Page 1
i
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI
POLA BILANGAN KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Yusmanengsih
105361114016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021
Page 4
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : YUSMANENGSIH
Nim : 105361114016
Program Studi : Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Pada
Materi Pola Bilangan Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Februari 2021
Yang Membuat Pernyataan
YUSMANENGSIH
NIM. 105361114016
Page 5
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Nama : YUSMANENGSIH
Nim : 105361114016
Program Studi : Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Pada
Materi Pola Bilangan Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Makassar
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Februari 2021
Yang Membuat Pernyataan
YUSMANENGSIH
NIM. 105361114016
Page 6
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
βJadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
Kecuali bagi orang-orang yang khusyukβ
(QS. Al-Baqarah: 45)
βAllah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannyaβ
(QS. Al Baqarah : 286)
Kupersembahkan karya ini buat;
Kedua orang tuaku, saudaraku, sahabatku, dan
Seluruh keluargaku atas keikhlasan dan doanya dalam
Mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
Page 7
vii
ABSTRAK
Yusmanengsih. 105361114016. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Pada Materi Pola
Bilangan Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Skripsi. Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Makassar. 2020
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal open ended pada pokok
bahasan Pola Bilangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.
Pemilihan subjek berdasarkan pada kemampuan siswa kategori tinggi, sedang, dan
rendah. Subjek yang diambil sebanyak 3 siswa. Pengumpulan data menggunakan
tes soal open ended dengan pokok bahasan pola bilangan untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif siswa, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan, yaitu teknik analisis data dari Miles & Huberman yang
meliputi tiga aktivitas yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa
yang memiliki kemampuan matematika tinggi, dikategorikan memiliki tingkat
kemampuan berpikir kreatif 4 (TKBK 4) yaitu sangat kreatif karena memenuhi
tiga indikator yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Kemampuan berpikir
kreatif siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang, dikategorikan
memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif 3 (TKBK 3) yaitu kreatif karena
memenuhi dua indikator yaitu kefasihan dan fleksibilitas. Dan kemampuan
berpikir kreatif siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah,
dikategorikan memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif 1 (TKBK 1) yaitu
kurang kreatif karena hanya memenuhi satu indikator yaitu kefasihan.
Kata kunci: kemampuan berpikir kreatif, open ended, pola bilangan
Page 8
viii
Abtract
Yusmanengsih. 105361114016. Analysis of Studentβs Mathematical Creative
Thinking Ability in Completing Open Ended Questions on Number Patterns for
Class VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Essay. Mathematics Education,
Faculty of Teacher Training and Education. Muhammadiyah University of
Makassar. 2020.
This study aims to describe studentβs mathematical creative thinking skills
in solving open-ended questions on the subject of Number Patterns. This type of
research is qualitative research. The subjects of this study were students of class
VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Selection of subjects based on the ability
of students in the high, medium, and low categories. Subjects taken were 3
students. Data collection used an open-ended question test with the subject of
number patterns to measure studentβs creative thinking skills, interviews, and
documentation. The data analysis technique used is the data analysis technique
from Miles & Huberman which includes three activities, namely data reduction,
data presentation, and conclusion drawing.
The results of this study indicate that the creative thinking abilities of
students who have high mathematical abilities are categorized as having a creative
thinking ability level 4 (TKBK 4), which is very creative because it fulfills three
indicators, namely fluency, f lexibility, and novelty. Student who have moderate,
math ability are categorized as having creative thinking ability level 3(TKBK 3),
which is creative because it fulfills two indicators, namely fluency and flexibility.
And the creative thinking ability of students who have low mathematical abilities
is categorized as having a creative thinking ability level 1 (TKBK 1), which is less
creative because it only meets one indicator, namely fluency.
Keywords : Creative thinking skills, open ended, number pattern.
Page 9
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan berjudul βAnalisis Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa dalam Menyelesaikan Soal Open Ended pada Materi Pola Bilangan Kelas
VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassarβ. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi persyaratan guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr.H.Ambo Asse,M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Mukhlis,S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Andi Husniati, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Kristiawati, S.Pd.,
M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan,
saran, dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Page 10
x
5. Amri S.Pd., M.M., dan Maβrup, S.Pd.,M.Pd., selaku Dosen Pendidikan
Matematika yang telah memvalidasi instrument penelitian.
6. Husain Abdul Rahman, S.Pd.,M.Pd.I., selaku Kepala sekolah SMP
Muhammadiyah 1 Makassar dan Armina,S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran
Matematika beserta staf yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam
penelitian.
7. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan
dukungannya.
8. Segenap dosen, karyawan dan teman-teman mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membantu penulis selama menempuh
studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.
9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis hanya berdoa semoga Allah SWT memberikan balasan yang
berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Makassar, Desember 2020
Penulis,
Yusmanengsih
Page 11
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN.............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
E. Batasan Istilah ................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 7
A. Kajian pustaka ................................................................................... 7
1. Berpikir Kreatif ........................................................................... 7
2. Kemampuan Berpikir Kreatif ...................................................... 9
3. Soal Open Ended ......................................................................... 11
4. Materi Penelitian ......................................................................... 12
B. Penelitan Relevan .............................................................................. 16
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 18
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 18
B. Lokasi dan Subjek penelitian ............................................................ 18
C. Prosedur Penelitian............................................................................ 19
D. Instrumen Penelitian.......................................................................... 20
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 21
F. Keabsahan Data ................................................................................. 22
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 22
Page 12
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 24
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 24
B. Pembahasan ....................................................................................... 42
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 47
A. Simpulan .......................................................................................... 47
B. Saran .................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 49
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Page 13
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penjengjangan Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif ............... 10
Page 14
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 1 ........................................ 25
Gambar 4.2 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 2 ........................................ 27
Gambar 4.3 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 3 ........................................ 29
Gambar 4.4 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 3 ........................................ 29
Gambar 4.5 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 1 .......................................... 31
Gambar 4.6 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 2 .......................................... 33
Gambar 4.7 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 2 .......................................... 33
Gambar 4.8 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 2 .......................................... 33
Gambar 4.9 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 3 .......................................... 35
Gambar 4.10 Hasil Tes Subjek IF Soal Nomor 3 ........................................ 35
Gambar 4.11 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 1 ...................................... 37
Gambar 4.12 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 1 ...................................... 37
Gambar 4.13 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 2 ..................................... 39
Gambar 4.14 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 2 ..................................... 39
Gambar 4.15 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 3 ..................................... 41
Gambar 4.16 Hasil Tes Subjek NA Soal Nomor 3 ..................................... 41
Page 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi soal. .......................................................................... 53
Lampiran 2. Instrumen Tes Soal Pola Bilangan .......................................... 54
Lampiran 3. Pedoman Wawancara .............................................................. 60
Lampiran 4. Lembar Jawaban Siswa .......................................................... 62
Lampiran 5. Dokumentasi ........................................................................... 74
Page 16
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu perhitungan wajib dipelajari di semua tingkat pendidikan. Ilmu
perhitungan memiliki beberapa karakteristik secara umum. Diantaranya adalah
berpola pikir deduktif, matematika memiliki simbol yang kosong dari arti,
matematika memiliki objek kajian yang abstrak, matematika selalu konsisten
dalam sistemnya dan selalu memperhatikan semesta pembicaraan. Oleh karena
itu, mempelajari matematika dibutuhkan sebuah kreativitas. Menurut Ervync
(1991), kreativitas sangat diperlukan dalam alur memunculkan ide tingkat
tinggi. Memunculkan ide yang lebih baru adalah keterampilan berpikir yang
merupakan lanjutan dari keterampilan pengantar.
Proses memberikan ide baru atau memunculkan gagasan baru adalah
suatu proses berpikir kreatif. Produk dari proses kreatif tersebut adalah
kreativitas. Gabungan berpikir rasional dan lateral dengan naluri tetapi dalam
keadaan sadar dapat juga disebut sebagai proses berpikir kreatif (Pehkonen,
1997).
Proses kreatif sangat diperlukan pada pembelajaran matematika. Tetapi
tingkat berpikir kreatif siswa pada saat ini masih kurang. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti pada magang 3 mulai tanggal 24 Juli
2019 β 14 September 2019 dan diskusi dengan salah satu guru matematika di
SMP Muhammadiyah 1 Makassar, terdapat masalah dalam pembelajaran
matematika yaitu masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal matematika. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tes
Page 17
2
atau nilai harian siswa yang cukup rendah. Salah satu penyebabnya adalah
karena kurangnya ide-ide kreatif siswa dalam menyelesaikan soal
matematika.
