ASESMEN
A.Pengertian Asesmen PembelajaranSecara umum, asesmen dapat
diartikan sebagai proses untuk mendapatkaninformasi dalam bentuk
apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilankeputusan
tentangsiswa baik yang menyangkut kurikulumnya,
programpembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan
sekolah. Keputusantentang siswa ini termasuk bagaimana guru
mengelola pembelajaran di kelas,bagaimana guru menempatkan siswa
pada program- program pembelajaran yangberbeda, tingkatan
tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dankebutuhan
masing-masing, bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi
lanjut.Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses
pengukuran dan nonpengukuran untuk memperoleh data karakteristik
peserta didik dengan aturantertentu. Dalam pelaksanaan asesmen
pembelajaran, guru akan dihadapkan pada 3(tiga) istilah yang sering
dikacaukan pengertiannya, atau bahkan sering puladigunakan secara
bersama yaitu istilah pengukuran, penilaian dan test. Untuk
lebihjauh bisa memahami pelaksanaan asesmen pembelajaran secara
keseluruhan, perludipahami dahulu perbedaan pengertian dan hubungan
di antara ketiga istilahtersebut, dan bagaimana penggunaannya dalam
asesmen pembelajaran. Dengan berlandaskan pada uraian di atas,
dapat di jelaskan bahwa asesmen pembelajaran yaitu:1. Asesmen
merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, sehingga
tujuanasesmen harus sejalan dengan tujuan pembelajaran; sebagai
upaya utukmengumpulkan berbagai informasi dengan berbagai teknik;
sebagai bahanpertimbangan penentuan tingkat keberhasilan proses dan
hasil pembelajaran;oleh karenanya asesmen hendaknya dilakukan
dengan perencanaan yang cermat.2. Asesmen harus didasarkan pada
tujuan pembelajaran secara utuh dan memilikikepastian kriteria
keberhasilan, baik kriteria dari keberhasilan proses belajar
yangdilakukan siswa, ataupun kriteria keberhasilan dari kegiatan
mengajar yangdilakukan oleh pendidik, serta keberhasilan program
pembelajaran secarakeseluruhan.3. Untuk memperoleh hasil asesmen
yang maksimal yang dapat menggambarkanproses dan hasil yang
sesungguhnya, asesmen dilakukan sepanjang kegiatanpengajaran
ditujukan untuk memotivasi dan mengembangkan kegiatan belajaranak,
kemampuan mengajar guru dan untuk kepentingan penyempurnaanprogram
pengajaran.4. Terkait dengan evaluasi, asesmen pada dasarnya
merupakan alat (the means) danbukan merupakan tujuan (the end),
sehingga asesmen merupakan sarana yangdigunakan sebagai alat untuk
melihat dan menganalisis apakah siswa telahmencapaihasil belajar
yang diharapkan serta untuk mengetahui apakah prosespembelajaran
telah sesuai dengan tujuan atau masih memerlukan pengembangandan
perbaikan.Dalam pelaksanaannya, asesmen pembelajaran merupakan
kegiatan yangberkaitan dengan mengukur dan menilai aspek psikis
yang berupa proses dan hasilbelajar yang bersifat abstrak, karena
itu asesmen hendaknya dilakukan dengancermat dan penuh
perhitungantermasuk memperhatikan berbagai keterbatasansebagai
berikut.1) Untuk pengukuran suatu konstruk, khususnya konstruk
psikologis yang bersifatabstrak tidak ada pendekatan tunggal yang
dapat diberlakukan dan diterimasecarauniversal, termasuk dalam
kegiatan asesmen yang bertujuan untukmengukur prosespembelajaran
dan pemahaman siswa terhadap seperangkatmateri yangdipersyaratkan,
maka dalam pelaksanaannya harus digunakanbermacam pendekatanuntuk
tujuan yang berbeda-beda dan dilakukan dalamberbagai kesempatan
sepanjangrentang waktu berlangsungnya prosespembelajaran.2)
Pengukuran aspek psikologis termasuk pengukuran proses dan
hasilpembelajaran pada umumnya dikembangkan berdasar atas sampel
tingkah lakuyang terbatas,sehingga untuk dapat menjadi sumber
informasi yang akurat,asesmen dilakukan dengan perencanaan yang
matang dan dilakukan dengancermat, dengan memperhatikan perolehan
sampel yang memadai dari domaintingkah laku dalampengembangan
prosedur dan alat ukur yang baik.3) Perlu dipahami bahwa hasil
pengukuran dan nilai yang diperoleh dalam asesmenproses dan hasil
belajar mengandung kekeliruan. Angka yang diperoleh
sebagaihasilpengukuran (dengan menggunakan tes ataupun nontes)
berupa:Thrue score+ Error,untuk itu kegiatan pengukuran dalam
prosedur asesmen yang baikharus dipersiapkan sedemikian rupa
sehingga dapat memperkecil kekeliruan(error). Kesalahan dalam
proses asesmen dapat bersumber dari alat ukur, darigejala yang
diukur, maupun interpretasi terhadap hasil pengukuran tersebut.4)
Pendefinisian suatu satuan yang menyangkut kualitas/kemampuan
psikologispada skala pengukuran merupakan masalah yang cukup pelik,
mengingat bahwakenyataan hasil belajar merupakan suatu kualitas
pemahaman siswa terhadapmateri, sedang dalam pelaksanaan tes
pengukuran hasil belajar, pengajardiharuskan memberikan kuantitas
yang berupa angka-angka pada kualitas darisuatu gejala yang
bersifat abstrak.5) Konstruk psikologis termasuk proses dan hasil
pembelajaran tidak dapatdidefinisikan secara tunggal atau berdiri
sendiri, tetapi selalu berhubungandengan konstruk yanglain. Dengan
demikian dalam pelaksanaan evaluasidiperlukan adanya kesungguhan
dan kecermatan yang tinggi, sehingga
berbagaiketerbatasan-keterbatasan tersebut dapat
dikurangi.1).Fungsi, Tujuan, Dan Prinsip AsesmenImplikasi dari
pelaksanaan PeraturanPemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pada penilaian adalah perlunya penyesuaian
terhadap model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas.
