TINGKAT KEMAMPUAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SSB LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO KELAHIRAN 1999 SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : HARIS KUKUH TRIASMONO K5608049 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
103
Embed
TINGKAT KEMAMPUAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA …/Tingkat...TINGKAT KEMAMPUAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SSB LIGA ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINGKAT KEMAMPUAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SSB
LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO KELAHIRAN 1999 SE KOTA
SURAKARTA TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh :
HARIS KUKUH TRIASMONO
K5608049
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Desember 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Haris Kukuh Triasmono
NIM : K5608049
Jurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul TINGKAT KEMAMPUAN
KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SSB LIGA BOCAH 2012 PIALA
PERSIS SOLO KELAHIRAN 1999 SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2012
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Agustus 2012
Yang membuat pernyataan
Haris Kukuh Triasmono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
TINGKAT KEMAMPUAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SSB
LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO KELAHIRAN 1999 SE KOTA
SURAKARTA TAHUN 2012
Oleh :
HARIS KUKUH TRIASMONO
K5608049
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Desember 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Haris Kukuh Triasmono. TINGKAT KEMAMPUAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SSB LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO KELAHIRAN 1999 SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2012. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Tingkat Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan metode diskriptif normatif survey yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian berlangsung. Penelitian ini menggunakan subjek penelitian yang berjumlah 144 siswa yang terdiri atas 18 anak dari masing-masing SSB peserta Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Data yang dikumpulkan yaitu tes keterampilan bermain sepak bola untuk anak usia 15 tahun ke bawah, Adapun macam testnya yaitu (Menimang-nimang bola (jugling), menendang bola dengan kaki dalam, menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam, menendang bola dengan kura-kura kaki penuh, menyondol bola, menggiring bola, melempar bola, dan latihan kombinasi). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji reliabilitas, menghitung t-score dan menyusun norma.
Hasil penelitian : hasil penelitian diperoleh kategori dari hasil pencocokan norma yang telah dibuat dengan kemampuan teknik dasar sepak bola pada SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta, dapat dilihat bahwa dari 144 anak, anak yang memiliki kemampuan berkategori baik yaitu sebesar 12 % = 17 anak (rata-rata score 456,93), kategori sedang 46 % = 66 anak (rata-rata score 401,54), cukup 35 % = 50 anak (rata-rata score 361,44), kurang 8 % = 11 anak (rata-rata score 323,63).
Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat kemampuan keterampilan teknik dasar sepak bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 dalam kategori sedang yaitu dengan rata-rata score senilai 401,54.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Haris Kukuh Triasmono. The Ability Level of Basic Skill Football of SSB Junior League 2012 Persis Solo Cup 1999 in Surakarta 2012. A Thesis. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. Surakarta. 2012.
The objectives of this research are to know the ability level of basic skill football of SSB Junior League 2012 Persis Solo Cup 1999 in Surakarta 2012.
The researcher used descriptive normative survey method as a purpose to find out the actual information when the research taking place. The subject of this research is 144 students; there are 18 students from each SSB Teams Junior League 2012 Persis Solo Cup 1999 in Surakarta 2012. The researcher used test and measure. There are football skill test for children under 15 years old; the tests are juggling, kicking the ball, hitting the ball with the head, driving ball, shooting ball, and combining exercises. The techniques which were used to analyze the data were reliability test, T-test, and arranged the active.
The results of this research show that there is a group from the measurement of basic football ability in SSB Junior League 2012 Persis Solo Cup 1999 in Surakarta. It can be seen from 144 students, there are 12% who have high ability, and they are 17 students (average score 456.93); and 46% who have medium ability, and they are 66 students (average score 401.54); and 35% who have quite medium, and they are 50 students (average score 361.44); and for the rest is 8% who have low ability, and they are 11 students (average score 323.63).
The conclusion of this research is that the ability level of basic skill football of SSB Junior League 2012 Persis Solo Cup 1999 in Surakarta 2012 in the medium category which has average score 401.54.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Hidup bukanlah masalah yang harus dipecahkan, melainkan suatu proses yang
harus dijalani. Go Ahead, Never Back Down.
Bismillah sebelum memulai, Ikhlas dalam perbuatan, dan mengakhiri dengan
Alhamdulillah agar setiap tindakan kita menjadi berkah.
Kebahagiaan tidak diukur dari seberapa besar yang kita dapatkan, tetapi dari
bagaimana kita mendapatkan dan mensyukurinya.
( Penulis )
Jangan pernah menyerah, jangan pernah putus asa, melainkan bangkitlah dan
hadapi tantangan hidup itu dengan positif. Berjuang untuk mengatasinya,
maka Tuhan membantu di samping kita.
(Carlyle Thomas)
Percaya kepada diri kita sendiri adalah rahasia utama untuk mencapai sukses.
(Emerson)
Tetap letakkan kakimu di tanah dan jangan biarkan kepalamu di langit.
(Film : GOAL)
Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga.
( HR. Muslim )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
Alm. Ayahanda Tercinta
Semoga di berikan tempat yang mulia di sisi ALLAH SWT.
Ibu
Atas kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih
sayang tak terbatas pula, henti membuat
diriku tetap tegap berdiri menghadapi tantangan seberat apapun.
-
Support dan spirit yang selalu kalian curahkan merupakan kekuatan yang
sangat luar biasa.
Deaz & Marsya Keponakanku tersayang
Senyum kalian yang senantiasa membuatku melangkah ke depan
Lampiran 7 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Di LPSB
Se Kota Surakarta ..................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kesegaran
jasmani tetap berada dalam kondisi yang baik. Hakekat olahraga merupakan
kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan
melawan diri sendiri atau melawan orang lain atau konfrontasi dengan unsur-
unsur alam. Pada olahraga kelompok mendorong manusia saling bertanding
dalam suasana kegembiraan dan kejujuran.
Mengingat pentingnya peranan olahraga dalam kehidupan manusia, juga
dalam usaha ikut serta memajukan manusia Indonesia yang berkualitas,
maka Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan di bidang
olahraga, seperti mengadakan pertandingan-pertandingan olahraga yang biasanya
diikuti oleh olahragawan. Di Indonesia banyak sekali olahraga beregu yang cukup
populer salah satunya ialah sepak bola.
Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari
sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir
seluruhnya dimainkan dengan menggunakan seluruh bagian tungkai kaki kecuali
penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan
hukumannya. Sepak bola berkembang dengan pesat di kalangan masyarakat, karena
permainan ini dapat dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa,
maupun orang tua.
Upaya untuk menghasilkan atlet yang mampu berprestasi di masa depan,
sudah tentu pembinaan yang dilakukan harus dimulai dari usia dini, hal ini sangat
menentukan tercapainya mutu prestasi optimal dalam cabang olahraga termasuk
olahraga sepak bola. Aspek-aspek yang perlu dikembangkan dalam
pembelajaran sepak bola untuk menghasilkan pemain yang berkualitas yaitu:
1. Teknik (keterampilan)
2. Fisik (kesegaran jasmani)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
3. Taktik dan strategi
4. Kematangan juara/ mental.
Salah satu bentuk pembinaan untuk menghasilkan atlet yang berprestasi adalah
dengan mengadakan suatu kompetisi, baik dalam skala besar maupun kecil. Saat ini
suatu kompetisi dalam olahraga sepak bola memiliki beberapa bentuk salah satunya
ialah bentuk LIGA.
Salah satu kompetisi berbentuk LIGA yang diadakan di Solo adalah
TOURNAMENT LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO Se JAWA
Kelahiran 1999. Kompetisi diselenggarakan oleh salah satu SSB di Solo yaitu
New Pelita Solo dan bertujuan untuk pembinaan sepakbola nasional terutama
pembinaan sepak bola usia dini. Kompetisi ini direncanakan akan diadakan tiap
tahun dan kini sudah dilaksanakan selama 2 kali di Solo
Untuk dapat berkompetisi dengan baik tentu perlu diadakan pembinaan
berupa pelatihan. Di usia dini pelatihan yang dilakukan haruslah berpusat pada
penguasaan keterampilan dasar. Hal ini dikarenakan penguasaan keterampilan
dasar sangat berpengaruh pada mutu permainan yang merupakan salah satu faktor
yang menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu
pertandingan.
harap seorang pemain dapat menjadi pemain besar apabila pada usia 14 tahun
penguasaan teknik dasar merupakan salah satu faktor terpenting dalam permainan
sepak bola.
Tiap tim pasti memiliki kemampuan yang berbeda kemampuan teknik
dasarnya, bahkan dalam tim yang sama tentu para pemain memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda, yang tentunya dapat mempengaruhi perkembangan
kemampuan para siswanya. Meski dalam memanagemen anak-anak didiknya
sudah terorganisir, dan dalam hal prestasi dari beberapa SSB di Solo bisa dibilang
membanggakan namun tidak sedikit dari pelatih-pelatih di Solo yang belum
memberikan perhatian penuh akan pentingnya perkembangan kemampuan teknik
dasar para siswanya sebelum menghadapi suatu kompetisi, hal ini dapat dilihat
dari tidak adanya pelatih yang melakukan tes kemampuan dasar teknik sepak bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 para siswanya untuk melihat perkembangan atau kemampuan anak hasil dari
latihan selama ini, padahal tidak dapat disangkal pemain yang memiliki teknik
dasar yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula.
Beberapa keterampilan gerak dasar yang perlu dimiliki pemain sepak
bola adalah:
1. Menendang (kicking)
2. Menerima bola
3. Menghentikan bola
4. Mengontrol/menghentikan bola (controling)
5. Menggiring bola (dribbling)
6. Menyundul bola (heading)
7. Merampas (tackling)
8. Lemparan ke dalam (throw-in)
9. Gerak tipu
10. Teknik penjaga gawang (goal keeping)
Salah satu penyebab tidak adanya tes keterampilan dasar sepak bola adalah
karena kurangnya pengetahuan para pelatih tentang tingkat keterampilan dasar
sepak bola. Ketidaktahuan para pelatih disebabkan banyak faktor, yaitu tingkat
pendidikan pelatih itu sendiri, rasa keinginan dari pelatih untuk mengetahui
tingkat keterampilan dasar sepak bola siswanya yang masih sangat minim, serta
kurang atau sulitnya mencari buku literatur yang berisi tentang tingkat
keterampilan dasar sepak bola khususnya di daerah Solo. Padahal tingkat
penilaian keterampilan dasar ini dapat menjadi barometer anak didik yang tentu
saja dapat memberikan gambaran bagi para pelatih tentang anak didiknya
sehingga pelatih dapat memacu kemampuan anak dengan tujuan yang jelas
sebelum menghadapi suatu kompetisi khususnya Tournament Liga Bocah 2012
Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Jawa.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti melakukan penelitian yang
berjudul Tingkat Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala
Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Belum diketahui Tingkat Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga
Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam penelitian ini, masalah
penelitian akan dibatasi sebagai berikut :
Tingkat Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala
Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah
dalam penelitian ialah:
Bagaimanakah Tingkat Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah
2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012?
E. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Keterampilan Dasar
Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota
Surakarta Tahun 2012.
F. Manfaat penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
memberi manfaat antara lain:
1. Manfaat teoritis:
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang serta
melaksanakan penelitian ilmiah mengenai tingkat keterampilan dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
sepak bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo kelahiran 1999 Se Kota
Surakarta tahun 2012.
b. Bagi Pelatih
Dapat digunakan pelatih tim lain untuk mengetahui tingkat
keterampilan dasar sepak bola siswa yang dibinanya.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kompetisi Sepak Bola Indonesia
Kompetisi dan pertandingan sepakbola yang dibentuk dan diadakan oleh PSSI diikuti oleh pemain profesional dan amatir, baik berasal dari dalam maupun luar negeri. Pemain profesional terdiri dari pemain lokal dan pemain asing, sedangkan pemain amatir adalah yang menjadi Warga Negara Indonesia. Kompetisi tersebut diikuti oleh klub-klub yang berada dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia. Untuk kategori dalam pembagian klub menurut Peraturan Organisasi PSSI (2011: bab I pasal 1 ayat 13-15) adalah:
Perkumpulan sepakbola yang terdiri dari Klub Profesional dan Klub Amatir. 1. Klub Profesional
Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Profesional, bila seluruh Pemainnya yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus Pemain Profesional.
2. Klub Amatir Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Amatir, bila seluruh Pemainnya yang mengikuti kompetisi atau pertandingan resmi berstatus Pemain Amatir. Kompetisi yang diikuti oleh PSSI di dalam maupun di luar negeri yang
diselenggarakan oleh AFF, AFC dan FIFA. Adapun pertandingannya terdiri dari: 1. Pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak
perkumpulan atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah,
yang dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan
program yang disusun oleh PSSI.
2. Pertandingan di dalam negeri yang diselnggarakan oleh pihak ketiga yang
mendapat izin dari PSSI.
3. Pertandingan-pertandingan lainnya yang mengikutsertakan peserta dari
luar negeri atau atas undangan dari luar dengan ijin PSSI.
Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang diselenggarakan atau diizinkan oleh PSSI atau Pengurus Daerah (Pengda)/Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI, seperti Kompetisi Liga Indonesia, Piala Indonesia serta Kejuaraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7 Internasional untuk Klub yang diselenggarakan atau diizinkan oleh AFC atau FIFA. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri menurut Peraturan Organisasi PSSI (2011: bab I pasal 1 ayat 19-20) terdiri dari:
1. Kompetisi Profesional Liga Indonesia, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Profesional, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu :
a. Kompetisi Super Liga b. Kompetisi Divisi Utama.
2. Kompetisi Amatir PSSI, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Amatir, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu :.
a. Kompetisi Divisi Satu b. Kompetisi Divisi Dua c. Kompetisi Divisi Tiga d. Kompetisi Kelompok Umur e. Kegiatan Sepakbola Wanita f. Kegiatan Sepakbola Pantai.
Kompetisi diperlukan guna membentuk mental para pemain dan kualitas
pemain. Kompetisi sebaiknya sudah dilaksanakan semenjak usia dini, untuk perkembangan pembinaan usia dini yang lebih baik. Maka dari itu PSSI sudah mulai marak mengadakan kompetisi amatir berdasarkan kelompok umur, baik yang bersifat regional, nasional, dan internasional, yang biasanya diikuti oleh SSB-SSB yang terkait. Kompetisi tersebut antara lain:
1. Liga Danone dengan kelompok umur dibawah 12 tahun (U-12)
2. Liga Bocah dengan kelompok umur dibawah 13 tahun (U-13)
3. Piala Medco dengan kelompok umur dibawah 15 tahun (U-15)
4. Piala SURATIN (Liga Remaja) dengan kelompok umur dibawah 18
tahun (U-18).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Liga Bocah
TOURNAMENT LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO Se JAWA Kelahiran 1999 merupakan salah satu kompetisi amatir yang diselenggarakan oleh Pengcab PSSI Surakarta yang bersifat regional. Liga bocah menggunakan sistem peraturan pertandingan yang telah diatur oleh PSSI sebagai satu satunya organisasi sepakbola yang bersifat nasional yang berwenang mengatur, mengurus dan menyelenggarakan semua kegiatan/kompetisi sepakbola di Indonesia.
Dalam pembinaan sepak bola baik pelatihan maupun kompetisi perlu diadakan pengelompokan-pengelompokan supaya dapat tujuan pembinaan usia dini dapat tercapai. Kompetisi yang diatur dalam PSSI terbagi atas kompetisi Liga Remaja, kompetisi Liga Indonesia, kompetisi antar Perkumpulan Perserikatan sampai tingkat nasional, kompetisi PORDA, PORWIL dan PON. Menurut Peraturan Pertandingan (2005:bab II pasal 2 ayat 1) membagi kompetisi Liga Remaja menjadi 3 yaitu:
1) Kelompok Usia 18 tahun
2) Kelompok Usia 15 tahun
3) Kelompok Usia lainnya.
Sedangkan menurut Sneyers (1993: 11-12) mengelompokkan menjadi empat kelompok umur yaitu:
1) Pemula (6-13 tahun)
2) Junior B (14-15 tahun)
3) Junior A (16-17 tahun)
4) Junior A/Senior (16-20 tahun)
3. Teknik Dasar Sepak Bola
Seorang olahragawan khususnya pemain sepak bola untuk dapat mencapai prestasi yang setinggi-tingginya tentu harus memenuhi faktor-faktor yang dibutuhkan.Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya Sukatamsi (1984: 11) menyatakan empat kelengkapan pokok yang harus dimiliki oleh olahragawan, yaitu:
1) Pembinaan teknik (keterampilan) 2) Pembinaan fisik (kesegaran jasmani) 3) Pembinaan taktik (mental, daya ingatan, dan kecerdasan) 4) Kematangan juara
Sedangkan Scheunemann (2008:17) menyatakan faktor-faktor kesuksesan seorang pemain bola ialah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1) Faktor genetik 2) Faktor kedisiplinan 3) Faktor latihan 4) Faktor keberuntungan
Walaupun demikian dari kelengkapan pokok tersebut di atas, yang fundamental sebagai dasar bermain adalah teknik dasar dan keterampilan bermain yang lebih dahulu dibina di samping pembinaan, kelengkapan pokok lainnya. Koger (2007:13) membagi tiga jenis teknik dalam permaianan sepak bola yang harus diajarkan seorang pelatih, dan disingkat FIG yaitu :
1) Foundation (F) atau teknik dasar. Latihan-latihan teknik itu yang ditujukan untuk mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan oleh semua pemain, namun menu latihan ini tidak ditujukan untuk menghadapi kondisi pertandingan yang sesungguhnya.
