BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan “ Tekanan darah yang naik tiba-tiba pada usia kehamilan 20 minggu bisa jadi petunjuk awal adanya preeklamsia-eklamsia. Kalau tidak cepat ditangani bisa membayangkan jiwa sang ibu dan bayi” Pre eklamsia dan eklamsia merupakan faktor penyulit dalam proses persalinan. Pre eklamsia dan eklamsia sendiri merupakan satu kesatuan yang disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas apayang menjadi penyebab sebenarnya. Tingginya angka pre eklamsia merupakan faktor utama penyebab timbulnya eklamsia yang dapat mengancam hidup ibu bersalin. Tingginya angka kematian ibu bersalin sebagai akibat perkembangan dari pree eklamsia yang tidak terkontrol dan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya angka kematian. Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3-5 % merupakan kasus preeklamsia dan eklamsia (Manuaba, 1998). Dari kasus tersebut 6% terjadi pada semua proses persalinan, 12 5 terjadi pada primigravida. Masih tingginya angka kejadian ini masih dapat dijadikan sebagai gambaran umum tingkat kesehatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
“ Tekanan darah yang naik tiba-tiba pada usia kehamilan 20 minggu bisa
jadi petunjuk awal adanya preeklamsia-eklamsia. Kalau tidak cepat ditangani
bisa membayangkan jiwa sang ibu dan bayi”
Pre eklamsia dan eklamsia merupakan faktor penyulit dalam proses
persalinan. Pre eklamsia dan eklamsia sendiri merupakan satu kesatuan yang
disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas apayang menjadi penyebab
sebenarnya. Tingginya angka pre eklamsia merupakan faktor utama penyebab
timbulnya eklamsia yang dapat mengancam hidup ibu bersalin. Tingginya angka
kematian ibu bersalin sebagai akibat perkembangan dari pree eklamsia yang tidak
terkontrol dan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya angka
kematian.
Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3-5 % merupakan kasus
preeklamsia dan eklamsia (Manuaba, 1998). Dari kasus tersebut 6% terjadi pada
semua proses persalinan, 12 5 terjadi pada primigravida. Masih tingginya angka
kejadian ini masih dapat dijadikan sebagai gambaran umum tingkat kesehatan ibu
bersalin dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum.
Dengan pengaruh eklamsia yang keras terhadap tingginya angka kematian
bulin, maka sudah selayaknya dilakukan untuk mencegah dan menangani kasus-
kasus pre eklamsia. Perawatan pada bulin dengan pre eklamsia merupakan salah
satu usaha nyata yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi-
komplikasi sebagai akibat lanjut dari eklamsia tersebut.
B. Tujuan (Umum & Khusus)
a. Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Reproduksi.
Mengetahi cara pembuatan asuhan keperawatan klien Ibu Hamil dengan
Hipertensi.
b. Tujuan Khusus :
Mengetahui apa yang dimaksud dengan Askep Ibu Hamil Dengan Hipertensi
Untuk mengetahui bagaimana proses tindakannya Askep dan bagaimana
penatalaksanaan.
C. Manfaat
1. Penulis semakin terlatih dalam membuat makalah dan asuhan keperawatan.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya tentang penyakit Hipertensi
pada Ibu Hamil.
3. Dapat menambah referensi bagi pembaca tentang tentang konsep penyakit dan askep
pada klien Ibu Hamil Dengan Hipertensi.
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari normal
Hipertensi adalah keadaan dengan tekanan diastolic minimal 90 mmHg atau
Vasokonsitriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.
Indikator adanya trombosis vena dalam Menurunkan statis vena, meningkatkan
aliran balik vena dan menurunkan resiko tromboplebitis
Pompa jantung gagal dapat mencetuskan distress pernafasan.Namun dispena tiba-tiba atau berlanjut menunjukkan komplikasi tromboempoli paru
Penurunan aliran darah ke mesentri dapat mengakibatkan difungsi G, contoh kehilangan peristaltik
Penurunan pemasukan/ mual terus-menerus dapat mengakibatkan penurunan volume sirkulasi, yang berdampak negative pada Perfusi dan organ
2. Resiko terjadi gawat Janin intrauteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2dan nutrisi ke jaringan plasenta sekunder terhadap penurunan cardiac output
Gawat janin tidak terjadi, bayi Dapat dipertahankan sampai Umur 37 minggu dan atau BBL ≥ 2500 gr.
