Top Banner
PENGUJIAN MIKROBIOLOGI PRODUK AKHIR TEBS KEMASAN RETURNABLE GLASS BOTTLE (RGB) DI PT. SINAR SOSRO, CAKUNG SUCI SAELAN ABU BAKAR
73

ANALISIS MIKROBIOLOGI PRODUK TEBS KEMASAN RGB DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI R.docx

Nov 19, 2015

Download

Documents

Suci Saelan AB
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

10

15

PENGUJIAN MIKROBIOLOGI PRODUK AKHIR TEBS KEMASAN RETURNABLE GLASS BOTTLE (RGB) DI PT. SINAR SOSRO, CAKUNG

SUCI SAELAN ABU BAKAR

PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGANPROGRAM DIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan laporan tugas akhir berjudul Pengujian Mikrobiologi Produk Akhir Tebs Kemasan Returnable Glass Bottle (RGB) di PT Sinar Sosro, Cakung adalah karya saya dengan arahan dosen pembimbing serta pembimbing lapang, dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.

Bogor, Juli 2014

Suci Saelan ABNIM J3E111068

RINGKASAN

SUCI SAELAN AB. Pengujian Mikrobiologi Produk Akhir TEBS Kemasan Returnable Glass Bottle (RGB) di PT. Sinar Sosro. Dibimbing oleh Mira Miranti.Teh (camellia sinensis) sebagai bahan minuman, dibuat dari pucuk muda daun yang telah mengalami proses pengolahan tertentu. PT. Sinar Sosro memproduksi produk inovasi minuman teh dengan penambahan CO2 atau minuman teh berkarbonasi dengan merk dagang TEBS. Tebs dikemas dengan kemasan botol berukuran 230 ml. Proses pengolahan dan kemasan ini sangat berperan penting dalam mempertahankan mutu dan masa simpan produk minuman teh. Proses mempertahankan dan memperbaiki mutu produk pangan tidak terlepas dari sistem pengawasan yang digunakan. Untuk menjamin kualitas produk minuman teh berkarbonasi, diperlukan pengawasan terhadap mutu produk yang dihasilkan. Pengawasan mutu meliputi berbagai fungsi pengujian sesuai dengan karateristik produk. Salah satunya adalah pengujian mutu mikrobiologi pada produk akhir minuman teh berkarbonasi. Tujuan dari pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini adalah mempelajari dan melakukan hasil analisis mikrobiologi produk tebs, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba pada produk akhir. Tebs merupakan produk yang bersifat asam sehingga dalam analisis mikrobiologi Uji TPC (Total Plate Count) menggunakan media OSA (Orange Serum Agar) karena spesifik untuk mendukung pertumbuhan media dengan produk asam, sedangkan untuk uji kapang khamir menggunakan YEA (Yeast Extract Agar).Hasil yang diperoleh dari pengujian produk TEBS dengan parameter Uji TPC dan Uji kapang khamir, dengan metode tuang (pour plate), tidak ditemukan adanya cemaran mikrobiologi yang berupa bakteri, kapang, khamir pada produk. Hal ini menunjukkan bahwa kebersihan dari peralatan uji, sanitasi pekerja, ruang pengujian selama analisis juga berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba dalam cawan. Kebersihan selama proses produksi berlangsung baik sehingga produk tebs tidak terkontaminasi oleh mikroba yang berasal dari lingkungan produk dan hasil produk akhir yang dihasilkan dapat terjamin dan aman untuk dikonsumsi.

Kata kunci : Teh, TPC, Kapang khamir

PENGUJIAN MIKROBIOLOGI PRODUK AKHIR TEBS KEMASAN RETURNABLE GLASS BOTTLE (RGB) DI PT. SINAR SOSRO, CAKUNG

SUCI SAELAN ABU BAKAR

Laporan Praktik Kerja LapanganSebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya padaProgram Keahlian Supervisor Jaminan Mutu Pangan

PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGANPROGRAM DIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

PRAKATAPuji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam kegiatan praktik kerja lapang yang dilaksanakan sejak 20 Februari 2014 sampai 20 Mei 2014 adalah Pengujian Mikrobiologi Produk Akhir Tebs Kemasan Returnable Glass Bottle (RGB) di PT. Sinar Sosro, Cakung.Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Mira Miranti, STP, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu mengarahkan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini, Ibu Yunita Kristanti dari PT Sinar Sosro, Cakung sebagai pembimbing lapang yang telah banyak memberi saran. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Hj. Tamsil selaku wakil direktur dan Bapak Andi Wiharjo sebagai General Manager Research and Development (R&D) yang telah memberikan kesempatan penulis melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan di PT Sinar Sosro, Cakung. Disamping itu, ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Ibu Wasnita, Bapak Taufik, Ibu Irma, Kak Tika, Kak Bagus dan seluruh staff di laboratorium R&D Centre yang telah membantu selama masa praktik kerja lapangan dan pegumpulan data. Terima kasih kepada Pak Dani, Pak Fajar, Pak Safar, dan seluruh staff laboratorium Qualiiy Control (QC), serta seluruh karyawan produksi pabrik yang telah banyak memberikan masukan selama penulis mempelajari proses produksi di pabrik. Ungkapan terimakasih juga di sampaikan kepada Papah ( Saelan Abu Bakar), Mamah (Rosida Rosyid) , Adikku tersayang ( M. Sabar dan M. Sammawi), Pamanku (A. yani) atas doa, dukungan serta kasih sayangnya. Terima Kasih untuk Puji Astuti teman seperjuangkan PKL yang telah memberikan warna selama kegiatan PKL. Ucapan terima kasih untuk Achmad Fadillah H. yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis. Tidak lupa juga sahabat-sahabatku juga Winda Farah Fadillah, Virani Dwi One Nita, Elvina Larasati, Medya Prasiska H, Siti Dwi Pratiwi, Sonya Angelina. Ima Rohmania, Desi Sugianti, Lia Atun, Aiydi Basyitin, serta teman-teman SJMP 48 dalam kekompakan, saran, bantuan, serta dukungannya.Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, mohon maaf bila ada kekurangan dalam karya ilmiah ini. Semoga bermanfaat.Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Suci Saelan Abu Bakar

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL9DAFTAR GAMBAR9DAFTAR LAMPIRAN101 PENDAHULUAN101.1 Latar Belakang101.2 Tujuan112.1Lokasi dan Waktu PKL122.2 Metode Bidang Kajian122.2.1 Analisa Masalah122.2.2 Teknik Pengumpulan Data132.3 Metode Pengembangan Sistem132.3.1 Alat dan Bahan133 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN133.1 Sejarah Perusahaan PT Sinar Sosro143.2 Sejarah PT Sinar Sosro Cakung163.2.1 Produk yang dihasilkan PT Sinar Sosro KPB Cakung163.3 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu Perusahaan193.3.1 Visi Perusahaan193.3.2 Misi Perusahaan203.3.3 Kebijakan Mutu PT Sinar Sosro Cakung203.4 Kegiatan Perusahaan203.5 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan203.6 Struktur Organisasi Perusahaan213.7 Ketenagakerjaan224 PROSES PRODUKSI TEBS224.1 Unit Pengolahan Tebs (Kitchen Unit)234.1.1 Ekstraksi teh234.1.2 Pengendapan TCA (Teh Cair Asam)244.1.3 Pelarutan Gula264.1.4 Pencampuran Teh274.1.5 Proses Karbonasi284.1.6 Proses Pengemasan (Bottling line)294.2 Kemasan RGB (Returnable Glass Bottle)315 PENGUJIAN MIKROBIOLOGI PRODUK AKHIR TEBS KEMASAN RGB325.1 Tahap Persiapan Analisis Mikrobiologi Produk TEBS345.1.1 Persiapan Analis345.1.2 Persiapan Sampel Uji355.1.3 Persiapan Peralatan Uji355.1.4 Pembuatan Media Uji355.1.5 Sterilisasi Media dan Alat Uji serta disenfeksi Ruang Pengujian355.2 Penanaman Mikro (Micro plating)375.2.1 Analisa TPC (Total Plate Count)375.3 Media Uji385.3.1 Orange Serum Agar (OSA)385.3.2. Yeast Extrac Agar (YEA)395.2 Hasil Pengujian Mikrobiologi Produk Akhir Tebs Kemasan RGB405.3 Pembahasan426 SIMPULAN DAN SARAN446.1 Simpulan446.2 Saran44LAMPIRAN46

DAFTAR TABEL1 Persiapan Media Uji352 Suhu dan Waktu Inkubasi Media Analisis Mikrobiologi373 . Komposisi Media OSA394 Komposisi Media YEA405 Hasil Pengujian TEBS kemasan RGB periode Februari Mei 201441

DAFTAR GAMBAR1 teh wangi melati cap botol (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)152 Desain botol dari tahun ke tahun (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)163 Varian kemasan Produk Teh Botol (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)184 Varian Rasa Produk Joy Tea (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)185 Poduk Stee (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)196 Produk Fruit Tea PET(Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)197 Variasi Kemasan TEBS (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)198 Proses Ekstraksi teh (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)259 Proses Pengendapan TCA (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)2610 Proses Pelarutan Gula (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)2711 Proses Pencampuran Teh (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)2812 Proses Karbonasi (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)3013 TEBS Kemasan RGB (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)3414 Laminar Air Flow (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)3715 Media OSA (Sumber: PT Sinar Sosro, 20144016 Media YEA (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)4117 Media OSA & YEA (kontrol) (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)42

DAFTAR LAMPIRAN1 Struktur Organisasi Departemen Research and Development (R&D)482 Syarat Mutu Minuman Teh dalam Kemasan berdasarkan SNI Nomor 01-3143-1992493 Pembuatan Media Uji50

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teh adalah komoditi yang menjadi bagian kekayaan alam di Indonesia dan telah lama dikenal sebagai minuman sehari-hari. Minuman teh juga salah satu jenis minuman yang relatif murah dan mudah didapatkan. Faktor utama yang mendukung mengkonsumsi teh ialah pemahaman masyarakat yang semakin luas tentang manfaat teh bagi kesehatan serta variasi penyajian dan olahan produk minuman itu sendiri. Teh telah dikenal sebagai minuman fungsional yang memiliki potensi dan khasiat yang tinggi terhadap kesehatan serta memiliki citarasa khas. Salah satu khasiat dari minuman teh berasal dari senyawa katekin yang terkandung didalam daun teh. Selain katekin, kandungan lain dari minuman teh adalah zat stimulan kafein sehingga minuman teh dikenal sebagai salah satu produk minuman penyegar. Berbagai macam produk olahan dan minuman teh telah beredar di pasaran seiring dengan berkembangannya teknologi dan dinamika konsumen. Produk minuman teh dalam kemasan dibuat dari hasil ekstraksi teh yang dicampur dengan sirup gula dan bahan tambahan pangan lainnya PT. Sinar Sosro menciptakan inovasi produk baru minuman teh dengan penambahan CO2 atau minuman teh berkarbonasi dengan merk dagang TEBS. Produk tebs ini diluncurkan pada bulan November 2004. Tebs dikemas dengan kemasan botol berukuran 230 ml. kemudian disusul dengan kemasan tebs rasa maroon yaitu penambahan bunga rosella. Produk minuman tebs diproses secara hygiene dan kemudian dikemas dengan kemasan yang tahan terhadap kondisi lingkungan seperti udara, dan partikel debu. Salah satu jenis kemasan yang digunakan pada produk minuman teh berkarbonasi adalah kemasan botol kaca/RGB. Proses pengolahan dan kemasan ini sangat berperan penting dalam mempertahankan mutu dan masa simpan produk minuman teh. Proses mempertahankan dan memperbaiki mutu produk pangan tidak terlepas dari sistem pengawasan yang digunakan. Untuk menjamin kualitas produk minuman teh berkarbonasi, diperlukan pengawasan terhadap mutu produk yang dihasilkan. Pengawasan mutu meliputi berbagai fungsi pengujian sesuai dengan karateristik produk. Salah satunya adalah pengujian mutu mikrobiologi pada produk akhir minuman teh berkarbonasi. Uji mikrobiologi merupakan salah satu jenis uji yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi diantaranya meliputi uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanannya, dan uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut. Uji yang dilakukan uji kuantitatif bakteri yaitu metode plate count (angka lempeng). Pengujian mutu mikrobiologi pada minuman teh berkarbonasi menentukan ada tidaknya bahaya mikrobiologis pada produk yang menjadi salah satu syarat keamanan produk sehingga dapat diketahui bahwa produk minuman teh dalam kemasan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang ini adalah sebagai berikut :1. mengetahui dan mempelajari secara umum metode pengujian mutu mikrobiologi produk akhir minuman teh dilaboratorium departemen R&D (Research and development) PT. sinar sosro sebagai salah satu bentuk pengawasan mutu produk. 2. Mengetahui alur proses produksi yang dihasilkan oleh PT Sinar Sosro terutama Produk Tebs3. Pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang ini bertujuan memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja seputar industri pangan, mengembangkan kemampuan dan kompetensi mahasiswa melalui penerapan ilmu, latihan kerja, dan pengamatan yang dilakukan di perusahaan, mengenal lingkungan dan kondisi dunia kerja, serta mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi.

