1 PERAWA T KABUP A TEN MANGGARAI TIMUR ALEXANDRIO IGULE GALUNGKAMIS, 06 SEPTEMBER 2012Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.M khususnya Ny.N dengan Gastritis BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangGastritis merupakan suatu keadaan peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,kronikdifus dan lokal dan ada dua jenis gastristis yang terjadi yaitu gastristis akut dan kronik (Suddarth, 2002). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis akut dan kronik (Sylvia, 2005). Data tahun 2005 WHO (World Health Organization) menunjukkan data bahwa di seluruh dunia sekitar 1,8 –2,1 juta penduduk dunia menderita gastritis. Sementara di Indonesia angka kejadiaan gastritis sebanyak 218.500 kasus (Wijoyo, 2009). Berdasarkan hasil pengkajian pada bulan Mei 2012 penduduk di RW.06 Kelura han Cipinang Besar Selatan Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur terdapa t 43,40% penderita gastritis dari 2.393 penduduk. Penyakit gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas, sehingga diperlukan fungsi perawatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (Non Steroid Anti
Inflamasi Drugs) dan kortikosteroid menghambat sintesis prostatglandin, sehingga sekresi HCL
meningkat dan menyebabkan suasana lambung menjadi sangat asam dan menimbulkan iritasi
lambung.
b. Konsumsi alkohol dapat menyebakan kerusakan mukosa gaster.
c. Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat menyebabkan kerusakan mukosa
gaster dan menimbulkan edema serta perdarahan.
d. Kondisi stress atau tertekan akan meransang peningkatan produksi HCL lambung.
e. Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pilori, Escerechia coli, Salmonella, dan lain-lain.
f. Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi paru, dicurigai turut mempengaruhi penularan
kuman di komunitas, karena antibiotik tersebut mampu mengeradikasi infeksi Helicobater pylori,
walaupun presentase keberhasilanya sangat rendah.
g. Jamur dan spesis candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan Mukonaceace dapat
menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien imunocompromezed. Pada pasien yang sitem imunnya
baik, biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur, mukosa lambung bukan tempat
yang mudah terkena infeksi parasit.
4. Manifestasi klinis
Gastritis akut :
a. Anoreksia ( tidak nafsu makan ), karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi
lambung. Lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3, dilambung HCO3 akan
berikatan dengan nAcL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil persenyawaan tersebut akan
menigkatkan asam lambung maka terjadilah mual muntah.
b. Nyeri pada epigastrum, karena adanya peradangan pada mukosa lambung.Mual dan muntah,dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi peningkatan asam lambung yang
mengakibatkan mual hingga muntah.
c. Perdarahan saluran cerna ( hemetemesis melena), karena mucus gagal melindungi mukosa
lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada
lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan.
d. Anemia, karena terjadinya perdarahan.
Gastritis kronis :
a. Nyeri ulu Hati, karena adanya peradangan atau iritasi pada mukosa lambung.
b. Anoreksia ( tidak nafsu makan), karena peningkatan produksi HCL atau peningkatan asam
lambung.
c. Nausea, Lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3, dilambung HCO3
akan berikatan dengan nAcL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil persenyawaan tersebut
akan menigkatkan asam lambung maka terjadilah mual muntah.
5. Patofisiologi
a. Gastritris Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia misalnya obat-obatan, alkohol,
makanan yang pedas atau asam. Pada penderita yang mengalami stress akan terjadi peransangan
saraf simpatis (nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCL) didalam
lambung, peningkatan HCL yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah
dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang meransang akan menyebabkan sel epitel kolumner,
yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Mucus berfungsi untuk
memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan
sekresi mucus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat
sel yang memproduksi HCL ( terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa
gaster menyebabkan produksi HCL meningkat, anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri
ditimbulkan karena kontak HCL dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penerunan
sekresi mucus dapat berupa eksfeliasi (penglupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akanmengakibatkan erosi pada sel mukosa gaster, hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya
emosional serta sosial dari tiap anggota (Ayu, 2010). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2007).
b. Tipe Keluarga
Tipe keluarga berbeda menurut pandangan dan keilmuan serta orang yang mengelompokkannya.
Tipe keluarga dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok tradisional dan kelompok non tradisional.
1) Kelompok tradisional dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau diadopsi atau keduanya.
b) The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c) Keluarga usila adalah keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.
d) The childless family adalah keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan
yang terjadi pada wanita.
e) Keluarga besar (the extended family) adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah.
f) Keluarga duda/janda (The single-parent family) adalah keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
g) Commuter family adalah kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kotatersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan.
h) Multigenerational family adalah keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
i) Kin-network family adalah beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll.
j) Blended family adalah keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k) The single adult family, terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan, seperti: perceraian atau ditinggal mati.
