Page 1
ANALISIS AKAD WAKALAH DAN MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN
TAKEOVER IB SIAGA PENSIUN DI BANK SYARIAH BUKOPIN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
AMBIATUL KOLAM
NIM 1112046100095
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M. / 1437 H.
Page 5
v
ABSTRAK
Ambiatul kolam. NIM 1112046100095. “Analisis Akad Wakalah dan
Murabahah pada Pembiayaan Take over iB SiAga pensiun di Bank Syariah
Bukopin”. Strata satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi
Muamalat, Fakultas Syariah dan hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1437/2016
M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep produk pembiayaan iB
SiAga pensiun di Bank Syariah Bukopin, serta mengetahui konsep take over yang
dilakukan Bank Syariah Bukopin telah sesuai atau tidak dengan fatwa DSN-MUI No.
31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan hutang. Manfaat yang diharapkan bagi
dunia akademisi hasil penelitian ini sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang
konsep pembiayaan iB SiAga pensiun yang terjadi di Bank Syariah Bukopin, baik
dilakukan secara take over atau tidak. Secara praktik penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada Bank Syariah mengenai kesesuaian akad yang harus digunakan
dalam proses take over pembiayaan. Jenis penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriftif. Kemudian data yang didapat
di analisis dengan teori melalui pendekatan fiqih muamalah yang berlandasan pada
fatwa DSN-MUI. selanjutnya dari proses analisa tersebut penulis mengambil
kesimpulan dari masalah yang bersifat umum kepada masalah yang bersifat khusus.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa konsep pembiayaan iB SiAga pensiun
yang dilakukan baik secara take over atau tidak menggunakan akad relatif sama yaitu
menggunakan akad wakalah dan murabahah yang disertakan dengan surat
pernyataan pembelian barang yang dilakukan nasabah sebagai pengganti kwitansi
pembelian. Dalam hal konsep take over pembiayaan Pensiun di Bank Syariah
Bukopin, terdapat perbedaan akad yang digunakan dari fatwa DSN-MUI. Yaitu
dengan akad wakalah dan murabahah. Dalam kontrak akad Wakalah dan
Murabahah yang didapati masih terdapat permasalahan yang ada pada klausul
kontraknya. Pada akad wakalah masih tidak adanya keterangan proses take over
yang digunakan, sedangkan pada klausul kontrak akad Murabahah tidak adanya
spesifikasi objek akad yang dipejual belikan dalam proses take over. Sehingga pada
proses take over pembiayaan iB SiAga pensiun Bank Syariah Bukopin belum sesuai
dengan prinsip syariah yang berdasarkan dengan fatwa DSN-MUI dan Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan 36/SEOJK.03/2015 tentang Produk dan aktivitas Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Dan perlunya pengkajian kembali yang
dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin dan DPS menganai kontrak akad pengalihan
hutang dengan ketentuan yang sesuai prinsip syariah.
Kata kunci: Take over, Produk iB SiAga pensiun, Fatwa DSN-MUI.
Page 6
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Dialah yang
mengatur dan menciptakan kehidupan semua mahkluknya. Maka sudah menjadi
keharusan penulis mengucapkan rasa syukur atas segala anugerah yang telah
diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penulisan skripsi yang
berjudul “ANALISIS AKAD WAKALAH DAN MURABAHAH PADA
PEMBIAYAAN TAKEOVER IB SIAGA PENSIUN DI BANK SYARIAH
BUKOPIN”. Shalawat serta salam kita hanturkan keharibaan alam junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dengan kerendahan hati yang begitu besar, izinkan penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih tak terhingga kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, Ketua Program studi Muamalat dan Bapak
Abdurrauf, M.A, Sekretaris Program studi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Page 7
vii
3. Bapak Dr. Hasanuddin, M.Ag, Sekretaris Program Pascasarjana Prodi
Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing skripsi di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Riyanto selaku Direktur Utama Bank Syariah Bukopin dan Bapak Adil
Syahputra, selaku Direktur kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Syariah
Bukopin yang telah memberikan waktu dan fasilitas magang serta penelitian
skripsi di Bank Syariah Bukopin.
5. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta
pimpinan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk
mengadakan studi kepustakaan.
6. kedua orang tua yang selalu mendo‟akan dan memberi semangat, teh Atin,
Patir, kakek, nenek, bibi, om, dan seluruh keluarga besar.
7. Bapak Andriansyah selaku Kepala Divisi Bisnis Mikro Bank Syariah
Bukopin, Bapak Cahyo Nugroho selaku Manager Divisi Bisnis Mikro Bank
Syariah Bukopin, Mas Khaidir Anwar Sanni selaku AO Divisi Bisnis Mikro
Bank Syariah Bukopin, Mas Anggi Natapraja selaku AO Divisi Bisnis Mikro
Bank Syariah Bukopin, Mbak Cindi selaku AO Divisi Bisnis Mikro Bank
Syariah Bukopin, dan sahabat seperjuangan Rinaldi Hikmatyar selaku SA
Divisi Bisnis Mikro Bank Syariah Bukopin yang telah membantu secara
langsung dalam penulisan skripsi berupa informasi data dan pengajaran
Page 8
viii
mengenai perbankan, dan memotivasi secara mental penulis dalam
penyusunan.
8. Bang Adit selaku Legal Bank syariah Bukopin Cabang Melawai, Bang Roni
selaku Legal Bank syariah Bukopin Cabang Melawai atas candaan yang
membuat suasana kerja, magang yang menarik dan informasi data yang
penting tentang Hukum di perbankan.
9. Sahabat seperjuangan anak kosan PS 12 yang selalu ceria dan supoortnya.
Penulis berharap dan berdo‟a semoga amal baik mereka dibalas oleh
Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan menjadi sumbangan positif bagi banyak pihak.
Jakarta, 01 Juni 2016
Penulis
Page 9
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... iiv
ABSTRAK ................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ............................................................................................ 7
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
F. Review Studi Terdahulu ..................................................................................... 8
G. Kerangka Teori ................................................................................................. 11
H. Metode Penelitian ............................................................................................. 14
I. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 16
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 18
A. Definisi Akad .................................................................................................... 18
1. Rukun akad .............................................................................................. 19
2. Syarat akad ............................................................................................... 19
3. Kedudukan akad dalam Fiqih Muamalah ................................................ 21
B. Definisi Produk Pembiayaan iB SiAga Pensiun. .............................................. 22
C. Landasan Fatwa Takeover dan Hawalah .......................................................... 31
Page 10
x
1. Landasan Fatwa Take Over dan Hawalah ............................................... 31
2. Dasar Hukum Take over .......................................................................... 34
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH BUKOPIN........... 37
A. Sejarah Singkat Bank Syariah Bukopin ............................................................ 37
B. Visi, Misi, dan strategi Bank Syariah Bukopin ................................................ 40
C. Struktur Organisasi Bank Syariah Bukopin ...................................................... 41
D. Produk-produk Bank Syariah Bukopin ............................................................. 49
BAB IV ANALISIS AKAD MURABAHAH DAN WAKALAH PADA
PEMBIAYAAN TAKEOVER IB SIAGA PENSIUN DI BANK SYARIAH
BUKOPIN .................................................................................................................. 62
A. Analisis Mekanisme Produk pembiayaan iB SiAga Pensiun Pada Bank Syariah
Bukopin. ................................................................................................................. 62
B. Analisis Take over Pembiyaan iB SiAga Pensiun di Bank Syariah Bukopin .. 74
C. Analisis akad Wakalah dan Murabahah dalam pembiayaan Take over iB SiAga
Pensiun. .................................................................................................................. 76
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 81
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 81
B. SARAN ............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 84
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Page 11
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 : Review Studi Terdahulu ........................................................................... 8
Page 12
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 : Struktur Organisasi..............................................................................48
Gambar 4. 1 : Skema Pembiayaan iB SiAga Pensiun ................................................64
Gambar 4. 2 : Skema Channeling Pembiayaan iB SiAga Pensiun.............................68
Gambar 4. 3 : Skema Direct Sales pembiayaan iB SiAga Pensiun............................71
Page 13
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Magang
2. Surat Permohonan Data/ Wawancara
3. Laporan Hasil Wawancara
4. Contoh Kontrak Akad Take Over Pembiayaan iB SiAga pensiun Channeling
5. Kwitansi pelunasan Take Over ( Bukti pengganti surat pernyataan take over)
Chaneling
6. Surat pernyataan pembelian Barang
7. Contoh Kontrak Akad Take Over Pembiayaan iB SiAga pensiun Fronting
Agent
8. Surat Pernyataan Take over Fronting
9. Surat Pernyataan Pembelian Barang Fronting
10. Contoh Slip Setoran Pelunasan Jaminan Take Over
11. Formulir Pelunasan Kredit Take over
12. Surat Pernyataan Melakukan Magang dan Penelitian Skripsi
Page 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu bentuk jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh bank syariah
adalah produk pengalihan hutang (Take over). Take over berarti mengambil
alih atau dapat pula pengambilalihan, dalam lingkup suatu perusahaan take
over adalah perubahan kepentingan pengendalian suatu perusahaan.1 Terkait
itu, pengalihan hutang (Take over) syariah merupakan pembiayaan yang
dilakukan oleh bank syariah sebagai akibat dari transaksi non-syariah yang
telah berjalan di bank konvensional yang dilakukan atas permintaan nasabah.2
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Take over dapat disebut
juga dengan pengalihan hutang, pengalihan hutang yang dimaksud disini
adalah pemindahan utang nasabah dari bank/lembaga keuangan konvensional
ke bank/lembaga keuangan syariah.3 Dalam hal Take over, bank syariah
mengambil alih hutang nasabah di bank konvensional dengan cara
memberikan jasa hawalah yang disesuaikan dengan ada tidaknya unsur bunga
1 Ahmad Antoni K Muda, Kamus Lengkap Ekonomi (Jakarta: Gramedia Press, 2003), h. 331
2 Adiwarman Karim, Bank Islam, Analisis Fiqih, dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), h. 331 3Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah (Jakarta:Erlangga,
2014), h. 180.
Page 15
2
dalam hutang nasabah kepada bank konvensional.4 Sehingga bank syariah
tidak dapat langsung menggunakan akad secara langsung kepada bank
konvensional dalam proses mentakeover.
Pengalihan Hutang (Take over) yang dilakukan oleh bank syariah
sudah tertuang dalam Fatwa DSN-MUI No. 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang
pengalihan hutang. Fatwa ini didukung oleh Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 24/POJK.03/2015 dan Surat Edaran Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 36/SEOJK.03/2015 tentang Produk dan Aktivitas Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Didalam Fatwa DSN-MUI No.
31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan hutang, terdapat empat alternatif
akad yang digunakan5 yaitu :
1. Qardh dan Ba‟i Murabahah
2. Ba‟i, Syirkat al-milk dan Murabahah
3. Ijarah dan Qardh
4. Qardh, Ba‟i dan IMBT (Ijarah Muntahiya bit-tamlik)
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan
dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam
kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan
alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia.
4 Litia Yunita, Manajemen Perbankan Islam pembiayaan Take over bank syariah, Artikel
diakses pada taggal 13 januari 2016 dari http://litiayunita.blogspot.co.id/2012/06/pembiayaan-take-
over-bank-syariah.html. 5 Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah , h. 185.
Page 16
3
Secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional
secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas
untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor
perekonomian nasional6
Produk perbankan syariah secara garis besar dapat dibedakan menjadi
tiga bagian, yakni: Pertama, produk penyaluran dana (financing); Kedua,
produk penghimpunan dana (funding); Ketiga, produk jasa (services).7
Prospek perkembangan produk bank syariah masih terbuka lebar, jika bank
syariah melakukan kajian mendalam terhadap perkembangan produk baru dan
lebih inovatif dalam membuat produk-produk baru yang customized
bagi customers. Minimnya pengetahuan mengenai aspek fiqih dalam
perbankan syariah menjadi salah satu kendala dalam pengembangan produk
di bank syariah.8 Dan hal ini merupakan menjadi perhatian khusus bank
syariah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Hingga Juni 2015, aset BUS dan UUS tercatat telah mencapai
Rp272,39 triliun atau tumbuh sebesar 8,39% secara year to year. Pada
periode tersebut, total DPK BUS dan UUS mengalami peningkatan sebesar
12,39% dari Rp191,59 triliun pada menjadi Rp215,34 triliun. Sementara total
6 Perbankan Syariah artikel diakses tanggal 12 februari 2016 dari
http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Contents/Default.aspx. 7 Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010),
h.33. 8 Herman, Perkembangan Produk Perbankan Syariah, artikel diakses pada tanggal 12
februari 2016 dari http://hermaninbismillah.blogspot.co.id/2012/03/perkembangan-produk-
perbankan-syariah.html.
Page 17
4
pembiayaan yang disalurkan tumbuh sebesar 5,57% menjadi Rp203,89 triliun
dari Rp193,14 triliun pada periode yang sama tahun lalu.9 Pembiayaan ini
terfokus pada pembiayaan Murabahah saja yang pendapatanya tetap (fixed),
dan disisi lain ketatnya liquiditas perbankan syariah menyebabkan mahalnya
pengembalian tingkat (Yield) dana yang diminta oleh deposan.
Inovasi produk menjadi kunci perbankan syariah untuk lebih
kompetitif dan lebih berkembang dengan cepat sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Keberhasilan sistem perbankan syariah dimasa depan akan
banyak tergantung kepada kemampuan bank-bank syariah menyajikan
produk-produk yang menarik, kompetitif dan memberikan kemudahan
transaksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.10
Inovasi produk yang
dilakukan oleh bank syariah pada umumnya saat ini sangat beragam antara
lain mengembangkan produk berbasis tabungan iB pensiun atau berupa
Pembiayaan iB SiAga Pensiun, sebagaimana dilakukan oleh Bank Syariah
Bukopin dalam pembiayaan Mikronya. Produk ini dibuat pada tahun 2013,
sejak dibuat 3 tahun yang lalu grafik peningkatan yang didapatkan semakin
besar dengan menggunakan pemasaran yang cukup efektif.
Bank Syariah Bukopin (BSB) menargetkan pada tahun ini
pembiayaan Rp3,16 triliun atau tumbuh 17% dari total pembiayaan 2014
9 InfoBank News, Ekonomi melambat NPF bank umum syariah melonjak, artikel ini diakses
pada tanggal 10 Mei 2016 http://infobanknews.com/ekonomi-melambat-npf-bank-umum-syariah-
melonjak/ 10
Mahendra dicky, Inovasi Produk perbankan syariah dari Aspek pengembangan
FiqihMuamalah, artikel diakses pada tanggal 12 februari 2016 dari
http://mahendradicky.blogspot.co.id/2012/01/inovasi-produk-perbankan-syariah-dari.html.
Page 18
5
senilai Rp3,7 triliun. Direktur Utama BSB Riyanto mengatakan, tahun ini
perusahaan akan lebih fokus pada pembiayaan sektor UKM dan
mikro.“Tahun ini kami fokus mengembangkan bisnis mikro. Selain itu, kita
juga akan mengembangkan pembiayaan komersial. Porsinya, pembiayaan
mikro 60% dan komersial sebesar 40%11
dan dari angka tersebut
Pembiaayaan Mikro dengan produk iB pensiun cukup menyumbang andil
besar dalam pendapatanya.
Dalam pengembangan produk ini, Bank Syariah Bukopin
menggunakan Akad Wakalah dan Murabahah dalam melaksanakan
pembiayaan iB SiAga pensiun yang diajukan oleh nasabah baru atau pun
yang sudah berjalan di bank lain melalui sistem Take over. Pada dasarnya
pengalihan hutang (take over) itu sendiri sudah diatur dalam fatwa DSN-MUI
No. 31/DSN-MUI/VI/2002 yang menggunakan empat alternatif akad yang
dianjurkan. Dalam hal ini, terjadi perbedaan akad yang digunakan dari fatwa
DSN-MUI tersebut. Dari perbedaan akad ini lah yang menjadi dasar penulis
mengkaji permasalahan ini menjadi sebuah skripisi yang berjudul
“ANALISIS AKAD WAKALAH DAN MURABAHAH PADA
PEMBIAYAAN TAKEOVER IB SIAGA PENSIUN DI BANK
SYARIAH BUKOPIN”.
11
Bank Syariah Bukopin, “Targetkan pembiayaan tumbuh”, artikel diakses pada tanggal 12
februari 2016 dari http://ekbis.sindonews.com/read/953506/150/bank-syariah-bukopin-targetkan-
pembiayaan-tumbuh-17-1421811592.
Page 19
6
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan banyak masalah yang
dapat diidentifikasi diantaranya :
1. Bagaimana prosedur yang dilakukan perbankan dalam proses pengajuan
pembiayaan iB SiAga pensiun secara Take over ?
