Top Banner
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PROPOSAL SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Matematika Oleh: Nama Mahasiswa : Vivi Wahyuni NIM : 1684202107 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG 2020
75

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

Oct 25, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

(CRI)

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang

Pendidikan Matematika

Oleh:

Nama Mahasiswa : Vivi Wahyuni

NIM : 1684202107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020

Page 2: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

Nama Mahasiswa : Vivi Wahyuni

Nomor Pokok Mahasiswa : 1684202107

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran

Matematika Materi Pokok Sistem Persamaan Linear

Dua Variabel Menggunakan Certainty Of Response

Index (CRI)

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Seminar Proposal.

Tangerang, 08-04-2020.

Tim Pembimbing: Tanda Tangan:

Pembimbing I

Ahmad Fadillah, M.Pd …………………………

NBM. 117 7207

Pembimbing II

Dr. Asep Suhendar, M.Pd …………………………

NBM. 103 7257

Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika

Dr. Haerul Saleh, M.Si

NBM. 113 9236

Page 3: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang

telah memberi ilmu, inspirasi, dan keteguhan hati sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi ini. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah

bagi junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam beserta

segenap sahabat dan keluarganya yang telah menunjukkan jalan terang kepada

kita semua.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya proposal skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu

penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Tangerang.

2. Dr. Enawar, S.Pd., MM., MOS., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

3. Dr. Haerul Saleh, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Universitas Muhammadiyah Tangerang.

4. Ahmad Fadillah, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahannya kepada penulis dengan penuh kesabaran serta

memberikan motivasi dan inspirasinya dalam penulisan skripsi ini.

5. Dr. Asep Suhendar, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan serta kemudahan dalam penulisan skripsi

ini.

Page 4: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

iv

6. Ibu, Ayah, Adik, serta kerabat yang selalu memberikan do’a, motivasi, dan

dukungan moral maupun material yang tak ternilai.

7. Kepada Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Tangerang yang telah

memberikan izin untuk melakukan observasi di SMP Negeri 13 Tangerang,

serta Pak Aida selaku guru mata pelajaran matematika yang telah memberi

masukan pada penelitian yang penulis lakukan.

8. Keluarga besar Matematika A2 (2016) yang selalu sabar mengingatkan,

membantu saat perkuliahan, memberi dukungan, saran dan do’a tanpa henti.

9. Kepada teman-teman terbaik saya Ghina Moralita, Dhea Putri Cahya Kirana,

Retno Julyana, Arum, Kikiw, yang selalu memberikan masukan yang

membantu, memberi dukungan dan do’a.

10. Semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan skripsi ini, yang tak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini

sangan penulis harapkan. Penulis harap penelitian ini dapat bermanfaat bagi

penulisan pada khususnya bagi dunia pendidikan dan pembaca pada umunya.

Page 5: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL ............................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ viii

BAB I .......................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5

C. Perumusan Masalah ....................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

BAB II ......................................................................................................... 9

LANDASAN TEORI .................................................................................. 9

A. Landasan Teori .......................................................................... 9

B. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 24

BAB III ..................................................................................................... 28

METODE PENELITIAN .......................................................................... 28

Page 6: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

vi

A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian ............................... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 30

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian .......................................... 31

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 32

E. Instrumen Penelitian .............................................................. 34

F. Teknik Analisis Data .............................................................. 35

G. Keabsahan Data ..................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 40

Page 7: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penyebab Miskonsepsi Siswa ........................................................... 16

Tabel 2. 2 Skala CRI dan Kriterianya ................................................................ 22

Tabel 2. 3 Ketentuan CRI untuk Membedakan Tahu Konsep, Miskonsepsi, dan

Tidak Paham Konsep untuk Responden secara Individu ...................................... 24

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian .............................................................................. 30

Tabel 3. 2 Instrumen Penelitian ......................................................................... 34

Page 8: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Soal Miskonsepsi ............................................................ 43

Lampiran 2 Kartu Soal Miskonsepsi .................................................................. 47

Lampiran 3 Instrumen Penilaian Soal Miskonsepsi ........................................... 57

Lampiran 4 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran ....................................... 59

Lampiran 5 Lembar Jawaban dan Kriteria Tingkat Keyakinan (CRI) ............... 64

Page 9: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting dan menjadi hak bagi

setiap warga disuatu negara, oleh sebab itu pendidikan diterapkan sedini

mungkin. Pendidikan menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan taraf hidup di masyarakat, pendidikan juga menjadi bekal

bagi manusia untuk melakukan perubahan disetiap jenjang dalam

kehidupan. Peran pendidikan menjadi sangat penting bagi suatu negara

karena negara yang maju bisa dilihat dari kualitas pendidikannya, oleh

sebab itu guna meningkatkan kualitas pendidikan pemerintah Indonesia

sangat gencar melakukan perbaikan dan perubahan pada sistem tatanan

pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yaitu

penyempurnaan pada kurikulum pendidikan disetiap jenjang dan

meningkatkan kualitas pengajar, pemerintah juga berupaya untuk

meningkatkan sarana dan prasaranan pendidikan agar dapat menyangkup

semua element masyarakat. Salah satu pembelajaran yang dianggap

penting dan tidak bisa dihilangkan dalam tatanan pendidikan yaitu

pendidikan matematika.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ada

disetiap jenjang pendidikan, oleh karenan itu matematika merupakan ilmu

penting yang tidak bisa dihilangkan dalam dunia pendidikan. Matematika

Page 10: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

2

juga merupakan ilmu pasti yang mendasari dalam beberapa hal, hampir

setiap hal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari melibatkan

perhitungan matematika. Oleh sebab itu, matematika perlu dipelajari sedini

mungkin agar peserta didik lebih terbiasa dan paham dengan perhitungan

matematika. Namun sampai saat ini matematika masih menjadi salah satu

mata pelajaran yang tidak disukai oleh peserta didik, banyak peserta didik

yang mengeluh kesulitan dan merasa bosan dengan pelajaran matematika.

Salah satu faktornya yaitu dalam proses pembelajaran, pendidik cenderung

memberikan rumus-rumus yang harus dihafal oleh peserta didik yang

menyebabkan peserta didik bosan dan kemungkinan terburuknya tidak

paham atas materi tersebut. Penghafalan rumus ini menyebabkan peserta

didik tidak mengetahui konsep dasar dari materi yang diajarkan, mereka

hanya menghafal tanpa tahu konsep dari materi tersebut. Jadi, pemahaman

konsep dasar dari suatu materi sangatlah penting.

Pemahaman konsep matematika antara materi satu dengan materi

yang lain saling berkaitan, sehingga untuk mempelajarinya haruslah

berurutan dan sistematis. Misalnya untuk memahami konsep pada materi

sistem persamaan linear, peserta didik haruslah terlebih dahulu memahami

konsep dari materi aljabar. Bila pada materi aljabar peserta didik tidak

memahaminya dengan baik, maka akan menyulitkan peserta didik dalam

memahami konsep pada materi sistem persamaan linear. Pada dasarnya

sebelum peserta didik melakukan pembelajaran di dalam kelas, dalam

pemikiran mereka sudah ada suatu konsep mengenai materi yang akan

Page 11: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

3

mereka pelajari di kelas yang berasal dari konsep materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Inilah yang dikatakan miskonsepsi atau kesalahan

konsep, di mana konsep awal yang dimiliki oleh peserta didik tidak sesuai

dengan konsep atau pengertian ilmiah yang diterapkan oleh para ahli. Oleh

sebab itu, pendidik diharapkan tidak keliru dalam menyampaikan dan

menanamkan konsep-konsep matematika pada setiap materinya, jika sekali

saja konsep tersebut keliru diterima oleh peserta didik, maka akan sulit

untuk mengubahnya dan berdampak pada pemaham konsep pada materi

selanjutnya. Namun pada kenyataannya, banyak peserta didik yang

mengalami miskonsepsi bahkan tidak sedikit juga dari mereka yang tidak

tahu konsep. Peserta didik terkadang enggan untuk menanyakan ketidak

fahaman mereka akan suatu konsep pada materi yang telah dijelaskan oleh

pendidik, akibatnya peserta didik hanya mengikuti alur pembelajaran di

kelas tanpa faham dan mengerti tentang materi tersebut.

Miskonsepsi merupakan suatu keadaan dimana konsep awal yang

dimiliki peserta didik tidaklah sesuai atau selaras dengan apa yang telah

para ahli tetapkan. Miskonsepsi juga dapat terjadi jika peserta didik salah

menangkap atau menafsirkan sebuah konsep yang telah diberikan, hal

tersebut berdampak peserta didik menjadi keliru atau bahkan salah dalam

menyelesaikan soal yang diberikan. Hal tersebut perlu penanganan yang

tepat agar miskonsepsi dapat terselesaikan. Sebelum melakukan

penanganan kepada peserta didik, pendidik haruslah terlebih dahulu

mengidentifikasi miskonsepsi yang dilakukan peserta didik, karena beda

Page 12: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

4

miskonsepsinya beda pula penanggulangannya. Bila ada kesalahan pada

saat pengidentifikasian miskonsepsi maka akan menyebabkan kesalahan

juga pada penanggulangannya. Peserta didik yang tidak tahu konsep akan

beda penanggulangannya dengan peserta didik yang mengalami

miskonsepsi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Certainty Of

Response Index (CRI) untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami

oleh peserta didik.