2 METODE KERJA

2.1 Lokasi dan Waktu PKLKegiatan praktik kerja lapangan dilaksanakan di laboratorium mikrobiologi Departemen R&D (Research and Development) PT. Sinar Sosro yang beralamat di Jalan Raya Sultan Agung Km 28, Kelurahan Medan Satria, Bekasi-Jawa Barat, 17132. Kegiatan praktik kerja lapangan dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan, tertanggal mulai dari 20 Februari sampai dengan 20 Mei 2014. Waktu pratik kerja lapangan adalah lima hari kerja dalam satu minggu (senin sampai dengan jumat). Jam kerja praktik kerja lapangan yang dilaksanakan menyesuaikan dengan jam kerja perusahaan, yakni kurang lebih delapan jam dalam satu hari, mulai dari pukul 08.30 hingga pukul 17.30 WIB.

2.2 Metode Bidang Kajian2.2.1 Analisa MasalahProduk tebs merupakan minuman teh berkarbonasi yang diolah secara proses hygine dan dikemas dengan kemasan yang tahan akan kondisi lingkungan seperti debu dan partikel asing . Selama proses pengolahan dan penggunaan kemasan yang baik tidak menjamin bahwa produk tersebut aman dari aspek mikrobiologis. Kemungkinan terjadinya pencemaran mikrobiologi dapat terjadi karena parameter pada proses pengolahan tidak tercapai, terjadi penyimpangan terhadap kemasan atau tutup botol, atau dari aspek pekerja yang kurang aseptik.Pengujian mutu mikrobiologi pada produk pangan sangat penting dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan suatu produk serta untuk dapat melihat tingkat daya tahan dan daya simpan produk tersebut. Selain itu , hal tersebut untuk memberikan jaminan kepada masyarakat tentang produk yang telah dihasilkan perusahaan. Berbagai macam analisis mikrobiologi dapat dilakukan terhadap produk atau bahan pangan. Analisis yang dilakukan meliputi uji kuantitatif. Hal itu terkait dengan tujuan utama dari analisis, yaitu memberikan jaminan keamanan produk untuk dikonsumsi.2.2.2 Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data dan instrument dalam penyusunan laporan tugas akhir kegiatan praktik kerja lapangan adalah menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung berdasarkan hasil observasi dan wawancara, baik di lokasi produksi maupun di laboratorium dan kantor Departemen R&D (Research and Development) PT. Sinar Sosro. Data primer juga diperoleh dari hasil praktik langsung selama kegiatan praktik kerja lapangan, dengan berpartisipasi dalam proses analisa produk akhir minuman teh dan bekerja di laboratorium selain melakukan analisis. Selain itu, data primer juga diperoleh dari hasil diskusi yang dilakukan dengan para pekerja, analisis, dan para staf yang terkait dengan pengujian mikrobiologi produk. Selain data primer, metode pengumpulan data juga menggunakan data sekunder yang berasal dari refrensi atau literature, baik berupa buku, panduan atau manual perusahaan, maupun informasi dari jaringan internet yang berkaitan dengan anlisis mikrobiologi dan seputar produk minuman teh. Data yang telah diperoleh dari hasil kegiatan analisis diolah dan disajikan salam bentuk tabel, diagram alir, dan gambar.

2.3 Metode Pengembangan SistemJenis pengujian mikrobiologi yang dilakukan adalah Uji TPC (Total Plate Count) dan Uji Kapang-Khamir terhadap sampel produk akhir Tebs kemasan botol RGB menggunakan metode hitungan cawan dan dengan cara lempeng tuang (pour plate).2.3.1 Alat dan BahanAlat alat yang digunakan dalam analisis mikrobiologi antara lain cawan petri steril, pipet mohr steril, Erlenmeyer, gelas ukur, gelas piala, neraca analitik, stirrer, waterbath, autoclave, Laminar Air Flow (LAF), oven, incubator, dan lain-lain (lampiran1). Bahan-bahan yang digunakan antara lain media Orange Serum Agar, media Yeast Extrac Agar, akuades, dan alcohol 70%.2.3.2 Prosedur AnalisisProsedur yang dilakukan dalam analisis mikrobiologi produk Tebs kemasan RGB terdiri dari beberapa tahapan, antara lain tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap pengamatan hasil uji dan tahap dekontaminasi hasil uji.

3 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Perusahaan PT Sinar SosroBapak Sosrodjojo merupakan seorang perintis perusahaan teh wangi melati pada tahun 1940. Beliau merintis usaha ini di sebuah kota kecil di Jawa Tengah yaitu Slawi. Teh wangi melati merk Cap Botol merupakan produk pertama kali dari PT Gunung Slamat yang diperkenalkan oleh Bapak Sosrodjojo. Pemasaran teh wangi melati hanya dilakukan di sekitar kota slwai dan kota Tegal.

Gambar 1 teh wangi melati cap botol (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)

Pada tahun 1965, teh wangi melati merk Cap Botol mulai dipasarkan ke kota Jakarta. Strategi yang dilakukan untuk mempromosikan produk tersebut dinamakan Promosi Cicip Rasa (produk contoh). Promosi tersebut dilakukan secara rutin oleh beberapa staf yang dikoordinasi oleh bapak Soetjipto Sosrodjojo dengan mendatangi tempat-tempat keramaian menggunakan alat-alat bantu seperti memutar lagu-lagu untuk menarik perhatian dan mengumpulkan penonton untuk dibagikan produk teh secara cuma-cuma. Selain itu, dilakukan demo cara menyeduh teh wangi melati tersebut yang kemudian dibagikan agar dapat dicicip langsung oleh penonton. Cara ini dilakukan supaya mereka yakin bahwa ramuan teh wangi melati merk cap botol adalah the yang memiliki mutu dan kualitas yang baik.Teknik merebus teh langsung di tempat keramaian tersebut dipandang tidak efektif karena membutuhkan waktu yang cukup lama dalam penyeduhan teh, sehingga diperlukan cara yang lain. Penonton yang sudah berkumpul menjadi tidak sabar dan banyak yang meninggalkan area demo sebelum sempat mencicip seduhan teh tersebut. Bapak Sosrodjojo menempuh cara lain untuk menanggulangi kendala sebelumnya yaitu penyeduhan teh dilakukan di kantor dan dimasukan ke dalam panci, kemudian dibawa dengan kendaraan menuju tempat-tempat keramaian untuk dipromosikan. Cara kedua ini juga masih mengalami kendala, yaitu teh di dalam panic banyak yang bertumpah sewaktu perjalanan. Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air teh yang telah diseduh di kantor, kemudian di taruh di dalam botol-botol bekas limun atau kecap yang sudah dibersihlan terlebih dahulu untuk selanjutnya dibawa ke tempat-tempat kegiatan. Cara ini berjalan baik dan terus dipakai selama bertahun-tahun. Promosi Cicip Rasa setelah dilakukan bertahun-tahun, akhirnya pada tahun 1969 muncul gagasan menjual air teh siap minum dalam kemasan botol dengan merk Teh Botol Sosro (TBS). Merk tersebut dipakai untuk mendorong merk teh seduh cap botol yang sudah lebih dahulu popular dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo.

Gambar 2 Desain botol dari tahun ke tahun (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)

Pada tahun 1970 dilakukan desain botol pertama kali dan digunakan lebih dari dua tahun. Desain botol kedua pada tahun 1972 dan juga bertahan sampai dengan dua tahun. Pada tahun 1974 dengan didirikannya PT Sinar Sosro di kawasan Ujung Menteng, maka desain botol Teh Botol Sosro betubah dan bertahan sampai sekarang. Pabrik tersebut merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia.Perusahaan Sinar Sosro ini diteruskan oleh putra-putra Bapak Sosrodjojo yang disebut generasi kedua. Pada generasi kedua ini dipimpin oleh Bapak Soegiharto Sosrodjojo, Bapak Soetjipto Sosrodjojo, dan Bapak Soerjanto Sosrodjojo. Pada awal 1990, bisnis ini mulai dikelola oleh generasi ketiga, ialah cucu Sosrodjojo. Inovasi pun terus dilakukan, tidak hanya memasarkan teh botol tetapi merambah dengan aneka teh aneka rasa hingga jus dalam kemasan. Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, produk minuman yang telah diproduksi PT. Sinar Sosro hingga saat ini sudah mengalami pengembangan produk dalam berbagai variasi jenis minuman, rasa, kemasan, dan target segmen konsumen. PT. Sinar Sosro melakukan pengadaan mesin baru dengan kapasitas 18000 untuk setiap produksi Tebs kemasan RGB (Retunable Glass Bottle) yang diberi nama mesin ini

3.2 Sejarah PT Sinar Sosro CakungPT Sinar Sosro KPB Cakung didirikan pada tanggal 17 juli 1974. Perusahaan ini terletak di kawasan Cakung, Bekasi, Jawa Barat yang dahulu dikenal dengan wilayah Ujung Menteng. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan dari rekso Group yang memiliki beberapa pabrik dan tersebar di seluruh Indonesia. PT Sinar Sosro menggunakan mesin berteknologi canggih dari jerman dan merupakan pabrik teh siap minum pertama di Indonesi dan Pertama di dunia. Pada generasi pertama, keluarga Sosro memiliki satu filosofi yang mulia dan selalu diterapkan pada setiap aktivitas bisnisnya. Filosofi tersebut adalah Niat Baik. Penyempurnaan dari penjabaran niat baik ini direalisasikan ke dalam produk-produk Sosro yang selalu peduli 3K yaitu :1. Kebersihan 2. Kualitas3. KeamananProduk yang bersih dan berkualitas maka aman untuk dikonsumsi. Sehingga, Sosro melakukan langkah sertifikasi produk yang dihasilkan demi memenuhi kebutuhan konsumen. Setiap produk yang dihasilkan, dijamin kehalalan oleh Departemen Agama RI dan dengan standar higienis yang dijamin oleh Departemen Kesehatan. 3.2.1 Produk yang dihasilkan PT Sinar Sosro KPB CakungPT Sinar Sosro Cakung memproduksi beberapa macam dan merk produk minuman teh sebagai berikut :A. Teh Botol SosroPT Sinar Sosro Cakung memproduksi produk Teh Botol Sosro dengan dua macam kemasan, yaitu kemasan botol beling dan botol PET (Polyethylene Terephthalate). Teh Botol Sosro dengan kemasan beling/kaca (TBS) mempunyai ukuran 220 ml dan Teh botol sosro kemasan PET (Polyethylene Terephthalate) atau TBE mempunyai ukuran 500 ml. Teh botol sosro (TBE) mempunyai dua macam rasa, yaitu Less Sugar dan teh melati atau Reguler. Kemasan baru yang digunakan pada awal pertengahan tahun 2013 yaitu kemasan dengan Teknologi Aseptik juga digunakan produk Teh Botol Sosro.

