BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak masalah penyakit yang terjadi pada manusia, kita tahu bahwa penyakit datang dengan sendirinya karena antibody atau sistem pertahanan tubuh kita menurun. Masalah kesehatan tidak boleh disepelekan karena bisa berakibat buruk pada tubuh. Salah satunya adalah penyakit gastritis yang menyerang pada lansia. Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini mengakibatkan leukosit menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan ketidakteraturan bentuk (iregularitas) mukosa (Wibowo, 2007). Penanganan penyakit degeneratif pada lansia memerlukan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang cukup besar. Penyakit Gastritis yang dikenal dengan Gastritis saluran pencernaan bagian atas yang banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi (Mustakim, 2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah 1 | Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gastritis
81
Embed
makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini banyak masalah penyakit yang terjadi pada manusia, kita tahu bahwa
penyakit datang dengan sendirinya karena antibody atau sistem pertahanan tubuh kita
menurun. Masalah kesehatan tidak boleh disepelekan karena bisa berakibat buruk pada
tubuh. Salah satunya adalah penyakit gastritis yang menyerang pada lansia.
Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini
mengakibatkan leukosit menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada
bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan
hasil foto memperlihatkan ketidakteraturan bentuk (iregularitas) mukosa (Wibowo, 2007).
Penanganan penyakit degeneratif pada lansia memerlukan waktu yang lama dan
membutuhkan biaya yang cukup besar.
Penyakit Gastritis yang dikenal dengan Gastritis saluran pencernaan bagian atas yang
banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi (Mustakim,
2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi
beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung. Biasanya peradangan tersebut
merupakan akibat dari infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan borok lambung yaitu
Helicobacter Pylory.
Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan
diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang infeksi
diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia
tua.Angka kejadian infeksi Gastritis Helicobacter Pylory pada beberapa daerah di
Indonesia menunjukkan data yang cukup tinggi. Menurut Maulidiyah dan Unun (2006),
1 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di
Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%. Adanya penemuan infeksi
Helicobacter Pylory ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian Gastritis. Faktor
etiologi Gastritis lainnya adalah asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%),
makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%) (Herlan, 2001).
Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita Gastritis antara pria dan
wanita, ternyata Gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat menyerang sejak usia
dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris 6-20% menderita Gastritis pada usia 55 tahun
dengan prevelensi 22% insiden total untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16
kasus/1000 pada kelompok umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk Gastritis
adalah 10% (Harun Riyanto, 2008).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apakah pengertian dari Gastritis?
1.2.2 Bagaimana klasifikasi Gastritis?
1.2.3 Apa saja yang dapat menyebab (Etiologi) terjadinya Gastritis
1.2.4 Apa saja tanda gejala Gastritis?
1.2.5 Bagaimana komplikasi penyakit Gastritis jika tidak segera ditangani?
1.2.6 Bagaimana perjalanan penyakit Gastritis?
1.2.7 Bagaimana peta konsep (pathway) Gastritis?
1.2.8 Apa saja pemeriksaan penunjung Gastritis?
1.2.9 Bagaimana saja cara pencegahan Gastritis dan pencegahan kekambuhan?
1.2.10Bagaimana cara penatalaksaan pada Gastritis?
1.2.11Bagaimana asuhan keperawatan gerontik pada Gastritis
2 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Pembaca baik mahasiswa maupun umum, khususnya mahasiswa perawat
dapat memahami gangguan pencernaan pada lansia yaitu gastritis dan dapat
melakukan asuhan keperawatan gerontik.
1.3.2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu memahami hal berikut:
a) Pengertian Gastritis
b) Klasifikasi Gastritis
c) Etiologi Gastritis
d) Manifestasi klinik Gastritis
e) Komplikasi Gastritis
f) Patofisiologi Gastritis
g) Pathway Gastritis
h) Pemeriksaan penunjung
i) Pencegahan Gastritis
j) Penatalaksaan Gastritis
k) Asuhan keperawatan gerontik pada Gastritis
1.4 MANFAAT
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai asuhan
keperawatan pada lansia dengan penyakit gastritis beserta penatalaksanaannya.