Pada era saat ini banyak para ahli yang telah mengembangkan suatu

metode untuk mempermudah dalam mengidentifikasi miskonsepsi peserta

didik, salah satunya yaitu oleh Saleem Hasan, dkk (1999) yang telah

mengembangkan suatu metode identifikasi miskonsepsi yang dikenal

dengan metode Certainty Of Response Index (CRI). Menurut Fadillah

(2016) Certainty Of Response Index (CRI) merupakan suatu metode berupa

angket tingkat keyakinan dan kepastian untuk membedakan peserta didik

yang mengalami miskonsepsi dan tidak tahu konsep. Cara kerja metode ini

yaitu dengan mengukur tingkat keyakinan dan kepastian peserta didik

dalam menjawab setiap butir soal yang diberikan. Tingkat keyakinan atau

kepastian peserta didik tertuang dalam skala CRI yang diberikan peserta

didik bersamaan dengan jawaban pada setiap butir soal.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SMP

Negeri 13 Tangerang kepada salah satu guru mata pelajaran matematika

kelas VIII, pelajaran matematika dianggap pelajaran yang paling sulit bagi

peserta didik. Kebanyakan dari mereka cenderung kesulitan dalam

Page 13: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

5

menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh pendidik. Salah satu

penyebabnya yaitu kebiasaan peserta didik dalam menghafal rumus,

mereka cenderung tidak memahami konsep dan menerapkannya dalam soal

yang telah diberikan. Salah satu materi yang diduga masih sulit untuk

dipahami oleh peserta didik yaitu materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV). Peserta didik kesulitan dalam mengubah informasi

yang ada di soal menjadi model matematika yang diperlukan, peserta didik

juga kesulitan saat menggambar grafik persamaan linear dua variabel.

Peserta didik kesuliatan saat menentukan titik-titik sudut untuk membentuk

suatu garis yang saling berpotongan. Sehingga untuk menerapkan konsep

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) peserta didik haruslah

menguasai konsep dasar terlebih dahulu yaitu aljabar.

Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti merasa perlu melakukan

kajian lebih lanjut tentang miskonsepsi yang dialami oleh siswa serta

faktor penyebab siswa mengalami miskonsepsi di SMP Negeri 13

Tangerang pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

menggunakan Certainty Of Response Index (CRI).

B. Fokus Penelitian

1. Penelitian ini difokuskan pada miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa

pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel menggunakan

Certainty Of Response Index (CRI).

2. Subyek penelitian dibatasi, hanya pada siswa kelas VIII SMPN 13

Tangerang.

Page 14: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

6

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Kategori miskonsepsi apa saja yang dilakukan oleh siswa pada materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel menggunakan Certainty Of

Response Index (CRI)?

2. Kategori miskonsepsi apa saja yang paling dominan pada siswa dengan

materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel menggunakan Certainty

Of Response Index (CRI)?

3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan

miskonsepsi pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, mengetahui kategori

miskonsepsi yang paling dominan dan mengetahui faktor-faktor

penyebab miskonsepsi siswa pada materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel menggunakan Certainty Of Response Index (CRI).

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui serta menganalisis miskonsepsi siswa pada materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel menggunakan Certainty Of

Response Index (CRI).

Page 15: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

7

b. Mengetahui presentase miskonsepsi siswa pada materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel menggunakan Certainty Of

Response Index (CRI).

c. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab siswa melakukan

miskonsepsi pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah dan

memberikan pengetahuan tambahan tentang ilmu pendidikan

matematika, khususnya dalam menyelesaikan soal-soal Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat dalam memberikan

sumbangan pemikiran dan bahan untuk kajian bagi penelitian dimasa

yang akan datang.

b. Bagi guru dan calon guru, penelitian ini bermaanfaat sacara teknis

dalam mengajar peserta didik dan penerapan konsep disetiap

materinya khususnya pada materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel.

Page 16: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

8

c. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk peningkatan mutu

hasil belajar matematika khususnya pada materi Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel.

Page 17: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Miskonsepsi

a. Definisi Miskonsepsi

Menurut Fowler (1987) memandang ”Miskonsepsi sebagai

pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep

yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan

konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkhis konsep-

konsep yang tidak benar” (Suparno, 2013, h. 5). Berdasarkan

definisi tersebut miskonsepsi merupakan pemahaman akan suatu

konsep yang tidak akurat, penggunaan konsep yang salah dan

perbedaan penafsiran konsep.

Menurut Suparno (2013) berpendapat bahwa “Miskonsepsi

adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui

oleh para ahli” (h. 8). Berdasarkan definisi tersebut miskonsepsi

merupakan konsep yang diyakini benar oleh peserta didik tetapi

tidak sesuai dengan apa yang telah diakui oleh para ahli.

David Hammer (1996) mendefinisikan miskonsepsi sebagai

”strongly held cognitive structures that are different from the

accepted understanding in a field and that are presumed to

interfere with the acquisition of new knowledge” yang berarti

Page 18: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

10

bahwa miskonsepsi dapat dipandang sebagai suatu konsepsi atau

struktur kognitif yang melekat dengan kuat dan stabil di benak

siswa yang sebenarnya menyimpang dari konsepsi yang

dikemukakan para ahli, yang dapat menyesatkan para siswa dalam

memahami fenomena alamiah dan melakukan eksplanasi ilmiah

(Muna, 2015, h. 312-313). Berdasarkan definisi tersebut

miskonsepsi merupakan suatu konsepsi yang menyimpang dari

konsepsi yang telah dikemukakan para ahli yang melekat kuat dan

stabil di benak siswa, dimana konsepsi tersebut dapat menghambat

siswa dalam memahami fenomena alamiah yang ada.

Berdasarkan definisi para ahli yang telah dijabarkan di atas

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa miskonsepsi adalah

pemahaman akan suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep

yang sebenarnya.

b. Jenis-jenis Miskonsepsi

Menurut L.S. Cox mengemukakan miskonsepsi ditinjau dari

sifatnya dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu:

1. Miskonsepsi yang sistematis (systematic error), yaitu

kesalahan yang terjadi jika siswa membuat kesalahan dengan

pola yang sama pada sekurang-kurangnya tiga soal dari lima

soal yang diberikan.

2. Miskonsepsi yang random (random error) adalah kessalahan

yang terjadi jika siswa membuat kesalahan dengan pola yang

Page 19: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

11

berbeda pada sekurang-kurangnya tiga soal dari lima soal yang

diberikan.

3. Miskonsepsi yang diakibatkan dari kecerobohan dalam

kesalahan yang terjadi jika siswa hanya membuat dua

kesalahan dari lima soal yang diberikan.

4. Miskonsepsi yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu

tipe diatas, misalnya lembar data yang tidak lengkap

(Setiawan, 2015, h. 9).

Menurut Moh. Amien mendefinisikan beberapa jenis

miskonsepsi siswa, yaitu:

1. Miskonsepsi klasifikasional, yaitu merupakan bentuk

miskonsepsi yang didasarkan atas kesalahan klasifikasi fakta-

fakta ke dalam bagan-bagan yang terorganisir.

2. Miskonsepsi korelasional, yaitu merupakan bentuk

miskonsepsi yang didasarkan atas kesalahan mengenai

kejadian-kejadian khusus yang saling berhubungan, atau

observasi-observasi yang terdiri atas dugaan-dugaan terutama

berbentuk formulasi prinsip-prinsip umum.

3. Miskonsepsi teoritikal, yaitu merupakan bentuk miskonsepsi

yang didasarkan atas kesalahan dalam mempelajari fakta-fakta

atau kejadian-kejadian dalam sistem yang terorganisir

(Cahyani, 2018, h. 14).

Page 20: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

12

Menurut Sriati miskonsepsi yang berasal dari siswa dalam

mengerjakan soal matematika secara khusus adalah:

1. Miskonsepsi terjemahan, adalah kesalahan mengubah

informasi ke dalam ungkapan matematika atau kesalahan

dalam memberi makna suatu ungkapan matematika.

2. Miskonsepsi tanda, adalah kesalahan dalam memberikan atau

menulis tanda, operasi, atau notasi.

3. Miskonsepsi hitung, adalah kesalahan menghitung dalam

operasi matematika seperti operasi penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian.

4. Miskonsepsi sistematik, adalah kesalahan yang berkenaan

dengan urutan pengerjaan atau ketidaksesuaian jawaban

dengan penyelesaian.

5. Miskonsepsi konsep, adalah kesalahan memahami gagasan

abstrak.

6. Miskonsepsi strategi, adalah kesalahan yang terjadi jika siswa

memilih jalan yang tidak tepat yang mengarahkan kejalan

buntu (Hutami, 2018, h. 6-7).

Berdasarkan jenis-jenis miskonsepsi para ahli di atas,

peneliti menyimpulkan pada penelitian menggunakan jenis-jenis

miskonsepsi menurut Sriati, yaitu miskonsepsi terjemahan,

miskonsepsi tanda, miskonsepsi hitung, miskonsepsi statistic,

miskonsepsi konsep, miskonsepsi strategi.

