MAKALAH KEPERAWATAN ENDOKRIN 1 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPOPARATIROID Kelompok 5 : Catherine Patra Diana 130915051 Arif Novan Rismana 130915053 Pratiwi Yuliansari 130915054 Alfy Wahyu Pramita Sari 130915067 Maryanti 130915068 Shella Novi P. S. 130915069 Gandris Priambodo 130915070 Fayadita Mahdia I. 130915071 Nur Safitra F. 130915072 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN Page | 3
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH KEPERAWATAN ENDOKRIN 1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPOPARATIROID
Kelompok 5 :
Catherine Patra Diana 130915051
Arif Novan Rismana 130915053
Pratiwi Yuliansari 130915054
Alfy Wahyu Pramita Sari 130915067
Maryanti 130915068
Shella Novi P. S. 130915069
Gandris Priambodo 130915070
Fayadita Mahdia I. 130915071
Nur Safitra F. 130915072
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2010
Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penderita dengan kelainan hormon paratiroid, tidak tampak jelas pada kehidupan
sehari-hari. Kebanyakan pasien dengan kelainan hormon paratiroid mengalami gangguan dari
metabolisme kalsium dan fosfat. Adapun penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon
paratiroid yakni hipoparatiroid dan hiperparatiroid. Penyebab kelainan hormon paratiroid
sendiri secara spesifik belum diketahui, namun penyebab yang biasa ditemukan yakni
hiperplasia paratiroid, adenoma soliter dan karsinoma paratiroid.
Parathormon yang meningkat menyebabkan resorpsi tulang, ekskresi ginjal menurun
dan absorpsi kalsium oleh usus meningkat. Pada keadaan ini dapat menyebabkan
peningkatan sekresi kalsium sehingga manifestasi klinis yang terjadi pada kerusakan pada
area tulang dan ginjal.
Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia jarang ditemukan. Kira-kira 100
kasus dalam setahun yang dapat diketahui, sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat
penderita penyakit hipoparatiroid lebih banyak ditemukan, kurang lebih 1000 kasus dalam
setahun. Pada Wanita mempunyai resiko untuk terkena hipoparatiroidisme lebih besar dari
pria. Prevalensi penyakit hiperparatiroid di Indonesia kurang lebih 1000 orang tiap tahunnya.
Wanita yang berumur 50 tahun keatas mempunyai resiko yang lebih besar 2 kali dari pria. Di
Amerika Serikat sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit hiperparatiroid tiap tahun.
Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita yang berumur 60 tahun keatas
sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme primer
merupakan salah satu dari 2 penyebab tersering hiperkalsemia; penyebab yang lain adalah
keganasan. Kelainan ini dapat terjadi pada semua usia tetapi yang tersering adalah pada
dekade ke-6 dan wanita lebih sering 3 kali dibandingkan laki-laki. Insidensnya mencapai
1:500-1000. Bila timbul pada anak-anak harus dipikirkan kemungkinan endokrinopati
genetik seperti neoplasia endokrin multipel tipe I dan II Kelenjar paratiroid berfungsi
mensekresi parathormon (PTH), senyawa yang membantu memelihara keseimbangan dari
kalsium dan phosphorus dalam tubuh. Oleh karena itu yang terpenting hormon paratiroid
penting sekali dalam pengaturan kadar kalsium dalam tubuh seseorang.
Page | 4
Dengan mengetahui fungsi dan komplikasi yang dapat terjadi pada kelainan atau
gangguan pada kelenjar paratiroid ini maka perawat dianjurkan untuk lebih peka dan teliti
dalam mengumpulkan data pengkajian awal dan menganalisa suatu respon tubuh pasien
terhadap penyakit, sehingga kelainan pada kelenjar paratiroid tidak semakin berat.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan hipoparatiroid?
1.3 Tujuan
Tujuan umum
Menjelaskan tentang bagaimana konsep dan pendekatan asuhan keperawatan pada klien
dengan hipoparatiroid.
