Anatomi dan Fisiologi Pleura Pleura merupakan membran serosa yang melingkupi parenkim paru, mediastinum, diafragma serta tulang iga; terdiri dari pleura viseral dan pleura parietal. Rongga pleura terisi sejumlah tertentu cairan yang memisahkan kedua pleura tersebut sehingga memungkinkan pergerakan kedua pleura tanpa hambatan selama proses respirasi. Cairan pleura berasal dari pembuluh- pembuluh kapiler pleura, ruang interstitial paru, kelenjar getah bening intratoraks, pembuluh darah intratoraks dan rongga peritoneum. Jumlah cairan pleura dipengaruhi oleh perbedaan tekanan antara pembuluh-pembuluh kapiler pleura dengan rongga pleura sesuai hukum Starling serta kemampuan eliminasi cairan oleh sistem penyaliran limfatik pleura parietal. Tekanan pleura merupakan cermin tekanan di dalam rongga toraks. Perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh pleura berperan penting dalam proses respirasi.Karakteristik pleuraseperti ketebalan, komponen selular serta faktor-faktor fi sika dan kimiawi penting diketahui sebagai dasar pemahaman patofi siologi kelainan pleura dan gangguan proses respirasi. Tinjauan pustaka ini akan membahas anatomi dan fi siologi pleura. Pleura merupakan membran serosa yang tersusun dari lapisan sel yang embriogenik berasal dari jaringan selom intraembrional dan bersifat memungkinkan organ yang diliputinya mampu berkembang, mengalami retraksi atau deformasi sesuai dengan proses perkembangan anatomis dan fi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Anatomi dan Fisiologi Pleura
Pleura merupakan membran serosa yang melingkupi parenkim paru, mediastinum,
diafragma serta tulang iga; terdiri dari pleura viseral dan pleura parietal. Rongga pleura terisi
sejumlah tertentu cairan yang memisahkan kedua pleura tersebut sehingga memungkinkan
pergerakan kedua pleura tanpa hambatan selama proses respirasi. Cairan pleura berasal dari
pembuluh-pembuluh kapiler pleura, ruang interstitial paru, kelenjar getah bening intratoraks,
pembuluh darah intratoraks dan rongga peritoneum. Jumlah cairan pleura dipengaruhi oleh
perbedaan tekanan antara pembuluh-pembuluh kapiler pleura dengan rongga pleura sesuai
hukum Starling serta kemampuan eliminasi cairan oleh sistem penyaliran limfatik pleura
parietal. Tekanan pleura merupakan cermin tekanan di dalam rongga toraks. Perbedaan
tekanan yang ditimbulkan oleh pleura berperan penting dalam proses respirasi.Karakteristik
pleuraseperti ketebalan, komponen selular serta faktor-faktor fi sika dan kimiawi penting
diketahui sebagai dasar pemahaman patofi siologi kelainan pleura dan gangguan proses
respirasi. Tinjauan pustaka ini akan membahas anatomi dan fi siologi pleura.
Pleura merupakan membran serosa yang tersusun dari lapisan sel yang embriogenik
berasal dari jaringan selom intraembrional dan bersifat memungkinkan organ yang
diliputinya mampu berkembang, mengalami retraksi atau deformasi sesuai dengan proses
perkembangan anatomis dan fi siologis suatu organisme. Pleura viseral membatasi
permukaan luar parenkim paru termasuk fisura interlobaris, sementara pleura parietal
membatasi dinding dada yang tersusun dari otot dada dan tulang iga, serta diafragma,
mediastinum dan struktur servikal.
Pleura viseral dan parietal memiliki perbedaan inervasi dan vaskularisasi. Pleura
viseral diinervasi saraf-saraf otonom dan mendapat aliran darah dari sirkulasi pulmoner,
sementara pleura parietal diinervasi sarafsaraf interkostalis dan nervus frenikus serta
mendapat aliran darah sistemik. Pleura viseral dan pleura parietal terpisah oleh rongga pleura
yang mengandung sejumlah tertentu cairan pleura.
Gambar lapisan Pleura
Fisiologi Pleura
Pleura berperan dalam sistem pernapasan melalui tekanan pleura yang
ditimbulkan oleh rongga pleura. Tekanan pleura bersama tekanan jalan napas akan
menimbulkan tekanan transpulmoner yang selanjutnya akan memengaruhi
pengembangan paru dalam proses respirasi. Pengembangan paru terjadi bila kerja otot
dan tekanan transpulmoner berhasil mengatasi rekoilelastik (elastic recoil) paru dan
dinding dada sehingga terjadi proses respirasi. Jumlah cairan rongga pleura diatur
keseimbangan Starling yang ditimbulkan oleh tekanan pleura dan kapiler, kemampuan
sistem penyaliran limfatik pleura serta keseimbangan elektrolit.Ketidakseimbangan
komponen-komponen gaya ini menyebabkan penumpukan cairan sehingga terjadi
efusi pleura.