BAB 2
3 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan
iritan lain. (Charlene J,Reevers,2001)
Gastritis adalah suatu inflamasi akut mukosa lambung, yang dapat bersifat akut
atau kronis. Gastritis akut, penyakit lambung yang paling umum, menyebabkan
kemerahan pada mukosa, edema, hemoragik dan erosi. Gastritis kronis sering kali
muncul pada lansia dan pasien yang menderita anemia pernisiosa. Gastritis kronis
sering kali muncul sebagai gastritis atropik kronis, dengan semua lapisan mukosa
lambung yang mengalami inflamasi dan terjadi penurunan jumlah sel-sel utama dan
parietal. Akan tetapi, gastritis akut maupun kronis dapat terjadi pada semua umur.
2.2 KLASIFIKASI
Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene J. Reeves, 2001) yaitu :
a) Gastritis akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen
kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik.
b) Gastritis kronik
Gastritis kronik dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu
menghasilkan imun sendiri, tapi tipe ini di kaitkan dengan atropi dari kelenjar
lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik
mempengaruhi produksi antibody, anemia persiosa berkembang dengan proses
4 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
ini. Sedangkan gastrik tipe B lebih lazim, tipe ini di kaitkan dengan infeksi
bakteri helocabakter pylori yang menimbulakan ulkus pada dinding lambung.
2.3 ETIOLOGI
2.3.1 Gastritis Bakteriliasis
Infeksi bakteri Helicobakter Pylori yang hidup di dalam lapisan mukosa
yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan melalui jalur oral
atau akibat memakan atau meminum yang terkontaminasi oleh bakteri ini.
Infeksi ini sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur
hidup jika tidak dilakukan perawatan.
2.3.2 Gastritis karena stress akut
Penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi tiba-tiba
Pembedahan
Infeksi berat
Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi pada
luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
2.3.3 Gastritis erosif kronis
Pemakaian Obat-obatan, seperti aspirin dan agens NSAIDs (dalam dosis
tinggi atau berulang), agens sitotoksik, kostikosteroid, antimetabolite,
fenilbutazon dan indometasin. obat-obat juga penggunaan alcohol dapat
memperlemah keutuhan dan daya regenerasi sel-sel mukosa lambung, jika
penggunaan dalam dosis tinggi dan jangka panjang, dapat merusak barrier
mucus lambung dan menyebabkan perdarahan. Selain itu bekerja menurunkan
prostaglandin yang bertugas untuk melindungi dinding lambung.
Endotoksin oleh bakteri, seperti Stafilokokus sp., Escherichia Coli, atau
Salmonella sp.. Pada kasus kronis, gastritis kronis diperkirakan disebabkan
5 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
oleh Helibacter pylori yang hidup dibagian dalam lapisan mukosa yang
melapisi dinding lambung. Infeksi akibat bakteri H pylori Salah satu
perubahannya yaitu atropic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung secara perlahan rusak.
2.3.4 Gastritis eosinoflik
Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing gelang
eosinofil (sel darah putih) terkumpul pada dinding lambung.
2.3.5 Gastritis hipotropi dan atropi
Terjadi karena kelainan autoimun, autoimun atropik gastritis terjadi ketika
sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat yang berada pada
dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap
menipiskan dinding lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik (yaitu
sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorsi vitamin B12) kekurangan vit
B12 akhirny, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah kondisi yang
serius bila tidak segera di rawat dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh.
2.3.6 Penyakit meniere
Dinding lambung menjadi tebal, lipatan melebar, kelenjar membesar, dan
memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita ini menderita kanker
lambung.
2.3.7 Gastritis sel plasma
Sel plasma (salah satu sel darah putih) terkumpul dalam dinding lambung
dan organ lainnya.