Penilaian kelas terdiri atas penilaian eksternal dan
internal.Penilaian ekternal merupakan penilaianyang dilakukan oleh
pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran, yaitusuatu
lembaga independen, yang di antaranya mempunyai tujuan sebagai
pengendalimutu. Adapun penilaian internal adalah penilaian yang
direncanakan dan dilakukanoleh pengajar pada saat proses
pembelajaran berlangsung.Pengembangan sistem penilaian berbasis
kompetensi dasar mencakup beberapahal, yaitu:1. Standar kompetensi,
adalah kemampuan yang harus dimiliki olehlulusan dalam setiap mata
pelajaran yang memiliki implikasi yang sangat signifikandalam
perencanaan, metodologi dan pengelolaan penilaian,2. Kompetensi
dasar,adalah kemampuan minimal dalam rangka mata pelajaran yang
harus dimilikilulusan3. Rencana penilaian, jadwal kegiatanpenilaian
dalam satu semesterdikembangkan bersamaan dengan pengembangan
silabus;4. Proses penilaian,pemilihan dan pengembangan teknik
penilaian, sistem pencatatan dan pengelolaanproses5. Proses
implementasimenggunakan berbagai teknik penilaian.Berdasarkan
Pedoman Penilaian Kelas Untuk Sekolah Dasar dan
MadrasahIbtidaiyahyang dikeluarkan oleh Balitbang Depdiknas (2006),
dinyatakan bahwasalah satu penilaian internal yang disyaratkan
adalah penilaian kelas. Penilaian kelasmerupakan bagian dari
penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadappenguasaan
kompetensi yang diajarkan oleh pendidik, dan bertujuan untuk
menilaitingkat pencapaian kompetensi peserta didik yang
dilaksanakan pada saatpembelajaran berlangsung dan akhir
pembelajaran.Berikut penjabaran tentang tujuan, fungsi, prinsip,
keunggulan dari penilaian berbasis kelas:1. Tujuan penilaian
berbasis kelas adalah (berikan contoh sesuai pengalaman)a. Saat
melaksanakan asesmen, pendidik bisa langsung memberikan umpanbalik
kepada peserta didik.b. Pendidik dapat melakukan pemantauan
kemajuan belajar setiap peserta didik,sekaligus mendiagnosis
kesulitan belajarnya sehingga secara tepat dapatmenentukan siswa
mana yang perlu pengayaan dan siswa yang perlupembelajaran
remedial.c. Hasil pemantauan dapat dipakai sebagai umpan balik
untuk memperbaikimetode,pendekatan, kegiatan, sumber belajar yang
digunakan, sesuai dengankebutuhan materi dan juga kebutuhan siswa,
dan landasan memilih alternatifjenis dan model penilaian mana yang
tepat untuk digunakan pada materitertentu.d. Memberikan informasi
kepada orang tua dan komite sekolah tentangefektivitas pendidikan,
tidak perlu menunggu akhir semester atau akhir tahun.2.Fungsi
Asesmen Berbasis kelasa. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta
didik telah menguasai suatukompetensi.b. Membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentanglangkah pemilihan
program, pengembangan kepribadian dan penjurusan.c. Menemukan
kesulitan belajar dan prestasi yang bisa dikembangkan
sertasebagaialat diagnosis perlu tidak siswa mengikuti remedial
atau programpengayaan.d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses
pembelajaran yang telahdilakukan ataupun yang sedang
berlangsung.3.Prinsip Asesmen BerbasisKelasa. Prinsip Validitas :
menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaianyang
digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai
denganmenggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.b.