Page 21: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

13

c. Indikator Miskonsepsi

Suparno (2013) menyatakan indikator miskonsepsi adalah:

a. Konsep awal yang salah.

b. Kesalahan konsep.

c. Hubungan yang tidak benar diantara konsep-konsep.

d. Gagasan instuitif atau pandangan naif (yang tidak

berpengalaman) (Paryanti, 2018, h. 8-9).

Fowler (1987) menyatakan indikator miskonsepsi adalah:

a. Pengertian yang tidak akurat tentang konsep.

b. Penggunaan konsep yang salah.

c. Klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang penerapan

konsep.

d. Pemaknaan konsep yang berbeda.

e. Kekacauan konsep-konsep yang berbeda.

f. Hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar (Paryanti,

2018, h. 8-9).

Menurut Paryanti (2018) pada penelitiannya membatasi

penelitian tentang miskonsepsi pada konsep awal yang salah.

Adapun indikator konsep awal yang salah yaitu:

1. Siswa mampu membedakan konsep mana yang akan

digunakan dalam penyelesaian soal

Page 22: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

14

2. Siswa mampu menggunakan konsep yang telah diketahuinya

untuk menyelesaikan soal (penggunaan rumus, proses

perhitungan) (h. 9).

Menurut Ramadhan (2017) menyatakan indikator

miskonsepsi sebagai berikut:

1. Miskonsepsi terjemahan

a. Siswa tidak mampu memahami atau mengalami kesalahan

dalam membaca permasalahan.

b. Siswa tidak menuliskan, kurang lengkap atau salah dalam

menuliskan apa yang diketahui dan ditanya.

c. Siswa tidak mampu mengubah permasalahan kedalam

model matematika.

2. Miskonsepsi tanda

a. Siswa tidak mampu mengkorelasikan simbol yang sesuai

dengan penyelesaian permasalahan.

b. Siswa tidak mampu menegaskan arti dari lambang-

lambang matematika.

c. Siswa tidak mampu mendeteksi tanda operasi yang

diperlukan.

3. Miskonsepsi hitung

a. Siswa melakukan kesalahan dalam melakukan perhitungan

atau komputasi.

Page 23: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

15

b. Siswa tidak mampu menerjemahkan data untuk

disubsitusikan ke variabel.

4. Miskonsepsi sistematis

a. Siswa tidak mampu memutuskan permasalahan dengan

alasan yang logis.

b. Siswa tidak mampu mempertimbangkan atau mengalami

kesalahan dalam menuliskan langkah-langkah yang sesuai

dalam menyelesaikan permasalahan.

5. Miskonsepsi konsep

a. Siswa tidak mampu menghubungkan konsep materi yang

seharusnya digunakan.

b. Siswa tidak mampu menghubungkan dengan konsep lain.

6. Miskonsepsi strategi

a. Siswa tidak mampu menentukan rumus yang harus

digunakan dengan benar.

b. Siswa menggunakan rumus atau prinsip yang tidak tepat

atau salah rumus (Hutami, (2018), h, 7-8).

Berdasarkan indikator miskonsepsi menurut para ahli di

atas, peneliti menyimpulkan pada penelitian ini menggunakan jenis

indikator miskonsepsi menurut Ramadhan.

d. Faktor-Faktor Penyebab Miskonsepsi

Miskonsepsi yang dialami peserta didik dapat disebabkan

oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Page 24: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

16

Suparno (2013) telah menyatakan faktor-faktor penyebab

miskonsepsi yang dialami peserta didik adalah:

Tabel 2. 1

Penyebab Miskonsepsi Siswa

SEBAB UTAMA SEBAB KHUSUS

Siswa Prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran

humanistik, reasoning yang tidak lengkap,

intuisi yang salah, tahap perkembangan

kognitif siswa, kemampuan siswa, minat

belajar siswa.

Pengajar/Guru Tidak menguasai bahan, bukan lulusan dari

bidang ilmu fisika, tidak membiarkan siswa

mengungkapkan gagasan/ide, relasi guru-

siswa tidak baik.

Buku Teks Penjelasan keliru, salah tulis terutama dalam

rumus, tingkat penulisan buku terlalu tinggi

bagi siswa, siswa tidak tahu membaca buku

teks, buku fiksi sains kadang-kadang

konsepnya menyimpang demi menarik

pembaca, kartun sering membuat

miskonsepsi.

Konteks Pengalaman siswa, bahasa sehari-hari

berbeda, teman diskusi yang salah,

keyakinan dan agama, penjelasan orang

tua/orang lain yang keliru, konteks hidup

siswa (tv, radio, film yang keliru, perasaan

senang tidak senang, bebas atau tertekan)

Cara Mengajar Hanya berisi ceramah dan menulis,

langsung ke dalam bentuk matematika,

Page 25: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

17

tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa,

tidak mengoreksi PR yang salah, model

analogi yang dipakai kurang tepat, model

demonstrasi yang sempit.

(Suparno, 2013, h. 53)

Berdasarkan faktor-faktor penyebab miskonsepsi para ahli

di atas, peneliti menyimpulkan penyebab miskonsepsi pada peserta

didik yaitu: siswa (diri siswa ), pendidik (guru), buku teks, dan cara

mengajar.

2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

a. Sistem persamaan linear dua variabel

Menurut Tampomas (2007) Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV) terdiri dari dua persamaan dan dua variabel

dengan kata lain SPLDV tediri dari dua pesamaan linear dua

variabel. Bentuk umum dari sistem persamaan linear dua variabel:

ax + by = c

ox + py = q

di mana a, b, o, p disebut koefisien, dan c, q disebut konstanta,

dengan a, b, o, p ≠ 0 .

b. Penyelesaian Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)

Untuk menyelesaikan persoalan SPLDV terdapat empat metode

penyelesaian yaitu:

1. Metode Eliminasi

Page 26: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

18

Menurut Dewi (2017) menyatakan “Metode eliminasi

dilakukan dengan cara menghilangkan salah satu variabel dari

sistem persamaan linear dua variabel” (h. 99).

Menurut Cunayah, Zaelani, dan Sembiring (2010),

“Eliminasi artinya menghilangkan salah satu variabel” (h.

165).

Berdasarkan definisi para ahli di atas, metode eliminasi

yaitu menghilangkan salah satu variabel yang ada pada

persamaan, dengan cara menyamakan terlebih dahulu koefisien

pada variabel yang akan dihilangkan. Jika koefesien pada

variabel yang ingin dihilangkan tidak sama, maka harus

mengalikannya dengan bilang lain, setelah koefisien pada

variabel yang ingin dihilangkan sudah sama maka dapat

menggunakan operasi penjumlahan atau pengurangan untuk

melakukan penghilangan pada variabel yang ingin dihilangkan.

2. Metode Substitusi

Menurut Cunayah, Zaelani, dan Sembiring (2010),

“Substitusi artinya memasukkan atau menggantikan pada

tempatnya” (h. 162).

Menurut Dewi (2017) menyatakan “Metode substitusi

dilakukan dengan cara menggantikan variabel dari persamaan

pertama dengan variabel dari persamaan kedua atau

sebaliknya” (h. 99)

Page 27: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

19

Berdasarkan definisi para ahli di atas, metode substitusi

yaitu mengganti atau memasukan nilai dari variabel yang

diketahui atau variabel yang telah ditemukan nilainya, dengan

cara memasukan nilai dari variabel yang diketahui kedalam

varaibel yang ada pada suatu persamaan sehingga variabel lain

yang belum diketahui nilainya dapat ditemukan.

3. Metode Campuran

Menurut Dewi (2017) menyatakan “Metode campuran

merupakan gabungan dari metode eliminasi dan substitusi” (h.

99). Berdasarkan definisi tersebut, metode campuran yaitu

metode yang menggunakan campuran antara metode eliminasi

dan metode substitusi, dengan cara menggunakan metode

eliminasi terlebih dahulu untuk menemukan salah satu variabel

yang ditanyakan kemudian variabel lainnya dicari

menggunakan metode substitusi.

4. Metode Grafik

Menurut Dewi (2017) menyatakan “Metode grafik

dilakukan dengan cara menggambarkan persamaan-persamaan

pada koordinat cartesius” (h. 99). Berdasarkan definisi

tersebut, metode grafik yaitu metode penyelesaian dengan

menggambar grafik dengan mencari perpotongan dari dua

garis lurus dari setiap persamaan yang diberikan soal, dengan

Page 28: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

20

cara menentukan terlebih dahulu titik koordinat untuk

menggambar dua garis yang berpotongan.

3. Certainty Of Response Index (CRI)

Untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada peserta didik,

Hasan, dkk (1999) telah mengembangkan suatu metode yang umum

dikenal dengan nama Certainty Of Response Index (CRI).

Menurut Setyaningrum, Fakhruddin, dan Sari (2018)

berpendapat bahwa “Certainty Of Response Index (CRI) adalah salah

satu cara untuk membedakan antara siswa yang paham konsep

miskonsepsi, dan tidak memahami konsep” (h. 210-211). Berdasarkan

definisi tersebut CRI merupakan cara untuk membedakan peserta

didik yang mengalami miskonsepsi, paham konsep, dan tidak paham

konsep.