2) Intermediate (I) atau teknik lanjut. Teknik ini merupakan teknik lanjut atau tingkat menengah yang diperlukan untuk menciptakan relevansi antara keterampilan dasar dengan keterampilan-keterampilan yang sesungguhnya.
3) Game (G) atau teknik bermain. Keterampilan-keterampilan bersepak bola yang sesungguhnya yang diperlukan oleh setiap pemain sebelum mereka benar-benar bertanding melawan tim lain.
Teknik dasar bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang
paling banyak digunakan dalam permainan sepakbola. Maka teknik dasar bola
merupakan dasar dalam permainan sepakbola. Permainan sepak bola akan
kelihatan menarik apabila para pemainnya memiliki keterampilan bermain
sepakbola. Keterampilan bermain merupakan penerapan teknik di dalam bermain
sepak bola. Keterampilanbermainsepak bola dapat dicapai apabila setiap pemain
menguasai teknik dasar bermain sepak bola. Menurut Sukatamsi (1984: 34)
Teknik dasar bermain sepak bola dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1) Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri atas: a) Lari cepat dan merubah arah b) Melompat dan meloncat c) Gerak tipu tanpa bolayaitu: gerakan tipu dengan badan d) Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang
2) Teknik dengan bola. a) Menendang bola b) Menerima bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c) Menggiring bola d) Menyundul bola e) Melempar bola f) Gerak tipu dengan bola g) Merampas atau merebut bola h) Teknik-teknik khusus penjaga gawang
Dilihat perkenaan bagian kaki ke bola, teknik dasar dibedakan beberapa
macam, yaitu teknik dasar dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar
(outside), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian dalam (inside of the
instep), (Soekatamsi, 2001: 2.41).
4. Teknik Tanpa Bola
a. Lari Cepat Mengubah Arah
Yang dimaksud dengan lari cepat (sprint) dalam olahraga sepak bola
sangat berbeda dengan sprint dalam cabang olahraga atletik. Sukatamsi (1984:34-
35) menerangkan:
1) Langkahnya pendek-pendek, paha diangkat setinggi-tingginya sehingga jumlah frekuensi langkahnya bertambah banyak.
2) Badan atau togok tidak condong ke depan (...), sikap badan tegap supaya mudah melihat lapangan lebih luas, dan mudah mengubah arah atau melakukan gerakan berhenti mendadak (....).
3) Sudut siku lengan lebih lebar dan ayunan lengan agak terbuka ke belakang, guna untuk menjaga keseimbangan badan.
4) Titik berat badan selalu dekat dengan tanah.
b. Melompat atau Meloncat
Teknik melompat/meloncat digunakan untuk memenangkan posisi ketika
bola melambung di udara atau bola tinggi. Teknik yang digunakan ada dua yaitu
melompat dengan ancang-ancang, atau melompat tanpa ancang-ancang (sikap
1) Untuk dapat melompat setinggi-tingginya digunakan dengan ancang-ancang lari kemudian bertolak dengan satu kaki atau dua kaki, akan tetapi lompatan ini jarang dilakukan karena tergantung dari situasi permainan.
2) Apabila kita berdiri dekat pemain lawan, maka kesempatan untuk melompat dengan ancang-ancang lari dan bertolak dengan satu kaki tidak ada sama sekali, maka terpaksa harus bertolak tanpa awalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
berarti harus bertolak dengan kedua kaki untuk mencapai lompatan setinggi-tingginya.
c. Gerak Tipu
Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak pura-pura dari badan dan oleh
lawan dianggap gerak yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya dan
pada saat itulah pemain harus segera melakukan gerakan yang sebenarnya
(Sukatamsi,1984: 38). Gerak tipu tubuh adalah gerakan yang dirancang untuk
membuat lawan menjadi salah arah dan hilang keseimbangan (Luxbacher, 2004:
72). Menurut Sukatamsi (1984: 38), menerangkan bahwa gerak tipu tanpa bola
terdiri dari:
1) Gerak tipu dengan kaki
2) Gerak tipu dengan badan bagian atas
3) Gerak tipu dengan bahu
d. Gerakan-gerakan Khusus Penjaga Gawang
Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan
sikap menunggu dari gerakan-gerakan pemain lawan (Sukatamsi,1984: 39).
Seorang penjaga gawang harus selalu bergerak untuk menempati posisi yang
menguntungkan sesuai arah tembakkan. Karena itu seorang penjaga gawang harus
banyak melatih banyak alternatif tendangan. Seorang penjaga gawang merupakan
pertahanan terakhir apabila pemain lain telah gagal menghadang pemain lawan.
Mielke (2003: 105) menyatakan bahwa seorang penjaga gawang harus memiliki
banyak keterampilan dan sering harus bertindak sebagai lini pertahanan terakhir.
5. Teknik dengan Bola
Sebaiknya sebelum mempelajari teknik dengan bola, akan lebih baik jika
pemain mengenali bola. mengenal bola berarti pemain memahami bagaimana sifat
bola itu sendiri, hal ini juga sangat mempengaruhi seorang pemain untuk bisa
bermain dengan baik. Sukatamsi (1984:39) menyatakan untuk menjinakkan
(menguasai) bola, maka perlu kepada anak-anak atau pemain pemula
diperkenalkan terlebih dahulu dengan sifat-sifat bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Salah satu latihan yang paling banyak digunakan supaya pemain
memahami sifat bola ialah juggling (menimang-nimang bola). Jugling adalah
menendang bola terus-menerus ke atas dengan kepala atau paha (Kuger,
juggling adalah cara yang sangat bagus untuk
mengembangkan reaksi yang cepat,kontrol bola, dan meningkatkan konsentrasi
yang diperlukan agar bisa berperan dengan baik dalam permainan
a. Menendang Bola
Menendang bola merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam permainan sepak bola. Maka dari itu teknik menendang merupakan dasar di dalam bermain sepak bola. Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang dengan baik, dengan cepat, cermat, dan tepat pada sasaran, sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut gawang lawan (Sukatamsi, 1984:44). Pendapat tersebut diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kemampuan
menendang yang baik sangat bergunabagi suatu tim untuk dapat bermain cepat,
bermain tepat, dan bermain cermat. Jenis-jenis dari tendangan berdasarkan fungsi
dari tendangan, tinggi rendahnya bola, dan arah putaran bola lebih jauh dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Atas Dasar Kegunaan atau Fungsi dari Tendangan.
a) Untuk memberikan operan bola kepada teman
Mengoper atau dikenal juga dengan passing,dalam permainan sepakbola
memiliki konstribusi besar dalam usaha menjalin kerjasama tim yang kompak
untuk mencetak gol ke gawang lawan. Teknik yang paling banyak digunakan
selama permainan sepak bola berlangung ialah teknik passing, maka dari itu untuk
memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus
mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan passing.
Koger (2007:19) menyatakan mengoper berarti memindahkan
bola dari kaki Anda ke kaki pemain lain, dengan cara menendangnya Passing
merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting dalam permainan
sepak bola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan meningkatkan kualitas
permainan suatu tim sepak bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Sepak bola sejatinya adalah permainan tim. Walaupun pemain yang memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu, seorang pemain sepak bola harus saling bergantung pada setiap anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam lingkungan tim ini, seorang pemain sepak bola harus mengasah keterampilan passing (Mielke, 2007: 19).
Pendapat diatas juga diperkuat pendapat dari Scheunemann (2008:19)
emiliki passing yang akurat adalah harga mati bagi
seorang pemain bola. Mengingat passing begitu sering dilakukan dalam sebuah
pertandingan, pelatih yang baik akan memulai tugasnya dengan memperbaiki
kemampuan passing
Pendapat-pendapat tersebut menunjukkan, sebaik apapun keterampilan
seorang pemain sepak bola, keberhasilan atau kemenangan sebuah tim sepak bola
ditentukan oleh kerjasama tim yang kompak. Kerjasama tim yang kompak
membutuhkan kemampuan passing yang baik dari setiap pemainnya. Untuk itu,
dalam melakukan passing harus dilakukan secermat mungkin agar teman
seregunya mampu menerima dan mengontrol bola dengan baik. Gifford (2007:
14) menyatakan bahwa
dikuasai. Umpan menghubungkan semua pemain di seluruh bagian lapangan dan
memungkinkan tim membangun se
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melakukan umpan dengan
passing harus dilakukan secermat mungkin, bola menyusur tanah agar mudah
dikontrol teman seregunya. Umpan-umpan yang cermat dan akurat melalui
passing dapat dijadikan serangan untuk menciptkan gol ke gawang lawan.
Passing yang cermat dan akurat banyak manfaatnya terhadap kualitas
permainan.Hal yang terpenting dalam melakukan passingharus diimbangi kontrol
bola yang baik.Kemampuan pemain sepak bola melakukan passingdengan cermat
dan kontrol bola yang baik dapat digunakan sebagai serangan untuk mencetak gol
ke gawang lawan.
Passing yang baik dimulai ketika tim yang sedang menguasai bola menciptakan ruang diantara lawan dengan bergerak dan membuka ruang di sekeliling pemain. Keterampilan dasar mengontrol bola perlu dilatih secara berulang-ulang, sehingga pemain yang melakukan passing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mempunyai rasapercaya diri untuk melakukan passingyang tegas dan terarah kepada teman satu tim yang tidak dijaga lawan. Passing yang efektif juga memberikan peluang yang lebih baik untuk mencetak gol karena pemain yang menerima passing tersebut berada pada lokasi yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan passing yang dilakukan dengan lemah atau tidak terarah (Mielke, (2007: 20).
Pendapat tersebut menunjukkan, passing yang baik sangat berperan
penting untuk membuka ruangan yang diimbangi kontrol bola yang baik.Selain
itu, passing yang baik, kuat dan terarah dapat mendukung menciptakan gol ke
gawang lawan.Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka harus
dilakukan latihan secara teratur dan dilakukan secara berulang-ulang.
Passing dalam permainan sepak bola memiliki konstribusi besar dalam
usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang
lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain
sepak bola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan
passing. Dilihat dari bagian-bagian kaki yang menendang, Luxbacher (2004: 11-
per bola diatas
permukaan lapangan: inside of the foot, outside of the foot, instep
Berdasarkan bagian-bagian kaki yang digunakan menendang bola,
passing dalam permainan sepak bola pada umumnya dilakukan dengan kaki
bagian dalam. Meilke (2007: 20) menyatakan bahwa kebanyakan passing
dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam karena di kaki bagian itulah
terdapat permukaan yang lebih luas bagi pemain untuk menendang bola, sehingga
b) Untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan, untuk
membuat gol kemenangan/shooting.
Kemampuan menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan atau yang
lebih kita kenal dengan shooting merupakan kemampuan yang wajib dimilki
pemain bola. Hal ini dikarenakan dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepak
bola adalah mencetak gol sebanyak mungkin. Bermain cantik, berhasil melewati
beribu-ribu lawan pun tidak akan diberi nilai dalam permainan sepak bola. Hal ini
karena dalam sepak bola tidak ada dewan juri yang menilai untuk permainan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15 cantik, banyaknya melewati lawan dan sebagainya, yang ada hanyalah papan skor.
Mielke
tujuan sepak bola adalah melakukan shooting
Luxbacher (2004: 105) meny
yang dasar mencakup tembakan instep drive, full volley, half volley, side volley
dan
(1) Instep Drive
Tendangan ini digunakan untuk menendang bola yang sedang
menggilinding atau tidak bergerak. Untuk teknik menendangnya Scheunemann
(2008:46) menjelaskan sebagai berikut:
1. Persiapkan bola dengan sisi kaki luar bagian depan sebesar 45º ke arah samping depan.
2. Langkahkan kaki ke arah bola yang sudah dipersiapkan, lalu tanamkan kaki yang tidak digunakan untuk menendang bola beberapa inci di samping bola
3. Arahkan pinggul ke arah sasaran sambil mengayunkan kaki. 4. Kaki hendaknya ditekuk ke depan sehingga bagian tengah kaki
menyentuh bagian tengah bola saat bola ditendang, pastikan pergelangan kaki (ankle kaki tidak lemas saat menyentuh bola.
5. Demi mengoptimalkan kerasnya tendangan, pastikan ayunan kaki tidak terhenti di tengah jalan melainkan terus diayun ke depan. Pastikan kaki tetap menekuk ke depan selama proses ini berlangsung.
Gambar 1. Tembakan Instep Drive (Luxbacher, 2004 :106)
(2) Full Volley
Tembakan full volley berarti menendang bola sebelum bola jatuh ke
tanah, untuk menembak bola langsung dari udara. Cara melakukan tendangan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
angkat kakimu di
mulai dengan lutut. Usahakan ujung kaki menghadap ke bawah sehingga kamu
bisa menciptakan permukaan tendangan yang lebih lurus. Usahakan matamu tetap
Gambar 2. Tembakan Full Volley (Luxbacher, 2004: 107)
(3) Half Volley
Half volley dalam berbagai segi sama dengan full volley. Terkait dengan
adalah bola ditendang pada saat bola menyentuh permukaan, bukan langsung di
setengah volley setelah bola menyentuh tanah dan ketika bola itu memantul kira-
Gambar 3. Tendangan Half Volley (Luxbacher, 2004: 108) (4) Side Volley
Tembakan side volley pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan
macam-macam tembakan volley di atas, hanya saja tembakan ini dilakukan
apabila bola memantul atau jatuh ke samping anda. Tata cara melakukan
tendangan ini menurut Mielke (2007: 81), yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
lailah dengan tubuh sebidang dengan bola dan kedua kaki agak sedikit terbuka. Sebelum menggerakkan kaki, putar tubuh atasmu ke kanan (dengan asumsi kamu menendang bola menggunakan kaki kanan (sehingga bahu kirimu berada didepan langsung (yaitu arah menghadap nya ujung kaki).selanjutnya putar kembali ke kiri sampai bahu kananmu berada di depan".
Sedangkan menurut Luxbacher (2004: 110) tata cara melakukan
tendangan ini yaitu :
-siap melakukan tembakan, putar tubuh anda ke samping sehingga bahu depan anda mengarah ke arah gerakan bola yang diinginkan, angkat kaki yang yang akan menendang ke samping sehingga hampir paralel dengan permukaan. Tarik kaki yang akan menendang dengan menekukkan lutut. Jaga agar kepala tidak bergerak dan fokuskan perhatian pada bola. Sentakkan kaki anda lurus ke depan dan tendang bagian pertengahan ke atas bola dengan instep. Jaga agar kaki tetap kuat dan luruskan sepenuhnya. Gerakan akhir dari kaki anda harus bergerak
Secara teori tendangan ini akan lebih kuat dan lebih cepat dibandingkan
tendangan volley lainnya karena adanya unsur gerak berputar. Sehubungan dengan
hal ini Mielke (2007: 80) menjelaskan bahwa
pemutaran tubuh sehingga saat bergerak untuk menyentuh bola, kamu bisa
memberikan kekuatan dan kecepatan yang lebih besar karena ditambah oleh
memungkinkan pemain menambah daya pengungkit pada kaki. Aksi tendangan
ini menambah jarak yang ditempuh kaki sebelum meenyentuh bola sehingga
Gambar 4. Tembakan Side Volley (Luxbacher, 2004 : 109)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18 (5) Swerving atau menikung
Tembakan yang lurus langsung ke arah gawang terkadang bukan
merupakan jalur yang terbaik saat permainan berlangsung. Apalagi ketika jalur
tembakan kita sudah tertutup oleh pemain lawan. Salah satu alternatif tendangan
efektif adalah tendangan menikung atau swerving. Berkaitan dengan tendangan ini
menerangkan tentang tata cara melakukan tendangan ini, ia menjelaskan bahwa :
pada bola. Awali gerakan anda dari posisi hampir langsung di belakang bola. Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dengan kepala tidak bergerak dan mata terfokus pada bola. Tarik kaki yang akan menendang ke belakang dan luruskan. Sentakkan kaki anda lurus ke depan dan tendang bola dengan inside atau outside-of-the-step. Jika anda menggunakan kaki kanan dan menendang setengah bagian luar bola dengan bagian samping dalam instep, tembakan akan menikung ke arah dalam. Gunakan gerakan akhir keluar pada kaki yang menendang. Jika anda menendang setengah bagian dalam bola dengan bagian samping luar instep anda, bola akan menikung keluar. Gunakan gerakan akhir ke dalam pada kaki yang menendang. Jaga agar kaki dalam posisi tidak bergerak saat menendang bola. Gunakan gerakan akhir yang penuh
Gambar 5. Tendangan Swerving (Luxbacher, 2004 : 111) Namun untuk melakukan tendangan ini bukanlah hal yang mudah karena
selain teknik yang dapat membantu dalam melakukan tendangan tersebut di atas,
inti dari tendangan ini ialah putaran bola yang cukup memadai dan kekuatan yang
cukup memadai untuk dapat membuat jalur bola menikung.
2) Atas Dasar Tinggi Rendahnya Lambungan bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Macam tendangan banyak sekali macamnya tergantung dari mana sudut
pandang kita melihatnya. Selain dari sudut pandang yang telah disebutkan diatas,
macam-macam tendangan jika dilihat dari tinggi rendahnya lambungan bola
terdiri atas :
a) Tendangan bola rendah
Tendangan bola rendah ialah bola menggulir datar di atas permukaan
tanah sampai setinggi lutut (Sukatamsi, 1984: 48). Umumnya yang termasuk pada
tendangan ini ialah passing bawah,dan shooting mendatar.
b) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang
Sukatamsi (1984: 48) menjelaskan yang dimaksud tendangan bola
melambung lurus atau sedang ialah bola melambung paling rendah setinggi lutut
dan paling tinggi setinggi kepala.
c) Tendangan bola melambung tinggi
Dalam suatu kondisi tertentu, terkadang pemain harus melewatkan bola
melewati kepala pemain lawan. Itulah yang dimaksud dengan tendangan bola
melambung tinggi. Hal ini dijelaskan oleh Soekatamsi (1984: 48) yang
menyatakan tendangan bola melambung tinggi ialah bola melambung paling
rendah setinggi kepala.