2.3.8 Penyakit bile refluk
6 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Bile (empedu) adalah cairan yang mmbantu mencerna lemak-lemak dalam
tubuh. Cairan ini di produksi oleh hati, ketika dilepaskan empedu akan
melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi
normal sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (phyloric valve)
akan mencegah mengalir balik kedalam lambung. Tetapi jika katub ini tidak
bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk kedalam lambung dan
mengakibatkan peradangan dan gastritis.
2.3.9 Radiasi dan kemoterapi
Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat
mengakibatkan peradangan pada dinding lambung dan selanjutnya dapat
berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah
kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara tapi dalam dosis besar
akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat
mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung.
2.4 MANIFESTASI KLINIK
Gejala Gastritis Menurut Klasifikasinya:
a. Gastritis Akut
o Awitan cepat, tanda dan gejala seperti rasa tidak nyaman pada
epigastrik, nyeri karena sulit mencerna makanan, kram, anoreksia,
mual, hematemesis, serta muntah (yang berlangsung beberapa jam
sampai beberapa hari)
o Keletihan, meringis, atau gelisah
o Disertai terjadinya perdarahanlambung, pucat, takikardia dan hipotensi
7 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
o Distensi abdomen, nyeri tekan pada abdmone dan spasme otot
o Peningkatan bising usus
b. Gastritis Kronis
o Tanda dan segala serupa dengan gastritis akut atau hanya merasa tidak
nyaman pada epigastik ringan
o Intoleransi terhadap makanan pedas dan berlemak
o Nyeri epigastrik ringan yang mereda dengan makanan
Beberapa Tanda Dan Gejala Menurut Etiologi:
a) Gastritis bakterialis
Dapat di tandai dengan demam, sakit kepala dan kejang otot.
b) Gastritis karena stress akut
Penyebabnya (misalnya penyakit berat, luak bakar atau cedera) biasanya
menutupi gejala-gejala lambung tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak.
Setelah timbul memar kecil dalam lapisan lambung, dalam beberapa jam
memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan gastritis bisa hilang bila
penderita sembuh dengan cepat dari siderannya. Bila ulkus tetap ada bisa
membesar dan mengalami pendarahan, biasanya dalam waktu 2-5 hari setelah
terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan feses berwarna kehitaman seperti
aspal, cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat tekanan darah
bisa turun, perdarahan bisa meluas dan berakibat fatal.
c) Gastritis erosive kronik
Gejalanya berupa mual ringan, dan nyeri di perut sebelah atasntetapi banyak
penderita (misalnya pemakai aspirin jangka panjang) tidak merasakan nyeri.
Pada penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus yaitu nyeri ketika
8 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
perut kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lmbung maka
gejalnnya berupa feses berwana kehitaman (melena), muntah darah atau
makanan yang sudah di cerna seperti endapan kopi.
d) Gastritis eosinofilik
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bis adi sebabkan oleh penyempitan
atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju usus 12 jari.
e) Penyakit meniere
Gejala yang sering di temukan adalah nyeri lambung, hilangnya nafsu makan,
mual,muntah dan penurunan berat badan lebih jarang terjadi, tidak pernah
terjadi perdarahan lambung. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan
bisa disebabkan karena hilangnya protein dari lapisan lambung yang
meradang. Protein yang hilang ini bercampur dengan isi lambung dan dibuang
dari tubuh.
f) Gastritis sel plasma
Gejalnnya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan dengan
timbulnya ruam dikulit dan diare
g) Gastritis akibat terapi penyinaran
Menyebabkan nyeri, mual dan hearedburen (rasa hangat/rasa terbakar
dibelakang tulang dada, yang terjadi karenaadanya peradangan dan adanya
tukak lambung. Tukak bisa menembus dinding lambung sehingga isi lambung
tumpah kedalam rongga perut menyebabkan periotonitis ( peradangan lapisan
perut) dan nyeri yang luar biasa. Perut kaku dan keadaan ini memerlukan
tindakan darurat. Kadang setrelah terapi penyinaran terbentuk jaringan perut
yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju ke usus 12
jari sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran dapat merusak
9 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
lapisan pelindung kambung sehingga bakteri dapat masuk ke dalam dinding
lambung dan menyebabkan nyeri yang hebat yang muncul secara tiba-tiba.
