ANALISIS KEMAMPUAN DASAR PADA KETERAMPILAN PROSES SISWA KELAS XI IPA MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA (STUDI DI MA MANBAUL ULUM TLOGOREJO KARANGAWEN DEMAK) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Tadris Kimia Oleh MUHAMAD SHOFI NIM. 063711004 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
113
Embed
ANALISIS KEMAMPUAN DASAR PADA KETERAMPILAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/124/jtptiain-gdl... · Lampiran 1 : Silabus ... farmasi, dan lain-lain ... kemampuan dasar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS KEMAMPUAN DASAR PADA KETERAMPILAN
PROSES SISWA KELAS XI IPA MELALUI METODE
PRAKTIKUM PADA MATERI LAJU REAKSI DAN
KESETIMBANGAN KIMIA (STUDI DI MA MANBAUL ULUM
TLOGOREJO KARANGAWEN DEMAK)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Tadris Kimia
Oleh
MUHAMAD SHOFI
NIM. 063711004
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
MOTTO
…………..
Artinya: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Az-zumar, 9)
PERSEMBAHAN
Perjalan pencarian ilmu telah membawaku ke suatu proses perjalanan
hidup. Ditengah perjalan hidupku kupersembahkan hasil dari sebuah pencarianku
yang
Tulus dan ikhlas kudedikasikan untuk:
1. Kedua orang tua (Bapak Madzkuri dan Ibu Musthofiyah) tercinta, yang
senantiasa memberikan kasih sayang, merekalah yang pertama kali mengajari
dan memperkenalkan dunia.
2. Kakak-kakakku (Mbak Tahriroh dan mas Zuhad) dan keponakanku (fahri
Liddinillah Zahid) yang selalu memberikan semangat dan memberikan
motivasi lewat senyum dan keceriaan yang tulus.
3. Sahabat Hati yang selalu memberi motivasi, do’a, Support dan selalu
menemani saat suka maupun duka.
4. Seluruh teman-teman kimia angkatan 2006 seperjuangan (Kifa, Sugi, Cantul,
Fiska, Azis, Ahmadi, Fifi, Dwi, Noer, Devi dan farida)
5. Seluruh teman-teman di PIJAR (Zidni, Islam, Waris, Kharis dan Zainal M)
yang selalu kompak.
6. Seluruh teman-teman HIMMAKI (Himpunan Mahasiswa Kimia).
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan
Semarang, 20 Desember 2010
Deklarator,
Muhamad ShofiNIM. 063711004
ABSTRAK
Muhamad Shofi, 063711004, 2010, Skripsi. Analisis Kemampuan Dasar pada Ketrampilan Proses Siswa Melalui Metode Praktikum Kelas XI IPA pada Materi Laju Reaksi dan Kesetimbangan Kimia (studi di MA Manbaul Ulum Tlogorejo Karangawen Demak). Bagaimana Kemampuan Dasar pada Keterampilan Proses Siswa Kelas XI IPA Melalui Metode Praktikum pada Materi Laju Reaksi dan Kesetimbangan Kimia (studi di MA Manbaul Ulum Tlogorejo Karangawen Demak).
Ilmu kimia dibangun melalui pengembangan kemampuan dasar pada keterampilan proses siswa. kemampuan dasar keterampilan proses siswa tersebut harus ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangan pemikirannya. Kemampuan dasar pada ketrampilan proses yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Metode praktikum merupakan salah satu metode yang digunakan oleh guru dalam upaya meningkatkan kualitas kemampuan dasar pada keterampilan proses siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan dasar pada keterampilan proses siswa kelas XI IPA melalui metode praktikum pada materi laju reaksi dankesetimbangan kimia (studi di MA Manbaul Ulum Tlogorejo Karangawen Demak).
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi dan dokumentasi. Metode observasi digunakan untuk pengambilan data pada saat subyek melakukan praktikum yaitu untuk mengamati kemampuan dasar pada ketrampilan proses siswa pada saat siswa melakukan praktikum. Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data tentang siswa pada saat melakukan praktikum. Hasil analisis data didapatkan secara keseluruhan kemampuan mengobservasi pada keterampilan proses siswa dengan nilai 76,8% yang termasuk kategori baik. Sedangkan rata-rata kemampuan mengklasifikasi keterampilan proses siswa adalah baik (69,1%). Kemampuan Memprediksi pada keterampilan proses siswa dengan nilai 66,9% termasuk kategori baik.Kemampuan Mengukur pada keterampilan proses siswa dengan nilai 66,2%termasuk kategori baik. Kemampuan menyimpulkan pada keterampilan proses siswa dengan nilai 67,4% termasuk kategori baik. Kemampuanmengkomunikasikan pada keterampilan proses siswa dengan nilai 72,3% termasuk kategori baik
kunci: Kemampuan Dasar pada Ketrampilan Proses, Laju Reaksi, Kesetimbangan Kimia, Praktikum
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحیم
Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih,
tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Kemampuan Dasar pada Keterampilan Proses Siswa Kelas
XI IPA melalui Metode Praktikum pada Materi Laju Reaksi dan
Kesetimbangan Kimia (studi di MA Manbaul Ulum Tlogorejo Karangawen
Demak) “ dengan baik.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang jurusan Tadris Kimia. Penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. suja’I, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam
rangka penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Mursyid, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
3. Ibu Atik Rahmawati, M. Si, selaku Kaprodi kimia dan dosen wali yang
memotivasi dan memberi arahan selama kuliah.
4. Ibu Ratih Rizqi Nirwana, S.Si, M.Pd, selaku Pembimbing I, yang telah
memberikan waktu dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Ismail, M.Ag, selaku Pembimbing II, yang telah memberikan waktu
dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai penulisan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Nur Cholis, M.Ag, selaku Kepala Madrasah Aliyah Manbaul
Ulum Tlogorejo Karangawen Demak yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian.
7. Ibu sholekhah, S.Pd, selaku guru kimia Madrasah Aliyah Manbaul Ulum
Tlogorejo Karangawen Demak, yang telah membantu pencapaian keberhasilan
dalam penelitian ini.
8. Ayahanda Madkuri dan ibunda Musthofiyah tercinta yang telah
membesarkanku dengan segala curahan kasih sayang serta do’anya dengan
tulus ikhlas untuk kesuksesan putri tercintanya.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan hasil
yang telah didapat. Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga
bermanfa’at adanya dan mendapat ridho dari-Nya, Amin Yarabbal ‘aalamin.
BAB V :PENUTUP .................................................................................A. Kesimpulan ............................................................................ 52
B. Saran ....................................................................................... 53
C. Penutup .................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kemampuan Dasar pada Keterampilan Proses Siswa dalam Praktikum pada setiap Pertemuan ............................................... 40
4.2 Rata-rata Kemampuan Dasar pada Keterampilan Proses Siswa dalam Praktikum ........................................................................ 41
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik Orde Nol .................................................................... 172.2 Grafik Orde Satu ................................................................... 182.3 Grafik Orde Dua.................................................................... 192.4 Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi .......................... 202.5 Pengaruh Temperatur terhadap Laju Reaksi .......................... 212.6 Pengaruh Luas Permukaan terhadap Laju Reaksi................... 212.7 Pengaruh katalis terhadap Laju Reaksi .................................. 222.8 Keadaan Setimbang dalam Suatu Reaksi Kimia..................... 242.9 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kesetimbangan ................... 272.10 Pengaruh Katalis Terhadap Pergeseran Kesetimbangn
Kimia..................................................................................... 292.11 Proses Haber........................................................................ 304.1 Grafik Persentase Siswa pada Kemampuan Mengobservasi... 414.2 Grafik Persentase Siswa pada Kemampuan Mengklasifikasi . 434.3 Grafik Persentase Siswa pada Kemampuan Memprediksi...... 444.4 Grafik Persentase Siswa pada Kemampuan Mengukur .......... 454.5 Grafik Persentase Siswa pada Kemampuan Menyimpulkan... 464.6 Grafik Persentase Siswa pada Kemampuan
Mengkomunikasikan.............................................................. 484.7 Grafik Persentase Kemampuan pada Keterampilan Proses
Siswa dalam praktikum.......................................................... 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus ................................................................................. 552 : RPP ..................................................................................... 583 : Petunjuk Praktikum ............................................................. 654 : Lembar Observasi ............................................................... 765 : Lembar Observasi Kelompok Praktikum ............................. 786 : Data Observasi pada Kemampuan Mengobservasi Siswa..... 827 : Data Observasi pada Kemampuan Mengklasifikasi Siswa ... 848 : Data Observasi pada Kemampuan Memprediksi Siswa........ 869 : Data Observasi pada Kemampuan Mengukur Siswa ............ 8810 : Data Observasi pada Kemampuan Menyimpulkan Siswa..... 9011 : Data Observasi pada Kemampuan Mengkomunikasikan Siswa 9212 : Foto pelaksanaan observasi terhadap kemampuan dasar pada
keterampilan proses siswa dalam praktikum ........................ 94
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan
menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus
untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa
dilakukan sejak masih dalam kandungan.1
Pada bidang pendidikan guru merupakan salah satu unsur penting
yang harus ada. Peran dan tanggung jawab guru sangat menentukan dalam
pencapaian keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Guru dalam bidang
pendidikan tidak hanya bertugas untuk mengajar siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya,
melainkan guru juga bertugas mendidik siswanya, khususnya untuk
mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan di setiap lembaga
pendidikan dan umumnya untuk dapat mencapai tujuan penyelenggaraan
pendidikan di Negara Republik Indonesia tercinta yang disebut Tujuan
Pendidikan Nasional.
Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan kreativitas anak
didik, sebagaimana diatur dalam pasal 3 UU RI No 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional, yang berbunyi ”Pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap dan kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
demokratis serta bertanggung jawab”. Akan tetapi, selama ini
pembelajaran menekankan hanya pada pembentukan pengetahuan tanpa
melihat kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa. Dengan melakukan
pembelajaran yang menekankan pada kemampuan yang dimiliki oleh
siswa maka siswa dapat mengembangkan kemampuannya. Salah satu cara
1Khaeruddin, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya
di Madrasah, (Jogjakarta: Nuansa Aksara, 2007), Cet. I, hlm. 3
1
dalam mengembangkan kemampuan dasar siswa dalam menemukan fakta
dan konsep bisa dilakukan dalam pembelajaran kimia.
