-
ANEMIA DEFISIENSIPADA BAYI DAN ANAKSOEMANTRI AG
Bagian Ilmu Kesehatan AnakFK UNDIP/RS Dr. Kariadi Semarang
Diajukan pada :Seminar & Workshop Hematologi, Gizi &
Tumbuh Kembang AnakHermes Palace, Banda Aceh, 16-17 Mei 2009
-
PENDAHULUANDeklarasi Jakarta ( Konferensi Internasional Promosi
Kesehatan WHO ke - 4) :
Kesehatan adalah hak asazi manusia . penting bagi perkembangan
sosial & ekonomiRiset & studi : promosi kesehatan efektif,
dengan pendekatan komprehensif termasuk sekolahPrioritas abad ke-21
: mempromosikan tanggung jawab sosial, me investasi, mencurahkan
& mengkonsolidasikan kerjasama, me kekuatan masyarakat &
memberdayakan individu, serta menjamin infrastruktur untuk promosi
kesehatan
-
DEFINISI ANEMIA Anemia sering terjadi pada usia neonatus ( 0 -
28 hari )
Neonatus umur kehamilan > 34 minggu Hb vena < 13 g/Dl Hb
kapiler < 14
-
BAYI UMUR KEHAMILAN > 34 MINGGU :
Hb : 14-20 g/Dltidak berubah rata-rata : 17 g/Dlsampai minggu
ke-3Retikulosit 3 - 7% MCV 107 fLSetelah minggu ke-3 menurun sampai
11 gr 12 - 18 minggu Penurunan Hb disebut Anemia FisiologiPada bayi
LBW penurunan terendah 7-9 g/Dl 4 - 8 minggu
-
LBW ANEMIA FISILOGI DIKAITKAN DENGAN KOMBINASI FAKTOR-FAKTOR1.
Masa eritrosit menurun2. Pengambilan darah sampel laboratorium3.
Umur eritrosit pendek4. Ketidakcukupan eritropoitin5. Kebutuhan sel
darah merah untuk kenaikan Berat Badan
-
NEONATUS ATERMAnemia disebabkan oleh :1. Kehilangan sel darah
merahAnemia Haemorrhagica2. Anemia hemolitik sel darah merah
lisis3. Produksi sel darah merah kurang memadaiHipoplastik
Anemia
-
SEBAB-SEBAB ANEMIA HEMORRAGIC :1. Anti partum - Kelainan
plasenta : Abruptio placentae Plasenta previa, Traumatic
amniocentesis (akut/kronik) - Kelainan pada pembuluh darah tali
pusat : Vasa praevia Umbilical cord hematoma - Twin-twin
transfusion
-
SEBAB-SEBAB ANEMIA HEMORRAGIC ( LANJUTAN )2. Intravena- Feto
maternal hemorrhage - Cesarean section- Traumatic rupture of the
umbilical cord- Failure of placental transfusion- Obstetric
trauma
3. Masa neonatus a. Perdarahan tertutup- caput succedaneum-
cephalhematoma- intracranial hemorrhage- visceral parenchymal
hemorrhage
-
SEBAB-SEBAB ANEMIA HEMORRAGIC ( LANJUTAN ) b. Kelainan
hemostasis- kekurangan faktor koagulasi bawaan- pemakaian faktor
koagulasi- defisiensi vitamin K I- trombositopenia : Iso immune,
auto immunetrombositopenia bawaantidak ada tulang radaies c.
Kehilangan darah akibat pengambilan sampel Lab.
-
HIPOPLASTIK ANEMIAPenyakit Kongenitala. Diamond - Blackfan
syndromeb. Atransferrinemiac. Leukemia kongenital d. Anemia
sideroblastikPenyakit yang didapata. Infeksib. krisis aplastikc.
