Top Banner
GIALDY PUTRA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR PENDUKUNGNYA TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN SINTANG
91

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

Mar 08, 2019

Download

Documents

phamduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

GIALDY PUTRA

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR

PENDUKUNGNYA TERHADAP PEREKONOMIAN

KABUPATEN SINTANG

Page 2: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor
Page 3: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Peranan

Sektor Pertanian dan Subsektor Pendukungnya Terhadap Perekonomian

Kabuapten Sintang adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, 20 Juni 2014

Gialdy Putra

NIM H14100108

Page 4: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

iv

ABSTRAK

GIALDY PUTRA. Analisis Peranan Sektor Pertanian dan Subsektor

Pendukungnya Terhadap Perekonomian Kabupaten Sintang. Dibimbing oleh

ARIEF DARYANTO.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perkembangan kondisi sektor

pertanian dan subsektor pendukungnya di Kabupaten Sintang dengan

menganalisis keterkaitan, penyebaran, efek pengganda, dan sektor prioritas.

Metode yang digunakan adalah Analisis Input Output Kabupaten Sintang Tahun

2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor pertanian dan sektor

pendukungnya memiliki nilai keterkaitan dan pengganda yang cukup besar

dengan sektor lainnya. Akan tetapi nilai penyebaran sektor pertanian kurang

mampu mendorong sektor hulu dan hilirnya. Berdasarkan analisis sektor prioritas

berdasarkan klasifikasi 50 sektor dengan menggunakan Koefisien Penyebaran dan

Kepekaan Penyebaran, subsektor unggas dan hasilnya merupakan satu-satunya

sektor pertanian yang termasuk sektor prioritas (Kuadran I) dimana subsektor

industri, jasa, dan restaurant juga menempati posisi yang sama. Sedangkan

berdasarkan analisis sektor prioritas berdasarkan klasifikasi 16 sektor dengan

melihat Total Rangking Multiplier keseluruhan, sektor industri menempati nilai

rangking terendah yang kemudian disusul oleh sektor bangunan dan pertenakan.

Kata kunci: Analisis Input Output, Kabupaten Sintang, sektor pertanian

ABSTRACT

GIALDY PUTRA. Role of Agricultural Sector and Supporters Subsector on the

Sintang Regency Economy Analysis. Supervised by ARIEF DARYANTO

The purpose of this study is to analyze the development of the agricultural

sector and supporters subsector in Sintang Regency by analyzing the relationship,

deployment, multiplier effect, and priority sectors. The method uses the Input

Output Analysis Sintang Regency in 2010. The results of this study indicate that

the agricultural sector and supporting sector linkages and multiplier values are

quite large with other sectors. However, the value of the spread of the agricultural

sector is less able to push the upstream and downstream sectors. Based on analysis

of priority sectors for the classification of 50 sectors by using the coefficient

Deployment and Spread Sensitivity, poultry subsector is the only agricultural

sector that includes priority sectors (Quadrant I) in which sub-sectors, services,

and restaurants also occupy the same position. While based on the analysis of

priority sector for the classification of 16 sectors by looking at the overall total

rank multiplier, industrial sector occupies the lowest rank value which is then

followed by the construction sector and exerting.

Keywords: Input Output Analysis, Sintang Regency, the Agricultural Sector

Page 5: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

v

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR

PENDUKUNGNYA TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN

SINTANG

GIALDY PUTRA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

vi

Page 7: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor
Page 8: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa ta‟ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 sampai Mei 2014 ini

ialah Analisis Peranan Sektor Pertanian dan Subsektor Pendukungnya terhadap

Perekonomian Kabupaten Sintang.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Arief Daryanto, Ph.D selaku

dosen pembimbing selama proses penyelesaian skripsi dan dosen penguji dalam

proses sidang sikripsi, pihak BPS Pusat yang telah menyediakan dan melayani

penulis saat proses pengumpulan data. Kepada Annisa, Rouf, dan Nicco yang

telah banyak membantu selama proses pengumpulan dan pengolahan data.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak tercinta Ferry Yulmarino,

Ibu tercinta Elyza Damarita, dan adik tercinta Harsyanda Putra serta seluruh

keluarga terutama Riska Anggraeni yang telah memberi dukungan secara moril.

Kepada seluruh teman dan sahabat Departemen Ilmu Ekonomi 47, TPB A16,

Asrama Putra C3 dan kelompok PKM yaitu Nicco, Meli, dan Fitria atas

dukungannya selama menjalani pendidikan di Bogor, serta seluruh pihak yang

telah menyemangati dan selalu mendoakan yang terbaik bagi penulis. Semoga

skripsi ini bermanfaat.

Bogor, 20 Juni 2014

Gialdy Putra

Page 9: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

ix

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Konsep Pembangunan Ekonomi 6

Tahapan Pembangunan Ekonomi 7

Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi 8

Tabel Input – Output 9

Penelitian Terdahulu 12

Kerangka Pemikiran Penelitian 13

METODE PENELITIAN 14

Jenis dan Sumber Data 14

Metode Analisis 15

Analisis Keterkaitan 15

Analisis Dampak Penyebaran 16

Analisis Pengganda 17

Analisis Sektor Prioritas 18

Definisi Operasional Data 18

Gambaran Umum 20

HASIL DAN PEMBAHASAN 27

Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian

Kabupaten Sintang 27

Analisis Keterkaitan 30

Analisis Penyebaran 34

Analisis Pengganda (Multiplier) 37

Page 10: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

x

Sektor Prioritas dengan Klasifikasi 50 Sektor 42

Sektor Prioritas dengan Klasifikasi 16 Sektor 43

SIMPULAN DAN SARAN 44

Simpulan 44

Saran 45

DAFTAR PUSTAKA 45

LAMPIRAN 48

RIWAYAT HIDUP 79

DAFTAR TABEL

1. Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga konstan 2000

Kabupaten Sintang menurut tahun 2009 – 2012 (Juta Rupiah) 3

2. Tabel Input - Output 11

3. Rumus multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja menurut

tipe dampak 17

4. Persentase penduduk bekerja menurut kelompok umur dan tingkat

pendidikan di Kabupaten Sintang, Agustus 2012 23

5. Produk domestik regional bruto(PDRB) atas harga berlaku

Kabupaten Sintang menurut tahun 2009 – 2012 (JutaRupiah) 24

6. Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga konstan 2000

Kabupaten Sintang menurut tahun 2009 – 2012 (Juta Rupiah) 24

7. Keterkaitan output ke depan sektor – sektor perekonomian

Kabupaten Sintang tahun 2010 (agregasi 9 sektor) 31

8. Keterkaitan output ke depan subsektor pertanian

Kabupaten Sintang tahun 2010 (agregasi 50 sektor) 32

9. Keterkaitan output ke belakang sektor – sektor perekonomian

Kabupaten Sintang tahun 2010 (agregasi 9 sektor) 33

10. Keterkaitan output ke belakang subsektor pertanian

Kabupaten Sintang tahun 2010 (agregasi 50 sektor) 34

11. Koefisien penyebaran sektor – sektor perekonomian

Kabupaten Sintang 35

12. Koefisien penyebaran subsektor perekonomian Kabupaten Sintang 35

13. Kepekaan penyebaran sektor – sektor perekonomian

Kabupaten Sintang 36

14. Kepekaan penyebaran subsektor pertanian Kabupaten Sintang 37

15. Pengganda output sektor – sektor perekonomian Kabupaten Sintang 38

16. Pengganda output subsektor pertanian Kabupaten Sintang 38

17. Pengganda pendapatan sektor – sektor perekonomian

Kabupaten Sintang 39

18. Pengganda pendapatan subsektor pertanian Kabupaten Sintang 40

19. Pengganda tenaga kerja sektor – sektor perekonomian

Kabupaten Sintang 40

20. Pengganda tenaga kerja subsektor pertanian Kabupaten Sintang 41

Page 11: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

xi

21. Peringkat total multiplier klasifikasi 16 sektor 43

DAFTAR GAMBAR

1. Jumlah tenaga kerja antar sektor per agustus 2012 1

2. Laju pertumbuhan sektor pertanian Kabupaten Sintang 4

3. From comparative to competitive advantage 7

4. Alur kerangka pemikiran 14

5. Peta kabupaten Sintang 20

6. Persentase tenaga kerja Kabupaten Sintang menurut lapangan

usaha tahun 2012 22

7. Persentase tingkat pengangguran Kabupaten Sintang 22

8. Volume produksi komoditi pada sektor pertanian di Kabupaten

Sintang pada tahun 2012 (ton) 26

9. Pertumbuhan setiap sektor Kabupaten Sintang 26

10. Diagram sektor prioritas (50 sektor) 42

DAFTAR LAMPIRAN

1. Agregasi 16 sektor dan 9 sektor dari klasifikasi 50 sektor Tabel

Input output Kabupaten Sintang tahun 2010 55

2. Struktur permintaan antara dan permintaan akhir perekonomian

Kabupaten Sintang tahun 2010 50

3. Struktur konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah terhadap

Perekonomian Kabupaten Sintang tahun 2010 52

4. Struktur investasi sektor – sektor perekonomian Kabupaten Sintang

tahun 2010 54

5. Struktur nilai dan persentase ekspor bersih Kabupaten Sintang

tahun 2010 56

6. Struktur persentase nilai tambah bruto Kabupaten Sintang

tahun 2010 (%) 58

7. Struktur output sektor – sektor perekonomian Kabupaten Sintang

tahun 2010 60

8. Matriks koefisien teknis klasifikasi 50 sektor 62

9. Matriks koefisien teknis klasifikasi 9 sektor 67

10. Matriks koefisien teknis klasifikasi 16 sektor 68

11. Matriks kebalikan loentif klasifikasi 50 sektor 69

12. Matriks kebalikan loentif klasifikasi 9 sektor 74

13. Matriks kebalikan loentif klasifikasi 16 sektor 75

14. Multiplier output klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor 76

15. Multiplier income klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor 77

16. Multiplier employment klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor 78

Page 12: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor
Page 13: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor perekonomian Indonesia terdiri dari beberapa sektor di antaranya

yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri hingga sektor jasa.

Dari beberapa sektor tersebut terdapat dua sektor besar yang mendominasi yaitu

sektor pertanian dan sektor industri. Dilihat dari kontribusinya terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan harga konstan, sektor industri

menempati urutan pertama tertinggi yaitu sebesar Rp633 781.9 miliar pada tahun

2011 dan sebesar Rp670 190.6 miliar pada tahun 2012. Kontribusi sektor

pertanian terhadap PDB Indonesia yaitu sebesar Rp315 036.8 miliar pada tahun

2011 dan meningkat menjadi Rp 328 279.7 miliar pada tahun 2012 (BPS 2013).

Dapat dikatakan kedua sektor tersebut masing-masing mengalami peningkatan

sebesar 5.8 % dan 4.2 %. Pada tahun 2012 nilai sektor pertanian terhadap PDB

sebesar 12.5 % atau dibawah sektor industri yang berada pada urutan pertama

yaitu sebesar 25.6 %.

Sektor pertanian memiliki peranan yang penting dalam perekonomian

Indonesia. Hal ini dapat diukur dari pangsa sektor pertanian dalam pembentukan

PDB, penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan bagi sebagian besar

masyarakat Indonesia, pengentasan kemiskinan, perolehan devisa melalui ekspor

non migas, penciptaan ketahanan pangan nasional, penyedia bahan baku, pasar

yang potensial serta penciptaan kondisi yang kondusif bagi pembangunan sektor

lainnya (Budiman 2013).

Tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian merupakan prestasi

karena masuknya tenaga kerja ke sektor pertanian tidak memiliki kriteria atau

standar minimum. Hal ini dikarenakan sektor pertanian merupakan sektor yang

tidak memerlukan keterampilan dan keahlian khusus sebagaimana di sektor-sektor

ekonomi yang lain. Penyerapan tenaga kerja sektor pertanian menempati posisi

teratas yang diikuti oleh sektor lainnya, yaitu sektor perdagangan, sektor jasa dan

sektor industri yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Sumber : BPS, 2014 (diolah)

Gambar 1 Jumlah tenaga kerja di Indonesia antar sektor per Agustus 2012

35.09%

1.45%

13.87%

0.23% 6.13%

20.90%

4.51%

2.40% 14.43%

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listrik, Gas dan Air

Konstruksi

Perdagangan

Transportasi

Lembaga Keuangan

Jasa

Page 14: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

2

Sektor pertanian juga memiliki karakteristik yang spesifik khususnya

dalam hal ketahanan terhadap guncangan struktural dari perekonomian makro.

Fenomena tersebut menunjukan bahwa sektor ini tetap mampu tumbuh positif

pada saat puncak krisis ekonomi ketika sektor lainnya mengalami kontraksi.

Sektor pertanian sudah seharusnya dijadikan suatu sektor ekonomi yang

sejajar dengan sektor lainnya. Sektor ini tidak lagi hanya berperan sebagai faktor

pembantu bagi pembangunan nasional, tetapi harus menjadi pemeran utama yang

sejajar dengan sektor industri dimana kebijakan ekonomi selama ini mengusung

industri sebagai mainstream. Kenyataan sebenarnya bahwa keberhasilan seperti

sektor industri sangat bergantung dari pembangunan sektor pertanian yang dapat

menjadi landasan pertumbuhan ekonomi. Dua alasan penting sektor pertanian

harus dibangun terlebih dahulu yaitu: pertama, barang-barang hasil olahan atau

seperti sektor industri memerlukan dukungan daya beli masyarakat petani yang

merupakan mayoritas seperti penduduk Indonesia, maka pendapatan petani sudah

semestinya ditingkatkan melalui pembangunan pertanian. Alasan kedua, sektor

industri membutuhkan bahan mentah yang berasal dari sektor pertanian, sehingga

produksi hasil pertanian ini menjadi basis bagi pertumbuhan sektor industri itu

sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhan disektor pertanian diyakini memiliki efek

pengganda (multiplier effects) yang tinggi karena pertumbuhan di sektor ini

mendorong pertumbuhan yang pesat di sektor-sektor perekonomian lain, misalnya

sektor industri pengolahan dan jasa pertanian.

Kabupaten Sintang merupakan salah satu daerah perbatasan Indonesia di

Kalimantan Barat yang dapat digolongkan sebagai daerah agraris. Dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kabupaten Sintang berupaya

meningkatkan peran sektor pertanian atau sistem agribisnis. Kabupaten Sintang

memiliki banyak jenis subsektor pertanian yang menjadi andalan dalam

menopang pertumbuhan ekonominya. Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Sintang sebesar 5.82 % atau hampir setara dengan pertumbuhan

ekonomi Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 5.83 % (BPS Kabupaten

Sintang 2013). Keadaan geografis Kabupaten Sintang juga mendukung dalam

pengelolahan sektor pertaniannya seperti iklim, letak, serta struktur tanah yang

dimilikinya. Selain itu keadaan sumberdaya manusianya yang memiliki

pendidikan rendah pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani. `

Tabel 1 menjelaskan kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kabupaten

Sintang. Sektor pertanian berada pada urutan pertama dalam memberikan

sumbangsih terhadap PDRB. Setiap tahunnya sektor pertanian mengalami

peningkatan dari tahun 2009 hingga tahun 2012. Pada tahun 2009 nilai sektor

pertanian sebesar Rp771.14 miliar dan terus meningkat hingga tahun 2012

menjadi sebesar Rp854.13 miliar. Dari data tersebut menunjukan bahwa sektor

pertanian merupakan sektor potensial dan andalan bagi Kabupaten Sintang. Pada

sektor pertanian, padi merupakan komoditas andalan di Sintang. Selain itu,

komoditas andalan lainnya adalah palawija berupa jagung, ubi kayu, ubi jalar,

kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Pada sektor perkebunan yang diutamakan

untuk menunjang keperluan industri yaitu tanaman karet dan kelapa sawit (BKPM

2014).

Page 15: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

3

Tabel 1 Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga konstan

2000 di Kabupaten Sintang menurut tahun 2009-2012 (juta rupiah)

No

Sektor

PDRB

2009 2010 2011 2012

1 Pertanian 771143.48

(40.97)

798441.51

(38.28)

825880.01

(37.55)

854130.85

(36.69)

2 Pertambangan dan

Penggalian

63471.64

(3.37)

66669.88

(3.19)

70073.21

(3.19)

74270.16

(3.19)

3 Industri Pengolahan 199019.31

(10.58)

205166.85

(9.84)

213217.97

(9.69)

223730.07

(9.61)

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih

5529.84

(0.29)

5722.26

(0.27)

5999.99

(0.27)

6353.08

(0.27)

5 Bangunan 139270.68

(7.40)

150867.8

(7.23)

164563.78

(7.48)

183066.37

(7.86)

6 Perdagangan, Hotel dan

Restaurant

463733.13

(24.64)

494492.05

(23.70)

528454.07

(24.02)

565766.11

(24.30)

7 Pengangkutan dan

Komunikasi

62961.86

(3.35)

68721.36

(3.29)

75135.33

(3.42)

82901.41

(3.56)

8 Keuangan, Persewaan,

dan Jasa Perusahaan

73571.31

(3.91)

78541.05

(3.77)

84369.26

(3.84)

90828.48

(3.90)

9 Jasa-Jasa 204380.59

(10.86)

217451.65

(10.42)

231982.59

(10.55)

246721.29

10.59

PDRB

1881764.67

(100)

2086074.43

(100)

2199676.2

(100)

2327767.83

(100)

Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013

Sektor pertanian dapat dijadikan dasar untuk mewujudkan sebuah

pembangunan berkelanjutan dan mengurangi kemiskinan. Pertumbuhan PDRB

yang berbasis sektor pertanian empat kali lebih efektif dalam mengurangi

kemiskinan jika dibandingkan pertumbuhan PDRB yang berbasis sektor lainnya

(Bank Dunia 2008). Hal ini mengingat bahwa Kabupaten Sintang merupakan

kabupaten tertinggal dengan jumlah kemiskinan yang cukup besar, yaitu sebesar

8.55 % atau diatas persentase kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat yang sebesar

8.15 % (BPS Kalimantan Barat 2013)

Pengembangan pada sektor pertanian diharapkan dapat menimbulkan

multiplier effect terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya. Hal tersebut akan sangat

berpengaruh dalam peningkatan laju pertumbuhan perekonomian yang dapat

bersifat inklusif, atau pertumbuhan yang memberikan manfaat kepada banyak

pihak. Oleh karena itu diperlukan analisis terhadap keterkaitan sektor pertanian

dengan sektor-sektor ekonomi lainnya.

Rumusan Masalah

Jika dilihat dari segi PDRB, kontribusi setiap sektor di Kabupaten Sintang

didominasi oleh sektor pertanian. Daryanto dan Hafizrianda (2010) menyatakan

bahwa dalam perekonomian regional, kontribusi suatu sektor dalam menciptakan

PDRB belum cukup untuk menggambarkan perekonomian wilayah secara

keseluruhan karena hanya melihat pada efek langsung saja. Akan tetapi dampak

Page 16: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

4

pembangunan suatu sektor ekonomi tidak bisa dilihat sebatas pada

kemampuannya menciptakan PDRB semata. Namun yang lebih penting adalah

bagaimana sektor tersebut mampu menggerakkan seluruh roda perekonomian

wilayah. Dengan kata lain bagaimana pembangunan sektor tersebut dapat

memberikan efek lanjut kepada aktivitas pembangunan sektor lainnya atau disebut

sebagai Leading Sector. Merujuk pada Tabel 1, sektor pertanian memberikan

kontribusi lebih dari 35 % setiap tahunnya. Pada tahun 2009 sektor pertanian

menyumbang sebesar 40.97 % dan mengalami penurunan sebesar 36.69 % pada

tahun 2012 dalam pembentukan PDRB Kabupaten Sintang.

Selain itu pada Gambar 2 memperlihatkan pertumbuhan sektor pertanian

di Kabupaten Sintang terhadap PDRB yang juga setiap tahunnya mengalami

penurunan sebesar 4.91 % pada tahun 2009 dan 3.42 % pada tahun 2012. Menurut

BPS Kabupaten Sintang (2013) lambatnya laju sektor pertanian dikarenakan salah

satunya terjadi penurunan luas panen dan tanaman produksi pertanian di daerah

tersebut.

Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013

Gambar 2 Laju pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Sintang

Secara umum struktur sektor pertanian Kabupaten Sintang masih

menunjukan pola tradisional. Seharusnya sumbangan produksi pertanian memiliki

efek pengganda (multiplier effect) yang besar keterkaitannya baik ke depan

maupun ke belakang (forward and backward lingkages) dengan sektor-sektor

lainnya, terutama sektor industri pengolahan dan sektor jasa. Struktur tersebut

menunjukan bahwa Kabupaten Sintang hanya mampu menghasilkan barang-

barang mentah (raw material) sehingga manfaat ekonominya tidak meluas kepada

sektor-sektor lainnya (BPS Kabupaten Sintang 2012). Selain itu isu konflik

penggunaan fungsi lahan sering terjadi dalam perluasan areal dari salah satu

subsektor pertanian, yaitu subsektor perkebunan seperti kelapa sawit dan karet

yang dianggap sebagai sektor unggulan. Hal ini seringkali mengakibatkan

berkurangnya areal lahan subsektor pertanian lainnya sehingga berdampak pada

turunnya produktivitas dan ketersediaan akan subsektor tersebut yang berada di

Kabupaten Sintang.

Peningkatan sektor pertanian diharapkan dapat menjadi sektor kunci bagi

perkembangan sektor ekonomi lainnya yang akan meningkatkan PDRB dan laju

pertumbuhan perekonomian Kabupaten Sintang. Berdasarkan penjelasan diatas,

0

1

2

3

4

5

6

2008 2009 2010 2011 2012

Per

sen

Tahun

Pertumbuhan Sektor

Pertanian (%)

Page 17: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

5

maka timbul permasalahan yang akan menjadi fokus utama dalam penelitian ini,

di antaranya:

1. Bagaimana peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten

Sintang dalam pembentukan permintaan, konsumsi rumah tangga, konsumsi

pemerintah, investasi, surplus perdagangan, nilai tambah bruto, dan output

sektoral ?

2. Bagaimana keterkaitan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten

Sintang dengan sektor-sektor lainnya ?

3. Bagaimana dampak penyebaran dari sektor pertanian di Kabupaten Sintang

terhadap sektor-sektor lainnya ?

4. Bagaimana besarnya efek multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja

sektor pertanian di Kabupaten Sintang ?

5. Bagaimana kedudukan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten

Sintang ditinjau dari sektor prioritas?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan yang telah

dijelaskan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten

Sintang ditinjau dari pembentukan permintaan, konsumsi rumah tangga,

konsumsi pemerintah, investasi, surplus perdagangan, nilai tambah bruto, dan

output sektoral.

2. Menganalisis keterkaitan sektor pertanian dengan sektor-sektor lainnya dalam

perekonomian Kabupaten Sintang.

3. Menganalisis dampak penyebaran dari sektor pertanian dengan sektor-sektor

lainnya dalam perekonomian Kabupaten Sintang.

4. Menganalisis efek multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja sektor

pertanian dalam perekonomian Kabupaten Sintang.

5. Menganalisis kedudukan sektor pertanian di Kabupaten Sintang ditinjau dari

sektor prioritasnya.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam membuat suatu kebijakan mengenai sektor pertanian baik secara

regional maupun nasional.

2. Bagi para pelaku usaha penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan rujukan maupun referensi dalam mengembangkan sektor pertaniandi

Kabupaten Sintang secara khusus dan dalam lingkup nasional secara umum.

3. Bagi para kalangan akademisi dan masyarakat umum, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai peranan

sektor pertanian di Kabupaten Sintang.

Page 18: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

6

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai peran sektor pertanian terhadap

perekonomian Kabupaten Sintang. Metode analisis yang digunakan adalah

analisis Input-Output. Data yang digunakan berupa data Tabel Input Output

Kabupaten Sintang tahun 2010 berdasarkan transaksi domestik dengan

menggunakan harga produsen terdiri dari klasifikasi 50 serta 16 sektor dan 9

sektor yang diagregasikan. Pengolahan data menggunakan Input-Output Analysis

For Practitioners (IOAP) dan Microsoft Excel.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Pembangunan Ekonomi

Secara tradisional, pembangunan dapat dikatakan sebagian kapasitas dari

sebuah perekonomian nasional, yang dimana kondisi ekonomi awalnya kurang

lebih bersifat statis dalam kurun waktu yang cukup lama untuk menciptakan dan

mempertahankan kenaikan pendapatan nasional bruto atau GNI (gross national

income). Indeks ekonomi lainnya yang digunakan untuk mengukur tingkat

kemajuan pembangunan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita

(income per capita) atau GNI per kapita. Tinggi rendahnya kemajuan

pembangunan di suatu negara hanya diukur berdasarkan tingkat pertumbuhan

GNI, baik secara keseluruhan maupun per kapita dan akan menetes dengan

sendirinya sehingga menciptakan lapangan pekerjaan dan berbagai peluang

ekonomi lain yang pada akhirnya akan menumbuhkan berbagai kondisi yang

diperlukan demi terciptanya distribusi hasil-hasil pertumbuhan ekonomi dan sosial

secara lebih merata atau dapat dikatakan sebagai prinsip „efek penetasan ke

bawah‟ (trickle down effect) (Todaro dan Smith 2006).

Todaro dan Smith (2006) juga mengatakan bahwa keberhasilan

pembangunan ekonomi suatu negara ditujukan tiga nilai pokok, yaitu: (1)

berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya

(basic needs), (2) meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai

manusia, dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom

for servitude). Dalam perkembangannya, pembangunan ekonomi tak dapat lepas

dari pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya, pembangunan ekonomi mendorong

pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi mendorong

pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sebagai proses

perubahan kondisi perekonomian suatu negara atau wilayah secara

berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas

produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan

pendapatan nasional ataupun secara regional. Pertumbuhan ekonomi yang baik

merupakan indikasi keberhasilan suatu pembangunan ekonomi.

Page 19: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

7

Tahapan Pembangunan Ekonomi

Porter (1990) mendefinisikan dayasaing sesuai dengan tahapan

perkembangan negara tersebut.

Sumber : World Economic Forum, 2009

Gambar 3 From comparative to competitive advantage

Berdasarkan Gambar 3 menunjukan tiga tahapan perkembangan dayasaing

negara menjadi, yaitu :

1. Factor Driven Economy:

a) Kondisi faktor standar (upah rendah, sumberdaya alam, lokasi geografi)

merupakan sumber keunggulan kompetitif dominan

b) Teknologi diasimilasi melalui impor, FDI, dan imitasi

c) Perusahaan bersaing dalam harga dan kurang akses langsung kepada

konsumen

d) Perusahaan mempunyai peran terbatas dalam rantai nilai, fokus pada

perakitan, industri padat karya, dan eksploitasi sumberdaya alam

e) Perekonomian sangat sensitif terhadap siklus perekonomian dunia, harga

komoditi dan nilai tukar

2. Investment Driven Economy:

a) Efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa standar adalah sumber

dominan keunggulan kompetitif

b) Teknologi diakses melalui lisensi, joint-venture, FDI, dan imitasi

c) Negara tidak hanya mengasimilasi teknologi asing, tetapi mempunyai

kapasitas untuk meningkatkannya

d) Diamond nasional mendukung investasi besar dalam infrastruktur yang

efisien dan proses produksi moderen

e) Perusahaan meningkatkan kapabilitas dalam rantai nilai

f) Perekonomian terkonsentrasi pada pabrikasi dan ekspor dengan pelayanan

yang dioutsource

3. Innovation Driven Economy:

Page 20: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

8

a) Barang-barang dan jasa inovatif pada tingkat teknologi dunia mutakhir

merupakan sumber keunggulan kompetitif

b) Diamond nasional dicirikan oleh kekuatan pada semua area bersamaan

dengan keberadaan cluster yang baik

c) Perusahaan bersaing dengan strategi yang unik dan cakupan yang

seringkali global

d) Perekonomian mempunyai porsi jasa yang tinggi dan tahan terhadap

external shocks

Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor pembangunan yang telah

mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan nasional di negara-negara

sedang berkembang. Hal tersebut dikarenakan pada umumnya negara-negara

sedang berkembang adalah negara agraris, dan sebagian besar ahli ekonomi

memandang sektor pertanian sebagai penunjang yang positif terhadap

pembangunan ekonomi.

Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya

dipandang pasif dan sebagai unsur penunjang semata (Todaro dan Smith, 2006).

Padahal proses pembangunan ekonomi merupakan salah satu redefenisi terus

menerus atas peran-peran sektor pertanian, manufaktur, dan jasa (World Bank

2008). Jika suatu wilayah menghendaki pembangunan yang lancar dan

berkesinambungan, maka wilayah harus memulainya dari pedesaan pada

umumnya, dan sektor pertanian pada khususnya (Todaro dan Smith 2006).

Peran pertanian menurut World Bank (2008) berkontribusi pada

pembangunan sebagai sebuah aktivitas ekonomi, mata pencaharian dan sebagai

cara untuk melestarikan lingkungan, sehingga sektor ini sebuah intrumen yang

unik bagi pembangunan. Sebagai aktivitas ekonomi, pertanian dapat sebagai

sumber pertumbuhan bagi perekonomian wilayah, penyedia investasi bagi sektor

swasta dan sebagai penggerak utama industri-industri yang terkait bidang

pertanian. Johnston dan Mellor (1961) dalam Putri (2008) menyebutkan bahwa

peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi adalah:

1. Sumber utama penyediaan bahan makanan

2. Sumber penghasilan dana atau pajak

3. Sumber penghasilan devisa yang diperlukan untuk mengimpor modal, bahan

baku, dan lain-lain.

4. Pasar dalam negeri untuk menampung hasil produksi industri pengolahan dan

sektor bahan pertanian lainnya.

Pertanian dipandang sebagai suatu sektor yang memiliki kemampuan

khusus dalam memadukan pertumbuhan dan pemerataan (growth with equity) atau

pertumbuhan yang berkualitas (Daryanto, 2009). Menurut Byerlee dan Alain de

Janvry (2009), pertanian memiliki lima fungsi essensial yang membuatnya

menjadi pemegang pondasi fundamental pembangunan, Pertama, pertanian

sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua, pertanian sebagai

instrumen untuk mengurangi kemiskinan. Ketiga, mengurangi dipasritas

pendapatan. Keempat, pertanian sebagai penyedia jasa lingkungan. Kelima,

pertanian sebagai sumber ketahanan pangan.

Page 21: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

9

Peranan baru sektor pertanian sekarang ini dapat diletakan dalam kerangka

“3 F contribution in the economy”, yaitu food (pangan), feed (pakan), dan fuel

(bahan bakar). Peranan pertanian terkait dengan “food” adalah sektor pertanian

sebagai leading sector dalam pembangunan ketahanan pangan, yang artinya

sektor pertanian sangat menentukan terwujudnya sumber daya manusia yang

berkualitas. Kaitannya dengan “feed”, sektor pertanian memiliki peranan sebagai

pemasok terbesar bahan baku utama seperti pakan ternak. Sedangankan pada

“fuel” sebagai penghasil sumber energi terbaharukan (renewable) untuk keperluan

bahan bakar (Daryanto 2009).

Menurut Bank Dunia (2008) sektor pertanian dapat dijadikan dasar untuk

mewujudkan sebuah pembangunan berkelanjutan dan mengurangi kemiskinan.

Pertumbuhan PDB yang berbasis sektor pertanian empat kali lebih efektif dalam

mengurangi kemiskinan jika dibandingkan pertumbuhan PDB berbasis sektor lain.

Hal tersebut didasarkan pada kemampuan sektor pertanian dalam menyerap dan

menciptakan tenaga kerja. Akan tetapi pertumbuhan sektor pertanian di beberapa

negara berkembang melambat antara lain akibat underinvestment, misinvestment,

dan berkurangnya ODA (Overseas Development Assistance).

Tabel Input-Output

Menurut Leontief (1986), analisis I-O merupakan suatu metode yang

secara sistematis mengukur hubungan timbal balik diantara beberapa sektor dalam

sistem ekonomi yang kompleks. Pengertian dari tabel input-output adalah suatu

tabel yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi

antarsektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matriks. Sepanjang baris

tabel IO menunjukkan pengaloksian output yang dihasilkan oleh suatu sektor

untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir. Selain itu, pada baris

nilai tambah menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah sektoral, sedangan

sepanjang kolomnya menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing-

masing sektor dalam produksi, baik yang berupa input antara maupun input

primer (Priyarsono, et al. 2008).

Konsep dasar model I-O Leontief didasarkan atas: (1) struktur

perekonomian tersusun dari berbagai sektor (industri) yang satu sama lain

berinteraksi melalui transaksi jual beli, (2) output suatu sektor dijual kepada

sektor lainnya untuk memenuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah,

pembentukan modal dan ekspor, (3) input suatu sektor dibeli dari sektor-sektor

lainnya, dan rumah tangga dalam bentuk jasa dan tenaga kerja, pemerintah dalam

bentuk pajak tidak langsung, penyusutan, surplus usaha dan impor, (4) hubungan

input-output bersifat linier, (5) dalam suatu kurun waktu analisis, biasanya satu

tahun, total input sama dengan total output, dan (6) suatu sektor terdiri dari satu

atau beberapa perusahaan. Beberapa kegunaan dari analisis I-O sebagai berikut:

1. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai

tambah, impor, penerimaan pajak dan penyerapan tenaga kerja di berbagai

sektor produksi.

2. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa

terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan

substitusinya.

Page 22: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

10

3. Untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap

pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan

perekonomian

4. Untuk menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasikan

karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah.

Model I-O didasarkan atas beberapa asumsi. Asumsi itu diantaranya adalah:

1. Homogenitas, yang berarti suatu komoditas hanya dihasilkan secara tunggal

oleh suatu sektor dengan susunan yang tunggal dan tidak ada substitusi output

diantara berbagai sektor

2. Linieritas, ialah prinsip dimana fungsi produksi bersifat linier dan homogen.

Artinya perubahan suatu tingkat output selalu didahului oleh perubahan

pemakaian input yang proporsional, dan

3. Aditivitas ialah suatu prinsip dimana efek total dari pelaksanaan produksi

dipelbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka tabel I-O sebagai model kuantitatif

memiliki keterbasan, yakni bahwa koefisien input ataupun koefisien teknis

diasumsikan tetap (konstan) selama periode analisis atau proyeksi. Karena

koefisien teknis dianggap konstan, maka teknologi yang digunakan oleh sektor-

sektor ekonomi dalam proses produksi pun dianggap konstan. Akibatnya

perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan perubahan

kuantitas dan harga output.

Output yang diproduksi oleh suatu sektor ekonomi dapat didistribusikan

kepada dua jenis pengguna, yaitu sektor produksi dan sektor konsumen akhir.

Jenis pengguna pada sektor produksi, menggunakan output dari suatu sektor

dijadikan input pada sektor lain dalam proses produksinya. Jenis pengguna untuk

konsumen akhir menggunakan output dari suatu sektor dijadikan sebagai

permintaan akhirnya.

Input antara dapat terjadi arus perpindahan barang dan jasa antar sektor.

Artinya, bahwa dari sektor i ke sektor j terjadi perpindahan atau sebaliknya. Sama

halnya dalam sektor itu sendiri, perpindahan terjadi dari sektor i ke sektor j jika

i=j.

Page 23: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

11

Tabel 2 Tabel input-output Output

Input

Production Sector

Final

Demand

Total

Output 1 2 ... N

Production Sector

1 z11 z12 ... z1n Y1 X1

2

z21 z22 ... z2n Y2 X2

.

. . ... . . .

. . . ... . . .

n zn1

zn2

...

znn

Yn Xn

Primary Input V V1 V2 ... Vn

Total Input X X1 X2 ... Xn

Sumber: Daryanto dan Hafizrianda, 2010

Jika dibaca menurut baris maka secara umum persamaannya adalah

i

j 1

xij + Fi = Xi ; untuk i= 1,2,3 dan seterusnya

Jika dibaca menurut kolom maka secara umum persamaannya adalah

j

i 1

xij + Vi = Xj; untuk j=1,2,3 dan seterusnya

Berdasarkan tabel di atas, empat kuadran yang terdapat dalam suatu tabel

IO diberi nama kuadran yaitu kuadran I, II, III, IV. Pengertian dari masing-masing

kuadran sebagai berikut:

1. Kuadran I

Kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang

digunakan dalam proses produksi. Kuadran ini memberikan informasi

mengenai saling ketergantungan antarsektor produksi dalam suatu

perekonomian. Dalam analisis Input-Output kuadran ini sangat penting karena

kuadran inilah yang menunjukkan keterkaitan antarsektor ekonomi dalam

melakukan proses produksinya.

2. Kuadran II

Kuadran II menunjukkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor

perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir adalah

output suatu sektor yang langsung dipergunakan oleh rumah tangga,

pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. Total

permintaan akhir merupakan penjumlahan total dari konsumsi rumah tangga,

konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor.

3. Kuadran III

Kuadran III menunjukkan pembelian input yang dihasilkan di luar sistem

produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. Kuadran ini terdiri dari

Page 24: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

12

pendapatan rumah tangga (upah/gaji), surplus usaha, penyusutan dan pajak tak

langsung neto. Jumlah keseluruhan nilai tambah ini akan menghasilkan

produk domestik bruto yang dihasilkan oleh wilayah tersebut.

4. Kuadran IV

Merupakan kuadran input primer permintaan akhir yang menunjukkan

transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa

melalui sistem produksi atau kuadran antara.

Penelitian Terdahulu

Farihin (2003) melakukan penelitian mengenai analisis input output

Kabupaten Cirebon sebagai alat pengambilan keputusan dalam alokasi

pembiayaan pembangunan pemerintah si sektor pertanian. Dalam penelitiannya

sektor pertanian memiliki keterkaitan yang besar terhadap sektor industri,

makanan, minuman dan tembakau serta sektor perdagangan. Dalam dampak

penyebarannya sektor pertanian memiliki kemampuan yang kurang kuat dalam

mendorong pertumbuhan output sektor-sektor penyedia input dan sektor-sektor

pengguna output. Selain itu sektor pertanian juga memiliki nilai multiplier output,

pendapatan dan tenaga kerja yang relatif kecil. Akan tetapi jika dilihat dari sektor

pertanian saja maka nilai subsektor perkebunan memiliki nilai multiplier paling

tinggi.

Putri (2008) melakukan penelitian mengenai analisis peran sektor

pertanian terhadap perekonomian Provinsi Bangka Belitung dengan menggunakan

analisis input output. Dalam penelitiannya menunjukan peran pertanian bukan

Leading Sector walaupun memiliki kontribusi yang besar terhadap PDRB dan

penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis keterkaitan,

dampak penyebaran, dan multipliernya. Sektor yang dapat dijadikan Leading

Sector adalah sektor industri pengolahan karena sektor tersebut merupakan sektor

terbesar dalam keterkaitan dan multiplier. Dalam hal ini sebagian besar output

sektor pertanian digunakan oleh sektor industri pengolahan tersebut

Febrina (2013) melakukan penelitian mengenai analisis peranan

perkebunan dan industri minyak kelapa sawit terhadap perekonomian provinsi

Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan yaitu menggunakan analisis input

output. Dalam penelitiannya menunjukan peranan sektor perkebunan kelapa sawit

dalam perekonomian Kalimantan Selatan relatif besar. Hal ini dapat dilihat dari

struktur permintaan antara dan permintaan akhir dimana permintaan antara lebih

besar dibandingkan permintaan akhirnya karena komoditi perkebunan kelapa

sawit tidak dapat dikonsumsi langsung. Sektor perkebunan kelapa sawit memiliki

nilai keterkaitan langsung ke depan lebih besar dibandingkan dengan nilai

keterkaitan langsung ke belakangnya, baik dalam analisis keterkaitan langsung

maupun keterkaitan langsung dan tidak langsung. Sektor perkebunan kelapa sawit

dan sektor industri minyak makan memiliki dampak yang relatif besar terhadap

output maupun pendapatan di sektor-sektor perekonomian Provinsi Kalimantan

Selatan. Sektor kunci dalam pembangunan perekonomian Provinsi Kalimantan

Selatan adalah sektor industri makanan dan minuman serta tembakau, sektor

industri minyak makan, sektor industri pengolahan lainnya, sektor listrik dan air

minum serta sektor bangunan/konstruksi.

Page 25: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

13

Kerangka Pemikiran

Perekonomian Kabupaten Sintang terdiri dari banyak sektor dan beberapa

diantaranya memiliki kontribusi yang besar, seperti sektor pertanian, sektor

industri, sektor pertambangan dan sektor lainnya. Pembangunan ekonomi tidak

dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi atau terdapat keterkaitan yang saling

mempengaruhi. Keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dimana pembangunan

ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi

mendorong pembangunan ekonomi. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti salah

satu sektor yang memiliki kontribusi besar untuk perekonomian Kabupaten

Sintang, yaitu sektor pertanian. Pengembangan sektor pertanian dalam

perekonomian Kabupaten Sintang memiliki dampak positif khususnya pada

penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan

ekonomi.

Metode analisis input-output digunakan untuk menganalisis mengenai

keterkaitan dan dampak dari sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten

Sintang. Analisis input-output dapat digunakan juga untuk menganalisis peran

sektor pertanian terhadap pembentukan konsumsi pemerintah dan rumah tangga,

permintaan dan penawaran, investasi, serta nilai tambah bruto Kabupaten Sintang.

Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis dampak penyebaran,

analisis keterkaitan, analisis sektor prioritas dan analisis multiplier.

Page 26: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

14

Gambar 4 Alur kerangka pemikiran

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) Pusat serta instansi lain yang

berhubungan dengan penelitian ini. Data yang digunakan adalah data Tabel Input-

Sektor Pertanian dan Subsektor

pendukungnya di Kabupaten Sintang

Perekonomian Kabupaten Sintang

Analisis Input-Output

Tabel Input-output Kabupten Sintang Tahun

2010

Analisis

Keterkaitan

Analisis Dampak

Penyebaran

Analisis Multiplier

Peran sektor pertanian dan subsektor

pendukungnya terhadap Perekonomian

Kabupaten Sintang

Sektor Prioritas

Page 27: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

15

Output Kabupaten Sintang 2010 dengan klasifikasi 50 sektor serta 16 sektor dan 9

sektor yang diagregasikan. Klasifikasi 16 sektor merupakan perhitungan dalam

menentukan sektor prioritas dengan memakai Total Rank Multiplier yang

dikarenakan keterbatasan data. Selain itu digunakan pula data PDRB Kabupaten

Sintang dan data-data pendukung lainnya. Referensi studi pustaka diperoleh dari

buku panduan, jurnal, artikel, internet, skripsi, tesis serta sumber-sumber lainnya.

Data tersebut diolah dengan Input-Output Analysis for Practitioners (IOAP)

Complementary Version 1.0.1 dan Microsoft Excel 2010.

Metode Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk meneliti peranan sektor pertanian

sterhadap perekonomian Kabupaten Sintang adalah model Input-Output. Tabel

input-output yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel transaksi domestik

atas dasar harga produsen mencakup barang dan jasa produksi dalam negeri dan

dinilai atas dasar harga produsen. Metode Input-Output digunakan untuk melihat

peran sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Sintang dengan melihat

dari analisis keterkaitan, dampak penyebaran, analisis multiplier serta analisis

sektor prioritas.

Analisis Keterkaitan

Analisis keterkaitan digunakan untuk melihat keterkaitan antara satu

sektor dengan sektor yang lainnya. Keterkaitan terdiri atas keterkaitan langsung

ke depan, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, keterkaitan langsung

ke belakang, dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang.

1. Keterkaitan Langsung ke Depan

Menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang

menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit

kenaikan permintaan total. Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut:

FLi =

n

j

ija1

Keterangan:

FL = forward linkage

aij = unsur matriks koefisien teknis

2. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan

Menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang

menggunakan output bagi sektor tersebut serta memasukan upah dan

konsumsi rumah tangga secara langsung maupun tidak langsung per unit

kenaikan permintaan total. Rumus untuk mencari keterkaitan ini ialah sebagai

berikut.

F(d+i)i =

n

j

ijg1

*

Page 28: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

16

Keterangan:

F(d+i)i = forward direct and indirect linkages

g*ij = unsur matriks kebalikan Leontief model tertutup

3. Keterkaitan Langsung ke Belakang

Menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang

menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit

kenaikan permintaan total. Dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

BLi =

n

j

ija1

Keterangan:

BL = backward linkage

aij = unsur matriks koefisien teknis

4. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang

menunjukkan akibat dari suatu sektor yang diteliti terhadap sektor-sektor yang

menyediakan input antara serta memasukan upah dan konsumsi rumah tangga

bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit

kenaikan permintaan total. Rumus untuk keterkaitan ini ialah sebagai berikut:

B(d+i)i =

n

j

ijg1

*

Keterangan:

B(d+i)i = backward direct and indirect linkages

g*ij = unsur matriks kebalikan Leontief model tertutup

Analisis Dampak Penyebaran

Analisis dampak penyebaran terbagi menjadi dua, yaitu kepekaan

penyebaran dan koefisien penyebaran.

1. Koefisien Penyebaran

Distribusi manfaat dari suatu pengembangan suatu sektor terhadap

perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input

dapat diketahui melalui konsep ini. Sering juga diartikan sebagai kemampuan

suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya. Sektor j

dikatakan mempunyai kaitan ke belakang yang tinggi apabila Pdj nilainya

lebih besar dari 1, begitupun sebaliknya. Rumus yang digunakan untuk

mencari nilai koefisien penyebaran adalah

Pdj =

n

i

n

j

ij

n

i

ij

g

gn

1 1

1

*

*

Page 29: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

17

Keterangan:

Pdj = koefisien penyebaran sektor j

g*ij = unsur matriks kebalikan Leontief tertutup

2. Kepekaan Penyebaran

Digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor

sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering juga

diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan

produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor ini. Sektor i

dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi apabila nilai Sdi lebih

besar dari 1, sebaliknya jika Sdi lebih kecil dari 1. Rumus yang digunakan

ialah:

Sdi =

n

i

n

j

ij

n

i

ij

g

gn

1 1

1

*

*

Keterangan:

Sdi = kepekaan penyebaran sektor i

αij = unsur matriks kebalikan Leontief tertutup

Analisis Pengganda

Menurut West dan Jensen (1980) dalam Daryanto dan Hafizrianda (2010),

kategori dampak berganda dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut:

1. Dampak awal

2. Dampak imbasan kegiatan produksi yang terdiri atas, pengaruh putaran

pertama dan pengaruh putaran kedua atau pengaruh dukungan industri

3. Dampak imbasan konsumsi.

Selain ketiga kategori diatas terdapat kategori lainnya yang disebut dampak

luberan. Selengkapnya akan disajikan dalam tabel 3

Tabel 3 Rumus multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja menurut

tipe dampak Tipe Dampak Output Pendapatan Tenaga Kerja

Efek awal 1 pi ei

Efek putaran

pertama ija ija pi ija ei

Efek dukungan

industri ijij ag 1 iijiiij pappg

iijiiij eaeeg

Efek induksi

konsumsi )*( ijij gg )*( iijiij pgpg )*( iijiij egeg

Efek total ijg * ijg * pi ijg * ei

Efek lanjutan 1*ijg iiij ppg * iiij eeg *

Sumber: Daryanto dan Hafizrianda, 2010

Page 30: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

18

Keterangan :

ij : Koefisien Output

pi : Koefisien Pendapatan

ei : Koefisien Tenaga Kerja

gij : Matrik Kebalikan Leontief Model Terbuka

g*ij : Matrik Kebalikan Leontief Model Tertutup

Analisis Sektor Prioritas

Analisis ini digunakan untuk mengetahui urutan sektor mana yang menjadi

prioritas dalam pembangunan, agar alokasi dana dan sumber daya yang digunakan

menjadi lebih efisien. Dalam menentukan urutan sektor prioritas dengan

menggunakan Indeks Derajat Koefisien (IDK) dan Indeks Daya Penyebaran

(IDP) yang didapat dari hasil koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran.

Selain itu dapat juga menentukan sektor prioritas dengan mengamati

ranking dari Total Multiplier yang terdiri dari Total Multiplier Output (TOM),

Total Multiplier Income (TIM) dan Total Employment Multiplier (TEM).

Sehingga rangking terendah pada sektor tersebut yang didapat merupakan sektor

prioritas.

Definisi Operasional Data

1. Pertanian

Pertanian yaitu dimana memproduksi dan menyediakan bahan baku yang akan

digunakan oleh sektor lain sebagai input menjadi bahan setengah jadi atau

barang jadi.

2. Output

Output merupakan nilai produksi barang dan jasa (penerimaan penjualan)

yang dihasilkan oleh seluruh se.ktor ekonomi pada suatu negara/wilayah.

3. Input antara

Input antara merupakan mencakup penggunaan berbagai barang dan jasa oleh

suatu sektor dalam kegiatan produksi. Dalam model Input-Output,

penggunaan input antara diterjemahkan sebagai keterkaitan antarsektor dan

dinotasikan dengan Zij yang dapat dibaca untuk menghasilkan produksi sektor

j dibutuhkan input antara yang berasal dari sektor i sebanyak Zij.

4. Transaksi antara

Transaksi antara merupakan terjadinya suatu transaksi antar sektor yang

berperan sebagai produsen dengan sektor yang berperan sebagai konsumen.

Dalam tabel I-O, sektor produksi ditunjukan pada tiap barisnya sedangkan

sektor konsumen ditunjukkan oleh sektor pada masing-masing kolom.

Transaksi antara hanya mencakup transaksi barang dan jasa yang ada

hubungannya dengan proses produksi.

5. Input primer

Input primer merupakan balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi

yang terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal dan kewiraswastaan. Komponen

input primer terdiri dari:

Page 31: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

19

a. Upah dan Gaji

Semua balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja terlibat dalam proses

produksi, baik berupa uang maupun barang dan jasa.

b. Surplus Usaha

Surplus usaha merupakan selisih dari nilai tambah bruto dengan upah,

penyusutan dan pajak tak langsung neto. Surplus usaha juga didefinisikan

sebagai balas jasa atas kepemilikan modal.

c. Penyusutan

Penyusutan merupakan nilai dari penurunan nilai barang modal tetap yang

dipakai dalam proses produksi.

d. Pajak Tak Langsung Neto

Merupakan selisih dari pajak tak langsung dengan subsidi. Komponen dari

pajak tak langsung terdiri dari pajak impor, pajak ekspor, bea masuk, pajak

pertambahan nilai, cukai dan sebagainya.

6. Permintaan Akhir

Permintaan akhir adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang digunakan

untuk kegiatan konsumsi bukan digunakan dalam proses produksi.

Komponennya terdiri dari pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran

konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan

ekspor.

a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran yang

dilakukan oleh rumah tangga untuk semua pembelian barang dan jasa

dikurangi dengan penjualan netto barang bekas. Pengeluaran konsumsi

rumah tangga juga mencakup pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga

swasta yang tidak mencari untung, seperti lembaga sosial.

b. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Komponen dari pengeluaran konsumsi pemerintah adalah semua

pengeluaran barang dan jasa untuk kegiatan administrasi pemerintah dan

pertahanan, baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

c. Pembentukan Modal Tetap

Pembentukan modal tetap terdiri dari pengadaan, pembuatan atau

pembelian barang-barang modal baru baik dalam negeri maupun impor,

termasuk barang bekas dari luar negeri. Dalam tabel I-O, komponen

pembentukan barang modal hanya menggambarkan komposisi barang

modal yang dihasilkan oleh sektor produksi.

d. Perubahan Stok

Perubahan stok adalah selisih antara nilai stok barang pada akhir tahun

dengan nilai stok pada awal tahun. Stok biasanya diatur oleh produsen dan

merupakan hasil produksi yang belum dijual ke konsumen.

e. Ekspor dan Impor

Transaksi barang dan jasa antar penduduk dalam suatu negara maupun

antar penduduk negara lain merupakan suatu aktivitas dari ekspor dan

impor. Beberapa transaksinya terdiri dari, pembelian langsung di dalam

negeri oleh penduduk negara lain dan pembelian langsung diluar negeri

oleh penduduk suatu negara.

Page 32: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

20

GAMBARAN UMUM

Letak Astronomis dan Keadaan Geografis

Kabupaten Sintang terletak di bagian timur Provinsi Kalimantan Barat

atau berada di antara 1 05‟ Lintang Utara serta 0 46‟ Lintang Selatan dan 110 50‟

Bujur Timur serta 113 20‟ Bujur Timur. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa wilayah Kabupaten Sintang dilalui oleh garis Khatuliswa. Batas wilayah

administartif Kabupaten Sintang yaitu :

Utara :

Serawak (Malaysia Bagian Timur) dan Kabupaten Hulu;

Selatan :

Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Ketapang;

Timur :

Provinsi Kalimantan Selatan Tengah, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten

Kapuas Hulu;

Barat :

Kabupaten Sanggau, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Sekadau.

Gambar 5 Peta Kabupaten Sintang

Kabupaten Sintang merupakan Kabupaten yang memilki luas wilayah

ketiga terbesar di Provinsi Kalimantan Barat setelah Kabupaten Ketapang dan

Kabupaten Kapuas Hulu. Luas wilayah Kabupaten Sintang yaitu 21 635 km2

dengan wilayah terluas terdapat di Kecamatan Ambalau yaitu 6 386. 40 km2

atau

29.52 %, sedangkan Kecamatan Sintang merupakan kecamatan yang terkecil luas

wilayahnya yaitu 277.05 km2 atau 1.28 %. Dari luas tersebut, sebagian besar

wilayah Kabupaten Sintang merupakan wilayah perbukitan dengan luas sekitar 13

573.75 km2 atau 62.74 %.

Page 33: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

21

Dilihat dari tekstur tanahnya, sebagaian besar daerah Kabupaten Sintang

terdiri dari tanah latasol meliputi areal seluas 1.02 juta hektar atau sekitar 46,99 %

dari luas daerah yaitu 2.16 juta, selanjutnya tanah podsolit sekitar 0.93 juta hektar

atau 42.89 % yang terhampar hampir di seluruh kecamatan. Sedangkan jenis tanah

yang paling sedikit ditemui di Kabupaten Sintang yaitu jenis tanah organosol

hanya sekitar 0.05 juta hektar atau sebesar 2.08 %

Kabupaten Sintang dikenal sebagai daerah penghujan dengan intensitas

yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan Kabupaten Sintang sebgaian besar

wilayahnya merupakan perbukitan yaitu sebesar 53.50 %. Sepanjang tahun 2012,

rata-rata curah hujan di Kabupaten Sintang sebesar 249.42 milimeter per bulan

dengan rata-rata hari hujan sebanyak 17 hari per bulan. Menurut Stasiun

Meteorogi Susilo Sintang, intensitas curah hujan yang cukup tinggi ini, terutama

dipengaruhi oleh keadaan daerah yang berhutan tropis dan disertai dengan

kelembaban udara yang cukup tinggi.

