1 ANALISI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ45 Tahun 2005-2009) Sawitri Sekaredi Drs. Agustinus Santosa Adiwibowo M.si A.KT. Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT This study discusses the influence between corporate governance mechanisms with the company's financial performance. The measurement method using multiple linear regression analysis to determine the corporate governance gave positive effect on the financial performance of the company or not. The sample used is a company that has consistently registered in LQ45. The indicators of corporate governance mechanisms in this study is to measure the influence of corporate governance on company financial performance, the mechanisms are : the board of commissioners, board of independent commissioners, board of directors, audit committee and institutional ownership with Tobin's Q is used to measure the financial performance of companies based on market and Cash Flow Return On Assets (CFROA) as a measure of performance based on the company's operations. The sample used in this study were 18 companies that consistently registered as a company LQ45 period 2005 to 2009. The data samples taken from the company's financial statements that have been published. The sampling method used is purposive sampling. The results of this research indicate that the institutional ownership has a significant positive on the company's financial performance, independent commissioners gave significant negative effect, the board of commissioners is not significant positive, the board of directors has positive but not significant effect on the operational performance, while for the market has a significant negative effect, and the audit committee is not significant negative effect on the market but significant negative affect based on company operations. Keywords: corporate governance, Tobin's Q, Cash Flow Return On Assets (CFROA) and corporate financial performance.
30
Embed
ANALISI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE …eprints.undip.ac.id/28955/1/JURNAL_WITY.pdf · kurangnya tingkat transparansi, ketidak efisienan dalam laporan keuangan, dan masih kurangnya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ANALISI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ45 Tahun 2005-2009)
Sawitri Sekaredi
Drs. Agustinus Santosa Adiwibowo M.si A.KT.
Universitas Diponegoro Semarang
ABSTRACT
This study discusses the influence between corporate governance
mechanisms with the company's financial performance. The measurement method
using multiple linear regression analysis to determine the corporate governance
gave positive effect on the financial performance of the company or not. The
sample used is a company that has consistently registered in LQ45. The indicators
of corporate governance mechanisms in this study is to measure the influence of
corporate governance on company financial performance, the mechanisms are :
the board of commissioners, board of independent commissioners, board of
directors, audit committee and institutional ownership with Tobin's Q is used to
measure the financial performance of companies based on market and Cash Flow
Return On Assets (CFROA) as a measure of performance based on the company's
operations.
The sample used in this study were 18 companies that consistently
registered as a company LQ45 period 2005 to 2009. The data samples taken from
the company's financial statements that have been published. The sampling
method used is purposive sampling.
The results of this research indicate that the institutional ownership has a
significant positive on the company's financial performance, independent
commissioners gave significant negative effect, the board of commissioners is not
significant positive, the board of directors has positive but not significant effect on
the operational performance, while for the market has a significant negative
effect, and the audit committee is not significant negative effect on the market but
significant negative affect based on company operations.
Keywords: corporate governance, Tobin's Q, Cash Flow Return On Assets
(CFROA) and corporate financial performance.
2
1. PENDAHULUAN
Isu mengenai Corporate Governance (CG) secara internasional diawali
dengan skandal terbesar dalam sejarah pasar modal dan bentuk korupsi korporasi
terbesar dalam sejarah Amerika Serikat yang terjadi pada perusahaan Enron yang
bergerak dibidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas dan komunikasi.
Skandal ini dibantu oleh salah satu KAP BIG 5 yaitu KAP Arthur Andersen.
Skandal Enron dilakukan oleh pihak eksekutif perusahaan, yaitu melakukan
mark-up laba perusahaan sebesar US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya
sejumlah US$ 1,2 milliar. Hal ini dikarenakan Enron melakukan window dressing
pada laporan keuangannya. Kasus ini menyeret KAP Arthur Andersen yang
merupakan auditor Enron yang berakibat Arthur Andersen ditutup secara global.
Menurut Johnson (dalam Darmawati, dkk, 2004) di Asia sendiri, isu
mengenai CG berkembang setelah terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan sejak
tahun 1997. Lemahnya CG sering disebut sebagai salah satu penyebab krisis
keuangan di negara-negara Asia. Karena permasalahan CG yang terus
berkembang, mendorong perusahaan, investor dan juga pemerintah melakukan
penyusunan peraturan atau standar corporate governance.