Pelajaran kimia merupakan salah satu dari pelajaran dalam rumpun
sains yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti
kedokteran, farmasi, dan lain-lain. Mempelajari ilmu kimia tidak hanya
bertujuan menemukan zat-zat kimia yang langsung bermanfaat bagi
kesejahteraan manusia belaka, akan tetapi ilmu kimia dapat pula
memenuhi keinginan seseorang untuk memahami berbagai peristiwa alam
yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengakui hakikat materi
dan perubahannya, menanamkan metode ilmiah, mengembangkan
kemampuan dalam mengajukan gagasan-gagasan dan memupuk ketekunan
serta ketelitian kerja.
Untuk mempelajari kimia tidak hanya dengan pemberian fakta dan
konsep saja, tetapi siswa perlu dilatih untuk menemukan fakta dan konsep
tersebut. Siswa tidak hanya mengetahui fakta, konsep atau prinsip, tetapi
juga terampil untuk menerapkan pengetahuannya dalam menghadapi
masalah dalam kehidupan dan teknologi. Pendekatan Keterampilan Proses
dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan pada pembelajaran kimia
karena selain menguasai konsep-konsep kimia, siswa juga diharapkan
memiliki keterampilan-keterampilan. Pendekatan keterampilan proses
dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan ketrampilan-
ketrampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-
kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.2
Ada beberapa kemampuan dalam ketrampilan proses, kemampuan-
kemampuan terdiri dari kemampuan dasar (basic skill) dan kemampuan-
kemampuan terintegrasi (integrated skill).
Kemampuan dasar pada keterampilan proses dalam memperoleh
ilmu pengetahuan merupakan hal terpenting untuk mengembangkan
keterampilan proses lainnya. Kemampuan yang mendasar pada
2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.
139
keterampilan proses siswa diantaranya yaitu mengamati, mengklasifikasi,
memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Semua
kemampuan dasar tersebut dimiliki siswa yang berfungsi sebagai dasar
untuk belajar mandiri.
Oleh karena itu, pembelajaran yang menekankan pada kemampuan
dasar pada keterampilan proses perlu dilaksanakan sehingga siswa
semakin bisa mengembangkan kemampuannya dalam kegiatan percobaan
di laboratorium. Dengan demikian hasil belajar yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai tuntutan kompetensi
kurikulum yang dikembangkan saat ini akan tercapai. Kemampuan dasar
pada pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa dapat
menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan kemampuan-
kemampuan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa
dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Kemampuan ini bisa
dikembangkan melalui kegiatan praktikum.
Melalui kegiatan praktikum, siswa dapat mempelajari sains dengan
pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses sains,
dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan
mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan
berbagai masalah baru melalui metode ilmiah dan lain sebagainya. Selain
itu praktikum dapat membantu pemahaman siswa terhadap pelajaran.
Dalam mempelajari kimia tanpa menemukan fakta dan konsep
adalah tidak sesuai dengan proses belajar yang bermakna. Kesulitan siswa
dalam menemukan fakta dan konsep apabila tidak diatasi akan
menghambat tercapainya tujuan pedidikan. Oleh karena itu, analisis
terhadap kemampuan dasar siswa sangatlah diperlukan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dilakukan penelitian dengan
judul: “ANALISIS KEMAMPUAN DASAR PADA KETERAMPILAN
PROSES SISWA KELAS XI IPA MELALUI METODE PRAKTIKUM
PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA
(STUDI DI MA MANBAUL ULUM TLOGOREJO KARANGAWEN
DEMAK)”.
B. Rumusan Masalah
Didasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah Bagaimana Kemampuan Dasar pada Keterampilan
Proses Siswa Kelas XI IPA Melalui Metode Praktikum pada Materi Laju
Reaksi dan Kesetimbangan Kimia (studi di MA Manbaul Ulum Tlogorejo
Karangawen Demak).
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terinci, maka ruang lingkup masalah yang
diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA MA Manbaul Ulum
yang telah mempelajari.
2. Kemampuan dasar pada keterampilan Proses yang akan diteliti adalah
(Sesungguhnya belajar adalah usaha untuk merubah diri pelajar yang di dasari dengan pengalaman yang telah diterima sehingga terjadi perubahan baru bagi diri pelajar)
Serta pada surat Mujadalah ayat 11:
10 Clifford T. Morgan, Introduction to Psichology, sixth edition (New York: Mc. Grow
Hill International Book Company, 1971), hlm. 43.11 Abdur Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), hlm.
6612 Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqu at Tadris,
Juz I, (Mesir: Darul Ma’arif, 1968), hlm. 169.
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.13
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep relevan.14 Selanjutnya dikatakan
bahwa pembelajaran dapat menimbulkan belajar bermakna jika
memenuhi prasyarat yaitu:
1) Materi yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial.
2) Anak yang akan belajar atau siswa bertujuan untuk melaksanakan
belajar bermakna, jadi mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar
bermakna (meaningful learning set).
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.
Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan.
Dengan adanya interaksi dengan lingkungan, maka intelek semakin
berkembang.15 Belajar bukan merupakan sesuatu yang bisa dilakukan
dengan cepat tetapi lebih banyak pada proses. Belajar bukan hanya
sekedar untuk mendapatkan sebuah hasil saja tetapi, proses belajar
merupakan sebuah langkah untuk mendapatkan pengetahuan.
13 Departemen agama, Al Qur’an Alkarim dan terjemahannya, (Semarang: PT. Karya
Toha Putra) hlm. 91014 Dahar, R. W, Teori-Teori Belajar. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1988), hlm. 137 15 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 2006), cet. 3, hlm. 13
2. Kemampuan Dasar pada Keterampilan Proses
Keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang
bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental
sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada
diri siswa.16 Kemampuan-kemampuan fisik dan mental tersebut pada
dasarnya telah dimiliki oleh siswa meskipun masih sederhana dan perlu
dirangsang agar menunjukkan jati dirinya.
Pendekatan keterampilan proses menekankan bagaimana siswa
belajar, bagaimana mengelola perolehannya, sehingga mudah dipahami
dan digunakan dalam kehidupan di masyarakat. Dalam proses
pembelajaran diusahakan agar siswa memperoleh pengalaman dan
pengetahuan sendiri, melakukan penyelidikan ilmiah, melatih
kemampuan-kemampuan intelektualnya, dan merangsang keingintahuan
serta dapat memotivasi kemampuannya untuk meningkatkan
pengetahuan yang baru diperolehnya. Dengan mengembangkan
kemampuan dasar pada keterampilan proses siswa akan mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Dengan demikian, kemampuan- kemampuan itu menjadi roda penggerak
penemuan dan pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan dan
pengembangan sikap dan nilai.17
Dalam pembelajaran, keterampilan proses dapat diartikan sebagai
wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan
intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-
kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.18
Ada beberapa kemampuan pada ketrampilan proses, kemampuan-
16Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 9.
hlm. 14917 Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses. (Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1992), hlm. 1818 Dimyati dan mudjiono, Op.Cit, hlm 138.
kemampuan tersebut terdiri dari kemampuan dasar (basic skill) dan
keadaan, atau proses sesuatu. Mempelajari sains kurang berhasil bila
tidak ditunjang dengan kegiatan laboratorium. Fungsi dari metode
praktikum merupakan penunjang kegiatan belajar untuk menemukan
prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang
dikembangkan.
Melalui kegiatan praktikum siswa akan membuktikan konsep atau
teori yang sudah ada dan dapat mengalami proses atau percobaan itu
sendiri, kemudian mengambil kesimpulan, sehingga dapat menunjang
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dalam hal ini jika siswa
lebih paham terhadap materi pelajaran diharapkan hasil belajarnya dapat
meningkat. Praktikum merupakan salah satu kegiatan laboratorium yang
sangat berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar
kimia. Dengan praktikum, siswa akan dapat mempelajari kimia melalui
pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses
kimia, dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah, dapat menanamkan
dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan
berbagai masalah baru melalui metode ilmiah, dan lain sebagainya.
4. Materi Laju Reaksi dan Kesetimbangan Kimia
a. Materi Laju Reaksi
1) Pengertian dan hukum laju reaksi
Laju menyatakan seberapa cepat atau lambatnya suatu proses
berlangsung. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju
pengurangan reaktan tiap satuan waktu, atau dapat dinyatakan
sebagai laju pembentukan produk tiap satuan waktu. Untuk
menentukan laju reaksi dari reaksi kimia yang diberikan harus
ditentukan seberapa cepat perubahan konsentrasi yang terjadi
pada reaktan atau produk.26 Secara umum reaksinya yaitu:
26 Cryss Fajar Partana, dkk, Kimia Dasar II, (Yogyakarta: Jur. Kimia FMIPA UNY,
2003) hlm. 47
Reaksi : A → B
Maka mula-mula dari zat A dan zat B sama sekali belum ada.
Setelah beberapa waktu, konsentrasi B akan meningkat sementara
konsentrasi A menurun. Jadi, reaksinya menjadi:
Laju pengurangan zat A
vA = − [ ]
laju pembentukan zat B
vB = d[B]dtjadi dapat dinyatakan bahwa;
v = − [ ] =
[ ]
laju reaksi terukur sebanding dengan konsentrasi dengan suatu
pangkat tertentu. Jadi persamaan laju reaksi kimia yaitu:
v = k [A]x[B]y
Keterangan,
A = pereaksi (reaktan) (Mol)
B = produk (Mol)
v = laju reaksi (Mol/detik)
t = waktu reaksi (detik)
d[A] = perubahan konsentrasi molar pereaksi (Mol/L)
d[B] = perubahan konsentrasi molar produk (Mol/L)
k = tetapan jenis reaksi
x = orde (pangkat) reaksi terhadap pereaksi A
y = orde (pangkat) reaksi terhadap pereaksi B
2) Orde reaksi
Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen
merupakan pangkat dari konsentrasi kkomponen itu dalam hukum
[A]0
[A]
Waktu (S)
laju reaksi. Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh
konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi.
a) Orde nol
Reaksi dikatakan berorde nol apabila perubahan konsentrasi
pereaksi tidak mempengaruhi laju reaksi. Suatu reaksi
dikatakan berorde nol menunjukkan grafik seperti pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Grafik orde nol
Untuk reaksi orde nol A→ B:
Laju reaksi = k [A]0
Laju reaksi = k
− [ ] =[ ] = −[ ] = − 00[ ]0 − [ ] = −
Dari grafik diatas diperoleh: Reaksi orde nol ditunjukkan
oleh grafik antara [A] dengan waktu berbentuk garis lurus
(linier).
b) Orde satu
Reaksi dikatakan berorde satu apabila salah pereaksinya
berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Suatu
Log [A]
log[A]
Waktu (S)
reaksi dikatakan berorde satu menunjukkan grafik seperti
pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Grafik orde satu
Untuk reaksi orde satu A → B:
Laju reaksi = k [A]
d[A]dt = −k[A]d[A][A]
AtA0 = −k dtt
0ln [A][A] = −kt
Dari grafik diatas diperoleh: reaksi arde satu ditunjukkan oleh
grafik antara log [A] dengan waktu berbentuk linier (garis
lurus).
c) Orde dua
Reaksi dikatakan berorde dua apabila salah satu pereaksi
merupakan pangkat dua dengan konsentrasi pereaksi itu.