Selain dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil
dari beberapa penelitian terdahulu terkait dengan kemampuan berpikir kreatif
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih kurang. Salah
satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Siswono (2006). Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki tingkat berpikir
kreatif yang tinggi dan memiliki tingkat berpikir kreatif yang rendah.
Kemampuan berpikir kreatif dikatakan lemah karena sebagian besar siswa
belum memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi.
Menurut Munandar (1999 : 45), berpikir kreatif yaitu kesanggupan
seseorang dalam merefleksikan sesuatu yang belum pernah dipikir oleh
individu lain, jadi seseorang itu bisa melakukan sesuatu tersebut.
Yang dimaksud memiliki pikiran kreatif ialah kesanggupan individu guna
memunculkan pikiran kreatif yang bisa membuat individu tersebut merasa
bisa untuk mencapai tujuan hidupnya (Maxwell, 2004: 136). Berdasarkan
beberapa gagasan dari para ilmuan di atas maka dapat dikatakan bahwa
kemampuan inovatif atau berpikir kreatif yaitu kesanggupan seseorang dalam
memunculkan gagasan baru guna untuk meraih tujuannya.
Menurut Siswono (2005) indikator kemampuan berpikir kreatif ada tiga
yaitu indikator kefasihan, indikator fleksibilitas dan indikator kebaruan.
Kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan adalah komponen yang diperlukan
Page 18
3
untuk menilai kemampuan berpikir kreatif seseorang (Silver, 1997). Ketiga
komponen itu diartikan seperti dibawah ini:
β’ Kefasihan yaitu kesanggupan siswa dalam menyelesaikan
permasalahan/soal dengan memberikan berbagai macam ide yang
bernilai benar.
β’ Fleksibilitas yaitu kesanggupan siswa menyelesaikan permasalahan/soal
dengan beragam penyelesaian yang beda.
β’ Kebaruan yaitu kesanggupan siswa menyelesaikan permasalahn/soal
dengan jawaban yang beragam tetapi tetap bernilai benar atau
menyelesaikan permasalahan dengan hanya satu jawaban yang belum
pernah diberikan oleh orang lain pada sesama tingkat perkembangan dan
pengetahuannya.
Siswono (2006) mengemukakan ada 5 tingkatan kemampuan berpikir
kreatif siswa. Dimulai dari tingkat terendah yaitu tingkat 0 sampai tingkat
tertinggi yaitu tingkat 4. Getzel & Jakson (Silver,1997) berpendapat bahwa
soal terbuka (open ended) yang memiliki beragam penyelesaian dapat
digunakan untuk mengukur kreativitas siswa. Soal terbuka atau open ended
problem yaitu masalah yang di formulasikan memiliki banyak jawaban yang
benar (Suherman dkk, 2003 :123)
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang βAnalisis
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Open ended Pada Pola Bilangan Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Makassar.β
Page 19
4
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian
ini yaitu bagaimanakah kemampuan kreativitas matematis siswa dalam
mengerjakan soal berbentuk open ended materi pola bilangan kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan bagaimana kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam mengerjakan soal berbentuk open ended materi
pola bilangan kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian dilakukan pasti memiliki tujuan sehingga penelitian itu
bisa memberi manfaat untuk orang lain. Terdapat beberapa manfaat yang
diharapkan dapat diberikan oleh penelitian ini yaitu :
1. Untuk siswa
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan siswa sebagai acuan untuk
lebih mampu memperbaiki dan meningkatkan mutu belajar masing-
masing siswa.
2. Untuk guru
Kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan para
tenaga pengajar untuk mengoptimalkan mutu pembelajaran khususnya
pada pembelajaran matematika.
Page 20
5
3. Untuk sekolah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak
sekolah untuk mengoptimalkan tingkat pembinaan yang
bekesinambungan guna mengoptimalkan keahlian tenaga pengajar.
E. Batasan Istilah
Untuk menghindari salah penafsiran, ada berbagai kosakata yang dipakai
pada penelitin ini yaitu:
1. Berpikir kreatif atau kreativitas yaitu kemampuan individu untuk
memberikan ide baru. Ide baru tersebut adalah gabungan komponen-
komponen yang sudah ada lebih dahulu untuk memecahkan masalah.
2. Kefasihan yaitu siswa mampu memberikan atau mengemukakan ide dan
jawabannya dengan fasih atau lancar.
3. Fleksibilitas yaitu siswa mampu mengemukakan atau menemukan
berbagai macam jawaban.
4. Kebaruan yaitu siswa mampu memberikan ide-ide yang baru atau belum
pernah diberikan oleh indivdu yang lain.
5. Kemampuan berpikir kreatif ialah kemampuan menghasilkan sesuatu
yang beda dengan mengombinasikan dan menempatkan materi-materi
dengan maksud yang lebih modern.
6. Soal open ended adalah problem matematika yang di formulasikan
memiliki multi jawaban yang benar.
Page 21
6
7. Pola bilangan yaitu suatu bilangan yang tersusun dari beberapa bilangan
lain yang kemudian membentuk pola. Atau suatu susunan bilangan yang
memiliki bentuk yang teratur.
Page 22
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Berpikir Kreatif
Semua permasalahan yang mungkin dianggap sulit untuk bisa
diselesaikan masih ada solusi penyelesaiannya, tetapi kita tidak
menemukan solusinya. Lalu bagaimana cara kita untuk
menyelesaikannya? Jawabannya adalah dengan mencari solusinya.
Proses mencari solusi inilah yang disebut sebagai proses berpikir
untuk menemukan solusi.
Solso (2008) mengungkapkan bahwa kreativitas yaitu suatu
aktivitas intelektual yang mampu memunculkan pandangan baru
terhadap sebuah masalah serta tidak didasarkan oleh kesimpulan yang
realistis. Kreativitas ialah kemampuan seseorang untuk berpikir
mengenai sesuatu dengan pandangan yang baru yang tidak biasanya
dan bisa menghasilkan hasil yang unik dari suatu permasalahan
(Santrock, 2010). Barron menyatakan bahwa keahlian dalam membuat
suatu hal baru dimana hal tersbut adalah gabungan komponen-
komponen terdahulu dapat diartikan sebagai kreativitas (dalam Ali dan
Asrori, 2005)
Page 23
8
Karena tingkat kompleksitas permasalahan dalam segala aspek
kehidupan modern semakin tinggi maka hal yang sangat dibutuhkan
seorang pelajar pada era persaingan global adalah kompetensi berpikir
kreatif. Berpikir kreatif termasuk kedalam fase high order competence
(komptensi pada tingkat tinggi) serta dikatakan seperti lanjutan dari
basic skill atau keterampilan dasar. Pernyataan ini sesuai sama
pendapat Ervyn ( 1991 ) yang mengatakan kreativitas memiliki
peranan penting pada fase berpikir matematik pada tahap yang lebih
tinggi. Schwarts (1996) mengatakan bahwa berpikir kreatif berarti
menemukan cara-cara baru untuk mengerjakan apa saja.
Kreativitas adalah hasil dari berpikir kreatif seseorang. Berpikir
kreatif yaitu proses untuk memunculkan suatu ide baru. Pehkonen
(1997) mengemukakan bahwa berpikir kreatif yaitu sebuah gabungan
antara pikiran yang divergen dan pikiran yang logis didasarkan oleh
naluri tetapi pada keadaan sadar.
Munandar (2009) mengemukakan ciri-ciri kemampuan berpikir
kreatif yang berhubungan dengan pengetahuan dapat dilihat dari
keterampilan berpikir luwes, keterampilan menilai, keterampilan
elaborasi, kemampuan berpikir lancar serta keterampilan berpikir
orisinil.
Berdasarkan sejumlah gagasan dari beberapa ahli diatas, maka kita
dapat menarik kesimpulan bahwa berpikiir kreatif atau kreativitas yaitu
keahlian individu dalam memunculkan ide-ide yang unik dan
Page 24
9
bermanfaat, dimana ide-ide yang dimunculkan berupa gabungan antara
komponen-komponen yang terlebih dahulu sudah ada guna
menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Atau berpikir kreatif adalah
suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun,
menghasilkan ide atau gagasan yang baru.
Untuk menilai berpikir kreatif anak-anak ataupun orang dewasa
selalu digunakan βThe Torrance Tests of Creative Thinking(TTCT)β
(Silver, 1997). Berpikir kreatif memiliki 3 indikator yaitu kefasihan,
fleksibilitas, dan kebaruan. Kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan
adalah tiga kunci indikator yang akan dinilai dalam kreativitas.
