Hasil Penelitian PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI LEVEL TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus Androgynus) TERHADAP KOLESTEROL,HDL,LDL DAN TRIGLESERIDA DARAH BROILER Oleh : KAMALIA I 211 07 018 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012 PENDAHULUAN Latar Belakang 0
60
Embed
repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2366... · Web view repository.unhas.ac.idDaun katuk segar mengandung energi 59 kalori, protein 6,4 gram, lemak 1,6
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Hasil PenelitianPENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI LEVEL TEPUNG DAUN KATUK
(Sauropus Androgynus) TERHADAP KOLESTEROL,HDL,LDL DAN TRIGLESERIDA DARAH BROILER
Oleh :
KAMALIAI 211 07 018
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
0
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini industri broiler dituntut untuk menghasilkan daging rendah
lemak, karena lemak mempunyai pengaruh negatif terhadap kesehatan konsumen.
Oleh karena itu industri pakan broiler dituntut untuk mengembangkan pakan
tambahan untuk menekan jumlah lemak yang ada dalam karkas ayam, dan daging
broiler tetapi tidak menurunkan efesiensi penggunaan ransum dan berat badan broiler.
Feed additive dalam ransum di tujukan untuk memperbaiki konsumsi, daya
cerna serta daya tahan tubuh serta mengurangi tingkat stres pada ayam broiler.
Bermacam-macam jenis feed additive antara lain adalah obat-obatan, antibiotika atau
hormon-hormon pertumbuhan. Antibiotik bekerja dengan membunuh atau
menghambat mikroorganisme penyebab penyakit, tetapi dampak negatif penggunaan
antibiotik adalah adanya kemungkinan tertinggalnya residu berbahaya sehingga
menjadi permasalahan tersendiri. Oleh karena itu perlu diupayakan feed additive
alternatif, salah satu feed additive alami yang berpotensi untuk menggantikan feed
additive komersial sebagai antibiotik adalah daun katuk (Sauropus androgynus)yang
mengandung senyawa metabolik sekunder yaitu monomethyl succinate dan cis-2-
methyl cyclopentanol asetat (ester), asam benzoat dan asam fenil malonat (asam
karboksilat), 2-pyrolodinon dan methyl pyroglutamate (alkaloid). Senyawa-senyawa
tersebut sangat penting dalam metabolisme lemak, karbohidrat dan protein dalam
tubuh.
1
Penelitian menunjukkan tepung daun katuk (Sauropus androgynus)
merupakan tanaman obat-obatan yang mempunyai zat gizi tinggi, mengandung zat
antibakteri, serta tidak berbahaya bagi kesehatan. Pemberian tepung daun Katuk
sebanyak 30 g/kg ransum memberikan akumulasi lemak yang terendah. Turunnya
akumulasi lemak, diduga disebabkan oleh zat aktif yang ada dalam daun katuk. Daun
katuk mengandung flavonoid, saponin dan tanin. Telah diketahui bahwa ketiga zat
tersebut mempunyai khasiat untuk menurunkan akumulasi lemak. Sehingga di
harapkan dengan penambahan berbagai level tepung daun katuk dapat menurunkan
kadar kolesterol darah broiler dan meningkatkan kadar HDL darah broiler.
Rumusan Masalah
Penggunaan antibiotik sintetik dalam peternakan unggas dapat memberikan
dampak yang buruk terhadap kesehatan baik itu untuk ternak dan untuk manusia yang
mengkonsumsi, karena antibiotik sintetik meninggalkan residu yang dapat
mengganggu kesehatan dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu diperlukan
suatu alternatif penggunaan bahan yang sifatnya alami tanpa meninggalkan residu
tetapi memiliki fungsi yang sama dengan antibiotik sintetik. Daun Katuk diyakini
dapat menggantikan posisi antibiotik sintetik karena memiliki fungsi sebagai penurun
kadar lemak dan kolesterol yang sama dengan antibiotik sintetik tetapi tidak
meninggalkan residu dalam tubuh. Dengan penambahan tepung daun katuk dalam
ransum diharapkan mampu menurunkan kadar kolesterol, trigliserida dan LDL dalam
darah serta meningkatkan kadar HDL darah.
2
Hipotesa
Diduga penambahan tepung daun katuk pada level tertentu dapat berpengaruh
terhadap kadar kolesterol, trigliserida dan LDL dalam darah serta meningkatkan
kadar HDL darah Broiler.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung
daun katuk dengan level yang berbeda pada pakan broiler terhadap kadar kolesterol,
LDL,HDL dan trigliserida darah Broiler.