Penduduk Kabupaten Sintang merupakan multi etnis dengan mayoritas

suku Dayak dan Melayu yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia.

Kabupaten Sintang memiliki jumlah berpenduduk kurang lebih 500 000 jiwa

dengan kepadatan 16 jiwa/km. Kabupaten Sintang merupakan salah satu Daerah

Tingkat II di Kalimantan Barat beribukota di Kota Sintang. Mata pencaharian

utama penduduknya adalah petani Sawit dan Karet. Sebagian besar wilayah

Sintang merupakan daerah perbukitan dengan luas sekitar 22.392 km2 atau sekitar

69,37% dari luas Kabupaten Sintang.

Kondisi Tenaga Kerja di Kabupaten Sintang

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi terpenting dalam

perekonomian suatu wilayah. Indonesia yang merupakan negara berkembang

memiliki jumlah penduduk yang besar sehingga berhubungan positif dengan

jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya

bahwa Indonesia merupakan negara yang penyerapan tenaga kerja tertingginya

berada di sektor pertanian. Hal tersebut dikarenakan sektor pertanian tidak

memerlukan keterampilan atau pendidikan minimun dibandingkan sektor lainnya.

Kabupaten Sintang merupakan daerah yang didominasi oleh sektor

pertanian dalam sumbangan terhadap PDRB dan penyerapan tenaga kerjanya.

Pada tahun 2012 penduduk yang bekerja di Kabupaten Sintang didominasi oleh

pria dengan jumlah sebesar 11 1829 orang atau 56 % dari total seluruh tenaga

kerja. Gambar 6 terlihat bahwa dari 198 331 orang di Kabupaten Sintang, 73 %

diantaranya terserap di sektor pertanian. Sektor terendah dalam penyerapan tenaga

kerjanya yaitu sektor listrik, gas dan air yang hampir sebesar 0 %.

Page 34: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

22

Sumber : Kemenstrans, 2014 (diolah)

Gambar 6 Persentase tenaga kerja di Kabupaten Sintang

menurut lapangan usaha Tahun 2012

Persentase tingkat pengangguran Kabupaten Sintang relatif rendah. Pada

Gambar 7 menjelaskan dari tahun 2006 hingga tahun 2012 terlihat terjadinya

penurunan tingkat pengangguran yang cukup signifikan. Tingkat pengagguran

tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 7.03 % dan terendah adalah tahun 2012

dengan sebesar 2.09 %. Hal tersebut membuktikan penyerapan tenaga kerja di

Kabupaten Sintang meningkat setiap tahunnya. Walaupun demikian, masih

ditemukan jumlah penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam (setengah

pengangguran) di Kabupaten Sintang yaitu sebesar 60.26 % (BPS Kabupaten

Sintang 2012).

Sumber : BPS Kabuapten Sintang, 2013

Gambar 7 Persentase tingkat pengangguran di Kabupaten Sintang

73%

10.66%

0.09% 0%

2.09% 7.82%

0.95% 0.19% 4.15% Pertanian

Pertambangan

Industri

LGA

Bangunan

PHR

Angkut & Kom

Keuangan

Jasa-jasa

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

%

Tahun

TingkatPengangguran(%)

Page 35: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

23

Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sintang termasuk

kategori menengah atas dimana setiap tahunnya memiliki nilai di antara 66 %

hingga 80 %. Nilai IPM Kabupaten Sintang dari tahun 2010 hingga 2012

mengalami peningkatan, yaitu masing-masing sebesar 68.31 % pada tahun 2010,

kemudian 68.77 % pada tahun 2011 dan 69.32 % pada tahun 2012 (RPJMD

Kalimantan Barat 2013).

Jika dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat pada Tabel 4, sebagian

besar merupakan tamatan SD dimana sebesar 65.03 % dan terkecil adalah sebesar

1.75 % dengan tamatan perguruan tinggi. Mayoritas penduduk Kabupaten Sintang

bermatapencaharian sebagai petani kebun. Kondisi tersebut menunjukkan masih

rendahnya kualitas Sumber Daya Masyarakat di Kabupaten Sintang. Penyerapan

tenaga kerja terbesar di Kabupaten Sintang berada di perdesaan sebesar 84.78 %

dan di perkotaan 15.22 % (Sakernas 2012).

Tabel 4 Persentase penduduk bekerja menurut kelompok umur dan tingkat

pendidikan di Kabupaten Sintang, agustus 2012

Kelompok

Umur

Tingkat Pendidikan

Jumlah <= SD SLTP SLTA >SLTA

15-24 39.33 38.24 22.03 0.40 100.00

25-34 61.62 23.56 11.66 3.16 100.00

35-44 70.45 16.74 11.87 0.94 100.00

45-54 19.01 10.62 8.16 2.21 100.00

55+ 94.82 1.72 2.13 1.33 100.00

Jumlah 65.03 20.87 12.35 1.75 100.00

Sumber : Sakernas, 2012

Kondisi Perekonomian di Kabupaten Sintang

Pertumbuhan ekonomi regional merupakan salah satu tolok ukur

keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Perkembangan perekonomian

Kabupaten Sintang yang digambarkan dengan PDRB baik atas dasar harga

berlaku maupun atas dasar harga konstan untuk periode 2009 sampai dengan 2012

menurut lapangan usaha (sektor perekonomian) pada Tabel 5 berikut.

Page 36: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

24

Tabel 5 Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga berlaku

di Kabupaten Sintang menurut tahun 2009-2012 (juta rupiah)

No

Sektor

PDRB

2009 2010 2011 2012

1 Pertanian 1404756.23 1529984.76 1666883.06 1765195.5

0

2 Pertambangan dan

Penggalian

119487.69 135054.09 152495.83 174814.59

3 Industri Pengolahan 333798.47 369559.73 408438.57 472592.45

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 12082.70 13470.40 15155.08 16498.58

5 Bangunan 233525.73 273679.57 323505.40 399436.47

6 Perdagangan, Hotel dan

Restaurant

844435.93 977404.38 1131654.17 1314558.5

1

7 Pengangkutan dan

Komunikasi

112855.85 132158.76 153872.57 183661.26

8 Keuangan, Persewaan, dan

Jasa Perusahaan

110549.34 126348.37 144976.03 169388.07

9 Jasa-Jasa 311609.27 356915.46 411032.94 471488.13

PDRB 3483101.21 3914575.51 4408013.64 4967633.56

Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013

Tabel 5 menjelaskan bahwa telah terjadi kenaikan PDRB atas dasar harga

berlaku dengan rata-rata sebesar 12.57 % dari tahun 2009 hingga tahun 2012.

Sementara itu pada Tabel 6 PDRB Kabupaten Sintang tahun 2009-2012 atas

dasar harga konstan telah meningkat dengan rata-rata sebesar 5.49 %. Dari tabel

dapat dilihat bahwa sektor yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap

PDRB ialah sektor pertanian kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan

restaurant serta industri pengolahan yang terus menunjukkan tren peningkatan

positif dari tahun ke tahunnya. Peningkatan ini merupakan pertumbuhan

perekonomian secara riil dimana pengaruh inflasi sudah dihilangkan.

Tabel 6 Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga konstan

2000 di Kabupaten Sintang menurut tahun 2009-2012 (juta rupiah)

No

Sektor

PDRB

2009 2010 2011 2012

1 Pertanian 771143.48 798441.51 825880.01 854130.85

2 Pertambangan dan Penggalian 63471.64 66669.88 70073.21 74270.16

3 Industri Pengolahan 199019.31 205166.85 213217.97 223730.07

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5529.84 5722.26 5999.99 6353.08

5 Bangunan 139270.68 150867.8 164563.78 183066.37

6 Perdagangan, Hotel dan

Restaurant

463733.13 494492.05 528454.07 565766.11

7 Pengangkutan dan Komunikasi 62961.86 68721.36 75135.33 82901.41

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

73571.31 78541.05 84369.26 90828.48

9 Jasa-Jasa 204380.59 217451.65 231982.59 246721.29

PDRB 1881764.67 2086074.43 2199676.2 2327767.83

Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013

Page 37: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

25

Pada tahun 2012 PDRB per kapita Kabupaten Sintang sebesar Rp13.170

juta atau sebesar Rp1.09 juta per bulan. Jika dibandingkan dengan daerah lain

yang berada di Kalimantan Barat, PDRB per kapita Kota Pontianak berada

diurutan pertama sebesar Rp27.93 juta dan disusul Kabupaten Kubu Raya yaitu

sebesar Rp22.06 juta. Dengan demikian, jika dilihat dari PDRB per kapita, tingkat

kemakmuran Kabupaten Sintang masih relatif rendah dibandingkan dengan

Kabupaten dan Kota lain di Provinsi Kalimantan Barat (BPS Kabupaten Sintang

2012).

Kabupaten Sintang termasuk dalam kategori salah satu daerah tertinggal di

provinsi Kalimantan Barat (Kemenegpdt 2010). Proporsi penduduk miskin di

Kabupaten Sintang berdasarkan data BPS Provinsi Kalimantan Barat (2013)

berjumlah 31.6 ribu jiwa atau 8.55 % dari total jumlah penduduk Kabupaten

Sintang dengan tingkat garis kemiskinan sebesar Rp 327 ribu pada tahun 2011.

Dibandingkan dengan kabupaten dan kota yang lain, tingkat persentase

kemiskinan di Kabupaten Sintang berada diurutan ketujuh dari empat belas

Kabupaten dan Kota di Kalimantan Barat, atau diatas rata-rata %tase kemiskinan

Kalimantan Barat yang sebesar 8.15 %.

Kondisi Pertanian di Kabupaten Sintang

Struktur perekonomian Indonesia telah bergeser dari sektor pertanian ke

sektor industri. Walaupun demikian sektor pertanian masih meiliki peranan yang

penting dalam pembangunan ekonomi. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan

bagi masyarakat, sektor pertanian juga merupakan bahan baku bagi sektor

industri. Oleh karena itu pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan produksi

pertanian karena diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan

akan memacu pertumbuhan daerah (BPS Kabupaten Sintang 2013).

Sektor pertanian dan perkebunan merupakan sektor andalan di Kabupaten

Sintang. Sektor perkebunan memiliki komoditi unggulan yaitu terdiri dari kelapa

sawit, kakao, karet, tebu, kopi, kelapa, aren, cengkeh, pisang, durian, lada dan

Pinang. Sedangkan pada sub sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa

padi, jagung, kedelai, nanas, ubi jalar, pisang dan ubi kayu (BKPM 2014). Jika

dilihat dari besarnya volume produksi beberapa hasil pertanian yang cukup

mendominasi dihasilkan, sub sektor perkebunan seperti komoditi kelapa sawit

pada tahun 2012 menghasilkan lebih dari 50 0000 Ton atau lebih besar dari

komoditi lainnya seperti karet dan padi yang juga merupakan komoditi andalan.

Hal tersebut dapat dilihat sesuai pada Gambar 8.

Page 38: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

26

Sumber : BPS, 2013 (diolah)

Gambar 8 Volume produksi komoditi pada sektor pertanian

di Kabupaten Sintang pada tahun 2012 (Ton)

Penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Sintang dalam empat

tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 hingga 2012 masih dipegang oleh sektor

pertanian. Bila dilihat dari pertumbuhan semua sektor terlihat sektor pertanian

yang memiliki pertumbuhan yang paling kecil dibandingkan sektor-sektor

lainnya. Pada gambar 8 terlihat pertumbuhan paling tinggi di tahun 2012 yaitu

sektor bangunan dengan nilai sebesar 11.42 % yang lalu diikuti oleh sektor

angkutan dan komunikasi yaitu sebesar 10.34 %. Sedangkan sektor pertanian

hanya memiliki pertumbuhan sebesar 3.42 %. Menurut BPS Kabupaten Sintang di

tahun sebelumnya atau dari tahun 2009 hingga tahun 2011, sektor angkutan dan

komunikasi selalu mendominasi dalam hal pertumbuhan.

Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013

Gambar 9 Pertumbuhan setiap sektor di Kabupaten Sintang (%)

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000T

on

Komoditi

sektor

0

2

4

6

8

10

12

Pe

rse

n

Tahun

PertumbuhanSektorKabupatenSintang (%)

Page 39: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

27

Pada Gambar 2 sebelumnya telihat dari tahun ke tahun pertumbuhan

sektor pertanian selalu menurun. Lambatnya pertumbuhan Kabupaten Sintang

pada tahun 2010 juga dikarenakan salah satunya lambatnya sektor pertanian

khususnya pada kelapa sawit. Produksi sektor pertanian terutama sub sektor

tanaman bahan makanan perlu dipacu terutama pada padi sebagai penghasil beras

yang mengalami penurunan. Pada tahun 2012 produksi padi di Kabupaten Sintang

sebesar 85317 ton dan rata-rata produksi sebesar 28.61 kuintal/Ha. Apabila

dibandingkan tahun 2011, produksi padi mengalami penurunan sebesar 9.66 %.

Hal tersebut dikarenakan terjadinya penurunan luas panen dari 36566 Ha menjadi

29824 Ha atau turun sebesar 18.44 % (BPS Kabupaten Sintang 2013).

Untuk sub sektor perikanan pada tahun 2012 produksi perikanan

mengalami peningkatan sebesar 32.36 % dibandingkan tahun sebelumnya. Sub

sektor perikanan yang terbagi menjadi perairan umum menurun sebesar 0.10 %

dan subsektor perikanan yang menjadi budidaya kolam dan keramba mengalami

peningkatan sebesar 70.91 % (BPS Kabupaten Sintang 2013). Untuk sub sektor

lainnya seperti perkebunan, pertenakan dan kehutanan juga mengalami

peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Kabupaten Sintang

Berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Sintang Tahun 2010

dihasilkan gambaran umum mengenai struktur perekonomian wilayah Kabupaten

Sintang Tahun 2010. Penjelasan mengenai struktur perekonomian Kabupaten

Kabupaten Sintang tersebut meliputi struktur permintaan, struktur konsumsi

rumah tangga dan pemerintah, struktur investasi, struktur ekspor dan impor,

stuktur nilai tambah bruto (value added) serta struktur ouput sektoral..

Struktur Permintaan

Permintaan antara adalah jumlah permintaan output dari suatu sektor yang

akan digunakan sebagai input dalam proses produksi sektor lain. Permintaan akhir

merupakan permintaan output dari suatu sektor yang digunakan untuk konsumsi

langsung, mencakup barang dan jasa yang digunakan untuk kegiatan konsumsi.

Berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 klasifikasi 50

sektor memiliki permintaan antara sebesar Rp2.19 triliun dan permintaan akhir

sebesar Rp4.77 triliun.

Berdasarkan Lampiran 2 menunjukkan bahwa sektor yang memiliki nilai

permintaan antara tertinggi adalah sektor pertanian sebesar Rp871 miliar atau

sekitar 39.85 % dari total permintaan antara Kabupaten Sintang. Sektor

perdagangan, hotel dan restaurant menempati urutan kedua dengan kontribusi

sebesar Rp532 miliar atau sekitar 24.34 % dari total permintaan antara Kabupaten

Sintang. Urutan ketiga ditempati oleh sektor industri pengolahan dengan

kontribusi sebesar Rp192 miliar atau sekitar 8.76 % dari total permintaan antara

Kabupaten Sintang.

Pembentukan permintaan akhir Kabupaten Sintang dapat terlihat dalam

Lampiran 2 dengan sektor pertanian menempati urutan pertama dengan nilai

Page 40: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

28

sebesar Rp1.22 triliun atau sekitar 25.66 % dari total permintaan akhir Kabupaten

Sintang. Urutan kedua ditempati oleh sektor industri pengolahan dengan nilai

sebesar Rp1.22 triliun atau sebesar 25.50 % dari total permintaan akhir Kabupaten

Sintang. Sementara sektor perdagangan, hotel dan restaurant menempati urutan

ketiga dengan nilai sebesar Rp1.09 triliun atau sebesar 22.81 % dari total

permintaan akhir Kabupaten Sintang.

Beberapa sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan

total permintaan Kabupaten Sintang adalah sektor pertanian dengan nilai sebesar

Rp2.09 triliun atau sekitar 30.13 %, sektor perdagangan, hotel dan restaurant

dengan nilai sebesar Rp1.62 triliun atau sebesar 23.29 %, dan sektor industri

pengolahan dengan nilai sebesar Rp1.41 triliun atau sekitar 20.24 % dari total

permintaan Kabupaten Sintang. Pada Lampiran 2 terlihat bahwa sektor pertanian

terdiri dari 17 subsektor pendukung, yaitu subsektor padi, jagung, tanaman umbi-

umbian, sayuran dan buah-buahan, tanaman bahan makanan lainnya, karet lateks,

kelapa, kelapa sawit, kopi, lada, tanaman perkebunan lainnya, unggas dan

hasilnya, pertenakan lainnya, kayu, hasil hutan lainnya, perikanan budidaya serta

perikanan laut dan perairan umum. Dari seluruh subsektor tersebut, subsektor

kelapa sawit merupakan subsektor yang memberikan kontribusi tertingi dalam

pembentukan total permintaan sektor pertanian Kabupaten Sintang, yaitu sebesar

Rp682 miliar atau sekitar 9.81 % dari total permintaan Kabupaten Sintang.

Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah Jumlah konsumsi rumah tangga menurut Tabel Input-Output Kabupaten

Sintang tahun 2010 adalah sebesar Rp1.95 triliun. Pada Lampiran 3 di bawah ini

menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restaurant memiliki nilai

konsumsi rumah tangga tertinggi yaitu sebesar Rp858 miliar atau sekitar 44.04 %

dari total konsumsi rumah tangga. Sedangkan urutan kedua ditempati oleh sektor

pertanian dengan nilai sebesar Rp623 miliar atau sekitar 31.98 % dari total

konsumsi rumah tangga. Sektor industri pengolahan menempati urutan berikutnya

dengan nilai sebesar Rp308 miliar atau sekitar 15.84 % dari total konsumsi rumah

tangga Kabupaten Sintang.

Kontribusi dari 17 subsektor pembentuk sektor pertanian dengan

kontribusi terbesar yaitu, subsektor unggas dan hasilnya dengan nilai sebesar

Rp169 miliar atau sekitar 8.71 % dari total konsumsi rumah tangga. Subsektor

sayuran dan buah-buahan berada di urutan kedua dengan memberikan kontribusi

dengan nilai sebesar Rp163 miliar atau sekitar 8.38 % dari total konsumsi rumah

tangga. Urutan ketiga ditempati subsektor pertenakan lainnya dengan nilai sebesar

Rp119 miliar atau sekitar 6.13 % dari total konsumsi rumah tangga Kabupaten

Sintang.

Berdasarkan Lampiran 3, jumlah total konsumsi pemerintah adalah

sebesar Rp823.98 miliar dialokasikan pada sektor jasa. Sektor jasa memiliki

jumlah alokasi terbesar dalam konsumsi pemerintah dengan nilai sebesar Rp493

miliar atau sekitar 100 % dari total konsumsi pemerintah Kabupaten Sintang.

Struktur Investasi Jumlah investasi merupakan penjumlahan antara pembentukan modal tetap

dengan perubahan stok. Dilihat dari Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun

2010, nilai struktur investasinya adalah sebesar Rp1.03 triliun dengan nilai

Page 41: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

29

pembentukan modal tetapnya Rp1.02 triliun dan nilai perubahan stoknya sebesar

Rp3.5 miliar.

Lampiran 4 menunjukkan bahwa struktur investasi Kabupaten Sintang

terpusat pada sektor bangunan dengan nilai investasi sebesar Rp573 miliar atau

sekitar 55.94 % dari total nilai investasi seluruh sektor perekonomian Kabupaten

Sintang. Urutan kedua ditempati oleh sektor industri pengolahan dengan nilai

investasi sebesar Rp223 miliar atau 21.72 % yang kemudian disusul oleh sektor

perdagangan, hotel dan restaurant dengan nilai Rp206 miliar atau sebesar 20.08 %

dari total keseluruhan nilai investasi. Sementara itu untuk sektor pertanian sendiri

memiliki nilai investasi yang relatif rendah yaitu sebesar Rp8.23 miliar atau dapat

dikatakan hanya mampu berkontribusi sebesar 0.8 % dari total nilai investasi

seluruh sektor yang ada dengan nilai nol pada pembentukan modal tetap. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian kurang mendapatkan investasi

baik dalam pengembangan lahan maupun produkstivitas.

Struktur Ekspor dan Impor

Berdasarkan Lampiran 5 menunjukan jumlah net ekspor Kabupaten

Sintang tahun 2010 adalah sebesar Rp686.07 miliar. Dari nilai tersebut dapat

menandakan terjadinya surplus perdagangan dalam perekonomian Kabupaten

Sintang tahun 2010. Sektor industri pengolahan memiliki kontribusi terbesar

terhadap jumlah surplus perdagangan Kabupaten Sintang dengan nilai sebesar

Rp587.88 miliar atau sekitar 85.68 % dari total surplus perdagangan. Sedangkan

sektor pertanian berada di urutan kedua dalam kontribusi terhadap surplus

perdagangan dengan sebesar Rp406.23 miliar atau sebesar 59.21 % dari total

surplus perdagangan.

Lampiran 5 juga menunjukkan bahwa dalam subsektor pembentuk sektor

pertanian, subsektor karet lateks memiliki kontribusi terbesar terhadap total

surplus perdagangan Kabupaten Sintang dengan nilai sebesar Rp280.90 miliar

atau sekitar 40.96 %. Urutan berikutnya yang memiliki kontribusi terbesar

terhadap total surplus perdagangan adalah subsektor kelapa sawit sebesar

Rp159.68 miliar atau sekitar 23,27 % dari total surplus perdagangan Kabupaten

Sintang.

Struktur Nilai Tambah Bruto Nilai tambah bruto menurut tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun

2010 tersusun dari lima komponen, yaitu upah dan gaji, surplus usaha,

penyusutan, pajak tak langsung, dan subsidi. Jumlah nilai tambah bruto

berdasarkan Lampiran 6 adalah sebesar Rp4.16 triliun. Diantara lima komponen

penyusun nilai tambah bruto, surplus usaha berkontribusi terbesar dengan nilai

sebesar Rp2.58 triliun atau sekitar 62.13 % dari total penyusun nilai tambah bruto.

Kontribusi terbesar kedua ditempati oleh upah dan gaji dengan nilai sebesar

Rp1.38 triliun atau sekitar 33.17 %. Urutan berikutnya ditempati oleh penyusutan

dan pajak tidak langsung dengan nilai masing-masing Rp163 miliar dan Rp63

miliar atau sekitar 3.92 % dan 1.52 % dari total penyusun nilai tambah bruto.

Dapat terlihat pada Lampiran 6 bahwa sektor yang memiliki kontribusi terbesar

dalam penyusun nilai tambah bruto adalah sektor pertanian dengan nilai sebesar

Rp1.59 triliun atau sekitar 38.35 % dari total penyusun nilai tambah bruto. Sektor

urutan berikutnya yang memiliki kontribusi terbesar adalah sektor perdagangan,

Page 42: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

30

hotel dan restaurant serta sektor jasa dengan nilai sebesar Rp1.04 triliun dan

Rp400 miliar atau sekitar 25.04 % dan 9.14 % dari total penyusun nilai tambah

bruto.

Dari 17 subsektor pembentuk sektor pertanian, subsektor kelapa sawit

memiliki kontribusi terbesar terhadap nilai tambah bruto dengan nilai sebesar

Rp470 miliar atau sekitar 11.32 % dan kemudian disusul oleh subsektor karet

lateks dengan nilai sebesar Rp300 miliar atau sekitar 7.24 %, serta subsektor padi

dengan nilai sebesar Rp226 miliar atau sekitar 5.44 % dari total nilai tambah bruto

Kabupaten Sintang.

Struktur Output Sektoral Nilai output sektoral Kabupaten Sintang tahun 2010 berdasarkan tabel

Input-Output adalah sebesar Rp6.96 triliun, nilai output tersebut merupakan nilai

produksi barang dan jasa sektor-sektor perekonomian Kabupaten Sintang tahun

2010. Berdasarkan Lampiran 7 terlihat bahwa nilai output sektoral terbesar adalah

sektor pertanian dengan nilai sebesar Rp2.09 triliun atau sekitar 30.08 %,

kemudian disusul sektor perdagangan, hotel dan restaurant dengan nilai sebesar

Rp1.62 triliun atau sekitar 23.27 %. Urutan ketiga ditempati oleh sektor industri

pengolahan dengan nilai sebesar Rp1.41 triliun atau sekitar 20.31 % dari total

output sektoral Kabupaten Sintang.

Analisis Keterkaitan

Keterkaitan ke Depan (Forward Lingkages)

Keterkaitan ke depan terbagi menjadi dua, yaitu keterkaitan langsung ke

depan dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan. Nilai keterkaitan

langsung ke depan menunjukkan apabila terjadi peningkatan permintaan akhir

sebesar satu satuan, maka output suatu sektor yang dialokasikan secara langsung

ke sektor tersebut dan juga sektor-sektor lainnya akan meningkat sebesar nilai

keterkaitannya. Nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan

menunjukkan bahwa sektor tersebut memiliki keterkaitan baik langsung maupun

tidak langsung ke depan terhadap sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri.

. Pada Tabel 7 dapat dilihat dari keterkaitan output langsung ke depan,

sektor yang memiliki nilai keterkaitan terbesar adalah sektor pertanian, yaitu

sebesar 0.12509. Nilai keterkaitan pada sektor pertanian tersebut memiliki arti

bahwa apabila terjadi peningkatan pada permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka

output sektor pertanian yang langsung dijual atau dialokasikan ke sektor lainnya

termasuk sektor pertanian itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar Rp125

090. Untuk keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke depan yang

memiliki nilai tertinggi yaitu tetap sektor pertanian dengan nilai sebesar 3.93790,

artinya jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka output

sektor pertanian yang dijual atau dialokasikan baik secara langsung maupun tidak

langsung ke sektor lain termasuk sektor pertanian sendiri akan meningkat sebesar

Rp3 937 900.