Para pemain menggunakan tendangan Chip untuk situasi khusus ini.
Tendangan chip ialah bola ditendang dan melambung ke udara melewati kepala
pemain lawan (Koger, 2007: 138).Lebih jauh ia juga menjelaskantendangan chip
biasanya dimaksudkan sebagai operan atau tembakan langsung ke gawang.
Sehubungan dengan pendapat diatas, Mielke (2007: 79) menyatakan bahwa
chip kebanyakan digunakan untuk tendangan bola mati seperti
tendangan tidak langsung. Pemain juga bisa menggunakan tendangan chip saat
Luxbacher (2004: 21) membedakan tendangan chip ini menjadi dua yaitu
short chip dan long chip. Lebih jauh Luxbacher juga menjelaskan tata cara
melakukan tendangan chip ini yaitu:
(1) Short chip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dekati bola dari belakang pada sudut yang tipis. Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dan tarik kaki yang akan menendang ke belakang dengan kaki yang diluruskan. Jaga kaki tetap lurus dan kuat saat anda menggerakkannya ke bawah bola. Gunakan gerakan menyentak yang pendek dengan gerakan akhir yang minim.
Gambar 6.tendangan shortchip (Luxbacher, 2004 : 111)
(2) Long chip Mekanisme menendang pada longchip hampir sama dengan short chip. Melakukan pendekatan dari belakang bola pada sudut yang tipis, meletakkan kaki yang menahan keseimbangan disamping belakang bola. Perhatikan bahwa posisi dari kaki yang menahan keseimbangan sedikit berbeda posisi yang anda gunakan pada operan short chip. Letakkan kaki anda di belakang bola agar gerakan akhirnya lebih sempurna dan memungkinkan anda untuk menggerakkan bola dalam jarak yang lebih jauh.
Gambar 7.tendangan longchip (Luxbacher, 2004 : 111)
3) Atas Dasar Arah Putaran dan Jalannya Bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Macam-macam tendangan sebenarnya telah dijelaskan diatas, namun jika
dilihat dari lintasan arah lajunya bola dan perputaran bola, Sukatamsi (1984: 48)
membaginya menjadi dua yaitu:
a) Tendangan lurus (langsung), bola setelah ditendang tidak berputar, sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang.
b) Tendangan melengkung (slice), bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan arah tendangan dan arah bola, bila bola telah sampai puncak akan turun vertikal
b. Menerima Bola
Menerima bola diartikan sebagai cara menangkap bola, menghentikan
bola atau menguasai bola (Sukatamsi, 1984: 124). Kemampuan menerima bola
dikenal juga dengan istilah mengontrol bola. Sulit terjadi passing, shooting, yang
baik apabila pemain tidak mempunyai kemampuan kontrol bola yang baik. Teknik
ini dapat dilakukan menggunakan hampir semua bagian tubuh. Scheunman (2008:
55) membagi beberapa bagian tubuh yang utama yang dapat digunakan untuk
mengontrol bola, yaitu (1) dada, (2) kaki, (3) paha, dan (4) kepala.
Pada dasarnya dalam menerima atatu menghentikan bola, usahakan
kecepatan dan kekuatan bola dikurangi sehingga bola mampu dikuasai. Sukatamsi
(1984: 124) menjelaskan prinsip menerima bola yaitu:
1) Lari menjemput arah datngnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola.
2) Kaki tumpu menerima seluruh berat badan, lutut di tekuk sedikit. 3) Bagian badan atau bagian kaki yang dipergunakan untuk menerima
bola, pada waktu kontak dengan bola digerakkan mengikuti arah lintasan bola hingga bola berhenti dekat badan, selanjutnya bola dikuasai.
4) Sebelum menerima bola harus segera dipikirkan bola akan diapakan setelah dikuasai, dioperkan kepada teman, digiring atau ditembakkan ke arah mulut gawang lawan.
1) Kontrol Dada
Teknik ini sebenarnya lebih sulit daripada apa yang terkesan dilakukan
para ahlinya. Hal ini dikarenakan anda harus benar-benar memperhitungkan saat
yang tepat untuk memastikan bahwa bola itu mengenai badan dengan mantap di
tempat yang tepat, terutama ketika anda dalam tekanan. Tata cara pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22 teknik ini sebenarnya tidak begitu rumit, namun memerlukan koordinasi mata dan
gerak tubuh yang baik. Sehubungan dengan tata cara teknik ini, Mielke (2007:33)
menjelaskan
pertahankan tubuhmu tetap sejajar dengan bola dan serap kekuatan bola, sehingga bola dapat jatuh ke tanah tepat di depan kakimu. Ketika menggunakan dada, waspadai tanganmu agar tetap berada jauh dari bola sehingga tidak menyentuhnya.bayangkan tubuhmu sebagai boneka yang sendi-sendinya terbuat dari pegas. Ketika bola mengenai dada, seluruh tubuh bergoyang ke belakang tetapi tidak sampai jatuh. Kekuatan bola
tangkapan dengan dada: menyerbu bola tinggi dan cara yang lebih statis, jika anda
tidak bergera
Gambar 8. Kontrol dada (Luxbacher, 2004: 26)
2) Kontrol Kaki
Kontrol menggunakan kaki mememungkinkan pemain bermain lebih
cepat, karena posisi ini membuat pemain dapat memainkan bola dengan cepat
dengan mengoperkan atau melakukan dribbling segera setelah menerima bola.
Menurut Sukatamsi (1984: 124), Teknik melakukan kontrol bola dapat
menggunakan beberapa bagian kaki yaitu:
1) kaki bagian dalam 2) kura-kura kaki penuh 3) kura-kura bagian luar 4) sol sepatu 5) tumit kaki (jarang digunakan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Namun dari beberapa bagian tersebut, di kebanyakan situasi
menggunakan kaki bagian dalam lebih disarankan untuk mengontrol bola. Mielke
dalam dapat digunakan ketika arah datangnya bola tinggi maupun rendah. Tata
cara dalam melakukan kotrol bola menggunakan kaki bagian dalam dengan arah
datangnya bola tinggi, Mielke (2007: 30) menjelaskan,
Pemain perlu bergerak ke arah melayangnya bola, membidangkan tubuh, dan menerima bola dengan tetap mempertahankannya berada di daerah terlindung di antara kedua kaki. Koordinasi mata kaki sangat penting. Perhatikan bola saat mendekat dan tempatkan kakimu segaris dengan jalur bola. Tubuhmu harus seimbang di atas kaki yang tidak menerima bola saat kamu sedang menunggu bola tersebut. Ketika telah sampai, sentuhlah bola menggunakan kaki bagian dalam dengan melemaskan kaki dan menyerap kekuatan bola tersebut. Dengan menarik kakimu ke belakang saat bersentuhan dengan bola maka kakimu akan berfungsi sebagai bantalan, dan kamu menyerap kekuatan yang datang dari tendangan sebelumnya yang diteruskan ke bola. Dengan menyerap kekuatan bola, kamu dapat menghentikan momenttum bola tepat di depanmu, sehingga menempatkanmu pada posisi yang sempurna untuk melakukan permainan cepat.
Gambar 9. Kontrol kaki dalam (Widdows & Buckle, 1982 : 9)
3) Kontrol Paha
Selain kontrol dada dan kontrol kaki yang telah dijelaskan diatas, kontrol
juga dapat dilakukan menggunakan paha. Widdows & Buckle (1982 : 9)
menyatakan
lebih sedikit untuk jatuh ke kakimu, dan karenanya dapat dimainkan kedua kalinya, dibandingkan dengan dada. Dan dibanding dengan dada,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
paha itu dapat jauh lebih siap mengalihkan arah: bukan suatu putaran, secara tepatnya, tetapi semata-tertentu, ke kiri atau ke kanan. Digabung dengan kecepatan
Widdows & Buckle pun menambahkan tentang cara melakukan teknik
ini yaitu
1) Bersiap menerima bola, menyeimbangkan diri di atas kaki yang bertumpu waktu anda mengangkat paha
2) Biarkan bola itu menghantam anda, tetapi pastikan bahwa hantamannya tepat, kali ini tak ada dada bidang untuk menerimanya,
3) Bola jatuh dan anda telah bebas, setelah ini anda dapat terus
Gambar 10. Kontrol paha (Widdows & Buckle, 1982 : 16)
4) Kontrol Kepala
Kepala sering sekali digunakan untuk mengoper, menembak ke gawang,
atau menghalau bola. Namun kepal juga mampu digunakan untuk melakukan
kontrol bola. Teknik ini bisa sangat menyakitkan jika teknik yang digunakan
salah. Sukatamsi (1984: 155) menjelaskan tata cara dalam melakukan teknik
ini,yaitu
1) Berdiri dengan kedua kaki kangkang ke muka-belakang, kedua lutut sedikit ditekuk, pandangan mata pada bola.
2) Badan condong ke depan dengan dahi ke arah datangnya bola. 3) Setelah bola menyentuh dahi badan segera ditarik ke belakang hingga
badan condong ke belakang. 4) Bola jatuh ke tanah di depan badan, bola segera di kontrol dan
dikuasai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 11. Kontrol kepala (Luxbacher, 2004: 9)
c. Menggiring Bola
Menggiring bola, kontrol sambil lari, mobilitas bola, atau juga dikenal
dengan sebutan dribbling mungkin merupakan bagian yang paling disenangi
Dribbling dalam
permainan sepak bola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki saat
Penggiringan bola dalam sepak bola berfungsi untuk mempertahankan
bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke ruang yang terbuka. Dribbling
dapat dilakukan dengan beberapa bagian kaki Sukatamsi (1984: 159) membaginya
menjadi tiga macam cara yaitu menggunakan kura-kura kaki bagian dalam,kura-
kura kaki bagian penuh,dankura-kura kaki bagian luar.
1) Dribbling menggunakan Kura-kura Kaki bagian Dalam
Dribbling menggunakan kura-kura bagian dalam memungkinkan seorang
pemain untuk menggunakan sebagin besar permukaan sehingga kontrol terhadap
bola semakin besar. Tata cara melakukan dribbling menggunakan kura-kura kaki
bagian dalam menurut Mielke (2007: 2) ialah:
Sentuhlah bola dengan sisi kaki bagian dalam dan posisikan kakimu secara tegak lurus terhadap bola. Tendanglah dengan pelan untuk mempertahankan kontrol bola dan pusatkan kekuatan tendangan pada bagian tengah bola sehingga memudahkanmu mengontrol arahnya. Ketika melakukan dribbling dengan kaki bagian dalam, usahakan bola tetap berdekatan dengan kakimu. (....) ketika melakukan dribbling usahakan kepalamu tetap tegak dan mata terpusat ke lapangan di depanmu dan jangan terpaku pada kaki. 2) Dribbling menggunakan Kura-kura kaki bagian Penuh
Dalam beberapa situasi Anda tidak perlu melakukan dribble bola dengan
kontrol yang rapat. Semuanya tergantung bagaimana kondisi yang dihadapi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26 terkadang mengiring bola dengan kecepatan penuh merupakan cara yang lebih
efektif untuk menciptakan peluang. Dribbling menggunakan kura-kura kaki
bagian penuh memungkinkan pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan
cara tersebut hanya dapat digunakan apabila di depan terdapat daerah yang bebas
dari lawan cukup luas. Sehubungan tata cara melakukan dribbling menggunakan
kura-kura kaki bagian penuhini,Sukatamsi (1984: 161)
dengan posisi dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. Kaki yang
digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan irama langkah lari tiap langkah
dengan kura-
3) Dribbling menggunakan Kura-kura Kaki bagian Luar
Tata cara melakukan teknik ini menurut Sukatamsi (1984:161) yaitu:
1) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar.
2) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki.
3) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat situasi lapangan.
d. Menyundul Bola
Penggunaan kepala dalam sepak bola memang diperbolehkan, namun
perlu diperhatikan pula bahwa melakukan heading/ menyundul bola menurut
penelitian terdapat kemungkinan fatal yang bisa diakibatkan. Maka dari itu untuk
melakukan heading tekniknya tidak boleh salah, karena resiko yang sangat besar
tersebut. Meski dari beberapa situasi menyundul bola saat posisi bertahan,
shootinigke gawang, mengoper,dan lain lain terlihat menggunakan teknik yang
berbeda, namun pada prinsipnya sama.Widdows & Buckle (1982 : 9) menyatakan
-asas menyundul bola sama saja, apakah anda sedang bertahan atau menyerang. Pertama lekatkan pandangan anda pada bola sampai saat mengenainya.
perubahan arah bola pada saat-saat terakhir. Kedua, hantamlah semantap mungkin dengan menggunakan bagian tengah dahi anda bagian itu keras dan relatif rata. Kettiga, kencangkan otot-oto leher anda untuk membantu mengurangi ketegangan pada waktu kena hantaman. Keempat, seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pada setiap cara menghantam bola, timing-nya harus tepat; bola itu tak pernah merupakan sasaran yang diam saja seperti kalau berada di atas tanah, kadang-kadang, menuju ke kepala anda pun tidak. Jelaslah bahwa anda harus berusaha supaya bola itu mengenai kepala anda dengan posisi
Gambar 12. Heading (Widdows & Buckle, 1982 : 43) e. Melempar Bola
Penggunaan tangan dalam sepak bola memang sangat dibatasidalam
pertandingan, termasuk kiper yang boleh selalu menggunakan tangan dalam
kondisi yang telah ditulis dalam peraturan, namun penggunaan tangan itu hanya
dapat dilakukan selama di daerah penalti daerahnya sendiri. Pemain selain
kiperpun dapat menggunakan tangannya dalam bermain sepak bola, yaitu saat
terjadi throwin/ lemparan ke dalam. Throwin terjadi ketika bola keluar melewati
garis pinggir atau garis tepi. Penggunaan Throwin yang benar dapat menciptakan
peluanguntuk mengontrol bola dan mencetak gol selama pertandingan.Throwin
memiliki beberapa keuntungan Mielke (2007: 39) menyatakan:
mendorong bola dari garis pinggir ke tengah-tengah lapangan, menyusuri sisi lapangan, atau kedepan gawang.Lemparan ke dalam biasanya lebih mudah dikontrol daripada tendangan dan memungkinkan pemain yang
Mielke (2007: 40) juga menjelaskan tata cara melakukan throwin yaitu:
(...) peganglah bola dengan kuat menggunakan jari-jari dan ibu jari secara melebar di seluruh permukaan bola. Kedua ibu jari dan kedua jari
kepalamu. Lengkungkan punggungmu. Rentangkan tanganmu ke belakang tubuh. Ayunkan bola ke depan dan lepaskan didepan tubuhmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 13. Throw in (Widdows & Buckle, 1982 : 96)
f. Gerak Tipu dengan Bola
Gerak tipu dilaksanakan apabila seorang pemain sedang menguasai bola
berusaha melewati lawan dengan melakukan gerakan yang tidak sebenarnya,
sehingga lawan mengira bahwa gerakan tersebut adalah gerakan yang sebenarnya
diseragamkan, karena sangat terrgantung pada kecakapan atau keterampilan
g. Merampas atau Merebut Bola
Merampas bola (tackling) ialah teknik merampas bola dari lawan yang
sedang menguasai bola (Sukatamsi, 1984: 191). Luxbacher (2004: 53)
menjelaskan ada tiga teknik dasar tackle yaitu:
1) Block tackle
2) Poke tackle
3) Slide tackle
h. Teknik-teknik Khusus Penjaga Gawang
Penjaga gawang dalam permainan sepak bola memikul beban tanggung
jawab yang sangat besar. Karena penampilan seorang penjaga gawang dapat
menyebabkan tim mengalami kekalahan atau malah menambah kepercayaan diri
satu tim. Kepercayaan kepada kiper diperoleh dari penguasaan dasar-dasarnya
dengan tepat setiap kali bermain. Sukatamsi (1984: 198-199) membagi teknik
khusus penjaga gawang terdiri dari:
1) Sikap dalam keadaan siaga 2) Teknik menangkap bola bawah atau bergulir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3) Menangkap bola dari atas 4) Meninju bola 5) Menepis bola 6) Menerkam bola 7) Melayang menangkap bola 8) Melempar bola 9) Menendang bola
Meski banyak sekali teknik-teknik yang digunakan untuk mengatasi
setiap situasi tendangan,namun pada dasarnya harus ada asas-asas yang harus
diketahui penjaga gawang. Menurut Widdows &Buckle (1982: 53) ada beberapa
asas dasar yang benar-benar merupakan peraturan-peraturan bagi penjaga gawang
yaitu:
1) Lekatkan mata pada bola. 2) Tempatkan sebanyak mungkin badan anda di belakang bola. 3) Kendurkan bagian badan yang akan digunakan menangkap bola
pada bola. 4) Jangan menjangkau bola dengan cara membungkuk atau menukik
kalau anda dapat menggerakkan kaki dan menempatkan badan pada posisinya.
5) Tangkaplah bola itu, bukan meninju, menampel atau menepisnya lewat, di mana hal itu memungkinkan.
6) Jadikanlah wilayah di sekitar gawang itu milik pribadi anda. Milikilah sendiri. Kuasai, jagalah.