2.5 KOMPLIKASI
Jika dibiarkan tidak terawat gastritis akan dapat mengakibatkan peptic ulcers
dan perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat menybabkan
resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus-menerus pada
dinding lambung dan perubahan sel-sel dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas yang bermula pada sel-
selkelenjar dalam mukosa. Kanker jenisa lain yang terkait dengan infeksi H.Pylori
adalah MALT (mukosa asocisted lympoihoid tissue). Lyphomas, kanker ini
berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung.
Kanker jenis ini bisa disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.
2.6 PATOFISIOLOGI
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atar
perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orag dewasa memiliki panjang berkisar
antara 10 inci dan dapayt mengembang untuk menampung makanan atau minuman
sebnyak 1 galon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat mirip
seperti sebuah akordion.ketika lambung mulai terisi dan mengembang lipatan-lipatan
tersebut secara bertahapmembuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap
melepaskannya dalam usus kecil. Ketika makanan masuk kedalam esofagus dan
lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk
lewat lambunh. Setelah masuk kedalam lambung cincin ini menutup. Dinding
10 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat . ketika makanan berada di dalam lambung
, dinding lambung mulai menghancurkan makan tersebut. Pada saat yang sama
kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa mulai mengeluarkan cairan lambung
(termasuk enzim-enzim dan asam lambung)
Suatu komponen cairan lambung adalah asam , ssangat korosif sehingga paku
besipun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa-
mukosa bikarbonat sehingga terhindar dari sifat korosif hidroklorida. Fungsi dari
lapisan tersebut adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak dinding
lambung.
Ketika terjadi proses gastritis perjalanannya adalah sebagai berikut ini
lambung yang terkena paparan baik oelh bakteri, obat-obatan anti nyeri yang
berlebihan, infeksi bakteri atau virus maka hal tersebut akan merusak epitel-epitel
sawar pada lambung.ketika asam berdifusi ke mukosa dengan keadaan epitel sawar
yang dihancurkan tadi akan akan terjadi penghancuran sel mukosa. Dengan sel
mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungs yang
akhirnya asam tidak bisa dikontrol sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida di
lambung dan ketika mengenai dinding lambung akan menimbulkan nyei lambung.
Dalam penghancuran sel mukosa tadi oleh asam maka peningkatan histamine
sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap protein meningkat kemudian plasma
bocor ke intestinum terjadi edema akhirnya plasma bocor ke dalam lambung sehingga
terjadiperdarahan (melena)
Ketika terjadi peningkatan asam hidroklorida akan merangsang kolinergik
sehingga potilitas (sekresi) pepsinogen meningkat, yang kemudian akan diubah
menjadi pepsin dan berakibat akan menurun funsi sawar kemudian terjadi hancurnya
11 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
vena-vena kecil dan kapiler dan terjadi perdarahan. Masalah yang muncul seperti
perfusi jaringan, keseimbangan nutrisi dll.
2.7 PATHWAY
12 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Asam dalam lumen + empedu, ASA, alkohol, bakteri lain.
Penghancuran epitel sawar
Asam kembali berdikusi ke mukosa
Penghancuran sel mukosa
Asam
Perangsangan kolinergik
Masalah keperawatan nyeri akut
Pepsinogen - pepsin Histamin
Fungsi sawar menurun
Penghancuran kapiler dan vena kecil
Potilitasitas pepsinogen
Gangguan pola tidur menurun
perdarahan
Vasoldilatasi
Permeabilitas terhadap protein
Plasma bocor ke intenstium
Edema
Plasma bocor ke dalam lambung
HEMATEMESIS
MELENA
2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.Pylori dalam darah.
