i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA MAKANAN DAN MINUMAN DI JALAN MALIOBORO YOGYAKARTA Skipsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta oleh : DWI OKTI NURANI NIM : F0105049 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
93
Embed
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA MAKANAN DAN MINUMAN
DI JALAN MALIOBORO YOGYAKARTA
Skipsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
oleh :
DWI OKTI NURANI
NIM : F0105049
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA MAKANAN DAN MINUMAN
DI JALAN MALIOBORO YOGYAKARTA
Surakarta, 8 April 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Drs.Joko Nugroho, M.E.
NIP. 19620630 198903 1001
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi
syarat – syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi
Pembangunan.
Surakarta, Juni 2010
Tim Penguji Skripsi
1. Drs. BRM. Bambang Irawan, M.Si Sebagai Ketua ( .) NIP. 19670523 199403 1002
2. Drs. Joko Nugroho, M.E. Sebagai Pembimbing ( ) NIP. 19620630 198903 1001
3. Sumardi, S.E. Sebagai Anggota ( .) NIP. 1920908 198702 1004
iv
MOTTO
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada ALLAH”
(QS. Ali Imran :110)
“…Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantaramu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Mujadilah : 11)
“Usaha tanpa doa itu sombong, doa tanpa usaha itu bohong.”
(Penulis)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada
Allah SWT
Semoga Engkau mengampuni segala dosa – dosaku…Semoga Engkau selalu
membimbingku…tetapkan imanku…agar aku selalu istiqomah dijalanMu
sampai Engkau memanggilku
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT tak henti-hentinya penulis ucapkan atas
segala rahmat, Hidayah dan InayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP PENDAPATAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA
MAKANAN DAN MINUMAN DI JALAN MALIOBORO YOGYAKARTA”
ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi
Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan skripsi ini dapat
selesai berkat bantuan dari banyak pihak, maka pada kesempatan ini dengan
rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs.Joko Nugroho, M.E, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. BRM. Bambang Irawan, Msi selaku ketua penguji sekaligus
pembimbing dalam perbaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com, Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan di Fakultas Ekonomi UNS.
5. Ibu Dra. Izza Mafruhah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan di Fakultas Ekonomi UNS.
6. Ibu Dra. Nunung Sri Mulyani, selaku pembimbing akademik yang telah
banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS.
vii
7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh pegawai dan karyawan di Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Seluruh Pedagang Kaki Lima Makanan dan Minuman Di Jalan Malioboro
Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data
yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi.
9. Seluruh karyawan BPS Provinsi Yogyakarta yang telah banyak membantu
penulis dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan
skripsi.
10. Orang Tuaku tersayang serta Kakak-kakakku yang selalu membimbing dan
mendukung serta mendoakan penulis .
11. Tim penyebar kuesioner ( Ms Dhanu, De’ Fitri, De’ Febri, Ajenk) terima kasih
atas bantuan kalian, panas, dingin, hujan kalian selalu menemaniku. Semoga
Allah menggantinya dengan yang lebih baik.
12. Reni (makasih banget antar jemput aku selama kuliah.hehehe…..!)
13. Teman – teman angkatan 2005 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
semua jurusan terutama jurusan Ekonomi Pembangunan. Terima kasih atas
segala yang diberikan sehingga aku dapat berkembang sampai saat ini. Mohon
maaf tidak disebutkan satu per satu, semoga dapat terwakili.
14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang bermanfaat dalam
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, semoga
Allah SWT memberi balasan yang lebih baik.
viii
Penulis sadar bahwa segalanya tak ada yang sempurna dan tidak dapat
disangkal pula jika dalam skripsi ini terdapat kekurangan. Akhir kata penulis
berharap agar karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis
pribadi dan bagi para pembaca yang budiman.
Surakarta, April 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
E. Batasan Penelitian ................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PKL Sebagai Bagian Dari Usaha Kecil Di Sektor Informal ... 7
B. Sektor Informal ....................................................................... 8
2. Intepretasi Ekonomi ........................................................... 70
1. Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pendapatan ………. 70
2. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Terhadap
Pendapatan …………………………………………. 71
3. Pengaruh Luas Kapling Terhadap Pendapatan …….. 71
4. Pengaruh Waktu Dagang Terhadap Pendapatan …… 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 73
B. Saran ...................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Jumlah PKL makanan dan minuman di Trotoar sebelah
timur Jalan Malioboro Kecamatan Danurejan Yogyakarta ..
4
4.1 Luas Wilayah,Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Pembagian Wilayah Administrasi dan Kepadatan
Penduduk Kota Yogyakarta Tahun 2007 ………………….
50
4.2 Banyaknya Penduduk Umur 5 Tahun ke Atas Menurut
Pendidikan di Kota Yoyakarta Tahun 2007 ………………
51
4.3 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian (Usia 15
Tahun ke Atas) di Kota Yogyakarta Pada Tahun 2007 …..
