GIALDY PUTRA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR PENDUKUNGNYA TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN SINTANG
GIALDY PUTRA
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR
PENDUKUNGNYA TERHADAP PEREKONOMIAN
KABUPATEN SINTANG
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Peranan
Sektor Pertanian dan Subsektor Pendukungnya Terhadap Perekonomian
Kabuapten Sintang adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, 20 Juni 2014
Gialdy Putra
NIM H14100108
iv
ABSTRAK
GIALDY PUTRA. Analisis Peranan Sektor Pertanian dan Subsektor
Pendukungnya Terhadap Perekonomian Kabupaten Sintang. Dibimbing oleh
ARIEF DARYANTO.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perkembangan kondisi sektor
pertanian dan subsektor pendukungnya di Kabupaten Sintang dengan
menganalisis keterkaitan, penyebaran, efek pengganda, dan sektor prioritas.
Metode yang digunakan adalah Analisis Input Output Kabupaten Sintang Tahun
2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor pertanian dan sektor
pendukungnya memiliki nilai keterkaitan dan pengganda yang cukup besar
dengan sektor lainnya. Akan tetapi nilai penyebaran sektor pertanian kurang
mampu mendorong sektor hulu dan hilirnya. Berdasarkan analisis sektor prioritas
berdasarkan klasifikasi 50 sektor dengan menggunakan Koefisien Penyebaran dan
Kepekaan Penyebaran, subsektor unggas dan hasilnya merupakan satu-satunya
sektor pertanian yang termasuk sektor prioritas (Kuadran I) dimana subsektor
industri, jasa, dan restaurant juga menempati posisi yang sama. Sedangkan
berdasarkan analisis sektor prioritas berdasarkan klasifikasi 16 sektor dengan
melihat Total Rangking Multiplier keseluruhan, sektor industri menempati nilai
rangking terendah yang kemudian disusul oleh sektor bangunan dan pertenakan.
Kata kunci: Analisis Input Output, Kabupaten Sintang, sektor pertanian
ABSTRACT
GIALDY PUTRA. Role of Agricultural Sector and Supporters Subsector on the
Sintang Regency Economy Analysis. Supervised by ARIEF DARYANTO
The purpose of this study is to analyze the development of the agricultural
sector and supporters subsector in Sintang Regency by analyzing the relationship,
deployment, multiplier effect, and priority sectors. The method uses the Input
Output Analysis Sintang Regency in 2010. The results of this study indicate that
the agricultural sector and supporting sector linkages and multiplier values are
quite large with other sectors. However, the value of the spread of the agricultural
sector is less able to push the upstream and downstream sectors. Based on analysis
of priority sectors for the classification of 50 sectors by using the coefficient
Deployment and Spread Sensitivity, poultry subsector is the only agricultural
sector that includes priority sectors (Quadrant I) in which sub-sectors, services,
and restaurants also occupy the same position. While based on the analysis of
priority sector for the classification of 16 sectors by looking at the overall total
rank multiplier, industrial sector occupies the lowest rank value which is then
followed by the construction sector and exerting.
Keywords: Input Output Analysis, Sintang Regency, the Agricultural Sector
v
ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN SUBSEKTOR
PENDUKUNGNYA TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN
SINTANG
GIALDY PUTRA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa ta‟ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 sampai Mei 2014 ini
ialah Analisis Peranan Sektor Pertanian dan Subsektor Pendukungnya terhadap
Perekonomian Kabupaten Sintang.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Arief Daryanto, Ph.D selaku
dosen pembimbing selama proses penyelesaian skripsi dan dosen penguji dalam
proses sidang sikripsi, pihak BPS Pusat yang telah menyediakan dan melayani
penulis saat proses pengumpulan data. Kepada Annisa, Rouf, dan Nicco yang
telah banyak membantu selama proses pengumpulan dan pengolahan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak tercinta Ferry Yulmarino,
Ibu tercinta Elyza Damarita, dan adik tercinta Harsyanda Putra serta seluruh
keluarga terutama Riska Anggraeni yang telah memberi dukungan secara moril.
Kepada seluruh teman dan sahabat Departemen Ilmu Ekonomi 47, TPB A16,
Asrama Putra C3 dan kelompok PKM yaitu Nicco, Meli, dan Fitria atas
dukungannya selama menjalani pendidikan di Bogor, serta seluruh pihak yang
telah menyemangati dan selalu mendoakan yang terbaik bagi penulis. Semoga
skripsi ini bermanfaat.
Bogor, 20 Juni 2014
Gialdy Putra
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 5
Ruang Lingkup Penelitian 6
TINJAUAN PUSTAKA 6
Konsep Pembangunan Ekonomi 6
Tahapan Pembangunan Ekonomi 7
Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi 8
Tabel Input – Output 9
Penelitian Terdahulu 12
Kerangka Pemikiran Penelitian 13
METODE PENELITIAN 14
Jenis dan Sumber Data 14
Metode Analisis 15
Analisis Keterkaitan 15
Analisis Dampak Penyebaran 16
Analisis Pengganda 17
Analisis Sektor Prioritas 18
Definisi Operasional Data 18
Gambaran Umum 20
HASIL DAN PEMBAHASAN 27
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian
Kabupaten Sintang 27
Analisis Keterkaitan 30
Analisis Penyebaran 34
Analisis Pengganda (Multiplier) 37
x
Sektor Prioritas dengan Klasifikasi 50 Sektor 42
Sektor Prioritas dengan Klasifikasi 16 Sektor 43
SIMPULAN DAN SARAN 44
Simpulan 44
Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 45
LAMPIRAN 48
RIWAYAT HIDUP 79
DAFTAR TABEL
1. Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga konstan 2000
Kabupaten Sintang menurut tahun 2009 – 2012 (Juta Rupiah) 3
2. Tabel Input - Output 11
3. Rumus multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja menurut
tipe dampak 17
4. Persentase penduduk bekerja menurut kelompok umur dan tingkat
pendidikan di Kabupaten Sintang, Agustus 2012 23
5. Produk domestik regional bruto(PDRB) atas harga berlaku
Kabupaten Sintang menurut tahun 2009 – 2012 (JutaRupiah) 24
6. Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga konstan 2000
Kabupaten Sintang menurut tahun 2009 – 2012 (Juta Rupiah) 24
7. Keterkaitan output ke depan sektor – sektor perekonomian
Kabupaten Sintang tahun 2010 (agregasi 9 sektor) 31
8. Keterkaitan output ke depan subsektor pertanian
Kabupaten Sintang tahun 2010 (agregasi 50 sektor) 32
9. Keterkaitan output ke belakang sektor – sektor perekonomian
Kabupaten Sintang tahun 2010 (agregasi 9 sektor) 33
10. Keterkaitan output ke belakang subsektor pertanian
Kabupaten Sintang tahun 2010 (agregasi 50 sektor) 34
11. Koefisien penyebaran sektor – sektor perekonomian
Kabupaten Sintang 35
12. Koefisien penyebaran subsektor perekonomian Kabupaten Sintang 35
13. Kepekaan penyebaran sektor – sektor perekonomian
Kabupaten Sintang 36
14. Kepekaan penyebaran subsektor pertanian Kabupaten Sintang 37
15. Pengganda output sektor – sektor perekonomian Kabupaten Sintang 38
16. Pengganda output subsektor pertanian Kabupaten Sintang 38
17. Pengganda pendapatan sektor – sektor perekonomian
Kabupaten Sintang 39
18. Pengganda pendapatan subsektor pertanian Kabupaten Sintang 40
19. Pengganda tenaga kerja sektor – sektor perekonomian
Kabupaten Sintang 40
20. Pengganda tenaga kerja subsektor pertanian Kabupaten Sintang 41
xi
21. Peringkat total multiplier klasifikasi 16 sektor 43
DAFTAR GAMBAR
1. Jumlah tenaga kerja antar sektor per agustus 2012 1
2. Laju pertumbuhan sektor pertanian Kabupaten Sintang 4
3. From comparative to competitive advantage 7
4. Alur kerangka pemikiran 14
5. Peta kabupaten Sintang 20
6. Persentase tenaga kerja Kabupaten Sintang menurut lapangan
usaha tahun 2012 22
7. Persentase tingkat pengangguran Kabupaten Sintang 22
8. Volume produksi komoditi pada sektor pertanian di Kabupaten
Sintang pada tahun 2012 (ton) 26
9. Pertumbuhan setiap sektor Kabupaten Sintang 26
10. Diagram sektor prioritas (50 sektor) 42
DAFTAR LAMPIRAN
1. Agregasi 16 sektor dan 9 sektor dari klasifikasi 50 sektor Tabel
Input output Kabupaten Sintang tahun 2010 55
2. Struktur permintaan antara dan permintaan akhir perekonomian
Kabupaten Sintang tahun 2010 50
3. Struktur konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah terhadap
Perekonomian Kabupaten Sintang tahun 2010 52
4. Struktur investasi sektor – sektor perekonomian Kabupaten Sintang
tahun 2010 54
5. Struktur nilai dan persentase ekspor bersih Kabupaten Sintang
tahun 2010 56
6. Struktur persentase nilai tambah bruto Kabupaten Sintang
tahun 2010 (%) 58
7. Struktur output sektor – sektor perekonomian Kabupaten Sintang
tahun 2010 60
8. Matriks koefisien teknis klasifikasi 50 sektor 62
9. Matriks koefisien teknis klasifikasi 9 sektor 67
10. Matriks koefisien teknis klasifikasi 16 sektor 68
11. Matriks kebalikan loentif klasifikasi 50 sektor 69
12. Matriks kebalikan loentif klasifikasi 9 sektor 74
13. Matriks kebalikan loentif klasifikasi 16 sektor 75
14. Multiplier output klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor 76
15. Multiplier income klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor 77
16. Multiplier employment klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor 78
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor perekonomian Indonesia terdiri dari beberapa sektor di antaranya
yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri hingga sektor jasa.
Dari beberapa sektor tersebut terdapat dua sektor besar yang mendominasi yaitu
sektor pertanian dan sektor industri. Dilihat dari kontribusinya terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan harga konstan, sektor industri
menempati urutan pertama tertinggi yaitu sebesar Rp633 781.9 miliar pada tahun
2011 dan sebesar Rp670 190.6 miliar pada tahun 2012. Kontribusi sektor
pertanian terhadap PDB Indonesia yaitu sebesar Rp315 036.8 miliar pada tahun
2011 dan meningkat menjadi Rp 328 279.7 miliar pada tahun 2012 (BPS 2013).
Dapat dikatakan kedua sektor tersebut masing-masing mengalami peningkatan
sebesar 5.8 % dan 4.2 %. Pada tahun 2012 nilai sektor pertanian terhadap PDB
sebesar 12.5 % atau dibawah sektor industri yang berada pada urutan pertama
yaitu sebesar 25.6 %.
Sektor pertanian memiliki peranan yang penting dalam perekonomian
Indonesia. Hal ini dapat diukur dari pangsa sektor pertanian dalam pembentukan
PDB, penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia, pengentasan kemiskinan, perolehan devisa melalui ekspor
non migas, penciptaan ketahanan pangan nasional, penyedia bahan baku, pasar
yang potensial serta penciptaan kondisi yang kondusif bagi pembangunan sektor
lainnya (Budiman 2013).
Tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian merupakan prestasi
karena masuknya tenaga kerja ke sektor pertanian tidak memiliki kriteria atau
standar minimum. Hal ini dikarenakan sektor pertanian merupakan sektor yang
tidak memerlukan keterampilan dan keahlian khusus sebagaimana di sektor-sektor
ekonomi yang lain. Penyerapan tenaga kerja sektor pertanian menempati posisi
teratas yang diikuti oleh sektor lainnya, yaitu sektor perdagangan, sektor jasa dan
sektor industri yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber : BPS, 2014 (diolah)
Gambar 1 Jumlah tenaga kerja di Indonesia antar sektor per Agustus 2012
35.09%
1.45%
13.87%
0.23% 6.13%
20.90%
4.51%
2.40% 14.43%
Pertanian
Pertambangan
Industri
Listrik, Gas dan Air
Konstruksi
Perdagangan
Transportasi
Lembaga Keuangan
Jasa
2
Sektor pertanian juga memiliki karakteristik yang spesifik khususnya
dalam hal ketahanan terhadap guncangan struktural dari perekonomian makro.
Fenomena tersebut menunjukan bahwa sektor ini tetap mampu tumbuh positif
pada saat puncak krisis ekonomi ketika sektor lainnya mengalami kontraksi.
Sektor pertanian sudah seharusnya dijadikan suatu sektor ekonomi yang
sejajar dengan sektor lainnya. Sektor ini tidak lagi hanya berperan sebagai faktor
pembantu bagi pembangunan nasional, tetapi harus menjadi pemeran utama yang
sejajar dengan sektor industri dimana kebijakan ekonomi selama ini mengusung
industri sebagai mainstream. Kenyataan sebenarnya bahwa keberhasilan seperti
sektor industri sangat bergantung dari pembangunan sektor pertanian yang dapat
menjadi landasan pertumbuhan ekonomi. Dua alasan penting sektor pertanian
harus dibangun terlebih dahulu yaitu: pertama, barang-barang hasil olahan atau
seperti sektor industri memerlukan dukungan daya beli masyarakat petani yang
merupakan mayoritas seperti penduduk Indonesia, maka pendapatan petani sudah
semestinya ditingkatkan melalui pembangunan pertanian. Alasan kedua, sektor
industri membutuhkan bahan mentah yang berasal dari sektor pertanian, sehingga
produksi hasil pertanian ini menjadi basis bagi pertumbuhan sektor industri itu
sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhan disektor pertanian diyakini memiliki efek
pengganda (multiplier effects) yang tinggi karena pertumbuhan di sektor ini
mendorong pertumbuhan yang pesat di sektor-sektor perekonomian lain, misalnya
sektor industri pengolahan dan jasa pertanian.
Kabupaten Sintang merupakan salah satu daerah perbatasan Indonesia di
Kalimantan Barat yang dapat digolongkan sebagai daerah agraris. Dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kabupaten Sintang berupaya
meningkatkan peran sektor pertanian atau sistem agribisnis. Kabupaten Sintang
memiliki banyak jenis subsektor pertanian yang menjadi andalan dalam
menopang pertumbuhan ekonominya. Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Sintang sebesar 5.82 % atau hampir setara dengan pertumbuhan
ekonomi Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 5.83 % (BPS Kabupaten
Sintang 2013). Keadaan geografis Kabupaten Sintang juga mendukung dalam
pengelolahan sektor pertaniannya seperti iklim, letak, serta struktur tanah yang
dimilikinya. Selain itu keadaan sumberdaya manusianya yang memiliki
pendidikan rendah pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani. `
Tabel 1 menjelaskan kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kabupaten
Sintang. Sektor pertanian berada pada urutan pertama dalam memberikan
sumbangsih terhadap PDRB. Setiap tahunnya sektor pertanian mengalami
peningkatan dari tahun 2009 hingga tahun 2012. Pada tahun 2009 nilai sektor
pertanian sebesar Rp771.14 miliar dan terus meningkat hingga tahun 2012
menjadi sebesar Rp854.13 miliar. Dari data tersebut menunjukan bahwa sektor
pertanian merupakan sektor potensial dan andalan bagi Kabupaten Sintang. Pada
sektor pertanian, padi merupakan komoditas andalan di Sintang. Selain itu,
komoditas andalan lainnya adalah palawija berupa jagung, ubi kayu, ubi jalar,
kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Pada sektor perkebunan yang diutamakan
untuk menunjang keperluan industri yaitu tanaman karet dan kelapa sawit (BKPM
2014).
3
Tabel 1 Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga konstan
2000 di Kabupaten Sintang menurut tahun 2009-2012 (juta rupiah)
No
Sektor
PDRB
2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 771143.48
(40.97)
798441.51
(38.28)
825880.01
(37.55)
854130.85
(36.69)
2 Pertambangan dan
Penggalian
63471.64
(3.37)
66669.88
(3.19)
70073.21
(3.19)
74270.16
(3.19)
3 Industri Pengolahan 199019.31
(10.58)
205166.85
(9.84)
213217.97
(9.69)
223730.07
(9.61)
4 Listrik, Gas dan Air
Bersih
5529.84
(0.29)
5722.26
(0.27)
5999.99
(0.27)
6353.08
(0.27)
5 Bangunan 139270.68
(7.40)
150867.8
(7.23)
164563.78
(7.48)
183066.37
(7.86)
6 Perdagangan, Hotel dan
Restaurant
463733.13
(24.64)
494492.05
(23.70)
528454.07
(24.02)
565766.11
(24.30)
7 Pengangkutan dan
Komunikasi
62961.86
(3.35)
68721.36
(3.29)
75135.33
(3.42)
82901.41
(3.56)
8 Keuangan, Persewaan,
dan Jasa Perusahaan
73571.31
(3.91)
78541.05
(3.77)
84369.26
(3.84)
90828.48
(3.90)
9 Jasa-Jasa 204380.59
(10.86)
217451.65
(10.42)
231982.59
(10.55)
246721.29
10.59
PDRB
1881764.67
(100)
2086074.43
(100)
2199676.2
(100)
2327767.83
(100)
Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013
Sektor pertanian dapat dijadikan dasar untuk mewujudkan sebuah
pembangunan berkelanjutan dan mengurangi kemiskinan. Pertumbuhan PDRB
yang berbasis sektor pertanian empat kali lebih efektif dalam mengurangi
kemiskinan jika dibandingkan pertumbuhan PDRB yang berbasis sektor lainnya
(Bank Dunia 2008). Hal ini mengingat bahwa Kabupaten Sintang merupakan
kabupaten tertinggal dengan jumlah kemiskinan yang cukup besar, yaitu sebesar
8.55 % atau diatas persentase kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat yang sebesar
8.15 % (BPS Kalimantan Barat 2013)
Pengembangan pada sektor pertanian diharapkan dapat menimbulkan
multiplier effect terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya. Hal tersebut akan sangat
berpengaruh dalam peningkatan laju pertumbuhan perekonomian yang dapat
bersifat inklusif, atau pertumbuhan yang memberikan manfaat kepada banyak
pihak. Oleh karena itu diperlukan analisis terhadap keterkaitan sektor pertanian
dengan sektor-sektor ekonomi lainnya.
Rumusan Masalah
Jika dilihat dari segi PDRB, kontribusi setiap sektor di Kabupaten Sintang
didominasi oleh sektor pertanian. Daryanto dan Hafizrianda (2010) menyatakan
bahwa dalam perekonomian regional, kontribusi suatu sektor dalam menciptakan
PDRB belum cukup untuk menggambarkan perekonomian wilayah secara
keseluruhan karena hanya melihat pada efek langsung saja. Akan tetapi dampak
4
pembangunan suatu sektor ekonomi tidak bisa dilihat sebatas pada
kemampuannya menciptakan PDRB semata. Namun yang lebih penting adalah
bagaimana sektor tersebut mampu menggerakkan seluruh roda perekonomian
wilayah. Dengan kata lain bagaimana pembangunan sektor tersebut dapat
memberikan efek lanjut kepada aktivitas pembangunan sektor lainnya atau disebut
sebagai Leading Sector. Merujuk pada Tabel 1, sektor pertanian memberikan
kontribusi lebih dari 35 % setiap tahunnya. Pada tahun 2009 sektor pertanian
menyumbang sebesar 40.97 % dan mengalami penurunan sebesar 36.69 % pada
tahun 2012 dalam pembentukan PDRB Kabupaten Sintang.
Selain itu pada Gambar 2 memperlihatkan pertumbuhan sektor pertanian
di Kabupaten Sintang terhadap PDRB yang juga setiap tahunnya mengalami
penurunan sebesar 4.91 % pada tahun 2009 dan 3.42 % pada tahun 2012. Menurut
BPS Kabupaten Sintang (2013) lambatnya laju sektor pertanian dikarenakan salah
satunya terjadi penurunan luas panen dan tanaman produksi pertanian di daerah
tersebut.
Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013
Gambar 2 Laju pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Sintang
Secara umum struktur sektor pertanian Kabupaten Sintang masih
menunjukan pola tradisional. Seharusnya sumbangan produksi pertanian memiliki
efek pengganda (multiplier effect) yang besar keterkaitannya baik ke depan
maupun ke belakang (forward and backward lingkages) dengan sektor-sektor
lainnya, terutama sektor industri pengolahan dan sektor jasa. Struktur tersebut
menunjukan bahwa Kabupaten Sintang hanya mampu menghasilkan barang-
barang mentah (raw material) sehingga manfaat ekonominya tidak meluas kepada
sektor-sektor lainnya (BPS Kabupaten Sintang 2012). Selain itu isu konflik
penggunaan fungsi lahan sering terjadi dalam perluasan areal dari salah satu
subsektor pertanian, yaitu subsektor perkebunan seperti kelapa sawit dan karet
yang dianggap sebagai sektor unggulan. Hal ini seringkali mengakibatkan
berkurangnya areal lahan subsektor pertanian lainnya sehingga berdampak pada
turunnya produktivitas dan ketersediaan akan subsektor tersebut yang berada di
Kabupaten Sintang.
Peningkatan sektor pertanian diharapkan dapat menjadi sektor kunci bagi
perkembangan sektor ekonomi lainnya yang akan meningkatkan PDRB dan laju
pertumbuhan perekonomian Kabupaten Sintang. Berdasarkan penjelasan diatas,
0
1
2
3
4
5
6
2008 2009 2010 2011 2012
Per
sen
Tahun
Pertumbuhan Sektor
Pertanian (%)
5
maka timbul permasalahan yang akan menjadi fokus utama dalam penelitian ini,
di antaranya:
1. Bagaimana peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten
Sintang dalam pembentukan permintaan, konsumsi rumah tangga, konsumsi
pemerintah, investasi, surplus perdagangan, nilai tambah bruto, dan output
sektoral ?
2. Bagaimana keterkaitan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten
Sintang dengan sektor-sektor lainnya ?
3. Bagaimana dampak penyebaran dari sektor pertanian di Kabupaten Sintang
terhadap sektor-sektor lainnya ?
4. Bagaimana besarnya efek multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja
sektor pertanian di Kabupaten Sintang ?
5. Bagaimana kedudukan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten
Sintang ditinjau dari sektor prioritas?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan yang telah
dijelaskan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menganalisis kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten
Sintang ditinjau dari pembentukan permintaan, konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah, investasi, surplus perdagangan, nilai tambah bruto, dan
output sektoral.
2. Menganalisis keterkaitan sektor pertanian dengan sektor-sektor lainnya dalam
perekonomian Kabupaten Sintang.
3. Menganalisis dampak penyebaran dari sektor pertanian dengan sektor-sektor
lainnya dalam perekonomian Kabupaten Sintang.
4. Menganalisis efek multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja sektor
pertanian dalam perekonomian Kabupaten Sintang.
5. Menganalisis kedudukan sektor pertanian di Kabupaten Sintang ditinjau dari
sektor prioritasnya.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam membuat suatu kebijakan mengenai sektor pertanian baik secara
regional maupun nasional.
2. Bagi para pelaku usaha penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan rujukan maupun referensi dalam mengembangkan sektor pertaniandi
Kabupaten Sintang secara khusus dan dalam lingkup nasional secara umum.
3. Bagi para kalangan akademisi dan masyarakat umum, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai peranan
sektor pertanian di Kabupaten Sintang.
6
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai peran sektor pertanian terhadap
perekonomian Kabupaten Sintang. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis Input-Output. Data yang digunakan berupa data Tabel Input Output
Kabupaten Sintang tahun 2010 berdasarkan transaksi domestik dengan
menggunakan harga produsen terdiri dari klasifikasi 50 serta 16 sektor dan 9
sektor yang diagregasikan. Pengolahan data menggunakan Input-Output Analysis
For Practitioners (IOAP) dan Microsoft Excel.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Pembangunan Ekonomi
Secara tradisional, pembangunan dapat dikatakan sebagian kapasitas dari
sebuah perekonomian nasional, yang dimana kondisi ekonomi awalnya kurang
lebih bersifat statis dalam kurun waktu yang cukup lama untuk menciptakan dan
mempertahankan kenaikan pendapatan nasional bruto atau GNI (gross national
income). Indeks ekonomi lainnya yang digunakan untuk mengukur tingkat
kemajuan pembangunan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita
(income per capita) atau GNI per kapita. Tinggi rendahnya kemajuan
pembangunan di suatu negara hanya diukur berdasarkan tingkat pertumbuhan
GNI, baik secara keseluruhan maupun per kapita dan akan menetes dengan
sendirinya sehingga menciptakan lapangan pekerjaan dan berbagai peluang
ekonomi lain yang pada akhirnya akan menumbuhkan berbagai kondisi yang
diperlukan demi terciptanya distribusi hasil-hasil pertumbuhan ekonomi dan sosial
secara lebih merata atau dapat dikatakan sebagai prinsip „efek penetasan ke
bawah‟ (trickle down effect) (Todaro dan Smith 2006).
Todaro dan Smith (2006) juga mengatakan bahwa keberhasilan
pembangunan ekonomi suatu negara ditujukan tiga nilai pokok, yaitu: (1)
berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya
(basic needs), (2) meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai
manusia, dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom
for servitude). Dalam perkembangannya, pembangunan ekonomi tak dapat lepas
dari pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya, pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi mendorong
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sebagai proses
perubahan kondisi perekonomian suatu negara atau wilayah secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional ataupun secara regional. Pertumbuhan ekonomi yang baik
merupakan indikasi keberhasilan suatu pembangunan ekonomi.
7
Tahapan Pembangunan Ekonomi
Porter (1990) mendefinisikan dayasaing sesuai dengan tahapan
perkembangan negara tersebut.
Sumber : World Economic Forum, 2009
Gambar 3 From comparative to competitive advantage
Berdasarkan Gambar 3 menunjukan tiga tahapan perkembangan dayasaing
negara menjadi, yaitu :
1. Factor Driven Economy:
a) Kondisi faktor standar (upah rendah, sumberdaya alam, lokasi geografi)
merupakan sumber keunggulan kompetitif dominan
b) Teknologi diasimilasi melalui impor, FDI, dan imitasi
c) Perusahaan bersaing dalam harga dan kurang akses langsung kepada
konsumen
d) Perusahaan mempunyai peran terbatas dalam rantai nilai, fokus pada
perakitan, industri padat karya, dan eksploitasi sumberdaya alam
e) Perekonomian sangat sensitif terhadap siklus perekonomian dunia, harga
komoditi dan nilai tukar
2. Investment Driven Economy:
a) Efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa standar adalah sumber
dominan keunggulan kompetitif
b) Teknologi diakses melalui lisensi, joint-venture, FDI, dan imitasi
c) Negara tidak hanya mengasimilasi teknologi asing, tetapi mempunyai
kapasitas untuk meningkatkannya
d) Diamond nasional mendukung investasi besar dalam infrastruktur yang
efisien dan proses produksi moderen
e) Perusahaan meningkatkan kapabilitas dalam rantai nilai
f) Perekonomian terkonsentrasi pada pabrikasi dan ekspor dengan pelayanan
yang dioutsource
3. Innovation Driven Economy:
8
a) Barang-barang dan jasa inovatif pada tingkat teknologi dunia mutakhir
merupakan sumber keunggulan kompetitif
b) Diamond nasional dicirikan oleh kekuatan pada semua area bersamaan
dengan keberadaan cluster yang baik
c) Perusahaan bersaing dengan strategi yang unik dan cakupan yang
seringkali global
d) Perekonomian mempunyai porsi jasa yang tinggi dan tahan terhadap
external shocks
Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor pembangunan yang telah
mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan nasional di negara-negara
sedang berkembang. Hal tersebut dikarenakan pada umumnya negara-negara
sedang berkembang adalah negara agraris, dan sebagian besar ahli ekonomi
memandang sektor pertanian sebagai penunjang yang positif terhadap
pembangunan ekonomi.
Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya
dipandang pasif dan sebagai unsur penunjang semata (Todaro dan Smith, 2006).
Padahal proses pembangunan ekonomi merupakan salah satu redefenisi terus
menerus atas peran-peran sektor pertanian, manufaktur, dan jasa (World Bank
2008). Jika suatu wilayah menghendaki pembangunan yang lancar dan
berkesinambungan, maka wilayah harus memulainya dari pedesaan pada
umumnya, dan sektor pertanian pada khususnya (Todaro dan Smith 2006).
Peran pertanian menurut World Bank (2008) berkontribusi pada
pembangunan sebagai sebuah aktivitas ekonomi, mata pencaharian dan sebagai
cara untuk melestarikan lingkungan, sehingga sektor ini sebuah intrumen yang
unik bagi pembangunan. Sebagai aktivitas ekonomi, pertanian dapat sebagai
sumber pertumbuhan bagi perekonomian wilayah, penyedia investasi bagi sektor
swasta dan sebagai penggerak utama industri-industri yang terkait bidang
pertanian. Johnston dan Mellor (1961) dalam Putri (2008) menyebutkan bahwa
peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi adalah:
1. Sumber utama penyediaan bahan makanan
2. Sumber penghasilan dana atau pajak
3. Sumber penghasilan devisa yang diperlukan untuk mengimpor modal, bahan
baku, dan lain-lain.
4. Pasar dalam negeri untuk menampung hasil produksi industri pengolahan dan
sektor bahan pertanian lainnya.
Pertanian dipandang sebagai suatu sektor yang memiliki kemampuan
khusus dalam memadukan pertumbuhan dan pemerataan (growth with equity) atau
pertumbuhan yang berkualitas (Daryanto, 2009). Menurut Byerlee dan Alain de
Janvry (2009), pertanian memiliki lima fungsi essensial yang membuatnya
menjadi pemegang pondasi fundamental pembangunan, Pertama, pertanian
sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua, pertanian sebagai
instrumen untuk mengurangi kemiskinan. Ketiga, mengurangi dipasritas
pendapatan. Keempat, pertanian sebagai penyedia jasa lingkungan. Kelima,
pertanian sebagai sumber ketahanan pangan.
9
Peranan baru sektor pertanian sekarang ini dapat diletakan dalam kerangka
“3 F contribution in the economy”, yaitu food (pangan), feed (pakan), dan fuel
(bahan bakar). Peranan pertanian terkait dengan “food” adalah sektor pertanian
sebagai leading sector dalam pembangunan ketahanan pangan, yang artinya
sektor pertanian sangat menentukan terwujudnya sumber daya manusia yang
berkualitas. Kaitannya dengan “feed”, sektor pertanian memiliki peranan sebagai
pemasok terbesar bahan baku utama seperti pakan ternak. Sedangankan pada
“fuel” sebagai penghasil sumber energi terbaharukan (renewable) untuk keperluan
bahan bakar (Daryanto 2009).
Menurut Bank Dunia (2008) sektor pertanian dapat dijadikan dasar untuk
mewujudkan sebuah pembangunan berkelanjutan dan mengurangi kemiskinan.
Pertumbuhan PDB yang berbasis sektor pertanian empat kali lebih efektif dalam
mengurangi kemiskinan jika dibandingkan pertumbuhan PDB berbasis sektor lain.
Hal tersebut didasarkan pada kemampuan sektor pertanian dalam menyerap dan
menciptakan tenaga kerja. Akan tetapi pertumbuhan sektor pertanian di beberapa
negara berkembang melambat antara lain akibat underinvestment, misinvestment,
dan berkurangnya ODA (Overseas Development Assistance).
Tabel Input-Output
Menurut Leontief (1986), analisis I-O merupakan suatu metode yang
secara sistematis mengukur hubungan timbal balik diantara beberapa sektor dalam
sistem ekonomi yang kompleks. Pengertian dari tabel input-output adalah suatu
tabel yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi
antarsektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matriks. Sepanjang baris
tabel IO menunjukkan pengaloksian output yang dihasilkan oleh suatu sektor
untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir. Selain itu, pada baris
nilai tambah menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah sektoral, sedangan
sepanjang kolomnya menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing-
masing sektor dalam produksi, baik yang berupa input antara maupun input
primer (Priyarsono, et al. 2008).
Konsep dasar model I-O Leontief didasarkan atas: (1) struktur
perekonomian tersusun dari berbagai sektor (industri) yang satu sama lain
berinteraksi melalui transaksi jual beli, (2) output suatu sektor dijual kepada
sektor lainnya untuk memenuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah,
pembentukan modal dan ekspor, (3) input suatu sektor dibeli dari sektor-sektor
lainnya, dan rumah tangga dalam bentuk jasa dan tenaga kerja, pemerintah dalam
bentuk pajak tidak langsung, penyusutan, surplus usaha dan impor, (4) hubungan
input-output bersifat linier, (5) dalam suatu kurun waktu analisis, biasanya satu
tahun, total input sama dengan total output, dan (6) suatu sektor terdiri dari satu
atau beberapa perusahaan. Beberapa kegunaan dari analisis I-O sebagai berikut:
1. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai
tambah, impor, penerimaan pajak dan penyerapan tenaga kerja di berbagai
sektor produksi.
2. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa
terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan
substitusinya.
10
3. Untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap
pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan
perekonomian
4. Untuk menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasikan
karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah.
Model I-O didasarkan atas beberapa asumsi. Asumsi itu diantaranya adalah:
1. Homogenitas, yang berarti suatu komoditas hanya dihasilkan secara tunggal
oleh suatu sektor dengan susunan yang tunggal dan tidak ada substitusi output
diantara berbagai sektor
2. Linieritas, ialah prinsip dimana fungsi produksi bersifat linier dan homogen.
Artinya perubahan suatu tingkat output selalu didahului oleh perubahan
pemakaian input yang proporsional, dan
3. Aditivitas ialah suatu prinsip dimana efek total dari pelaksanaan produksi
dipelbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka tabel I-O sebagai model kuantitatif
memiliki keterbasan, yakni bahwa koefisien input ataupun koefisien teknis
diasumsikan tetap (konstan) selama periode analisis atau proyeksi. Karena
koefisien teknis dianggap konstan, maka teknologi yang digunakan oleh sektor-
sektor ekonomi dalam proses produksi pun dianggap konstan. Akibatnya
perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan perubahan
kuantitas dan harga output.
Output yang diproduksi oleh suatu sektor ekonomi dapat didistribusikan
kepada dua jenis pengguna, yaitu sektor produksi dan sektor konsumen akhir.
Jenis pengguna pada sektor produksi, menggunakan output dari suatu sektor
dijadikan input pada sektor lain dalam proses produksinya. Jenis pengguna untuk
konsumen akhir menggunakan output dari suatu sektor dijadikan sebagai
permintaan akhirnya.
Input antara dapat terjadi arus perpindahan barang dan jasa antar sektor.
Artinya, bahwa dari sektor i ke sektor j terjadi perpindahan atau sebaliknya. Sama
halnya dalam sektor itu sendiri, perpindahan terjadi dari sektor i ke sektor j jika
i=j.
11
Tabel 2 Tabel input-output Output
Input
Production Sector
Final
Demand
Total
Output 1 2 ... N
Production Sector
1 z11 z12 ... z1n Y1 X1
2
z21 z22 ... z2n Y2 X2
.
. . ... . . .
. . . ... . . .
n zn1
zn2
...
znn
Yn Xn
Primary Input V V1 V2 ... Vn
Total Input X X1 X2 ... Xn
Sumber: Daryanto dan Hafizrianda, 2010
Jika dibaca menurut baris maka secara umum persamaannya adalah
i
j 1
xij + Fi = Xi ; untuk i= 1,2,3 dan seterusnya
Jika dibaca menurut kolom maka secara umum persamaannya adalah
j
i 1
xij + Vi = Xj; untuk j=1,2,3 dan seterusnya
Berdasarkan tabel di atas, empat kuadran yang terdapat dalam suatu tabel
IO diberi nama kuadran yaitu kuadran I, II, III, IV. Pengertian dari masing-masing
kuadran sebagai berikut:
1. Kuadran I
Kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang
digunakan dalam proses produksi. Kuadran ini memberikan informasi
mengenai saling ketergantungan antarsektor produksi dalam suatu
perekonomian. Dalam analisis Input-Output kuadran ini sangat penting karena
kuadran inilah yang menunjukkan keterkaitan antarsektor ekonomi dalam
melakukan proses produksinya.
2. Kuadran II
Kuadran II menunjukkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor
perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir adalah
output suatu sektor yang langsung dipergunakan oleh rumah tangga,
pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. Total
permintaan akhir merupakan penjumlahan total dari konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor.
3. Kuadran III
Kuadran III menunjukkan pembelian input yang dihasilkan di luar sistem
produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. Kuadran ini terdiri dari
12
pendapatan rumah tangga (upah/gaji), surplus usaha, penyusutan dan pajak tak
langsung neto. Jumlah keseluruhan nilai tambah ini akan menghasilkan
produk domestik bruto yang dihasilkan oleh wilayah tersebut.
4. Kuadran IV
Merupakan kuadran input primer permintaan akhir yang menunjukkan
transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa
melalui sistem produksi atau kuadran antara.
Penelitian Terdahulu
Farihin (2003) melakukan penelitian mengenai analisis input output
Kabupaten Cirebon sebagai alat pengambilan keputusan dalam alokasi
pembiayaan pembangunan pemerintah si sektor pertanian. Dalam penelitiannya
sektor pertanian memiliki keterkaitan yang besar terhadap sektor industri,
makanan, minuman dan tembakau serta sektor perdagangan. Dalam dampak
penyebarannya sektor pertanian memiliki kemampuan yang kurang kuat dalam
mendorong pertumbuhan output sektor-sektor penyedia input dan sektor-sektor
pengguna output. Selain itu sektor pertanian juga memiliki nilai multiplier output,
pendapatan dan tenaga kerja yang relatif kecil. Akan tetapi jika dilihat dari sektor
pertanian saja maka nilai subsektor perkebunan memiliki nilai multiplier paling
tinggi.
Putri (2008) melakukan penelitian mengenai analisis peran sektor
pertanian terhadap perekonomian Provinsi Bangka Belitung dengan menggunakan
analisis input output. Dalam penelitiannya menunjukan peran pertanian bukan
Leading Sector walaupun memiliki kontribusi yang besar terhadap PDRB dan
penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis keterkaitan,
dampak penyebaran, dan multipliernya. Sektor yang dapat dijadikan Leading
Sector adalah sektor industri pengolahan karena sektor tersebut merupakan sektor
terbesar dalam keterkaitan dan multiplier. Dalam hal ini sebagian besar output
sektor pertanian digunakan oleh sektor industri pengolahan tersebut
Febrina (2013) melakukan penelitian mengenai analisis peranan
perkebunan dan industri minyak kelapa sawit terhadap perekonomian provinsi
Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan yaitu menggunakan analisis input
output. Dalam penelitiannya menunjukan peranan sektor perkebunan kelapa sawit
dalam perekonomian Kalimantan Selatan relatif besar. Hal ini dapat dilihat dari
struktur permintaan antara dan permintaan akhir dimana permintaan antara lebih
besar dibandingkan permintaan akhirnya karena komoditi perkebunan kelapa
sawit tidak dapat dikonsumsi langsung. Sektor perkebunan kelapa sawit memiliki
nilai keterkaitan langsung ke depan lebih besar dibandingkan dengan nilai
keterkaitan langsung ke belakangnya, baik dalam analisis keterkaitan langsung
maupun keterkaitan langsung dan tidak langsung. Sektor perkebunan kelapa sawit
dan sektor industri minyak makan memiliki dampak yang relatif besar terhadap
output maupun pendapatan di sektor-sektor perekonomian Provinsi Kalimantan
Selatan. Sektor kunci dalam pembangunan perekonomian Provinsi Kalimantan
Selatan adalah sektor industri makanan dan minuman serta tembakau, sektor
industri minyak makan, sektor industri pengolahan lainnya, sektor listrik dan air
minum serta sektor bangunan/konstruksi.
13
Kerangka Pemikiran
Perekonomian Kabupaten Sintang terdiri dari banyak sektor dan beberapa
diantaranya memiliki kontribusi yang besar, seperti sektor pertanian, sektor
industri, sektor pertambangan dan sektor lainnya. Pembangunan ekonomi tidak
dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi atau terdapat keterkaitan yang saling
mempengaruhi. Keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dimana pembangunan
ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi
mendorong pembangunan ekonomi. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti salah
satu sektor yang memiliki kontribusi besar untuk perekonomian Kabupaten
Sintang, yaitu sektor pertanian. Pengembangan sektor pertanian dalam
perekonomian Kabupaten Sintang memiliki dampak positif khususnya pada
penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan
ekonomi.
Metode analisis input-output digunakan untuk menganalisis mengenai
keterkaitan dan dampak dari sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten
Sintang. Analisis input-output dapat digunakan juga untuk menganalisis peran
sektor pertanian terhadap pembentukan konsumsi pemerintah dan rumah tangga,
permintaan dan penawaran, investasi, serta nilai tambah bruto Kabupaten Sintang.
Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis dampak penyebaran,
analisis keterkaitan, analisis sektor prioritas dan analisis multiplier.
14
Gambar 4 Alur kerangka pemikiran
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) Pusat serta instansi lain yang
berhubungan dengan penelitian ini. Data yang digunakan adalah data Tabel Input-
Sektor Pertanian dan Subsektor
pendukungnya di Kabupaten Sintang
Perekonomian Kabupaten Sintang
Analisis Input-Output
Tabel Input-output Kabupten Sintang Tahun
2010
Analisis
Keterkaitan
Analisis Dampak
Penyebaran
Analisis Multiplier
Peran sektor pertanian dan subsektor
pendukungnya terhadap Perekonomian
Kabupaten Sintang
Sektor Prioritas
15
Output Kabupaten Sintang 2010 dengan klasifikasi 50 sektor serta 16 sektor dan 9
sektor yang diagregasikan. Klasifikasi 16 sektor merupakan perhitungan dalam
menentukan sektor prioritas dengan memakai Total Rank Multiplier yang
dikarenakan keterbatasan data. Selain itu digunakan pula data PDRB Kabupaten
Sintang dan data-data pendukung lainnya. Referensi studi pustaka diperoleh dari
buku panduan, jurnal, artikel, internet, skripsi, tesis serta sumber-sumber lainnya.
Data tersebut diolah dengan Input-Output Analysis for Practitioners (IOAP)
Complementary Version 1.0.1 dan Microsoft Excel 2010.
Metode Analisis
Alat analisis yang digunakan untuk meneliti peranan sektor pertanian
sterhadap perekonomian Kabupaten Sintang adalah model Input-Output. Tabel
input-output yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel transaksi domestik
atas dasar harga produsen mencakup barang dan jasa produksi dalam negeri dan
dinilai atas dasar harga produsen. Metode Input-Output digunakan untuk melihat
peran sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Sintang dengan melihat
dari analisis keterkaitan, dampak penyebaran, analisis multiplier serta analisis
sektor prioritas.
Analisis Keterkaitan
Analisis keterkaitan digunakan untuk melihat keterkaitan antara satu
sektor dengan sektor yang lainnya. Keterkaitan terdiri atas keterkaitan langsung
ke depan, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, keterkaitan langsung
ke belakang, dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang.
1. Keterkaitan Langsung ke Depan
Menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang
menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit
kenaikan permintaan total. Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut:
FLi =
n
j
ija1
Keterangan:
FL = forward linkage
aij = unsur matriks koefisien teknis
2. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan
Menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang
menggunakan output bagi sektor tersebut serta memasukan upah dan
konsumsi rumah tangga secara langsung maupun tidak langsung per unit
kenaikan permintaan total. Rumus untuk mencari keterkaitan ini ialah sebagai
berikut.
F(d+i)i =
n
j
ijg1
*
16
Keterangan:
F(d+i)i = forward direct and indirect linkages
g*ij = unsur matriks kebalikan Leontief model tertutup
3. Keterkaitan Langsung ke Belakang
Menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang
menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit
kenaikan permintaan total. Dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
BLi =
n
j
ija1
Keterangan:
BL = backward linkage
aij = unsur matriks koefisien teknis
4. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang
menunjukkan akibat dari suatu sektor yang diteliti terhadap sektor-sektor yang
menyediakan input antara serta memasukan upah dan konsumsi rumah tangga
bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit
kenaikan permintaan total. Rumus untuk keterkaitan ini ialah sebagai berikut:
B(d+i)i =
n
j
ijg1
*
Keterangan:
B(d+i)i = backward direct and indirect linkages
g*ij = unsur matriks kebalikan Leontief model tertutup
Analisis Dampak Penyebaran
Analisis dampak penyebaran terbagi menjadi dua, yaitu kepekaan
penyebaran dan koefisien penyebaran.
1. Koefisien Penyebaran
Distribusi manfaat dari suatu pengembangan suatu sektor terhadap
perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input
dapat diketahui melalui konsep ini. Sering juga diartikan sebagai kemampuan
suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya. Sektor j
dikatakan mempunyai kaitan ke belakang yang tinggi apabila Pdj nilainya
lebih besar dari 1, begitupun sebaliknya. Rumus yang digunakan untuk
mencari nilai koefisien penyebaran adalah
Pdj =
n
i
n
j
ij
n
i
ij
g
gn
1 1
1
*
*
17
Keterangan:
Pdj = koefisien penyebaran sektor j
g*ij = unsur matriks kebalikan Leontief tertutup
2. Kepekaan Penyebaran
Digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor
sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering juga
diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan
produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor ini. Sektor i
dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi apabila nilai Sdi lebih
besar dari 1, sebaliknya jika Sdi lebih kecil dari 1. Rumus yang digunakan
ialah:
Sdi =
n
i
n
j
ij
n
i
ij
g
gn
1 1
1
*
*
Keterangan:
Sdi = kepekaan penyebaran sektor i
αij = unsur matriks kebalikan Leontief tertutup
Analisis Pengganda
Menurut West dan Jensen (1980) dalam Daryanto dan Hafizrianda (2010),
kategori dampak berganda dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut:
1. Dampak awal
2. Dampak imbasan kegiatan produksi yang terdiri atas, pengaruh putaran
pertama dan pengaruh putaran kedua atau pengaruh dukungan industri
3. Dampak imbasan konsumsi.
Selain ketiga kategori diatas terdapat kategori lainnya yang disebut dampak
luberan. Selengkapnya akan disajikan dalam tabel 3
Tabel 3 Rumus multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja menurut
tipe dampak Tipe Dampak Output Pendapatan Tenaga Kerja
Efek awal 1 pi ei
Efek putaran
pertama ija ija pi ija ei
Efek dukungan
industri ijij ag 1 iijiiij pappg
iijiiij eaeeg
Efek induksi
konsumsi )*( ijij gg )*( iijiij pgpg )*( iijiij egeg
Efek total ijg * ijg * pi ijg * ei
Efek lanjutan 1*ijg iiij ppg * iiij eeg *
Sumber: Daryanto dan Hafizrianda, 2010
18
Keterangan :
ij : Koefisien Output
pi : Koefisien Pendapatan
ei : Koefisien Tenaga Kerja
gij : Matrik Kebalikan Leontief Model Terbuka
g*ij : Matrik Kebalikan Leontief Model Tertutup
Analisis Sektor Prioritas
Analisis ini digunakan untuk mengetahui urutan sektor mana yang menjadi
prioritas dalam pembangunan, agar alokasi dana dan sumber daya yang digunakan
menjadi lebih efisien. Dalam menentukan urutan sektor prioritas dengan
menggunakan Indeks Derajat Koefisien (IDK) dan Indeks Daya Penyebaran
(IDP) yang didapat dari hasil koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran.
Selain itu dapat juga menentukan sektor prioritas dengan mengamati
ranking dari Total Multiplier yang terdiri dari Total Multiplier Output (TOM),
Total Multiplier Income (TIM) dan Total Employment Multiplier (TEM).
Sehingga rangking terendah pada sektor tersebut yang didapat merupakan sektor
prioritas.
Definisi Operasional Data
1. Pertanian
Pertanian yaitu dimana memproduksi dan menyediakan bahan baku yang akan
digunakan oleh sektor lain sebagai input menjadi bahan setengah jadi atau
barang jadi.
2. Output
Output merupakan nilai produksi barang dan jasa (penerimaan penjualan)
yang dihasilkan oleh seluruh se.ktor ekonomi pada suatu negara/wilayah.
3. Input antara
Input antara merupakan mencakup penggunaan berbagai barang dan jasa oleh
suatu sektor dalam kegiatan produksi. Dalam model Input-Output,
penggunaan input antara diterjemahkan sebagai keterkaitan antarsektor dan
dinotasikan dengan Zij yang dapat dibaca untuk menghasilkan produksi sektor
j dibutuhkan input antara yang berasal dari sektor i sebanyak Zij.
4. Transaksi antara
Transaksi antara merupakan terjadinya suatu transaksi antar sektor yang
berperan sebagai produsen dengan sektor yang berperan sebagai konsumen.
Dalam tabel I-O, sektor produksi ditunjukan pada tiap barisnya sedangkan
sektor konsumen ditunjukkan oleh sektor pada masing-masing kolom.
Transaksi antara hanya mencakup transaksi barang dan jasa yang ada
hubungannya dengan proses produksi.
5. Input primer
Input primer merupakan balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi
yang terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal dan kewiraswastaan. Komponen
input primer terdiri dari:
19
a. Upah dan Gaji
Semua balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja terlibat dalam proses
produksi, baik berupa uang maupun barang dan jasa.
b. Surplus Usaha
Surplus usaha merupakan selisih dari nilai tambah bruto dengan upah,
penyusutan dan pajak tak langsung neto. Surplus usaha juga didefinisikan
sebagai balas jasa atas kepemilikan modal.
c. Penyusutan
Penyusutan merupakan nilai dari penurunan nilai barang modal tetap yang
dipakai dalam proses produksi.
d. Pajak Tak Langsung Neto
Merupakan selisih dari pajak tak langsung dengan subsidi. Komponen dari
pajak tak langsung terdiri dari pajak impor, pajak ekspor, bea masuk, pajak
pertambahan nilai, cukai dan sebagainya.
6. Permintaan Akhir
Permintaan akhir adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang digunakan
untuk kegiatan konsumsi bukan digunakan dalam proses produksi.
Komponennya terdiri dari pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan
ekspor.
a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran yang
dilakukan oleh rumah tangga untuk semua pembelian barang dan jasa
dikurangi dengan penjualan netto barang bekas. Pengeluaran konsumsi
rumah tangga juga mencakup pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga
swasta yang tidak mencari untung, seperti lembaga sosial.
b. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Komponen dari pengeluaran konsumsi pemerintah adalah semua
pengeluaran barang dan jasa untuk kegiatan administrasi pemerintah dan
pertahanan, baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
c. Pembentukan Modal Tetap
Pembentukan modal tetap terdiri dari pengadaan, pembuatan atau
pembelian barang-barang modal baru baik dalam negeri maupun impor,
termasuk barang bekas dari luar negeri. Dalam tabel I-O, komponen
pembentukan barang modal hanya menggambarkan komposisi barang
modal yang dihasilkan oleh sektor produksi.
d. Perubahan Stok
Perubahan stok adalah selisih antara nilai stok barang pada akhir tahun
dengan nilai stok pada awal tahun. Stok biasanya diatur oleh produsen dan
merupakan hasil produksi yang belum dijual ke konsumen.
e. Ekspor dan Impor
Transaksi barang dan jasa antar penduduk dalam suatu negara maupun
antar penduduk negara lain merupakan suatu aktivitas dari ekspor dan
impor. Beberapa transaksinya terdiri dari, pembelian langsung di dalam
negeri oleh penduduk negara lain dan pembelian langsung diluar negeri
oleh penduduk suatu negara.
20
GAMBARAN UMUM
Letak Astronomis dan Keadaan Geografis
Kabupaten Sintang terletak di bagian timur Provinsi Kalimantan Barat
atau berada di antara 1 05‟ Lintang Utara serta 0 46‟ Lintang Selatan dan 110 50‟
Bujur Timur serta 113 20‟ Bujur Timur. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa wilayah Kabupaten Sintang dilalui oleh garis Khatuliswa. Batas wilayah
administartif Kabupaten Sintang yaitu :
Utara :
Serawak (Malaysia Bagian Timur) dan Kabupaten Hulu;
Selatan :
Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Ketapang;
Timur :
Provinsi Kalimantan Selatan Tengah, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten
Kapuas Hulu;
Barat :
Kabupaten Sanggau, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Sekadau.
Gambar 5 Peta Kabupaten Sintang
Kabupaten Sintang merupakan Kabupaten yang memilki luas wilayah
ketiga terbesar di Provinsi Kalimantan Barat setelah Kabupaten Ketapang dan
Kabupaten Kapuas Hulu. Luas wilayah Kabupaten Sintang yaitu 21 635 km2
dengan wilayah terluas terdapat di Kecamatan Ambalau yaitu 6 386. 40 km2
atau
29.52 %, sedangkan Kecamatan Sintang merupakan kecamatan yang terkecil luas
wilayahnya yaitu 277.05 km2 atau 1.28 %. Dari luas tersebut, sebagian besar
wilayah Kabupaten Sintang merupakan wilayah perbukitan dengan luas sekitar 13
573.75 km2 atau 62.74 %.
21
Dilihat dari tekstur tanahnya, sebagaian besar daerah Kabupaten Sintang
terdiri dari tanah latasol meliputi areal seluas 1.02 juta hektar atau sekitar 46,99 %
dari luas daerah yaitu 2.16 juta, selanjutnya tanah podsolit sekitar 0.93 juta hektar
atau 42.89 % yang terhampar hampir di seluruh kecamatan. Sedangkan jenis tanah
yang paling sedikit ditemui di Kabupaten Sintang yaitu jenis tanah organosol
hanya sekitar 0.05 juta hektar atau sebesar 2.08 %
Kabupaten Sintang dikenal sebagai daerah penghujan dengan intensitas
yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan Kabupaten Sintang sebgaian besar
wilayahnya merupakan perbukitan yaitu sebesar 53.50 %. Sepanjang tahun 2012,
rata-rata curah hujan di Kabupaten Sintang sebesar 249.42 milimeter per bulan
dengan rata-rata hari hujan sebanyak 17 hari per bulan. Menurut Stasiun
Meteorogi Susilo Sintang, intensitas curah hujan yang cukup tinggi ini, terutama
dipengaruhi oleh keadaan daerah yang berhutan tropis dan disertai dengan
kelembaban udara yang cukup tinggi.