Tujuan khusus
1. Dapat menjelaskan anatomi kelenjar hipoparatiroid
2. Dapat menjelaskan fisiolohis kelenjar paratiroid
3. Dapat menjelaskan definisi hipoparatiroid
4. Dapat menjelaskan etiologi dari hipoparatiroid
5. Dapat menjelaskan patofisiologi dari hipoparatiroid
6. Dapat menjelaskan manifestasi klinis dari hipoparatiroid
7. Dapat menjelaskan klasifikasi dari hipoparatiroid
8. Dapat menjelaskan pemeriksaan-pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien
hipoparatiroid
9. Dapat menjelaskan penatalaksaan medis pada klien hipoparatiroid
10. Dapat menjelaskan komplikasi dari hipoparatiroid
11. Dapat menjelaskan asuhan keperawatan pada klien hipoparatiroid
1.4 Manfaat
1. Mengetahui tentang anatomi kelenjar paratiroid
2. Mengetahui tentang fisiologis kelenjar paratiroid
3. Mengetahui tentang definisi dari hipoparatiroid
4. Mengetahui tentang etiologi dari hipoparatiroid
5. Mengetahui tentang patofisiologi dari hipoparatiroid
Page | 5
6. Mengetahui tentang manifestasi klinis dari hipoparatiroid
7. Mengertahui klasifikasi dari hipoparatiroid
8. Mengetahui tentang pemeriksaan-pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien
hipoparatiroid
9. Mengetahui tentang penatalaksanaan pada klien hipoparatiroid
10. Mengetahui tentang komplikasi dari hipoparatiroid
11. Mengetahui tentang asuhan keperawatan klien hipoparatiroid
Page | 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Paratiroid
Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus
ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat
cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid
dibagian kranial. Kelenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga merupakan
kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub bawah tiroid.
Akan tetapi, sering kali posisinya sangat bervariasi. Kelenjar paratiroid bagian kaudal ini
bisa dijumpai pada posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau didalam timus,
bahkan berada dimediastinum. Kelenjar paratiroid kadang kala dijumpai di dalam
parenkim kelenjar tiroid. (R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 2004, 695)
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak
tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di
kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup
bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.
Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan
tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman.
Page | 7
Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel utama (chief cell)
yang mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum endoplasma dan
granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (PTH). Sel oksifil
yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil dan sejumlah besar
mitokondria dalam sitoplasmanya Pada manusia, sebelum pubertas hanya sedikit
dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat seiring usia, tetapi pada sebagian besar
binatang dan manusia muda, sel oksifil ini tidak ditemukan.Fungsi sel oksifil masih
belum jelas, sel-sel ini mungkin merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi
mensekresi sejumlah hormon.
2.2 Fisiologi Paratiroid
Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone, PTH)
yang bersama-sama dengan Vit D3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah.
Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar
kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan merangsang reabsorbsi
kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya
menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif
bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di
ginjal, tulang dan usus. (R. Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695)
2.3 Definisi
a. Hipoparatiroid adalah defisiensi kelenjar paratiroid dengan tetani sebagai gejala utama
(Haznam).
b. Hipoparatiroid adalah hipofungsi kelenjar paratiroid sehingga tidak dapat mensekresi
hormon paratiroid dalam jumlah yang cukup. (Guyton).
c. Hipoparatiroidisme adalah kondisi dimana tubuh tidak membuat cukup hormon
paratiroid atau parathyroid hormone (PTH).
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipoparatiroid hipofungsi dari
kelenjar paratiroid sehingga hormon paratiroid tidak dapat disekresi dalam jumlah yang
cukup, dengan gejala utamanya yaitu tetani.
Page | 8
Hipoparatiroid terjadi akibat hipofungsi paratiroid atau kehilangan fungsi kelenjar
paratiroid sehingga menyebabkan gangguan metabolisme kalsium dan fosfor; serum kalsium
menurun (bisa sampai 5 mg %), serum fosfor meninggi (9,5-12,5 mg%). Keadaan ini jarang
sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan
kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah
tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital).
2.4 Etiologi
Penyebab spesifik dari penyakit hipoparatiroid belum dapat diketahui secara pasti.