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi tentang pengaruh
penambahan tepung daun katuk dengan level yang berbeda pada pakan broiler
terhadap kadar kolesterol, LDL, HDL dan trigliserida darah Broiler.
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Broiler
Broiler disebut juga ayam pedaging yang merupakan jenis ras unggul hasil
persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi
terutama dalam produksi daging. Ayam pedaging dikenal masyarakat dengan
beberapa kelebihan, karena hanya 5-6 minggu dipelihara sudah bisa dipanen (Rasyaf,
1990)
Amrullah (2003), menyatakan bahwa ayam broiler adalah jenis ayam jantan
maupun betina muda berumur 6-8 minggu yang dipelihara secara intensif, guna
memperoleh produksi daging yang optimal. Beberapa sifa-sifat yang dimiliki ayam
broiler yaitu :
1. Dagingnya empuk, kulit licin dan lunak, sedangkan tulang rawan dada belum
membentuk tulang yang keras.
2. Ukuran badan besar, dengan bentuk dada lebar, padat dan berisi.
3. Efisiensi penggunaan pakan cukup baik dan sebagian besar dari pakan diubah
menjadi daging.
4. Pertambahan atau pertumbuhan badan sangat cepat, 7-8 minggu ayam dapat
mencapai berat kurang lebih 2 Kg. Dalam waktu yang singkat tersebut, dapat
mencapai suatu berat tertentu yang jauh lebih besar dari berat yang dapat
dicapai oleh ayam petelur dan terlebih lagi oleh ayam kampung pada umur
yang sama.
4
Broiler mempunyai ciri tertentu seperti pertumbuhan yang cepat, mempunyai
dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik, pertumbuhan bulu cepat dan
warna bulu yang dikehendaki putih atau warna terang lainnya (Wahyu 1978).
Suprijatna (2005) menyatakan bahwa karakteristik ayam tipe pedaging bersifat
tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ketubuh, kulit putih dan
produksi telur rendah.
Menurut Kartadisastra (1994), bahwa sesuai dengan tujuan pemeliharaannya
yaitu memproduksi daging yang sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat,
maka jumlah pakan yang diberikan tidak dibatasi (ad-libitum). Selanjutnya Rasyaf
(2004), menyatakan bahwa ayam broiler dipasarkan pada bobot antara 1,3 – 1,6 Kg
per ekor ayam.
Ditinjau dari genetis, broiler sengaja diciptakan agar dalam waktu singkat
dapat segera dimanfaatkan hasilnya. Oleh karena itu, istilah broiler adalah untuk
menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik
ekonomis, memiliki pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan
sangat irit, siap dipotong pada umur muda, serta mampu menghasilkan kualitas
daging yang bersih, berserat lunak, dengan kandungan protein yang tinggi (Irawan,
1996).
5
Kebutuhan nutrisi broiler periode starter sesuai Standar Nasional Indonesia
(2006) dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2, sebagai berikut :
Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Starter Menurut Standar Nasional Indonesia (2006)a
No. Parameter Satuan Persyaratan1. Kadar air % Maks. 14,02. Protein kasar % Min. 19,03. Lemak kasar % Maks. 7,44. Serat kasar % Maks. 6,05. Abu % Maks. 8,06. Kalsium (Ca) % 0,90 – 1,207. Fosfor (P) total % 0,60 – 1,008. Energi Termetabolis (EM) Kkal/Kg Min. 2900
Tabel 2. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Finisher Menurut Standar Nasional Indonesia (2006)b
No. Parameter Satuan Persyaratan1. Kadar air % Maks. 14,02. Protein kasar % Min. 18,03. Lemak kasar % Maks. 8,04. Serat kasar % Maks. 6,05. Abu A Maks. 8,06. Kalsium (Ca) % 0,90 – 1,207. Fosfor (P) total % 0,60 – 1,008. Energi Termetabolis (EM) Kkal/Kg Min. 2900
6
B. Gambaran Umum Daun Katuk
Daun katuk adalah daun dari tanaman Sauropus adrogynus(L) Merr, family
uphorbiaceae. Nama daerah: Memata (Melayu), Simani (Minangkabau), Katuk
(Sunda), Kebing dan Katukan (Jawa), Kerakur (Madura). Terdapat di berbagai daerah
di India, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia tumbuh di daerah dengan ketinggian
0-2100 m di atas permukaan laut. Tanaman ini berbentuk perdu. Tingginya mencapai