Page 43: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

31

Tabel 7 Keterkaitan output kedepan sektor-sektor perekonomian

di Kabupaten Sintang Tahun 2010 (agregasi 9 Sektor)

Sektor

Keterkaitan ke Depan

Langsung Langsung dan

Tidak Langsung

Pertanian 0.12509 3.93790

Perambangan dan Penggalian 0.02033 1.33145

Industri Pengolahan 0.02757 2.17221

Listrik dan Air Minum 0.00507 1.14391

Bangunan 0.01839 1.30927

Perdagangan 0.07651 4.34752

Pariwisata 0.02168 1.72186

Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 0.01869 1.41953

Jasa-Jasa 0.00084 1.05506

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Nilai keterkaitan output ke depan pada subsektor pertanian dapat dilihat

pada Tabel 8. Subsektor kelapa sawit merupakan satu-satunya subsektor pertanian

yang memiliki nlai terbesar keterkaitan langsung ke depan dibandingkan sektor

pertanian lainnya yaitu sebesar 0.06023, yang berarti jika terjadi peningkatan pada

permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka output subsektor kelapa sawit yang

dijual atau dialokasikan secara langsung maupun tidak langsung pada sektor

lainnya termasuk sektor itu sendiri akan meningkat sebesar Rp60 230. Sementara

itu untuk nilai keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke depan tertinggi

adalah subsektor padi sebesar 4.46310. Nilai keterkaitan output langsung maupun

tidak langsung ke depan dari sektor tersebut berarti bahwa jika terjadi peningkatan

akhir sebesar Rp1 juta, maka output subsektor padi yang dijual atau dialokasikan

baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap sektor lainnya termasuk

sektor itu sendiri akan meningkat sebesar Rp4 463 100.

Page 44: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

32

Tabel 8 Keterkaitan output ke depan subsektor pertanian di Kabupaten Sintang

tahun 2010 (agregasi 50 sektor)

Sektor

Keterkaitan ke Depan

Langsung Langsung dan

Tidak Langsung

Padi 0.03789 4.46310

Jagung 0.00011 1.11977

Tanaman Umbi-Umbian 0.00036 1.34278

Sayuran dan Buah-Buahan 0.00249 2.70815

Tanaman Bahan Makanan Lainnya 0.00007 1.07958

Karet Lateks 0.01051 2.12118

Kelapa 0.00007 1.07646

Kelapa Sawit 0.06023 1.58354

Kopi 0.00021 1.08931

Lada 0.00062 1.27673

Tanaman Perkebunan Lainnya 0.00001 1.04903

Unggas dan Hasilnya 0.00110 2.67657

Pertenakan Lainnya 0.00152 2.26673

Kayu 0.00683 1.46043

Hasil Hutan Lainnya 0.00268 1.92199

Perikanan Budidaya 0.00018 1.28919

Perikanan Laut dan Perairan Umum 0.00001 1.12883

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Keterkaitan ke Belakang (Backward Lingkages)

Keterkaitan langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor

tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor

tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Sedangkan

keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat dari

suatu sektor yang diteliti terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara

bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit

kenaikan permintaan total. Besarnya nilai keterkaitan ke belakang menunjukkan

seberapa besar nilai input yang dibutuhkan oleh suatu sektor baik dari sektor lain

maupun sektor itu sendiri jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu

satuan.

Tabel 9 menunjukkan bahwa di antara sektor-sektor perekonomian

Kabupaten Sintang sektor yang paling tinggi nilai keterkaitan langsung ke

belakang adalah sektor industri pengolahan dengan nilai sebesar 0.65749 dan

untuk keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang tetap sektor industri

pengolahan dengan nilai keterkaitannya sebesar 2.52683. Sedangkan sektor

pertanian memiliki nilai keterkaitan langsung ke belakang sebesar 0.15055, yang

artinya jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka sektor

pertanian akan secara langsung meningkatkan permintaan inputnya terhadap

sektor lainnya termasuk sektor pertanian itu sendiri sebesar Rp150 550. Untuk

keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang, sektor pertanian memiliki

nilai sebesar 1.89737, yang artinya apabila terjadi kenaikan permintaan akhir

sebesar Rp1 juta, maka sektor pertanian akan meningkatkan terhadap permintaan

Page 45: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

33

inputnya maupun terhadap sektor lainnya baik secara langsung maupun tidak

langsung sebesar Rp1 897 370.

Tabel 9 Keterkaitan output ke belakang sektor-sektor perekonomian

di Kabupaten Sintang tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)

Sektor

Keterkaitan ke Belakang

Langsung Langsung dan

Tidak Langsung

Pertanian 0.15055 1.89737

Perambangan dan Penggalian 0.08618 1.96098

Industri Pengolahan 0.65749 2.52683

Listrik dan Air Minum 0.11929 2.00924

Bangunan 0.52470 2.55331

Perdagangan 0.25772 2.03389

Pariwisata 0.15053 1.75753

Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 0.07457 1.88077

Jasa-Jasa 0.17403 3.56962

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 10 di bawah juga dapat kita lihat bahwa subsektor

pertanian yang memiliki nilai keterkaitan langsung ke belakang tertinggi yaitu

subsektor unggas dan hasilnya yaitu sebesar 0.30088, yang artinya jika terjadi

peningkatan permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka subsektor unggas dan

hasilnya akan secara langsung meningkatkan permintaan inputnya terhadap sektor

lainnya termasuk subsektor unggas dan hasilnya itu sendiri sebesar Rp300 880.

Sedangkan untuk nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang

subsektor pertanian tertinggi yaitu tetap subsektor unggas dan hasilnya, yaitu

sebesar 2.32936 yang artinya apabila terjadi kenaikan permintaan akhir sebesar

Rp1 juta, maka subsektor unggas dan hasilnya akan meningkatkan terhadap

permintaan inputnya maupun terhadap sektor lainnya baik secara langsung

maupun tidak langsung sebesar Rp2 329 360.

Page 46: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

34

Tabel 10 Keterkaitan output ke belakang subsektor pertanian di

Kabupaten Sintang tahun 2010 (agregasi 50 sektor)

Sektor

Keterkaitan ke Belakang

Langsung Langsung dan

Tidak Langsung

Padi 0.10877 1.69643

Jagung 0.07250 1.51235

Tanaman Umbi-Umbian 0.08003 1.53001

Sayuran dan Buah-Buahan 0.12775 1.66606

Tanaman Bahan Makanan Lainnya 0.06461 1.62719

Karet Lateks 0.15147 2.05604

Kelapa 0.08049 1.68679

Kelapa Sawit 0.15901 1.93311

Kopi 0.10441 1.74963

Lada 0.13518 1.75476

Tanaman Perkebunan Lainnya 0.08750 1.77013

Unggas dan Hasilnya 0.30088 2.32936

Pertenakan Lainnya 0.09597 1.74114

Kayu 0.10680 1.75293

Hasil Hutan Lainnya 0.13410 1.68025

Perikanan Budidaya 0.12834 1.74050

Perikanan Laut dan Perairan Umum 0.02997 1.55774

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Analisis Penyebaran

Koefisien Penyebaran

Keofisien penyebaran menunjukkan efek relatif yang ditimbulkan oleh

keterkaitan ke belakang secara langsung dan tidak langsung antara suatu sektor

dengan semua sektor yang ada dalam suatu perekonomian. Koefisien penyebaran

merupakan efek yang ditimbulkan oleh suatu sektor karena adanya peningkatan

output suatu sektor yang bersangkutan tehadap output sektor-sektor lainnya yang

digunakan sebagai input oleh sektor-sektor tersebut baik secara langsung maupun

tidak langsung. Nilai koefisien penyebaran ini merupakan keterkaitan langsung

dan tidak langsung ke belakang yang terboboti dengan jumlah sektor kemudian

dibagi dengan total keterkaitan langsung dan tidak langsung semua sektor.

Koefisien penyebaran sering disebut sebagai daya penyebaran ke belakang.

Berdasarkan Tabel 11, sektor jasa merupakan sektor yang memiliki nilai

koefisien penyebaran paling tinggi yaitu sebesar 1.39903. Hal tersebut berarti

bahwa sektor jasa yang memiliki nilai koefisien yang lebih dari satu mampu untuk

meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya atau meningkatkan output sektor

lainnya yang digunakan sebagai input oleh sektor jasa. Sektor pertanian memiliki

nilai koefisien penyebaran kurang dari satu yaitu sebesar 0.86671. Hal ini berarti

bahwa sektor tersebut kurang mampu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor

hulunya.

Page 47: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

35

Tabel 11 Koefisien penyebaran sektor-sektor perekonomian di

Kabupaten Sintang tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)

Sektor Koefisien Penyebaran

Pertanian 0.86671

Perambangan dan Penggalian 0.86303

Industri Pengolahan 1.20326

Listrik dan Air Minum 0.88752

Bangunan 1.18156

Perdagangan 0.94148

Pariwisata 0.82061

Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 0.83679

Jasa-Jasa 1.39903

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Pada Tabel 12 menunjukkan nilai koefisien penyebaran pada subsektor

pertanian dengan nilai tertinggi ditunjukkan oleh subsektor unggas dan hasilnya

dengan nilai sebesar 1.19165. Hal tersebut berarti bahwa subsektor unggas dan

hasilnya mampu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya atau

meningkatkan output sektor lainnya yang digunakan sebagai input oleh subsektor

unggas dan hasilnya. Untuk subsektor pertanian lainnya memiliki nilai koefisien

penyebaran kurang dari satu. Hal ini berarti bahwa susektor tersebut kurang

mampu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya.

Tabel 12 Koefisien penyebaran subsektor pertanian di Kabupaten Sintang

tahun 2010 (Agregasi 50 Sektor)

Sektor Koefisien Penyebaran

Padi 0.86937

Jagung 0.79448

Tanaman Umbi-Umbian 0.80252

Sayuran dan Buah-Buahan 0.86484

Tanaman Bahan Makanan Lainnya 0.83234

Karet Lateks 1.00955

Kelapa 0.85861

Kelapa Sawit 0.97383

Kopi 0.88694

Lada 0.89782

Tanaman Perkebunan Lainnya 0.88957

Unggas dan Hasilnya 1.19165

Pertenakan Lainnya 0.88814

Kayu 0.89587

Hasil Hutan Lainnya 0.87174

Perikanan Budidaya 0.89995

Perikanan Laut dan Perairan Umum 0.79941

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Kepekaan Penyebaran

Kepekaan penyebaran atau daya penyebaran ke depan mendorong

digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor

Page 48: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

36

lainnya melalui mekanisme pasar output. Sering juga diartikan sebagai

kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor

lain yang memakai input dari sektor ini. Dengan kata lain kepekaan penyebaran

menunjukkan kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan sektor-

sektor yang menggunakan output dari sektor-sektor tersebut (sektor hilir).

Berdasarkan Tabel 13, sektor keuangan, perbankan, jasa perusahaan

merupakan sektor yang memiliki nilai kepekaan penyebaran tertinggi dengan nilai

1.45423. Hal ini menunjukan bahwa sektor keuangan, perbankan, jasa perusahaan

yang memiliki nilai koefisien yang lebih dari satu mampu mempengaruhi

pembentukan output sektor lain yang menggunakan input dari (sektor hilirnya)

sektor keuangan, perbankan, jasa perusahaan. Sektor pertanian memiliki nilai

kepekaan penyebaran kurang dari satu yaitu sebesar 0.98787. Hal tersebut

menunjukan bahwa sektor pertanian kurang mampu untuk mempengaruhi

pembentukan output sektor lain.

Tabel 13 Kepekaan penyebaran sektor-sektor perekonomian di

Kabupaten Sintang tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)

Sektor Kepekaan Penyebaran

Pertanian 0.98787

Perambangan dan Penggalian 1.02134

Industri Pengolahan 0.71906

Listrik dan Air Minum 1.28158

Bangunan 0.58574

Perdagangan 1.15737

Pariwisata 1.33764

Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 1.45423

Jasa-Jasa 0.45518

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 14, sektor kopi yang merupakan salah satu subsektor

pertanian memiliki nilai kepekaan penyebaran tertinggi dengan nilai 1.51079. Hal

ini berarti bahwa subsektor kopi yang memiliki nilai koefisien yang lebih dari satu

menunjukkan bahwa sektor tersebut mampu mempengaruhi pembentukan output

sektor lain yang menggunakan input dari subsektor kopi (sektor hilirnya).

Subsektor pertanian selain padi, kelapa sawit, kopi dan kayu memiliki nilai

koefisien penyebaran kurang dari satu. Hal tersebut menunjukan bahwa subsektor

tersebut kurang mampu untuk mempengaruhi pembentukan output sektor lain.

Page 49: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

37

Tabel 14 Kepekaan penyebaran subsektor pertanian di Kabupaten Sintang

tahun 2010 (Agregasi 50 Sektor)

Sektor Kepekaan Penyebaran

Padi 1.50814

Jagung 1.12578

Tanaman Umbi-Umbian 1.12392

Sayuran dan Buah-Buahan 1.13280

Tanaman Bahan Makanan Lainnya 1.10442

Karet Lateks 0.49710

Kelapa 1.14203

Kelapa Sawit 0.60723

Kopi 1.51079

Lada 0.82378

Tanaman Perkebunan Lainnya 1.05814

Unggas dan Hasilnya 1.10262

Pertenakan Lainnya 1.09934

Kayu 1.03857

Hasil Hutan Lainnya 1.02793

Perikanan Budidaya 1.11012

Perikanan Laut dan Perairan Umum 1.09618

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Analisis Pengganda (Multiplier)

Analisis pengganda atau analisis multiplier digunakan untuk melihat apa

yang akan terjadi terhadap variabel-variabel endogen tertentu apabila terjadi

perubahan dalam variabel-variabel eksogen, seperti variabel permintaan akhir

pada analisis Input-Output sisi permintaan dan variabel input primer pada analisis

Input-Output sisi penawaran. Ada dua jenis tipe pengganda atau multiplier yaitu

pengganda tipe I dan pengganda tipe II.

Pengganda tipe I dapat diperoleh dari pengolahan lebih lanjut matriks

kebalikan Leontif terbuka dan pengganda tipe II yang dapat diperoleh dari matriks

kebalikan Leontif tertutup. Nilai multiplier tipe I ini menunjukkan bahwa apabila

terjadi kenaikan variabel eksogen sebesar satu satuan maka variabel endogen

diseluruh sektor perekonomian akan meningkat sebesar nilai tersebut. Nilai

multiplier tipe II ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan variabel eksogen

maka variabel endogen akan meningkat, setelah adanya efek induksi dari rumah

tangga. Baik pengganda tipe I maupun tipe II merupakan hasil dari proses

mekanisme dampak yang terdiri dari efek awal (initial effect), efek putaran

pertama (first round effect), efek dukungan industri (industrial support effect), dan

efek induksi konsumsi (consumption induced effect).

Analisis Pengganda (Multiplier) Output

Berdasarkan Tabel 15 di bawah ini terdapat nilai pengganda output setiap

sektor Kabupaten Sintang. Nilai pengganda output tertinggi pada tipe I adalah

sektor industri pengolahan dengan nilai sebesar 1.82205. Sedangkan sektor

pertanian memiliki nilai pengganda outpet pada tipe I sebesar 1.20703. Hal

Page 50: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

38

tersebut menunjukan jika terjadi peningkatan pada permintaan akhir terhadap

output sektor pertanian sebesar Rp1 juta, maka output pada seluruh sektor

perokonomian akan meningkat sebesar Rp1 207 030.

Nilai tertinggi pengganda output tipe II ditempati oleh sektor jasa dengan

nilai sebesar 2.59129. Sedangkan sektor pertanian memiliki nilai pengganda

output pada tipe II sebesar 1.60533. Nilai tersebut dapat diartikan dengan

masuknya efek konsumsi rumah tangga, jika terjadi peningkatan permintaan akhir

pada sektor pertanian sebesar Rp1 juta, maka output seluruh sektor akan

meningkat sebesar Rp1 605 330.

Tabel 15 Pengganda output sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Sintang

tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)

Sektor

Multiplier Output

Tipe I Tipe II

Pertanian 1.20703 1.60533

Perambangan dan Penggalian 1.10414 1.59851

Industri Pengolahan 1.82205 1.22868

Listrik dan Air Minum 1.15414 1.64386

Bangunan 1.69094 2.18850

Perdagangan 1.34819 1.74381

Pariwisata 1.19589 1.51994

Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 1.09867 1.54991

Jasa-Jasa 1.25698 2.59129

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 16 di bawah ini terdapat nilai pengganda output

subsektor pembentuk sektor pertanian. Nilai pengganda output tertinggi pada tipe

I adalah subsektor pertenakan dengan nilai sebesar 1.34637. Hal ini berarti bahwa

jika terjadi peningkatan pada permintaan akhir terhadap output subsektor

pertenakan sebesar Rp1 juta, maka output pada seluruh sektor perokonomian

akan meningkat sebesar Rp1 346 370. Nilai tertinggi pengganda output tipe II

tetap ditempati oleh subsektor pertenakan dengan nilai sebesar 1.75898. Nilai

tersebut dapat diartikan dengan masuknya efek konsumsi rumah tangga, jika

terjadi peningkatan permintaan akhir pada subsektor retoran, rumah makan dan

warung sebesar Rp1 juta, maka output seluruh sektor akan meningkat sebesar Rp1

758 980.

Tabel 16 Pengganda output subsektor pertanian di Kabupaten Sintang

tahun 2010 (Agregasi 16 Sektor)

Sektor

Multiplier Output

Tipe I Tipe II

Padi dan Palawija 1.12384 1.44405

Hortikultura 1.15038 1.44911

Perkebunan 1.20750 1.65076

Pertenakan 1.34637 1.75898

Kehutanan 1.15861 1.47800

Perikanan 1.13263 1.44592

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Page 51: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

39

Analisis Pengganda Pendapatan (Multiplier Income) Tabel 17 dibawah ini menyajikan nilai-nilai pengganda pendapatan setiap

sektor Kabupaten Sintang. Sektor industri pengolahan memiliki nilai pengganda

pendapatan tertinggi yaitu sebesar 2.82303 pada tipe I. Sedangkan pada sektor

pertanian memiliki nilai pengganda pendapatan sebesar 1.18443 pada tipe I. Hal

ini dapat diartikan bahwa dengan adanya peningkatan permintaan akhir pada

sektor pertanian sebesar Rp1 juta, maka akan menyebabkan meningkatnya

pendapatan masyarakat disemua sektor perekonomian sebesar Rp1 184 430.

Pada tipe II sektor industri pengolahan tetap memiliki nilai pengganda

pendapatan dengan nilai 3.66137. Sedangkan pada sektor pertanian memiliki nilai

pengganda pendapatan sebesar 1.53616 pada tipe II. Hal tersebut menunjukkan

bahwa dengan memasukkan efek pengeluaran rumah tangga, jika terjadi

peningkatan permitaan akhir pada subsektor kelapa sawit sebesar Rp1 juta, maka

pendapatan di seluruh sektor perekonomian akan meningkat sebesar Rp1 536 160.

Tabel 17 Pengganda pendapatan sektor-sektor perekonomian di

Kabupaten Sintang tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)

Sektor

Multiplier Income

Tipe I Tipe II

Pertanian 1.18443 1.53616

Perambangan dan Penggalian 1.07060 1.38852

Industri Pengolahan 2.82303 3.66137

Listrik dan Air Minum 1.11902 1.45133

Bangunan 1.85258 2.40272

Perdagangan 1.37055 1.77755

Pariwisata 1.20730 1.56583

Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 1.07650 1.39619

Jasa-Jasa 1.06348 1.37930

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 18 di bawah ini terdapat nilai pengganda pendapatan

subsektor pembentuk sektor pertanian. Nilai pengganda pendapatan tertinggi pada

tipe I adalah subsektor pertenakan dengan nilai sebesar 1.26271. Hal ini dapat

diartikan bahwa dengan adanya peningkatan permintaan akhir pada subsektor

pertenakan sebesar Rp1 juta, maka akan menyebabkan meningkatnya pendapatan

masyarakat disemua sektor perekonomian sebesar Rp1 262 710.

Nilai tertinggi pengganda pendapatan tipe II tetap ditempati oleh subsektor

pertenakan dengan nilai sebesar 1.62330. Nilai tersebut menunjukkan bahwa

dengan memasukkan efek pengeluaran rumah tangga, jika terjadi peningkatan

permitaan akhir pada subsektor pertenakan sebesar Rp1 juta, maka pendapatan di

seluruh sektor perekonomian akan meningkat sebesar Rp 1 623 300.

Page 52: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

40

Tabel 18 Pengganda pendapatan subsektor pertanian di Kabupaten Sintang

tahun 2010 (Agregasi 16 Sektor)

Sektor

Multiplier Income

Tipe I Tipe II

Padi dan Palawija 1.13016 1.45290

Hortikultura 1.15869 1.48958

Perkebunan 1.18059 1.51774

Pertenakan 1.26271 1.62330

Kehutanan 1.16266 1.49468

Perikanan 1.12861 1.45091

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Analisis Pengganda (Multiplier) Tenaga Kerja

Analisis pengganda tenaga kerja menunjukan jumlah tenaga kerja yang

diserap oleh seluruh sektor perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan output

suatu sektor sebesar satu satuan. Pada Tabel 19 penggada tenaga kerja tipe I,

sektor industri pengolahan memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 76.28037.

Sedangkan sektor pertanian memiliki nilai pengganda tenaga kerja sebesar

1.09133. Hal ini menunjukan bahwa jika terjadi peningkatan output pada sektor

pertanian sebesar satu satuan, maka sektor ini akan menciptakan lapangan kerja

bagi 1.09133 tenaga kerja untuk semua sektor perekonomian.

Pada tipe II sektor industri pengolahan tetap memiliki nilai pengganda

tenaga kerja tertinngi yaitu sebesar 96.86095. Sedangkan sektor pertanian

memiliki nilai pengganda tenaga kerja sebesar 1.25141. Nilai tersebut

menunjukan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan

pada sektor pertanian maka akan berdampak pada peningkatan lapangan kerja

sebesar 1.25141 satuan diseluruh sektor perekonomian dengan memperhitungkan

efek induksi konsumsi.

Tabel 19 Pengganda tenaga kerja sektor-sektor perekonomian di Kabupaten

Sintang tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)

Sektor

Multiplier Employment

Tipe I Tipe II

Pertanian 1.09133 1.25141

Perambangan dan Penggalian 1.02644 1.29422

Industri Pengolahan 76.28037 96.86095

Listrik dan Air Minum 1.34331 4.67562

Bangunan 4.40002 6.94591

Perdagangan 1.50096 2.84111

Pariwisata 1.20726 1.98100

Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 1.28878 4.59527

Jasa-Jasa 1.10742 2.24456

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 20 di bawah ini terdapat nilai pengganda tenaga kerja

subsektor pembentuk sektor pertanian. Nilai pengganda tenaga kerja tipe I

menunjukan bahwa subsektor pertenakan memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar

5.14998. Hal ini menunjukan bahwa jika terjadi peningkatan output pada

Page 53: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

41

subsektor pertenakan sebesar satu satuan, maka sektor ini akan menciptakan

lapangan kerja bagi 5.14998 tenaga kerja untuk semua sektor perekonomian.

Pada tipe II subsektor pertenakan tetap memiliki nilai pengganda tenaga

kerja tertinngi yaitu sebesar 8.38861. Nilai tersebut menunjukan bahwa jika

terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan pada sektor pertanian

maka akan berdampak pada peningkatan lapangan kerja sebesar 8.38861 satuan

diseluruh sektor perekonomian dengan memperhitungkan efek induksi konsumsi.

Tabel 20 Pengganda tenaga kerja subsektor pertanian di Kabupaten Sintang

tahun 2010 (Agregasi 16 Sektor)

Sektor

Multiplier Employment

Tipe I Tipe II

Padi dan Palawija 1.07696 1.11804

Hortikultura 1.14030 1.53235

Perkebunan 1.07789 1.16418

Pertenakan 5.14998 8.38861

Kehutanan 1.53450 3.91550

Perikanan 1.16222 1.48270

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Sektor Prioritas

Berdasarkan analisis koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran

(Indeks Derajat Kepekaan dan Indeks Daya Penyebaran) yang telah dilakukan,

dapat dijadikan sebagai salah satu landasan dalam menentukan sektor prioritas

pada suatu perekonomian. Dengan memfokuskan pembangunan pada sektor yang

menjadi sektor kunci maka target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat

dicapai dengan lebih baik. Suatu sektor yang terindikasi sebagai sektor prioritas

dianggap memiliki pengaruh yang sangat tinggi terhadap sektor-sektor lain dalam

suatu perekonomian. Pengaruh yang dimiliki dapat bersifat pengaruh ke belakang

(pada sektor hulu atau penyedia input) ataupun pengaruh ke depan (sektor hilir

atau pengguna output).

Page 54: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

42

Sektor Prioritas Klasifikasi 50 Sektor Tahun 2010

(Berdasarkan Indeks Derajat Kepekaan dan Indeks Daya Penyebaran)

Karet Lateks

Kelapa

Industri Minyak Sawit

Industri Perkayuan

Industri Karet dan Barang Dari Karet

Industri Logam Besi dan Baja

Bangunan

Perdagangan

Pemerintah dan Pertahanan

Jasa Perusahaan

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan

Jasa Lainnya

Unggas dan Hasilnya

Industri Makan

Industri Penggalian Non Logam

Industri Lainnya

Restoran

Hotel

Jasa Penunjang Angkutan

Kopi

Tanaman Perkebunan Lainnya

Pertenakan Lainnya

Kayu

Hasil Hutan Lainnya

Perikanan Budidaya

Perikanan Laut dan Perairan Umum

Pertenakan Lainnya

Kayu

Hasil Hutan Lainnya

Perikanan Budidaya

Perikanan Laut dan Perairan Umum

Industri Kertas

Industri Kimia Termasuk Pupuk dan Pestisida

Listrik

Air Bersih

Pengangkutan Darat

Pengangkutan Sungai

Pengangkutan Udara

Pos

Telekomunikasi

Bank

Asuransi

Koperasi

Lembaga Keuangan Lain dan Sewa

Bangunannya

Kelapa Sawit

Lada

Pertambangan dan Penggalian

Industri Minyak

Kegiatan Yang Tidak Jelas Batasannya

Gambar 10 Diagram sektor prioritas di Kabupaten Sintang

(50 sektor)

Keterangan :

IDK : Indeks Derajat Kepekaan

IDP : Indeks Daya Penyebaran

I, II, III, IV : Kuadran

IDP = 1

IDK = 1

I II

IV III

Page 55: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

43

Berdasarkan Gambar 10 mengenai sektor prioritas Kabupaten Sintang,

kuadran I ditempati oleh satu-satunya subsektor unggas dan hasilnya sebagai

pembentuk sektor pertanian. Kuadran tersebut merupakan sektor yang memiliki

nilai IDK dan IDP lebih dari satu. Sedangkan kuadran II ditempati oleh subsektor

kelapa dan karet dimana memiliki nilai IDK lebih dari satu dan IDP kurang dari

satu. Pada kuadran III terdapat subsektor kelapa sawit dan lada dengan nilai IDP

lebih dari satu dan IDK kurang dari satu. Sisa dari subsektor pertanian lainnya

berada di kuadran IV dimana memiliki nilai IDP dan IDK kurang dari satu. Untuk

sektor atau subsektor yang menempati kuadran I dapat dikatakan merupakan

sektor prioritas atau leading sector.

Sektor Prioritas dengan Klasifikasi 16 Sektor

(Berdasarkan Multipier Output, Income, dan Employment)

Berdasarkan analisis multiplier yang telah dilakukan, dapat juga dijadikan

sebagai salah satu landasan dalam menentukan sektor prioritas pada suatu

perekonomian. Penentuan urutan sektor prioritas dilakukan dengan menggunakan

analisis total rangking multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja setiap

sektornya dimana didapat total rangking terendah.