2. Bagaimana letak perbedaan dalam pelaksanaan Take over pembiayaan iB
SiAga pensiun yang dilakukan oleh masing-masing bank syariah?
3. Apakah landasan Syariah yang dilakukan dalam mekanisme Take over
pembiayaan iB SiAga pensiun sudah sesuai dengan Fatwa DSN?
4. Bagaimana prosedur pembiayaan Take over iB SiAga pensiun pada
lembaga perbankan?
5. Bagaimana implementasi pembiayaan Take over iB SiAga pensiun yang
lebih relevan dan sesuai prinsip syariah pada lembaga perbankan?
C. Pembatasan Masalah
Dari persoalan yang telah dideskripsikan dan melihat permasalahan
yang berkaitan dengan pemindahan akad pembiayaan iB SiAga pensiun
syariah, maka penulis membatasi masalah pada proses pemindahan akad
Take Over produk pembiayaan iB SiAga pensiun di Bank Konvensional
yang dialihkan ke Bank syariah Bukopin. karena dalam pengaplikasianya
terdapat perbedaan akad yang dianjurkan oleh Fat wa DSN-MUI.
Page 20
7
D. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan ini adalah:
1. Bagaimana Prosedur Take over Pembiayaan iB SiAga Pensiun dari
Bank Konvensional Ke Bank syariah Bukopin?
2. Bagaimana Penerapan akad Take Over Produk iB SiAga pensiun yang
dilakukan Bank Syariah Bukopin?
3. Apakah aplikasi akad Take over pembiayaan iB SiAga pensiun di Bank
Syariah Bukopin sudah sesuai dengan fatwa DSN-MUI?
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis rumuskan diatas, ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya:
1. Untuk mengetahui mekanisme Take over pembiayaan iB SiAga Pensiun
pada bank Konvensional dialihkan ke Bank Syariah Bukopin.
2. Untuk mengetahui Take over pembiayaan iB SiAga pensiun dengan akad
Wakalah dan Murabahah yang dilakukan sesuai tidak dengan prinsip
syariah berdasarkan Fatwa DSN-MUI tentang Take over.
Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya
adalah:
1. Secara akademik, penelitian ini menambah ilmu pengetahuan tentang
mekanisme pembiayaan iB SiAga pensiun yang sedang berjalan di Bank
Page 21
8
Syariah Bukopin dan mengetahui tentang pengalihan hutang pembiayaan
iB SiAga pensiun yang sedang berjalan pada bank konvensional dialihkan
ke Bank Syariah.
2. Secara praktik, penelitian ini dapat memberikan informasi kepada bank
syariah mengenai kesesuaian akad take over pada pembiayaan iB SiAga
pensiun yang dilakukan sesuai berdasarkan Fatwa DSN-MUI atau belum,
sehingga menjadi dasar bank syariah dalam menjalankan operasionalnya
sesuai dengan prinsip syariah.
F. Review Studi Terdahulu
Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan, penulis melihat bahwa masalah pokok dalam peneletian ini
masih kurang mendapatkan perhatian, untuk mengatakan belum pernah
diteliti. Beberapa penelitian yang pernah diteliti antara lain:
Tabel 1. 1 : Review Studi Terdahulu
1 Identitas Solichatun, Perbankan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAIN) Salatiga.
Judul skripsi Analisis Pemasaran Produk Tabungan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK) di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang
Pembantu Salatiga.
Substansi Menganalisis tahap-tahap Strategi pemasaran Produk tabungan
Page 22
9
DPLK yang dilakukan oleh Bank Muamalat Capem Salatiga.
Pembeda penelitian penulis saat ini tentang menganalisis pembiayaan iB
SiAga Pensiun yang dilakukan secra Take over pada Bank Syariah
Bukopin
2 Identitas Farida Sutarsih, perbankan syariah, Fakultas Syariah dan Hukum,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Judul Skripsi Desain Akad Pembiayaan Take over KPR Syariah di Bank
Muamalat Indonesia.
Subtsansi Mengkaji tentang akad yang lebih relevan dalam pembiayaan Take
over KPR pada Bank Muamalat Indonesia.
Pembeda Pada penilitian ini penulis melihat ada perbedaan Akad yang
dilakukan dalam proses Take over pembiayaan iB SiAga Pensiun
yang dilakukan pada Bank Syariah Bukopin.
3 Identitas Aulia Rakhmatika Insani, Fakultas Hukum, Universitas Jember
Judul Skripsi Analisis Sengketa Pengalihan (Take Over) Pembiayaan pada
Perjanjian Al-Wakalah dalam bentuk Pembiayaan Murabahah
antara Nasabah dengan Bank Syariah Mega Indonesia Cabang
Bandung (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 492 K/AG/2011)
Substansi Mengkaji tentang akibat hukum dari pengalihan (Take over) pada
pembiayaan Murabahah yang terjadi antara Bank Syariah Mega
Indonesia cabang Bandung melalui hubungan dalam ikatan jual beli
dan pada perjanjian al-wakalah dalam pelunasan hutang nasabah
Page 23
10
yang di wakili Bank Syariah Mega Indonesia cabang Bandung
kepada bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) dan Bank
Danamon.
Pembeda Mengkaji tentang pengalihan hutang (Take over) pada pembiayaan
iB SiAga pensiun yang sedang berjalan Pada bank Konvensional
dengan akad Wakalah dan Murabahah yang di sesuaikan dengan
fatwa DSN-MUI tentang pengalihan hutang.
4 Identitas Said Umar Subarkah, Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif hidayatullah Jakarta.
Judul Skripsi Manajemen resiko pada pembiayaan sindikasi (studi pada PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk)
Substansi Menganilisis jenis resiko dan dampak yang terjadi pada
pembiayaan sindikasi serta mengetahui sejauh mana praktek
manajemen resiko yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia
terhadap pembiayaan sindikasi.
Pembeda Penelitian penulis memiliki perbedaan pada perspektif, yaitu lebih
menekankan kepada masalah kesesuaian akad yang dilakukan
dengan merujuk pada Fatwa DSN-MUI tentang peralihan hutang
secara (take over) pada bank syariah.
Page 24
11
G. Kerangka Teori
Al-Hawalah merupakan permindahan kewajiban membayar utang dari
orang-orang yang berutang kepada orang yang berutang lainya. Al-Hawalah
juga diartikan pengalihan kewajiban membayar utang dari beban pihak
pertama kepada pihak lain yang berutang kepadanya atas dasar saling
mempercayai.12
Dalam akad al-Hawalah terdapat tiga pihak yang terkait
antara lain: Muhal (pemberi pinjaman), Muhil (penerima Pinjaman), Muhal
alaih (penerima pinjaman dari Muhil). muhal memberikan pinjaman kepada
muhil, sementara itu muhil masih memiliki piutang pada muhal alaih, atau
muhal alaih memiliki utang kepada muhil. Pada saat muhil tidak mampu
melakukan pembayaran atas utangnya kepada muhal, maka muhil
mengalihkan utangnya kepada muhal alaih. Dengan demikian, muhal alaih
tidak harus membayar utang kepada muhil, akan tetapi membayar hutangnya
kepada muhal. Dari transaksi pengalihan utang ini, maka utang muhil kepada
muhal menjadi lunas, karena muhal alaih yang akan melakukan pembayaran
atas utang muhil.13
Konsep ini hampir sama dengan proses Take over yang dilakukan
pada bank konvensional, yang hanya membedakan dalam hawalah pihak
yang mempunyai hutang memberikan kuasa kepada pihak lain yang
mempunyai hutang kepadanya membayarkan hutangnya kepada pihak lain.
12
Ismail, Perbankan Syariah, cet-1 ( Jakarta: kencana, 2011), h.206. 13
Ibid, h.207.
Page 25
12
Sedangkan dalam proses Take over pihak yang mempunyai hutang meminta
pihak lain membayarkan hutangnya yang secara otomatis jaminan atas
hutangnya berpindah ke pihak lain yang bersedia menangguh. Hal ini secara
langsung pihak yang mempunyai hutang berpindah ke pihak yang bersedia
menangguh. Dengan demikian Take over sama dengan perpindahan hutang.
Menurut DSN-MUI take over dapat disebut juga dengan pengalihan
hutang, pengalihan hutang tersebut sudah diatur dalam Fatwa DSN-MUI No.
31/DSN-MUI/VI/2002 berbeda dengan fatwa Hawalah. Menurut fatwa ini,
yang dimaksud dengan pengalihan hutang adalah pemindahan utang nasabah
dari bank/lembaga keuangan konvensional ke bank/lembaga keuangan
syariah. Dalam fatwa ini disebutkan terdapat empat alternatif akad yang dapat
digunakan14
yaitu :
1. Akad Qardh dan Ba‟i Murabahah
Dalam menggunakan akad ini terdapat ketentuan yang dilakukan yaitu
LKS memberikan Qardh kepada nasabah. Dengan Qardh tersebut,
nasabah melunasi kredit (utang)-nya, dengan demikian, asset yang
dibeli dengan kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh.
Kemudian nasabah menjual assetnya tersebut kepada kepada LKS, dan
dengan hasil penjualan tersebut nasabah melunasi hutang Qardh-nya
kepada LKS. Lalu LKS menjual secara Murabahah aset yang telah
14
Dewan Syariah Nasional-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h. 185.
Page 26
13
menjadi miliknya tersebut kepada nasabah, dengan pembayaran secara
cicilan.
2. Ba‟i, Syirkat al-milk dan Murabahah
Ketentuaan menggunakan alternatif akad ini berupa LKS membeli
sebagian asset nasabah, dengan seizin LKK. sehingga dengan
demikian, terjadi Syirkat al-milk antara LKS dan nasabah atas asset
tersebut.bagian asset yang dibeli LKS adalah bagian asset yang senilai
dengan sisa utang (sisa cicilan) nasabah kepada LKK. Kemudian LKS
menjual secara Murabahah bagian asset yang menjadi miliknya
tersebut kepada nasabah, dengan pembayaran secara cicilan.
3. Ijarah dan Qardh
Ketentuan dalam pengurusan kepemilkan aset secara penuh nasabah
dapat menggunakan akad ijarah kepada LKS. Apabila diperlukan LKS
dapat membantu menalangi kewajiban nasabah dengan menggunakan
prinsip al-Qardh. Akad ijarah sebagaimana yang dimaksudkan tidak
boleh dipersyaratkan dengan (harus terpisah dari) pemberian talangan.
Besar imbalan jasa ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan
yang diberikan LKS kepada nasabah.
4. Qardh, Ba‟i dan IMBT (Ijarah Muntahiya bit-tamlik)
Ketentuan alternatif akad ke empat berupa LKS memberikan Qardh
kepada nasabah. Dengan Qardh tersebut, nasabah melunasi kredit
(utang)-nya, dengan demikian, asset yang dibeli dengan kredit tersebut
Page 27
14
menjadi milik nasabah secara penuh. Kemudian nasabah menjual
assetnya tersebut kepada kepada LKS, dan dengan hasil penjualan
tersebut nasabah melunasi hutang Qardh-nya kepada LKS. Lalu LKS
menyewakan asset yang telah menjadi miliknya tersebut kepada
nasabah dengan akad Ijarah Muntahiya bit-tamlik.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari lembaga
yang terlibat dalam objek penelitian.15
Jenis pelaporan yang digunakan
adalah metode deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan
permasalahan dengan didasari pada data yang ada lalu dianalisis lebih
lanjut untuk kemudian diambil suatu kesimpulan. Proses analisa dimulai
dari membaca, mempelajari dan menelaah data yang didapat secara
seksama, selanjutnya dari proses analisa tersebut penulis mengambil
kesimpulan dari masalah yang bersifat umum kepada masalah yang
bersifat khusus.
2. Tehknik Pengumpulan Data
a. Penelitian kepustakaan (library research), penulis mengadakan
penelitian terhadap beberapa literartur yang ada kaitanya dengan
15
Lexy . J. Moeloeng, metode penelitian kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosda Karya,
2010), h.3.
Page 28
15
penulisan skripsi ini. Literatur itu berupa buku, majalah, surat kabar,
artikel, internet, dan lain sebagainya. Langkah dalam melaksanakan
studi pustaka ini adalah dengan cara membaca, mengutip, serta
menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggap perlu dalam
memenuhi penelitian ini.
b. Penelitian lapangan (field research), untuk mendapatkan data-data dan
informasi, penulis langsung terjun ke objek penelitian yaitu lembaga
yang diteliti, dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1) Interview yaitu melakukan wawancara dengan karyawan selaku
Manager Bisnis Mikro dan account officer Bisnis Mikro di Bank
Syariah Bukopin.
2) Dokumentasi yaitu mengumpulkan data berdasarkan laporan yang
didapat dari lembaga yang diteliti dan laporan lainnya yang
berkaitan dengan masalah penelitian.
3) Observasi yakni pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan terhadap produk pembiayaan Take
over iB SiAga pensiun yang dilakukan oleh Bank Syariah
Bukopin.
3. Teknik Penulisan
Dalam penyusunanya secara teknis penulisan, semua berpedoman
pada prinsip-prinsip yang telah diatur dan dibukukan dalam pedoman
Page 29
16
penulisan skripsi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012.
I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan
yang terdiri lima bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka,
Kerangka Teori Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang Definisi Akad, Definisi produk iB
SiAga Pensiun, Landasan Fatwa Take over.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH
BUKOPIN
Bab ini membahas tentang Sejarah Perkembangan Bank
Syariah Bukopin, Visi, Misi, dan strategi Bank Syariah
Bukopin, Struktur Organisasi Bank Syariah Bukopin, serta
Produk-produk Bank Syariah Bukopin.
Page 30
17
BAB IV ANALISA AKAD WAKALAH DAN MURABAHAH
PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER IB SIAGA
PENSIUN DI BANK SYARIAH BUKOPIN
Bab ini membahas tentang Analisa mekanisme pembiayaan iB
SiAga Pensiun yang sedang berjalan di bank Syariah Bukopin,
Menganalisa Take over pembiayaan iB SiAga pensiun, serta
Menganalisa akad Wakalah dan Murabahah dalam pembiayaan
Take over iB SiAga Pensiun.
BAB V PENUTUP
Bab ke lima menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.
Page 31
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Akad
Menurut Nasrun Haroen yang dikutip dari ibnu Abidin16
lafal akad
berasal dari bahasa Arab al-„aqd yang berarti perikatan, perjanjian dan
pemufakatan (al-ittifaq). Secara terminologi fiqih, akad didefinisikan sebagai
pertalian Ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan Qabul (penyataan penerima
ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh pada objek
perikatan. Sedangkan menurut Irma Devita dan Suswinarno17
akad adalah
perjanjian tertulis yang memuat ijab (penawaran) dan qabul (penerimaan)
antara Bank dan pihak lain yang berisi hak dan kewajiban masing-masing
pihak berdasarkan prinsip syariah. Jadi akad adalah serangkaian perikatan
yang terjadi antara pihak yang bersepakat berbentuk tertulis (ijab dan qabul)
yang memuat hak dan kewajiban serta kepentingan pihak tersebut
berdasarkan prinsip syariah.
Prinsip pelaksanaan akad atau kontrak antara kedua belah pihak juga
harus didasarkan pada assas sukarela (ikhtiyari), menepati janji (amanah),
16
Ibnu‟ Abidin, “Raad al-muhtar „ ala ad-dur al-muhkta”, dalam Nasrun Haroen, Fiqih
Muamalah (Jakarta :Gaya media pratama, 2007), h. 98. 17
Irma Devita Purnamasari dan Suswinarno, Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer
Kiat-kiat cerdas mudah dan Bijak Memahami Masalah Akad Syariah (Bandung: PT Mizan Pustaka,
2011), h.2.
Page 32
19
kehati-hatian (ikhtiyati), transparansi, kemampuan, kemudahan (taisir), itikad
yang baik dan sebab yang halal.18
Dalam pengaplikasianya setiap akad dalam perbankan syariah baik
dalam hal barang, pelaku transaksi maupun ketentuan lainnya harus
memenuhi ketentuan akad seperti rukun dan syarat dalam tatanan
pelaksanaanya diantaranya19
:
1. Rukun akad
a. Pihak-pihak yang berakad (al-„aqid).
b. Benda-benda yang diakadkan (ma‟qud „alaih).
c. Tujuan Akad (maudhu‟ al-„aqd).
d. Sighat Akad.
2. Syarat akad20
a. Syarat bersifat umum, yaitu syarat-syarat yang wajib ada dalam
berbagai akad. Syarat umum yang wajib terpenuhi dalam berbagai
macam akad sebagai berikut:
1) Orang yang berakad cakap hukum (ahli).
2) Yang dijadikan objek akad dapat menerima hukumnya.
3) Akad itu diizinkan oleh syara‟, dilakukan oleh orang yang
mempunyai hak melakukanya.