2-3 m. Cabang-cabang agak lunak dan daun tersusun selang-seling pada satu tangkai,
berbentuk lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm dan lebar 1,25-3 cm. Bunga
tunggal atau berkelompok tiga Anonim a (2011). Menurut Anonimb (2011), tanaman
katuk diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Famili: Phyllanthaceae
Genus: Sauropus
Spesies: S. androgynus
Daun katuk kaya akan besi,
provitamin A dalam bentuk β-carotene, vitamin C, minyak sayur, protein dan mineral
lainnya. Dalam 100 gram daun katuk mengandung 72 kalori, 70 gram air, 4,8 gram
Keterangan: Huruf superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05)
A. Kolesterol
Analisis ragam memperlihatkan perlakuaan tidak berpengaruh (p>0.05)
terhadap kadar kolesterol darah ternak percobaan. Walaupun secara statistik tidak ada
perbedaan, namun terlihat terdapat variasi antara perlakuan. Namun demikian
variasi kadar kolesterol tersebut tidak mengikuti pola tertentu, misalnya P1 yang lebih
rendah dari kontrol tapi P3 justru lebih tinggi dari kontol. Tidak adanya perbedaan
28
keadaan kolesterol karena dapat diketahui 60-70% kadar kolesterol dihasilkan oleh
luar tubuh (makanan). Menurut hasil penelitian fajri (2012) menunjukan bahwa
pengaruh pemberian tepung daun katuk dalam ransum dengan level 1%,2% dan 3%
tidak berpengaruh nyata terhadap komsumsi ternak percobaan. Menurut Anonim
(2011d) Kolesterol yang digunakan dalam tubuh selain dihasilkan oleh tubuh (60-
70%) juga diperoleh dari luar tubuh (makanan) sehingga pola dan jumlah serta jenis
bahan konsumsi akan sangat berpengaruh terhadap kadar kolesterol dalam darah, ada
dua faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol darah yaitu genetik dan faktor
makanan.
Secara umum Tabel 6, menunjukan bahwa rata rata kadar kolesterol darah
pada tiap perlakuan masih dalam kisaran standar kadar kolesterol ayam ras,
Basmacioglu dan Ergul (2005) rata rata kadar kolesterol darah ayam ras yaitu 52 –
148 mg/dl.
B. Trigliserida
Rataan kadar trigleserida bervariasi dari 68,25 mg/dl, 69,5 mg/dl, 79 mg/dl,
76 mg/dl menunjukan perlakuaan tidak berpengaruh (p>0.05) terhadap kadar
trigleserida ternak percobaan.Walaupun secara statistik tidak ada pengaruh, namun
secara biologis rataan dari tiap perlakuan cenderung mengalami kenaikan. Hal ini
menunjukkan dengan pemberian pakan dengan penambahan tepung daun katuk
dengan level yang berbeda pada broiler memberikan variasi kadar trigliserida dalam
darah broiler. Hal ini kemungkinanan disebabkan oleh adanya perubahan sintesis
asam-asam lemak yang berasal dari ransum yang di komsumsi ayam tersebut.
29
Semakin tinggi asam-asam lemak yang dihasilkan dari prosese lipogenesis
karbohidrat dan protein serta asam-asam amino maka trigleserida yang disintesa di
hati juga mengalami peningkatan dan secara lansung mempengaruhi konsentrasi
trigleserida di serum darah. Menurut Lehninger 1997 Trigleserida disintesa di dalam
hati. Tingginya kandungan lemak di dalam jaringan dipengaruhi oleh kadar
trigleserida di dalam serum yang berasal dari sintesa lemak di hati. Menurrut
syamsuhadi (1997) imbangan energy protein ransum yang diperluas dapat
meningkatkan konsentrasi trigleserida yang ada dalam serum darah, sedangkan
menurut Santoso dan Tanaka (2001) umur ayam mempengaruhi kandungan
trigleserida di dalam serum darah semakin lama ayam broiler di pelihara maka
kandungan trigleserida serum darah ayam tersebut akan meningkat. Menurut Santoso
(2000) pembatasan makanan pada awal pertumbuhan dapat menurunkan konsentrasi
trigleserida darah broiler.
Rataan kadar triglserida darah broiler pada tiap perlakuan P0, P1, P2 dan P3
adalah 68.25 mg/dl, 69.5 mg/dl, 79 mg/dl, 76 mg/dl masih tergolong dalam kadar
trigliserida normal ayam ras. Menurut Basmacioglu dan Ergul (2005) rata rata kadar
Trigliserida darah ayam ras adalah < 150 mg/dl
C. Low Density Lipoprotein (LDL)
Rataan kadar LDL broiler bervariasi dari 60,4, 42,73, 54,75, 43,87 mg/dl.