52
4.4 PDRB Kota Yogyakarta Pada Tahun 2006 – 2007 ……..... 53
4.5 Distribusi Pendapatan PKL Makanan dan Minuman di
Jalan Malioboro Yogyakarta ……………………………...
54
4.6 Distribusi Lama Usaha Pada PKL Makanan dan Minuman
di Jalan Malioboro Yogyakarta ……………………………
55
4.7 Distribusi Jumlah Tenaga Kerja Pada PKL Makanan dan
Minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta ..........................
56
4.8 Distribusi Luas Kapling Pada PKL Makanan dan Minuman
di Jalan Malioboro Yogyakarta …………………………..
57
xiii
4.9 Distribusi Waktu Dagang Pada PKL Makanan dan
Minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta ………………...
58
4.10 Hasil Uji MWD Linier ……………………………………. 59
4.11 Hasil Uji MWD Log-Linier ................................................. 61
4.12 Hasil Persamaan Regresi Pendapatan ................................. 61
4.13 Hasil Uji t ............................................................................. 63
4.14 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................... 67
4.15 Hasil Uji Hateroskedastisitas ................................................ 68
4.16 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................... 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ……………………………….... 31
3.1 Aturan Uji t………………………………………………….. 42
3.2 Aturan Uji F …………………………………………………. 44
xv
ABSTRAK
Dwi Okti Nurani
NIM. F0105049
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA MAKANAN DAN MINUMAN
DI JALAN MALIOBORO YOGYAKARTA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling dan waktu dagang terhadap pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta. Diduga variabel lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling dan waktu dagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta pengamatan langsung. Sampel yang digunakan sebanyak 92 PKL makanan dan minuman dengan teknik sampling acak sederhana (simple random sampling). Analisis data menggunakan pengujian statistik dengan bantuan program E-views 4.0. Dalam menganalisis digunakan teknik analisis regresi log-linier, dengan uji statistik (uji t, uji F, koefisien determinasi (R2), serta uji asumsi klasik (uji multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi).
Hasil penelitian menunjukkan dengan uji terhadap koefisien regresi secara parsial (uji t) dengan α = 5% menunjukan ketiga variabel (lama usaha,tenaga kerja dan luas kapling) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta sedangkan variabel waktu dagang tidak berpengaruh terhadap pendapatan. Hasil Uji F dengan α = 5% menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling dan waktu dagang berpengaruh terhadap pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan: pendapatan pengusaha PKL dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan menambah lama usaha,menambah tenaga kerja dan mengoptimalkan jumlah meja.
Kata Kunci : Pendapatan, PKL makanan dan minuman, lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling, waktu dagang, simple random sampling, analisis regresi log-linier.
xvi
ABSTRACT
Dwi Okti Nurani
NIM F0105049
ANALYSIS OF INFLUENTIAL FACTORS ON INCOME OF FOOD AND BEVERAGE SELLER AT MALIOBORO STREET JOGJAKARTA
Purpose of this research is to find out the influence of time work, total labour, plot of land vast, and time trade variables to income of Food and Beverage Seller at Malioboro Street Jogjakarta. It is conjectured that time work, total labour, plot of land vast, and time trade variables had positive effect and significant to income of Food and Beverage Seller at Malioboro Street Jogjakarta.
The research type is quantitative research, it purposes is to acquire evidence from hypothesis. The data collect held by interview, questionnair, and also observation methods. Sample as used in this research about 92 Food and Beverage Seller by simple random sampling technique (simple random sampling). Data analysis held by statistic testing with helping program E-views 4.0. Data analyzing held by regression log-linier analysis technique, by statistic test ( t test, F test, determination coefficient (R2), and also classic assumption test (multikolinier, heteroskedastisitas, and autocorellation test).
The result shows that by testing regression coefficient partially (t test) with α = 5 % , it indicates that three variables (time work, total labour, and plot of land vast) had positive effect and significant on income of PKL Food and Beverage at Malioboro Street Yogyakarta, whereas, time trade variable hadn’t positive effect on the income. Result of F test with α = 5 % indicates that time work, total labour, plot of land vast, and time trade variables simultaneously had an effect on income of PKL Food and Beverage at Malioboro Street Yogyakarta.
Based on result held by researcher, it is suggested : income of Food and Beverage seller can be increased by adding time work, total labour, and optimizing amount of table.
Key Words : Income, Food and Beverage Seller, time work, total labour, plot of land vast, time trade, simple random sampling, regression log-linier analysis.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah tenaga kerja perkotaan di Indonesia biasanya dikaitkan
dengan dua gejala pokok: tingkat pengangguran terbuka yang relatif tinggi
dan pembengkakan sektor informal yang ditandai rendahnya produktivitas
dan penghasilan di sektor tersebut (Lluch dan Mazumbar dalam Chris
Manning dkk, 1990 : 1).
