BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan terjadi karena direncanakan dan juga tidak disengaja (kecelakaan). Bisa juga terjadi kesulitan untuk hamil. Menurut Cartwright (1979), Dakley (1980) dan Bowne (1975) dari sampel beberapa wanita ada yang hamil setelah 6 bulan, ada yang 10 bulan sampai satu tahun menikah baru bisa hamil. Kecil proporsi wanita yang bermasalah dan memutuskan untuk pengobatan fertilitas. Kesejahteraan ibu hamil dan melahirkan bergantung pada kebijakan Negara, organisasi kesehatan, dan kondisi masyarakat tempat wanita tersebut tinggal. Kesehatan wanita dan kemampuannya untuk mengikuti nasihat yang dianjurkan akan dipengaruhi oleh lingkungan sosial, keuangan dan kebijakan perawatan kesehatannya. Kehamilan memberikan dampak pada seluruh anggota keluarga dan masing-masing keluarga beradaptasi dan berimpretasi secara berbeda, bergantung pada budaya dan pengaruh tren sosial. Perawat/bidan harus bisa beradaptasi pada kondisi ini agar bisa berperan sesuai dengan harapan keluarga. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan terjadi karena direncanakan dan juga tidak disengaja (kecelakaan).
Bisa juga terjadi kesulitan untuk hamil. Menurut Cartwright (1979), Dakley
(1980) dan Bowne (1975) dari sampel beberapa wanita ada yang hamil setelah 6
bulan, ada yang 10 bulan sampai satu tahun menikah baru bisa hamil. Kecil
proporsi wanita yang bermasalah dan memutuskan untuk pengobatan fertilitas.
Kesejahteraan ibu hamil dan melahirkan bergantung pada kebijakan Negara,
organisasi kesehatan, dan kondisi masyarakat tempat wanita tersebut tinggal.
Kesehatan wanita dan kemampuannya untuk mengikuti nasihat yang dianjurkan
akan dipengaruhi oleh lingkungan sosial, keuangan dan kebijakan perawatan
kesehatannya. Kehamilan memberikan dampak pada seluruh anggota keluarga
dan masing-masing keluarga beradaptasi dan berimpretasi secara berbeda,
bergantung pada budaya dan pengaruh tren sosial. Perawat/bidan harus bisa
beradaptasi pada kondisi ini agar bisa berperan sesuai dengan harapan keluarga.
Periode antenatal adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan
psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Pada periode ini terutama
perempuan yang sehat akan mencari petunjuk dan perawatan secara teratur,
kunjungan antenatal biasanya dimulai segera setelah tidak mendapat haid
(menstruasi), sehingga bisa diidentifikasi diagnosis dan perawatan terhadap
kelainan yang mungkin muncul pada ibu hamil. Perawatan didesain untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan fetus dan ditemukan keadaan
abnormal sebagai antisipasi kelahirannya. Ibu dan keluarganya membutuhkan
dukungan karena stress dan proses belajar menjadi orang tua baru.
Kehamilan membutuhkan waktu 9 bulan kalender atau 40 minggu. Kehamilan
dibagi menjadi 3 periode, yaitu trimester I dari minggu ke-1 sampai 13, trimester
II dari minggu ke-14 sampai 26, trimester III dari minggu ke-27 sampai 38-40
1
(akhir kehamilan). Kehamilan mempengaruhi seluruh anggota keluarga, dan
setiap anggota harus beradaptasi, yang prosesnya bergantung pada budaya
lingkungan yang sedang menjadi tren masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana adaptasi psikologis ibu yang terjadi pada saat kehamilan?
2. Bagaimana peran dan hubungan ibu dengan janin pada saat hamil?
3. Bagaimana respons psikologis keluarga yang mengharapkan kehamilan?
4. Begaimana respons emosional ibu saat hamil?
5. Apa sajakah tugas-tugas psikologis ibu hamil?
6. Bagaimana psikologis keluarga menyambut kelahiran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana adaptasi psikologis pada ibu hamil
2. Untuk mengetahui peran dan hubungan ibu dengan janin pada saat hamil
3. Untuk mengetahui respons psikologis keluarga yang mengharapkan
kehamilan
4. Untuk mengetahui respons emosional ibu saat hamil
5. Untuk mengetahui tugas psikologis ibu hamil
6. Untuk mengetahui adaptasi psokologis keluarga menyambut kelahiran
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Adaptasi Psikologis pada Kehamilan
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan
psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya.
Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa
kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa
khusus yang sangat menetukan kehidupan selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi
terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik
antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditimbulkan dari norma-norma
sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan
pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga
ke tingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola
kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan, kasih sayang, dan empati) pada
wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga
ahli, cara penyesuaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan
neonatal).
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi.
Trimester pertama : sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional
sehingga periode ini mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya
pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
Trimester kedua : fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian
wanita hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi
selama kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan batiniah
dengan bayi yang dikandungnya.
Trimester ketiga : berkaitan dengan bayangan risiko kehamilan dan
proses persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya
3
mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin akah
dihadapi.
a. Trimester I meliputi:
1) Ambivalen
2) Takut
3) Fantasi
4) Khawatir
b. Trimester II :
1) Perasaan lebih nyaman
2) Kebutuhan mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin
lebih meningkat
c. Trimester III :
1) Memiliki perasaan aneh
2) Sembrono
3) Lebih introvert
4) Merefleksikan pengalaman masa lalu
1. Adaptasi Maternal
Wanita segala umur selama beberapa bulan kehamilannya beradaptasi
untuk berperan sebagi ibu, suatu proses belajar ang kompleks secara sosial
dan kognitif. Pada kehamilan awal tidak ada yang berbeda. Ketika fetusnya
muali bergerak pada trimester ke-2, wanita tersebut mulai menaruh perhatian
pada kehamilannya dan menjalin percakapan dengan ibunya atau teman-
teman lain yang pernah hamil.