Fluency adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah
dengan berbagai macam ide atau jawaban secara lancar. Fleksibilitas
adalah kemampuan seorang individu atau murid dalam mengerjakan
soal dengan memberikan metode lain dan tidak hanya dengan satu
metode. Kebaruan atau novelty adalah siswa mampu menyelesaikan
masalah dengan ide atau jawaban yang belum pernah diberikan oleh
orang lain.
2. Kemampuan berpikir kreatif
Keahlian seorang untuk mengarang, merancang, atau membuat
disebut dengan kemampuan berpikir kreatif (Salim, 2002). Menurut
Campbell, kekreatifitasan yaitu sebuah pemikiran ataupun ide
seseorang yang mudah dimengerti (understandable),kreatif, dan
berguna. Keahlian meletakkan unsur-unsur yang sudah ada kemudian
Page 25
10
menggabungkannya hingga membentuk sesuatu yang lain dengan
maksud yang lebih modern disebut kemampuan berpikir kreatif
(Andangsari, 2007). Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif seseorang adalah dengan cara mencari data atau
penjelasan yang dapat membantu mempermudah kita dalam
mempelajari suatu pengetahuan.
Gagasan tentang tingkat kemampuan siswa dalam berpikir kreatif
matematis mempunyai banyak versi. Ada lima tingkat keahlian
berpikir kreatif siswa menurut Siswono (2011) yaitu sangat kreatif,
kreatif, cukup kreatif, kurang kreatif, dan tidak kreatif. Berikut ini
akan dijelasakan mengenai kelima tingkat tersebut.
Tabel 2.1 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif
No Tingkat Kreatif Keterangan
1 Sangat Kreatif Mampu memenuhi indikator kefasihan, fleksibilitas, dan
kebaruan dalam memecahkan masalah.
2 Kreatif Mampu memenuhi 2 indikator dari ketiga indikator
kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan.
3 Cukup Kreatif Hanya memenuhi indikator fleksibilitas
4 Kurang Kreatif Hanya memenuhi indikator kefasihan
5 Tidak Kreatif Tidak memenuhi semua indikator berpikir kreatif
Sumber : Siswono, 2011
Page 26
11
3. Soal Open ended
Gitzel & Jakson (Silver, 1997) pertanyaan yang memiliki lebih dari
satu penyelesaian seperti pertanyaan open ended dapat digunakan
untuk mengukur kreativitas pada bidang matematika. Pendekatan
masalah terbuka atau open ended merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memunculkan
keterampilan berpikir serta membuat siswa lebih aktif ketika belajar.
Shimada (1997) mengatakan bahwa pendekatan open ended yaitu
suatu upaya pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan
menghadapkan siswa terhadap masalah terbuka atau mengenalkan
siswa terhadap soal terbuka. Selanjutnya proses belajar mengajar
dilanjut dengan memberikan sejumlah penyelesaian yang benar
terhadap suatu permasalahan atau soal guna memberi pengalaman
kepada siswa untuk bisa menemukan ide yang baru dalam
pembelajaran. Diharapkan juga untuk siswa dapat menemukan
berbagai macam jawaban untuk memberikan pengalaman dan dan
meningkatkan potensi kognitif siswa dengan menemukan sesuatu yang
baru. Pada desain masalah terbuka, guru memunculkan suatu
permasalahan atau soal kepada siswa yang penyelesaiannya dapat
dibuat dengan berbagai macam cara (Sawada, 1997). Kemudian guru
memberikan cara yang berbeda dengan cara yang digunakan oleh
siswa dalam menemukan sesuatu yang baru dengan
Page 27
12
mengombinasikannya pada keterampilan, pengetahuan dan metode-
metode matematika yang telah dipelajari.
Seperti dengan ilmu βilmu sosial, permasalahan dalam bidang
matematika dibagi menjadi 2 bagian yaitu masalah matematika terbuka
(open problem) dan masalah matematika tertutup (closed problems).
Suherman dkk (2003) mengatakan bahwa masalah yang di
formulasikan memiliki multi jawaban yang betul disebut soal terbuka
(open ended problem). Saat siswa diberikan soal berbentuk open
ended, tujuannya bukan berfokus hanya pada hasil atau jawaban siswa
tetapi lebih berfokus pada langkah menemukan beberapa metode atau
pendekatan dalam menyelesaikan masalah.
Jika kemungkinan hanya ada satu metode atau jawaban pada
permasalahan atau soal yang dibuat maka bisa dikatakan bahwa sifat
keterbukaan dari suatu masalah tersebut tidak ada. Pada saat siswa
diajak untuk mengelaborasi desain atau metode beda pada saat
menyelesaikan masalah atau soal yang ada dan tidak berfokus pada
hasil, itu sudah termasuk contoh masalah open ended.
4. Materi Penelitian
a. Pengertian pola bilangan
Deretan bilangan yang membangun suatu desain khusus seperti
deretan bilangan garis lurus, segitiga, persegi dan lain-lain disebut
dengan pola atau susunan bilangan.
Page 28
13
Susunan angka yang membentuk suatu pola tertentu misalnya garis
lurus, persegi, segitiga, dan masih banyak lainnya disebut dengan
pola bilangan.
Rumus umum mencari suku ke-n yaitu:
ππ = π + (π β 1). π
b. Jenis-jensi dari pola Bilangan
1) Jenis pola bilangan persegi
Susunan angka yang dibentuk oleh bilangan kuadrat dinamakan
pola bilangan persegi. Pola bilangan persegi secara matematis
mengikuti bentuk ππ = π2.
2) Pola bilangan persegi panjang
Untuk menentukan pola bilangan ke-n , dapat menggunakan
rumus ππ = π(π + 1) dimana n adalah bilangan bulat positif.
Pola bilangan persegi panjang akan menghasilkan bentuk
seperti persegi panjang.
3) Pola bilangan segitiga
Terdapat 2 langkah yang dapat digunakan untuk membuat
desain atau pola seperti ini, ialah:
a) Dengan menggunakan rumus ππ = π
2 (n + 1)
b) Dengan penjumlahan bilangan dengan selisih bilangan
setelahnya +1 dari bilangan sebelumnya.
Page 29
14
4) Jenis pola bilangan Pascal
Seorang ilmuan bernama Blaise Pascal yang berasal dari
Prancis menemukan jenis pola bilangan yang kemudian diberi
nama sesuai dengan namanya yaitu pola bilangan pascal.
Apabila ditulis, jenis pola bilangan pascal akan membentuk
segitiga. Bentuk segitiga inilah yang disebut dengan sgitiga
pascal. Terdapat sejumlah ketentuan yang perlu diperhatikan
mengenai jenis pola bilangan ini yaitu:
β’ Baris paling atas (urutan pertama) di isi dengan nilai satu.
β’ Tiap-tiap baris diakhiri serta diawali nilai satu
β’ Tiap barisnya berbentuk simetris
β’ Setiap angka yang ditulis pada baris kedua sampai baris ke-
n adalah hasil dari dua angka yang berada pada satu garis
miring lurus pada baris diatanya yang dijumlahkan selain
pada baris pertama.
β’ Jumlah bilangan di tiap-tiap baris adalah jumlah bilangan
baris diatasnya dikali dua.
c. Soal open ended materi pola bilangan :
1) Satu dos batang korek api dimiliki oleh Ana. Ada beberapa
susunan pola yang dapat dibuat menggunakan korek api
tersebut. Sebagaimana pada pola bilangan sebagai berikut.
Page 30
15
π1 π2 π3 π4
Buat pola susunan batang korek api sebanyak-banyaknya yang
bisa dibuat Ana!
2) Buatlah berbagai macam pola bilangan dan tentukan masing-
masing bagaimana cara menentukan suku ke-n!
3) Adi ingin beternak burung. Adi akan membuat kerangka
kandang yang berbentuk kubus dengan ukuran 30cm x 30cm x
30cm. Adi akan membuat kerangka kandangnya menggunakan
sejumlah potongan kayu. Kerangka kandang terlihat seperti
pada gambar dibawah.
30cm
30cm
30cm
Page 31
16
Apabila di tiap-tiap kandang hanya diisi sepasang burung,
maka:
a) Buatlah berbagai ragam pola susunan kerangka kandang
yang bisa Adi buat!
b) Berdasarkan pola susunan kerangka kandang yang Adi
buat, hitunglah berapa banyak potongan kayu yang
digunakan Adi untuk membuat kerangka kandang tersebut!
B. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
1. Hasil penelitian Tri Mulyaningsih menunjukkan terdapat perbedaan
tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam pendidikan
yang sama. Persamaan penelitian Tri Mulyaningsih dengan penelitian
yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama menganalisis keahlian
berpikir inovatif siswa. Perbedaannya adalah studi ilmiah yang
dilakukan Tri Mulyaningsih tidak menggunakan soal open-ended
sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan soal
open-ended.