Pembengkakan sektor informal tersebut disebabkan oleh
ketidakmampuan sektor formal menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Ketidakmampuan sektor formal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk
melebihi kecepatan penyediaan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu kegiatan
ekonomi sektor informal menjadi alternatif utama untuk mengurangi
pengangguran (Fransiska.R.Korompis, 2002 : 2).
Badan Pusat Statistik mengumumkan, angka pengangguran Februari
2008 menurun dibandingkan Februari 2007 dan Agustus 2007. Problem
pengangguran terselamatkan oleh sektor informal yang lebih bisa menyerap
tenaga kerja (Kompas Cetak, www.kompas.com).
Kondisi tersebut di atas terlihat juga di Kota Yogyakarta. Kota
Yogyakarta seperti juga kota - kota besar lainnya merupakan kota
perdagangan. Sektor perdagangan mempunyai peranan yang besar bagi
PDRB Kota Yogyakarta sehingga dijadikan sebagai salah satu kota tujuan
xviii
pedagang kaki lima. Pada tahun 2008 jumlah orang yang bekerja di sektor
informal dalam hal ini sebagai pedagang kaki lima sebanyak 3.727 orang.
Di Kota Yogyakarta, dalam rangka menertibkan dan membina
pedagang kaki lima, pedagang tersebut diberi kesempatan untuk berusaha di
lokasi tertentu. Sebagai pedagang atau usahawan mereka berusaha untuk
menempati lokasi yang strategis.
Malioboro merupakan salah satu kawasan perdagangan di Kota
Yogyakarta. Jalan Malioboro merupakan lokasi pedagang kaki lima yang
diapit oleh pertokoan, perkantoran, rumah makan, hotel berbintang, kantor
Gubernur Provinsi DIY, gedung DPRD provinsi DIY, dan bangunan-
bangunan bersejarah, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan Malioboro selain
sebagai pusat perdagangan, pemerintahan, juga merupakan salah satu tujuan
pariwisata di Kota Yogyakarta. Jadi Jalan malioboro merupakan lokasi yang
strategis bagi para pedagang kaki lima.
Di lokasi yang telah ditetapkan sebagai tempat pedagang kaki lima
berusaha, terdapat banyak pedagang kaki lima yang sama atau hampir sama
yaitu banyak pedagang yang menjual pakaian, pedagang yang menjual
makanan dan minuman, pedagang yang menjual cinderamata, barang –
barang kerajinan.
Pedagang kaki lima dapat dibagi kedalam dua golongan yaitu
pedagang kaki lima yang memproduksi suatu barang atau produk kemudian
menjualnya sendiri disebut produsen pedagang dan pedagang kaki lima yang
xix
membeli barang atau produk orang lain kemudian menjualnya kembali
disebut pedagang (Ahmad Hamid, 2008 : 24).
Pedagang kaki lima makanan dan minuman di trotoar sebelah timur
Jalan Malioboro Yogyakarta kecamatan Danurejan adalah salah satu jenis
pedagang kaki lima (disingkat PKL) yang ada di kawasan Malioboro selain
pedagang kaki lima yang menjual pakaian, barang – barang kerajinan.
Pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman umumnya dapat
digolongkan produsen pedagang sedangkan pedagang kaki lima yang menjual
pakaian, cenderamata umumnya dapat digolongkan sebagai pedagang.
Jenis usaha makanan dan minuman mempunyai pendapatan relatif lebih
tinggi daripada jenis usaha lainnya. Hal ini karena produk makanan dan
minuman merupakan urusan yang sangat dekat dengan perut manusia, sehingga
meskipun harga mengalami kenaikan produk makanan masih banyak dinanti
dan dibutuhkan banyak orang. Menurut Heni Sukesi, jenis usaha PKL yang
potensial untuk dikembangkan dengan memperhatikan prospek dan tingkat
kontribusi terhadap pendapatan adalah jenis usaha makanan dan minuman. Ini
karena jenis usaha tersebut ; (1) mudah pengelolaannya dan tidak memerlukan
skill yang tinggi, (2) penggunaan modal relatif kecil dengan perputaran yang
cepat, (3) relatif menjajikan keuntungan yang besar.
Pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman kemudian
berlokasi di trotoar sebelah timur Jalan Malioboro Yogyakarta. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Danurejan Yogyakarta jumlah
xx
PKL makanan dan minuman di trotoar sebelah timur Jalan Malioboro pada
tahun 2009 berjumlah 112 .
Tabel 1.1 Jumlah PKL makanan dan minuman di Trotoar sebelah timur
Jalan Malioboro Kecamatan Danurejan Yogyakarta
PKL Jumlah
1. Pedagang kaki lima makanan dan
minuman lesehan malam hari
34
2. Pedagang kaki lima makanan dan
minuman angkringan siang hari
78
Total 112
Sumber : Kecamatan Danurejan Yogyakarta, 2009.