Penduduk Kabupaten Sintang merupakan multi etnis dengan mayoritas
suku Dayak dan Melayu yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia.
Kabupaten Sintang memiliki jumlah berpenduduk kurang lebih 500 000 jiwa
dengan kepadatan 16 jiwa/km. Kabupaten Sintang merupakan salah satu Daerah
Tingkat II di Kalimantan Barat beribukota di Kota Sintang. Mata pencaharian
utama penduduknya adalah petani Sawit dan Karet. Sebagian besar wilayah
Sintang merupakan daerah perbukitan dengan luas sekitar 22.392 km2 atau sekitar
69,37% dari luas Kabupaten Sintang.
Kondisi Tenaga Kerja di Kabupaten Sintang
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi terpenting dalam
perekonomian suatu wilayah. Indonesia yang merupakan negara berkembang
memiliki jumlah penduduk yang besar sehingga berhubungan positif dengan
jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya
bahwa Indonesia merupakan negara yang penyerapan tenaga kerja tertingginya
berada di sektor pertanian. Hal tersebut dikarenakan sektor pertanian tidak
memerlukan keterampilan atau pendidikan minimun dibandingkan sektor lainnya.
Kabupaten Sintang merupakan daerah yang didominasi oleh sektor
pertanian dalam sumbangan terhadap PDRB dan penyerapan tenaga kerjanya.
Pada tahun 2012 penduduk yang bekerja di Kabupaten Sintang didominasi oleh
pria dengan jumlah sebesar 11 1829 orang atau 56 % dari total seluruh tenaga
kerja. Gambar 6 terlihat bahwa dari 198 331 orang di Kabupaten Sintang, 73 %
diantaranya terserap di sektor pertanian. Sektor terendah dalam penyerapan tenaga
kerjanya yaitu sektor listrik, gas dan air yang hampir sebesar 0 %.
22
Sumber : Kemenstrans, 2014 (diolah)
Gambar 6 Persentase tenaga kerja di Kabupaten Sintang
menurut lapangan usaha Tahun 2012
Persentase tingkat pengangguran Kabupaten Sintang relatif rendah. Pada
Gambar 7 menjelaskan dari tahun 2006 hingga tahun 2012 terlihat terjadinya
penurunan tingkat pengangguran yang cukup signifikan. Tingkat pengagguran
tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 7.03 % dan terendah adalah tahun 2012
dengan sebesar 2.09 %. Hal tersebut membuktikan penyerapan tenaga kerja di
Kabupaten Sintang meningkat setiap tahunnya. Walaupun demikian, masih
ditemukan jumlah penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam (setengah
pengangguran) di Kabupaten Sintang yaitu sebesar 60.26 % (BPS Kabupaten
Sintang 2012).
Sumber : BPS Kabuapten Sintang, 2013
Gambar 7 Persentase tingkat pengangguran di Kabupaten Sintang
73%
10.66%
0.09% 0%
2.09% 7.82%
0.95% 0.19% 4.15% Pertanian
Pertambangan
Industri
LGA
Bangunan
PHR
Angkut & Kom
Keuangan
Jasa-jasa
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
%
Tahun
TingkatPengangguran(%)
23
Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sintang termasuk
kategori menengah atas dimana setiap tahunnya memiliki nilai di antara 66 %
hingga 80 %. Nilai IPM Kabupaten Sintang dari tahun 2010 hingga 2012
mengalami peningkatan, yaitu masing-masing sebesar 68.31 % pada tahun 2010,
kemudian 68.77 % pada tahun 2011 dan 69.32 % pada tahun 2012 (RPJMD
Kalimantan Barat 2013).
Jika dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat pada Tabel 4, sebagian
besar merupakan tamatan SD dimana sebesar 65.03 % dan terkecil adalah sebesar
1.75 % dengan tamatan perguruan tinggi. Mayoritas penduduk Kabupaten Sintang
bermatapencaharian sebagai petani kebun. Kondisi tersebut menunjukkan masih
rendahnya kualitas Sumber Daya Masyarakat di Kabupaten Sintang. Penyerapan
tenaga kerja terbesar di Kabupaten Sintang berada di perdesaan sebesar 84.78 %
dan di perkotaan 15.22 % (Sakernas 2012).
Tabel 4 Persentase penduduk bekerja menurut kelompok umur dan tingkat
pendidikan di Kabupaten Sintang, agustus 2012
Kelompok
Umur
Tingkat Pendidikan
Jumlah <= SD SLTP SLTA >SLTA
15-24 39.33 38.24 22.03 0.40 100.00
25-34 61.62 23.56 11.66 3.16 100.00
35-44 70.45 16.74 11.87 0.94 100.00
45-54 19.01 10.62 8.16 2.21 100.00
55+ 94.82 1.72 2.13 1.33 100.00
Jumlah 65.03 20.87 12.35 1.75 100.00
Sumber : Sakernas, 2012
Kondisi Perekonomian di Kabupaten Sintang
Pertumbuhan ekonomi regional merupakan salah satu tolok ukur
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Perkembangan perekonomian
Kabupaten Sintang yang digambarkan dengan PDRB baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan untuk periode 2009 sampai dengan 2012
menurut lapangan usaha (sektor perekonomian) pada Tabel 5 berikut.
24
Tabel 5 Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga berlaku
di Kabupaten Sintang menurut tahun 2009-2012 (juta rupiah)
No
Sektor
PDRB
2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 1404756.23 1529984.76 1666883.06 1765195.5
0
2 Pertambangan dan
Penggalian
119487.69 135054.09 152495.83 174814.59
3 Industri Pengolahan 333798.47 369559.73 408438.57 472592.45
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 12082.70 13470.40 15155.08 16498.58
5 Bangunan 233525.73 273679.57 323505.40 399436.47
6 Perdagangan, Hotel dan
Restaurant
844435.93 977404.38 1131654.17 1314558.5
1
7 Pengangkutan dan
Komunikasi
112855.85 132158.76 153872.57 183661.26
8 Keuangan, Persewaan, dan
Jasa Perusahaan
110549.34 126348.37 144976.03 169388.07
9 Jasa-Jasa 311609.27 356915.46 411032.94 471488.13
PDRB 3483101.21 3914575.51 4408013.64 4967633.56
Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013
Tabel 5 menjelaskan bahwa telah terjadi kenaikan PDRB atas dasar harga
berlaku dengan rata-rata sebesar 12.57 % dari tahun 2009 hingga tahun 2012.
Sementara itu pada Tabel 6 PDRB Kabupaten Sintang tahun 2009-2012 atas
dasar harga konstan telah meningkat dengan rata-rata sebesar 5.49 %. Dari tabel
dapat dilihat bahwa sektor yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
PDRB ialah sektor pertanian kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan
restaurant serta industri pengolahan yang terus menunjukkan tren peningkatan
positif dari tahun ke tahunnya. Peningkatan ini merupakan pertumbuhan
perekonomian secara riil dimana pengaruh inflasi sudah dihilangkan.
Tabel 6 Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga konstan
2000 di Kabupaten Sintang menurut tahun 2009-2012 (juta rupiah)
No
Sektor
PDRB
2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 771143.48 798441.51 825880.01 854130.85
2 Pertambangan dan Penggalian 63471.64 66669.88 70073.21 74270.16
3 Industri Pengolahan 199019.31 205166.85 213217.97 223730.07
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5529.84 5722.26 5999.99 6353.08
5 Bangunan 139270.68 150867.8 164563.78 183066.37
6 Perdagangan, Hotel dan
Restaurant
463733.13 494492.05 528454.07 565766.11
7 Pengangkutan dan Komunikasi 62961.86 68721.36 75135.33 82901.41
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
73571.31 78541.05 84369.26 90828.48
9 Jasa-Jasa 204380.59 217451.65 231982.59 246721.29
PDRB 1881764.67 2086074.43 2199676.2 2327767.83
Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013
25
Pada tahun 2012 PDRB per kapita Kabupaten Sintang sebesar Rp13.170
juta atau sebesar Rp1.09 juta per bulan. Jika dibandingkan dengan daerah lain
yang berada di Kalimantan Barat, PDRB per kapita Kota Pontianak berada
diurutan pertama sebesar Rp27.93 juta dan disusul Kabupaten Kubu Raya yaitu
sebesar Rp22.06 juta. Dengan demikian, jika dilihat dari PDRB per kapita, tingkat
kemakmuran Kabupaten Sintang masih relatif rendah dibandingkan dengan
Kabupaten dan Kota lain di Provinsi Kalimantan Barat (BPS Kabupaten Sintang
2012).
Kabupaten Sintang termasuk dalam kategori salah satu daerah tertinggal di
provinsi Kalimantan Barat (Kemenegpdt 2010). Proporsi penduduk miskin di
Kabupaten Sintang berdasarkan data BPS Provinsi Kalimantan Barat (2013)
berjumlah 31.6 ribu jiwa atau 8.55 % dari total jumlah penduduk Kabupaten
Sintang dengan tingkat garis kemiskinan sebesar Rp 327 ribu pada tahun 2011.
Dibandingkan dengan kabupaten dan kota yang lain, tingkat persentase
kemiskinan di Kabupaten Sintang berada diurutan ketujuh dari empat belas
Kabupaten dan Kota di Kalimantan Barat, atau diatas rata-rata %tase kemiskinan
Kalimantan Barat yang sebesar 8.15 %.
Kondisi Pertanian di Kabupaten Sintang
Struktur perekonomian Indonesia telah bergeser dari sektor pertanian ke
sektor industri. Walaupun demikian sektor pertanian masih meiliki peranan yang
penting dalam pembangunan ekonomi. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan
bagi masyarakat, sektor pertanian juga merupakan bahan baku bagi sektor
industri. Oleh karena itu pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan produksi
pertanian karena diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan
akan memacu pertumbuhan daerah (BPS Kabupaten Sintang 2013).
Sektor pertanian dan perkebunan merupakan sektor andalan di Kabupaten
Sintang. Sektor perkebunan memiliki komoditi unggulan yaitu terdiri dari kelapa
sawit, kakao, karet, tebu, kopi, kelapa, aren, cengkeh, pisang, durian, lada dan
Pinang. Sedangkan pada sub sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa
padi, jagung, kedelai, nanas, ubi jalar, pisang dan ubi kayu (BKPM 2014). Jika
dilihat dari besarnya volume produksi beberapa hasil pertanian yang cukup
mendominasi dihasilkan, sub sektor perkebunan seperti komoditi kelapa sawit
pada tahun 2012 menghasilkan lebih dari 50 0000 Ton atau lebih besar dari
komoditi lainnya seperti karet dan padi yang juga merupakan komoditi andalan.
Hal tersebut dapat dilihat sesuai pada Gambar 8.
26
Sumber : BPS, 2013 (diolah)
Gambar 8 Volume produksi komoditi pada sektor pertanian
di Kabupaten Sintang pada tahun 2012 (Ton)
Penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Sintang dalam empat
tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 hingga 2012 masih dipegang oleh sektor
pertanian. Bila dilihat dari pertumbuhan semua sektor terlihat sektor pertanian
yang memiliki pertumbuhan yang paling kecil dibandingkan sektor-sektor
lainnya. Pada gambar 8 terlihat pertumbuhan paling tinggi di tahun 2012 yaitu
sektor bangunan dengan nilai sebesar 11.42 % yang lalu diikuti oleh sektor
angkutan dan komunikasi yaitu sebesar 10.34 %. Sedangkan sektor pertanian
hanya memiliki pertumbuhan sebesar 3.42 %. Menurut BPS Kabupaten Sintang di
tahun sebelumnya atau dari tahun 2009 hingga tahun 2011, sektor angkutan dan
komunikasi selalu mendominasi dalam hal pertumbuhan.
Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013
Gambar 9 Pertumbuhan setiap sektor di Kabupaten Sintang (%)
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000T
on
Komoditi
sektor
0
2
4
6
8
10
12
Pe
rse
n
Tahun
PertumbuhanSektorKabupatenSintang (%)
27
Pada Gambar 2 sebelumnya telihat dari tahun ke tahun pertumbuhan
sektor pertanian selalu menurun. Lambatnya pertumbuhan Kabupaten Sintang
pada tahun 2010 juga dikarenakan salah satunya lambatnya sektor pertanian
khususnya pada kelapa sawit. Produksi sektor pertanian terutama sub sektor
tanaman bahan makanan perlu dipacu terutama pada padi sebagai penghasil beras
yang mengalami penurunan. Pada tahun 2012 produksi padi di Kabupaten Sintang
sebesar 85317 ton dan rata-rata produksi sebesar 28.61 kuintal/Ha. Apabila
dibandingkan tahun 2011, produksi padi mengalami penurunan sebesar 9.66 %.
Hal tersebut dikarenakan terjadinya penurunan luas panen dari 36566 Ha menjadi
29824 Ha atau turun sebesar 18.44 % (BPS Kabupaten Sintang 2013).
Untuk sub sektor perikanan pada tahun 2012 produksi perikanan
mengalami peningkatan sebesar 32.36 % dibandingkan tahun sebelumnya. Sub
sektor perikanan yang terbagi menjadi perairan umum menurun sebesar 0.10 %
dan subsektor perikanan yang menjadi budidaya kolam dan keramba mengalami
peningkatan sebesar 70.91 % (BPS Kabupaten Sintang 2013). Untuk sub sektor
lainnya seperti perkebunan, pertenakan dan kehutanan juga mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Kabupaten Sintang
Berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Sintang Tahun 2010
dihasilkan gambaran umum mengenai struktur perekonomian wilayah Kabupaten
Sintang Tahun 2010. Penjelasan mengenai struktur perekonomian Kabupaten
Kabupaten Sintang tersebut meliputi struktur permintaan, struktur konsumsi
rumah tangga dan pemerintah, struktur investasi, struktur ekspor dan impor,
stuktur nilai tambah bruto (value added) serta struktur ouput sektoral..
Struktur Permintaan
Permintaan antara adalah jumlah permintaan output dari suatu sektor yang
akan digunakan sebagai input dalam proses produksi sektor lain. Permintaan akhir
merupakan permintaan output dari suatu sektor yang digunakan untuk konsumsi
langsung, mencakup barang dan jasa yang digunakan untuk kegiatan konsumsi.
Berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 klasifikasi 50
sektor memiliki permintaan antara sebesar Rp2.19 triliun dan permintaan akhir
sebesar Rp4.77 triliun.
Berdasarkan Lampiran 2 menunjukkan bahwa sektor yang memiliki nilai
permintaan antara tertinggi adalah sektor pertanian sebesar Rp871 miliar atau
sekitar 39.85 % dari total permintaan antara Kabupaten Sintang. Sektor
perdagangan, hotel dan restaurant menempati urutan kedua dengan kontribusi
sebesar Rp532 miliar atau sekitar 24.34 % dari total permintaan antara Kabupaten
Sintang. Urutan ketiga ditempati oleh sektor industri pengolahan dengan
kontribusi sebesar Rp192 miliar atau sekitar 8.76 % dari total permintaan antara
Kabupaten Sintang.
Pembentukan permintaan akhir Kabupaten Sintang dapat terlihat dalam
Lampiran 2 dengan sektor pertanian menempati urutan pertama dengan nilai
28
sebesar Rp1.22 triliun atau sekitar 25.66 % dari total permintaan akhir Kabupaten
Sintang. Urutan kedua ditempati oleh sektor industri pengolahan dengan nilai
sebesar Rp1.22 triliun atau sebesar 25.50 % dari total permintaan akhir Kabupaten
Sintang. Sementara sektor perdagangan, hotel dan restaurant menempati urutan
ketiga dengan nilai sebesar Rp1.09 triliun atau sebesar 22.81 % dari total
permintaan akhir Kabupaten Sintang.
Beberapa sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan
total permintaan Kabupaten Sintang adalah sektor pertanian dengan nilai sebesar
Rp2.09 triliun atau sekitar 30.13 %, sektor perdagangan, hotel dan restaurant
dengan nilai sebesar Rp1.62 triliun atau sebesar 23.29 %, dan sektor industri
pengolahan dengan nilai sebesar Rp1.41 triliun atau sekitar 20.24 % dari total
permintaan Kabupaten Sintang. Pada Lampiran 2 terlihat bahwa sektor pertanian
terdiri dari 17 subsektor pendukung, yaitu subsektor padi, jagung, tanaman umbi-
umbian, sayuran dan buah-buahan, tanaman bahan makanan lainnya, karet lateks,
kelapa, kelapa sawit, kopi, lada, tanaman perkebunan lainnya, unggas dan
hasilnya, pertenakan lainnya, kayu, hasil hutan lainnya, perikanan budidaya serta
perikanan laut dan perairan umum. Dari seluruh subsektor tersebut, subsektor
kelapa sawit merupakan subsektor yang memberikan kontribusi tertingi dalam
pembentukan total permintaan sektor pertanian Kabupaten Sintang, yaitu sebesar
Rp682 miliar atau sekitar 9.81 % dari total permintaan Kabupaten Sintang.
Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah Jumlah konsumsi rumah tangga menurut Tabel Input-Output Kabupaten
Sintang tahun 2010 adalah sebesar Rp1.95 triliun. Pada Lampiran 3 di bawah ini
menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restaurant memiliki nilai
konsumsi rumah tangga tertinggi yaitu sebesar Rp858 miliar atau sekitar 44.04 %
dari total konsumsi rumah tangga. Sedangkan urutan kedua ditempati oleh sektor
pertanian dengan nilai sebesar Rp623 miliar atau sekitar 31.98 % dari total
konsumsi rumah tangga. Sektor industri pengolahan menempati urutan berikutnya
dengan nilai sebesar Rp308 miliar atau sekitar 15.84 % dari total konsumsi rumah
tangga Kabupaten Sintang.
Kontribusi dari 17 subsektor pembentuk sektor pertanian dengan
kontribusi terbesar yaitu, subsektor unggas dan hasilnya dengan nilai sebesar
Rp169 miliar atau sekitar 8.71 % dari total konsumsi rumah tangga. Subsektor
sayuran dan buah-buahan berada di urutan kedua dengan memberikan kontribusi
dengan nilai sebesar Rp163 miliar atau sekitar 8.38 % dari total konsumsi rumah
tangga. Urutan ketiga ditempati subsektor pertenakan lainnya dengan nilai sebesar
Rp119 miliar atau sekitar 6.13 % dari total konsumsi rumah tangga Kabupaten
Sintang.
Berdasarkan Lampiran 3, jumlah total konsumsi pemerintah adalah
sebesar Rp823.98 miliar dialokasikan pada sektor jasa. Sektor jasa memiliki
jumlah alokasi terbesar dalam konsumsi pemerintah dengan nilai sebesar Rp493
miliar atau sekitar 100 % dari total konsumsi pemerintah Kabupaten Sintang.
Struktur Investasi Jumlah investasi merupakan penjumlahan antara pembentukan modal tetap
dengan perubahan stok. Dilihat dari Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun
2010, nilai struktur investasinya adalah sebesar Rp1.03 triliun dengan nilai
29
pembentukan modal tetapnya Rp1.02 triliun dan nilai perubahan stoknya sebesar
Rp3.5 miliar.
Lampiran 4 menunjukkan bahwa struktur investasi Kabupaten Sintang
terpusat pada sektor bangunan dengan nilai investasi sebesar Rp573 miliar atau
sekitar 55.94 % dari total nilai investasi seluruh sektor perekonomian Kabupaten
Sintang. Urutan kedua ditempati oleh sektor industri pengolahan dengan nilai
investasi sebesar Rp223 miliar atau 21.72 % yang kemudian disusul oleh sektor
perdagangan, hotel dan restaurant dengan nilai Rp206 miliar atau sebesar 20.08 %
dari total keseluruhan nilai investasi. Sementara itu untuk sektor pertanian sendiri
memiliki nilai investasi yang relatif rendah yaitu sebesar Rp8.23 miliar atau dapat
dikatakan hanya mampu berkontribusi sebesar 0.8 % dari total nilai investasi
seluruh sektor yang ada dengan nilai nol pada pembentukan modal tetap. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian kurang mendapatkan investasi
baik dalam pengembangan lahan maupun produkstivitas.
Struktur Ekspor dan Impor
Berdasarkan Lampiran 5 menunjukan jumlah net ekspor Kabupaten
Sintang tahun 2010 adalah sebesar Rp686.07 miliar. Dari nilai tersebut dapat
menandakan terjadinya surplus perdagangan dalam perekonomian Kabupaten
Sintang tahun 2010. Sektor industri pengolahan memiliki kontribusi terbesar
terhadap jumlah surplus perdagangan Kabupaten Sintang dengan nilai sebesar
Rp587.88 miliar atau sekitar 85.68 % dari total surplus perdagangan. Sedangkan
sektor pertanian berada di urutan kedua dalam kontribusi terhadap surplus
perdagangan dengan sebesar Rp406.23 miliar atau sebesar 59.21 % dari total
surplus perdagangan.
Lampiran 5 juga menunjukkan bahwa dalam subsektor pembentuk sektor
pertanian, subsektor karet lateks memiliki kontribusi terbesar terhadap total
surplus perdagangan Kabupaten Sintang dengan nilai sebesar Rp280.90 miliar
atau sekitar 40.96 %. Urutan berikutnya yang memiliki kontribusi terbesar
terhadap total surplus perdagangan adalah subsektor kelapa sawit sebesar
Rp159.68 miliar atau sekitar 23,27 % dari total surplus perdagangan Kabupaten
Sintang.
Struktur Nilai Tambah Bruto Nilai tambah bruto menurut tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun
2010 tersusun dari lima komponen, yaitu upah dan gaji, surplus usaha,
penyusutan, pajak tak langsung, dan subsidi. Jumlah nilai tambah bruto
berdasarkan Lampiran 6 adalah sebesar Rp4.16 triliun. Diantara lima komponen
penyusun nilai tambah bruto, surplus usaha berkontribusi terbesar dengan nilai
sebesar Rp2.58 triliun atau sekitar 62.13 % dari total penyusun nilai tambah bruto.
Kontribusi terbesar kedua ditempati oleh upah dan gaji dengan nilai sebesar
Rp1.38 triliun atau sekitar 33.17 %. Urutan berikutnya ditempati oleh penyusutan
dan pajak tidak langsung dengan nilai masing-masing Rp163 miliar dan Rp63
miliar atau sekitar 3.92 % dan 1.52 % dari total penyusun nilai tambah bruto.
Dapat terlihat pada Lampiran 6 bahwa sektor yang memiliki kontribusi terbesar
dalam penyusun nilai tambah bruto adalah sektor pertanian dengan nilai sebesar
Rp1.59 triliun atau sekitar 38.35 % dari total penyusun nilai tambah bruto. Sektor
urutan berikutnya yang memiliki kontribusi terbesar adalah sektor perdagangan,
30
hotel dan restaurant serta sektor jasa dengan nilai sebesar Rp1.04 triliun dan
Rp400 miliar atau sekitar 25.04 % dan 9.14 % dari total penyusun nilai tambah
bruto.
Dari 17 subsektor pembentuk sektor pertanian, subsektor kelapa sawit
memiliki kontribusi terbesar terhadap nilai tambah bruto dengan nilai sebesar
Rp470 miliar atau sekitar 11.32 % dan kemudian disusul oleh subsektor karet
lateks dengan nilai sebesar Rp300 miliar atau sekitar 7.24 %, serta subsektor padi
dengan nilai sebesar Rp226 miliar atau sekitar 5.44 % dari total nilai tambah bruto
Kabupaten Sintang.
Struktur Output Sektoral Nilai output sektoral Kabupaten Sintang tahun 2010 berdasarkan tabel
Input-Output adalah sebesar Rp6.96 triliun, nilai output tersebut merupakan nilai
produksi barang dan jasa sektor-sektor perekonomian Kabupaten Sintang tahun
2010. Berdasarkan Lampiran 7 terlihat bahwa nilai output sektoral terbesar adalah
sektor pertanian dengan nilai sebesar Rp2.09 triliun atau sekitar 30.08 %,
kemudian disusul sektor perdagangan, hotel dan restaurant dengan nilai sebesar
Rp1.62 triliun atau sekitar 23.27 %. Urutan ketiga ditempati oleh sektor industri
pengolahan dengan nilai sebesar Rp1.41 triliun atau sekitar 20.31 % dari total
output sektoral Kabupaten Sintang.
Analisis Keterkaitan
Keterkaitan ke Depan (Forward Lingkages)
Keterkaitan ke depan terbagi menjadi dua, yaitu keterkaitan langsung ke
depan dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan. Nilai keterkaitan
langsung ke depan menunjukkan apabila terjadi peningkatan permintaan akhir
sebesar satu satuan, maka output suatu sektor yang dialokasikan secara langsung
ke sektor tersebut dan juga sektor-sektor lainnya akan meningkat sebesar nilai
keterkaitannya. Nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan
menunjukkan bahwa sektor tersebut memiliki keterkaitan baik langsung maupun
tidak langsung ke depan terhadap sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri.
. Pada Tabel 7 dapat dilihat dari keterkaitan output langsung ke depan,
sektor yang memiliki nilai keterkaitan terbesar adalah sektor pertanian, yaitu
sebesar 0.12509. Nilai keterkaitan pada sektor pertanian tersebut memiliki arti
bahwa apabila terjadi peningkatan pada permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka
output sektor pertanian yang langsung dijual atau dialokasikan ke sektor lainnya
termasuk sektor pertanian itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar Rp125
090. Untuk keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke depan yang
memiliki nilai tertinggi yaitu tetap sektor pertanian dengan nilai sebesar 3.93790,
artinya jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka output
sektor pertanian yang dijual atau dialokasikan baik secara langsung maupun tidak
langsung ke sektor lain termasuk sektor pertanian sendiri akan meningkat sebesar
Rp3 937 900.