2. Hasil penelitian Pendawi Dwi Herdani menunjukkan bahwa tingkat
kemampuan siswa berbeda dengan tingkat kreativitas. Persamaan
penelitian Pendawi Dwi Herdani dengan penelitian yang akan
dilakukan peneliti adalah sama-sama menganalisis kemampuan siswa
dalam berpikir kreatif matematis dengan soal open ended.
Page 32
17
Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Pendawi Dwi Herdani
menggunakan materi segi empat sedangkan penelitian yang akan
dilakukan peneliti menggunakan materi pola bilangan.
Page 33
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang digunakan
dalam penelitian ini. Oleh karena itu, karya ilmiah ini akan
mendeskripsikan dengan terperinci bagaimana siswa mampu berpikir
secara kreatif saat menjawab soal berbentuk open ended khususnya pada
pokok bahasan pola bilangan kelas VIII Smp Muhammadiyah 1 Makassar.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah di SMP Muhammadiyah 1 Makassar,
Jln. Urip Sumaharjo Lr.81/ Maccini Sawah. 3 orang dipilih sebagai subjek
yang ketiganya dari kelas delapan. Pemilihan subjek didasarkan ulangan
harian pada materi pola bilangan. Pengambilan subjek juga didasarkan
oleh saran guru dari bidang studi matematika dengan kriteria subjek telah
mempelajari materi pola bilangan dan juga bisa bekerja sama dengan
peneliti selama proses penelitian berlangsung. Ketiga subjek yang dipilih
adalah subjek dengan kemampuan matematika rendah, kemampuan
matematika sedang dan kemampuan matematika tinggi. Subjek yang telah
dipilih kemudian diberikan tes soal open ended dengan materi pola
bilangan yang berbentuk essay sebanyak 3 nomor. Setelah mengerjakan
soal, subjek kemudian diwawancarai untuk lebih mengetahui kemampuan
berpikir kreatif matematisnya.
Page 34
19
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yaitu serangkaian kegiatan yang akan dilakukan
mulai dari awal sampai akhir penelitian. Adapun prosedur yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah :
1. Tahap Persiapan
a. Perizinan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
mengurus surat penelitian dengan mengisi data diaplikasi
persuratan mahasiswa FKIP Unismuh Makassar untuk mendapat
surat pengantar penelitian. Kemudian peneliti mengurus surat
permohonan izin penelitian di kantor LP3M Unismuh Makassar
dengan melampirkan surat pengantar penelitian. Setelah mendapat
surat izin penelitian dari kantor LP3M Unismuh Makassar, peneliti
mengajukan surat izin penelitian kepada pihak sekolah untuk
disetujui oleh pihak sekolah.
b. Persiapan soal tes
Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat instrumen
penelitian berupa soal open ended dengan materi pola bilangan
dengan model soal essay sebanyak 3 nomor. Setelah itu, peneliti
melakukan bimbingan instrumen ke pembimbing 1 dan 2 sebelum
dilanjutkan ke tahap validasi. Setelah pembimbing 1 dan
pembimbing 2 menyetujui instrumen yang telah dibuat, instrumen
siap untuk divalidasi. Instrumen pada penelitian ini, selanjutnya
Page 35
20
divalidasi oleh 2 orang validator. Setelah disetujui oleh kedua
validator, maka instrumen ini siap digunakan untuk penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pemberian tes
Pada penelitian ini, pemberian tes kepada siswa dilakukan
secara daring melalui aplikasi zoom. Peneliti menjelaskan tentang
tes yang akan diberikan kepada siswa kemudian hasil pekerjaan
masing-masing siswa dikirim ke peneliti melalui aplikasi
whatsapp.
b. Wawancara dan dokumentasi
Setelah peneliti memeriksa jawaban dari masing-masing siswa,
peneliti kemudian memilih 3 subjek untuk di wawancara. Proses
wawancara dilakukan secara langsung disekolah dengan meminta
izin kepada pihak sekolah. Pada saat proses wawancara, peneliti
mengambil foto sebagai dokumentasi.
c. Tahap Analisis Data dan Penyusunan Skripsi
Setelah peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan yaitu hasil
tes siswa dan hasil wawancara, selanjutnya data tersebut dianalisis
sesuai dengan indikator pada penelitian ini.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri sebagai
instrumen utama dan instrumen tes soal open ended sebagai instrument
bantu, dan wawancara. Pengumpulan data tes tertulis bertujuan
Page 36
21
mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal
open ended khususnya pada materi pola bilangan. Wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara tidak terstruktur sehingga
yang tanyakan hanya garis besar dari permasalahan yang kemudain
disusun sesuai dengan pekerjaan siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan peneliti untuk menggabungkan data hasil
penelitian adalah:
1. Pemberian Soal Sebagai Tes Proses Berpikir Kreatif
Tes proses berpikir kreatif dibagikan kepada 3 orang dari kelas
VIII Smp Muhammadiyah 1 Makassar yang telah dipilih sebagai
subjek dalam penelitian ini. Tes yang diberikan berupa soal open
ended dengan materi pola bilangan.
2. Wawancara
Kegiatan wawancara merupakan kegiatan tanya jawab langsung
yang dilakukan oleh peneliti. Proses wawancara merupakan salah satu
teknik pengumpulan data dengan melakukan komunikasi langsung
dengan subjek penelitian. Sebelum melakukan wawancara, peneliti
terlebih dahulu membuat pedoman wawancara sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang kemampuan berpikir
kreatif. Sebelum pedoman wawancara tersebut digunakan, peneliti
terlebih dahulu mendiskusikan pedoman wawancara tersebut dengan
dosen pembimbing dan kemudian divalidasi oleh validator.
Page 37
22
Wawancara digunakan untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang
kemampuan berpikir kreatif subjek.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan informasi pada saat
melakukan penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto
pada saat peneliti melakukan wawancara dengan subjek.
F. Keabsahan Data
Data yang dihasilkan setelah melakukan penelitian, harus diuji
keabsahannya. Tujuan dilakukannya cek keabsahan data untuk
meminimalisir kesalahan-kesalahan pada saat mengambil data yang
tentunya akan berpengaruh kepada hasil akhir dari penelitian yang
dilakukan. Selain itu, keabsahan data dilakukan agar kita mendapatkan
data yang valid sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara objektif.
Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data penelitian
dilakukan dengan triangulasi metode. Triangulasi metode yaitu proses
mengambil data dari subjek yang berbeda dengan teknik atau metode yang
sama.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan pada saat pengambilan data sedang
berlangsung dan setelah mengambil data. Dalam penelitian ini, teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik penelitian menurut Miles dan
Huberman (Prastowo, 2012:242) yaitu data reduction (reduksi data), data
Page 38
23
display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification
(kesimpulan/verifikasi).
1. Data reduction (reduksi data)
Proses mereduksi data yaitu proses mengolah, mengelompokkan,
menfokuskan dan memisahkan data-data yang tidak diperlukan
setelah mengambil data. Proses mereduksi data dalam penelitian ini
dengan cara mengelompokkan atau menfokuskan data mengenai
kemampuan siswa dalam berpikir kreatif pada saat menyelesaikan
soal berbentuk open ended yang sudah dibagikan kepada subjek.
2. Data display (penyajian data)
Proses penyajian data meliputu mengidentifikasi data,
mendeskripsikan dan proses memilah data yang telah direduksi untuk
bisa ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, data dikelompokkan
dan dijelaskan menurut 3 indikator dari kemampuan berpikir kreatif
yaitu kefasihan, fleksibilitas serta kebaruan. Berdasarkan dari ketiga
indikator tersebut, data kemudian dapat diklasifikasikan menjadi lima
tingkat kemampuan berpikir kreatif yaitu tidak kreatif, kurang kreatif,
cukup kreatif, kreatif dan sangat kreatif.
3. Conclusion drawing/Verification (Penarikan kesimpulan/verifikasi)
Langkah terakhir yang dilakukan adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi. Penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan
berdasarkan dari hasil penyajian data yang telah dibuat.
Page 39
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Untuk mempermudah peneliti menganalisis data maka peneliti melakukan
pengkodean kepada setiap subjek. Pengkodean subjek didasarkan pada inisial
nama subjek yaitu kemampuan matematika tinggi NA (π1), tingkat
kemampuan matematika sedang IF (π2), dan tingkat kemampuan matematika
rendah NA (π3).
Berikut ini data hasil penelitian dari 3 subjek yang telah mengerjakan soal
open ended pada materi pola bilangan dan telah diwawancarai.