Suatu reaksi dikatakan berorde dua menunjukkan grafik
seperti pada Gambar 2.3.
Waktu (S)
1[ ]
1[ ]0
Gambar 2.3 Grafik orde dua
untuk reaksi orde kedua A → B :
Laju reaksi: k [A]2
− d[A]dt = k[A]− d[A]d[A] =
d[A][A]2 = −k dtt
0At
A01[ ] − 1[ ]0 =
Dari grafik diatas diperoleh: reaksi orde dua ditunjukkan
hubungan antara 1[A] dengan waktu berbentuk linier (garis
lurus).
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
a) Konsentrasi
Pada reaksi-reaksi yang melibatkan larutan, konsentrasi
larutan mempengaruhi laju reaksi suatu zat dengan larutan
tersebut. Semakin besar konsentrasi karena partikel zat terlarut
bertambah, maka jumlah tumbukan efektif antara partikel zat
terlarut dengan partikel zat padat pada permukaan makin
bertambah, sehingga reaksi makin cepat. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.4.
b) Temperatur
kimia. Semakin bertambahnya
energi rata
mencapai energi pengaktifan bertambah.
Ternyata reaksi itu sangat lambat, karena molekul
AB(g) yang mencapai energi aktivasi sedikit sekali, seperti
terlihat pada gambar 2.5 untuk mempercepat reaksi, maka
reaksi itu dipanaskan, karena tergolong reaksi endoterm.
Ketika suhu reaksi dinaikkan menjadi T2, molekul
AB(g) menyerap energi kalor yang diberikan, sehingga energi
molekulnya meningkat. Sebagian
energi kinetiknya dapat mencapai energi aktivasi sehingga laju
reaksi meningkat.
Gambar 2.4 pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Temperatur
Perubahan suhu akan mempengaruhi laju suatu reaksi
kimia. Semakin bertambahnya temperatur akan menaikkan
energi rata-rata molekul sehingga fraksi molekul yang
mencapai energi pengaktifan bertambah. pada suhu T1.
Ternyata reaksi itu sangat lambat, karena molekul
AB(g) yang mencapai energi aktivasi sedikit sekali, seperti
hat pada gambar 2.5 untuk mempercepat reaksi, maka
reaksi itu dipanaskan, karena tergolong reaksi endoterm.
Ketika suhu reaksi dinaikkan menjadi T2, molekul
AB(g) menyerap energi kalor yang diberikan, sehingga energi
molekulnya meningkat. Sebagian dari molekul-molekul itu
energi kinetiknya dapat mencapai energi aktivasi sehingga laju
reaksi meningkat.
Gambar 2.5 pengaruh temperatur terhadap laju reaksi
Gambar 2.4 pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Perubahan suhu akan mempengaruhi laju suatu reaksi
temperatur akan menaikkan
rata molekul sehingga fraksi molekul yang
pada suhu T1.
Ternyata reaksi itu sangat lambat, karena molekul-molekul
AB(g) yang mencapai energi aktivasi sedikit sekali, seperti
hat pada gambar 2.5 untuk mempercepat reaksi, maka
reaksi itu dipanaskan, karena tergolong reaksi endoterm.
Ketika suhu reaksi dinaikkan menjadi T2, molekul-molekul
AB(g) menyerap energi kalor yang diberikan, sehingga energi
molekul itu
energi kinetiknya dapat mencapai energi aktivasi sehingga laju
Gambar 2.5 pengaruh temperatur terhadap laju reaksi
c) Luas permukaan bidang sentuh
Pada reaksi-reaksi zat padat, luas permukaan zat padat
tersebut mempengaruhi laju reaksi. Makin luas permukaan
bidang sentuh, maka banyak kemungkinan terjadinya tabrakan
antara partikel-partikel pereaksinya sehingga makin cepat
reaksinya. Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
d) Katalis
Katalis adalah zat yang mampu mempengaruhi laju
reaksi. Selama proses berlangsung, katalis ikut ambil bagian
dalam reaksi kimia, namun setelah reaksi katalis terbentuk
kembali dalam jumlah dan keadaan yang sama. Katalis
menurunkan energi pengaktifan, sehingga reaksi zat dengan
menggunakan katalis dapat berlangsung lebih cepat
dibandingkan dengan reaksi zat tanpa katalis. Katalis dapat
membentuk jalan baru yang energi aktivasinya lebih rendah
dibanding tanpa katalis. Jika energi aktivasi rendah, tentu
reaksi cepat sekali berlangsung. Karena molekul-molekul yang
memiliki energi kinetik relatif rendah dapat memulai reaksi,
karena energi aktifasi dengan katalis sesuai dengan energi
kinetik. Jalan baru inilah dinyatakan sebagai mekanisme
baru.27
27 http://gemarkimia.blogspot.com/2009/10/jenis-katalis.html 25 november 2010
Gambar 2.7 pengaruh katalis terhadap laju reaksi
4) Teori Tumbukan
Menurut teori ini, suatu reaksi berlangsung sebagai hasil
tumbukan antara partikel yang bereaksi. Akan tetapi, tidaklah
setiap tumbukan menghasilkan reaksi melainkan hanya tumbukan
antar partikel yang memiliki energi cukup serta arah yang tepat.
Jadi, laju reaksi akan bergantung pada hal berikut:
a) Frekuensi tumbukan
b) Energi partikel pereaksi
c) Arah tumbukan
Suatu reaksi kimia dapat berlangsung apabila terjadi
tumbukan yang efektif antara partikel-partikel zat yang bereaksi.
Tumbuka yang efektif tersebut dapat terjadi apabila partikel-
partikel tersebut mempunyai energi kinetik yang cukup besar,
sehingga memungkinkan terjadinya perubahan pada struktur
ikatan antar atom zat.
Eenergi kinetik minimum yang harus dimiliki partikel
untuk menghasilkan tumbukan efektif yang dapat menghasilkan
suatu reaksi kimia disebut energi aktivasi. Jika partikel- partikel
suatu zat memiliki energi aktivasi kecil, maka zat tersebut mudah
bereaksi. Sebaliknya jika partikel- partikel suatu zat memiliki
energi aktivasi besar, maka zat tersebut sukar bereaksi.
b. Materi Kesetimbangan Kimia
1) Reaksi irreversible dan reversible
Reaksi kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi
reaksi tidak dapat balik (irreversible) dan reaksi dapat balik
(reversible). Pada reaksi irreversible zat-zat hasil reaksi tidak
dapat saling bereaksi kembali menjadi zat pereaksi, contoh:
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Pada reaksi diatas, reaksi antara asam klorida dengan
natrium hidroksida manghasilkan natrium klorida dan air. Reaksi
tidak dapat balik, karena reaksinya searah,zat hasil tidak dapat
bereaksi kembali menjadi zat pereaksi.
Sedangkan reaksi reversibel merupakan proses di mana
sistem berlangsung dengan kecepatan yang sangat kecil melalui
serangkaian keadaan kesetimbangan.28 Reaksi reversibel dapat
berlangsung dalam dua arah, yaitu dari kiri ke kanan dan dari
kanan ke kiri. Artinya zat-zat hasil reaksi dapat saling bereaksi
untuk membentuk zat pereaksi kembali (reaksi reversibel),
contoh:
N2(g) + 3H2(aq) 2NH3(g)
Zat-zat hasil reaksi dapat saling bereaksi untuk membentuk zat
pereaksi kembali.
2) Keadaan Setimbang
Keadaan setimbang atau reaksi kesetimbangan kimia
adalah suatu reaksi kimia yang berlangsung ke kanan dan ke kiri
dengan kecepatan yang sama. Berdasarkan wujud zat-zat dalam
keadaan setimbang, kesetimbangan kimia dapat dibedakan
28 Oxtoby, Gillis, Nachtrieb, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2001), hlm. 213
sebagai berikut: Perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi
menuju keadaan setimbang ditunjukkan pada Gambar 2.8.
N2O4 2NO2
Gambar 2.8 keadaan kesetimbangan suatu reaksi kimia29
a) Kesetimbangan homogen adalah reaksi yang semua spesi
bereaksinya berada pada fasa yang sama (satu fase),30 contoh:
2SO3 (g) 2SO2 (g) + O2 (g)
Belerang trioksida direaksikan menghasilkan belerang
dioksida dan oksigen. Begitu juga sebaliknya, reaksi antara
belerang dioksida dengan oksigen menghasilkan belerang
trioksida.
b) Kesetimbangan heterogen adalah reaksi reversibel yang
melibatkan reaktan dan produk yang fasanya berbeda (dua
fase atau lebih),31 contoh:
C(s) + H2O(g) CO(g) + H2 (g)
Reaksi antara karbon dengan air menghasilkan karbon
monoksida dan hidrogen. Sebaliknya, jika karbon monoksida
dan hidrogen direaksikan akan menghasilkan karbon dan air.
