ANALISA PERBEDAAN TEKANAN DARAH HIPERTENSI DIPPERS DAN NONDIPPERS ANTARA PENDERITA STROK ISKEMIK PASCA AKUT DAN PENDERITA HIPERTENSI TANPA STROK DIFFERENCES ANALYSIS IN BLOOD PRESSURE OF HYPERTENSION WITH DIPPERS AND NONDIPPERS PATTERN BETWEEN PATIENTS HYPERTENSION WITH POST ACUTE ISCHEMIC STROKE AND WITHOUT STROKE Mochammad Erwin Rachman 1 , Abdul Muis 2 , Cahyono Kaelan 2 1) Residen Bagian Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2) Staf Pengajar Bagian Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi : Mochammad Erwin Rachman Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar HP: 081 355 097295 Email : [email protected].
14
Embed
AND NONDIPPERS PATTERN BETWEEN PATIENTS …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/ed5fdf44aa1cde0ce60c09047315ba5d.pdf · studi klinis telah menunjukkan bahwa kontrol hipertensi menyebabkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISA PERBEDAAN TEKANAN DARAH HIPERTENSI DIPPERS DAN NONDIPPERS ANTARA PENDERITA STROK ISKEMIK PASCA AKUT DAN PENDERITA HIPERTENSI
TANPA STROK
DIFFERENCES ANALYSIS IN BLOOD PRESSURE OF HYPERTENSION WITH DIPPERS
AND NONDIPPERS PATTERN BETWEEN PATIENTS HYPERTENSION WITH POST
ACUTE ISCHEMIC STROKE AND WITHOUT STROKE
Mochammad Erwin Rachman1, Abdul Muis2, Cahyono Kaelan2
1) Residen Bagian Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2) Staf Pengajar Bagian Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi : Mochammad Erwin Rachman Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar HP: 081 355 097295 Email : [email protected].
ABSTRAK Pola tekanan darah pada penderita hipertensi merupakan salah satu faktor yang meningkatkan resiko menderita gangguan serebrovaskular maupun kardiovaskular, namun jenis pola tekanan darah dippers dan nondippers pada penderita hipertensi masih belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan menganalisa perbedaan tekanan darah hipertensi dippers dan nondippers antara penderita strok iskemik pasca akut dan tanpa strok dengan hipertensi. Metode yang digunakan adalah cross sectional study dengan 60 sampel (30 penderita hipertensi disertai strok iskemik dan 30 penderita hipertensi sebagai kontrol) dari Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan jejaringnya mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2013. Hasil penelitian menunjukkan uji chi-square didapatkan perbedaan yang bermakna antara pola tekanan darah hipertensi dipper dan nondippers dengan kejadian strok iskemik (p < 0,05) dengan OR = 4.5, pola tekanan darah hipertensi nondippers pada kelompok penderita lebih besar 27 (90.0%) dibandingkan kelompok kontrol yaitu 20 (66.0%), dengan kejadian pola nondippers secara bermakna lebih besar pada kelompok perempuan 29 (96,7%) dan pengguna OAH golongan ACEI jenis captopril 18 (94.7%) . Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh pola tekanan darah hipertensi dippers dan nondippers terhadap kejadian strok iskemik, dengan pola nondippers memperbesar resiko strok iskemik. Kata kunci : Dippers, Nondippers, Hipertensi, Strok Iskemik.
ABSTRACT Blood pressure patterns in patients with hypertension is one of the factors that increase the risk of suffering from cardiovascular and cerebrovascular disorders, but the types of patterns nondippers and dippers blood pressure in patients with hypertension is not widely studied. This study aims to analyze differences in blood pressure among hypertensive dippers and nondippers post-acute ischemic stroke patients with and without stroke with hypertension. The method used was a cross sectional study with 60 samples (30 hypertensive patients with ischemic stroke and 30 patients with hypertension as a control) of the Hospital Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar and network from June to August 2013. The results showed that the pattern of blood pressure in hypertensive nondippers has larger group of 27 patients (90.0%) compared to the control group of 20 men (66.0%), chi-square test found a significant difference between the patterns of blood pressure in hypertensive dippers and nondippers stroke incidence ischemic (p <0.05), and the pattern of risk nondippers experiencing ischemic stroke 4.5 times compared with dippers. It can be concluded that the pattern of blood pressure increase the risk of hypertension nondippers ischemic stroke. Keywords: Dippers, Nondippers, Hypertension, Ischemic Stroke.