Terdapat dua kelompok pedagang kaki lima di Jalan Malioboro ini,
yaitu pedagang makanan dan minuman angkringan disiang hari yang berjualan
mulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 17.00 dan pedagang makanan,
minuman lesehan dimalam hari yang berjualan mulai pukul 17.00 sampai
dengan pukul 01.00. Waktu siang hari di Jalan Malioboro Yogyakarta ini
cenderung lebih ramai daripada malam hari, karena malioboro juga merupakan
kawasan pertokoan, pasar, dan juga perkantoran dimana aktivitas – aktivitas
tersebut dijalankan disiang hari. Meskipun dimalam hari orang – orang
biasanya keluar mencari makan sambil bersantai atau sekedar jalan – jalan
tetapi hal itu tidak berlangsung sepanjang malam, semakin malam di Kawasan
Malioboro juga semakin sepi.
Para PKL juga mempunyai tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan
faktor yang penting dalam kegiatan produksi, karena pekerja inilah yang
mengalokasikan dan memanfaatkan faktor – faktor lain guna menghasilkan
xxi
suatu output yang bermanfaat. Dengan adanya pekerja juga memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada para pembeli.
Luas kapling yang digunakan PKL Malioboro dalam berjualan ternyata
berbeda – beda. Tentunya semakin besar kapling dapat menampung pembeli
semakin banyak pula. Akan tetapi semakin besar kapling kadang juga memberi
kesan kepada calon pembeli bahwa harga makanan dan minuman yang dijual
semakin mahal daripada PKL lain yang menggunakan kapling yang lebih kecil.
Semakin besar jumlah PKL tentunya semakin memperketat tingkat
persaingan, sehingga pendapatan yang diperoleh semakin berkurang.
Keberhasilan PKL yang berupa tingkat pendapatan yang optimal dipengaruhi
oleh faktor-faktor tersebut di atas. Karena begitu banyaknya pesaing maka
para PKL harus membuat strategi untuk mencapai kinerja yang optimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti
bagaimana menggunakan faktor-faktor itu agar pendapatan PKL makanan dan
minuman di trotoar sebelah timur Jalan Malioboro Yogyakarta optimal.
B. Perumusan Masalah
“Bagaimanakah pengaruh lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling, dan
waktu dagang terhadap tingkat pendapatan pedagang kaki lima makanan dan
minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta “
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lama usaha terhadap tingkat
pendapatan pedagang kaki lima di Jalan Malioboro Yogyakarta
xxii
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap
tingkat pendapatan pedagang kaki lima di Jalan Malioboro Yogyakarta
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh luas kapling terhadap tingkat
pendapatan pedagang kaki lima di Jalan Malioboro Yogyakarta
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh waktu dagang terhadap
pendapatan pedagang kaki lima makanan dan minuman di Jalan Malioboro
Yogyakarta ?
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada pedagang kaki lima mengenai cara – cara
apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka peningkatan pendapatan dan
perkembangan usaha.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi pemerintah daerah dan pihak terkait dalam upaya menyempurnakan
pembinaan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yoggyakarta.
xxiii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pedagang Kaki Lima Sebagai Bagian Dari Usaha Kecil Di Sektor
Informal
Di dalam UU. Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dijelaskan
bahwa yang dimaksudkan dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat
yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan serta kepemilikan.
Adapun usaha kecil tersebut meliputi : usaha kecil formal, usaha kecil
informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil formal adalah usaha yang
telah terdaftar, tercatat dan telah berbadan hukum, sementara usaha kecil
informal adalah usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum
berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga,
pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima dan pemulung.
Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat
produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun dan/atau
berkaitan dengan seni dan budaya.
Dalam UU. Nomor 9 Tahun 1995 juga ditetapkan beberapa Kriteria
Usaha Kecil, antara lain (1) memiliki kekayaan bersih paling banyak
200 juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
(2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1 (satu) milyar
rupiah; (3) milik warga negara Indonesia; (4) berdiri sendiri, bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
xxiv
dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha menengah atau usaha besar; (5) berbentuk usaha orang
perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan
usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Usaha Kaki Lima adalah
bagian dari Kelompok Usaha Kecil yang bergerak di sektor informal, dikenal
dengan istilah “Pedagang Kaki Lima” (Fransiska.R. Korompis, 2005 : 8-9).
B. Sektor Informal
1. Pengertian Sektor Informal
Konsepsi sektor informal mendapat sambutan yang sangat luas
secara internasional dari para pakar ekonomi pembangunan, sehingga
mendorong dikembangknnya penelitian pada beberapa negara berkembang
termasuk Indonesia oleh berbagai lembaga penelitian pemerintah, swasta,
swadaya masyarakat dan universitas. Hal tersebut terjadi akibat adanya
pergeseran arah pembangunan ekonomi yang tidak hanya memfokuskan
pada pertumbuhan ekonomi makro semata, akan tetapi lebih kearah
pemerataan pendapatan. Swasono (1987) dalam Fransiska.R.Korompis
(2005) mengatakan bahwa adanya sektor informal bukan sekedar karena
kurangnya lapangan pekerjaan, apalagi menampung lapangan kerja yang
terbuang dari sektor informal akan tetapi sektor informal adalah sebagai
pilar bagi keseluruhan ekonomi sektor formal yang terbukti tidak efisien.