29http://cikalcikal.blogspot.com/2010/12/sistem-kesetimbangan-kimia.html15 November
2010 11.3030 Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti jlid 2,(Jakarta: Erlangga, 2005),
edisi 3, hlm. 6931 Ibid. hlm. 72
Ada empat aspek dasar keadaan setimbang:
(1) keadaan setimbang tidak menunjukkan perubahan
makroskopis yang nyata.
(2) keadaan setimbang dicapai melalui proses yang
berlangsung spontan.
(3) keadaan setimbang menunjukkan keseimbangan dinamik
antara proses maju atau balik.
(4) keadaan seimbang adalah sama walaupun arah
pendekatannya berbeda.32
3) Hukum Kesetimbangan dan Tetapan Kesetimbangan (K)
Dalam suatu kesetimbangan kimia, berlaku hukum
kesetimbangan yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan
tertentu perbandingan hasil kali konsentrasi zat hasil reaksi
terhadap konsentrasi reaktan, masing-masing berpangkat
koefisien persamaan reaksinya adalah tetap.33 Hasil bagi tersebut
disebut tetapan kesetimbangan kimia (K).
Tetapan kesetimbangan adalah setiap reaksi akan
mempunyai harga tetapan kesetimbangan yang cenderung tidak
sama dengan reaksi yang lain meskipun suhunya sama, dan untuk
reaksi yang sama harga K akan berubah jika suhunya berubah.
a) Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc)
Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc)
merupakan konsentrasi reaktan dan produk pada
kesetimbangan (dalam mol per liter). Harga tetapan
kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) adalah hasil kali
konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali
konsentrasi pereaksi setelah masing-masing dipangkatkan
32 Oxtoby, Gillis, Nachtrieb, Op. Cit., hlm. 26333 I Made Sukarna, Kimia Dasar 1, (Yogyakarta: UNY, 2003), hlm. 251
dengan koefisiennya menurut persamaan reaksi
kesetimbangan.
Contoh:
aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)
Kc = ba
dc
BA
DC
b) Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial (Kp)
Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial
(Kp) merupakan konstanta kesetimbangan yang dinyatakan
dalam tekanan parsial kesetimbangan (dalam atmosfer) dari
gas, sebagai Kp.34 Hasil tetapan kesetimbangan berdasarkan
tekanan parsial (Kp) adalah hasil kali tekanan parsial gas-gas
hasil reaksi dibagi dengan hasil kali tekanan parsial gas-gas
pereaksi setelah masing-masing dipangkatkan dengan
koefisiennya menurut persamaan reaksi kesetimbangan.
Contoh:
aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)
Kp = ba
dc
pBpA
pDpC
Jumlah tekanan parsial (p) tiap-tiap gas merupakan tekanan
total (P) suatu campuran gas.
4) Pergeseran kesetimbangan
Posisi kesetimbangan pada sistem kimia dapat berubah
jika diberikan suatu aksi. Aksi itu dapat berupa perubahan
konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi, perubahan tekanan atau
34 Raymond Chang, Op. Cit., hlm. 68
volume gas, dan perubahan suhu. Pengaruh aksi itu terhadap
posisi kesetimbangan d
“suatu aksi yang kesetimbangan akan bergeser kearah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tadi sekecil mungkin”.
a) Pengaruh konsentrasi
konsentrasi pereaksi ditambah atau hasil reaksi dikurangi,
maka reaksi bergeser ke arah hasil reaksi. Sebaliknya jika
konsentrasi pereaksi dikurangi reaksi bergeser ke arah
pereaksi. Pengaruh kosentrasi
ditunjukkan pada Gambar
Gambar
FeCl
Jika d
Fe(SCN)
b) Pengaruh suhu
tetap pada suhu tetap. Apabila suhu reaksi berubah maka
posisi sistem kesetimbangan akan berubah.
kesetimbangan, terdapat reaksi endoterm (menyerap kalor)
dan reaksi eksoterm (melepaskan kalor).
35 I Made Sukarna, Op.Cit36 Ibid. hlm. 259
volume gas, dan perubahan suhu. Pengaruh aksi itu terhadap
posisi kesetimbangan dapat azas Le Chatelier sebagai berikut:
“Apabila pada suatu sistem kesetimbangan diberikan suatu aksi yang mempengaruhi kedudukan kesetimbangan, maka kesetimbangan akan bergeser kearah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tadi sekecil mungkin”.35
Pengaruh konsentrasi
Sesuai dengan azas Le Chatelier (reaksi=-
konsentrasi pereaksi ditambah atau hasil reaksi dikurangi,
maka reaksi bergeser ke arah hasil reaksi. Sebaliknya jika
konsentrasi pereaksi dikurangi reaksi bergeser ke arah
pereaksi. Pengaruh kosentrasi terhadap kesetimbangan
ditunjukkan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan
FeCl3 (aq) + 3KSCN (aq) Fe(SCN)3 (aq) + 3KCl(
Jika ditambah larutan FeCl3 maka reaksi bergeser ke
Fe(SCN)3.
Pengaruh suhu
Tetapan kesetimbangan untuk suatu reaksi bernilai
tetap pada suhu tetap. Apabila suhu reaksi berubah maka
posisi sistem kesetimbangan akan berubah.36 Pada reaksi
kesetimbangan, terdapat reaksi endoterm (menyerap kalor)
dan reaksi eksoterm (melepaskan kalor). Jika suhu dinaikkan
Op.Cit, hlm. 257
volume gas, dan perubahan suhu. Pengaruh aksi itu terhadap
azas Le Chatelier sebagai berikut:
Apabila pada suatu sistem kesetimbangan diberikan kedudukan kesetimbangan, maka
kesetimbangan akan bergeser kearah sedemikian rupa sehingga
-aksi), jika
konsentrasi pereaksi ditambah atau hasil reaksi dikurangi,
maka reaksi bergeser ke arah hasil reaksi. Sebaliknya jika
konsentrasi pereaksi dikurangi reaksi bergeser ke arah
terhadap kesetimbangan
Pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan
) + 3KCl(aq)
maka reaksi bergeser ke
kesetimbangan untuk suatu reaksi bernilai
tetap pada suhu tetap. Apabila suhu reaksi berubah maka
Pada reaksi
kesetimbangan, terdapat reaksi endoterm (menyerap kalor)
Jika suhu dinaikkan
maka reaksi bergeser ke arah endoterm. Sebaliknya jika suhu
diturunkan reaksi bergeser ke arah eksoterm.
Contoh: N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Jika suhu dinaikkan reaksi bergeser ke kiri (N2 dan H2)
c) Pengaruh tekanan
Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), maka
reaksi bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih kecil.
Sebaliknya jika tekanan diperkecil (volume diperbesar),
maka reaksi bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih
banyak.
Contoh: N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Jika tekanan diperbesar reaksi bergeser ke arah NH3
d) Pengaruh katalis
Dalam suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis
menaikkan kecepatan reaksi maju dan reaksi balik dengan
sama kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas relatif
yang ada dalam kesetimbangan, nilai kesetimbangan tidaklah
berubah. Reaksi mengubah waktu yang di perlukan untuk
mencapai kesetimbangan. Reaksi yang memerlukan waktu
berhari-hari atau berminggu-minggu untuk mencapai
kesetimbangan, dapat mencapai kesetimbangan dalam
beberapa menit dengan adanya katalis.37 Pengaruh katalis
terhadap ksetimbangan kimia ditunjukkan pada Gambar 2.10.
37 Charless W. Keenan dkk,Kimia Untuk Universitas jilid 1.(Jakarta: Erlangga, 1984), edisi 6, hlm.
593
Gambar 2.10 Pengaruh katalis terhadap pergeseran
kesetimbangan kimia38
Katalis mempengaruhi laju reaksi ke kanan maupun ke
kiri, dan pengaruhnya sama. Keadaan setimbang tidak
berubah (tidak dipengaruhi katalis), tetapi hanya
mempercepat tercapainya kesetimbangan.
5) Proses Kesetimbangan dalam Industri
Prinsip sistem kesetimbangan kimia banyak digunakan
dalam industri kimia. Agar proses dalam industri bernilai
ekonomis tinggi, harus diciptakan kondisi yang tepat. Hal ini
dimaksudkan agar hasil yang terbentuk maksimum, berkualitas
tinggi, berlangsung cepat, dan efisien dalam penggunaan bahan
baku. Dengan demikian faktor konsentrasi, volume, tekanan, dan
suhu harus diperhatikan berdasarkan asas Le Chatelier.
Contoh penggunaan prinsip kesetimbangan kimia dalam
industri:
a) Proses Haber pada Pembuatan Amonia
Amonia (NH3) merupakan senyawa penting dalam
industri kimia, karena sangat luas penggunaannya. Misalnya,
untuk pembuatan pupuk, asam nitrat, dan senyawa nitrat
38 http://gurumuda.com/bse/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-laju-reaksi15 November 2010 11.30
untuk berbagai keperluan. Proses pembuatan yang
ditunjukkan pada Gambar 2.11 amonia dilakukan dalam
kondisi optimum, yang digunakan adalah suhu rendah,
tekanan tinggi, dan konsentrasi N2 atau H2 salah satu dibuat
berlebih, dengan menggunakan katalis Besi dan Dikalium
Oksida. Dalam praktik digunakan tekanan antara 140 atm -
340 atm, dan suhu antara 4000C - 6000C. Persamaan
termokimia reaksi sintesis amonia adalah:
Gambar 2.11 Proses Haber39
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ∆H = - 92,4 Kj
b) Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak
Asam sulfat merupakan bahan industri kimia yang
penting, yaitu digunakan sebagai bahan baku untuk
pembuatan pupuk. Pembuatan asam sulfat meliputi tiga
tahap, yaitu:
(1) pembakaran belerang menjadi belerang dioksida.
S(s) + O2(g) → SO2(g)
(2) belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi
Belerang trioksida
39 http://suhend.blogspot.com/2010/11/kesetimbangan-kimia.html15 November 2010
11.30
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
(3) belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat
membentuk asam pirosulfat.
H2SO4(aq) + SO3(g) → H2S2O7 (l)
(4) asam pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam
sulfat pekat.
H2S2O7(l) + H2O(l) → H2SO4(aq)
Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi nomor (2).
Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan dan eksoterm.