18
Ibid., h.3. 19
Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqih Muamalat (Jakarta : Kencana, 2010), h.51. 20
Ibid.,h.54.
Page 33
20
4) janganlah akad itu akad yang dilarang oleh syara‟, seperti jual beli
mulasamah (saling merasakan).
5) Akad dapat memberikan faedah, sehingga tidaklah sah bila rahn
(gadai) dianggap sebagai jaminan dalam akad yang bersifat amanah
(kepercayaan).
6) Ijab itu berjalan terus, tidak dicabut sebelum terjadi kabul.
7) Ijab dan kabul mesti bersambung, sehingga bila seseorang yang
berijab telah terpisah sebelum adanya qabul, maka ijab tersebut
menjadi batal.
b. syarat-syarat yang bersifat khusus, yaitu syarat-syarat yang wajib ada
dalam sebagian akad. Syarat khusus ini dapat juga disebut syarat idhafi
(tambahan) yang harus ada disamping syarat-syarat yang umum, seperti
syarat adanya saksi dalam pernikahan.
Terdapat perbedaan pendapat para ulama fiqih dalam menentukan
rukun suatu akad. Jumhur ulama fiqih menyatakan bahwa rukun akad terdiri
atas21
:
1). Pernyataan untuk mengikatkan diri (sighat al-aqad).
2). Pihak-pihak yang berakad (al muta aqidain).
3). Objek akad (al maqud „alaih).
21
Ad- Dadir, Asy-Syarh al –kabir ala hasyiyyah ad-dasuqi, jilid III (Beirut: Darul Fikir, t.t),
h.2.
Page 34
21
Ulama Hanafiyah berpendirian bahwa rukun akad itu hanya satu yaitu
Sighat al-„aqd (ijab dan qabul). Sedangkan pihak-pihak yang berakad dan
objek akad menurut mereka tidak termasuk rukun akad, tetapi termasuk
lawazim al-„aqd (hal-hal yang melekat pada akad). Karena menurut mereka
yang dikatakan rukun itu adalah suatu esensi yang berada dalam aqad itu
sendiri sedangkan pihak-pihak yang berakad dan objek akad berada diluar
esensi tersebut.22
Sedangkan syarat sah akad haruslah Cakap, Objeknya
amwal yang halal, memiliki tujuan pokok dan adanya kesepakatan.23
3. Kedudukan akad dalam Fiqih Muamalah
Kedudukan akad dalam fiqih muamalah adalah penting ditinjau fungsi
dan pengaruhnya sehingga suatu muamalah (transaksi) dapat dikatakan sah
jika akad yang dilaksanakan itu terpenuhi syarat dan rukunya. Pengaruh-
pengaruh umum yang berlaku pada semua akad transaksi muamalah menurut
Hasbi Ash Shiddiqiey terbagi dua24
yaitu:
a. Nafaz (langsung terlaksana), yaitu akad yang dilakukan langsung
menghasilkan sejak mulai akad. Dengan terjadinya akad, maka
terjadilah apa yang dimaksud. Seperti, akad jual beli (ba‟i), dimana
akad ini memindahkan kepemilikan barang yang dijual kepada pembeli
dan alat pembayarannya berpindah ke tangan penjual.
22
Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, h. 99. 23
Irma Devita Purnamasari dan Suswinarno, Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Kiat-
kiat cerdas mudah dan Bijak Memahami Masalah Akad Syariah, h.2. 24
Sofniyah Ghufron, Cara Mudah Memahami Akad-Akad Syariah (Jakarta: Renaisan,
2005),h.20.
Page 35
22
b. Ilzam, ini menimbulkan kewajiban (iltizam) bagi salah satu „aqid
kepada „aqid yang lain atau objek masing-masing dan syarat-syarat
yang disepakati untuk berakad dan ikatan ini tidak dapat dibatalkan
oleh sslah satu pihak tanpa disetujui oleh pihak lain yang
bersangkutan. Disebut juga luzum. Contoh iltizam adalah kewajiban
menyerahkan barang yang telah dijual, membayar harga barang sesuai
kesepakatan, tidak menjual barang titipan (wadi‟ah) dan lain-lain.
Para ulama berbeda pendapat kapan akad tidak memiliki sifat luzum.
Menurut mazhab Syafi‟i dan Hanbali sifat luzum setelah majlis akad bubar.
Sebelum mereka berpisah, maka masing-masing „aqid boleh mencabut
akadnya atau disebut dengan istilah Khiyar. Pendapat ini berdasarkan Hadist,
“penjual dan pembeli boleh berkhiyar, selama mereka belum berpisah.”25
B. Definisi Produk Pembiayaan iB SiAga Pensiun.
Produk pembiayaan iB SiAga Pensiun merupakan Suatu produk pada
Bank Syariah dimana Bank syariah melakukan penyaluran pembiayaan pada
nasabah dengan prinsip al-Wakalah dan Murabahah yang diberikan oleh
Bank kepada Pensiunan yang menerima uang Pensiun secara rutin setiap
bulan dari Negara (APBN).26
Pembiayaan yang dilakukan dimaksudkan agar
25
Ibid., h.21. 26
Bank Syariah Bukopin, Introduction Training Produk (Jakarta: t.p., 2015) h. 10, t.d.
Page 36
23
memberi kemudahan para Pensiunan dalam mengakses keuangan untuk
kebutuhannya.
Pada produk iB SiAga Pensiun ini, nasabah dapat mengakses
pembiayaan berdasarkan Surat Keputusan Pensiun (SK Pensiun) dari Instansi
Pensiun yang berwenang. Dengan melampirkan SK yang dimiliki nasabah
dapat mengakses pembiayaan produk yang ditawarkan.27
SK yang
dilampirkan tersebut menjadi sebuah Jaminan nasabah dalam mendapatkan
pembiayaan iB SiAga Pensiun.
Ada dua cara dalam penyaluran pembiayaan iB SiAga Pensiun yang
sekarang digunakan di Bank Syariah Bukopin, yaitu dengan cara Channeling
(penyaluran pembiayaan kepada Pensiunan melalui koperasi) dan Fronting
Agent/direct seling (melalui AO Mikro Bank Syariah Bukopin maupun
melalui mitra Bank yang bekerjasama dalam pemasaran dan
pengadministrasian pembiayaan iB SiAga Pensiun di kantor pusat dan kantor
cabang). Dalam pengajuanya para Pensiunan dapat mengajukan pembiayaan
ini sebagai nasabah baru (belum memiliki fasilitas pembiayaan sebelumnya)
atau juga sebagai nasabah yang sebelumnya sudah mempunyai pembiayaan
pada Bank lain yang proses pelunasannya lebih dikenal di lapangan dengan
istilah Take over. Penggunaan akad yang digunakan dalam pembiayaan iB
SiAga Pensiun, baik pengajuan sebagai nasabah baru atau nasabah dengan
27
Cahyo Nugroho. Manager Divisi Bisnis Mikro Bank Syariah Bukopin, wawancara pribadi
Jakarta,16 februari 2016
Page 37
24
cara Take over menggunakan akad yang relatif sama yaitu akad Al-Wakalah
dan Murabahah.28
Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari Muwakkil kepada
penerima kuasa (Wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (taukil) atas nama
pemberi kuasa. Dapat dilakukan dengan cara kita melakukan sesuatu baik itu
bentuknya jasa, keahlian, keterampilan atau yang lainya kita lakukan atas
nama orang.29
Akad wakalah adalah akad pelimpahan kekuasaan oleh satu
pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Sebabnya
adalah tidak semua hal dapat diwakilkan contohnya, shalat, puasa, bersuci,
qishash, talak, dan lain sebagainya.30
Jadi akad ini memberikan kemudahan
untuk nasabah dalam memilih/membeli barang atas pembiayaan yang
diberikan oleh Bank.
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menggunakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contract,
karena dalam Murabahah ditentukan berapa required rate of profit
(keuntungan yang akan diperoleh). Karena dalam definisinya disebut adanya
“keuntungan yang disepakati”, karakteristik Murabahah adalah si penjual
28
Ibid., 29
Sumar‟in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu,2012),h.15. 30
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat,
2011), h.251.
Page 38
25
harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan
jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.31
Berdasarkan sumber dana yang digunakan, pembiayaan Murabahah
secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga kelompok32
yaitu:
1). Pembiayaan Murabahah yang dikenai dengan URIA (Unrestricted
Investment Account = Investasi tidak terikat).
2). Pembiayaan Murabahah yang didanai dengan RIA (Restricted Investment
Account = Investasi terikat).
3). Pembiayaan Murabahah yang didanai dengan Modal Bank.
Dalam setiap pendesainan sebuah pembiayaan, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan33
adalah:
a. Kebutuhan Nasabah;
b. Kemampuan Finansial Nasabah.
Faktor-faktor ini juga akan mempengaruhi sumber dana yang akan
digunakan untuk pembiayaan tersebut.
Masa Pensiun pasti akan tiba dan terjadi kepada siapa saja bagi
mereka yang sebelumnya bekerja baik dalam Instansi pemerintah, swasta,
maupun lembaga BUMN. Program Pensiun ini bagi instansi atau perusahaan
manapun, pada hakikatnya adalah merupakan suatu hal yang harus terjadi dan
31
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.81. 32
Djawahir Hejazziey, Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktik, Ed.1, Cet.1
(Yogyakarta: Deepublish, 2014), h.163. 33
Ibid., h.156.
Page 39
26
dijalankan. Pada prinsipnya Pensiun merupakan program yang diberikan oleh
organisasi dengan mempunyai manfaat bagi kelangsungan organisasi dan
seorang pegawai.
Pensiun adalah orang yang sudah tidak bekerja karena masa tugasnya
sudah habis.34
Menurut Adi35
“Pensiun merupakan Jaminan hari tua dan
sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri sipil dan non sipil selama
bertahun tahun bekerja dalam dinas pemerintah”. Jadi Pensiun adalah upah
balas jasa atas pekerjaan yang diberikan oleh suatu institusi (organisasi) baik
sipil maupun non sipil kepada seorang pekerja dengan maksud memberikan
kesejahteraan atas jasa yang diberikan.
Setelah pegawai menyatakan Pensiun mereka mendapat Gaji berupa
Dana Pensiun. Menurut UU Dana Pensiun (UU RI No.11 Tahun 1992) “Dana
Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat Pensiun (Pasal 1 Ayat 1 UU No. 11 Tahun 1992)”.36
Ada dua jenis dana Pensiun yaitu:
a. Dana Pensiun Pemberi Kerja adalah dana Pensiun yang dibentuk oleh
orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri,
untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program
34
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses tanggal 16 februari 2016 dari
http://kbbi.web.id/Pensiun 35
Adi Prabowo, Pengenalan Dasar Pensiun Jilid 1 (Denpasar, t.p.,2011), h.1.t.d. 36
Undang-undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
Page 40
27
Pensiun Iuran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh
karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban
terhadap pemberi kerja (Pasal 1 ayat 2 UU No. 11 tahun 1992).
b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana Pensiun yang didirikan
oleh Bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan
program Pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik bagi karyawan
pemberi kerja maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana
Pensiun Pemberi Kerja bagi karyawan Bank atau Perusahaan Asuransi
Jiwa yang bersangkutan ( Pasal 1 Ayat 4 UU No. 11 Tahun 1992).
Menurut Wahab37
“Dana Pensiun adalah badan hukum yang
mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayaran berkala
kepada peserta pada saat mencapai usia Pensiun atau pada saat lain, dengan
cara yang ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun”. Menurut pasal 1 ayat 4
PP No.25 Tahun 1981 yang dimaksud dengan dana Pensiun38
adalah
penghasilan yang diterima oleh penerima Pensiun setiap bulan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya, syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh pegawai untuk memperoleh hak Pensiun penuh adalah
1. Telah mencapai usia Pensiun.
2. Memiliki masa kerja yang cukup untuk Pensiun.
37
Zulaini Wahab, Segi Hukum Dana Pensiun (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),
h.34. 38
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No. 25 tahun 1981, pasal 1 ayat 4.
Page 41
28
3. Telah diberhentikan dengan hormat.
Menurut Pasal 10 PP No. 25 Tahun 198139
disebutkan tentang
pegawai negeri sipil yang berhak untuk mendapatkan Pensiun adalah:
1. Peserta atau pegawai negeri sipil.
2. Janda atau duda penerima Pensiun.
3. Yatim/piatu dari peserta dan yatim/piatu dari penerima Pensiun.
4. Orang tua dari peserta yang tewas yang tidak meninggalkan janda / duda /
anak yatim piatu yang berhak menerima Pensiun.
Dasar penyelenggaraan Pensiun sendiri tertuang dalam Undang-
Undang No. 11 tahun 1969 tentang Pensiun pegawai dan Pensiun janda/duda
pegawai. Ada dua jenis Pensiun dilihat pada saat pegawai negeri sipil atau
non sipil itu bekerja40
:
1. Pensiun PNS (Pegawai Negeri Sipil) Bekerja di Instansi pemerintah non
militer, untuk Pensiunanya dibayarkan oleh lembaga keuangan Negara
diwakili oleh Taspen. Untuk PNS yang dibayarkan melalui Taspen
meliputi PNS pusat, PNS Daerah Otonomi (Pemda), PKRI, KNPI, dan
Veteran.
2. Pensiunan TNI Dan POLRI yang bekerja dibawah instansi pemerintah
militer, untuk Pensiunannya dibayarkan oleh lembaga keuangan Negara
39
Ibid., pasal 10 40
Adi Prabowo, Pengenalan Dasar Pensiun jilid 1, h.1, t.d.
Page 42
29
diwakili oleh Asabri. Untuk TNI dan POLRI yang dibayarkan melalui
Asabri meliputi TNI (AU, AD, dan AL) dan Polri.
Pada pokoknya Pensiun adalah menjadi kewajiban dari setiap orang
untuk berusaha menjamin hari tuanya, dan untuk itu setiap PNS wajib
menjadi peserta dari suatu badan asuransi sosial yang dibentuk oleh
pemerintah. Karena Pensiun bukan hanya sebagai jaminan hari tua tetapi juga
adalah sebagai balas jasa, maka pemerintah memberikan sumbangannya
kepada PNS. Iuran Pensiun PNS dan sumbangan pemerintah tersebut dipupuk
dan dikelola oleh badan asuransi sosial.
Pegawai negeri sebagai unsur aparatur negara atau abdi masyarakat,
hal ini merupakan salah satu pelaksanaan dari kebijaksanaan pemerintah
dalam rangka meningkatkan kehidupan bangsa dan negara menuju
masyarakat adil dan makmur. Pengertian tersebut telah diatur dalam Undang-
undang No. 43 tahun 1999 tentang Perubahan Undang-undang No. 8 tahun
1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian41
yaitu:
“Pegawai negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi
41
Undang-undang No. 43 tahun 1999 tentang perubahan Undang-undang No. 8 tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Pasal 1 Ayat (1).
Page 43
30
tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.”
Dalam hal penyaluran pembiayaan perbankan, pemberian pembiayaan
terfokus kepada pembiayaan Pensiun Pegawai Negeri (PNS atau TNI/POLRI)
yang ditandai dengan diterbitkanya SK Pensiun. Penyaluran pembiayaan
manfaat pensiun bulanannya dibayarkan melalui rekening bank, sehingga
akan memudahkan nasabah dalam mengangsur dan memudahkan pihak
perbankan dalam melakukan autodebet angsuran bulanan. Peran SK Pensiun
dalam hal ini adalah menjamin nasabah tidak akan melakukan mutasi kantor
bayar tanpa sepengetahuan dan sepersetujuan pihak Perbankan selaku
pemberi pembiayaan.42
Pada konteks ini terjadi perbedaan antara dana Pensiun yang terdapat
pada lembaga keuangan dengan pembiayaan yang ada Bank Syariah Bukopin.
Dana Pensiun yang ada pada lembaga keuangan berupa sekumpulan aset yang
dikelola dan dijalankan suatu lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat
Pensiun, yaitu suatu pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta
pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam ketentuan yang menjadi
dasar penyelnggara program Pensiun. sedangkan produk pembiayaan iB
SiAga Pensiun merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk Pensiun
42
Cahyo Nugroho, Manager Divisi Bisnis Mikro Bank Syariah Bukopin, Wawancara
Pribadi, Jakarta 16 Februari 2016.
Page 44
31
dalam hal memenuhi kebutuhan konsumtif/produktif. Jadi dana yang
diberikan berupa pembiayaan Bank.
C. Landasan Fatwa Takeover dan Hawalah
1. Landasan Fatwa Take Over dan Hawalah
Menurut Fatwa DSN-MUI take over sama dengan pengalihan hutang.
