BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah banyak Negara mengadopsi International Financial Reporting Standars (IFRS) sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan, bahkan terdapat negara yang telah mengadopsi penuh (full adoption) dengan mengimplementasikan sepenuhnya IFRS sebagai standar akuntansi di negaranya. Indonesia sebagai salah satu anggota G- 20 pun sudah mengadopsi IFRS ke dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sejak 1 Januari 2012. Hal ini bermakna bahwa sejak tanggal tersebut pula Indonesia sudah meninggalkan PSAK berbasis United Stated General Accounting Acepted Principles (US-GAAP). Perubahan konseptual yang dialami oleh dunia akuntansi di Indonesia, tentu akan menimbulkan dampak beragam bagi perkembangan ilmu akuntansi di Indonesia. Menurut ketua tim implementasi IFRS-IAI, Kurniawan (2010) melalui harian kompas menyatakan bahwa dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat, yaitu: (1) meningkatkan standar akuntansi keuangan (SAK); (2) mengurangi biaya SAK; (3) meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan; (4) meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan; (5) meningkatkan transparansi keuangan; (6) menurunkan biaya modal peluang penghimpunan dana melalui pasar modal; dan (7) meningkatkan efisiensi penyajian laporan keuangan.
27
Embed
1.1 Latar Belakang - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/7APRIL2015-0641031100.pdf · 1.1 Latar Belakang Telah banyak Negara mengadopsi International Financial
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telah banyak Negara mengadopsi International Financial Reporting Standars (IFRS)
sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan, bahkan terdapat negara yang
telah mengadopsi penuh (full adoption) dengan mengimplementasikan sepenuhnya
IFRS sebagai standar akuntansi di negaranya. Indonesia sebagai salah satu anggota G-
20 pun sudah mengadopsi IFRS ke dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) sejak 1 Januari 2012. Hal ini bermakna bahwa sejak tanggal tersebut pula
Indonesia sudah meninggalkan PSAK berbasis United Stated General Accounting
Acepted Principles (US-GAAP).
Perubahan konseptual yang dialami oleh dunia akuntansi di Indonesia, tentu akan
menimbulkan dampak beragam bagi perkembangan ilmu akuntansi di Indonesia.
Menurut ketua tim implementasi IFRS-IAI, Kurniawan (2010) melalui harian kompas
menyatakan bahwa dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh
manfaat, yaitu: (1) meningkatkan standar akuntansi keuangan (SAK); (2) mengurangi
biaya SAK; (3) meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan; (4)
meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan; (5) meningkatkan transparansi
keuangan; (6) menurunkan biaya modal peluang penghimpunan dana melalui pasar
modal; dan (7) meningkatkan efisiensi penyajian laporan keuangan.
Salah satu perubahan mendasar yang membedakan antara PSAK berbasis IFRS dengan
PSAK berbasis US-GAAP adalah penerapan principle based yang mengandung makna
bahwa, standar hanya mengatur hal-hal prinsip namun tidak untuk aturan detail.
Sehingga diperlukan professional judgement dalam menerapkan standar tersebut.
Sebagai konsekuensi atas peraturan tersebut (rule based menjadi principle based)
dibutuhkan tingkat pengungkapan yang lebih tinggi dibandingkan standar sebelumnya.
Adapun tujuan dari pengungkapan yang lebih luas tersebutagar pengguna laporan
keuangan mendapatkan informasi yang lebih luas, sehingga dapat mempertimbangkan
informasi untuk pengambilan keputusan.
Penelitian tentang tingkat pengungkapan (disclosure) laporan tahunan sebagai
konsekuensi dari penerapan IFRS telah banyak dilakukan oleh peneliti baik di Indonesia
maupun di luar Indonesia. Tas dan Lisa (2010) menguji tentang transisi ke IFRS pada
perusahaan yang terdaftar di yunani dengan membedakan perusahaan atas ukuran
auditor, dengan menggunakan indeks comparability gray implementasi IFRS
berdampak signifikan terhadap posisi keuangan dan kinerja.
Petreski (2006) menguji tentang dampak adopsi IFRS pada laporan keuangan
perusahaan dan pada manajemen perusahaan, dengan menggunakan wawancara (studi
kasus) menghasilkan pengungkapan laporan keuangan lebih tinggi dan manajemen
perusahaan menjadi lebih bertanggungjawab (accountable).
Wardhani (2010) menguji tentang dampak derajat konvergensi ke IFRS dan sistem
pemerintahan ke konservatisme akuntansi pada negara asia, dengan menggunakan
analisis regresi terdapat dampak yang positif konvergensi ke IFRS dan sistem
pemerintahan terhadap kualitas laba.
