KAMUS INDIKATOR AREA KLINISKPI-1 : Kematian Pasien di IGD
PerspektifCustomer
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan
kegawat daruratan berbasis mutu dan keselamatan pasien
Judul IndikatorKematian pasien di IGD (RS Umum dan RS khusus
lainnya)
Dimensi MutuEfektivitas dan keselamatan pasien
TujuanTerselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu
menyelamatkan pasien gawat darurat yang ditangani di IGD
Definisi operasionalKematian di IGD adalah kematian pasien yang
terjadi dalam periode 8 jam sejak pasien datang ke IGD
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
FormulaRS Umum dan RS khusus lainnya :
Bobot 0,02
Sumber DataRekam Medik
Standar 2.5 % (RS Umum dan RS Khusus lainnya)
Metode Penilaianhasil 2,5% --> skor = 100hasil = 2,6% - 3%
--> skor = 75hasil = 3,1% - 3,5% --> skor = 50hasil = 3,6% -
4% --> skor = 25hasil > 4% --> skor = 0
PICKa. IGD
KPI-2 : Nett Death Rate (NDR)PerspektifCustomer
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan
rawat inap berbasis mutu dan keselamatan pasien
Judul IndikatorNett Death Rate Kematian Pasien > 48 jam
Dimensi MutuEfektivitas dan keselamatan pasien
TujuanTerselenggaranya pelayanan yang aman dan efektif serta
mampu menyelamatkan pasien yang ditangani di ruang perawatan
Definisi operasionalNett Date rate adalah kematian pasien yang
terjadi sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk
rumah sakit.
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa1 bulanan
NumeratorJumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam
dalam 1 bulan
DenominatorJumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan
FormulaJumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam (1
bulan) x 1000
Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan
Bobot 0,03
Sumber DataRekam Medik
Standar 24/1000 atau 25/1000
Metode Penilaian hasil 24 --> skor = 100hasil = 25 - 40
--> skor = 75hasil = 41 - 65 --> skor = 50hasil = 66 - 70
--> skor = 25hasil >70 --> skor = 0
PICKa. Instalasi Rawat Inap
KPI-3 : Kepatuhan terhadap Clinical Pathway (CP)PerspektifProses
bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem manajemen
klinik (good clinical governance) berbasis mutu dan keselamatan
pasien
Judul IndikatorKepatuhan terhadap clinical pathway
Dimensi MutuKesinambungan pelayanan (continuoum of care) dan
keselamatan pasien
TujuanTerselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis,
mengurangi risiko proses asuhan klinis, mengurangi adanya variasi
asuhan klinis dan memberikan asuhan klinis yang tepat waktu serta
penggunaan sumber daya yg efisien serta konsisten sehingga
menghasilkan mutu pelayanan yang tinggi dengan menggunakan praktek
klinik yang berbasis bukti.
Definisi operasionalKepatuhan terhadap clinical pathway adalah
kepatuhan para staf medis/ DPJP dalam menggunakan clinical pathway
untuk memberikan asuhan klinis pasien secara terstandarisasi dan
terintegrasi sehingga dapat meminimalkan adanya variasi proses
asuhan klinis.Setiap RS memilih/menetapkan paling sedikit 5
clinical pathway dari data 5 penyakit terbanyak dengan ketentuan
high volume, high cost, high risk dan diprediksi sembuh. Cara
penilaian penerapan ke-5 clinical pathway tersebut adalah : 1)
Dilakukan audit clinical pathway berupa kegiatan monitoring dan
evaluasi terhadap kepatuhan pelaksanaan asuhan klinis ( indikator
proses ) dan terhadap lama hari perawatan /LOS (Indikator output).
2) Dokumen clinical pathway diintegrasikan pada berkas rekam
medis
Audit clinical pathway dilakukan berkala setiap bulan.