31
Tabel 7 Keterkaitan output kedepan sektor-sektor perekonomian
di Kabupaten Sintang Tahun 2010 (agregasi 9 Sektor)
Sektor
Keterkaitan ke Depan
Langsung Langsung dan
Tidak Langsung
Pertanian 0.12509 3.93790
Perambangan dan Penggalian 0.02033 1.33145
Industri Pengolahan 0.02757 2.17221
Listrik dan Air Minum 0.00507 1.14391
Bangunan 0.01839 1.30927
Perdagangan 0.07651 4.34752
Pariwisata 0.02168 1.72186
Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 0.01869 1.41953
Jasa-Jasa 0.00084 1.05506
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Nilai keterkaitan output ke depan pada subsektor pertanian dapat dilihat
pada Tabel 8. Subsektor kelapa sawit merupakan satu-satunya subsektor pertanian
yang memiliki nlai terbesar keterkaitan langsung ke depan dibandingkan sektor
pertanian lainnya yaitu sebesar 0.06023, yang berarti jika terjadi peningkatan pada
permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka output subsektor kelapa sawit yang
dijual atau dialokasikan secara langsung maupun tidak langsung pada sektor
lainnya termasuk sektor itu sendiri akan meningkat sebesar Rp60 230. Sementara
itu untuk nilai keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke depan tertinggi
adalah subsektor padi sebesar 4.46310. Nilai keterkaitan output langsung maupun
tidak langsung ke depan dari sektor tersebut berarti bahwa jika terjadi peningkatan
akhir sebesar Rp1 juta, maka output subsektor padi yang dijual atau dialokasikan
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap sektor lainnya termasuk
sektor itu sendiri akan meningkat sebesar Rp4 463 100.
32
Tabel 8 Keterkaitan output ke depan subsektor pertanian di Kabupaten Sintang
tahun 2010 (agregasi 50 sektor)
Sektor
Keterkaitan ke Depan
Langsung Langsung dan
Tidak Langsung
Padi 0.03789 4.46310
Jagung 0.00011 1.11977
Tanaman Umbi-Umbian 0.00036 1.34278
Sayuran dan Buah-Buahan 0.00249 2.70815
Tanaman Bahan Makanan Lainnya 0.00007 1.07958
Karet Lateks 0.01051 2.12118
Kelapa 0.00007 1.07646
Kelapa Sawit 0.06023 1.58354
Kopi 0.00021 1.08931
Lada 0.00062 1.27673
Tanaman Perkebunan Lainnya 0.00001 1.04903
Unggas dan Hasilnya 0.00110 2.67657
Pertenakan Lainnya 0.00152 2.26673
Kayu 0.00683 1.46043
Hasil Hutan Lainnya 0.00268 1.92199
Perikanan Budidaya 0.00018 1.28919
Perikanan Laut dan Perairan Umum 0.00001 1.12883
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Keterkaitan ke Belakang (Backward Lingkages)
Keterkaitan langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor
tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor
tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Sedangkan
keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat dari
suatu sektor yang diteliti terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara
bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit
kenaikan permintaan total. Besarnya nilai keterkaitan ke belakang menunjukkan
seberapa besar nilai input yang dibutuhkan oleh suatu sektor baik dari sektor lain
maupun sektor itu sendiri jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu
satuan.
Tabel 9 menunjukkan bahwa di antara sektor-sektor perekonomian
Kabupaten Sintang sektor yang paling tinggi nilai keterkaitan langsung ke
belakang adalah sektor industri pengolahan dengan nilai sebesar 0.65749 dan
untuk keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang tetap sektor industri
pengolahan dengan nilai keterkaitannya sebesar 2.52683. Sedangkan sektor
pertanian memiliki nilai keterkaitan langsung ke belakang sebesar 0.15055, yang
artinya jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka sektor
pertanian akan secara langsung meningkatkan permintaan inputnya terhadap
sektor lainnya termasuk sektor pertanian itu sendiri sebesar Rp150 550. Untuk
keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang, sektor pertanian memiliki
nilai sebesar 1.89737, yang artinya apabila terjadi kenaikan permintaan akhir
sebesar Rp1 juta, maka sektor pertanian akan meningkatkan terhadap permintaan
33
inputnya maupun terhadap sektor lainnya baik secara langsung maupun tidak
langsung sebesar Rp1 897 370.
Tabel 9 Keterkaitan output ke belakang sektor-sektor perekonomian
di Kabupaten Sintang tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)
Sektor
Keterkaitan ke Belakang
Langsung Langsung dan
Tidak Langsung
Pertanian 0.15055 1.89737
Perambangan dan Penggalian 0.08618 1.96098
Industri Pengolahan 0.65749 2.52683
Listrik dan Air Minum 0.11929 2.00924
Bangunan 0.52470 2.55331
Perdagangan 0.25772 2.03389
Pariwisata 0.15053 1.75753
Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 0.07457 1.88077
Jasa-Jasa 0.17403 3.56962
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan Tabel 10 di bawah juga dapat kita lihat bahwa subsektor
pertanian yang memiliki nilai keterkaitan langsung ke belakang tertinggi yaitu
subsektor unggas dan hasilnya yaitu sebesar 0.30088, yang artinya jika terjadi
peningkatan permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka subsektor unggas dan
hasilnya akan secara langsung meningkatkan permintaan inputnya terhadap sektor
lainnya termasuk subsektor unggas dan hasilnya itu sendiri sebesar Rp300 880.
Sedangkan untuk nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang
subsektor pertanian tertinggi yaitu tetap subsektor unggas dan hasilnya, yaitu
sebesar 2.32936 yang artinya apabila terjadi kenaikan permintaan akhir sebesar
Rp1 juta, maka subsektor unggas dan hasilnya akan meningkatkan terhadap
permintaan inputnya maupun terhadap sektor lainnya baik secara langsung
maupun tidak langsung sebesar Rp2 329 360.
34
Tabel 10 Keterkaitan output ke belakang subsektor pertanian di
Kabupaten Sintang tahun 2010 (agregasi 50 sektor)
Sektor
Keterkaitan ke Belakang
Langsung Langsung dan
Tidak Langsung
Padi 0.10877 1.69643
Jagung 0.07250 1.51235
Tanaman Umbi-Umbian 0.08003 1.53001
Sayuran dan Buah-Buahan 0.12775 1.66606
Tanaman Bahan Makanan Lainnya 0.06461 1.62719
Karet Lateks 0.15147 2.05604
Kelapa 0.08049 1.68679
Kelapa Sawit 0.15901 1.93311
Kopi 0.10441 1.74963
Lada 0.13518 1.75476
Tanaman Perkebunan Lainnya 0.08750 1.77013
Unggas dan Hasilnya 0.30088 2.32936
Pertenakan Lainnya 0.09597 1.74114
Kayu 0.10680 1.75293
Hasil Hutan Lainnya 0.13410 1.68025
Perikanan Budidaya 0.12834 1.74050
Perikanan Laut dan Perairan Umum 0.02997 1.55774
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Analisis Penyebaran
Koefisien Penyebaran
Keofisien penyebaran menunjukkan efek relatif yang ditimbulkan oleh
keterkaitan ke belakang secara langsung dan tidak langsung antara suatu sektor
dengan semua sektor yang ada dalam suatu perekonomian. Koefisien penyebaran
merupakan efek yang ditimbulkan oleh suatu sektor karena adanya peningkatan
output suatu sektor yang bersangkutan tehadap output sektor-sektor lainnya yang
digunakan sebagai input oleh sektor-sektor tersebut baik secara langsung maupun
tidak langsung. Nilai koefisien penyebaran ini merupakan keterkaitan langsung
dan tidak langsung ke belakang yang terboboti dengan jumlah sektor kemudian
dibagi dengan total keterkaitan langsung dan tidak langsung semua sektor.
Koefisien penyebaran sering disebut sebagai daya penyebaran ke belakang.
Berdasarkan Tabel 11, sektor jasa merupakan sektor yang memiliki nilai
koefisien penyebaran paling tinggi yaitu sebesar 1.39903. Hal tersebut berarti
bahwa sektor jasa yang memiliki nilai koefisien yang lebih dari satu mampu untuk
meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya atau meningkatkan output sektor
lainnya yang digunakan sebagai input oleh sektor jasa. Sektor pertanian memiliki
nilai koefisien penyebaran kurang dari satu yaitu sebesar 0.86671. Hal ini berarti
bahwa sektor tersebut kurang mampu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor
hulunya.
35
Tabel 11 Koefisien penyebaran sektor-sektor perekonomian di
Kabupaten Sintang tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)
Sektor Koefisien Penyebaran
Pertanian 0.86671
Perambangan dan Penggalian 0.86303
Industri Pengolahan 1.20326
Listrik dan Air Minum 0.88752
Bangunan 1.18156
Perdagangan 0.94148
Pariwisata 0.82061
Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 0.83679
Jasa-Jasa 1.39903
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Pada Tabel 12 menunjukkan nilai koefisien penyebaran pada subsektor
pertanian dengan nilai tertinggi ditunjukkan oleh subsektor unggas dan hasilnya
dengan nilai sebesar 1.19165. Hal tersebut berarti bahwa subsektor unggas dan
hasilnya mampu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya atau
meningkatkan output sektor lainnya yang digunakan sebagai input oleh subsektor
unggas dan hasilnya. Untuk subsektor pertanian lainnya memiliki nilai koefisien
penyebaran kurang dari satu. Hal ini berarti bahwa susektor tersebut kurang
mampu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya.
Tabel 12 Koefisien penyebaran subsektor pertanian di Kabupaten Sintang
tahun 2010 (Agregasi 50 Sektor)
Sektor Koefisien Penyebaran
Padi 0.86937
Jagung 0.79448
Tanaman Umbi-Umbian 0.80252
Sayuran dan Buah-Buahan 0.86484
Tanaman Bahan Makanan Lainnya 0.83234
Karet Lateks 1.00955
Kelapa 0.85861
Kelapa Sawit 0.97383
Kopi 0.88694
Lada 0.89782
Tanaman Perkebunan Lainnya 0.88957
Unggas dan Hasilnya 1.19165
Pertenakan Lainnya 0.88814
Kayu 0.89587
Hasil Hutan Lainnya 0.87174
Perikanan Budidaya 0.89995
Perikanan Laut dan Perairan Umum 0.79941
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Kepekaan Penyebaran
Kepekaan penyebaran atau daya penyebaran ke depan mendorong
digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor
36
lainnya melalui mekanisme pasar output. Sering juga diartikan sebagai
kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor
lain yang memakai input dari sektor ini. Dengan kata lain kepekaan penyebaran
menunjukkan kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan sektor-
sektor yang menggunakan output dari sektor-sektor tersebut (sektor hilir).
Berdasarkan Tabel 13, sektor keuangan, perbankan, jasa perusahaan
merupakan sektor yang memiliki nilai kepekaan penyebaran tertinggi dengan nilai
1.45423. Hal ini menunjukan bahwa sektor keuangan, perbankan, jasa perusahaan
yang memiliki nilai koefisien yang lebih dari satu mampu mempengaruhi
pembentukan output sektor lain yang menggunakan input dari (sektor hilirnya)
sektor keuangan, perbankan, jasa perusahaan. Sektor pertanian memiliki nilai
kepekaan penyebaran kurang dari satu yaitu sebesar 0.98787. Hal tersebut
menunjukan bahwa sektor pertanian kurang mampu untuk mempengaruhi
pembentukan output sektor lain.
Tabel 13 Kepekaan penyebaran sektor-sektor perekonomian di
Kabupaten Sintang tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)
Sektor Kepekaan Penyebaran
Pertanian 0.98787
Perambangan dan Penggalian 1.02134
Industri Pengolahan 0.71906
Listrik dan Air Minum 1.28158
Bangunan 0.58574
Perdagangan 1.15737
Pariwisata 1.33764
Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 1.45423
Jasa-Jasa 0.45518
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan Tabel 14, sektor kopi yang merupakan salah satu subsektor
pertanian memiliki nilai kepekaan penyebaran tertinggi dengan nilai 1.51079. Hal
ini berarti bahwa subsektor kopi yang memiliki nilai koefisien yang lebih dari satu
menunjukkan bahwa sektor tersebut mampu mempengaruhi pembentukan output
sektor lain yang menggunakan input dari subsektor kopi (sektor hilirnya).
Subsektor pertanian selain padi, kelapa sawit, kopi dan kayu memiliki nilai
koefisien penyebaran kurang dari satu. Hal tersebut menunjukan bahwa subsektor
tersebut kurang mampu untuk mempengaruhi pembentukan output sektor lain.
37
Tabel 14 Kepekaan penyebaran subsektor pertanian di Kabupaten Sintang
tahun 2010 (Agregasi 50 Sektor)
Sektor Kepekaan Penyebaran
Padi 1.50814
Jagung 1.12578
Tanaman Umbi-Umbian 1.12392
Sayuran dan Buah-Buahan 1.13280
Tanaman Bahan Makanan Lainnya 1.10442
Karet Lateks 0.49710
Kelapa 1.14203
Kelapa Sawit 0.60723
Kopi 1.51079
Lada 0.82378
Tanaman Perkebunan Lainnya 1.05814
Unggas dan Hasilnya 1.10262
Pertenakan Lainnya 1.09934
Kayu 1.03857
Hasil Hutan Lainnya 1.02793
Perikanan Budidaya 1.11012
Perikanan Laut dan Perairan Umum 1.09618
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Analisis Pengganda (Multiplier)
Analisis pengganda atau analisis multiplier digunakan untuk melihat apa
yang akan terjadi terhadap variabel-variabel endogen tertentu apabila terjadi
perubahan dalam variabel-variabel eksogen, seperti variabel permintaan akhir
pada analisis Input-Output sisi permintaan dan variabel input primer pada analisis
Input-Output sisi penawaran. Ada dua jenis tipe pengganda atau multiplier yaitu
pengganda tipe I dan pengganda tipe II.
Pengganda tipe I dapat diperoleh dari pengolahan lebih lanjut matriks
kebalikan Leontif terbuka dan pengganda tipe II yang dapat diperoleh dari matriks
kebalikan Leontif tertutup. Nilai multiplier tipe I ini menunjukkan bahwa apabila
terjadi kenaikan variabel eksogen sebesar satu satuan maka variabel endogen
diseluruh sektor perekonomian akan meningkat sebesar nilai tersebut. Nilai
multiplier tipe II ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan variabel eksogen
maka variabel endogen akan meningkat, setelah adanya efek induksi dari rumah
tangga. Baik pengganda tipe I maupun tipe II merupakan hasil dari proses
mekanisme dampak yang terdiri dari efek awal (initial effect), efek putaran
pertama (first round effect), efek dukungan industri (industrial support effect), dan
efek induksi konsumsi (consumption induced effect).
Analisis Pengganda (Multiplier) Output
Berdasarkan Tabel 15 di bawah ini terdapat nilai pengganda output setiap
sektor Kabupaten Sintang. Nilai pengganda output tertinggi pada tipe I adalah
sektor industri pengolahan dengan nilai sebesar 1.82205. Sedangkan sektor
pertanian memiliki nilai pengganda outpet pada tipe I sebesar 1.20703. Hal
38
tersebut menunjukan jika terjadi peningkatan pada permintaan akhir terhadap
output sektor pertanian sebesar Rp1 juta, maka output pada seluruh sektor
perokonomian akan meningkat sebesar Rp1 207 030.
Nilai tertinggi pengganda output tipe II ditempati oleh sektor jasa dengan
nilai sebesar 2.59129. Sedangkan sektor pertanian memiliki nilai pengganda
output pada tipe II sebesar 1.60533. Nilai tersebut dapat diartikan dengan
masuknya efek konsumsi rumah tangga, jika terjadi peningkatan permintaan akhir
pada sektor pertanian sebesar Rp1 juta, maka output seluruh sektor akan
meningkat sebesar Rp1 605 330.
Tabel 15 Pengganda output sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Sintang
tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)
Sektor
Multiplier Output
Tipe I Tipe II
Pertanian 1.20703 1.60533
Perambangan dan Penggalian 1.10414 1.59851
Industri Pengolahan 1.82205 1.22868
Listrik dan Air Minum 1.15414 1.64386
Bangunan 1.69094 2.18850
Perdagangan 1.34819 1.74381
Pariwisata 1.19589 1.51994
Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 1.09867 1.54991
Jasa-Jasa 1.25698 2.59129
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan Tabel 16 di bawah ini terdapat nilai pengganda output
subsektor pembentuk sektor pertanian. Nilai pengganda output tertinggi pada tipe
I adalah subsektor pertenakan dengan nilai sebesar 1.34637. Hal ini berarti bahwa
jika terjadi peningkatan pada permintaan akhir terhadap output subsektor
pertenakan sebesar Rp1 juta, maka output pada seluruh sektor perokonomian
akan meningkat sebesar Rp1 346 370. Nilai tertinggi pengganda output tipe II
tetap ditempati oleh subsektor pertenakan dengan nilai sebesar 1.75898. Nilai
tersebut dapat diartikan dengan masuknya efek konsumsi rumah tangga, jika
terjadi peningkatan permintaan akhir pada subsektor retoran, rumah makan dan
warung sebesar Rp1 juta, maka output seluruh sektor akan meningkat sebesar Rp1
758 980.
Tabel 16 Pengganda output subsektor pertanian di Kabupaten Sintang
tahun 2010 (Agregasi 16 Sektor)
Sektor
Multiplier Output
Tipe I Tipe II
Padi dan Palawija 1.12384 1.44405
Hortikultura 1.15038 1.44911
Perkebunan 1.20750 1.65076
Pertenakan 1.34637 1.75898
Kehutanan 1.15861 1.47800
Perikanan 1.13263 1.44592
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
39
Analisis Pengganda Pendapatan (Multiplier Income) Tabel 17 dibawah ini menyajikan nilai-nilai pengganda pendapatan setiap
sektor Kabupaten Sintang. Sektor industri pengolahan memiliki nilai pengganda
pendapatan tertinggi yaitu sebesar 2.82303 pada tipe I. Sedangkan pada sektor
pertanian memiliki nilai pengganda pendapatan sebesar 1.18443 pada tipe I. Hal
ini dapat diartikan bahwa dengan adanya peningkatan permintaan akhir pada
sektor pertanian sebesar Rp1 juta, maka akan menyebabkan meningkatnya
pendapatan masyarakat disemua sektor perekonomian sebesar Rp1 184 430.
Pada tipe II sektor industri pengolahan tetap memiliki nilai pengganda
pendapatan dengan nilai 3.66137. Sedangkan pada sektor pertanian memiliki nilai
pengganda pendapatan sebesar 1.53616 pada tipe II. Hal tersebut menunjukkan
bahwa dengan memasukkan efek pengeluaran rumah tangga, jika terjadi
peningkatan permitaan akhir pada subsektor kelapa sawit sebesar Rp1 juta, maka
pendapatan di seluruh sektor perekonomian akan meningkat sebesar Rp1 536 160.
Tabel 17 Pengganda pendapatan sektor-sektor perekonomian di
Kabupaten Sintang tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)
Sektor
Multiplier Income
Tipe I Tipe II
Pertanian 1.18443 1.53616
Perambangan dan Penggalian 1.07060 1.38852
Industri Pengolahan 2.82303 3.66137
Listrik dan Air Minum 1.11902 1.45133
Bangunan 1.85258 2.40272
Perdagangan 1.37055 1.77755
Pariwisata 1.20730 1.56583
Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 1.07650 1.39619
Jasa-Jasa 1.06348 1.37930
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan Tabel 18 di bawah ini terdapat nilai pengganda pendapatan
subsektor pembentuk sektor pertanian. Nilai pengganda pendapatan tertinggi pada
tipe I adalah subsektor pertenakan dengan nilai sebesar 1.26271. Hal ini dapat
diartikan bahwa dengan adanya peningkatan permintaan akhir pada subsektor
pertenakan sebesar Rp1 juta, maka akan menyebabkan meningkatnya pendapatan
masyarakat disemua sektor perekonomian sebesar Rp1 262 710.
Nilai tertinggi pengganda pendapatan tipe II tetap ditempati oleh subsektor
pertenakan dengan nilai sebesar 1.62330. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
dengan memasukkan efek pengeluaran rumah tangga, jika terjadi peningkatan
permitaan akhir pada subsektor pertenakan sebesar Rp1 juta, maka pendapatan di
seluruh sektor perekonomian akan meningkat sebesar Rp 1 623 300.
40
Tabel 18 Pengganda pendapatan subsektor pertanian di Kabupaten Sintang
tahun 2010 (Agregasi 16 Sektor)
Sektor
Multiplier Income
Tipe I Tipe II
Padi dan Palawija 1.13016 1.45290
Hortikultura 1.15869 1.48958
Perkebunan 1.18059 1.51774
Pertenakan 1.26271 1.62330
Kehutanan 1.16266 1.49468
Perikanan 1.12861 1.45091
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Analisis Pengganda (Multiplier) Tenaga Kerja
Analisis pengganda tenaga kerja menunjukan jumlah tenaga kerja yang
diserap oleh seluruh sektor perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan output
suatu sektor sebesar satu satuan. Pada Tabel 19 penggada tenaga kerja tipe I,
sektor industri pengolahan memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 76.28037.
Sedangkan sektor pertanian memiliki nilai pengganda tenaga kerja sebesar
1.09133. Hal ini menunjukan bahwa jika terjadi peningkatan output pada sektor
pertanian sebesar satu satuan, maka sektor ini akan menciptakan lapangan kerja
bagi 1.09133 tenaga kerja untuk semua sektor perekonomian.
Pada tipe II sektor industri pengolahan tetap memiliki nilai pengganda
tenaga kerja tertinngi yaitu sebesar 96.86095. Sedangkan sektor pertanian
memiliki nilai pengganda tenaga kerja sebesar 1.25141. Nilai tersebut
menunjukan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan
pada sektor pertanian maka akan berdampak pada peningkatan lapangan kerja
sebesar 1.25141 satuan diseluruh sektor perekonomian dengan memperhitungkan
efek induksi konsumsi.
Tabel 19 Pengganda tenaga kerja sektor-sektor perekonomian di Kabupaten
Sintang tahun 2010 (Agregasi 9 Sektor)
Sektor
Multiplier Employment
Tipe I Tipe II
Pertanian 1.09133 1.25141
Perambangan dan Penggalian 1.02644 1.29422
Industri Pengolahan 76.28037 96.86095
Listrik dan Air Minum 1.34331 4.67562
Bangunan 4.40002 6.94591
Perdagangan 1.50096 2.84111
Pariwisata 1.20726 1.98100
Keuangan, Perbankan, Jasa Perusahaan 1.28878 4.59527
Jasa-Jasa 1.10742 2.24456
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan Tabel 20 di bawah ini terdapat nilai pengganda tenaga kerja
subsektor pembentuk sektor pertanian. Nilai pengganda tenaga kerja tipe I
menunjukan bahwa subsektor pertenakan memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar
5.14998. Hal ini menunjukan bahwa jika terjadi peningkatan output pada
41
subsektor pertenakan sebesar satu satuan, maka sektor ini akan menciptakan
lapangan kerja bagi 5.14998 tenaga kerja untuk semua sektor perekonomian.
Pada tipe II subsektor pertenakan tetap memiliki nilai pengganda tenaga
kerja tertinngi yaitu sebesar 8.38861. Nilai tersebut menunjukan bahwa jika
terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan pada sektor pertanian
maka akan berdampak pada peningkatan lapangan kerja sebesar 8.38861 satuan
diseluruh sektor perekonomian dengan memperhitungkan efek induksi konsumsi.
Tabel 20 Pengganda tenaga kerja subsektor pertanian di Kabupaten Sintang
tahun 2010 (Agregasi 16 Sektor)
Sektor
Multiplier Employment
Tipe I Tipe II
Padi dan Palawija 1.07696 1.11804
Hortikultura 1.14030 1.53235
Perkebunan 1.07789 1.16418
Pertenakan 5.14998 8.38861
Kehutanan 1.53450 3.91550
Perikanan 1.16222 1.48270
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Sektor Prioritas
Berdasarkan analisis koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran
(Indeks Derajat Kepekaan dan Indeks Daya Penyebaran) yang telah dilakukan,
dapat dijadikan sebagai salah satu landasan dalam menentukan sektor prioritas
pada suatu perekonomian. Dengan memfokuskan pembangunan pada sektor yang
menjadi sektor kunci maka target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat
dicapai dengan lebih baik. Suatu sektor yang terindikasi sebagai sektor prioritas
dianggap memiliki pengaruh yang sangat tinggi terhadap sektor-sektor lain dalam
suatu perekonomian. Pengaruh yang dimiliki dapat bersifat pengaruh ke belakang
(pada sektor hulu atau penyedia input) ataupun pengaruh ke depan (sektor hilir
atau pengguna output).
42
Sektor Prioritas Klasifikasi 50 Sektor Tahun 2010
(Berdasarkan Indeks Derajat Kepekaan dan Indeks Daya Penyebaran)
Karet Lateks
Kelapa
Industri Minyak Sawit
Industri Perkayuan
Industri Karet dan Barang Dari Karet
Industri Logam Besi dan Baja
Bangunan
Perdagangan
Pemerintah dan Pertahanan
Jasa Perusahaan
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan
Jasa Lainnya
Unggas dan Hasilnya
Industri Makan
Industri Penggalian Non Logam
Industri Lainnya
Restoran
Hotel
Jasa Penunjang Angkutan
Kopi
Tanaman Perkebunan Lainnya
Pertenakan Lainnya
Kayu
Hasil Hutan Lainnya
Perikanan Budidaya
Perikanan Laut dan Perairan Umum
Pertenakan Lainnya
Kayu
Hasil Hutan Lainnya
Perikanan Budidaya
Perikanan Laut dan Perairan Umum
Industri Kertas
Industri Kimia Termasuk Pupuk dan Pestisida
Listrik
Air Bersih
Pengangkutan Darat
Pengangkutan Sungai
Pengangkutan Udara
Pos
Telekomunikasi
Bank
Asuransi
Koperasi
Lembaga Keuangan Lain dan Sewa
Bangunannya
Kelapa Sawit
Lada
Pertambangan dan Penggalian
Industri Minyak
Kegiatan Yang Tidak Jelas Batasannya
Gambar 10 Diagram sektor prioritas di Kabupaten Sintang
(50 sektor)
Keterangan :
IDK : Indeks Derajat Kepekaan
IDP : Indeks Daya Penyebaran
I, II, III, IV : Kuadran
IDP = 1
IDK = 1
I II
IV III
43
Berdasarkan Gambar 10 mengenai sektor prioritas Kabupaten Sintang,
kuadran I ditempati oleh satu-satunya subsektor unggas dan hasilnya sebagai
pembentuk sektor pertanian. Kuadran tersebut merupakan sektor yang memiliki
nilai IDK dan IDP lebih dari satu. Sedangkan kuadran II ditempati oleh subsektor
kelapa dan karet dimana memiliki nilai IDK lebih dari satu dan IDP kurang dari
satu. Pada kuadran III terdapat subsektor kelapa sawit dan lada dengan nilai IDP
lebih dari satu dan IDK kurang dari satu. Sisa dari subsektor pertanian lainnya
berada di kuadran IV dimana memiliki nilai IDP dan IDK kurang dari satu. Untuk
sektor atau subsektor yang menempati kuadran I dapat dikatakan merupakan
sektor prioritas atau leading sector.
Sektor Prioritas dengan Klasifikasi 16 Sektor
(Berdasarkan Multipier Output, Income, dan Employment)
Berdasarkan analisis multiplier yang telah dilakukan, dapat juga dijadikan
sebagai salah satu landasan dalam menentukan sektor prioritas pada suatu
perekonomian. Penentuan urutan sektor prioritas dilakukan dengan menggunakan
analisis total rangking multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja setiap
sektornya dimana didapat total rangking terendah.