Prinsip Reliabilitas : dengan menjaga konsistensi (keajegan) hasil
penilaian.Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan
yangreliable,menjamin konsistensi, dan keterpercayaan.c. Prinsip
Komprehensif : penilaian yang dilakukan harus menyeluruhmencakup
seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasardengan
menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai
beragamkompetensi.d. Prinsip Objektivitas : proses penilaian yang
dilakukan harus meminimalkanpengaruh-pengaruh atau pertimbangan
subyektif dari penilai.e. Prinsip Mendidik : penilaian dilakukan
bukan untuk mendiskriminasi siswa(lulus atau tidak lulus) atau
menghukum siswa tetapi untuk mendiferensiasisiswa (sejauh mana
seorang siswa membuat kemajuan atau posisi masingmasingsiswa dalam
rentang cakupan pencapaian suatu kompetensi).4. Keunggulan
PenilaianBerbasisKelasa. Pengumpulan data kemajuan belajar baik
formal maupun informaldilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan,
sehingga ada kesempatanyang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan
apa yang dipahami dan mampudikerjakannya.b. Hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkandengan hasil
belajar siswa lain ataupun prestasi kelompok, tetapi denganprestasi
atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya; atau dengan kompetensiyang
dipersyaratkan.c. Pengumpulan informasi dilakukan dengan
menggunakan variasi cara,dilakukansecara berkesinambungan sehingga
gambaran kemampuan siswadapat lebih lengkap terdeteksi, dan
terpotret secara akurat.d. Siswa dituntut untuk mengeksplorasi dan
memotivasi diri mengerahkanpotensinya dalam menanggapi dan
memecahkan masalah yang dihadapidengan caranya sendiri dan sesuai
dengan pengetahuan dan kemampuan yangdimiliki.e. Siswa diberi
kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya, dengan pemberianbantuan
dan bimbingan yang sesuai.f. Penilaian tidak hanya dilaksanakan
setelah proses belajar-mengajar (PBM)tetapi dapat dilaksanakan
ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses).2).Teknik
AsesmenDilihat dari tekniknya, asesmen proses dan hasil belajar
dibedakan menjadi duamacam yaitu dengan Teknik Tes dan Non Tes:a.
Teknik tesadalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang
yangdites,dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut,
akan dapatditarik kesimpulantentang aspek tertentu pada orang
tersebut. Tes sebagaialat ukur sangat banyak macamnya dan luas
penggunaannya.b. Teknik nontesdapat dilakukan dengan observasi baik
secara langsungataupun tak langsung, angket ataupun wawancara.
Dapat pula dilakukandengan Sosiometri, teknik non tes digunakan
sebagai pelengkap dandigunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam
pengambilankeputusanpenentuan kualitas hasil belajar, teknik ini
dapat bersifat lebih menyeluruhpada semua aspek kehidupan anak.
Dalam KBK teknik nontes disarankanuntuk banyak digunakan.
Penilaian kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakan
oleh pendidik dalam hal ini guru di kelas atas nama satuan
pendidikan untuk menilai kompetensi peserta didik pada saat dan
akhir pembelajaran. Sistem penilaian hasil belajar yang diterapkan
dalam kurikulum sekolah adalah sistem penilaian otentik atau lebih
dikenal dengan nama asesmen otentik.Penilaian otentik ini harus
dipahami secara mendalam oleh guru-guru mengingat bahwa setiap
pengukuran kompetensi peserta didik tidak cukup hanya dengan tes
objektif saja, karena tes tersebut tidak dapat menunjukkan seluruh
kompetensi yang dikuasai siswa. Penilaian otentik merupakan
penilaian yang secara langsung bermakna, dalam arti bahwa apa yang
dinilai adalah merupakan sesuatu yang benar-benar diperlukan siswa
dalam kehidupan nyata sehari-hari.B.Pengertian Asesmen
OtentikAsesmen otentikadalah suatu proses evaluasi yang
melibatkanberbagaibentuk pengukuranterhadapkinerja yang
mencerminkan pembelajaran siswa, prestasi, motivasi, dan
sikap-sikap pada aktifitas yang relevandalam pembelajaran(American
Librabry Association, Dalam Syofiana, 2010). Senada dengan pendapat
tersebut, Omalley dan Pierce (Dalam Anonim, tt) mengatakan bahwa
asesmen otentik adalah bentuk penilaian yang menunjukkan
pembelajaran siswa yang berupa pencapaian, motivasi, dan sikap yang
relevan dalam aktivitas kelas. Sedangkan menurut Newton Public
Schools (Dalam Syofiana, 2010)Asesmen otentikmerupakan penilaian
terhadap produk-produk dan kinerja yang berhubungan dengan
pengalaman-pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Berdasarkan
beberapa pengertian tentang asesmen otentik yang telah dikemukkan
oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen otentik
merupakan suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk
pengukuran yang berupa produk-produk dan kinerja yang mencerminkan
pembelajaran siswa, pencapaian, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap
peserta didik pada aktifitas yang relevandalam pembelajarandi
kelas. Asesmen otentik memberikan siswaseperangkattugas yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam
aktifitas-aktifitas pengajaran: melakukan penelitian; menulis,
merevisi dan membahas artikel; memberikan analisa oral terhadap
peristiwa politik terbaru; berkolaborasi
dengansiswalainmelaluidebat, dan sebagainya. Melalui asesmen
otentik, siswa lebih terlibat dalam tugas dan guru dapat lebih
yakin bahwa asesmen yang diberikannya itu bermakna dan relevan
(Wiggins, Dalam Syofiana, 2010).Asesmen otentik sering digambarkan
sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus
pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar
tentang subjek. Asesmen otentik harus mampu menggambarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki
oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya,
dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan
belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat
mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk
materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan. Maka dari
ituasesmen otentik harus menjadi bagian integral dari pengajaran,
sehingga dengan demikian penilaian tidak digunakan hanya sebagai
suatu alat untuk mengumpulkan data sebagaimana dalam paradigm lama,
tetapi juga untuk mempengaruhi pengajaran. Ini memerlukan penerapan
dan pengembangan fungsi penilaian yang mengukur produktivitas
siswa, pencapaian mereka dalam pembelajaran kemampuan berpikir
matematis dalam mendapat suatu hasil yang berarti bagi siswa
tersebut. Penilaian autentik mempunyai karakter pokok yang sama
dengan pengajaran, yang berguna bagi para guru untuk meningkatkan
pengajaran. Dalam penilaian autentik diharapkan para siswa dapat
merumuskan permasalahan, memikirkan solusi, dan menginterpretasikan
hasil.
