Analisis Risiko Kebakaran dan Ledakan Serta Kerugian Pada Tangki Timbun Jenis Premium di Terminal Bahan Bakar Minyak PT Pertamina Unit Pemasaran II Panjang, Lampung Tahun 2012 Dina Ramadhani dan Chandra Satrya Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak: Tangki timbun yang menyimpan premium memiliki risiko kebakaran dan ledakan karena premium bersifat flammable, reactive, dan mudah menguap. Oleh karena itu, diperlukan penilaian risiko kebakaran dan ledakan pada tangki agar dapat dilakukan tindakan pencegahan dan meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi. Penilaian risiko kebakaran pada tangki timbun dilakukan dengan menggunakan metode Dow’s Fire and Explosion Index. Objek penelitian adalah tangki timbun nomor 12 yang menyimpan premium dengan kapasitas 5.020 kL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F&EI pada tangki timbun nomor 12 sebesar 122,24. Hal ini berarti tangki timbun memiliki risiko kebakaran dan ledakan dengan kategori intermediate. Radius pajanan jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah 43,747 meter. Luas area terpajan jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah 3.074,25 m 2 . Nilai pergantian properti dan seluruh peralatan yang rusak jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah Rp 8.357.392.777,-. Dengan faktor kerusakan sebesar 0,50, maka jika terjadi kebakaran dan ledakan nilai kerugian dasar yang diderita adalah Rp 4.178.696.388,-. Faktor pengendali kerugian adalah 0,56, sehingga kerugian sebenarnya jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah Rp 2.340.069.958,-. Lama hari kerja yang hilang jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah 23 hari dan besarnya kerugian yang diderita apabila bisnis terhenti sementara adalah Rp 2.597.849.793,-. Kata Kunci: Analisis kerugian; kebakaran dan ledakan; premium; tangki timbun Abstract: Storage tank which contains gasoline has fire and explosion risk because gasoline is a flammable, reactive, and volatile liquid. Fire risk assessment for storage tank is needed to reduce the consequences and to make prevention program. This assessment used Dow’s Fire and Explosion Index to analyze probability and consequences of fire and explosion. The object of the assessment was number 12 storage tank which contains 5.020 kL gasoline. The result of the assessment showed that the Fire and Explosion Index of number 12 gasoline storage tank was 122,24, categorised as intermediate risk level. Radius of exposure is 43,474 m. Area of exposure is 3.074,25 m 2 and the value of area exposure is Rp 8.357.392.777,-. With 0,50 as the damage factor, base maximum probable property damage is Rp 4.178.696.388,-. Loss control credit factor is 0,56. It means actual maximum probable property damage is Rp 2.340.069.958,-. Maximum Analisis risiko ..., Dina Ramadhani, FKM UI, 2013
18
Embed
Analisis Risiko Kebakaran dan Ledakan Serta Kerugian Pada ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Analisis Risiko Kebakaran dan Ledakan Serta Kerugian Pada
Tangki Timbun Jenis Premium di Terminal Bahan Bakar Minyak
PT Pertamina Unit Pemasaran II Panjang, Lampung Tahun 2012
Dina Ramadhani dan Chandra Satrya
Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Abstrak:
Tangki timbun yang menyimpan premium memiliki risiko kebakaran dan ledakan karena
premium bersifat flammable, reactive, dan mudah menguap. Oleh karena itu, diperlukan
penilaian risiko kebakaran dan ledakan pada tangki agar dapat dilakukan tindakan pencegahan
dan meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi. Penilaian risiko kebakaran pada tangki
timbun dilakukan dengan menggunakan metode Dow’s Fire and Explosion Index. Objek
penelitian adalah tangki timbun nomor 12 yang menyimpan premium dengan kapasitas 5.020 kL.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F&EI pada tangki timbun nomor 12 sebesar 122,24.
Hal ini berarti tangki timbun memiliki risiko kebakaran dan ledakan dengan kategori
intermediate. Radius pajanan jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah 43,747 meter. Luas area
terpajan jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah 3.074,25 m2. Nilai pergantian properti dan
seluruh peralatan yang rusak jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah Rp 8.357.392.777,-.