Tabel 21 Peringkat total multiplier di Kabupaten Sintang tahun 2010
Sektor/Subsektor
TOM
TIM
TEM
Total
Padi dan Palawija 16 11 16 43
Hortikultura 14 10 12 36
Perkebunan 7 7 14 28
Pertenakan 5 5 2 12
Kehutanan 13 9 4 26
Perikanan 15 12 13 40
Pertambangan dan Penggalian 11 16 15 42
Industri Pengolahan 1 1 1 3*
Listik dan Gas 8 13 5 26
Bangunan 2 2 3 7
Perdagangan 6 4 7 17
Hotel dan Rumah Makan 4 3 8 15
Transportasi dan Pergudangan 10 6 11 27
Imformasi dan Komunikasi 9 8 9 26
Keuangan dan Asuransi 12 14 6 32
Jasa-Jasa 3 15 10 28
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
Keterangan:
TOM = Total Output Multiplier
TIM = Total Income Multiplier
TEM = Total Employment Multiplier
44
Tabel 21 merupakan analisis sektor prioritas klasifikasi 16 sektor dengan
memasukan total multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja. Berdasarkan
analisis tersebut dapat terlihat bahwa sektor prioritas dengan klasifikasi 16 adalah
sektor industri dengan total nilai rangking terendah yaitu sebesar 3. Sedangkan
sektor pertenakan menempati urutan pertama dengan total nilai rangking terendah
dibandingkan sektor pertanian lainnya yaitu sebesar 12.
Dari kedua analisis tersebut hampir sesuai dengan analisis sektor prioritas
dengan klasifikasi 50 sektor sebelumnya, dimana pada kuadran I sebagian besar
ditempati oleh subsektor industri yang juga merupakan sektor prioritas. Hal ini
menunjukan bahwa sektor industri pengolahan memiliki efek pengganda yang
besar dalam output, pendapatan, dan tenaga kerja terhadap perekonomian di
Kabupaten Sintang
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap Tabel Input-Output Kabupaten Sintang
Tahun 2010 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan total permintaan, sektor pertanian Kabupaten Sintang menempati
urutan paling penting dibandingkan dengan sektor perekonomian lainnya. Hal
ini dapat terlihat dalam kontribusi sektor pertanian yang besar terhadap
pembentukan struktur permintaan akhir dan permintaan antara menempati
posisi pertama; untuk konsumsi rumah tangga menempati posisi kedua setelah
sektor perdagangan, hotel dan restaurant; untuk nilai ekspor menempati posisi
pertama; dan untuk nilai tambah bruto menempati posisi pertama.
2. Sektor pertanian secara keseluruhan memiliki keterkaitan yang cukup tinggi
dengan sektor-sektor lainnya. Hal ini berarti sektor pertanian dapat diandalkan
untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain baik sektor hulu maupun
hilir. Subsektor unggas dan hasilnya memiliki nilai terbesar pada keterkaitan
ke depan dan ke belakang maupun langsung dan tidak langsung.
3 Sektor pertanian memiliki nilai kepekaan penyebaran yang kurang dari satu.
Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian kurang mampu untuk
meningkatkan pertumbuhan sektor hilirnya. Sedangkan, subsektor padi, kopi,
kelapa sawit dan kayu memiliki nilai kepekaan penyebaran lebih dari satu. Hal
ini mengindikasikan bahwa subsektor padi, kopi, kelapa sawit dan kayu
mampu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hilinya. Nilai koefisien
penyebaran sektor pertanian kurang dari satu. Sedangkan subsektor unggas
dan hasilnya memiliki nilai koefisien penyebaran lebih dari satu. Hal ini
mengindikasikan bahwa subsektor unggas dan hasilnya mampu untuk
meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya.
4. Dilihat dari dampak multipliernya, sektor pertanian memberikan dampak yang
positif terhadap sektor perekonomian Kabupaten Sintang. Hal ini dapat dilihat
dari nilai multiplier output dan multiplier pendapatan. Pada multiplier output,
sektor pertanian menempati peringkat ke lima, sedangkan pada multiplier
45
pendapatan, sektor pertanian juga menempati peringkat kelima dari seluruh
sektor. Pada multiplier tenaga kerja, sektor pertanian menempati peringkat ke
delapan dari seluruh sektor.
5. Berdasarkan hasil analisis penetapan sektor prioritas dengan memperhatikan
indeks drajat kepekaan dan indeks daya penyebaran serta total rangking nilai
multiplier, sektor pertanian dan subsektor pendukungnya yang merupakan
sektor unggulan adalah unggas dan hasilnya maupun sektor pertenakan. Akan
tetapi sektor industri dan subsektornya yang juga termasuk salah satu sektor
prioritas memiliki potensi dalam sebuah sistem agroindustri.
Saran
1. Pemerintah Kabupaten Sintang dalam pembangunan perekonomiannya
diharapkan lebih mengutamakan sektor kunci karena belum tentu sektor yang
memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB dapat menjadi Leading Sector.
2. Pemerintah Kabupaten Sintang diharapkan lebih memperhatikan
pengembangan sistem agroindustri yang dikarenakan sektor industri
pegolahan beserta subsektornya memiliki keterkaitan, dampak penyebaran,
dan multiplier yang besar terhadap sektor lainnya. Namun pemerintah jangan
sampai mengabaikan sektor-sektor perekonomian yang lain khususnya sektor
pertanian. Hal tersebut dikarenakan sektor pertanian merupakan kontributor
terbesar PDRB dan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Selain itu,
sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar bagi konsumsi rumah tangga
dan output yang dihasilkan lebih banyak digunakan sebagai input oleh sektor
industri pengolahan.
3. Diperlukan peran pemerintah dalam rangka mengembangkan sumberdaya
manusia khususnya di sektor-sektor yang tidak memberikan pengaruh besar
terhadap perekonomian salah satunya sektor pertanian. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan peningkatan pendidikan, penyuluhan pertanian dan
pengenalan teknologi tepat guna sehingga masyarakat Kabupaten Sintang
dapat mengikuti arus perkembangan ilmu dan teknologi khususnya di bidang
pertanian.
4. Tata ruang wilayah atau luas lahan lebih diperhatikan dalam pembagiannya
tehadap subsektor pertanian. Sehingga tidak menyebakan ketimpangan setiap
sektor dalam memproduksi komoditi yang dihasilkan.
5. Pada penelitian ini terdapat keterbatasan data sehingga belum secara rinci dan
memadai dalam menjelaskan ruang lingkup sektor pertanian, maka pada
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis sektor pertanian dengan
menggunakan Tabel Input-Output yang terbaru dengan tambahan data yang
terkait sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukkan bagi
pemerintah Kabupaten Sintang.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, M.A. 2013. Makalah Sektor Pertanian Dalam Konsep Pendapatan
Nasional. 2013. Jatinangor (ID): UNPAD.
46
Byerlee et al. 2009. Agricultural for Development : toward a new pradigm
[internet]. [diunduh 2014 April 22]. Tersedia pada:
http://gspp.berkley.edu/assets/uploads/research/pdf/Annual_Review_of_R
esEcon7.pdf
Komoditi Unggulan Kabupaten Sintang. 2014.
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/displayprofil.php?ia=61
07 [20 Maret 2014]. (tanggal diakses)
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2010. Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010.
[internet]. [diunduh 2014 April 2]. Tersedia pada:
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=270&wid=6100000000
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2010. Tabel Input Output Kabupaten Sintang Tahun
2010. BPS, Jakarta (ID):
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Sintang Dalam Angka 2011. BPS,
Jakarta (ID):
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Sintang Dalam Angka 2013. BPS,
Jakarta (ID):
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Daerah Kabupaten Sintang 2013.
BPS, Jakarta (ID):
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Sintang
Tahun 2012. BPS, Jakarta (ID):
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2013. PDRB Sektoral Kabupaten Sintang Tahun
2012. BPS, Jakarta (ID):
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Indonesia 2013. BPS, Jakarta (ID):
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2011. Provinsi Kalimantan Barat Dalam Angka
2013. BPS, Jakarta (ID):
Daryanto, A. Dan Hafizryanda, Y. 2010. Analisis Input-Output dan Social
Accounting Matrix. Bogor (ID): IPB Pr.
Daryanto, A. 2009. Dinamika Daya Saing Industri Peternakan. Bogor (ID): IPB
Pr.
Farihin, A.M. 2003. Analisis Input Output Kabupaten Cirebon Sebagai Alat
Pengambilan Keputusan Dalam Alokasi Pembiayaan Pembangunan
Pemerintah di Sektor Pertanian [skripsi]. Fakultas Pertanian: Institut
Pertanian Bogor.
Febrina, R.F. 2013. Analisis Peranan Perkebunan dan Industri Minyak Kelapa
Sawit Terhadap Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan [skripsi].
Fakultas Ekonomi dan Manajemen: Institut Pertanian Bogor.
[Kemenegpdt]. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. 2010. Daerah
Tertinggal. Tahun 2010. Kemenegpdt, Jakarta (ID)
Peta Administrasi Kabupaten Sintang. 2012.
http://ppsp.nawasis.info/dokumen/profil/profil_kota/kab.sintang/PETA%2
0KAB.%20SINTANG2.jpg [ Maret 2014]. (tanggal diakses)
Priyarsono, D.S, Sahara, M. Firdaus. 2007. Ekonomi Regional. Jakarta (ID):
Universitas Terbuka.
Putri, S.A.C. 2008. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi
Bangka Belitung (Analisis Input Output) [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen: Institut Pertanian Bogor.
47
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. 2013. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Kalimantan Barat.
Todaro MP.SC Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi Jilid I. H.
Munandar[penerjemaah]. Jakarta (ID): Erlangga.
World Bank. 2008. Agriculture For Development. World Bank. Washington, DC
(ID):
World Economic Forum. 2009. The Global Competitiveness Report 2009-2010.
World Economic Forum. Geneve.
48
LAMPIRAN
Lampiran 1 Agregasi 16 sektor dan 9 sektor dari klasifikasi 50 sektor tabel
Input Output Kabupaten Sintang Tahun 2010
No
Klasifikasi 50 Sektor
No
Klasifikasi 16
Sektor
No
Klasifikasi 9
Sektor
1 Padi
1
Padi dan
Palawija
1
Pertanian
2 Jagung
3 Tanaman Umbi-Umbian
4 Sayuran dan Buah-Buahan
2
Hortikultura 5 Tanaman Bahan Makanan
Lainnya
6 Karet Lateks
3
Perkebunan 7 Kelapa
8 Kelapa Sawit
9 Kopi
10 Lada
11 Tanaman Perkebunan
Lainnya
12 Unggas dan Hasilnya 4 Pertenakan
13 Pertenakan Lainnya
14 Kayu 5 Kehutanan
15 Hasil Hutan Lainnya
16 Perikanan Budidaya
6
Perikanan 17 Perikanan Laut dan Perairan
Umum
18 Pertambangan dan
Penggalian
7
Pertambangan
dan Penggalian
2
Pertambangan
dan Penggalian
19 Industri Minyak Sawit
8
Industri
Pengolahan
3
Industri
Pengolahan
20 Industri Makan
21 Industri Perkayuan
22 Industri Kertas
23 Industri Karet dan Barang
Dari Karet
24 Industri Kimia Termasuk
Pupuk dan Pestisida
25 Industri Logam Besi dan
Baja
26 Industri Penggalian Non
Logam
27 Industri Minyak
28 Industri Lainnya
29 Listrik 9 Listrik dan Gas 4 Listrik, Gas,
dan Air Bersih 30 Air Bersih
31 Bangunan 10 Bangunan 5 Bangunan
32 Perdagangan 11 Perdagangan 6 Perdagangan,
Hotel,
Restaurant 33 Restoran 12 Hotel dan
Restaurant 34 Hotel
49
No
Klasifikasi 50 Sektor
No
Klasifikasi 16
Sektor
No
Klasifikasi 9
Sektor
35 Pengangkutan Darat
13
Transportasi dan
Pergudangan
7
Pengankutan
dan
Komunikasi
36 Pengangkutan Sungai
37 Pengangkutan Udara
38 Jasa Penunjang Angkutan
39 Pos 14 Imformasi dan
Komunikasi 40 Telekomunikasi
41 Bank
15
Keuangan dan
Asuransi
8
Keuangan dan
Asuransi
42 Asuransi
43 Koperasi
44 Lembaga Keuangan Lain dan
Sewa Bangunannya
45 Jasa Perusahaan
46 Pemerintah dan Pertahanan
16
Jasa-Jasa
9
Jasa-Jasa 47 Jasa Pendidikan
48 Jasa Kesehatan
49 Jasa Lainnya
50 Kegiatan Yang Tidak Jelas
Batasannya
190 Input antara
200 Impor
201 Upah dan Gaji
202 Surplus Usaha
203 Penyusutan
204 Pajak Tak Langsung
205 Subsidi
209 Nilai Tambah Bruto
210 Jumlah Input
180 Jumlah Permintaan Antara
301 Konsumsi Rumah Tangga
302 Konsumsi Pemerintah
303 Pembentukan Modal
304 Perubahan Stok
305 Ekspor
309 Permintaan Akhir
310 Total Permintaan
409 Impor Untuk Input Antara
509 Margin Perdagangan
600 Output
700 Penyediaan
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010
50
Lampiran 2 Struktur Permintaan Kabupaten Sintang Tahun 2010
Sektor
Permintaan
Antara
Permintaan
Akhir
Total Permintaan
Total
(Juta
Rupiah)
%
Total
(Juta
Rupiah)
%
Total
(Juta
Rupiah)
%
PERTANIAN 871995.26 39.85 1222852.04 25.66 2094847.3 30.13
Padi 263386.14 12.04 1240.63 0.03 264626.77 3.81
Jagung 770.15 0.04 8571.76 0.18 9341.91 0.13
Tanaman Umbi-Umbian 2494.51 0.11 30209.17 0.63 32703.68 0.47
Sayuran dan Buah-Buahan 17335.63 0.79 163174.36 3.42 180509.99 2.60
Tanaman Bahan Makanan
Lainnya 510.61 0.02 3815.42 0.08 4326.03 0.06
Karet Lateks 76848.13 3.51 304012.43 6.38 380860.56 5.48
Kelapa 468.82 0.02 3377.65 0.07 3846.47 0.06
Kelapa Sawit 418702.25 19.14 263304.95 5.53 682007.20 9.81
Kopi 1468.22 0.07 1.76 0 1469.98 0.02
Lada 4276.94 0.20 27759.78 0.58 32036.72 0.46
Tanaman Perkebunan
Lainnya 94.81 0 116.43 0 211.24 0
Unggas dan Hasilnya 7633.72 0.35 171521.04 3.60 179154.76 2.58
Pertenakan Lainnya 10545.42 0.48 122960.92 2.58 133506.34 1.92
Kayu 47494.73 2.17 3291.77 0.07 50786.50 0.73
Hasil Hutan Lainnya 18608.56 0.85 77129.68 1.62 95738.24 1.38
Perikanan Budidaya 1258.82 0.06 27581.98 0.58 28840.8 0.41
Perikanan Laut dan
Perairan Umum 97.80 0 14782.31 0.31 14880.11 0.21
PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN 141309.25 6.46 33188.37 0.7 174497.62 2.51
Pertambangan dan
Penggalian 141309.25 6.46 33188.37 0.70 174497.62 2.51
INDUSTRI
PENGOLAHAN 191884.38 8.76 1215174.64 25.5 1407059.02 20.24
Industri Minyak Sawit 0 0 755816.88 15.86 755816.88 10.87
Industri Makan 45801.90 2.09 251507.12 5.28 297309.02 4.28
Industri Perkayuan 86186.96 3.94 106439.05 2.23 192626.01 2.77
Industri Kertas 28854.80 1.32 9964.37 0.21 38819.17 0.56
Industri Karet dan Barang
Dari Karet 7975.05 0.36 56034.57 1.18 64009.62 0.92
Industri Kimia Termasuk
Pupuk dan Pestisida 218.17 0.01 21.64 0 239.81 0
Industri Logam Besi dan
Baja 3709.62 0.17 23575.05 0.49 27284.67 0.39
Industri Penggalian Non
Logam 728.23 0.03 535.62 0.01 1263.85 0.02
Industri Minyak 0 0 0 0 0 0
Industri Lainnya 18409.65 0.84 11280.34 0.24 29689.99 0.43
LISTRIK, GAS & AIR
BERSIH 35277.34 1.61 11516.34 0.24 46793.68 0.67
Listrik 27145.00 1.24 10589.13 0.22 37734.13 0.54
Air Bersih 8132.34 0.37 927.21 0.02 9059.55 0.13
BANGUNAN 127863.95 5.85 573460.16 12.04 701324.11 10.09
Bangunan 127863.95 5.85 573460.16 12.04 701324.11 10.09
PERDAGANGAN, HOTEL
& RESTAURANT
532389.13
24.34
1087029.21
22.81
1619418.34
23.29
51
Sektor
Permintaan
Antara
Permintaan
Akhir
Total Permintaan
Total
(Juta
Rupiah)
%
Total
(Juta
Rupiah)
%
Total
(Juta
Rupiah)
%
Perdagangan 494232.99 22.60 1074879.25 22.56 1569112.24 22.57
Restoran 12108.48 0.55 2538.85 0.05 14647.33 0.21
Hotel 26047.66 1.19 9611.11 0.20 35658.77 0.51
PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI
150735.04 6.89 94957.16 1.99 245692.2 3.54
Pengangkutan Darat 92459.84 4.23 49274.64 1.03 141734.48 2.04
Pengangkutan Sungai 16823.03 0.77 33527.58 0.70 50350.61 0.72
Pengangkutan Udara 932.45 0.04 890.73 0.02 1823.18 0.03
Jasa Penunjang Angkutan 12518.47 0.57 449.73 0.01 12968.2 0.19
Pos 3018.49 0.14 1304.01 0.03 4322.5 0.06
Telekomunikasi 24982.76 1.14 9510.47 0.20 34493.23 0.50
KEUANGAN 129914.38 5.94 17507.87 0.36 147422.25 2.12
Bank 38357.73 1.75 6326.54 0.13 44684.27 0.64
Asuransi 7343.11 0.34 558.98 0.01 7902.09 0.11
Koperasi 6171.43 0.28 13 0 6184.43 0.09
Lembaga Keuangan Lain
dan Sewa Bangunannya
75392.58 3.45 9946.89 0.21 85339.47 1.23
Jasa Perusahaan 2649.53 0.12 662.46 0.01 3311.99 0.05
JASA-JASA 5865.43 0.27 509012.12 10.69 514877.55 7.41
Pemerintah dan Pertahanan 0 0 489330.17 10.27 489330.17 7.04
Jasa Pendidikan 1673.19 0.08 6472.84 0.14 8146.03 0.12
Jasa Kesehatan 1598.05 0.07 9073.96 0.19 10672.01 0.15
Jasa Lainnya 2594.19 0.12 4135.15 0.09 6729.34 0.10
Kegiatan Yang Tidak Jelas
Batasannya
0 0 0 0 0 0
Total 2187234.20 100 4764697.91 100 6951932.11 100
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
52
Lampiran 3 Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah
Kabupaten Sintang Tahun 2010
Sektor
Konsumsi Rumah
Tangga
Konsumsi
Pemerintah
Total (Juta
Rupiah)
%
Total (Juta
Rupiah)
% PERTANIAN 622645.81 31.98 0 0
Padi 0 0 0 0
Jagung 8571.76 0.44 0 0
Tanaman Umbi-Umbian 30209.17 1.55 0 0
Sayuran dan Buah-Buahan 163174.36 8.38 0 0
Tanaman Bahan Makanan Lainnya 3644.50 0.19 0 0
Karet Lateks 0 0 0 0
Kelapa 3370.49 0.17 0 0
Kelapa Sawit 0 0 0 0
Kopi 0 0 0 0
Lada 14734.99 0.76 0 0
Tanaman Perkebunan Lainnya 55.43 0 0 0
Unggas dan Hasilnya 169645.86 8.71 0 0
Pertenakan Lainnya 119344.45 6.13 0 0
Kayu 4242.54 0.22 0 0
Hasil Hutan Lainnya 63300.77 3.25 0 0
Perikanan Budidaya 27569.69 1.42 0 0
Perikanan Laut dan Perairan Umum 14781.80 0.76 0 0
PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 25265.71 1.30 0 0
Pertambangan dan Penggalian 25265.71 1.30 0 0
INDUSTRI PENGOLAHAN 308554.32 15.84 0 0
Industri Minyak Sawit 0 0 0 0
Industri Makan 237065.49 12.18 0 0
Industri Perkayuan 18366.76 0.94 0 0
Industri Kertas 9952.18 0.51 0 0
Industri Karet dan Barang Dari Karet 25156.31 1.29 0 0
Industri Kimia Termasuk Pupuk dan
Pestisida 21.63 0 0 0
Industri Logam Besi dan Baja 8808.55 0.45 0 0
Industri Penggalian Non Logam 535.62 0.03 0 0
Industri Minyak 0 0 0 0
Industri Lainnya 8647.78 0.44 0 0
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 11516.34 0.59 0 0
Listrik 10589.13 0.54 0 0
Air Bersih 927.21 0.05 0 0
BANGUNAN 0 0 0 0
Bangunan 0 0 0 0
PERDAGANGAN, HOTEL &
RESTAURANT
857609.64 44.04 0 0
Perdagangan 845459.68 43.42 0 0
Restoran 2538.85 0.13 0 0
Hotel 9611.11 0.49 0 0
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 87971.73 4.52 0 0
Pengangkutan Darat 45249.36 2.32 0 0
Pengangkutan Sungai 30577.14 1.57 0 0
Pengangkutan Udara 890.73 0.05 0 0
Jasa Penunjang Angkutan 440.02 0.02 0 0
Pos 1304.01 0.07 0 0
Telekomunikasi 9510.47 0.49 0 0
53
Sektor
Konsumsi Rumah
Tangga
Konsumsi
Pemerintah
Total (Juta
Rupiah)
%
Total (Juta
Rupiah)
% KEUANGAN 17507.87 0.89 0 0
Bank 6326.54 0.32 0 0
Asuransi 558.98 0.03 0 0
Koperasi 13.00 0 0 0
Lembaga Keuangan Lain dan Sewa
Bangunannya
9946.89 0.51 0 0
Jasa Perusahaan 662.46 0.03 0 0
JASA 15962.55 0.82 493049.57 100
Pemerintah dan Pertahanan 0 0 489330.17 99.25
Jasa Pendidikan 5630.40 0.29 842.44 0.17
Jasa Kesehatan 8308.84 0.43 765.12 0.16
Jasa Lainnya 2023.31 0.10 2111.84 0.43
Kegiatan Yang Tidak Jelas Batasannya 0 0 0 0
Total 1947033.97 100 493049.57 100
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
54
Lampiran 4 Struktur Investasi Kabupaten Sintang Tahun 2010
Sektor
Pembentukan
Modal Tetap
(Juta Rupiah)
Perubahan
Stok (Juta
Rupiah
Investasi
Total
(Juta
Rupiah)
%
PERTANIAN 7282.78 946.16 8228.94 0.8
Padi 0 1240.63 1240.63 0.12
Jagung 0 0 0 0
Tanaman Umbi-Umbian 0 0 0 0
Sayuran dan Buah-Buahan 0 0 0 0
Tanaman Bahan Makanan Lainnya 0 170.92 170.92 0.02
Karet Lateks 138.18 280.19 418.37 0.04
Kelapa 0 7.16 7.16 0
Kelapa Sawit 500.23 104.19 604.42 0.06
Kopi 0 1.76 1.76 0
Lada 0 0 0 0
Tanaman Perkebunan Lainnya 0 61 61 0.01
Unggas dan Hasilnya 1818.28 56.9 1875.18 0.18
Pertenakan Lainnya 4484.09 -867.62 3616.47 0.35
Kayu 0 -950.77 -950.77 -0.09
Hasil Hutan Lainnya 342 829 1171 0.11
Perikanan Budidaya 0 12.29 12.29 0
Perikanan Laut dan Perairan Umum 0 0.51 0.51 0
PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN 7224.53 698.13 7922.66 0.77
Pertambangan dan Penggalian 7224.53 698.13 7922.66 0.77
INDUSTRI PENGOLAHAN 222317.26 316.43 222633.69 21.72
Industri Minyak Sawit 76643.38 25.17 76668.55 7.48
Industri Makan 14379.9 61.73 14441.63 1.41
Industri Perkayuan 88301.35 -229.06 88072.29 8.59
Industri Kertas 0 12.19 12.19 0
Industri Karet dan Barang Dari
Karet 25528.76 511.2 26039.96 2.54
Industri Kimia Termasuk Pupuk dan
Pestisida 0 0.01 0.01 0
Industri Logam Besi dan Baja 14766.5 0 14766.5 1.44
Industri Penggalian Non Logam 0 0 0 0
Industri Minyak 0 0 0 0
Industri Lainnya 2697.37 -64.81 2632.56 0.26
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0 0 0 0
Listrik 0 0 0 0
Air Bersih 0 0 0 0
BANGUNAN 573460.16 0 573460.16 55.94
Bangunan 573460.16 0 573460.16 55.94
PERDAGANGAN, HOTEL &
