LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS KUALITATIF GOLONGAN ALKALOID, ANESTETIK LOKAL DAN HORMON
Tanggal praktikum : 03-oktober-2014
I. Tujuan praktikum : mengidentifikasi senyawa-senyawa alkaloid, anestesi
local dan hormone secara kualitatif.
II. Dasar teori :
Golongan alkaloid adalah golongan senyawa yang mempunyai
struktur heterosiklik dan mengandung atom N di dalam intinya. Sifat umum
yang dimiliki oleh golongan senyawa ini adalah basa, rasa pahit, umumnya
berasal dari tumbuhan dan berkhasiat secara farmakologis. Struktur golongan
alkaloid amat beragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. nikotin
adalah contoh yang sederhana (Lexicons, 1896).
Alkaloid telah dikenal karena pengaruh fisiologinya terhadap mamalia
dan pemakaiannya di bidang farmasi, tetapi fungsinya dalam tumbuhan
hampir sama sekali kabur. Sifat alkaloid :
1. Mengandung atom N dan bersifat basa
2. Bereaksi dengan logam dan mengendap
3. Alkaloid yang mengandung atom O bersifat padat dan dapat dkristalkan
pada suhu kamar, kecuali poliketida dan arekolin
4. Alkaloid yang tidak mengandung atom O bersifat cairan dan mudah
menguap serta menimbulkan bau yang sangat kuat
5. Banyak terdapat di tumbuhan daripada di hewan
6. Disintesis dari asam amino
7. Larut membentuk garam, yang bersifat lebih larut dalam air pelarut
organik, sebaliknya. alkaloid sendiri lebih larut dalam pelarut organik
daripada air.
Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar
bersifat basa, dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan
kesetimbangan ion dalam tumbuhan (Padmawinata, 1995).
Senyawa yang mengandung alkaloid lainnya adalah opium. Opium
adalah getah mentah dari polong biji tumbuhan opium. Jika getah ini
dimurnikan, diperoleh dua alkaloid penting, morfina dan kodeina yang dapat
dipisahkan dalam bentuk murni. Morfina adalah obat anti nyeri paling
mujarab, banyak digunakan untuk mengatasi kesulitan manusia. Kodeina
adalah analgetika yang manjur dan penekan batuk. Senyawa ini sejak lama
dipakai sebagai obat batuk, tetapi telah diganti oleh dekstrometorfan, alkaloid
sintetik yang sama ampuhnya (Lide, 1981).
Efedrin (EPH) adalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan efedra
yang biasa tumbuh di daerah Asia tengah. Tanaman ini biasanya hijau
sepanjang tahun dan biji keringnya digunakan sebagai obat. Efedrin biasanya
digunakan sebagai obat asma dan penurun berat badan. Efedrin dijual dalam
bentuk garam hidroklorida dan sulfat. Efedrin pertama kali diisolasi dari
tanaman Ephedra vulgaris pada tahun 1885 oleh Nagayoshi Nagai. Di Cina,
efedrin di jual dalam bentuk jamu dengan nama Ma Huang. Saat ini industri
efedrin telah menghasilkan US $13 juta untuk ekspor 30.000 ton efedrin
setiap tahun, 10 kali lebih besar dari obat tradisional Cina. (Wikipedia, 2008).
Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai
saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran
darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon
akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon
berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya
merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya
pertumbuhan dan pemasakan seksual (Praweda,2000).
Hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka dilepaskan
tanpa melalui sirkulasi dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin,
digambarkan oleh kerja Steroid seks dalam ovarium, Angiotensin II dalam
ginjal, Insulin pada sel α pulau Langerhans.Hormon juga dapat bekerja pada
sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi Autokrin. Secara khusus kerja
autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen yang
bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan
meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan (Indah,2004).
Anestetik (Anasthesi) Kata anasthesi berasal dari bahasa yunani yang
berarti keadaan tanpa rasa sakit, atau dengan kata lain yaitu zat -zat yang
dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan menghilangkan
kesadaran. Penggolongan Obat. Anasthesi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
Anasthesi Lokal dan Anasthesi Umum.
Anesthesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang
cara kerjanya hanya menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan
tindakan. Anesthesi lokal menghasilkan blokade konduksi pada dinding saraf
yang bersifat sementara. Setelah kerja obat habis maka obat akan keluar dari
sel saraf tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur sel saraf tersebut.
Contoh obatnya adalah Aethylischloridum atau Chloraethyl yaitu suatu
cairan yang disemprotkan pada tempat lokal. Sering digunakan untuk
memotong preputium atau sunat, pencabutan gigi susu atau atau gigi anak
yang goyang.
Penggolongan Anasthesi Lokal Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat
di dalam struktur kimia anestetik lokal, maka digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu : 1. Senyawa ester (terdapatnya ikatan ester). Contohnya :
Kokain, Prokain, tetrakain dan Benzokain 2. Senyawa amida (terdapatnya
ikatan amida). Contohnya : Lidokain, procain HCl.
III. Alat dan bahan :
A. Alat :
a. Tabung reaksi
b. Gelas kimia
c. Pipet tetes
d. Spirtus
e. Kasa dan kaki tiga
f. Kertas saring
g. Corong
B. Bahan :
a. Sampel no 2 dan no 68
b. CuSO4
c. FeCl3
d. Hcl
e. AgNO3
f. NH4OH
g. H2S04
h. Cu asetat
i. KMnO4
j. Pereaksi mayer
k. Pereaksi marquis
l. CH3COOH
m. DHB-HCl
n. NaOH
B. anestetik local :
No Pereaksi Anastetin Procain HCl Lidocain
HCl
1 DAB-HCl Kuning jingga Larutan
jingga
kemerahan
-
2 Korek api jingga jingga -
3 Reduksi calomel
zat + calomel +
HCl e
- Abu-abu
hitam
Abu-abu
hitam
4 Carletti zat + - - Ungu
as.oksalat +
resorcin + H2SO4
dipanaskan
merah
coklat
5 Zat dalam asam
asetat taburkan
PbO keatas
larutannya
merah - -
6 NaOH + sol iodii Endapan
kuning
Endapan
kuning
-
7 H2SO4 panaskan di
WB Encerkan
Bau etilasetat - -
8 CuSO4 + NaOH - - -
9 marquis jingga kuning Agak
ungu
10 K2Cr2O7 + H2SO4 - - jingga
11 Fuoresenci padat - - -
12 Fluoresenci dalam
H2SO4
ungu Biru terang kuning
13 KMnO4 + NaOH Biru - -
14 Reaksi wasickky - Kuning
jingga
-
C. Hormon :
No pereaksi predniso
n
prednisol
on
deksametas
on
Cortiso
ne
asetat
hidrocor
tison
1 H2SO4
pekat
Kuning
coklat
Lama-
lama
Merah /
pink
Lama-
lama
Coklat
hitam
merah
coklat-
kuning-
jingga
kuning kuning
2 HNO3
pekat
- - - jingga Kuning
pucat
3 Hcl pekat - - - Kuning
(lama)
-
4 king Kuning
jingga
(lama)
merah Kuning
kenari
Merah
fanta
Kuning
muda
5 frohde Kuning
hijau
- Merah
darah
Biru
hijau
Coklat
6 sanches Kuning
coklat
- merah - Coklat
tua
7 marquis Coklat
muda
- Merah
coklat
- jingga
8 wasicky Kuning
tua
- - Coklat
tua
-
V. Data hasil pengamatan :
Prosedur kerja Hasil pengamatan dugaan kesimpulan
Uji
Pendahuluan :
Warna No 2 : putih
No 68 : putih
Bau No 2: khas
No 68 : khas
Rasa -
Kelarutan No 2 : TL dalam air
No 68 : L dalam air
Bentuk No 2 : serbuk
No 68 : serbuk
Uji golongan :
sampel +
pereaksi mayer
No 2 ada endapan
No 68 tidak ada
endapan
No 2 (+)
alkaloid
No 68 (+)
hormone atau
(+) anestetik
lokal
+ FeCl3 No 2 kuning (+) alkaloid lain
Sampel +
marquis
No 68 kuning (+) (+) anastetik
lokal
Identifikasi :
Sampel + feCl3 No 2 (+) kuning
No 68 kuning terang
(+) efedrin Hcl
(+) procain Hcl
Sampel + CuSO4
+ NaOH
No 2 ungu / violet
tua
Sampel + aq.iod No 2 coklat hitam
Sampel + H2SO4
+ korek api
No 68 merah jingga
Kesimpulan :
a. sampel no 2 adalah efedrin Hcl seharusnya papaverin HCl
b. Sampel no 68 adalah procain HCl seharusnya cafein
VI. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian terhadap sampel yang
berisi alkaloid, anestetik local, atau hormon. Pengujian ini dilakukan secara
kualitatif dengan bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa alkaloid,
anestetik local dan hormone.