PENDAHULUAN
Meningkatnya usia harapan hidup yang didorong oleh keberhasilan pembangunan nasional
dan berkembangnya modernisasi serta globalisasi di Indonesia akan cenderung meningkatkan risiko
terjadinya penyakit vaskular (penyakit jantung koroner, strok dan penyakit arteri perifer).Misbach(2011)
Strok merupakan salah satu penyebab utama dalam hal kematian, kecacatan maupun beban
ekonomi di masyarakat.Aliah (2005) Data di Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus
strok baik dalam hal kematian, kejadian, maupun kecacatan. Angka kematian berdasarkan umur
adalah : sebesar 15.9% (umur 45-55 tahun) dan 26.8% (umur 55-64 tahun) dan 23.5% (umur>65
tahun). Riskesda Depkes(2008) Insiden strok sebesar 51.6/100.000 penduduk, dan kecacatan; 1.6% tidak
berubah, 4.3% semakin memberat.Guiedline Strok 2011 Penderita laki-laki lebih banyak daripada
perempuan, dan profil usia dibawah 45 tahun sebesar 11.8%, usia 45-64 tahun 54.2%, dan usia
diatas 65 tahun sebesar 33,5%.Misbach J (2000) Dari data di bagian Ilmu Penyakit Saraf RSUP
dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 1990-1991 ditemukan penderita strok sekitar 39.4%
dengan angka kematian 43%. Sekitar 75% strok terjadi pada usia lanjut ( 65 tahun atau lebih).Goysal
Y. Aliah A (1999)
Hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,
ginjal, aorta, pembuluh darah perifer, dan retina. Beberapa penelitian secara cross sectional
membuktikan bahwa kerusakan organ target lebih erat hubungannya dengan hasil pengukuran
tekanan darah selama 24 jam atau Ambulatory Blood Preasure (AMBP) daripada tekanan darah
sesaat di klinik.Gumelar G (2009)
Hipertensi tetap menjadi faktor risiko yang dominan dan indikator prognosis pada pasien
dengan strok.Risiko strok secara langsung berkaitan dengan peningkatan tekanan darah. Sejumlah
studi klinis telah menunjukkan bahwa kontrol hipertensi menyebabkan penurunan kejadian strokdi
masyarakat. Pengendalian hipertensi sangat penting untuk pencegahan stroke pada semua
kelompok umur. Sebuah laporan menyebutkan peningkatan angka perdarahan intraserebral di India
mungkin karena hipertensi tidak terdeteksi dan tidak terkendali. Jain S et al(2004)
Epidemiologi strok akutdi negara berkembang berbeda dengan di negara maju, misalnya,
usiapada strok, faktor risiko, subtipe strok dan prognosis. Hipertensi tetap merupakan faktor risiko
yang dominan dan indikator prognosis pada pasien dengan strok di semua masyarakat. Risiko strok
secara langsung berkaitan dengan peningkatan tekanan darah. Sejumlah studi klinis telah
menunjukkan bahwa kontrol hipertensi menyebabkan penurunan jumlah kejadian strok
di masyarakat. Namun masih ada kontroversi seputar perubahan tekanan darah pada berbagai
subtipe strok dan masalah manajemen BP meningkat setelah strok.Jain S et al(2004)
Pada orang normal, tekanan darah mengikuti pola sirkardian,yaitu tekanan darah mengalami
penurunan pada malam hari dan mengalami kenaikan pada pagi hari.Demikian pula pada sebagian
besar penderita hipertensi, juga mengikuti pola sirkadian orang normal (dippers).Tetapi, pada
penderita hipertensi nondippers tidak terjadi penurunan tekanan darah malam hari.Kejadian
penyakit kardiovaskular maupun strok lebih sering timbul pada penderita hipertensi nondippers
daripada penderita hipertensi dippers.Kerusakan organ target yang lebih berat erat hubungannya
dengan pasien dengan tekanan darah tetap tinggi pada malam hari (nondippers) daripada pasien
yang tekanan darahnya menurun secara normal pada malam hari (dippers). Gumelar G (2009)Sebagai
contoh, hasil penelitian dari Verdecchia dan kawan-kawan secara kohort prospektif terhadap1100
penderita hipertensi, dilaporkan angka kematian rata-rata pada nondippers dan reverse dippers lebih
tinggi daripada dippers. Hasil penelitian Yamamoto membuktikan bahwa tekanan darah yang tinggi
pada pengukuran secara ambulatory (AMBP), khususnya tekanan darah yang tinggi pada malam
hari dan penurunan tekanan darah yang kurang pada malam hari, akan menyebabkan efek yang
merugikan (bertambah luasnya lesi) pada lesi iskemik yang tenang (silent ischemic lesions) dan
strok simptomatis pada pasien dengan infark lakuner. Gumelar G (2009)
Tekanan darah berfluktuasi pada siang hari. Data yang berhubungan dengan hal ini sangat
meningkat dalam beberapa tahun terakhir sejak monitor tekanan darah ambulatori digunakan. Suatu
pola yang konsisten telah dikonfirmasi pada banyak orang yang normotensi dan hipertensi yaitu
:Level tekanan darah tertinggi terjadi setelah jam 10.00 pagi dengan puncak sekitar tengah hari,
namun sering menetap sampai jam 06.00 sore.Terjadi peningkatan tekanan darah dari saat atau
sebelum bangun (sekitar jam 06.00 pagi), dengan tekanan darah naik hingga 20/15 mmHg pada
kebanyakan orang.Terjadi penurunan tekanan darah antara 10-20% pada akhir malam dan saat
pergi tidur, dengan titik nadir sekitar jam 03.00 dini hari.Schacter M (2010)Rachman ME et al (2011),
mendapatkan gambaran bahwa rasio pola tekanan darah hipertensi nondippers (86.7%) lebih besar
dibanding dippers (13.3%) pada pasien strok fase akut, serta bentuk pola tekanan darah hipertensi
nondippers utamanya terjadi sekitar pukul 10.30 malam.