1).Sifat-sifat dan Manfaat Asesmen OtentikAsesmen otentik
merupkan suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk
pengukuran yang berupa produk-produk dan kinerja yang mencerminkan
pembelajaran siswa, pencapaian, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap
peserta didik pada aktifitas yang relevandalam pembelajarandi
kelas. Oleh karena itu asesmen otentik dianggap mampu untuk lebih
mengukur secara keseluruhan hasil belajar dari siswa karena
penilaian ini menilai kemajuan belajar bukan melulu hasil tetapi
juga proses dan dengan berbagai cara. Dengan kata lain sistem
penilaian seperti ini dianggap lebih adil untuk siswa sebagai
pembelajar, karena Rizfadli, 2009). Gulikers, Bastiaens &
Kirschner (Dalam Rizfsdli, 2009) menjelaskan bahwa authentic
assesment menuntut siswa untuk menggunakan kompetensi yang sama
atau mengkombinasikan pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang dapat
mereka aplikasikan pada kriteria situasi dalam kehidupan
professional.Berdasarkan pemaparan di atas asesmenotentik
mengharuskan pembelajaran berpusat pada siswa sebab pelaku belajar
adalah siswa.Asesmen otentik memiliki beberapa sifat dan manfaat
bagi pesrta didik. Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asesmen
otentik adalah sebagai berikut.1. Berbasis kompetensi yaitu
penilaian yang mampu memantau kompetensi siswa2. Individual, dapat
secara langsung mengukur kemampuan individu3. Berpusat pada siswa,
karena direncanakan, dilakukan dan dinilai oleh siswa sendiri,
mengungkapkan seoptimal mungkin kelebihan individu dan juga
kekurangannya4. Tak terstruktur dan open-ended, penyelesaian
tugas-tugas otentik tidak bersifat uniformed dan klasikal. Juga
kinerja yang dihasilkan tidak harus sama antar individu di suatu
kelompok atau kelas.5. Terintegrasi dengan proses pembelajaran,
sehingga siswa tidak selalu dalam situasi tes yang menegangkan6.
Berkelanjutan, oleh karena itu penilaian harus secara langsung
dilaksanakan pada saat proses pembelajaran.Berikut ini adalah
manfaat asesmen otentik bagi para peserta didik. Dalam hal ini
manfaat asesmen otentik bagi peserta didik adalah sebagai
berikut.1. Menunjukkan secara lengkap seberapa baik pemahaman
terhadap materi akademik2. Menunjukkan dan memperkuat
kompetensi-kompetensi seperti pengumpulan informasi, pemanfaatan
sumber penanganan teknologi dan pemikaran sistematik3.
Menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman mereka, dunia mereka
maupun masyarakat yang lebih luas4. Meningkatkan keterampilan
berfikir tinggi seperti analisis, sintesis, identifikasi
permasalahan, menemukan solusi, serta mengikuti hubungan
sebab-akibat5. Menerima tanggung jawab dan membuat
pilihan-pilihan.6. Menghubungkan mereka dengan orang lain, termasuk
berkolaborasi dalam tugas7. Belajar mengevaluasi tingkat kinerja
mereka sendiri.2).Jenis-jenis Asesmen Otentika)Asesmen
KinerjaAsesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan
berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa
dan sejauhmana yang telah dilakukan dalam suatu program(Dantes,
2008). Pemantauan didasarkan pada kinerja (performance) yang
ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang
diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk
kerja tersebut.Asesmen kinerja adalah penelusuran produk dalam
proses. Artinya, hasil-hasil kerja yang ditunjukkan dalam proses
pelaksanaan program itu digunakan sebagai basis untuk dilakukan
suatu pemantauan mengenai perkembangan dari satu pencapaian program
tersebut.Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu
tugas kinerja (performance task), rubrik performansi (performance
rubrics), dan cara penilaian (scoring guide). Tugas kinerja adalah
suatu tugas yang berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan
kondisi penyelesaian tugas. Rubrik performansi merupakan suatu
rubrik yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal, dan
deskriptor dari setiap komponen tersebut. Cara penilaian kinerja
ada tiga, yaitu (1)holistic scoring, yaitu pemberian skor
berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas
performansi; (2)analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap
aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu performansi; dan
(3)primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan
beberapa unsur dominan dari suatu performansi.b)Esai(Tes) esai
menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan, merumuskan, dan
mengemukakan sendiri jawabannya. Ini berarti peserta didik tidak
memilih jawaban, akan tetapi memberikan jawaban dengan kata-katanya
sendiri secara bebas.Tes esai dapat digolongkan menjadi dua bentuk,
yaitu tes esai jawaban terbuka (extended-response) dan jawaban
terbatas (restricted-response) dan hal ini tergantung pada
kebebasan yang diberikan kepada peserta didik untuk
mengorganisasikan atau menyusun ide-idenya dan menuliskan
jawabannya. Pada tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas,
peserta didik mendemonstrasikan kecakapannya untuk: (1) menyebutkan
pengetahuan faktual, (2) menilai pengetahuan faktualnya, (3)
menyusun ide-idenya, dan (4) mengemukakan idenya secara logis dan
koheren. Sedangkan pada tes esai jawaban terbatas atau terstruktur,
peserta didik lebih dibatasi pada bentuk dan ruang lingkup
jawabannya, karena secara khusus dinyatakan konteks jawaban yang
harus diberikan oleh peserta didik. Esai terbuka/tak terstruktur
merupakan bentuk asesmen otentik.Tes esai memiliki potensi untuk
mengukur hasil belajar pada tingkatan yang lebih tinggi atau
kompleks. Butir tes esai memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menyusun, menganalisis, dan mensintesiskan ide-ide, dan
peserta didik harus mengembangkan sendiri buah pikirannya serta
menuliskannya dalam bentuk yang tersusun atau terorganisasi.
