radio, televisi.

e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : ±1.500.000

h. Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga sesekali mengajak anak-anaknya ke alun-alun dan menonton tv di rumah

dianggap sudah berekreasi.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tugas keluarga yang belum terpenuhi tidak ada.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti :

Page 10: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :

anak-anak Tn. X sudah diimunisasi lengkap, jika sakit batuk pilek dibawa ke

bidan. Ibu C (mertua) menderita DM sejak 3 bulan yang lalu tetapi tidak dapat

kontrol secara teratur di puskesmas karena tidak ada yang mengantarkannya.

Kaki kiri ibu C terdapat luka sudah 3 minggu belum sembuh.

b) Riwayat penyakit keturunan :

Tidak ada penyakit keturunan dari keluarga Tn. X, tapi dari Ny. H ada keturunan

DM dari ibu C dan bapak dari Ibu C.

c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

No Nama Umur BBKeadaan

Kesehatan

Imunisasi (BCG/Polio/DPT

/HB/Campak)

Masalah kesehatan

Tindakan yang telah dilakukan

12345

Ny. CTn. XNy. HAn. YAn. K

50 30 26 4 1

606555159

SakitSehatSehatSehatSehat

DM----

Dibelikan obat ke toko terdekat

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :

Biasanya kalau Ny. C sakit, Tn. X dan istrinya hanya membawa ke pengobatan

alternatif dan dibawa ke puskesmas tetapi jarang kontrol, jika penyakitnya parah

baru di bawa ke RS.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :

ibunya 3 bulan yang lalu dinyatakan positif kencing manis (DM), ibu hanya dibawa

ke alternatif, tidak kontrol teratur ke puskesmas dan dibelikan obat ke toko terdekat

untuk mengurangi gejala, misalnya nyeri di kakinya.

III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN

a. Karakteristik Rumah

Keluarga Tn. X didesa Ngagel Surabaya, dengan luas tanah ± 110 m2. Rumah milik

sendiri, bangunan permanen, tembok belum disemen, lantai plester, ada 3 kamar tidur,

ruang tamu, dapur, kamar mandi. Kondisi dalam rumah agak kotor dan tidak teratur.

Page 11: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

Semua ruang terdapat jendela yang dibuka kadang-kadang saja. Sumber mata air

menggunakan sumur arthritis yang mengalir pada jam-jam tertentu. Septic tank

berada di samping rumah, jarak dengan sumber air lebih dari 10 m. Kondisi air jernih,

tidak berbau, tidak berasa. Keluarga Tn. X memiliki gentong sebagai penampung air

untuk keperluan memasak. Sampah ditampung di tempat sampah di samping rumah,

yang akan dibakar jika sudah kering. Terdapat fasilitas pembuangan limbah rumah

tangga berupa selokan yang dialirkan ke sungai. Keluarga Tn. X mengetahui jika ada

lingkungan yang kotor seperti sampah yang berserakan, air yang menggenang itu

semua dapat menimbulkan penyakit. Dalam keluarga Tn. X kebiasaan membersihkan

rumah setiap hari berupa menyapu lantai.

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

Lingkungan tetangga cukup ramah, keluarga Tn. X tinggal berdekatan dengan

tetangganya. Hubungan dengan tetangga cukup baik. Kebanyakan tetangga bermata

pencaharian sebagai Wiraswasta.

c. Mobilitas Geografis Keluarga

Tn. X bersama keluarga menempati rumahnya sudah 8 tahun. Letak rumah tepat di

dekat jalan raya kampung, alat transportasi umum yang ada yaitu angkutan umum dan

ojek. Sedang untuk mobilitas, keluarga menggunakan sepeda Motor. Jarak rumah ke

puskesmas ± 7 km.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Keluarga Tn. X biasa berkumpul pada sore hari, sepulang kerja. Di lingkungan rumah

ada kegiatan rutin seperti pengajian ibu-ibu, pertemuan RT , kamling, posyandu dan

kebersihan lingkungan. Kadang-kadang Tn. X ikut pertemuan RT. Ny. C tidak pernah

ikut kegiatan karena takut jika berjalan jauh nanti jatuh dan luka kakinya semakin

parah. Keamanan lingkungan terjaga, hubungan antar tetangga baik. Tn. X, Ny. H,

dan Ny. C menyadari pentingnya posyandu lansia untuk memantau kesehatan. Tetapi

kendalanya jarak posyandu yang jauh, sehingga enggan untuk datang.