Menurut Ramadhan, Sunardi, dan Kurniati (2017) mengatakan

bahwa “Certainty Of Response Index (CRI) merupakan suatu teknik

untuk mengukur miskonsepsi seseorang dengan cara mengukur

tingkat keyakinan atau kepastian seseorang dalam menjawab setiap

pertanyaan yang diberikan” (h. 147). Berdasarkan definisi tersebut

CRI merupakan suatu teknik yang diterapkan kepada seseorang untuk

mengidentifikasi miskonsepsi dengan cara mengukur tingkat

keyakinan atau kepastian dalam menjawab soal yang telah diberikan.

Menurut Suastika, Jhoni H, dan Utami (2015) mengatakan

“CRI adalah ukuran tingkat keyakinan atau kepastian responden

Page 29: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

21

dalam menjawab setiap pertanyaan (soal) yang diselesaikan” (h. 216).

Berdasarkan definisi tersebut CRI merupakan suatu ukuran tingkat

keyakinan atau kepastian siswa dalam menjawab soal yang telah

diberikan.

Berdasarkan definisi para ahli yang telah dijabarkan di atas

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Certainty Of Response Index

(CRI) adalah suatu ukuran tingkat keyakinan atau kepastian peserta

didik untuk membedakan antara peserta didik yang mengalami

miskonsepsi, paham konsep, dan tidak paham konsep dalam

menjawab soal-soal yang telah diberikan.

Menurut Hasan, Bagayoko, & Kelley (1999) Certainty Of

Response Index (CRI) pada umumnya digunakan pada ilmu-ilmu

sosial terutama dalam survei, di mana responden diminta untuk

memberikan tingkat kepastian dalam kemampuannya sendiri untuk

memilih dan memanfaatkan pengetahuan, konsep yang sudah mapan.

atau hukum yang tertuang dalam jawaban untuk setiap soal yang

diberikan. Certainty Of Response Index (CRI) biasa diberikan

bersamaan dengan setiap jawaban soal, jadi setiap peserta didik

menjawab soal mereka juga mengisi option skala tingkat keyakinan

yang telah diberikan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat

keyakinan atau kepastian peserta didik disetiap butir soal yang mereka

kerjakan.

Page 30: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

22

Tingkat keyakinan atau kepastian peserta didik tertuang dalam

skala CRI yang diberikan. Menurut Muna (2015), jika skala CRI yang

diberikan tinggi dan jawaban tersebut benar maka menunjukkan

responden memahami konsep, dan jika skala CRI yang diberikan

tinggi dan jawaban tersebut salah maka menunjukkan terjadinya

miskonsepsi. Ulfah & Fitriyani (2016) juga berpendapat, jika

responden menjawab benar dengan skala CRI yang rendah maka

menandakan responden tersebut tidak tahu konsep, dan jika responden

menjawab benar dengan skala CRI yang tinggi menjunjukkan

responden tersebut memiliki penguasaan konsep yang tinggi (paham

konsep). CRI biasanya berdasarkan suatu skala yang tetap, dalam

penelitian ini skala yang digunakan yaitu skala enam (0-5) yang

dikemukakan oleh Hasan, Bagayoko, dan Kelley (1999) sebagai

berikut:

Tabel 2. 2

Skala CRI dan kriterianya

SKALA KATEGORI KETERANGAN

0 Totally guesses answer

(Menebak)

Jika menjawab soal 100%

ditebak

1 Almost guess

(Agak Menebak)

Jika dalam menjawab soal jika

menjawab soal presentase unsur

tebakan antara 75%-99%

2 Not Sure

(Tidak Yakin Benar)

Jika menjawab soal presentase

unsur tebakan antara 50%-74%

Page 31: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

23

3 Sure

(Benar)

Jika dalam menjawab soal,

presentase unsur tebakan antara

25%-49%

4 Almost certain

(Hampir Pasti Benar)

Jika menjawab soal presentase

unsur tebakan antara 1%-24%

5 Certain

(Pasti Benar)

Jika menjawab soal tidak ada

unsur tebakan sama sekali (0%)

(Fadillah, 2016, h. 250)

Peserta didik yang mengalami miskonsepsi atau tidak tahu

konsep dapat dibedakan dengan cara membandingkan benar tidaknya

antara jawaban dari soal dengan tinggi rendahnya skala CRI yang

diberikan untuk soal tersebut. Menurut Sari & Masriyah (2017),

“Skala (0-5) di atas pada dasarnya digunakan untuk memberikan nilai

dari jawaban peserta didik mengenai sejauh mana tingkat keyakinan

yang dimiliki peserta didik dalam menjawab soal-soal yang telah

diberikan (h. 78-79). Menurut Nurfiani, Sunardi, dan Trapsilasiwi

(2018) jika peserta didik mengisi skala CRI 0 – 2 maka skala CRI

tersebut rendah dan menunjukan peserta didik memiliki tingkat

kepastian atau keyakinan yang rendah, sedangkan jika peserta didik

mengisi skala CRI 3 – 5 maka skala CRI tersebut tinggi dan

menunjukan peserta didik memiliki tingkat kepastian atau keyakinan

yang tinggi. Seperti yang dikatakan Setyaningrum, dkk (2018),

“Ketika siswa diminta untuk memberikan CRI bersamaan dengan

setiap jawaban suatu pertanyaan (soal), sebenarnya dia diminta untuk

Page 32: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

24

memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri akan kepastian

jawaban yang dikerjakan” (h. 211).

Menurut Fadillah (2016), “Hasil jawaban peserta didik serta

isian tingkat kepastian pada skala CRI yang telah diberikan dapat

digunakan untuk menggolongkan pemahaman konsep pada peserta

didik” (h. 250). Berdasarkan uraian diatas, pemahaman konsep siswa

dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: paham konsep, tidak

paham konsep, dan miskonsepsi, dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 2. 3

Ketentuan CRI untuk Membedakan Tahu Konsep, Miskonsepsi, dan

Tidak Paham Konsep untuk Responden secara Individu

KRITERIA

JAWABAN CRI RENDAH (< 2,5) CRI TINGGI (> 2,5)

Jawaban

Benar

Jawaban benar tetapi CRI

rendah berari tidak paham

konsep (lucky guess).

Jawaban benar dan CRI

tinggi berarti menguasai

konsep dengan baik.

Jawaban

Salah

Jawaban salah dan CRI

rendah berarti tidak paham

konsep (a lack of

knowledge).

Jawaban salah tetapi CRI

tinggi berarti terjadi

miskonsepsi.

(Hasan, Bagayoko, & Kelley, 1999, h. 296)

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian ini dilakukan oleh Fadillah, S. (2016) berjudul Analisis

Kesalahan Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Perbandingan Dengan

Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI). Jenis penelitian ini

Page 33: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

25

adalah deskriptif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP

Abdi Agape Pontianak yang berjumlah 37 siswa. Teknik

pengumpulan data menggunakan teknik pengukuran dan wawancara.

Instrument tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda yang

berjumlah empat soal. Teknik analisis data yang digunakan

berdasarkan pada jawaban siswa dalam tes yang disertakan skala CRI.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) 12,83% siswa paham konsep,

77,70% siswa tidak paham konsep, dan 9,46% siswa mengalami

miskonsepsi dalam materi perbandingan, (2) miskonsepsi yang terjadi

pada siswa dalam materi perbandingan antara lain pada konversi

satuan, operasi pembagian, pecahan senilai, konsep perbandingan

senilai dan berbalik nilai.

2. Penelitian ini dilakukan oleh Setyaningrum, N. I. (2018) berjudul

Analisis Miskonsepsi Matematis Siswa Dengan Menggunakan Metode

Certainty Of Response Index Pada Materi Kubus Dan Balok.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

penelitian studi kasus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E

SMP Negeri 1 Telagasari yang berjumlah 37 siswa. Teknik

pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes, dan

wawancara. Alat pengumpuan data yang digunakan yaitu instrument

tes penelitian berupa soal uraian berjumlah 6 soal yang disertai dengan

skala CRI. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) letak miskonsepsi

yang dialami siswa meliputi: miskonsepsi dalam memahami soal,

Page 34: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

26

miskonsepsi dalam penyelesaian, miskonsepsi dalam melaksanakan

rencana penyelesaian, miskonsepsi dalam menuliskan jawaban akhir,

(2) faktor penyebab miskonsepsi siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Telagasari pada materi kubus dan balok meliputi: siswa tidak terbiasa

menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, kekacauan konsep

penggunaan rumus karena kurangnya latihan soal, siswa tidak

mengetahui apakah langkah yang dipilih dalam menyelesaikan soal

sudah benar atau salah, siswa tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal,

dan kebiasaan siswa menyelesaikan soal tanpa menuliskan kesimpulan

jawaban akhir.