Adapun etiologi yang dapat ditemukan pada penyakit hipoparatiroid, antara lain :
1) Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:
Post operasi pengangkatan kelenjar paratiroid dan total tiroidektomi
Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat congenital atau didapat (acquired)
2) Hipomagnesemia
3) Sekresi hormone paratiroid yang tidak aktif
4) Resistensi terhadap hormone paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)
Penyebab yang paling umum dari hipoparatiroidisme adalah luka pada kelenjar-
kelenjar paratiroid, seperti selama operasi kepala dan leher.
Pada kasus-kasus lain, hipoparatiroidisme hadir waktu kelahiran atau mungkin
berhubungan dengan penyakit autoimun yang mempengaruhi kelenjar-kelenjar paratiroid
bersama dengan kelenjar-kelenjar lain dalam tubuh, seperti kelenjar-kelenjar tiroid, ovari,
atau adrenal.
Hipoparatiroidisme adalah sangat jarang. Ini berbeda dari hiperparatiroidisme,
kondisi yang jauh lebih umum dimana tubuh membuat terlalu banyak PTH.
2.5 Patofisiologis
Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat,
yakni kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa sampai
9,5 - 12,5 mgr%).
Pada yang post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena
pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama adalah untuk
Page | 9
mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid. Tujuannya adalah
untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang berlebihan, tetapi biasanya terlalu banyak
jaringan yang diangkat. Operasi kedua berhubungan dengan operasi total tiroidektomi. Hal
ini disebabkan karena letak anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid yang dekat (diperdarahi
oleh pembuluh darah yang sama) sehingga kelenjar paratiroid dapat terkena sayatan atau
terangkat. Hal ini sangat jarang dan biasanya kurang dari 1 % pada operasi tiroid. Pada
banyak pasien tidak adekuatnya produksi sekresi hormon paratiroid bersifat sementara
sesudah operasi kelenjar tiroid atau kelenjar paratiroid, jadi diagnosis tidak dapat dibuat
segera sesudah operasi.
Pada pseudohipoparatiroidisme timbul gejala dan tanda hipoparatiroidisme tetapi
kadar PTH dalam darah normal atau meningkat. Karena jaringan tidak berespons terhadap
hormon, maka penyakit ini adalah penyakit reseptor. Terdapat dua bentuk: (1) pada bentuk
yang lebih sering, terjadi pengurangan congenital aktivitas Gs sebesar 50 %, dan PTH tidak
dapat meningkatkan secara normal konsentrasi AMP siklik, (2) pada bentuk yang lebih
jarang, respons AMP siklik normal tetapi efek fosfaturik hormon terganggu.
2.6 Manifestasi Klinis
Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan yang
disebabkan oleh kalsium serum yang sangat rendah. Keluhan-keluhan dari penderita (70 %)
adalah tetani atau tetanic aequivalent. Tetani menjadi manifestasi sebagai spasmus
corpopedal dimana tangan berada dalam keadaan fleksi sedangkan ibu jari dalam adduksi
dan jari-jari lain dalam keadaan ekstensi. Juga sering didapatkan articulatio cubitti dalam
keadaan fleksi dan tungkai bawah dan kaki dalam keadaan ekstensi. Dalam tetanic
aequivalent:
1) Konvulsi-konvulsi yang tonis atau klonis
2) Stridor laryngeal (spasme ) yang bisa menyebabkan kematian
3) Parestesia
4) Hipestesia
5) Disfagia dan disartria
6) Kelumpuhan otot-otot
7) Aritmia jantung
Page | 10
8)
8)
8)
8)
8)
8)
8)
8)
8)
8)
8)
Gangguan pernapasan
9) Epilepsi
10) Gangguan emosi seperti mudah tersinggung, emosi tidak stabil
11) Gangguan ingatan dan perasaan kacau
12) Perubahan kulit rambut, kuku gigi, dan lensa mata
13) Kulit kering dan bersisik
14) Rambut alis dan bulu mata yang bercak-bercak atau hilang
15) Kuku tipis dan rapuh
16) Erupsi gigi terlambat dan tampak hipoplastik
Pada pemeriksaan kita bisa menemukan beberapa refleks patologis:
1. Erb’s sign: Dengan stimulasi listrik kurang dari 5 milli-ampere sudah ada kontraksi dari
otot (normal pada 6 milli-ampere)
2. Chvostek’s sign: Ketokan ringan pada nervus fasialis (didepan telinga tempat keluarnya
dari foramen sylomastoideus) menyebabkan kontraksi dari otot-otot muka.