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
Formula1. Ada CP
2. Ada CP yang diimplementasikan terintegrasi di Rekam Medik3.
Ada CP yang diimplementasikan, terintegrasi dan dievaluasi
Bobot 0,07
Sumber DataRekam Medik
Standar Ada 5 CP sudah diimplementasikan terintegrasi di Rekam
Medik dan sudah dievaluasi
Metode PenilaianAda 5 CP yang diimplementasikan di Rekam Medik
dan dievaluasi --> skor = 100Ada 5 CP yang diimplementasikan,
tapi belum dievaluasi --> skor = 75Ada CP, belum
diimplementasikan --> skor = 50Belum ada CP --> skor = 25
PICKa. SMF/Departemen Medik, Ka Instalasi rawat inap, Ka. Komite
Medik, Ka.Komite Mutu
KPI. 4 : Tidak adanya kejadian pasien jatuh
PerspektifProses Bisnis Internal
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan
keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien
Judul KPITidak adanya kejadian pasien jatuh
Dimensi MutuEfektivitas dan keselamatan pasien
TujuanTerselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan
efektif bagi pasien dalam upaya mencapai pemenuhan sasaran
keselamatan pasien internasional (IPSG 6)
Definisi operasionalKejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien
jatuh selama pasien mendapatkan perawatan di ruang perawatan, baik
akibat jatuh dari tempat tidur, dikamar mandi dsb.Ketika pasien
baru pertama kali masuk perawatan maka dalam 24 jam telah dilakukan
asesmen awal keperawatan dimana dalam asesmen tsb dapat diketahui
kemungkinan pasien berisiko jatuh dengan skoring tertentu
menggunakan instrumen penilaian risiko jatuh. Pada anak-anak
menggunakan skala Humpty Dumpty, pada pasien dewasa menggunakan
skala Morse dan skala jatuh untuk pasien geriatri. Dilakukan
intervensi jatuh sesuai derajat skor jatuh. Harus dilakukan
re-asesmen jatuh dengan waktu sesuai derajat skornya.
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode AnalisaBulanan
NumeratorJumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi
jumlah pasien jatuh
DenominatorJumlah pasien dalam bulan tersebut
FormulaJumlah pasien yang dirawat jumlah pasien jatuh x
100%Jumlah pasien rawat bulan tersebut
Bobot KPI0,03
Sumber DataRekam Medik
Standar 100%
Kriteria Penilaian100 % ( skor = 100 (tidak ada pasien
jatuh)
< 100% ( skor = 0 (Ada pasien jatuh)
PICKa. Instalasi Rawat Inap
KPI-5 : Cedera/trauma fisik akibat fiksasi (CAF) di Unit
Pelayanan Intensif Psikiatri (Psychiatric Intensive Care
Unit)PerspektifProses Bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan
keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien
Judul KPITidak adanya kejadian cedera/trauma fisik akibat
fiksasi (CAF) di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri (Psychiatric
Intensive Care Unit).
Dimensi MutuEfektivitas, keamanan dan keselamatan pasien
TujuanTerselenggaranya pelayanan medik dan keperawatan yang aman
dan efektif
Definisi operasionalTidak adanya kejadian cedera/trauma yang
diakibatkan oleh tindakan fiksasi di Unit Pelayanan Intensif
Psikiatri (Psychiatric Intensive Care Unit).Unit Pelayananan
Intensif Psikiatri (UPIP) adalah ruang rawat inap psikiatri dengan
sistem pelayanan intensif 24 jam yang menjamin keamanan dan
keselamatan pasien dengan kontrol lingkungan melalui asuhan medis
dan keperawatan intensif dengan minimal pengekangan.
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah pasien yang dilakukan fiksasi dikurangi jumlah
pasien yang mengalami cedera/trauma fisik di UPIP
Denominator jumlah pasien yang dilakukaan fiksasi di UPIP
FormulaJumlah pasien yang dilakukan fiksasi dikurangi jumlah
pasien yang mengalami cedera/trauma fisik di UPIP x 100%
jumlah pasien yang dilakukan fiksasi di UPIP
Bobot KPI0,03
Sumber DataRekam Medik
Standar 1,5 %
Kriteria Penilaianhasil 1,5 % --> skor = 100hasil >1,5 - 5
% --> skor = 75hasil >5 10 % --> skor = 50hasil >10 -
15% ( skor = 25hasil >15% --> skor = 0
PICKa. Instalasi Rawat Inap
KPI-6 : Tidak adanya kejadian decubitus PerspektifProses Bisnis
internal
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan
keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien
Judul KPITidak adanya kejadian decubitus
Dimensi MutuEfektivitas dan keselamatan pasien
TujuanTerselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan
efektif
Definisi operasionalTidak adanya kejadian decubitus pada pasien
yang menjalani rawat inap di ruang rawat inap psikiatri.
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah seluruh pasien rawat inap dikurangi jumah pasien
yang mengalami decubitus
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap
FormulaJumlah seluruh pasien rawat inap - jumah pasien yang
mengalami decubitus x 100%
Jumlah seluruh pasien rawat inap
Bobot KPI0,03
Sumber DataRekam Medik
Standar 95%
Kriteria Penilaianhasil 95% --> skor = 100
hasil 76% - 95% --> skor = 75
hasil 51% - 75% --> skor = 50
hasil 26% - 50% ( skor = 25
hasil 0% 25% --> skor = 0
PICKa. Instalasi Rawat Inap
KPI-7 : Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
PerspektifProses Bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan
keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien dalam pencegahan
dan pengendalian infeksi rumah sakit
Judul IKTInfeksi Aliran Darah Primer (IADP) (RS Umum dan RS
Khusus lainnya)
Dimensi MutuEfektivitas dan keselamatan pasien
TujuanMenurunnya kejadian infeksi aliran darah
Definisi operasionalInfeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah
infeksi akibat pemasangan kateter intra vena central (CVL), > 48
jam terpasang kateter intra vena central (CVL).