Kelemahan esai adalah berkaitan dengan penskoran.
Ketidakkonsistenan pembaca merupakan penyebab kurang objektifnya
dalam memberikan skor dan terbatasnya reliabilitas tes.c)Asesmen
PortofolioPortofolio adalah sekumpulan artefak (bukti
karya/kegiatan/data) sebagai bukti (evidence) yang menunjukkan
perkembangan dan pencapaian suatu program. Penggunaan portofolio
dalam kegiatan evaluasi sebenarnya sudah lama dilakukan, terutama
dalam pendidikan bahasa (Dantes, 2008). Belakangan ini, dengan
adanya orientasi kurikulum yang berbasis kompetensi, asesmen
portofolio menjadi primadona dalam asesmen berbasis kelas.Perlu
dipahami bahwa sebuah portofolio (biasanya ditaruh dalam folder)
bukan semata-mata kumpulan bukti yang tidak bermakna. Portofolio
harus disusun berdasarkan tujuannya. Wyatt dan Looper (Dalam
Dantes, 2008) menyebutkan, berdasarkan tujuannya sebuah portofolio
dapat berupadevelopmental portfolio,bestwork portfolio, danshowcase
portfolio.Developmental portfoliodisusun demikian rupa sesuai
dengan langkah-langkah kronologis perkembangan yang terjadi. Oleh
karena itu, pencatatan mengenai kapan suatu artefak dihasilkan
menjadi sangat penting, sehingga perkembangan program tersebut
dapat dilihat dengan jelas.Bestwork portfolioadalah portofolio
karya terbaik. Karya terbaik diseleksi sendiri oleh pemilik
portofolio dan diberikan alasannya. Karya terbaik dapat lebih dari
satu.Showcase portfolioadalah portofolio yang lebih digunakan untuk
tujuan pajangan, sebagai hasil dari suatu kinerja
tertentu.Bagaimanakah asesmen portofolio membantu memantau
pencapaian target kompetensi? Asesmen portofolio adalah suatu
pendekatan asesmen yang komprehensif karena: (1) dapat mencakup
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara bersama-sama, (2)
berorientasi baik pada proses maupun produk belajar, dan (3) dapat
memfasilitasi kepentingan dan kemajuan peserta didik secara
individual.Asesmen portofolio mengandung tiga elemen pokok yaitu:
(1) sampel karya peserta didik, (2) evaluasi diri, dan (3) kriteria
penilaian yang jelas dan terbuka.d)Asesmen ProyekAsesmen proyek
(project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas
yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang
dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.
Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek
pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.Selama
mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek,
setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari
guru.Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.Kesesuaian atau
relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta
didik.Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang
dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.Penilaian proyek
berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam
kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data,
analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat
menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.
Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau
tertulis.Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan
penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan
untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan
analitik.Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas
kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan,
pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain),
barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit, keramik, karet,
plastik, dan karya logam.Penilaian secara analitik merujuk pada
semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk
tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau
kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.e)Evaluasi
DiriEvaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri
sendiri. Melalui evaluasi diri peserta didik dapat melihat
kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini
menjadi tujuan perbaikan (improvement goal). Dengan demikian,
peserta didik lebih bertanggungjawab terhadap proses dan pencapaian
tujuan belajarnya (Rolheiser dan Ross, Dalam Dantes,
2008).Rolheiser dan Ross (Dalam Dantes, 2008) mengajukan suatu
model teoretik untuk menunjukkan kontribusi evaluasi diri terhadap
pencapaian tujuan. Model tersebut menekankan bahwa, ketika
mengevaluasi sendiri performansinya, peserta didik terdorong untuk
menetapkan tujuan yang lebih tinggi (goals). Untuk itu, peserta
didik harus melakukan usaha yang lebih keras (effort). Kombinasi
darigoalsdaneffortini menentukan prestasi (achievement);
selanjutnya prestasi ini berakibat pada penilaian terhadap diri
(self-judgment) melalui kontemplasi seperti pertanyaan, Apakah
tujuanku telah tercapai? Akibatnya timbul reaksi (self-reaction)
seperti Apa yang aku rasakan dari prestasi ini?Evaluasi diri adalah
suatu unsur metakognisi yang sangat berperan dalam proses belajar.
Oleh karena itu, agar evaluasi dapat berjalan dengan efektif, ada
empat langkah dalam berlatih melakukan evaluasi diri, yaitu: (1)
libatkan semua komponen dalam menentukan kriteria penilaian, (2)
pastikan semua peserta didik tahu bagaimana caranya menggunakan
kriteria tersebut untuk menilai kinerjanya, (3) berikan umpan balik
pada mereka berdasarkan hasil evaluasi dirinya, dan (4) arahkan
mereka untuk mengembangkan sendiri tujuan dan rencana kerja
berikutnya.Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria
penilaian. Guru mengajak peserta didik bersama-sama menetapkan
kriteria penilaian. Pertemuan dalam bentuk sosialisasi tujuan
pembelajaran dan curah pendapat sangat tepat dilakukan. Kriteria
ini dilengkapi dengan bagaimana cara mencapainya. Dengan kata lain,
kriteria penilaian adalah produknya, sedangkan proses mencapai
kriteria tersebut dipantau dengan menggunakan ceklis evaluasi diri.