2) Kelompok non tradisional dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a) Commune family adalah dua keluarga atau lebih yang tidak memiliki hubungan saudara hidup
bersama dalam satu rumah.
b) The nonmarital heterosexual cohabiting family adalah keluarga yang hidup bersama berganti-
ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
c) Gay and lesbian familiy adalah dua orang sejenis hidup bersama sebagaimana pasangan suami-
istri.
d) Cohibing couple adalah orang dewasa yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu (Komang Ayu, 2010).
c. Struktur Keluarga
1) Patrilineal merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2) Matrilineal merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.4) Patrilokal merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga kawinan merupakan hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau
diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan
nilai-nilai budaya keluarga.
4) Fungsi ekonomi seperti memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, papan,
kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga, mencari sumber penghasilan guna
memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga dan menabung untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
5) Fungsi pendidikan seperti memberikan pengetahuan, ketrampilan, membentuk perilaku anak,
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai tingkatan perkembangannya.
6) Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang
dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih dengan melihat cara keluarga
mengekspresikan kasih sayang.
7) Fungsi perawatan kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan dalam keluarga,
mengambil keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi dari
masalah kesehatan tersebut, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Ayu, 2010).
f. Tahap perkembangan keluarga
Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas perkembangan keluarga untuk
memberikan pedoman dalam menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga
serta untuk memberikan dukungan pada keluarga untuk kemajuan dari satu tahap ke tahap
berikutnya. Tahap perkembangan keluarga tersebut sebagai berikut
1) Tahap I: keluarga pemula atau pasangan baru
Tugas perkembangan keluarga pemula antara lain membina hubungan yang harmonis dan kepuasan
bersama dengan membangun perkawinan yang saling memuaskan, membina hibungan dengan oranglain dengan menhubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan dan
mempersiapkan diri menjadi orang tua.
2) Tahap II: keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran orangtua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan
lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
3) Tahap III: keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2 sampai 6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga,
mensosialisasikan anak, mengintegritasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak yang laiinya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menenmkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan
keyakinan beragama dan memenuhi kebutuhan bermain anak.
4) Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6 sampai 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke IV yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
sebagai anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan
tugas sekolah.
5) Tahap V: keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13 sampai 20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke V yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung
jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan,
berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan
kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi dua arah.
6) Tahap VI: keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sanpai anak
terakhir yang meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke VI memperluas siklus keluarga dengan memasukkan
anggota kelurga baru yang didapat melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun istri, membantu anak mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan
keluarga dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak.
penghasilan untuk biaya sehari-hari, memiliki tabungan atau tidak, anggota keluarga yang membantu
perekonomian keluarga, pengelola keuangan dalam keluarga. Aktivitas dan rekreasi meliputi
kebiasaan rekreasi keluarga dan penggunaan waktu senggang. Tahap perkembangan keluarga
meliputi tahap perkembangan saat ini dan tahap perkembangan yang belum terpenuhi.
Pengkajian lingkungan terdiri dari perumahan, denah rumah, pengolahan sampah, sumber air, jamban
keluarga, pembuangan air limbah, fasilitas sosial dean fasilitas kesehatan, karakteristik tetangga dan
komunitas, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat dan
sistem pendukung keluarga. Perumahan meliputi jenis rumah, luas banguan, luas pekarangan, status
rumah, atap rumah, ventilasi rumah, pencahayaan, lantai rumah dan kondisi kebersihan rumah.
Pengolahan sampah meliputi tempat pembuangan sampah, cara mengelola sampah. Sumber air
meliputi sumber air yang digunakan keluarga dan sumber air minum yang digunakan keluarga.
Jamban keluarga meliputi memiliki WC, jenis jamban dan jarak penampungan tinja dengan sumber
mata air. Fasilitas sosial dan kesehatan meliputi perkumpulan sosial, fasilitas kesehatan dalam
masyarakat, pemanfaatan fasilitas kesehatan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan.
Pengkajian struktur keluarga, terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga,
struktur peran dan nilai norma budaya. Pola komunikasi keluarga meliputi cara dan jenis komunikasi
yang dilakukan keluarga, cara keluarga memecahkan masalah.