Analisis ragam memperlihatkan perlakuaan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar
30
LDL ternak percobaan. ini menandakan bahwa pemberian tepung daun katuk pada
broiler dapat tidak menurunkan kadar LDL dalam darah.
Rataan kadar LDL darah broiler yang diberi tepung daun katuk pada
perlakuan P0,P1,P2,P3 adalah 60,4, 42,73, 54,75, 43,87 mg/dl, kadar LDL masih dalam
kisaran standar LDL darah ayam ras, Basmacioglu dan Ergul (2005) rata rata kadar
LDL darah ayam ras adalah < 130 mg/dl.
D. High Density Lipoprotein (HDL)
Berdasarkan analisis ragam memperlihatkan bahwa perlakuan berpengaruh
nyata (p<0.05) terhadap kadar HDL dalam darah ternak percobaan. Uji lanjut BNT
memperlihatkan bahwa kadar HDL ternak yang diberi ransum tepung daun katuk
Dimana perlakuan P0 tidak berbeda dengan P2 tetapi berbeda dengan P1 dan P3 . Dari
rataan kadar HDL menunjukkan pemberian pakan dengan penambahan tepung daun
katuk pada broiler dapat menaikkan kadar HDL dalam darah broiler.Hal ini diduga
disebabkan oleh senyawa Fitosterol yang terdapat dalam daun katuk yang
dapat menghambat pembentukan misel usus tempat terjadinya penyerapan asam
empedu ke dalam usus. Hal ini sesuai dengan pendapat (Bonsdorff-nikander, 2005)
yang menyatakan bahwa mikenisme dari Fitosterol diyakini menghambat absorpsi
kolesterol ransum dan reabsorpsi kolesterol endogen dalam saluran pencernaan,
fitosterol meningkatkan pengeluaran kelebihan kolesterol yang di absorpsi, dan
menyebabkan penurunan kadar kolesterol serum. Sehingga dengan penurunan
31
kolesterol maka akan di imbangi dengan meningkatnya kadar HDL dalam serum
darah . Lipoprotein yang disintesis tergantung pada jumlah kolesterol yang dibawa ke
hati LIPI (2009). Wirahadikusumah (1985) menambahkan HDL berfungsi sebagai
pengangkut kelebihan kolesterol dalam bentuk LDL untuk dibawa keluar
dari pembulu darah.
Berdasarkan Tabel 6, rataan kadar HDL darah broiler yang diberi tepung daun
katuk pada perlakuan P0,P1,P2,P3 masing-masing 33.25, 42.15, 35.45, 58.43 mg/dl,
kadar HDL ini sesuai standar HDL darah ayam ras. Menurut Basmacioglu dan Ergul
(2005) rata rata kadar HDL darah ayam ras adalah >22 mg/dl.
32
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemberian tepung daun katuk dengan level 1%,2% dan 3% dalam pakan
tidak berpengaruh terhadap kadar kolesterol,Trigleserida dan LDL, tetapi mampu
meningkatkan kadar HDL darah Broiler pada level 3%.
Saran
Perlu dipertimbangkan pemberian tepung daun katuk dalam bentuk yang lain
misalnya dalam bentuk ekstrak sehingga diharapkan bisa lebih efektif dalam
menurunkan kadar kolesterol, trigleserida, LDL dan meningkatkan kadar HDL.
33
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, I.K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan ke-1. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor
Anonim, 2011a. Manfaat dan Efek Samping Daun Katuk. http://www.smallcrab.com/kesehatan/408-manfaat-dan-efek-samping-daun-katuk. (Diakses tanggal 30 Agustus 2011).
, 2011b, 2011. Katuk Sauropus androgynus (L.) Merr.http://www.plantamor.com/index.php?plant=1116 (Diakses tanggal 30 Agustus 2011).
, 2011c. Teknis Budidaya. http://teknis budidaya.blogspot.com. (diakses tanggal 30 Agustus 2011).
_______2011d. Cara Menurunkan Kadar Trigliserida. http://republika.co.id.htm (14 Desember 2011).
________2011e. Struktur Kolesterol. http:// www .artikelkedokteran net /news /struktur +kolesterol.htm. (Diakses tanggal 16 Maret 2012).
Bambang, M. 2004. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Jantung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Baraas, F. 1993. Mencegah Serangan Jantung Dengan Menekan Kolesterol. PT. Gamedia Pustaka Utama. Jakarta .