Gambar 3 Varian kemasan Produk Teh Botol (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014) B. Joy TeaProduk teh Joy Tea yang diproduksi di PT Sinar Sosro Cakung ialah Joy Tea dalam kemasan PET 500 ml dan 300 ml. Joy Tea mempunyai macam-macam rasa yaitu Honey Lemon, Honey Mint, Jasmine, Jasmine Less Sugar. Produk Joy tea ini diluncurkan tanggal 26 Oktober 2007. Salah satu bahan dasar the yang digunakan adalah teh hijau.

Gambar 4 Varian Rasa Produk Joy Tea (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014) C. S-TeePT Sinar Sosro Cakung pada tahun 90-an, untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk teh dengan harga lebih terjangkau dan volume yang lebih banyak, maka memproduksi produk the dengan merk S-Tee. S-Tee dikemas dengan kemasan botol beling yang mempunyai ukuran 318 ml dengan rasa teh melati. Gambar 5 Poduk Stee (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014) D. Fruit TeaPada tahun 1997 PT Sinar Sosro mengeluarkan produk minuman teh berbasis buah-buahan yaitu Fruit Tea dengan target segmen remaja. Fruit Tea mempunyai dua macam jenis kemasan dan tiga macam ukuran kemasan, yaitu Fruit Tea kemasan PET (FTE) 500 ml, Fruit Tea PET (FTE) 300 ml, dan kemasan botol gelas 235 ml. Fruit Tea mempunyai 3 macam rasa, yaitu jambu (guava), apel (apple), dan blackcurrant. Gambar 6 Produk Fruit Tea PET(Sumber: PT Sinar Sosro, 2014) E. TebsTebs yaitu minuman dari campuran teh dan soda yang diluncurkan pada bulan November 2004. Tebs dikemas dengan kemasan botol gelas berukuran 230 ml. Gambar 7 Variasi Kemasan TEBS (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)

Selain didistribusikan di pasar nasional, produk PT. Sinar Sosro juga telah merambah pasar internasional dengan upaya mengekspor produk-produk dalam kemasan kotak dan kaleng ke beberapa Negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, serta sebagian Negara di Timur Tengah, Afrika, Australia, dan Amerika. PT. Sinar Sosro telah memperoleh berbagai sertifikat dalam upaya memenuhi persyaratan sertifikasi khususnya di bidang pangan, antara lain Sertifikat ISO 9001-2000, Sertifikat ISO 14000, sertifikat halal yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI, Sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia), Sertifikat HACCP, dan Sertifikat Higiene and Sanitasi.

3.3 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai visi, misi, dan kebijakan mutu yang berbeda untuk terus bersaing dalam mewujudkan perusahaan yang terbaik dengan kualitas produknya. Berikut ini visi, misi, dan kebijakan mutu PT Sinar Sosro Cakung :3.3.1 Visi Perusahaan Visi merupakan menjadi perusahaan kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, srta memberikan nilai tambah untuk pihak yang terkait..

3.3.2 Misi Perusahaan Misi merupakan tatanan atas nilai dan kepercayaan perusahaan yang bias menjadi pernyataan usaha dari perusahaan. Misi Perusahaan Sinar Sosro ini antara lain membangun merek sebagai merek teh yang alami, berkualitas, dan unggul, melahirkan merek dan produk baru, baik yang berbasis teh maupun non teh, dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masing-masing, membangun dan memimpin jaringa distribusi nasional dan membangun jaringan distribusi internasional, menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang, baik dalam volume penjualan maupun jumlah pelanggan, membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan, memberikan kepuasan terhadap konsumen dan para pelanggan, serta memberikan kontribusi terhadap devisa Negara.

3.3.3 Kebijakan Mutu PT Sinar Sosro Cakung

PT Sinar Sosro Cakung memiliki kebijakan mutu sebagai berikut :a. Memproduksi minuman yang berkualitas, unggul dan aman sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan.b. Pimpinan dan seluruh karyawan PT Sinar Sosro secara konsisten menerapkan system manajemen mutu dan keamanan pangan melalui pengendalian mutu terpadu di semua lini perusahaan sesuai standar yang telah ditetapkan.c. 3.4 Kegiatan PerusahaanPT. Sinar Sosro merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pangan yang memproduksi berbagai jenis produk minuman, khususnya produk minuman berbasis teh. Jenis produk yang diproduksi oleh PT. Sinar Sosro adalah produk minuman yang berbagi ke dalam dua kategori merek produk, yakni produk Umbrella Brand dan Produk Non Umbrella Brand. Jenis produk yang dikategorikan Umbrella Brand yaitu produk yang berlogo SOSRO.Departemen Research and Development (R&D) merupakan bagian dari manajemen kantor pusat PT. Sinar Sosro yang memiliki kegiatan antara lain melakukan penelitian maupun pengembangan baik bahan baku, bahan kemasan, produk jadi, maupun teknologi dan peralatan proses produksi. Departemen R&D juga memiliki tugas menghasilkan produk baru dan melakukan penyempurnaan produk yang sudah ada, melaksanakan analisa pengawasan mutu (Quality Control) produk yang dihasilkan dari pabrik dan kantor penjualan wilayah (KPW) PT. Sinar Sosro, membuat panduan sebagai standar mutu dan melakukan audit mutu untuk setiap pabrik PT. Sinar Sosro, serta menjadi penyedia Flavor dan konsentrat yang akan didistribusikan untuk setiap pabrik PT. Sinar Sosro di seluruh Indonesia. 3.5 Lokasi dan Tata Letak PerusahaanPT. Sinar Sosro Cakung berlokasi di Jalan Raya Sultan Agung KM. 28, Kelurahan Medan Satria, Bekasi-Jawa Barat. Lokasi PT.Sinar Sosro ini terletak di wilayah yang cukup strategis, tepatnya di perbatasan DKI Jakarta dan kecamatan Bekasi Barat dimana akses transportasi mudah dan tersedianya sumber air dan listrik yang cukup. Di lokasi ini terdapat tiga bangunan utama, yaitu kantor pusat (Graha Sosro), bangunan kantor penjualan pabrik (KPB), dan bangunan kantor penjualan wilayah (KPW). Departemen Research and Development (R&D) PT. Sinar Sosro merupakan bagian dari kantor pusat yang memiliki lokasi bangunan terpisah dari kantor pusat yang memiliki lokasi bangunan terpisah dari kantor pusat dengan luas kurang lebih 110m x 40 m. Pada awal terbentuknya, lokasi Departemen Research and Development berada di lantai 9 gedung kantor pusat, namun pada pertengahan tahun 2004, bangunan Departemen Research and Development didirikan di tempat terpisah yang masih berada dalam kawasan pabrik Cakung dikarenakan kebutuhan akan area yang cukup luas untuk kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan. Di lokasi Departmen R&D ini terdapat bangunan kantor, mini plant yang mencakup unit pengolahan air, kitchen, cool storage, ruang blending, dan beberapa laboratorium seperti laboratorium kimia, laboratorium mikrobiologi, laboratorium instrument, laboratorium formulasi, dan ruang panelis untuk uji organoleptic. 3.6 Struktur Organisasi PerusahaanStruktur organisasi dapat diartikan sebagai pembagian tugas, wewenang, dan hak kepada anggota organisasi dalam suatu perusahaan demi mencapai tujuan tertentu. Secara garis besar, struktur organisasi terdiri dari bagan atau organigram, deskripsi kerja, dan mekanismen hubungan antar bagian dalam suatu susunan organisasi. Struktur organisasi Departemen R&D PT. Sinar Sosro dapat dilihat pada Lampiran 1.Departemen R&D PT Sinar Sosro dipimpin oleh direktur operasional yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan PT. Sinar Sosro. Direktur operasional membawahi seorang R&D General Manager yang memiliki tugas membantu direktur operasional dan bertanggung jawab terhadap operasional Departemen R&D, yakni keseluruhan kegiatan research and development yang mencakup kegiatan formulasi, analisis, penelitian, dan pengembangan, teknologi proses, serta system penjaminan mutu demi tercapainya tujuan perusahaan. Selanjutnya terdapat Quality Assurance Manager, laboratory & Research Manager, serta Product Development Manager.Quality Assurance Manager secara umum bertanggung jawab membuat panduan mutu serta standar yang akan diterapkan di seluruh pabrikan agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi standar yang ditetapkan. Dalam melaksanakan tugasnya, manajer ini dibantu oleh QA Assistant Manager yang berada langsung dibawahnya dan bertanggung jawab terhadap Quality Assurance Manager yang berada langsung dibawahnya dan bertanggung jawab terhadap Quality Assurance Manager, dengan tugas antara lain : 1) bertanggung jawab terhadap pelaksanaan system manajemen mutu (membuat dan melaksanakan system; 2) bertanggung jawab melakukan improvement atau penyempurnaan terhadap kualitas bahan baku, proses produksi, dan produk akhir dari semua pabrik PT. Sinar Sosro; 3) melakukan penentuan standar kualitas bahan pengemas primer dan sekunder serta melakukan pengujian dan bahan pengembangannya. Laboratory&Research Manager bertanggung jawab terhadap operasional laboratorium maupun penelitian di Departemen R&D PT. Sinar Sosro. Dalam melaksanakan tugasnya, manajer ini dibantu oleh Product Development Assistant Supervisor yang berada langsung di bawahnya dan bertanggung jawab terhadap Product Development Manager, dengan tugas antara lain : 1) melakukan riset dan pengembangan produk; 2) menetapkan formulasi standar maupun menetapkan regulasi formula bahan yang digunakan yang berkaitan dengan registrasi produk.

3.7 KetenagakerjaanSumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu aspek penting dalam suatu perusahaan. Langkah-langkah pengelolaan tenaga kerja dimulai dari perancangan jumlah dan jenis pekerjaan, seleksi karyawan, training dan penempatan karyawan, pemberian insentif, dan pengembangan karyawan. Pada departemen R&D PT. Sinar Sosro , tahap perekrutan karyawan baru dilakukan dengan tes seleksi calon karyawan sesuai dengan bidang dikehendaki oleh perusahaan. Setelah lulus tahap tes seleksi, kayawan baru akan diterima sebagai karyawan kontrak dan akan menjalani masa training selama enam bulan, yakni selama tiga bulan melakukan On Job Training (OJT) meliputi kegiatan di Departemen R&D dan pabrik yang diakhiri dengan presentasi. Karyawan mengajukan Key Performance Indicator (KPI) yang selanjutnya akan dilakukan evaluasi terhadap KPI tersebut. Hingga saat ini, jumlah karyawan di Departemen R&D PT. Sinar Sosro adalah sebanyak 21 orang. Waktu kerja di Departemen R&D PT. Sinar Sosro adalah lima hari kerja dalam satu minggu, yakni hari senin hingga jumat. Jumlah jam kerja yang diterapkan adalah selama delapan jam per hari, terhitung dari pukul 08.30 hingga pukul 17.30 WIB dengan jam istirahat makan siang pukul 12.00-13.00 WIB. Jumlah cuti kerja karyawan dibatasi sebanyak 12 hari dalam satu tahun. Pada pengembangan karyawan di Departemen R&D, karyawan ditunjuk dan diikutsertakan dalam seminar atau pelatihan sesuai dengan bidang yang berkaitan dengan tugas karyawan, seperti pelatihan system jaminan halal, pelatihan mengenai prosedur kerja di dalam laboratoriuma, seminar seputar mikrobiologi, dan sebagainya.

