BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan krisis multi dimensi yang melanda Indonesia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami bangsa ini. Yang termasuk menonjol adalah dalam aspek ekonomi, yakni terpuruknya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang bangkrut, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur. Penyebab dari krisis ini, bukanlah karena fundamental ekonomi yang lemah saja, tetapi karena utang swasta luar negeri yang telah mencapai jumlah yang cukup besar. Krisis yang berkepanjangan ini adalah krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, akibat adanya spekulasi dan jatuh temponya utang swasta luar negeri dalam jumlah yang besar dan secara bersamaan sehingga permintaan akan dolar meningkat, ditambah lagi dengan banyak terjadinya bencana alam yang mengakibatkan nilai tukar rupiah yang semakin lemah. Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat, data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini ditempuh dengan cara melakukan analisis dalam bentuk rasio-rasio keuangan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan krisis multi dimensi yang melanda
Indonesia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami bangsa
ini. Yang termasuk menonjol adalah dalam aspek ekonomi, yakni
terpuruknya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan
yang bangkrut, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya
jumlah tenaga kerja yang menganggur. Penyebab dari krisis
ini, bukanlah karena fundamental ekonomi yang lemah saja,
tetapi karena utang swasta luar negeri yang telah mencapai
jumlah yang cukup besar. Krisis yang berkepanjangan ini
adalah krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat
tajam, akibat adanya spekulasi dan jatuh temponya utang
swasta luar negeri dalam jumlah yang besar dan secara
bersamaan sehingga permintaan akan dolar meningkat, ditambah
lagi dengan banyak terjadinya bencana alam yang mengakibatkan
nilai tukar rupiah yang semakin lemah.
Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur
melalui laporan keuangan. Laporan Keuangan yang diterbitkan
oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi
mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk
mendukung pengambilan keputusan yang tepat, data keuangan
harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini ditempuh dengan cara
melakukan analisis dalam bentuk rasio-rasio keuangan.
Terdapat empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan
dengan model rasio keuangan yaitu :
1. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar
perusahaan atau antar waktu
2. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat
statistik yang digunakan
3. Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan rasio
keuangan
4. Untuk mengkaji hubungan empirik antara rasio keuangan
dan estimasi atau prediksi variabel tertentu (seperti
kebangkrutan atau financial distress).
Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan
keuangan dari sebuah perusahaan adalah untuk meramal
kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi
kelangsungan hidup perusahaan sangat penting bagi manajemen
dan pemilik perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan
adanya potensi kebangkrutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan kombinasi dari data keuangan
suatu perusahaan yang menggambarkan kemajuan perusahaan dan
dibuat secara periodik. Ada beberapa pengertian laporan
keuangan diantaranya sebagai berikut:
a. Menurut Munawir (2002), laporan keuangan adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
dana atau aktivitas perusahaan tersebut.
b. Sedangkan menurut Harnanto (1998), laporan keuangan adalah
keadaan keuntungan dan hasil usaha perusahaan serta
memberikan rangkuman historis dari sumber ekonomi,
kewajiban perusahaan dan kegiatan yang mengakibatkan
perubahan terhadap sumber ekonomi yang dinyatakan secara
kuantitatif dalam satuan mata uang.
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam
beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.
Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat
perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan–keputusan investasi dan pendanaan
Tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan laba
rugi, neraca, laporan arus kas dan pengungkapan laporan
keuangan. Selain itu, tujuan umum laporan keuangan adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan
arus kas, perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-
keputusn ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
(stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai perusahaan yang meliput: 1) aktiva, 2) kewajiban, 3)
ekuitas, 4) pendapatan, beban termasuk keuntungan dan
kerugian, 5) arus kas.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
sebagai berikut ini:
a. Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang
menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat
tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada
tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku.
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis
mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh
suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuan pokok
laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahan
disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur
kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.
c. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang
bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan
ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan,yang
menunjukan:
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang
berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran
modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan
dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama
periode yang bersangkutan.
d. Laporan arus kas
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang
memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam
aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk
likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptsi dengan
perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model
untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future
cash flow) dari berbagai perusahaan.
e. Catatan atas lapoaran keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan
laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang
terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan
keuangan mengungkapkan:
- Informasi tentang dasar penyusunan
laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan
diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
- Informasi yang diwajibkan dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak
disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,
dan laporan perubahan ekuitas
- Informasi tambahan yang tidak
disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secar wajar
2.2 Analisis Laporan Keuangan
Menurut Leopold A. Bernstein, analisis laporan keuangan
merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan
untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang
(Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002).
Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian
berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data
keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan
hubungan-hubungan yang berarti dan berguna dalam proses
pengambilan keputusan.
Tujuan analisis laporan keuangan sendiri menurut Dwi
Prastowo dan Rifka Juliaty (2002) antara lain :
- sebagai alat screening awal dalam
memilih alternatif investasi atau merger
- sebagai alat forecasting mengenai
kondisi dan kinerja keuangan di masa datang
- sebagai proses diagnosis terhadap
masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya
- sebagai alat evaluasi terhadap
manajemen.
Menurut Dwi Prastowo, teknik analisis laporan keuangan
dikategorikan menjadi dua metode, yaitu :
1) Metode analisis horizontal, adalah metode analisis yang
dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan oleh
beberapa periode sehingga dapat diketahui perkembangan dan
kecenderungannya. Metode ini terdiri dari 4 analisis,
antara lain :
a. Analisis komparatif (comparative financial statement
analysis)
Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah neraca,
laporan laba rugi atau laporan arus kas yang berurutan dari
satu periode ke periode berikutnya.
b. Analisis trend
Adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui
tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah
menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
Sebuah alat yang berguna untuk perbandingan tren jangka
panjang adalah tren angka indeks. Analisis ini
memerlukan tahun dasar yang menjadi rujukan untuk semua
pos yang biasanya diberi angka indeks 100. Karena tahun
dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan
terbaik adalah tahun dimana kondisi bisnis normal.
c. Analisis arus kas (cash flow analysis)
Adalah suatu analisa untuk sebab – sebab berubahnya
jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber – sumber
serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
Analisis ini terutama digunakan sebagai alat untuk
mengevaluasi sumber dana penggunaan dana. Analisis arus
kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan
memperoleh pendanaannya dan menggunakan sumber dananya.
Walaupun analisis sederhana laporan arus kas memberikan
banyak informasi tentang sumber dan penggunaan dana,
penting untuk menganalisis arus kas secara lebih rinci.
d. Analisis perubahan laba kotor (gross profit
analysis)
Adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab – sebab
perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke
periode yng lain atau perubahan laba kotor suatu periode
dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
2) Metode analisis vertikal, adalah metode analisis
yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan
pada periode tertentu. Metode ini terdiri dari 3 analisis,
antara lain :
a. Analisis common – size
Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase
investasi pada masing-masing aktiva terhadap total
aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya
dan komposisi perongkosannya yang terjadi dihubungkan
dengan jumlah penjualannya. Analisis common size
menekankan pada 2 faktor, yaitu : pertama sumber
pendanaan, termasuk distribusi pendanaan antara
kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar dan ekuitas dan
yang kedua, komposisi aktiva, termasuk jumlah untuk
masing-masing aktiva lancar aktiva tidak lancar.
b. Analisis impas (break-even)
Adalah analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang
harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan
tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum
memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini
juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau
kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
c. Analisis ratio.
Analisis ratio adalah suatu cara untuk menganalisis
laporan keuangan yang mengungkapkan hubungan matematik
antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau
perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya.
2.3 Analisis Ratio Keuangan
Analisis rasio (ratio analysis) merupakan suatu alat
analisis keuangan yang sangat populer dan banyak digunakan.
Namun perannya sering disalah pahami dan sebagai
konsekuensinya, kepentingan sering dilebih-lebihkan.
Analisis ratio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan
Input dasar untuk analisa rasio keuangan adalah laporan
rugi laba dan neraca pada suatu periode tertentu yang akan
dievaluasi. Kita harus ingat bahwa rasio merupakan alat untuk
menyatakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari, dalam
hal ini adalah kondisi financial perusahaan. Rasio merupakan
titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan
dengan tepat mengidentifikasikan area yang memerlukan
investigasi lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan
hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam
menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan
mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio
(Wild, Subramanyan, Hasley, 2004).