Page | 11
Gambar 1. Chvostek’s sign.
3. Trousseau’s sign: Jika sirkulasi darah dilengan ditutup dengan manset (lebih dari tekanan
sistolik) maka dalam tiga menit tangan mengambil posisi sebagai pada spasme
carpopedal.
4. Peroneal sign: Dengan mengetok bagian lateral fibula di bawah kepalanya akan terjadi
dorsofleksi dan adduksi dari kaki
Pada ± 40 % dari penderita-penderita kita mencurigai adanya hipoparatiroidisme
karena ada kejang-kejang epileptik. Sering pula terdapat keadaan psikis yang berubah,
diantaranya psikosis. Kadang-kadang terdapat pula perubahan-perubahan trofik pada
ektoderm:
a. Rambut : tumbuhnya bisa jarang dan lekas putih.
b. Kulit : kering dan permukaan kasar, mungkin terdapat pula vesikula dan bulla.
c. Kuku : tipis dan kadang-kadang ada deformitas.
Pada anak-anak badan tumbuh kurang sempurna, tumbuhnya gigi-gigi tidak baik dan
keadaan mental bisa tidak sempurna. Juga agak sering terdapat katarak pada
hipoparatiroidisme.
2.7 Klasifikasi
Hipoparatiroid dapat berupa hipoparatiroid neonatal, simpel idiopatik hipoparatiroid,
dan hipoparatiroid pascabedah.
Page | 12
2.7.1 Hipoparatiroid neonatal
Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sedang
menderita hiperparatiroid. Aktivitas paratiroid fetus sewaktu dalam uterus ditekan
oleh maternal hiperkalsemia.
2.7.2 Simpel idiopatik hipoparatiroid
Gangguan ini dapat ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa. Terjadinya
sebagai akibat pengaruh autoimun yang ada hubungannya dengan antibodi terhadap
paratiroid, ovarium, jaringan lambung dan adrenal. Timbulnya gangguan ini dapat
disebabkan karena menderita hipoadrenalisme, hipotiroidisme, diabetes mellitus,
anemia pernisiosa, kegagalan ovarium primer, hepatitis, alopesia dan kandidiasis.
2.7.3 Hipoparatiroid pascabedah
Kelainan ini terjadi sebagai akibat operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid atau sesudah
operasi radikal karsinoma faring atau esofagus. Kerusakan yang terjadi sewaktu
operasi tiroid, biasanya sebagai akibat putusnya aliran darah untuk kelenjar
paratiroidisme karena pengikatan arteri tiroid inferior. Hipoparatiroid yang terjadi
bersifat sementara atau permanen. Karena itu kadar kalsium serum harus diperiksa
sesudah melakukan operasi-operasi tersebut, tiga bulan kemudian dan sewaktu-waktu
bila ada kelainan klinis walaupun tak khas yang menjurus pada diagnosis
hipoparatiroid.
2.8 Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektrokardiografi : ditemukan interval QT yang lebih panjang.
2. Foto Rontgen : sering terlihat klasifikasi bilateral pada ganglion basalis di tengkorak,
kadang-kadang juga serebellum dan pleksus koroid, densitas tulang normal/bertambah.
3. Laboratorium : Kadar kalsium serum rendah, kadar fosfor anorganik tinggi, fosfatase
alkali normal atau rendah.
2.9 Penatalaksanaan Medis
1. Hipoparatiroid akut
Serangan tetani akut paling baik pengobatannya adalah dengan pemberian intravena 10-
20 ml larutan kalsium glukonat 10% (atau chloretem calcium) atau dalam infus. Di
Page | 13
samping kalsium intravena, disuntikkan pula parathormon (100-200 U) dan vitamin D
100.000 U per oral.
2. Hipoparatiroid menahun
Tujuan pengobatan yang dilakukan untuk hipoparatiroid menahun ialah untuk
meninggikan kadar kalsium dan menurunkan fosfat dengan cara diet dan medikamentosa.