Pada reaksi ini suhu yang digunakan antara 4000C - 5000C
dan tekanan 1atm. Pada reaksi tersebut katalisator yang
digunakan adalah V2O5.40
B. TINJAUAN PUSTAKA
Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antara
masalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang dipakai, serta
hubungannya dengan penelitian terdahulu yang relevan. Pada dasarnya
urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan atau kritik terhadap penelitian
yang ada baik mengenai kelebihan maupun kekurangannya sekaligus sebagai
bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Untuk menghindari
terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang
sama baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk lainnya, maka
peneliti akan memaparkan karya-karya yang relevan dalam penelitian ini.
1. Ardian Marnasusanti, NIM (4301402033) mahasiswa UNNES Jurusan
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam tahun 2007,
yang berjudul: Analisis Ketrampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 5
49 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), cet. 6, hlm. 245.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kemampuan dasar pada
keterampilan proses siswa, untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan
penulis melakukan penelitian langsung ke lokasi. Penelitian ini bertujuan
mengetahui tentang kemampuan dasar pada keterampilan proses siswa pada
materi laju reaksi dan kesetimbangan kimia dengan menggunakan metode
praktikum. Adapun cara untuk memperoleh data adalah dengan melakukan
observasi pada praktikum yang telah dilakukan terhadap kelas XI IPA MA
Manbaul Ulum Tlogorejo Karangawenn Demak .
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober sampai
dengan 7 November 2010. Kelas XI IPA sebagai subyek penelitian Sebelum
kegiatan penelitian ini dilaksanakan, peneliti menentukan materi pelajaran,
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyusun petunjuk
praktikum. Materi yang dipilih adalah laju reaksi dan kesetimbangan kimia.
Adapun data yang diperoleh dari penelitian secara ringkas disajikan pada
Tabel 4.1 dan data Tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.1 Kemampuan dasar pada keterampilan proses siswa dalam
praktikum pada setiap pertemuan.
No Kemampuan Dasar Pertemuan I
kategori
Pertemuan II
Kategori
Pertemuan III
kategori
1 Mengobservasi 74.5% B 73.9% B 77.1% B2 Mengklasifikasi 73.2% B 68.2% B 66.1% B3 Memprediksi 67.1% B 69.5% B 64.2% C4 Mengukur 64.2% C 66.1% B 68.4% B5 Menyimpulkan 67.4% B 70.8% B 63.9% C6 Mengkomunikasikan 69.7% B 74.5% B 72.6% B
40
Tabel 4.2 Rata-rata
praktikum.
No Kemampuan Dasar
1 Mengobservasi
2 Mengklasifikasi
3 Memprediksi
4 Mengukur
5 Menyimpulkan
6 Mengkomunikasikan
Kategori rata-rata kemampuan dasar pada
80% - 100% = Sangat baik
66% - 79% = Baik
56% - 65% = Cukup
40% - 55% = Kurang
30% - 39% = Gagal
B. PEMBAHASAN
1. Kemampuan Mengobsevasi
Berdasarkan data observasi siswa pada kemampuan observasi
siswa dalam praktikum, dapat dibuat grafik seperti Gambar 4.1sebagai
berikut:
75.8%
76.0%
76.2%
76.4%
76.6%
76.8%
77.0%
77.2%
rata kemampuan dasar pada keterampilan proses siswa dalam
praktikum.
Kemampuan Dasar Persentase kategori
Mengobservasi 75.2% B
Mengklasifikasi 69.1% B
Memprediksi 66.9% B
Mengukur 66.2% B
Menyimpulkan 67.4% B
Mengkomunikasikan 72.3% B
kemampuan dasar pada keterampilan proses siswa
= Sangat baik (SB)
= Baik (B)
= Cukup (C)
= Kurang (K)
= Gagal (G)
Kemampuan Mengobsevasi
Berdasarkan data observasi siswa pada kemampuan observasi
siswa dalam praktikum, dapat dibuat grafik seperti Gambar 4.1sebagai
Kemampuan Mengobservasi
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
rata-rata
dasar pada keterampilan proses siswa dalam
keterampilan proses siswa:
Berdasarkan data observasi siswa pada kemampuan observasi
siswa dalam praktikum, dapat dibuat grafik seperti Gambar 4.1sebagai
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Gambar 4.1 Grafik Persentase Siswa pada Kemampuan Mengobservasi
Dari Gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa kemampuan
mengobservasi siswa dalam kegiatan praktikum pada pertemuan I
(76,8%) , pertemuan II (76,3%) dan pertemuan III (77,1%). Dari ketiga
pertemuan kategori kemampuan mengobservasi siswa pada setiap
pertemuan dalam kegiatan praktikum adalah baik. Sedangkan rata-rata
kemampuan observasi siswa dalam praktikum adalah baik (76,8%).
Keterampilan siswa dalam menggunakan kemampuan
mengobservasi ditunjukkan dengan hasil yang telah diamati siswa selama
pelaksanaan praktikum, yaitu menuliskan semua gejala yang terjadi
selama praktikum (perubahan warna, terbentuknya endapan,
terbentuknya gas dan perubahan suhu). Dari hasil pengolahan data,
bahwa data yang di dapatkan belum diperoleh kestabilan data ini
dikarenakan siswa dalam melakukan praktikum siswa belum membaca
petunjuk praktikum serta tidak memperhatikan kondisi awal dari bahan
yang digunakan, sehingga dalam proses observasi dalam praktikum
kurang maksimal.
Meskipun demikian dari data hasil observasi keseluruhan dapat
diambil kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan
observasi didalam kegiatan praktikum tidak mempunyai kesulitan yang
berarti. Siswa mampu menggunakan kemampuan observasi mereka
didalam kegiatan praktikum dengan baik.
2. Kemampuan Mengkasifikasikan
Berdasarkan data observasi siswa pada kemampuan
mengklasifikasi siswa dalam praktikum, dapat dibuat grafik seperti
Gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik
Dari Gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa kemampuan
mengklasifikasi siswa dalam kegiatan praktikum pada pertemuan I
(73,2%) , pertemuan II (
pertemuan kategori kemampuan mengklasifikasi siswa pada setiap
pertemuan dalam kegiatan praktikum adalah baik. Sedangkan rata
kemampuan mengklasifikasi siswa adalah baik (69,1%).
Keterampilan siswa dalam menggunakan kemampuan
mengklasifikasi ditunjukkan dengan data siswa untuk mengklasifikasikan
alat-alat dan bahan
mengklasifikasikan alat
butuhkan sesuai dengan petunjuk praktikum yang telah diberikan. Dari
hasil pengolahan data, bahwa data yang di dapatkan mengalami
penurunan ini dikarenakan
mengenali alat
belum mengetahui kegunaan alat
mengklsifikasikan dengan benar antara alat
akan digunakan praktikum. Untuk itu perlu dilakukan pengenalan alat
alat dan bahan-
62.0%
64.0%
66.0%
68.0%
70.0%
72.0%
74.0%
Grafik Persentase Siswa pada Kemampuan Mengklasifikasi
Dari Gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa kemampuan
mengklasifikasi siswa dalam kegiatan praktikum pada pertemuan I
(73,2%) , pertemuan II (68,2%) dan pertemuan III (66,1%). Dari ketiga
pertemuan kategori kemampuan mengklasifikasi siswa pada setiap
dalam kegiatan praktikum adalah baik. Sedangkan rata
kemampuan mengklasifikasi siswa adalah baik (69,1%).
Keterampilan siswa dalam menggunakan kemampuan
mengklasifikasi ditunjukkan dengan data siswa untuk mengklasifikasikan
alat dan bahan-bahan praktikum yang akan dilakukan, yaitu
mengklasifikasikan alat-alat dan bahan-bahan praktikum yang di
butuhkan sesuai dengan petunjuk praktikum yang telah diberikan. Dari
hasil pengolahan data, bahwa data yang di dapatkan mengalami
penurunan ini dikarenakan siswa dalam melakukan praktikum belum
mengenali alat-alat dan bahan-bahan yang ada di laboratorium serta
belum mengetahui kegunaan alat-alat tersebut sehingga siswa belum bisa
mengklsifikasikan dengan benar antara alat-alat dan bahan-bahan yang
kan praktikum. Untuk itu perlu dilakukan pengenalan alat
-bahan serta kegunaannya dalam praktikum.
kemampuan Mengklasifikasikani
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
rata-rata
Persentase Siswa pada Kemampuan Mengklasifikasi
Dari Gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa kemampuan
mengklasifikasi siswa dalam kegiatan praktikum pada pertemuan I
). Dari ketiga
pertemuan kategori kemampuan mengklasifikasi siswa pada setiap
dalam kegiatan praktikum adalah baik. Sedangkan rata-rata
Keterampilan siswa dalam menggunakan kemampuan
mengklasifikasi ditunjukkan dengan data siswa untuk mengklasifikasikan
praktikum yang akan dilakukan, yaitu
bahan praktikum yang di
butuhkan sesuai dengan petunjuk praktikum yang telah diberikan. Dari
hasil pengolahan data, bahwa data yang di dapatkan mengalami
siswa dalam melakukan praktikum belum
bahan yang ada di laboratorium serta
alat tersebut sehingga siswa belum bisa
bahan yang
kan praktikum. Untuk itu perlu dilakukan pengenalan alat-
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Dari data hasil observasi tiga kali pertemuan dapat diambil
kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam mengkasifikasikan tidak
mempunyai kesulitan
kemampuan dalam mengklasifikasi alat
digunakan dalam kegiatan praktikum.
3. Kemampuan Memprediksi
Berdasarkan data observasi siswa pada kemampuan
siswa dalam praktikum, dapa
berikut:
Gambar 4.3 Grafik
Dari Gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa kemampuan memprediksi
siswa dalam kegiatan praktikum pada pertemuan I (67,1%) , pertemuan II
(69,5%) dan pertemuan III (64
kemampuan mengklasifikasi siswa pada setiap pertemuan dal
praktikum adalah baik. Sedangkan rata
siswa dalam praktikum adalah baik (66,9%).