anemia aplastik
-
GEJALA-GEJALA ANEMIA HEMORRHAGICA1. Perdarahan hemorrhagic akut-
terjadi 24 jam setelah lahir- pucat- ikterus- tanpa sianosis-
takhipneu- gangguan perfusi perifer- anemia normositik normokromik-
retikulosis
-
GEJALA-GEJALA ANEMIA HEMORRHAGICA(LANJUTAN)2. Perdarahan
hemorragic kronik- pucat yang tidak diketahui sebabnya- gejala RDS
yang ringan- anemia mikrositik hipokromik3. Anemia hemolitik-
ikterus- anemia- hiperbilirubinemia- takhipneu-
hepatosplenomegali
-
GEJALA-GEJALA ANEMIA HEMORRHAGICA(LANJUTAN)4. Anemia
hipoplastik- jarang terjadi- tanpa gejala klinik setelah 2 x 24
jam- ikterus tidak ada- retikulosit5. Anemia dikarenakan twin-twin
transfusion- bayi kembar yang satu kecil pucat ( sebagai donor
)
-
GEJALA-GEJALA ANEMIA HEMORRHAGICA(LANJUTAN)
6. Anemia dikarenakan perdarahan dalam tubuh a. Perdarahan
intrakranial :- ubun-ubun besar menonjol- gejala neurologis :
kesadaran menurun, apneu,kejang b. Perdarahan di organ :- hepar
karena traumatis- perut distensi- masa intra abdomen c. Perdarahan
di paru-paru :- dari trachea keluar dan tampak adanya darah- sinar
foto paru-paru menunjukkan adanyagambaran perdarahan antara lain
hemitoraks
-
DIAGNOSIS ANEMI PADA USIA NEONATAL
1. Anemia pada saat lahir a. Anemia hemorrhagica- Dapat diduga
perdarahan pada trimester III lewat vagina- multipara- ibu
menggigil- panas, febris post partum b. Anemia hemolitik- IUGR- ibu
Rh negatif- ABO incomtabilitas
-
DIAGNOSIS ANEMIA PADA USIA NEONATAL ( LANJUTAN )2. Anemia
terjadi setelah 24 jam dikaitkan dengan trauma waktu persalinan :-
Persalinan yang tidak ditunggu oleh petugas kesehatan- Precipitous
delivery - Score Apgar yang rendah
-
DIAGNOSIS ANEMIA PADA USIA NEONATAL ( LANJUTAN )3. Anemia
disertai dengan ikterus :- Sugestif anemia hemolitik- Dikaitkan
dengan obat-obatan yang dikonsumsi oleh ibu pada saat trimester
III- IUGR- Ada tidaknya anemia- ikterus- kolelitiasis- penyakit
auto imun- ras
-
PEMERIKSAAN LABORATORIUMHbIndeks eritrositreticulosithapusan
darah tepiTes anti globulin direk (Direct Cooms test), bila positif
dikaitkan dengan iso imun atau auto imun hemolisisGolongan darah A,
B, O, Incomtabilitas
-
PEMERIKSAAN LABORATORIUM( LANJUTAN )Tes Kleinhauer - Betke
digunakan untuk A, B, O, IncomtabilitasRumus : 2400 X Ratio sel
fetal yang ada pada ibu = jumlah cc darah fetal yang masuk kedalam
sirkulasiPemeriksaan penunjang lain bila diperlukan :- X-foto
paru-paru- infeksi TORCH- Screening tes untuk koagulasi- jumlah
trombosit
-
PEMERIKSAAN LABORATORIUM( LANJUTAN)- PT- APPT- TT- Fibrinogen-
Pemeriksaan plasenta- Berat plasenta- USG kepala dan abdomen-
Pemeriksaan enzim eritrosit- Analisis rantai globin
-
IRON DEFICIENCY ANEMIA AND ITS PROBLEMSSeveral studies show a
relationship between iron status and behaviour.
Correlation studies associations between iron deficiency anemia,
poor cognitive, motor development and behavioral problems.
Longitudinal studies anemic in infancy poor cognition, school
achievement, more behavior problems in the middle childhood.
-
GAMBAR 1. LEARNING ACHIEVEMENT SCORES BEFORE AND AFTER
TREATMENTLearning Achevement Scores303540Scores Time T1T2AFe :
anemia Fe groupsNFe : non-anemia Fe groupsAPl : anemia Placebo
groupsNPl : non-anemia Placebo groupsNFeNPlAFeAPl
-
Gambar 2. Correlation between Nutritional Status (HAZ) and
Cognitive Development
-
Gambar 3. Correlation between Nutritional Status (HAZ) and
Learning Achievement
-
Gambar 4. Factors Affecting the Learning Capacity of Primary
School Children
-
Gambar 5. Diagram of the Synergistic Variables which Influence
Nutritional Status, Child Development and Education Outcome in
Primary School
-
PREVALENS ANEMIA DEFISIENSI BESI DI INDONESIATabel 1. Prevalens
anemia defisiensi besi pada beberapa penelitian di Indonesia
Prevalens (%)Anak usia 6 bulan 5 tahun kelompok sosial ekonomi
rendah gizi baik38-73 dengan defisiensi protein ringan83 dengan
malnutrisi berat85-100 kelompok sosial ekonomi sedang dan tinggi
gizi baik24
-