Kriteria hasil : Gerakan janin
aktif DJJ 120-140
x/mnt Kontraksi
uterus/ his tidak ada
kehamilan dapat dipertahankan
Sampai umur 37 minggu dan atau BBL ≥ 2500 gr
Anjurkan penderita untuk tidur miring ke kiri
Anjurkan pasien untuk melakukan ANC secara teratur sesuai dengan masa kehamilan:
- 1 x/bln pada trisemester I
- 2 x/bln pada trisemester II
- 1 x/minggu pada trisemester III
Pantau DJJ, kontraksi uterus/his gerakan janin setiap hari
Motivasi pasien untuk
Meminimalkan tekanan pada aorta sehingga O2 yang disuplay ke plasenta dan janin lebih lancar
Deteksi dini terhadap adanya penyimpangan pada kehamilan
Penurunan DJJ dan gerakan janin sebagai prediksi adanya asfiksia janin fase istirahat yang lebih akan membantu meminimalkan pemakaian energy dan O2 Sekaligus dapat mengistirahatkan bayi sampai cukup bulan
Sebagai control langsung dari pasien terhadap kondisi kehamilannya
Membantu mengurangi asfiksia pada janin
meningkatkan fase istirahat
Jelaskan pada pasien untuk segera memeriksakan kehamilannya bila terdapat :
- Gerakan janin berkurang atau
Menurun
- Kontraksi/ his terus-menerus
- Pendarahan
- Nyeri abdomen
- Perut mengeras dan sangat
nyeri
Bila perlu beri O2 2 liter/mnt
3. Kelebihan volume cairan fungsi glomerulus skunder terhadap penurunan cardic output.
Kelebihan volume cairan teratasi.
kriteria hasil : Balance cairan
masuk dan keluar
Vital sign dalam batas yang diterima
Tanda-tanda edema tidak ada
Suara nafass bersih
Auskultasi bunyi nafas akan adanya krekels.
Catat adanya DVJ, adanya edema dependen
Ukur masukan atau keluaran, catat penurunan pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung keseimbangan cairan.
Pertahankan pemasukan total cairan 2000 cc/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler.
Berikan diet rendah natrium atau garam.
Delegatif pemberian diuretik.
Mengidentifikasi edema paru skunder akibat dekompensasi jantung.
Dicurigai adanya gagal jantung kongestif, kelebihan volume cairan
Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi cairan/Na, dan penurunan kelluaran urin, keseimbangan cairan fositif berulang pada adanya gejala lain menunjukakkan kelebihan volume/gagal jantung.
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa tetapi memerlukan pembatasan adanyadekompesasi jantung.
Na meningkatkan retensi cairan dan harus dibatasi.
Mungkin perlu untuk memperbaiki kelebihan cairan.
4. gangguan pemenuhan ADL
ADL dan kebutuh
Kriteria hasil : Menunjukkan
peningkatan
Kaji toleransi pasien terhadap aktifitas
Parameter menunjukkan respon fisiologis pasien terhadap stres aktifitas dan indikator derajat pengaruh kelebihan
berdasarkan immobilisasi kelemahan
an beraktifitas pasien terpenuhi secara adekuat.
dalam beraktifitas.
Kelemahan dan kelelahan berkuarang.
Kebutuhan ADL terpenuhi secara mandiri atau bantuan.
Frekuensi jantung atau irama dan tekanan darah dalam batas normal.
Tingakat istirahat, batasi aktifitas pada dasar nyeri atau respon hemodinamik, berikan aktifitas senggang yang taidak berat.
Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas contao ; penurunan kelemahan dan kelelahan, tekanan darah stabil, peningkatan perhatian pada aktifitas dan perawatan diri.
Dorong memjukan aktifitas atau toleransi perawatan diri.
Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan ADL pasienn.
Anjurakan pasiien menghindari peningkatan tekanan abdomen, mengejan saat defekasi.
kerja jantung. Menurnkan kerja miokard atau konsumsi
oksigen menurunkan resiko komplikasi. Stabilitas fisiologi pada istirahat penting
untuk menunjukkan tingakat aktifias individu.
Konsumsi oksigen miokard selama beberapa aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada, kemajuan aktifitas yag bertahap mencegah peningktan tiba-tiba pada kerja jantung.
Tekhnik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Aktifitas yang memerlukan menahan nafas dan menunduk (manuver Valsava) dapat mengakibatkan bradikardi, menurunkan curah jantung, takikardi dengan peningkatan tekanan darah.
Aktifitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktifitas berlebihan.
Jelasakn pola peningkatan bertahap dari aktifitas, contoh : posisi duduk diatas tempat tidur bila tidak ada pusing dan nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst.
5. Defisit knowledge mengenai penatalaksanaan terapi dan perawatn berdasarkan misinterpretasi informasi.
Kebutuhan pengetahuan terpenuhi secara adekuat.
.
Kriteria hasil : Pasien
memahami regimen teraupeutik dan perawatan yang diberikan.
Pasien kooperatif terhadap tindakan pengobatan dan perwatan yang diberikan.
Pasien taat terhadap program pengobatan yang diberikan
Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman atau situasi. Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, takut dll.
Mempertahankan kepercayaan pasien ( tanpa adanya keyakinan yang salah )
Terima tapi jangan beri penguatan terhadap penolakan
Orientasikan klien atau keluarga terhadap prosedur rutin dan aktifitas, tingkatkan partisipasi bila mungkin.
Jawab pertanyaan dengan nyata dan jujur, berikan informasi yang konsisten, ulangi bila perlu.
Dorong kemandirian, perawatan diri,
Cemas berkelanjuatan dapat terjadi dalam bebagai drajat delama beberapa waktu dan dapat dimanifestasikan oleh gekala defresi.
Pasien dan keluarga dapat dipengaruhi dengan sikap tenang dari petugas serta penjelasan yang jujur dapat mengurangi kecemasan.
Menyangkal untuk beberapa saat dapat menguntungkan karena menghilangkan kecemasan tetapi dapat menurunkan rasa penerimaan terhadap kenyataan situasi.
Perkiraan dan informasi yang tepat dapat menurunkan kecemasan pasien
informasi yang tepat dapat menurunkan kecemasan pasien, membantu pasien atau keluarga menerima situasi secara nyata.
Peningkatan kemandirian dari pasien dan keluraga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara efektif.
libatkan keluarga secara aktif dalam perawatan.
6. Pola nafas tak efektif berdasarkan penurunan ekspansi paru.
Pola nafas yang efektif.
Kriteria hasil : Hilangnya
sianosis Kapiler refil <3
detik dan suhu tubuh normal.
Pantau tingkat pernafasan dan suara nafas.
Atur posisi fowler atau semi fowler.
Sediakan perlengkapan penghisapan atau penambahan aliran udara.
Berikan obat sesuai petunjuk.
Sediakan oksigen tambahan
Efek depresan pada SSP mungkin dapat mengakibatkan hilangnya kepatenan aliran udara dan atau depresan pernafasan.
Memudahkan meningkatkan ekspansi paru.
Efek sedative dari obat-obatan, peningkatan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Preeklamsia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kehamilan yang
ditandai dengan gejala hipertensi, edema serta proteinuria. Gejala yang timbul
oleh pre eklamsia sangat mendadak sehingga perlu kewaspadaan yang sangat
tinggi saat kehamilan. Memang sampai saat ini belum diketahui apa penyebabnya.
Namun para pakar telah mencoba mengungkapnya dengan teori-teori. Tanda-
tanda yang pertama kali muncul pada pre eklamsia adalah hipertensi, edema dan
kemudian disertai proteinuria. Edema merupakan penimbunan cairan secara
umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh. Proteinuria merupakan konsentrasi
protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 gr/L air kencing 24 jam.
Eklamsia adalah pre eklamsia yang disertai kejang dan atau koma yang
timbul bukan akibat kelainan nurologi. Pre eklamsia merupakan salah satu
penyebab utama kematian ibu hamil.
B. Saran
Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam
pebuatan makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan
baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik
dan penulis berharap kepada semua pmbaca mahasiswa khususnya, untuk lebih
ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
Cunningham Gary. Obstetri Williams. Ed 18. Jakarta. EGC.Doengoes, Marlynn E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan/bayi. Jakarta. ECG.Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed.3, cet. 1. Jakarta : Media
Aesculapius.Manuaba Gde 1. B., Prof. dr. Penuntun Diskusi Obstetric dan Ginekologi untuk
Mahasiswa Kedokteran. Jakartan. EGC.
(www.cklobpt2.com). Hipertensi dalam kehamilan. Di akses 1 maret 2009(www.nurses-recruitment.blogspot.com). Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi). Di