Kriteria :
(a) Kriteria 1: terdapat patogen dari satu atau lebih kultur
darah dan patogen tersebut tidak berhubungan dg infeksi di tempat
lain.
(b) Kriteria 2: Terdapat setidaknya satu tanda dan gejala sbb:
demam (>38C), menggigil, atau hipotensi dan setidaknya satu dari
berikut:
Kontaminan kulit umum (misal: Diphtheroids, Bacillus spp.,
Propionibacterium spp., Coagulase Negative Staphylococcus aureus,
or micrococci) terkultur dari dua atau lebih kultur darah yang
diambil pada waktu yg berbeda.
Kontaminan kulit umum terkultur dari setidaknya satu kultur
darah pasien dengan line intravena dan dokter memberikan terapi
antibiotik yang sesuai. Tes antigen darah positif (misal:
Hemophilus influenzae, Streptococcus pneumonia, Neisseria
meningitidis, atau grup B Streptococcus).
Tanda dan gejala dengan hasil positif laboratorium tidak
berkaitan dengan infeksi di tempat lain
(c) Kriteria 3: Pasien umur 38 C), hipotermi ( skor = 100hasil
3.5 4 --> skor = 75hasil > 4 4.5 --> skor = 50hasil >
4.5 5 --> skor = 25hasil > 5 --> skor = 0
PICKa. Instalasi Pelayanan/Ketua Komite/Panitia/Tim PPI
KPI-8 : Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional
PerspektifProses Bisnis Internal
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan
kefarmasian berbasis mutu dan keselamatan pasien
Judul IKTKepatuhan penggunaan Formularium Nasional (Fornas)
Dimensi MutuEfektivitas dan keselamatan pasien
TujuanTergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
JKN
Definisi operasionalKepatuhan penggunaan Formularium Nasional
(Fornas) adalah kesesuaian penulisan resep oleh DPJP dengan
Formularium Nasional pada pasien JKNInklusi : pasien JKN
Eksklusi : obat yang ada dalam Clinical Pathway namun tidak ada
dalam Formularium Nasional
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah resep yang sesuai Fornas dalam bulan
berjalan
DenominatorJumlah total resep dalam bulan berjalan
Formula
Bobot IKT0,04
Sumber DataRekam Medik
Standar 90%
Kriteria Penilaianhasil 90% --> skor = 100hasil > 70 - 90%
--> skor = 75hasil > 50 - 70% --> skor = 50hasil > 30
50 %--> skor = 25hasil 30 --> skor = 0
PICKa. Instalasi Farmasi
KPI-9 : Medication ErrorPerspektifProses Bisnis Internal
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan
kefarmasian klinik berbasis mutu dan keselamatan pasien dalam
pencegahan kesalahan obat
Judul KPIKejadian Nyaris Cidera Peresepan Obat
Dimensi MutuEfektivitas dan keselamatan pasien rawat inap
TujuanMenurunkan kesalahan peresepan
Definisi operasionalKesalahan Peresepan Obat yang dimaksud
adalah kesalahan yang teridentifikasi pada verifikasi resep oleh
bagian farmasi, meliputi benar pasien, benar obat, benar dosis,
benar rute, benar waktu pemberian, tidak ada duplikasi, tidak ada
interaksi obatKriteria Inklusi : Semua resep/instruksi pengobatan
pasien rawat inap yang ditulis oleh DPJP
Metode pengumpulan data : minimal dengan sampling
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah resep yang teridentifikasi kesalahan setelah
diverifikasi
DenominatorJumlah lembar resep yang ditulis dokter
FormulaJumlah resep yang teridentifikasi kesalahan setelah
diverifikasi x 100% Jumlah lembar resep yang ditulis dokter
Bobot KPI0,03
Sumber DataRekam Medik
Standar / TargetTren menurun
Kriteria Penilaianhasil < 5% --> skor = 100
hasil = 5 - 9% --> skor = 75hasil = 10 - 14% --> skor =
50
hasil = 15 - 20 % --> skor = 25hasil >20 % --> skor =
0
PICKa. Instalasi Farmasi
KPI-10 : Tidak adanya pasien yang dilakukan fiksasi setelah masa
rawat 24 jam di Unit Pelayanan Intensif PsikiatriPerspektifProses
Bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan
keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien
Judul KPIWaktu fiksasi pasien gaduh gelisah di bangsal akut
Dimensi MutuEfektivitas dan keselamatan pasien
TujuanTerselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan
efektif
Definisi operasionalTidak ada pasien yang dilakukan fiksasi pada
masa rawat setelah 24 jam di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri.