Pengalihan hutang (take over) tertuang dalam Fatwa DSN-MUI No. 31/DSN-
MUI/VI/2002. Take over merupakan pengambilalihan oleh suatu peruahaan
ke perusahaan lain, yang biasanya diatur berdasarkan persetujuan bersama
antara perusahaan-perusahaan yang terlibat. Maka pengambilalihan biasanya
melibatkan suatu perusahaan menyusun suatu tawaran pengambilalihan tanpa
persetujuan dari manajemen perusahaan yang diambil alih.43
Dalam lembaga
keuangan Bank, take over merupakan pengambilalihan yang dilakukan oleh
Bank dari transaksi yang berjalan ditangguhkan oleh Bank lain atas
permintaan nasabah.
Take over merupakan produk jasa yang ditawarkan oleh Bank syariah.
Dengan adanya Fatwa DSN-MUI yang melandasi dibolehkanya pengalihan
hutang oleh Bank syariah, dapat menjadi sebuah alternatif lembaga jasa
keuangan disamping perbankan konvensional.44
43
Christoper Pass and Bryan Lowes, Dictionary of Economics, second edition, Penerjemah
Tumpal Rumpea dan Posman Haloho (Jakarta :Erlangga, 1994),h.637 44
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, cet. I (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 182-
183.
Page 45
32
Dalam hal Take over menurut DSN-MUI dalam Fatwa No. 31/DSN-
MUI/VI/2002 yaitu tentang pengalihan hutang, digunakan empat alternative
akad yang dapat diaplikasikan dalam hal Take over (pengalihan hutang) yang
dilakukan oleh Bank syariah akad tersebut yaitu:
a. Qardh dan Ba‟i Murabahah
b. Ba‟i, Syirkat al milk dan Murabahah
c. Ijarah dan Qardh
d. Qardh, Bai‟i dan Ijarah Muntahiya Bitamlik (IMBT).
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali. Atau dengan kata lain, meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan.45
Sifat qardh tersebut tidak memberi keuntungan
finansial tetapi bersifat social oriented (misi sosial kemasyarakatan). Karena
itu pendanaanya diambil menurut kategori sebagai berikut46
:
1. Qardh yang diperlukan untuk membantu keuangan nasabah secara
cepat dalam jangka pendek dapat diambilkan dari modal lembaga
keuangan syariah yang bersangkutan.
2. Qardh yang diperlukan untuk membantu usaha sangat kecil dan
keperluan sosial dapat bersumber dari dana zakat, infak dan sedekah.
Murabahah adalah istilah dalam fikih islam yang berarti suatu bentuk
jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi
45
Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf (Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2008),h.106. 46
Ibid.,h.107.
Page 46
33
harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang tersebut, dan tingkat keuntungan (Margin) yang diinginkan.47
Syirkat al-milk menurut Ulama Fiqh adalah dua orang atau lebih
memiliki harta bersama tanpa melalui atau didahului oleh akad asy-syirkah.
Status harta masing-masing bersifat berdiri sendiri secara hukum. Apabila
masing-masing ingin bertindak hukum terhadap harta serikat itu, harus ada
izin dari mitranya, karena seseorang tidak memiliki kekuasaan atas bagian
harta orang yang menjadi mitra serikatnya.48
Batas maksimum pemberian kredit (BMPK) adalah presentase
perbandingan batas maksimum penyediaan dana yang diperkenakan terhadap
modal Bank. Kredit disini adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara Bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga. Sedangkan Bank syariah wajib mematuhi batas maksimum pemberian
kredit (BMPK) berdasarkan prinsip syariah sebagaimana ditentukan dalam
pasal 11 ayat 3 undang-undang perbankan. Ketentuan mengenai besarnya
maksimum tersebut ditentukan oleh Bank Indonesia.49
Dengan adanya BMPK
47
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, cet 1 (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001),h.131. 48
Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, cet 1 (Jakarta :Gaya media pratama, 2000), h. 167. 49
Djawahir Hejazziey, Hukum Perbankan Syariah (Yogyakarta: Deepublish, 2013), h. 116-
117.
Page 47
34
ini pengguanaan dana Qardh yang ada pada Bank syariah sangat dibutuhkan
demi liquiditas dan kepatuhan akan prinsip syariah.
Hawalah merupakan akad pengalihan hutang dari pihak yang
berutang kepada pihak lain yang wajib menanggung atau membayar.50
Landasan hukum syariah hawalah adalah Fatwa DSN-MUI No. 12/DSN-
MUI/IV/2000 dan fatwa DSN-MUI No. 58/DSN-MUI/V/2007 tentang
hawalah bil ujrah.
2. Dasar Hukum Take over
Hukum Positif mekanisme Pengalihan Hutang (take over)
diperbolehkan berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
36/SEOJK.03/2015 tentang Produk dan aktivitas Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah serta melalui Fatwa DSN-MUI No. 31/DSN-
MUI/VI/2002 tentang pengalihan hutang. Didalam peraturan yang
dikeluarkan OJK terdapat enam karakteristik alternatif dan ketentuan-
ketentuan yang harus dilakukan oleh Lembaga keuangan Syariah khususnya
Perbankan dalam proses pengalihan hutang.
50
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ed. 1 (Jakarta:Kencana,2009),
h.86.
Page 48
35
Mekanisme pengalihan hutang yang didasarkan dengan prinsip
syariah berdasarkan dalil yang digunakan dalam proses take over menurut
Fatwa DSN-MUI yaitu QS. Al-Maidah51
[5]:1:
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya.
Ada beberapa pendapat para ahli tafsir diantaranya, Menurut Abu-
Dahhak, mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: penuhilah
akad-akad itu, bahwa yang dimaksud ialah hal-hal yang dihalalkan dan yang
diharamkan oleh Allah, semua bentuk perjanjian yang diambil oleh Allah atas
orang yang mengakui beriman kepada Nabi dan Al-Qur‟an, yakni hendaklah
mereka menunaikan fardu-fardu yang telah ditetapkan oleh Allah atas diri
mereka, berupa perkara halal dan haram. Sedangkan menurut Zaid ibnu
51
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah (Jakarta:Erlangga,
2014), h. 176.
Page 49
36
Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firmannya: “penuhilah akad-
akad itu” terdapat enam perkara yaitu berupa janji Allah, perjanjian pakta,
transaksi syirkah, transaksi jual beli, akad nikah, dan janji sumpah.52
Dan juga berasal dari kaidah fiqih53
الأصل في المعاملات الإباحة إال أن يدل دليل على تحريمها
“Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkanya.”
Maksud pokok dalam kaidah ini adalah setiap pokok hukum segala
macam muamalah ialah diperbolehkan sampai ada dalil lain yang datang
membatalkan atau mengharamkannya.54
Dari kaidah ini dapat dilihat proses
pengalihan hutang dapat dilakukan dengan disesuaikan melalui prinsip
syariah.
52
Ibnu Katsir, tafsir surat al maidah ayat 1-2, artikel ini diakses pada tanggal 12 Mei 2016.
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-maidah-ayat-1-2.html.. 53
Ibid.,h.179. 54
Imam Musbikin, Qawa‟id Al-Fiqhiyah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001).h.20.
Page 50
37
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH BUKOPIN
A. Sejarah Singkat Bank Syariah Bukopin
Bank Syariah Bukopin merupakan Jasa Keuangan Perbankan. Sebagai
salah satu Bank Nasional di Indonesia, sejarah Perseroan dimulai pada 1990
dengan meleburnya 2 (dua) Bank pasar, yakni BPR Gunung Sindoro dan
BPR Gunung Kendeng di Samarinda, Kalimantan Timur. Proses peleburan
ini termaktub dalam Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990 dan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1659/KMK.013/1990 tanggal 31
Desember 1990. Dengan peleburan ini, statusnya pun meningkat menjadi
Bank umum dengan nama PT Bank Swansarindo International. Berdasarkan
Surat Keputusan Bank Indonesia Nomor 24/I/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1
Mei 1991, PT Bank Swansarindo International memperoleh izin usaha
sebagai Bank umum dan pemindahan kantor pusat ke Jakarta.
Dalam perkembangannya dan atas dasar pertimbangan bisnis pada
akhir 2002, Muhammadiyah yang merupakan salah satu organisasi
kemasyarakatan Islam di Indonesia mengakuisisi PT Bank Swansarindo
International. Dengan persetujuan Bank Indonesia (BI) yang dicantumkan
dalam Surat Keputusan Nomor 5/4/KEP.DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003
Page 51
38
dan dituangkan dalam Akta Nomor 109 tanggal 31 Januari 2003, PT Bank
Swansarindo International berubah nama menjadi PT. Bank Persyarikatan
Indonesia.55
Untuk mengembangkan bisnis perusahaan, selama 2005-2008 PT
Bank Bukopin,Tbk. terlibat dalam asistensi kegiatan operasional PT Bank
Persyarikatan Indonesia. Tambahan modal juga diberikan PT Bank Bukopin,
Tbk untuk memperkuat bisnis PT Bank Persyarikatan Indonesia. Setelah
beberapa tahun dibawah asistensi PT Bank Bukopin Tbk dan melihat
peluang bisnis di perbankan syariah, PT Bank Persyarikatan Indonesia
mengubah arah bisnisnya dari Bank konvensional menjadi Bank syariah. Izin
usaha berdasarkan prinsip syariah pun diperoleh dari Bank Indonesia yang
dituangkan dalam Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 10/69/
KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008. Atas dasar surat keputusan
tersebut, nama PT Bank Persyarikatan Indonesia berubah menjadi PT Bank
Syariah Bukopin. Secara resmi Perseroan melakukan kegiatan operasional
berdasarkan prinsip Syariah pada Selasa, 11 Zulhijah 1430 H atau 9
Desember 2008.56
55
Induction Training, Bank Syariah Bukopin, (Jakarta., t.p.,2014) h.8. 56
Bank Syariah Bukopin, Sejarah Singkat Bank Syariah Bukopin, artikel diakses pada
tanggal 15 februari 2016 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Syariah_Bukopin.
Page 52
39
Pada tahun 2009 telah terjadi Spin Off (pemisahan) UUS yang sudah
berjalan di PT. Bank Bukopin bergabung ke Bank Syariah Bukopin. Tepatnya
Pada Tanggal 10 Juli tahun 2009 melalui surat persetujuan Bank Indonesia,
PT. Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Unit Usaha
Syariah ke dalam Badan Usaha PT. Bank Syariah Bukopin.
Dalam bisnisnya Bank Syariah Bukopin memfokuskan pada
pembiayaan Usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) dengan segmentasi
usaha pendidikan, kesehatan Konstruksi, dan perdagangan. Sehingga pada
tahun 2011 dengan kepercayaan dari Bank Bukopin, ada penambahan Modal
sebesar Rp. 100 Milyar, dan memperkuat Bank Bukopin sebagai pemegang
saham Mayoritas. kegiatan operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh
Bapak M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -
2009. Sampai dengan akhir Desember 2014 Perseroan memiliki jaringan
kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11 (sebelas) Kantor
Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, 4 (empat) Kantor Kas, 1 (satu)
unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh puluh enam) Kantor Layanan Syariah,
serta 27 (dua puluh tujuh) mesin ATM BSB dengan jaringan Prima dan ATM
Bank Bukopin.57
57
Profil perusahaan, artikel diakses pada tanggal 15 februari 2016 dari
http://www.syariahbukopin.co.id/id/tentang-kami/profil-perusahaan.
Page 53
40
B. Visi, Misi, dan strategi Bank Syariah Bukopin
1. Visi
Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik.
2. Misi
Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah, Membentuk Sumber daya
insani yang profesional dan amanah, memfokuskan pengembangan usaha
pada sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), dan
meningkatkan nilai tambah kepada Stakeholder.
3. Strategi
Mengembangkan konsep-konsep sesuai dengan nilai dasar perusahaan
yaitu Amanah, Tanggap, Kualitas, Peduli, dan kerja Sama yang
disesuaikan dengan prinsip syariah. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank
Syariah Bukopin mendasarkan Usaha kegiataan sebagai berikut:
a. Sasaran pembinaan yaitu membina dan mempercepat peningkatan
taraf hidup masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi menengah ke
bawah agar tingkat kesenjangan sosial ekonomi yang sering terjadi
dapat terartasi untuk kedepanya.
b. Sasaran Pengembangan58
:
1). Pengembangan Usaha dengan fokus pada sektor Usaha UMKM.
2). Mengembangkan Usaha komersial.
58
Annual Report 2014 pdf, diakses pada tanggal 15 februari 2016 dari
http://www.syariahbukopin.co.id/public/uploads/report/AR_2009.pdf.
Page 54
41
3). Mengembangkan usaha-usaha konsumer
4). Penyediaan Jasa-jasa Fee Based kepada Nasabah
5). Memperkuat teknologi dan pelayanan
6). Menambah dan mengoptimalkan jaringan outlet
7). Memperkuat SDI (Sumber Daya Insani)
8). Peningkatan Kualitas Pengelolaan Risiko dan kepatuhan.
C. Struktur Organisasi Bank Syariah Bukopin
Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tersendiri yang
memberikan ciri khas organisasinya. Sehinnga berbeda dengan organisasi
lainya yang sejenis. Organisasi PT. Bank Syariah Bukopin terdiri dari
bagian-bagian berikut:
1. Share Holders Meeting (Rapat Umum Pemegang Saham)
RUPS adalah dewan tertinggi yang ada di Bank Syariah Bukopin. Yang
bertugas memimpin Rapat pemegang saham serta mengawasi jalanya
kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Syariah Bukopin.
2. Board of Commisioners (Dewan Komisaris)
Selain RUPS, Organ penting lainya adalah eksistensi dewan komisaris.
Keberadaanya telah diatur dalam regulasi dan mendukung pencapaian
target peseroan. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris
adalah:
a. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan perseroan
yang dilakukan direksi.
Page 55
42
b. Memberi nasihat kepada direksi mengenai rencana pembangunan
perseroan, pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran dasar dan
keputusan RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran perseroan
d. Memberi saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh
e. Memberi persetujuan atas laporan tahunan yang disusun direksi
sesuain dengan ketentuan perundangan yang berlaku untuk diajukan
dalam RUPS Tahunan.
3. Sharia Supervisory Board (Dewan Pengawas Syariah)
DPS sebagai dewan yang bertugas memberikan nasihat dan saran
kepada direksi serta mengawasi kegiatan perseroan agar sesuai dengan
prinsip syariah telah menjalankan fungsinya dengan baik. Dalam praktik
pengawasan lembaga keuangan syariah, DPS merupakan perwakilan
dari DSN-MUI yang berada pada lembaga keuangan syariah yang
independen. Terkait dengan hal tersebut, maka tugas dan tanggung
jawab DPS menjadi salah satu komponen penilaian atas pelaksanaan tata
kelola perusahaan yang tidak dapat dipisahkan dengan tugas dan
tanggung jawab direksi maupun dewan komisaris. Adapun tugas dan
tanggung jawab DPS adalah:
a. Memberikan nasehat dan saran kepada direksi serta mengawasi
kegiatan perseroan agar sesuai dengan prinsip syariah.
b. Memberikan pedoman garis-garis besar syariah.
Page 56
43
c. Mengawasi proses pengembangan produk baru dengan cara meminta
penjelasan dari pejabat perseroan yang berwenang mengenai tujuan,
karakteristik, dan akad yang digunakan dalam produk baru yang
akan digunakan.
d. Memeriksa akad yang digunakan dalam produk baru telah terdapat
fatwa DSN-MUI dengan cara melakukan analisa atas kesesuaian
akad produk baru dengan fatwa DSN-MUI.
e. Melakukan review terhadap sistem dan prosedur produk perseroan
yang akan dikeluarkan terkait dengan pemenuhan prinsip syariah.
f. Memberikan opini syariah terhadap produk baru yang dikeluarkan.
g. Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru perseroan yang
belum ada fatwanya.
4. Board of Directors (Direksi)
Sesuai dengan substansi UU Nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan
terbatas (PT) direksi merupakan Organ perseroan yang memiliki
kewenangan dan bertanggung jawab penuh terhadap perjalanan bisnis
perseroan, baik di dalam mamupun diluar pengadilan. Fungsi dan tugas
jawab direksi:
a. Direksi berhak mewakili Bank didalam dan diluar pengadilan
tentang segala hal dan dalam segala kejadian.
b. Mengikat Bank dengan pihak lain dan pihak lain dengan Bank.
Page 57
44
c. Menjalankan segala tindakan baik mengenai kepengurusan maupun
kepemilikan dengan pembatasan yang diatur dalam anggaran dasar
Bank dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Mengimplementasikan GCG pada setiap kegiatan usaha perseroan
diseluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
e. Menindaklanjuti temuan audit, rekomendasi dari hasil pengawasan
OJK, auditor intern, DPS, atau auditor ekstern perseroan.
