ABSTRAK PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Oleh : BENI ADI PURNOMO Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah struktur corporate governance mempunyai pengaruh terhadap retun saham. Karakteristik dari struktur corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan komite audit. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 hingga 2011. Total sampel penelitian ini adalah sebanyak 13 perusahaan yang ditentukan melalui purposive judgement sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan metode regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan untuk proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan komite audit tidak menunjukan adanya pengaruh terhadap return saham. Kata kunci : Return saham, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan komite audit.
30
Embed
ABSTRAK - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/13112012-0641031147.pdf · pengambilan keputusan (Direktur dan Komisaris). Dalam laporan keuangan, keadaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI
Oleh :
BENI ADI PURNOMO
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah struktur corporate governance
mempunyai pengaruh terhadap retun saham. Karakteristik dari struktur corporate
governance yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen,
proporsi dewan komite audit.
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 hingga 2011. Total sampel penelitian ini
adalah sebanyak 13 perusahaan yang ditentukan melalui purposive judgement
sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik dan
pengujian hipotesis dengan metode regresi linear berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap return saham
sedangkan untuk proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan komite
audit tidak menunjukan adanya pengaruh terhadap return saham.
Kata kunci : Return saham, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan komite audit.
ABSTRACT
THE EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE STRUCTURE TOWARDS
RETURN ON STOCK OF THE MANUFACTURING COMPANIES THAT
LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (BEI)
By :
BENI ADI PURNOMO
The objektive of this research is to investigate whether the corporate governance
structure has an influence on the stock retun. Characteristics of the structure of
corporate governance used in this study include managerial ownership,
institutional ownership, the proportion of independent commissioners, the
proportion of the board audit committee.
The populationof this research are manufacturing companies that listed in
indonesia stock exchange (BEI) during 2007-2011. The whole sample of this
research consists of 13 companies choosen by purposive judgement sampling.
Then, the hypothesis was tested by using regression analysis.
The results of this study indicate that managerial ownership and institutional
ownership significantly influence stock returns while the proportion of
independent commissioners, the proportion of the board audit committee did not
show any effect on stock returns.
Keywords: Return of shares, managerial ownership, institutional ownership, the
proportion of independent commissioners, the proportion of the board
audit committee.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Banyaknya perusahaan besar di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya
mengalami kebangkrutan dan tidak sedikit perusahaan yang terpaksa ditutup
karena kelangsungan usahanya tidak dapat dipertahankan, salah satu yang
menyebabkan kebangkrutan tersebut adalah karena tidak dibangunnya landasan
yang kokoh sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance. Dapat dikatakan
bahwa baik buruknya perekonomian suatu perusahaan tergantung dari
pelaksanaan manajemennya.
Mengenai Good Corporate Governance menjadi sangat penting saat ini, bahwa
krisis ekonomi yang terjadi dikawasan Asia Tenggara dan negara lainnya terjadi
bukan hanya akibat faktor ekonomi makro, namun juga karena lemahnya
Corporate Governance yang ada di negara-negara tersebut, sehingga mereka
masuk kedalam krisis yang bekepanjangan. Kebutuhan akan pelaksanaan GCG
sudah merupakan kebutuhan yang mendesak bagi suatu perusahaan, sehingga
menjadi keharusan bagi perusahaan untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG agar
tujuan perusahaan sepenuhnya dapat tercapai.
Dengan demikian, berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Good Coorporate
Governance dan bagaimana hubungannya dengan Return Saham dengan judul
“Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI .”
1.2. Perumusan Masalah
“Apakah Struktur Corporate Governance berpengaruh terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?”
1.3. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang
lingkup yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang diteliti adalah perusahaan yang memiliki kepemilikan
manajerial, kepemilikan intitusional, proporsi dewan komisaris
independen, dan proporsi komite audit. Dari tahun 2007-2011
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah struktur Corporate
Governance berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI ?”
1.5. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi calon
investor dan kalangan akademisi
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut Jogiyanto
(2007), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized
return) dan return ekspektasi (expected return).