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah pasien yang dilakukan fiksasi setelah masa rawat
24 jam
DenominatorJumlah seluruh pasien yang dirawat di UPIP
FormulaJumlah seluruh pasien di UPIP Jumlah pasien yang
dilakukan fiksasi setelah masa rawat 24 jam x 100%
Jumlah seluruh pasien yang dirawat di UPIP
Bobot KPI0,04
Sumber DataRekam Medik
Standar 95%
Kriteria Penilaianhasil 95% --> skor = 100
hasil 76 95% --> skor = 75
hasil 51 75% --> skor = 50
hasil 26 - 50%--> skor = 25
hasil 0 25% --> skor = 0
PICKa. Instalasi rawat inap
KPI-11 : Tidak adanya pasien yang dirawat di UPIP > 10
hariPerspektifProses Bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya efektivitas dan mutu pelayanan
Judul KPILama rawat inap di bangsal akut
Dimensi MutuEfektivitas dan mutu pelayanan
TujuanTerselenggaranya pelayanan yang efektif dan bermutu
Definisi operasionalTidak adanya pasien yang dirawat di UPIP
> 10 hari
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah seluruh pasien yang di rawat inap di UPIP
dikurangi jumlah pasien yang dirawat > 10 hari
DenominatorJumlah seluruh yang pasien yang dirawat inap di
UPIP
FormulaJumlah seluruh pasien yang di rawat inap di UPIP
dikurangi jumlah pasien yang dirawat > 10 hari x 100%
Jumlah seluruh yang pasien yang dirawat inap di UPIP
Bobot KPI0,03
Sumber DataRekam Medik dan Instalasi rawat inap
Standar > 90%
Kriteria Penilaianhasil 91% - 100% --> skor = 100
hasil 81% - 90% --> skor = 75
hasil 71% - 80% --> skor = 50
hasil 61% - 70% --> skor = 25
hasil skor = 0
PICKa. Inst Rawat Inap
KPI-12 : Tidak adanya pasien yang dirawat inap psikiatri > 42
hariPerspektifProses Bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya efektivitas dan mutu pelayanan
Judul KPILama rawat inap pasien psikiatri
Dimensi MutuEfektivitas dan mutu pelayanan
TujuanTerselenggaranya pelayanan yang efektif dan bermutu
Definisi operasionalTidak adanya pasien yang dirawat inap
psikiatri > 42 hari
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri dikurangi
jumlah pasien yang dirawat > 42 hari
DenominatorJumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri
FormulaJumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri dikurangi
jumlah pasien yang dirawat > 42 hari Jumlah pasien rawat inap
psikiatri x 100%Jumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri
Bobot IKT0,04
Sumber DataRekam Medik dan Instalasi Rawat Inap
Standar 42 Hari
Kriteria Penilaianhasil < 42 hari --> skor = 100hasil 42
50 hari--> skor = 75hasil > 50 60 hari --> skor = 50hasil
> 60 hari --> skor = 25
PICKa. Instalasi Rawat Inap
KPI-13 : Tidak adanya kejadian pasien lari dari ruang rawat inap
psikiatriPerspektifProses Bisnis Internal
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan
keperawatan berbasis mutu yang komprehensif
Judul KPITidak adanya kejadian pasien lari dari ruang rawat inap
psikiatri
Dimensi MutuEfektivitas dan mutu pelayanan
TujuanTerselenggaranya pelayanan yang bermutu dan
komprehensif
Definisi operasionalTidak adanya kejadian pasien yang lari dari
ruang rawat inap psikiatri >2x24 jam
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 Bulanan
NumeratorJumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri dikurangi
jumlah pasien yang lari
DenominatorJumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri
FormulaJumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri dikurangi
jumlah pasien yang lari x 100%Jumlah seluruh pasien rawat inap
psikiatri
Bobot KPI0,03
Sumber DataRekam Medik dan Instalasi Rawat Inap
Standar >95%
Kriteria Penilaianhasil 95% --> skor = 100
hasil 76 95% --> skor = 75
hasil 51 75% --> skor = 50
hasil 26 - 50%--> skor = 25
hasil 0 25% --> skor = 0
PICKa. Instalasi Rawat Inap
KPI-14 : Tidak adanya kejadian pasien bunuh diri di rawat inap
psikiatriPerspektifProses Bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan
keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien
Judul KPITidak adanya kejadian pasien bunuh diri di rawat inap
psikiatri
Dimensi MutuEfektivitas dan keselamatan pasien rawat inap
TujuanTerselenggaranya pelayanan medis dan keperawatan yang aman
dan efektif bagi pasien dalam upaya mencapai pemenuhan sasaran
keselamatan pasien internasional (IPSG 6)
Definisi operasionalKejadian pasien bunuh diri selama pasien
mendapatkan penatalaksanaan diruang rawat inap psikiatri.