1. Data subjek πΊπ (NA) dengan kemampuan matematika tinggi
a. Subjek (πΊπ) soal nomor 1
Soal Tes:
Satu dos batang korek api dimiliki oleh Ana. Ada beberapa susunan pola
yang dibuat menggunakan korek api tersebut. Sebagaimana pada pola
bilangan sebagai berikut.
π1 π2 π3 π4
Page 40
25
Buat pola susunan batang korek api sebanyak-banyaknya yang bisa dibuat
Ana!
Jawaban subjek π1 pada soal nomor 1:
Gambar 4.1 Hasil Tes Subjek π1 Soal Nomor 1
Hasil wawancara dengan π1 sebagai berikut:
Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?
π1 : Iye kak. Kita diminta untuk membuat pola bilangan.
Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?
π1 : Tidak ada kak karena sudah pernah diajarkan oleh
ibu
Peneliti : Selain jawabanta yang pertama, apakah ada cara lain?
π1 : Ada kak
Peneliti : Coba jelaskan!
Page 41
26
π1 : Untuk cara yang kedua, saya buat pola berbentuk segi
empat dengan pola 1, 2, 3, dst. Kemudian saya buat
pola berbentuk segitiga dengan pola 3, 9, 18, 30, dst.
Peneliti : Selain dari cara tersebut apakah ada cara lain?
π1 :Mungkin sudah tidak ada kak.
1) Fluency (kefasihan)
Dari hasil jawaban dan hasil wawancara dengan π1, dapat dilihat bahwa
π1 mampu memahami maksud soal karena dapat memberikan jawaban
yaitu membuat pola bilangan yang berbeda dan bernilai benar. Serta tidak
mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal. Maka dari itu subjek π1
sudah memenuhi indikator kefasihan.
2) Fleksibilitas
Berdasarkan jawaban dan hasil wawancara, subjek π1 sudah memenuhi
indikator fleksibilitas. Dikatakan sudah memenuhi indikator fleksibilitas
karena subjek mampu memberikan banyak jawaban dan bisa menjelaskan
jawabannya sendiri.
3) Kebaruan
Berdasarkan hasil tes dan wawancara dengan subjek π1, sudah
memenuhi indikator kebaruan karena π1 memberikan jawaban dengan
cara sendiri dan berbeda dari jawaban orang lain. π1 juga bisa
menjelaskan jawabannya sendiri.
Page 42
27
b. Subjek (πΊπ) soal nomor 2
Soal tes : Buatlah berbagai macam pola bilangan dan tentukan masing-
masing bagaimana cara menentukan suku ke-n!
Jawaban π1 no. 2
Gambar 4.2
Dialog wawancara dengan π1 sebagai berikut:
Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?
π1 : Iye kak. Kita diminta untuk membuat pola bilangan
sama cara menentukan suku ke-n.
Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?
π1 : Tidak terlalu sulit kak
Peneliti : Coba jelaskan jawabannya!
π1 : Saya membuat pola bilangan kemudian kucari ππ nya
pake persamaan yang ππ = a +(n β 1)b
Peneliti : Apakah masih ada jawaban lain?
π1 : Itu saja jawaban yang saya ketahui kak.
Page 43
28
1) Fluency (kefasihan)
Didasarkan hasil jawaban dan hasil wawancara dengan π1, dapat dilihat
bahwa π1 lancar dalam menjawab soal dan mampu menjelaskan
jawabannya sendiri. Oleh karena itu subjek π1 bisa memenuhi indikator
fleksibilitas.
2) Fleksibilitas
Subjek π1 pada soal nomor 2 memenuhi indikator fleksibilitas. Dapat
dilihat dari hasil tes, π1 yang mampu memunculkan berbagai macam
jawaban yang berbeda dan bernilai benar. Pada saat wawancarapun π1
bisa menjelaskan prosedur jawabannya.
3) Kebaruan
Berdasarkan hasil tes, π1 masih belum memenuhi indikator kebaruan
karena π1 sudah memberikan jawaban dengan benar tetapi caranya masih
lazim digunakan oleh orang lain.
c. Subjek (πΊπ) soal nomor 3
Soal Tes:
Adi ingin beternak burung. Adi akan membuat kerangka kandang yang
berbentuk kubus dengan ukuran 30cm x 30cm x 30cm. Adi akan membuat
kerangka kandangnya menggunakan sejumlah potongan kayu. Kerangka
kandang terlihat seperti pada gambar dibawah.
30cm
30cm
30cm
Page 44
29
Apabila di tiap-tiap kandang hanya diisi sepasang burung, maka :
a) Buatlah berbagai ragam pola susunan kandang yang bisa Adi buat!
b) Berdasarkan pola susunan kerangka kandang yang Adi buat, hitunglah
berapa banyak potongan kayu yang digunakan Adi untuk membuat
kerangka kandang tersebut!
Hasil π1 no.3
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Hasil wawancara dengan π1 sebagai berikut:
Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?
π1 : Iye kak. Kita diminta membuat pola susunan kandang.
Page 45
30
Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?
π1 : Awalnya saya bingung, tapi saya bisa menjawabnya.
Peneliti : Bagaimana carata menjawab nomor 3?
π1 : Pertama saya membuat susunan kandangnya, baru
saya hitung jumlah rusuk kubusnya untuk mengetahui
jumlah potongan kayunya.
Peneliti : Apakah masih ada jawaban lain?
π1 : Saya sudah tidak tau kak
1) Fluency(kefasihan)
Dengan melihat hasil tes dan hasil wawancara, subjek π1 mampu
memenuhi indikator kefasihan karena π1 mampu menjawab soal dengan
menampilkan lebih dari satu jawaban dan bernilai benar. π1 juga mampu
menjelaskan jawaban yang dia tulis dengan lisan.
2) Fleksibilitas
Dari hasil tes, π1 sudah memenuhi indikator fleksibilitas karena dapat
memberikan lebih dari satu ide atau jawaban yang berbeda.
3) Kebaruan
π1 sudah memenuhi indikator kebaruan karena π1 memberikan jawaban
yang lain dari orang lain dan bernilai benar. π1 juga bisa menjelaskan
dengan lisan pada saat wawancara.
2. Data subjek πΊπ (IF) dengan kemampuan matematika sedang
a. Subjek (πΊπ) soal nomor 1
Page 46
31
Soal Tes:
Satu dos batang korek api dimiliki oleh Ana. Ada beberapa susunan pola
yang dapat dibuat menggunakan korek api tersebut. Sebagaimana pada
pola bilangan sebagai berikut.
π2 π2 π3 π4
Buat pola susunan batang korek api sebanyak-banyaknya yang bisa dibuat
Ana!
Jawaban subjek π2 no. 1
Gambar 4.5
Page 47
32
Hasil wawancara dengan subjek π2
Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?
π2 : Iye kak saya tahu. Kita diminta membuat pola bilangan
Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?
π2 : Tidak terlalu sulit kak karena sudah pernah dikasi
oleh ibu
Peneliti : Berapa pola bilangan yang anda buat?
π2 : 4 cara kak
Peneliti : Coba jelaskan!
π2 : Saya tidak tau cara menjelaskannya kak
1) Fluency(kefasihan)
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, subjek π2 sudah memenuhi
indikator kefasihan karena π2 mampu menjawab soal nomor 1 dengan
beberapa cara meskipun π2 tidak bisa menjelaskan jawaban yang dia tulis.
2) Fleksibilitas
Pada soal nomor satu, subjek π2 dapat memenuhi indikator fleksibilitas
karena π2 mampu menampilkan jawaban yang berbeda dan bernilai betul.
3) Kebaruan
Subjek π2 belum bisa memenuhi indikator kebaruan karena sudah
memberikan jawaban yang benar tetapi pola bilangan yang dibuat masih
seperti contoh pada soal.
b. Subjek (πΊπ) soal nomor 2
Page 48
33
Soal tes : Buatlah berbagai macam pola bilangan dan tentukan masing-
masing bagaimana cara menentukan suku ke-n!
Jawabanπ2no. 2
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Hasil wawancara dengan subjekπ2
Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?
π2 : Disuruh membuat pola bilangan
Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?
π2 : Agak sedikit bingung kak untuk menentukan ππ nya
Peneliti : Coba jelaskan jawabannya!
π2 : Saya membuat pola bilangan kemudian saya tentukan
ππ
Peneliti : Menurut anda masih ada jawaban yang bisa dibuat?
Page 49
34
π2 : Tidak tau kak
1) Fluency (kefasihan)
π2 dikatakan sudah memenuhi indikator kefasihan karena π2 masih
memahami maksud soal dan bisa memberikan berbagai macam jawaban
meskipun tidak sesuai dengan prosedur penyelesaian yang benar.