Tabel 21 Peringkat total multiplier di Kabupaten Sintang tahun 2010

Sektor/Subsektor

TOM

TIM

TEM

Total

Padi dan Palawija 16 11 16 43

Hortikultura 14 10 12 36

Perkebunan 7 7 14 28

Pertenakan 5 5 2 12

Kehutanan 13 9 4 26

Perikanan 15 12 13 40

Pertambangan dan Penggalian 11 16 15 42

Industri Pengolahan 1 1 1 3*

Listik dan Gas 8 13 5 26

Bangunan 2 2 3 7

Perdagangan 6 4 7 17

Hotel dan Rumah Makan 4 3 8 15

Transportasi dan Pergudangan 10 6 11 27

Imformasi dan Komunikasi 9 8 9 26

Keuangan dan Asuransi 12 14 6 32

Jasa-Jasa 3 15 10 28

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Keterangan:

TOM = Total Output Multiplier

TIM = Total Income Multiplier

TEM = Total Employment Multiplier

Page 56: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

44

Tabel 21 merupakan analisis sektor prioritas klasifikasi 16 sektor dengan

memasukan total multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja. Berdasarkan

analisis tersebut dapat terlihat bahwa sektor prioritas dengan klasifikasi 16 adalah

sektor industri dengan total nilai rangking terendah yaitu sebesar 3. Sedangkan

sektor pertenakan menempati urutan pertama dengan total nilai rangking terendah

dibandingkan sektor pertanian lainnya yaitu sebesar 12.

Dari kedua analisis tersebut hampir sesuai dengan analisis sektor prioritas

dengan klasifikasi 50 sektor sebelumnya, dimana pada kuadran I sebagian besar

ditempati oleh subsektor industri yang juga merupakan sektor prioritas. Hal ini

menunjukan bahwa sektor industri pengolahan memiliki efek pengganda yang

besar dalam output, pendapatan, dan tenaga kerja terhadap perekonomian di

Kabupaten Sintang

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap Tabel Input-Output Kabupaten Sintang

Tahun 2010 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan total permintaan, sektor pertanian Kabupaten Sintang menempati

urutan paling penting dibandingkan dengan sektor perekonomian lainnya. Hal

ini dapat terlihat dalam kontribusi sektor pertanian yang besar terhadap

pembentukan struktur permintaan akhir dan permintaan antara menempati

posisi pertama; untuk konsumsi rumah tangga menempati posisi kedua setelah

sektor perdagangan, hotel dan restaurant; untuk nilai ekspor menempati posisi

pertama; dan untuk nilai tambah bruto menempati posisi pertama.

2. Sektor pertanian secara keseluruhan memiliki keterkaitan yang cukup tinggi

dengan sektor-sektor lainnya. Hal ini berarti sektor pertanian dapat diandalkan

untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain baik sektor hulu maupun

hilir. Subsektor unggas dan hasilnya memiliki nilai terbesar pada keterkaitan

ke depan dan ke belakang maupun langsung dan tidak langsung.

3 Sektor pertanian memiliki nilai kepekaan penyebaran yang kurang dari satu.

Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian kurang mampu untuk

meningkatkan pertumbuhan sektor hilirnya. Sedangkan, subsektor padi, kopi,

kelapa sawit dan kayu memiliki nilai kepekaan penyebaran lebih dari satu. Hal

ini mengindikasikan bahwa subsektor padi, kopi, kelapa sawit dan kayu

mampu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hilinya. Nilai koefisien

penyebaran sektor pertanian kurang dari satu. Sedangkan subsektor unggas

dan hasilnya memiliki nilai koefisien penyebaran lebih dari satu. Hal ini

mengindikasikan bahwa subsektor unggas dan hasilnya mampu untuk

meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya.

4. Dilihat dari dampak multipliernya, sektor pertanian memberikan dampak yang

positif terhadap sektor perekonomian Kabupaten Sintang. Hal ini dapat dilihat

dari nilai multiplier output dan multiplier pendapatan. Pada multiplier output,

sektor pertanian menempati peringkat ke lima, sedangkan pada multiplier

Page 57: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

45

pendapatan, sektor pertanian juga menempati peringkat kelima dari seluruh

sektor. Pada multiplier tenaga kerja, sektor pertanian menempati peringkat ke

delapan dari seluruh sektor.

5. Berdasarkan hasil analisis penetapan sektor prioritas dengan memperhatikan

indeks drajat kepekaan dan indeks daya penyebaran serta total rangking nilai

multiplier, sektor pertanian dan subsektor pendukungnya yang merupakan

sektor unggulan adalah unggas dan hasilnya maupun sektor pertenakan. Akan

tetapi sektor industri dan subsektornya yang juga termasuk salah satu sektor

prioritas memiliki potensi dalam sebuah sistem agroindustri.

Saran

1. Pemerintah Kabupaten Sintang dalam pembangunan perekonomiannya

diharapkan lebih mengutamakan sektor kunci karena belum tentu sektor yang

memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB dapat menjadi Leading Sector.

2. Pemerintah Kabupaten Sintang diharapkan lebih memperhatikan

pengembangan sistem agroindustri yang dikarenakan sektor industri

pegolahan beserta subsektornya memiliki keterkaitan, dampak penyebaran,

dan multiplier yang besar terhadap sektor lainnya. Namun pemerintah jangan

sampai mengabaikan sektor-sektor perekonomian yang lain khususnya sektor

pertanian. Hal tersebut dikarenakan sektor pertanian merupakan kontributor

terbesar PDRB dan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Selain itu,

sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar bagi konsumsi rumah tangga

dan output yang dihasilkan lebih banyak digunakan sebagai input oleh sektor

industri pengolahan.

3. Diperlukan peran pemerintah dalam rangka mengembangkan sumberdaya

manusia khususnya di sektor-sektor yang tidak memberikan pengaruh besar

terhadap perekonomian salah satunya sektor pertanian. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan peningkatan pendidikan, penyuluhan pertanian dan

pengenalan teknologi tepat guna sehingga masyarakat Kabupaten Sintang

dapat mengikuti arus perkembangan ilmu dan teknologi khususnya di bidang

pertanian.

4. Tata ruang wilayah atau luas lahan lebih diperhatikan dalam pembagiannya

tehadap subsektor pertanian. Sehingga tidak menyebakan ketimpangan setiap

sektor dalam memproduksi komoditi yang dihasilkan.

5. Pada penelitian ini terdapat keterbatasan data sehingga belum secara rinci dan

memadai dalam menjelaskan ruang lingkup sektor pertanian, maka pada

penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis sektor pertanian dengan

menggunakan Tabel Input-Output yang terbaru dengan tambahan data yang

terkait sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukkan bagi

pemerintah Kabupaten Sintang.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, M.A. 2013. Makalah Sektor Pertanian Dalam Konsep Pendapatan

Nasional. 2013. Jatinangor (ID): UNPAD.

Page 58: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

46

Byerlee et al. 2009. Agricultural for Development : toward a new pradigm

[internet]. [diunduh 2014 April 22]. Tersedia pada:

http://gspp.berkley.edu/assets/uploads/research/pdf/Annual_Review_of_R

esEcon7.pdf

Komoditi Unggulan Kabupaten Sintang. 2014.

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/displayprofil.php?ia=61

07 [20 Maret 2014]. (tanggal diakses)

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2010. Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010.

[internet]. [diunduh 2014 April 2]. Tersedia pada:

http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=270&wid=6100000000

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2010. Tabel Input Output Kabupaten Sintang Tahun

2010. BPS, Jakarta (ID):

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Sintang Dalam Angka 2011. BPS,

Jakarta (ID):

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Sintang Dalam Angka 2013. BPS,

Jakarta (ID):

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Daerah Kabupaten Sintang 2013.

BPS, Jakarta (ID):

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Sintang

Tahun 2012. BPS, Jakarta (ID):

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2013. PDRB Sektoral Kabupaten Sintang Tahun

2012. BPS, Jakarta (ID):

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Indonesia 2013. BPS, Jakarta (ID):

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2011. Provinsi Kalimantan Barat Dalam Angka

2013. BPS, Jakarta (ID):

Daryanto, A. Dan Hafizryanda, Y. 2010. Analisis Input-Output dan Social

Accounting Matrix. Bogor (ID): IPB Pr.

Daryanto, A. 2009. Dinamika Daya Saing Industri Peternakan. Bogor (ID): IPB

Pr.

Farihin, A.M. 2003. Analisis Input Output Kabupaten Cirebon Sebagai Alat

Pengambilan Keputusan Dalam Alokasi Pembiayaan Pembangunan

Pemerintah di Sektor Pertanian [skripsi]. Fakultas Pertanian: Institut

Pertanian Bogor.

Febrina, R.F. 2013. Analisis Peranan Perkebunan dan Industri Minyak Kelapa

Sawit Terhadap Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan [skripsi].

Fakultas Ekonomi dan Manajemen: Institut Pertanian Bogor.

[Kemenegpdt]. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. 2010. Daerah

Tertinggal. Tahun 2010. Kemenegpdt, Jakarta (ID)

Peta Administrasi Kabupaten Sintang. 2012.

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/profil/profil_kota/kab.sintang/PETA%2

0KAB.%20SINTANG2.jpg [ Maret 2014]. (tanggal diakses)

Priyarsono, D.S, Sahara, M. Firdaus. 2007. Ekonomi Regional. Jakarta (ID):

Universitas Terbuka.

Putri, S.A.C. 2008. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi

Bangka Belitung (Analisis Input Output) [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen: Institut Pertanian Bogor.

Page 59: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

47

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. 2013. Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Kalimantan Barat.

Todaro MP.SC Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi Jilid I. H.

Munandar[penerjemaah]. Jakarta (ID): Erlangga.

World Bank. 2008. Agriculture For Development. World Bank. Washington, DC

(ID):

World Economic Forum. 2009. The Global Competitiveness Report 2009-2010.

World Economic Forum. Geneve.

Page 60: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

48

LAMPIRAN

Lampiran 1 Agregasi 16 sektor dan 9 sektor dari klasifikasi 50 sektor tabel

Input Output Kabupaten Sintang Tahun 2010

No

Klasifikasi 50 Sektor

No

Klasifikasi 16

Sektor

No

Klasifikasi 9

Sektor

1 Padi

1

Padi dan

Palawija

1

Pertanian

2 Jagung

3 Tanaman Umbi-Umbian

4 Sayuran dan Buah-Buahan

2

Hortikultura 5 Tanaman Bahan Makanan

Lainnya

6 Karet Lateks

3

Perkebunan 7 Kelapa

8 Kelapa Sawit

9 Kopi

10 Lada

11 Tanaman Perkebunan

Lainnya

12 Unggas dan Hasilnya 4 Pertenakan

13 Pertenakan Lainnya

14 Kayu 5 Kehutanan

15 Hasil Hutan Lainnya

16 Perikanan Budidaya

6

Perikanan 17 Perikanan Laut dan Perairan

Umum

18 Pertambangan dan

Penggalian

7

Pertambangan

dan Penggalian

2

Pertambangan

dan Penggalian

19 Industri Minyak Sawit

8

Industri

Pengolahan

3

Industri

Pengolahan

20 Industri Makan

21 Industri Perkayuan

22 Industri Kertas

23 Industri Karet dan Barang

Dari Karet

24 Industri Kimia Termasuk

Pupuk dan Pestisida

25 Industri Logam Besi dan

Baja

26 Industri Penggalian Non

Logam

27 Industri Minyak

28 Industri Lainnya

29 Listrik 9 Listrik dan Gas 4 Listrik, Gas,

dan Air Bersih 30 Air Bersih

31 Bangunan 10 Bangunan 5 Bangunan

32 Perdagangan 11 Perdagangan 6 Perdagangan,

Hotel,

Restaurant 33 Restoran 12 Hotel dan

Restaurant 34 Hotel

Page 61: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

49

No

Klasifikasi 50 Sektor

No

Klasifikasi 16

Sektor

No

Klasifikasi 9

Sektor

35 Pengangkutan Darat

13

Transportasi dan

Pergudangan

7

Pengankutan

dan

Komunikasi

36 Pengangkutan Sungai

37 Pengangkutan Udara

38 Jasa Penunjang Angkutan

39 Pos 14 Imformasi dan

Komunikasi 40 Telekomunikasi

41 Bank

15

Keuangan dan

Asuransi

8

Keuangan dan

Asuransi

42 Asuransi

43 Koperasi

44 Lembaga Keuangan Lain dan

Sewa Bangunannya

45 Jasa Perusahaan

46 Pemerintah dan Pertahanan

16

Jasa-Jasa

9

Jasa-Jasa 47 Jasa Pendidikan

48 Jasa Kesehatan

49 Jasa Lainnya

50 Kegiatan Yang Tidak Jelas

Batasannya

190 Input antara

200 Impor

201 Upah dan Gaji

202 Surplus Usaha

203 Penyusutan

204 Pajak Tak Langsung

205 Subsidi

209 Nilai Tambah Bruto

210 Jumlah Input

180 Jumlah Permintaan Antara

301 Konsumsi Rumah Tangga

302 Konsumsi Pemerintah

303 Pembentukan Modal

304 Perubahan Stok

305 Ekspor

309 Permintaan Akhir

310 Total Permintaan

409 Impor Untuk Input Antara

509 Margin Perdagangan

600 Output

700 Penyediaan

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010

Page 62: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

50

Lampiran 2 Struktur Permintaan Kabupaten Sintang Tahun 2010

Sektor

Permintaan

Antara

Permintaan

Akhir

Total Permintaan

Total

(Juta

Rupiah)

%

Total

(Juta

Rupiah)

%

Total

(Juta

Rupiah)

%

PERTANIAN 871995.26 39.85 1222852.04 25.66 2094847.3 30.13

Padi 263386.14 12.04 1240.63 0.03 264626.77 3.81

Jagung 770.15 0.04 8571.76 0.18 9341.91 0.13

Tanaman Umbi-Umbian 2494.51 0.11 30209.17 0.63 32703.68 0.47

Sayuran dan Buah-Buahan 17335.63 0.79 163174.36 3.42 180509.99 2.60

Tanaman Bahan Makanan

Lainnya 510.61 0.02 3815.42 0.08 4326.03 0.06

Karet Lateks 76848.13 3.51 304012.43 6.38 380860.56 5.48

Kelapa 468.82 0.02 3377.65 0.07 3846.47 0.06

Kelapa Sawit 418702.25 19.14 263304.95 5.53 682007.20 9.81

Kopi 1468.22 0.07 1.76 0 1469.98 0.02

Lada 4276.94 0.20 27759.78 0.58 32036.72 0.46

Tanaman Perkebunan

Lainnya 94.81 0 116.43 0 211.24 0

Unggas dan Hasilnya 7633.72 0.35 171521.04 3.60 179154.76 2.58

Pertenakan Lainnya 10545.42 0.48 122960.92 2.58 133506.34 1.92

Kayu 47494.73 2.17 3291.77 0.07 50786.50 0.73

Hasil Hutan Lainnya 18608.56 0.85 77129.68 1.62 95738.24 1.38

Perikanan Budidaya 1258.82 0.06 27581.98 0.58 28840.8 0.41

Perikanan Laut dan

Perairan Umum 97.80 0 14782.31 0.31 14880.11 0.21

PERTAMBANGAN &

PENGGALIAN 141309.25 6.46 33188.37 0.7 174497.62 2.51

Pertambangan dan

Penggalian 141309.25 6.46 33188.37 0.70 174497.62 2.51

INDUSTRI

PENGOLAHAN 191884.38 8.76 1215174.64 25.5 1407059.02 20.24

Industri Minyak Sawit 0 0 755816.88 15.86 755816.88 10.87

Industri Makan 45801.90 2.09 251507.12 5.28 297309.02 4.28

Industri Perkayuan 86186.96 3.94 106439.05 2.23 192626.01 2.77

Industri Kertas 28854.80 1.32 9964.37 0.21 38819.17 0.56

Industri Karet dan Barang

Dari Karet 7975.05 0.36 56034.57 1.18 64009.62 0.92

Industri Kimia Termasuk

Pupuk dan Pestisida 218.17 0.01 21.64 0 239.81 0

Industri Logam Besi dan

Baja 3709.62 0.17 23575.05 0.49 27284.67 0.39

Industri Penggalian Non

Logam 728.23 0.03 535.62 0.01 1263.85 0.02

Industri Minyak 0 0 0 0 0 0

Industri Lainnya 18409.65 0.84 11280.34 0.24 29689.99 0.43

LISTRIK, GAS & AIR

BERSIH 35277.34 1.61 11516.34 0.24 46793.68 0.67

Listrik 27145.00 1.24 10589.13 0.22 37734.13 0.54

Air Bersih 8132.34 0.37 927.21 0.02 9059.55 0.13

BANGUNAN 127863.95 5.85 573460.16 12.04 701324.11 10.09

Bangunan 127863.95 5.85 573460.16 12.04 701324.11 10.09

PERDAGANGAN, HOTEL

& RESTAURANT

532389.13

24.34

1087029.21

22.81

1619418.34

23.29

Page 63: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

51

Sektor

Permintaan

Antara

Permintaan

Akhir

Total Permintaan

Total

(Juta

Rupiah)

%

Total

(Juta

Rupiah)

%

Total

(Juta

Rupiah)

%

Perdagangan 494232.99 22.60 1074879.25 22.56 1569112.24 22.57

Restoran 12108.48 0.55 2538.85 0.05 14647.33 0.21

Hotel 26047.66 1.19 9611.11 0.20 35658.77 0.51

PENGANGKUTAN &

KOMUNIKASI

150735.04 6.89 94957.16 1.99 245692.2 3.54

Pengangkutan Darat 92459.84 4.23 49274.64 1.03 141734.48 2.04

Pengangkutan Sungai 16823.03 0.77 33527.58 0.70 50350.61 0.72

Pengangkutan Udara 932.45 0.04 890.73 0.02 1823.18 0.03

Jasa Penunjang Angkutan 12518.47 0.57 449.73 0.01 12968.2 0.19

Pos 3018.49 0.14 1304.01 0.03 4322.5 0.06

Telekomunikasi 24982.76 1.14 9510.47 0.20 34493.23 0.50

KEUANGAN 129914.38 5.94 17507.87 0.36 147422.25 2.12

Bank 38357.73 1.75 6326.54 0.13 44684.27 0.64

Asuransi 7343.11 0.34 558.98 0.01 7902.09 0.11

Koperasi 6171.43 0.28 13 0 6184.43 0.09

Lembaga Keuangan Lain

dan Sewa Bangunannya

75392.58 3.45 9946.89 0.21 85339.47 1.23

Jasa Perusahaan 2649.53 0.12 662.46 0.01 3311.99 0.05

JASA-JASA 5865.43 0.27 509012.12 10.69 514877.55 7.41

Pemerintah dan Pertahanan 0 0 489330.17 10.27 489330.17 7.04

Jasa Pendidikan 1673.19 0.08 6472.84 0.14 8146.03 0.12

Jasa Kesehatan 1598.05 0.07 9073.96 0.19 10672.01 0.15

Jasa Lainnya 2594.19 0.12 4135.15 0.09 6729.34 0.10

Kegiatan Yang Tidak Jelas

Batasannya

0 0 0 0 0 0

Total 2187234.20 100 4764697.91 100 6951932.11 100

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Page 64: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

52

Lampiran 3 Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah

Kabupaten Sintang Tahun 2010

Sektor

Konsumsi Rumah

Tangga

Konsumsi

Pemerintah

Total (Juta

Rupiah)

%

Total (Juta

Rupiah)

% PERTANIAN 622645.81 31.98 0 0

Padi 0 0 0 0

Jagung 8571.76 0.44 0 0

Tanaman Umbi-Umbian 30209.17 1.55 0 0

Sayuran dan Buah-Buahan 163174.36 8.38 0 0

Tanaman Bahan Makanan Lainnya 3644.50 0.19 0 0

Karet Lateks 0 0 0 0

Kelapa 3370.49 0.17 0 0

Kelapa Sawit 0 0 0 0

Kopi 0 0 0 0

Lada 14734.99 0.76 0 0

Tanaman Perkebunan Lainnya 55.43 0 0 0

Unggas dan Hasilnya 169645.86 8.71 0 0

Pertenakan Lainnya 119344.45 6.13 0 0

Kayu 4242.54 0.22 0 0

Hasil Hutan Lainnya 63300.77 3.25 0 0

Perikanan Budidaya 27569.69 1.42 0 0

Perikanan Laut dan Perairan Umum 14781.80 0.76 0 0

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 25265.71 1.30 0 0

Pertambangan dan Penggalian 25265.71 1.30 0 0

INDUSTRI PENGOLAHAN 308554.32 15.84 0 0

Industri Minyak Sawit 0 0 0 0

Industri Makan 237065.49 12.18 0 0

Industri Perkayuan 18366.76 0.94 0 0

Industri Kertas 9952.18 0.51 0 0

Industri Karet dan Barang Dari Karet 25156.31 1.29 0 0

Industri Kimia Termasuk Pupuk dan

Pestisida 21.63 0 0 0

Industri Logam Besi dan Baja 8808.55 0.45 0 0

Industri Penggalian Non Logam 535.62 0.03 0 0

Industri Minyak 0 0 0 0

Industri Lainnya 8647.78 0.44 0 0

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 11516.34 0.59 0 0

Listrik 10589.13 0.54 0 0

Air Bersih 927.21 0.05 0 0

BANGUNAN 0 0 0 0

Bangunan 0 0 0 0

PERDAGANGAN, HOTEL &

RESTAURANT

857609.64 44.04 0 0

Perdagangan 845459.68 43.42 0 0

Restoran 2538.85 0.13 0 0

Hotel 9611.11 0.49 0 0

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 87971.73 4.52 0 0

Pengangkutan Darat 45249.36 2.32 0 0

Pengangkutan Sungai 30577.14 1.57 0 0

Pengangkutan Udara 890.73 0.05 0 0

Jasa Penunjang Angkutan 440.02 0.02 0 0

Pos 1304.01 0.07 0 0

Telekomunikasi 9510.47 0.49 0 0

Page 65: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

53

Sektor

Konsumsi Rumah

Tangga

Konsumsi

Pemerintah

Total (Juta

Rupiah)

%

Total (Juta

Rupiah)

% KEUANGAN 17507.87 0.89 0 0

Bank 6326.54 0.32 0 0

Asuransi 558.98 0.03 0 0

Koperasi 13.00 0 0 0

Lembaga Keuangan Lain dan Sewa

Bangunannya

9946.89 0.51 0 0

Jasa Perusahaan 662.46 0.03 0 0

JASA 15962.55 0.82 493049.57 100

Pemerintah dan Pertahanan 0 0 489330.17 99.25

Jasa Pendidikan 5630.40 0.29 842.44 0.17

Jasa Kesehatan 8308.84 0.43 765.12 0.16

Jasa Lainnya 2023.31 0.10 2111.84 0.43

Kegiatan Yang Tidak Jelas Batasannya 0 0 0 0

Total 1947033.97 100 493049.57 100

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Page 66: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

54

Lampiran 4 Struktur Investasi Kabupaten Sintang Tahun 2010

Sektor

Pembentukan

Modal Tetap

(Juta Rupiah)

Perubahan

Stok (Juta

Rupiah

Investasi

Total

(Juta

Rupiah)

%

PERTANIAN 7282.78 946.16 8228.94 0.8

Padi 0 1240.63 1240.63 0.12

Jagung 0 0 0 0

Tanaman Umbi-Umbian 0 0 0 0

Sayuran dan Buah-Buahan 0 0 0 0

Tanaman Bahan Makanan Lainnya 0 170.92 170.92 0.02

Karet Lateks 138.18 280.19 418.37 0.04

Kelapa 0 7.16 7.16 0

Kelapa Sawit 500.23 104.19 604.42 0.06

Kopi 0 1.76 1.76 0

Lada 0 0 0 0

Tanaman Perkebunan Lainnya 0 61 61 0.01

Unggas dan Hasilnya 1818.28 56.9 1875.18 0.18

Pertenakan Lainnya 4484.09 -867.62 3616.47 0.35

Kayu 0 -950.77 -950.77 -0.09

Hasil Hutan Lainnya 342 829 1171 0.11

Perikanan Budidaya 0 12.29 12.29 0

Perikanan Laut dan Perairan Umum 0 0.51 0.51 0

PERTAMBANGAN &

PENGGALIAN 7224.53 698.13 7922.66 0.77

Pertambangan dan Penggalian 7224.53 698.13 7922.66 0.77

INDUSTRI PENGOLAHAN 222317.26 316.43 222633.69 21.72

Industri Minyak Sawit 76643.38 25.17 76668.55 7.48

Industri Makan 14379.9 61.73 14441.63 1.41

Industri Perkayuan 88301.35 -229.06 88072.29 8.59

Industri Kertas 0 12.19 12.19 0

Industri Karet dan Barang Dari

Karet 25528.76 511.2 26039.96 2.54

Industri Kimia Termasuk Pupuk dan

Pestisida 0 0.01 0.01 0

Industri Logam Besi dan Baja 14766.5 0 14766.5 1.44

Industri Penggalian Non Logam 0 0 0 0

Industri Minyak 0 0 0 0

Industri Lainnya 2697.37 -64.81 2632.56 0.26

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0 0 0 0

Listrik 0 0 0 0

Air Bersih 0 0 0 0

BANGUNAN 573460.16 0 573460.16 55.94

Bangunan 573460.16 0 573460.16 55.94

PERDAGANGAN, HOTEL &

RESATURANT 204350.62 1499.95 205850.57 20.08

Perdagangan 204350.62 1499.95 205850.57 20.08

Restoran 0 0 0 0

Hotel 0 0 0 0

PENGANGKUTAN &

KOMUNIKASI 6962.62 22.81 6985.43 0.68

Pengangkutan Darat 4012.74 12.54 4025.28 0.39

Pengangkutan Sungai 2940.17 10.27 2950.44 0.29

Pengangkutan Udara 0 0 0 0

Jasa Penunjang Angkutan 9.71 0 9.71 0

Page 67: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

55

Sektor

Pembentukan

Modal Tetap

(Juta Rupiah)

Perubahan

Stok (Juta

Rupiah

Investasi

Total

(Juta

Rupiah)

%

Pos 0 0 0 0

Telekomunikasi 0 0 0 0

KEUANGAN 0 0 0 0

Bank 0 0 0 0

Asuransi 0 0 0 0

Koperasi 0 0 0 0

Lembaga Keuangan Lain dan Sewa

Bangunannya

0 0 0 0

Jasa Perusahaan 0 0 0 0

JASA 0 0 0 0

Pemerintah dan Pertahanan 0 0 0 0

Jasa Pendidikan 0 0 0 0

Jasa Kesehatan 0 0 0 0

Jasa Lainnya 0 0 0 0

Kegiatan Yang Tidak Jelas

Batasannya

0 0 0 0

Total 1021597.97 3483.48 1025081.45 100

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Page 68: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

56

Lampiran 5 Struktur Ekspor Bersih Kabupaten Sintang Tahun 2010

Sektor

Ekspor

(Juta

Rupiah)

Impor

(Juta

Rupiah

Ekspor

Bersih

(Juta

Rupiah)