Hal ini dapat menunjukan bahwa sektor informal telah banyak mensubsidi
xxv
sektor formal, disamping sektor informal merupakan sektor yang efisien
karena mampu menyediakan kehidupan murah.
Konsep mengenai sektor ’formal’ dan ’informal’ pertama kali
diperkenalkan oleh Hart J.K lewat tulisannya yang berjudul Informal
Income Opportunities and Urban Employment in Ghana pada tahun 1971.
Konsep ini kemudian dikembangkan dan diterapkan oleh International
Labour Office (ILO) dalam penelitian di delapan kota Dunia Ketiga
yaitu Free Town (Sierra Leone), Lagos dan Kana (Nigeria), Kumasi
(Ghana), Kolombo, Jakarta, Manila, Kardoba dan Campina (Brazil).
(Hart, 1973 dalam Bambang Supriyadi, 2007).
Pengertian yang populer dari pekerjaan informal pada awalnya
adalah sederhana, yakni suatu pekerjaan yang sangat mudah dimasuki,
sejak skala tanpa melamar, tanpa ijin, tanpa kontrak, tanpa formalitas
apapun, menggunakan sumberdaya lokal, baik sebagai buruh ataupun
usaha milik sendiri yang dikelola dan dikerjakan sendiri, ukuran mikro,
teknologi seadanya, hingga yang padat karya, teknologi adaptatip, dengan
modal lumayan dan bangunan secukupnya. Mereka tidak terorganisir, dan
tak terlindungi hukum.
Istilah “sektor informal” muncul, ketika teori pembangunan
mengalami krisis sebagai akibat dari berkembangnya kesadaran bahwa
model pertumbuhan ekonomi tidak berhasil dalam menciptakan lapangan
kerja dan mengurangi kemiskinan di negara-negara sedang berkembang (
Bernabe dalam Tri Widodo, 2006 ). Istilah sector informal tersebut
xxvi
pertama kali dicetuskan untuk menggambarkan sebagian angkatan kerja di
perkotaan yang berada diluar pasar tenaga formal. Pandangan pertama
mengenai sektor informal adalah sektor dimana individu-individu bekerja
untuk dirinya sendiri (self-employed). Setelah itu pengkategorian ini
digunakan untuk menunjukkan cara-cara hidup diluar perekonomian
dengan upah formal, baik sebagai alternatif atau sebagai alat untuk
manambah pendapatan. Meskipun ide awal mengenai sektor informal
hanya terbatas pada orang yang bekerja untuk dirinya sendiri, pengenalan
konsep tersebut memungkinkan untuk memasukkan kegiatan-kegiatan
yang sebelumnya diabaikan dalam model-model teoritis pembangunan dan
di dalam neraca ekonomi nasional.
Selain pemikiran awal tersebut yang dianggap merupakan paper
awal tentang sektor informal adalah laporan dari International Labor
Organization mengenai kesempatan kerja di Kenya (ILO, 2000).
Informalitas menurut laporan tersebut terutama sekali ditandai oleh
pengabaian peraturan pemerintah dan pajak. Pada mulanya ILO
menganggap tujuan utama dari sektor informal adalah penyediaan
kehidupan subsistence bagi keluarga. ILO menghubungkan pertumbuhan
sector informal dengan pengaruh positifnya terhadap peluang kerja dan
distribusi pendapatan.
Dieter-Evers dikutip Fransiska.R.Korompis (2005)
menganalogikan sektor informal sebagai sebuah bentuk ekonomi bayangan
dalam negara. Ekonomi bayangan digambarkan sebagai kegiatan ekonomi
xxvii
yang tidak mengikuti aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Kegiatan ekonomi bayangan merupakan bentuk kegiatan ekonomi yang
bergerak dalam unit-unit kecil sehingga bisa dipandang efisien dalam
memberikan pelayanan. Dilihat dari sisi sifat produksinya, kegiatan ini
bersifat subsistem yang bernilai ekonomis dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari khususnya bagi masyarakat yang ada dilingkungan sektor
informal.
Hutajulu (1985) dalam Fransiska.R.Korompis (2005) memberikan
batasan tentang sektor informal, adalah suatu bidang kegiatan ekonomi
yang untuk memasukinya tidak selalu memerlukan pendidikan formal dan
keterampilan yang tinggi, dan memerlukan surat-surat izin serta modal
yang besar untuk memproduksi barang dan jasa. Selanjutnya Sethurahman
(1985) masih dalam Fransiska.R.Korompis (2005) memberi batasan sektor
informal ini sebagai unit-unit usaha berskala kecil yang terlibat dalam
proses produksi dan distribusi barang-barang, dimasuki oleh penduduk
kota terutama bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan
dari pada memperoleh keuntungan.