2) Fleksibilitas
Subjek π2 pada soal nomor dua sudah memenuhi indikator fleksibilitas
meskipun π2 memberikan jawaban yang berbeda tetapi cara menentukan
ππ nya kurang tepat karena dia kesulitan dalam mencari ππ nya.
3) Kebaruan
Pada soal nomor dua, π2belum memenuhi indikator kebaruan karena
π2memberikan jawaban sendiri tetapi tidak dipahami dan π2 tidak sudah
tidak mengetahui jawaban selain yang ditulis.
c. Subjek (πΊπ) soal nomor 3
Soal Tes:
Adi ingin beternak burung. Adi akan membuat kerangka kandang yang
berbentuk kubus dengan ukuran 30cm x 30 cm x 30cm. Adi akan
membuat kerangka kandangnya menggunakan sejumlah potongan kayu.
Kerangka kandang terlihat seperti pada gambar dibawah.
30cm
30cm
30 cm
Apabila di tiap-tiap kandang hanya berisi sepasang burung, maka:
Page 50
35
a) Buatlah berbagai ragam pola susunan kerangka kandang yang bisa Adi
buat!
b) Berdasarkan pola susunan kerangka kandang yang Adi buat, hitunglah
berapa banyak potongan kayu yang digunakan Adi untuk membuat
kerangka kandang tersebut!
Jawaban subjek π2 no. 3
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Dialog wawancara dengan subjek π2
Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?
π2 : Diminta membuat pola susunan kandang.
Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?
π2 : Awalnya bingung kak
Peneliti : Coba jelaskan jawabannya!
π2 : Saya gambar susunan kandang dengan pola susunan1,
2, 3 dan pola susunan 2, 4, 6. Kemudian saya hitung
rusuknya.
Peneliti : Menurut anda masih ada susunan pola yang bisa
dibuat?
Page 51
36
π2 : Saya sudah tidak tahu kak
1) Fluency(kefasihan)
. Dari hasil tes dan wawancara π2 memahami maksud dari soal dan
mampu memberikan jawaban yang berbeda tetapi perhitungannya kurang
tepat. Maka dari itu, subjek dapat memenuhi indikator kefasihan.
2) Fleksibilitas
Dari hasil tes dan wawancara, π2memberikan jawaban lebih dari satu
ide yang relevan dengan soal tetapi masih ada yang bernilai
salah. π2 masih bingung dengan soal tetapi masih bisa menjelaskan
jawaban yang ditulis. Maka indikator fleksibilitas dapat dipenuhi subjek
π2.
3) Kebaruan
Dengan melihat hasil tes , π2 memberikan jawaban sendiri tetapi
kurang tepat dan π2 tidak memiliki ide lain selain jawaban yang ia tulus.
Oleh karena itu, subjek π2 belum bisa memenuhi indikator kebaruan.
3. Data subjek πΊπ (NA) dengan kemampuan matematika rendah.
a. Subjek (π3) soal nomor 1
Soal Tes:
Satu dos batang korek api dimiliki oleh Ana. Ada beberapa susunan pola
yang dapat dibuat menggunakan korek api tersebut. Sebagaimana pada
pola bilangan sebagai berikut.
π1 π2 π3 π4
Page 52
37
Buat pola susunan batang korek api sebanyak-banyaknya yang bisa dibuat
Ana!
Jawaban subjek π3 no. 1:
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Dialog wawancara dengan subjek π3
Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?
Page 53
38
π3 : iye kak. Diminta membuat pola bilangan
Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?
π3 : Awalnya sulit kak
Peneliti : Berapa alternatif jawaban yang anda buat?
π3 : 2 kak.
Peneliti : Menurut anda masih ada pola yang bisa dibuat?
π3 : Saya sudah tidak tahu kak
1) Fluency(kefasihan)
Dari hasil tes dan wawancara, π3 sudah memenuhi indikator kefasihan
karena π3 mengetahui maksud soal dan memberikan alternatif jawaban
yang berbeda tetapi π3 hanya memberikan 1 jawaban yang dianggap
bernilai benar.
2) Fleksibilitas
Indikator fleksibilitas belum dipenuhi subjek π3 karena π3memberikan
jawaban yang berbeda tapi salah satu dari jawaban yang dibuat sudah ada
pada soal.
3) Kebaruan
Subjek π3 belum memenuhi indikator kebaruan karena pada hasil tes
π3 hanya memberikan 2 jawaban yang salah satu jawabannya sudah ada di
soal dan tidak bisa menemukan ide lain selain dari jawaban yang di tulis.
b. Subjek (ππ) soal nomor 2
Page 54
39
Soal tes : Buatlah berbagai macam pola bilangan dan tentukan masing-
masing bagaimana cara menentukan suku ke-n!
Jawaban π3 pada soal nomor 2
Gambar 4.13 Hasil Tes Subjek π3 Soal Nomor 2
Gambar 4.14 Hasil Tes Subjek π3 Soal Nomor 2
Hasil wawancara dengan subjek π3
Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?
π3 : Tahu kak. Diminta membuat pola bilangan
Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?
π3 : Sulit kak menentukan ππ nya
Peneliti : Berapa alternatif jawaban yang anda buat?
π3 : 2 kak tapi saya tidak tahu cara menentukan suku ke-n
nya
Peneliti : Menurut anda masih ada pola yang bisa dibuat selain
yang kita buat ?
π3 : Saya sudah tidak tahu kak
Page 55
40
1) Fluency(kefasihan)
Berdasarkan hasil tes dan wawancara π3 memahami dengan baik
maksud soalnya dan bisa memberikan beberapa jawaban yang berbeda
tetapi kurang tepat. Oleh karena itu, π3 dapat memenuhi indikator
kefasihan.
2) Fleksibilitas
Dari hasil tes dapat dilihat bahwa π3 memberikan jawaban yang
berbeda tetapi tidak bernilai benar dan π3 tidak bisa memberikan jawaban
yang lain. Maka dari itu, π3 belum bisa memenuhi indikator fleksibilitas.
3) Kebaruan
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, subjek π3 belum memenuhi
indikator kebaruan karena π3 memberikan jawaban yang masih banyak
digunakan oleh orang lain.
c. Subjek (πΊπ) soal nomor 3
Soal Tes:
Adi ingin beternak burung. Adi akan membuat kerangka kandang yang
berbentuk kubus dengan ukuran 30cm x 30cm x 30cm. adi akan membuat
kerangka kandagnya menggunakan sejumlah potongan kayu. Kerangka
kandang terlihat seperti pada gambar dibawah.
30cm
30cm
30cm
Page 56
41
Apabila di tiap-tiap kandang hanya diisi sepasang burung, maka :
a) Buatlah berbagai ragam pola susunan kerangka kandang yang bisa Adi
buat!
b) Berdasarkan pola susunan kerangka kandang yang Adi buat, hitunglah
berapa banyak potongan kayu yang digunakan Adi untuk membuat
kerangka kandang tersebut!
Jawaban subjek π3 no. 3:
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Dialog wawancara dengan subjek π3
Peneliti : Apakah anda tahu maksud dari soalnya?
π3 : Menurut saya kita diminta membuat pola susunan
Page 57
42
kandang kak
Peneliti : Pada saat anda menjawab soal, apakah ada kesulitan?
π3 : lumayan sulit
Peneliti : Berapa alternatif jawaban yang anda buat?
π3 : satu kak.
Peneliti : Menurut anda masih ada jawaban yang lain?
π3 : Tidak tahu kak,bingung
1) Fluency(kefasihan)
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, π3 bisa memenuhi indikator
kefasihan meskipun π3 memahami maksud soal tetapiπ3hanya memberikan
satu jawaban dan juga π3 kesulitan saat mengerjakan soal.
2) Fleksibilitas
Pada hasil tes soal nomor 3, subjek π3 tidak memenuhi indikator
fleksibilitas karena π3 hanya memberikan satu jawaban yang relevan
dengan soal dan tidak memeiliki ide lain selain jawaban tersebut.
3) Kebaruan
Berdasarkan hasil tes, π3 hanya memberikan satu jawaban dan masih
lazim digunakan oleh orang lain. Maka dari itu, π3 belum memenuhi
indikator kebaruan.
B. Pembahasan
Pada bagian ini, akan dibahas mengenai kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa dalam menyelesaikan soal open ended pada materi pola
Page 58
43
bilangan berdasarkan hasil dari analisis data yang telah dilakukan pada π1, π2,
dan π3 dengan kemampuan matematika tinggi, kemampuan matematika
sedang, dan kemampuan matematika rendah. Berikut akan dijelaskan lebih
rinci mengenai kemampuan berpikir kreatif yang dicapai masing-masing
subjek.