Struktur kekuatan keluarga meliputi respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami
masalah dan kekuatan yang digunakan keluarga. Struktur peran meliputi peran formal dan informal.
Pengkajian fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi dan fungsi
perawatan kesehatan. Fungsi afektif meliputi bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan
kasih sayang, perasaan saling memiliki, dukungan terhadap anggota keluarga dan saling menghargai.
Fungsi sosialisasi meliputi bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar,
interaksi dan hubungan dalam keluarga. Fungsi perawatan kesehatan meliputi mengenal masalahkesehatan dalam keluarga, mengambil keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau mencegah
terjadinya komplikasi dari masalah kesehatan tersebut, merawat anggota keluarga yang sakit,
memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Pengkajian stress dan koping keluarga meliputi stressor jangka panjang dan jangka pendek serta
Penjajagan II berisi tentang 5 fungsi perawatan kesehatan keluarga yang berhubungan dengan
pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganannya (Ayu, 2010).
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga disusun berdasarkan jenis diagnosis seperti:
1) Diagnosis Sehat atau wellness
Diagnosis sehat atau wellness, digunakan bila keluarga mempunyai potensi untuk ditingkatkan,
belum ada data maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga potensial hanya terdiri dari
komponen problem (P) saja atau P (problem) dan S (symptom / sign), tanpa komponen etiology (E)
(Ayu, 2010).
2) Diagnosis ancaman (risiko)
Diagnosis ancaman digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, namun sudah
ditemukan beberapa data maladaptif yang memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis
keperawatan keluarga risiko, terdiri dari problem (P), etiology (E) dan symptom atau sign (S) (Ayu,
2010) .
3) Diagnosis nyata atau gangguan
Diagnosis gangguan digunakan bila sudah timbul gangguan atau masalah kesehatan keluarga
didukung dengan adanya beberapa data maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga
nyata atau gangguan, terdiri dari problem (P), etiology (E) dan symptom atau sign (S). Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiology
(E) mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu :
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi persepsi terhadap keparahan penyakit,
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah.
Tujuan jangka pendek harus SMART (S=spesifik, M=measurable/dapat diukur, A=achievable/dapat
dicapai, R=reality, T=time limited/punya limit waktu). Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari
penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria
dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari
setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan (Ayu, 2010).
d. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan bagian aktif dalam asuhan keperawatan yaitu perawat
melakukan tindakan sesuai rencana. Tindakan ini bersifat intelektual, teknis dan interpersonal berupa
berbagai upaya memenuhi kebutuhan dasar klien. Tindakan keperawatan meliputi: tindakan
keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan kesehatan atau keperawatan dan tindakan medis
yang dilakukan perawat (kolaborasi). Pelaksanaan keperawatan perlu merencanakan secara
sistematis, berurutan, bertingkat berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun sebelum
implementasi keperawatan, perawat perlu kontrak terlebih dahulu dengan keluarga dan membuat
suatu rencana kegiatan yang bertujuan agar selama pelaksanaan keperawatan sesuai dengan waktu
yang disepakati dan bahan yang diimplementasikan mempunyai efektifitas yang tinggi. Pelaksanaan
dapat dilakukan klien sendiri (anggota keluarga atau keluarga), perawat, anggota tim perawat
(kesehatan ), keluarga lain (extended) dan orang lain yang masuk dalam jaringan kerja keperawatan
keluarga (Ayu, 2010).
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi digunakan untuk mengetahui
pencapaian tujuan yang ditetapkan dan keefektifan intervensi yang dilakukan bagi keluarga setempat
sesuai dengan kondisi dan situasi sesuai dalam mengatasi masalah keluarga. Evaluasi dapat berupaevaluasi struktur, proses dan hasil. Evaluasi program merupakan proses mendapatkan dan
menggunakan informasi sebagai proses mendapatkan dan menggunakan informasi sebagai dasar
proses pengambilan keputusan dengan cara meningkatkan upaya pelayanan kesehatan. Evaluasi
proses difokuskan pada urutan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil. Evaluasi hasil
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini adalah mempertahankan hubungan yang
memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan An. R belajar
teratur dan memperhatikan An.R saat menyelsaikan tugas sekolah.