Hasil tes yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan
bakteripada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa
pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah juga dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
Terutama anemia pernisiosa, biasanya pasien dengan anemia ini menderita
gastritis kronis.
b) Pemeriksaan pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.Pylori atau
tidak. Ciri pada gastritis dengan infeksi bakteri tersebut ialah napas yang berbu
urea, hal ini menandakan adanya antibody H. pylori
c) Pemeriksaan feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.Pylori atau tidak. Tes yang hasil positif
mengindikasikan terjadi infeksi. Selain itu dilihat juga ada tidaknya
perdarahan pada lambung. Hal ini ditandai dengan warna feses merah
kehitaman, bau sedikit amis, konsitensi lembek tapi ada juga yang agak keras
terdapat lendir.
d) Endoskopi GI atas
(umumnya dengan biopsy) untuk memastikan gastritis ketika dilakukan dalam
24 jam perdarahan. Kontraindikasi pada pasien setelah menelan zat korosif.
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat oleh sinar-X. Tes ini dilakukan dengan
13 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel atau endoskopi melalui
mulut dan masuk kedalam esofagus, lambung dan bagian atas usus.
Tenggorokan akan lebih dahulu dianastesi sebelum endoskopi dimasukan
untuk memastikan pasien merasa nyaman dalam melakukan tes ini. Hampir
tidak ada resiko akibat tes ini, komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak
nyaman pada tenggorokan.
e) Ronsen saluran cerna
Tes ini melihat adanya tanda-tanda gastritis . biasanya pasien akan diminta
menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirinsen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akanterlihat lebih jelas ketika di rinsen
2.9 PENCEGAHAN
berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko :
a) Makanan yang benar
Hindari makanan yang dapat megiritasi terutama makanan yang
pedas,asam,gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah makanlah dengan jumlah
yang cukup dan lakukan dengan santai.
b) Hindari alkohol
Penggunaan alkohol dapat mengiritasi lapisan mukosa lambun dan dapat
mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
c) Jangan merook
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membiuat lambung lebih rentan
terhadap gastris dan borok. Merokok juga dapat meningkatakan asam lambung
14 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama
terjadinya kanker lambung.
d) Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung. Juga dapat
menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
e) Kendalikan stress
Strs meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Strss juga
dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan
pencernaan. Karena stes bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka
kuncinya adalah dengan mengendalikan secara efektif dengan cara diit nutrisi,
iostirahat cukup, olah raga teratur dan relaksasi.
2.10 PENCEGAHAN – MENCEGAH KEKAMBUHAN GASTRITIS
Tindakan ini perlu untuk membantu klien mencegah kekambuhan gastritis dan
mengurangi iritasi lambung, berikanlah tips sebagai berikut:
1. Minumlah obat profilaksis yang telah diprogramkan, untuk menghindari
terjadinya infeksi hebat.
2. Minumlah obat steroid, dengan susu, makanan atau antasida, untuk mencegah
terjadinya tungkak lambung.
3. Minumlah antasida di anatara waktu akan dan pada waktu akan tidur, serta hindari
obat yang mengandung aspirin. Antasida memiliki efek sampai 3 jam bila diminum
1 jam sesudah makan (lebih lama) jika disbanding diminum saat perut kosong,
yaitu 20-60 menit. Obat golongan asam asetilsalisilat seperti asetasol, aspilet,
15 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
aspirin, memiliki efek samping merangsang mukosa lambung hingga terjadi
perdarahan.
2.11 PENATALAKSANAAN
Prioritas penanganan segera adalah menghilangkan penyebab gastritis. Misal,
gastritis yang disebabkan oleh bakteri diobati dengan antibiotic; ingesti racun
dinetralkan dengan dengan antidote (obat penghilang racun) yang tepat. Ketika
penyakit yang terkait diobati atau agens penyebab dihilangkan atau dinetralkan, maka
mukosa lambung biasanya akan mulai sembuh.
