ULKUS KORNEA DEFENISI Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kerusakan jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrasi supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari lapisan eitel sampai lapisan stroma Faktor resiko 1. Pemakaian kontak lensa pada pemakaian kontak lens epitel kornea cenderung lebih hipoksia sehingga meningkatkan resiko mudah terinfeksi 2. Trauma 3. Penyakit infeksi lainnya. Misalnya keratitis herpes, karatopati bulosa, trichiasis , enteropion dll 4. Faktor lainnya : penyakit immunosupresif, diabetes dan defisiensi vitamin A KLASIFIKASI Berdasarkan lokasi, dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea, yaitu : 1. Ulkus kornea sentral a.ulkus kornea bakterialis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ULKUS KORNEA
DEFENISI
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kerusakan jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrasi supuratif
disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat
terjadi dari lapisan eitel sampai lapisan stroma
Faktor resiko
1. Pemakaian kontak lensa
pada pemakaian kontak lens epitel kornea cenderung lebih hipoksia
sehingga meningkatkan resiko mudah terinfeksi
2. Trauma
3. Penyakit infeksi lainnya. Misalnya keratitis herpes, karatopati bulosa,
trichiasis , enteropion dll
4. Faktor lainnya : penyakit immunosupresif, diabetes dan defisiensi vitamin
A
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi, dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea, yaitu :
1. Ulkus kornea sentral
a.ulkus kornea bakterialis
b.ulkus kornea fungi
c. ulkus kornea virus
d. ulkus kornea acanthamoeba
2. Ulkus kornea perifer
a. ulkus marginal
b. ulkus mooren ( ulkus serpiginosa kronil/ulkus roden)
c. ulkus cincin (ring ulcer)
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
Gejala : - merasa sensasi benda asing
- Pandangan kabur
- Lakrimasi
- Fotofobia
- Nyeri, sekret mukopurulen
Tanda : - oedem palpebra dan chemosis
- Defek epitel kornea
- Stromal oedem, descement fold
- Opasifikasi kornea
- Descementocele
- Hipopion
DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ketajaman penglihatan
Pemeriksaan slitlamp
Keratometri ( pengukuran kornea)
Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi
Scraping kornea.
Pulasan gram,giemsa atau KOH. Untuk analisa atau kultur
Pada jamur dilakukan pemeriksaan korekan nkornea dengan spatula
kimura dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop dilakukan pemeriksaan
KOH, gram atay Giemsa
DIAGNOSIS BANDING
1. Ulkus kornea akibat jamur, stromal herpes simplex
2. Peripheral ulseratif keratitis
TERAPI DAN PENATALAKSANAAN
1. Antibiotik topikal broad spektrum
- Golongan fluoroquinolon ciprifloxacin, ofloxacin, moxifloxacin
dan gatifloxacin
- Antibiotik fortified
2. Antibiotik subkonjungtival. Bila tidak respon dengan antibiotik topikal
4. Antibiotik sistemik ulkus kornea yang mengancam perforasi, untuk
bakteri yang berpotensial sistemik, mis: N.gonorhea, N. Meningitidis, H.
influenza
PERAWATAN RUMAH SAKIT
rawat inap untuk:
- Ulkus kornea yang mengancam perforasi
- Untuk pasien yang dinilai kurang kepatuhannya memakai obat atau
tidak bisa memakai obatnya sendiri
KOMPLIKASI
1. Perforasi kornea
2. Endopthalmitis atau panophthalmitis
3. Prolaps iris
4. Sikatriks kornea
EDUKASI DAN INFORM CONSENT
Perlu, terutama bila terjadi komplikasi karena ulkus kornea ini mengancam
kebutaan
PROGNOSIS
Prognosisnya bergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat
perawatan, jenis mikroorganisme penyebabnya dan ada tidaknya komplikasi yang
terjadi. Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat perawatan dan
timbul komplikasi prognosis semakin buruk
LAMA PERAWATAN
Rawat jalan : pasien harus kontrol 3 hari pertama kemudian tiap 1 minggu
Rawat inap : terutama bila terjadi perforasi 3 minggu – 1 bulan
MASA PEMULIHAN
2 – 3 bulan, tergantung komplikasi yang timbul
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Jakarta. Diunduh dari website:http://depkes.go.id/index.php/component/content/article/43- newsslider/2084-kemenkes-canangkan-hari-pemberantasan-gangguan- peng lihatan-dan-kebutaan-di-indonesia.html.pada tanggal 12 Oktober 2012
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Jakarta. Diunduh dari website:http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/845-gangguan- penglihatan-masih-menjadi-masalah-kesehatan.html . pada tanggal 12 Oktober 2012
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Jakarta. Diunduh dari website:http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1112-menkes-
4. 31meresmikan-program-orbis-flying-eye-hospital-.html. pada tanggal 12 Oktober 2012
5. Suhardjo, Widodo F, dan Dewi MU. Artikel Tingkat Keparahan Ulkus Korneadi RS Dr. Sardjito Sebagai Tempat Pelayanan Mata Tertier. Bagian SMFPenyakit Mata RS Dr. Sardjito, Yogyakarta 2011. Diunduh dari website :http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/art-1.htm
8. Whitcher JP. Corneal ulceration in the developing world—a silent epidemic.B M J 1 9 9 7 ; 8 1 : 6 2 2 - 6 2 3 d o i : 1 0 . 1 1 3 6 / b j o . 8 1 . 8 . 6 2 2 . A v a i l a b l e f r o m : http://bjo.bmj.com/content/81/8/622.full
9. Ilyas S. Tukak (Ulkus) Kornea. Dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, BalaiPenerbit FKUI, Jakarta, 2012. 159-167
10. Wong YT, Corneal Ulcers. Dalam :The Opthalmology Examination Review.Singapore: World Scientific Printers, 2011. 114-117
11. Kumpulan Blog Dokter Indonesia. 2012. Ulkus Kornea. Di unduh dari web site:http://blogdokter.com/category/category/pdf-doc-jurnal/page/5/ulkuskornea.Pada tanggal 13 Oktober 2012.