Cara mengembangkan kriteria penilaian sama dengan mengembangkan
rubrik penilaian dalam asesmen kinerja. Ceklis evaluasi diri
dikembangkan berdasarkan hakikat tujuan tersebut dan bagaimana
mencapainya.
EVALUASI
A.Pengertian EvaluasiEvaluasi mencakup pengukuran dan penilaian.
Evaluasi memiliki pengertian yang berbeda-menurut para ahli, yaitu
:a. Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977), evaluation
refer to the act or process to determining the value of something.
Daridefinisi tersebut, maka istilah evaluasi ini menunjuk kepada
atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu (Sudijono, 2011: 1).b. Menurut
Stufflebeam dkk (1971), evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai
alternatif keputusan (Daryanto, 2008: 2).c. Menurut Ralph Tailor
(1950), evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan
pendidikan sudah tercapai (Arikunto, 2010: 3).d. Menurut Suharsimi
Arikunto (2004: 1), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalame. hal ini adalah
menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihakdecision
makeruntuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan
evaluasi yang telah dilakukan.Dari beberapa pendapat para ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses yang
dilakukan oleh seseorang (evaluator) untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan suatu program telah tercapai yang dilakukan secara
berkesinambungan. Berarti kalau evaluasi pendidikan adalah proses
yang dilakukan oleh seseorang (evaluator) untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan suatu program telah tercapai yang dilakukan
secara berkesinambungan dalam bidang pendidikan. Hal ini juga
diungkapkan dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 1 yang
menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan
oleh pendidik untukmemantau kemajuan, dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan.B.Tujuan dan Fungsi Evaluasi
PendidikanAdapun tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan menurut
Sudijono (2011:16) adalah:a. Untuk menghimpun bahan-bahan
keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta
didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu.b. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari
metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan fungsi evaluasi pendidikan menurut Arikunto (2010)
adalah:a. Berfungsi selektif. Dengan mengadakan evaluasi, guru
dapat melakukan seleksi atau penilaian terhadap siswanya.b.
Berfungsi diagnostik. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat
melakukan diagnosis tentang kebaikan dan kelemahan siswanya.c.
Berfungsi sebagai penempatan. Dengan mengadakan evaluasi, guru
dapatmenempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya masing-masing.d.
Berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Dengan mengadakan
evaluasi, guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu
program yang telah diterapkan.C.Prinsip - Prinsip Evaluasi dalam
PendidikanMenurut Arikunto (2010: 24) ada satu prinsip umum dan
penting dalamkegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi:a. Tujuan
pembelajaranb. Kegiatan pembelajaran atauKBMc. Evaluasi
1. Hubungan antara tujuan dengan KBMKegiatan belajar-mengajar
yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru
dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian,
anak panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah pada
tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga
mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari tujuan
dilanjutkan pemikirannya ke KBM.2. Hubungan antara tujuan dengan
evaluasiEvaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur
sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan makna demikian maka anak
panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Di lain sisi, jika
dilihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada
tujuan yang sudah dirumuskan.3. Hubungan antara KBM dengan
evaluasiSeperti yang sudah disebutkan dalampoin (a), KBM dirancang
dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Telah
disebutkan pula dalam poin (b) bahwa alat evaluasi juga disusun
dengan mengacu pada tujuan. Selain mengacupada tujuan, evaluasi
juga harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan.
Sebagai misal, jika kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh guru
dengan menitikberatkan pada keterampilan, evaluasinya juga harus
mengukurtingkat keterampilan siswa, bukannya aspek
pengetahuan.D.Sasaran EvaluasiSasaran evaluasi hasil belajar siswa
adalah penguasaan kompetensi. Dalam hal ini kompetensi diartikan
sebagai;a. Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan
tertentu (SK. Mendiknas No. 045/U/2002),b. Kemampuan yang dapat
dilakukan oleh peserta didik yang mencakup pengetahuan,
keterampilan dan perilaku,c. Integrasi domain kognitif, afektif dan
psikomotorik yang direfleksikan dalam perilaku. Mengacu pengertian
kompetensi tersebut, maka hasil belajar siswa mencakup ranah
kognitif, psikomotorik dan afektif yang harus dikuasai oleh setiap
siswa setelah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana
pembelajaran yang disusun oleh guru.