Terapi pada gastritis akut bersifat asimtomatik dan suportif. Penyembuhan
biasanya terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah penyebab atau
agens dihilangkan. Antagonis resepto histamine-2 ( ), seperti famotidine,
pemberiannya dapat diprogramkan untuk menghambat sekresi lambung. Antasida
dapat digunakan sebagai agens pendapar (menetralkan asam lambung).
Pada gastritis kronis, pasien diberikan terapi antasida per jamnya dengan atau
tanpa antagonis resoptor- , seperti famotidine, yang dapat dapat mengurangi
frekuensi episode gastritis akut. Sebagian pasien juga membutuhkan analgesic.
Sampai adanya tanda pemulihan, kebutuhan oksigen, volume darah, serta
keseimbangan cairan dan elektrolit pasien harus dipantau dan dipertahankan.
Ketika gastritis menyebabkan perdarahan massif, penangan yang dilakukan
dengan transfuse darah; lavase salin dingin, jika mungkin disertai dengan
noreponefrin; angiografi dengan vasopressin yang diinfuskan dalam larutan salin
normal; kadang kala pembedahan.
16 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Sebagai usaha terakhir, pembedahan dilakukan hanya jika penanganan yang
lebih konservatif gagal. Vagotomi dan piloroplasti telah digunakan dengan
keberhasilan yang terbatas. Gastrotomi atau mungkin total diperlukan, namun jarang
dilakukan.
Karena pasien yang menderita gastritis kronis dapat bersifat asimtomatik atau
dengan keluhan yang tidak jelas, tidak ada penangan khusus yang dibutuhkan, kecuali
menghindaru aspirin dan makanan pedas. Jika tanda dan gejala terjadi atau menetap,
pasien dapat minum antasida. Jika anemia pernisiosa adalah penyebab yang
mendasari gastritis, vitamin dapat diberikan secara parenteral. Akan tetapi jika
penyebabnya H. pylori, maka lebih tepat memulai terapi antiinfeksi.
Penyuluhan Pasien
Ajarkan pasa pasien mengenai penyebab dan pemeriksaan diagnostic serta pengobatan.
Jelaskan hubungan antara tanda dan gejala yang dialami pasien serta agens penyebab
sehingga ia dapat memahamu perlunya memodifikasi diet dan gaya hidupnya. Berikan
perhatian terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pasien.
Jika pasien dijabwalkan untuk menjalani pembedahan, dukung penjelasan dokter
mengenai prosedur dan berikan penyuluhan praoperatif.
Berikan pasien daftar makanan yang dapat menyebabkan iritasi agar dihindari, seperti
merica, makanan yang sangat berbumbu, alcohol dan kafein. Pastikan pasien harus
memahami bahwa perubahan ini harus dijalani sepanjang hidup untuk mencegah
kekambuhan gastritis. Jika perlu rujuk klien ke ahli gizi untuk instruksi lebih lanjut.
Jika pasien merokok, anjurkan untuk berhenti dengan menjelaskan bahwa kebiasaan ini
dapat menyebabkan atau memperburuk tanda dan gejala dengan mengiritasi mukosa
lambung. Bila perlu rujuk ke program berhenti merokok.
17 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Jika tepat bantu klien mengidentifikasi kebutuhan akan pengurangan stress. Ajarkan
pasien teknik-teknik pengurangan stress, seperti meditasi, napas dalam, relaksasi
progresif, dan imajinasi terbimbing.
Motivasi klien untuk mencari bantuan dengan segera jika terjadi tanda dan gejala
kekambuhan, seperti hematemesis, mual, atau muntah,
Ajarkan keluarga pasien tentang pentinggnya dukungan kepada pasien ketika ia membuat
perubuhan diet dan gaya hidup yang diperlukan.