Riwayat Keluarga inti, Tn.M dan Ny.N sudah menikah 13 tahun yang lalu, dan mempunyai anak
laki-laki bernama An.R berusia 12 tahun. Riwayat keluarga inti Tn.M tentang kesehatan adalah
An.R yang pernah mengalami batuk pilek dan mual muntah 3 bulan yang lalu dan Ny.N
mengalami gastritis sejak 5 tahun yang lalu sampai sekarang. Riwayat keluarga Tn.M
sebelumnya orang tua Tn.M yaitu Tn.A berusia 88 tahun dan Ny. M berusia 70 tahun sudah
meninggal Tn.M mengatakan tidak mengethui penyebab Tn.A dan Ny.M meninggal. Dan
riwayat orang tua Ny.N yaitu Tn.D berusia 73 tahun dan Ny.U berusia 71 tahun sudah meninggal
dan Ny.N mengatakan meninggal karena faktor umur yang sudah tua.
2. Lingkungan
Status rumah yang ditempati keluarga Tn. M bukan milik pribadi tetapi kontrakkan dengan
ukuran bangunan 3x4 m2. Jenis rumah yang ditempati keluarga Tn.M adalah rumah semi
permanen karena rumah tersebut mempunyai pondasi,dan dinding dari kayu/bambu, genteng,
plester/keramik. Sementara ventilasi rumah tidak ada dan cahaya yang masuk diproleh dari pintu
depan rumah serta menggunakan listrik sebagai penerangan dan kondisi kebersihan rumah secarakeseluruhan cukup bersih. Keluarga Tn.M memiliki tempat pembuangan sampah tertutup dekat
rumah tetangganya yang diolah dan diambil petugas seminggu sekali untuk dibuang ke TPU,
sementara sumber air yang digunakan keluarga Tn.M adalah air bor yang diminta dari tetangga
sebelah rumah dan keluarga Tn.M khususnya Ny. N mengatakan air di manfaatkan untuk
diminum, cuci, mandi dan kondisi air bersih, tidak berbau.
Keluarga Tn.M mempunyai WC sendiri, jenis WC yang digunakan keluarga Tn. M adalah
WC cemplung ke kali dan jarak pembuangan tinja dengan sumber air hanya 3 meter. Keluarga
Tn. M memiliki tempat untuk pembuangan air limbah yaitu dengan pembuangan kekali, kondisi
kali terbuaka, banyak sampah dan mengalir tidak lancar. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
terdapat di lingkungan Tn.M seperti tempat pengajiaan, arisan warga dan ibu-ibu yang sering
Merawat anggota keluarga, Ny.N mengatakan kalau nyerinya timbul biasanya mengompres
dengan botol yang berisi air hangat dibagiaan abdomenya dan Ny.N mengatakan mengikat
menggunakan tali pada bagian abdomenya yang nyeri, Ny.N mengatakan tidak mengkonsumsi
obat mylanta, kareana obatnya sudah habis dan belum punya uang untuk beli lagi, tampak obat
mylanta yang di konsumsi Ny.N suadah habis. Memodifikasi lingkungan, Keluarga Tn.M
khususnya Ny.N mengatakan terasa sakit pada ulu hatinya kalau marah sama An.R yang susah
sekali mengikuti perintahnya, dan memikirkan Tn.M yang suka mengabaikan pembicaraanya dan
jarang dirumah, Ny.N mengatakan malas mau makan pagi dan hanya minum teh saja dan makan
apa adanya saja. Memanfaatkan fasilitas kesehatan, Ny.N mengatakan hanya membeli obat di
warung seperti promag ketika maagnya kambuh atau tidak parah, Ny.N mengatakan pernah ke
rumah dengan majikannya untuk membeli obat Mylanta dan obat tersebut cocok, Ny.N
mengatakan obat yang didapatkan dari puskesmas tidak cocok, Ny.N mengatakan tidak pernah
ke puskesmas lagi karena obatnya yang kurang cocok Tampak obat yang di dapat Ny.N dari
puskesmas adalah obat Ranitidin.