3. Penelitian ini dilakukan oleh Paryanti (2018) berjudul Analisis

Miskonsepsi Siswa SMP Ditinjau Dari Kemampuan Awal Matematika

Siswa Pada Materi Garis Singgung Lingkaran. Jenis penelitian ini

adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

VIII yang dikelompokkan berdasarkan hasil tes kemampuan awal

dimana diambil siswa yang mempunyai nilai rendah. Instrumen

penelitian terdiri dari instrumen tes kemampuan awal, tes materi garis

singgung lingkaran, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian

menunjukan faktor-faktor yang mempengaruhi miskonsepsi siswa

kelas VIII yaitu kurangnya pemahaman siswa tentang konsep

phytagoras dalam menyelesaikan soal garis singgung lingkaran,

kurangnya kemampuan para siswa dalam mengolah dan menggunakan

operasi bilangan khususnya yang berbentuk akar dan kuadrat, dan

Page 35: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

27

konsep awal yang salah. Hasil analisis data menunjukkan bahwa siswa

dengan kemampuan awal rendah memiliki tingkat pemahaman

terhadap materi sebesar 53,33%, memiliki tingkat ketidakpahaman

terhadap materi sebesar 13,33% , dan memiliki tingkar miskonsepsi

terhadap materi sebesar 33,33%.

Page 36: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini merupakan

pendekatan kualitatif, dimana pendekatan kualitatif ini memiliki dasar

deskriptif guna memahami fenomena dengan lebih mendalam serta

berawal dari data lapangan dan menggunakan teori yang sudah ada sebagai

pendukungnya.

Menurut Steven Dukeshier & Jennifer Thurlow (2002), “Penelitian

kualitatif berkenaan dengan data yang bukan angka, mengumpulkan dan

menganalisis data yang bersifat naratif” (Sugiyono, 2018, h. 3). Bogdan

dan Biklen (2006) menyebutkan “Penelitian kualitatif lebih bersifat

deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga

tidak menekankan pada angka. Data yang terkumpul setelah dianalisis

selanjutnya dideskripsikan sehingga mudah dipahami oleh orang lain”

(Sugiyono, 2018, h. 7).

Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu metode

kualitatif deskriptif, karena penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis

dan mengumpulkan informasi secara mendalam mengenai subjek

penelitian dengan mendeskripsikan miskonsepsi yang dilakukan oleh

siswa dalam menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

Page 37: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

29

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti selama proses penelitian

berlangsung yaitu:

1. Tahap persiapan

Pada langkah awal atau pada tahapan persiapan, peneliti

melakukan observasi awal yaitu dengan melakukan wawancara

kepada salah satu guru bidang studi matematika di sekolah yang akan

di jadikan tempat penelitian untuk membuktikan kebenaran tentang

miskonsepsi atau kesalahan konsep yang dialami peserta didik dalam

menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, serta

menentukan populasi dan sampel penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahapan ini peneliti melakukan tes uji coba instrumen

soal kepada peserta didik yang sebelumnya telah diajarkan materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel untuk mengukur validitas soal

guna mendapatkan butir soal yang baik dan kemudian diujikan kepada

peserta didik sebagai subjek penelitian, setelah itu peneliti melakukan

wawancara kepada subjek penelitian kemudian mengumpulkan data-

data yang diperlukan peneliti.

3. Tahap analisis data

Pada tahap ini data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti

dari hasil tes, wawancara, dan studi dokumen selanjutnya dianalisis

serta dideskripsikan hal-hal yang terjadi di lapangan tentang apa yang

menjadi penyebab peserta didik mengalami miskonsepsi dan peneliti

Page 38: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

30

berusaha mencari solusi permasalahan dalam menyelesaikan soal

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

4. Penarikan kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan serta jawaban dari rumusan masalah yang ada berdasarkan

hasil dari analisis data dan temuan-temuan lainnya selama proses

penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Tangerang,

tapatnya di Jl. Perintis Kemerdekaan 1 No 3 Babakan, Kec.

Tangerang, Kota Tangerang Banten.

2. Waktu penelitian

Tabel 3. 1

Jadwal Penelitian

NO KEGIATAN WAKTU

1. Pengajuan judul Mei 2019

2. Bimbingan proposal Desember 2019 – Maret

2020

3. Seminar proposal April 2020

4. Bimbingan dan revisi hasil seminar April 2020

5. Pembuatan instrument penelitian Mei 2020 – Juni 2020

6. Pengumpulan data Juli 2020

Page 39: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

31

7. Pengolahan dan analisis data Juli 2020 – September 2020

8. Ujian skripsi Oktober 2020

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian

1. Sumber penelitian

Yang menjadi sumber dalam penelitian ini adalah hasil tes

yang diberikan kepada siswa kelas VIII sebanyak 38 siswa dan

wawancara dengan guru mata pelajaran dan siswa. Pengambilan

sumber data ini menggunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono

(2016), “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu” (h. 300). Kriteria tertentu

yang dipilih yaitu peserta didik yang telah mendapatkan pembelajaran

mengenai Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

2. Jenis data penelitian

Jenis data dalam penelitian kualitatif deskriptif dikelompokkan

menjadi dua, yaitu:

a. Data primer

Data primer ialah data yang didapatkan dari hasil

wawancara dengan informan yang berkompeten sesuai fokus

penelitian, bisa dikatakan data yang didapat tersebut langsung dari

sumbernya. Data primer dalam penelitian ini didapat dari sumber

datanya langsung (informan) yaitu tenaga pengajar dan siswa di

Page 40: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

32

SMP Negeri 13 Tangerang dalam bentuk hasil tes dan wawancara

secara langsung.

b. Data sekunder

Data sekunder ialah data yang didapat peneliti dari pihak

ketiga atau data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber

yang sudah ada sebelumnya. Data sekunder dalam penelitian ini

didapat dari nilai hasil belajar siswa yang diperoleh peneliti dari

guru bidang study.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitan ini menggunakan tes

tulis, wawancara, dan dokumentasi. Data kualitatif diperoleh dari hasil

observasi, wawancara, dan studi dokumen.

1. Tes tertulis

Tes tertulis yaitu untuk mengukur miskonsepsi peserta didik.

Soal tes tersebut sudah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya yang

merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan

reliable. Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2016) mengatakan

“Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk

mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel” (h. 173).

2. Wawancara

Menurut Esterberg (2002), “Wawancara merupakan pertemuan

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu” (Sugiyono,

Page 41: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

33

2018, h. 144). Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara

dengan semiterstruktur. Menurut Sugiyono, “Jenis wawancara ini

sudah termasuk ke dalam in-depth-interview, di mana dalam

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara

terstruktur. Metode ini digunakan untuk melengkapi data dan

memperkuat hasil tes tertulis yang diperoleh peneliti dengan cara

percakapan dan tanya jawab untuk memperoleh data tentang

permasalahan dengan dipilih subjek wawancara 3 peserta didik

dengan kriteria masing-masing yaitu 1 peserta didik yang mengalami

tidak tahu konsep, 1 peserta didik yang mengalami miskonsepsi, dan 1

peserta didik yang paham konsep. Pada saat wawancara peneliti

menggunakan alat bantu perekam untuk mempermudah dalam proses

wawancara.

3. Studi dokumen

Sugiyono (2018) mengatakan “Dokumen merupakan peristiwa

yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang” (h. 124). Dalam penelitian

ini studi dokumen yang digunakan berupa tulisan, gambar, dan

rekaman. Tulisan merupakan hasil jawaban peserta didik dari soal-

soal yang diberikan. Gambar yang diambil saat siswa mengerjakan

soal dan saat proses wawancara berlangsung. Sedangkan rekaman

merupakan rekaman yang didapat saat peneliti melakukan wawancara

kepada subjek.

Page 42: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

34

E. Instrumen Penelitian

Instrusmen dalam penelitian ini yaitu soal tes, wawancara, dan

dokumentasi. Instrumen tes yang digunakan yaitu berupa soal essay yang

berjumlah 10 butir soal, disertai dengan form CRI yang digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada peserta didik. Metode tes dan

wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan,

sedangkan dokumentasi merupakan sumber data bantuan, kemudian data

yang telah diperoleh peneliti dari hasil tes dan wawancara dianalisis.

Tabel 3. 2

Instrumen Penelitian

NO INSTUMEN FOKUS

1. Tes 1. Menentukan selesaian sistem persamaan

linear dua variabel.

2. Membuat model matematika dari

masalah sehari-hari yang berkaitan

dengan sistem persamaan linear dua

variabel.

3. Menyelesaikan masalah nyata yang

berkaitan dengan sistem persamaan

linear dua variabel.

2. Wawancara 1. Miskonsepsi terjemahan

2. Miskonsepsi tanda

3. Miskonsepsi hitung

Page 43: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

35

4. Miskonsepsi sistematis

5. Miskonsepsi konsep

6. Miskonsepsi strategi

3. Dokumentasi 1. Foto-foto siswa saat pelaksanaan

penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (1984) mengemukakan “Bahwa aktivitas

dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”

(Sugiyono, 2018, h. 133). Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian kualitatif meliputi 3 kegiatan, yaitu:

1. Reduksi data (data reduction)

Sugiyono (2016) mengatakan “Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan plotnya, dan membuang yang tidak

perlu” (h. 338). Reduksi data dalam penelitian ini yaitu peneliti

mengumpulkan semua data hasil tes yang telah dikerjakan oleh

peserta didik baik yang berupa jawaban dari soal yang telah diberikan

maupun hasil dari skor yang tertera pada CRI, melihat tipe-tipe

kesalahan yang dilakukan peserta didik apakah peserta didik masuk ke

dalam kategori paham konsep, miskonsepsi, atau tidak paham konsep.