IV. PROSES PRODUKSI TEBS

Sistem produksi yang dilakukan pada PT Sinar Sosro KPB Cakung merupakan sistem produksi dengan kategori batch production. Dengan sistem batch production, perusahaan dapat menerapkan fleksibilitas dalam kegiatan produksinya, sehingga perusahaan dapat melakukan berbagai variasi produksi yang dihasilkan dengan menerapkan sistem batch production tersebut. Sistem produksi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggannya adalah jenis produksi Make To Order (MTO). Penetapan sistem produksi dengan jenis Make To Order diharapkan dapat membantu perusahaan dalam setiap pemenuhan kebutuhan pelanggan, sehingga produk yang dihasilkan tepat jumlah, tepat kualitas, tepat waktu, dan tepat biaya seperti yang dicanangkan oleh PT Sinar Sosro KPB Cakung. Sistem produksi yang dijalankan pada PT Sinar Sosro KPB Cakung berdasarkan sistem produksi berbasis otomasi mesin produksi. Jenis otomasi yang diterapkan pada perusahaan ditinjau dari sistem manufaktur (atas dasar macam, variasi, dan jumlah produk) dapat dikategorikan sebagai programmable automation. Pada otomasi jenis ini, alat produksi dirancang dengan kemampuan dapat dirubah sesuai urutan operasinya, sehingga dapat mengakomodasikan perubahan konfigurasi sesuai dengan perubahan macam produk.Proses produksi tebs merupakan hal yang dipelajari untuk mengetahui mutu dari produk tebs. Tahap-tahap untuk pengolahan tebs terdiri dari ekstraksi, Pengendapan TCA, Mix tank, unit mixomat, dan filler. Berikut merupakan alur produksi Tebs :

4. Unit Pengolahan Tebs (Kitchen Unit)Tahapan awal dalam pembuatan Tebs adalah proses pemasakan teh yang dilakukan di ruang kitchen. Ruang kitchen merupakan tempat pemasakan teh dan pelarutan gula secara central untuk semua lini produksi. Terdapat masing-masing tangki besar dengan fungsi tertentu untuk tiap-tiap lini. Penyaluran dari hasil ekstrak tersebut kemudian akan ditransfer ke tiap lini untuk diolah lebih lanjut. Unit pemasakan pada produk Tebs terdiri dari proses ekstraksi teh, pelarutan gula, dan selanjutnya ditransfer ke ruang produksi Tebs di lini 4 untuk ketahapan proses selanjutnya. Air yang digunakan sebagai bahan baku produk Tebs adalah air yang berasal dari tangki buffer S-Tee, kemudian dilakukan proses penyinaran UV. Hal ini untuk mencegah dan menurunkan jumlah mikroba yang ada pada air, serta sebagai tahapan awal proses produksi karena produk Tebs harus secara dingin. Berikut penjelasan secara umum mengenai proses produksi :4.1.1 Ekstraksi tehEkstraksi adalah proses pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Pada pengolahan produk tebs jenis teh yang digunakan adalah jenis teh hitam. Teh hitam (Camellia sinensis O. K var assamica (mast.)) merupakan salah satu minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jenis teh ini dibuat melalui fermentasi oleh enzim polifenol oksidase yang dapat mengoksidasi enzimatis katekin dalam daun segar, sehingga memberi ciri khas teh hitam yaitu berwarna dan berasa tajam. Theaflavin dan thearubigin merupakan hasil oksidasi katekin akibat proses oksimatis pada pengolahan teh hitam. Polifenol utama dalam teh hitam adalah tanin dan flavonoid. Berikut Skema Diagram alir proses ekstrasi : .

Gambar 8 Proses Ekstraksi teh (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)Proses ekstraksi teh dilakukan dengan cara memasukan teh hitam kedalam tanki ekstraksi kemudian disemprot dengan air panas dengan suhu 110oC yang telah dilewatkan melalui Plate Heat Exchanger (PHE) air panas selama kurang lebih 20 menit. Selama proses pengolahan terjadilah sirkulasi dalam tanki ekstrak agar hasil TCP yang diinginkan dapat homogen. Volume yang diinginkan dalam ekstrak tank mencapai 7000 L. Air yang digunakan dalam proses ekstraksi merupakan air dari pengolahan Water treatment dengan melewatkannya pada sinar UV terlebih dahulu. TCP (The Cair Pahit) yang sudah diperoleh dalam tanki ekstrak dilewatkan kembali pada Niagara yang berfungsi sebagai penyaring partikel-partikel yang besar/ kasar seperti batang teh, daun, dll. Selain itu, Niagara juga berfungsi untuk meringankan beban kerja pada bag filter agar tidak terlalu berat dalam menyaring partikel-partikel yang masih ada. Setelah didapatkan Teh Cair Pahit (TCP), operator produksi bertugas untuk mengambil TCP dari hasil ekstrak tank untuk dilakukan cek kualrtas dari tannin oleh analis kimia dari QC (Quality Control). Kadar tanin yang belum tercapai dari standar mutu tanin PT. Sinar Sosro dapat ditambahkan dengan black tea sesuai formulasi. Jika tannin sudah mencapai standar yang ditetapkan maka dilanjutkan proses berikutnya.4.1.3 Pelarutan GulaGula merupakan bahan baku dalam proses pembuatan tebs. Gula berfungsi sebagai penambah rasa manis yang dinginkan dalam produk tebs. Gula yang digunakan pada PT. Sinar Sosro merupakan gula jenis Gula Ravinasi.

Gambar 10 Proses Pelarutan Gula (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)Gula rafinasi adalah Gula gula dengan kualitas yang paling bagus karena melalui proses pemurnian bertahap. Warna gula putih cerah. Untuk Indonesia gula rafinasi diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman karena membutuhkan gula dengan kadar kotoran yang sedikit dan warna putih. Kesadahan yang dimiliki oleh gula rafinasi bernilai NOL sehingga tidak menyebabkan kerusakan mutu terhadap produk. Selain itu, jika digunakan gula jenis gula local akan menyebabkan kesadahan yang tinggi. Sirup gula yang telah mencapai standar dilakukan mass flow ( jumlah sirup gula yang dialirkan tiap lini). Proses Pelarutan gula dilakukan dengan cara gula dimasukan dalam hooper kemudian dialirkan dengan air softener dengan temperature suhu 90oC lalu dialirkan kembali kedalam tangki dissolving. Tangki dissolving merupakan tempat terjadinya pelarutan air dan gula dengan adanya proses sirkulasi. Setelah melarutkan air dan gula, sirup gula kemudian dialirkan menuju cosmos filter untuk menyaring partikel-partikel yang tidak diinginkan seperti pasir. Partikel yang tidak dinginkan tersebut dapat menyebabkan kerusakan dari kualitas mutu terhadap produk tebs. Waktu yang diperlukan untuk melarutkan gula dan air yaitu sekitar 30 menit. Sirup gula yang sudah didapat dipompa dan dilewatkan kedalam PHE cooling agar sirup gula juga dalam keadaan dingin saat berada dalam mix tank sehigga tidak dapat menggangu proses penambahan CO2 berlangsung dan kemudian ditampung dalam buffer gula untuk selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap standar mutu sirup gula dari pabrik PT Sinar Sosro, Cakung. Pengecekan yang dilakukan yaitu cek oBrix dan kesadahan dari sirup gula tersebut. 4.1.4 Pencampuran TehProses pencampuran dilakukan dalam tangki pencampuran. Pencampuran yang dilakukan yaitu dengan mencampurkan TCP dengan sirup gula. Suhu yang digunakan dalam tangki pencampuran yaitu tidak lebih dari 40oC. kapasitas dalam tangki pencampuran mencapai sekitar 9000 L. Pencapaian 9000 L merupakan perbandingan antara TCA, Sirup Gula, Air UV, dan BTP (Bahan Tambahan Pangan).

Gambar 11 Proses Pencampuran Teh (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)Dalam tangki terdapat proses sirkulasi agar bahan pembuatan produk tebs menjadi homogen. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat larutan menjadi homogen yaitu sekitar 2 jam. Small tank merupakan tangki yang digunakan untuk melarutkan BTP yang digunakan dalam produk tebs seperti pengawet, pengatur keasaman, dan konsentrat buah. Pelarut yang digunakan yaitu TCP, Sirup Gula , air UV yang dilewatkan melewati pipa ke dalam small tank dan dialirkan lagi ke dalam tangki pencampuran. Pergerakan yang bersikulasi disebabkan karena adanya agitator yang terdapat dalam tangki pencampuran. Setelah melewati proses pencampuran hendaknya larutan TCM dilewatkan terlebih dahulu ke dalam 2 jenis bag filter yaitu bag filter yang berukuran Nominal dan bag filter yang berukuran Absolut. Perbedaan dari kedua jenis Bag Filter yaitu terletak dari ukuran micron yang akan disaring. Jika bag filter nominal yaitu menyaring ukuran yang kurang dari 5 mikron sehingga ukuran yang disaring dalam nominal ini bisa bervariasi. Sedangkan untuk bag filter absolut yaitu penyaring yang berukuran 1 mikron sehingga endapan yang kemungkinan berasal dari serbukan Black tea akan tersaring dan tingga menggangu fisik dari produk akhir tebs. Secara umum tujuan dari penggunaan penyaring ini yaitu untuk menghilangkan endapan yang berukuran micron. Tebs memiliki syarat mutu secara fisik yaitu warna terang dari kepekatan Black tea sehingga perlu dilakukan penyaringan secara terus menerus. Jika penyaringan yang dilakukan dalam larutan TCM tidak tercapai kemungkinan akan terjadi pengendapan kecil yang bisa menyebabkan nilai turbidity besar. Perlu diketahui bahwa, semakin banyak endapan yang terdapat dalam produk semakin besar nilai turbidity yang didapat. Larutan TCM yang telah tercampur di tampung dalam buffer tank untuk diuji kualitas mutu dari produk. Pengecekan dilakukan dengan mengambil sampel dari buffer tank oleh pihak operator Produksi dan mengeceknya langsung di laboratorium QC oleh analis kimia. Pengecekan yang dilakukan dalam mix tank yaitu pengecekan tanin, brix, turbidity, dan acidity. Pengencekan yang sudah selesai oleh pihak QC dan jika sudah cukup dalam range standar maka dilakukan ke proses mixomat/karbonasi. 4.1.5 Proses KarbonasiProses karbonasi adalah suatu proses dimana bahan yang sudah tercampur oleh bahan tambahan lain kemudian dilakukan penginjeksian CO2 kedalam suatu produk. TCM yang sudah memenuhi standar ditransfer keunit mixomat. Unit mixomat adalah pertemuan CO2 dengan produk. Produk TCM terlebih dahulu dilewatkan pada pompa vacuum. Tujuannya adalah agar CO2 yang terdapat dalam produk tidak menganggu CO2 yang ditambahkan. Jika TCM sudah melewati pompa vacuum, TCM hendaknya dilewatkan pada PHE colling. Proses pendinginan yang terjadi yaitu dengan cara melewatkan air pada suhu 40oC yang berasal dari colling tower. Untuk mencapai suhu yang diinginkan yaitu suhu rendah TCM dilewatkan kembali pada media glycol yang bertujuan untuk menurunkan suhu sampai 5oC. Proses melewatkan air terlebih dahulu agar daya kerja glycol untuk menurunkan suhu TCM tidak terlalu berat. Glycol merupakan medium pendingin seperti air tetapi tidak beku. Proses pendinginan yang dilakukan bertujuan agar CO2 yang ditambahkan dapat larut dalam produk sehingga CO2 tidak hilang selama proses penyimpanan. Suhu TEBS setelah melewati proses karbonasi adalah 10OC. CO2 yang ditambahkan dalam produk berasal dari semator gas. Sebelum CO2 diinjeksikan melalui ventury, CO2 disaring melalui filter CO2 berukuran 0,5 dan 0,2 mikron. Tujuan dari proses penyaringan CO2 untuk menyaring partikel-partikel debu yang kemungkinan terdapat dalam semator gas. Kemungkinan jika terdapat adanya debu menyebabkan kekeruhan warna produk sehingga C02 mrnjadi tidak steril. CO2 yang sudah melewati proses penyaringan dapat dilakukan proses karbonasi. Proses karbonasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengijekasikan CO2 melalui ventury.Tekanan pompa karbonasi berkisar diantara 10 bar dimaan jika tekanan melebihi standar maka CO2 yang terkandung dalam produk tidak tercapai. CO2 yang terkandung dalam produk yaitu sebesar 4,5 psi. tujuan penetapan angka tersebut dikarenakan penentuan rasa yang ingin didapatkan. Selain itu, jika angka melebihi standar yang ditetapkan maka akan mengakibatkan pecahnya botol selama proses filling.