Mengenal masalah gastritis pada Ny.N, saat dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.M
khususnya Ny.N mengatakan sudah menderita penyakit maag sejak 5 tahun yang lalu, Ny.N
mengatakan tidak mengetahui mengenai pengertian gastritis, penyebab gastritis, tanda dan gejala
gastritis serta akibat lanjut dari gastritis. Ny.N mengatakan hanya tau dari dokter bahwa
penyakitnya maag atau gastritis, Ny.N tampak bingung saat ditanya mengenai pengertiaan
gastritis, penyebab, tanda dan gejala serta akibat lanjut. Mengambil keputusan, Ny.N
mengatakan ketika keluhan datang Ny.N biasanya hanya beristirahat saja, mengompres dengan
air hangat, serta tidak kerumah sakit atau ke puskesmas. Merawat anggota keluarga, Ny.N
mengatakan kalau nyerinya timbul biasanya mengompres dengan botol yang berisi air hangat
dibagiaan abdomenya dan Ny.N mengatakan mengikat menggunakan tali pada bagianabdomenya yang nyeri, Ny.N mengatakan tidak mengkonsumsi obat mylanta, kareana obatnya
sudah habis dan belum punya uang untuk beli lagi, tampak obat mylanta yang di konsumsi Ny.N
suadah habis. Memodifikasi lingkungan, Keluarga Tn.M khususnya Ny.N mengatakan terasa
sakit pada ulu hatinya kalau marah sama An.R yang susah sekali mengikuti perintahnya, dan
c. Memberi pujian atas upaya keluarga dalam menjawab pertanyaan.
Evaluasi TUK IV tanggal 08 Agustus 2012 Pukul 16.40 WIB
S = Ny.N mengatakan hindari makanan yang pedas atau asam, hindari merokok dan minuman alkohol,
pola makan yang teratur.
O = Ny.N mampu menjawab pertanyaan perawat mengenai memodifikasilingkungan untuk mengurangi gastritis.
A = TUK IV tercapai, masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK V tanggal 09 Agustus 2012 pukul 15.00
4. Pelaksanaan TUK IV tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 15 .00 WIB
a. Mengklarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan.
b. Mendiskusikan pada keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan. c. Menganjurkan keluarga untuk periksa kepelayanan kesehatan bila nyeri tidak dapat ditangani.
Evaluasi TUK IV tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 15.30 WIB
S = Ny. N mengatakan tidak perlu ke pelayanan kesehatan karena sudah minum obat maag. Ny.N
mengatakan akan memanfaatkan pelayanan kesehatan bila sakit tidak tertahankan.
O = Ny. N mampu memahami tentang manfaat pelayanan kesehatan.
A = Tujuan tercapai, Masalah teratasi.
P = Intervensi dihentikan.
Pelaksanaan dan evaluasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan
II:Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya
Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis
1. Pelaksanaan TUK I tanggal 06 Agustus 2012 Pukul 10.00 WIB
a. Mendiskusikan dengan Ny. N tentang pengertian gastritis, penyebab, tanda dan gejala gastritis
yang biasanya terjadi pada Ny. N.
b. Menganjurkan Ny. N untuk mengungkapkan kembali pengertian gastritis, penyebab, tanda dan
gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny. N
c. Memberi pujian atas upaya Ny. N dalam menjawab pertanyaan.
Evaluasi TUK I tanggal 06 Agustus 2012 Pukul 13.30 WIB
c. Memotivasi keluarga mengungkapkan kembali akibat gastritis bila tidak diatasi.
d. Mendiskusikan dengan keluarga bagaimana mengatasi gastritis untuk mengambil keputusan
selanjutnya.
e. Memotivasi keluarga untuk memutuskan menangani gastritis secara tepat.
f. Memberi pujian positif atas keputusan yang diambil keluarga.
Evaluasi TUK II tanggal 08 Agustus 2012 Pukul 13.30 WIB
S = Ny.N mengatakan sudah mengerti tentang akibat gastritis bila tidak diatasi, Ny.N mengatakan
akan menjaga pola makan secara teratur, Ny.N mengatakan akan segera ke pelayanan kesehatan
jika gastritis tidak dapat diatasi.
O = Ny.N mampu menjawab pertanyaan perawat tentang akibat gastritis bila tidak diatasi. Ny.N
tampak siap membawa ke pelayanan kesehatan jika gastritis tidak dapat diatasi.
A = Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK III
5. Pelaksanaan TUK III tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 09.00 WIB
a.Menggali pengetahuan keluarga dalam mengatasi gastritis.
b. Mendiskusikan dengan keluarga cara perawatan gastritis.
c. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan.
d. Mendemonstrasikan cara perawatan gastritis seperti teknik relaksasi
e. Memotivasi keluarga untuk meredemonstrasikan teknik relaksasi dan mengatur pola makan
f. Memberi pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan tehnik yang dilakukan. Evaluasi TUK III tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 09.30 WIB
S = Ny.N mengatakan sudah mengerti tentang cara perawatan gastritis.
O = Ny.N mampu mengulangi kembali langkah-langkah tekhnik relaksasi nafas dalam dengan di
pandu perawat. Ny.N tampak antusias saat diajarkan tekhnik relaksasi.
A = Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
P = Evaluasi validasi TUK III, Lanjutkan intervensi TUK III tanggal 09 Agustus 2012
6. Pelaksanaan TUK III tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 14.00
a. Melakukan evaluasi validasi TUK III tentang mengatasi gastritis.
b.
Mendiskusikan kembali dengan keluarga cara perawatan gastritis. c. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan.
d. Mendemonstrasikan kembali cara perawatan gastritis seperti teknik relaksasi
e. Memotivasi keluarga untuk meredemonstrasikan kembali teknik relaksasi
Evaluasi TUK III tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 14.30 WIB
S = .N mengatakan sudah paham tentang cara perawatan gastritis.
Tahap perkembangan keluarga Tn.M yang sudah terpenuhi yaitu mengembangkan hubungan
anak dengan teman sebaya, meningkatkan prestasi sekolah An. R. Sementara tugas
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini adalah mempertahankan hubungan yang
memuaskan diantara anggota keluarga faktor penghamabatnya adalah adanya pola komunikasiyang tidak berfungsi dengan baik karena Ny.N sulit berkomunkasi dengan Tn,M yang sifatnya
tertutup yang ditandai dengan Tn.M Sering mengabikan pembicaraan Ny.N, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga belum terpenuhi karena faktor ekonomi dalam
keluarga yang tidak mendukung yang di tandai dengan penghasilan keluarga yang tidak cukup
untuk memenuhui kebutuhan sehari-hari, membiasakan An.R belajar teratur dan memperhatikan
An.R saat menyelsaikan tugas sekolah, tidak terpenuhi karena tidak mampu memelihara
komunikasi yang baik dalam keluarga anatara orang tua dan anak.
Penulis membahas tentang adanya ketidaksesuaian dari pengkajian antara teori dan kasus serta
alternatif pemecahan masalahnya. Dari hasil pengkajian penulis menemukan kesenjangan
dimana menurut teori dari penyebab gastritis oleh bakteri, obat-obatan, konsumsi alkohol,
kondisi stress, makan yang tidak teratur, merokok. Penyebab gastritis yang di alami Ny.N yaitu
karena malas mau makan pagi dan hanya minum teh atau makan apa adanya . Dalam hal ini
malas makan atau makan apa adanya akan mempengaruhi peningkatan asam lambung sehingga
dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di daerah sekitar epigastrum..
Dan pada keadaan stress akan terjadi peransangan saraf simpatis ( nervus vagus) maka akan
terjadi peningkatan asam lambung dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan,
lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya gastritis. Tanda dan gejala gastritis pada teori
gejala seperti anoreksia, nyeri pada ulu hati, mual muntah, perdarahan pada saluran cerna. Pada
saat pengkajian Ny.N, mengatakan suka nyeri di di bagiaan perut melilit, terasa begah dan sesak
napas ketika maagnya kambuh. Saat ini Ny.N tidak mengalami anoreksia, nyeri pada ulu hati,
mual muntah, perdarahan pada saluran cerna.
Pada teori akibat lanjut dari gastritis adalah perdarahan pada saluran pencernaan (muntah
darah/berak darah), syok haemoragik atau tidak sadarkan diri karena perdarahan. Pada kasus
Ny.N belum mengalami akibat lanjut dari gastritis, saat dilakukan pengkajiaan terhadap
keluarga. Keluarga Tn.M khususnya Ny.N mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit
gastritis dan komplikasi yang terjadi akibat gastritis.
Perawatan gastritis pada teori dengan cara memodifikasi diet, menghindari makanan yang pedas,
mengurangi stress, menghindari alcohol, tidak merokok, tehnik relaksasi nafas dalam. Pada saat
pengkajiaan ditemukan bahwa keluarga Tn.M khususnya Ny.N tidak mengetahui cara perawatan
gastritis baik farmakologis maupun nonfarmakologis. Hal ini disebabkan pengetahuan yang
Cara memodifikasi lingkungan pada teori dengan cara menjaga rumah agar tidak berantakan,
penerangan yang cukup dan lingkungan yang tidak bising, memodifikasi diet (pola makan yang
teratur) Pada saat pengkajian pada Keluarga Tn.M khususnya Ny.N penerangan di rumah
keluarga Tn.M khususnya Ny.N cukup, lingkungan yang bising, penuh dengan perabotan yangtidak pakai disamping rumah dan kurungan ayam dan keluarga belum mampu untuk
memodifikasi dietnya, karena factor ekonomi keluarga yang serba kecukupan.