6. Kelompok Umur
Kemampuan anak-anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa, anak-anak tentu masih mengalami perkembangan rohani dan perkembangan jasmani, maka dari itu perlu adanya pengelompokan menurut tingkatan umur. Sukatamsi (1984: 13) mengelompokkan menjadi lima kelompok yaitu:
1) Kelompok umur 7 9 tahun (SD kelas I III) 2) Kelompok umur 10 12 tahun (SD kelas IV VI) 3) Kelompok umur 13 15 tahun (SMTP) 4) Kelompok umur 16 18 tahun (SMTA) 5) Kelompok umur 19 tahun keatas
Pedoman dasar PSSI tentang kompetisi dan pertandingan (2004: bab IV pasal 28 ayat 1) juga menerangkan:
Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri terdiri dari ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a. Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
b. Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus nonamatir.
c. Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
d. Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir.
e. Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain:
1. Dibawah usia 15 tahun (U-15)
2. Dibawah usia 17 tahun (U-170
3. Dibawah Usia 19 tahun (U-19)
4. Dibawah usia 23 tahun (U-23)
(e1) sampai dengan (e4) pemain yang berstatus amatir
f. Sepakbola Wanita
g. Futsal.
Pedoman dasar PSSI tentang kelompok usia pemain amatir (2004: bab VII pasal 32) juga menerangkan:
Dalam pembinaan pemain amatir PSSI mengenal klasifikasi pemain dalam kelompok usia :
a. Dibawah usia 15 tahun
b. Dibawah usia 17 tahun
c. Dibawah usia 19 tahun
d. Dibawah usia 23 tahun
Untuk dapat mengembangkan kemamapuan atlet secara maksimal, perlu juga diketahui perkembangan motor anak pada umur-umur tertentu. 6 sampai 11 tahun (kelompok usia muda): kemampuan fisik masih terbatas. Misalnya tingkat usia 6-8 tahun waktu reaksi masih lambat, koordinasi mata-tangan rendah, struktur jaringan otot masih peka terhadap cedera. Namun anak-anak pada kelompok ini menyenangi dan cukup toleran terhadap kegiatan bersifat daya tahan erobik (...) pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
tingkat usia 11 sampai 15 tahun (kelompok usia menengah): Pertumbuhan fisik masih bervariasi. Ukuran tubuh bisa menyerupai orang dewasa, tetapi kekuatan otot tidak sama. Pada tingkat usia ini bisa terjadi perubahan perilaku yang disebabkan oleh proses adaptasi terhadap kehidupan sosial, psikologis, dan perubahan fisiologis tubuh. Pada umumnya anak-anak pada tingkat usia ini sudah bisa diberikan instruksi dan strategi permainan yang lebih rumit. (...) 15 sampai 18 tahun (kelompok usia menjelang dewasa): pertumbuhan fisik mulai stabil. Pertumbuhan dan perkembangan otot mulai tampak pada usia 17 tahun, sedangkan kekuatan otot masih akan meningkat sampai usia 20 tahun. (Hoedaya, 2006: 18-19)
Bagi seorang atlet, sampai dengan usia 15 tahun merupakan saat dimana
para pemain harus benar-benar menguasai teknik dasar sepak bola. Hal ini dikarenakan bagi anak laki-laki umur 6-9 tahun merupakan saat mempelajari keterampilan gerak secara umum, 9-12 tahun saat mulai mulai keterampilan dasar olahraga tertentu, 12-15 tahun saat mempelajari keterampilan tekhnik dan taktik olahraga tertentu, 15-18 tahun adalah saat untuk meningkatkan kemampuan fisik dan pengalaman bertanding, 18 ke atas adalah saat puncak anak berlatih untuk mencari kemenangan.
7. Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola
Di dalam olahraga terdapat nilai yang terkandung,adapun pengertian nilai itu sendiri adalah suatu skor atau anggapan sesuatu tentang apa yang dianggap baik atau apa yang dianggap buruk. Norma atau kaidah adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman dan panduan dalam bertingkah laku di kehidupan masyarakat. Norma berisi anjuran untuk berbuat baik dan larangan untuk berbuat buruk dalam bertindak sehingga kehidupan ini menjadi lebih baik.
Norma adalah kaidah, ketentuan, aturan, criteria, atau syarat yang mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat di dalam berbuat, dan bertingkah laku sehingga terbentuk masyarakat yang tertib, teratur dan aman.
Akhinayasrin (2011 : 11) Disamping sebagai pedoman atau panduan berbuat atau bertingkah laku. Norma juga dipakai sebagai tolak ukur di dalam mengevaluasi perbuatan seseorang . Norma selalu berpasangan dengan sanksi, yaitu suatu keadaan yang dikenakan kepada si pelanggar norma. Si pelanggar norma harus menjalani sanksi sebagai akibat atau tanggung jawabnya atas perbuatan itu. Adapun wujud, bentuk, atau jenis sanksi itu harus sesuai atau selaras dengan wujud, bentuk, dan, jenis normanya.
Untuk mengukur suatu tingkat keterampilan atau keahlian seseeorang dalam mengukur sesuatu diperlukan sesuatu norma sehingga dapat lebih mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32 dipahami. Hoetomo (2005: 349) juga menjelaskan norma ialah suatu ukuran untuk menentukan sesuatu,. Jadi yang dimaksud norma keterampilan dasar sepak bola adalah suatu ukuran untuk menentukan tingkat keterampilan dasar bermain sepak bola.
Teknik dasar sepak bola dibagi menjadi dua yaitu teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola. Untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar seorang anak usia 15 tahun ke bawah dapat dilakukan melalui beberapa macam test. Salah satunya tes keterampilan bermain sepak bola oleh Norbert Romagalski dan Ernst G. Degel dalam Sukatamsi (1984: 253-260).
Adapun macam testnya yaitu:
a. Menimang-nimang bola (jugling) b. Menendang bola dengan kaki dalam. c. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. d. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. e. Menyondol bola. f. Menggiring bola. g. Melempar bola. h. Latihan kombinasi.
B. Kerangka Pemikiran
Salah satu bentuk pembinaan untuk menghasilkan atlet yang berprestasi adalah dengan mengadakan suatu kompetisi, baik dalam skala besar maupun kecil. Saat ini suatu kompetisi dalam olahraga sepak bola memiliki beberapa bentuk salah satunya ialah bentuk Liga. Salah satu kompetisi berbentuk LIGA yang diadakan di Solo adalah TOURNAMENT LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO Se JAWA Kelahiran 1999.
Untuk dapat berkompetisi dengan baik tentu perlu diadakan pembinaan berupa pelatihan. Di usia dini pelatihan yang dilakukan haruslah berpusat pada penguasaan keterampilan dasar. Hal ini dikarenakan penguasaan keterampilan dasar sangat berpengaruh pada mutu permainan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu pertandingan. Hal ini membuktikan bahwa penguasaan teknik dasar merupakan salah satu faktor terpenting dalam permainan sepak bola.
Tiap tim pasti memiliki kemampuan yang berbeda kemampuan teknik dasarnya,bahkan dalam tim yang sama tentu para pemain memilki tingkat kemampuan yang berbeda, yang tentunya dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan para siswanya. Meski dalam memanagemen anak-anak didiknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33 sudah terorganisir, dan dalam hal prestasi dari beberapa SSB di Solo bisa dibilang membanggakan namun tidak sedikit dari pelatih-pelatih di Solo yang belum memberikan perhatian penuh akan pentingnya perkembangan kemampuan teknik dasar para siswanya sebelum menghadapi suatu kompetisi, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya pelatih yang melakukan tes kemampuan dasar teknik sepak bola para siswanya untuk melihat perkembangan atau kemampuan anak hasil dari latihan selama ini, padahal tidak dapat disangkal pemain yang memiliki teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula.
Padahal tingkat penilaian keterampilan dasar ini dapat menjadi barometer anak didik yang tentu saja dapat memberikan gambaran bagi para pelatih tentang anak didiknya sehingga pelatih dapat memacu kemampuan anak dengan tujuan yang jelas sebelum menghadapi suatu kompetisi khususnya Tournament Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Jawa.
Untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar seorang anak usia 15 tahun ke bawah dapat dilakukan melalui beberapa macam test. Adapun macam testnya yaitu:
a. Menimang-nimang bola (jugling) b. Menendang bola dengan kaki dalam. c. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. d. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. e. Menyondol bola. f. Menggiring bola. g. Melempar bola. h. Latihan kombinasi.
Untuk memperoleh data dilakukan suatu tes dan pengukuran yang
kemudian data dari hasil test dan pengukuran yang telah dilakukan, data disusun
menjadi sebuah norma. Dari hasil tersebut maka akan diperoleh tingkat
keterampilan dasar sepak bola SSB liga bocah 2012 piala Persis Solo kelahiran
1999 se Kota Surakarta tahun 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Untuk memperoleh keterangan yang diperlukan, penelitian ini dilaksanakan di lapangan tempat masing-masing SSB biasa berlatih yaitu:
Tabel 1. Data Tempat SSB Se Kota Surakarta
Nama SSB Alamat lapangan
SSB Mars Solo Lapangan Alun-alun kidul, Semanggi
SSB Solo United Lapangan Makam Haji
SSB Alwathoni Lapangan Sriwaru
SSB Madya Pemda Lapangan Kartopuran
SSB New Pelita Lapangan Kota Barat
SSB 7.4 MU Semanggi Lapangan Losari Semanggi
SSB Angkasa Solo Lapangan Auri, Colomadu
SSB Tunas Tirta Lapangan Baturan
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei 2012
sampai dengan Akhir bulan Mei 2012.
Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data
NO Nama SSB Waktu Tanggal
1 SSB Al Wathoni 15.00 selesai 16 Mei
2 SSB Mars Solo 15.00 selesai 17 Mei
3 SSB Solo United 15.00 selesai 18 Mei
4 SSB 7.4 MU 15.00 selesai 19 Mei
5 SSB Angkasa Solo 15.00 selesai 25 Mei
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
6 SSB Madya Pemda 15.00 selesai 26 Mei
7 SSB Tunas Tirta 15.00 selesai 28 Mei
8 SSB New pelita 15.00 selesai 30 Mei
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah diskriptif Normative survey.
Metode diskriptif ialah metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada
pada saat penelitian berlangsung. JR. Thomas, JK. Nelson & SJ. Silverman
(2005:284) menjelaskan
Normative survey tidak digambarkan dalam metode penelitian yang selama ini sudah banyak ada. Sama dengan namanya metode ini melibatkan penentuan norma untuk kemampuan, performa, keyakinan dan sikap. Pendekatan yang digunakan adalah sampel pada orang yang berbeda usia, jenis kelamin dan kategori lain yang dipilih dan diukur.
Tahap dalam Normative survey biasanya sama dengan kuisioner,
perbedaannya yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Peneliti
memilih tes yang paling layak untuk mengukur performa atau kemampuan yang
diinginkan, seperti komponen pada kondisi fisik.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 144 siswa SSB peserta Liga Bocah
2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini berjumlah berjumlah 144 siswa yang terdiri atas
18 anak dari 8 SSB yaitu pada SSB Mars Solo, SSB Solo United, SSB Al
Wathoni, SSB Madya, SSB New Pelita, SSB 7.4 MU Semanggi, SSB Angkasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36 seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi".
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan harus menggunakan
suatu alat ukur yang sering disebut dengan instrumen penelitian. Arikunto
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Suatu instrumen penelitian harus valid. Instrumen
pengukuran dalam penelitian ini merupakan instrumen penelitian yang di
dalamnya mengandung validitas isi. Suatu instrumen pengukuran memiliki
validitas isi sampai pada taraf bahwa instrumen itu mengukur sampai pada
kapasitas sesuai dengan kesimpulan yang ingin ditarik. Validitas logik ditentukan
oleh pengujian yang akan diukur dan menetapkan apakah instrumen itu dalam
kenyataannya mengukur kapasitas yang dimaksud.
Agar penelitian ini mempunyai tingkat reliabel yang tinggi maka
penelitian ini dilakukan 2 kali yaitu test dan retest. Untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian ini dilakukan tes dan pengukuran yang terdiri dari
beberapa tes keterampilan bermain sepak bola untuk umur 10-14 tahun oleh
Norbert Romagalski dan Ernst G. Degel (dalam Sukatamsi, 1984:253-260).
Adapun macam testnya yaitu:
i. Menimang-nimang bola (jugling) j. Menendang bola dengan kaki dalam. k. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. l. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. m. Menyondol bola. n. Menggiring bola. o. Melempar bola. p. Latihan kombinasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
E. Teknik Analisis Data
Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data dari survei dengan
beberapa metode norma seperti persen, dan kemudian membuat norma untuk
kategori yang berbeda pada umur, jenis kelamin, dan lain-lain. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji reliabilitas, menghitung t-score
dan menyusun norma. Adapun langkah-langkah dari analisis data sebagai berikut :
1. Uji Reliabilitas
Menentukan Reliabilitas menggunakan ANAVA.
Reliabilitas = dengan R =
2. Menghitung T-score
Langkah-langkah :
a. Mencari angka tertinggi (AT) b. Mencari angka terendah (AR) c. Mencari Range (R=AT-AR) d. Mencari kelas interval (ki)
BK= 1+ 3,3 log n (rumus sturgess dalam Riduwan 2003 : 121)
e. Menentukan interval (i) / P i
(Riduwan 2003 : 121) f. Mencari angka pertama ( )
=
g. Membuat tabel kerja untuk mencari T-skor
3. Menyusun Norma
Nilai t-score yang diperoleh dari seluruh item tes tiap sampel dijumlah,
kemudian hasil yang dicapai tersebut disusun dalam norma penilaian, dengan
rentangan 4 SD. Penetapan rentangan tersebut karena jumlah sampel yang
digunakan adalah 162 anak. Hal ini sesuai pendapat Garret H.E (1996:208) bahwa
pembagian rentangan adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
N: 10
Range 2.0 SD
N: 50
Range 2.5 SD
N: 200
Range 3.0 SD
N: 1000
Range 3.5 SD
Menyusun Norma
Langkah-langkah :
a. Mencari angka tertinggi (AT) b. Mencari angka terendah (AR) c. Mencari Range (R=AT-AR) d. Mencari kelas interval (ki)/menentukan banyaknya kelas
BK= 1+ 3,3 log n (rumus sturgess dalam Riduwan 2003 : 188) e. Menentukan interval (i)
i
f. Mencari angka pertama ( )
=
g. Membuat tabel kerja untuk menyusun Norma Hasil Tes Keterampilan Dasar.
h. Tetapkan norma dari hasil P masing-masing. Disusun norma dengan 4 kategori, maka jaraknya:
i. Tetapkan persen untuk masing-masing klasifikasi. -1,25 SD 0 SD +1,25 SD P = P = P =
j. Mencari P yang ditentukan dengan rumus:
Px =Bt +
k. Tabel kategori norma (Atmojo, 2008:97-104)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian. Penyajian penelitian
ini berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data keterampilan dasar sepak
bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta
Tahun 2012.
Data yang diperoleh dari penelitian dikelompokkan dan dianalisis
dengan statistik, seperti terlihat dalam lampiran. Adapun deskripsi data lapangan
secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut:
Tabel 3. Deskripsi Data Lapangan Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola Pada Siswa SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
Item Jumlah
Anak
Hasil Tes
Hasil Rata-
rata
Hasil
Tertinggi
Hasil
Terendah
Menimang-nimang bola
(juggling)
144 anak
1924 13,36 37 5
Menendang bola dengan kaki
dalam (passing) 686 4,76 9 0
Menendang bola dengan kura-
kura kaki bagian dalam (long
pass)
470 3,26 7 0
Menendang bola dengan kura-
kura kaki penuh (shooting) 566 3,93 8 0
Menyondol bola (heading) 585 4,06 9 0
Menggiring bola (dribbling) 3911 27,16 20 36
Melempar bola (throw) 1493 10,37 14 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40 Latihan Kombinasi. 690 4,79 7 0
Setelah data lapangan diperoleh kemudian data diolah menggunakan
teknik analisis data untuk dicari nilai T-scorenya. Adapun deskripsi data T-score secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabelseperti berikut: Tabel 4. Deskripsi Data T-Score Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
Item Jumlah
Anak
Hasil Tes
T-Score Rata-
rata
T-Score
Tertinggi
T-Score
Terendah
Menimang - nimang bola
(juggling)
144
anak
7356 51,08 77 36
Menendang bola dengan
kaki dalam (passing) 7177 49,84 75 25
Menendang bola dengan
kura-kura kaki bagian dalam
(long pass)
7198 49,97 71 35
Menendang bola dengan
kura-kura kaki penuh
(shooting)
7181 49,87 77 25
Menyondol bola (heading) 7014 48,71 75 35
Menggiring bola (dribbling) 7185 49,90 70 16
Melempar bola (throw) 7170 49,79 70 36
Latihan Kombinasi. 7130 49,51 70 36
57411 398,67 585 244
Rata-rata 398,69 2,77 4,06 1,69
Adapun hasil uji tingkat keajegan/ reabilitas hasil tes yang telah
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data
No Variabel Reabilitas Kategori
1 Juggling 0,96 Sangat Tinggi
2 Passing 0,91 Sangat Tinggi
3 Longpass 0,93 Sangat Tinggi
4 Shooting 0,92 Sangat Tinggi
5 Heading 0,91 Sangat Tinggi
6 Dribbling 0,89 Tinggi
7 Throw 0,97 Sangat Tinggi
8 Latihan kombinasi 0,90 Sangat Tinggi
Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reabilitas tes tersebut
menggunakan pedoman tabel koefisien dari Kirkendal D.R, Gruber J.J, Johnson
R.E (dalam Ismaryati, 2008: 31), yaitu :
Tabel 6. Tabel Range Kategori Reliabilitas
Kategori Reliabilitas
Sangat Tinggi 0,90-1,00
Tinggi 0,80-0,89
Cukup 0,60-0,79
Jelek (tidak dapat diterima) 0,00-0,59
B. Hasil Analisis Data Dalam hasil dari analisis data hasil tes kemampuan dasar sepak bola ini.
Selanjutnya melakukan analisis dengan menyusun norma klasifikasi tingkat
keterampilan dasar sepak bola.