e. Sistem Pendukung Keluarga

Ny. H selalu merawat ibunya jika sakit. Kadang saudara yang di dekat dengan rumah

Tn.X ikut merawat Ny. C.

Page 12: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

IV. STRUKTUR KELUARGA

a. Pola/cara Komunikasi Keluarga

Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. X yaitu komunikasi terbuka, jika ada

masalah maka akan dirembuk bersama. Komunikasi dilakukan dengan sangat terbuka

oleh Tn. X.

b. Struktur Kekuatan Keluarga.

Keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari ibu mertua, suami, istri, dan dua

anak yang masih pra sekolah.

c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)

1. Ny. C (Ibu mertua Tn. X) tidak bekerja.

2. Tn. X berperan sebagai kepala keluarga masih aktif bekerja mencari nafkah untuk

menghidupi keluarganya.

3. Ny. H membantu mencari uang dengan membuat tusuk sate dan menjualnya, An.

Y dan An. K sebagai anak yang masih tinggal dengan kedua orang tuanya. Ny. C

(ibu mertua) berperan sebagai Ibu mertua Tn. X dan ibu Ny. H.

d. Nilai dan Norma Keluarga

Dalam keluarga Tn. X menekankan etika dan sopan santun dalam bergaul dengan

orang lain, saling menghormati dan menghargai, serta berani karena benar dan sesuai

dengan budaya sunda.

V. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi afektif

Keluarga Tn. X termasuk keluarga harmonis, interaksi dalam keluarga terjalin baik.

Antar anggota keluarga saling memperhatikan, menghormati, dan menyayangi

sehingga tidak ada istilah pilih kasih.

b. Fungsi sosialisasi

Dalam keluarga Tn. X ditanamkan kedisiplinan. Hubungan dengan tetangga baik, Tn.

X juga anggota keluarga yang lain selalu berusaha melakukan sosialisasi dengan

lingkungan jika ada waktu senggang.

c. Fungsi perawatan kesehatan

1) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan

keluarganya : keluarga sudah tahu bahwa Ny. C mempunyai riwayat DM, tiga

bulan yang lalu Ny. C baru tahu kalau positiv DM setelah tes glukotest, tetapi

Page 13: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

keluarga belum tahu bahwa jika hanya dibawa ke pengobatan alternatif tingkat

kesembuhan Ny. C akan lama, Ny.C juga tidak kontrol dengan teratur.

2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Jika dalam keluarga ada yang sakit biasanya dibelikan obat ditoko, tetapi jika

dirasa sakitnya tidak sembuh-sembuh dengan obat toko maka akan dibawa ke

Puskesmas.

3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :

Dalam keluarga belum ada yang memperingatkan Ny. C untuk memeriksa

keadaannya.

4) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat :

Kondisi rumah tidak rapi, agak kotor, dan peenataan ruangan kurang serasi.

Keluarga kurang tau bahaya akibat lingkungan yang tidak teratur bagi anggota

keluarga yang sudah lanjut usia.