1. Subjek πΊπ (NA) dengan matematika tinggi.
Berikut ini rincian siswa dengan kemampuan matematika tinggi.
a. Kefasihan (fluency)
Dengan melihat hasil tes dan hasil wawancara, subjek mampu
memahami maksud dari setiap soal dan bisa memberikan jawaban yang
berbeda dan bernilai benar. Fakta tersebut sesuai dengan indikator
kemampuan berpikir kreatif kefasihan yaitu mampu memberikan jawaban
dengan lancar dan memberikan berbagai jawaban yang benar. Oleh karena
itu, subjek NA mampu memenuhi indikator kefasihan.
b. Fleksibilitas
Pada setiap nomor soal, subjek sudah memperlihatkan indikator
fleksibilitas karena subjek bisa memberikan lebih dari satu jawaban yang
sesuai dengan permasalahan(soal) serta mampu menjelaskan jawabannya
dengan lisan. Hal ini sesuai dengan indikator fleksibilitas.
c. Kebaruan
Subjek menjawab semua nomor soal berbeda dengan jawaban orang
lain dan bernilai benar. Subjek juga mampu menjelaskan jawabannya
Page 59
44
dengan lisan. Maka dapat dikatakan bahwa subjek sudah memenuhi
indikator kebaruan meskipun masih ada jawaban yang masih lazim
digunakan oleh orang lain.
Berdasarkan pembahasan diatas, subjek NA dengan kemampuan
matematika tinggi sudah memenuhi ketiga indikator kemampuan berpikir
kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Karena subjek sudah
memenuhi ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif maka subjek dapat
dikatakan sangat kreatif atau dikategorikan kedalam (TKBK) 4.
2. Subjek πΊπ (IF) dengan kemampuaan matematika sedang.
Berikut ini rincian siswa dengan kemampuan matematika sedang.
a. Kefasihan (fluency)
Subjek IF mampu memahami soal dengan baik dan memberikan
jawaban yang berbeda walaupun jawaban yang diberikan tidak sesuai
dengan prosedur penyelesaian. Akan tetapi subjek sudah bisa memenuhi
indikator kefasihan .
b. Fleksibilitas
Subjek IF mampu memberikan berbagai ide/jawaban yang relevan
dengan soal meskipun mengalami kesulitan tetapi subjek masih bisa
menjelaskan jawaban yang dia tulis. Dengan fakta ini, subjek bisa
memenuhi indikator fleksibilitas.
Page 60
45
c. Kebaruan
Dari setiap soal, subjek belum memenuhi indikator kebaruan
karena subjek belum bisa memberikan jawaban yang tidak sama dengan
jawaban orang lain.
Dari pemabahasan diatas, subjek IF dengan kemampuan matematika
sedang hanya memenuhi indikator fleksibilitas dan kefasihan. Oleh karena itu,
NA dapat dikatakan kreatif atau dikategorikan kedalam (TKBK) 3.
3. SubjekπΊπ (NA) dengan kemampuan matematika rendah.
Berikut ini rincian siswa dengan kemampuan matematika rendah.
a. Kefasihan (fluency)
Subjek NA mampu memahami maksud soal dengan baik. Dapat dilihat
dari penjelasan subjek pada saat wawancara dan dari jawaban yang
diberikan oleh NA meskipun jawaban yang diberikan masih belum
beragam dan belum bernilai benar. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa
subjek NA masih memenuhi indikator kefasihan.
b. Fleksibilitas
Berdasarkan dari data hasil tes dan wawancara dari setiap soal, subjek
NA belum memenuhi indikator fleksibilitas karena belum bisa
memunculkan jawaban yang berbeda/beragam.
c. Kebaruan
Page 61
46
Subjek NA belum memenuhi indikator kebaruan dari ketiga soal yang
diberikan karena NA belum mampu memberikan jawaban yang lain dari
orang lain dan tidak memiliki ide lain selain jawaban yang dibuat.
Dari pembahasan di atas, subjek NA dengan kemampuan matematika
rendah hanya memenuhi indikator kefasihan. Karena NA hanya memenuhi
satu indikator yaitu kefasihan , maka subjek NA dikatakan kurang kreatif atau
dikategorikan kedalam (TKBK) 1.
Page 62
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesudah meneliti dan data yang diperoleh dari penelitian diolah, penliti
kemudian menarik kesimpulan bahwa:
1. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi dalam menjawab soal open
ended pada materi pola bilangan dapat dikatakan sangat kreatif karena
dapat memenuhi ketiga indikator yang ditetapkan yaitu indikator kebaruan,
indikator fleksibilitas, dan indikator kefasihan.
2. Siswa dengan kemampuan matematika sedang dalam menjawab soal open
ended pada materi pola bilangan dikatakan kreatif karena telah mampu
mencapai dua dari tiga indikator yang ditetapkan yaitu indikator
fleksibilitas dan indikator kefasihan. Siswa belum memenuhi indikator
kebaruan karena belum mampu memberikan jawaban yang berbeda
dengan jawaban individu lainnya.
3. Dan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah saat menjawab
soal open ended pada pokok bahasan pola bilangan dikatakan kurang
kreatif karena siswa hanya bisa mencapai satu dari tiga indikator yang
telah di tetapkan yaitu kefasihan. Siswa belum memenuhi indikator
fleksibilitas dan kebaruan. Dikatakan belum memenuhi fleksibilitas karena
belum bisa memberikan berbagai macam jawaban dan belum memenuhi
indikator kebaruan karena belum mampu memberikan jawaban yang
berbeda dengan individu lainnya.
Page 63
48
B. Saran
Peneliti menyarankan beberapa hal sesudah meneliti yaitu :
1. Disarankan untuk siswa supaya lebih rajin berlatih mengerjakan
permasalahan yang mengarah pada cara berpikir yang unik seperti soal
yang bersifat open ended, lebih memperhatikan pelajaran pada saat
pelajaran berlangsung, dan aktif bertanya pada saat ada materi yang
diberikan oleh guru.
1. Kepada guru mata pelajaran diharapkan untuk banyak memberikan
latihan soal yang mengacu siswa lebih berpikir kreatif agar
kemampuan berpikir kreatif siswa bisa lebih meningkat.
2. Disarankan kepada peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian
tentang kemampuan berpikir kreatif siswa untuk lebih memperhatikan
kelemahan-kelemahan pada peneliti agar hasil yang dihasilkan akan
jauh maksimal dibandingkan dari yang sebelum-sebelumnya. Peneliti
juga menyarankan untuk melakukan penelitian lanjutan karena
kemampuan berpikir kreatif merupakan kompetensi yang sangat perlu
untuk semua siswa.
Page 64
49
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. (2005). Psikolog Remaja
Perkembangan Peserta Didik. PT Bumi Aksara
Andangsari, E. W. 2007. Menjadi Orang Kreatif. Online.
(http://www.binuscareer.com, diakses 6 Juli 2020)
Andi Prastowo, 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Jar Inovatif.
Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan.
Yogyakarta: Diva Press
Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2010). Biologi. Edisi Kedelapan Jilid 3
Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta : Erlangga.
Elbe J.H. dan Schwartz. S.J. 1996. Colorants. Di dalam O.R. Fenema ( Ed). Food
Chemistry.2nd ed. Marcel Dekker,Inc. New York.
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah. 2015. Pengantar Manajemen.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Ervync, G. 1991. βMathematical Creativityβ. Dalam Tall, D. Advanced
Mathematical Learning. London : Kluwer Academic Publisher
Hudoyo, H. (1997). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Dirjen Dikti
Depdiknas.
Maxwell, John C. 2004. Berpikir Lain Dari Yang Biasanya (Thinking For A
Change), Batam : Karisma Press.
Munandar,Utami. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Munandar,U.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta
Pehkonen, Erkki. 1997. The State of Art in Mathematical Creativity. Diakses dari
http://link.springer.com/article/10.1007%Fs11858-997-0001-z#page-1 pada
18 Juni 2020.
Page 65
50
Salim, P, dan Salim, Y. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta
Santrock, J. W. 2010. Remaja(Edisi Keseblas). Jakarta Erlangga
Sawada, T.1997. The Open-Ended Approach a New Proposal for Teaching
Mathematics. NCTM
Shimada, S. dan J.P.Becker. 1997. The Open ended Approach: A New proposal
for Teaching Mathematics. National Council of Teachers of Mathematics.
Reston, Virginia
Siswono, T. Y. E. 2005. Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
melalui pengajuan masalah. Jurnal terakreditasi βJurnal Pendidikan
Matematika dan Sainsβ, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tahun X,
No. 1, 2005. ISS 1410-1866, hal 1-9.