18 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
BAB 3
PEMBAHASAN
1.1. PENGKAJIAN
HARI/ TANGGAL MASUK RS : 02 Agustus 2011
JAM MASUK : 05.15 WIB
HARI / TANGGAL PENGKAJIAN : 02 Agustus 2011
JAM PENGKAJIAN : 08.00 WIB
BANGSAL / RS : Dahlia/ RSUD Dr.R. soeprapto Cepu
NO. RM : 014723
DIAGNOSA MEDIS : Gastritis
1. BIODATA
a. Identitas klien
Nama : Ny. M
Umur : 72 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Balun, Cepu
Agama : Islam
Suku : Jawa
No. RM : 014723
Diagnosa Medis : GastritiS
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn.R
Umur : 78 th
Jenis kelamin : Laki – laki
19 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Alamat : Balun, Cepu
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Pensiunan PJKA
Hubungan dengan pasien : Suami pasien
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Klien mengatakan mual muntah
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ny. M datang ke RSUD Dr.R. Soeprapto Cepu dengan keluhan mual muntah
sejak 3 hari yang lalu. Klien mengatakan nyeri pada perut. Klien merasa badan
sangat lemas. Klien juga mengtakan tidak nafsu makan maupun minum. Dan
tubuh pasien tampak pucat, klien langsung menuju RSUD Cepu untuk
melakukan pemeriksaan.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Ny. M mengalami gastritis sejak 3 th yang lalu, dengan manifestasi klinis
mual muntah, karena itu klien dirawat di RSUD Cepu saat ini, pasien sering di
rawat di rumah sakit dengan keluhan yang sam pada 2 bulan yang lalu. Pasien
mengatakan bahwa hampir setiap 2 bulan pasien datang dirumah sakit dan
dirawat inap dengan gastritisnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, DM, Asma dan
penyakit keturunan lainya.
e. Genogram Keterangan :
20 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
: perempuan
: laki- laki
: tinggal dalam satu rumah
: Ny. M
f. Riwayat kesehatan lingkungan
Klien tingal ditempat lingkungan yang bersih dan bukan di daerah endemic.
3. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)
Pola persepsi terhadap kesehatan
- Sebelum sakit : pasien mengatakkan bahwa sakit merupakan
kondisi yang tidak mengenakan sehingga klien – klien selalu
berusaha menjaga kesehatan
- Selama sakit : ketika pasien merasakan sakit, pasien langsung
berobat, ke puskesmas atau balai pengobatan terdekat, dan
kemudian pasien merasa tidak teratasi dengan adanya rasa lemas
dan wajah pucat kemudian pasien langsung menuju ke RS.
Pola aktifitas dan latihan
- Sebelum sakit :
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
21 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Mobilitas di
tempat tidur
√
Berpindah √
Ambulasi √
Makan √
- Selama sakit :
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilitas di
tempat tidur
√
Berpindah √
Ambulasi √
Makan √
Keterangan :
0 : mandiri
1 : menggunakan alat bantu
2 : dibantu oleh orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantungan / tidak mampu
Pola istirahat dan tidur
22 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
- Sebelum sakit : pasien dapat tidur nyenyak pada waktu malam
hari dari pukul 21.00 – 05.00 WIB. Lama tidur ± 7 jam. Pasien
tidak pernah mengalami kesulitan dalam istirahat. Pasien jarang
tidur siang.
- Selama sakit : pasien tidak dapat tidur nyenyak dan mudah
terbangun, pasien tidur jam 21.00 WIB dan terbangun jam 24.00
WIB, dan pasien dapat tidur pada jam 03.00 WIB dan terbangu jam
06.00 WIB. Lama tidur pasien hanya 6 jam. Pasien tidak pernah
menggunakan obat tidur.
Pola nutrisi metabolik
- Sebelum sakit : klien makna 3x sehari dengan porsi sedang.