Keterampilan siswa dalam menggunakan kemampuan memprediksi
ditunjukkan dengan hasil yang telah diamati siswa selama pelaksanaan
praktikum, yaitu menuliskan hasil prediksi berdasarkan data yang
diamati selama praktikum. Dari hasil pengolahan data, bahwa data yang
Baharuddin dan Esa Nur wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2008),Cet. 3
Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti jlid 2,(Jakarta: Erlangga, 2005), edisi 3
Dahar, R. W, Teori-Teori Belajar. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988),
Departemen agama, Al-Qur’an Alkarim dan terjemahannya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra)
Departemen pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,( Jakarta: Rineka Cipta, 2006)
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 9.
http://gemarkimia.blogspot.com/2009/10/jenis-katalis.html 25 november 2010
Keenan, Charless W. dkk, Kimia Untuk Universitas jilid 1.(Jakarta: Erlangga, 1984), edisi 6
Khaeruddin, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah, (Jogjakarta: Nuansa Aksara, 2007), Cet. I
Morgan, Clifford T., Introduction to Psichology, sixth edition (New York: Mc. Grow Hill International Book Company, 1971)
Oxtoby, Gillis, Nachtrieb, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2001)
Partana, Cryss Fajar, dkk, Kimia Dasar II, (Yogyakarta: Jur. Kimia FMIPA UNY, 2003)
Purwanto, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikolog dan Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008)
Semiawan, Conny, Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta: PT. Grasindo, 1992)
Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqu at Tadris, Juz I, (Mesir: Darul Ma’arif, 1968)
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996)
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit Transito, 2002)
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 2000)
Sugiono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007), cet. 12
, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 5
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008)
Sukarna, I Made, Kimia Dasar 1, (Yogyakarta: UNY, 2003)
SILABUS
Nama Sekolah : MA Manbaul UlumMata Pelajaran : KIMIAKelas/Semester : XI/1Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.Alokasi waktu : 30 JTM ( 5 UH)
Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu
Sumber/bahan/alat
3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Konsentrasi larutan (Kemolaran)
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Menghitung dan membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dalam kerja kelompok di laboratorium.Merancang dan melakukan
percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam kerja kelompok di laboratorium.Menyimpulkan faktor-faktor
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan , suhu, dan katalis) melalui praktikum. Menafsirkan grafik dari data
percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Jenis tagihanTugas individuTugas kelompokUlangan
Bentuk instrumenPerformans(kinerja dan sikap), laporan praktikum.
4 jam SumberBuku kimia Bahan Petunjuk praktikum,Bahan/alat untuk praktek
3.2. Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan
Teori tumbukan Mengidentifikasi reaksi yang menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator dengan menggunakan teori tumbukan melalui diskusi.
Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. Membedakan diagram energi
potensial dari reaksi kimia dengan menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator. Menjelaskan pengertian, peranan
Jenis tagihanTugas individuUlangan
Bentuk instrumen Tes tertulis
10 jam SumberBuku kimia Bahan Lembar kerja
Lampiran I
Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu
Sumber/bahan/alat
sehari-hari.
Orde reaksi
Peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri.
Menghitung dan menentukan orde dan waktu reaksi berdasarkan data percobaan melalui diskusi. Berlatih menentukan orde reaksi,
persamaan laju reaksi.Menjelaskan peranan katalis
dalam reaksi melalui diskusi.
katalisator dan energi pengaktifan dengan menggunakan diagram. Menentukan orde dan waktu reaksi.
Menjelaskan peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri.
3.3. Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
Kesetimbangan dinamis
Faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan
Menjelaskan tentang kesetimbangan dinamis, kesetimbangan homogen dan heterogen serta tetapan kesetimbangan melalui diskusi.
Merancang dan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan dalam kerja kelompok di laboratorium.Menyimpulkan faktor-faktor
homogen dan heterogen. Menjelaskan tetapan kesetimbangan.
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier Menganalisis pengaruh perubahan
suhu, konsentrasi, tekanan, dan katalis pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan
Jenis tagihanTugas individuTugas kelompokUlangan
Bentuk instrumenPerformans (kinerja dan sikap) , laporan praktikum
4 jam SumberBuku kimia Bahan Petunjuk praktikum,Bahan/alat untuk praktek
3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi
Hubungan kuantitatif antara pereaksi dari reaksi kesetimbangan
Menghitung harga Kc, Kp dan derajat disosiasi (penguraian) melalui diskusi. Latihan menghitung harga Kc,
Kp. Latihan menghitung harga Kc
berdasarkan Kp atau sebaliknya.
Menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan derajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan Menghitung harga Kc berdasarkan
konsentrasi zat dalam kesetimbangan
Jenis tagihanTugas individuUlangan
Bentuk strumen Tes tertulis
10 jam SumberBuku kimia Bahan Lembar kerja
Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu
Sumber/bahan/alat
kesetimbangan. Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang Menghitung harga Kc berdasarkan
Kp atau sebaliknya.3.5. Menjelaskan
penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Proses Haber Bosch dan proses kontak
Mengkaji kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan melalui diskusi.
Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan.
Jenis tagihanTugas individuUlangan
Bentuk istrumen Tes tertulis
2 jam
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MA Manbaul Ulum
Kelas/Semester : XI / I
Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Bahasan : Laju Reaksi
Alokasi Waktu : 4×45 menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju rekasi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
II Indikator:
1. Merancang percobaan tentang faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
2. Melakukan praktikum dan pengamatan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, temperatur, luas permukaan bidang sentuh dan katalis) melalui percobaan.
4. Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
5. Menyimpulkan pengaruh konsentrasi, temperatur,luas permukaan bidang sentuh dan katalis terhadap laju reaksi berdasarkan hasil pengamatan.
6. Menuliskan laporan hasil percobaan dan mempresentasikannya.
III Tujuan Pembelajaran:
Setelah proses pembelajaran dengan metode praktikum dan diskusi:
1. Siswa dapat merancang percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
2. Siswa dapat melakukan praktikum dan pengamatan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
3. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, temperatur, luas permukaan bidang sentuh dan katalis) melalui percobaan.
4. Siswa dapat Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
5. Siswa dapat menyimpulkan pengaruh konsentrasi, temperatur, luas
Lampiran II
permukaan bidang sentuh, dan katalis terhadap laju reaksi berdasarkan pengamatan.
6. Siswa dapat menuliskan laporan hasil percobaan dan mempresentasikannya.
IIII Materi Pembelajaran:
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
IIV Metode Pembelajaran:
1. Melakukan praktikum2. Diskusi kelas
IV Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan pertama (2 jam pelajaran)
Kegiatan Alokasi waktu (menit)
1. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam. 2. Guru menyampaikan topik pembelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Siswa dapat mengetahui pengaruh konsentrasi dan luas penampang terhadap laju reaksi.
4. Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu melakukan praktikum dan diskusi kelas.
5. Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok.
10
2. Kegiatan Inti
1. Guru membagikan petunjuk praktikum pengaruh konsentrasi dan luas penampang terhadap laju reaksi pada setiap siswa sebagai media pembelajaran.
2. Guru menyiapkan berbagai alat dan bahan praktikum Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Pengaruh luas penampang terhadap laju reaksi.
3. Siswa melakukan praktikum Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Pengaruh luas penampang terhadap laju reaksi.
4. Setiap siswa bekerja, memahami dan mengerjakan petunjuk praktikum serta mengisi dan menjawab pertanyaan secara individu.
5. Siswa mendiskusikan hasil praktikum yang telah dilakukan.6. Siswa membuat laporan hasil kerja mandiri siswa yang telah
didiskusikan dalam kelompoknya masing-masing.7. Siswa mengumpulkan laporan praktikum.
70
3. Kegiatan Akhir
1. Siswa menyimpulkan hasil praktikum yang telah dilakukan.2. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru menyampaikan materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya serta membagikan petunjuk praktikum pengaruh temperatur dan katalis terhadap laju reaksi pada siswa untuk praktikum selanjutnya.
10
Pertemuan kedua (2 jam pelajaran)
Kegiatan Alokasi waktu (menit)
1. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam. 2. Guru menyampaikan topik pembelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Siswa dapat mengetahui pengaruh temperatur dan katalis terhadap laju reaksi.
4. Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu melakukan praktikum dan diskusi kelas.
10
2. Kegiatan Inti1. Guru menyiapkan berbagai alat dan bahan
Pengaruh temperatur terhadap laju reaksi. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
2. Siswa melakukan praktikum Pengaruh temperatur terhadap laju reaksi. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
3. Setiap siswa bekerja, memahami dan mengerjakan petunjuk praktikum serta mengisi dan menjawab pertanya secara individu.
4. Siswa mendiskusikan hasil praktikum yang telah dilakukan.5. Siswa membuat laporan hasil kerja mandiri siswa yang telah
didiskusikan dalam kelompoknya masing-masing.6. Siswa mengumpulkan laporan praktikum.
70
3. Kegiatan Akhir
1. Siswa menyimpulkan hasil praktikum yang telah dilakukan.2. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru menyampaikan materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya.
10
IVI Sumber Belajar
1. Buku kimia kelas XI semester 1 2. Petunjuk praktikum3. Alat : tabung reaksi, pipet tetes, pemanas, kertas, termometer, gelas
kimia, tabung reaksi, pengaduk, rak tabung reaksi dan gelas ukur. 4. Bahan : HCl, Mg, Na2S2O3, H2O2, NaCl, dan FeCl3 M.
IVII Evaluasi
1. Presentasi dan diskusi 2. Laporan tugas dan praktikum
Demak, Oktober 2010 Guru Mata Pelajaran Kimia Guru peneliti
Sholekah S. Pd. Muhamad ShofiNIM 063711004
Kepala MadrasahMA Manbaul Ulum
Drs. Nurholis, M.Ag
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MA Manbaul Ulum
Kelas/Semester : XI / I
Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Bahasan : Kesetimbangan Kimia
Alokasi Waktu : 2×45 menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar :3.3. Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
I. Indikator:
1. Merancang percobaan tentang faktor – faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia.
2. Melakukan praktikum dan pengamatan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia.
3. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier.
4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia (konsentrasi, temperatur, luas permukaan bidang sentuh dan katalis) melalui praktikum.
5. Menyimpulkan pengaruh konsentrasi, temperatur,luas permukaan bidang sentuh dan katalis terhadap pergeseran kesetimbangan kimia berdasarkan hasil pengamatan.