Dengan faktor kerusakan sebesar 0,50, maka jika terjadi kebakaran dan ledakan nilai kerugian
dasar yang diderita adalah Rp 4.178.696.388,-. Faktor pengendali kerugian adalah 0,56, sehingga
kerugian sebenarnya jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah Rp 2.340.069.958,-. Lama hari
kerja yang hilang jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah 23 hari dan besarnya kerugian yang
diderita apabila bisnis terhenti sementara adalah Rp 2.597.849.793,-.
Kata Kunci:
Analisis kerugian; kebakaran dan ledakan; premium; tangki timbun
Abstract:
Storage tank which contains gasoline has fire and explosion risk because gasoline is a flammable,
reactive, and volatile liquid. Fire risk assessment for storage tank is needed to reduce the
consequences and to make prevention program. This assessment used Dow’s Fire and Explosion
Index to analyze probability and consequences of fire and explosion. The object of the
assessment was number 12 storage tank which contains 5.020 kL gasoline. The result of the
assessment showed that the Fire and Explosion Index of number 12 gasoline storage tank was
122,24, categorised as intermediate risk level. Radius of exposure is 43,474 m. Area of exposure
is 3.074,25 m2 and the value of area exposure is Rp 8.357.392.777,-. With 0,50 as the damage
factor, base maximum probable property damage is Rp 4.178.696.388,-. Loss control credit factor
is 0,56. It means actual maximum probable property damage is Rp 2.340.069.958,-. Maximum
Analisis risiko ..., Dina Ramadhani, FKM UI, 2013
probable days outage if fire and explosion happens is 23 days with business interruption Rp
2.597.849.793,-.
Keywords:
fire and explosion; gasoline; loss analysis; storage tank
PENDAHULUAN
Industri minyak bumi yang salah satu prosesnya adalah penyulingan memiliki tangki-tangki
penyimpanan hasil olahan minyak bumi itu sendiri. Tangki penyimpanan atau tangki timbun ini
memiliki risiko kebakaran dan ledakan yang berpotensi menimbulkan kerugian. Kerugian
tersebut antara lain terhadap manusia, properti, dan finansial. Selama kurun waktu empat puluh
tahun terakhir di dunia, sejak tahun 1960-2003 telah terjadi 242 kejadian kecelakaan terkait
dengan tangki timbun. Dari jumlah tersebut, kejadian kecelakaan yang terbanyak terjadi pada
kilang petroleum sebanyak 116 kasus (47.9%). Selain itu, masih dalam kurun waktu yang sama,
di benua Asia dan Australia sendiri telah terjadi kasus kecelakaan yang berkaitan dengan tangki
sebanyak 72 kasus (27.9%), sedangkan untuk kasus kecelakaan tangki di lokasi terminal atau
penyimpanan sebanyak 64 kasus (26.4%). Berkaitan dengan bahan material yang disimpan di
tangki, terdapat 66 kasus kecelakaan di tangki yang menyimpan crude oil, 59 kasus di tangki
yang menyimpan oil products, dan 55 kasus di tangki yang menyimpan gasoline/naphta.
Berdasarkan jenis tangki dan kandungannya, jenis tangki external floating top yang mengandung
crude oil yang terbanyak mengalami kejadian kecelakaan, yaitu sebanyak 23 kasus, sedangkan
untuk jenis tangki cone roof internal floating top yang menyimpan gasoline terjadi sebanyak 3
kasus. Dari keseluruhan data terkait kasus kecelakaan pada tangki timbun, jenis kejadian
kecelakaan terbanyak merupakan kejadian kebakaran. Selama empat puluh tahun terakhir, telah
terjadi 145 kasus kebakaran pada tangki. Angka ini diikuti dengan kasus ledakan sebanyak 61
kasus, tumpahan sebanyak 18 kasus, lepasnya gas bercaun sebanyak 13 kasus, dan kejadian lain
sebanyak 5 kasus[1]
.