Annisa (2011) meneliti tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan porsi
kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan laporan tahunan perusahaan, dengan
menggunakan analisis regresi, penelitian ini menyatakan bahwa likuiditas, profitabilitas,
dan kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan
tahunan. Namun, dalam penelitian Permatasari (2013) dengan menggunakan indeks
comparability gray bahwa likuiditas, profitabilitas, dan porsi saham publik berpengaruh
terhadap pengungkapan laporan keuangan.
Banyaknya hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian terdahulu memotivasi peneliti
untuk menguji lebih lanjut dampak implementasi PSAK berbasis IFRS terhadap tingkat
keluasan pengungkapan laporan tahunan. Pengembangan yang peneliti akan lakukan
dan berbeda dari penelitian sebelumnya adalah; (1) Peneliti menggunakan laporan
tahunan sebagai dasar pengungkapan, tidak menggunakan laporan keuangan ; (2)
Metode penelitian yang digunakan menggunakan uji beda dua rata-rata berpasangan (t-
test), tidak meneliti dari segi rasio keuanggannya; (3) Penelitian ini ingin mengetahui
reaksi pasar terhadap implementasi PSAK berbasis IFRS;
Beberapa alasan yang mendasari diambilnya penelitian pada pengungkapan laporan
tahunan setelah diterapkannya IFRS dikarenakan terdapat ketidak puasan pihak
eksternal (stakeholder) terhadap penyajian pengungkapan data keuangan saja. Penelitian
ini akan menggunakan data laporan tahunan pada saat menerapkan standar PSAK dan
yang telah menerapkan standar IFRS. Sehubungan dengan uraian di atas, penulis
melakukan penelitian dengan judul: “Dampak Penerapan PSAK Berbasis IFRS
Terhadap Tingkat Keluasan Pengungkapan Laporan Tahunan Pada Perusahaan
Go Publik di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan PSAK berbasis IFRS berpengaruh terhadap tingkat keluasan
pengungkapan laporan tahunan ?
2. Apakah pengungkapan laporan tahunan setelah penerapan PSAK berbasis IFRS
direspon positif oleh pasar ?
1.2.2 Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti dapat fokus dan tidak meluas, penelitian ini memiliki batasan
masalah. Maka batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang
listing selama periode pengamatan.
2. Penelitian ini dibatasi pada upaya untuk melihat tingkat keluasan pengungkapan
laporan tahunan dalam melihat bagaimana respon pasar atas penerapan IFRS.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. 3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ada sebelumya maka penelitian ini
mempunyai tujuan untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai:
1. Pengaruh penerapan PSAK berbasis IFRS terhadap keluasan pengungkapan
laporan tahunan
2. Respon pasar atas pengungkapan laporan tahunan setelah penerapan PSAK berbasis
IFRS direspon positif atau tidak oleh pasar
1.3.2 Manfaat Penelitian
Dalam setiap penelitian tentunya peneliti ingin menyajikan sesuatu yang dapat berguna
bagi semua kalangan, berikut adalah manfaat dari penelitian yang dilakukan:
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi perusahaan, penelitian ini berguna sebagai sarana untuk mengetahui
bagaimana sesungguhnya perusahaan manufaktur mengaplikasikan standar
pelaporan internasional (IFRS) secara tepat dalam penyusunan, pengajian, dan
pengungkapan laporan tahunan.
b. Bagi pemerintah, manfaat penelitian ini sebagai bahan pertimbangan pemerintah
dan lembaga-lembaga penyusunan standar yang telah ada.
c. Bagi pihak lain, manfaat penelitian ini adalah sebagai salah satu referensi untuk
mencari alternatif solusi lain jika ingin melakukan penelitian dengan tema
serupa.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan
jawaban atas tujuan yang ingin dicapai dari permasalahan dalam penelitian.
b. Bagi civitas akademika, manfaat penelitian ini adalah sebagai referensi dalam
penyusunan penelitian selanjutnya, memberikan kontribusi bagi akademisi
dalam pengembangan ilmu akuntansi, terutama mengenai bagaimana dan apa
dampak yang diberikan pengguna IFRS pada keluasan pengungkapan laporan
tahunan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Teori Legitimasi
Menurut Tristanti (2012) teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan memiliki
kontrak dengan masyarakat. Teori legitimasi menjadi sumber yang menentukan
keberadaan perusahaan. Perusahaan dikatakan memiliki legitimasi ketika sistem nilai
perusahaan sejalan dengan system nilai masyarakat. Ini berarti bahwa legitimasi adalah
status atau kondisi yang terjadi ketika system nilai suatu entitas searah dan sejalan
dengan sistem nilai yang ada di sosial masyarakat. Legitimasi merupakan hubungan
yang kukuh sebagai hal yang benar dan tepat. Legitimasi adalah proses yang mengarah
ke sebuah organisasi yang dipandang sah.