RESATURANT 204350.62 1499.95 205850.57 20.08
Perdagangan 204350.62 1499.95 205850.57 20.08
Restoran 0 0 0 0
Hotel 0 0 0 0
PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI 6962.62 22.81 6985.43 0.68
Pengangkutan Darat 4012.74 12.54 4025.28 0.39
Pengangkutan Sungai 2940.17 10.27 2950.44 0.29
Pengangkutan Udara 0 0 0 0
Jasa Penunjang Angkutan 9.71 0 9.71 0
55
Sektor
Pembentukan
Modal Tetap
(Juta Rupiah)
Perubahan
Stok (Juta
Rupiah
Investasi
Total
(Juta
Rupiah)
%
Pos 0 0 0 0
Telekomunikasi 0 0 0 0
KEUANGAN 0 0 0 0
Bank 0 0 0 0
Asuransi 0 0 0 0
Koperasi 0 0 0 0
Lembaga Keuangan Lain dan Sewa
Bangunannya
0 0 0 0
Jasa Perusahaan 0 0 0 0
JASA 0 0 0 0
Pemerintah dan Pertahanan 0 0 0 0
Jasa Pendidikan 0 0 0 0
Jasa Kesehatan 0 0 0 0
Jasa Lainnya 0 0 0 0
Kegiatan Yang Tidak Jelas
Batasannya
0 0 0 0
Total 1021597.97 3483.48 1025081.45 100
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
56
Lampiran 5 Struktur Ekspor Bersih Kabupaten Sintang Tahun 2010
Sektor
Ekspor
(Juta
Rupiah)
Impor
(Juta
Rupiah
Ekspor
Bersih
(Juta
Rupiah)
%
PERTANIAN 591977.29 185743.29 406234 59.21
Padi 0 9766.02 -9766.02 -1.42
Jagung 0 560.08 -560.08 -0.08
Tanaman Umbi-Umbian 0 190.87 -190.87 -0.03
Sayuran dan Buah-Buahan 0 8198.73 -8198.73 -1.2
Tanaman Bahan Makanan Lainnya 0 57.61 -57.61 -0.01
Karet Lateks 303594.06 22598.91 280995.15 40.96
Kelapa 0 77.75 -77.75 -0.01
Kelapa Sawit 262700.53 103019.63 159680.9 23.27
Kopi 0 135.94 -135.94 -0.02
Lada 13024.79 2324.68 10700.11 1.56
Tanaman Perkebunan Lainnya 0 2.62 -2.62 0
Unggas dan Hasilnya 0 23676 -23676 -3.45
Pertenakan Lainnya 0 3143.4 -3143.4 -0.46
Kayu 0 3037.28 -3037.28 -0.44
Hasil Hutan Lainnya 12657.91 5171.56 7486.35 1.09
Perikanan Budidaya 0 2878.08 -2878.08 -0.42
Perikanan Laut dan Perairan Umum 0 904.13 -904.13 -0.13
PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0 15041.77 -15041.77 -2.19
Pertambangan dan Penggalian 0 15041.77 -15041.77 -2.19
INDUSTRI PENGOLAHAN 683986.63 96107.03 587879.6 85.68
Industri Minyak Sawit 679148.33 37238.43 641909.9 93.56
Industri Makan 0 2270.89 -2270.89 -0.33
Industri Perkayuan 0 32773.49 -32773.49 -4.78
Industri Kertas 0 11508.33 -11508.33 -1.68
Industri Karet dan Barang Dari Karet 4838.3 2874.42 1963.88 0.29
Industri Kimia Termasuk Pupuk dan
Pestisida
0 65.01 -65.01 -0.01
Industri Logam Besi dan Baja 0 7856.37 -7856.37 -1.15
Industri Penggalian Non Logam 0 151.01 -151.01 -0.02
Industri Minyak 0 0 0 0
Industri Lainnya 0 1369.08 -1369.08 -0.2
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0 14474.57 -14474.57 -2.11
Listrik 0 11478.04 -11478.04 -1.67
Air Bersih 0 2996.53 -2996.53 -0.44
BANGUNAN 0 57548.89 -57548.89 -8.39
Bangunan 0 57548.89 -57548.89 -8.39
PERDAGANGAN, HOTEL &
RESTAURANT
23569 161308.18 -137739.18 -20.08
Perdagangan 23569 158633.47 -135064.47 -19.69
Restoran 0 1329.77 -1329.77 -0.19
Hotel 0 1344.94 -1344.94 -0.2
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 0 55559.92 -55559.92 -8.09
Pengangkutan Darat 0 37789.97 -37789.97 -5.51
Pengangkutan Sungai 0 16147.04 -16147.04 -2.35
Pengangkutan Udara 0 511.02 -511.02 -0.07
Jasa Penunjang Angkutan 0 671.62 -671.62 -0.1
Pos 0 82.11 -82.11 -0.01
Telekomunikasi 0 358.16 -358.16 -0.05
KEUANGAN 0 2842.07 -2842.07 -0.41
57
Sektor
Ekspor
(Juta
Rupiah)
Impor
(Juta
Rupiah
Ekspor
Bersih
(Juta
Rupiah)
%
Bank 0 1367.63 -1367.63 -0.2
Asuransi 0 66.8 -66.8 -0.01
Koperasi 0 28.58 -28.58 0
Lembaga Keuangan Lain dan Sewa
Bangunannya
0 1190.12 -1190.12 -0.17
Jasa Perusahaan 0 188.94 -188.94 -0.03
JASA 0 24841.42 -24841.42 -3.62
Pemerintah dan Pertahanan 0 22862.87 -22862.87 -3.33
Jasa Pendidikan 0 485.66 -485.66 -0.07
Jasa Kesehatan 0 1151.63 -1151.63 -0.17
Jasa Lainnya 0 341.26 -341.26 -0.05
Kegiatan Yang Tidak Jelas Batasannya 0 0 0 0
Total 1299532.92 613467.14 686065.78 100
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
58
Lampiran 6 Struktur Nilai Tambah Bruto Kabupaten Sintang Tahun 2010
Sektor
%
Upah
dan
Gaji
%
Surplus
Usaha
%
Penyusutan
% Pajak
Tak
Langsung
Netto
%
Subsidi
% Nilai
Tambah
Bruto
(NTB)
PERTANIAN 28.89 44.59 19.20 20.30 0 38.35
Padi 3.18 6.96 0.04 3.77 0 5.44
Jagung 0.09 0.27 0 0.01 0 0.19
Tanaman Umbi-
Umbian 0.31 0.99 0.04 0.12 0 0.72
Sayuran dan Buah-
Buahan 1.91 4.75 0.02 0.47 0 3.59
Tanaman Bahan
Makanan Lainnya 0.05 0.13 0 0.02 0 0.10
Karet Lateks 6.78 7.88 0.05 5.86 0 7.24
Kelapa 0.05 0.11 0.01 0 0 0.08
Kelapa Sawit 9.75 11.97 14.49 5.01 0 11.32
Kopi 0.02 0.03 0 0.01 0 0.03
Lada 0.39 0.77 0.02 0.13 0 0.61
Tanaman
Perkebunan
Lainnya
0 0.01 0 0 0 0
Unggas dan
Hasilnya
2.49 2.45 2.01 1.10 0 2.44
Pertenakan
Lainnya
1.71 3.54 0.99 1.49 0 2.83
Kayu 0.63 1.20 1.12 1.31 0 1.02
Hasil Hutan
Lainnya
1.03 2.42 0.33 0.67 0 1.87
Perikanan
Budidaya
0.32 0.68 0.06 0.27 0 0.54
Perikanan Laut dan
Perairan Umum
0.18 0.43 0.02 0.06 0 0.33
PERTAMBANGAN
& PENGGALIAN
3.30 3.60 3.17 1.23 0 3.47
Pertambangan dan
Penggalian
3.30 3.60 3.17 1.23 0 3.47
INDUSTRI
PENGOLAHAN
8.36 9.79 9.86 6.69 0 9.34
Industri Minyak
Sawit
4.45 5.62 1.45 2.54 0 5.06
Industri Makan 1.31 0.71 0.74 1.75 0 0.93
Industri Perkayuan 1.42 2.02 6.21 1.08 0 1.99
Industri Kertas 0.32 0.52 0.20 0.16 0 0.44
Industri Karet dan
Barang Dari Karet
0.34 0.24 0.35 0.56 0 0.28
Industri Kimia
Termasuk Pupuk
dan Pestisida
0 0 0 0 0 0
Industri Logam
Besi dan Baja
0.20 0.20 0.34 0.42 0 0.21
Industri Penggalian
Non Logam
0.01 0.01 0 0.01 0 0.01
Industri Minyak 0 0 0 0 0 0
Industri Lainnya 0.31 0.47 0.57 0.17 0 0.42
59
Sektor
%
Upah
dan
Gaji
%
Surplus
Usaha
%
Penyusutan
% Pajak
Tak
Langsung
Netto
%
Subsidi
% Nilai
Tambah
Bruto
(NTB)
LISTRIK, GAS &
AIR BERSIH
0.84 1.45 4.83 0.49 100 0.65
Listrik 0.72 1.16 3.80 0.42 79.92 0.53
Air Bersih 0.12 0.29 1.03 0.07 20.08 0.12
BANGUNAN 7.72 5.72 10.64 6.57 0 6.64
Bangunan 7.72 5.72 10.64 6.57 0 6.64
PERDAGANGAN,
HOTEL &
RESTAURANT
19.17 27.10 24.50 58.15 0 25.04
Perdagangan 18.65 26.40 22.64 55.97 0 24.33
Restoran 0.10 0.10 0.21 0.30 0 0.10
Hotel 0.42 0.60 1.65 1.88 0 0.61
PENGANGKUTAN
& KOMUNIKASI
2.70 3.76 10.75 2.08 0 3.68
Pengangkutan
Darat
1.57 2.06 3.82 1.64 0 1.97
Pengangkutan
Sungai
0.37 0.70 2.73 0.25 0 0.67
Pengangkutan
Udara
0.01 0.02 0.14 0.01 0 0.02
Jasa Penunjang
Angkutan
0.21 0.20 0.96 0.01 0 0.23
Pos 0.07 0.08 0.40 0.04 0 0.09
Telekomunikasi 0.47 0.70 2.70 0.13 0 0.70
KEUANGAN 2.52 3.64 2.62 0.97 0 3.22
Bank 0.68 0.98 0.91 0.49 0 0.88
Asuransi 0.13 0.21 0.15 0.08 0 0.18
Koperasi 0.13 0.16 0.06 0.05 0 0.14
Lembaga
Keuangan Lain dan
Sewa
Bangunannya
1.50 2.24 1.38 0.31 0 1.95
Jasa Perusahaan 0.08 0.05 0.12 0.04 0 0.07
JASA 26.49 0.36 14.44 3.51 0 9.63
Pemerintah dan
Pertahanan
25.80 0 13.58 3.48 0 9.14
Jasa Pendidikan 0.23 0.12 0.30 0.02 0 0.17
Jasa Kesehatan 0.24 0.14 0.37 0 0 0.18
Jasa Lainnya 0.22 0.10 0.19 0.01 0 0.14
Kegiatan Yang
Tidak Jelas
Batasannya
0 0 0 0 0 0
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
60
Lampiran 7 Struktur Nilai Output Sektoral Kabupaten Sintang Tahun 2010
Sektor
Nilai Output Sektoral
(Juta Rupiah
%
PERTANIAN 2094847.3 30.08
Padi 264626.78 3.8
Jagung 9341.9 0.13
Tanaman Umbi-Umbian 32703.68 0.47
Sayuran dan Buah-Buahan 180510 2.59
Tanaman Bahan Makanan Lainnya 4326 0.06
Karet Lateks 380860.56 5.47
Kelapa 3846.48 0.06
Kelapa Sawit 682007.19 9.8
Kopi 1469.99 0.02
Lada 32036.72 0.46
Tanaman Perkebunan Lainnya 211.23 0
Unggas dan Hasilnya 179154.77 2.57
Pertenakan Lainnya 133506.35 1.92
Kayu 50786.51 0.73
Hasil Hutan Lainnya 95738.25 1.38
Perikanan Budidaya 28840.8 0.41
Perikanan Laut dan Perairan Umum 14880.09 0.21
PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 174497.63 2.51
Pertambangan dan Penggalian 174497.63 2.51
INDUSTRI PENGOLAHAN 1413435.09 20.31
Industri Minyak Sawit 755816.88 10.86
Industri Makan 297309.02 4.27
Industri Perkayuan 192626.03 2.77
Industri Kertas 38819.14 0.56
Industri Karet dan Barang Dari Karet 70385.72 1.01
Industri Kimia Termasuk Pupuk dan Pestisida 239.8 0
Industri Logam Besi dan Baja 27284.67 0.39
Industri Penggalian Non Logam 1263.84 0.02
Industri Minyak 0 0
Industri Lainnya 29689.99 0.43
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 46793.69 0.67
Listrik 37734.15 0.54
Air Bersih 9059.54 0.13
BANGUNAN 701324.11 10.08
Bangunan 701324.11 10.08
PERDAGANGAN, HOTEL & RESTAURANT 1619418.36 23.27
Perdagangan 1569112.27 22.55
Restoran 14647.34 0.21
Hotel 35658.75 0.51
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 245692.17 3.54
Pengangkutan Darat 141734.44 2.04
Pengangkutan Sungai 50350.6 0.72
Pengangkutan Udara 1823.17 0.03
Jasa Penunjang Angkutan 12968.21 0.19
Pos 4322.52 0.06
Telekomunikasi 34493.23 0.5
KEUANGAN 147422.27 2.12
Bank 44684.29 0.64
Koperasi 6184.44 0.09
Lembaga Keuangan Lain dan Sewa Bangunannya 85339.48 1.23
61
Sektor
Nilai Output Sektoral
(Juta Rupiah
%
Jasa Perusahaan 3311.98 0.05
JASA 514877.52 7.4
Pemerintah dan Pertahanan 489330.17 7.03
Jasa Pendidikan 8146.02 0.12
Jasa Kesehatan 10672 0.15
Jasa Lainnya 6729.33 0.1
Kegiatan Yang Tidak Jelas Batasannya 0 0
Total 6958308.14 100
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Sintang tahun 2010 (diolah)
62
Lampiran 8 Matriks Koefisen Teknis Klasifikasi 50 Sektor Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0.06954 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0.03759 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0.06438 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0.07519 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0.02539 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0.0774 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0.03404 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0.04343 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0.06534 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.09654
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0.00003 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0.00687 0.00685 0 0.0048 0.00482 0.00228 0.00062 0.00275 0 0
14 0.00002 0.00013 0 0 0 0.0003 0.00001 0.00004 0.00073 0.00125
15 0 0 0 0.00019 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0.00005 0 0 0.00172 0.00001 0.00005 0.00001 0.00005 0.00007 0.00045
22 0.0003 0.00001 0 0.00003 0.00002 0.00001 0.00001 0.00001 0.00009 0
23 0 0 0 0.00001 0.00004 0.00001 0.00005 0.00003 0.00003 0.00009
24 0.00005 0.00008 0.00001 0.00005 0.00001 0.00007 0.00001 0.0002 0.00013 0.00009
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0 0 0 0 0 0.00003 0.00004 0.00015 0 0
29 0 0 0 0 0 0.0001 0.00001 0.00022 0.00001 0
30 0 0 0 0.00002 0 0 0 0.00003 0 0
31 0 0.00002 0.00061 0.00003 0.00005 0.01049 0.00122 0.04163 0.00048 0.00022
32 0.01861 0.01186 0.00965 0.01046 0.01283 0.04187 0.03266 0.05282 0.02848 0.01826
33 0 0 0 0 0 0 0 0.00004 0 0
34 0 0 0 0 0 0.00001 0 0.00008 0 0
35 0.00654 0.00249 0.00473 0.02725 0.01205 0.00219 0.00619 0.00611 0.00382 0.0065
36 0.00017 0.00003 0.00003 0.00013 0 0.00067 0.0001 0.00062 0.00083 0.00051
37 0 0 0 0 0 0 0 0.00004 0 0
38 0.00002 0.00016 0.00002 0.00076 0.00031 0.00015 0.00029 0.0005 0.0003 0.00012
39 0 0 0 0 0 0 0 0.00014 0.00003 0
40 0.00002 0.00073 0 0.00001 0.00044 0.0008 0 0.00066 0 0
41 0.00472 0.00574 0 0.00624 0.00364 0.00533 0.00231 0.00591 0.00327 0.00629
42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43 0.00074 0.00099 0.00001 0.00046 0.00034 0.00004 0.00048 0.00006 0 0
44 0.00028 0.00497 0.00049 0.00032 0.00461 0.00793 0.00219 0.00314 0.00032 0.00469
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0 0 0 0 0 0 0 0.00002 0 0
47 0 0 0 0 0 0 0 0.00017 0 0
48 0 0 0 0 0 0.00022 0 0.00003 0 0
49 0.00082 0.00081 0.00011 0.00007 0.00003 0.00149 0.00023 0.00012 0.00018 0.00015
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0.10877 0.0725 0.08003 0.12775 0.06461 0.15147 0.08049 0.15901 0.10411 0.13518
63
Sector 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 0 0.00346 0.00019 0 0 0 0 0 0 0.82178
2 0 0.00122 0.00053 0 0 0 0 0 0 0.00041
3 0 0.00019 0.00012 0 0 0 0 0 0 0.00109
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0071
5 0 0.00054 0.00084 0 0 0 0 0 0 0.0001
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00074
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0.51476 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00459
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00312
11 0.04526 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00029
12 0 0.0273 0.00014 0 0 0 0 0 0 0.00045
13 0.00033 0 0.02138 0 0 0 0 0 0 0.0001
14 0 0.00014 0.00026 0.00808 0 0.00097 0 0.00085 0 0.00018
15 0 0 0 0 0.09325 0.00013 0.00017 0 0 0.00008
16 0 0 0 0 0 0.03743 0 0 0 0.00004
17 0 0.00004 0 0 0 0 0.00017 0 0 0.00003
18 0 0 0.00001 0 0 0.00027 0 0.00581 0 0.00006
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0.20836 0.02832 0 0 0.04221 0.00276 0 0 0.00015
21 0.00019 0.00019 0.00032 0.00189 0 0.00267 0.00157 0.00095 0.00005 0.00027
22 0 0.00003 0.00003 0.00001 0.00001 0.00004 0.00031 0.00031 0.00001 0.00042
23 0 0.00009 0.00014 0 0 0 0 0 0.00008 0.00001
24 0 0.00002 0.00001 0 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 0 0 0.00001 0 0 0 0 0 0 0.00001
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0 0.00003 0.00063 0 0 0.00007 0 0.00001 0.00003 0.00003
29 0 0.00028 0.00004 0.00006 0 0.00003 0 0.00013 0.00872 0.00284
30 0 0.00019 0.00002 0 0 0.00025 0 0 0.00027 0.00084
31 0.00649 0.0033 0.0003 0.05303 0 0.00145 0 0.00055 0.00002 0.0021
32 0.01984 0.04899 0.03517 0.01798 0.01761 0.0178 0.01233 0.01398 0.12694 0.00971
33 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00041 0
34 0 0 0 0 0 0 0 0.00002 0.0018 0
35 0.00554 0.00252 0.00021 0.00646 0.01023 0.01121 0.00246 0.0449 0.01462 0.0016
36 0.00066 0.00097 0.00011 0.00992 0.0121 0.0001 0.00093 0.00097 0.00066 0.0007
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0005 0
38 0.00014 0.00044 0.00007 0.00076 0.00047 0.00032 0.00026 0.00033 0.00009 0.00007
39 0 0.00007 0 0.00019 0 0.00013 0 0 0.00001 0
40 0 0.00075 0.0004 0 0 0.00017 0 0.00042 0.0009 0.00031
41 0.00673 0.00168 0.00392 0.00786 0.00024 0.00278 0.00492 0.00629 0.00085 0.00154
42 0 0 0 0 0 0 0 0.00026 0.0003 0.00005
43 0.00024 0 0 0 0 0.00606 0.00035 0.00166 0.00009 0.00028
44 0.00208 0.00003 0.00276 0 0 0.00422 0.00371 0.0083 0.00089 0
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0 0.00002 0 0.00054 0.00016 0 0 0.00015 0.00005 0
47 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00001 0.00019
48 0 0 0 0.00002 0 0 0 0 0 0.00007
49 0 0.00003 0.00004 0.00002 0.00004 0.00003 0.00003 0.00027 0.00032 0.00045
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0.0875 0.30088 0.09597 0.1068 0.1341 0.12834 0.02997 0.08617 0.67238 0.86184
64
Sector 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0.00042 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0.68036 0.0003 0 0 0 0.00018 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0.00013 0 0 0 0.00043 0 0
14 0.16978 0.00061 0 0 0.0763 0.00008 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0.14974 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0.00009 0.00004 0.00006 0 0.05377 0.33123 0 0.00073 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0.01209 0 0 0 0.00418 0 0
21 0.11338 0.00023 0.00001 0.00033 0.00239 0.00336 0 0.01411 0.00001 0.00033
22 0.00002 0.0819 0.00011 0.00842 0.00042 0.00115 0 0.00031 0.00035 0.00316
23 0.0023 0.04437 0.00005 0.00192 0.03419 0.00031 0 0.00345 0.00006 0.00317
24 0.00001 0.00013 0.00003 0.00033 0 0 0 0 0.00002 0.00019
25 0 0 0 0 0.13595 0 0 0 0 0
26 0 0 0 0 0.00105 0.08077 0 0 0 0
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0.00004 0.00183 0.00007 0.00013 0.00001 0.00004 0 0.10674 0.00168 0.00843
29 0.01911 0.0079 0.00282 0.00179 0.00633 0.00139 0 0.00059 0.03143 0.00708
30 0.00121 0.00016 0.00198 0.0018 0.00003 0.00002 0 0.00018 0.00835 0.01935
31 0.00008 0.01011 0.00077 0.00063 0.00749 0.00176 0 0.0075 0.00043 0.00533
32 0.08746 0.08119 0.09434 0.06926 0.06046 0.09216 0 0.06345 0.05865 0.06572
33 0 0 0.00001 0 0 0 0 0 0.00056 0.00042
34 0.0001 0 0.00053 0 0 0 0 0.00004 0.00315 0.00024
35 0.00527 0.00194 0.00494 0.00738 0.00503 0.00648 0 0.01167 0.00553 0.01172
36 0.00042 0.00007 0.00035 0.00021 0.00021 0.00016 0 0.00006 0.00025 0.00012
37 0.00005 0.00004 0.0007 0 0 0 0 0.00056 0.00071 0.00075
38 0.00009 0.00001 0.00001 0 0 0.00064 0 0.00053 0.00028 0.0001
39 0.0001 0.00065 0.00005 0.00004 0.00002 0 0 0.0002 0.00005 0.00002
40 0.0007 0.00093 0.00041 0.00067 0 0.00047 0 0.00048 0.00024 0.00034
41 0.00038 0.00213 0.0034 0.001 0.00321 0.00604 0 0.00122 0.00229 0.00231
42 0.00002 0 0.00019 0.00013 0 0 0 0.00009 0.00032 0.00021
43 0.0001 0.00042 0.00001 0.00004 0.00002 0 0 0.00066 0 0
44 0 0 0.00157 0.00375 0.00472 0 0 0 0 0
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0 0.00006 0 0 0 0 0 0.00001 0.00041 0.00017
47 0.00038 0 0 0 0 0 0 0.00023 0.00089 0.00011
48 0.00006 0 0 0.00004 0 0.00018 0 0.00002 0.00087 0.00034
49 0.00011 0.00026 0.00041 0.00063 0 0.00019 0 0.00018 0.00026 0.00009
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0.40127 0.23498 0.11467 0.79317 0.11143 0.39161 0.52643 0 0.36751 0.11676
65
Sector 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 0 0.00001 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0.0004 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0.00073 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0.11262 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0.0009 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0.00811 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0.00051 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0.01741 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0.16172 0.00368 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0.14001 0.00135 0 0 0 0 0 0
14 0.01681 0 0.00002 0 0 0 0 0 0 0
15 0.00737 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0.0089 0.00058 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0.00495 0.0001 0 0 0 0 0 0
18 0.19681 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0.00028 0.07376 0.03417 0 0.00578 0.00039 0.00016 0.00012 0.00006
21 0.08743 0.00011 0.00001 0.0004 0.00001 0.0208 0 0.00242 0.00608 0.00003
22 0.00015 0.01099 0.00042 0.00453 0.00013 0.00005 0.00049 0.00137 0.00256 0.00373
23 0.00001 0.00123 0.00003 0.0007 0.01176 0.00325 0.00012 0.00038 0.00096 0.00057
24 0 0.00001 0 0 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 0.00075 0.00004 0 0 0 0 0 0 0 0
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0.00045 0.009 0.00068 0.00044 0.00001 0 0.00002 0 0 0.00082
29 0.00343 0.00274 0.00047 0.05824 0.00025 0.00002 0.00033 0.00026 0.00163 0.00432
30 0.00019 0.00274 0.00042 0.04847 0.00003 0.00001 0.00032 0.00003 0.00003 0.00054
31 0.00519 0.03087 0.01283 0.02281 0.00008 0.00018 0.0003 0.08976 0.02505 0.01835
32 0.16488 0.09632 0.0402 0.03942 0.02193 0.04531 0.03977 0.00629 0.02355 0.0139
33 0.00067 0.00421 0.00306 0.00532 0.0043 0.00091 0.00004 0.00026 0.00002 0.00515
34 0.00077 0.00622 0.00049 0 0.00036 0 0.00045 0.0001 0.00007 0.00512
35 0.01564 0.02651 0.0004 0.0029 0.01429 0.00048 0.013 0.00049 0.00271 0.00493
36 0.00087 0.00168 0.00098 0.00143 0.00844 0.02233 0 0.02322 0.00244 0.00435
37 0.00013 0.00003 0 0.00012 0 0 0.06075 0.00084 0.00002 0.00022
38 0.00034 0.00003 0.00005 0.00013 0.06831 0.00601 0.06313 0.06729 0.01718 0.00152
39 0.00004 0.00024 0.00514 0.00184 0.00078 0.00076 0.00299 0.00257 0.01289 0.00006
40 0.00088 0.00795 0.00814 0.01832 0.00977 0.00099 0.00056 0.00586 0.01347 0.0779
41 0.01248 0.00642 0.0063 0.00799 0.00525 0.0071 0.00092 0.00061 0.00085 0.00321
42 0.00614 0.00086 0.00091 0.00074 0.00314 0.00594 0.01232 0 0.00068 0.00042
43 0 0.003 0.00197 0 0.00251 0.00092 0 0 0 0
44 0 0.0422 0.00083 0 0.00247 0.00739 0 0 0 0
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0.00307 0.00005 0 0.00032 0.00014 0.00007 0.00337 0.00089 0.00358 0.00325
47 0.00004 0.00053 0 0.00021 0 0 0 0 0 0
48 0 0.00001 0.00021 0.00017 0.00004 0.00012 0.00019 0.00009 0 0