Gambar 12 Proses Karbonasi (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)4.1.6 Proses Pengemasan (Bottling line)Proses pembotolan merupakan proses akhir dan utama dari suatu proses produksi minuman yang dikemas dalam botol. Botol yang digunakan untuk mengemas produk TEBS yaitu botol gelas. Botol gelas yang bersih dan steril merupakan tujuan dari perusahaan PT. Sinar Sosro agar menghasilkan produk tebs yang sesuai standar mutu minuman yang siap dikonsumsi/Ready to Drink. Untuk mencegah kontaminasi proses penutupan botol harus benar-benar baik dan bersih. Sebelum dilakukan pengemasan, botol dilewatkan terlebih dahulu dalam proses Bottle washer. Bottle washer adalah suatu alat yang memiliki peranan yang penting dalam unit pembotolan, karena alat ini berfungsi untuk mencuci dan membersihkan botol-botol yang akan berkontak langsung dengan produk sehingga menghasilkan botol dalam keadaan steril. Bahan yang digunakan untuk pencucian yaitu kaustik agar botol lebih bersih dan steril setelah keluar dari bottle washer. Berikut merupakan proses bottle washer :4.1.6.1 Pre SoakingPada tahap proses pre soaking ini botol akan dimasukan kedalam bak perendaman. Bak tersebut diisi dengan air softener. Pre soaking ini bertujuan untuk pemanasan awal pada botol. Hal ini menjaga agar botol tidak pecah pada saat pencucian berlangsung karena perubahan suhu yang mendadak, maka suhu ditahapan pre soaking ini tetap harus dijaga dan dikontrol secara berkala. Apabila ada botol pecah maka akan langsung ditampung dalam penampung botol pecah. Suhu yang digunakan dalam pre soaking I adalah 52oC sedangkan pada tahap pre soaking II yaitu 58oC.4.1.6.2 PrecausticTahapan yang dilakukan setelah perendaman botol pada pre soaking, kemudian botol dibawa menuju lye 1 untuk direndam dalam larutan pencuci. Larutan pencuci tersebut yaitu NaOH. Botol direndam dengan kadar larutan NaOH 2,5-3%. Kadar kaustik (NaOH) diperiksa oleh QC setiap awal dan pertengahan shift. Pada kondisi tertentu akan menimbulkan buih sehingga akan ditambahkan anti-foam pada awal produksi. Pada Lye 1 rendam, botol direndam dalam larutan panas dengan suhu yang ditetapkan yaitu 75-80oC dengan volume Lye 1 20.000 Liter. Noslle yang digunakan dalam tahap lye 1 yaitu sebanyak 4 noslle. Botol yang sudah melewati tahap Lye 1 selanjutnya masuk ke tahap Lye 2 untuk disemprot kembali pada dinding water dengan posisi botol yang masih terbalik dengan menggunakan kadar kaustik sebesar 2% dan suhu yang digunakan pada Lye II yaitu sekitar 70-75oC.4.1.6.3 Hot Water 1 dan 2Setelah dikontakan dengan cairan koastik, botol kemudian dibilas dengan air. Air yang digunakan oleh hot water memiliki suhu 58oC untuk HW 1, sedangkan untuk HW2 memiliki suhu 52oC. pada bagian ini dilengkapi dengan nozzle penyemprotan yang masing-masing berjumlah 3 buah selama 5 detik dengan tekanan yang cukup tinggi. 4.1.6.4 Fresh WaterPembilasan botol terakhir menggunakan fresh water. Fresh water yang digunakan dalam pembilasan akhir ini berasal dari softener buffer yang telah dipanaskan melewati PHE (Plate Heat Exchanger). Penyemprotan dilakukan dengan 2 buah nozzle yang membersihkan botol dari sisa-sisa kotoran maupun caustic yang mungkin masih menempel didinding botol. Suhu didalam fresh water pada lini 4 untuk produk tebs yaitu sekitar 36oC agar botol yang dihasilkan benar-benar bersih dan bebas dari mikroba. Penggunaaan suhu yang tidak terlalu panas ini dikarena pada proses lini 4 menggunakan proses pendinginan karena adanya penambahan CO2 sehingga botol yang digunakan tidak terlalu panas yang dapat membuat terganggunya proses karbonasi. Setelah botol keluar dari bottle washer , dilakukan pengecekan uji kaustik. Uji kasutik ini dilakukan dengan cara botol diteteskan indicator PP dan HCl, apabila botol berubah warna yang awalnya merah muda menjadi bening atau tidak berwarna artinya botol tersebut bebas dari kaustik. Sebaliknya, apabila botol setelah diteteskan tetap berwarna merah muda artinya botol tersebut masih mengandung kaustik. Setelah itu dapat dipastikan bahwa botol yang keluar dari bottle washer merupakan botol yang telah bebas dari kandungan kaustik untuk kemudian dilakukan pengisian produk. Apabila saat pengecekan botol masih mengandung kaustik maka produksi dihentikan dan botol dilakukan pencucian ulang kembali.4.1.6.5 Mesin FillerFiller berfungsi sebagai alat pengisian TEBS kedalam botol yang steril melalui filling valve. Pada proses di tahapan ini, botol masuk satu persatu ke fiiler kemudian secara teratur botol berpindah dari conveyor ke bottle tuble yang berada tegak lurus terhadap batang filling valve. Bottle tuble ini akan terus naik ke atas,mendorong botol sehingga ujung mulut akan mengenai filling valve. Prinsip dari kerja filler adalah dengan mengeluarkan udara didalam botol dan mengisinya dengan TEBS. Sebelum botol diisi dengan TEBS udara didalam botol akan dihisap oleh pompa vacuum. Suhu botol sebanding dengan tekanan didalam botol. Proses pengisian ini dilakukan pada kondisi suhu botol dan tebs yang tidak terlalu panas sehingga perlu ditambahkan bahan pengawet dalam proses pengolahannya. Jumlah nozzle pada mesin filler berjumlah 48 buah dengan kecepatan maksimal 40.000 botol/jam dengan suhu botol yang telah terisi denga produk TEBS yaitu kurang lebih 20oC.4.1.6.6 Mesin CrownerMesin crowner berfungsi untuk menutup crown cork pada botol yang telah diisi dengan TEBS secara cepat agar produk tetap vacuum dan steril. Crown cork ditampung didalam box yang dilengkapi dengan lampu ultraviolet untuk membunuh bakteri pathogen yang terdapat pada crown cork. Crown cork yang terdapat dalam box dibawa oleh magnetic belt conveyor menuju hopper. Sepanjang magnetic belt conveyor tertutup agar crown cork terlindungi dari udara luar dan tetap steril sampai penutupan botol. Mesin Crowner memiliki 18 crown stamp yang berfungsi memasukkan crown pada tutup botol melewati bagian bawah crown stamp. Diameter crown cork harus berkisar antara 28.5-28.9 mm, apabila kurang dari batas yang ditentukan dapat menyebabkan botol pecah, sedangkan bila pecah dari batas yang ditentukan akan menyebabkan minuman dapat mengalami kontaminasi dari luar. Ciri-ciri dari proses penutupan botol yang sempurna yaitu letak logo yang berada ditengah tutup dalam keadaan rata dan tidak miring serta kondisi botol yang tertutup utuh.4.1.6.7 PembasuhanBotol yang keluar dari mesin filler dan mesin conveyor selanjutnya akan dibasuh dengan menggunakan air yang bertujuan untuk menghilangkan sisa TEBS yang masih menempel dibotol pada saat proses filling berlangsung. Setelah produk ditutup maka diberi kode produksi. Coding menggunakan video jet merupakan proses mencetak kode produksi, tanggal kadaluwarsa produk, jam produksi, mesin yang digunakan lini 4 dan formasi pada saat pembuatan produk yang terdapat pada leher botol. Pencetakan botol ini bertujuan untuk mengetahui masa kadaluwarsa produk , menghindari pemalsuan produk, dan untuk membantu pemeriksaan produk pada saat pemeriksaan mutu baik secara fisik, kimia, dan mikrobiologi yang dilakukan oleh pihak QC dan R&D.

4.2 Kemasan RGB (Returnable Glass Bottle)Sebagai kemasan gelas mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan seperti inert (tidak bereaksi), kuat, tahan terhadap kerusakan, sangat baik sebagai barrier terhadap benda padat, cair, maupun gas. Sifat gelas yang transparan menguntungkan dari segi promosi. Namun kelemahan wadah gelas yaitu mudah pecah dan kurang baik bagi produk-produk yang peka terhadap penyinaran uktra violet. Wadah-wadah gelas berkembang terus menerus, mulai dari bejana-bejana sederhana hingga berbagai bentuk wadah yang sangat menarik walaupun kemasan gelas terus bersaing dengan kemasan lainnya. Sifat gelas yang tembus pandang (Transparasi) sebagai wadah bahan pangan dapat dimanfaatkan untuk tujuan komersial guna merangsang konsumen. Karena calon pembeli dapat melihat dan meneliti bahan pangan sebelum membeli. PT. Sinar Sosro menggunakan botol gelas dalam produknya agar produk dapat dilihat menarik sesuai dengan kualitas yang diberikan oleh PT Sinar Sosro. Tebs memiliki warna teh yang pekat terang. Selain itu, CO2 yang diberikan dalam produk tebs dapat terlihat dalam wadah gelas. Wadah gelas kedap terhadap semua gas, sifat ini sangat menguntungkan bagi minuman yang diberi karbonat seperti tebs karena kecepatan difusifitasnya sama dengan nol. Wadah gelas merupakan barrier terhadap benda padat, cair, dan gas. Karena itu baik sebagai pelindung terhadap kontaminasi baru dan cita rasa, disamping sifatnya yang inert. Akan tetapi kekurangan dari kemasan gelas sendiri adalah rapuh (mudah pecah). Walaupun gelas mempunyai sifat yang rapuh akan tetapi gelas mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi. Wadah gelas lebih tahan terhadap konpresi dari dalam dibandingkan dengan tekanan dari luar. Sifat ketahanan gas terhadap gas terhadap tekanan dari dalam (internal) yang sangat menguntungkan untuk pembotolan minuman karbonasi (bergas) seperti tebs. Gelas mempunyai daya tahan hingga tekanan sebesar 1,5 x 105 kg/cm2 (Isyana, Santosa S, Syarief R, 1989). Daya tahan ini dipengaruhi oleh komposisi dan ketebalan dari wadah gelas. Pada umumnya gelas tidak tahanterhadap getaran (vibrasi) serta perbedaan tekanan dan suhu yang cukup tinggi.