Setelah itu mengumpulkan data hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti.

Page 44: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

36

2. Penyajian data (data display)

Sugiyono (2018) berpendapat “Dalam penelitian kualitatif,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya” (h. 137). Setelah

melakukan reduksi data, tahapan selanjutnya yaitu penyajian data.

Penyajian data dilakukan agar data tersusun dengan baik sehingga

mudah dipahami. Dalam tahapan ini data yang berupa hasil jawaban

peserta didik dan hasil dari skor CRI yang peserta didik berikan

bersamaan dengan jawaban soal kemudian disusun dan di

klasifikasikan sesuai dengan kriteria ketentuan pada CRI.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification)

Setelah data yang didapat disajikan dalam bentuk tabel,

selanjutnya tahap verifikasi atau penarikan kesimpulan dari data tabel

tersebut. Menurut Sugiyono (2016), “Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada” (h. 345). Pada penelitian ini

kesimpulan yang diambil berupa deskripsi dengan cara

membandingkan hasil jawaban peserta didik dan hasil CRI dengan

hasil wawancara, setelah itu dapat ditarik kesimpulan mengenai letak

dan penyebab kesalahan peserta didik.

G. Keabsahan Data

Uji keabsahan data dilakukan untuk meyakinkan bahwa deskripsi

data yang telah disajikan merupakan data yang absah dan memiliki derajat

Page 45: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

37

kepercayaan serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Uji

keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputi 4 aspek yaitu:

1. Objektivitas (confirmability)

Menurut Sugiyono (2018), “Pengujian konfirmability dalam

penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas, penelitian

dikatakan obyektivitas bila hasil penelitian telah disepakati banyak

orang” (h. 195). Objektivitas bermakna sebagai proses kerja yang

dilakukan untuk mencapai kondisi objektif. Adapun kriteria

objektivitas yaitu jika memenuhi syarat minimum, desain penelitian

dibuat secara baik dan benar, fokus penelitian tepat, kajian literature

yang relevan, teknik pengumpulan data yang sesuai dengan fokus

permasalahan penelitian, analisis data dilakukan secara benar, dan

hasil penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Kesahihan internal (creadibility)

Menurut Sugiyono (2018), “Validitas internal berkenaan

dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai”

(h. 181). Kalau dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti

kemampuan belajar peserta didik, maka data yang diperolehpun

seharusnya adalah data yang akurat tentang kemampuan belajar

peserta didik. Uji kreadibilitas atau kepercayaan terhadap data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Trianggulasi

Page 46: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

38

Menurut Sugiyono (2016), “Triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada” (h.

330). Peneliti menggunakan triagulasi teknik untuk mendapatkan

data penelitian. Menurut Sugiyono (2016) berpendapat

“Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data

dari sumber yang sama” (h. 330).

2) Meningkatkan ketekunan.

Menurut Sugiyono (2016) berpendapat “Meningkatkan ketekunan

berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan” (h. 370). Pada kegiatan ini, peneliti

melakukan pengecekan kembali pada data yang telah didapat

dengan cermat dan berkesinambungan

3. Kesahihan exsternal (transferability)

Sugiyono (2018) berpendapat “Validitas eksternal

menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil

penelitian ke populasi di mana sampel itu diambil” (h. 194).

Transferability berkenaan dengan hasil penelitian yang dapat

ditransfer oleh orang lain dan dapat diaplikasikan dalam situasi lain,

untuk mencapai kesahihan eksternal penulis meneliti dengan

sistematis, rinci, jelas, dan dapat dipertanggung jawabkan.

Page 47: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

39

4. Keterandalan (depenability)

Sugiyono (2018) berpendapat “Dalam penelitian kualitatif, uji

dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian” (h. 194-195). Untuk menguji sudah

tercapainya keterandalan data dalam penelitian, maka data siap diaudit

kembali terhadap keseluruhan penelitian, dari mulai menentukan

fokus masalah, memasuki lapangan, pengambilan data, analisis data,

uji keabsahan sampai pada kesimpulan.

Page 48: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

40

DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, F. N. I. (2018). Analisis Miskonsepsi Siswa Materi Bangun Datar

Segiempat Dibedakan Dari Gaya Kognitif Siawa. Surabaya: UIN Sunan

Ampel Surabaya.

Cunayah, C., Zaelani, A., & Sembiring, S. (2010). Pelajaran Matematika

Bilingual. Bandung: Cvyramawidya.

Dewi, H. A. C. (2017). Rumus-Rumus Praktis Matematika SMP/MTS. Depok:

Infra Pustaka.

Fadillah, S. (2016). Analisis Miskonsepsi Siswa Smp Dalam Materi Perbandingan

Dengan Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI). Jurnal

Pendidikan Informatika dan Sains, vol. 5.

Hasan, S., Bagayoko, D., & Kelley, E. L. (1999). Misconceptions and the

Certainty of Response Index (CRI). Journal of Physics Education.

Hutami, D. P. N. (2018). Analisis Miskonsepsi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal

Barisan Dan Deret Berdasarkan Certainty Of Response Index (CRI) Dari

Gaya Kognitif Reflektif Dan Impulsif. Jember: Universitas Jember.

Muna, I. A. (2015). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pgmi Pada Konsep

Hukum Newton Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI).

Jurnal Cendikia, vol. 13.

Nurfiani, M., Sunardi., & Trapsilasiwi, D. (2018). Analisis Miskonsepsi Siswa

Berdasarkan Certainty Of Response Index (CRI) Dalam Menyelesaikan

Soal Matematika Ranah Kognitif Mengevaluasi. Jurnal Kadikma, vol. 9.

Page 49: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

41

Paryanti, (2017). Analisis Miskonsepsi Siswa Smp Ditinjau Dari Kemampuan

Awal Matematika Siswa Pada Materi Garis Singgung Lingkaran.

Tangerang: UMT

Ramadhan, M., Sunardi, & Kurniati, D. (2017). Analisis Miskonsepsi Siswa

Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berstandar Pisa Dengan

Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI). Jurnal Kadikma, vol.

8.

Sari, V. L. & Masriyah. (2017). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi

Dimensi Tiga Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) dan

Wawancara Diagnosis. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matermatika, vol. 2.

Setiawan, M. I. (2015). Analisis Miskonsepsi Siswa Dan Penyebabnya Pada

Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sidoarjo. Surabaya: UIN Sunan

Ampel Surabaya.

Setyaningrum, N. I., Fakhruddin, D., & Sari, R. M. M. (2018). Analisis

Miskonsepsi Matematis Siswa dengan Menggunakan Metode Certainty

Of Response Index Pada Materi Kubus dan Balok. Prosiding Seminar

Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika.

Suastika, Jhoni, T. H., & Utami, T. (2015). Penelusuran Miskonsepsi Mahasiswa

Tentang Matriks Menggunakan Certainty Of Response Index. Prosiding

Seminar Nasional Fisika, vol IV.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Page 50: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

42

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. (2013). Miskonsepsi & Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika.

Jakarta: Grasindo.

Tampomas, H. (2007). Seribupena Matematika SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Ulfah, S. & Fitriyani, H. (2016). Certainty Of Response Index (Cri): Miskonsepsi

Siswa Smp Pada Materi Pecahan. Seminar Nasional Pendidikan, Sains

dan Teknologi.

Page 51: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

43

Lampiran 1

KISI KISI SOAL MISKONSEPSI

Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Jumlah Soal : 10

Bidang Studi : Matematika Waktu Ujian : 80 menit

Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Penyusun : Vivi Wahyuni

Standar Kompetensi : Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar Materi

Pokok Indikator Umum Indikator Soal Bentuk Soal No Soal

4.5 Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

sistem persamaan

linear dua variabel.

SPLDV Menentukan

selesaian persamaan-

persamaan linear dua

variabel

Diberikan suatu sistem

persamaan, siswa dapat

menentukan nilai x dan y dari

persamaan yang diberikan.

Essay 1

Diberikan suatu sistem

persamaan linear, siswa dapat

menentukan nilai dari

persamaan yang diberikan.

Essay 2

Page 52: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

44

Diberikan suatu persamaan,

siswa dapat menentukan nilai

x dari persamaan yang

diberikan.

Essay 3

Diberikan suatu persamaan,

siswa dapat menentukan

himpunan penyelesaian dari

persamaan yang diberikan.

Essay 4

Diberikan suatu persamaan,

siswa dapat menentukan

pasangan berurutan dari

persamaan yang diberikan.

Essay 5

SPLDV Menyelesaikan

masalah nyata yang

berkaitan dengan

sistem persamaan

linear dua variabel

Diberikan suatu

permasalahan, siswa dapat

membuat model matematika

lalu menentukan umur dari

selisih dan jumlah umur yang

telah diketahui.

Essay 6

Diberikan suatu

permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari, siswa

dapat menentukan harga

satuan dari permasalahan

yang ada.

Essay 7

Page 53: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

45

Diberikan suatu

permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari, siswa

dapat menentukan

penyelesaian dari masalah

yang diberikan.

Essay 8

Diberikan suatu

permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari, siswa

dapat menemukan

permasalahannya lalu

menentukan jumlah biaya

yang harus di bayar.