%

PERTANIAN 591977.29 185743.29 406234 59.21

Padi 0 9766.02 -9766.02 -1.42

Jagung 0 560.08 -560.08 -0.08

Tanaman Umbi-Umbian 0 190.87 -190.87 -0.03

Sayuran dan Buah-Buahan 0 8198.73 -8198.73 -1.2

Tanaman Bahan Makanan Lainnya 0 57.61 -57.61 -0.01

Karet Lateks 303594.06 22598.91 280995.15 40.96

Kelapa 0 77.75 -77.75 -0.01

Kelapa Sawit 262700.53 103019.63 159680.9 23.27

Kopi 0 135.94 -135.94 -0.02

Lada 13024.79 2324.68 10700.11 1.56

Tanaman Perkebunan Lainnya 0 2.62 -2.62 0

Unggas dan Hasilnya 0 23676 -23676 -3.45

Pertenakan Lainnya 0 3143.4 -3143.4 -0.46

Kayu 0 3037.28 -3037.28 -0.44

Hasil Hutan Lainnya 12657.91 5171.56 7486.35 1.09

Perikanan Budidaya 0 2878.08 -2878.08 -0.42

Perikanan Laut dan Perairan Umum 0 904.13 -904.13 -0.13

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0 15041.77 -15041.77 -2.19

Pertambangan dan Penggalian 0 15041.77 -15041.77 -2.19

INDUSTRI PENGOLAHAN 683986.63 96107.03 587879.6 85.68

Industri Minyak Sawit 679148.33 37238.43 641909.9 93.56

Industri Makan 0 2270.89 -2270.89 -0.33

Industri Perkayuan 0 32773.49 -32773.49 -4.78

Industri Kertas 0 11508.33 -11508.33 -1.68

Industri Karet dan Barang Dari Karet 4838.3 2874.42 1963.88 0.29

Industri Kimia Termasuk Pupuk dan

Pestisida

0 65.01 -65.01 -0.01

Industri Logam Besi dan Baja 0 7856.37 -7856.37 -1.15

Industri Penggalian Non Logam 0 151.01 -151.01 -0.02

Industri Minyak 0 0 0 0

Industri Lainnya 0 1369.08 -1369.08 -0.2

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0 14474.57 -14474.57 -2.11

Listrik 0 11478.04 -11478.04 -1.67

Air Bersih 0 2996.53 -2996.53 -0.44

BANGUNAN 0 57548.89 -57548.89 -8.39

Bangunan 0 57548.89 -57548.89 -8.39

PERDAGANGAN, HOTEL &

RESTAURANT

23569 161308.18 -137739.18 -20.08

Perdagangan 23569 158633.47 -135064.47 -19.69

Restoran 0 1329.77 -1329.77 -0.19

Hotel 0 1344.94 -1344.94 -0.2

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 0 55559.92 -55559.92 -8.09

Pengangkutan Darat 0 37789.97 -37789.97 -5.51

Pengangkutan Sungai 0 16147.04 -16147.04 -2.35

Pengangkutan Udara 0 511.02 -511.02 -0.07

Jasa Penunjang Angkutan 0 671.62 -671.62 -0.1

Pos 0 82.11 -82.11 -0.01

Telekomunikasi 0 358.16 -358.16 -0.05

KEUANGAN 0 2842.07 -2842.07 -0.41

Page 69: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

57

Sektor

Ekspor

(Juta

Rupiah)

Impor

(Juta

Rupiah

Ekspor

Bersih

(Juta

Rupiah)

%

Bank 0 1367.63 -1367.63 -0.2

Asuransi 0 66.8 -66.8 -0.01

Koperasi 0 28.58 -28.58 0

Lembaga Keuangan Lain dan Sewa

Bangunannya

0 1190.12 -1190.12 -0.17

Jasa Perusahaan 0 188.94 -188.94 -0.03

JASA 0 24841.42 -24841.42 -3.62

Pemerintah dan Pertahanan 0 22862.87 -22862.87 -3.33

Jasa Pendidikan 0 485.66 -485.66 -0.07

Jasa Kesehatan 0 1151.63 -1151.63 -0.17

Jasa Lainnya 0 341.26 -341.26 -0.05

Kegiatan Yang Tidak Jelas Batasannya 0 0 0 0

Total 1299532.92 613467.14 686065.78 100

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Page 70: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

58

Lampiran 6 Struktur Nilai Tambah Bruto Kabupaten Sintang Tahun 2010

Sektor

%

Upah

dan

Gaji

%

Surplus

Usaha

%

Penyusutan

% Pajak

Tak

Langsung

Netto

%

Subsidi

% Nilai

Tambah

Bruto

(NTB)

PERTANIAN 28.89 44.59 19.20 20.30 0 38.35

Padi 3.18 6.96 0.04 3.77 0 5.44

Jagung 0.09 0.27 0 0.01 0 0.19

Tanaman Umbi-

Umbian 0.31 0.99 0.04 0.12 0 0.72

Sayuran dan Buah-

Buahan 1.91 4.75 0.02 0.47 0 3.59

Tanaman Bahan

Makanan Lainnya 0.05 0.13 0 0.02 0 0.10

Karet Lateks 6.78 7.88 0.05 5.86 0 7.24

Kelapa 0.05 0.11 0.01 0 0 0.08

Kelapa Sawit 9.75 11.97 14.49 5.01 0 11.32

Kopi 0.02 0.03 0 0.01 0 0.03

Lada 0.39 0.77 0.02 0.13 0 0.61

Tanaman

Perkebunan

Lainnya

0 0.01 0 0 0 0

Unggas dan

Hasilnya

2.49 2.45 2.01 1.10 0 2.44

Pertenakan

Lainnya

1.71 3.54 0.99 1.49 0 2.83

Kayu 0.63 1.20 1.12 1.31 0 1.02

Hasil Hutan

Lainnya

1.03 2.42 0.33 0.67 0 1.87

Perikanan

Budidaya

0.32 0.68 0.06 0.27 0 0.54

Perikanan Laut dan

Perairan Umum

0.18 0.43 0.02 0.06 0 0.33

PERTAMBANGAN

& PENGGALIAN

3.30 3.60 3.17 1.23 0 3.47

Pertambangan dan

Penggalian

3.30 3.60 3.17 1.23 0 3.47

INDUSTRI

PENGOLAHAN

8.36 9.79 9.86 6.69 0 9.34

Industri Minyak

Sawit

4.45 5.62 1.45 2.54 0 5.06

Industri Makan 1.31 0.71 0.74 1.75 0 0.93

Industri Perkayuan 1.42 2.02 6.21 1.08 0 1.99

Industri Kertas 0.32 0.52 0.20 0.16 0 0.44

Industri Karet dan

Barang Dari Karet

0.34 0.24 0.35 0.56 0 0.28

Industri Kimia

Termasuk Pupuk

dan Pestisida

0 0 0 0 0 0

Industri Logam

Besi dan Baja

0.20 0.20 0.34 0.42 0 0.21

Industri Penggalian

Non Logam

0.01 0.01 0 0.01 0 0.01

Industri Minyak 0 0 0 0 0 0

Industri Lainnya 0.31 0.47 0.57 0.17 0 0.42

Page 71: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

59

Sektor

%

Upah

dan

Gaji

%

Surplus

Usaha

%

Penyusutan

% Pajak

Tak

Langsung

Netto

%

Subsidi

% Nilai

Tambah

Bruto

(NTB)

LISTRIK, GAS &

AIR BERSIH

0.84 1.45 4.83 0.49 100 0.65

Listrik 0.72 1.16 3.80 0.42 79.92 0.53

Air Bersih 0.12 0.29 1.03 0.07 20.08 0.12

BANGUNAN 7.72 5.72 10.64 6.57 0 6.64

Bangunan 7.72 5.72 10.64 6.57 0 6.64

PERDAGANGAN,

HOTEL &

RESTAURANT

19.17 27.10 24.50 58.15 0 25.04

Perdagangan 18.65 26.40 22.64 55.97 0 24.33

Restoran 0.10 0.10 0.21 0.30 0 0.10

Hotel 0.42 0.60 1.65 1.88 0 0.61

PENGANGKUTAN

& KOMUNIKASI

2.70 3.76 10.75 2.08 0 3.68

Pengangkutan

Darat

1.57 2.06 3.82 1.64 0 1.97

Pengangkutan

Sungai

0.37 0.70 2.73 0.25 0 0.67

Pengangkutan

Udara

0.01 0.02 0.14 0.01 0 0.02

Jasa Penunjang

Angkutan

0.21 0.20 0.96 0.01 0 0.23

Pos 0.07 0.08 0.40 0.04 0 0.09

Telekomunikasi 0.47 0.70 2.70 0.13 0 0.70

KEUANGAN 2.52 3.64 2.62 0.97 0 3.22

Bank 0.68 0.98 0.91 0.49 0 0.88

Asuransi 0.13 0.21 0.15 0.08 0 0.18

Koperasi 0.13 0.16 0.06 0.05 0 0.14

Lembaga

Keuangan Lain dan

Sewa

Bangunannya

1.50 2.24 1.38 0.31 0 1.95

Jasa Perusahaan 0.08 0.05 0.12 0.04 0 0.07

JASA 26.49 0.36 14.44 3.51 0 9.63

Pemerintah dan

Pertahanan

25.80 0 13.58 3.48 0 9.14

Jasa Pendidikan 0.23 0.12 0.30 0.02 0 0.17

Jasa Kesehatan 0.24 0.14 0.37 0 0 0.18

Jasa Lainnya 0.22 0.10 0.19 0.01 0 0.14

Kegiatan Yang

Tidak Jelas

Batasannya

0 0 0 0 0 0

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Page 72: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

60

Lampiran 7 Struktur Nilai Output Sektoral Kabupaten Sintang Tahun 2010

Sektor

Nilai Output Sektoral

(Juta Rupiah

%

PERTANIAN 2094847.3 30.08

Padi 264626.78 3.8

Jagung 9341.9 0.13

Tanaman Umbi-Umbian 32703.68 0.47

Sayuran dan Buah-Buahan 180510 2.59

Tanaman Bahan Makanan Lainnya 4326 0.06

Karet Lateks 380860.56 5.47

Kelapa 3846.48 0.06

Kelapa Sawit 682007.19 9.8

Kopi 1469.99 0.02

Lada 32036.72 0.46

Tanaman Perkebunan Lainnya 211.23 0

Unggas dan Hasilnya 179154.77 2.57

Pertenakan Lainnya 133506.35 1.92

Kayu 50786.51 0.73

Hasil Hutan Lainnya 95738.25 1.38

Perikanan Budidaya 28840.8 0.41

Perikanan Laut dan Perairan Umum 14880.09 0.21

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 174497.63 2.51

Pertambangan dan Penggalian 174497.63 2.51

INDUSTRI PENGOLAHAN 1413435.09 20.31

Industri Minyak Sawit 755816.88 10.86

Industri Makan 297309.02 4.27

Industri Perkayuan 192626.03 2.77

Industri Kertas 38819.14 0.56

Industri Karet dan Barang Dari Karet 70385.72 1.01

Industri Kimia Termasuk Pupuk dan Pestisida 239.8 0

Industri Logam Besi dan Baja 27284.67 0.39

Industri Penggalian Non Logam 1263.84 0.02

Industri Minyak 0 0

Industri Lainnya 29689.99 0.43

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 46793.69 0.67

Listrik 37734.15 0.54

Air Bersih 9059.54 0.13

BANGUNAN 701324.11 10.08

Bangunan 701324.11 10.08

PERDAGANGAN, HOTEL & RESTAURANT 1619418.36 23.27

Perdagangan 1569112.27 22.55

Restoran 14647.34 0.21

Hotel 35658.75 0.51

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 245692.17 3.54

Pengangkutan Darat 141734.44 2.04

Pengangkutan Sungai 50350.6 0.72

Pengangkutan Udara 1823.17 0.03

Jasa Penunjang Angkutan 12968.21 0.19

Pos 4322.52 0.06

Telekomunikasi 34493.23 0.5

KEUANGAN 147422.27 2.12

Bank 44684.29 0.64

Koperasi 6184.44 0.09

Lembaga Keuangan Lain dan Sewa Bangunannya 85339.48 1.23

Page 73: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

61

Sektor

Nilai Output Sektoral

(Juta Rupiah

%

Jasa Perusahaan 3311.98 0.05

JASA 514877.52 7.4

Pemerintah dan Pertahanan 489330.17 7.03

Jasa Pendidikan 8146.02 0.12

Jasa Kesehatan 10672 0.15

Jasa Lainnya 6729.33 0.1

Kegiatan Yang Tidak Jelas Batasannya 0 0

Total 6958308.14 100

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)

Page 74: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

62

Lampiran 8 Matriks Koefisen Teknis Klasifikasi 50 Sektor Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 0.06954 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0.03759 0 0 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0.06438 0 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0.07519 0 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0.02539 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0 0.0774 0 0 0 0

7 0 0 0 0 0 0 0.03404 0 0 0

8 0 0 0 0 0 0 0 0.04343 0 0

9 0 0 0 0 0 0 0 0 0.06534 0

10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.09654

11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 0 0.00003 0 0 0 0 0 0 0 0

13 0.00687 0.00685 0 0.0048 0.00482 0.00228 0.00062 0.00275 0 0

14 0.00002 0.00013 0 0 0 0.0003 0.00001 0.00004 0.00073 0.00125

15 0 0 0 0.00019 0 0 0 0 0 0

16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

21 0.00005 0 0 0.00172 0.00001 0.00005 0.00001 0.00005 0.00007 0.00045

22 0.0003 0.00001 0 0.00003 0.00002 0.00001 0.00001 0.00001 0.00009 0

23 0 0 0 0.00001 0.00004 0.00001 0.00005 0.00003 0.00003 0.00009

24 0.00005 0.00008 0.00001 0.00005 0.00001 0.00007 0.00001 0.0002 0.00013 0.00009

25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 0 0 0 0 0 0.00003 0.00004 0.00015 0 0

29 0 0 0 0 0 0.0001 0.00001 0.00022 0.00001 0

30 0 0 0 0.00002 0 0 0 0.00003 0 0

31 0 0.00002 0.00061 0.00003 0.00005 0.01049 0.00122 0.04163 0.00048 0.00022

32 0.01861 0.01186 0.00965 0.01046 0.01283 0.04187 0.03266 0.05282 0.02848 0.01826

33 0 0 0 0 0 0 0 0.00004 0 0

34 0 0 0 0 0 0.00001 0 0.00008 0 0

35 0.00654 0.00249 0.00473 0.02725 0.01205 0.00219 0.00619 0.00611 0.00382 0.0065

36 0.00017 0.00003 0.00003 0.00013 0 0.00067 0.0001 0.00062 0.00083 0.00051

37 0 0 0 0 0 0 0 0.00004 0 0

38 0.00002 0.00016 0.00002 0.00076 0.00031 0.00015 0.00029 0.0005 0.0003 0.00012

39 0 0 0 0 0 0 0 0.00014 0.00003 0

40 0.00002 0.00073 0 0.00001 0.00044 0.0008 0 0.00066 0 0

41 0.00472 0.00574 0 0.00624 0.00364 0.00533 0.00231 0.00591 0.00327 0.00629

42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

43 0.00074 0.00099 0.00001 0.00046 0.00034 0.00004 0.00048 0.00006 0 0

44 0.00028 0.00497 0.00049 0.00032 0.00461 0.00793 0.00219 0.00314 0.00032 0.00469

45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 0 0 0 0 0 0 0 0.00002 0 0

47 0 0 0 0 0 0 0 0.00017 0 0

48 0 0 0 0 0 0.00022 0 0.00003 0 0

49 0.00082 0.00081 0.00011 0.00007 0.00003 0.00149 0.00023 0.00012 0.00018 0.00015

50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 0.10877 0.0725 0.08003 0.12775 0.06461 0.15147 0.08049 0.15901 0.10411 0.13518

Page 75: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

63

Sector 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 0 0.00346 0.00019 0 0 0 0 0 0 0.82178

2 0 0.00122 0.00053 0 0 0 0 0 0 0.00041

3 0 0.00019 0.00012 0 0 0 0 0 0 0.00109

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0071

5 0 0.00054 0.00084 0 0 0 0 0 0 0.0001

6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00074

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0.51476 0

9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00459

10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00312

11 0.04526 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00029

12 0 0.0273 0.00014 0 0 0 0 0 0 0.00045

13 0.00033 0 0.02138 0 0 0 0 0 0 0.0001

14 0 0.00014 0.00026 0.00808 0 0.00097 0 0.00085 0 0.00018

15 0 0 0 0 0.09325 0.00013 0.00017 0 0 0.00008

16 0 0 0 0 0 0.03743 0 0 0 0.00004

17 0 0.00004 0 0 0 0 0.00017 0 0 0.00003

18 0 0 0.00001 0 0 0.00027 0 0.00581 0 0.00006

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 0 0.20836 0.02832 0 0 0.04221 0.00276 0 0 0.00015

21 0.00019 0.00019 0.00032 0.00189 0 0.00267 0.00157 0.00095 0.00005 0.00027

22 0 0.00003 0.00003 0.00001 0.00001 0.00004 0.00031 0.00031 0.00001 0.00042

23 0 0.00009 0.00014 0 0 0 0 0 0.00008 0.00001

24 0 0.00002 0.00001 0 0 0 0 0 0 0

25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

26 0 0 0.00001 0 0 0 0 0 0 0.00001

27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 0 0.00003 0.00063 0 0 0.00007 0 0.00001 0.00003 0.00003

29 0 0.00028 0.00004 0.00006 0 0.00003 0 0.00013 0.00872 0.00284

30 0 0.00019 0.00002 0 0 0.00025 0 0 0.00027 0.00084

31 0.00649 0.0033 0.0003 0.05303 0 0.00145 0 0.00055 0.00002 0.0021

32 0.01984 0.04899 0.03517 0.01798 0.01761 0.0178 0.01233 0.01398 0.12694 0.00971

33 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00041 0

34 0 0 0 0 0 0 0 0.00002 0.0018 0

35 0.00554 0.00252 0.00021 0.00646 0.01023 0.01121 0.00246 0.0449 0.01462 0.0016

36 0.00066 0.00097 0.00011 0.00992 0.0121 0.0001 0.00093 0.00097 0.00066 0.0007

37 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0005 0

38 0.00014 0.00044 0.00007 0.00076 0.00047 0.00032 0.00026 0.00033 0.00009 0.00007

39 0 0.00007 0 0.00019 0 0.00013 0 0 0.00001 0

40 0 0.00075 0.0004 0 0 0.00017 0 0.00042 0.0009 0.00031

41 0.00673 0.00168 0.00392 0.00786 0.00024 0.00278 0.00492 0.00629 0.00085 0.00154

42 0 0 0 0 0 0 0 0.00026 0.0003 0.00005

43 0.00024 0 0 0 0 0.00606 0.00035 0.00166 0.00009 0.00028

44 0.00208 0.00003 0.00276 0 0 0.00422 0.00371 0.0083 0.00089 0

45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 0 0.00002 0 0.00054 0.00016 0 0 0.00015 0.00005 0

47 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00001 0.00019

48 0 0 0 0.00002 0 0 0 0 0 0.00007

49 0 0.00003 0.00004 0.00002 0.00004 0.00003 0.00003 0.00027 0.00032 0.00045

50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 0.0875 0.30088 0.09597 0.1068 0.1341 0.12834 0.02997 0.08617 0.67238 0.86184

Page 76: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

64

Sector 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0.00042 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0.68036 0.0003 0 0 0 0.00018 0 0

7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 0 0 0 0.00013 0 0 0 0.00043 0 0

14 0.16978 0.00061 0 0 0.0763 0.00008 0 0 0 0

15 0 0 0 0 0 0 0 0.14974 0 0

16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 0.00009 0.00004 0.00006 0 0.05377 0.33123 0 0.00073 0 0

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 0 0 0 0.01209 0 0 0 0.00418 0 0

21 0.11338 0.00023 0.00001 0.00033 0.00239 0.00336 0 0.01411 0.00001 0.00033

22 0.00002 0.0819 0.00011 0.00842 0.00042 0.00115 0 0.00031 0.00035 0.00316

23 0.0023 0.04437 0.00005 0.00192 0.03419 0.00031 0 0.00345 0.00006 0.00317

24 0.00001 0.00013 0.00003 0.00033 0 0 0 0 0.00002 0.00019

25 0 0 0 0 0.13595 0 0 0 0 0

26 0 0 0 0 0.00105 0.08077 0 0 0 0

27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 0.00004 0.00183 0.00007 0.00013 0.00001 0.00004 0 0.10674 0.00168 0.00843

29 0.01911 0.0079 0.00282 0.00179 0.00633 0.00139 0 0.00059 0.03143 0.00708

30 0.00121 0.00016 0.00198 0.0018 0.00003 0.00002 0 0.00018 0.00835 0.01935

31 0.00008 0.01011 0.00077 0.00063 0.00749 0.00176 0 0.0075 0.00043 0.00533

32 0.08746 0.08119 0.09434 0.06926 0.06046 0.09216 0 0.06345 0.05865 0.06572

33 0 0 0.00001 0 0 0 0 0 0.00056 0.00042

34 0.0001 0 0.00053 0 0 0 0 0.00004 0.00315 0.00024

35 0.00527 0.00194 0.00494 0.00738 0.00503 0.00648 0 0.01167 0.00553 0.01172

36 0.00042 0.00007 0.00035 0.00021 0.00021 0.00016 0 0.00006 0.00025 0.00012

37 0.00005 0.00004 0.0007 0 0 0 0 0.00056 0.00071 0.00075

38 0.00009 0.00001 0.00001 0 0 0.00064 0 0.00053 0.00028 0.0001

39 0.0001 0.00065 0.00005 0.00004 0.00002 0 0 0.0002 0.00005 0.00002

40 0.0007 0.00093 0.00041 0.00067 0 0.00047 0 0.00048 0.00024 0.00034

41 0.00038 0.00213 0.0034 0.001 0.00321 0.00604 0 0.00122 0.00229 0.00231

42 0.00002 0 0.00019 0.00013 0 0 0 0.00009 0.00032 0.00021

43 0.0001 0.00042 0.00001 0.00004 0.00002 0 0 0.00066 0 0

44 0 0 0.00157 0.00375 0.00472 0 0 0 0 0

45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 0 0.00006 0 0 0 0 0 0.00001 0.00041 0.00017

47 0.00038 0 0 0 0 0 0 0.00023 0.00089 0.00011

48 0.00006 0 0 0.00004 0 0.00018 0 0.00002 0.00087 0.00034

49 0.00011 0.00026 0.00041 0.00063 0 0.00019 0 0.00018 0.00026 0.00009

50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 0.40127 0.23498 0.11467 0.79317 0.11143 0.39161 0.52643 0 0.36751 0.11676

Page 77: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

65

Sector 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 0 0.00001 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0.0004 0 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0.00073 0 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0.11262 0 0 0 0 0 0 0

5 0 0 0.0009 0 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 0 0 0.00811 0 0 0 0 0 0 0

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 0 0 0.00051 0 0 0 0 0 0 0

10 0 0 0.01741 0 0 0 0 0 0 0

11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 0 0 0.16172 0.00368 0 0 0 0 0 0

13 0 0 0.14001 0.00135 0 0 0 0 0 0

14 0.01681 0 0.00002 0 0 0 0 0 0 0

15 0.00737 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 0 0 0.0089 0.00058 0 0 0 0 0 0

17 0 0 0.00495 0.0001 0 0 0 0 0 0

18 0.19681 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 0 0.00028 0.07376 0.03417 0 0.00578 0.00039 0.00016 0.00012 0.00006

21 0.08743 0.00011 0.00001 0.0004 0.00001 0.0208 0 0.00242 0.00608 0.00003

22 0.00015 0.01099 0.00042 0.00453 0.00013 0.00005 0.00049 0.00137 0.00256 0.00373

23 0.00001 0.00123 0.00003 0.0007 0.01176 0.00325 0.00012 0.00038 0.00096 0.00057

24 0 0.00001 0 0 0 0 0 0 0 0

25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

26 0.00075 0.00004 0 0 0 0 0 0 0 0

27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 0.00045 0.009 0.00068 0.00044 0.00001 0 0.00002 0 0 0.00082

29 0.00343 0.00274 0.00047 0.05824 0.00025 0.00002 0.00033 0.00026 0.00163 0.00432

30 0.00019 0.00274 0.00042 0.04847 0.00003 0.00001 0.00032 0.00003 0.00003 0.00054

31 0.00519 0.03087 0.01283 0.02281 0.00008 0.00018 0.0003 0.08976 0.02505 0.01835

32 0.16488 0.09632 0.0402 0.03942 0.02193 0.04531 0.03977 0.00629 0.02355 0.0139

33 0.00067 0.00421 0.00306 0.00532 0.0043 0.00091 0.00004 0.00026 0.00002 0.00515

34 0.00077 0.00622 0.00049 0 0.00036 0 0.00045 0.0001 0.00007 0.00512

35 0.01564 0.02651 0.0004 0.0029 0.01429 0.00048 0.013 0.00049 0.00271 0.00493

36 0.00087 0.00168 0.00098 0.00143 0.00844 0.02233 0 0.02322 0.00244 0.00435

37 0.00013 0.00003 0 0.00012 0 0 0.06075 0.00084 0.00002 0.00022

38 0.00034 0.00003 0.00005 0.00013 0.06831 0.00601 0.06313 0.06729 0.01718 0.00152

39 0.00004 0.00024 0.00514 0.00184 0.00078 0.00076 0.00299 0.00257 0.01289 0.00006

40 0.00088 0.00795 0.00814 0.01832 0.00977 0.00099 0.00056 0.00586 0.01347 0.0779

41 0.01248 0.00642 0.0063 0.00799 0.00525 0.0071 0.00092 0.00061 0.00085 0.00321

42 0.00614 0.00086 0.00091 0.00074 0.00314 0.00594 0.01232 0 0.00068 0.00042

43 0 0.003 0.00197 0 0.00251 0.00092 0 0 0 0

44 0 0.0422 0.00083 0 0.00247 0.00739 0 0 0 0

45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 0.00307 0.00005 0 0.00032 0.00014 0.00007 0.00337 0.00089 0.00358 0.00325

47 0.00004 0.00053 0 0.00021 0 0 0 0 0 0

48 0 0.00001 0.00021 0.00017 0.00004 0.00012 0.00019 0.00009 0 0

49 0.00009 0.00013 0.00016 0.00087 0.00029 0.00001 0.0001 0.00004 0.00061 0.00099

50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 0.12969 0.52466 0.25443 0.61378 0.25524 0.15428 0.12845 0.19957 0.20294 0.1145

Page 78: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

66

Sector 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Total

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.03789

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00021 0 0.00011

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00043 0 0.00036

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00012 0 0.00249

5 0 0 0 0 0.00001 0 0 0.00981 0.00598 0 0.00007

6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.01051

7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00007

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.06023

9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00021

10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00062

11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00001

12 0 0 0 0 0 0 0 0.00523 0.00522 0 0.0011

13 0 0 0 0 0 0 0 0.00321 0.00024 0 0.00152

14 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00012 0 0.00683

15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00268

16 0 0 0 0 0 0 0 0.00087 0.00086 0 0.00018

17 0 0 0 0 0 0 0 0.00013 0.00022 0 0.00001

18 0 0 0 0 0.00063 0 0.00007 0.00007 0.00003 0 0.02033

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 0.00005 0 0.00005 0.00003 0 0.00024 0.00474 0.01158 0.00868 0 0.00659

21 0 0 0 0 0.00048 0.00015 0.00147 0.003 0.00184 0 0.0124

22 0.01147 0.0047 0.00222 0.00537 0.01266 0.0011 0.04166 0.00392 0.00013 0 0.00415

