BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tekanan darah jantung dapat dipengaruhi oleh pekerjaan, tempat tinggal, gaya hidup, jenis kelamin dan ras. Penyakit jantung menduduki tempat ke tiga terbesar yang dapat mengakibatkan kematian di Indonesia, dengan penyebab yang berbeda-beda, diantaranya faktor stress, sehingga beban jantung bertambah dan kerja jantung meningkat. Jantung merupakan organ penting yang berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh dapat melakukan proses metabolisme yang menghasilkan energi tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas. Asuhan keperawatan menunjang peranan penting dalam mengadaptasikan pasien yang mengalami penyakit infark miokard sehingga penulis membuat atau menyusun laporan ini. 1.2. Tujuan Penulisan Tujuan Penulisan adalah sebagai berikut :
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tekanan darah jantung dapat dipengaruhi oleh pekerjaan, tempat
tinggal, gaya hidup, jenis kelamin dan ras.
Penyakit jantung menduduki tempat ke tiga terbesar yang dapat
mengakibatkan kematian di Indonesia, dengan penyebab yang berbeda-
beda, diantaranya faktor stress, sehingga beban jantung bertambah dan
kerja jantung meningkat.
Jantung merupakan organ penting yang berfungsi memompakan
darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh dapat melakukan proses
metabolisme yang menghasilkan energi tubuh untuk melakukan berbagai
aktivitas.
Asuhan keperawatan menunjang peranan penting dalam
mengadaptasikan pasien yang mengalami penyakit infark miokard sehingga
penulis membuat atau menyusun laporan ini.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui dan mempelajari tentang asuhan keperawatan pasien
yang mengalami penyakit Miokard Infark
b. Memperoleh pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien yang mengalami penyakit Infark Miokard
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini meliputi tinjauan
teoritis tentang infark miokard dan asuhan keperawatan terhadap pasien Tn.
T dengan infark Miokard
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini
adalah metode deskriptif yaitu dengan tahapan sebagai berikut : study
literatur, dimana penulis menggunakan buku- buku sumber sebagai bahan
acuan dan study kasus untuk mengaplikasikan proses keperawatan yang
kemudian diterapkan dalam study lapangan sehingga pada akhirnya di dapat
suatu asuhan keperawatan yang tersusun secara sistematis.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini tersusun sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, maksud dan tujuan,
ruang lingkup pembahasan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan
BAB II : Tinjauan teoritis yang meliputi konsep dasar dan asuhan
keperawatan
BAB III : Tinjauan kasus meliputi : pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi
BAB IV : Kesimpulan dan saran
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Anatomi Fisiologis
Jantung merupakan organ otot yang berbentuk menyerupai jantung
pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan di sebut juga basis
kordis.Terletak dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum
anterior).
Sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma
dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara costa 5-6 dua jari dibawah
papila mamae, pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung. Berat jantung
antara 250- 300 gram.
Jantung dipersarafi olah nervus para simpatikus khususnya cabang
dari nervus vagus yang bekerja memperlambat kerja jantung, jantung dapat
bergerak yaitu mengembung dan menguncup disebabkan oleh rangsangan
yang berasal dari susu nan saraf otonom .
Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari
bentuk dan susunannya sama dengan otot saraf lintang, tetapi cara
bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi
oleh susunan saraf otonom)
Dalam kerjanya otot jantung mempunyai 3 periode :
1. Periode konstriksi (sistol, suatu keadaan dimana jantung bagian
ventrikel dalam keadaan menguncup)
2. Periode dilatasi (diastole, susunan keadaan dimana jantung
mengembang)
3. Periode istirahat, waktu antara periode konstriksi dan dilatasi dimana
jantung berhenti kira-kira sepersepuluh detik
3
2.2. Pathofisiologi
Iskemia yang berkangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan
kerusakan selulae yang irreversibeldan kematian otot atau nekrosis. Bagian
miokardium yang mengalami infark/ nekrosois akan berhenti berkontraksi
secara permanen. Otot yang mengalami akan mengalami serangkaian
perubahan selama berlangsungnya proses penyembuhan. Mula- mula otot
yang mengalami infark tampak memar dan sianosis akibat teputusnya aliran
darah regional.
Infark miokardium jelas akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot
yang nekrosis akan kehilangan daya kontraksi. Sedangkan otot disekitarnya
juga mengalami gangguan daya kontraksi, secara fungsional infark
miokardium akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti pada iskemia.
1. Daya kontraksi menurun
2. Gerakan dinding abnormal
3. Perubahab daya kembang dinding ventrikel
4. Pengurangan curah sekuncup
5. Pengurangan fraksi ejeksi
6. Peningkatan volume akhir sistolik dan diastolik vetrikel
7. Penigkatan tekanan akhgir diastolik ventrikel
Kondisi hemodinamika sesudah infark miokardium bervariasi, curah
jantung dapat berkurang sedikit atau dsipertahankan dalam batas- batas
normal Meningkatnya frekuensi jantung biasanya tidak berlangsung terus-
menerus kecuali jika terjadi defresi mikardium yang hebat.