Tekanan Cairan Pleura
Tekanan pleura secara fi siologis memilikidua pengertian yaitu tekanan cairan
pleura dan tekanan permukaan pleura.Tekanan cairan pleura mencerminkan dinamik
aliran cairan melewati membran dan bernilai sekitar -10 cmH2O. Tekanan permukaan
pleura mencerminkan keseimbangan elastik rekoil dinding dada ke arah luar dengan
elastik rekoil paru ke arah dalam. Nilai tekanan pleura tidak serupa di seluruh
permukaan rongga pleura; lebih negatif di apeks paru dan lebih positif di basal paru.
Perbedaan bentuk dinding dada dengan paru dan faktor gravitasi menyebabkan
perbedaan tekanan pleura secara vertikal; perbedaan tekanan pleura antara bagian
basal paru dengan apeks paru dapat mencapai 8 cmH2O. Tekanan alveolus relatif rata
di seluruh jaringan paru normal sehingga gradien tekanan resultan di rongga pleura
berbeda pada berbagai permukaan pleura. Gradien tekanan di apeks lebih besar
dibandingkan basal sehingga formasi bleb pleura terutama terjadi di apeks paru dan
merupakan penyebab pneumotoraks spontan. Gradien ini juga menyebabkan variasi
distribusi ventilasi.Pleura viseral dan parietal saling tertolak oleh gaya potensial
molekul fosfolipid yang diabsorpsi permukaan masing-masing pleura oleh mikrovili
mesotel sehingga terbentuk lubrikasi untuk mengurangi friksi saat respirasi. Proses
tersebut bersama tekanan permukaan pleura, keseimbangan tekanan oleh gaya
Starling dan tekanan elastik rekoil paru mencegah kontak antara pleura viseral dan
parietal walaupun jarak antarpleura hanya 10 μm. Proses respirasi melibatkan tekanan
pleura dan tekanan jalan napas. Udara mengalir melalui jalan napas dipengaruhi
tekanan pengembangan jalan napas yang mempertahankan saluran napas tetap terbuka
serta tekanan luar jaringan paru (tekanan pleura) yang melingkupi dan menekan
saluran napas. Perbedaan antara kedua tekanan (tekanan jalan napas dikurangi
tekanan pleura) disebut tekanan transpulmoner. Tekanan transpulmoner memengaruhi
pengembangan paru sehingga memengaruhi jumlah udara paru saat respirasi.
Hubungan perubahan tekanan pleura, tekanan alveolus, tekanan transpulmoner dan
volume paru ditunjukkan pada gambar.
Aliran cairan transpleura
Efusi Pleura
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan di dalam rongga pleura akibat
transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Rongga pleura
adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru- paru dan rongga
dada, diantara permukaan viseral dan parietal. Dalam keadaan normal, rongga pleura
hanya mengandung sedikit cairan sebanyak 10-20 ml yang membentuk lapisan tipis
pada pleura parietalis dan viseralis, dengan fungsi utama sebagai pelicin gesekan
antara permukaan kedua pleura pada waktu pernafasan. Jenis cairan lainnya yang bisa
terkumpul di dalam rongga pleura adalah darah, nanah, cairan seperti susu dan cairan
yang mengandung kolesterol tinggi. Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit,
akan tetapi merupakan tanda suatu penyakit.
Berbagai penyebab Efusi Pleura
Akumulasi cairan pleura merupakan hasil ketidakseimbangan pembentukan
cairan pleura dengan reabsorbsinya.Normalnya cairan masuk ke pleura sebagai hasil
filtrasi kapiler, via ruang interstitial, dan via lubang kecil di diafragma (dari
peritoneum). Sementara itu, cairan pleura dikeluarkan melalui fungsi drainase
pembuluh limfe. Oleh karena itu, efusi pleura dapat terjadi apabila terjadi peningkatan
pembentukan cairan (dari kapiler, interstitial, dan peritoneal) atau saat terjadi
penurunan drainase limfatik.
Etiologi efusi pleura dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis penyakit yang
mendasarinya. Etiologi efusi pleura, antara lain : (Halim H, 2010)
Kelainan pada paru
o Infeksi :virus, mikoplasma, bakteri piogeik, fungi, parasit
o Neoplasma : mesotelioma, ca bronkus, ca metastasis
o Trauma
Kelainan non paru
o Kelainan intraabdomen : sirosis hati, sindrom Meig, dialysis
peritoneal, gagal ginjal
o Penyakit kolagen: SLE, rheumatoid arthritis
o Gangguan sirkulasi : gagal jantung, emboli pulmonal,
hipoalbuminemia
Tekanan dan pergerakan rongga pleura
Patofisiologi
Pada dasarnya efusi Pleura disebabkan oleh 2 sebab yaitu:
Pembentukan cairan pleura berlebih
Hal ini dapat terjadi karena peningkatan: permeabilitas kapiler
(keradangan,neoplasma), tekanan hidrostatis di pembuluh darah ke jantung/