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri dikurangi
jumlah pasien yang meninggal karena bunuh diri
DenominatorJumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri
FormulaJumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri dikurangi
jumlah pasien yang meninggal karena bunuh diri x 100%
Jumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri
Bobot KPI0,04
Sumber DataRekam Medik dan Instalasi Rawat Inap
Standar / Target100%
Kriteria Penilaian100 % ( skor = 100 (tidak ada pasien bunuh
diri)
< 100% ( skor = 0 (Ada pasien bunuh diri)
PICKa. Instalasi Rawat Inap
KPI-15 : Penerapan keselamatan Electro Convulsive Teraphy
(ECT)PerspektifProses Bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya penyelenggaraan tindakan ECT dan
detoksifikasi yang berbasis mutu dan keselamatan pasien
Judul KPIPenerapan keselamatan Electro Convulsive Teraphy
(ECT)
Dimensi MutuEfektivitas dan keselamatan pasien dilakukan
tindakan ECT
TujuanTerselenggaranya efektifitas dan keselamatan pasien yang
dillakukan tindakan ECT
Definisi operasionalKeselamatan tindakan Electro Convulsive
Teraphy (ECT) adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan prosedur
yang berlaku, sesuai dengan indikasi medis dan dilakukan oleh
tenaga yang kompeten.Dengan melaksanakan pengisian check list
persiapan dan tindakan ECT, monitoring pasca ECT baik jangka pendek
(berupa komplikasi fisik) dan jangka panjang (efek terapi ECT
terhadap kemajuan proses gangguan mental).
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
Numerator-
Denominator-
FormulaAda SOP tindakan ECT, sesuai indikasi, dilaksanakan oleh
tenaga kompeten
Bobot KPI0,04
Sumber DataRuang Tindakan ECT
Standar / Target100%
Kriteria PenilaianAda SOP, sesuai indikasi, dilaksanakan oleh
tenaga kompeten, dilakukan time out check list ECT = 100%
Ada SOP, sesuai indikasi, dilaksanakan oleh tenaga kompeten,
tidak dilakukan time out check list ECT = 75%Ada SOP, sesuai
indikasi, belum dilaksanakan oleh tenaga kompeten, tidak dilakukan
time out check list ECT = 50%
Tidak ada SOP, sesuai indikasi, belum dilaksanakan oleh tenaga
kompeten = 25%
PICKa. Instalasi Rawat Inap
KPI-16 : Kepuasan PelangganPerspektifCustomer
Sasaran StrategisTerwujudnya Kepuasan Pelanggan
Judul KPIKepuasan Pelanggan (KP)
Dimensi MutuEfektivitas dan Mutu Pelayanan
TujuanTerselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu
memberikan kepuasan pelanggan
Definisi operasionalKepuasan adalah pernyataan tentang persepsi
pelanggan terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS.
Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan
sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui
dengan melakukan survey kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat
kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan
berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Pengukuran IKM
dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan ketentuan
sebagimana diatur dalam pedoman umum penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat unit layanan instansi pemerintah
(KEP/25/M.PAN/2/2004).
Frekuensi Pengumpulan Datatahunan
Periode Analisa1 tahun
NumeratorHasil Penilaian IKM
DenominatorSkala Maksimal Nilai IKM
Formula
Bobot KPI0.04
Sumber DataHasil Survey
Standar 85%
Kriteria PenilaianKepuasan Pelanggan (KP) (%)
Skor
KP > 85
100
70 < KP < 85
75
55 < KP 70
50
40 < KP 55
25
KP 40
0
PICTim Mutu
KPI-17 : Kecepatan Respon Terhadap
KomplainPerspektifCustomer
Sasaran StrategisTerwujudnya Kepuasan Pelanggan
Judul KPIKecepatan Respon Terhadap Komplain (KRK)
Dimensi MutuEfektivitas dan Mutu Pelayanan
TujuanTerselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu
memberikan kepuasan pelanggan.