Dalam penelitian ini return saham yang nantinya akan diuji perbandingan rata-
ratanya. Mula-mula return dihitung berdasarkan data harga saham harian pada
saat harga penutupan (closing price). Return (Rit) dihitung berdasarkan selisih
antara harga saham pada periode tertentu (Pt) dengan harga saham pada periode
lalu (Pt-1), dibagi dengan harga saham pada periode yang lalu. Return saham i
(Rit) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
1-t
1-tt
it
P
P-P R
Keterangan:
Rit : Return saham perusahaan i.
Pt : Harga saham penutupan pada periode t.
Pt-1 : Harga saham penutupan pada periode t-1.
Setelah didapatkan hasil dari return harian tersebut kemudian hasil tersebut dirata-
ratakan untuk setiap bulannya dengan rumus sebagai berikut (Jogiyanto,2007).
n
RnR4....R3R2R1 R
t
Keterangan:
Rt : Rata-rata return saham harian pada bulan t.
R1....Rn : Return saham harian pada bulan t.
n : Jumlah hari pengamatan dalam satu bulan.
Setelah melakukan perhitungan tersebut kemudian baru dilakukan proses analisis
lebih lanjut.
2.2. Teori Keagenan (Agency Theory)
Dalam rangka memahami corporate governance, maka digunakanlah dasar
perspektif hubungan keagenan. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara
satu atau lebih prinsipal menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa
jasa untuk kepentingan mereka yaitu dengan mendelegasikan beberapa wewenang
pembuat keputusan kepada agen. Yang disebut dengan prinsipal adalah pihak
yang memberikan mandat kepada agen, dalam hal ini yaitu pemegang saham.
Sedangkan yang disebut dengan agen adalah pihak yang mengerjakan mandat dari
prinsipal, yaitu manajemen yang mengelola perusahan. Teori yang membahas
tentang hubungan keagenan antara prinsipal dengan agen adalah Teori Keagenan
(Agency Theory).
2.3. Struktur Corporate Governance
2.3.1. Pengertian Corpotate Governance
Kata “Governance” berasal dari bahasa perancis “Gubernance” yang berarti
pengendalian. Kata tersebut digunakan dalam konteks kegiatan perusahaan atau
jenis organisasi lain menjadi corporate governance. Dalam bahasa Indonesia hal
ini sering diterjemahkan sebagai tata pemerintahan perusahaan..
Tata kelola perusahaan (corporate governance) adalah rangkaian proses,
kebiasaan, kebijaksanaan, aturan dan institusi yang mempengaruhi pengarahaan,
pengelolaan, suatu perusahaan atau korporasi. Corporate governance muncul
karena terjadi pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan,
atau seringkali dikenal dengan istilah masalah keagenan. Permasalahan keagenan
dalam hubungannya antara pemilik modal dengan manajer adalah bagaimana
sulitnya pemilik dalam memastikan bahwa dana yang ditanamkan tidak diambil
alih atau diinvestasikan pada proyek yang tidak menguntungkan sehingga tidak
mendatangkan return.
2.3.2. Prinsip-prinsip Corporate Governance
Sejak diperkenalkan, prinsip-prinsip corporate governance berikut ini telah
dijadikan acuan oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Prinsip-prinsip
tersebut berlaku bagi semua negara atau perusahaan dan diselaraskan dengan
sistem hukum, aturan atau tata nilai yang berlaku di negara masing-masing
(Braguma, 2000 dalam Darmawan, 2008). Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
yang baik ini antara lain :
1. Akuntabilitas (accountability)
2. Pertanggungan-jawab (responsibility)
3. Keterbukaan (transparancy)
4. Kewajaran (fairness)
5. Kemandirian (independency)
2.3.3. Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance
GCG dapat memberikan kerangka acuan yang memungkinkan pengawasan
berjalan efektif dalam melaksanakan oprasional perusahaan. Menurut Forum
Corporate Governance in Indonesia (FCGI) ada beberapa manfaat yang dapat kita
ambil dari penerapan GCG yang baik, antara lain:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang
pada akhirnya akan meningkatkan corporate value .
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk kembali menanamkan