23 0.00012 0.00005 0.0001 0.00019 0.00111 0.00037 0.00355 0.01849 0.00002 0 0.00115

24 0 0 0 0 0 0 0 0.00008 0 0 0.00003

25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00053

26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0001

27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 0.00014 0 0 0.0001 0.00041 0.00018 0.00009 0.00571 0 0 0.00265

29 0.00354 0.00069 0.00071 0.00057 0.00911 0.00061 0.0065 0.00852 0.00125 0 0.0039

30 0.00063 0.00024 0.00011 0.00005 0.00099 0.00022 0.0005 0.00299 0.00004 0 0.00117

31 0.00651 0.008 0.01184 0.00959 0.06775 0.0955 0.00584 0.05507 0.00213 0 0.01839

32 0.00954 0.00524 0.00506 0.01268 0.01339 0.00319 0.00318 0.00498 0.00753 0 0.07102

33 0.00521 0.0002 0.00021 0 0.0068 0.00187 0.00092 0.00109 0.00017 0 0.00174

34 0.00674 0.00053 0.00001 0.00032 0.02754 0.00073 0.00225 0.00622 0.00115 0 0.00375

35 0.00393 0.00062 0.00454 0.00628 0.00156 0.00187 0.0017 0.00899 0.00788 0 0.0133

36 0.00025 0.00045 0.00003 0.00028 0.01387 0.00244 0.00322 0.01843 0.00425 0 0.00242

37 0.00021 0.00011 0 0 0.00026 0.00008 0.00032 0.00004 0.00013 0 0.00013

38 0.00112 0.00009 0.00012 0.00014 0.00027 0.00008 0.00007 0.00014 0.00012 0 0.0018

39 0.00322 0.00294 0.00144 0 0.00377 0.00004 0.00321 0 0.00009 0 0.00043

40 0.01719 0.00362 0 0.00166 0.0076 0.00528 0.00533 0.00555 0.00692 0 0.00359

41 0.08114 0.00257 0.00025 0 0.00244 0.00883 0.00094 0.00794 0.00389 0 0.00552

42 0.00035 0.00456 0.00003 0 0.00096 0.00002 0.0004 0.00062 0.00031 0 0.00106

43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00089

44 0 0 0.00055 0 0 0 0 0 0 0 0.01084

45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 0.00161 0.00079 0 0 0 0.00034 0.00002 0.00021 0 0 0.00038

47 0.00143 0.00043 0 0 0.00071 0.00382 0.00979 0.00098 0 0 0.00024

48 0.00018 0.00003 0.00005 0 0.00272 0 0.00006 0.00366 0.00023 0 0.00023

49 0.00032 0.00018 0.00016 0.0002 0.00155 0.00001 0.00013 0 0.00019 0 0.00037

50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 0.14943 0.1549 0.03604 0.02747 0.03746 0.17657 0.12697 0.09594 0.18757 0.06039 0

Page 79: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

67

Lampiran 9 Matriks Koefisen Teknis Klasifikasi 9 Sektor

Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total

1 0.05827 0.00085 0.51397 0.00000 0.02422 0.00427 0.00000 0.00000 0.00058 0.12509

2 0.00000 0.00581 0.00138 0.00000 0.19681 0.00000 0.00000 0.00000 0.00060 0.02033

3 0.02082 0.00128 0.02571 0.00466 0.08879 0.02255 0.01413 0.00726 0.01578 0.02757

4 0.00015 0.00013 0.00896 0.03722 0.00362 0.00767 0.00090 0.00173 0.00997 0.00507

5 0.01708 0.00055 0.00108 0.00138 0.00519 0.03053 0.00784 0.01059 0.06565 0.01839

6 0.03670 0.01400 0.09254 0.06314 0.16632 0.10483 0.02927 0.01471 0.04584 0.07651

7 0.00895 0.04661 0.01125 0.00821 0.01791 0.03599 0.08458 0.01360 0.02714 0.02168

8 0.00802 0.01666 0.00216 0.00295 0.02169 0.05120 0.01343 0.02585 0.00348 0.01869

9 0.00054 0.00027 0.00043 0.00173 0.00014 0.00068 0.00038 0.00083 0.00499 0.00084

Total 0.15055 0.08618 0.65749 0.11929 0.52470 0.25772 0.15053 0.07457 0.17403 0.31416

Page 80: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

68

Lampiran 10 Matriks Koefisen Teknis Klasifikasi 16 Sektor

Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 0.06833 0.00000 0.00000 0.00316 0.00000 0.00000 0.00000 0.17374 0.00000 0.00000 0.00001

2 0.00000 0.07403 0.00000 0.00067 0.00000 0.00000 0.00000 0.00151 0.00000 0.00000 0.00000

3 0.00000 0.00000 0.05656 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.31109 0.00000 0.00000 0.00000

4 0.00614 0.00480 0.00249 0.02482 0.00000 0.00000 0.00000 0.00012 0.00000 0.00000 0.00000

5 0.00002 0.00019 0.00017 0.00020 0.06383 0.00079 0.00085 0.02783 0.00000 0.02422 0.00000

6 0.00000 0.00000 0.00000 0.00002 0.00000 0.02475 0.00000 0.00002 0.00000 0.00000 0.00000

7 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00018 0.00581 0.00138 0.00000 0.19682 0.00000

8 0.00035 0.00177 0.00035 0.13218 0.00066 0.03126 0.00128 0.02570 0.00466 0.08879 0.02166

9 0.00000 0.00002 0.00019 0.00030 0.00002 0.00019 0.00013 0.00895 0.03723 0.00362 0.00549

10 0.00007 0.00003 0.02944 0.00202 0.01838 0.00096 0.00055 0.00108 0.00138 0.00519 0.03087

11 0.01744 0.01052 0.04793 0.04309 0.01773 0.01594 0.01398 0.09126 0.06002 0.16488 0.09633

12 0.00000 0.00000 0.00008 0.00000 0.00000 0.00000 0.00002 0.00122 0.00312 0.00145 0.01044

13 0.00640 0.02778 0.00579 0.00242 0.02084 0.00891 0.04620 0.01050 0.00791 0.01699 0.02825

14 0.00004 0.00002 0.00077 0.00064 0.00006 0.00020 0.00042 0.00074 0.00030 0.00093 0.00819

15 0.00536 0.00706 0.01061 0.00384 0.00317 0.01168 0.01666 0.00216 0.00295 0.02169 0.05254

16 0.00074 0.00007 0.00080 0.00003 0.00004 0.00003 0.00027 0.00043 0.00173 0.00014 0.00067

Total 0.10491 0.12628 0.15519 0.21341 0.12474 0.09487 0.08618 0.65773 0.11930 0.52470 0.25445

Sector 12 13 14 15 16 Total

1 0.00033 0.00000 0.00000 0.00000 0.00001 0.03833

2 0.03305 0.00000 0.00000 0.00000 0.00029 0.00257

3 0.00760 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.07197

4 0.09140 0.00000 0.00000 0.00000 0.00025 0.00261

5 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00949

6 0.00451 0.00000 0.00000 0.00000 0.00003 0.00020

7 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00060 0.02033

8 0.05033 0.01571 0.00570 0.00726 0.01578 0.02757

9 0.07595 0.00023 0.00451 0.00173 0.00997 0.00507

10 0.01990 0.00572 0.01910 0.01059 0.06565 0.01839

11 0.03965 0.02680 0.01497 0.01080 0.01297 0.07101

12 0.00481 0.00344 0.00914 0.00391 0.03286 0.00549

13 0.00366 0.07638 0.01229 0.00592 0.01599 0.01765

14 0.01816 0.00821 0.07222 0.00768 0.01114 0.00403

15 0.00932 0.01470 0.00668 0.02585 0.00348 0.01869

16 0.00100 0.00027 0.00094 0.00083 0.00499 0.00084

Total 0.35969 0.15147 0.14556 0.07457 0.17403 0.31422

Page 81: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

69

Lampiran 11 Matriks Kebalikan Leontif Klasifikasi 50 Sektor

Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1.1054 0.02319 0.02352 0.0277 0.02968 0.04647 0.03157 0.03845 0.03351 0.03183

2 0.00115 1.03992 0.00088 0.00104 0.00111 0.00174 0.00118 0.00144 0.00126 0.00119

3 0.00401 0.00302 1.07191 0.00362 0.00389 0.0061 0.00415 0.00504 0.0044 0.00418

4 0.02202 0.01662 0.017 1.10123 0.02136 0.03352 0.0228 0.02773 0.02421 0.023

5 0.00051 0.00039 0.00039 0.00046 1.02654 0.00078 0.00052 0.00063 0.00055 0.00052

6 0.00277 0.00205 0.00211 0.0027 0.00274 1.08807 0.00291 0.00356 0.00304 0.00295

7 0.00046 0.00035 0.00036 0.00042 0.00045 0.00071 1.03571 0.00058 0.00051 0.00048

8 0 0 0 0 0 0 0 1.04541 0 0

9 0.00017 0.00013 0.00013 0.00015 0.00017 0.00026 0.00018 0.00021 1.0701 0.00018

10 0.00214 0.00161 0.00165 0.00194 0.00207 0.00326 0.00221 0.0027 0.00235 1.1091

11 0.00002 0.00001 0.00001 0.00002 0.00002 0.00003 0.00002 0.00002 0.00002 0.00002

12 0.02159 0.01633 0.01666 0.01954 0.02094 0.03287 0.02236 0.0272 0.02374 0.02255

13 0.023 0.01893 0.01193 0.01929 0.02004 0.02605 0.01666 0.02241 0.01699 0.01614

14 0.00135 0.00113 0.00102 0.00155 0.00127 0.00275 0.00143 0.00325 0.00228 0.00288

15 0.00905 0.00683 0.00698 0.0084 0.00877 0.01391 0.00942 0.01186 0.00997 0.00946

16 0.00353 0.00266 0.00272 0.00319 0.00342 0.00537 0.00365 0.00444 0.00388 0.00368

17 0.00182 0.00137 0.00141 0.00165 0.00176 0.00277 0.00188 0.00229 0.002 0.0019

18 0.00427 0.00322 0.00338 0.00388 0.00413 0.0089 0.00477 0.01435 0.00486 0.00453

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 0.03462 0.02619 0.02656 0.03127 0.03351 0.05246 0.03565 0.04342 0.03784 0.03594

21 0.00341 0.00252 0.00261 0.00514 0.00324 0.00636 0.00364 0.00877 0.00386 0.0041

22 0.00367 0.00254 0.00243 0.003 0.00317 0.00533 0.0036 0.00475 0.00384 0.00351

23 0.00375 0.00279 0.00286 0.00366 0.00372 0.00565 0.00394 0.00483 0.00412 0.004

24 0.00006 0.00009 0.00001 0.00006 0.00002 0.00009 0.00002 0.00022 0.00015 0.00011

25 0.00125 0.00094 0.00096 0.00113 0.00121 0.0019 0.00129 0.00157 0.00137 0.0013

26 0.00008 0.00006 0.00007 0.00008 0.00008 0.00014 0.00009 0.00015 0.00009 0.00009

27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 0.0027 0.00201 0.00202 0.00237 0.00254 0.00433 0.00298 0.00402 0.00305 0.0028

29 0.00221 0.00167 0.00166 0.00203 0.00211 0.0036 0.00234 0.00341 0.00246 0.00232

30 0.00071 0.00053 0.00052 0.00065 0.00066 0.00114 0.00078 0.00108 0.0008 0.00074

31 0.00532 0.00403 0.00452 0.0049 0.00509 0.02019 0.00725 0.05198 0.00667 0.0059

32 0.14441 0.106 0.10556 0.12389 0.1332 0.2383 0.16405 0.22381 0.16792 0.15

33 0.00108 0.00081 0.00079 0.00107 0.00104 0.0017 0.00117 0.00163 0.00121 0.00114

34 0.00218 0.00165 0.00162 0.00196 0.00207 0.00345 0.00233 0.00314 0.00244 0.00229

35 0.01829 0.01102 0.01356 0.03983 0.0232 0.02026 0.01849 0.02286 0.01668 0.01898

36 0.00472 0.00343 0.00351 0.0045 0.00445 0.00763 0.00482 0.00652 0.00588 0.00532

37 0.00013 0.0001 0.0001 0.00012 0.00013 0.00021 0.00014 0.00023 0.00015 0.00014

38 0.00154 0.00112 0.00114 0.00396 0.00221 0.00193 0.00186 0.00249 0.00176 0.00172

39 0.00027 0.00021 0.00019 0.00027 0.00026 0.0004 0.00027 0.00051 0.00032 0.00028

40 0.00305 0.0031 0.00219 0.003 0.00341 0.00562 0.0032 0.005 0.00332 0.00319

41 0.00829 0.00855 0.00207 0.00994 0.00672 0.01075 0.00556 0.01118 0.00688 0.01045

42 0.00033 0.00024 0.00025 0.00037 0.00033 0.00057 0.00036 0.00074 0.00037 0.00035

43 0.00136 0.00144 0.00043 0.00105 0.00089 0.00095 0.00112 0.00092 0.00064 0.00059

44 0.00789 0.01077 0.00611 0.00698 0.01181 0.0209 0.01072 0.01467 0.00904 0.01307

45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 0.00014 0.00011 0.0001 0.00014 0.00014 0.00025 0.00015 0.00035 0.00015 0.00015

47 0.0008 0.0006 0.00061 0.00072 0.00077 0.00122 0.00083 0.00121 0.00088 0.00084

48 0.00103 0.00078 0.0008 0.00094 0.001 0.00181 0.00107 0.00134 0.00113 0.00108

49 0.00122 0.0011 0.00037 0.00039 0.00036 0.00214 0.00059 0.00057 0.00057 0.00053

50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F1 0.23866 0.18015 0.18433 0.21583 0.23151 0.36322 0.24706 0.30017 0.2624 0.24928

Total 1.69643 1.51235 1.53001 1.666 1.62719 2.05604 1.68679 1.93311 1.74963 1.75476

Page 82: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

70

Sector 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 0.03556 0.2354 0.05798 0.03208 0.02797 0.06829 0.03017 0.04553 0.03897 0.91993

2 0.00133 0.00298 0.00178 0.0012 0.00105 0.00113 0.00104 0.00171 0.00145 0.0018

3 0.00467 0.00602 0.0044 0.00421 0.00367 0.00393 0.00365 0.00598 0.00508 0.00594

4 0.02569 0.03221 0.02347 0.02315 0.02016 0.02169 0.02006 0.03291 0.02809 0.03395

5 0.00058 0.00129 0.00141 0.00053 0.00046 0.00049 0.00046 0.00075 0.00064 0.00071

6 0.00319 0.0039 0.00298 0.00295 0.0026 0.00273 0.00248 0.00442 0.00391 0.00332

7 0.00054 0.00081 0.00051 0.00049 0.00042 0.00048 0.00042 0.00069 0.0006 0.00132

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0.53813 0

9 0.0002 0.00129 0.00032 0.00018 0.00016 0.00038 0.00017 0.00025 0.00022 0.00512

10 0.0025 0.00371 0.00236 0.00225 0.00196 0.00223 0.00196 0.0032 0.00274 0.00601

11 1.04742 0.00009 0.00003 0.00002 0.00002 0.00003 0.00002 0.00003 0.00002 0.00032

12 0.02519 1.05814 0.02295 0.0227 0.01977 0.02096 0.01965 0.03227 0.02761 0.02622

13 0.01838 0.02286 1.03835 0.01625 0.01415 0.01526 0.01408 0.0231 0.02129 0.02478

14 0.0018 0.00224 0.00176 1.01178 0.00126 0.0029 0.00149 0.00302 0.00266 0.00192

15 0.01061 0.01268 0.00971 0.00997 1.11113 0.00896 0.00842 0.0135 0.01199 0.01092

16 0.00411 0.0049 0.00372 0.0037 0.00323 1.0423 0.00321 0.00527 0.00449 0.00425

17 0.00212 0.00257 0.00192 0.00191 0.00167 0.00177 1.00183 0.00272 0.00232 0.0022

18 0.00633 0.00691 0.0047 0.01525 0.00393 0.0048 0.00385 1.01231 0.01091 0.00561

19 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

20 0.04015 0.26207 0.06531 0.03622 0.03158 0.07723 0.03408 0.05141 0.044 1.04147

21 0.0048 0.00545 0.00401 0.01127 0.00339 0.00658 0.00481 0.00614 0.00714 0.00461

22 0.00388 0.00515 0.00377 0.00366 0.00302 0.00332 0.0033 0.00514 0.00612 0.00477

23 0.00433 0.00529 0.00404 0.004 0.00352 0.0037 0.00336 0.00599 0.0053 0.00451

24 0.00001 0.00004 0.00002 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00012 0.00006

25 0.00146 0.00173 0.00132 0.00131 0.00114 0.00121 0.00114 0.00187 0.00159 0.00149

26 0.0001 0.00013 0.0001 0.00013 0.00008 0.00008 0.00008 0.00013 0.00014 0.00012

27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 0.00312 0.00411 0.00374 0.00294 0.00248 0.0027 0.00238 0.00387 0.00511 0.0033

29 0.00261 0.00412 0.00252 0.00276 0.00201 0.00238 0.00203 0.00341 0.01272 0.00561

30 0.00082 0.00147 0.00084 0.0008 0.00065 0.001 0.00063 0.00101 0.00185 0.00174

31 0.01299 0.01228 0.00652 0.05989 0.00498 0.00705 0.00467 0.00839 0.03443 0.00862

32 0.16664 0.23251 0.16956 0.15969 0.13394 0.14099 0.12486 0.19902 0.33406 0.17588

33 0.00126 0.00161 0.00119 0.00125 0.00101 0.00107 0.00094 0.0017 0.00256 0.00131

34 0.00255 0.00321 0.0024 0.00241 0.00198 0.00212 0.00194 0.00318 0.00562 0.00264

35 0.01903 0.0208 0.01275 0.01997 0.02169 0.02313 0.01252 0.0621 0.03727 0.02126

36 0.00598 0.00752 0.00489 0.01512 0.01786 0.00462 0.00503 0.00811 0.00725 0.0063

37 0.00016 0.00019 0.00014 0.00015 0.00012 0.00013 0.00012 0.0002 0.00075 0.00016

38 0.00176 0.00228 0.00119 0.00257 0.00238 0.00223 0.00136 0.00516 0.00341 0.00188

39 0.00031 0.00044 0.00028 0.0005 0.00025 0.0004 0.00024 0.00043 0.00049 0.00032

40 0.00352 0.00527 0.00371 0.00341 0.00277 0.00318 0.00266 0.00521 0.00676 0.00399

41 0.01094 0.00736 0.00754 0.01248 0.00294 0.00617 0.00779 0.01109 0.00952 0.0097

42 0.00042 0.00052 0.00035 0.00075 0.0004 0.00035 0.00028 0.00086 0.00109 0.00046

43 0.0009 0.00108 0.00066 0.00065 0.00055 0.00691 0.00084 0.00255 0.00134 0.00163

44 0.01094 0.01196 0.01153 0.00845 0.00711 0.0118 0.01032 0.01904 0.01864 0.00948

45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 0.00019 0.00023 0.00015 0.00087 0.0003 0.00014 0.00013 0.00037 0.00036 0.00018

47 0.00093 0.00116 0.00086 0.00086 0.00073 0.00078 0.00072 0.00118 0.00121 0.00115

48 0.00121 0.00145 0.00109 0.0011 0.00095 0.001 0.00094 0.00154 0.00134 0.0013

49 0.0004 0.00076 0.00044 0.00039 0.00035 0.00041 0.00034 0.00079 0.00086 0.00158

50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F1 0.27849 0.33118 0.25189 0.25072 0.21851 0.23144 0.21728 0.35656 0.30286 0.28462

Total 1.77013 2.32936 1.74114 1.75293 1.68025 1.7405 1.55774 1.9541 2.55502 2.65444

Page 83: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

71

Sector 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 0.03002 0.02716 0.04649 0.04711 0.03065 0.03542 0 0.03929 0.04745 0.03536

2 0.00112 0.00102 0.00174 0.00137 0.00115 0.00132 0 0.00132 0.00177 0.00132

3 0.00393 0.00356 0.00609 0.00479 0.00402 0.00464 0 0.00461 0.00621 0.00463

4 0.02166 0.01961 0.03353 0.0264 0.02214 0.02558 0 0.02542 0.03423 0.02553

5 0.00049 0.00045 0.00077 0.00103 0.0005 0.00058 0 0.00058 0.00079 0.00058

6 0.00479 0.03821 0.74183 0.00541 0.03211 0.00379 0 0.00644 0.00438 0.00584

7 0.00046 0.00041 0.00071 0.00056 0.00047 0.00054 0 0.00054 0.00072 0.00054

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 0.00017 0.00015 0.00026 0.00026 0.00017 0.0002 0 0.00022 0.00026 0.0002

10 0.00211 0.00191 0.00326 0.0026 0.00215 0.00249 0 0.00248 0.00333 0.00249

11 0.00002 0.00002 0.00003 0.00002 0.00002 0.00002 0 0.00002 0.00003 0.00002

12 0.02126 0.01924 0.03291 0.02581 0.02172 0.02511 0 0.0249 0.0336 0.02506

13 0.01523 0.01387 0.02528 0.01869 0.01562 0.01799 0 0.01835 0.02407 0.01797

14 0.19489 0.0024 0.00265 0.00173 0.09154 0.00289 0 0.00494 0.0021 0.00186

15 0.00917 0.00868 0.01406 0.01094 0.00933 0.0107 0 0.19548 0.01444 0.0122

16 0.00346 0.00313 0.00536 0.00421 0.00354 0.00409 0 0.00406 0.00547 0.00408

17 0.00179 0.00162 0.00277 0.00217 0.00183 0.00211 0 0.0021 0.00282 0.00211

18 0.00699 0.00671 0.00897 0.00559 0.07053 0.36849 0 0.00787 0.00696 0.0064

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 0.03389 0.03067 0.05249 0.05323 0.03461 0.03999 0 0.04437 0.05357 0.03992

21 1.133 0.00475 0.00639 0.00464 0.00839 0.00899 0 0.02282 0.00541 0.00514

22 0.00448 1.09326 0.00658 0.01376 0.00478 0.00656 0 0.00493 0.00597 0.00797

23 0.0065 0.05181 1.00595 0.0069 0.04354 0.00514 0 0.00845 0.00594 0.00791

24 0.00002 0.00016 0.0001 1.00035 0.00001 0.00001 0 0.00001 0.00004 0.00021

25 0.00123 0.00111 0.0019 0.00149 1.1586 0.00145 0 0.00144 0.00194 0.00144

26 0.0001 0.00009 0.00015 0.00011 0.00143 1.08797 0 0.00011 0.00013 0.00011

27 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

28 0.00373 0.00556 0.00532 0.00393 0.00343 0.00413 0 1.12323 0.00654 0.01329

29 0.02487 0.01138 0.00684 0.0048 0.01031 0.00465 0 0.00386 1.03624 0.01028

30 0.0026 0.00127 0.0035 0.00287 0.00112 0.00117 0 0.00126 0.01016 1.0208

31 0.01882 0.01917 0.02025 0.00882 0.02154 0.01166 0 0.01689 0.00995 0.01351

32 0.23791 0.2169 0.32737 0.22476 0.21281 0.26073 0 0.2279 0.25743 0.21897

33 0.00151 0.00136 0.00215 0.0015 0.00142 0.00177 0 0.00155 0.00238 0.00193

34 0.00294 0.00256 0.00456 0.00291 0.00269 0.00318 0 0.00294 0.00682 0.00311

35 0.0214 0.01528 0.027 0.02248 0.02322 0.03939 0 0.0302 0.02418 0.02684

36 0.00714 0.00434 0.00797 0.00574 0.00601 0.00619 0 0.00786 0.00734 0.00556

37 0.00022 0.00021 0.00096 0.00017 0.00018 0.00017 0 0.00083 0.001 0.00099

38 0.00205 0.00133 0.00245 0.00186 0.002 0.00398 0 0.00321 0.0024 0.00234

39 0.00045 0.00098 0.00049 0.00037 0.00034 0.00037 0 0.00056 0.00046 0.00035

40 0.00471 0.00462 0.00669 0.00474 0.00381 0.00535 0 0.00468 0.00519 0.00437

41 0.00583 0.00623 0.01313 0.00491 0.00911 0.0137 0 0.00548 0.00713 0.00633

42 0.00055 0.00047 0.00087 0.00058 0.00054 0.00066 0 0.00065 0.00088 0.00072

43 0.00098 0.00123 0.00123 0.00089 0.00092 0.00159 0 0.00162 0.00097 0.00084

44 0.01156 0.01084 0.0235 0.01503 0.01679 0.01578 0 0.01141 0.01314 0.011

45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 0.00031 0.00025 0.00027 0.00018 0.00026 0.00026 0 0.00024 0.00064 0.00037

47 0.00129 0.00077 0.00128 0.00098 0.00085 0.00099 0 0.00122 0.00218 0.00107

48 0.0011 0.00093 0.00174 0.00128 0.00105 0.0014 0 0.00121 0.0025 0.00155

49 0.00048 0.00068 0.00205 0.00106 0.00044 0.00072 0 0.00062 0.0008 0.0005

50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F1 0.23421 0.21198 0.36272 0.28487 0.23948 0.27662 0 0.27469 0.37001 0.27581

Total 2.08147 1.84834 2.82258 1.83387 2.11718 2.31055 1 2.14287 2.02996 1.82939

Page 84: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

72

Sector 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41

1 0.04529 0.03726 0.13722 0.06808 0.03154 0.02636 0.02359 0.0448 0.04244 0.0369 0.04107

2 0.00169 0.00136 0.00213 0.00139 0.00117 0.00079 0.00087 0.00167 0.00159 0.00136 0.00151

3 0.00592 0.00477 0.00576 0.00485 0.00408 0.00277 0.00304 0.00585 0.00556 0.00475 0.00529

4 0.03272 0.02678 0.14939 0.02734 0.02296 0.01535 0.01676 0.03219 0.03058 0.02676 0.02977

5 0.00074 0.0006 0.00176 0.00062 0.00052 0.00035 0.00038 0.00073 0.0007 0.00061 0.00067

6 0.00467 0.00497 0.00344 0.00416 0.01162 0.00443 0.00238 0.00439 0.00462 0.00386 0.00415

7 0.0007 0.00059 0.00907 0.00063 0.00051 0.00033 0.00035 0.00068 0.00064 0.0006 0.00066

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 0.00025 0.00021 0.00131 0.00038 0.00018 0.00015 0.00013 0.00025 0.00024 0.00021 0.00023

10 0.00319 0.00264 0.02229 0.00279 0.00226 0.00152 0.00163 0.00313 0.00297 0.00264 0.00294

11 0.00003 0.00002 0.00005 0.00003 0.00002 0.00001 0.00001 0.00003 0.00002 0.00002 0.00002

12 0.03216 0.0265 0.19271 0.03062 0.02272 0.01506 0.01644 0.03157 0.02998 0.02652 0.02947

13 0.02306 0.01909 0.16337 0.02093 0.01639 0.01085 0.01178 0.02261 0.02146 0.01912 0.02123

14 0.03645 0.00283 0.00233 0.00253 0.00167 0.00511 0.00133 0.00583 0.00398 0.00229 0.00201