Definisi operasionalKecepatan respon terhadap komplain adalah
kecepatan Rumah sakit dalam menanggapi komplain baik tertulis,
lisan atau melalui mass media yang sudah diidentifikasi tingkat
risiko dan dampak risiko dengan penetapan grading/ dampak risiko
berupa ekstrim (merah), Tinggi (kuning), Rendah (hijau), dan
dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut atas respon time komplain
tersebut sesuai dengan kategorisasi/grading/dampak risiko.
Warna Merah : cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan,
kematian, mengancam sistem/kelangsungan organisasi, poptensi
kerugian material dll. Warna Kuning : cenderung berhubungan dengan
pemberitaan media, potensi kerugian in material, dll. Warna Hijau :
tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun
immaterial.
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
Numerator
Denominator
Formula Jumlah seluruh komplain (kategori merah, kuning, hijau)
yang ditanggapi & ditindaklanjuti sesuai masing-masing standar
waktu x 100% Jumlah seluruh komplain (merah, kuning, hijau)
Bobot KPI0,04
Sumber DataSurvey kepuasan pelanggan
Standar 75%
Kriteria PenilaianKRK (%)
SKOR
75 < KRK 100 %
100
50 < KRK 75 %
75
25 < KRK 50 %
50
KRK < 25 %
25
PICKasubag Bagian Hukormas
KPI-18 : Emergency Psychiatric Respons Time (EPRT) 4
jamPerspektifProses bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya Ketepatan Waktu Pelayanan
Judul KPIEmergency Psychiatric Respons Time (EPRT) 4 jam
Dimensi MutuWaktu yang dibutuhkan untuk menangani pasien gaduh
gelisah menjadi tenang 4 jam sejak diagnosis ditegakan.
TujuanTerselenggaranyan pelayanan kegawatdaruratan yang cepat,
responsive dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi operasionalWaktu yang dibutuhkan untuk menangani pasien
gaduh gelisah menjadi tenang (menenangkan). Kriteria penilaian
menggunakan instrument PANSS-EC
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah waktu yang dibutuhkan untuk menenangkan seluruh
pasien gaduh gelisah di IGD
DenominatorJumlah seluruh pasien gaduh gelilsah di IGD
FormulaJumlah seluruh waktu yang dibutuhkan untuk menenangkan
seluruh pasien gaduh gelisah di IGDJumlah seluruh pasien gaduh
gelilsah di IGD
Bobot KPI0,025
Sumber DataSurvey observasi langsung
Standar 240 menit
Kriteria PenilaianEPRT (menit)
Skor
EPRT 240
100
241 < EPRT 300
75
301 < EPRT 36050
361 < EPRT 420
25
EPRT > 420
0
PICKa. Instalasi Gawat Darurat
KPI-19 : Waktu Tunggu Rawat JalanPerspektifProses bisnis
internal
Sasaran StrategisTerwujudnya Ketepatan Waktu Pelayanan
Judul KPIWaktu Tunggu Rawat Jalan
Dimensi MutuEfektivitas dan Mutu Pelayanan
TujuanTerselenggaranya pelayanan rawat jalan (RJ) pada hari
kerja yang mudah dan cepat di akses oleh pasien
Definisi operasionalWaktu tunggu rawat jalan (WTRJ) adalah waktu
yang diperlukan mulai dari pasien yang sudah terdaftar tiba di
poliklinik sampai dilayani dokter.
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah waktu yang diperlukan pasien sejak datang di
Poliklinik sampai dengan dilayani dokter Poliklinik
DenominatorJumlah seluruh pasien yang disurvei
Formula
Bobot KPI0,025
Sumber DataPasien Rawat Jalan
Standar < 60 Menit
Kriteria PenilaianWaktu Tunggu Rawat Jalan (Menit) Skor
WTRJ 60
100
60 < WTRJ 80
75
80 < WTRJ 100
50
100 < WTRJ 120
25
WTRJ > 120
0
PICKa. Instalasi Rawat Jalan
KPI-20 : Waktu Tunggu Pelayanan RadiologiPerspektifProses bisnis
internal
Sasaran StrategisTerwujudnya Ketepatan Waktu Pelayanan
Judul KPI Waktu Tunggu Hasil Radiologi
Dimensi MutuEfektivitas dan Mutu Pelayanan
TujuanTergambarnya kecepatan pelayanan radiologi.
Definisi operasionalWaktu tunggu pelayanan radiologi adalah
waktu rata-rata yang dibutuhkan pasien mulai mendaftar diloket
radiologi dilanjutkan dengan pemeriksaan radiografer sampai dengan
menerima hasil yang sudah di ekspertise dan divalidasi dokter
spesialis radiologi.