Di Indonesia, industri minyak merupakan sektor yang berkontribusi dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat sehari-hari. Salah satu kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan Bahan
Analisis risiko ..., Dina Ramadhani, FKM UI, 2013
Bakar Minyak (BBM) untuk sarana transportasi, terutama pada kendaraan umum dan kendaraan
pribadi. Salah satu industri yang bergerak di bidang minyak dan gas adalah PT Pertamina
(Persero) yang memiliki tujuh unit pengolahan yang di tersebar di wilayah nusantara. BBM
dipasok ke berbagai wilayah di Indonesia dari ketujuh unit tersebut. Karena kebutuhan akan
BBM ini hampir merata di seluruh wilayah Indonesia, diperlukan depot untuk menimbun pasokan
BBM yang telah diolah dari unit pengolahan. Salah satu depot penimbunan BBM tersebut
berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Panjang, Lampung. Depot ini merupakan tempat penimbunan di
Sumatera bagian selatan dan menjadi depot skala besar di wilayah Sumatera. Di tempat ini,
terdapat 17 tangki yang menampung 2.483 kL fame, 2.054 kL pertamax, 29.404 kL premium,
8.109 kL kerosene, 28.288 kL solar, dan 5.390 kL minyak bakar. Keseluruhan BBM ini nantinya
akan dipasok ke berbagai wilayah yang ada di Propinsi Lampung dengan menggunakan mobil-
mobil tangki.
Hazard dan risiko yang dimiliki depot Panjang terutama pada tangki timbun menjadi besar karena
menjadi depot skala besar di wilayah Sumatera. Tangki-tangki timbun ini berpotensi
menimbulkan risiko kebakaran dan ledakan, contohnya kebakaran yang pernah terjadi di Depot
Plumpang, Jakarta Utara. Kebakaran pada tangki di Depot Plumpang terjadi pada hari Minggu,
18 Januari 2009. Tangki nomor 24 dengan kapasitas 10.000 kL dan tangki nomor 22 dilalap api
yang berkobar sangat besar. Penyebab kebakaran diduga akibat kesalahan teknis pada sistem
pengamanan tangki[2]
.
Berdasarkan data dan fakta kejadian kebakaran yang telah dipaparkan, tangki timbun yang
menyimpan berbagai jenis produk olahan minyak bumi termasuk tangki timbun di depot
Pertamina Panjang memiliki potensi bahaya dan risiko kebakaran dan ledakan. Kebakaran ini
tentunya akan berdampak pada manusia, properti, dan finansial. Oleh karena itu, untuk
meminimalisasi terjadinya dampak dari risiko kebakaran dan ledakan yang mungkin terjadi,
diperlukan penilaian risiko kebakaran pada tangki timbun tersebut.
TINJAUAN TEORITIS
Kebakaran dan ledakan pada tangki timbun disebabkan oleh api yang terdiri dari tiga unsur yaitu
panas, oksigen, dan sumber nyala. Ketiganya berinteraksi dan disebut sebagai fire triangle[3]
.
Analisis risiko ..., Dina Ramadhani, FKM UI, 2013
Ketiga unsur fire triangle ini didukung pula oleh unusr ke empat yaitu rantai reaksi. Rantai reaksi
yang terus menerus dari ketiga unsur fire triangle menyebabkan api dapat terus menyala. Proses
ini dinamakan fire tetrahedron[4]..
Tangki timbun yang berada di ruangan terbuka memiliki
ketersediaan oksigen yang cukup untuk dapat menimbulkan api. Material yang disimpan tangki
menjadi sumber nyala yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran, terutama premium.