5 PENGUJIAN MIKROBIOLOGI PRODUK AKHIR TEBS KEMASAN RGB

Kualitas pangan sangat menentukan apakah pangan tersebut disukai atau tidak oleh konsumen. Pada umumnya pegolahan makanan selalu berusaha agar dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, karena akan lebih disukai konsumen dan harganya pun akan lebih tinggi. Kualitas pangan adalah keseluruhan sifat-sifat pangan yang dapat berpengaruh terhadap penerimaan pangan oleh konsumen (H. Leny, 2008). Keamanan produk pangan menentukan layak atau tidaknya suatu produk pangan untuk beredar di pasaran dan dikonsumsi oleh masyarakat. Pengujian mutu dalam suatu industry pangan menjadi hal yang sangat penting. Salah satu bentuk pengujian mutu adalah pengujian mutu mikrobiologi produk pangan. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan analisis mikrobiologi terhadap sampel produk. Analisis mutu mikrobiologi pada produk tebs penting dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pertumbuhan mikroba yang dapat mempengaruhi mutu produk. Keberadaan bahaya mikrobiologis pada produk Tebs kemasan RBG dapat teridentifikasi sehingga dapat diketahui bahwa produk memenuhi persyaratan mutu atau tidak, berdasarkan acuan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3143-1992) tentang minuman teh dalam kemasan (lampiran 2). Tebs RGB (Returnable Glass Bottle) adalah minuman teh berkarbonasi yang siap minum yang dikemas dengan kemasan botol kaca (PT. Sinar Sosro, 2005). TEBS merupakan produk minuman teh yang terbuat dari ekstrak teh hitam. Gambar 8. Sampel Produk TEBS Kemasan RGB

Gambar 13 TEBS Kemasan RGB (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014) Teh hitam merupakan salah satu jenis teh yang dibuat melalui oksidasi katekin dalam daun segar dengan katalis polifenol oksidase atau disebut dengan fermentasi, dimana katekin teh diubah menjadi molekul yang lebih kompleks dan pekat sehingga memberi ciri khas teh diubah menjadi molekul yang lebih kompleks dan pekat sehingga memberi khas teh hitam, yaitu berwarna pekat dan berasa tajam (Andi N, 2006). Selain teh hitam, komposisi bahan lain pada produk TEBS antara lain Selain itu, bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi tebs yaitu Air, CO2, Gula, Asam sitrat, Natrium Sitrat, Asam askorbat, Natrium Benzoat, Konsentrasi sari buah perisa. Produk TEBS dapat dikategorikan sebagai produk pangan yang bersifat asam karena memiliki pH yang rendah, yaitu kurang dari 5.Karateristik produk yang bersifat asam, cara pengolahan dengan proses pendinginan saat penambahan CO2 yang tepat, serta cara pengemasan yang tepat dapat meminimalisir resiko bahaya mikrobiologis. Meskipun demikian, resiko bahaya mikrobiologi pada produk mungkin terjadi. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan resiko bahaya mikrobiologi terhadap produk minuman teh dalam kemasan antara lain kurangnya kecukupan proses pendinginan saat penambahan CO2, adanya kontaminasi silang baik dari bahan baku, peralatan, maupun pekerja, kondisi sanitasi yang kurang baik, serta proses penyimpanan dan penanganan produk yang kurang tepat. Oleh karena itu, pengujian mutu mikrobiologi terhadap produk TEBS diperlukan secara rutin agar dapat diketahui bahwa produk yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu produk dan aman untuk dikonsumsi. Analisis mikrobiologi produk dilakukan di laboratorium mikrobiologi Departemen R&D PT Sinar Sosro. Analisis mikrobiologi dilakukan secara kuantitatif pada pangan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan, dan menghitung proses pengawetan yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut (S,Fardiaz, 1992).. Beberapa cara dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan yaitu salah satunya dengan hitungan cawan dalam pengelompokan perhitungan jumlah sel. Pengujian yang dilakukan terhadap sampel produk akhir (termasuk tebs kemasan RGB) dengan jenis uji Total Plate Count dan uji Kapang-Khamir. Pengujian ini bertujuan untuk mengkroscek hasil uji sampel produk akhir di laboratorium Quality Control masing-masing pabrik dengan hasil uji sampel produk akhir di laboratorium R&D sebagai bentuk validasi data hasil pengujian. Metode yang sering digunakan analisis mikrobiologi di laboratorium mikrobiologi R&D PT Sinar Sosro adalah metode hitungan cawan dengan cara lempeng tuang (pour plate).Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel mikroorganisme yang masih hidup ditimbulkan pada medium agar, maka sel mikroorganisme tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop (S,Fardiaz, 1992). Metode ini merupakan cara yang paling sensitive untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan antara lain hanya sel mikroba yang hidup dan yang mati dapat dihitung, beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus, dan dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai penampakkan spesifik (Waluyo, 2008). Secara umum, metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yakni metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (surface/spread plate). Dalam metode tuang, sejumlah contoh (1-0,1 ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambah agar cair steril yang telah didinginkan (47-50oC) sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya contoh menyebar rata. Selain metode lempeng tuang, terdapat metode alternative yang dapat digunakan, yaitu metode membrane filter. Prinsip dari metode ini adalah penyaringan cairan sampel melalui membrane yang sangat halus yang terbuat dari selulosa. Membrane memiliki pori berukuran mikroskopis sehingga selama penyaringan sel mikroorganisme akan terperangkap pada permukaan membrane. Membrane filter kemudian diletakkan di atas cawan petri yang berisi media streil lalu diinkubasi. 5.1 Tahap Persiapan Analisis Mikrobiologi Produk TEBSSetiap tahapan di dalam prosedur analisi mikrobiologi produk pangan harus dilakukan dengan baik dan benar (aseptik) agar proses analisis dan hasil analisis yang diperoleh dapat akurat serta dapat dipertanggungjawabkan. Tahap persiapan atau preparasi adalah tahap yang dilakukan sebelum memulai analisis mikrobiologi. Tahap ini meliputi persiapan analisis, persiapan sampel uji, persiapan peralatan uji, pembuatan media uji, sterilisasi media dan alat uji, serta disenfeksi ruang pengujian mikrobiologi. 5.1.1 Persiapan AnalisSetiap sebelum melakukan analisis mikrobiologi, analis diwajibkan mengenakan perlengkapan laboratorium seperti jas laboratorium dan masker. Kemudian analis mencuci tangan dan menyemprot tangan dengan alkohol terlebih dahulu guna menciptakan kondisi yang aseptik sebelum memulai kegiatan analisis. Hygiene analis menjadi salah satu factor penting dalam kegiatan analisis mikrobiologi, karena analis dapat menjadi sumber kontaminasi yang dapat mempengaruhi hasil pengujian mikrobiologi. 5.1.2 Persiapan Sampel UjiSampel yang akan dianalisa dilaboratorium R&D adalah sampel produk akhir TEBS kemasan RGB yang dikirim oleh bagian produksi masing-masing pabrik. Sampel tersebut merupakan perwakilan produk akhir yang diproduksi oleh masing-masing pabrik setiap minggu. Sebelum dianalisis, sampel terlebih dahulu diberi kode produksi, dan nama pabrik. Sampel dibersihkan denga cara dilap disemprot alkohol 70%. Untuk kemasan botol produk yang kotor, terlebih dahulu dibersihkan dengan air yang mengalir. Setelah dibersihkan, sampel diletakkan di dalam wadah khusus yang disemprotkan alkohol lalu sampel disimpan di ruang pengujian mikrobiologi untuk selanjutnya dilakukan analisis mikrobiologi terhadap sampel tersebut. 5.1.3 Persiapan Peralatan UjiPersiapan alat-alat pengujian dilakukan setiap akan memulai analisis. Selain persiapan jenis peralatan yang akan digunakan, dilakukan pula perhitungan jumlah kebutuhan alat seperti jumlah cawan petri dan pipet yang akan digunakan.5.1.4 Pembuatan Media UjiPersiapan dan pembuatan media uj dilakukan setiap akan dilakukan analisis mikrobiologi dengan menghitung terlebih dahulu kebutuhan media sesuai dengan jumlah dan jenis sampel yang akan diuji. Media ditimbang menggunakan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam erlenmeyer dan dihomogenisasi menggunakan strirer. Setelah itu erlenmeyer ditutup menggunakan aluminium foil dan dididihkan di dalam waterbath kurang lebih 100oC selama 30 menit atau hingga media berwarna jernih dan tidak keruh. Media disterilisasi menggunakan autoclave dan diletakkan di dalam waterbath dengan suhu 45-50oC untuk menjaga kondisi media agar tidak membeku. Media agar menjadi larut atau cair bila dipanaskan dengan suhu hampir 100oC dan tetap dalam bentuk cair bila didinginkan sampai kurang lebih 43oC (Waluyo, 2008). Pembuatan media uji dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 1 Persiapan Media UjiJenis UjiMedia yang digunakanJumlah Persiapan Media

TPCOrange Serum Agar37 gram media/1 l aquades

Kapang-khamirYeast Extract Agar35 gram media/1 l aquades

Sumber : Panduan OXOID dan MERCK5.1.5 Sterilisasi Media dan Alat Uji serta disenfeksi Ruang PengujianSterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua mikroorganisme yang ada, sehingga jika ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi mikroorganisme yang dapat berkembang biak. Sebelum digunakan untuk analisis mikrobiologi, media dan peralatan uji harus disterilisasi terlebih dahulu. Alat sterilisasi yang mempergunakan uap dengan tekanan dinamakan autoclave yang dijalankan dengan cara mempertahankan suhu 121oC selama 15 menit. Keunggulan dari proses sterilisasi basah menggunakan autoclave antara lain proses berlangsung cepat serta mempunyai daya tembus dan kelembaban tinggi yang sangat efektif untuk membunuh mikroorganisme dibandingkan dengan proses sterilisasi kering menggunakan oven. Media dan peralatan gelas disterilisasi guna menghilangkan kontaminan yang dapat menggangu proses analisa dan hasil uji mikrobiologi. Setelah disterilisasi, cawan petri dan pipet dikeringkan didalam oven dengan suhu 160-180oC selama 1,5-2 jam dengan system udara panas, diperlukan waktu setengahnya karena aliran udara panas ke alat-alat gelas akan lebih efisien (Fardiaz, 1989). Metode ini bertujuan guna menghilangkan sisa uap air yang masih tersisa.Disenfeksi adalah suatu proses untuk membunuh jasad renik yang bersifat patogenik dengan cara kimia atau fisik. Proses disinfeksi yang dilakukan dengan menggunakan alkohol 70% yang mempunyai keuntungan bakterisidal cepat, dan tuberkulosidal. Proses disinfeksi yang dilakukan sebelum memulai analisis mikrobiologi antara lain menyemprot ruang pengujian menggunakan alcohol serta menyinari ruang Laminar Air Flow dengan pancaran sinar ultraviolet selama kurang lebih dua jam. Sinar ultraviolet yang dipancarkan dari lampu uap merkuri sering digunakan untuk menyinari ruangan sehingga mengurangi kontaminasi jasad renik di udara, misalnya dalam ruang inokulasi di laboratorium atau di ruang pengolahan. Proses inokulasi dilakukan secara aseptik didalam Laminar air Flow agar terjaga dari kontaminasi silang.