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah waktu yang diperlukan pasien sejak datang di
Unit Radiologi sampai dengan menerima hasil yang sudah di
ekspertise dan divalidasi dokter spesialis radiologi
DenominatorJumlah seluruh pasien yang disurvei
Formula
Bobot KPI0,02
Sumber DataHasil Survey
Standar 85%
Kriteria PenilaianWaktu Tunggu Pelayanan Radiologi (Jam) Skor
(WTPR) WTPR 3
100
3 < WTPR 4
75
4 < WTPR 5
50
5 < WTPR 6
25
WTPR > 6
0
PICKa. Instalasi Radiologi
KPI-21 : Waktu Tunggu Pelayanan LaboratoriumPerspektifProses
bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya Ketepatan Waktu Pelayanan
Judul KPI Waktu Tunggu Hasil Laboratorium
Dimensi MutuEfektivitas dan Mutu Pelayanan
TujuanTergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium.
Definisi operasionalWaktu tunggu pelayanan laboratorium adalah
Waktu rata-rata yang dibutuhkan sejak pasien mulai mendaftar di
loket laboratorium dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah
sampai dengan menerima hasil yang sudah di ekspertise dan
divalidasi oleh dokter spesialis patologi klinik Pengumpulan data
dilakukan dengan survey menggunakan metode time motion study yaitu
pencatatan setiap waktu pasien dilayani mulai dari loket
pendaftaran laboratorium sampai keluar hasil pemeriksaan
laboratorium yang sudah di ekspertise dan divalidasi oleh dokter
spesialis patologi klinik.
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien mendaftar di
loket Lab sampai dengan menerima hasil yang sudah di ekspertise
DenominatorJumlah seluruh pasien yang di survey
Formula
Bobot KPI0,02
Sumber DataInstalasi Laboratorium
Standar < 2 Jam
Kriteria PenilaianWaktu Tunggu Pelayanan Laboratorium (Jam) Skor
(WTPL) WTPL 2
100
2 < WTPL 3
75
3 < WTPL 4
50
4 < WTPL 5
25
WTPL > 5
0
PICKa. Instalasi laboratorium
KPI-22 : Waktu Tunggu Obat JadiPerspektifProses bisnis
internal
Sasaran StrategisTerwujudnya Ketepatan Waktu Pelayanan
Judul KPI Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi
Dimensi MutuEfektivitas dan Mutu Pelayanan
TujuanTergambarnya kecepatan pelayanan resep obat jadi.
Definisi operasionalWaktu tunggu pelayanan resep obat jadiadalah
Waktu rata-rata yang dibutuhkan sejak pasien menyerahkan resep obat
diloket apotek sampai dengan menerima/mendapatkan obat jadi dari
petugas farmasi di apotik rawat jalan.
Pengumpulan data dilakukan dengan survey menggunakan metode time
motion study yaitu pencatatan setiap waktu pasien dilayani mulai
dari loket apotik sampai pasien menerima obat jadi dari petugas
farmasi di apotik rawat jalan
Eksklusi : obat kemoterapi
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien menyerahkan
resep di loket Apotek sampai dengan menerima obat
DenominatorJumlah seluruh pasien yang di survey
Formula
Bobot KPI0,02
Sumber DataInstalasi Farmasi
Standar < 30 menit
Kriteria PenilaianWaktu Tunggu Obat Jadi (Menit) Skor (WTOJ)
WTOJ 30
100
30 < WTOJ 40
75
40 < WTOJ 50
50
50 < WTOJ 60
25
WTOJ > 60
0
PICKa. Instalasi Farmasi
KPI-23 : Pengembalian Rekam Medik dalam 1x24 jamPerspektifProses
bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya Ketepatan Waktu Pelayanan
Judul IKTPengembalian Rekam Medik
Dimensi MutuEfektivitas dan Mutu Pelayanan
TujuanTergambarnya tanggung jawab pemberi pelayanan dalam
pengembalian rekam medis tepat waktu.
Definisi operasionaljumlah rekam medik dari rawat inap yang
diisi lengkap yang dikembalikan ke pengelola rekam medik dalam
waktu 24 jam setelah pasien pulang.
Kriteria lengkap mengacu pada Permenkes no. 269
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah rekam medis yang dikembalikan dalam waktu 1 x 24
jam selama 1 bulan
DenominatorJumlah pasien yang pulang dalam 1 bulan
Formula
Bobot IKT0,02
Sumber DataRekam Medis
Standar> 80%
Kriteria PenilaianPengembalian Rekam Medik (%) Skor (PRM) PRM =
100
100
90 PRM < 100
75
80 PRM < 90
50
70 PRM < 80
25
PRM < 70
0
PICKa. Instalasi Rekam Medik
KPI-24 : Pengkajian awal Medis dan KeperawatanPerspektifProses
bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya Ketepatan Waktu Pelayanan
Judul IKTPengkajian Awal Medis dan Keperawatan
Dimensi MutuEfektivitas dan Mutu Pelayanan
TujuanTergambarnya tanggung jawab dokter dan perawat dalam
melakukan pengkajian awal pasien dalam 1 x 24 jam.