5. President Director (Direktur Utama)
Bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan pengembangan
usaha perseroan. Sehingga perusahaan secara dinamis dapat meningkat
dan berkembang sejalan dengan visi dan misinya. Selain itu, direktur
utama bertugas menciptakan dan menjaga hubungan yang harmonis
antara dewan komisaris, Direksi, pemegang saham, pegawai, dan
seluruh Stakeholders dengan berbasis pada prinsip GCG.
Pejabat eksekutif yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama, yaitu
kepala Divisi SDI, Kepala SKAI atau Internal Audit Unit, Kepala Divisi
Sekertaris Perusahaan, Kepala Divisi pembiayaan Komersial, kepala
Divisi Pendanaan Komersial, Kepala Divisi Bisnis Mikro dan Manajer
Anti Fraud.
6. Business Director (Direktur Bisnis)
Bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan pengembangan
Direktorat Bisnis sehingga bisnis secara dinamis dapat meningkat dan
Page 58
45
berkembang sebagai tulang punggung dan Profit Center bagi perseroan.
Pejabat eksekutif yang bertanggung jawab kepada Direktur Bisnis
Perseroan adalah kepala Divisi Bisnis Area, Kepala Divisi Supervisi
Bisnis dan Fee Based, kepala Divisi Pengembangan Produk, Kepala
Divisi Restrukturisasi dan penyelesaian pembiayaan dan seluruh Kepala
cabang perseroan.
7. Compliance and Risk Management Director (Direktur Kepatuhan dan
Manajemen Risiko)
Bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan pengembangan
pengelolaan resiko dan kepatuhan perseroan. Sehingga Direktorat
kepatuhan dan Manajemen Risiko secara dinamis dapat meningkat dan
berkembang sejalan dengan perkembangan usaha perseroan. Pejabat
eksekutif yang bertanggung jawab kepada Direktur kepatuhan dan
Manajemen Risiko adalah Kepala Divisi Kepatuhan, dan Kepala Divisi
Manajemen Risiko.
8. Operations and Service Director (Direktur operasi dan pelayanan)
Bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan pengembangan
Direktorat Operasi dan Pelayanan, sehinnga Operasi dan pelayanan
secara dinamis dapat meningkat dan berkembang sebagai penunjang
Bisnis dalam Perusahaan. Pejabat eksekutif yang bertanggung jawab
kepada Direktur Operasi dan Pelayanan adalah Kepala Divisi Operasi
Page 59
46
dan Analisa Keuangan, Kepala Divisi Pelayanan, Kepala Divisi Support
Pembiayaan, kepala Divisi Teknologi Informasi, dan Manajer Treasury.
9. Committee of Audit (Komite Audit)
Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Dewan Komisaris serta menyempurnakan implementasi tata
kelola perusahaan yang baik, Dewan Komisaris membentuk komite
Audit. Hal tersebut sesuai dan sejalan ketentuan dalam PBI Nomor
11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan GCG bagi BUS dan UUS. Anggota
Komite Audit terdiri atas pihak independen yang memiliki kompetensi
dibidangnya agar dapat memberikan rekomendasi yang tepat kepada
dewan Komisaris. Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab
memastikan independensi dan objektifitas akuntan publik ataupun
auditor internal serta menyediakan forum diskusi yang Independen dari
Manajemen Sesuai PBI Nomor 11/33/PBI/2009.
10. Committee of Risk Control (Komite Pemantau Risiko)
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko pada Perseroan
meliputi
a. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan manajemen Risiko yang
ditetapkan perseroan.
b. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen
Risiko dengan pelaksanaan kebijakan.
Page 60
47
c. Melakukan Evaluasi terhadap pelaksanaan tugas komite pemantau
Risiko, dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
11. Corporate Secretary (Sekeraris Perusahaan)
Untuk mengoptimalkan sekaligus menyempurnakan Implementasi tata
Kelola Perusahaan, Perseroan membentuk Divisi Sekertaris perusahaan.
Divisi tersebut berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara pihak
perseroan dengan publik, menjaga keteterbukaan informasi, mendukung
pencitraan perusahaan yang baik secara berkesinambungan melalui
komunikasi yang efektif kepada publik dan pemangku kepentingan
lainya.
12. Internal Audit Working Unit (Satuan Kerja Audit Internal)
Audit internal merupakan pilar dalam mendukung efektivitas
pengendalian internal, pengelolaan risiko dan tata kelola perusahaan.
Sesuai dengan ketentuan tata kelola perusahaan, Perseroan telah
membentuk Divisi SKAI sebagai unit kerja yang independen yang
membantu Direksi dalam menilai dan mengevaluasi berbagai kegiatan
operasional serta mengambil langkah-langkah perbaikan. Adapun fungsi
utama SKAI yakni sebagai bagian dari struktur pengendalian intern
Perseroan yang membantu Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite
Audit dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif dan
efisien.
Page 61
48
Gambar 3. 1 : Struktur Organisasi
Page 62
49
D. Produk-produk Bank Syariah Bukopin
Produk Bank Syariah Bukopin terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Produk penyimpanan dana (Funding)
Memberikan pelayanan berupa Menyimpan dan menitipkan dana
nasabah pada Bank Syariah Bukopin. Dana yang disimpan dan dititipkan
akan dioptimalkan atau diberikan dengan cara dan ketentuan syariah
untuk kepentingan ummat. Produk funding pada Bank Syariah Bukopin
terdiri dari :
1). Tabungan iB SiAga
Tabungan iB SiAga yaitu berupa tabungan investasi Simpanan
pada Bank Syariah Bukopin untuk perorangan dalam bentuk mata
uang Rupiah yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu
dengan cara tertentu yang telah dipersyaratkan.
2). Tabungan Simpel iB (Simpanan Pelajar iB)
Tabungan Simpel iB merupakan tabungan untuk pelajar dengan
persyaratan mudah dan fitur yang menarik dalam rangka edukasi
perbankan untuk mendorong budaya menabung sejak usia dini.
3). Tabungan iB Haji
Tabungan iB Haji merupakan simpanan untuk perorangan dalam
bentuk mata uang rupiah yang mempunyai rencana menunaikan
ibadah Haji atau Umroh.
Page 63
50
4). Tabungan iB Multiguna
Tabungan iB Multiguna merupakan Jenis tabungan berjangka dengan
potensi bagi hasil yang kompetitif guna memenuhi kebutuhan di masa
yang akan datang, sekaligus memberikan manfaat proteksi asuransi
jiwa gratis.
5). Tabungan Pendidikan
Tabungan Pendidikan merupakan Jenis tabungan berjangka dengan
potensi bagi hasil yang kompetitif guna memenuhi kebutuhan di masa
yang akan datang, sekaligus memberikan manfaat proteksi asuransi
jiwa gratis.
6). Tabungan Siaga Bisnis
Tabungan Siaga Bisnis merupakan Simpanan yang diperuntukan bagi
perorangan dan badan usaha, yang penarikannya dapat dilakukan
sesuai dengan syarat dan ketentuan tertentu yang telah disepakati dan
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau media lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
7). Tabunganku iB
Tabunganku iB merupakan Tabungan untuk perorangan dengan
persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh
Bank-Bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Page 64
51
8). Deposito iB
Deposito iB merupakan Jenis simpanan dalam mata uang rupiah yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara deposan dengan pihak Bank.
9). Giro iB
Giro iB merupakan Simpanan yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan Cek atau sarana perintah pembayaran lainnya atau
melalui pemindahbukuan lainnya.
2. Produk pembiayaan (Lending)
Sistem pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin
yaitu menempatkan nasabah sebagai mitra Bank. Dalam hal pemenuhan
akan kekurangan dana dalam berwirausaha dalam skema yang dipilh
melalui jual beli, atau pun bagi hasil. Bank Syariah Bukopin dengan
tujuan dan fungsinya untuk mendukung semua sektor terutama sektor rill
dengan prinsip syariah. Sehingga banyak cara yang diberikan oleh Bank
Syariah Bukopin dalam memudahkan usaha yang ingin dijalankan oleh
calon nasabah. Kemudahan tersebut terdiri dari :
1) Pembiayaan Murabahah
pembiayaan Murabahah merupakan Jual-beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini Bank
akan melakukan pembelian atau pemesanan barang sesuai permintaan
Page 65
52
nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli
ditambah keuntungan Bank yang disepakati. Pembiayaan ini dapat
digunakan untuk memenuhi usaha modal kerja, investasi atau
konsumtif (misalnya kendaraan bermotor, rumah dll) dengan
angsuran tetap selama masa perjanjian.
2). Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah merupakan kerjasama 2 (dua) pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu, masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dan atau karya/keahlian dengan kesepakatan
keuntungan dan resiko menjadi tanggungan bersama sesuai
kesepakatan. Kerjasama yang dimaksud disini yaitu Bank dan
nasabah mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha
tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan prinsip bagi
hasil yang telah disepakati.
3). Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah merupakan kerjasama antara pemilik
modal dan pengelola untuk suatu usaha tertentu dengan kesepakatan
bagi hasil. Kerjasama yang dimaksud yaitu antara Bank dan nasabah,
dimana pihak Bank menyediakan seluruh modal dan nasabah sebagai
pengelola dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah bagi
hasil yang telah disepakati.
Page 66
53
4). Pembiayaan Mudharabah Muqoyyadah
Pembiayaan Mudharabah Muqoyyadah merupakan pembiayaan
Mudharabah untuk kegiatan usaha yang cakupannya dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah sesuai permintaan pemilik
dana. Pembiayaan ini dilakukan antara pemilik modal (Bank) untuk
usaha yang ditentukan oleh pemilik modal (Bank) dengan pengelola
(Nasabah), dimana nisbah bagi hasil disepakati di awal untuk dibagi
bersama. Dalam akad ini terdapat dua jenis investasi yaitu :
a. Mudharabah Muqayyadah yang resiko penempatan dananya
ditanggung oleh Bank Syariah Bukopin, dalam hal ini Bank
bertindak sebagai executing agent.
b. Mudharabah Muqayyadah yang resiko penempatan dananya
ditanggung oleh pemilik dana, dalam hal ini Bank bertindak
sebagai channelling agent.
5). Pembiayaan iB pinjaman Qardh
Pembiayaan iB pinjaman Qardh merupakan pinjam meminjam dana
tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan
pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu
tertentu.
6). Pembiayaan iB Istishna
Pembiayaan iB Istishna merupakan pembiayaan suatu barang dalam
bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
Page 67
54
persyaratan tertentu yang disepakati antara Nasabah dan penjual atau
pembuat barang. Pemasanan yang dimaksud berupa barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan (pembeli) dan penjual (pembuat).
7). Pembiayaan iB Istishna Pararel
Pembiayaan iB Istishna Pararel merupakan jual beli dimana Bank
(penjual) memesan barang kepada pihak lain (produsen) untuk
menyediakan barang sesuai dengan kriteia dan persyaratan tertentu
yang telah disepakati nasabah (pembeli) dengan pembayaran sesuai
dengan kesepakatan. Pada pembiayaan ini Bank dapat memberikan
pembiayaan kepada nasabah untuk pembelian barang yang dipesan.
8). Pembiayaan iB kepemilikan Mobil
Pembiayaan iB kepemilikan Mobil merupakan fasilitas pembiayaan
kepemilikan mobil yang menggunakan akad Murabahah, yaitu jual
beli barang sebesar harga perolehan ditambah dengan margin yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Jual beli yang dilakukan dengan
harga pokok dengan margin keuntungan yang disepakati.
9). Pembiayaan iB kepemilikan Rumah
Pembiayaan iB kepemilikan Rumah merupakan pembiayaan yang
diberikan Bank untuk pembelian atau renovasi rumah tinggal,
pembelian rumah susun/apartemen, rumah toko dan/atau rumah kantor
berdasarkan harga pokok dengan margin keuntungan yang disepakati.
Page 68
55
10). Pembiayaan iB K3A
Pembiayaan iB K3A merupakan pembiayaan yang diberikan oleh
Bank Syariah Bukopin kepada Koperasi Karyawan (kopkar), Koperasi
Pegawai, Koperasi Pegawai Negeri (KPN) atau koperasi sejenis
lainnya yang diteruskan kepada anggotanya untuk memenuhi berbagai
kebutuhan.
11). Pembiayaan iB KKPA-Relending syariah
Pembiayaan iB KKPA- Relending syariah merupakan pembiayaan
dengan prinsip syariah dalam bentuk investasi dan modal kerja kepada
koperasi primer untuk diteruskan kepada anggotanya, dengan sumber
dana berasal dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) yang
dikelola oleh PT. Permodalan Nasional Madani (PNM).
12). Pembiayaan iB Jaminan Tunai
Pembiayaan iB Jaminan Tunai merupakan pemberian pembiayaan
dengan jaminan cash collateral yang ada di Bank Syariah Bukopin
dan diblokir sampai dengan pembiayaan lunas. Pada pembiayaan ini
alternatif akad yang digunakan berupa akad yang di sepakati kedua
belah pihak.
13). iB pembiayaan Pola Channeling
Pembiayaan iB Pola Channeling meliputi:
Page 69
56
a. Pembiayaan iB Mobil Pola Channeling melalui Multifinance
adalah pembiayaan pemilikan kendaraan kepada end user yang
dilakukan melalui perusahaan Multifinance yang dapat dilakukan
secara pembiayaan bersama (joint financing) atau pembiayaan
penuh (full financing).
b. Pembiayaan kepada Pensiunan Pola Channeling melalui Koperasi
adalah pembiayaan yang diberikan Bank Syariah Bukopin kepada
pensiunan atau Janda/Duda (karena penerima pensiun meninggal)
yang menerima uang pensiun secara rutin setiap bulannya yang
dilakukan melalui koperasi. Pensiunan dimaksud meliputi
Pensiunan PNS, TNI/POLRI yang mendapatkan uang pensiun dari
Negara.
Pada pembiyaan ini jual beli barang sebesar harga pokok barang
ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati dan / atau
menggunakan akad pembiayaan lainnya yang sesuai syariah.
14). Pembiayaan iB SiaGa Emas Gadai
Pembiayaan iB SiaGa Emas Gadai merupakan produk pembiayaan
dimana Bank memberikan fasilitas pinjaman berdasarkan prinsip
qardh kepada Nasabah dengan menjaminkan emas. Emas yang
diagunkan tersebut akan disimpan dan dipelihara oleh Bank, dan atas
pemeliharaan tersebut Bank mengenakan biaya sewa dengan prinsip
ijarah.
Page 70
57
15). Pembiayaan iB SiAga Pendidikan
Pembiayaan iB SiAga Pendidikan merupakan fasilitas pembiayaan
yang diberikan oleh Bank kepada masyarakat secara prinsip Ijarah
untuk membiayai kebutuhan dalam rangka memperoleh manfaat atas
suatu jasa paket biaya pendidikan tinggi di Perguruan Tinggi
Muhammadiyah.
16). Pembiayaan iB SiAga Pensiun
Pembiayaan iB SiAga Pensiun merupakan fasilitas pembiayaan
dengan prinsip Murabahah yang diberikan oleh Bank kepada
penerima pensiun yang menerima uang pensiun secara rutin setiap
bulan dari Negara (APBN).
3. Produk Jasa (Service)
Selain produk pendanaan dan pembiayaan Bank Syariah Bukopin
juga memberikan produk jasa (Service) yang dapat digunakan nasabah
dalam kegiatan usahanya dengan menggunakan layanan jasa yang
diberikan. Jasa yang diberikan meliputi:
1) Save Deposit Box
Save Deposit Box merupakan fasilitas jasa bagi nasabah untuk
menyimpan barang-barang berharga dan dokumen pribadi yang
rahasia dengan sistem pengamanan berteknologi modern.
2). Transfer
Page 71
58
Transfer merupakan Produk jasa yang disediakan Bank Syariah
Bukopin untuk memindahkan sejumlah dana atas perintah si pemberi
amanat dari Kantor Cabang Bank Syariah Bukopin kepada penerima
transfer pada Bank lain atau pemindahan dana dari Bank lain untuk
nasabah Bank Syariah Bukopin sebagai penerima.
3). Kliring
Kliring merupakan Produk jasa yang disediakan untuk menjembatani
tukar-menukar surat berharga (cek, bilyet giro, warkat) yang
diterbitkan perbankan antara Bank-Bank yang menjadi anggota
kliring, dimana anggota kliring tersebut ditentukan oleh Bank
Indonesia.
4). Inkaso
Inkaso iB atau Collection merupakan suatu cara penagihan dengan
cara mengirimkan dokumen kepada Bank dengan maksud
mendapatkan pembayaran atau akseptasi atau berdasarkan syarat-
syarat lainnya. Jenis Inkaso iB ada 2 yaitu Clean Collection dan
Documentary Collection, yaitu :
a. Clean Collection adalah suatu cara penagihan dengan cara hanya
mengirimkan dokumen finansial kepada Bank dengan maksud
mendapatkan pembayaran atau akseptasi tanpa mensyaratkan
dokumen-dokumen lainnya.