Basmacioglu, H. and M. Ergul. 2005. Research on the factor affecting cholesterol content and some other characteristics of eggs in laying hens. Turk. J. Vet. Anim . Sci. 29: 157-164
.Bonsdorff-nikander a., von. 2005. Studies on a cholesterol-lowering
microcrystalline phytosterol suspension oil (dissertation). Helsinki: Division of Pharmaceutical Technology, Faculty of Pharmacy,University of Helsinki.
Dewanti W, Tri. 2006. Pangan fungsional makanan untuk kesehatan. Universitas Brawijaya. Malang.
Fajri nurul. 2012. Pertambahan Berat Badan,Komsumsi dan Konversi pakan Pada Broiler Yang Mendapat Ransum Mengandung Berbagai Level Tepung Daun
Martoharsono, Soeharsono. 1993. Biokimia Jilid 2. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.
Muchtadi, D; N. S. Palupi; dan M. Astawa. 1993. Metabolisme Zat Gizi :Sumber, Fungsi, dan Kebutuhan Bagi Tubuh Manusia. Jakarta .Pustaka Sinar Harapan.
Rasyaf. 1990. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
______.1994. . Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Santoso, U dan W. Piliang.2004. Penggunaan Ekstrak Daun Katuk sebagai Feed Additive untuk Memproduksi Meat Designer. Laporan Penelitian Hibah Pekerti. Universitas Bengkulu. Bengkulu
_______. Y. Fenita dan Kususiyah. 2008. Penggunaan Ekstrak Air Daun Katuk sebagai Pengganti Feed additive Komersial untuk Memproduksi Meat
Designers yang Efisien. Laporan Riset Unggulan Universitas. Universitas Bengkulu. Bengkulu.
_______. 2009. Manfaat daun katuk bagi kesehatan manusia dan produktivitas ternak. http://uripsantoso.wordpress.com. (Diakses tanggal 30 Agustus 2011)
_______,U. 2000. Reduction of trigleseride content by early feed restriction in broiler chiks. Bulletin peternekan 24.
______,U dan Tanaka. 2001. Pengaruh Umur Terhadap aktivitas Enzim Lipogenik dihati dan Akumulasi lemak Pada Ayam Broiler. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner.6:89-93
Silalahi, J. 2006. Fitosterol dalam margarine cara efektif menurunkan kolesterol. www.tempointeraktif.com. [31 Maret 2011].
Subekti, s. 2006. Penggunaan tepung daun katuk dan ekstrak daun katuk Sauropus androgynus) sebagai substitusi ransum yang dapat menghasilkan produk puyuh jepang yang rendah kolesterol. Fakultas peternakan IPB. Bogor.
Susanto, H. 2006. Jaringan Kadar Kolestrol Tinggi. Harian Fajar, Makassar.
Suprijatna, E. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suprayogi, A. 2000. Studies on the biological effect of Sauropus androgynus (L. Merr.): Effect on milk production and the possibilities of induced pulmonary disorder lactating sheep. Universitat Gottingen Institut fur Tierphysiology und Tieremahrung. Gottingen: George-August
Subekti, S. 2003. Kualitas Telur dan Karkas Ayam Lokal yang Diberi Tepung Daun
Katuk dalam Ransum. Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor.Syamsuhaidi.1997. penggunaan Dukweed (family Lamance) Sebagai Pakan Serat
Sumber Protein Dalam Ransum Ayam Pedaging. Disertasi. Program Pasca Sarjana Insitut Pertanian Bogor. Bogor.
Standar Nasional Indonesia [SNI]a. 2006. Pakan Anak Ras Pedaging (Broiler Starter). http://ditjennak.go.id/regulasi%5CSNI%20PAKAN%20% AYAM%20PEDAGING%20ANAK.pdf. Akses pada tanggal 16 Oktober 2011
b . 2006. Pakan Ayam Ras Pedaging Masa Akhir (Broiler Finisher). http://ditjennak.go.id/regulasi%5CSNI%20PAKAN%20%AYAM%20PEDAGING%20TUA.pdf. Akses pada tanggal 16 Oktober 2011
Piliang, W.G., et al. 2001. Efek Pemberian Daun Katuk (Sauropus androgynus) dalam Ransum terhadap Kandungan Kolesterol Karkas dan Telur Ayam Lokal. Lembaga Penelitian IPB Bekerjasama Dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Proyek ARMP II. Pineda, M.H. and R.A.
Wahyu, J. 1978. Cara Pemberian dan Penyusunan Ransum Unggas. Fakultas Peternakan, IPB, Bogor.
Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid. Bandung. ITB.