Pengertian sektor informal yang lain dikutip oleh
Frasiska.R.Korompis (2005) dari Moser (1978), bahwa sektor informal
merupakan kegiatan ekonomi yang selama ini lolos dari pencacahan,
pengaturan dan perlindungan pemerintah, tetapi mempunyai makna
ekonomi dengan karakteristik kompetitif, padat karya, memakai input dan
teknologi lokal, serta beroperasi atas dasar pemilikan sendiri oleh
xxviii
masyarakat lokal, serta beroperasi atas dasar pemilikan sendiri oleh
masyarakat. Rachbini dan Hamid (1994) yang dikutip oleh
Komposisi menurut mata pencaharian merupakan jumlah
penduduk yang bekerja (usia 15 tahun ke atas) menurut pekerjaan
yang dijalaninya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Yogyakarta, pada tahun 2007 jenis pekerjaan yang dijalani penduduk
Kota Yogyakarta ada berbagai macam. Pada tabel 4.3 akan
memperlihatkan banyaknya penduduk menurut mata pencaharian.
lxviii
Tabel 4.3 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian (Usia 15
Tahun ke Atas) di Kota Yogyakarta Pada Tahun 2007 (Jiwa)
No Mata Pencaharian Jumlah 1 2 3
Pertanian Manufacture (Pertambangan, Industri, Listrik, Gas, Air dan Bangunan/Konstruksi Services) (Perdagangan, Angkutan, Keuangan, Jasa Perusahaan dan Jasa Perorangan)
786 31.847
173.881
Jumlah 206.514 Sumber : Yogyakarta Dalam Angka 2008
c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB merupakan salah satu indikator perkembangan
perekonomian suatu daerah. Perhitungan PDRB yang dilakukan
dengan harga konstan berarti dalam perhitungan telah dihilangkan
pengaruh – pengaruh terhadap merosotnya nilai mata uang.
Perhitungan PDRB Kota Yogyakarta pada tahun 2006 - 2007
berdasarkan harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah
ini :
lxix
Tabel 4.4 PDRB Kota Yogyakarta Pada Tahun 2006 – 2007
(Dalam Rupiah)
No Lapangan Usaha 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Jasa – Jasa
21.351 270
529.450 60.741 362.187
1.146.083 862.341 607.748
982.333
19.209 279
539.154 64.197 390.323
1.188.152 910.568 651.968
1.012.551
PDRB 4.572.5204 4.776.401 Sumber : Yogyakarta Dalam Angka 2008
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun
2006 – 2007 sektor industri perdagangan, hotel dan restoran
memberikan kontribusi paling besar pada PDRB Kota Yogyakarta.
B. Statistik Deskripitif
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 92 kuesioner dalam
penelitian ini, diperoleh data – data antara lain mengenai pendapatan, lama
usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling, dan waktu berdagang. Data – data
tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini
a. Pendapatan
Dari data pendapatan pada PKL makanan dan minuman di Jalan
Malioboro Yogyakarta pendapatan tertinggi dari 92 PKL adalah sebesar
Rp 9.550.000,00, pendapatan terendah adalah sebesar Rp 442.500,00 dan
pendapatan rata – rata sebesar Rp. 2.928.300. Distribusi frekuensinya
adalah sebagai berikut :
lxx
Tabel 4.5 Distribusi Pendapatan PKL Makanan dan
Minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta
Kelas Pendapatan (Dalam
Rupiah) Jumlah Persentase (%) 1 > 2.928.300 36 31,13 2 < 2.928.300 56 60,87 Total 92 100
Sumber : Data Primer. diolah
Keterangan :
Pendapatan di atas rata – rata = > Rp 2.928.300
Pendapatan di bawah rata – rata = < Rp 2.928.300
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa frekuensi terbesar
adalah pada pendapatan di bawah pendapatan rata - rata yaitu sebesar 56
orang (60,87%). PKL yang memiliki pendapatan rata – rata berjumlah 36
orang (31,13%).
b. Lama Usaha
Berdasarkan lama waktu pada PKL makanan dan minuman di
Jalan Malioboro Yogyakarta, diketahui bahwa waktu terlama yang sudah
dijalani PKL dalam usaha ini adalah 28 tahun sedangkan waktu tersingkat
adalah sebesar 2 tahun . Distribusi frekuensinnya adalah sebagai berikut :
lxxi
Tabel 4.6 Tabel Distribusi Lama Usaha Pada PKL Makanan
R-squared 0.000123 Mean dependent var -7.23E-15 Adjusted R-squared -0.058009 S.D. dependent var 0.424252 S.E. of regression 0.436384 Akaike info criterion 1.242404 Sum squared resid 16.37704 Schwarz criterion 1.406868 Log likelihood -51.15056 F-statistic 0.002116 Durbin-Watson stat 1.993246 Prob(F-statistic) 0.999999
Sumber : Hasil Olahan E-Views 4.0
Dari analisis yang telah dilakukan, didapat nilai probabilitas
obs*R-squared adalah 0,9183 yang lebih besar dari 0,05. Karena
nilai probabilitas obs*R-squared lebih besar dari 0,05 maka tidak
terdapat autokolerasi.