Page 72
59
b. Documentary Collection adalah suatu cara penagihan yang
dilengkapi dengan cara mengirimkan dokumen finansial dan
dokumen komersial kepada Bank dengan maksud mendapatkan
pembayaran atau akseptasi.
5). RTGS
RTGS merupakan suatu sistem transfer dana dalam mata uang
Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara online antar peserta
pertransaksi secara individual, dimana sistem BI-RTGS
diselenggarakan Bank Indonesia.
6). Payment Point
Payment Point merupakan Fasilitas jasa perbankan yang diberikan
kepada nasabah untuk melakukan pembayaran atas tagihan-tagihan
yang bersifat rutin.
7). SKBDN iB
SKBDN iB merupakan setiap janji tertulis berdasarkan permintaan
tertulis pemohon yang mengikat Bank Pembuka untuk:
a. Melakukan pembayaran kepada penerima atau ordernya atau
mengaksepnya dan membayar wesel yang ditarik oleh penerima;
b. Memberi kuasa kepada Bank lain untuk melakukan pembayaran
kepada penerima atau ordernya atau mengaksep dan membayar
wesel yang ditarik oleh penerima atau;
Page 73
60
c. Memberi kuasa kepada Bank lain untuk menegosiasi wesel yang
ditarik oleh penerima
8). Bank Garansi iB
Bank Garansi iB merupakan jaminan dalam bentuk warkat yang
diterbitkan oleh Bank yang mengakibatkan kewajiban membayar
terhadap pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin
cidera janji (wanprestasi).
9). Kartu ATM BSB
Kartu ATM BSB merupakan Fasilitas layanan kepada nasabah untuk
melakukan transaksi perbankan dengan perangkat mesin ATM
(Automated Teller Machine) yang dimiliki atau ditunjuk oleh Bank
Syariah Bukopin.
10). Hallo BSB
Hallo BSB merupakan fasilitas layanan kepada nasabah untuk dalam
memberikan layanan informasi dan penanganan perbankan dengan
menggunakan perangkat telepon.
11). Cash Management
Cash Management merupakan Layanan perbankan elektronis yang
memudahkan nasabah dalam melakukan akses inquiry saldo
dan transaksi secara Real Time On-Line melalui terminal
Page 74
61
komputer dari lokasi usaha masing-masing sehingga pengelolaan
keuangan menjadi lebih efektif, efisien dan tersentralisasi.
12). Wakaf Uang
Wakaf Uang merupakan Wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok
orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang yang dapat
dikelola secara produktif dan hasilnya dimanfaatkan untuk
kesejahteraan ekonomi umat.
Page 75
62
BAB IV
ANALISIS AKAD MURABAHAH DAN WAKALAH PADA PEMBIAYAAN
TAKEOVER IB SIAGA PENSIUN DI BANK SYARIAH BUKOPIN
A. Analisis Mekanisme Produk pembiayaan iB SiAga Pensiun Pada Bank
Syariah Bukopin.
Produk pembiayaan iB SiAga pensiun yang dikembangkan di Bank
Syariah Bukopin merupakan sebuah inovasi produk di perbankan syariah
yang dapat meningkatkan variasi produk bank syariah terhadap layanan yang
diberikan untuk nasabah. Manfaat produk yang diberikan sebagai salah satu
bentuk penyaluran dana dengan memberikan kemudahan nasabah pensiunan
dalam memiliki barang konsumtif/produktif yang dibutuhkan.59
Dalam produk pembiayaan iB SiAga pensiun ini penyaluran
pembiayaan ditargetkan kepada para pensiunan yang bekerja sebagai PNS
atau pensiunan TNI/POLRI. Dalam pengembangan Produk Pembiayaan iB
SiAga pensiun, Bank Syariah Bukopin melakukan kerja sama dengan PT
Bank Bukopin Tbk sebagai Media Kantor bayar. Kerja sama ini dilakukan
karena PT. Bank Bukopin Tbk telah melakukan kerja sama dengan
perusahaan penyalur dana pensiun untuk pensiunan PNS dan TNI/POLRI
yaitu PT TASPEN (Tabungan dan Asuransi Pensiun) dan PT ASABRI
59
Induction Training, Bank Syariah Bukopin, (Jakarta., t.p.,2014) h.22.
Page 76
63
(Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) sebagai kantor
bayar pensiunan.
Pada praktek pembiayaan iB SiAga pensiun Bank Syariah Bukopin
belum mempunyai kerja sama secara langsung dengan perusahaan penyalur
dana pensiun. sehingga dalam penyaluranya Bank Syariah Bukopin harus
melakukan kerja sama kepada bank yang ditunjuk sebagai kantor bayar
penyalur dana pensiun. Ini dilakukan agar Bank Syariah Bukopin dapat
melakukan autodebet angsuran atas gaji para pensiunan yang menjadi
nasabah pembiayaan iB SiAga pensiun melalui kantor bayar dana pensiun
yang sudah melakukan kerja sama sebelumnya dengan Bank Syariah
Bukopin.
Bank Syariah Bukopin melakukan kerja sama dengan membuat
rekening giro di Bank Bukopin, dalam perjanjian yang dilakukan dengan
Bank Bukopin, Bank Syariah Bukopin dikenakan Biaya penagihan sebesar
kesepakatan pada perjanjian. Rekening giro yang dibuat ini, akan digunakan
Bank Bukopin sebagai tampungan atas hasil pemotongan angsuran bulanan
dari rekening tabungan para pensiunan yang selanjutnya nanti akan ditarik
oleh Bank Syariah Bukopin sebagai pembayaran angsuran nasabah.
Sehingga dalam pembiayaan iB SiAga pensiun baik secara langsung atau
Take over nasabah harus memiliki rekening tabungan di Bank Bukopin. Jika
nasabah dalam pengajuannya tidak memiliki kantor bayar pensiun di Bank
Bukopin, dapat mengajukan mutasi kantor bayar kepada perusahaan penyalur
Page 77
64
dana pensiun dengan menyerahkan form mutasi kantor bayar pada
perusahaan dana pensiun yang berwenang disertai dengan dokumen-dokumen
lampirannya.
konsep Produk iB SiAga Pensiun di Bank Syariah Bukopin
PT. TASPEN
PT. ASABRI
PERBANKAN
1.Wakalah (memberi Kuasa) dengan 2. Murabahah
Melampirkan Surat pernyataan
pembelian barang
Gambar 4. 1 : Skema Pembiayaan iB SiAga Pensiun
BUKOPIN
PKS Pemotongan Gaji
Pensiun dengan BUKOPIN
sebagai Kantor Bayar Taspen
Asabri
PENSIUNAN PNS, TNI & POLRI
Page 78
65
Berdasarkan skema pembiayaan iB SiAga pensiun diatas dapat dijelaskan:
1. Nasabah (pensiunan) mengajukan pembiayaan pada Bank Syariah
Bukopin berdasarkan keinginan nasabah untuk kebutuhan
produktif/konsumtifnya.
2. Bank memberikan fasilitas pembiayaan pensiun melalui produk iB
SiAga pensiun di Bank Syariah Bukopin. Kemudian bank menjelaskan
kepada nasabah kriteria produk dan jaminan yang akan dijaminkan atas
pembiayaan yang diberikan yaitu berupa Surat Keputusan pensiun (SK
pensiun) yang dimiliki para pensiunan dari instansi dana pensiun yang
berwenang.
3. Bank meminta prasyarat diawal perjanjian dengan nasabah untuk
membuat surat kesanggupan mutasi kantor bayar dana pensiun ke Bank
Bukopin selaku mitra Bank Syariah Bukopin. Hal ini dilakukan untuk
pemotongan angsuran atas pembiayaan yang diberikan. Proses mutasi
kantor bayar dilakukan oleh nasabah melalui kantor bayar gaji pensiun
dari instansi yang berwenang bersamaan dengan pengajuan yang
dilakukan nasabah
4. Jika nasabah setuju, Bank memberikan fasilitas pembiayaan iB SiAga
pensiun dengan menggunakan akad wakalah dan murabahah secara
bersamaan untuk disetujui oleh nasabah dengan ketentuan:
a. Bank memberikan akad wakalah pada awal pembiayaan dengan
Asumsi nasabah sudah mempunyai kriteria dan berhubungan
Page 79
66
dengan supplier barang yang diinginkannya. Kemudian nasabah
datang ke bank dengan menjelaskan kebutuhan untuk pembelian
atas barang melalui bantuan bank, sehingga akad yang digunakan
melalui akad Wakalah berupa bank memberikan kuasa (Muwakil)
atas nasabah untuk membeli barang yang diinginkan sesuai dengan
kebutuhannya dengan syarat, nasabah melampirkan surat
pernyataan pembelian barang yang dibeli ke bank sebagai pengganti
kwitansi tanda pembelian barang.
b. Setelah terjadi kesepakatan bank memberikan akad Murabahah
kepada nasabah yang sudah disepakati diawal untuk mengangsur
pembiayaan yang diberikan.60
Proses droping dana ke rekening nasabah yang ada di Bank Bukopin
sesuai dengan surat pernyataan kesanggupan nasabah merubah kantor bayar
pensiunya, ini dimaksudkan agar proses pemotongan angsuran nasabah dapat
dilakukan secara langsung oleh Bank Bukopin dan diberikan ke Bank Syariah
Bukopin sesuai dengan besarnya angsuran yang dibebankan kepada nasabah.
Dalam proses mutasi kantor bayar nasabah dapat langsung mengajukan ke
perusahaan penyalur dana pensiun yang berwenang dengan menyertakan
form mutasi kantor bayar dengan didampingi oleh AO Bank Syariah Bukopin
60
Cahyo Nugroho. Manager Divisi Bisnis Mikro Bank Syariah Bukopin, wawancara pribadi
Jakarta,16 februari 2016
Page 80
67
dan proses ini dilakukan setelah Bank Syariah Bukopin menyetujui dalam
pemberian fasilitas pembiayaan pensiun.61
Dalam pengembangan produk fasilitas pembiayaan iB SiAga pensiun
di Bank Syariah Bukopin terdapat Dua cara strategi pemasaran yang
dilakukan, yaitu dengan cara Channeling dan Direct Sales (Fronting Agent).
Channeling merupakan suatu bentuk perjanjian kerjasama antara Bank
dengan Multifinance dalam rangka pembiayaan iB SiAga Pensiun (Bank
kepada end user Multifinance secara pembiayaan bersama (Joint Financing)
atau pembiayaan penuh (full Financing). Sedangkan Direct Sales (Fronting
Agent) merupakan mitra Bank yang bekerja sama dalam pemasaran dan
pengadministrasian pembiayaan iB SiAga pensiun dikantor pusat atau kantor
cabang.62
Channeling yang digunakan Bank Syariah Bukopin meliputi
Pembiayaan kepada pensiunan melalui koperasi. Channeling yang dilakukan
melalui koperasi yaitu melalui konsep line Facility (droping pembiayaan
melalui rekening giro koperasi saat adanya pengajuan yang telah disetujui
oleh Bank). Dalam hal ini koperasi sebagai mitra bank memiliki produk
pensiun akan tetapi dalam hal melakukan pembiayaan produk pensiunannya,
terdapat keterbatasan dana yang dimiliki. Pada tahap ini mitra mengajukan
kerjasama kepada pihak bank yang mempunyai produk pensiun untuk
61
Ibid., 62
Induction Training, Bank Syariah Bukopin, h.25.
Page 81
68
membantu dalam ketersedian dana untuk produk pensiunannya. Berikut
adalah skema pembiayaan iB SiAga Pensiun melalui Chaneling.
PKS Kantor Bayar
PKS Pemotongan
Bank Bukopin
PKS Channeling
Wakalah dan Murabahah
Produk Mitra
Gambar 4. 2 : Skema Channeling Pembiayaan iB SiAga Pensiun
Berdasarkan skema Channeling Pembiayaan iB SiAga pensiun diatas dapat
dijelaskan:
Koperasi
Pengajuan Pinjaman
Melampirkan berkas
persyaratan.
Pensiunan PNS, TNI
dan Polri
Rupiah
Tunai
Verifikasi
Approval
Bank
Checking
Page 82
69
1. Koperasi melakukan perjanjian kerja sama dengan Bank Syariah Bukopin
melalui pembiayaan line facility yang diberikan melalui rekening giro
koperasi pada saat adanya pengajuan yang disetujui oleh bank. Produk
yang ditawarkan koperasi merupakan produk pensiunnya, jadi dalam hal
ini koperasi tidak memasarkan produk Bank. Bank hanya memberikaan
tambahan dana yang dibutuhkan.
2. Nasabah mengajukan pembiayaan pembiayaan kepada koperasi untuk
kebutuhan produktif/konsumtifnya. Setelah melakukan pengajuan dan
melampirkan berkas persyaratan, koperasi melakukan verifikasi dan
persetujuan.
3. Jika pengajuan disetujui, koperasi meminta Bank melakukan Bank
Checking atas berkas pengajuan nasabah. Setelah melakukan Bank
Checking dan verifikasi berkas pengajuan, bank memberikan hasil
kembali ke koperasi berupa persetujuan yang diberikan oleh pihak bank
kepada koperasi atas pengajuan nasabahnya.
4. kemudian bank meminta persyaratan berupa surat pernyataan
kesanggupan mutasi kantor bayar ke Bank Bukopin selaku mitra yang
ditunjuk oleh Bank Syariah Bukopin sebagai kantor bayar dana pensiun.
5. jika disetujui nasabah, Bank menggunakan akad wakalah dan Murabahah
yang secara bersamaan untuk disetujui oleh nasabah. Dimana Bank
menggunakan surat wakalah melalui koperasi yang mewakili Bank
dengan (memberi kuasa) kepada nasabah selaku penerima surat wakalah
Page 83
70
sebagai wakil bank untuk membeli barang dari penjual dan pemasok yang
ditunjuk atau disetujui oleh bank sesuai surat pernyataan nasabah. Bank
akan membayarkan pembelian barang tersebut, melalui rekening agen
yang berada di bank. Kemudian nasabah akan menerima faktur/invoice,
kwitansi atau tanda pembayaran lain sebagai bukti telah dilakukan
pembelian barang untuk kemudian diserahkan kepada bank sebagai tanda
terima berupa surat pernyataan pembelian barang. Proses droping dana
yang dilakukan oleh bank yaitu melalui rekening mitra yang ada di bank,
yang selanjutnya akan diserahkan oleh mitra ke nasabah.
6. Kemudian bank memberikan akad Murabahah ke nasabah sesuai
kesepakatan yang disetujui nasabah untuk mengangsur pembiayaan yang
diberikan melalui surat kesanggupan mutasi kantor bayar yang disetujui
oleh nasabah. Untuk selanjutnya bank dapat mengauto debet gaji
pensiunnannya setelah nasabah melakukan mutasi kantor bayar atas
angsuran pembiayaan yang diterima.
Fronting Agent merupakan mitra bank yang bekerjasama dalam
pemasaran dan pengadministrasian pembiayaan iB SiAga pensiun dikantor
pusat atau kantor cabang. Pada proses ini, mitra yang sudah bekerjasama
dengan Bank mencari nasabah dengan cara memasarkan produk Bank
secara langsung. Berbeda dengan produk Channeling yang menawarkan
produk mitra dengan kesepakatan sebelumnya. jadi fronting agent ini,
Page 84
71
merupakan mitra yang menjadi marketing produk pensiunan dengan
mendapatkan insentif/imbal jasa yang diberikan bank melalui kesepakatan
oleh kedua belah pihak. Skema Direct Sales Fronting Agent yang diberikan
Bank Syariah Bukopin sebagai berikut:
PKS Kantor Bayar
PKS Pemotongan Bank Bukopin
Wakalah dan Murabahah
Produk Bank
Gambar 4. 3 : Skema Direct Sales pembiayaan iB SiAga Pensiun
Berdasarkan skema Channeling Pembiayaan iB SiAga pensiun diatas dapat
dijelaskan:
Verifikasi BI
Checking
Approval
Verifikasi
Fronting Agent
Pensiunan PNS, TNI dan
POLRI
Pengajuan
pinjaman
melampirkan
berkas persyaratan
Rupiah
Rekening
BSB
Page 85
72
1. Bank Syariah Bukopin dalam hal ini bekerjasama dengan perusahaan
(mitra) yang memberikan jasa pemasaran (marketing) produk yang
ditawarkan oleh pihak Bank. Dalam aplikasinya mitra mencari nasabah
dengan ditempatkan di kantor pusat dan kantor cabang untuk mencari
nasabah. Penempatan yang dilakukan hanya untuk memasarkan produk
pensiun yang diberikan oleh bank kepada nasabah pensiunan yang
membutuhkan fasilitas dalam memenuhi kebutuhan produktif /
konsumtifnya.