Secara jelas, masalah tekanan darah sehubungan dengan strok tidak adanya bukti perbandingan
irama sirkardian tekanan darah pada penderita dippers dan nondippers. Demikian pula beberapa
bukti perbandingan angka kejadian strok dan penyakit kardiovaskular pada golongan nondippers
yang lebih tinggi daripada dippers. Sepanjang pengetahuan penulis, hal ini masih jarang diteliti di
Indonesia, dan khususnya di Makassar, Sulawesi Selatan, penelitian terhadap topik tersebut belum
pernah dilakukan.
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut penulis ingin meneliti sejauh mana besarnya
rasio perbedaan tekanan darah hipertensi nondippers dan dippers pada penderita strok iskemik
dalam pasca akut dengan penderita hipertensi tanpa strok.
METODE PENELITIAN
Desain dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, pada pasien strok iskemik dalam fase
pasca akut dan penderita hipertensi tanpa menderita strok di unit rawat jalan dan rawat inap RS
dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan jejaringnya yang dilaksanakan mulai Juni sampai Agustus
2013.
Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah semua penderita strok iskemik dalam fase pasca akut dan penderita
hipertensi tanpa menderita strok yang berkunjung ke unit rawat jalan dan rawat inap RS dr.Wahidin
Sudirohusodo Makassar dan jejaringnya. Sampel penelitian adalah penderita dari populasi penelitian
yang memenuhi kriteria inklusi, sampel diperoleh berdasarkan consecutive sampling. Kriteria inklusi
semua penderita strok iskemik dengan riwayat hipertensi yang dibuktikan dengan pemeriksaan
klinis dan CT scan dalam masa pasca akut sebagai kelompok penderita dan penderita hipertensi tanpa
serangan strok sebagai kelompok kontrol. Kriteria eksklusi bila pasien gaduh gelisah, aktif merokok,
minum kopi, penderita strok fase akut, tidak mempunyai riwayat hipertensi. Subyek yang memenuhi
kreteria inklusi dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah pada pukul 10.30 Wita dan 22.30 Wita
untuk menentukan pola tekanan darah dippers atau nondippers.
Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya dioleh menggunakan komputer dengan analisis univariat
digunakan untuk deskriptif karakteristik data dasar berupa distribusi frekuensi. Analisis bivariat
menggunakan uji chi square untuk sejauh mana besarnya rasio perbedaan tekanan darah hipertensi
nondippers dan dippers pada penderita strok iskemik dalam pasca akut dengan penderita hipertensi
tanpa strok, menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences).
HASIL PENELITIAN
Data dari subyek yang berhasil dikumpulkan selama penelitian ini adalah 30 orang yang
menderita hipertensi disertai strok iskemik pasca akut sebagai kelompok penderita dan 30 orang
penderita hipertensi tanpa strok sebagai kelompok kontrol.
Ket: GCS = Glasgow Coma Scale, MAP = Mean Arterial Pressure. *=tahun Data Primer
Tabel 2. Karakteristik Kelompok Penelitian
Variabel HT dengan SI
(n = 30) HT tanpa SI
(n = 30) n % n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 15 50.0 15 50.0 Perempuan 15 50.0 15 50.0
Usia ≤ 55 thn 12 40.0 16 53.3
>55thn 18 60.0 14 46.7 Pola Tekanan Darah
Dippers 3 10.0 10 33.3 Nondippers 27 90.0 20 66.7
Data Primer Tabel 3. Analisa perbandingan hubungan jenis kelamin dengan penderita strok iskemik pasca akut dan tanpa strok iskemik dengan hipertensi.
Jenis Kelamin
Hipertensi p OR
CI SI Tanpa SI
Laki-laki Perempuan
15 (50.0%) 15 (50.0%) 15 (50.0%) 15 (50.0%)
1.00 1.00
0.36-2.75
Nilai p, uji Chi-Square
Tabel 4. Analisa perbandingan jenis kelamin dengan pola tekanan darah hipertensi dippers dan nondippers pada penderitastrok iskemik pasca akut dan tanpa strok dengan hipertensi. Jenis Kelamin
Pola TD Hipertensi
p OR
CI Nondippers Dippers
Laki-laki Perempuan
18 (60.0%) 12 (40.0%) 29 (96.7%) 1 (3.3%)
0.001 19.33
2.31-161.56
Nilai p, uji Chi-Square
Tabel 5. Analisa perbandingan pola tekanan darah hipertensi dippers dan nondippers pada penderita strok iskemik pasca akut dan tanpa strok dengan hipertensi.