Adapun hasil pengklasifikasian dan penyusunan norma penilaian terhadap
nilai total keterampilan dasar sepak bola pada siswa SSB kelahiran 1999 peserta
Liga Bocah Piala Persis Solo Se Kota Surakarta Tahun 2012 yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 7. Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola pada SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
Kemudian kemampuan keterampilan dasar sepak bola pada SSB Liga Bocah 2012
Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012. dicocokkan
dengan hasil norma tersebut diatas. Hasil pencocokan dapat terlihat dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 8. Norma Hasil Keterampilan Dasar Sepak Bola Kelahiran 1999 di SSB Se Kota Surakarta
Kategori Jumlah Jumlah (%)
Baik (A) 17 11,81
Sedang (B) 66 45,83
Cukup (C) 50 34,72
Kurang (D) 11 7,64
Gambar 14. Diagram Data Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
No Nilai Kategori
1 Baik (A)
2 393 442 Sedang (B)
3 346 -392 Cukup (C)
4 Kurang (D)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Dari hasil pencocokan antara norma yang telah dibuat dengan kemampuan
teknik dasar sepak bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999
Se Kota Surakarta Tahun 2012, dapat dilihat bahwa dari 144 anak, anak yang
memiliki kemampuan berkategori baik yaitu sebesar 12 % = 17 anak, kategori
sedang 46 % = 66 anak, cukup 35 % = 50 anak, kurang 8 % = 11 anak. Dari hasil
tersebut di atas dapat disimpulkan sebagian besar kemampuan teknik dasar sepak
bola kelahiran 1999 di SSB Se Kota Surakarta ialah berkategori sedang. Sehingga,
para pelatih perlu meningkatkan latihan kemampuan siswanya agar mendapatkan
prestasi dan hasil yang maksimal dalam mengikuti suatu kompetisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diungkapkan pada
BAB IV, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil pengambilan data kemampuan keterampilan dasar sepak bola pada
SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta
tahun 2012 dapat disusun norma dengan kategori yaitu :
a) Baik (12 %) yang berjumlah 17 anak, dengan rata-rata score senilai 460,5.
b) Sedang (46 %) yang berjumlah 66 anak dengan rata-rata score senilai
401,54.
c) Cukup (35 %) yang berjumlah 50 anak, dengan rata-rata score senilai
361,44.
d) Kurang (8 %) yang berjumlah 11 anak, dengan rata-rata score senilai
323,63.
Total dari keseluruhan berjumlah 144 anak dengan rata-rata score senilai
470,36.
2. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan keterampilan
teknik dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012
dalam kategori sedang yaitu dengan rata-rata score senilai 401,54.
B. Implikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Dari hasil penelitian ini dapat disusun norma keterampilan sepak bola SSB
Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012, sesuai dengan kemampuan siswa
di SSB yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil penelitian norma keterampilan dasar sepak bola SSB
Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012, implikasinya ialah:
1. Memberikan penilaian terhadap tingkat keterampilan dasar sepak bola siswa
SSB Kelahiran 1999 yang dapat digunakan sebagai pedoman yang sesuai.
2. Pelatih SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 dapat melihat
norma keterampilan dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta
Tahun 2012 yang disusun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
3. Masing-masing pelatih tiap SSB dapat mengetahui tingkat kemampuan anak
didiknya sehingga dapat membantu para pelatih dalam membuat suatu
keputusan yang nantinya dapat dipergunakan untuk persiapan menghadapi
suatu kompetisi.
4. Norma penilaian keterampilan dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota
Surakarta Tahun 2012 yang telah dibuat dapat dipakai sebagai acuan terhadap
pelatih SSB di Surakarta untuk meningkatkan keterampilan anak didiknya.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat peneliti berikan
antara lain:
1. Keterampilan dasar dalam permainan dasar sepak bola pada dasarnya dapat
dimiliki serta dikuasai pemain secara maksimal melalui latihan-latihan yang
diprogram dan direncanakan dengan baik serta didukung dengan
pertandingan-pertandingan yang terencana. Dalam memberikan latihan
keterampilan dasar agar dapat lebih mudah dipahami dan dikuasai oleh
pemain, maka pemberian latihan ini harus diberikan sejak usia dini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46 2. Dalam pelaksanaan latihan para pemain hendaknya tidak meninggalkan
prinsip-prinsip latihan diantaranya penambahan beban, pengulangan,
meningkat, disesuaikan dengan cabang olahraganya dan memiliki target.
3. Untuk peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan terutama penelitian yang berkaitan dengan keterampilan dasar sepak
bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kompetisi Sepak Bola Indonesia
Kompetisi dan pertandingan sepakbola yang dibentuk dan diadakan oleh
PSSI diikuti oleh pemain profesional dan amatir, baik berasal dari dalam maupun
luar negeri. Pemain profesional terdiri dari pemain lokal dan pemain asing,
sedangkan pemain amatir adalah yang menjadi Warga Negara Indonesia.
Kompetisi tersebut diikuti oleh klub-klub yang berada dalam wilayah kesatuan
Republik Indonesia. Untuk kategori dalam pembagian klub menurut Peraturan
Organisasi PSSI (2011: bab I pasal 1 ayat 13-15) adalah:
Perkumpulan sepakbola yang terdiri dari Klub Profesional dan Klub Amatir.
1. Klub Profesional Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Profesional, bila seluruh Pemainnya yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus Pemain Profesional.
2. Klub Amatir Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Amatir, bila seluruh Pemainnya yang mengikuti kompetisi atau pertandingan resmi berstatus Pemain Amatir.
Kompetisi yang diikuti oleh PSSI di dalam maupun di luar negeri yang
diselenggarakan oleh AFF, AFC dan FIFA. Adapun pertandingannya terdiri dari:
1. Pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak
perkumpulan atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah,
yang dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan
program yang disusun oleh PSSI.
2. Pertandingan di dalam negeri yang diselnggarakan oleh pihak ketiga yang
mendapat izin dari PSSI.
3. Pertandingan-pertandingan lainnya yang mengikutsertakan peserta dari
luar negeri atau atas undangan dari luar dengan ijin PSSI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang diselenggarakan atau
diizinkan oleh PSSI atau Pengurus Daerah (Pengda)/Pengurus Cabang (Pengcab)
PSSI, seperti Kompetisi Liga Indonesia, Piala Indonesia serta Kejuaraan
Internasional untuk Klub yang diselenggarakan atau diizinkan oleh AFC atau
FIFA. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri menurut
Peraturan Organisasi PSSI (2011: bab I pasal 1 ayat 19-20) terdiri dari:
1. Kompetisi Profesional Liga Indonesia, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Profesional, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu :
a. Kompetisi Super Liga b. Kompetisi Divisi Utama.
2. Kompetisi Amatir PSSI, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Amatir, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu :.
a. Kompetisi Divisi Satu b. Kompetisi Divisi Dua c. Kompetisi Divisi Tiga d. Kompetisi Kelompok Umur e. Kegiatan Sepakbola Wanita f. Kegiatan Sepakbola Pantai.
Kompetisi diperlukan guna membentuk mental para pemain dan kualitas
pemain. Kompetisi sebaiknya sudah dilaksanakan semenjak usia dini, untuk
perkembangan pembinaan usia dini yang lebih baik. Maka dari itu PSSI sudah
mulai marak mengadakan kompetisi amatir berdasarkan kelompok umur, baik
yang bersifat regional, nasional, dan internasional, yang biasanya diikuti oleh
SSB-SSB yang terkait. Kompetisi tersebut antara lain:
1. Liga Danone dengan kelompok umur dibawah 12 tahun (U-12)
2. Liga Bocah dengan kelompok umur dibawah 13 tahun (U-13)
3. Piala Medco dengan kelompok umur dibawah 15 tahun (U-15)
4. Piala SURATIN (Liga Remaja) dengan kelompok umur dibawah 18
tahun (U-18).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Liga Bocah
TOURNAMENT LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO Se JAWA
Kelahiran 1999 merupakan salah satu kompetisi amatir yang diselenggarakan oleh
Pengcab PSSI Surakarta yang bersifat regional. Liga bocah menggunakan sistem
peraturan pertandingan yang telah diatur oleh PSSI sebagai satu satunya
organisasi sepakbola yang bersifat nasional yang berwenang mengatur, mengurus
dan menyelenggarakan semua kegiatan/kompetisi sepakbola di Indonesia.
Dalam pembinaan sepak bola baik pelatihan maupun kompetisi perlu
diadakan pengelompokan-pengelompokan supaya dapat tujuan pembinaan usia
dini dapat tercapai. Kompetisi yang diatur dalam PSSI terbagi atas kompetisi Liga
Remaja, kompetisi Liga Indonesia, kompetisi antar Perkumpulan Perserikatan
sampai tingkat nasional, kompetisi PORDA, PORWIL dan PON. Menurut
Peraturan Pertandingan (2005:bab II pasal 2 ayat 1) membagi kompetisi Liga
Remaja menjadi 3 yaitu:
1) Kelompok Usia 18 tahun
2) Kelompok Usia 15 tahun
3) Kelompok Usia lainnya.
Sedangkan menurut Sneyers (1993: 11-12) mengelompokkan menjadi
empat kelompok umur yaitu:
1) Pemula (6-13 tahun)
2) Junior B (14-15 tahun)
3) Junior A (16-17 tahun)
4) Junior A/Senior (16-20 tahun)
3. Teknik Dasar Sepak Bola
Seorang olahragawan khususnya pemain sepak bola untuk dapat
mencapai prestasi yang setinggi-tingginya tentu harus memenuhi faktor-faktor
yang dibutuhkan.Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi yang setinggi-
tingginya Sukatamsi (1984: 11) menyatakan empat kelengkapan pokok yang
harus dimiliki oleh olahragawan, yaitu:
1) Pembinaan teknik (keterampilan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2) Pembinaan fisik (kesegaran jasmani) 3) Pembinaan taktik (mental, daya ingatan, dan kecerdasan) 4) Kematangan juara
Sedangkan Scheunemann (2008:17) menyatakan faktor-faktor kesuksesan seorang pemain bola ialah :
1) Faktor genetik 2) Faktor kedisiplinan 3) Faktor latihan 4) Faktor keberuntungan
Walaupun demikian dari kelengkapan pokok tersebut di atas, yang
fundamental sebagai dasar bermain adalah teknik dasar dan keterampilan bermain
yang lebih dahulu dibina di samping pembinaan, kelengkapan pokok lainnya.
Koger (2007:13) membagi tiga jenis teknik dalam permaianan sepak bola yang
harus diajarkan seorang pelatih, dan disingkat FIG yaitu :
1) Foundation (F) atau teknik dasar. Latihan-latihan teknik itu yang ditujukan untuk mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan oleh semua pemain, namun menu latihan ini tidak ditujukan untuk menghadapi kondisi pertandingan yang sesungguhnya.
2) Intermediate (I) atau teknik lanjut. Teknik ini merupakan teknik lanjut atau tingkat menengah yang diperlukan untuk menciptakan relevansi antara keterampilan dasar dengan keterampilan-keterampilan yang sesungguhnya.
3) Game (G) atau teknik bermain. Keterampilan-keterampilan bersepak bola yang sesungguhnya yang diperlukan oleh setiap pemain sebelum mereka benar-benar bertanding melawan tim lain.
Teknik dasar bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang
paling banyak digunakan dalam permainan sepakbola. Maka teknik dasar bola
merupakan dasar dalam permainan sepakbola. Permainan sepak bola akan
kelihatan menarik apabila para pemainnya memiliki keterampilan bermain
sepakbola. Keterampilan bermain merupakan penerapan teknik di dalam bermain
sepak bola. Keterampilanbermainsepak bola dapat dicapai apabila setiap pemain
menguasai teknik dasar bermain sepak bola. Menurut Sukatamsi (1984: 34)
Teknik dasar bermain sepak bola dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1) Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri atas: a) Lari cepat dan merubah arah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b) Melompat dan meloncat c) Gerak tipu tanpa bolayaitu: gerakan tipu dengan badan d) Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang
2) Teknik dengan bola. a) Menendang bola b) Menerima bola c) Menggiring bola d) Menyundul bola e) Melempar bola f) Gerak tipu dengan bola g) Merampas atau merebut bola h) Teknik-teknik khusus penjaga gawang
Dilihat perkenaan bagian kaki ke bola, teknik dasar dibedakan beberapa
macam, yaitu teknik dasar dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar
(outside), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian dalam (inside of the
instep), (Soekatamsi, 2001: 2.41).
4. Teknik Tanpa Bola
a. Lari Cepat Mengubah Arah
Yang dimaksud dengan lari cepat (sprint) dalam olahraga sepak bola
sangat berbeda dengan sprint dalam cabang olahraga atletik. Sukatamsi (1984:34-
35) menerangkan:
1) Langkahnya pendek-pendek, paha diangkat setinggi-tingginya sehingga jumlah frekuensi langkahnya bertambah banyak.
2) Badan atau togok tidak condong ke depan (...), sikap badan tegap supaya mudah melihat lapangan lebih luas, dan mudah mengubah arah atau melakukan gerakan berhenti mendadak (....).
3) Sudut siku lengan lebih lebar dan ayunan lengan agak terbuka ke belakang, guna untuk menjaga keseimbangan badan.
4) Titik berat badan selalu dekat dengan tanah.
b. Melompat atau Meloncat
Teknik melompat/meloncat digunakan untuk memenangkan posisi ketika
bola melambung di udara atau bola tinggi. Teknik yang digunakan ada dua yaitu
melompat dengan ancang-ancang, atau melompat tanpa ancang-ancang (sikap
1) Untuk dapat melompat setinggi-tingginya digunakan dengan ancang-ancang lari kemudian bertolak dengan satu kaki atau dua kaki, akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
tetapi lompatan ini jarang dilakukan karena tergantung dari situasi permainan.
2) Apabila kita berdiri dekat pemain lawan, maka kesempatan untuk melompat dengan ancang-ancang lari dan bertolak dengan satu kaki tidak ada sama sekali, maka terpaksa harus bertolak tanpa awalan berarti harus bertolak dengan kedua kaki untuk mencapai lompatan setinggi-tingginya.
c. Gerak Tipu
Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak pura-pura dari badan dan oleh
lawan dianggap gerak yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya dan
pada saat itulah pemain harus segera melakukan gerakan yang sebenarnya
(Sukatamsi,1984: 38). Gerak tipu tubuh adalah gerakan yang dirancang untuk
membuat lawan menjadi salah arah dan hilang keseimbangan (Luxbacher, 2004:
72). Menurut Sukatamsi (1984: 38), menerangkan bahwa gerak tipu tanpa bola
terdiri dari:
1) Gerak tipu dengan kaki
2) Gerak tipu dengan badan bagian atas
3) Gerak tipu dengan bahu
d. Gerakan-gerakan Khusus Penjaga Gawang
Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan
sikap menunggu dari gerakan-gerakan pemain lawan (Sukatamsi,1984: 39).
Seorang penjaga gawang harus selalu bergerak untuk menempati posisi yang
menguntungkan sesuai arah tembakkan. Karena itu seorang penjaga gawang harus
banyak melatih banyak alternatif tendangan. Seorang penjaga gawang merupakan
pertahanan terakhir apabila pemain lain telah gagal menghadang pemain lawan.
Mielke (2003: 105) menyatakan bahwa seorang penjaga gawang harus memiliki
banyak keterampilan dan sering harus bertindak sebagai lini pertahanan terakhir.
5. Teknik dengan Bola
Sebaiknya sebelum mempelajari teknik dengan bola, akan lebih baik jika
pemain mengenali bola. mengenal bola berarti pemain memahami bagaimana sifat
bola itu sendiri, hal ini juga sangat mempengaruhi seorang pemain untuk bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12 bermain dengan baik. Sukatamsi (1984:39) menyatakan untuk menjinakkan
(menguasai) bola, maka perlu kepada anak-anak atau pemain pemula
diperkenalkan terlebih dahulu dengan sifat-sifat bola.
Salah satu latihan yang paling banyak digunakan supaya pemain
memahami sifat bola ialah juggling (menimang-nimang bola). Jugling adalah
menendang bola terus-menerus ke atas dengan kepala atau paha (Kuger,
juggling adalah cara yang sangat bagus untuk
mengembangkan reaksi yang cepat,kontrol bola, dan meningkatkan konsentrasi
yang diperlukan agar bisa berperan dengan baik dalam permainan .
a. Menendang Bola
Menendang bola merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam permainan sepak bola. Maka dari itu teknik menendang merupakan dasar di dalam bermain sepak bola. Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang dengan baik, dengan cepat, cermat, dan tepat pada sasaran, sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut gawang lawan (Sukatamsi, 1984:44). Pendapat tersebut diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kemampuan
menendang yang baik sangat bergunabagi suatu tim untuk dapat bermain cepat,
bermain tepat, dan bermain cermat. Jenis-jenis dari tendangan berdasarkan fungsi
dari tendangan, tinggi rendahnya bola, dan arah putaran bola lebih jauh dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Atas Dasar Kegunaan atau Fungsi dari Tendangan.
a) Untuk memberikan operan bola kepada teman
Mengoper atau dikenal juga dengan passing,dalam permainan sepakbola
memiliki konstribusi besar dalam usaha menjalin kerjasama tim yang kompak
untuk mencetak gol ke gawang lawan. Teknik yang paling banyak digunakan
selama permainan sepak bola berlangung ialah teknik passing, maka dari itu untuk
memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus
mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan passing.