Rendahnya corporate governance, hubungan invstor yang lemah,
kurangnya tingkat transparansi, ketidak efisienan dalam laporan keuangan, dan
masih kurangnya penegakan hukum atas perundang-undangan dalam menghukum
pelaku dan melindungi pemegang saham minoritas, menjadi pemicu dan alasan
beberapa perusahaan di Indonesia runtuh. Beberapa kasus yang terjadi di
Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk juga melibatkan
pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya
manipulasi (Boediono, 2005). Sehingga dari kasus tersebut menyebabkan publik
kurang percaya terhadap keandalan pelaporan keuangan perusahaan dan
menyebabkan timbulnya krisis kepercayan. Dengan corporate governance,
diharapkan akan meningkatkan transparansi pelaporan keuangan dan mampu
mengangkat kinerja perusahaan.
3
2. TELAAH TEORI
2.1 Teori Agensi
Dasar untuk membahas corporate governance adalah teori agensi. Jensen
dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah
kontrak antara agent (manajer) dengan principal (investor). Konflik kepentingan
antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat
sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency
cost).
Karena teori keagenan merupakan konsep dasar dari corporate
governance, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan
kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah
mereka investasikan. Corporate governance berkaitan dengan bagaimana mereka
(investor) yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin
bahwa manajer tidak akan mencuri, menggelapkan atau menginvestasikan ke
dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana atau
kapital yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para
investor mengontrol para manajer (shleifer dan Vishny dalam Sam’ani, 2008).
Kebutuhan informasi antara manajer dan investor adalah berbeda.
Asymmetric Information (AI), yaitu informasi yang tidak seimbang yang
disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal
dan agen. Dalam hal ini prinsipal seharusnya memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil yang diperoleh dari usaha agen, namun
ternyata informasi tentang ukuran keberhasilan yang diperoleh oleh prinsipal tidak
seluruhnya disajikan agen (dikutip dalam Arifin, 2005). Hal ini yang
menyebabkan kurangnya transparansi kinerja agen dan dapat menimbulkan
manipulasi yang dilakukan oleh agen.
Karena timbulya agency problem sehingga biaya keagenan (agency cost)
juga timbul, yang menurut Jensen dan Meckling (1976) terdiri dari :
a. The monitoring expenditures by the principle. Biaya monitoring dikeluarkan
4
oleh prinsipal untuk memonitor perilaku agen, termasuk juga usaha untuk
mengendalikan (control) perilaku agen.
b. The bonding expenditures by the agent. Biaya yang dikeluarkan oleh agen untuk
menjamin bahwa agen tidak akan menggunakan tindakan tertentu yang akan
merugikan prinsipal setelah adanya agency relationship.
c. The residual loss. Merupakan penurunan kesejahteraan prinsipal dan agen yang
disebabkan oleh tindakan agen sendiri.
Ketidakseimbangan penguasaan informasi akan memicu munculnya suatu
kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymetry). Asimetri
antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat memberikan
kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba (earning
managements) dalam rangka menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai
kinerja ekonomi perusahaan (Sam’ani,2008).
2.1.2 Corporate Governance
2.1.2.1 Pengertian Corporate Governance
Corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara
kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, atau seringkali dikenal dengan
istilah masalah keagenan. Permasalahan keagenan dalam hubungannya antara
pemilik modal dengan manajer adalah sulitnya pemilik dalam memastikan bahwa
dana yang ditanamkan tidak diambil alih atau diinvestasikan pada proyek yang
tidak menguntungkan sehingga tidak mendatangkan return, sehingga dibutuhkan
corporate governance untuk mengurangi permasalahan keagenan antara pemilik
dan manajer (Macey dan O’Hara, 2003).
Forum Corporate Governance In Indonesia (FCGI) mendefenisikan
corporate governance sebagai perangkat peraturan yang menetapkan hubungan
antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta
para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-
hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan.
5
2.1.2.2 Penerapan Prinsip-Prinsip Corporate Governance Untuk
Pengembangan Perusahaan Publik
Sebagai acuan praktik sistem tata kelola yang baik, komite nasional
kebijakan corporate governance mengacu pada prinsip yang diterbitkan oleh
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang
merupakan salah satu lembaga yang memegang peranan penting dalam
pengembangan Good Governance baik untuk pemerintah maupun dunia usaha.
Pertama kali OECD mengeluarkan prinsip-prinsip corporate governance. Prinsip
dasar corporate governance yang dikeluarkan OECD dalam Herwidayatmo (2000)
adalah :
1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham.
2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham.
Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan.
3. Keterbukaan dan Transparansi.
4. Akuntabilitas Dewan Komisaris (Board of Directors).
Prinsip-prinsip corporate governance dari The ASX corporate
governance atau nama lainnya The Principles of Good corporate
governance and Best Practice Recommendation adalah sebagai berikut:
1. Membangun landasan kerja yang kuat bagi manajemen perusahaan
dan Board of Directors (Establish solid foundation for management
and over Sight by the Board) untuk dapat mencapai tujuan bisnis mereka
secara berhasil, perusahaan wajib membangun kesadaran para anggota
manajemen atas hak dan tanggungjawab mereka. Board of D i r e c t o r s
w a j i b m e n g h a y a t i d a n melaksanakan hak mereka serta mengendalikan
dan mengawasi kegiatan bisnis perusahaan.