Analisa ratio digunakan untuk membandingkan berbagai
perkiraan dalam kategori berbeda, yaitu perkiraan antara
perkiraan satu dengan yang lainnya, baik perkiraan antar R/L,
maupun R/L dengan neraca.
Analisa rasio tidak hanya menggunakan rumus terhadap data
keuangan, tetapi juga mengintrepretasikan nilai rasio
tersebut dengan menggunakan beberapa analisa, yaitu:
a. Analisa antar perusahaan
Rasio perbandingan antar perusahaan yang berbeda pada
waktu yang sama yaitu membandingkan kinerja perusahaan dengan
perusahaan pembanding dimana nilai ratio perusahaan
dibandingkan dengan nilai rasio perusahaan pembanding dengan
tujuan untuk perbaikan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa
apakah terjadi penyimpangan terhadap standar industri.
b. Analisa berkala dari waktu ke waktu atau
analisa deret berkala
Hal ini dilakuakan berdasarkan pada teori bahwa
perusahaan harus dievaluasi keadaan masa lalunya untuk
mengetahui arah perkembangannya serta tindakan apa yang
sesuai yang harus dilakukan perusahaan untuk jangka menengah
dan panjang.
c. Analisa gabungan
Pendekatan yang lebih informatif terhadap analisa rasio
adalah gabungan dari analisa antar perusahaan dan analisa
deret berkala. Dalam analisa gabungan terdapat kaitan antara
analisa retio perusahaan dengan trend dari industri. Pada
umumnya semakin rendah ratio mencerminkan rata-rata penagihan
perusahaan semakin baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa ratio,
diantaranya:
1. sebuah ratio tunggal secara umum tidaklah dapat
memberikan informasi yang memadai untuk mengetahui
seluruh kinerja perusahaan.
2. laporan keuangan yang dibandingkan harus dalam periode
yang sama. Jika tidak maka penyimpangan yang disebabkan
oleh dampak musiman dapat menghasilkan kesimpulan yang
salah karena pembuatan keputusan yang salah.
3. sebaiknya menggunakan dasar laporan keuangan yang telah
diaudit karena data keuangan perusahaan dapat
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang
sebenarnya.
4. data yang diperbandingkan disususn dengan cara yang sama
dengan menggunakan perlakuan akuntansi yang berbeda
khususnya untuk penyusutan dan persediaan dapat
menyebabkan distorsi dalam hasil analisa ratio.
Rasio harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena
faktor-faktor yang mempengaruhi pembilang dapat berkorelasi
dengan faktor yang mempengaruhi penyebut. Sebagai contoh,
perusahaan dapat memperbaiki rasio beban operasi terhadap
penjualan dengan mengurangi biaya yang menstimulasi
penjualan. Pengurangan jenis biaya seperti ini, kemungkinan
berakibat pada penurunan penjualan atau pangsa pasar jangka
panjang. Dengan demikian, profitabilitas yang tampaknya
membaik dalam jangka pendek, dapat merusak prospek perusahaan
di masa depan. Kita harus menginterpretasikan perubahan
tersebut dengan tepat. Banyak rasio memiliki variabel penting
yang sama dengan rasio lainnya. Dengan demikian, tidaklah
perlu untuk menghitung semua rasio yang mungkin untuk
menganalisis sebuah situasi. Rasio, seperti sebagian besar
teknik analisis keuangan, tidak relevan dalam isolasi. Rasio
bermanfaat bila diinterpretasikan dalam perbandingan dengan
1) rasio tahun sebelumnya, 2) standar yang ditentukan
sebelumnya, 3) rasio pesaing. Pada akhirnya, variabilitas
rasio sepanjang waktu sama pentingnya dengan trennya.
Dengan menggunakan hasil analisis rasio, dapat
mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan (strngth
dan weakness) perusahaan pada masa lalu sebagai dasar
penetapan strategi pada masa datang. Artinya, tujuan analisis
adalah untuk mengetahui posisi keuangan pada masa lalu dan
sekarang yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan tentang kebijakan masa datang.