Koger (2007:19) menyatakan bahwa mengoper berarti memindahkan
bola dari kaki Anda ke kaki pemain lain, dengan cara menendangnya . Passing
merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting dalam permainan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13 sepak bola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan meningkatkan kualitas
permainan suatu tim sepak bola.
Sepak bola sejatinya adalah permainan tim. Walaupun pemain yang memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu, seorang pemain sepak bola harus saling bergantung pada setiap anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam lingkungan tim ini, seorang pemain sepak bola harus mengasah keterampilan passing (Mielke, 2007: 19). Pendapat diatas juga diperkuat pendapat dari Scheunemann (2008:19)
memiliki passing yang akurat adalah harga mati bagi
seorang pemain bola. Mengingat passing begitu sering dilakukan dalam sebuah
pertandingan, pelatih yang baik akan memulai tugasnya dengan memperbaiki
kemampuan passing
Pendapat-pendapat tersebut menunjukkan, sebaik apapun keterampilan
seorang pemain sepak bola, keberhasilan atau kemenangan sebuah tim sepak bola
ditentukan oleh kerjasama tim yang kompak. Kerjasama tim yang kompak
membutuhkan kemampuan passing yang baik dari setiap pemainnya. Untuk itu,
dalam melakukan passing harus dilakukan secermat mungkin agar teman
seregunya mampu menerima dan mengontrol bola dengan baik. Gifford (2007:
14) menyatakan bahwa
dikuasai. Umpan menghubungkan semua pemain di seluruh bagian lapangan dan
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melakukan umpan dengan
passing harus dilakukan secermat mungkin, bola menyusur tanah agar mudah
dikontrol teman seregunya. Umpan-umpan yang cermat dan akurat melalui
passing dapat dijadikan serangan untuk menciptkan gol ke gawang lawan.
Passing yang cermat dan akurat banyak manfaatnya terhadap kualitas
permainan.Hal yang terpenting dalam melakukan passingharus diimbangi kontrol
bola yang baik.Kemampuan pemain sepak bola melakukan passingdengan cermat
dan kontrol bola yang baik dapat digunakan sebagai serangan untuk mencetak gol
ke gawang lawan.
Passing yang baik dimulai ketika tim yang sedang menguasai bola menciptakan ruang diantara lawan dengan bergerak dan membuka ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
di sekeliling pemain. Keterampilan dasar mengontrol bola perlu dilatih secara berulang-ulang, sehingga pemain yang melakukan passing mempunyai rasapercaya diri untuk melakukan passingyang tegas dan terarah kepada teman satu tim yang tidak dijaga lawan. Passing yang efektif juga memberikan peluang yang lebih baik untuk mencetak gol karena pemain yang menerima passing tersebut berada pada lokasi yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan passing yang dilakukan dengan lemah atau tidak terarah (Mielke, (2007: 20). Pendapat tersebut menunjukkan, passing yang baik sangat berperan
penting untuk membuka ruangan yang diimbangi kontrol bola yang baik.Selain
itu, passing yang baik, kuat dan terarah dapat mendukung menciptakan gol ke
gawang lawan.Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka harus
dilakukan latihan secara teratur dan dilakukan secara berulang-ulang.
Passing dalam permainan sepak bola memiliki konstribusi besar dalam
usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang
lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain
sepak bola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan
passing. Dilihat dari bagian-bagian kaki yang menendang, Luxbacher (2004: 11-
12) menyatakan bahwa terdapat tiga teknik dasar mengoper bola diatas
permukaan lapangan: inside of the foot, outside of the foot, instep .
Berdasarkan bagian-bagian kaki yang digunakan menendang bola,
passing dalam permainan sepak bola pada umumnya dilakukan dengan kaki
bagian dalam. Meilke (2007: 20) menyatakan bahwa kebanyakan passing
dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam karena di kaki bagian itulah
terdapat permukaan yang lebih luas bagi pemain untuk menendang bola, sehingga
memberikan
b) Untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan, untuk
membuat gol kemenangan/shooting.
Kemampuan menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan atau yang
lebih kita kenal dengan shooting merupakan kemampuan yang wajib dimilki
pemain bola. Hal ini dikarenakan dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepak
bola adalah mencetak gol sebanyak mungkin. Bermain cantik, berhasil melewati
beribu-ribu lawan pun tidak akan diberi nilai dalam permainan sepak bola. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15 karena dalam sepak bola tidak ada dewan juri yang menilai untuk permainan
cantik, banyaknya melewati lawan dan sebagainya, yang ada hanyalah papan skor.
Mielke(2007: 67) menyatakan bahwa, dilihat dari sudut pandang penyerangan,
tujuan sepak bola adalah melakukan shooting .
Luxbacher (2004: 105) keterampilan menembak
yang dasar mencakup tembakan instep drive, full volley, half volley, side volley
dan
(1) Instep Drive
Tendangan ini digunakan untuk menendang bola yang sedang
menggilinding atau tidak bergerak. Untuk teknik menendangnya Scheunemann
(2008:46) menjelaskan sebagai berikut:
1. Persiapkan bola dengan sisi kaki luar bagian depan sebesar 45º ke arah samping depan.
2. Langkahkan kaki ke arah bola yang sudah dipersiapkan, lalu tanamkan kaki yang tidak digunakan untuk menendang bola beberapa inci di samping bola
3. Arahkan pinggul ke arah sasaran sambil mengayunkan kaki. 4. Kaki hendaknya ditekuk ke depan sehingga bagian tengah kaki
menyentuh bagian tengah bola saat bola ditendang, pastikan pergelangan kaki (anklemenyentuh bola.
5. Demi mengoptimalkan kerasnya tendangan, pastikan ayunan kaki tidak terhenti di tengah jalan melainkan terus diayun ke depan. Pastikan kaki tetap menekuk ke depan selama proses ini berlangsung.
Gambar 1. Tembakan Instep Drive (Luxbacher, 2004 :106)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16 (2) Full Volley
Tembakan full volley berarti menendang bola sebelum bola jatuh ke
tanah, untuk menembak bola langsung dari udara. Cara melakukan tendangan ini
mulai dengan lutut. Usahakan ujung kaki menghadap ke bawah sehingga kamu
bisa menciptakan permukaan tendangan yang lebih lurus. Usahakan matamu tetap
Gambar 2. Tembakan Full Volley (Luxbacher, 2004: 107)
(3) Half Volley
Half volley dalam berbagai segi sama dengan full volley. Terkait dengan
hal tersebut Luxbacher, (2004:
adalah bola ditendang pada saat bola menyentuh permukaan, bukan langsung di
80) menjelaskan bahwa,
setengah volley setelah bola menyentuh tanah dan ketika bola itu memantul kira-
Gambar 3. Tendangan Half Volley (Luxbacher, 2004: 108)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17 (4) Side Volley
Tembakan side volley pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan
macam-macam tembakan volley di atas, hanya saja tembakan ini dilakukan
apabila bola memantul atau jatuh ke samping anda. Tata cara melakukan
tendangan ini menurut Mielke (2007: 81), yaitu :
sebidang dengan bola dan kedua kaki agak sedikit terbuka. Sebelum menggerakkan kaki, putar tubuh atasmu ke kanan (dengan asumsi kamu menendang bola menggunakan kaki kanan (sehingga bahu kirimu berada didepan langsung (yaitu arah menghadap nya ujung kaki).selanjutnya putar kembali ke kiri sampai bahu kananmu berada di depan". Sedangkan menurut Luxbacher (2004: 110) tata cara melakukan
tendangan ini yaitu :
-siap melakukan tembakan, putar tubuh anda ke samping sehingga bahu depan anda mengarah ke arah gerakan bola yang diinginkan, angkat kaki yang yang akan menendang ke samping sehingga hampir paralel dengan permukaan. Tarik kaki yang akan menendang dengan menekukkan lutut. Jaga agar kepala tidak bergerak dan fokuskan perhatian pada bola. Sentakkan kaki anda lurus ke depan dan tendang bagian pertengahan ke atas bola dengan instep. Jaga agar kaki tetap kuat dan luruskan sepenuhnya. Gerakan akhir dari kaki anda harus bergerak
Secara teori tendangan ini akan lebih kuat dan lebih cepat dibandingkan
tendangan volley lainnya karena adanya unsur gerak berputar. Sehubungan dengan
hal ini Mielke (2007: 80) menjelaskan bahwa
pemutaran tubuh sehingga saat bergerak untuk menyentuh bola, kamu bisa
memberikan kekuatan dan kecepatan yang lebih besar karena ditambah oleh
memungkinkan pemain menambah daya pengungkit pada kaki. Aksi tendangan
ini menambah jarak yang ditempuh kaki sebelum meenyentuh bola sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Gambar 4. Tembakan Side Volley (Luxbacher, 2004 : 109)
(5) Swerving atau menikung
Tembakan yang lurus langsung ke arah gawang terkadang bukan
merupakan jalur yang terbaik saat permainan berlangsung. Apalagi ketika jalur
tembakan kita sudah tertutup oleh pemain lawan. Salah satu alternatif tendangan
efektif adalah tendangan menikung atau swerving. Berkaitan dengan tendangan ini
Luxbacher (2004:
menerangkan tentang tata cara melakukan tendangan ini, ia menjelaskan bahwa :
pada bola. Awali gerakan anda dari posisi hampir langsung di belakang bola. Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dengan kepala tidak bergerak dan mata terfokus pada bola. Tarik kaki yang akan menendang ke belakang dan luruskan. Sentakkan kaki anda lurus ke depan dan tendang bola dengan inside atau outside-of-the-step. Jika anda menggunakan kaki kanan dan menendang setengah bagian luar bola dengan bagian samping dalam instep, tembakan akan menikung ke arah dalam. Gunakan gerakan akhir keluar pada kaki yang menendang. Jika anda menendang setengah bagian dalam bola dengan bagian samping luar instep anda, bola akan menikung keluar. Gunakan gerakan akhir ke dalam pada kaki yang menendang. Jaga agar kaki dalam posisi tidak bergerak saat menendang bola. Gunakan gerakan akhir yang penuh untuk menimbulkan tenaga dan tikungan ya
Gambar 5. Tendangan Swerving (Luxbacher, 2004 : 111)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Namun untuk melakukan tendangan ini bukanlah hal yang mudah karena
selain teknik yang dapat membantu dalam melakukan tendangan tersebut di atas,
inti dari tendangan ini ialah putaran bola yang cukup memadai dan kekuatan yang
cukup memadai untuk dapat membuat jalur bola menikung.
2) Atas Dasar Tinggi Rendahnya Lambungan bola.
Macam tendangan banyak sekali macamnya tergantung dari mana sudut
pandang kita melihatnya. Selain dari sudut pandang yang telah disebutkan diatas,
macam-macam tendangan jika dilihat dari tinggi rendahnya lambungan bola
terdiri atas :
a) Tendangan bola rendah
Tendangan bola rendah ialah bola menggulir datar di atas permukaan
tanah sampai setinggi lutut (Sukatamsi, 1984: 48). Umumnya yang termasuk pada
tendangan ini ialah passing bawah,dan shooting mendatar.
b) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang
Sukatamsi (1984: 48) menjelaskan yang dimaksud tendangan bola
melambung lurus atau sedang ialah bola melambung paling rendah setinggi lutut
dan paling tinggi setinggi kepala.
c) Tendangan bola melambung tinggi
Dalam suatu kondisi tertentu, terkadang pemain harus melewatkan bola
melewati kepala pemain lawan. Itulah yang dimaksud dengan tendangan bola
melambung tinggi. Hal ini dijelaskan oleh Soekatamsi (1984: 48) yang
menyatakan tendangan bola melambung tinggi ialah bola melambung paling
rendah setinggi kepala.
Para pemain menggunakan tendangan Chip untuk situasi khusus ini.
Tendangan chip ialah bola ditendang dan melambung ke udara melewati kepala
pemain lawan (Koger, 2007: 138).Lebih jauh ia juga menjelaskantendangan chip
biasanya dimaksudkan sebagai operan atau tembakan langsung ke gawang.
Sehubungan dengan pendapat diatas, Mielke (2007: 79) menyatakan bahwa
chip kebanyakan digunakan untuk tendangan bola mati seperti
tendangan tidak langsung. Pemain juga bisa menggunakan tendangan chip saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Luxbacher (2004: 21) membedakan tendangan chip ini menjadi dua yaitu
short chip dan long chip. Lebih jauh Luxbacher juga menjelaskan tata cara
melakukan tendangan chip ini yaitu:
(1) Short chip Dekati bola dari belakang pada sudut yang tipis. Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dan tarik kaki yang akan menendang ke belakang dengan kaki yang diluruskan. Jaga kaki tetap lurus dan kuat saat anda menggerakkannya ke bawah bola. Gunakan gerakan menyentak yang pendek dengan gerakan akhir yang minim.
Gambar 6.tendangan shortchip (Luxbacher, 2004 : 111)
(2) Long chip Mekanisme menendang pada longchip hampir sama dengan short chip. Melakukan pendekatan dari belakang bola pada sudut yang tipis, meletakkan kaki yang menahan keseimbangan disamping belakang bola. Perhatikan bahwa posisi dari kaki yang menahan keseimbangan sedikit berbeda posisi yang anda gunakan pada operan short chip. Letakkan kaki anda di belakang bola agar gerakan akhirnya lebih sempurna dan memungkinkan anda untuk menggerakkan bola dalam jarak yang lebih jauh.
Gambar 7.tendangan longchip (Luxbacher, 2004 : 111)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3) Atas Dasar Arah Putaran dan Jalannya Bola.
Macam-macam tendangan sebenarnya telah dijelaskan diatas, namun jika
dilihat dari lintasan arah lajunya bola dan perputaran bola, Sukatamsi (1984: 48)
membaginya menjadi dua yaitu:
a) Tendangan lurus (langsung), bola setelah ditendang tidak berputar, sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang.
b) Tendangan melengkung (slice), bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan arah tendangan dan arah bola, bila bola telah sampai puncak akan turun vertikal
b. Menerima Bola
Menerima bola diartikan sebagai cara menangkap bola, menghentikan
bola atau menguasai bola (Sukatamsi, 1984: 124). Kemampuan menerima bola
dikenal juga dengan istilah mengontrol bola. Sulit terjadi passing, shooting, yang
baik apabila pemain tidak mempunyai kemampuan kontrol bola yang baik. Teknik
ini dapat dilakukan menggunakan hampir semua bagian tubuh. Scheunman (2008:
55) membagi beberapa bagian tubuh yang utama yang dapat digunakan untuk
mengontrol bola, yaitu (1) dada, (2) kaki, (3) paha, dan (4) kepala.
Pada dasarnya dalam menerima atatu menghentikan bola, usahakan
kecepatan dan kekuatan bola dikurangi sehingga bola mampu dikuasai. Sukatamsi
(1984: 124) menjelaskan prinsip menerima bola yaitu:
1) Lari menjemput arah datngnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola.
2) Kaki tumpu menerima seluruh berat badan, lutut di tekuk sedikit. 3) Bagian badan atau bagian kaki yang dipergunakan untuk menerima
bola, pada waktu kontak dengan bola digerakkan mengikuti arah lintasan bola hingga bola berhenti dekat badan, selanjutnya bola dikuasai.
4) Sebelum menerima bola harus segera dipikirkan bola akan diapakan setelah dikuasai, dioperkan kepada teman, digiring atau ditembakkan ke arah mulut gawang lawan.
1) Kontrol Dada
Teknik ini sebenarnya lebih sulit daripada apa yang terkesan dilakukan
para ahlinya. Hal ini dikarenakan anda harus benar-benar memperhitungkan saat
yang tepat untuk memastikan bahwa bola itu mengenai badan dengan mantap di
tempat yang tepat, terutama ketika anda dalam tekanan. Tata cara pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22 teknik ini sebenarnya tidak begitu rumit, namun memerlukan koordinasi mata dan
gerak tubuh yang baik. Sehubungan dengan tata cara teknik ini, Mielke (2007:33)
menjelaskan
pertahankan tubuhmu tetap sejajar dengan bola dan serap kekuatan bola, sehingga bola dapat jatuh ke tanah tepat di depan kakimu. Ketika menggunakan dada, waspadai tanganmu agar tetap berada jauh dari bola sehingga tidak menyentuhnya.bayangkan tubuhmu sebagai boneka yang sendi-sendinya terbuat dari pegas. Ketika bola mengenai dada, seluruh tubuh bergoyang ke belakang tetapi tidak sampai jatuh. Kekuatan bola
Widdows & Buckle (1982:
tangkapan dengan dada: menyerbu bola tinggi dan cara yang lebih statis, jika anda
Gambar 8. Kontrol dada (Luxbacher, 2004: 26)
2) Kontrol Kaki
Kontrol menggunakan kaki mememungkinkan pemain bermain lebih
cepat, karena posisi ini membuat pemain dapat memainkan bola dengan cepat
dengan mengoperkan atau melakukan dribbling segera setelah menerima bola.