Tekanan darah merupakan fungsi interaksi antara depresi miokardium
dan reflek otonom. Respon otonom terhadapp infark miokardium tidak selalu
merupakan proses bantuan simpatis terhadap sirkulasi yang terancam
bahaya.
4
Infark miokardium klasik pertama disertai gambaran klinis yang terdiri
dari gambaran nyeri dada yang berlangsung lama dan hebat boiasanya
dusertai mual, keringat dingin, muntah dan perasaan seakan-akan sedang
menghadapi ajal. Tetapi 20%-605% kasus infark yang tidak fatal bersifat
tersembunyi atau asimptomatik.
Kedua meningkatnya kadar enzim-enzim jantung yang dilepaskan oleh
sel-sel yang dilepaskan miokardium yang nekrosis. Pola peningkatan enzim
mengikuti perjalanan waktu yang khas sesudah terjadinya infark miokardium.
Akhirnya selama infark akut akan terlihat perubahan-perubahan pada elektro
kardiografi, yaitu gelombang Q yang nyata, kelevasi segmen ST , dan
gelombang T terbelik. Perubaha-perubahan ini tampak pada hantaran yang
terletak di atas daerah miokardium yamg mengalami nekrosis.
2.3. Pengkajian Keperawatan
a. Data Subjektif
Didasarkan atas persepsi pasien terhadap nyeri :
Lokasi nyeri dan penyebarannya
Pada infark miokard nyeri terjadi pada dada kiri dan menyebar
ke bah, leher, rahang dan lengan bagian dalam hingga
pergelangan tangan.
Timbul nyeri dan lamanya
Nyeri dada mikard infark ini dapat timbul baik saat istirahat
ataupun saat istirahat. Jadi tidak berhubungan dengan aktivitas
atau perubahan posisi. Lama nyeri lebih dari 30 menit dan tidak
hilang dengan pemberiasn nitrogliserin. Pemberian nitrogliserin
ini dapat diulang setiap 5 menit untuk 3 kali berturut-turut, tapi
jika pemberian 3 kali nyeri tetap tidak hilang tidak perlu
dilanjutkan karena hal tersebut menggambarkan bahwa pasien
tersebut terserang infark miokard.
5
Kualitas nyeri
- Nyeri seperti dipukul atau ditimpa benda berat disertai nyeri
abdomen (kadang) ada gangguan pencernaan (mual,
muntah, anoreksia)
- Nyeri timbul secara tiba- tiba lebih hebat dan lebih lama dari
angina pektoris
Faktor – faktor yang berhubungan dengan nyeri :
- Aktivitas
- Stress
- Istirahat
Perasan tidak berdaya
Adanya riwayat penyakit jantung
b. Data Objektif
1. Tingkah laku gelisah
2. Terjadinya perubahan-perubahan tanda vital :
- Peningkatan atau penurunasn denyut jantung
- Peningkatan kecepatan respirasi
- Penurunan tekanan darah
3. Tanda-tanda lain : berkeringat dingin, muntah-muntah
perubahan irama jantung yang tiba-tiba
4. Adanya faktor resiko
5. Peningkatan suhu 1-12 jam pertama setelah serangan infark
6. Pada infark miokard yang luas terdengar bunyi jantung 4
kadang-kadang juga bunyi jantung 3
7. Terdengar mur-mur sistolik jika terjadi :
- Disfungsi m. papilaris
- Robeknya m. papilaris
- Robeknya septum ventrikuler
6
c. Test diagnostik
Pada EKG
Peubahan bertahap berupa :
- Hiperakut gelombang T
- Segmen ST elevasi
- Segmen ST depresi
- Gelombang Q patologis
- Gelombang T inverted
Pemeriksaan enzim darah
EnzimMulai
meningkatPuncak Normal
CPK 2-8 jam 12- 20 jam 3-4 hari
SGOT 18- 12 jam 18- 36 jam 3-4 hari
LDH 24-48 jam 3-6 jam 8-18 hari
Lekosit meningkat menjadi 12-15.000 mm mulai beberapa jam
setelah serangan sampai 3-7 hari
Kateterisasi jantung untuk mengevaluasi :
- Fungsi ventrikel kiri dan ventrikel kanan
- Adanya komplikasi
- Efek obat-obatan
- Status hemodinamika
2.4. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pertukaran gas sehubungan dengan peningkatan
tekanan kapiler akibat bendungan jantung
2. Penurunan curah jantung sehubungan dengan perubahan denyut
jantung (kecepatan irama) penurunan pre load
3. Gangguan rasa nyaman : nyeri dada sehubungan iskemi jaringan
jantung
7
4. Tidak toleransi terhadap aktivitas sehubungan dengan ketidak
seimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan
mual-mual dan muntah, anoreksia
6. Kecemasan sehubungan dengan ancaman terhadap perubahan
status kesehatan, ancaman kematian
7. Gangguan elimnasi sehubungan dengan inaktifitas
8. Kurang pengetahuan (spesifik)
2.5. Perencanaan / Implementasi / Evaluasi
1. Perubahan pertukaran gas
- Perawatan convalecent