Premium memiliki karakteristik antara lain: bersifat hidrofob, yaitu tidak dapat larut di dalam air,
memiliki flash point -45°F, ignition temperature 530-853°F, spesific gravity 0,72-0,76, vapor
density 3-4, vapor pressure 38-300 mmHg, titik didih 100-400°F, flammable range (LEL-UEL)
1,4%-7,6%, dan asap berwarna hitam[5]
. Interaksi antara premium, ketersediaan oksigen, dan
panas yang cukup serta reaksi berantai yang terus menerus dapat menimbulkan api yang menjadi
penyebab kebakaran. Kebakaran yang terjadi dapat menyebabkan kerugian. Oleh karena itu,
diperlukan penilaian risiko kebakaran untuk meminimalisasi kerugian. Salah satu metode
penilaian risiko kebakaran adalah Dow’s Fire and Explosion Index. Dow’s Fire and Explosion
Index (F&EI) adalah salah satu metode penilaian risiko kebakaran kuantitatif yang dikembangkan
oleh Dow Chemical Company dengan menggunakan indeks untuk menentukan risiko pajanan
yang mungkin muncul dari proses operasi untuk dilakukan tindakan pencegahan dan
meminimalisasi kerugian[6]
. Indeks dari metode ini diperoleh dari banyak studi kecelakaan
terdahulu[7]
.
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bersifat prospektif dengan
menggunakan metode Dow’s Fire and Explosion Index
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Terminal BBM PT Pertamina Unit Pemasaran II Panjang, Lampung
pada bulan Desember 2012
3. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah tangki timbun nomor 12 yang menyimpan premium dengan
kapasitas 5.020 KL di Terminal BBM PT Pertamina Unit Pemasaran II Panjang, Lampung
Analisis risiko ..., Dina Ramadhani, FKM UI, 2013
4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder. Data
primer yaitu data mengenai tangki timbun dan kondisi lingkungan sekitar tangki yang
diperoleh dari observasi langsung dan wawancara dengan pihak K3LL Terminal BBM
Panjang. Data sekunder yaitu data mengenai karakteristik bahan bakar minyak jenis bensin
dan data pendukung lain yang diperoleh dari dokumen terkait seperti Material Safety Data
Sheet (MSDS).
5. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah form Dow’s Fire
and Explosion Index dan kamera untuk mendapatkan gambar tangki timbun dan gambar
lain yang diperlukan
6. Analisis Data
Semua data yang terkumpul dimasukkan ke dalam form Dow’s Fire and Explosion Index.
Data yang telah dimasukkan kemudian dilakukan perhitungan secara manual. Data yang
diperoleh berupa angka dan diinterpretasikan dan dinarasikan
HASIL PENELITIAN
Fire and Explosion Index
MATERIAL FACTOR (MF)
16
1. General Process Hazards
Penalty
Factor
Range
Penalty Factor
Used
Base Factor 1,00 1,00
1. Exothermic Chemical Reactions 0,30-1,25 0,00
2. Endothermic Processes 0,20-0,40 0,00
3. Material Handling and Transfer 0,25-1,05 0,85
4. Enclosed or Indoor Process 0,25-0,90 0,00
5. Access 0,20-0,35 0,00
6. Drainage and Spill Control
1.533.758 𝑔𝑎𝑙𝑙𝑜𝑛
0,25-0,50 0,50
General Process Hazards Factor (F1) 2,35
Analisis risiko ..., Dina Ramadhani, FKM UI, 2013
2. Special Process Hazards
Penalty
Factor
Range
Penalty Factor
Used
Base Factor 1,00 1,00
1. Toxic Material 0,20-0,80 0,20
2. Sub Atmospheric Pressure 0,50 0,00
3. Operation in or Near Flammable Range 0,30-0,80 0,50
4. Dust Explosion 0,25-2,00 0,00
5. Pressure 0,16
6. Low Temperature 0,20-0,30 0,00
7. Quantity of Flammable/Unstable Material 1,09
8. Corrosion and Erosion 0,10-0,75 0,20
9. Leakage 0,10-1,50 0,10
10. Use of Fire Equipment 0,00
11. Hot Oil Exchange System 0,15-1,15 0,00
12. Rotating Equiment 0,50 0,00
Special Process Hazards Factor (F2)
3,25
Process Unit Hazards Factor (F3) = F1 x F2 7,64
Fire and Explosion Index = F3 x MF 122,24 (intermediate)