6. Menuliskan laporan hasil praktikum dan mempresentasikannya.
II. Tujuan Pembelajaran:
Setelah proses pembelajaran dengan metode praktikum dan diskusi:
1. Siswa dapat merancang percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia.
2. Siswa dapat melakukan praktikum dan pengamatan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia.
3. Siswa dapat Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier.
4. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia (konsentrasi, temperatur, luas permukaan bidang sentuh dan katalis) melalui praktikum.
5. Siswa dapat menyimpulkan pengaruh konsentrasi, temperatur, luas permukaan bidang sentuh, dan katalis terhadap pergeseran kesetimbangan kimia berdasarkan pengamatan.
6. Siswa dapat menuliskan laporan hasil praktikum dan mempresentasikannya.
III. Materi Pembelajaran:
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia.
IV. Metode Pembelajaran:
1. Melakukan praktikum2. Diskusi kelas
V. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan (2 jam pelajaran)
Kegiatan Alokasi waktu (menit)
1. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam. 2. Guru menyampaikan topik pembelajaran.
Pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap pergeseran kimia.3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Siswa dapat mengetahui pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap pergeseran kimia.
4. Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu melakukan praktikum dan diskusi kelas.
5. Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok.
10
2. Kegiatan Inti
1. Guru membagikan petunjuk praktikum pada setiap siswa sebagai media pembelajaran.
2. Guru menyiapkan berbagai alat dan bahan praktikum Pengaruh temperatur terhadap pergeseran kimia. Pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kimia.
3. Siswa melakukan praktikum Pengaruh temperatur terhadap pergeseran kimia. Pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kimia.
4. Setiap siswa bekerja, memahami dan mengerjakan petunjuk praktikum serta mengisi dan menjawab pertanya secara individu.
5. Siswa mendiskusikan hasil praktikum yang telah dilakukan.6. Siswa membuat laporan hasil kerja mandiri siswa yang telah
didiskusikan dalam kelompoknya masing-masing.7. Siswa mengumpulkan laporan praktikum.
70
3. Kegiatan Akhir
1. Siswa menyimpulkan hasil praktikum yang telah dilakukan.2. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
10
VI. Sumber Belajar
1. Buku kimia kelas XI semester 1 2. Petunjuk praktikum3. Alat : tabung reaksi, pipet tetes, gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung
reaksi dan gelas ukur. 4. Bahan : aquades, KSCN, H2C2O4, FeCl3, HNO3 pekat, lempeng Cu, air es
dan air panas.
VII. Evaluasi
1. Presentasi dan diskusi 2. Laporan tugas dan praktikum
Demak, Oktober 2010 Guru Mata Pelajaran Kimia Guru peneliti
Sholekah S. Pd Muhamad ShofiNIM 063711004
Kepala MadrasahMA Manbaul Ulum
Drs. Nurholis, M.Ag
PETUNJUK PRAKTIKUM I
Pengaruh Konsentrasi dan Luas Penampang
terhadap Laju Reaksi
I. Tujuan
Siswa dapat mengetahui pengaruh konsentrasi dan luas penampang terhadap
laju reaksi.
II. Dasar Teori
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan antara partikel-
partikel zat yang bereaksi. Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa
lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan
yang terjadi dalam satu satua waktu. Satuan waktu dapat berupa detik,
menit, jam, hari atau tahun. Reaksi kimia adalah proses perubahan zat
pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka
jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju
reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya
produk.
Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi
atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu.
Pada reaksi : A (Reaktan) B (Produk)
Laju Reaksi didefinisikan sebagai :
Berkurangnya konsentrasi A(reaktan) tiap satuan waktu
Bertambahnya konsentrasi B(produk) tiap satuan waktu
Reaksi kimia dapat berlangsung cepat ataupun lambat bergantung
pada sifat- sifat pereaksi dan zat hasil reaksi serta kondisi pada saat reaksi
sedang berlangsung. Pada reaksi-reaksi yang melibatkan larutan, konsentrasi
larutan sangat mempengaruhi laju reaksi suatu zat dengan larutan tersebut.
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel
Lampiran III
memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin
banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan suatu laju reaksi.
Suatu reaksi juga banyak melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan.
Oleh karena itu, pada reaksi yang melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan
luas permukaan juga dapat mempengaruhi laju reaksi. Karena semakin
banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang
adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan laju reaksi.
Gambar. Reaksi Mg dengan HCl
III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas ukur 10 mL
4. Pipet tetes
5. stopwatch
B. Bahan
1. Pita magnesium (Mg)
2. Larutan HCl
IV. Cara Kerja
A. Pengaruh konsentrasi
1. Masukkan masing-masing 10 mL Larutan HCl 1M, 1,5M, 2M ke
dalam 3 buah tabung reaksi.
2. Letakkan 3 tabung reaksi tersebut di rak.
3. Ambillah 3 buah pita Mg sepanjang 2 cm.
4. Masukkan pita Mg ke dalam masing-masing tabung reaksi.
5. Amatilah reaksi yang terjadi.
6. Catat waktu reaksi mulai dari memasukkan pita Mg sampai pita
Mg habis bereaksi dengan larutan HCl.
B. Pengaruh Luas Penampang
1. Masukkan masing-masing 10 mL Larutan HCl 1M ke dalam 3
buah tabung reaksi.
2. Letakkan 3 tabung reaksi tersebut di rak.
3. Ambillah 3 buah pita Mg sepanjang 1 cm, 2 cm, 3 cm.
4. Masukkan pita Mg ke dalam masing-masing tabung reaksi.
5. Amatilah reaksi yang terjadi.
6. Catat waktu reaksi mulai dari memasukkan pita Mg sampai pita
Mg habis bereaksi dengan larutan HCl.
V. Hasil Pengamatan
A. Pengaruh konsentrasi
No Pita Mg HCl 10 mL Waktu reaksi (s)
1 2 cm 1 M
2 2 cm 1,5 M
3 2 cm 2 M
B. Pengaruh Luas Penampang
No Pita Mg HCl 10 mL Waktu reaksi (s)
1 1 cm 2 M
2 2 cm 2 M
3 3 cm 2 M
VI. Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksinya!
2. Reaksi apa saja yang terjadi pada praktikum pengaruh konsentrasi dan
pengaruh luas penampang terhadap laju reaksi!
3. Buatlah grafik dari data hasil praktikum pengaruh konsentrasi dan
pengaruh luas penampang terhadap laju reaksi!Buatlah kesimpulan dari
praktikum yang telah dilakukan!
PETUNJUK PRAKTIKUM II
Pengaruh Perubahan Temperatur dan Penambahan Katalis
terhadap Laju Reaksi
I. Tujuan
Siswa dapat mengetahui pengaruh perubahan temperatur dan penambahan
katalis terhadap laju reaksi
II. Dasar Teori
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan antara partikel-
partikel zat yang bereaksi. Laju reaksi merupakan berkurangnya jumlah
reaktan atau bertambahnya produk dalam satuan waktu. Suatu zat akan
bereaksi apabila bercampur atau bertumbukan. Reaksi kimia dapat
berlangsung cepat ataupun lambat bergantung pada sifat- sifat pereaksi dan
zat hasil reaksi serta kondisi pada saat reaksi sedang berlangsung.
Persamaan laju reaksi dinyatakan sebagai berikut:
Untuk Reaksi : mA + nB → pC + qD
Persamaan laju reaksi : v = k [A]x[B]y
Pada reaksi pencampuran reaktan perubahan temperatur akan
mempengaruhi laju suatu reaksi kimia. Apabila temperatur dinaikkan
maka partikel- partikel zat yang terlibat dalam reaksi akan menyerap
energi sehingga energi kinetik partikel- partikel tersebut meningkat. Oleh
karena itu temperatur akan mempengaruhi suatu laju reaksi.
Gambar. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
Salah satu cara lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan
jalan menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan katalis. Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan
laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia secara permanen.
Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau
mengabsorpsi zat yang direaksikan. Suatu katalis berperan dalam reaksi
tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah
akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan
suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Gambar. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Termometer
2. Gelas kimia
3. Gelas ukur
4. Pemanas
5. Kertas
6. Pipet tetes
7. Stopwatch
B. Bahan
1. Larutan natrium thiosulfat (Na2S2O3) 0,2 M
2. Larutan HCl 1 M
3. Larutan hidrogen peroksida (H2O2) 5 %
4. Larutan natrium klorida (NaCl) 0,1 M
5. Larutan besi klorida (FeCl3) 0,1 M
IV. Cara Kerja
A. Pengaruh temperatur
1. Masukkan masing-masing 20 mL Larutan Na2S2O3 0,2 M ke dalam
3 buah gelas kimia.
2. Panaskan larutan Na2S2O3 untuk tiap gelas kimia pada temperatur
27 0C, 37 0C dan 47 0C.
3. Letakkan diatas kertas yang telah diberi tanda silang.
4. Masukkan 10 mL larutan HCl kedalam gelas kimia yang telah di
panaskan pada temperstur tertentu.
5. Amatilah reaksi yang terjadi.
6. Catat waktu reaksi mulai dari memasukkan larutan HCl sampai
terjadi endapan yang menutupi tanda silang pada kertas.
B. Pengaruh katalis
1. Masukkan masing-masing 20 mL Larutan H2O2 5 % ke dalam 3
buah gelas kimia.
2. Perlakuan:
Pada gelas pertama hanya berisi 20 mL larutan H2O2 5 %
Pada gelas kedua tambahkan 10 mL larutan NaCl 0,1 M.
Pada gelas ketiga tambahkan 10 mL larutan FeCl3 0,1 M.
3. Amati reaksi yang terjadi pada masing-masing gelas reaksi.
4. Catat reaksi yang terjadi pada masing-masing gelas kimia tersebut.
V. Hasil Pengamatan
A. Pengaruh Temperatur
No Temperatur
(0C)
Na2S2O3 20
mL
HCl 10
mL
Waktu reaksi
(s)
1 27 0C 0,2 M 1 M
2 37 0C 0,2 M 1 M
3 47 0C 0,2 M 1 M
B. Pengaruh Katalis
No H2O2 5% 10 mL Gejala
1 20 mL -
2 20 mL NaCl 0,1 M
3 20 mL FeCl3 0,1 M
VI. Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksinya!
2. Reaksi apa saja yang terjadi pada praktikum pengaruh temperature
dan pengaruh katalis terhadap laju reaksi!