E.Teknik Evaluasi1)Teknik Non-TesNon tes adalah alat
mengevaluasi yang biasanya di gunakan untuk menilai aspek tingkah
laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa non-tes
sebagai alat evaluasi, diantaranya:a)Skala BertingkatSkala
bertingkat menggambarkan suatu nilai yang berwujud angka terhadap
suatu hasil penentuan. Kita dapat menilai hampir segala aspek
dengan skala. Dengan maksudagarpencatatannya objektif, maka
penilaian terhadap penampilan atau pengambaran kepribadian
seseorang disiapkan dalam bentuk skala.b)KuesionerKuesioner juga
dapat diartikan angket yang digunakan sebagai alat bantu dalam
rangka pengukurandanpenilaian hasil belajar. Dengan adanya angket
yang harus diisi oleh siswa maka guru akan mengetahui keadaan,
pengalaman, pengetahuan dan tingkah. Angket atau soal kuesioner
dapat di berikan secara langsung dan dijawab atau diisi langsung
oleh objeknya, ini dikatakan kuesioner langsung. Dan jika angket
atau soal kuesioner dikirim dan diisi oleh orang lain (sanak
saudaranya), namun soalnya dituju untuk objek, ini disebut
kuesioner tidak langsung. Dengan cara tes ini lebih menghemat waktu
dan tenaga.c)Daftar CocokDaftar cocok adalah deretan pertanyaan
yang singkat serta mudah dipahami oleh penjawabnya dengan cara
menconteng saja.Contoh: Berikanlahtanda conteng pada kolom yang
sesui dengan pendapatnya.Pendapat pernyataan penting biasa Tidak
penting1. Rajin belajar2. Suka membaca3. Sering bolos4. Cepat
memahamid)WawancaraWawancara juga disebut dengan interview, secara
umum adalah proses pengumpulan keterangan yang dilakukang dengan
tanya jawab lisan sepihak, bertatap muka langsung, dengan arah
serta tujuan yang telah ditentukan. Wawancara dapat dibedakan
dengan dua jenis:1. wawancara terpimpin,yang materipertanyaannya
telah terstruktur dengan tujuannya2. wawacara bebas, yang materi
yang ditanyakan bebas tidak terstruktur akan tetapi mempunyai
tujuan. Objeknya bisa pada siswa langsung atau orang
tuanya.e)PengamatanPengamatan atau observasi adalah sebuah cara
menghimpun data yang dilakukan oleh guru kepadapeserta didiknya
dengan cara pengamatan yang teliti dan mencatat hasil pengamatan
secara sistematis. Observasi atau pengamatan dapat dibedakan
menjadi 3 bentuk:1. Pengamatan partisipan adalah pengamatan yang
pengamatnya langsung memasuki dan mengikuti kegiatan yang sedang
diamati. Seperti pengamatan tentang pertanian, maka pengamat harus
bergabung menjadi petani.2. Pengamatan sistematik adalah observasi
dimana faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis, dan
sudah diatur menurut kategorinya. Pengamatan ini dilakukan di luar
dari kelompok yang ingin diamati.3. Pengamatan eksperimental akan
terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalamhal
ini ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi
sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan
evaluasi.f)Riwayat hidupRiwayat hidup juga bisa kita katakan
curiculum vitae (CV)atau gambaran hidup peserta didik, dalam segala
aspek. Dengan mengkaji atau menganalisis dokumen atau riwayat
hidupnya maka seorang guru akan dapat menarik kesimpulan tentang
tingkah laku atau kepribadian dan sikap dari peserta didik.
Soal-soal yang biasa digunakan seperti. Nama siswa, status
dalamkeluarga, agama yang dianut, prestasinya dll.
2)Teknik TesSebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa
macam model menurut pemakain dan waktu atau kapan digunakannya tes
tersebut Model-model tes tersebut, yaitu:a)Tes DiagnostikTes ini
adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
siswa sehingga dengan mengetahui kelemahan siswa tersebut, maka
kita bisa memperlakukan siswa tersebut dengan tepat. Materi tes
yang ditanya dalam tes diagnostik biasanya mengenai hal-haltertentu
yang juga merupakan pengalaman sulit bagi siswa. Tes ini dapat
dilaksanakan dengan cara lisan, tulisan, atau dengan mengkolaborasi
kedua cara tes.Dalam catatan, tes ini hanya untuk memeriksa, jika
hasil pemeriksaan tersebut membuktikan kelemahan daya serap
siswaterhadap suatu pembelajaran. Makaakan dilakukan pembimbingan
secara khusus kepadanya.b)Tes FormatifTes ini merupakan tes hasil
belajar yang tujuannya untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai
pelajaran setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktuyang telah ditentukan, tes ini dilaksanakan biasanya di
tengah-tengah perjalanan program pembelajaran. Tes ini juga disebut
dengan ujian harian. Materi tes ini adalah materi yang telah di
sampaikan kepada siswa sebelumnya. Soalnya bisa dalam tingkat mudah
maupun sulit. Dalam tes ini, jika siswa telah menguasai materi yang
telah diajarkan dengan baik, maka guru akan menyampaikan materi
selanjutnya. Dan apabila materi belum dapat dikuasai secara
menyeluruh, maka guru harus mengajarkan bagian materi yang belum
dipahami.c)Tes SumatifTes ini tidak asing bagi siswa, karena tes
ini adalah tes akhir dari program pembelajaran. Tes ini juga bisa
disebut EBTA, tes akhir semestes, UAN. Tes ini dilaksanakan pada
akhir program pembelajaran. Seperti setiap akhir semester, akhir
tahun. Materinya yang dites adalah materi yang telah diajarkan
selama satu semester. Dengan demikian materi ini lebih banyak dari
materiyang ada pada tes formatif. Tes ini biasanya dilakukan dengan
cara tulisan, dan biasanya siswa memperoleh soal yang sama satu
samalain. Tes ini memiliki tingkat tes yang sukar atau lebih berat
dari tes formatif. Dengan ada tes ini maka kita bisa menentukan
peringkat atau rangking siswa selama programpembelajaran, dan juga
tes ini menentukan kelayakan seorang siswa untuk mengikuti program
pembelajaran selanjutnya.