Mulailah dengan latihan nafas dalam
2. Penurunan cardiac output
Penurunan cardiac output
- Evaluasi tanda-tanda vital tiap 15 menit
- Amati/ monitoring EKG terhadap tanda-tanda aritmia
- Pasang infus dengan glukosa 5% asal tetyes untuk
pemberian obat-obatan emergensi
- Auskultasi suara nafas dan kekuatan jantung tiap 1-4 jam
- Berikan obat-obatan cardiac tonic sesuai program
- Siapkan untuk pemasangan cup bila diperlukan
Perawatan Convalecent
Monitoring komplikasi dini : hipotensi , arythmia , payah jantung
dan ruptur jantung
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri dada akut
Perawatan Akut
- Fasilitasi agar pasien dapat istirahat baik fisik maupun mental
- Berikan morfin sulfhat / pethidin IV sesuai program medis
8
- Lakukan pemeriksaan EKG untuk dokumentasi iskemik
selama episode chest pain dan monitoring tanda-tanda vital
EKG
Perawatan Convalecent
- Berikan nitrat gliserin long acting sesuai program medis
- Batasi aktivitas untuk mencegah nyeri jika di perlukan
4. Tidak toleransi terhadap aktifitas
Perawatan Akut
- Ijinkan pasien untuk sesekali duduk dengan ditopang tempat
tidur pada interval pendek
- Bantu untuk pemenuhan aktifitasnya
- Lakukan latihan pasif untuk mencegah tromboemboli
- Anjurkan untuk melakukan pergerakan sendi setelah tanda-
tanda infark akut mereda
Perawatan convalecent
- Mulailah dengan fase rehabilitasi
- Anjurkan untuk melakukan aktifitas secara bertahap
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
- Berikan diit cair atau makanan lunak rendah garam
- Hindari minuman yang mengandung carbonat, terlalu panas
atau dingin ataupun cafein
- Batasi intake natrium
- Monitoring intake dan output dengan mencatat untuk
mendeteksi dan mencegah kelebihan cairan
- Berikan cairan IV jika pasien mau makan karena mual atau
muntah- muntah
6. Kecemasan diatasi dengan :
- Berikan support pada pasien dan keluarganya secara
berkesinambungan
9
- Berikan obat-obat transquilizer seperti diazepam (valium)
sesuai program
- Tinggalah bersama pasien atau mengizinkan keluarga untuk
bersamanya
- Jelaskan prosedur yang dilakukan kepadanya
7. Gangguan eliminasi diatasi dengan :
- Berikan pelunak fekal (laksative )
- Anjurkan pasien untuk tidak mengedan saat bab
- Hindari huknah dan insersi pada rektal unbtuk mencegah
stimulasi vagal
8. Kurang pengetahuan
- Berikan penjelasan tentang
Penyakit
Pengobatan pada unit jantung
- Selanjutnya anjurkan pasien dan keluarga tentang :
Penyebab penyakit
Faktor resiko
Program exercise
Diet
Obat-obatan yang harus dimakan
Komplikasi
Hal- Hal Yang Diharapkan Dari Pasien
1. Pasien terbebas dari rasa nyaman nyeri
- Pasien mengungkapkan tidak merasa nyeri
- Tekanan darah dan denyut jantung dalam batas normal
- Kulit hangat
- Tampak wajah relax
10
2. Curah jantung membaik
- EKG dalam batas-batas normal
- Tanda vital dalam batas normal
- Elektrolit dalam batas normal
3. Pertukaran gas meningkat
- PO2 dalam batas normal
- PCO2 dalam batas normal
- Pasien tidak mengeluh sulit bernafas
- Pasien dapat bernafas dengan normal
- Tidak terjadi sianosis
- Tidak terjadi pengeluaran keringat terlalu banyak
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. PENGUMPULAN DATA
a. Biodata
Nama klien : Tn .T
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan TNI-AD
Suku bangsa : Batak
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Lauwi Gajah Cimahi
Dx Medis : Miokard Infark
No Reg : 2367/XII/2002
Tgl masuk : 29-12-02
Tgl dikaji : 29-12-02
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan saat masuk RS : Tanggal 26 Desember klien nyeri
dada sebelah kiri menjalar ke punggung, ke bahu sampai
lengan kiri, nyeri dirasakan terus menerus kurang lebih 45 menit
dan nafas terasa sesak .
12
2. Keluhan Utama : Nyeri dada sebelah kiri, keluhan bertambah
jika klien melakukan aktivitas seperti ke kamar mandi dan
sedikit berkurang jika klien beristirahat, Nyeri dada dirasakan
seperti terhimpit benda berat dan menyebar ke punggung,
bahu, dan lengan kiri sehingga klien tidak mampu melakukan
aktivitas. Nyeri dada dirasakan hilang timbul kurang lebih 30