5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat :

Tn. X mengatakan kebiasaan keluarga akan berobat ke Puskesmas atau pelayanan

kesehatan lain jika dirasa sakitnya berat dan tidak sembuh dengan obat yang

dibeli di toko dengan mengunakan kartu sehat BPJS.

d. Fungsi reproduksi :

a) perencanaan jumlah 2 anak

b) akseptor : KB pil digunakan setelah melahirkan.

c) Keterangan lain : -

e. Fungsi ekonomi

Semua pendapatan yang ada digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari. Dari

makan, listrik, air, dan hal-hal lain yang tidak terduga. Dengan pendapatan yang pas-

pasan tersebut keluarga tidak dapat menabung.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Keluarga sedikit pusing memikirkan Ibunya, karena sejak 3 bulan yang lalu Ibunya

dinyatakan positif menderita kencing manis (DM). Ibunya tidak kontrol dan

pengobatan seadanya.

2. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Stressor

Keluarga hanya bias membeli obat meskipun obat-obatan umum.

Page 14: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

3. Strategi Koping Konstruktif Yang Digunakan

Keluarga Tn. X membeli obat meskipun obat-obatan umum.

4. Strategi Adaptasi Fungsional

Di keluarga Tn. X tidak ada yang bersifat kekerasan di dalam membina rumah

tangganya.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA

1. Pemenuhan gizi :

Makanan yang biasa dikonsumsi tahu, tempe, kangkung, bayam, jarang makan daging

dan ikan laut.

2. Upaya lain

Biasanya mendapat beras dari pemerintah.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK (masing klg)

a. Identitas

No. Nama L/P Umur Hub.Keluarga

Pekerjaan Pendidikan Status kes

1.

2.

3.

4.

5.

Ny. C

Tn. X

Ny. H

An. Y

An. K

P

L

P

P

L

50

30

26

4

1

Ibu dari Ny. H

Suami

Istri

Anak

Anak

IRT

Wiraswasta

Wiraswasta

-

-

SMP

SMA

SMA

-

-

Sakit

Sehat

Sehat

Sehat

Sehat

b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini

Ny. C : Terkena DM dan sering muncul gejala nyeri.

Tn.X : Tidak ada

Ny. H : Tidak ada

An. Y dan An. K : Tidak ada

c. Riwayat Penyakit Sebelumnya :

Ny. C : Terkena DM dan sering muncul gejala nyeri.

Tn.X : Tidak ada

Page 15: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

Ny. H : Tidak ada

An. Y dan An. K : Selama ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, cukup dibelikan

obat umum dan sembuh.

d. Sistem Cardio Vascular

Ny. C : Bunyi jantung normal S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.

Tn.X : Bunyi jantung normal S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.

Ny. H : Bunyi jantung normal S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.

An. Y : Bunyi jantung normal S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.

An. K : Bunyi jantung normal S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.

e. Sistem Respirasi

Ny. C : Suara nafas normal, cuping hidung (-)

Tn.X : Suara nafas normal, cuping hidung (-)

Ny. H : Suara nafas normal, cuping hidung (-)

An. Y : Suara nafas normal, cuping hidung (-)

An. K : Suara nafas normal, cuping hidung (-)

f. Sistem Gastrointestinal (GI Track)

Ny. C : Tidak mengalami gangguan pencernaan

Tn.X : Tidak mengalami gangguan pencernaan

Ny. H : Tidak mengalami gangguan pencernaan

An. Y : Tidak mengalami gangguan pencernaan

An. K : Tidak mengalami gangguan pencernaan

g. Sistem Persyarafan

Ny. C : Kesadaran compos mentis

Tn.X : Kesadaran compos mentis

Ny. H : Kesadaran compos mentis

An. Y : Kesadaran compos mentis

An. K : Kesadaran compos mentis

i. Sistem Muskuloskeletal

Ny. C : Tidak ada gangguan dalam sistem muskuloskeletal

Tn.X : Tidak ada gangguan dalam sistem muskuloskeletal

Ny. H : Tidak ada gangguan dalam sistem muskuloskeletal

An. Y : Tidak ada gangguan dalam sistem muskuloskeletal

An. K : Tidak ada gangguan dalam sistem muskuloskeletal

Page 16: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

i. Sistem Genetalia

Ny. C : Normal

Tn.X : Normal

Ny. H : Normal

An. Y : Normal

An. K : Normal

IX. HARAPAN KELUARGA

Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk

membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.