2. Sama dengan halnya Channeling dalam proses pengajuan fasilitas
pembiayaan iB SiAga pensiun yang diberikan, yang membedakan hanya
produk yang ditawarkan adalah produk Bank langsung bukan produk
mitra atau perusahaan yang bekerjasama dengan pihak bank.
3. Selain itu, sesuai kesepakatan diawal margin keuntungan yang didapat
hanya berupa insentif/ imbal jasa yang dibayarkan nasabah dalam proses
pembiayaan yang dilakukan. Jika nasabah mengajukan pembiayaan iB
SiAga pensiun melalui fronting agent hal yang dilakukan mitra yaitu
menjelaskan spesifikasi produk iB SiAga pensiun dengan menjelaskan
kriteria berupa akad yang digunakan dan berapa harga beli bank ditambah
margin keuntungan yang didapat disesuaikan dengan akad di awal.
4. Ketika nasabah mengajukan pembiayaan iB SiAga pensiun syarat utama
yang harus ada selain identitas diri yaitu berupa melampirkan syarat form
mutasi gaji dari penyalur dana pensiun yang dilakukan secara bersamaan
Page 86
73
dengan mutasi kantor bayar gaji pensiun ke Bank Bukopin ketika
mengajukan pembiayaan.
5. Untuk ketentuan akad yang digunakan sama dengan halnya yang
digunakan di channeling yaitu akad wakalah dan murabahah yang
ketentuanya relatif sama dengan pengajuan biasa yang dilakukan oleh
nasabah secara langsung. Hal lain yang membedakan yaitu berupa
droping dana pembiayaan yang diberikan langsung ke rekening nasabah
yang ada di kantor bayar Bank Bukopin. Dan menjadi sebab utama form
mutasi kantor bayar dilakukan sebagai syarat utama proses menggunakan
pembiayaan iB SiAga pensiun di Bank Syariah Bukopin.
Flowchart Bisnis pembiayaan iB SiAga Pensiun pada Bank Syariah
Bukopin baik menggunakan cara channeling maupun fronting hampir sama
dalam proses droping yang digunakan Bank Syariah Bukopin yaitu, Nasabah
mengajukan pembiayaan iB SiAga pensiun untuk keperluan pembelian
konsumtif/produktif kepada tim marketing mitra, selanjutnya setelah selesai
dilakukan verifikasi awal diserahkan berkasnya ke AO mikro setempat.
Kemudian AO melakukan verifikasi berkas pengajuan nasabah. Lalu
melakukan input Pengajuan ke Bank Syariah Bukopin. Lalu Tim Verifikasi
Mikro melakukan proses verifikasi berkas, jaminan, dan Bank Checking.
Kemudian tim verifikasi meminta persetujuan pejabat berwenang, bila
disetujui dilanjutkan proses akad pembiayaan. Setelah itu Bank Syariah
Page 87
74
Bukopin melakukan Droping pembiayaan ke rekening nasabah untuk
Fronting dan droping kerekening mitra untuk channeling. Untuk proses
akhirnya AO memberikan arahan kepada Nasabah untuk melakukan Mutasi
kantor bayar dana pensiun ke Bank Bukopin.63
B. Analisis Take over Pembiyaan iB SiAga Pensiun di Bank Syariah
Bukopin
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Take over dapat disebut
juga dengan pengalihan hutang, pengalihan hutang yang dimaksud disini
adalah pengalihan hutang atau transaksi suatu nasabah Non-syariah yang
sedang berjalan menjadi suatu transaksi yang sesuai syariah. Dalam hal Take
over, bank syariah mengambil alih hutang nasabah di bank konvensional
dengan cara memberikan jasa hawalah jika hutang nasabah terdiri dari
hutang pokok saja dan dengan Qardh jika hutang nasabah disertai dengan
bunga.64
Perlu diketahui bahwa bank Syariah hanya men-Take over sisa pokok
pinjamannya saja. Sedangkan bunga berjalan dan pinalti atau denda di bank
konvensional (jika ada) tidak diTake over.65
Jadi bank syariah hanya
63
Cahyo Nugroho. Manager Divisi Bisnis Mikro Bank Syariah Bukopin, wawancara pribadi
Jakarta,16 februari 2016 64
Litia Yunita, Manajemen PerTake over an Islam pembiayaan Take over Take over
syariah, Artikel ini diakses pada taggal 13 januari 2016
http://litiayunita.blogspot.co.id/2012/06/pembiayaan-take-over-Take over -syariah.html 65
Farida Sutarsih, “Desain Akad Pembiayaan Take over Kpr Syariah di Take over
Muamalat Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2008) , h. 64.
Page 88
75
melakukan Take over hutang pokoknya saja dan hutang bunga dilunasi oleh
nasabah.
Dalam hal Take over pembiayaan iB SiAga Pensiun, Bank Syariah
Bukopin melakukan Bank Checking atas nasabah yang mengajukan
pembiayaan pensiun. ini dilakukan atas keperluan bank untuk memverifikasi
kevalidan data calon nasabah dan memverifikasi jumlah Outstanding di
kantor bayar pensiun sebelumnya terkait dengan plafond pengajuan di Bank
Syariah Bukopin.66
Bila hal tersebut sudah sesuai dan telah dicapai kesepakatan dengan
calon nasabah perihal besarnya harga jual bank, maka dilakukan proses
pembiayaan hingga droping dana ke rekening nasabah sebagai penerima
wakalah dari Bank Syariah Bukopin. Setelah proses droping selesai, nasabah
dengan didampingi oleh AO Mikro Bank Syariah Bukopin melakukan
pelunasan ke kantor bayar pensiun si nasabah sebelumnya dan melakukan
proses mutasi kantor bayar ke Bank yang ditunjuk oleh Bank Syariah
Bukopin.67
Kemudian bank memberikan akad Murabahah atas pembelian
barang nasabah yang dibeli oleh bank syariah Bukopin melalui akad wakalah
yang diberikan sebelumnya.
66
Cahyo Nugroho. Manager Divisi Bisnis Mikro Bank Syariah Bukopin, wawancara
pribadi Jakarta,16 februari 2016 67
Ibid,.
Page 89
76
Prosedur Take over produk iB SiAga pensiun yang ada pada Bank
syariah Bukopin adalah sama, baik melalui proses channeling atau proses
direct sales (fronting agent) dengan prinsip take over pada mestinya.
Berdasarkan Fatwa No 31/DSN-MUI/VI/ 2002 bank syariah memberikan
pembiayaan (dana talangan) secara langsung kepada nasabah, dari
pembiayaan (dana Talangan) yang diberikan nasabah melunasi hutangnya
kepada bank konvensional sehingga nasabah dapat memiliki assetnya secara
penuh. Kemudian nasabah menjual assetnya tersebut ke bank Syariah, hasil
penjualan asset kepada bank syariah digunakan oleh nasabah untuk melunasi
hutang talangan yang diberikan, dan untuk kepemilikan assetnya kembali
nasabah dapat memilikinya dengan sistem mengangsur. Proses tersebut
berlaku pada pembiayaan take over yang dilakukan oleh Bank Syariah
Bukopin.
C. Analisis akad Wakalah dan Murabahah dalam pembiayaan Take over iB
SiAga Pensiun.
Pada dasarnya prinsip Take over sudah tertuang dalam Fatwa Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 31/DSN-MUI/VI/2002
tentang pengalihan hutang. Di dalam fatwa tersebut terdapat ketentuan empat
alternatif akad yang digunakan dalam pembiayaan Take over 68
yaitu:
1. Dengan Akad Qardh dan Murabahah
68
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah (Jakarta:Erlangga,
2014), h. 185.
Page 90
77
2. Ba‟i, Syirkat Al-Milk dan Murabahah
3. Qardh dan Ijarah
4. Qardh, Ba‟i dan IMBT (Ijarah Muntahiya bit-tamlik)
Menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
36/SEOJK.03/2015 tentang Produk dan aktivitas Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah, pengalihan hutang terdapat tambahan karakteristik
alternatif akad yang digunakan. Dan ini menjadi acuan Bank Syariah dalam
mengnggunakanya pada proses take over. Karakteristik alternatif akad yang
dapat digunakan tersebut tersebut yaitu:
1. Dapat menggunakan Musyarakah Mutanaqisah dan untuk kepemilikan
obyek syirkah barangnya nasabah dapat melakukan kegiatan sewa-
menyeawa, jual beli, atau bagi hasil.
2. Dapat mengguanakan Hawalah Bil Ujrah dan nasabah membayar ujrah
kepada bank atas jasa hawalah, kemudian nasabah dapat membayar
kewajiban yang timbul dari hawalah dapat secara tunai atau angsur-
mengangsur sesuai dengan kesepakatan.
Dalam konsep Take over yang dianjurkan melalui Fatwa DSN-MUI
dan peraturan OJK, bank memberikan akad Qardh kepada nasabah. Dengan
Qardh tersebut nasabah melunasi hutangnya ke bank konvensional, dengan
demikian asset yang dijaminkan kembali menjadi milik nasabah secara
Page 91
78
penuh. Kemudian nasabah menjual assetnya ke bank syariah sebesar dana
yang diberikan bank syariah untuk menalangi hutangnya, dengan hasil
penjualan tersebut nasabah melunasi hutang Qardhnya ke bank syariah.
Setelah itu bank dapat menjual kembali asset nasabah tersebut dengan cara
jual beli (Murabahah) atau bank dapat menyewakan (Ijarah/IMBT) Asset
tersebut ke nasabah secara angsuran.
Dalam praktek pembiayaan iB SiAga pensiun secara take over di
Bank Syariah Bukopin, akad yang dipergunakan adalah akad Wakalah dan
Murabahah (jual beli barang), dimana bank memberikan kuasa dengan akad
wakalah kepada nasabah untuk membeli barang dengan harga beli dari sisa
outstanding pada bank konvensional sebelumnya. setelah nasabah melunasi
hutangnya asset yang dijaminkan menjadi hak milik nasabah secara penuh,
kemudian nasabah menjual assetnya kepada Bank Syariah Bukopin dari hasil
penjualan tersebut, nasabah melunasi hutang wakalah yang dilakukan Bank
Syariah Bukopin. Dan untuk kepemilikan assetnya kembali bank menjual ke
nasabah dengan akad murabahah, yang pembelian asset nasabah tersebut
dengan system mengangsur (angsuran).69
Dalam hal nasabah mempunyai pinjaman di kantor bayar sebelumnya
(yang harus diselesaikan), diasumsikan bahwa pembiayaan sebelumnya juga
69
Cahyo Nugroho. Manager Divisi Bisnis Mikro Bank Syariah Bukopin, wawancara
pribadi Jakarta,16 februari 2016.
Page 92
79
dipergunakan untuk pembelian barang yang dilakukan oleh nasabah, sehingga
pembelian dilakukan untuk mengambil alih porsi pembiayaan pembelian
barang nasabah dari kantor bayar (konvensional) sebelumnya. Sehingga
dalam hal ini, bank konvensional menjadi penjual aset nasabah, kemudian
nasabah membeli assetnya secara penuh melalui akad wakalah yang diberikan
bank syariah kepada nasabah untuk melunasi hutang pada bank konvensional
yang ingin di take over. Kemudian nasabah menjual assenya kembali ke Bank
Syariah Bukopin untuk melunasi hutang wakalah, dan untuk kepemilikan
kembali bank dapat menjualnya dengan akad murabahah yang dilakukan
secara angsuran. setelah melakukan Pembelian barang dengan memberi kuasa
kepada nasabah diperlukan bukti pembelian, ini dikarenakan kondisi sebaran
pensiunan yang jauh lebih banyak dari pada jaringan bank beserta SDI-nya,
sehingga diwakilkan dari Bank kepada nasabah dengan Surat Pernyataan
Pembelian Barang.70
Dalam dunia bisnis pembiayaan pensiun terdapat banyak hal-hal yang
berbeda dengan pembiayaan yang lazim di lembaga keuangan syariah,
sehingga perlu adanya penyesuaian dengan kondisi di lapangan dengan tetap
memegang prinsip-prinsip syariah. Sehingga setelah dilakukan beberapa
kajian, disimpulkan bahwa akad Wakalah dan Murabahah inilah yang saat ini
paling bisa mendekati dan mengakomodir kondisi di dunia pembiayaan
70
Ibid
Page 93
80
kepada para pensiunan. Hal ini tidak terlepas dari tarik ulur kepentingan para
lembaga keuangan konvensional dalam mempertahankan outstanding
pembiayaan yang berimbas pada kebijakan-kebijakan yang diambil dalam
prosedur Take over (pelunasan).71
Dalam hal ini pembiayaan iB SiAga
pensiun baik melalui proses Channeling dan Direct Sales akad dan
mekanisme yang digunakan relatif sama dalam proses Take over pada
umumnya.
Namun, Dalam proses pembiayaan Take Over Pensiun dengan akad
Wakalah dan Murabahah telah menggunakan akad-akad sesuai dengan
prinsip syariah. Akan tetapi dalam proses kontrak akadnya terdapat ketidak
jelasan akan proses take over yang dilakukan. dan jenis kontrak pembiayaan
dengan akad Wakalah yang digunakan masih sama dengan Pembiayaan biasa
tidak terdapat kejelasan tentang proses take over yang dilakukan, dan pada
kontrak akad Murabahah yang dilakukan tidak mencerminkan prinsip syariah
karena objek yang diperjual belikan tidak dicantumkan dengan jelas dalam
kontrak yang dibuat antara pihak bank dengan nasabah. Dalam prinsip syariah
objek akad itu termasuk ke dalam Rukun jual beli yang harus ada. Karena
dengan adanya objek akad yang diperjualbelikan, akan terpenuhi rukun jual
beli dan akan menghilangkan ketidakpastian dalam proses jual beli, sehingga
jual beli tersebut menjadi sah dilakukan.
71
Ibid
Page 94
81
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan
sebagai inti dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, yaitu:
Bank Syariah Bukopin dalam hal melakukan proses take over masih
terdapat permasalahan pada kesesuaian syariah, yaitu pada kontrak akad yang
digunakan. Didalam kontrak akad yang digunakan pada proses take over,
Bank Syariah Bukopin menggunakan akad wakalah dan Murabahah. Akan
tetapi akad yang digunakan masih terjadi permasalahan pada klausul kontrak
akad keduanya yang didapati.
a. Di dalam klausul kontrak akad wakalah, tidak ada adanya penjelasan
akan fungsi akad wakalah yang diperuntukan untuk proses take over.
Jika dilihat dari kontrak yang ada, akad wakalah yang diberikan sama
halnya dengan pengajuan pembiayaan biasa. Dan ini dipersamakan
dengan kontrak akad pembiayaan biasa.
b. Sedangkan pada akad Murabahah (jual beli) masih terdapat
permasalahan pada tidak adanya klausul objek akad yang
diperjualbelikan pada proses take over. Dalam prinsip syariah objek
akad itu termasuk ke dalam Rukun jual beli yang harus ada. Karena
dengan adanya objek akad yang diperjualbelikan, akan terpenuhi rukun
Page 95
82
jual beli dan akan menghilangkan ketidakpastian dalam proses jual
beli, sehingga jual beli tersebut menjadi sah dilakukan.
Jadi pada proses take over pembiayaan iB SiAga Pensiun di Bank
Syariah Bukopin masih terdapat permaslahan pada klausul kontrak dan
akadnya. Perlunya pengkajian lagi yang harus dilakukan oleh pihak bank dan
DPS yang disesuaikan dengan Fatwa-Fatwa DSN-MUI dan peraturan Otoritas
Jasa Keuangan yang sesuai dengan Kodifikasi produk dan aktifitas Bank
Umum Syariah dan Unit usaha Syariah agar proses operasional Bank sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
B. SARAN
Setelah melakukan analisis, maka saran-saran yang dapat penulis
berikan adalah:
1. Dalam melaksanakan pembiayaan secara take over terdapat empat
alternatif akad yang digunakan. Ada baiknya Bank Syariah Bukopin
melakukan pengkajian dengan fatwa-fatwa atau peraturan OJK yang
berkesinambungan dengan produk yang ditawarkan kepada masyarakat.
2. Tugas utama Dewan Pengawas Syariah pada bank syariah adalah
mengawasi jalanya operasional bank sehari-hari agar selalu sesuai dengan
ketentuan-ketentuan syariah. Hal ini karena transaksi-transaksi yang
berlaku dalam bank syariah sangat berbeda dengan praktik bank
konvensional pada umumnya. Seharusnya jika dalam praktek suatu produk
Page 96
83
terdapat permasalahan sehingga pengkajian yang dilakukan harusnya
Dewan Pengawas Syariah melakukan pengkajian bersama dengan DSN-
MUI karena fungsi dan tugas DSN-MUI dalam lembaga keuangan adalah
meneliti dan memberikan fatwa bagi produk-produk yang dikembangkan
oleh lembaga keungan syariah (LKS). DSN harus cepat dan tanggap
melakukan dan mencari solusi yang tepat dari produk yang ditawarkan
agar tidak terkesan dimasyarakat awam bank syariah sama halnya dengan
bank konvensional.