3. Buatlah grafik dari data hasil praktikum praktikum pengaruh
temperature dan pengaruh katalis terhadap laju reaksi!Buatlah
kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan!
4. Larutan mana yang berfungsi sebagai katalis pada percobaan pengaruh
katalis terhadap laju reaksi!
PETUNJUK PRAKTIKUM III
Pengaruh Temperatur dan Konsentrasi
terhadap Pergeseran Kesetimbangan Kimia
I. Tujuan
Siswa dapat mengetahui pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap
pergeseran kesetimbangan kimia.
II. Dasar Teori
Segala sesuatu yang berada di dunia ini senantiasa mencapai
kestabilan atau keseimbangan. Dalam suatu reaksi dikatakan dalam
setimbang apabila keadaan zat-zat yang bereaksi dengan hasil reaksi terdapat
bersama-sama, tetapi tidak ada lagi perubahan yang dapat diamati.
Kesetimbangan kimia terjadi apabila reaksi bolak-balik berlangsung dalam
sistem tertutup, dimana jumlah masing-masing zat tidak berubah lagi (jumlah
partikel zat bereaksi dalam satuan waktu sama dengan jumlah zat yang
terbentuk).
Hukum kesertimbangan yaitu hasil kali konsentrasi setimbang zat
diruas kanan dibagi dengan hasil kali konsentrasi setimbangzat di ruas kiri,
masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya.
Ungkapan hukum kesetimbangan kimia bisa disebut dengan tetapan
kesetimbangan. Persamaan kesetimbangan sesuai dengan stoikiometri reaksi.
Secara umum reaksinya adalah:
mA + nB ↔ pC + qD
Persamaan tetapan kesetimbangannya adalah:
nm
qp
cBA
DCK
Berdasarkan wujud zat yang ada dalam keadaan setimbang, reaksi
kesetimbangan dibagi menjadi dua yaitu kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen adalah suatu
kesetimbangan yang didalamnya terdapat zat-zat dengan wujud yang sama.
Sedangkan kesetimbangan heterogen aadalah suatu kesetimbangan yang
didalamnya terdapat zat-zat dengan wujud yang berbeda.
Seorang ahli kimia prancis Henry Louis Le Chatelier berpendapat
bahwa : Jika pada sistem kesetimbangan diberikan suatu aksi maka sistem
mengadakan reaksi sehingga aksi tersebut menjadi sekecil-kecilnya. Secara
singkat azas Le Chatelier dapat disimpulkan menjadi:
Reaksi = - Aksi
Pada reaksi kesetimbangan jumlah zat-zat pereaksi maupun hasil
reaksi tidak berubah terhadap waktu, tetapi pada dasarnya jumlah zat-zat
pereaksi maupun hasil reaksi dapat di tambah maupun dikurangi berdasarkan
perlakuan tertentu yang diberikan pada reaksi kesetimbangan tersebut. Untuk
menggeser kesetimbangan tersebut diperlukan perlakuan yang dapat
mengganggu keadaan kesetimbangan, yaitu dengan mengubah suhu,
konsentrasi, tekanan dan katalis.
Pada reaksi kesetimbangan terdapat reaksi endoterm (menyerap kalor)
dan reaksi eksoterm (melepaskan kalor). Perubahan temperatur dapat
menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke arah eksoterm atau kearah
endoterm. Menurut Le Chatelier temperatur akan mengakibatkan sistem
melakukan perubahan dengan cara mengganti kalor yang dikeluarkan sistem
dengan menggeser posisi kesetimbangan kearah reaksi yang eksoterm.
Sesuai dengan azas Le Chatelier Jika konsentrasi salah satu komponen
diperbesar maka reaksi sistem adalah mengurangi komponen tersebut.
Sebaliknya, Jika konsentrasi salah satu komponen diperkecil, maka reaksi
sistem adalah menambah komponen tersebut. Dengan kata lain untuk
penambahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi ke dalam reaksi akan
menggeser kesetimbangan kearah yang berlawanan dengan posisi zat yang
ditambahkan dan sebaliknya.
III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Gelas kimia
3. Pipet tetes
4. Rak tabung reaksi
5. Pengaduk
6. Sumbat karet
B. Bahan
1. Aquades
2. Larutan FeCl3 1 M
3. Larutan KSCN 1 M
4. Larutan H2C2O4 1M
5. Air es
6. Larutan HNO3 pekat
7. Lempeng Cu
8. Air panas
IV. Cara Kerja
A. Pengaruh Konsentrasi
1. Masukkan 50 mL aquades ke dalam gelas kimia
2. Tambahkan ± 4 tetes larutan FeCl3 1 M dan ± 4 tetes larutan KSCN 1
M
3. Aduk campuran sampai warnanya homogen.
4. Masukkan masing-masing 5 mL larutan tersebut kedalam 3 buah
tabung reaksi.
5. Perlakuan
Tabung I : sebagai pembanding
Tabung II : ditambah 2 tetes larutan FeCl3 1 M
Tabung III : ditambah 2 tetes larutan KSCN 1 M
6. Amati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi
7. Catat reaksi yang terjadi.
B. Pengaruh Temperatur
1. Masukkan masing-masing 5 tetes HNO3 pekat ke dalam 3 tabung
reaksi.
2. Tambahkan 1 lempeng Cu kemudian tutup dengan karet sumbat.
3. Perlakuan
Tabung I : sebagai pembanding
Tabung II : masukkan tabung kedalam air es
Tabung III : masukkan ke dalam air panas
4. Amati reaksi yang terjadi pada ke 4 tabung reaksi
5. Catat gejala yang terjadi.
V. Hasil Pengamatan
A. Pengaruh Konsentrasi
No Aquades+FeCl3+ KSCN Penambahan Reaksi yang terjadi
1 5 mL -
2 5 mL 2 tetes FeCl3 1M
3 5 mL 2 tetes KSCN 1M
B. Pengaruh Temperatur
No Bahan Perlakuan Reaksi yang terjadi
1 HNO3+Lempeng Cu -
2 HNO3+Lempeng Cu Masukkan ke air es
4 HNO3+Lempeng Cu Masukkan ke air panas
VI. Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksinya!2. Reaksi apa saja yang terjadi pada praktikum pengaruh Konsentrasi dan
pengaruh temperature terhadap pergeseran kesetimbangan kimia!3. Jelaskan bagaimana pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap
pergeseran kesetimbangan kimia!4. Buatlah kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan!
Lembar Observasi
Kemampuan Dasar pada Ketrampilan Proses Siswa
1) Kemampuan mengobservasi
Gejala yang diamati:
a) Parktikum I c) Praktikum III
- Terbentuknya gas - Terbentuknya gas
- Kenaikan suhu - Kenaikan suhu
- Perubahan warna - Perubahan warna
- Terbentuknya endapan
b) Praktikum II
- Terbentuknya gas
- Kenaikan suhu
- Perubahan warna
- Terbentuknya endapan
Skor 5 : Dapat menuliskan semua data hasil pengamatan dan data sesuai.
Skor 4 : Dapat menuliskan 50% data hasil pengamatan dan data sesuai.
Skor 3 : Dapat menuliskan 25% data hasil pengamatan dan data sesuai.
Skor 2 : Dapat menuliskan data pengamatan tapi tidak sesuai.
Skor 1 : Tidak dapat menuliskan data pengamatan.
2) Kemampuan mengklasifikasi
Skor 5 : Dapat mengelompokkan alat dan bahan untuk praktikum dengan
benar
Skor 4 : Dapat mengelompokkan alat dan bahan untuk praktikum tapi
masih salah
Skor 3 : Hanya dapat mengelompokkan alat atau bahan untuk praktikum
dengan benar
Skor 2 : Hanya dapat mengelompokkan alat atau bahan untuk praktikum
tapi masih salah
Lampiran IV
Skor 1 : Tidak dapat mengelompokkan alat dan bahan untuk praktikum
3) Kemampuan memprediksi
Skor 5 : Dapat menyajikan data hasil prediksi dengan benar disertai
alasan.
Skor 4 : Dapat menyajikan data hasil prediksi dengan benar tanpa disertai
alasan.
Skor 3 : Dapat menyajikan data hasil prediksi tapi hanya sebagian benar
tanpa disertai alasan
Skor 2 : Dapat menyajikan data hasil prediksi tapi masih salah
Skor 1 : Tidak dapat menyajikan data hasil prediksi
4) Kemampuan mengukur
Skor 5 : Dapat menghitung semua data (3 data) hasil praktikum dengan
benar.
Skor 4 : Hanya dapat menghitung 2 data hasil praktikum dengan benar.
Skor 3 : Hanya dapat menghitung 1 data hasil praktikum dengan benar.
Skor 2 : Dapat menghitung data hasil praktikum tapi salah
Skor 1 : Tidak dapat menghitung data hasil praktikum
5) Kemampuan menyimpulkan
Skor 5 : Dapat membuat kesimpulan sesuai hasil perhitungan dan sesuai
dengan tujuan.
Skor 4 : Dapat membuat kesimpulan sesuai hasil perhitungan tapi tidak
sesuai dengan tujuan.
Skor 3 : Dapat membuat kesimpulan sesuai hasil perhitungan dan sesuai
dengan tujuan.
Skor 2 : Dapat membuat kesimpulan tapi tidak sesuai hasil perhitungan
dan tidak sesuai dengan tujuan.
Skor 1 : Tidak dapat membuat kesimpulan.
6) Kemampuan mengkomunikasikan
Skor 5 : Dapat menjelaskan semua data hasil praktikum kepada guru dan
semua siswa
Skor 4 : Dapat menjelaskan semua data hasil praktikum kepada semua
siswa
Skor 3 : Dapat menjelaskan semua data hasil praktikum hanya kepada
anggota kelompoknya
Skor 2 : Dapat menjelaskan semua data hasil praktikum hanya kepada
guru
Skor 1 : Tidak dapat menjelaskan semua data hasil praktikum kepada guru
dan semua siswa
LEMBAR OBSERVASIKEMAMPUAN DASAR PADA KETRAMPILAN PROSES SISWA
No Nama K. observasi K. klasifikasi K. Prediksi K. Mengukur K. Menyimpulkan K. Berkomunikasi