2.4 Jenis-Jenis Analisa Ratio
Pada umumnya analisis terhadap rasio merupakan langkah
awal dalam analisis keuangan guna menilai prestasi dan
kondisi keuangan suatu perusahaan. Ukuran yang digunakan
adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara dua data
keuangan. Beberapa rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi
5 macam, yaitu diantaranya:
1. Rasio Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Rasio ini
ditunjukkan pada besar kecilnya aktiva lancar.
a. Current Ratio (ratio lancar), merupakan perbandingan antara
aktiva lancar dengan hutang lancar. Dimana kemampuan
untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan
aktiva lancar.
b. Cash ratio (ratio of immediate solvency), merupakan kemampuan
untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan
kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat
segera diuangkan.
c. Quick Ratio (ratio cepat), dihitung dengan mengurangkan
persediaan dari aktiva lancar, kemudian membagi sisanya
dengan hutang lancar Dimana kemampuan untuk membayar
utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar yang lebih likuid (quick assets).
2. Rasio aktivitas, mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber – sumber daya sebagaimana digariskan
oleh kebijaksanaan perusahaan menjadi penjualan atau kas.
Rasio ini menyangkut perbandingan antara penjualan dengan
aktiva pendukung terjadinya penjualan artinya rasio ini
menganggap bahwa suatu perbandingan yang “layak” harus ada
antara penjualan dan berbagai aktiva misalnya :
persediaan, piutang, aktiva tetap, dan lain-lain. Rasio
produksi meliputi :
a. Account receivable ratio, mengetahui jumlah waktu yang
diperlukan untuk mengumpulkan piutang selama satu tahun
yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan kredit
dengan rata-rata piutang.
b. Inventaory ratio, menhitung kemampuan persediaan berputar
selama satu tahun yang diukur dengan menggunakan
inventory turnover dan waktu rata-rata persediaan
tertahan di gudang. Semakin kecil angka, maka semakin
baik karena resiko yang semakin kecil.
c. Total asset turnover, kemampuan total aktiva untuk berputar
selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan.
3. Rasio Leverage, menunjukkan penjaminan utang, baik dengan
menggunakan total aktiva maupun modal sendiri.
a. Total debt, mengukur presentase penggunaan dana dari
kreditur yang dihitung dengan cara membagi total hutang
dengan total aktiva. Dimana beberapa bagian dari
keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang
atau berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk
menjamin utang.
b. Debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
utang. Secara sistematis dapat ditulis sebagai
perbandingan antara total utang dengan modal.
c. Long term debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap
rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang.
Long term debt to equity ratio = Utang jangka panjang
Modal sendiri
d. Tangible assets debt coverage, merupakan besarnya aktiva
tetap tangible yang digunakan untuk menjamin utang
jangka panjang setiap rupiahnya.
Tangible assets debt coverage = Jumlah aktiva –
Intangibles – utang lancar
Hutang jangka panjang
e. Time interest earned, dihitung dengan membagi laba sebelum
bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini
mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang tanpa
menyulitkan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar
bunga tahunan. Dimana besarnya jaminan keuntungan untuk
membayar bunga utang jangka panjang.
4. Rasio profitabilitas, digunakan untuk mengukur seberapa
efekif pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan
keuntungan sebagai berikut:
a. Gross profit margin, menunjukkan kemampuan penjualan dalam
menghasilkan laba kotor.
b. Net profit margin, kemampuan setiap rupiah penjualan untuk
menghasilkan laba bersih (Earning After Tax, EAT)
c. Return on total assets, menunjukkan kemampuan total aktiva
menghasilkan laba sebelum dipotong bunga dan pajak
(EBIT)
d. Rate of return on investment, kemampuan aktiva rata-rata dalam
menghasilkan laba setelah pajak.
e. Return on equity, Kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen
dan saham biasa.
5. Rasio pasar, diterapkan untuk perusahaan yang telah go
public dan mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan
nilai terutama pada pemegang saham dan calon investor.