Menurut Sukatamsi (1984: 124), Teknik melakukan kontrol bola dapat
menggunakan beberapa bagian kaki yaitu:
1) kaki bagian dalam 2) kura-kura kaki penuh 3) kura-kura bagian luar 4) sol sepatu 5) tumit kaki (jarang digunakan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Namun dari beberapa bagian tersebut, di kebanyakan situasi
menggunakan kaki bagian dalam lebih disarankan untuk mengontrol bola. Mielke
(2007: 30)
Penggunaan kaki bagian
dalam dapat digunakan ketika arah datangnya bola tinggi maupun rendah. Tata
cara dalam melakukan kotrol bola menggunakan kaki bagian dalam dengan arah
datangnya bola tinggi, Mielke (2007: 30) menjelaskan,
Pemain perlu bergerak ke arah melayangnya bola, membidangkan tubuh, dan menerima bola dengan tetap mempertahankannya berada di daerah terlindung di antara kedua kaki. Koordinasi mata kaki sangat penting. Perhatikan bola saat mendekat dan tempatkan kakimu segaris dengan jalur bola. Tubuhmu harus seimbang di atas kaki yang tidak menerima bola saat kamu sedang menunggu bola tersebut. Ketika telah sampai, sentuhlah bola menggunakan kaki bagian dalam dengan melemaskan kaki dan menyerap kekuatan bola tersebut. Dengan menarik kakimu ke belakang saat bersentuhan dengan bola maka kakimu akan berfungsi sebagai bantalan, dan kamu menyerap kekuatan yang datang dari tendangan sebelumnya yang diteruskan ke bola. Dengan menyerap kekuatan bola, kamu dapat menghentikan momenttum bola tepat di depanmu, sehingga menempatkanmu pada posisi yang sempurna untuk melakukan permainan cepat.
Gambar 9. Kontrol kaki dalam (Widdows & Buckle, 1982 : 9)
3) Kontrol Paha
Selain kontrol dada dan kontrol kaki yang telah dijelaskan diatas, kontrol
juga dapat dilakukan menggunakan paha. Widdows & Buckle (1982 : 9)
menyatakan
Paha itu memberikan mobilitas dalam dua hal. Bola itu makan waktu lebih sedikit untuk jatuh ke kakimu, dan karenanya dapat dimainkan kedua kalinya, dibandingkan dengan dada. Dan dibanding dengan dada, paha itu dapat jauh lebih siap mengalihkan arah: bukan suatu putaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
secara tepatnya, tetapi semata-tertentu, ke kiri atau ke kanan. Digabung dengan kecepatan
Widdows & Buckle pun menambahkan tentang cara melakukan teknik
ini yaitu
1) Bersiap menerima bola, menyeimbangkan diri di atas kaki yang bertumpu waktu anda mengangkat paha
2) Biarkan bola itu menghantam anda, tetapi pastikan bahwa hantamannya tepat, kali ini tak ada dada bidang untuk menerimanya,
3) Bola jatuh dan anda telah bebas, setelah ini anda dapat terus
Gambar 10. Kontrol paha (Widdows & Buckle, 1982 : 16)
4) Kontrol Kepala
Kepala sering sekali digunakan untuk mengoper, menembak ke gawang,
atau menghalau bola. Namun kepal juga mampu digunakan untuk melakukan
kontrol bola. Teknik ini bisa sangat menyakitkan jika teknik yang digunakan
salah. Sukatamsi (1984: 155) menjelaskan tata cara dalam melakukan teknik
ini,yaitu
1) Berdiri dengan kedua kaki kangkang ke muka-belakang, kedua lutut sedikit ditekuk, pandangan mata pada bola.
2) Badan condong ke depan dengan dahi ke arah datangnya bola. 3) Setelah bola menyentuh dahi badan segera ditarik ke belakang hingga
badan condong ke belakang. 4) Bola jatuh ke tanah di depan badan, bola segera di kontrol dan
dikuasai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 11. Kontrol kepala (Luxbacher, 2004: 9)
c. Menggiring Bola
Menggiring bola, kontrol sambil lari, mobilitas bola, atau juga dikenal
dengan sebutan dribbling mungkin merupakan bagian yang paling disenangi
pemain di Indonesia bahkan dunia. Mielke ( menyatakan Dribbling dalam
permainan sepak bola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki saat
Penggiringan bola dalam sepak bola berfungsi untuk mempertahankan
bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke ruang yang terbuka. Dribbling
dapat dilakukan dengan beberapa bagian kaki Sukatamsi (1984: 159) membaginya
menjadi tiga macam cara yaitu menggunakan kura-kura kaki bagian dalam,kura-
kura kaki bagian penuh,dankura-kura kaki bagian luar.
1) Dribbling menggunakan Kura-kura Kaki bagian Dalam
Dribbling menggunakan kura-kura bagian dalam memungkinkan seorang
pemain untuk menggunakan sebagin besar permukaan sehingga kontrol terhadap
bola semakin besar. Tata cara melakukan dribbling menggunakan kura-kura kaki
bagian dalam menurut Mielke (2007: 2) ialah:
Sentuhlah bola dengan sisi kaki bagian dalam dan posisikan kakimu secara tegak lurus terhadap bola. Tendanglah dengan pelan untuk mempertahankan kontrol bola dan pusatkan kekuatan tendangan pada bagian tengah bola sehingga memudahkanmu mengontrol arahnya. Ketika melakukan dribbling dengan kaki bagian dalam, usahakan bola tetap berdekatan dengan kakimu. (....) ketika melakukan dribbling usahakan kepalamu tetap tegak dan mata terpusat ke lapangan di depanmu dan jangan terpaku pada kaki. 2) Dribbling menggunakan Kura-kura kaki bagian Penuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dalam beberapa situasi Anda tidak perlu melakukan dribble bola dengan
kontrol yang rapat. Semuanya tergantung bagaimana kondisi yang dihadapi,
terkadang mengiring bola dengan kecepatan penuh merupakan cara yang lebih
efektif untuk menciptakan peluang. Dribbling menggunakan kura-kura kaki
bagian penuh memungkinkan pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan
cara tersebut hanya dapat digunakan apabila di depan terdapat daerah yang bebas
dari lawan cukup luas. Sehubungan tata cara melakukan dribbling menggunakan
kura-kura kaki bagian penuhini,Sukatamsi (1984: 161) kaki sama
dengan posisi dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. Kaki yang
digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan irama langkah lari tiap langkah
dengan kura-kura penuh bola didorong bergulir ke depan dekat kaki .
3) Dribbling menggunakan Kura-kura Kaki bagian Luar
Tata cara melakukan teknik ini menurut Sukatamsi (1984:161) yaitu:
1) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar.
2) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki.
3) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat situasi lapangan.
d. Menyundul Bola
Penggunaan kepala dalam sepak bola memang diperbolehkan, namun
perlu diperhatikan pula bahwa melakukan heading/ menyundul bola menurut
penelitian terdapat kemungkinan fatal yang bisa diakibatkan. Maka dari itu untuk
melakukan heading tekniknya tidak boleh salah, karena resiko yang sangat besar
tersebut. Meski dari beberapa situasi menyundul bola saat posisi bertahan,
shootinigke gawang, mengoper,dan lain lain terlihat menggunakan teknik yang
berbeda, namun pada prinsipnya sama.Widdows & Buckle (1982 : 9) menyatakan
-asas menyundul bola sama saja, apakah anda sedang bertahan atau menyerang. Pertama lekatkan pandangan anda pada bola sampai saat mengenainya.
atkan perhatian sehingga tak terkecoh lagi oleh perubahan arah bola pada saat-saat terakhir. Kedua, hantamlah semantap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
mungkin dengan menggunakan bagian tengah dahi anda bagian itu keras dan relatif rata. Kettiga, kencangkan otot-oto leher anda untuk membantu mengurangi ketegangan pada waktu kena hantaman. Keempat, seperti pada setiap cara menghantam bola, timing-nya harus tepat; bola itu tak pernah merupakan sasaran yang diam saja seperti kalau berada di atas tanah, kadang-kadang, menuju ke kepala anda pun tidak. Jelaslah bahwa anda harus berusaha supaya bola itu mengenai kepala anda dengan posisi
Gambar 12. Heading (Widdows & Buckle, 1982 : 43)
e. Melempar Bola
Penggunaan tangan dalam sepak bola memang sangat dibatasidalam
pertandingan, termasuk kiper yang boleh selalu menggunakan tangan dalam
kondisi yang telah ditulis dalam peraturan, namun penggunaan tangan itu hanya
dapat dilakukan selama di daerah penalti daerahnya sendiri. Pemain selain
kiperpun dapat menggunakan tangannya dalam bermain sepak bola, yaitu saat
terjadi throwin/ lemparan ke dalam. Throwin terjadi ketika bola keluar melewati
garis pinggir atau garis tepi. Penggunaan Throwin yang benar dapat menciptakan
peluanguntuk mengontrol bola dan mencetak gol selama pertandingan.Throwin
memiliki beberapa keuntungan Mielke (2007: 39) menyatakan:
lemparan ke dalam yang kuat yang sangat kuat dapat mendorong bola dari garis pinggir ke tengah-tengah lapangan, menyusuri sisi lapangan, atau kedepan gawang.Lemparan ke dalam biasanya lebih mudah dikontrol daripada tendangan dan memungkinkan pemain yang menerima bola untuk mengambil dan
Mielke (2007: 40) juga menjelaskan tata cara melakukan throwin yaitu:
(...) peganglah bola dengan kuat menggunakan jari-jari dan ibu jari secara melebar di seluruh permukaan bola. Kedua ibu jari dan kedua jari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kepalamu. Lengkungkan punggungmu. Rentangkan tanganmu ke belakang tubuh. Ayunkan bola ke depan dan lepaskan didepan tubuhmu.
Gambar 13. Throw in (Widdows & Buckle, 1982 : 96)
f. Gerak Tipu dengan Bola
Gerak tipu dilaksanakan apabila seorang pemain sedang menguasai bola
berusaha melewati lawan dengan melakukan gerakan yang tidak sebenarnya,
sehingga lawan mengira bahwa gerakan tersebut adalah gerakan yang sebenarnya
(Sukatamsi 1984:
diseragamkan, karena sangat terrgantung pada kecakapan atau keterampilan
g. Merampas atau Merebut Bola
Merampas bola (tackling) ialah teknik merampas bola dari lawan yang
sedang menguasai bola (Sukatamsi, 1984: 191). Luxbacher (2004: 53)
menjelaskan ada tiga teknik dasar tackle yaitu:
1) Block tackle
2) Poke tackle
3) Slide tackle
h. Teknik-teknik Khusus Penjaga Gawang
Penjaga gawang dalam permainan sepak bola memikul beban tanggung
jawab yang sangat besar. Karena penampilan seorang penjaga gawang dapat
menyebabkan tim mengalami kekalahan atau malah menambah kepercayaan diri
satu tim. Kepercayaan kepada kiper diperoleh dari penguasaan dasar-dasarnya
dengan tepat setiap kali bermain. Sukatamsi (1984: 198-199) membagi teknik
khusus penjaga gawang terdiri dari:
1) Sikap dalam keadaan siaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Teknik menangkap bola bawah atau bergulir 3) Menangkap bola dari atas 4) Meninju bola 5) Menepis bola 6) Menerkam bola 7) Melayang menangkap bola 8) Melempar bola 9) Menendang bola
Meski banyak sekali teknik-teknik yang digunakan untuk mengatasi
setiap situasi tendangan,namun pada dasarnya harus ada asas-asas yang harus
diketahui penjaga gawang. Menurut Widdows &Buckle (1982: 53) ada beberapa
asas dasar yang benar-benar merupakan peraturan-peraturan bagi penjaga gawang
yaitu:
1) Lekatkan mata pada bola. 2) Tempatkan sebanyak mungkin badan anda di belakang bola. 3) Kendurkan bagian badan yang akan digunakan menangkap bola
pada bola. 4) Jangan menjangkau bola dengan cara membungkuk atau menukik
kalau anda dapat menggerakkan kaki dan menempatkan badan pada posisinya.
5) Tangkaplah bola itu, bukan meninju, menampel atau menepisnya lewat, di mana hal itu memungkinkan.
6) Jadikanlah wilayah di sekitar gawang itu milik pribadi anda. Milikilah sendiri. Kuasai, jagalah.
6. Kelompok Umur
Kemampuan anak-anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa, anak-
anak tentu masih mengalami perkembangan rohani dan perkembangan jasmani,
maka dari itu perlu adanya pengelompokan menurut tingkatan umur. Sukatamsi
(1984: 13) mengelompokkan menjadi lima kelompok yaitu:
1) Kelompok umur 7 9 tahun (SD kelas I III) 2) Kelompok umur 10 12 tahun (SD kelas IV VI) 3) Kelompok umur 13 15 tahun (SMTP) 4) Kelompok umur 16 18 tahun (SMTA) 5) Kelompok umur 19 tahun keatas
Pedoman dasar PSSI tentang kompetisi dan pertandingan (2004: bab IV
pasal 28 ayat 1) juga menerangkan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30 Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri terdiri dari ;
a. Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
b. Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus nonamatir.
c. Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
d. Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir.
e. Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain: 1. Dibawah usia 15 tahun (U-15) 2. Dibawah usia 17 tahun (U-170 3. Dibawah Usia 19 tahun (U-19) 4. Dibawah usia 23 tahun (U-23) (e1) sampai dengan (e4) pemain yang berstatus amatir f. Sepakbola Wanita g. Futsal.
Pedoman dasar PSSI tentang kelompok usia pemain amatir (2004: bab
VII pasal 32) juga menerangkan:
Dalam pembinaan pemain amatir PSSI mengenal klasifikasi pemain dalam kelompok usia : a. Dibawah usia 15 tahun b. Dibawah usia 17 tahun c. Dibawah usia 19 tahun d. Dibawah usia 23 tahun Untuk dapat mengembangkan kemamapuan atlet secara maksimal, perlu juga diketahui perkembangan motor anak pada umur-umur tertentu. 6 sampai 11 tahun (kelompok usia muda): kemampuan fisik masih terbatas. Misalnya tingkat usia 6-8 tahun waktu reaksi masih lambat, koordinasi mata-tangan rendah, struktur jaringan otot masih peka terhadap cedera. Namun anak-anak pada kelompok ini menyenangi dan cukup toleran terhadap kegiatan bersifat daya tahan erobik (...) pada tingkat usia 11 sampai 15 tahun (kelompok usia menengah): Pertumbuhan fisik masih bervariasi. Ukuran tubuh bisa menyerupai orang dewasa, tetapi kekuatan otot tidak sama. Pada tingkat usia ini bisa terjadi perubahan perilaku yang disebabkan oleh proses adaptasi terhadap kehidupan sosial, psikologis, dan perubahan fisiologis tubuh. Pada umumnya anak-anak pada tingkat usia ini sudah bisa diberikan instruksi dan strategi permainan yang lebih rumit. (...) 15 sampai 18 tahun (kelompok usia menjelang dewasa): pertumbuhan fisik mulai stabil. Pertumbuhan dan perkembangan otot mulai tampak pada usia 17 tahun, sedangkan kekuatan otot masih akan meningkat sampai usia 20 tahun. (Hoedaya, 2006: 18-19)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Bagi seorang atlet, sampai dengan usia 15 tahun merupakan saat dimana
para pemain harus benar-benar menguasai teknik dasar sepak bola. Hal ini
dikarenakan bagi anak laki-laki umur 6-9 tahun merupakan saat mempelajari
keterampilan gerak secara umum, 9-12 tahun saat mulai mulai keterampilan
dasar olahraga tertentu, 12-15 tahun saat mempelajari keterampilan tekhnik dan
taktik olahraga tertentu, 15-18 tahun adalah saat untuk meningkatkan kemampuan
fisik dan pengalaman bertanding, 18 ke atas adalah saat puncak anak berlatih
untuk mencari kemenangan.
7. Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola
Di dalam olahraga terdapat nilai yang terkandung,adapun pengertian
nilai itu sendiri adalah suatu skor atau anggapan sesuatu tentang apa yang
dianggap baik atau apa yang dianggap buruk. Norma atau kaidah adalah
ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman dan panduan dalam bertingkah laku
di kehidupan masyarakat. Norma berisi anjuran untuk berbuat baik dan larangan
untuk berbuat buruk dalam bertindak sehingga kehidupan ini menjadi lebih baik.
Norma adalah kaidah, ketentuan, aturan, criteria, atau syarat yang
mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat di dalam
berbuat, dan bertingkah laku sehingga terbentuk masyarakat yang tertib, teratur
dan aman.
Akhinayasrin (2011 : 11) Disamping sebagai pedoman atau
panduan berbuat atau bertingkah laku. Norma juga dipakai sebagai tolak ukur di
dalam mengevaluasi perbuatan seseorang . Norma selalu berpasangan dengan
sanksi, yaitu suatu keadaan yang dikenakan kepada si pelanggar norma. Si
pelanggar norma harus menjalani sanksi sebagai akibat atau tanggung jawabnya
atas perbuatan itu. Adapun wujud, bentuk, atau jenis sanksi itu harus sesuai atau
selaras dengan wujud, bentuk, dan, jenis normanya.
Untuk mengukur suatu tingkat keterampilan atau keahlian seseeorang
dalam mengukur sesuatu diperlukan sesuatu norma sehingga dapat lebih mudah
dipahami. Hoetomo (2005: 349) juga menjelaskan norma ialah suatu ukuran untuk
menentukan sesuatu,. Jadi yang dimaksud norma keterampilan dasar sepak bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32 adalah suatu ukuran untuk menentukan tingkat keterampilan dasar bermain sepak
bola.