12. Perhimpunan Dokter Spesislis Mata Indonesia, Ulkus Kornea dalam : IlmuPenyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2,Penerbit Sagung Seto, Jakarta,2012
13. Murillo-Lopez FH. Corneal Ulcer. New York: The Medscape from WebMDJournal of Medicine; [updated 2011, Nov 13; c i ted 2012, October 14] .Available from:http://emedicine.medscape.com/article/1195680-overview
14. Wijana. N.Ulkus Kornea. Dalam: Ilmu Penyakit Mata, cetakan ke-4, 2011.Jakarta15.Kanski JJ . Disorder of Cornea and Sclera . In: Cl inical Opthalmology ASystematic Approach. Edisi 6: 2012 page.100-149.
15. Ilyas S. Trauma Kimia. Dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai PenerbitFKUI, Jakarta, 2011. 271-273
Eksudat : hard eksudat dan soft eksudat ( cotton wool spot)
Neovaskularisasi pada retina
Venous beading dilatation, looping , dan tortuosity
Edema makula
Derajat Gambaran klinis
Non proliferatif
No retinopathy Tidak ada lesi retina
Hanya mikroaneurisma Tidak ada lesi selain mikroaneurisma
Mild NPDR Mikroaneurisma, retinal hemorrhage, hard
exudat
Moderate NPDR Mild NPDR + cotton wool spot dgn atau
IRMA
Severe NPDR Adanya salah satu dari gejala berikut :
Mikroaneurisma plus venous beading and or H/MA ≥ standar photograph in 4 quadrant
Marked venous beading in 2 or more quadrant, atau
Moderate IRMA (standar photograph 8A in one or more quadrant)
Very severe NPDR 2 atau lebih gejala seperti pada severe
PDR
Proliferatif
PDR tanpa HRC Pembuluh darah baru dan atau proliferasi
fibrosis atau perdarahan preretinal dan
atau vitreus
PDR dgn HRC NVD ≥ standar photograph 10 A, atau
Less extensive NVD bila terdapat perdarahan vitreus atau preretina, atau
NVE ≥1/2 disc area, bila terdapat perdarahan vitreus atau preretina
Advanced PDR Extensive vitreus hemorhage precluding grading, retnal detachment involving macula or pthisis bulbi or enucleation secondary to a complication of DR
Diabetic Macular Edema
Penyebab tersering hilangnya penglihatan pada penderita diabetes, terutama
diabetes type 2
Tanda : penebalan retina. Pada pemeriksaan fluoresecein angiografi tampak
hiperfluorescein karena ada kebocoran kapiler retina dan ada pola flower – petal.
Pada OCT menunjukkan penebalan retina
Fokal makulopati
Tanda : penebalan retina yang difuse dengan gambaran cystoid. Pada fluorescein
angiografi tampak hiperfluoresensi yang difus dan pola flower-petal
Clinically significant macular oedema
Penebalan retina 500μm dari sentral makula
Eksudat 500μm dari sentral makula dan berhubungan dengan penebalan
retina
Penebalan retina dari 1 disc area (1500 μm) atau lebih luas dari sentral
makula
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan slitlamp dengan lensa + 90 D
Funduskopi indirek
Fluorescein angiografi
OCT
B-scan ultrasonografi
DIAGNOSA BANDING
1. Retinopati hipertensi
2. CRVO
TERAPI DAN PENATALAKSANAAN
Retinopati diabetik non proliferatif tanpa edema makula
1. Modifikasi gaya hidup : kontrol kgd pengobatan terhadap
hiperglikemia dan hipertensi, olahraga teratur
2. Laser argon fokal pada titik kebocoran retina yang secara klinis
menunjukkan edema bermakna dan dapat memperkecil resiko
penurunan penglihatan
Retinopati diabetik proliferatif
1. Fotokoagulasi panretina laser argon : menurunkan kemungkinan
perdarahan masif korpus vitreum dan menghilangkan neovaskularisasi