Essay 9

Diberikan suatu

permasalahan, siswa dapat

menemukan permasalahannya

lalu merancang penyelesaian

dari masalah tersebut.

Essay 10

Page 54: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

46

Tangerang,…………, ……………….

Mengetahui, Validator Penyusun,

Kepala SMP ……….

(………………………………………..) (……………………………..…………..)

Page 55: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

47

Lampiran 2

KARTU SOAL MISKONSEPSI

Nama Sekolah : SMPN 13 Tangerang Jumlah Soal : 10 Butir Soal

Bidang Studi : Matematika Waktu Ujian : 80 menit

Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Penyusun : Vivi Wahyuni

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Tentukan nilai x dan y dari sistem persamaan dan …

KOMPETENSI DASAR

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR UMUM

Menentukan selesaian persamaan-persamaan linear dua variabel

INDIKATOR SOAL

Diberikan suatu sistem persamaan, siswa dapat menentukan nilai

x dan y dari persamaan yang diberikan.

No

Digunakan

untuk

Tanggal

Jumlah

Siswa

Tingkat

kesukaran

Daya

Pembeda

Validitas

Rebilitas

Skor

Maksismum

Ranah

1

NO SOAL

1

JAWABAN

Terlampir

BUKU SUMBER : Abdur Rahman.

(2017). Buku paket matematika

SMP/MTS Kelas VIII Semester 1.

Jakarta: Kemendikbud

Page 56: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

48

KARTU SOAL MISKONSEPSI

Nama Sekolah : SMPN 13 Tangerang Jumlah Soal : 10 Butir Soal

Bidang Studi : Matematika Waktu Ujian : 80 menit

Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Penyusun : Vivi Wahyuni

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Diberikan suatu sistem persamaan dan

, tentukan nilai dari …

4

KOMPETENSI DASAR

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR UMUM

Menentukan selesaian persamaan-persamaan linear dua variabel

INDIKATOR SOAL

Diberikan suatu sistem persamaan linear, siswa dapat

menentukan nilai dari persamaan yang diberikan.

No

Digunakan

untuk

Tanggal

Jumlah

Siswa

Tingkat

kesukaran

Daya

Pembeda

Validitas

Rebilitas

Skor

Maksismum

Ranah

1

NO SOAL

2

JAWABAN

Terlampir

BUKU SUMBER : Abdur Rahman.

(2017). Buku paket matematika

SMP/MTS Kelas VIII Semester 1.

Jakarta: Kemendikbud

Page 57: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

49

KARTU SOAL MISKONSEPSI

Nama Sekolah : SMPN 13 Tangerang Jumlah Soal : 10 Butir Soal

Bidang Studi : Matematika Waktu Ujian : 80 menit

Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Penyusun : Vivi Wahyuni

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Jika x merupakan penyelesaian dari persamaan

, maka nilai dari adalah …

4

KOMPETENSI DASAR

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR UMUM

Menentukan selesaian persamaan-persamaan linear dua variabel

INDIKATOR SOAL

Diberikan suatu persamaan, siswa dapat menentukan nilai x dari

persamaan yang diberikan.

No

Digunakan

untuk

Tanggal

Jumlah

Siswa

Tingkat

kesukaran

Daya

Pembeda

Validitas

Rebilitas

Skor

Maksismum

Ranah

1

NO SOAL

3

JAWABAN

Terlampir

BUKU SUMBER : Sukismo.

(2020). Fokus UN SMP/MTS 2020.

Jakarta: Erlangga

Page 58: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

50

KARTU SOAL MISKONSEPSI

Nama Sekolah : SMPN 13 Tangerang Jumlah Soal : 10 Butir Soal

Bidang Studi : Matematika Waktu Ujian : 80 menit

Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Penyusun : Vivi Wahyuni

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Diberikan persamaan dan ,

tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut …

{ }

KOMPETENSI DASAR

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR UMUM

Menentukan selesaian persamaan-persamaan linear dua variabel

INDIKATOR SOAL

Diberikan suatu persamaan, siswa dapat menentukan himpunan

penyelesaian dari persamaan yang diberikan.

No

Digunakan

untuk

Tanggal

Jumlah

Siswa

Tingkat

kesukaran

Daya

Pembeda

Validitas

Rebilitas

Skor

Maksismum

Ranah

1

NO SOAL

4

JAWABAN

Terlampir

BUKU SUMBER : LKS Matematika

SMP/MTS Kelas VIII Semester 2.

Cikokol: Graha Baristan

Page 59: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

51

KARTU SOAL MISKONSEPSI

Nama Sekolah : SMPN 13 Tangerang Jumlah Soal : 10 Butir Soal

Bidang Studi : Matematika Waktu Ujian : 80 menit

Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Penyusun : Vivi Wahyuni

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Pasangan berurutan (x,y) yang merupakan penyelesaian dari

sistem persamaan dan adalah …

KOMPETENSI DASAR

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR UMUM

Menentukan selesaian persamaan-persamaan linear dua variabel

INDIKATOR SOAL

Diberikan suatu persamaan, siswa dapat menentukan pasangan

berurutan dari persamaan yang diberikan.

No

Digunakan

untuk

Tanggal

Jumlah

Siswa

Tingkat

kesukaran

Daya

Pembeda

Validitas

Rebilitas

Skor

Maksismum

Ranah

1

NO SOAL

5

JAWABAN

Terlampir

BUKU SUMBER : Abdur Rahman.

(2017). Buku paket matematika

SMP/MTS Kelas VIII Semester 1.

Jakarta: Kemendikbud

Page 60: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

52

KARTU SOAL MISKONSEPSI

Nama Sekolah : SMPN 13 Tangerang Jumlah Soal : 10 Butir Soal

Bidang Studi : Matematika Waktu Ujian : 80 menit

Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Penyusun : Vivi Wahyuni

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Jumalah umur Kakek dan Nenek adalah 175 tahun dan selisih

umur mereka adalah 15 tahun (Kakek lebih tua). Buatlah

model matematika dari permasalahan tersebut dan tentukan

umur Kakek dan Nenek …

Jadi umur kakek 95 tahun dan umur nenek 80 tahun

KOMPETENSI DASAR

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR UMUM

Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel

INDIKATOR SOAL

Diberikan suatu permasalahan, siswa dapat membuat model

matematika lalu menentukan umur dari selisih dan jumlah umur

yang telah diketahui.

No

Digunakan

untuk

Tanggal

Jumlah

Siswa

Tingkat

kesukaran

Daya

Pembeda

Validitas

Rebilitas

Skor

Maksismum

Ranah

1

NO SOAL

6

JAWABAN

Terlampir

BUKU SUMBER : Abdur Rahman.

(2017). Buku paket matematika

SMP/MTS Kelas VIII Semester 1.

Jakarta: Kemendikbud

Page 61: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

53

KARTU SOAL MISKONSEPSI

Nama Sekolah : SMPN 13 Tangerang Jumlah Soal : 10 Butir Soal

Bidang Studi : Matematika Waktu Ujian : 80 menit

Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Penyusun : Vivi Wahyuni

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Harga seekor ikan sama dengan harga 4 kg telur, untuk

membeli 4 ekor ikan dan 3 kg telur dibutuhkan uang sebesar

Rp 76.000, maka berapa harga seekor ikan tersebut …

Jadi harga seekor ikan yaitu Rp 16.000

KOMPETENSI DASAR

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR UMUM

Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR SOAL

Diberikan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari,

siswa dapat menentukan harga satuan dari permasalahan yang

ada.

No

Digunakan

untuk

Tanggal

Jumlah

Siswa

Tingkat

kesukaran

Daya

Pembeda

Validitas

Rebilitas

Skor

Maksismum

Ranah

1

NO SOAL

7

JAWABAN

Terlampir

BUKU SUMBER : LKS

Matematika SMP/MTS Kelas VIII

Semester 2. Cikokol: Graha Baristan

Page 62: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

54

KARTU SOAL MISKONSEPSI

Nama Sekolah : SMPN 13 Tangerang Jumlah Soal : 10 Butir Soal

Bidang Studi : Matematika Waktu Ujian : 80 menit

Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Penyusun : Vivi Wahyuni

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Pada suatu kesempatan, halaman rumah Rudi diubah menjadi

lahan parkir sementara, lahan parkir tersebut dipenuhi oleh 43

kendaraan yang terdiri dari becak dan sepedah. Jumlah roda

seluruh kendaraan yang diparkir pada saat itu adalah 106 buah.

Jika tarif parkir becak Rp 1.500 dan sepedah Rp 1.000, jumlah

pendapatan Rudi pada saat itu adalah …

Jadi jumlah pendapatan Rudi yaitu Rp 53.000

KOMPETENSI DASAR

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR UMUM

Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR SOAL

Diberikan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari,

siswa dapat menentukan penyelesaian dari masalah yang

diberikan.

No

Digunakan

untuk

Tanggal

Jumlah

Siswa

Tingkat

kesukaran

Daya

Pembeda

Validitas

Rebilitas

Skor

Maksismum

Ranah

1

NO SOAL

8

JAWABAN

Terlampir

BUKU SUMBER : Sukismo.

(2020). Fokus UN SMP/MTS 2020.