Teknik dasar sepak bola dibagi menjadi dua yaitu teknik dasar tanpa bola
dan teknik dasar dengan bola. Untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar
seorang anak usia 15 tahun ke bawah dapat dilakukan melalui beberapa macam
test. Salah satunya tes keterampilan bermain sepak bola oleh Norbert Romagalski
dan Ernst G. Degel dalam Sukatamsi (1984: 253-260).
Adapun macam testnya yaitu: a. Menimang-nimang bola (jugling) b. Menendang bola dengan kaki dalam. c. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. d. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. e. Menyondol bola. f. Menggiring bola. g. Melempar bola. h. Latihan kombinasi.
B. Kerangka Pemikiran
Salah satu bentuk pembinaan untuk menghasilkan atlet yang berprestasi
adalah dengan mengadakan suatu kompetisi, baik dalam skala besar maupun kecil.
Saat ini suatu kompetisi dalam olahraga sepak bola memiliki beberapa bentuk salah
satunya ialah bentuk Liga. Salah satu kompetisi berbentuk LIGA yang diadakan di
Solo adalah TOURNAMENT LIGA BOCAH 2012 PIALA PERSIS SOLO Se
JAWA Kelahiran 1999.
Untuk dapat berkompetisi dengan baik tentu perlu diadakan pembinaan
berupa pelatihan. Di usia dini pelatihan yang dilakukan haruslah berpusat pada
penguasaan keterampilan dasar. Hal ini dikarenakan penguasaan keterampilan
dasar sangat berpengaruh pada mutu permainan yang merupakan salah satu faktor
yang menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu
pertandingan. Hal ini membuktikan bahwa penguasaan teknik dasar merupakan
salah satu faktor terpenting dalam permainan sepak bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tiap tim pasti memiliki kemampuan yang berbeda kemampuan teknik
dasarnya,bahkan dalam tim yang sama tentu para pemain memilki tingkat
kemampuan yang berbeda, yang tentunya dapat mempengaruhi perkembangan
kemampuan para siswanya. Meski dalam memanagemen anak-anak didiknya
sudah terorganisir, dan dalam hal prestasi dari beberapa SSB di Solo bisa dibilang
membanggakan namun tidak sedikit dari pelatih-pelatih di Solo yang belum
memberikan perhatian penuh akan pentingnya perkembangan kemampuan teknik
dasar para siswanya sebelum menghadapi suatu kompetisi, hal ini dapat dilihat
dari tidak adanya pelatih yang melakukan tes kemampuan dasar teknik sepak bola
para siswanya untuk melihat perkembangan atau kemampuan anak hasil dari
latihan selama ini, padahal tidak dapat disangkal pemain yang memiliki teknik
dasar yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula.
Padahal tingkat penilaian keterampilan dasar ini dapat menjadi barometer
anak didik yang tentu saja dapat memberikan gambaran bagi para pelatih tentang
anak didiknya sehingga pelatih dapat memacu kemampuan anak dengan tujuan
yang jelas sebelum menghadapi suatu kompetisi khususnya Tournament Liga
Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Jawa.
Untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar seorang anak usia 15
tahun ke bawah dapat dilakukan melalui beberapa macam test. Adapun macam
testnya yaitu:
a. Menimang-nimang bola (jugling) b. Menendang bola dengan kaki dalam. c. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. d. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. e. Menyondol bola. f. Menggiring bola. g. Melempar bola. h. Latihan kombinasi.
Untuk memperoleh data dilakukan suatu tes dan pengukuran yang
kemudian data dari hasil test dan pengukuran yang telah dilakukan, data disusun
menjadi sebuah norma. Dari hasil tersebut maka akan diperoleh tingkat
keterampilan dasar sepak bola SSB liga bocah 2012 piala Persis Solo kelahiran
1999 se Kota Surakarta tahun 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Untuk memperoleh keterangan yang diperlukan, penelitian ini
dilaksanakan di lapangan tempat masing-masing SSB biasa berlatih yaitu:
Tabel 1. Data Tempat SSB Se Kota Surakarta Nama SSB Alamat lapangan
SSB Mars Solo Lapangan Alun-alun kidul, Semanggi
SSB Solo United Lapangan Makam Haji
SSB Alwathoni Lapangan Sriwaru
SSB Madya Pemda Lapangan Kartopuran
SSB New Pelita Lapangan Kota Barat
SSB 7.4 MU Semanggi Lapangan Losari Semanggi
SSB Angkasa Solo Lapangan Auri, Colomadu
SSB Tunas Tirta Lapangan Baturan
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei 2012
sampai dengan Akhir bulan Mei 2012.
Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data
NO Nama SSB Waktu Tanggal
1 SSB Al Wathoni 15.00 selesai 16 Mei
2 SSB Mars Solo 15.00 selesai 17 Mei
3 SSB Solo United 15.00 selesai 18 Mei
4 SSB 7.4 MU 15.00 selesai 19 Mei
5 SSB Angkasa Solo 15.00 selesai 25 Mei
6 SSB Madya Pemda 15.00 selesai 26 Mei
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
7 SSB Tunas Tirta 15.00 selesai 28 Mei
8 SSB New pelita 15.00 selesai 30 Mei
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah diskriptif Normative survey.
Metode diskriptif ialah metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada
pada saat penelitian berlangsung. JR. Thomas, JK. Nelson & SJ. Silverman
(2005:284) menjelaskan
Normative survey tidak digambarkan dalam metode penelitian yang selama ini sudah banyak ada. Sama dengan namanya metode ini melibatkan penentuan norma untuk kemampuan, performa, keyakinan dan sikap. Pendekatan yang digunakan adalah sampel pada orang yang berbeda usia, jenis kelamin dan kategori lain yang dipilih dan diukur.
Tahap dalam Normative survey biasanya sama dengan kuisioner,
perbedaannya yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Peneliti
memilih tes yang paling layak untuk mengukur performa atau kemampuan yang
diinginkan, seperti komponen pada kondisi fisik.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 144 siswa SSB peserta Liga Bocah
2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini berjumlah berjumlah 144 siswa yang terdiri atas
18 anak dari 8 SSB yaitu pada SSB Mars Solo, SSB Solo United, SSB Al
Wathoni, SSB Madya, SSB New Pelita, SSB 7.4 MU Semanggi, SSB Angkasa
Solo, SSB Tunas Tirta.
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi".
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan harus menggunakan
suatu alat ukur yang sering disebut dengan instrumen penelitian. Arikunto
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Suatu instrumen penelitian harus valid. Instrumen
pengukuran dalam penelitian ini merupakan instrumen penelitian yang di
dalamnya mengandung validitas isi. Suatu instrumen pengukuran memiliki
validitas isi sampai pada taraf bahwa instrumen itu mengukur sampai pada
kapasitas sesuai dengan kesimpulan yang ingin ditarik. Validitas logik ditentukan
oleh pengujian yang akan diukur dan menetapkan apakah instrumen itu dalam
kenyataannya mengukur kapasitas yang dimaksud.
Agar penelitian ini mempunyai tingkat reliabel yang tinggi maka
penelitian ini dilakukan 2 kali yaitu test dan retest. Untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian ini dilakukan tes dan pengukuran yang terdiri dari
beberapa tes keterampilan bermain sepak bola untuk umur 10-14 tahun oleh
Norbert Romagalski dan Ernst G. Degel (dalam Sukatamsi, 1984:253-260).
Adapun macam testnya yaitu:
a. Menimang-nimang bola (jugling) b. Menendang bola dengan kaki dalam. c. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. d. Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. e. Menyondol bola. f. Menggiring bola. g. Melempar bola. h. Latihan kombinasi.
E. Teknik Analisis Data
Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data dari survei dengan
beberapa metode norma seperti persen, dan kemudian membuat norma untuk
kategori yang berbeda pada umur, jenis kelamin, dan lain-lain. Teknik analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
data yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji reliabilitas, menghitung t-score
dan menyusun norma. Adapun langkah-langkah dari analisis data sebagai berikut :
1. Uji Reliabilitas
Menentukan Reliabilitas menggunakan ANAVA.
Reliabilitas = dengan R =
2. Menghitung T-score
Langkah-langkah : a. Mencari angka tertinggi (AT) b. Mencari angka terendah (AR) c. Mencari Range (R=AT-AR) d. Mencari kelas interval (ki)
BK= 1+ 3,3 log n (rumus sturgess dalam Riduwan 2003 : 121)
e. Menentukan interval (i) / P
i (Riduwan 2003 : 121)
f. Mencari angka pertama ( )
=
g. Membuat tabel kerja untuk mencari T-skor
3. Menyusun Norma
Nilai t-score yang diperoleh dari seluruh item tes tiap sampel dijumlah,
kemudian hasil yang dicapai tersebut disusun dalam norma penilaian, dengan
rentangan 4 SD. Penetapan rentangan tersebut karena jumlah sampel yang
digunakan adalah 162 anak. Hal ini sesuai pendapat Garret H.E (1996:208) bahwa
pembagian rentangan adalah:
N: 10 Range 2.0 SD
N: 50 Range 2.5 SD
N: 200 Range 3.0 SD
N: 1000 Range 3.5 SD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Menyusun Norma Langkah-langkah :
a. Mencari angka tertinggi (AT) b. Mencari angka terendah (AR) c. Mencari Range (R=AT-AR) d. Mencari kelas interval (ki)/menentukan banyaknya kelas
BK= 1+ 3,3 log n (rumus sturgess dalam Riduwan 2003 : 188) e. Menentukan interval (i)
i
f. Mencari angka pertama ( )
=
g. Membuat tabel kerja untuk menyusun Norma Hasil Tes Keterampilan Dasar.
h. Tetapkan norma dari hasil P masing-masing. Disusun norma dengan 4 kategori, maka jaraknya:
i. Tetapkan persen untuk masing-masing klasifikasi. -1,25 SD 0 SD +1,25 SD P = P = P =
j. Mencari P yang ditentukan dengan rumus:
Px =Bt +
k. Tabel kategori norma (Atmojo, 2008:97-104)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian. Penyajian penelitian
ini berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data keterampilan dasar sepak
bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta
Tahun 2012.
Data yang diperoleh dari penelitian dikelompokkan dan dianalisis
dengan statistik, seperti terlihat dalam lampiran. Adapun deskripsi data lapangan
secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut:
Tabel 3. Deskripsi Data Lapangan Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola Pada Siswa SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
Item Jumlah
Anak
Hasil Tes
Hasil Rata-
rata
Hasil
Tertinggi
Hasil
Terendah
Menimang-nimang bola (juggling)
144 anak
1924 13,36 37 5
Menendang bola dengan kaki
dalam (passing) 686 4,76 9 0
Menendang bola dengan kura-kura
kaki bagian dalam (long pass) 470 3,26 7 0
Menendang bola dengan kura-kura
kaki penuh (shooting) 566 3,93 8 0
Menyondol bola (heading) 585 4,06 9 0
Menggiring bola (dribbling) 3911 27,16 20 36
Melempar bola (throw) 1493 10,37 14 8
Latihan Kombinasi. 690 4,79 7 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Setelah data lapangan diperoleh kemudian data diolah menggunakan
teknik analisis data untuk dicari nilai T-scorenya. Adapun deskripsi data T-score
secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabelseperti berikut:
Tabel 4. Deskripsi Data T-Score Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
Item Jumlah
Anak
Hasil Tes
T-Score Rata-
rata
T-Score
Tertinggi
T-Score
Terendah
Menimang - nimang bola
(juggling)
144
anak
7356 51,08 77 36
Menendang bola dengan
kaki dalam (passing) 7177 49,84 75 25
Menendang bola dengan
kura-kura kaki bagian dalam
(long pass)
7198 49,97 71 35
Menendang bola dengan
kura-kura kaki penuh
(shooting)
7181 49,87 77 25
Menyondol bola (heading) 7014 48,71 75 35
Menggiring bola (dribbling) 7185 49,90 70 16
Melempar bola (throw) 7170 49,79 70 36
Latihan Kombinasi. 7130 49,51 70 36
57411 398,67 585 244
Rata-rata 398,69 2,77 4,06 1,69
Adapun hasil uji tingkat keajegan/ reabilitas hasil tes yang telah
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data
No Variabel Reabilitas Kategori
1 Juggling 0,96 Sangat Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2 Passing 0,91 Sangat Tinggi
3 Longpass 0,93 Sangat Tinggi
4 Shooting 0,92 Sangat Tinggi
5 Heading 0,91 Sangat Tinggi
6 Dribbling 0,89 Tinggi
7 Throw 0,97 Sangat Tinggi
8 Latihan kombinasi 0,90 Sangat Tinggi
Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reabilitas tes tersebut
menggunakan pedoman tabel koefisien dari Kirkendal D.R, Gruber J.J, Johnson
R.E (dalam Ismaryati, 2008: 31), yaitu :
Tabel 6. Tabel Range Kategori Reliabilitas
Kategori Reliabilitas
Sangat Tinggi 0,90-1,00
Tinggi 0,80-0,89
Cukup 0,60-0,79
Jelek (tidak dapat diterima) 0,00-0,59
B. Hasil Analisis Data Dalam hasil dari analisis data hasil tes kemampuan dasar sepak bola ini.
Selanjutnya melakukan analisis dengan menyusun norma klasifikasi tingkat
keterampilan dasar sepak bola.
Adapun hasil pengklasifikasian dan penyusunan norma penilaian terhadap
nilai total keterampilan dasar sepak bola pada siswa SSB kelahiran 1999 peserta
Liga Bocah Piala Persis Solo Se Kota Surakarta Tahun 2012 yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola pada SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
No Nilai Kategori
1 Baik (A)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Kemudian kemampuan keterampilan dasar sepak bola pada SSB
Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun
2012. dicocokkan dengan hasil norma tersebut diatas. Hasil pencocokan dapat
terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 8. Norma Hasil Keterampilan Dasar Sepak Bola Kelahiran 1999 di SSB Se Kota Surakarta
Kategori Jumlah Jumlah (%)
Baik (A) 17 11,81
Sedang (B) 66 45,83
Cukup (C) 50 34,72
Kurang (D) 11 7,64
Gambar 14. Diagram Data Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012.
Dari hasil pencocokan antara norma yang telah dibuat dengan kemampuan
teknik dasar sepak bola SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999
Se Kota Surakarta Tahun 2012, dapat dilihat bahwa dari 144 anak, anak yang
memiliki kemampuan berkategori baik yaitu sebesar 12 % = 17 anak, kategori
2 393 442 Sedang (B)
3 346 -392 Cukup (C)
4 Kurang (D)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
sedang 46 % = 66 anak, cukup 35 % = 50 anak, kurang 8 % = 11 anak. Dari hasil
tersebut di atas dapat disimpulkan sebagian besar kemampuan teknik dasar sepak
bola kelahiran 1999 di SSB Se Kota Surakarta ialah berkategori sedang. Sehingga,
para pelatih perlu meningkatkan latihan kemampuan siswanya agar mendapatkan
prestasi dan hasil yang maksimal dalam mengikuti suatu kompetisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diungkapkan pada
BAB IV, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil pengambilan data kemampuan keterampilan dasar sepak bola pada
SSB Liga Bocah 2012 Piala Persis Solo Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta
tahun 2012 dapat disusun norma dengan kategori yaitu :
a) Baik (12 %) yang berjumlah 17 anak, dengan rata-rata score senilai 460,5.
b) Sedang (46 %) yang berjumlah 66 anak dengan rata-rata score senilai
401,54.
c) Cukup (35 %) yang berjumlah 50 anak, dengan rata-rata score senilai
361,44.
d) Kurang (8 %) yang berjumlah 11 anak, dengan rata-rata score senilai
323,63.
Total dari keseluruhan berjumlah 144 anak dengan rata-rata score senilai
470,36.
2. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan keterampilan
teknik dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012
dalam kategori sedang yaitu dengan rata-rata score senilai 401,54.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian ini dapat disusun norma keterampilan sepak bola SSB
Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012, sesuai dengan kemampuan siswa
di SSB yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil penelitian norma keterampilan dasar sepak bola SSB
Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012, implikasinya ialah:
1. Memberikan penilaian terhadap tingkat keterampilan dasar sepak bola siswa
SSB Kelahiran 1999 yang dapat digunakan sebagai pedoman yang sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2. Pelatih SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta Tahun 2012 dapat melihat
norma keterampilan dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota Surakarta
Tahun 2012 yang disusun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
3. Masing-masing pelatih tiap SSB dapat mengetahui tingkat kemampuan anak
didiknya sehingga dapat membantu para pelatih dalam membuat suatu
keputusan yang nantinya dapat dipergunakan untuk persiapan menghadapi
suatu kompetisi.
4. Norma penilaian keterampilan dasar sepak bola SSB Kelahiran 1999 Se Kota
Surakarta Tahun 2012 yang telah dibuat dapat dipakai sebagai acuan terhadap
pelatih SSB di Surakarta untuk meningkatkan keterampilan anak didiknya.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat peneliti berikan
antara lain:
1. Keterampilan dasar dalam permainan dasar sepak bola pada dasarnya dapat
dimiliki serta dikuasai pemain secara maksimal melalui latihan-latihan yang
diprogram dan direncanakan dengan baik serta didukung dengan
pertandingan-pertandingan yang terencana. Dalam memberikan latihan
keterampilan dasar agar dapat lebih mudah dipahami dan dikuasai oleh
pemain, maka pemberian latihan ini harus diberikan sejak usia dini.
2. Dalam pelaksanaan latihan para pemain hendaknya tidak meninggalkan
prinsip-prinsip latihan diantaranya penambahan beban, pengulangan,
meningkat, disesuaikan dengan cabang olahraganya dan memiliki target.
3. Untuk peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan terutama penelitian yang berkaitan dengan keterampilan dasar sepak