Siswono, T.Y.E. 2011. Level of Studentβs Creative Thinking in Classroom
Mathematics. Departement of Mathematics, Surabaya State University.
Siswono, T.Y.E. 2011. Level of Studentβs creative thinking in classroom
mathematics. Journal Educational Research and Review. Vol.6
Siswono, Y. E. T, & I Ketut Budayasa (2006). Implementasi Teori Tentang
Tingkat Berpikir Kreatif dalam Matematika Seminar Konferensi Nasional
Matematika XIII dan Konggres Himpunan Matematika Indonesia
Semarang:FMIPA UNS
Silver, Edward A. 1997. Fostering Creativity Throught Instruction Rich in
Mathematical Problem Solving and Problem Posing. The National Journal
on Mathematcs Education.
Solso, Robert L. (2008). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RND. Bandung:
Alfabeta.
Page 66
51
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung, Alfabeta.
Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: UPI
Suherman, Erman. 1993. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Common Text Book (edisi Revisi) FPMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia.
Page 68
KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
Sekolah : SMP Muhammadiyah 1 Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Pola Bilangan
Kelas/semester : VIII/Semester
Jumlah Soal : 3 Nomor
Kompetensi Dasar Indikator Kemampuan
Berpikir Kreatif
Jenis Kemampuan
Berpikir Kreatif
4.1 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan pola
pada barisan bilangan
dan barisan
konfigurasi objek.
Siswa dengan lancar
memberikan suatu ide dengan
banyak gagasan, jawaban,
penyelesaian.
Fluency/
kefasihan,
kelancaran
Siswa memberikan gagasan
jawaban dengan banyak ide.
Flexibility/
keluwesan
Siswa memberikan jawaban
yang berbeda/baru dengan
menggunakan idenya sendiri,
bukan dari guru atau dari
buku.
Originality/
Keaslian, kebaruan
Lampiran 1
Page 69
LEMBAR SOAL TES
Sekolah : SMP Muhammadiyah 1 Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Pola Bilangan
Kelas/Semester : VIII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 60 menit
PETUNJUK
1. Pahami pertanyaan atau petunjuk setiap soal, sebelum menyelesaikannya.
2. Tulislah nama lengkap, kelas dan NIS pada lembar jawaban.
3. Setiap jawaban harus jelas nomor soalnya, dan kerjakan lebih dahulu soal
yang dianggap lebih mudah.
4. Tidak diperkenankan kerjasama dalam menyelesaikan soal.
5. Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan berbagai metode.
SOAL
Soal open-ended materi pola bilangan :
1) Satu dos batang korek api dimiliki oleh Ana. Ada beberapa susunan pola
yang dibuat menggunakan korek api tersebut. Sebagaimana pada pola
bilangan sebagai berikut.
π1 π2 π3 π4
Lampiran 2
Page 70
Buat pola susunan batang korek api sebanyak-banyaknya yang bisa dibuat
Ana!
2) Buatlah berbagai macam pola bilangan dan tentukan masing-masing
bagaimana cara menentukan suku ke-n!
3) Adi ingin beternak burung. Adi akan membuat kerangka kandang yang
berbentuk kubus dengan ukuran 30cm x 30cm x 30cm. Adi akan membuat
kerangka kandangnya menggunakan sejumlah potongan kayu. Kerangka
kandang terlihat seperti pada gambar dibawah.
30 cm
30 cm
30 m
Apabila di tiap-tiap kandang hanya diisi sepasang burung, maka:
a) buatlah berbagai ragam pola susunan kandang yang bisa Adi buat!
b) Berdasarkan pola susunan kerangka kandang yang Adi buat, hitunglah
berapa banyak potongan kayu yang digunakan Adi untuk membuat
kerangka kandang tersebut!
Page 71
ALTERNATIF JAWABAN
No Alternatif Jawaban
1. Penyelesaian:
Batang korek api dapat disusun dengan berbagai macam pola seperti
berikut:
a. Pola korek api
π1 π2 π3 π4
ππ= a + (n-1) .b
= 1 + (n β 1). 2
= 1 + 2n -2
= 2n β 1
b.
4 7 10
ππ= a + (n-1) .b
= 4 + (n β 1) 3
= 4 + 3n β 3
= 3n +1
Page 72
c.
3 9 18 30
Pola barisan bilangannya yaitu:
3 9 18 30
6 9 12
3 3
a + b + c = 3
3a + b = 6
2a = 3
β’ 2a = 3
a = 3
2
β’ 3a + b = 6
3(3
2) + b = 6
9
2 + b = 6
b = 3
2
β’ a + b + c = 3
3
2 +
3
2 + c = 3
6
2 + c =3
c = 0
Jadi, ππ = aπ2 + bn + c
Page 73
= 3
2 π2 +
3
2 n + 0
= 3
2(π2 + n)
2. a. 1, 5, 9, 13, β¦.
ππ= a + (n-1) .b
= 1 + (n β 1) 4
= 1 + (4n β 4)
= 4n -3
b.
π’1 = 2. 1
π’2 = 2. 2
π’3 = 2. 3
π’4 = 2. 4
π’π = 2. n
c. 3 8 15 24 35
5 7 9 11
2 2 2
ππ = a + (n -1) b + (πβ1)(πβ2)
1.2 . c
= 3 + (n β 1) 5 + (πβ1)(πβ2)
1.2 . c
= 3 + (5n β 5) + (π2 β 3π + 2)
= π2 + 2n.
Page 74
3. Susunan kandang yang dapat dibuat
a.
2 4 6
20 potong 36 potong 52 potong
b.
3 5 7
28 potong 44 potong 60 potong
c.
4
8
16
33 potong 59 potong 111 potong
Page 75
PEDOMAN WAWANCARA
β’ Tujuan : Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa dalam menyelesaikan soal materi pola bilangan dengan menggunakan 3
indikator kemampuan berpikir kreatif.
β’ Metode : Wawancara tidak terstruktur
β’ Langkah Pelaksanaan
1. Wawancara dilakukan secara face to face, yakni terjadi kontak langsung
antara peneliti dan informan. (disesuaikan dengan kondisi saat ini).
2. Wawancara dilakukan setelah terjadi kesepakatan waktu dan tempat
pelaksanaan wawancara antara peneliti dan informan.
3. Pertanyaan yang diberikan tidak harus sama, tetapi memuat pokok
permasalahan yang sama.
4. Apabila siswa mengalami kesulitan dengan pertanyaan tertentu, siswa
akan diberikan pertanyaan yang lebih sederhana tanpa menghilangkan inti
permasalahan.
β’ Petunjuk Wawancara :
1. Wawancara dilakukan setelah dilakukan pengerjaan soal tes kemampuan
berpikir kreatif.
2. Narasumber yang diwawancarai adalah siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Makassar.
3. Proses wawancara didokumentasikan dengan menggunakan media
audio/dicatat.
β’ Indikator :
Kemampuan Berpikir Kreatif
1. Fluency (kefasihan/kelancaran)
Siswa dengan lancar memberikan suatu ide dengan banyak gagasan,
jawaban, penyelesaian.
2. Flexibility (keluwesan)
Siswa memberikan gagasan jawaban dengan banyak ide.
Lampiran 3
Page 76
3. Originality (keaslian/kebaruan)
Siswa memberikan jawaban yang berbeda/baru dengan menggunakan
idenya sendiri, bukan dari guru atau dari buku.
β’ Pertanyaan :
1. Apakah anda mengetahui maksud dari soal?
2. Apakah ada kesulitan saat mengerjakan soal ini?
3. Apakah anda bisa menjelaskan maksud dari soal ini?
4. Apakah anda bisa menjelaskan jawaban yang anda buat?
5. Adakah cara lain yang bisa digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut?
Coba jelaskan!
Page 77
Lembar Jawaban Siswa
Lampiran 4
Page 89
Dokumentsi
Lampiran 5
Page 110
RIWAYAT HIDUP
YUSMANENGSIH. Dilahirkan di Kabupaten Enrekang
tepatnya di Dusun Lintik Desa Sumillan pada hari Jumat
tanggal 08 Mei 1998. Anak kedua dari dua bersaudara dari
pasanganYusri dan Sitti. Peneliti menyelesaikan
pendidikan di Sekolah Dasar di SDN Buntu Kaiyang di
Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang pada tahun 2010. Pada tahun
itu juga peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Alla Kecamatan Alla
dan tamat pada tahun 2013 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di
SMA Negeri 3 Enrekang dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun 2016 peneliti
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tepatnya di Universitas
Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Matematika dan menyelesaikan pendidikannya
pada tahun 2021.