PREVALENS ANEMIA DEFISIENSI BESI DI INDONESIASumber : Soemantri
AG (1989)Tabel 1. Prevalens anemia defisiensi besi pada beberapa
penelitian di Indonesia (lanjutan)
Prevalens (%)Anak usia 5 14 tahun kelompok sosial ekonomi rendah
status gizi baik47-64 dengan malnutrisi energi protein ringan38-67
kelompok sosial ekonomi sedang dan tinggi20Ibu hamilWanita tidak
hamilBuruh dan pekerja perkebunan21-9235-8530-65
-
PREVALENS ANEMIA DEFISIENSI BESI DI INDONESIA
Prevalensi anemia pada anak balita < 20% 20-39% 40-69%
70%Gambar 6. Peta anemia pada anak balita di Jawa Tengah tahun
1999Sumber : Soeharyo H, dkk (1999)
-
PREVALENS ANEMIA DEFISIENSI BESI DI INDONESIA
Prevalensi anemia pada anak balita < 20% 20-39% 40-69%
70%Gambar 7. Peta anemia pada ibu hamil di Jawa Tengah tahun
1999Sumber : Soeharyo H, dkk (1999)
Prevalensi anemia pada ibu hamil < 20% 20-39% 40-69% 70%
-
PREVALENS ANEMIA DEFISIENSI BESI DI INDONESIA Gambar 8. Map of
Critical Area of Composite Food Security Requirement in East Java
and West Nusa Tenggara Provinces
-
METABOLISME ZAT BESI NORMALGambar 9. Skema metabolisme zat
besiSumber : Florentina RF, Guirriec RM (1984)
-
METABOLISME ZAT BESI NORMALGambar 10. Jalur pengangkutan zat
besiSumber : Hillman RS, Ault KA (2002)
-
ETIOLOGI & FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIGambar 11.
Penyebab utama dan penyebab langsung defisiensi besiSumber :
Florentina RF, Guirriec RM (1984)PENYEBAB YANG MENDASARIPENYEBAB
LANGSUNGAsupan makanan yang kurangPraktek pemberian makan yang
salahStatus sosial ekonomi rendah
Asupan zat besi yang rendahKomposisi makanan yang tidak
serasiLack of enhancer
Masa pertumbuhanKehamilan dan menyusui
Perdarahan akutKehilangan darah kronikSanitasi yang kurang dan
infestasi parasit
Pelayanan kesehatan inadekuat
Diet inadekuat
Absorpsi yang rendah
Kebutuhan yang meningkat
Kehilangan darah
Infeksi
Defisiensi besi
-
Hypoproliferative anemiasCytometric assay of CD59/CD55 level
(Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria)Chromosomal analysis
(Leukemias)Marrow aspirate/biopsy special statusTrchrome stain
(Myelofibrosis)Silver stain for reticulin
(Myelofibrosis)Peroxidase, esterase, and PAS stains (Acute
leukemia)Maturation disordersSerum vitamin B12 level (vitamin B12
deficiency)Serum/red blood cell folate levels (Folic acid
deficiency)Urine/serum methylmalonic acid level ((B12 and folate
deficiency)DU suppression test (B12 deficiency)Hemoglobin A2
electrophoresis (Thalassemia)Hemoglobin level (
thalassemia)Hemoglobin F level alkali denaturation (
thalassemia)Acid elution slide test for hemoglobin F (Thalassemia
versus hereditary persistence of hemoglobin F)Brilliant cresyl blue
stain (Hemoglobin H)Red blood cell protoporphyrin level (Iron
deficiency - lead poisoning)
TABLE. LABORATORY ASSAYS IN THE DIAGNOSIS OF SPECIFIC RES CELL
DISORDERS (1)
-
TABLE. LABORATORY ASSAYS IN THE DIAGNOSIS OF SPECIFIC RED CELL
DISORDERS (2)Hemolytic anemiasHemoglobin electrophoresis
(Hemoglobinopathies)Combs test (Autoimmune hemolytic anemia)Cold
agglutinin titer (Autoimmune hemolytic anemia)Haptoglobin Level
(Hemolysis)Serum/urine hemosiderin (Intravascular hemolysis)Osmotic
Fragility (Hereditary spherocytosis)Incubated autohemolysis test
(Congenital nonspherocytic hemolytic anemias)G6PD screen (G6PD
deficiency)Heat/isopropanolol denaturation tests (Unstable
hemoglobins)Polycythemia51Cr red blood cell mass
(Erythrocytocis)Red blood cell P50 (Abnormal hemoglobin)Red blood
cell 2,3 DPG level (Abnormal hemoglobin)CO level
(Carboxyhemoglobinemia)Serum erythropoietin level)
-
DIAGNOSISWHO (1968, 1972) menetapkan kriteria diagnosis anemia
defisiensi besi :
Hb < nilai normal sesuai dengan umurnya. Nilai normal : -
anak 6 bl 6 th 11 g/dL - anak 6 14 th 12 g/dL - dewasa 13 g/dL -
dewasa tidak hamil 12 g/dL - dewasa hamil 11 g/dL(2) Konsentrasi Hb
eritrosit rata-rata (KHER) < 31% (N = 32-35%)(3) Besi serum <
50 g/dL (N = 80-180 g/dL) (4) Jenuh transferin < 15% (N =
20-50%)
-
LABORATORIUMSumber : Hillman RS, Ault KA (2002)Tabel 2.