lxxxvi
2. Interprestasi Hasil Secara Ekonomi
Dari hasil analisa dan pembahasan di atas dapat diinterprestasikan
bahwa secara ekonomi pendapatan pada industria PKL makanan dan
minuman di Jalam Maliobo Yogyakarta sebagai berikut :
1. Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pendapatan
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel lama usaha dengan
tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif terhadap
pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta.
Koefisien variabel lama usaha diperoleh hasil sebesar 0,258128. Nilai
koefisien regresi tersebut memberikan makna bahwa pada kondisi cateris
paribus, jika lama usaha meningkat 1 persen maka pendapatan PKL akan
meningkat sebesar 0,258128 persen.
Semakin lama umur usahanya maka akan menyebabkan semakin
tinggi pula pendapatan. Semakin lama umur usahanya semakin banyak
konsumen yang mempunyai sifat langganan serta sejalan dengan
bertambahnya pengalaman kerja maka akan bertambah pula pengetahuan
dan keterampilan PKL dalam melaksanakan pekerjaannya karena
pemgusaan situasi dan kondisi dalam menghadapi calon pelanggan yang
bervariasi semakin baik.
2. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Tehadap Pendapatan
lxxxvii
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja
dengan tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif
terhadap pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro
Yogyakarta. Koefisien variabel jumlah tenaga kerja diperoleh hasil
sebesar 0,581085. Nilai koefisien regresi tersebut memberikan makna
bahwa pada kondisi cateris paribus, jika jumlah tenaga kerja meningkat 1
persen maka pendapatan PKL akan meningkat sebesar 0,581085 persen.
Setiap penambahan tenaga kerja maka akan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan misalnya dalam kecepatan memasak menu yang
dipesan konsumen, serta kecepatan penyajian masakan karena terdapat
tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan. Hal ini akan
berpengaruh terhadap peningkatan konsumen dan akan berpengaruh
terhadap kenaikan pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan
Malioboro Yogyakarta.
3. Pengaruh Luas Kapling Terhadap Pendapatan
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel luas kapling dengan
tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif terhadap
pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta.
Koefisien regresi variabel luas kapling diperoleh hasil sebesar 0,622846.
Nilai koefisien regresi tersebut memberikan makna bahwa pada kondisi
cateris paribus, jika luas kapling meningkat 1 persen maka pendapatan
PKL akan mengalami peningkatan sebesar 0,622846 persen.
lxxxviii
Dengan tempat yang lebih luas maka dapat menampung pembeli
lebih banyak. Dengan kapling yang lebih luas juga lebih memberikan
kenyamanan bagi pembeli.
4. Pengaruh Waktu Dagang Terhadap Pendapatan
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel waktu dagang dengan
tingkat signifikansi 5% tidak signifikan terhadap pendapatan PKL
makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta. Hal ini berarti
waktu dagang tidak berpengaruh terhadap pendapatan PKL makanan dan
minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta. Terdapat PKL yang buka dasar
di siang hari dan ada PKL yang buka dasar di malam hari,variabel waktu
dagang ternyata bukan merupakan faktor pembeda yang membedakan
besarnya pendapatan yang diperoleh PKL di Jalan Malioboro. Hal ini
dikarenakan tidak ada perbedaan tingkat keramaian antara siang hari dan
malam hari di jalan Malioboro. Kawasan Malioboro merupakan daerah
perdagangan, perkantoran, pertokoan, pasar dimana aktivitas – aktivitas
perekonomian tersebut berjalan pada siang. Sementara pada malam hari
jalan Malioboro merupakan daerah wisata yang mempunyai kekhasannya
tersendiri. Selain itu juga festival – festival yang diadakan di jalan
Malioboro diselenggarakan dimalam hari seperti lomba lukis yang
diadakan pada tanggal 28 Oktober 2009 saat memperingati hari sumpah
pemuda.
lxxxix
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap
92 PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro
Yogyakarta , maka dapat diambil kesimpulan dan saran
sebagai berikut:
A. KESIMPULAN
1. Dengan tingkat signifikansi 5%, lama usaha tebukti berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pendapatan PKL . Hal ini berarti hipotesis yang
menyatakan bahwa lama usaha berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan terbukti.
2. Dengan tingkat signifikansi 5%, jumlah tenaga kerja tebukti berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pendapatan PKL . Hal ini berarti hipotesis
yang menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pendapatan terbukti.