Kehamilan adalah suatu krisis yang mematangkan dan dapat
menimbulkan stress, tetapi imbalannya adalah wanita tersebut siap memasuki
fase baru untuk bertanggung jawab dan member perawatan. Konsep dirinya
berubah, siap menjadi orang tua dan menyiapkan peran barunya. Secara
4
bertahap ia berubah dari memperhatikan dirinya sendiri, punya kebebasan
menjadi suatu komitmen untuk bertanggung jawab kepada makhluk lain.
Perkembangan ini membutuhkan suatu tugas perkembangan yang pasti
dan tuntas yang mencakup menerima kehamilan, mengidentifikasi peran
sebagai ibu, membangun kembali hubungan dengan ibunya, dengan suaminya,
dengan bayi yang sedang dikandungnya, serta menyiapkan kelahiran anaknya
(Wayland & Tate, 1993; Zachariah, 1994). Dukungan suami secara emosional
adalah faktor yang penting untuk keberhasilan tugas perkembangan ini.
B. Peran dan Hubungan Ibu
1. Peran Ibu
Peran ibu dimulai pada kehidupan seorang perempuan menjadi
seorang ibu dari anaknya. Persepsi lingkungan sosialnya tentang aturan-
aturan peran wanita dapat mempengaruhi pilihannya antara menjadi ibu, atau
perempuan berkarier, menikah atau tetap membujang atau menjadi bebas
bukan tergantung pada orang lain. Bermain peran dengan boneka, mengasuh
bai dan mengasuh saudara dapat meningkatkan pengertian seperti apa peran
ibu. Perempuan yang mempunyai bayi atau anak-anak mempunyai motivasi
untuk menerima kehamilan dan menjadi ibu.
2. Hubungan Interpersonal
Kedekatan hubungan membuat ibu hamil lebih siap untuk berperan
sebagai ibu. Pada saat anggota keluarga menyadari peran baru mereka, bisa
terjadi konflik dan ketegangan. Diperlukan komunikasi yang efektif antara
suami dengan keluarganya. Komponen-komponen yang penting disekeliling
ibu hamil adalah ibunya sendiri, reaksi terhadap kehamilan anaknya,
menghargai kemandirian anaknya, keberadaannya dimasa lampau dan
sekarang, dan keinginan untuk mengenangnya (Mercer, 1995).
Reaksi ibu terhadap anaknya yang mengandung penting sebagai
penerimaannya sebagai nenek. Bila ibu mendukung, akan bisa berdiskusi
5
dengan ibunya tentang kehamilan, melahirkan dan perasaannya apakah
merasa senang atau ada penolakan sesuai dengan pengetahuannya. Rubbin
(1975) menyatakan bahwa bila ibu dari perempuan yang mengandung terlihat
tidak senang dengan kehamilan tersebut, anak perempuanya mulai ragu
terhadap dirinya dan dapat memberikan akaknya pada orang lain. Sebaliknya,
bila ibunya menghargai otonominya, anak perempuan tersebut merasa
percaya diri. Pemikiran ibu hamil dan nenek dari calon anaknya, membantu
anak perempuan tersebut mengantisipasi dan mempersiapkan persalinannya
dengan penuh kasih sayang.
Walaupun hubungan dengan ibunya adalah penting, tetapi yang
terpenting adalah suami, atau ayah dari janinnya. Seorang perempuan yang
berhubungan harmonis dengan suaminya, akan mempunyai pengaruh
emosional dan gejala fisik lebih sedikit, termasuk komplikasi waktu
melahirkan dan penyesuaian postpartum. Ada dua kebutuhan ibu selama
hamil, perasaan dicintai, nilai-nilai dan mempunyai anak dari suaminya
(Richardson, 1983).
Tambahan anak akan mengubah hubungan dengan suami, menjadi
lebih dekat pada waktu hamil dan mereka akan menemukan peran baru suami
yang dipercaya dan mendukung serta berbagi rasa saling membutuhkan
(Mercer, 1995). Hubungan seksual selama hamil bersifat individual,
bergantung pada faktor-faktor fisik, emosional, mitos tentang seks waktu
hamil, adanya disfungsi seksual dan perubahan fisik pada ibu hamil. Mitos
tentang fungsi tubuh dan fantasi tentang pengaruh hubungan seksual terhadap
cacat janin, retardasi mental, dan kelainan-kelainan bayi lainnya. Beberapa
pasangan merasa cemas terhadap kemungkinan genitalia ibu akan berubah
drastis karena melahirkan, tetapi malu menyampaikan kepada petugas
kesehatan.
Ketidaknyamanan dalam hubungan seksual dapat menjadi tekanan
pada perut, juga penetrasi yang dalam dapat mengakibatkan kram dan sakit
bokong. Dengan berlanjutnya kehamilan, terjadi perubahan bentuk tubuh,
6
citra tubuh yang mempengaruhi suami/ istri tidak nyaman terhadap keinginan
berhubungan seksual. Selama trimester pertama, hasrat seksual bisa menurun,
terutama trimester bila ibu pengalami penegangan payudara, mual, lelah, dan
mengantuk. Pada trimester kedua ibu akan mengalami peregangan pelvis
yang dapat meningkatkan hasrat seksualnya. Pada trimester ketiga terjadi
keluhan somatik dan keluhan fisik yang menimbulkan ketidaknyamanan yang