49 0.00009 0.00013 0.00016 0.00087 0.00029 0.00001 0.0001 0.00004 0.00061 0.00099
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0.12969 0.52466 0.25443 0.61378 0.25524 0.15428 0.12845 0.19957 0.20294 0.1145
66
Sector 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Total
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.03789
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00021 0 0.00011
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00043 0 0.00036
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00012 0 0.00249
5 0 0 0 0 0.00001 0 0 0.00981 0.00598 0 0.00007
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.01051
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00007
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.06023
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00021
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00062
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00001
12 0 0 0 0 0 0 0 0.00523 0.00522 0 0.0011
13 0 0 0 0 0 0 0 0.00321 0.00024 0 0.00152
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00012 0 0.00683
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00268
16 0 0 0 0 0 0 0 0.00087 0.00086 0 0.00018
17 0 0 0 0 0 0 0 0.00013 0.00022 0 0.00001
18 0 0 0 0 0.00063 0 0.00007 0.00007 0.00003 0 0.02033
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0.00005 0 0.00005 0.00003 0 0.00024 0.00474 0.01158 0.00868 0 0.00659
21 0 0 0 0 0.00048 0.00015 0.00147 0.003 0.00184 0 0.0124
22 0.01147 0.0047 0.00222 0.00537 0.01266 0.0011 0.04166 0.00392 0.00013 0 0.00415
23 0.00012 0.00005 0.0001 0.00019 0.00111 0.00037 0.00355 0.01849 0.00002 0 0.00115
24 0 0 0 0 0 0 0 0.00008 0 0 0.00003
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00053
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0001
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0.00014 0 0 0.0001 0.00041 0.00018 0.00009 0.00571 0 0 0.00265
29 0.00354 0.00069 0.00071 0.00057 0.00911 0.00061 0.0065 0.00852 0.00125 0 0.0039
30 0.00063 0.00024 0.00011 0.00005 0.00099 0.00022 0.0005 0.00299 0.00004 0 0.00117
31 0.00651 0.008 0.01184 0.00959 0.06775 0.0955 0.00584 0.05507 0.00213 0 0.01839
32 0.00954 0.00524 0.00506 0.01268 0.01339 0.00319 0.00318 0.00498 0.00753 0 0.07102
33 0.00521 0.0002 0.00021 0 0.0068 0.00187 0.00092 0.00109 0.00017 0 0.00174
34 0.00674 0.00053 0.00001 0.00032 0.02754 0.00073 0.00225 0.00622 0.00115 0 0.00375
35 0.00393 0.00062 0.00454 0.00628 0.00156 0.00187 0.0017 0.00899 0.00788 0 0.0133
36 0.00025 0.00045 0.00003 0.00028 0.01387 0.00244 0.00322 0.01843 0.00425 0 0.00242
37 0.00021 0.00011 0 0 0.00026 0.00008 0.00032 0.00004 0.00013 0 0.00013
38 0.00112 0.00009 0.00012 0.00014 0.00027 0.00008 0.00007 0.00014 0.00012 0 0.0018
39 0.00322 0.00294 0.00144 0 0.00377 0.00004 0.00321 0 0.00009 0 0.00043
40 0.01719 0.00362 0 0.00166 0.0076 0.00528 0.00533 0.00555 0.00692 0 0.00359
41 0.08114 0.00257 0.00025 0 0.00244 0.00883 0.00094 0.00794 0.00389 0 0.00552
42 0.00035 0.00456 0.00003 0 0.00096 0.00002 0.0004 0.00062 0.00031 0 0.00106
43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00089
44 0 0 0.00055 0 0 0 0 0 0 0 0.01084
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0.00161 0.00079 0 0 0 0.00034 0.00002 0.00021 0 0 0.00038
47 0.00143 0.00043 0 0 0.00071 0.00382 0.00979 0.00098 0 0 0.00024
48 0.00018 0.00003 0.00005 0 0.00272 0 0.00006 0.00366 0.00023 0 0.00023
49 0.00032 0.00018 0.00016 0.0002 0.00155 0.00001 0.00013 0 0.00019 0 0.00037
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0.14943 0.1549 0.03604 0.02747 0.03746 0.17657 0.12697 0.09594 0.18757 0.06039 0
67
Lampiran 9 Matriks Koefisen Teknis Klasifikasi 9 Sektor
Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total
1 0.05827 0.00085 0.51397 0.00000 0.02422 0.00427 0.00000 0.00000 0.00058 0.12509
2 0.00000 0.00581 0.00138 0.00000 0.19681 0.00000 0.00000 0.00000 0.00060 0.02033
3 0.02082 0.00128 0.02571 0.00466 0.08879 0.02255 0.01413 0.00726 0.01578 0.02757
4 0.00015 0.00013 0.00896 0.03722 0.00362 0.00767 0.00090 0.00173 0.00997 0.00507
5 0.01708 0.00055 0.00108 0.00138 0.00519 0.03053 0.00784 0.01059 0.06565 0.01839
6 0.03670 0.01400 0.09254 0.06314 0.16632 0.10483 0.02927 0.01471 0.04584 0.07651
7 0.00895 0.04661 0.01125 0.00821 0.01791 0.03599 0.08458 0.01360 0.02714 0.02168
8 0.00802 0.01666 0.00216 0.00295 0.02169 0.05120 0.01343 0.02585 0.00348 0.01869
9 0.00054 0.00027 0.00043 0.00173 0.00014 0.00068 0.00038 0.00083 0.00499 0.00084
Total 0.15055 0.08618 0.65749 0.11929 0.52470 0.25772 0.15053 0.07457 0.17403 0.31416
68
Lampiran 10 Matriks Koefisen Teknis Klasifikasi 16 Sektor
Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 0.06833 0.00000 0.00000 0.00316 0.00000 0.00000 0.00000 0.17374 0.00000 0.00000 0.00001
2 0.00000 0.07403 0.00000 0.00067 0.00000 0.00000 0.00000 0.00151 0.00000 0.00000 0.00000
3 0.00000 0.00000 0.05656 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.31109 0.00000 0.00000 0.00000
4 0.00614 0.00480 0.00249 0.02482 0.00000 0.00000 0.00000 0.00012 0.00000 0.00000 0.00000
5 0.00002 0.00019 0.00017 0.00020 0.06383 0.00079 0.00085 0.02783 0.00000 0.02422 0.00000
6 0.00000 0.00000 0.00000 0.00002 0.00000 0.02475 0.00000 0.00002 0.00000 0.00000 0.00000
7 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00018 0.00581 0.00138 0.00000 0.19682 0.00000
8 0.00035 0.00177 0.00035 0.13218 0.00066 0.03126 0.00128 0.02570 0.00466 0.08879 0.02166
9 0.00000 0.00002 0.00019 0.00030 0.00002 0.00019 0.00013 0.00895 0.03723 0.00362 0.00549
10 0.00007 0.00003 0.02944 0.00202 0.01838 0.00096 0.00055 0.00108 0.00138 0.00519 0.03087
11 0.01744 0.01052 0.04793 0.04309 0.01773 0.01594 0.01398 0.09126 0.06002 0.16488 0.09633
12 0.00000 0.00000 0.00008 0.00000 0.00000 0.00000 0.00002 0.00122 0.00312 0.00145 0.01044
13 0.00640 0.02778 0.00579 0.00242 0.02084 0.00891 0.04620 0.01050 0.00791 0.01699 0.02825
14 0.00004 0.00002 0.00077 0.00064 0.00006 0.00020 0.00042 0.00074 0.00030 0.00093 0.00819
15 0.00536 0.00706 0.01061 0.00384 0.00317 0.01168 0.01666 0.00216 0.00295 0.02169 0.05254
16 0.00074 0.00007 0.00080 0.00003 0.00004 0.00003 0.00027 0.00043 0.00173 0.00014 0.00067
Total 0.10491 0.12628 0.15519 0.21341 0.12474 0.09487 0.08618 0.65773 0.11930 0.52470 0.25445
Sector 12 13 14 15 16 Total
1 0.00033 0.00000 0.00000 0.00000 0.00001 0.03833
2 0.03305 0.00000 0.00000 0.00000 0.00029 0.00257
3 0.00760 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.07197
4 0.09140 0.00000 0.00000 0.00000 0.00025 0.00261
5 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00949
6 0.00451 0.00000 0.00000 0.00000 0.00003 0.00020
7 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00060 0.02033
8 0.05033 0.01571 0.00570 0.00726 0.01578 0.02757
9 0.07595 0.00023 0.00451 0.00173 0.00997 0.00507
10 0.01990 0.00572 0.01910 0.01059 0.06565 0.01839
11 0.03965 0.02680 0.01497 0.01080 0.01297 0.07101
12 0.00481 0.00344 0.00914 0.00391 0.03286 0.00549
13 0.00366 0.07638 0.01229 0.00592 0.01599 0.01765
14 0.01816 0.00821 0.07222 0.00768 0.01114 0.00403
15 0.00932 0.01470 0.00668 0.02585 0.00348 0.01869
16 0.00100 0.00027 0.00094 0.00083 0.00499 0.00084
Total 0.35969 0.15147 0.14556 0.07457 0.17403 0.31422
69
Lampiran 11 Matriks Kebalikan Leontif Klasifikasi 50 Sektor
Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1.1054 0.02319 0.02352 0.0277 0.02968 0.04647 0.03157 0.03845 0.03351 0.03183
2 0.00115 1.03992 0.00088 0.00104 0.00111 0.00174 0.00118 0.00144 0.00126 0.00119
3 0.00401 0.00302 1.07191 0.00362 0.00389 0.0061 0.00415 0.00504 0.0044 0.00418
4 0.02202 0.01662 0.017 1.10123 0.02136 0.03352 0.0228 0.02773 0.02421 0.023
5 0.00051 0.00039 0.00039 0.00046 1.02654 0.00078 0.00052 0.00063 0.00055 0.00052
6 0.00277 0.00205 0.00211 0.0027 0.00274 1.08807 0.00291 0.00356 0.00304 0.00295
7 0.00046 0.00035 0.00036 0.00042 0.00045 0.00071 1.03571 0.00058 0.00051 0.00048
8 0 0 0 0 0 0 0 1.04541 0 0
9 0.00017 0.00013 0.00013 0.00015 0.00017 0.00026 0.00018 0.00021 1.0701 0.00018
10 0.00214 0.00161 0.00165 0.00194 0.00207 0.00326 0.00221 0.0027 0.00235 1.1091
11 0.00002 0.00001 0.00001 0.00002 0.00002 0.00003 0.00002 0.00002 0.00002 0.00002
12 0.02159 0.01633 0.01666 0.01954 0.02094 0.03287 0.02236 0.0272 0.02374 0.02255
13 0.023 0.01893 0.01193 0.01929 0.02004 0.02605 0.01666 0.02241 0.01699 0.01614
14 0.00135 0.00113 0.00102 0.00155 0.00127 0.00275 0.00143 0.00325 0.00228 0.00288
15 0.00905 0.00683 0.00698 0.0084 0.00877 0.01391 0.00942 0.01186 0.00997 0.00946
16 0.00353 0.00266 0.00272 0.00319 0.00342 0.00537 0.00365 0.00444 0.00388 0.00368
17 0.00182 0.00137 0.00141 0.00165 0.00176 0.00277 0.00188 0.00229 0.002 0.0019
18 0.00427 0.00322 0.00338 0.00388 0.00413 0.0089 0.00477 0.01435 0.00486 0.00453
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0.03462 0.02619 0.02656 0.03127 0.03351 0.05246 0.03565 0.04342 0.03784 0.03594
21 0.00341 0.00252 0.00261 0.00514 0.00324 0.00636 0.00364 0.00877 0.00386 0.0041
22 0.00367 0.00254 0.00243 0.003 0.00317 0.00533 0.0036 0.00475 0.00384 0.00351
23 0.00375 0.00279 0.00286 0.00366 0.00372 0.00565 0.00394 0.00483 0.00412 0.004
24 0.00006 0.00009 0.00001 0.00006 0.00002 0.00009 0.00002 0.00022 0.00015 0.00011
25 0.00125 0.00094 0.00096 0.00113 0.00121 0.0019 0.00129 0.00157 0.00137 0.0013
26 0.00008 0.00006 0.00007 0.00008 0.00008 0.00014 0.00009 0.00015 0.00009 0.00009
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0.0027 0.00201 0.00202 0.00237 0.00254 0.00433 0.00298 0.00402 0.00305 0.0028
29 0.00221 0.00167 0.00166 0.00203 0.00211 0.0036 0.00234 0.00341 0.00246 0.00232
30 0.00071 0.00053 0.00052 0.00065 0.00066 0.00114 0.00078 0.00108 0.0008 0.00074
31 0.00532 0.00403 0.00452 0.0049 0.00509 0.02019 0.00725 0.05198 0.00667 0.0059
32 0.14441 0.106 0.10556 0.12389 0.1332 0.2383 0.16405 0.22381 0.16792 0.15
33 0.00108 0.00081 0.00079 0.00107 0.00104 0.0017 0.00117 0.00163 0.00121 0.00114
34 0.00218 0.00165 0.00162 0.00196 0.00207 0.00345 0.00233 0.00314 0.00244 0.00229
35 0.01829 0.01102 0.01356 0.03983 0.0232 0.02026 0.01849 0.02286 0.01668 0.01898
36 0.00472 0.00343 0.00351 0.0045 0.00445 0.00763 0.00482 0.00652 0.00588 0.00532
37 0.00013 0.0001 0.0001 0.00012 0.00013 0.00021 0.00014 0.00023 0.00015 0.00014
38 0.00154 0.00112 0.00114 0.00396 0.00221 0.00193 0.00186 0.00249 0.00176 0.00172
39 0.00027 0.00021 0.00019 0.00027 0.00026 0.0004 0.00027 0.00051 0.00032 0.00028
40 0.00305 0.0031 0.00219 0.003 0.00341 0.00562 0.0032 0.005 0.00332 0.00319
41 0.00829 0.00855 0.00207 0.00994 0.00672 0.01075 0.00556 0.01118 0.00688 0.01045
42 0.00033 0.00024 0.00025 0.00037 0.00033 0.00057 0.00036 0.00074 0.00037 0.00035
43 0.00136 0.00144 0.00043 0.00105 0.00089 0.00095 0.00112 0.00092 0.00064 0.00059
44 0.00789 0.01077 0.00611 0.00698 0.01181 0.0209 0.01072 0.01467 0.00904 0.01307
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0.00014 0.00011 0.0001 0.00014 0.00014 0.00025 0.00015 0.00035 0.00015 0.00015
47 0.0008 0.0006 0.00061 0.00072 0.00077 0.00122 0.00083 0.00121 0.00088 0.00084
48 0.00103 0.00078 0.0008 0.00094 0.001 0.00181 0.00107 0.00134 0.00113 0.00108
49 0.00122 0.0011 0.00037 0.00039 0.00036 0.00214 0.00059 0.00057 0.00057 0.00053
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F1 0.23866 0.18015 0.18433 0.21583 0.23151 0.36322 0.24706 0.30017 0.2624 0.24928
Total 1.69643 1.51235 1.53001 1.666 1.62719 2.05604 1.68679 1.93311 1.74963 1.75476
70
Sector 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 0.03556 0.2354 0.05798 0.03208 0.02797 0.06829 0.03017 0.04553 0.03897 0.91993
2 0.00133 0.00298 0.00178 0.0012 0.00105 0.00113 0.00104 0.00171 0.00145 0.0018
3 0.00467 0.00602 0.0044 0.00421 0.00367 0.00393 0.00365 0.00598 0.00508 0.00594
4 0.02569 0.03221 0.02347 0.02315 0.02016 0.02169 0.02006 0.03291 0.02809 0.03395
5 0.00058 0.00129 0.00141 0.00053 0.00046 0.00049 0.00046 0.00075 0.00064 0.00071
6 0.00319 0.0039 0.00298 0.00295 0.0026 0.00273 0.00248 0.00442 0.00391 0.00332
7 0.00054 0.00081 0.00051 0.00049 0.00042 0.00048 0.00042 0.00069 0.0006 0.00132
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0.53813 0
9 0.0002 0.00129 0.00032 0.00018 0.00016 0.00038 0.00017 0.00025 0.00022 0.00512
10 0.0025 0.00371 0.00236 0.00225 0.00196 0.00223 0.00196 0.0032 0.00274 0.00601
11 1.04742 0.00009 0.00003 0.00002 0.00002 0.00003 0.00002 0.00003 0.00002 0.00032
12 0.02519 1.05814 0.02295 0.0227 0.01977 0.02096 0.01965 0.03227 0.02761 0.02622
13 0.01838 0.02286 1.03835 0.01625 0.01415 0.01526 0.01408 0.0231 0.02129 0.02478
14 0.0018 0.00224 0.00176 1.01178 0.00126 0.0029 0.00149 0.00302 0.00266 0.00192
15 0.01061 0.01268 0.00971 0.00997 1.11113 0.00896 0.00842 0.0135 0.01199 0.01092
16 0.00411 0.0049 0.00372 0.0037 0.00323 1.0423 0.00321 0.00527 0.00449 0.00425
17 0.00212 0.00257 0.00192 0.00191 0.00167 0.00177 1.00183 0.00272 0.00232 0.0022
18 0.00633 0.00691 0.0047 0.01525 0.00393 0.0048 0.00385 1.01231 0.01091 0.00561
19 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
20 0.04015 0.26207 0.06531 0.03622 0.03158 0.07723 0.03408 0.05141 0.044 1.04147
21 0.0048 0.00545 0.00401 0.01127 0.00339 0.00658 0.00481 0.00614 0.00714 0.00461
22 0.00388 0.00515 0.00377 0.00366 0.00302 0.00332 0.0033 0.00514 0.00612 0.00477
23 0.00433 0.00529 0.00404 0.004 0.00352 0.0037 0.00336 0.00599 0.0053 0.00451
24 0.00001 0.00004 0.00002 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00012 0.00006
25 0.00146 0.00173 0.00132 0.00131 0.00114 0.00121 0.00114 0.00187 0.00159 0.00149
26 0.0001 0.00013 0.0001 0.00013 0.00008 0.00008 0.00008 0.00013 0.00014 0.00012
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0.00312 0.00411 0.00374 0.00294 0.00248 0.0027 0.00238 0.00387 0.00511 0.0033
29 0.00261 0.00412 0.00252 0.00276 0.00201 0.00238 0.00203 0.00341 0.01272 0.00561
30 0.00082 0.00147 0.00084 0.0008 0.00065 0.001 0.00063 0.00101 0.00185 0.00174
31 0.01299 0.01228 0.00652 0.05989 0.00498 0.00705 0.00467 0.00839 0.03443 0.00862
32 0.16664 0.23251 0.16956 0.15969 0.13394 0.14099 0.12486 0.19902 0.33406 0.17588
33 0.00126 0.00161 0.00119 0.00125 0.00101 0.00107 0.00094 0.0017 0.00256 0.00131
34 0.00255 0.00321 0.0024 0.00241 0.00198 0.00212 0.00194 0.00318 0.00562 0.00264
35 0.01903 0.0208 0.01275 0.01997 0.02169 0.02313 0.01252 0.0621 0.03727 0.02126
36 0.00598 0.00752 0.00489 0.01512 0.01786 0.00462 0.00503 0.00811 0.00725 0.0063
37 0.00016 0.00019 0.00014 0.00015 0.00012 0.00013 0.00012 0.0002 0.00075 0.00016
38 0.00176 0.00228 0.00119 0.00257 0.00238 0.00223 0.00136 0.00516 0.00341 0.00188
39 0.00031 0.00044 0.00028 0.0005 0.00025 0.0004 0.00024 0.00043 0.00049 0.00032
40 0.00352 0.00527 0.00371 0.00341 0.00277 0.00318 0.00266 0.00521 0.00676 0.00399
41 0.01094 0.00736 0.00754 0.01248 0.00294 0.00617 0.00779 0.01109 0.00952 0.0097
42 0.00042 0.00052 0.00035 0.00075 0.0004 0.00035 0.00028 0.00086 0.00109 0.00046
43 0.0009 0.00108 0.00066 0.00065 0.00055 0.00691 0.00084 0.00255 0.00134 0.00163
44 0.01094 0.01196 0.01153 0.00845 0.00711 0.0118 0.01032 0.01904 0.01864 0.00948
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0.00019 0.00023 0.00015 0.00087 0.0003 0.00014 0.00013 0.00037 0.00036 0.00018
47 0.00093 0.00116 0.00086 0.00086 0.00073 0.00078 0.00072 0.00118 0.00121 0.00115
48 0.00121 0.00145 0.00109 0.0011 0.00095 0.001 0.00094 0.00154 0.00134 0.0013
49 0.0004 0.00076 0.00044 0.00039 0.00035 0.00041 0.00034 0.00079 0.00086 0.00158
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F1 0.27849 0.33118 0.25189 0.25072 0.21851 0.23144 0.21728 0.35656 0.30286 0.28462
Total 1.77013 2.32936 1.74114 1.75293 1.68025 1.7405 1.55774 1.9541 2.55502 2.65444
71
Sector 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0.03002 0.02716 0.04649 0.04711 0.03065 0.03542 0 0.03929 0.04745 0.03536
2 0.00112 0.00102 0.00174 0.00137 0.00115 0.00132 0 0.00132 0.00177 0.00132
3 0.00393 0.00356 0.00609 0.00479 0.00402 0.00464 0 0.00461 0.00621 0.00463
4 0.02166 0.01961 0.03353 0.0264 0.02214 0.02558 0 0.02542 0.03423 0.02553
5 0.00049 0.00045 0.00077 0.00103 0.0005 0.00058 0 0.00058 0.00079 0.00058
6 0.00479 0.03821 0.74183 0.00541 0.03211 0.00379 0 0.00644 0.00438 0.00584
7 0.00046 0.00041 0.00071 0.00056 0.00047 0.00054 0 0.00054 0.00072 0.00054
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0.00017 0.00015 0.00026 0.00026 0.00017 0.0002 0 0.00022 0.00026 0.0002
10 0.00211 0.00191 0.00326 0.0026 0.00215 0.00249 0 0.00248 0.00333 0.00249
11 0.00002 0.00002 0.00003 0.00002 0.00002 0.00002 0 0.00002 0.00003 0.00002
12 0.02126 0.01924 0.03291 0.02581 0.02172 0.02511 0 0.0249 0.0336 0.02506
13 0.01523 0.01387 0.02528 0.01869 0.01562 0.01799 0 0.01835 0.02407 0.01797
14 0.19489 0.0024 0.00265 0.00173 0.09154 0.00289 0 0.00494 0.0021 0.00186
15 0.00917 0.00868 0.01406 0.01094 0.00933 0.0107 0 0.19548 0.01444 0.0122
16 0.00346 0.00313 0.00536 0.00421 0.00354 0.00409 0 0.00406 0.00547 0.00408
17 0.00179 0.00162 0.00277 0.00217 0.00183 0.00211 0 0.0021 0.00282 0.00211
18 0.00699 0.00671 0.00897 0.00559 0.07053 0.36849 0 0.00787 0.00696 0.0064
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0.03389 0.03067 0.05249 0.05323 0.03461 0.03999 0 0.04437 0.05357 0.03992
21 1.133 0.00475 0.00639 0.00464 0.00839 0.00899 0 0.02282 0.00541 0.00514
22 0.00448 1.09326 0.00658 0.01376 0.00478 0.00656 0 0.00493 0.00597 0.00797
23 0.0065 0.05181 1.00595 0.0069 0.04354 0.00514 0 0.00845 0.00594 0.00791
24 0.00002 0.00016 0.0001 1.00035 0.00001 0.00001 0 0.00001 0.00004 0.00021
25 0.00123 0.00111 0.0019 0.00149 1.1586 0.00145 0 0.00144 0.00194 0.00144
26 0.0001 0.00009 0.00015 0.00011 0.00143 1.08797 0 0.00011 0.00013 0.00011
27 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
28 0.00373 0.00556 0.00532 0.00393 0.00343 0.00413 0 1.12323 0.00654 0.01329
29 0.02487 0.01138 0.00684 0.0048 0.01031 0.00465 0 0.00386 1.03624 0.01028
30 0.0026 0.00127 0.0035 0.00287 0.00112 0.00117 0 0.00126 0.01016 1.0208
31 0.01882 0.01917 0.02025 0.00882 0.02154 0.01166 0 0.01689 0.00995 0.01351
32 0.23791 0.2169 0.32737 0.22476 0.21281 0.26073 0 0.2279 0.25743 0.21897
33 0.00151 0.00136 0.00215 0.0015 0.00142 0.00177 0 0.00155 0.00238 0.00193
34 0.00294 0.00256 0.00456 0.00291 0.00269 0.00318 0 0.00294 0.00682 0.00311
35 0.0214 0.01528 0.027 0.02248 0.02322 0.03939 0 0.0302 0.02418 0.02684
36 0.00714 0.00434 0.00797 0.00574 0.00601 0.00619 0 0.00786 0.00734 0.00556
37 0.00022 0.00021 0.00096 0.00017 0.00018 0.00017 0 0.00083 0.001 0.00099
38 0.00205 0.00133 0.00245 0.00186 0.002 0.00398 0 0.00321 0.0024 0.00234
39 0.00045 0.00098 0.00049 0.00037 0.00034 0.00037 0 0.00056 0.00046 0.00035
40 0.00471 0.00462 0.00669 0.00474 0.00381 0.00535 0 0.00468 0.00519 0.00437
41 0.00583 0.00623 0.01313 0.00491 0.00911 0.0137 0 0.00548 0.00713 0.00633
42 0.00055 0.00047 0.00087 0.00058 0.00054 0.00066 0 0.00065 0.00088 0.00072
43 0.00098 0.00123 0.00123 0.00089 0.00092 0.00159 0 0.00162 0.00097 0.00084
44 0.01156 0.01084 0.0235 0.01503 0.01679 0.01578 0 0.01141 0.01314 0.011
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0.00031 0.00025 0.00027 0.00018 0.00026 0.00026 0 0.00024 0.00064 0.00037
47 0.00129 0.00077 0.00128 0.00098 0.00085 0.00099 0 0.00122 0.00218 0.00107
48 0.0011 0.00093 0.00174 0.00128 0.00105 0.0014 0 0.00121 0.0025 0.00155
49 0.00048 0.00068 0.00205 0.00106 0.00044 0.00072 0 0.00062 0.0008 0.0005
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F1 0.23421 0.21198 0.36272 0.28487 0.23948 0.27662 0 0.27469 0.37001 0.27581
Total 2.08147 1.84834 2.82258 1.83387 2.11718 2.31055 1 2.14287 2.02996 1.82939
72
Sector 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
1 0.04529 0.03726 0.13722 0.06808 0.03154 0.02636 0.02359 0.0448 0.04244 0.0369 0.04107
2 0.00169 0.00136 0.00213 0.00139 0.00117 0.00079 0.00087 0.00167 0.00159 0.00136 0.00151
3 0.00592 0.00477 0.00576 0.00485 0.00408 0.00277 0.00304 0.00585 0.00556 0.00475 0.00529
4 0.03272 0.02678 0.14939 0.02734 0.02296 0.01535 0.01676 0.03219 0.03058 0.02676 0.02977