Pemeriksaan laboratorium pada defisiensi besi
Deplesi cadangan besiDefisiensi besi tanpa anemiaAnemia
defisiensi besiHemoglobin
Cadangan besiBesi serum (g/dL)TIBC (g/dL)Saturasi (%)Ferritin
(g/L)Sideroblast (%)Protoporpirin sel darah merah (g/dL)Normal
< 100 mg (0-1+)Normal360-39020-30< 2040-6030Sedikit
menurun
0< 60> 390< 15< 12< 10> 100Sangat menurun
(mikrositik/hipokromik)0< 40> 410< 10 200
-
SMEAR =RETIC INDEX =Hgb < 12 g/dl CBCRETIC INDEX Normocytic
< 2Normocytic > 3 - 5Macrocytic or microcytic
>2Hypoproliferative ( production)Maturation disorder(inefective)
Hemolytic( production)INITIAL CLASSIFICATION OF ANEMIA
-
Reticulocyte pruduction index = Absolute retic percent (or
number)2Absolute retic percent = % retic x patient Hct 45 or
Absolute retic count = % retic x red blood cell countExample :
percentage retic = 6%, Hct = 22%, red blood cell count = 2.6 x
106
ABS retic percent = 6% x 22/45 = 3%
Absolute retic count = 6% x 22.6 x 106 = 156.000 retic/uL
Retic prod index = 6% x 22/45 x = 1,5 or 6% x2.6 x 106 x =
78.000/50.000 = 1,5
-
Thalassemia Iron-Deficiency Chronic Inflamation
SI Normal/increased Low LowTIBC Normal High LowPercent
saturation > 20% < 10% 10 20%Ferritin ((g/dL) > 50 < 10
20 - 200Serum TfR/log ferritin ratio > 4 < 1Iron stores 3 - 4
+ 0 1 4 +Transferin-receptor Normal/increased Increased
NormalDIFFERENTIAL DIAGNOSIS OF MICROCYTIC ANEMIA
-
MORFOLOGI SEL DARAH MERAHGambar 13. Derajat anemia dan morfologi
sel darah merah
Sumber : Hillman RS, Ault KA (2002)
-
DIAGNOSIS BANDINGSumber : Hillman RS, Ault KA (2002)Tabel 3.
Diagnosis banding anemia mikrositik
Thalassemia Defisiensi besiInflamasi kronikBesi serum
(SI)Kapasitas ikat besi total (TIBC)Saturasi (%)Ferritin (g/L)Rasio
ferritin TfR/log serumCadangan
besiReseptor-transferrinNormal/meningkatNormal
> 20%> 50
3-4+Normal/meningkat RendahTinggi
< 10%< 10> 40Meningkat RendahRendah
10-20%20-200< 11-4+Normal
-
PENCEGAHAN : APA YANG TELAH DILAKUKAN ?Pemerintah mendukung
& membiayai kegiatan program gizi & kesehatan bagi anak
usia sekolah untuk me kemampuan belajar & hasil pendidikan
anggaran pendidikan di hingga 20% dari APBN.Depkes konsentrasi
memperbaiki kualitas yankes, SDM & fasilitas
puskesmas.Depdiknas prioritaskan kualitas guru, fasilitas &
kurikulum yang tepat.
-
4.Mengintegrasikan intervensi gizi & kesehatan
berbasis-sekolah dalam rencana kegiatan pendidikan dasar untuk
berbagai kondisi yang mempengaruhi anak usia sekolah intervensi
relatif murah, aman & efektif, yaitu : a. Pemberian obat cacing
massal melalui sekolah b. Suplementasi mikronutrien (vit.A, zat
besi, yodium) c. Teknik pengaturan ruang kelas d. Strategi mengubah
perilakuPENCEGAHAN : APA YANG TELAH DILAKUKAN ?
-
PENCEGAHAN : APA YANG TELAH DILAKUKAN ? (lanjutan)Mendukung
penelitian evaluatif pengenalan terhadap intervensi yang paling
efektif.Mendukung program pendidikan gizi & kesehatan bagi IRT
di tingkat komunitas. Program pendidikan & praktek gizi, mis:
memasak dengan tema Three in One (1) pendidikan gizi &
kesehatan, (2) penggunaan bahan makanan lokal, dan (3) pencegahan
infeksi & anemia
-
Gambar 14. Activities Three in one : education for nutrition and
health, cooking use local food resources, and prevention infection
and anemia