Rasio pasar mencerminkan penilaian pemgang saham dari
segala aspek atas kinerja masa lalu perusahaan dan harapan
kinerja di masa yang akan datang.
a. Earning per share, menunjukkan jumlah pendapatan bersih
yang tersedia untuk pemegang saham biasa dibagi dengan
jumlah lembar saham biasa yang beredar.
b. Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham dengan
laba per lembar saham. Jika rasio ini lebih rendah dari
pada rasio industri sejenis, bisa merupakan indikasi
bahwa investasi pada saham perusahaan ini lebih beresiko
daripada rata -rata industri. Rasio harga pasar pada
umumnya digunakan untuk melihat saham perusahaan dan
mengukur julah uang dimana investor bersedia membayar
untuk setiap rupiah pendapatan perusahaan. Besarnya
rasio harga pasar menunjukkan tingkat kepercayaan
investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan.
c. Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham
dengan nilai buku saham, juga merupakan indikasi bahwa
para investor menghargai perusahaan. Ratio harga pasar
per nilai buku menunjukkan bagaimana penilaian investor
terhadap kinerja perusahaan. Ratio ini menghubungkan
nilai pasar saham perusahaan terhadap nilai buku atau
nilai akutansi. Untuk menghitungnya pertama harus
dihitung nilai buku per lembar saham biasa.
Niali buku per lembar saham biasa =
Ekuitas saham biasa
Jumlah lembar saham biasa
yang beredar
Tabel 1. Ratio keuangan untuk Perusahaan x
Ratio Keuangan Cara Perhitungan 19x2 19x3Ratio Liquiditas: Curent ratio Aktiva lancar 2,2 2,17 Utang lancar
Quick ratioKas+surat
berharga+piutang 1,3 1,26 Utang lancar
Cash ratioKas+surat
berharga+piutang 0,91 1,00 Utang lancar Ratio Aktivitas Account receivable turnover Penjualan kredit bersih 8,16 4,57 Piutang rata-rata Average collection periode ______365______
44,7hari
79,9hari
Perputaran piutang Inventory turnover Harga pokok penjualan 1,26 1,05 rata-rata persediaan Average age of inventory _________365_________
289,7hari
3,47hari
Perputaran persediaan
Operating cycleAverage collection
periode+334,4hari
427,5hari
Average age of
inventory Total asset turnover __Penjualan bersih__ 0,530 0,381 Total aktiva rata-rata Ratio Leverage Debt ratio Total utang 0,63 0,62 Total aktiva Debt/ Equity ratio __Total utang__ 1,67 1,60 Modal sendiri Time interest eamed ___EBIT___ 11 kali 9 kali Biaya bunga Ratio Profitabilitas Gross profit margin __Laba kotor__ 0,41 0,12 Penjualan bersih Profit margin ________EAT______ 0,12 0,12 Penjualan bersih Return on total assets ________EAT______ 0,0623 0,1200 Total aktiva rata-rata Return on common equity _______EAT_______ 0,17 0,17 Modal sendiri Nilai pasar
Eamings per shareEAT - Dividend Sh
Preferen Rp 2,67 Rp 2,13 Jumlah Sh biasa beredar Price/Eamings ratio Harga pasar per saham 8,24 9,39 Eamings per share
Book value per shareModal sendiri - saham
preferenRp
16,67 Rp 18,80 Jumlah Sh biasa beredar Dividend yield __Dividend per saham__ Harga pasar per saham Dividend payout __Dividend per saham__ Pendapatan per saham
Sumber: Moeljadi, 2006
2.4 Intrepretasi Analisa Ratio
Dari contoh analisa ratio pada tabel 1. untuk Perusahaan
x, maka nilai ratio untuk tahun 19x3 tersebut dapat
diintrepretasikan:
1. Rasio Likuiditas,
a. Current Ratio = 2,17 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,17
b. Cash ratio = 1,26 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar
dijamin oleh kas, surat berharga dan piutang sebesar Rp
1.26
c. Quick Ratio = 0,91 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar
dijamin Rp 0,91 uang kas.
Liquiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh 2
faktor yaitu:
a) terlalu banyak macam persediaan macam persediaan yang
tidak dapat dijual dengan mudah karena merupakan barang
setengan jadi, barang usang atau barang untuk kegunaan
tertentu.
b) Jika barang tersebut dijual dengan kredit maka akan
menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi uang
kas. Ratio cepat merupakan alat ukur likuiditas yang
lebih baik jika persediaan tidak mudah diuangkan. Jika
persediaan likuid maka rasio lancar merupakan ukuran
likuiditas yang lebih disukai.
Pada umumnya dari ke tiga alat ukur likuiditas yang
telah diterangkan diatas, jika semakin tinggi nilainyan maka
likuiditas perusahaan semakin baik. Kelebihan likuiditas akan