15 0.02198 0.01288 0.01121 0.01129 0.00929 0.00633 0.007 0.01401 0.0128 0.01105 0.01203

16 0.00522 0.00424 0.0135 0.00488 0.00363 0.00244 0.00268 0.00515 0.00489 0.00423 0.00471

17 0.0027 0.00219 0.00715 0.0023 0.00187 0.00126 0.00138 0.00266 0.00253 0.00218 0.00243

18 0.20717 0.0121 0.00822 0.01008 0.00583 0.00345 0.00494 0.02548 0.01147 0.00915 0.00718

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 0.05113 0.04206 0.15451 0.07694 0.03561 0.02977 0.02664 0.05059 0.04792 0.04166 0.04637

21 0.10525 0.00784 0.00606 0.00704 0.00461 0.0266 0.00366 0.01802 0.01447 0.00617 0.00522

22 0.00738 0.01746 0.00518 0.00969 0.00381 0.00299 0.00367 0.00639 0.00748 0.0083 0.01793

23 0.00634 0.00673 0.00466 0.00563 0.01575 0.00601 0.00322 0.00595 0.00627 0.00523 0.00562

24 0.00002 0.00002 0.00003 0.00003 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001

25 0.00185 0.00149 0.00149 0.0015 0.00127 0.00086 0.00095 0.00182 0.00173 0.00148 0.00165

26 0.00096 0.00018 0.00012 0.00012 0.00009 0.00006 0.00007 0.0002 0.00014 0.00012 0.00012

27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 0.00622 0.01431 0.00455 0.00468 0.00284 0.00227 0.00241 0.00394 0.0038 0.00419 0.00365

29 0.00953 0.00657 0.00386 0.06368 0.00272 0.00223 0.00228 0.00413 0.00515 0.00793 0.00753

30 0.002 0.0043 0.0016 0.05097 0.00084 0.00068 0.00103 0.0011 0.00107 0.00175 0.00202

31 1.02108 0.04162 0.02199 0.03142 0.01289 0.0062 0.01258 0.10486 0.03534 0.02695 0.01479

32 0.38081 1.2635 0.21485 0.20518 0.15343 0.13932 0.1425 0.20642 0.2027 0.16689 0.17656

33 0.00317 0.00613 1.00463 0.00696 0.00558 0.00188 0.00108 0.00191 0.00159 0.00691 0.00716

34 0.00517 0.00952 0.00346 1.00317 0.00271 0.0018 0.00236 0.00334 0.00318 0.00813 0.01021

35 0.04727 0.0442 0.02047 0.01925 1.02646 0.00966 0.02371 0.01927 0.01918 0.01917 0.01909

36 0.00883 0.00765 0.0069 0.00714 0.01516 1.02624 0.00536 0.03219 0.00933 0.01026 0.00635

37 0.00037 0.00022 0.00017 0.00038 0.00022 0.00011 1.06485 0.00117 0.00023 0.00043 0.00044

38 0.00425 0.00355 0.00211 0.0019 0.07547 0.00746 0.07402 1.07414 0.02036 0.00343 0.00305

39 0.00058 0.00067 0.00559 0.00225 0.00131 0.00104 0.00367 0.00318 1.01346 0.00043 0.00394

40 0.00756 0.01364 0.01325 0.02399 0.01441 0.00371 0.00391 0.0112 0.01901 1.08819 0.02426

41 0.02095 0.0118 0.01344 0.01326 0.00902 0.01024 0.00372 0.00638 0.00531 0.00751 1.09218

42 0.00702 0.00166 0.00147 0.00137 0.00364 0.00638 0.01355 0.00122 0.00133 0.001 0.00086

43 0.00174 0.00404 0.00301 0.00083 0.00315 0.00145 0.00056 0.00085 0.00079 0.00068 0.00071

44 0.01998 0.05522 0.01234 0.0105 0.01064 0.01448 0.00719 0.01119 0.01066 0.00886 0.00941

45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 0.00342 0.00038 0.00028 0.00068 0.00041 0.00021 0.00382 0.00149 0.00396 0.00376 0.00204

47 0.00139 0.00154 0.00101 0.00127 0.00082 0.00059 0.00064 0.00117 0.00112 0.00096 0.00263

48 0.00155 0.00125 0.00146 0.00148 0.0011 0.00084 0.001 0.00161 0.00144 0.00123 0.00156

49 0.0007 0.0006 0.00075 0.00138 0.00068 0.00027 0.00038 0.00056 0.00111 0.00148 0.00083

50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F1 0.35255 0.28372 0.28548 0.28591 0.2429 0.16441 0.18126 0.34846 0.33129 0.28256 0.31499

Total 2.50297 2.01093 2.52562 2.03151 1.78382 1.56433 1.68481 2.1238 1.94589 1.86791 1.94653

Page 85: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

73

Sector 42 43 44 45 46 47 48 49 50 F1 Total

1 0.03932 0.04917 0.04096 0.12688 0.06231 0.07204 0.06861 0.0845 0 0.16261 4.4631

2 0.00147 0.00184 0.00154 0.0047 0.00232 0.00254 0.00214 0.00307 0 0.0061 1.11977

3 0.00517 0.00646 0.00538 0.01647 0.00813 0.0089 0.00748 0.01042 0 0.02139 1.34278

4 0.02842 0.03552 0.02957 0.09136 0.04494 0.04903 0.04128 0.05494 0 0.11753 2.70815

5 0.00065 0.00081 0.00067 0.00211 0.00102 0.00111 0.01105 0.00739 0 0.00267 1.07958

6 0.00366 0.00449 0.00398 0.01238 0.00582 0.01009 0.01902 0.00673 0 0.01416 2.12118

7 0.0006 0.00075 0.00062 0.00196 0.00096 0.00104 0.00088 0.00116 0 0.00247 1.07646

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.58354

9 0.00022 0.00027 0.00023 0.00071 0.00035 0.0004 0.00038 0.00047 0 0.0009 1.08931

10 0.00276 0.00345 0.00287 0.00893 0.00438 0.00478 0.00405 0.00535 0 0.01141 1.27673

11 0.00002 0.00003 0.00002 0.00007 0.00004 0.00004 0.00004 0.00005 0 0.00009 1.04903

12 0.02787 0.03482 0.02899 0.08999 0.04415 0.04808 0.04585 0.05904 0 0.11518 2.67657

13 0.01995 0.02492 0.02075 0.06454 0.03164 0.03446 0.03243 0.03875 0 0.08242 2.26673

14 0.00195 0.00248 0.00208 0.00784 0.00595 0.00342 0.00503 0.00377 0 0.00682 1.46043

15 0.01171 0.01464 0.01223 0.03776 0.01916 0.02012 0.01837 0.02244 0 0.04811 1.92199

16 0.00455 0.00568 0.00473 0.01457 0.00717 0.00784 0.00749 0.00965 0 0.01882 1.28919

17 0.00235 0.00293 0.00244 0.00752 0.0037 0.00405 0.00353 0.00474 0 0.00972 1.12883

18 0.00701 0.00905 0.00756 0.03152 0.02762 0.01059 0.01909 0.01078 0 0.02188 2.06956

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

20 0.0444 0.05552 0.04624 0.14326 0.07035 0.08135 0.07748 0.09541 0 0.1836 3.82454

21 0.00508 0.00646 0.0054 0.02129 0.01647 0.00971 0.01569 0.01053 0 0.01729 1.61425

22 0.00915 0.00731 0.01004 0.0267 0.00787 0.05261 0.01039 0.00773 0 0.01578 1.46411

23 0.00496 0.00608 0.0054 0.01679 0.0079 0.01368 0.02579 0.00912 0 0.01919 1.40581

24 0.00001 0.00001 0.00001 0.00004 0.00002 0.00002 0.0001 0.00002 0 0.00004 1.00247

25 0.00161 0.00202 0.00168 0.00514 0.00254 0.00278 0.00233 0.00311 0 0.00667 1.24175

26 0.00011 0.00014 0.00012 0.0004 0.00025 0.00019 0.0002 0.00021 0 0.00044 1.09646

27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

28 0.00328 0.00406 0.0036 0.01105 0.0055 0.0058 0.01135 0.00623 0 0.01311 1.34856

29 0.0036 0.00423 0.00359 0.02042 0.00566 0.01211 0.01382 0.00674 0 0.01114 1.37414

30 0.00113 0.00117 0.00098 0.00522 0.00168 0.00215 0.0048 0.00174 0 0.00335 1.15277

31 0.01446 0.01951 0.01636 0.08915 0.1064 0.01706 0.06566 0.01393 0 0.02375 2.11225

32 0.165 0.2043 0.18008 0.53335 0.27021 0.28097 0.25072 0.31245 0 0.64831 11.67665

33 0.00148 0.00176 0.00136 0.01106 0.00403 0.0031 0.00315 0.00261 0 0.00491 1.12155

34 0.0032 0.0033 0.00313 0.03615 0.00513 0.00684 0.01031 0.00625 0 0.01064 1.22089

35 0.01466 0.02206 0.0212 0.0478 0.02642 0.02577 0.03152 0.03465 0 0.05588 2.23136

36 0.00621 0.00721 0.00633 0.03267 0.01173 0.01321 0.02749 0.01545 0 0.02348 1.47075

37 0.00029 0.00021 0.00018 0.00085 0.00037 0.00065 0.00033 0.00047 0 0.0007 1.08092

38 0.00146 0.00204 0.00193 0.0047 0.00245 0.00244 0.00296 0.00313 0 0.00494 1.36137

39 0.00332 0.00185 0.00033 0.00492 0.00059 0.00386 0.00054 0.0007 0 0.00124 1.0645

40 0.00754 0.0044 0.00558 0.02027 0.0117 0.01198 0.01175 0.01434 0 0.01396 1.44439

41 0.0063 0.0046 0.00372 0.01489 0.01647 0.00709 0.01508 0.01082 0 0.01337 1.52393

42 1.00501 0.00057 0.00047 0.0027 0.00125 0.00111 0.00169 0.00108 0 0.00146 1.07014

43 0.00065 1.00081 0.00071 0.00213 0.00109 0.00113 0.00106 0.00126 0 0.00253 1.06589

44 0.00885 0.01154 1.00959 0.02872 0.01454 0.01516 0.01375 0.01688 0 0.03509 1.68489

45 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

46 0.00101 0.00025 0.00021 0.0008 1.00093 0.00036 0.00068 0.00035 0 0.00066 1.03309

47 0.00145 0.00126 0.00106 0.00396 0.00548 1.01163 0.00249 0.00195 0 0.00415 1.07526

48 0.00136 0.00171 0.00139 0.00699 0.0021 0.00236 1.00562 0.0028 0 0.00551 1.08003

49 0.00062 0.0007 0.00065 0.00297 0.00071 0.00091 0.0007 1.00104 0 0.00176 1.04031

50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

F1 0.3079 0.38494 0.32065 0.98135 0.48467 0.53013 0.44479 0.59343 0 1.2751 16.12305

Total 1.78177 1.95736 1.81662 3.59508 2.3542 2.3947 2.33897 2.49772 1 3.04034 101.729

Page 86: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

74

Lampiran 12 Matriks Kebalikan Leontif Klasifikasi 9 Sektor

Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F1 Total

1 1.2073 0.16429 0.70363 0.16469 0.24459 0.15248 0.11632 0.15323 0.45287 0.57850 3.9379

2 0.00948 1.01291 0.01004 0.00747 0.20762 0.01258 0.00645 0.00849 0.03243 0.02398 1.33145

3 0.08147 0.07126 1.09994 0.07521 0.16897 0.08592 0.06295 0.07204 0.20977 0.24467 2.17221

4 0.00463 0.00498 0.01476 104392 0.01116 0.01327 0.00459 0.00636 0.02386 0.01637 1.14391

5 0.02803 0.01129 0.02334 0.01354 1.02353 0.04384 0.01650 0.02055 0.09477 0.03390 1.30927

6 0.20904 0.21409 0.29697 0.26939 0.40451 1.28788 0.16864 0.19960 0.59774 0.69966 4.34752

7 0.03698 0.08125 0.04840 0.04135 0.06999 0.07031 1.11384 0.04305 0.11333 0.10337 1.72186

8 0.02512 0.03483 0.02801 0.02317 0.05436 0.07402 0.02801 1.04272 0.05256 0.05672 1.41953

9 0.00329 0.00360 0.00360 0.00512 0.00378 0.00351 0.00262 0.00388 1.01397 0.01170 1.05506

F1 0.29204 0.36248 0.29815 0.35908 0.36482 0.29007 0.23760 0.33086 0.97833 1.29696 4.81038

Total 1.89737 1.96098 2.52683 2.00924 2.55331 2.03389 1.75753 1.88077 3.56962 3.06584 23.24909

Page 87: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

75

Lampiran 13 Matriks Kebalikan Leontif Klasifikasi 16 Sektor

Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 1.08763 0.01365 0.02026 0.04775 0.01453 0.01990 0.02186 0.20997 0.02254 0.03975 0.02274

2 0.02182 1.10031 0.03023 0.02910 0.02177 0.02140 0.03353 0.02930 0.03340 0.03392 0.02734

3 0.01847 0.01781 1.08642 0.06958 0.01896 0.02859 0.02828 0.36275 0.02960 0.05991 0.03196

4 0.04283 0.03898 0.05271 1.07232 0.03600 0.03537 0.05545 0.04797 0.05535 0.05617 0.04562

5 0.01033 0.00987 0.01537 0.01774 1.07902 0.01192 0.01674 0.04405 0.01589 0.04509 0.01443

6 0.00522 0.00487 0.00723 0.00676 0.00521 1.03048 0.00803 0.00662 0.00798 0.00807 0.00649

7 0.00432 0.00402 0.01240 0.00670 0.00824 0.00473 1.01253 0.00987 0.00711 0.20724 0.01235

8 0.04892 0.04739 0.07044 0.20186 0.05041 0.07977 0.07485 1.09109 0.07886 0.17066 0.08790

9 0.00310 0.00290 0.00489 0.00589 0.00323 0.00356 0.00482 0.01442 1.04395 0.01081 0.01153

10 0.00608 0.00561 0.04085 0.01260 0.02593 0.00735 0.00956 0.02278 0.01190 1.02193 0.04282

11 0.14424 0.12874 0.23336 0.22571 0.14824 0.14303 0.20617 0.28587 0.25796 0.39169 1.27099

12 0.00333 0.00313 0.00513 0.00487 0.00344 0.00334 0.00512 0.00672 0.00876 0.00872 0.01608

13 0.02426 0.04803 0.03199 0.02792 0.04158 0.02700 0.07573 0.04097 0.03584 0.06208 0.05620

14 0.00327 0.00322 0.00572 0.00534 0.00348 0.00350 0.00566 0.00630 0.00563 0.00817 0.01460

15 0.01731 0.01853 0.02995 0.02193 0.01584 0.02383 0.03443 0.02774 0.02265 0.05383 0.07469

16 0.00291 0.00204 0.00381 0.00290 0.00215 0.00212 0.00352 0.00363 0.00505 0.00368 0.00345

F1 0.23345 0.21778 0.32315 0.30080 0.23284 0.22840 0.35881 0.29449 0.35587 0.35994 0.28753

Total 1.67750 1.66690 1.97392 2.05978 1.71084 1.67432 1.95509 2.50451 1.99833 2.54167 2.02672

Sector 12 13 14 15 16 F1 Total

1 0.03103 0.01705 0.01913 0.02130 0.06255 0.07638 1.74802

2 0.06338 0.02125 0.02754 0.03084 0.09218 0.12006 1.73738

3 0.05331 0.02366 0.02550 0.02820 0.08276 0.09788 2.06364

4 0.13978 0.03528 0.04588 0.05112 0.15330 0.19849 2.16262

5 0.01552 0.01066 0.01359 0.01495 0.04500 0.05622 1.43638

6 0.01119 0.00506 0.00655 0.00736 0.02189 0.02874 1.17774

7 0.01008 0.00562 0.00952 0.00818 0.03142 0.02271 1.37706

8 0.12823 0.06479 0.06824 0.07545 0.22070 0.25782 2.81739

9 0.08432 0.00391 0.00983 0.00656 0.02592 0.01596 1.25561

10 0.03073 0.01305 0.02844 0.01911 0.09011 0.02809 1.41693

11 0.22206 0.15501 0.17714 0.18856 0.54263 0.67391 5.39532

12 1.01003 0.00727 0.01411 0.00863 0.04647 0.01659 1.17173

13 0.03044 1.10012 0.03602 0.03027 0.08793 0.08814 1.84454

14 0.02434 0.01298 1.08212 0.01289 0.02535 0.01583 1.23840

15 0.02832 0.02849 0.02222 1.04211 0.04983 0.05515 1.56684

16 0.00391 0.00238 0.00368 0.00382 1.01379 0.01145 1.07427

F1 0.29218 0.22556 0.29074 0.32832 0.97021 1.28558 6.58566

Total 2.17885 1.73215 1.88024 1.87768 3.56206 3.04899 36.06954

Page 88: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

76

Lampiran 14 Multiplier output klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor

Lampiran 14.1 Multiplier Output Klasifikasi 9 Sektor

Sector Initial Firts

Round

Indust

Sup

Consumption Total Elasticity Type I Type II

1 1.00000 0.15055 0.05647 0.39830 1.60533 0.46085 1.20703 1.60533

2 1.00000 0.08618 0.01796 0.49437 1.59851 0.07259 1.10414 1.59851

3 1.00000 0.65749 0.16457 0.40663 2.22868 1.43625 1.82205 2.22868

4 1.00000 0.11929 0.03485 0.48973 1.64386 0.00000 1.15414 1.64386

5 1.00000 0.52470 0.16624 0.49756 2.18850 1.78955 1.69094 2.18850

6 1.00000 0.25772 0.09048 0.39562 1.74381 0.24716 1.34819 1.74381

7 1.00000 0.15053 0.04535 0.32405 1.51994 0.04323 1.19589 1.51994

8 1.00000 0.07457 0.02410 0.45124 1.54991 0.00000 1.09867 1.54991

9 1.00000 0.17403 0.08295 1.33431 2.59129 2.48145 1.25698 2.59129

Lampiran 14.2 Multiplier Output Klasifikasi 16 Sektor

Sector Initial Firts

Round

Indust

Sup

Consumption Total Elasticity Type I Type II

1 1.00000 0.10491 0.01893 0.32022 1.44405 0.00587 1.12384 1.44405

2 1.00000 0.12628 0.02410 0.29873 1.44911 0.00134 1.15038 1.44911

3 1.00000 0.15519 0.05231 0.44327 1.65076 0.87288 1.20750 1.65076

4 1.00000 0.21341 0.13296 0.41261 1.75898 0.03090 1.34637 1.75898

5 1.00000 0.12474 0.03387 0.31939 1.47800 0.13013 1.15861 1.47800

6 1.00000 0.09487 0.03776 0.31329 1.44592 0.00042 1.13263 1.44592

7 1.00000 0.08618 0.01791 0.49218 1.59628 0.07249 1.10410 1.59628

8 1.00000 0.65773 0.14833 0.40396 2.21002 1.42425 1.80606 2.21002

9 1.00000 0.11930 0.03502 0.48814 1.64246 0.00000 1.15432 1,64246

10 1.00000 0.52470 0.16329 0.49373 2.18173 1.78402 1.68799 2.18173

11 1.00000 0.25445 0.09034 0.39440 1.73919 0.25443 1.34479 1.73919

12 1.00000 0.35969 0.12621 0.40078 1.88667 0.00000 1.48589 1.88667

13 1.00000 0.15147 0.04571 0.30941 1.50658 0.05090 1.19718 1.50658

14 1.00000 0.14556 0.04514 0.39881 1.58950 0.00000 1.19070 1.58950

15 1.00000 0.07457 0.02444 0.45035 1.54936 0.00000 1.09901 1.54936

16 1.00000 0.17403 0.08699 1.33083 2.59185 2.48199 1.26101 2.59185

Page 89: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

77

Lampiran 15 Multiplier income klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor

Lampiran 15.1 Multiplier Income Klasifikasi 16 Sektor

Sector Initial Firts

Round

Indust

Sup

Consumption Total Elasticity Type I Type II

1 0.16068 0.01775 0.00317 0.05186 0.23345 0.00591 1.13016 1.45290

2 0.14620 0.01935 0.00385 0.04838 0.21778 0.00138 1.15869 1.48958

3 0.21292 0.02901 0.00944 0.07178 0.32315 0.80254 1.18059 1.51774

4 0.18530 0.02485 0.02383 0.06682 0.30080 0.02851 1.26271 1.62330

5 0.15578 0.01949 0.00585 0.05172 0.23284 0.13160 1.16266 1.49468

6 0.15742 0.01352 0.00672 0.05074 0.22840 0.00042 1.12861 1.45091

7 0.26105 0.01505 0.00301 0.07971 0.35881 0.06242 1.06916 1.37449

8 0.08137 0.12117 0.02654 0.06542 0.29449 2.33235 2.81518 3.61913

9 0.24741 0.02320 0.00621 0.07905 0.35587 0.00000 1.11886 1.43838

10 0.15183 0.09915 0.02900 0.07996 0.35994 1.93850 1.84404 2.37065

11 0.16388 0.04364 0.01613 0.06387 0.28753 0.25667 1.36475 1.75449

12 0.14155 0.06417 0.02156 0.06490 0.29218 0.00000 1.60566 2.06420

13 0.14420 0.02335 0.00791 0.05011 0.22556 0.05285 1.21678 1.56426

14 0.19192 0.02611 0.00812 0.06458 0.29074 0.00000 1.17839 1.51491

15 0.23697 0.01399 0.00442 0.07293 0.32832 0.00000 1.07771 1.38548

16 0.70930 0.02956 0.01583 0.21552 0.97021 1.30986 1.06399 1.36784

Lampiran 15.2 Multiplier Income Klasifikasi 9 Sektor

Sector Initial Firts

Round

Indust

Sup

Consumption Total Elasticity Type I Type II

1 0.19011 0.02504 0.01002 0.06687 0.29204 0.44099 1.18443 1.53616

2 0.26105 0.01540 0.00303 0.08300 0.36248 0.06306 1.0706 1.38852

3 0.08143 0.12017 0.02828 0.06827 0.29815 2.35953 2.82303 3.66137

4 0.24741 0.02327 0.00617 0.08222 0.35908 0.00000 1.11902 1.45133

5 0.15183 0.09999 0.02946 0.08353 0.36482 1.96472 1.85258 2.40272

6 0.16319 0.04436 0.01611 0.06642 0.29007 0.25194 1.37055 1.77755

7 0.15174 0.02363 0.00783 0.05440 0.23760 0.04454 1.2073 1.56583

8 0.23697 0.01381 0.00432 0.07576 0.33086 0.00000 1.0765 1.39619

9 0.70930 0.02995 0.01508 0.22401 0.97833 1.32083 1.06348 1.37930

Page 90: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

78

Lampiran 16 Multiplier employment klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor

Lampiran 16.1 Multiplier Employment Klasifikasi 16 Sektor

Sector Initial Firts

Round

Indust

Sup

Consumption Total Elasticity Type I Type II

1 0.13404 0.00943 0.00088 0.00551 0.14986 0.00455 1.07696 1.11804

2 0.01310 0.00143 0.00041 0.00514 0.02008 0.00142 1.14030 1.53235

3 0.08834 0.00568 0.00120 0.00762 0.10284 0.61559 1.07789 1.16418

4 0.00219 0.00096 0.00813 0.00710 0.01838 0.14734 5.14998 8.38861

5 0.00231 0.00065 0.00058 0.00549 0.00903 0.34473 1.53450 3.91550

6 0.01681 0.00073 0.00200 0.00539 0.02493 0.00043 1.16222 1.48270

7 0.05047 0.00104 0.00030 0.00846 0.06027 0.05423 1.02652 1.19421

8 0.00054 0.05187 0.00591 0.00695 0.06527 77.88055 107.98681 120.84782

9 0.00402 0.00084 0.00065 0.00839 0.01390 0.00000 1.37127 3.46064

10 0.00534 0.01171 0.00630 0.00849 0.03183 4.87219 4.36918 5.95834

11 0.00796 0.00171 0.00245 0.00678 0.01891 0.34759 1.52368 2.37601

12 0.01159 0.00250 0.00460 0.00689 0.02559 0.00000 1.61330 2.20800

13 0.01197 0.00134 0.00139 0.00532 0.02002 0.05652 1.22856 1.67312

14 0.00868 0.00118 0.00101 0.00686 0.01773 0.00000 1.25206 2.04198

15 0.00373 0.00046 0.00075 0.00774 0.01269 0.00000 1.32497 3.40082

16 0.03208 0.00138 0.00249 0.02289 0.05884 1.75642 1.12072 1.83417

Lampiran 16.2 Multiplier Employment Klasifikasi 9 Sektor

Sector Initial Firts

Round

Indust

Sup

Consumption Total Elasticity Type I Type II

1 0.06802 0.00451 0.00170 0.01089 0.08512 0.35924 1.09133 1.25141

2 0.05047 0.00107 0.00026 0.01351 0.06532 0.05877 1.02644 1.29422

3 0.00054 0.03598 0.00468 0.01112 0.05232 62.42111 76.28037 96.86095

4 0.00402 0.00083 0.00055 0.01339 0.01878 0.00000 1.34331 4.67562

5 0.00534 0.01330 0.00486 0.01360 0.03711 5.67972 4.40002 6.94591

6 0.00807 0.00197 0.00208 0.01082 0.02293 0.40269 1.50096 2.84111

7 0.01145 0.00132 0.00105 0.00886 0.02268 0.05635 1.20726 1.98100

8 0.00373 0.00046 0.00061 0.01234 0.01714 0.00000 1.28878 4.59527

9 0.03208 0.00132 0.00212 0.03648 0.07200 2.14942 1.10742 2.24456

Page 91: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR ... · Analisis Dampak Penyebaran 16 . Analisis Pengganda 17 . Analisis Sektor Prioritas 18 . ... Volume produksi komoditi pada sektor

79

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Agustus 1990 dari ayah Ferry

Yulmarino dan ibu Elyza Damarita. Penulis adalah putra pertama dari dua

bersaudara. Penulis memulai pendidikan di TK Aisyah Muhammadiyah dan

melanjutkan pendidikan di SD Muhammadiyah 5 Jakarta. Pada tahun 2002

penulis duduk di bangku SMP yaitu bersekolah di SMPN 11 Jakarta. Kemudian

tahun 2008 penulis lulus dari SMA Bakti Mulya 400 Jakarta dan pada tahun 2010

penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalu jalur Ujian

Talenta Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen.

Selama Perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus Himpunan Profesi

Peminat Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) Tahun 2012 menjadi

staf Research and Development (RED). Pada tahun 2013 penulis menjadi Ketuta

Badan Pengawas Himpro HIPOTESA. Penulis aktif ikut berbagai kepanitiaan

yang diselenggarakan fakultas maupun departemen, yaitu panitia acara

Sportakuler 2011, Komisi Kedisiplinan Masa Perkenalan Departemen Ilmu

Ekonomi 2012, staf divisi Liasion Organizer pada the 8th HIPOTEX-R dan staf

divisi Sponsorship pada the 9th HIPOTEX-R. Penulis juga mengikuti Pekan

Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang penelitian dengan judul “Efektifitas dan

Dampak Eksternalitas Pengoperasian Bus APTB Terhadap Bus-Bus Terminal

Baranangsiang Bogor” pada tahun 2014.