Gambar 14 Laminar Air Flow (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014) Oleh karena itu, semua analisis wajib mengetahui dan menerapkan kerja aseptik untuk mencegah hal kontaminasi tersebut terjadi. Kerja aseptik adalah suatu sistem cara kerja yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap sampel yang sedang di analisa sehingga hasil yang didapat valid. 5.2 Penanaman Mikro (Micro plating)5.2.1 Analisa TPC (Total Plate Count)Prinsip hitungan cawan dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba didalam sampel, yaitu dengan menggunakan Plate Count Agar sebagai medium pemupukkan untuk matriks sampel yang umum. Untuk matriks yang asam pengujiannya dilakukan dengan menggunakan medium Orange Serum Agar. Hal ini dikarenakan media OSA merupakan media mendukung pertumbuhan mkroorganisme pada produk yang memiliki pH rendah/produk asam. Saat diamati setelah proses inkubasi jika hasil analisa positif maka pada media terdapat koloni berwana putih.5.2.2 Analisa Kapang dan KhamirJumlah kapang- khamir dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan metode hitungan cawan. Medium yang digunakan adalah Yeast Extract Agar. Dari sampel dipipet sebanyak 5 ml ke dalam cawan petri lalu dihomogenkan agar sampel dapat tercampur pada media dengan baik. Setelah beku inkubasi medium selama 3 hari pada suhu 30oC. Hasil analisa jika produk positif terkontaminasi akan memiliki ciri yaitu adanya pertumbuhan benang-benang halus berwarna putih pada media. Proses penanaman mikro dilakukan di dalam Laminar Air Flow yang telah dibersihkan dengan alcohol sebelum proses analisis dilakukan. Metode yang digunakan pada penanaman mikro untuk analisis mikrobiologi produk Tebs adalah metode lempeng tuang, dimana sebanyak 5 ml sampel produk akhir dipipet ke dalam cawan petri steril dan dituangkan media sebanyak 15 ml dengan suhu media setelah dilakukan autoclave dan didiginkan dalam waterbath antara 45-50oC . Pencampuran sampel dan media harus homogen, yaitu dengan cara memutar cawan petri searah jarum jam, menggoyangkan ke kiri dan ke kanan, memutar berlawanan arah jarum jam sehingga terjadi pertumbuhan koloni merata (PT. Sinar Sosro, 1996). Volume sampel yang digunakan tergantung pada jenis sampel dan metode yang digunakan. Proses penanaman mikro ini dilakukan secara aseptic dengan menggunakan api bunsen untuk mencegah timbulnya kontaminasi. Sampel yang telah ditanam dan dihomogenisasi bersama media agar dibiarkan membeku di suhu ruang kemudian diinkubasi secara terbalik di dalam inkubator. Suhu dan waktu inkubasi untuk setiap media uji berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan suhu dan waktu optimum untuk pertumbuhan mikroorganisme yang mungkin tumbuh pada sampel yang akan diuji. Tabel 2 Suhu dan Waktu Inkubasi Media Analisis MikrobiologiJenis UjiMedia yang digunakanSuhu InkubasiWaktu Inkubasi

TPCOrange Serum Agar25-30oC72 Jam

Kapang-khamirYeast Extract Agar25-30oC48 jam

Sumber : Panduan OXOID dan MERCKPengamatan hasil analisis mikrobiologi dilakukan setelah masa inkubasi telah cukup, yakni 48 hingga 72 jam. Jumlah koloni pada tiap cawan diamati dan dihitung secara langsung dengan mata atau dengan bantuan lampu khusus. Jika ditemukan hasil positif (adanya pertumbuhan mikroorganisme), maka jumlah mikroorganisme yang tumbuh dihitung dan dicatat, sesuai dengan jenis dan jumlah koloni yang tumbuh. Jumlah koloni dalam sampel dapat dihitung dengan cara mengkalikan jumlah koloni percawan dengan factor pengenceran (jika dilakukan). Laporan dari hasil menghitung dengan cara hitungan cawan menggunakan suatu standar yang disebut Standard Plate Counts (SPC) dengan ketentuan cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30-300 koloni (Fardiaz,1989). Setelah selesai dilakukan pengamatan hasil uji, jika terdapat mikroorganisme yang tumbuh pada media, maka media tersebut harus dilakukan dekontaminasi terlebih dahulu sebelum dibuang. Hal ini dilakukan dengan cara sterilisasi menggunakan autoclave dengan suhu 121oC selama kurang lebih 15 menit. Proses dekontaminasi ini bertujuan membunuh sel mikroorganisme yang tumbuh agar tidak menimbulkan kontaminasi. Setelah dilakukan dekontaminasi, seluruh peralatan gelas seperti cawan petri dan pipet di cuci bersih.5.3 Media UjiMedium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrient) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau di dalamnya. Selain itu, medium dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, perhitungan jumlah mikrorganisme. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit menyusun komponen sel. Nutrient yang terkandung didalam medium akan digunakan untuk kelangsungan hidup mikroorganisme, terutama untuk tumbuh dan berkembang biak. Perbedaan sifat-sifat mikroorganisme akan berpengaruh terhadap medium apa yang akan digunakan. Suatu produk medium dari industiy harus memiliki aturan tentang penggunaan semua produk medium mikrobiologis.Untuk menguji keefektifan media, maka perlu dilakukan pengecekan terhadap mutu media dengan cara memeriksa label kemasan dan menguji media dengan menginkubasikan media tanpa sampel. Kelengkapan keterangan label kemasan media uji yang diperiksa antara lain masa kadaluarsa media, petunjuk penggunaan, cara penyimpanan, dan karateristik media uji. Keefektifan media uji juga dipengaruhi oleh proses dan waktu pembuatannya. Media uji lebih efektif dibuat pada hari yang sama dengan waktu media akan digunakan untuk analisis mikrobiologi. Media yang digunakan dalam analisis mikrobiologi produk Tebs adalah :5.3.1 Orange Serum Agar (OSA) Media Orange Serum Agar merupakan media untuk isolasi mikroorganisme yang dapat bertahan dalam produk asam. pH yang rendah dari produk akan membatasi pertumbuhan mikroorganisme untuk jenis yang toleran terhadap lingkungan asam. Media OSA memiliki control positif untuk keberadaan Lactobacillus fermentans, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus brevis, Leuconostoc mesenteroides, Leuconostoc dextranicum, dan Saccharomyces cerevisiae (OXOID, 1995). Kandungan tryptone, ekstrak khamir, dan glukosa pada media OSA menjadi nutrisi bagi pertumbuhan mikroorganisme. Sedangkan kandungan orange serum pada media berfungsi menciptakan kondisi untuk pertumbuhan mikroorganisme secara selektif, khususnya mikroorganisme golongan acidofilik yang toleran terhadap kondisi asam, yakni dapat tumbuhan pada pH antara 2,0-5,0. Berikut merupakan daftar formula yang terkandung didalam Orange Serum agar :

Gambar 15 Media OSA (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014 Tabel 3 . Komposisi Media OSAFormulaGram/Liter

Tryptone10.0

Yeast Extrac3.0

Orange serum (aquivalent solids)3.5

Glucose4.0

Di-potassium phosphate2.5

Agar14.0

Ph 5.5

Sumber : Panduan Media dari OXOIDOrganisme mengetahui pertumbuhannya disalah satu kondisi seperti pada konsentrasi jus jeruk yang kemungkinan dapat mengalami kontaminasi dari golongan acidofilik seperti bakteri, kapang, khamir. Prinsip prosedur dari media OSA ini adalah Orange Serum menyediakan lingkungan asam yang menguntungkan untuk memulihkan mikroorganisme asam-toleran. 5.3.2. Yeast Extrac Agar (YEA) Media Yeast Extract Agar merupakan media yang digunakan untuk pertumbuhan kapang dan khamir serta bakteri tertentu yang berasal dari berbagai macam bahan. Media ini merupakan Quality Control (QC) bagi keberadaan S. aureus, E.coli, Candida albicans, Geotrichum candidum, Aspergilus niger, Penicillium commune, dan Rodotorula mucilaginosa (MERCK 2006). Kandungan ekstrak khamir dan glukosa pada media YEA menjadi nutrisi untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme, khususnya kapang dan khamir yang mungkin tumbuh pada sampel yang diinokulasi. Selain menggunakan media YEA, media padat yang dapat digunakan untuk pertumbuhan kapang dan khamir pada produk minuman adalah media Potato Dextrose Agar (PDA) yang ditambahkan asam tartarat.

Gambar 16 Media YEA (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014) Tabel 4 Komposisi Media YEAFORMULAGram/Liter

Yeast extract3.0

Peptone5.0

Agar15.0

pH 7.2

Sumber : Panduan media MERCK5.2 Hasil Pengujian Mikrobiologi Produk Akhir Tebs Kemasan RGBProduk-produk yang diproduksi oleh PT. Sinar Sosro Cakung dilakukan pengecekan dan pengawasan secara fisik, kimia, dan mikrobiologi untuk menentukan kelayakan atau tidaknya produk tersebut untuk dipasarkan. Dari segi mikrobiologi produk tersebut dianalisa untuk melihat apakah produk tersebut aman dari mikroba yang mampu merusak karateristik produk tersebut. Analisa mikrobiologi yang dilakukan oleh laboratorium R&D adalah TPC, Kapang,dan khamir. Analisis mikrobiologi pada produk TEBS dengan kemasan RGB (Retunable Glass Bottle) menunjukkan hasil yang negative. Media tidak ditumbuhi bakteri, kapang, dan khamir. Begitu juga media yang digunakan sebagai control . berikut merupakan gambar dari hasil media (Control).

Gambar 17 Media OSA & YEA (kontrol) (Sumber: PT Sinar Sosro, 2014)

Analisis mutu mikrobiologi produk akhir TEBS kemasan RGB dilakukan pada sampel hasil produksi dalam periode waktu selama tiga bulan, yakni periode bulan februari hingga april 2014. Berikut adalah perolehan data hasil analisis mikrobiologi Uji TPC dan Uji kapang-Khamir produk tebs kemasan PET periode februari hingga april 2014.