3. Dalam melakukan pembiayaan iB SiAga pensiun dalam hal take over,
banyak alternatif fatwa yang dapat dipergunakan seperti contoh halnya
dalam fatwa No. 58/DSN-MUI/V/2007 tentang Hawalah bil-Ujrah.
Hawalah merupakan akad pengalihan hutang yang hampir sama dengan
take over. Hawalah terdiri dari dua yaitu hawalah muqayyadah dan
hawalah muthlaqah. Dalam ketentuan akad hawalah bil-ujrah hanya
berlaku pada hawalah muthlaqah. ketentuan akad hawalah muthlaqah,
muhal „alayh boleh menerima ujrah/fee atas kesediaan dan komitmenya
untuk membayar hutang muhil (nasabah) sehingga jika akad ini gunakan
hak penagihan muhal akan berpindah ke muhal „alayh (Bank Syariah).
Page 97
84
DAFTAR PUSTAKA
Ad- Dadir, Asy-Syarh al –kabir ala hasyiyyah ad-dasuqi, Beirut: Darul Fikir,
t.t, jilid III.
Al Arif, Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah Bandung:
Alfabeta, 2010.
Annual Report 2014 pdf, diakses pada tanggal 15 februari 2016 dari
http://www.syariahbukopin.co.id/public/uploads/report/AR_2009.pd
f.
Antonio, Muhammad Syafi‟i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, cet 1
Jakarta: Gema Insani Press, 2001
A Karim, Adiwarman, Bank Islam, Analisis Fiqih, dan Keuangan Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2006.
---------- Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007, edisi ketiga.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007.
Bank Syariah Bukopin, Sejarah Singkat Bank Syariah Bukopin, artikel
diakses pada tanggal 15 februari 2016 dari https:// id.wikipedia.org/
wiki/Bank _Syariah_Bukopin.
Bank Syariah Bukopin, “Targetkan pembiayaan tumbuh”, artikel diakses
pada tanggal 12 februari 2016 dari http:// ekbis.sindonews.com
/read/953506/150/bank-syariah-bukopin-targetkan-pembiayaan-
tumbuh-17-1421811592.
Bank Syariah Bukopin, Introduction Training Produk Jakarta: t.p., 2015, t.d.
Cahyo Nugroho. Manager Divisi Bisnis Mikro Bank Syariah Bukopin,
wawancara pribadi Jakarta,16 februari 2016.
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Jakarta:
Erlangga, 2014.
Page 98
85
Farida Sutarsih, “Desain Akad Pembiayaan Take Over Kpr Syariah di Bank
Muamalat Indonesia,” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta, 2008.
Ghazaly, Abdul Rahman dkk, Fiqih Muamalat Jakarta : Kencana, 2010.
Ghufron, Sofniyah Cara Mudah Memahami Akad-Akad Syariah Jakarta:
Renaisan, 2005.
Hejazziey, Djawahir, Hukum Perbankan Syariah Yogyakarta: Deepublish,
2013.
-----------Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta:
Deepublish, 2014, Ed.1, Cet.1.
Herman, Perkembangan Produk Perbankan Syariah, artikel diakses pada
tanggal 12 februari 2016 dari http: //hermaninbismillah.
blogspot.co.id/2012/03/perkembangan-produk-perbankan-
syariah.html.
Ibnu‟ Abidin, “Raad al-muhtar „ ala ad-dur al-muhkta”, dalam Haroen,
Nasrun, Fiqih Muamalah Jakarta : Gaya media pratama, 2007.
------------Fiqih Muamalah, Jakarta :Gaya media pratama, 2000.
Ibnu Katsir, tafsir surat al maidah ayat 1-2, artikel ini diakses pada tanggal
12 Mei 2016 dari http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-
surat-al-maidah-ayat-1-2.html.
Induction Training, Bank Syariah Bukopin, Jakarta., t.p.,2014.
InfoBank News, Ekonomi melambat NPF bank umum syariah melonjak,
artikel ini diakses pada tanggal 10 Mei 2016 http:
//infobanknews.com/ekonomi-melambat-npf-bank-umum-syariah-
melonjak/.
Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: kencana, 2011, cet-1.
J. Moeloeng, Lexy, metode penelitian kualitatif Bandung : PT Remaja Rosda
Karya, 2010.
Page 99
86
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses tanggal 16 februari 2016 dari
http://kbbi.web.id/Pensiun.
K Muda, Ahmad Antoni, Kamus Lengkap Ekonomi Jakarta: Gramedia Press,
2003.
Perbankan Syariah, artikel diakses tanggal 12 februari 2016 dari
http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Contents/Default.aspx.
Litia Yunita, Manajemen Perbankan Islam pembiayaan Take over bank
syariah, Artikel diakses pada taggal 13 januari 2016 dari
http://litiayunita.blogspot.co.id/2012/06/pembiayaan-take-over-bank-
syariah.html.
Mahendra dicky, Inovasi Produk perbankan syariah dari Aspek
pengembangan Fiqih Muamalah, artikel diakses pada tanggal 12
februari 2016 dari http:// mahendradicky.blogspot.co.id / 2012/01
/inovasi-produk perbankan-syariah-dari.html
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004,
cet. I.
Musbikin, Imam, Qawa‟id Al-Fiqhiyah Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2001.
Nurhayati, Sri dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta: Salemba
Empat, 2011.
Nor, Dumairi, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf Sidogiri: Pustaka Sidogiri,
2008.
Pass, Christoper, and Bryan Lowes, Dictionary of Economics, second edition,
Penerjemah Tumpal Rumpea dan Posman Haloho, Jakarta :Erlangga,
1994.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No. 25 tahun 1981, pasal 1 ayat 4.
Prabowo, Adi, Pengenalan Dasar Pensiun, Denpasar, t.p.,2011, Jilid 1.t.d.
Profil perusahaan, artikel diakses pada tanggal 15 februari 2016 dari
http://www.syariahbukopin.co.id/id/tentang-kami/profil-perusahaan.
Page 100
87
Purnamasari, Irma Devita dan Suswinarno, Panduan Lengkap Hukum Praktis
Populer Kiat-kiat cerdas mudah dan Bijak Memahami Masalah
Akad Syariah Bandung: PT Mizan Pustaka, 2011.
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana,
2009, Ed. 1.
Sumar‟in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah Yogyakarta: Graha Ilmu,2012.
Undang-undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
----------Nomor 43 tahun 1999 tentang perubahan Undang-undang No. 8
tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Pasal 1 Ayat (1).
Wahab, Zulaini, Segi Hukum Dana Pensiun Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005.
Page 101
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Page 104
LAPORAN HASIL WAWANCARA
Nara Sumber : Bp. Cahyo Nugroho
Tempat : Bank Syariah Bukopin
Gedung Bank Syariah Bukopin, Jl Salemba Raya No. 55 Jakarta
Pusat
Tgl/ waktu : 16 Februari 2016/ Pukul 17:00-18:00 WIB.
1. Bagaimana gambaran produk iB SiAga pensiun di Bank Syariah Bukopin?
Jawab : Dalam hal penyaluran pembiayaan perbankan, pemberian
pembiayaan terfokus kepada pembiayaan Pensiun Pegawai Negeri
(PNS atau TNI/POLRI) yang ditandai dengan diterbitkanya SK
Pensiun. Penyaluran pembiayaan manfaat pensiun bulanannya
dibayarkan melalui rekening bank, sehingga akan memudahkan
nasabah dalam mengangsur dan memudahkan pihak perbankan
dalam melakukan autodebet angsuran bulanan. Peran SK Pensiun
dalam hal ini adalah menjamin nasabah tidak akan melakukan mutasi
kantor bayar tanpa sepengetahuan dan sepersetujuan pihak
Perbankan selaku pemberi pembiayaan.
Ada dua cara dalam penyaluran pembiayaan iB SiAga Pensiun yang
sekarang digunakan di Bank Syariah Bukopin, yaitu dengan cara
Channeling (penyaluran pembiayaan kepada Pensiunan melalui
koperasi) dan Fronting Agent/direct seling (melalui AO Mikro Bank
Syariah Bukopin maupun melalui mitra Bank yang bekerjasama
dalam pemasaran dan pengadministrasian pembiayaan iB SiAga
Pensiun di kantor pusat dan kantor cabang). Dalam pengajuanya para
Pensiunan dapat mengajukan pembiayaan ini sebagai nasabah baru
Page 105
(belum memiliki fasilitas pembiayaan sebelumnya) atau juga sebagai
nasabah yang sebelumnya sudah mempunyai pembiayaan pada Bank
lain yang proses pelunasannya lebih dikenal di lapangan dengan
istilah Take over. Penggunaan akad yang digunakan dalam
pembiayaan iB SiAga Pensiun, baik pengajuan sebagai nasabah baru
atau nasabah dengan cara Take over menggunakan akad yang sama
yaitu akad Wakalah dan akad Murabahah.
Pada produk iB SiAga Pensiun ini, nasabah dapat mengakses
pembiayaan berdasarkan Surat Keputusan Pensiun (SK Pensiun) dari
Instansi Pensiun yang berwenang. Dengan melampirkan SK yang
dimiliki, nasabah dapat mengakses pembiayaan produk yang
ditawarkan. Jika nasabah setuju, bank memberikan fasilitas
Pembiayaan iB SiAga pensiun dengan Akad Wakalah dan
Murabahah secara Bersamaan yang disetujui oleh nasabah, dengan
Asumsi nasabah sudah mempunyai kriteria dan berhubungan dengan
supplier barang yang diinginkanya. kemudian nasabah datang ke
bank dengan menjelaskan kebutuhan untuk pembelian atas barang
melalui bantuan bank, sehingga akad yang digunakan melalui akad
Wakalah berupa bank memberikan kuasa (Muwakil) atas nasabah
untuk membeli barang yang diinginkan sesuai dengan kebutuhanya
dengan syarat, nasabah melampirkan surat pernyataan pembelian
barang yang dibeli ke bank sebagai pengganti kwitansi tanda
pembelian barang. Setelah terjadi kesepakatan bank memberikan
akad Murabahah kepada nasabah untuk mengangsur pembiayaan
yang diberikan.
Proses droping dana ke rekening nasabah yang terbuat di Bank
Bukopin sesuai dengan surat pernyataan kesanggupan nasabah
merubah kantor bayar pensiunya, ini dimaksudkan agar proses
Page 106
pemotongan angsuran nasabah dapat dilakukan secara langsung oleh
Bank Bukopin dan diberikan ke Bank Syariah Bukopin sesuai
dengan besarnya angsuran yang dibebankan kepada nasabah. Dalam
proses mutasi kantor bayar nasabah dapat langsung mengajukan ke
perusahaan penyalur dana pensiun yang berwenang dengan
menyertakan form mutasi kantor bayar dengan didampingi oleh AO
Bank Syariah Bukopin dan proses ini dilakukan setelah Bank
Syariah bukopin menyetujui dalam pemberian fasilitas pembiayaan
pensiun.
2. Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan iB SiAga Pensiun yang dilakukan di
Bank Syariah Bukopin?
Jawab : berikut ini merupakan tata cara alur pengajuan pembiayaan iB
SiAga Pensiun di Bank Syariah Bukopin
a. Pengajuan oleh nasabah kepada AO Mikro
b. Proses verifikasi berkas pengajuan oleh AO Mikro
c. Proses input pengajuan AO Mikro
d. Proses verifikasi berkas dan jaminan, dan bank checking oleh
tim verifikasi mikro
e. Proses persetujuan pejabat berwenang
f. Bila disetujui dilanjutkan proses akad pembiayaan
g. Bila tidak dikembalikan lagi ke mitra melalui AO yang berada
dimitra
h. Proses Droping pembiayaan ke rekening nasabah
i. AO Memberikan arahan kepada nasabah untuk melakukan mutasi
kantor bayar dana pensiun ke Bank Bukopin.
Page 107
3. Dalam hal take over pembiayaan, akad apa yang dipergunakan dalam proses
tersebut?
Jawab: Akad yang dipergunakan adalah akad murabahah (jual beli barang),
dimana bank memberikan kuasa dengan akad wakalah kepada
nasabah untuk membeli barang dengan harga beli dari sisa outstanding
pada bank konvensional sebelumnya. setelah nasabah melunasi
hutangnya aset yang dijaminkan menjadi hak milik nasabah secara
penuh, kemudian nasabah menjual assetnya kepada Bank Syariah
Bukopin dari hasil penjualan tersebut, nasabah melunasi hutang
wakalah yang dilakukan Bank Syariah Bukopin. Dan untuk
kepemilikan assetnya kembali bank menjual ke nasabah dengan akad
murabahah, yang pembelian asset nasabah tersebut dengan system
mengangsur (angsuran).
Dalam hal nasabah mempunyai pinjaman di kantor bayar sebelumnya
(yang harus diselesaikan), diasumsikan bahwa pembiayaan
sebelumnya juga dipergunakan untuk pembelian barang yang
dilakukan oleh nasabah, sehingga pembelian dilakukan untuk
mengambil alih porsi pembiayaan pembelian barang nasabah dari
kantor bayar (konvensional) sebelumnya. Sehingga dalam hal ini,
bank konvensional menjadi penjual aset nasabah, kemudian nasabah
membeli assetnya secara penuh melalui akad wakalah yang diberikan
bank kepada nasabah untuk melunasi hutang pada bank konvensional
yang ingin di take over. Kemudian nasabah menjual assenya kembali
ke Bank Syariah Bukopin untuk melunasi hutang wakalah, dan untuk
kepemilikan kembali bank dapat menjualnya dengan akad murabahah
yang dilakukan secara angsuran. setelah melakuk Pembelian barang
dengan memberi kuasa kepada nasabah diperlukan bukti pembelian,
ini dikarenakan kondisi sebaran pensiunan yang jauh lebih banyak
Page 108
dari pada jaringan bank beserta SDI-nya, sehingga diwakilkan dari
Bank kepada nasabah dengan Surat Pernyataan Pembelian Barang.
4. Bagaimana prosedur atau mekanisme take over yang dilakukan oleh Bank
Syariah Bukopin?
Jawab: Dalam hal Take Over, terlebih dahulu Bank Syariah Bukopin
melakukan Bank Checking untuk keperluan Verifikasi kevalidan data
calon nasabah dan Verifikasi jumlah outstanding di kantor bayar
pensiun sebelumnya terkait dengan plafond pengajuan di Bank
Syariah Bukopin
Bila hal tersebut sudah sesuai dan telah dicapai kesepakatan dengan
calon nasabah perihal besarnya harga jual bank, maka dilakukan
proses pembiayaan hingga droping dana ke rekening nasabah sebagai
penerima wakalah dari Bank Syariah Bukopin.
Setelah proses droping selesai, nasabah dengan didampingi oleh AO
Mikro Bank Syariah Bukopin melakukan pelunasan ke kantor bayar
pensiun si nasabah sebelumnya dan melakukan proses mutasi kantor
bayar ke Bank yang ditunjuk oleh Bank Syariah bukopin.
5. Dalam take over yang disahkan oleh DSN-MUI terdapat 4 alternatif akad
yang dipergunakan. Mengapa Bank Syariah Bukopin mempergunakan akad
yang berbeda dalam pembiayaan iB SiAga Pensiun?
Jawab: Dalam dunia bisnis pembiayaan pensiun terdapat banyak hal-hal yang
berbeda dengan pembiayaan yang lazim di lembaga keuangan syariah,
sehingga perlu adanya penyesuaian dengan kondisi di lapangan
dengan tetap memegang prinsip-prinsip syariah.
Sehingga setelah dilakukan beberapa kajian, disimpulkan bahwa akad
wakalah dan murabahah inilah yang saat ini paling bisa mendekati dan
mengakomodir kondisi di dunia pembiayaan kepada para pensiunan.
Page 109
Hal ini tidak terlepas dari tarik ulur kepentingan para lembaga
keuangan konvensional dalam mempertahankan outstanding
pembiayaan yang berimbas pada kebijakan-kebijakan yang diambil
dalam prosedur Take Over (pelunasan).
6. Bagaimana contoh kontrak akad pembiayaan iB SiAga pensiun?
Jawab: terlampir lampiran kontrak akad Wakalah dan Murabahah yang
dilakukan pada proses pembiayaan iB SiAga pensiun yang terjadi di
Bank Syariah Bukopin.
Pewawancara Narasumber
Ambiatul Kolam Bp. Cahyo Nugroho