F.ProsedurEvaluasiProsedur yang dimaksud adalah langkah-langkah
pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi, yaitu:1)Membuat
perencanaan, yang meliputi: menyusun kisi-kisi dan uji coba.Untuk
menyusun kisi-kisi ini sebelumnya guru harus mempelajari silabus
mata pelajarankarena tidak mungin kisi-kisi dibuat tanpa adanya
silabus. Guru harus memperhatikan domain danjenjang kemampuan yang
akan diukur, kemudian guru membuat soal yang sesuai dengan
kisi-kisi, menyusun lembar jawaban siswa, membuat kunci jawaban,
dan membuat pedoman pengolahan skor. Selanjutnya melaksanakan uji
coba.2)Pelaksanaan evaluasiDalam pelaksanaan evaluasi guru (tes
maupun non tes) guru harus memperhatikan tempat dan suasana atau
dapat menyusun tata tertib pelaksanaan evaluasi.3)Pengolahan
dataSetelah semua data kita kumpulkandata tersebut harus diolah.
Mengolah data berarti ingin memberikannilai dan makna mengenai
kualitas hasil pekerjaan murid-murid.4)Penafsiran hasil
evaluasiPenafsiran tehadap suatu hasil evaluasi harus didasarkan
atas kriteria tertentu yang disebut norma. Berdasarkan norma ini
kita dapat menafsirkan bahwa peserta didik mencapai tarafkesiapan
yang memadai atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau
tidak,sertaada kesulitan atau tidak.5)LaporanSemua kegiatan dan
hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan. Dimaksudkan agar hasil yang dicapai dapat diketahui
oleh berbagai pihak dan dapat menentukan langkah selanjutnya.
G.Penyebab Kegagalan Guru dalam Melakukan EvaluasiSelama ini
guru mengadakan penilaian hanya untuk mencari angka atau nilai
untuk anak didik. Apabila anak banyak memperoleh nilai dibawah 6
(enam), maka guru menganggap bahwa anak didiklah yang gagal dalam
menyerap materi pelajaran atau materi pelajaran terlalu berat,
sehingga sukar dipahami oleh anak. Kalau anak yang memperoleh nilai
dibawah 6 mencapai 50% dari jumlah anak, hal ini sudah merupakan
kegagalan guru dalam melaksanakan evaluasi di akhir pelajaran. Apa
penyebab hal ini bisa terjadi ?1)Guru kurang menguasi materi
pelajaran. Sehingga dalam menyampaikanmateri pelajaran kepada anak
kalimatnya sering terputus-putus ataupun berbelit-belit yang
menyebabkananak menjadi bingung dan sukar mencerna apa yang
disampaikan oleh guru tersebut. Tentu saja di akhir pelajaran
mareka kewalahan menjawab pertanyaan atau tidak mampu mengerjakan
tugas yang diberikan. Dan akhirnya nilai yang diperoleh jauh dari
apa yang diharapkan.2)Guru kurang menguasai kelas, Guru yang kurang
mampu menguasai kelas mendapat hambatan dalam menyampaikan materi
pelajaran, hal ini dikarenakan suasana kelas yang tidak menunjang
membuat anak yang betul-betul ingin belajar menjadi
terganggu.3)Guru enggan mempergunakan alat peraga dalam mengajar.
Kebiasaan guru yang tidak mempergunakan alat peraga memaksa anak
untuk berpikir verbal sehingga membuat anak sulit dalam memahami
pelajaran dan otomatis dalam evaluasi di akhir pelajaran nilai anak
menjadi jatuh.4)Guru kurang mampu memotivasi anak dalam belajar
sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran, anak kurang menaruh
perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga ilmu
yang terkandung di dalam materi yang disampaikan itu berlalu begitu
saja tanpa ada perhatian khusus dari anak didik.5)Guru
menyamaratkankemampuan anak di dalammenyerap pelajaran. Setiap anak
didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menyerap materi
pelajaran. Guru yang kurangtanggap tidak mengetahui bahwa ada anak
didiknya yang daya serapnya di bawah rata-rata mengalami kesulitan
dalam belajar.6)Guru kurang disiplin dalam mengatur waktu. Waktu
yang tertulis dalam jadwal pelajaran, tidak sesuai dengan praktek
pelaksanaannya,. Waktu untuk memulai pelajaranselalutelat, tetapi
waktu istirahat danjampulangselalu tepat atau tidak pernah
telat.7)Guru enggan membuat persiapan mengajar atau setidaknya
menyusun langkah-langkah dalammengajar, yang disertai dengan
ketentuan-ketentuan waktu untuk mengawali pelajaran, waktu untuk
kegiatan proses dan ketentuan waktu untuk akhir pelajaran.8)Guru
tidak mempunyai kemajuan untukmenambah atau menimba ilmu misalnya
membaca buku atau bertukar pikiran dengan rekan guru yang lebih
senior dan profesional guna menambah wawasannya.9)Dalam tes lisan
di akhir pelajaran, guru kurang trampil mengajukan pertanyaan
kepada murid, sehingga murid kurangmemahami tentang apa yang
dimaksud oleh guru.10)Guru selalu mengutamakan pencapaian target
kurikulum. Guru jarang memperhatikan atau menganalisa berapapersen
daya serap anak terhadap materi pelajaran tersebut.