Jakarta: Erlangga

Page 63: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

55

KARTU SOAL MISKONSEPSI

Nama Sekolah : SMPN 13 Tangerang Jumlah Soal : 10 Butir Soal

Bidang Studi : Matematika Waktu Ujian : 80 menit

Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Penyusun : Vivi Wahyuni

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Harga sebuah sepidol sama dengan 3 kali harga pulpen. Budi

membeli 4 sepidol dan 2 pulpen dengan harga Rp 35.000. Jika

Toni membeli 3 sepidol dan 3 pulpen, maka Toni harus

membayar sebesar …

Jadi Toni harus membayar sebesar Rp 30.000

KOMPETENSI DASAR

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR UMUM

Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR SOAL

Diberikan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari,

siswa dapat menemukan permasalahannya lalu menentukan

jumlah biaya yang harus di bayar.

No

Digunakan

untuk

Tanggal

Jumlah

Siswa

Tingkat

kesukaran

Daya

Pembeda

Validitas

Rebilitas

Skor

Maksismum

Ranah

1

NO SOAL

9

JAWABAN

Terlampir

BUKU SUMBER : Sukismo.

(2020). Fokus UN SMP/MTS 2020.

Jakarta: Erlangga

Page 64: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

56

KARTU SOAL MISKONSEPSI

Nama Sekolah : SMPN 13 Tangerang Jumlah Soal : 10 Butir Soal

Bidang Studi : Matematika Waktu Ujian : 80 menit

Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Penyusun : Vivi Wahyuni

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Selisih umur seorang kakak dengan sang adik adalah 10 tahun.

Jika umur kakak 2 kali lipat dari umur adik, maka umur adik

adalah …

Jadi umur adik yaitu 10 tahun

KOMPETENSI DASAR

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR UMUM

Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel.

INDIKATOR SOAL

Diberikan suatu permasalahan, siswa dapat menemukan

permasalahannya lalu merancang penyelesaian dari masalah

tersebut.

No

Digunakan

untuk

Tanggal

Jumlah

Siswa

Tingkat

kesukaran

Daya

Pembeda

Validitas

Rebilitas

Skor

Maksismum

Ranah

1

NO SOAL

10

JAWABAN

Terlampir

BUKU SUMBER : Abdur Rahman.

(2017). Buku paket matematika

SMP/MTS Kelas VIII Semester 1.

Jakarta: Kemendikbud

Page 65: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

57

Lampiran 3

INSTRUMEN PENILAIAN SOAL MISKONSEPSI

Materi pelajaran : Matematika Kelas : VIII

Materi : SPLDV Waktu : 80 menit

Petunjuk penyelesaian:

1. Bacalah pertanyaan dengan teliti !

2. Tulislah jawaban pada lembar jawaban yang telah disediakan !

3. Jawablah soal dengan jelas dan benar !

4. Tanyakan jika ada petunjuk soal yang kurang jelas!

Isilah dengan jawaban yang tepat!

1. Tentukan nilai x dan y dari sistem persamaan dan

2. Diberikan suatu sistem persamaan dan , tentukan

nilai dari …

3. Jika x merupakan penyelesaian dari persamaan

, maka

nilai dari adalah …

4. Diberikan persamaan dan , tentukan

himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut …

5. Pasangan berurutan (x,y) yang merupakan penyelesaian dari sistem persamaan

dan adalah …

6. Jumlah umur Kakek dan Nenek adalah 175 tahun dan selisih umur mereka

adalah 15 tahun (Kakek lebih tua). Buatlah model matematika dari

permasalahan tersebut dan tentukan umur Kakek dan Nenek …

7. Harga seekor ikan sama dengan harga 4 kg telur, untuk membeli 4 ekor ikan

dan 3 kg telur dibutuhkan uang sebesar Rp 76.000, maka berapa harga seekor

ikan tersebut …

8. Pada suatu kesempatan, halaman rumah Rudi diubah menjadi lahan parkir

sementara, lahan parkir tersebut dipenuhi oleh 43 kendaraan yang terdiri dari

becak dan sepedah. Jumlah roda seluruh kendaraan yang diparkir pada saat itu

Page 66: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

58

adalah 106 buah. Jika tarif parkir becak Rp 1.500 dan sepedah Rp 1000, jumlah

pendapatan Rudi pada saat itu adalah …

9. Harga sebuah sepidol sama dengan 3 kali harga pulpen. Budi membeli 4

sepidol dan 2 pulpen dengan harga Rp 35.000. Jika Toni membeli 3 sepidol

dan 3 pulpen, maka Toni harus membayar sebesar …

10. Selisih umur seorang kakak dengan sang adik adalah 10 tahun. Jika umur

kakak 2 kali lipat dari umur adik, maka umur adik adalah …

Page 67: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

59

Lampiran 4

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran

No

Soal Tahap Penyelesaian Skor

Skor

Total

1. Diketahui: … p(1)

… p(2)

Ditanya: nilai x dan y?

1

5

Jawab:

x1

x2

3

Jadi, nilai x dan y yaitu 2 dan -1

1

2. Diketahui: … p(1)

… p(2)

Ditanya: nilai dari ?

1

5

Jawab:

x3

x2

3

Page 68: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

60

Jadi, nilai dari adalah 4 1

3. Diketahui: persamaan

Ditanya: nilai dari ?

1

5

Jawab:

3

Jadi nilai dari yaitu 4 1

4. Diketahui: …p(1)

…p(2)

Ditanya: himpunan penyelesaiannya?

1

5

Jawab:

x1

x2

3

Page 69: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

61

Jadi hinpunan penyelesaiannya yaitu {52,44} 1

5. Diketahui: …p(1)

…p(2)

Ditanya: pasangan berurutan x dan y?

1

5

Jawab:

3

Jadi, pasangan berurutan x dan y yaitu 0 dan 3 1

6. Diketahui: Jumlah umur kakek dan nenek adalah 175

tahun

Selisih umur kakek dan nenek yaitu 15 tahun

Ditanya: buatlah model matematikanya dan umur kakek

dan nenek?

1

5

Jawab:

Model matematika

Kakek dimisalkan menjadi x

Nenek dimisalkan menjadi y

3

Jadi umur kakek 95 tahun dan umur nenek 80 tahun

1

Page 70: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

62

7. Diketahui: Harga 1 ekor ikan = harga 4 kg telur

Untuk membeli 4 ekor ikan dan 3 kg telur

dibutuhkan uang sebesar Rp 76.000

Ditanya: harga 1 ekor ikan?

1

5

Jawab:

Ikan dimisalkan menjadi x

Telur dimisalkan menjadi y

3

Jadi harga 1 ekor ikan yaitu Rp 16.000 1

8. Diketahui:lahan parkir tersebut dipenuhi oleh 43

kendaraan

Jumlah roda keseluruhan kendaraan yaitu 106

buah

Tarif parkir becak Rp 1.500 dan sepedah Rp 1000

Ditanya: jumlah pendapatan Rudi pada saat itu?

1

5

Jawab:

Becak dimisalkan menjadi x

Sepedah dimisalkan menjadi y

x3

x1

3

Jadi, jumlah pendapatan Rudi pada saat itu yaitu Rp

53.000

1

Page 71: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

63

9. Diketahui: Harga sebuah sepidol = 3 kali harga pulpen

Budi membeli 4 sepidol dan 2 pulpen dengan

harga Rp 35.000

Toni membeli 3 sepidol dan 3 pulpen

Ditanya: Toni harus membayar sebesar?

1

5

Jawab:

Sepidol dimisalkan menjadi x

Pulpen dimisalkan menjadi y

3

Jadi, Toni harus membayar sebesar Rp 30.000

1

10. Diketahui: selisih umur kakak dan adik adalah 10 tahun

Umur kakak 2 kali lipat umur adik

Ditanya: berapa umur adik?

1

5

Jawab:

Kakak dimisalkan menjadi x

Adik dimisalkan menjadi y

3

Jadi, umur adik yaitu 10 tahun

1

Nilai = Ʃskor total x 2

= 50 x 2

= 100

Page 72: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

64

Lampiran 5

LEMBAR JAWABAN DAN KRITERIA TINGKAT KEYAKINAN (CRI)

Nama : …………………….

Kelas : …………………….

Pilihlah seberapa bersar keyakinan anda dalam mengerjakan soal dengan dengan memberi

tanda silang (x) pada kriteria tingkat kepastian yang terlah disediakan!

*Keterangan Tingkat Keyakinan (CRI)

0 = Menenbak 3 = Benar

1 = Hampir Menebak 4 = Hampir Pasti Benar

2 = Tidak Yakin Benar 5 = Pasti Benar

1. Tingkat keyakinan

0 1 2 3 4 5

2. Tingkat keyakinan

0 1 2 3 4 5

Page 73: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

65

3. Tingkat keyakinan

0 1 2 3 4 5

4. Tingkat keyakinan

0 1 2 3 4 5

5. Tingkat keyakinan

0 1 2 3 4 5

Page 74: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

66

6. Tingkat keyakinan

0 1 2 3 4 5

7. Tingkat keyakinan

0 1 2 3 4 5

8. Tingkat keyakinan

0 1 2 3 4 5

Page 75: ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN ...

67

9. Tingkat keyakinan

0 1 2 3 4 5

10. Tingkat keyakinan

0 1 2 3 4 5