5 0.00074 0.0006 0.00176 0.00062 0.00052 0.00035 0.00038 0.00073 0.0007 0.00061 0.00067
6 0.00467 0.00497 0.00344 0.00416 0.01162 0.00443 0.00238 0.00439 0.00462 0.00386 0.00415
7 0.0007 0.00059 0.00907 0.00063 0.00051 0.00033 0.00035 0.00068 0.00064 0.0006 0.00066
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0.00025 0.00021 0.00131 0.00038 0.00018 0.00015 0.00013 0.00025 0.00024 0.00021 0.00023
10 0.00319 0.00264 0.02229 0.00279 0.00226 0.00152 0.00163 0.00313 0.00297 0.00264 0.00294
11 0.00003 0.00002 0.00005 0.00003 0.00002 0.00001 0.00001 0.00003 0.00002 0.00002 0.00002
12 0.03216 0.0265 0.19271 0.03062 0.02272 0.01506 0.01644 0.03157 0.02998 0.02652 0.02947
13 0.02306 0.01909 0.16337 0.02093 0.01639 0.01085 0.01178 0.02261 0.02146 0.01912 0.02123
14 0.03645 0.00283 0.00233 0.00253 0.00167 0.00511 0.00133 0.00583 0.00398 0.00229 0.00201
15 0.02198 0.01288 0.01121 0.01129 0.00929 0.00633 0.007 0.01401 0.0128 0.01105 0.01203
16 0.00522 0.00424 0.0135 0.00488 0.00363 0.00244 0.00268 0.00515 0.00489 0.00423 0.00471
17 0.0027 0.00219 0.00715 0.0023 0.00187 0.00126 0.00138 0.00266 0.00253 0.00218 0.00243
18 0.20717 0.0121 0.00822 0.01008 0.00583 0.00345 0.00494 0.02548 0.01147 0.00915 0.00718
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0.05113 0.04206 0.15451 0.07694 0.03561 0.02977 0.02664 0.05059 0.04792 0.04166 0.04637
21 0.10525 0.00784 0.00606 0.00704 0.00461 0.0266 0.00366 0.01802 0.01447 0.00617 0.00522
22 0.00738 0.01746 0.00518 0.00969 0.00381 0.00299 0.00367 0.00639 0.00748 0.0083 0.01793
23 0.00634 0.00673 0.00466 0.00563 0.01575 0.00601 0.00322 0.00595 0.00627 0.00523 0.00562
24 0.00002 0.00002 0.00003 0.00003 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001
25 0.00185 0.00149 0.00149 0.0015 0.00127 0.00086 0.00095 0.00182 0.00173 0.00148 0.00165
26 0.00096 0.00018 0.00012 0.00012 0.00009 0.00006 0.00007 0.0002 0.00014 0.00012 0.00012
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0.00622 0.01431 0.00455 0.00468 0.00284 0.00227 0.00241 0.00394 0.0038 0.00419 0.00365
29 0.00953 0.00657 0.00386 0.06368 0.00272 0.00223 0.00228 0.00413 0.00515 0.00793 0.00753
30 0.002 0.0043 0.0016 0.05097 0.00084 0.00068 0.00103 0.0011 0.00107 0.00175 0.00202
31 1.02108 0.04162 0.02199 0.03142 0.01289 0.0062 0.01258 0.10486 0.03534 0.02695 0.01479
32 0.38081 1.2635 0.21485 0.20518 0.15343 0.13932 0.1425 0.20642 0.2027 0.16689 0.17656
33 0.00317 0.00613 1.00463 0.00696 0.00558 0.00188 0.00108 0.00191 0.00159 0.00691 0.00716
34 0.00517 0.00952 0.00346 1.00317 0.00271 0.0018 0.00236 0.00334 0.00318 0.00813 0.01021
35 0.04727 0.0442 0.02047 0.01925 1.02646 0.00966 0.02371 0.01927 0.01918 0.01917 0.01909
36 0.00883 0.00765 0.0069 0.00714 0.01516 1.02624 0.00536 0.03219 0.00933 0.01026 0.00635
37 0.00037 0.00022 0.00017 0.00038 0.00022 0.00011 1.06485 0.00117 0.00023 0.00043 0.00044
38 0.00425 0.00355 0.00211 0.0019 0.07547 0.00746 0.07402 1.07414 0.02036 0.00343 0.00305
39 0.00058 0.00067 0.00559 0.00225 0.00131 0.00104 0.00367 0.00318 1.01346 0.00043 0.00394
40 0.00756 0.01364 0.01325 0.02399 0.01441 0.00371 0.00391 0.0112 0.01901 1.08819 0.02426
41 0.02095 0.0118 0.01344 0.01326 0.00902 0.01024 0.00372 0.00638 0.00531 0.00751 1.09218
42 0.00702 0.00166 0.00147 0.00137 0.00364 0.00638 0.01355 0.00122 0.00133 0.001 0.00086
43 0.00174 0.00404 0.00301 0.00083 0.00315 0.00145 0.00056 0.00085 0.00079 0.00068 0.00071
44 0.01998 0.05522 0.01234 0.0105 0.01064 0.01448 0.00719 0.01119 0.01066 0.00886 0.00941
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0.00342 0.00038 0.00028 0.00068 0.00041 0.00021 0.00382 0.00149 0.00396 0.00376 0.00204
47 0.00139 0.00154 0.00101 0.00127 0.00082 0.00059 0.00064 0.00117 0.00112 0.00096 0.00263
48 0.00155 0.00125 0.00146 0.00148 0.0011 0.00084 0.001 0.00161 0.00144 0.00123 0.00156
49 0.0007 0.0006 0.00075 0.00138 0.00068 0.00027 0.00038 0.00056 0.00111 0.00148 0.00083
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F1 0.35255 0.28372 0.28548 0.28591 0.2429 0.16441 0.18126 0.34846 0.33129 0.28256 0.31499
Total 2.50297 2.01093 2.52562 2.03151 1.78382 1.56433 1.68481 2.1238 1.94589 1.86791 1.94653
73
Sector 42 43 44 45 46 47 48 49 50 F1 Total
1 0.03932 0.04917 0.04096 0.12688 0.06231 0.07204 0.06861 0.0845 0 0.16261 4.4631
2 0.00147 0.00184 0.00154 0.0047 0.00232 0.00254 0.00214 0.00307 0 0.0061 1.11977
3 0.00517 0.00646 0.00538 0.01647 0.00813 0.0089 0.00748 0.01042 0 0.02139 1.34278
4 0.02842 0.03552 0.02957 0.09136 0.04494 0.04903 0.04128 0.05494 0 0.11753 2.70815
5 0.00065 0.00081 0.00067 0.00211 0.00102 0.00111 0.01105 0.00739 0 0.00267 1.07958
6 0.00366 0.00449 0.00398 0.01238 0.00582 0.01009 0.01902 0.00673 0 0.01416 2.12118
7 0.0006 0.00075 0.00062 0.00196 0.00096 0.00104 0.00088 0.00116 0 0.00247 1.07646
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.58354
9 0.00022 0.00027 0.00023 0.00071 0.00035 0.0004 0.00038 0.00047 0 0.0009 1.08931
10 0.00276 0.00345 0.00287 0.00893 0.00438 0.00478 0.00405 0.00535 0 0.01141 1.27673
11 0.00002 0.00003 0.00002 0.00007 0.00004 0.00004 0.00004 0.00005 0 0.00009 1.04903
12 0.02787 0.03482 0.02899 0.08999 0.04415 0.04808 0.04585 0.05904 0 0.11518 2.67657
13 0.01995 0.02492 0.02075 0.06454 0.03164 0.03446 0.03243 0.03875 0 0.08242 2.26673
14 0.00195 0.00248 0.00208 0.00784 0.00595 0.00342 0.00503 0.00377 0 0.00682 1.46043
15 0.01171 0.01464 0.01223 0.03776 0.01916 0.02012 0.01837 0.02244 0 0.04811 1.92199
16 0.00455 0.00568 0.00473 0.01457 0.00717 0.00784 0.00749 0.00965 0 0.01882 1.28919
17 0.00235 0.00293 0.00244 0.00752 0.0037 0.00405 0.00353 0.00474 0 0.00972 1.12883
18 0.00701 0.00905 0.00756 0.03152 0.02762 0.01059 0.01909 0.01078 0 0.02188 2.06956
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
20 0.0444 0.05552 0.04624 0.14326 0.07035 0.08135 0.07748 0.09541 0 0.1836 3.82454
21 0.00508 0.00646 0.0054 0.02129 0.01647 0.00971 0.01569 0.01053 0 0.01729 1.61425
22 0.00915 0.00731 0.01004 0.0267 0.00787 0.05261 0.01039 0.00773 0 0.01578 1.46411
23 0.00496 0.00608 0.0054 0.01679 0.0079 0.01368 0.02579 0.00912 0 0.01919 1.40581
24 0.00001 0.00001 0.00001 0.00004 0.00002 0.00002 0.0001 0.00002 0 0.00004 1.00247
25 0.00161 0.00202 0.00168 0.00514 0.00254 0.00278 0.00233 0.00311 0 0.00667 1.24175
26 0.00011 0.00014 0.00012 0.0004 0.00025 0.00019 0.0002 0.00021 0 0.00044 1.09646
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
28 0.00328 0.00406 0.0036 0.01105 0.0055 0.0058 0.01135 0.00623 0 0.01311 1.34856
29 0.0036 0.00423 0.00359 0.02042 0.00566 0.01211 0.01382 0.00674 0 0.01114 1.37414
30 0.00113 0.00117 0.00098 0.00522 0.00168 0.00215 0.0048 0.00174 0 0.00335 1.15277
31 0.01446 0.01951 0.01636 0.08915 0.1064 0.01706 0.06566 0.01393 0 0.02375 2.11225
32 0.165 0.2043 0.18008 0.53335 0.27021 0.28097 0.25072 0.31245 0 0.64831 11.67665
33 0.00148 0.00176 0.00136 0.01106 0.00403 0.0031 0.00315 0.00261 0 0.00491 1.12155
34 0.0032 0.0033 0.00313 0.03615 0.00513 0.00684 0.01031 0.00625 0 0.01064 1.22089
35 0.01466 0.02206 0.0212 0.0478 0.02642 0.02577 0.03152 0.03465 0 0.05588 2.23136
36 0.00621 0.00721 0.00633 0.03267 0.01173 0.01321 0.02749 0.01545 0 0.02348 1.47075
37 0.00029 0.00021 0.00018 0.00085 0.00037 0.00065 0.00033 0.00047 0 0.0007 1.08092
38 0.00146 0.00204 0.00193 0.0047 0.00245 0.00244 0.00296 0.00313 0 0.00494 1.36137
39 0.00332 0.00185 0.00033 0.00492 0.00059 0.00386 0.00054 0.0007 0 0.00124 1.0645
40 0.00754 0.0044 0.00558 0.02027 0.0117 0.01198 0.01175 0.01434 0 0.01396 1.44439
41 0.0063 0.0046 0.00372 0.01489 0.01647 0.00709 0.01508 0.01082 0 0.01337 1.52393
42 1.00501 0.00057 0.00047 0.0027 0.00125 0.00111 0.00169 0.00108 0 0.00146 1.07014
43 0.00065 1.00081 0.00071 0.00213 0.00109 0.00113 0.00106 0.00126 0 0.00253 1.06589
44 0.00885 0.01154 1.00959 0.02872 0.01454 0.01516 0.01375 0.01688 0 0.03509 1.68489
45 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
46 0.00101 0.00025 0.00021 0.0008 1.00093 0.00036 0.00068 0.00035 0 0.00066 1.03309
47 0.00145 0.00126 0.00106 0.00396 0.00548 1.01163 0.00249 0.00195 0 0.00415 1.07526
48 0.00136 0.00171 0.00139 0.00699 0.0021 0.00236 1.00562 0.0028 0 0.00551 1.08003
49 0.00062 0.0007 0.00065 0.00297 0.00071 0.00091 0.0007 1.00104 0 0.00176 1.04031
50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
F1 0.3079 0.38494 0.32065 0.98135 0.48467 0.53013 0.44479 0.59343 0 1.2751 16.12305
Total 1.78177 1.95736 1.81662 3.59508 2.3542 2.3947 2.33897 2.49772 1 3.04034 101.729
74
Lampiran 12 Matriks Kebalikan Leontif Klasifikasi 9 Sektor
Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F1 Total
1 1.2073 0.16429 0.70363 0.16469 0.24459 0.15248 0.11632 0.15323 0.45287 0.57850 3.9379
2 0.00948 1.01291 0.01004 0.00747 0.20762 0.01258 0.00645 0.00849 0.03243 0.02398 1.33145
3 0.08147 0.07126 1.09994 0.07521 0.16897 0.08592 0.06295 0.07204 0.20977 0.24467 2.17221
4 0.00463 0.00498 0.01476 104392 0.01116 0.01327 0.00459 0.00636 0.02386 0.01637 1.14391
5 0.02803 0.01129 0.02334 0.01354 1.02353 0.04384 0.01650 0.02055 0.09477 0.03390 1.30927
6 0.20904 0.21409 0.29697 0.26939 0.40451 1.28788 0.16864 0.19960 0.59774 0.69966 4.34752
7 0.03698 0.08125 0.04840 0.04135 0.06999 0.07031 1.11384 0.04305 0.11333 0.10337 1.72186
8 0.02512 0.03483 0.02801 0.02317 0.05436 0.07402 0.02801 1.04272 0.05256 0.05672 1.41953
9 0.00329 0.00360 0.00360 0.00512 0.00378 0.00351 0.00262 0.00388 1.01397 0.01170 1.05506
F1 0.29204 0.36248 0.29815 0.35908 0.36482 0.29007 0.23760 0.33086 0.97833 1.29696 4.81038
Total 1.89737 1.96098 2.52683 2.00924 2.55331 2.03389 1.75753 1.88077 3.56962 3.06584 23.24909
75
Lampiran 13 Matriks Kebalikan Leontif Klasifikasi 16 Sektor
Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1.08763 0.01365 0.02026 0.04775 0.01453 0.01990 0.02186 0.20997 0.02254 0.03975 0.02274
2 0.02182 1.10031 0.03023 0.02910 0.02177 0.02140 0.03353 0.02930 0.03340 0.03392 0.02734
3 0.01847 0.01781 1.08642 0.06958 0.01896 0.02859 0.02828 0.36275 0.02960 0.05991 0.03196
4 0.04283 0.03898 0.05271 1.07232 0.03600 0.03537 0.05545 0.04797 0.05535 0.05617 0.04562
5 0.01033 0.00987 0.01537 0.01774 1.07902 0.01192 0.01674 0.04405 0.01589 0.04509 0.01443
6 0.00522 0.00487 0.00723 0.00676 0.00521 1.03048 0.00803 0.00662 0.00798 0.00807 0.00649
7 0.00432 0.00402 0.01240 0.00670 0.00824 0.00473 1.01253 0.00987 0.00711 0.20724 0.01235
8 0.04892 0.04739 0.07044 0.20186 0.05041 0.07977 0.07485 1.09109 0.07886 0.17066 0.08790
9 0.00310 0.00290 0.00489 0.00589 0.00323 0.00356 0.00482 0.01442 1.04395 0.01081 0.01153
10 0.00608 0.00561 0.04085 0.01260 0.02593 0.00735 0.00956 0.02278 0.01190 1.02193 0.04282
11 0.14424 0.12874 0.23336 0.22571 0.14824 0.14303 0.20617 0.28587 0.25796 0.39169 1.27099
12 0.00333 0.00313 0.00513 0.00487 0.00344 0.00334 0.00512 0.00672 0.00876 0.00872 0.01608
13 0.02426 0.04803 0.03199 0.02792 0.04158 0.02700 0.07573 0.04097 0.03584 0.06208 0.05620
14 0.00327 0.00322 0.00572 0.00534 0.00348 0.00350 0.00566 0.00630 0.00563 0.00817 0.01460
15 0.01731 0.01853 0.02995 0.02193 0.01584 0.02383 0.03443 0.02774 0.02265 0.05383 0.07469
16 0.00291 0.00204 0.00381 0.00290 0.00215 0.00212 0.00352 0.00363 0.00505 0.00368 0.00345
F1 0.23345 0.21778 0.32315 0.30080 0.23284 0.22840 0.35881 0.29449 0.35587 0.35994 0.28753
Total 1.67750 1.66690 1.97392 2.05978 1.71084 1.67432 1.95509 2.50451 1.99833 2.54167 2.02672
Sector 12 13 14 15 16 F1 Total
1 0.03103 0.01705 0.01913 0.02130 0.06255 0.07638 1.74802
2 0.06338 0.02125 0.02754 0.03084 0.09218 0.12006 1.73738
3 0.05331 0.02366 0.02550 0.02820 0.08276 0.09788 2.06364
4 0.13978 0.03528 0.04588 0.05112 0.15330 0.19849 2.16262
5 0.01552 0.01066 0.01359 0.01495 0.04500 0.05622 1.43638
6 0.01119 0.00506 0.00655 0.00736 0.02189 0.02874 1.17774
7 0.01008 0.00562 0.00952 0.00818 0.03142 0.02271 1.37706
8 0.12823 0.06479 0.06824 0.07545 0.22070 0.25782 2.81739
9 0.08432 0.00391 0.00983 0.00656 0.02592 0.01596 1.25561
10 0.03073 0.01305 0.02844 0.01911 0.09011 0.02809 1.41693
11 0.22206 0.15501 0.17714 0.18856 0.54263 0.67391 5.39532
12 1.01003 0.00727 0.01411 0.00863 0.04647 0.01659 1.17173
13 0.03044 1.10012 0.03602 0.03027 0.08793 0.08814 1.84454
14 0.02434 0.01298 1.08212 0.01289 0.02535 0.01583 1.23840
15 0.02832 0.02849 0.02222 1.04211 0.04983 0.05515 1.56684
16 0.00391 0.00238 0.00368 0.00382 1.01379 0.01145 1.07427
F1 0.29218 0.22556 0.29074 0.32832 0.97021 1.28558 6.58566
Total 2.17885 1.73215 1.88024 1.87768 3.56206 3.04899 36.06954
76
Lampiran 14 Multiplier output klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor
Lampiran 14.1 Multiplier Output Klasifikasi 9 Sektor
Sector Initial Firts
Round
Indust
Sup
Consumption Total Elasticity Type I Type II
1 1.00000 0.15055 0.05647 0.39830 1.60533 0.46085 1.20703 1.60533
2 1.00000 0.08618 0.01796 0.49437 1.59851 0.07259 1.10414 1.59851
3 1.00000 0.65749 0.16457 0.40663 2.22868 1.43625 1.82205 2.22868
4 1.00000 0.11929 0.03485 0.48973 1.64386 0.00000 1.15414 1.64386
5 1.00000 0.52470 0.16624 0.49756 2.18850 1.78955 1.69094 2.18850
6 1.00000 0.25772 0.09048 0.39562 1.74381 0.24716 1.34819 1.74381
7 1.00000 0.15053 0.04535 0.32405 1.51994 0.04323 1.19589 1.51994
8 1.00000 0.07457 0.02410 0.45124 1.54991 0.00000 1.09867 1.54991
9 1.00000 0.17403 0.08295 1.33431 2.59129 2.48145 1.25698 2.59129
Lampiran 14.2 Multiplier Output Klasifikasi 16 Sektor
Sector Initial Firts
Round
Indust
Sup
Consumption Total Elasticity Type I Type II
1 1.00000 0.10491 0.01893 0.32022 1.44405 0.00587 1.12384 1.44405
2 1.00000 0.12628 0.02410 0.29873 1.44911 0.00134 1.15038 1.44911
3 1.00000 0.15519 0.05231 0.44327 1.65076 0.87288 1.20750 1.65076
4 1.00000 0.21341 0.13296 0.41261 1.75898 0.03090 1.34637 1.75898
5 1.00000 0.12474 0.03387 0.31939 1.47800 0.13013 1.15861 1.47800
6 1.00000 0.09487 0.03776 0.31329 1.44592 0.00042 1.13263 1.44592
7 1.00000 0.08618 0.01791 0.49218 1.59628 0.07249 1.10410 1.59628
8 1.00000 0.65773 0.14833 0.40396 2.21002 1.42425 1.80606 2.21002
9 1.00000 0.11930 0.03502 0.48814 1.64246 0.00000 1.15432 1,64246
10 1.00000 0.52470 0.16329 0.49373 2.18173 1.78402 1.68799 2.18173
11 1.00000 0.25445 0.09034 0.39440 1.73919 0.25443 1.34479 1.73919
12 1.00000 0.35969 0.12621 0.40078 1.88667 0.00000 1.48589 1.88667
13 1.00000 0.15147 0.04571 0.30941 1.50658 0.05090 1.19718 1.50658
14 1.00000 0.14556 0.04514 0.39881 1.58950 0.00000 1.19070 1.58950
15 1.00000 0.07457 0.02444 0.45035 1.54936 0.00000 1.09901 1.54936
16 1.00000 0.17403 0.08699 1.33083 2.59185 2.48199 1.26101 2.59185
77
Lampiran 15 Multiplier income klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor
Lampiran 15.1 Multiplier Income Klasifikasi 16 Sektor
Sector Initial Firts
Round
Indust
Sup
Consumption Total Elasticity Type I Type II
1 0.16068 0.01775 0.00317 0.05186 0.23345 0.00591 1.13016 1.45290
2 0.14620 0.01935 0.00385 0.04838 0.21778 0.00138 1.15869 1.48958
3 0.21292 0.02901 0.00944 0.07178 0.32315 0.80254 1.18059 1.51774
4 0.18530 0.02485 0.02383 0.06682 0.30080 0.02851 1.26271 1.62330
5 0.15578 0.01949 0.00585 0.05172 0.23284 0.13160 1.16266 1.49468
6 0.15742 0.01352 0.00672 0.05074 0.22840 0.00042 1.12861 1.45091
7 0.26105 0.01505 0.00301 0.07971 0.35881 0.06242 1.06916 1.37449
8 0.08137 0.12117 0.02654 0.06542 0.29449 2.33235 2.81518 3.61913
9 0.24741 0.02320 0.00621 0.07905 0.35587 0.00000 1.11886 1.43838
10 0.15183 0.09915 0.02900 0.07996 0.35994 1.93850 1.84404 2.37065
11 0.16388 0.04364 0.01613 0.06387 0.28753 0.25667 1.36475 1.75449
12 0.14155 0.06417 0.02156 0.06490 0.29218 0.00000 1.60566 2.06420
13 0.14420 0.02335 0.00791 0.05011 0.22556 0.05285 1.21678 1.56426
14 0.19192 0.02611 0.00812 0.06458 0.29074 0.00000 1.17839 1.51491
15 0.23697 0.01399 0.00442 0.07293 0.32832 0.00000 1.07771 1.38548
16 0.70930 0.02956 0.01583 0.21552 0.97021 1.30986 1.06399 1.36784
Lampiran 15.2 Multiplier Income Klasifikasi 9 Sektor
Sector Initial Firts
Round
Indust
Sup
Consumption Total Elasticity Type I Type II
1 0.19011 0.02504 0.01002 0.06687 0.29204 0.44099 1.18443 1.53616
2 0.26105 0.01540 0.00303 0.08300 0.36248 0.06306 1.0706 1.38852
3 0.08143 0.12017 0.02828 0.06827 0.29815 2.35953 2.82303 3.66137
4 0.24741 0.02327 0.00617 0.08222 0.35908 0.00000 1.11902 1.45133
5 0.15183 0.09999 0.02946 0.08353 0.36482 1.96472 1.85258 2.40272
6 0.16319 0.04436 0.01611 0.06642 0.29007 0.25194 1.37055 1.77755
7 0.15174 0.02363 0.00783 0.05440 0.23760 0.04454 1.2073 1.56583
8 0.23697 0.01381 0.00432 0.07576 0.33086 0.00000 1.0765 1.39619
9 0.70930 0.02995 0.01508 0.22401 0.97833 1.32083 1.06348 1.37930
78
Lampiran 16 Multiplier employment klasifikasi 9 sektor dan 16 sektor
Lampiran 16.1 Multiplier Employment Klasifikasi 16 Sektor
Sector Initial Firts
Round
Indust
Sup
Consumption Total Elasticity Type I Type II
1 0.13404 0.00943 0.00088 0.00551 0.14986 0.00455 1.07696 1.11804
2 0.01310 0.00143 0.00041 0.00514 0.02008 0.00142 1.14030 1.53235
3 0.08834 0.00568 0.00120 0.00762 0.10284 0.61559 1.07789 1.16418
4 0.00219 0.00096 0.00813 0.00710 0.01838 0.14734 5.14998 8.38861
5 0.00231 0.00065 0.00058 0.00549 0.00903 0.34473 1.53450 3.91550
6 0.01681 0.00073 0.00200 0.00539 0.02493 0.00043 1.16222 1.48270
7 0.05047 0.00104 0.00030 0.00846 0.06027 0.05423 1.02652 1.19421
8 0.00054 0.05187 0.00591 0.00695 0.06527 77.88055 107.98681 120.84782
9 0.00402 0.00084 0.00065 0.00839 0.01390 0.00000 1.37127 3.46064
10 0.00534 0.01171 0.00630 0.00849 0.03183 4.87219 4.36918 5.95834
11 0.00796 0.00171 0.00245 0.00678 0.01891 0.34759 1.52368 2.37601
12 0.01159 0.00250 0.00460 0.00689 0.02559 0.00000 1.61330 2.20800
13 0.01197 0.00134 0.00139 0.00532 0.02002 0.05652 1.22856 1.67312
14 0.00868 0.00118 0.00101 0.00686 0.01773 0.00000 1.25206 2.04198
15 0.00373 0.00046 0.00075 0.00774 0.01269 0.00000 1.32497 3.40082
16 0.03208 0.00138 0.00249 0.02289 0.05884 1.75642 1.12072 1.83417
Lampiran 16.2 Multiplier Employment Klasifikasi 9 Sektor
Sector Initial Firts
Round
Indust
Sup
Consumption Total Elasticity Type I Type II
1 0.06802 0.00451 0.00170 0.01089 0.08512 0.35924 1.09133 1.25141
2 0.05047 0.00107 0.00026 0.01351 0.06532 0.05877 1.02644 1.29422
3 0.00054 0.03598 0.00468 0.01112 0.05232 62.42111 76.28037 96.86095
4 0.00402 0.00083 0.00055 0.01339 0.01878 0.00000 1.34331 4.67562
5 0.00534 0.01330 0.00486 0.01360 0.03711 5.67972 4.40002 6.94591
6 0.00807 0.00197 0.00208 0.01082 0.02293 0.40269 1.50096 2.84111
7 0.01145 0.00132 0.00105 0.00886 0.02268 0.05635 1.20726 1.98100
8 0.00373 0.00046 0.00061 0.01234 0.01714 0.00000 1.28878 4.59527
9 0.03208 0.00132 0.00212 0.03648 0.07200 2.14942 1.10742 2.24456
79
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Agustus 1990 dari ayah Ferry
Yulmarino dan ibu Elyza Damarita. Penulis adalah putra pertama dari dua
bersaudara. Penulis memulai pendidikan di TK Aisyah Muhammadiyah dan
melanjutkan pendidikan di SD Muhammadiyah 5 Jakarta. Pada tahun 2002
penulis duduk di bangku SMP yaitu bersekolah di SMPN 11 Jakarta. Kemudian
tahun 2008 penulis lulus dari SMA Bakti Mulya 400 Jakarta dan pada tahun 2010
penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalu jalur Ujian
Talenta Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen.
Selama Perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus Himpunan Profesi
Peminat Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) Tahun 2012 menjadi
staf Research and Development (RED). Pada tahun 2013 penulis menjadi Ketuta
Badan Pengawas Himpro HIPOTESA. Penulis aktif ikut berbagai kepanitiaan
yang diselenggarakan fakultas maupun departemen, yaitu panitia acara
Sportakuler 2011, Komisi Kedisiplinan Masa Perkenalan Departemen Ilmu
Ekonomi 2012, staf divisi Liasion Organizer pada the 8th HIPOTEX-R dan staf
divisi Sponsorship pada the 9th HIPOTEX-R. Penulis juga mengikuti Pekan
Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang penelitian dengan judul “Efektifitas dan
Dampak Eksternalitas Pengoperasian Bus APTB Terhadap Bus-Bus Terminal
Baranangsiang Bogor” pada tahun 2014.