3. Dengan tingkat signifikansi 5%, luas kapling tebukti berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pendapatan PKL. Hal ini berarti hipotesis yang
menyatakan bahwa luas kapling berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan terbukti.
4. Dengan tingkat signifikansi 5%, waktu dagang tebukti tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan PKL . Hal ini berarti hipotesis yang
menyatakan bahwa waktu dagang berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan tidak terbukti, sehingga tidak ada perbedaan
perbedaan pendapatan antara PKL yang buka dasar di siang hari atau
xc
PKL yang buka dasar di malam hari karena tidak ada perbedaan tingkat
keramaian Malioboro saat siang hari dan Malioboro saat malam hari.
B. SARAN
1. Untuk meningkatkan pendapatan PKL dapat menambah lama usaha..
Semakin lama usahanya semakin banyak konsumen yang mempunyai sifat
langganan serta sejalan dengan bertambahnya pengalaman kerja maka
akan bertambah pula pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat
meningkatkan produktifitas yang ditunjukan antara lain dengan pelayanan
yang lebih cepat, pelayanan yang lebih baik. Jadi semakin lama umur
usahanya maka akan menyebabkan semakin tinggi pula pendapatan
2. Untuk meningkatkan pendapatan PKL dapat menambah tenaga kerja
selama tamabahan upah yang harus dikeluarkan karena penambahan
tenaga kerja masih lebih kecil daripada tambahan pendapatan yang
diterima karena penambahan tenaga kerja tersebut sehingga justru tidak
akan menurunkan pendapatan. Setiap penambahan tenaga kerja maka akan
dapat meningkatkan kualitas pelayanan misalnya dalam kecepatan
memasak menu yang dipesan konsumen, serta kecepatan penyajian
masakan karena terdapat tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan
pekerjaan. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan konsumen dan
akan berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan
3. Untuk meningkatkan pendapat PKL dapat menambah luas kapling.
Dengan tempat yang lebih luas maka dapat menampung pembeli lebih
banyak. Dengan kapling yang lebih luas juga lebih memberikan
xci
kenyamanan bagi pembeli. Akan tetapi kapling di Trotoar Jalan Malioboro
ini tidak dapat diperluas lagi karena tempat yang terbatas sehingga PKL
sudah tidak dapat lagi memperluas kaplingnya. Cara yang antara lain bisa
dilakukan PKL adalah dengan mengoptimalkan jumlah meja sehingga
supaya dapat menampug pembeli yang lebih banyak.
xcii
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Supriyadi.2007.Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Sektor Informal (Studi Kasus Implementasi Peraturan Daerah Kota Surabaya No.17 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Surabaya).Malang:Tesis Universitas Brawijaya
Damodar Gujarati.1999. Ekonomtrika Dasar. Jakarta : Airlangga Djarwanto.2000. Pokok – Pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis
Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Liberty Fransiska.R.Korompis.2005.Pemberdayaan Sektor Informal : Studi Tentang
Pengelolaan Pedagang Kaki Lima dan Kontribusinya Terhadap Penerimaan PAD Di Kota Manado.Manado:Tesis Universitas Sam Ratulangi
Gujarati,Damodar.2003.Basic Econometric.Jakarta:Erlangga Imbang Sutrisno.2006.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Kaki Lima Kota Surakarta.Surakarta:Skripsi FE UNS Manning,Chris,Tatjudin Noer Effendi.1985.Urbanisasi, Pengangguran, dan
Sektor Informal Di Kota.Jakarta:Gramedia Mceachern,William A.2001.Ekonomi Mikro.Jakarta: Salemba Empat Ririn Tri Rahmawati.2008.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan
Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus Di Seputaran Alun-Alun Kota Madiun).Surakarta:Skripsi FE
Sadono Sukirno.2002.Pengantar Teori Mikro Ekonomi.Jakarta: Raja Grafindo
Persada Simanjuntak,Payaman.1985.Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Manusia.Jakarta:FE UI Sugiyono.2001. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Th.A.M.Harsiwi.2002.Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Keberadaan
Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Malioboro.Yogyakarta:Jurnal Ekonomi dan Bisnis FE Universitas Atma Jaya Volume 14,2002
xciii
Tri Widodo.2006.Peranan Sektor Informal Terhadap Perekonomian Daerah.Yogyakarta: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Volume 1 Nomor 3, 2006
Winarno, Wing Wahyu.2009.Anaslisi Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.Yogyakarta:YKPN Wurdjinem.2001.Interaksi Soaial dan Strategi Survival Para Pekerja Sektor
Informal (Kehidupan Pemulung Di Kota Bengkulu).Bengkulu:Jurnal Penelitian UNIB Volume VII Nomor 3Desember 2007
Yetti Sarjono.2005.Pergulatan Pedagang Kaki Lima Di Perkotaan:
Pendekatan Kualitatif.Surakarta: Muhammadiyah University Press