Perlakuan pertama pada sampel adalah isolasi sampel. Sampel no 2
dan sampel no 68 yang berbentuk serbuk putih dengan cara melarutkan
sampel dengan HCl (Asam kuat) + aqua dest kemudian di vortex, selanjutnya
disaring. Proses penyaringan ini dilakukan dengan pelipatan dan posisi kertas
saring yang tidak boleh melewati batas atas corong untuk meminimalisir zat
yang tidak tersaring karena tumpah adapun tujuan dari penyaringan ini adalah
untuk mendapatkan filtrate dari suatu sampel supaya memudahkan pengujian
selanjutnya yaitu pengujian golongan dan pengujian identifikasi.
Pada hasil pengamatan saat pengujian golongan sampel no 2
menunjukkan golongan alkaloid, karena pada saat ditetesi pereaksi mayer
menghasilkan endapan putih, kemudian ditambah FeCl3 menghasilkan warna
kuning, (+) menunjukkan alkaloid golongan lain. Selanjutnya uji identifikasi
pada pengujian menunjukkan (+) Efedrin HCl namun seharusnya adalah
papaverin HCl. Efedrin (EPH) adalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan
efedra yang biasa tumbuh di daerah Asia tengah. Tanaman ini biasanya hijau
sepanjang tahun dan biji keringnya digunakan sebagai obat. Efedrin biasanya
digunakan sebagai obat asma dan penurun berat badan.
sampel no 68 adalah golongan anestetik lokal yaitu procain HCl
seharusnya cafein yang merupakan alkaloid golongan opium. Dimana,
Senyawa yang mengandung alkaloid lainnya adalah opium. Opium adalah
getah mentah dari polong biji tumbuhan opium. Jika getah ini dimurnikan,
diperoleh dua alkaloid penting, morfina dan kodeina yang dapat dipisahkan
dalam bentuk murni., dugaan ini ternyata salah hal ini karena pada saat uji
golongan sampel no 68 ditambah pereaksi mayer tidak mengahasilkan
endapan putih, lalu ditambah pereaksi marquis untuk memisahkan antara
golongan hormone dan anestetik local.
Adapun ketidaksesuaian hasil yang diperoleh dengan literature yang ada
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Alat yang digunakan kurang steril / terkontaminasi
2. Kurangnya ketelitian dalam melakukan percobaan
3. Kurangnya peraksi dalam uji penegasan.
VII. Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Sampel no 2 adalah alkaloid golongan opium yaitu papaverin HCl
b. Sampel no 68 adalah alkaloid golongan xantin yaitu caffeine
VIII. Daftar pustaka :
a. Amarudin dkk. (1990). Kamus kimia organic. Jakarta : departemen
pendidikan dan kebudayaan
b. Vogel. (1985). Analisis anorganik kualitatif bag 1. Jakarta : kalman media
pustaka
c. Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia
Organik. Bina Aksara. Jakarta.
d. Underwood, A. L, 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta :Erlangga
e. Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur.jilid 1.
Binarupa.