2. Menyusun struktur organisasi the Board of Directors yang dapat menjamin
efektivitas kerja dan meningkatkan nilai perusahaan (Structure the Board
to add value).
3. Mengembangkan kebiasaan mengambil keputusan yang etis dan dapat
6
dipertanggung jawabkan (Promote ethical and responsibly decision
making). Kebiasaan tersebut harus dimulai dari tingkat atas dalam organisasi
perusahaan.
4. Menjaga integri tas laporan keuangan (Safeguard integrity in
financial reporting) The ASX corporate governance Council
menganjurkan manajemen perusahaan publik menyusun laporan keuangan
tengah tahunan dan menyampaikannya kepada Board of Directors dan
selanjutnya The Board akan meneruskannya kepada para pemegang saham.
5. Mengungkapkan semua informasi tentang kondisi dan perkembangan
perusahaan kepada para pemegang saham secara tepat waktu dan seimbang
(Make timely and balanced disclosure).
6. Menghormati hak dan kepentingan para pemegang saham (Respect the
right of shareholders).
7. Mendasari adanya res iko bi sni s dan mengelolanya secara profesional
(Recognize and manage risk). Perusahaan yang ditata kelola secara sehat
tentu menyusun prosedur serta mengevaluasi resiko bisnis dan investasi yang
mungkin akan mereka hadapi, oleh sebab itu mereka harus mengelola
resiko bisnis secara profesional.
8. Mendorong peningkatan kinerja Board of Directors dan manajemen
perusahaan (Encourage enhanced performance).
9. Menjamin pemberian balas jasa pimpinan dan karyawan perusahaan secara
adil dan dapat dipertanggung jawabkan (Remunerate fairly and responsibly).
10.Memahami hak dan kepentingan para pemegang saham atau
stakeholders yang sah. (ASX, 2003).
2.1.2.3 Indikator Mekanisme Corporate Governance
2.1.2.3.1 Dewan Komisaris
Tanggung jawab utama dewan komisaris adalah memonitor kinerja
manajerial dan mencapai tingkat timbal balik (return) yang memadai bagi
7
pemegang saham. Di lain pihak, dewan juga harus mencegah timbulnya
benturan kepentingan dan menyeimbangkan berbagai kepentingan di perusahaan.
Selain itu ada yang berpendapat bahwa dewan komisaris merupakan inti dari
corporate governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi
perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta
5. Kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit,
mengakibatkan daya uji rendah dan tingkat keakuratan informasi relatif
kecil.
2. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada generalisasi sampel yang
digunakan, hanya terbatas pada perusahaan – perusahaan yang konsisten
terdaftar di LQ45.
3. Nilai adjusted R2 yang diproksikan dengan Tobin’s Q hanya sebesar 11.1%
yang dapat dijelaskan oleh variabel independen mekanisme corporate
governance. Adjusted R2 yang diproksikan dengan CFROA hanya sebesar
26% yang dapat dijelaskan oleh variabel independen mekanisme corporate
governance.
25
5.3 Saran
1. Untuk annual report yang digunakan sebagai data dalam penelitian ini,
diharap peneliti selanjutnya menggunakan periode yang lebih panjang agar
mampu mengukur tingkat efektivitas yang berhubungan dengan mekanisme
corporate governance lebih akurat.
2. Pelitian selanjutnya diharapkan menambah proksi dari corporate
governance, untuk menambah tingkat keakuratan hasil penelitian.
26
REFERENSI
Arifin, 2005.”Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate
Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan). Disampaikan dalam Sidang Senat Guru Besar Universitas Diponegoro.
ASX, 2003.”Principles of Corporate Governance and Bes t P r ac t i c e Recommend a t ion .” Sidney, Australia, ASX Corporate Governance Council.
Baysinger, B., Kosnik, R.D., & Turk, T. A. 1991. Effect of Board and Ownership Structure on Corporate R&D Strategy. Academy of Management Journal, 34: 205-214
Beiner, S., W Drobetz, F. Schmid dan H. Zimmermann. 2003. “Is Board Size
An Independent Corpoate Governance Mechanism ?” http://www.wwz.unias.ch/cofi/publications/paoers/2003/06.03.pdf
Berghe, L. V., dan Ridder, L. D. 1999. Internatioanl Standardization of Good
Corporate Governance: Best Practices for The Board of Directors. Boston: Kluwer Academic Publisher.