Kediri, .............................................

(..........................................................)

Page 17: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem

1 DS :

- Keluarga

mengatakan kaki ibu

C sebelah kiri

terdapat luka kecil

dan belum sembuh

DO:

- Pada kaki Ny. C

sebelah kiri terdapat

luka kecil dan

belum sembuh

selama 3 bulan.

- Hasil pemeriksaan

glukotest 200 mg/dl.

Ketidakmampuan merawat

anggota keluarga yang sakit

Resiko integritas kulit

2 DS :

- Keluarga

mengatakan sedikit

pusing memikirkan

Ibu C, karena sejak 3

bulan yang lalu ibu

C dinyatakan positif

kencing manis

(DM ).

DO :

Kurangnya perawatan

kesehatan oleh keluarga Tn.

X

Resiko terjadinya komplikasi

menahun diabetes mellitus

Page 18: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

- Keluarga sering

bertanya-tanya

tentang penyakit DM

PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan1 Resiko integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota

keluarga yang sakit.2 Resiko terjadinya komplikasi menahun diabetes mellitus ibu C berhubungan dengan

kurangnya perawatan kesehatan oleh keluarga Tn. X

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Dx

KepKriteria Skor Bobot Nilai Total Pembenaran

1. Sifat masalah :Skala : Tidak/ kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera

321

1 3/3 x 1= 1

Luka pada penderita DM bila tidak dirawat dengan dan benar akan menjadi infeksi yang meluas (Gangren).

Kemungkinan masalah dapat diubah :Skala : Mudah Sebagian Tidak dapat

210

2 2/2 x 2= 2

Alat untuk perawatan luka dapat dijangkau oleh keluarga.

Potensial masalah untuk dicegah :Skala : Tinggi Cukup Rendah

321

1 2/3 x 1= 2/3

Perluasan luka dapat dicegah dengan perawatan luka yang benar.

Menonjolnya masalah :Skala : Masalah berat, harus segera ditanganiAda masalah, tetapi tidak perlu ditangani

210

1 2/2 x 1= 1

Keluarga menyadari adanya masalah tetapi kesibukan kerja tidak dapat mengantar anggota keluarga yang sakit ke

Page 19: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

Masalah tidak dirasakan puskesmas

TOTAL SKOR 4 2/3

No

Dx

Kriteria Skor Bobot Nilai Total Pembenaran

2 Sifat masalah :

Skala : Tidak/ kurang sehat

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera

3

2

1

1 2/3 x 1

= 2/3

Keluarga belum

mengetahui tentang

penyakit DM

Kemungkinan masalah

dapat diubah :

Skala : Mudah

Sebagian

Tidak dapat

2

1

0

2 2/2 x 2

= 2

Sumber daya keluarga

berupa waktu, kemauan

dan fasilitas kesehatan

mudah dijangkau.

Potensial masalah untuk

dicegah :

Skala : Tinggi

Cukup

Rendah

3

2

1

1 2/3 x 1

= 2/3

Masalah sudah lama

dirasakan dan

pengobatannya dilakukan

sendiri.

Menonjolnya masalah :

Skala :

Masalah berat, harus segera

ditangani

Ada masalah, tetapi tidak

perlu ditangani

Masalah tidak dirasakan

210

1 2/2 x 1= 1

Keluarga mengatakan

penyakitanaknya kadang

mengganggu aktivitas

Ny. C dan hanya

dibelikan obat di warung

kalau nyeri pada kakinya

kambuh.

TOTAL SKOR 3 4/3

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas

Diagnosa Keperawatan Skor

1 Resiko integritas kulit berhubungan dengan

ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang 4 2/3

Page 20: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

sakit.

2 Resiko terjadinya komplikasi menahun diabetes

mellitus ibu C berhubungan dengan kurangnya

perawatan oleh keluarga Tn. X.