Dengan melakukan pengungkapan perusahaan akan merasa bahwa keberadaan dan
aktivitasnya terlegitimasi. Pengungkapan merupakan jembatan informasi yang
menghubungkan perusahaan dengan masyarakat. Dengan adanya pengungkapan akan
memberikan informasi yang lebih luas tentang perusahaan kepada masyarakat sebagai
salah satu pengguna laporan keuangan.
2.1.2. Teori Signal
Teori signal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi kepada publik (Wolk
et al.,2001: 308) dalam Situmorang (2011). Informasi tersebut bias berupa laporan
keuangan, informasi kebijakan perusahaan maupun informasi lain yang dilakukan
secara sukarela oleh manajemen perusahaan.Teori signal mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan signal-signal kepada pengguna
laporan keuangan. Signal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh
manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Signal dapat berupa promosi atau
informasi lainnya yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada
perusahaan lainnya (Machfoedz, 1999, dalam Wirawan, 2010). Penggunaan peraturan
seperti IFRS yang meningkatkan kualitas pelaporan merupakan salah satu signal
perusahaan untuk menarik investor atau pengguna lainnya. Menurut (Marston, 2003)
dalam (Suta,2012), semakin besar perusahaan akan memiliki dorongan yang lebih besar
untuk memberi sinyal mengenai kualitas perusahaan melalui pengungkapan informasi
keuangan yang meningkat. Alasan utama yang melatar belakangi keadaan tersebut
adalah karena nilai perusahaan sangat tergantung pada persepsi investor mengenai
kemampuan manajer mengelola perusahaan, terutama dalam menghadapi perubahan di
masa mendatang (Healy dan Palepu, 2001). Dengan demikian memberikan sinyal
berupa pengungkapan kepada publik diharapkan dapat meningkatkan nilai pasar
perusahaan.
2.1.3. Laporan Tahunan
Laporan tahunan merupakan laporan perkembangan pencapaian keberhasilan yang
mampu diraih perusahaan dalam jangka waktu setahun.
2.1.3.1 Komponen Laporan Tahunan
Menurut Needles, et al. (1995) dalam Oktaviana (2009) di lalam laporan tahunan
terdapat tujuh komponen utama yang membentuk laporan tahunan, yaitu:
1. Sambutan kepada para pemegang saham.
Bagian awal yang berisi sambutan dari direktur utama perusahaan yang ditujukan
kepada para pemegang saham dan menjelaskan tentang kinerja perusahaan
selama periode tertentu dan prospek perusahaan ke depannya.
2. Ikhtisar data keuangan.
Berisi penyajian data keuangan penting selama 10 tahun terakhir, dilengkapi
dengan grafik untuk mempermudah pengguna laporan tahunan dalam melihat
tren pergerakan keuangan perusahaan, dan termasuk juga data non keuangan
seperti jumlah took yang dimiliki dari period ke periode.
3. Laporan keuangan.
Berisi empat jenis laporan keuangan yang diwajibkan, yaitu laporan laba rugi,
neraca, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Penyajian laporan
keuangan ini dilakukan secara komparatif untuk beberapa periode. Tujuannya
untuk membantu pengguna dalam membandingkan kinerja perusahaan periode
berjalan dengan periode-periode sebelumnya.
4. Catatan atas laporan keuangan.
Merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan keuangan, gunanya
membantu pengguna laporan keuangan dalam menginterpretasikan data yang
disajikan dalam laporan keuangan. Secara garis besat catatan atas laporan
keuangan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Ringkasan prinsip akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dalam
pencatatan transaksinya.
b. Catatan penjelas atas item-item yang disajikan dalam laporan keuangan.
c. Catatan yang berupa informasi pelengkap.
5. Laporan pertanggungjawaban manajemen. Penyajian laporan keuagan harus disertai
dengan pernyataan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan struktur
pengendalian internal perusahaan.
6. Hasil diskusi dan analisis manajemen. Dalam bagian ini, manajemen akan melakukan
analisis dengan membandingkan
kinerja periode berjalan dengan beberapa periode sebelumnya dan melakukan analisis
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan.
7. Laporan hasil audit. Auditor bertugas untuk melakukan audit terhadap laporan
keuangan
yang disajikan oleh pihak manajemen. Hasil dari proses audit yang dilakukan auditor
adalah opini audit atas penyajian laporan keuangan oleh perusahaan.