Tabel 5 Hasil Pengujian TEBS kemasan RGB periode Februari Mei 2014Unit PabrikRasaTanggalAnalisisTanggal ProduksiKode ProduksiTPCYeastMouldTanggal selesai analisis

OSAYEAYEA

25oC 72 Jam25oC 48 Jam

ARegular25 Februari 201418.02.14U 0602 A00028 Februari 2014

ARegular18.02.14U 0602 A000

BRegular12 Maret 201405.03.14R 1416 C00015 Maret 2014

ARegular05.03.14U 0557 C000

BRegular29 Maret 201422.03.14R 0033 A0001 April 2014

ARegular2 April 201426.03.14R 0310 C0005 April 2014

ARegular25 April 201415.04.14U 1045 A00028 April 2014

BRegular18.04.14R 1723 A000

ARegular30 April 201423.04.14U 0549 A0003 Mei 2014

BRegular6 Mei 201429.04.14R 1946 B0009 Mei 2014

Keterangan : 1) Abjad A dan B pada kolom unit pabrik merupakan pemisalan dari nama pabrik U : Kode Filler02 : Menit Produksi02 Menit ProduksiA : Formasi regu produksi5.3 Pembahasan

Produk Tebs umumnya memiliki pH rendah sehingga dalam analisis mikrobiologi menggunakan media OSA (Orange Serum Agar) karena spesifik untuk pertumbuhan media pproduk asam. Sedangkan untuk uji kapang khamir menggunakan media YEA (Yeast Extract Agar). Berdasarkan dari hasil tabel analisa mikrobiologi produk tebs dengan parameter uji TPC dan Uji Kapang Khamir dengan metode tuang (pour plate) dapat diketahui bahwa tidak adanya mikroba yang tumbuh pada produk tebs baik, mulai periode Februari-Mei 2014 dari media OSA maupun media YEA. Media yang digunakan sebagai kontrol juga menunjukkan hasil yang negatif , tidak tumbuh mikroorganisme dalam cawan sehingga dapat dikatakan bahwa cawan yang digunakan bersih dan tidak terjadi kontaminasi yang berasal dari cawan dan lingkungan. Hal ini juga membuktikan bahwa kebersihan dari peralatan uji dan ruang pengujianselama analisis juga berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba dalam cawan. Selain itu, fungsi dari bahan baku yang digunakan berjalan dengan baik dan menunjukkan mikroorganisme tidak toleran dalam kondisi asam atau tidak dapat bertahan hidup. Teh hitam dalam bahan baku tebs memiliki sifat antibakeri yang kuat.. Senyawa polifenol yang terdapat dalam teh adalah Senyawa katekin. Katekin juga merupakan senyawa larut dalam air, tidak berwarna, dan menimbulkan rasa pahit. Katekin the bersifat antioksidan dan antikanker (Andin, 2007). Selain itu, Air yang digunakan dalam memproduksi tebs merupakan air yang telah dilewatkan oleh sinar Ultra Violet (UV) yang bertujuan untuk meminimalisir jumlah mikroba yang mungkin masih terdapat pada air tersebut.sehingga kemungkinan dapat terjadinya pertumbuhan mikroba awal. Mutu minuman ringan berkarbonat dipengaruhi oleh kebersihan bahan mentah, bahan tambahan (misalnya gula, bahan penstabil, dan sebagainya. Standar industri untuk minuman karbonasi memberikan persyaratan bahwa gula yang digunakan tidak boleh mengandung lebih dari 1,0 x 101khamir, 1,0 x 101kapang, dan 2,0 x 102 bakerti/10 gram. Produk TEBS merupakan produk minuman teh dalam kemasan yang perlu ditambahkan bahan pengawet untuk menjaga mutu dari produk dan menghambat pertumbuhan mikroba. Minuman tebs umumnya ditambahkan Natrium benzoate yang berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan mikroorganisme perusak . Natrium benzoate berfungsi optimum pada pH 2,5-4 untuk menghambat pertumbuhan kapang dan khamir. Asam benzoat aktif sebagai antimikroba pada pH rendah. Selain natrium benzoate dan asam benzoate, asam sitrat yang memiliki fungsi untuk menjernihkan teh juga sebagai penghambat pertumbuhan mikroba. Usaha ini membutuhkan energi yang sangat besar sehingga mikroba akan kekurangan energi untuk pertumbuhannya. Jumlah natrium benzoate yang baik menurut FDA yaitu maksimum 0,1% (Srikandi 1989). Nilai pH tebs pada umumnya cukup rendah sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen hingga pembusuk. Pada minuman tebs , CO2 akan terlarut di dalam air membentuk asam karbonat, sehingga akan menurunkan pH air sampai dibawah 5 , tergantung dari tingkat kejenuhannya. Selain itu, CO2 akan menurunkan tekanan oksigen sehingga dapat menghambat pertumbuhan kapang dan bakteri aerobik. Mikroorganisme yang dapat tumbuh pada produk yang rentan terhadap asam adalah bakteri tahan asam, kapang, dan khamir. Bakteri tahan asam jenis leuconostoc dan Lactobacillus adalah bakteri yang termasuk tahan asam pada produk tebs. Beberapa bakteri asam akan tumbuh optimal disuhu sekitar 20-37oC. Khamir tumbuh optimal pada suhu 20-30oC dan sering menyebabkan kerusakan minuman karbonat seperti tebs, jenis khamir yang kemungkinan tumbuh pada produk tebs adalah Saccharomyces cerevisiae, Torulopsis, dan pichia. Beberapa khamir dapat bersifat toleran terhadap CO2.Adapun jenis mikroba yang sering ditemukan minumanberkarbonasiyaitukhamir/yeasthalinidikarenakanuntukkapangdanbakteri sendiri sangat sensitif terhadap keberadaan CO2, sehingga bakteri dan kapang sulit untuk tumbuh pada minuman berkarbonasi (Wareing dan Davenport, 2007). Selain itu, khamir juga dapat mentolerir kondisi asam dengan baik. Pada umumnya khamir dapat tumbuh pada pH 1,5-8,5 dengan kondisi optimum padapH3,0-6,5.Pada umumnya jenis khamir yang mengontaminasi minuman karbonasi seperti tebs adalah khamir osmofilik yang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan yang memiliki konsentrasi gula yang tinggi (Nwaiwu dan Ibekwe, 2006). Penggunaan kemasan RGB pada produk TEBS juga merupakan hal yang sudah baik dalam penerapan produk tebs. Kemasan RGB yang kuat terhadap udara membuktikan bahwa kemasan ini mampu membuat produk tebs Hasil yang menunjukkan negatif dapat dianggap bahwa hasil mutu produk baik untuk dikonsumsi dan dipasarkan kemasyarakat dikarenakan tidak adanya cemaran mikrobologi dalam produk tebs. Sanitasi dan Higiene dari Kemasan yang dipakai ulang kembali dan melewati proses bottle washer dengan perlakuan presoaking dan precaustic terbukti berjalan dengan baik karena hasil pengujian tidak membuktikan adanya aktivitas mikroba akibat kontaminasi dari penggunaan kemasan. Kegiatan sanitasi dan hygiene yang dilakukan dalam perusahaan sesuai dengan SOP yang berlaku karena dengan adanya kegiatan ini dapat menghindarkan adanya kontaminasi awal yang dapat menyebabkan mikroba awal dapat tumbuh dan menyebar luas pertumbuhannya selama dalam mengolah produk, sehingga mutu akhir dari produk menjadi tidak baik. Selain itu, Clean in place maupun Clean Out Place dilakukan dengan baik selama akan memproduksi produk agar terhindar dari kontaminasi silang yang terjadi. Penggunaan alkohol dan lingkungan yang steril dalam menganalisis produk di laboratorium R&D juga diterapkan agar dapat membunuh mikroba awal. Pengawasan mutu bahan baku yang digunakan dalam memproduksi TEBS terjaga dengan baik sehingga mutu bahan baku tidak dapat dinyatakan sebagai adanya faktor kontaminasi yang dapat menyebabkan mutu produk TEBS menjadi kurang. Hasil analisis mikrobiologi produk tebs periode bulan Februari 2014 dapat dikatakan sesuai dengan standar mutu mikrobiologi PT. Sinar Sosro dan standar yang diajukan SNI oleh pemerintah tentang minuman teh dalam kemasan 01-3143-1992.

6 SIMPULAN DAN SARAN

6.1 SimpulanBerdasarkan hasil data pengujian dan pembahasan dapat diketahui bahwa tidak adanya aktivitas pertumbuhan mikroba pada sampel TEBS kemasan RGB mulai dari periode Februari-April baik pada Media OSA maupun Media YEA. Hal ini dikarenakan Pengawasan Mutu mulai dari bahan baku, proses produksi, produk akhir , dan kebersihan kemasan yang digunakan berjalan dengan cukup baik. Selain itu, sanitasi pekerja, ruangan pengujian, serta media yang digunakan tidak menjadi penyebab kemungkinan pertumbuhan mikroba pada produk sampel TEBS. 6.2 SaranSebaiknya selama pengujian berlangsung analis melengkapi kewajiban dalam laboratorium seperti penggunaan jas lab, masker, hairnet, dan sarung tangan agar tidak menjadi faktor kontaminasi silang. Alat-alat yang digunakan di Laboratorium R&D PT Sinar Sosro harus divalidasi secara berkala mengingat alat sudah terlalu lama untuk di validasi. Selain itu, perlu dilakukan pula kalibrasi baik secara internal maupun eksternal agar alat laboratorium yang digunakan menunjukan hasil data yang valid.

DAFTAR PUSTAKA

Andi, N. 2006. Buku Pintar Dasar-Dasar Budidaya Teh. Jakarta. : Penebar SwadayaAndin. 2007. Blesstes-Teh Hitam untuk Kesehatan. http://www.okebiz.com/ [ 23 Mei 2014]Frank P, Jasper G. 1981. Beverages : Carbonated and Noncarbonated. Universitas of Georgia. 1981Isyana ST, Santosa S, Syarief R. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Bogor : Laboratorium mikrobiologi pangan pusat antar universitas pangan dan gizi IPBIbekwe dan Nwaiwu. 2006. Yeast Contamination Potential in A Carbonated Soft Drink Industri. J. Appl. Sci. Environt. Merck. 2006. Microbiology Manual. 12* EditionOxoid. 1995. The Oxoid Manual. 1* Edition. Oxoid LimitedPT. Sinar Sosro. 1996. Standar Operation Procedure. Bagian Quality Control Analyst. Jakarta : PT. Sinar SosroPT. Sinar Sosro. 2005. Company and Product Knowledge. Jakarta : PT. Sinar SosroPT Sinar Sosro. 2008. Sejarah Teh Indonesia. http://www.sosro.com/sejarah-teh-indonesia.php [Diakses 2014 Maret 20][SNI] Standar Nasional Indonesia. 1992. Syarat Mutu Minuman Teh dalam Kemasan Nomor 01-1343-1992. [Diakses 2014 Juni 2014]Srikandi, F. 1989. Petunjuk Laboratorium Mikrobiologi Pengolahan Pangan. Bogor : Laboratorium mikrobiologi pangan pusat antar universitas pangan dan gizi IPBSrikandi, F. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka UtamaSyarif, R. 2013. Teknologi Pengemasan Lanjut.http://ocw.stikom.edu/course/download/2013/05/28-03-2013.11.51.31_802_390903040_Kimia-Teknik-D3-KGC_P1_Pert6_2.pdf[Diakses 2014 Mei 23]Waluyo L. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Universitas Muhammadiyah Malang Press. MalangWareing, P dan Davenport, R.R. 2007. Chemistry And Technology Of Soft Drinks And Fruit Juices. Second Edition : Microbiology Of Soft Drinks And Fruit Juices. Blackwell Publishing Ltd

LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Departemen Research and Development (R&D)

Lampiran 2 Syarat Mutu Minuman Teh dalam Kemasan berdasarkan SNI Nomor 01-3143-1992

Lampiran 3 Pembuatan Media Uji Lampiran 3.1 Penimbangan Media Lampiran 3.2 Pelarutan Media

Lampiran 3.3 Pencampuran Lampiran 3.4 Pemanasan

Lampiran 3.5 Sterilisasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Jakarta pada tanggal 3 November 1993, pada saat penulis menyusun laporan akhir ini usia penulis sudah 21 tahun. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Ayahanda Saelan Abu Bakar dan Ibunda Rosida Rosyid yang sangat saya sayangin dan saya cintai.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SDN Harapan Jaya XIV tahun 2005. Kemudian Penulis meneruskan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMPN 25 Kota Bekasi dan lulus pada tahun 2008. Kemudian Penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4 Bekasi dan lulus pada tahun 2011. Dan saat ini penulis sedang melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Direktorat Program Diploma Program Keahlian Supervisor Jaminan Mutu Pangan Institut Pertanian Bogor. Penulis diterima pada tahun 2011 melalui jalur USMI.