3 4/3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO DX.

Tujuan Kriteria Hasil/ Standart Intervensi Rasional

1 Tujuan Umum :

Setelah di

lakukan

kunjungan selama

1x24 jam

keluarga mampu

merawat luka DM

Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan

kunjungan dan

tindakan

keperawatan

selama 1 x 24 jam

keluarga dapat :

1. Menyebutkan

cara merawat

luka.

2. Mengantarkan

kontrol teratur

3. Dapat

membagi

1. Kognotif

2. Psikomotor

3. Afektif

1. Keluarga

mampu

memahami

tanda-tanda

infeksi.

2. Keluarga

mampu

merawat luka

klien.

3. Keluarga

dapat

mengambil

keputusan jika

terdapat

infeksi

1. Berikan edukasi

kepada keluarga

tentang

mengenal tanda-

tanda infeksi

seperti

kemerahan,

peningkatan

suhu tubuh.

2. Ajarkan keluarga

cara perawatan

luka dan

mencegah

perluasan luka,

seperti

menggunakan

alas kaki untuk

melindungi kaki,

cara memotong

kuku agar tidak

terluka

3. Evaluasi

1. Menambah

pengetahuan

tentang tanda-

tanda infeksi.

2. Keluarga dapat

melakukan

perawatan luka

secara mandiri.

3. Keluarga dapat

mengurangi

resiko infeksi

dan perluasan

luka.

Page 21: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

peran untuk

perawatan

kesehatan Ny

C.

tindakan

keluarga yang

pernah dilakukan

setelah

mengetahui ada

luka atau

kerusakan

integritas kulit

2 Tujuan Umum :

Setelah dilakukan kunjungan 1 x 24 jam keluarga mampu mengetahui dan mengenal masalah DM.

Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan kunjungan 1 x 24 jam keluarga dapat Menjelaskan tentang penyakit DM.

1. Kognitif

2. Psikomotor

3. Afektif

1. Keluarga dapat menyebutkan pengertian dari DM, penyebab, dan pencegahan.

2. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang aman untuk Ny. C

3. Keluarga sabar dan tabah dalam menghadapi penyakit yang diderita Ny. C dan berusaha untuk mengobatinya

1. Berikan pendidikan berupa suatu penyuluhan tentang DM kepada keluarga, dengan media leaflet.

2. Anjurkan semua anggota keluarga terutama Ny. C untuk menggunakan alat pelindung saat beraktivitas karena ada riwayat DM.

3. Motivasi keluarga untuk merawat Ny. C

1. Dapat mengerti tentang penyakit DM

2. Dapat mencegah terjadinya luka.

3. Keluarga termoivasi untuk menjaga kebersihan rumah, diet makanan sehat dan merawat Ny. C

Page 22: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

BAB III

PENUTUP

3.1 KesimpulanKeperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan

pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau

meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar

belakang budaya

Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains

dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang

spesifik dan universal

Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan Transkultural akan mendapatkan

data yang lebih lengkap dan mengena karena lebih mendekatkan pada pengkajian budaya

yang merupakan bagian dari latar belakang keluarga

3.2 Saran

1. Perlu penambahan data pengkajian budaya /transkultural pada pengkajian asuhan

keperawatan keluarga

2. Perlu modifikasi bentuk format terutama untuk keluarga dengan latar belakang

budaya yang kental yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keperawatan.

Page 23: ASKEP KELUARGA DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

1

DAFTAR PUSTAKA

Nanda. 2012. Diagnosa Keperawatan, NANDA 2012-2014 Definisi & Klasifikasi. Jakarta:

EGC

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica

Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC.

Stanhope, M & Knollmueller R.N. 2008. Buku Saku Keperawatan Komunitas :

Pengkajian, Intervensi dan Penuluhan, Edisi 3. Alih Bahasa Renata Komalasari. Jakarta :

EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Mengenal Diabetes, (Online), (http://

depkes.co.id/diabetes.html)