Diet harus banyak mengandung kalsium dan sedikit fosfor. Medikamentosa terdiri atas
pemberian alumunium hidroksida dengan maksud untuk menghambat absorbsi fosfor di
usus.
Di samping itu diberikan pula ergokalsiferol (vitamin D2), dan yang lebih baik
bila ditambahkan dihidrotakisterol. Selama pengobatan hipoparatiroid, harus waspada
terhadap kemungkinan terjadi hiperkalsemia. Bila ini terjadi, maka kortisol diperlukan
untuk menurunkan kadar kalsium serum.
2.10 Komplikasi
1. Hipokalsemia
Keadaan klinis yang disebabkan oleh kadar kalsium serum kurang dari 9 mg/100ml.
Kedaan ini mungkin disebabkan oleh terangkatnya kelenjar paratiroid waktu
pembedahan atau sebagai akibat destruksi autoimun dari kelenjar-kelenjar tersebut.
2. Insufisiensi ginjal kronik
Pada keadaan ini kalsium serum rendah, fosfor serum sangat tinggi, karena retensi
dari fosfor dan ureum kreatinin darah meninggi. Hal ini disebabkan tidak adanya
kerja hormon paratiroid yang diakibatkan oleh keadaan seperti diatas (etiologi).
Page | 14
Page | 15
Page | 3
Turunan autosomal terkait kromosom x
Kelainan ikatan PTH pd reseptor
pseudohipoparatiroidisme
kongenital
Tdk trbentuk paratiroid
Kegagalan perkembangan arkus
brankialis III & IV
Post op leher
Pos Atrofi sel paratiroid
t op leher
Post op leher fibrosis
Kel. Paratiroid terangkat
HIPOPARATIROID
Kerusakan autoimun sel
paratiroid
Defisiensi PTH
Penurunan absorbsi Ca dari tulang
Meningkatkan ekskresi Ca oleh Ginjal
Menurunkan absorbsi Ca di usus
Kadar Ca dalam darah turun
(Hipokalsemia)
Page | 4
B3 B4 B5 B6
Eksitasi impuls di otak ↑
Kejang
Hipoparatiroid
Ekskresi Ca oleh ginjal ↑
Ca banyak yang terbuang bersama
urine
Permeabilitas membran neuron terhadap ion Na ↑
Potensial aksi mudah terjadi
Impuls saraf ke otot rangka ↑ (terutama otot
vagal)
Disphagia
Permeabilitas membran neuron terhadap ion Na ↑
Potensial aksi mudah terjadi
Impuls saraf ke otot rangka ↑
Kontraksi tetanik otot
Kejang tetani
Permeabilitas membran neuron terhadap ion Na ↑
B1
Potensial aksi mudah terjadi
Impuls saraf ke otot laryng ↑
Spasme laryng
B2
Sesak napas
Potensial tidak efektifnya jalan
nafas
Permeabilitas membran neuron
terhadap Na ↑
Potensial aksi mudah terjadi
Impuls saraf ke otot jantung ↑
Kontraksi otot jantung ↑
Aritmia
Penurunan CO
Intoleransi aktivitas
Potensial cedera
Potensial cedera
Page | 5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HIPOPARATIROID
3.1 Pengkajian
Dalam pengkajian klien dengan hipoparatiroidisme yang penting adalah mengkaji
manifestasi distres pernapasan sekunder terhadap laringospasme. Pada klien dengan
hipoparatiroidisme akut, perlu dikaji terhadap adanya tanda perubahan fisik nyata seperti
kulit dan rambut kering. Kaji juga terhadap sindrom seperti Parkinson atau adanya katarak.
Pengkajian keperawatan lainnya mencakup :
1. Data Demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.
2. Riwayat Penyakit :
a. Keluhan Utama
Biasanya Klien merasa ada kelainan bentuk tulang , pendarahan yang sulit