Bugshan, Turki, 2005, Corporate Governance, Earning Management and the
information Content of Accounting Earnings, Theoritical Model an Empirical Test, A Dissertation, Bond University Quensland, Australia.
Corcello, Joseph V., Carl W. Hollingsworth., April Klein, and Terry. Neal, 2006.
Cornett, M., M.J. Marcuss., Saunders., dan Tehranian H, 2006.”Earnings
Management, Corporate Governance and True Financial Performance.” http://papers.ssrn.com.
Darmawati, D., Khomsiyah., Rahayu, G.R. 2004, “Hubungan Corporate
Governance dan Kinerja Perusahaan.” Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar.
Djoko Santoso Moeljono,2005.”Good Corporate Culture Sebagai Inti Dari
Good Corporate Governance.” Jakarta. Gramedia.
27
Eisenberg, T., Sundgren, S., Wells, M., “Larger Board and Decresing Firm Value in Small Firms”, Journal of Financial Economics, Vol. 48, 1998, pp. 35-54.
Eisendhardt, K. M. 1989. “Agency Theory: An Assesment and Review”.
Academy of Management Review, Vol. 14(1), pp.57-74. Fanny, Sisca, 2010. “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan
Kualitas Audit terhadap Kinerja Perusahaan.” Skripsi Universitas Diponegoro.
Sehari: Issues Application & Research In Corporate Governance Dalam
Rangka Launching Pusat Studi Corporate Governance FE UTY.
Haniffa, R.M. and Cooke T. E. 2002. “Culture, Corporate Governance and
Disclosure in Malaysian Corporations”. Abacus, Vol. 38 No. 3.
Husnan, Suad., 2001. Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan: Perbandingan Kinerja Perusahaan Dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Vol. 1 No.1. Februari 2001:1-12.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007.” Standar Akuntansi Keuangan.” Jakarta. Salemba
Empat. Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial
Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure.” Journal of Financial
Economics, vol.13, pp. 305-360.
Klapper, Leora F, and I. Love. 2002.” Corporate Governance, Investor Protection
and Performance in Emerging Markets, World Bank Working Paper.” http://ssrn.com.
Klein, A., 2002, Audit Commitee, Board of Director, Charateristics Economics
(33), pp. 375-400. Komite Nasional Kebijakan Governance, 2004.” Pedoman Tentang Komisaris
28
Independen.” http://www.governance-indonesia.or.id/main.html Lestariningsih, 2008.” Peranan Penerapan Good Corporate Governance dalam
Pengembangan Perusahaan Publik.” Jurnal Spirit Publik. Vol.4, No.2. Hal:
113-122. McConnell, J.J. dan H. Servaes. 1990. “Additional Evidence on Equity Ownership
and Corporate Value.” Journal of Financial Economics, Vol.27, pp. 595-612. Mayangsari, Sekar. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta
Mekanisme Corporate Governance terhadap Itegritas Laporan Keuangan. Makalah SNA VI, hlm 1255-1273.
Midiastuty, Pratana P., dan Mas’ud Machfoedz, 2003. Analisis Hubungan
Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Artikel
yang Dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 6 Surabaya
tanggal 16-17 Oktober 2003.
Najib, Belloume, 2010.Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance pada
Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi Universitas Diponegoro.
Nuryanah. S. 2004. Analisis Hubungan Board Governance dengan Penciptaan Nilai Perusahaan. Studi Kasus Perusahaan-perusahaan Tercatat di BEJ. Tesis Pascasarjana FEUI.
OECD,2004. “Principles of Corporate Governance, Paris, France.” OECD
Publications Services. Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan, 2004. “Pengaruh Economic Value
Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang Diterima Oleh Pemegang Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Vol. 6 (November) : 140-166.
Purwanto, 2008.” Budaya Perusahaan.” Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Ramdhani, Fitri, 2009. “Analisis Pengaruh Penerapan Corporate Governance
dan Growth Opportunity Harga Saham Perusahaan Dalam Daftar CGPI yang Dirilis IICG Periode 2005-2008”. Jurnal Gunadarma.
Sam’ani, 2008.” Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Terhadap
Kinerja Keuangan Pada Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2004-2007.” Tesis. Universitas Diponegoro.
29
Siallagan, H dan Mas’ud Machfoedz, 2006. “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional
Akuntansi IX IAI, Padang 2006.
Simons, Robert, 2000. “Performance Measurement And Control System
Implementing Strategy.” New Jersey: Prentice Hall, Inc. Siswanto Sutoyo, Aldridge John E, 2005.” Good Corporate Governance,
Tata Kelola Perusahaan Yang Sehat,.”Jakarta, PT Damar Mulia Pustaka. Sukamulja, Sukmawati, 2004. “Good Corporate Governance di Sektor