Definisi operasionalPengkajian awal medis dan keperawatan adalah
assessmen awal medis yang dibuat oleh DPJP dan assessmen awal
keperawatan yang diisi oleh perawat sesuai dengan form rekam medik
Pengkajian Awal Medis dan Keperawatan dalam waktu 24 jam.
Apabila assessmen awal medis diisi oleh PPDS maka harus mendapat
persetujuan DPJP dengan bukti tandatangan, cap nama DPJP dan
penulisan waktu (tanggal, bulan, tahun dan jam) Penulisan harus
lengkap sesuai standar
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah seluruh pasien baru rawat inap yg dilakukan
pengkajian awal medis dan keperawatan dalam 1 x 24 jam
DenominatorJumlah seluruh pasien baru yang dirawat inap dalam
periode yang sama
FormulaJumlah seluruh pasien baru rawat inap yg dilakukan
pengkajian awal medis dan keperawatan dalam 1 x 24 jam x 100%Jumlah
seluruh pasien baru yang dirawat inap dalam periode yang sama
Bobot IKT0,03
Sumber DataBidang Keperawatan
Standar> 80%
Kriteria PenilaianPengkajian Awal Medis Dan Keperawatan Dalam
1x24 Jam (%) Skor (PAMK) PAMK > 80
100
70 < PAMK 80
75
60 < PAMK 70
50
50 < PAMK 60
25
PAMK 50
0
PICKa. Instalasi Rawat Inap, Ka. Bidang Keperawatan, Ka
SMF/Departemen Medik
KPI-25 : % Temuan ketidaktersediaan Obat Rutin yg
ditindaklanjutiPerspektifProses bisnis internal
Sasaran StrategisTerwujudnya Ketepatan Waktu Pelayanan
Judul IKTTemuan ketidaktersediaan obat rutin yang
ditindaklanjuti
Dimensi MutuEfektivitas dan Mutu Pelayanan
TujuanTergambarnya kesiapan rumah sakit dalam menyediakan
pelayanan farmasi.
Definisi operasionalJumlah jenis obat rutin di instalasi farmasi
RS yang kosong dalam satu bulan, yang dipenuhi sehingga tidak
terjadi kekosongan (untuk obat CITO dlm 1x24 jam; untuk obat
non-cito dlm 3x24 jam sejak diputuskan kosong)Obat Rutin yang
dimaksud adalah obat yang Vital dan Esensial
Eksklusi : obat yang tidak bisa diadakan karena faktor
eksternal
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorJumlah obat rutin yang kosong dalam 1 bulan yang
ditindak lanjuti
DenominatorJumlah seluruh obat rutin
Formulajumlah obat rutin yang kosong dalam 1 bulan yang
ditindaklanjuti (untuk obat CITO dlm 1x24 jam; untuk obat non-cito
dlm 3x24 jam) sejak diputuskan kosong
Bobot IKT0,02
Sumber DataInst. Farmasi
Standar > 80%
Kriteria Penilaian% Temuan ketidaktersediaan farmasi yg
ditindaklanjuti (%)
Skor
(TKFD)
TKFD > 80
100
70 < TKFD 80
75
60 < TKFD 70
50
50 < TKFD 60
25
TKFD 50
0
PICKa. Instalasi Farmasi
KPI-26 : Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional
Perspektifkeuangan
Sasaran StrategisTerwujudnya efektivitas dan efisiensi
penggunanaan anggaran PNBP
Judul IKTPOBO
Dimensi MutuEfisiensi, efektivitas
TujuanTerselenggaranya pemanfaatan anggaran PNBP yang efektif
dan efisien.
Definisi operasional1. Pendapatan PNBP merupakan pendapatan yang
diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada
masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil
kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan
lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan
pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasala dari
APBN.
2. Biaya Operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari
belanja pegawai dan belanja barang, dan sumber dananya berasal dari
penerimaan anggaran APBN dan pendapatan PNBP Satker BLU
Frekuensi Pengumpulan DataBulanan
Periode Analisa3 bulanan
NumeratorPendapatan PNBP
DenominatorBiaya Operasional
Formula(Pendapatan PNBP/Biaya Operasional) x 100%
Bobot IKT0,15
Sumber DataBagian Keuangan
Standar> 65%
Kriteria PenilaianRasio PNBP terhadap Biaya Operasional (%)
(PB)
Skor
PB > 65
100
57 < PB