Pada teori dilakukan pemerikasaan penunjang untuk penyakit gastristis yaitu pemeriksaan darah
lengkap, yang bertujuaan untuk mengetahui adanya Anemia, pemeriksaan serum vitamin B12
yang bertujuaan untuk mengetahui defesiensi vitamin B12, Analisis feses yang bertujuaan untuk
mengetahui adanya perdarahan pada feses . Sedangkan Ny.N mengatakan dirinya tidak
melakukan pemeriksaan penunjang apapun karena Ny.N tidak memiliki biaya yang cukup.
Pada sarana pelayanan kesehatan, menurut teori ada tiga sarana pelayanan kesehatan yaitu
Puskesmas, Klinik, dan Rumah Sakit. Ketiga sarana pelayanan keshatan tersebut memiliki
manfaat dan keuntungan masing-masing. Pada saat pengkajian keluarga Tn.M khususnya Ny.N
tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut secara maksimal seperti puskesmas dan
poswindu karena obat yang diberikan kurang cocok. Keluarga Ny.N mengatakan hanya membeli
obat di warung apabila gastritisnya belum terlalu parah.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi pengukuran, pemeriksaan fisik.
Selama pengumpulan data tidak ada hambatan yang terjadi karena Ny.N memiliki waktu luang
untuk melakukan pengkajian.
B. Diagnosa keperawatan
Menurut teori diagnosa keperawatn keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu diagnosa
aktual, resiko, potensial. Dalam kasus ini penulis mengangkat dua diagnosa yaitu Gangguaan
rasa nyaman, nyeri abdomen pada keluarga Tn,M khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan nyeri.
karena ditemukan data-data yang kuat untuk diagnosa tersebut. Diagnosa kedua adalah
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N b.d
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis Faktor pendukung yangditemukan dalam menentukan diagnosa sangat terlihat bahwa keluarga tidak mampu mengenal
masalah gastritis, tidak mampu mengambil keputusan, tidak mampu merawat anggota keluarga
dengan gastritis, tidak mampu memodifikasi lingkungan dan keluarga kurang memanfaatkan
pelayanan kesehatan. Faktor penghamabat dalam perusmusan diagnosa adalah data yang tidak
mendukung dikarenakan diagnosa utama pada hari pertama pengkajiaan adalah pemeliharaan
kesehatan, tetapi pada pengkajian hari kedua penulis menemukan diagnosa nyeri sehingga
prioritas nyeri menjadi prioritas satu atau utama dan pemeliharaan kesehatan menjadi diagnosa
yang kedua.
C. Perencanaan
Dalam menentukan masalah penulis menemukan beberapa hambatan dimana ketersediaan
literatur yang kurang dan faktor pendukungnya masalah yang dialami keluarga sangat jelasterlihat. Dalam menentukan sifat masalah kedua diagnosa bersifat aktual. Oleh karena itu,
penulis merencanakan mengatasi masalah nyeri dahulu karena keluarga Tn.M khususnya Ny.N
belum mengetahui Lima fungsi keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah nyeri yang
dilakukan secara bertahap.
Dalam penyusunan prencanaan perawat merencanakan untuk memberikan penyuluhan kesehatan
dimulai dari TUK I untuk diagnosa nyeri yaitu mengenal masalah nyeri, rencana penyuluhan
kesehatan menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala gastritis, TUK II menjelaskan
akibat lanjut bila nyeri tidak diatasi, TUK III menjelaskan cara perawatan keluarga dengan
gastritis dengan cara mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, menghindari stress, modifikasi
diet, TUK IV menjelaskan cara memodifikasi lingkungan serta TUK V menjelaskan tentang
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Dan TUK I- TUK V untuk diagnosa II.
D. Pelaksanaan
Secara teori pada tahap pelaksanaan perawat akan menghadapi kenyataan dalam perawatan
kesehatan keluarga yang dapat mendorong untuk mencoba segala daya cipta dalam mengadakan
perubahan-perubahan atau terjadinya frustrasi sehingga tidak dapat berbuat apa-apa. Pada tahap
pelaksanaan penulis menemukan faktor pendukung dan faktor penghambat . Faktor pendukung
yang ditemukan yaitu keluarga Tn.M khususnya Ny.N koperatif dengan penulis dapat
mendapatkan data keluarga dan bersama-sama dapat menyelsaikan masalah kesehatan didalam
keluarga Tn.M khususnya Ny.N.
Faktor penghambat yaitu Ny.N memiliki keterbatasan pendidikan sehingga penulis
memodifikasi dengan memberikan contoh gambar dan penjelasan secara lisan dan bahasa yang
mudah dipahami. Penulis memberikan lefleat pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N supaya
apabila keluarga Tn.M khususnya Ny.N lupa mengenai gastritis dan perawatanya dapat melihat
kembali lefleat tersebut. Pelaksanaan yang dapat dicapai oleh keluarga Tn.M adalah mampu
mengenal masalah gastritis, penyebab gastritis, tanda dan gejala, mengetahui akibat lanjut, cara
perawatan dan pencegahan penderita gastritis, serta mengetahui keuntungan dan kerugian sarana pelayanan kesehatan, sedangkan untuk memodifikasi lingkungan yang baik belum dilakukan
sepenuhnya oleh keluarga, karena membutuhkan biaya yang cukup besar dan dilakukan secara
bertahap oleh keluarga. Ny.N seharusnya makan secara teratur walaupun sedikit tapi sering
untuk mencegah terjadinya peningkatan asam lambung, karena apabila asam lambung meningkat
maka akan mengiritasi lapisan mukosa lambung sehingga timbul rasa nyeri Pelaksanaan
keperawatan tersebut dapat dilakukan dengan alat bantu flipchart, leaflet untuk memudahkan
keluarga untuk bisa memahami apa yang disampaikan oleh penulis.
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang membandingkan antara teori dan hasil tindakankeperawatan dengan kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilanya. Bila hasil evaluasi tidak berhasil atau berhasil sebagaian perlu disusun rencana
keperawatan yang baru. Pada TUK I- V diagnosa I evaluasi tercapai karena keluarga khususnya
Ny.N sangat antusias dalam mendengarkan penyuluhan dari perawat dan mampu menjawab
pertanyaan dari perawat serta mampu untuk mengulang kembali bagaimana cara mengatasi nyeri
secara mandiri dibuktikan dengan Ny.N mampu mengulang kembali atau mendemostrasikan
kembali tehnik relaksasi nafas dalam dan Ny.N berjanji untuk menjaga dan mengatur pola makan
sehariannya. Pada diagnosa II untuk TUK I keluarga mampu memahami pengertian, penyebab
dan tanda gejala gastritis sehingga penulis memodifikasi dengan melanjutkan evaluasi validasi
TUK I tanggal tanggal 7 Agustus 2012.
Pada tujuaan kasus II penulis sudah tercapai , keluarga Tn.M khususnya Ny.N mampu
memahami akibat lanjut dari gastristis yang sudah dijelaskan oleh penulis dan keluarga dapat
mengambil keputusan yang tepat bagi anggota keluarga yang sakit. Respon keluarga sangat
antusias saat penulis menjelaskan akibat lanjut dari gastristis dan keluarga memutuskan akan
membawa anggota keluarga yang sakit pelayanan kesehatan. Dalam hal ini tujuan penulis dalam
memberikan penyuluhan kesehatan tujuaan khusus dua tercapai.
Pada tujaan khusus III penulis menjelaskan tentang cara perawatan gastritis, respon keluarga
Tn.M khususnya Ny.N sangat antusias saat penulis menjelaskan dan mendemostrasikan tehnik
relaksasi napas dalam. Keluarga Tn.M khususnya Ny.N tampak paham dan akan melakukan jika
penyakit gastristisnya kambuh. Dalam hal ini tujuaan penulis dalam memberiakan penyuluhan
kesehatan tujuaan khusus III tercapai.
Pada tujuaan khusus IV penulis menjelaskan tentang cara lingkungan bagi penderita gastristis.
Keluarga tampak memperhatikan penjelasan dari penulis.Saat penulis bertanya keluaraga
menjawab akan mengikuti anjuran perawat tentang cara memodifikasi lingkungan secara optimal
, saat penulis melakukan kunjungan yang direncanakan keluarga Tn.M khususnya Ny.N belum
memodifikasi lingkungan secara optimal. Sehingga penulis dapat menyimpulkan pada tujuaan
khusus 4 tercapai.memodifikasi
Tujuaan khusus V penulis menjelaskan tentang fasilitas kesehatan. Keluarga Tn.M khususnya
Ny.N paham penjelasan tentang keuntungan dan kerugiaan dari pelayanaan kesehatan. Yang
ditandai dengan keluarga menyebutkan kembali tentang keuntungan dan kerugian dari pelayanan
kesehatan. Sehingga penulis mengambil kesimpulan bahwa TUK V tercapai. Masalah yang ada
pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N masih perlu adanya rencana tindak lanjut yang dilakukan