M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II] 1 I. SKALA UKUR A. Tujuan Mahasiswa dapat membaca besarnya hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur analog (ampere meter, volt meter, dan frekuensi meter). B. Teori Setiap skala ukur yang mempunyai skala maksimum berbeda, pasti mempunyai nilai skala yang berbeda pula. Cara menentukan nilai tiap skala ukur dapat digunakan rumus sebagai berikut : 1. Ambilah salah satu rentang ukur, misalnya dari 0 ke 10. 2. Hitung jumlah skala pada rentang tersebut. 3. Kemudian hitung : Nilai skala = C. Alat dan Bahan 1. 7 buah ampere meter analog dengan skala yang berbeda. 2. 3 buah volt meter analog dengan skala yang berbeda. 3. 1 buah frekuensi meter. 4. Alat Tulis. D. Langkah Kerja Lakukan pengamatan secara cermat dengan beberapa kali pengulangan. Catat nilai rentang dan jumlah skala dari setiap alat ukur. Hitung skala ukur sesuai data dan rumus yang ada.
45
Embed
97396563 Jobsheet Praktikum Teknik Tegangan Tinggi II
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
1
I. SKALA UKUR
A. Tujuan
Mahasiswa dapat membaca besarnya hasil pengukuran dengan menggunakan
alat ukur analog (ampere meter, volt meter, dan frekuensi meter).
B. Teori
Setiap skala ukur yang mempunyai skala maksimum berbeda, pasti
mempunyai nilai skala yang berbeda pula. Cara menentukan nilai tiap skala
ukur dapat digunakan rumus sebagai berikut :
1. Ambilah salah satu rentang ukur, misalnya dari 0 ke 10.
2. Hitung jumlah skala pada rentang tersebut.
3. Kemudian hitung :
Nilai skala =
C. Alat dan Bahan
1. 7 buah ampere meter analog dengan skala yang berbeda.
2. 3 buah volt meter analog dengan skala yang berbeda.
3. 1 buah frekuensi meter.
4. Alat Tulis.
D. Langkah Kerja
Lakukan pengamatan secara cermat dengan beberapa kali pengulangan.
Catat nilai rentang dan jumlah skala dari setiap alat ukur.
Hitung skala ukur sesuai data dan rumus yang ada.
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
2
E. Tabel Praktikum
NO ALAT
UKUR
NILAI
RENTANG
JUMLAH
SKALA
SKALA
UKUR
1 Ampere Meter 20 5 4
2 40 4 10
3 4 4 1
4 2 5 0.4
5 6 4 1.5
6 10 5 2
7 5 5 1
NO ALAT
UKUR
NILAI
RENTANG
JUMLAH
SKALA
SKALA
UKUR
1 Volt Meter 200 5 40
2 50 5 10
3 300 10 30
F. Kesimpulan
Dalam membaca skala ukur pada alat ukur kita dapat membacanya dari
skala yang ada pada alat ukur tersebut. Jadi, kita bisa harus mngetahui besarnya
skala pada alat ukur yang kita gunakan. Misalnya volt meter dan ampere meter.
Sehingga memudahkan kita untuk membaca alat ukur tersebut.
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
3
II. MEGGER
A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengukur alat ukur Megger Instalasi Listrik dan
menganalisis hasil pengukurannya.
B. Teori
Buruknya Isolasi jaringan bisa mengakibatkan terjadinya arus bocor
dan bisa membahayakan nyawa seseorang. Dimungkinkan juga akan
menimbulkan percikan api yang bisa mengakibatkan kebakaran. Pengetesan
dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan line/phase dengan
netral dan line dengan ground. Sebelum melakukan pengetesan terlebih dahulu
dilakukan pemutusan hubungan komponen elektronik dan pilot lamp dengan
jaringan. Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk
pengetesan dengan tegangan 500 VDC adalah 0,5 Mega Ohm sedangkan
dengan tegangan 1000 VDC adalah 1 Mega Ohm.
Kebocoran isolasi menjadi salah satu penyebab utama terbakarnya
sebuah motor selain masalah elektrik dan mekanik. Sebuah motor akan
mengalami penurunan tingkat insulasi karena usia pakai. Jika insulasi motor
telah mencapai antara 10 ~ 1 Meg Ohm maka perlu dilakukan preventive
maintenance. Jika insulasi dibawah 1 Meg Ohm berarti motor dalam kondisi
kritis.
Rumus Perhitungan Pengukuran Insulation Test
1. Pengukuran tegangan Rendah:
Rumus ≥ 1000. E (minimal)
Contoh :
E =380 V
R isolasi = 1000 . 380
= 380.000 Ω
= 0.38 M Ω
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
4
Bila hasil pengukuran lebih dari 0.38 M Ω maka alat/Instalasi dapat dikatakan
baik.
C. Alat dan Bahan
Megger Putar.
Megger Analog.
Rangkaian Instalasi.
Motor Listrik.
Trafo.
Kawat Pengantar.
Alat Tulis.
Gambar Megger.
D. Langkah Kerja
Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan
line / phase dengan netral dan line dengan ground. Sebelum melakukan
pengetesan terlebih dahulu dilakukan pemutusan hubungan komponen
elektronik dan pilot lamp dengan jaringan. Metode pengetesan bisa dilakukan
dengan tegangan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum
insulasi yang bisa ditolerir untuk pengetesan dengan tegangan 500 VDC adalah
0,5 Meg Ohm sedangkan dengan tegangan 1000 VDC adalah 1 Meg Ohm.
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
5
Cara megger pada rangkaian instalasi:
F – N
F – G
N – G disatukan.
Nilai tahanan isolasi (minimal) 1000X tegangan kerja
1000 x 220 = 0,2 Mega
Jika hasil ukur di bawah minimal, bisa terjadi hubung singkat.
Cara megger pada motor listrik:
Motor 1 fasa
F – N
F – B
N – B
Motor 3 fasa
Jika ingin memegger motor 3 fasa, berikut urutannya:
U – V U – B
U – W V – B
V – W W – B
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
6
Trafo
Jika ingin memegger trafo seperti diatas, berikut urutannya:
A – C A – D B – C B – H
A – E B – E
A – F B – F
A – G B – G
BODY – A BODY – E
BODY – B BODY – F
BODY – C BODY – G
BODY – D
E. Tabel Paraktikum
a. Instalasi
MEGER PUTAR
(MΩ)
MEGER ANALOG
(MΩ)
F – N 1000
F – G 600
F – N 1000
b. Motor Listrik
MEGER PUTAR
(MΩ)
MEGER ANALOG
(MΩ)
U – V 1000
V – W 1000
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
7
W – U 1000
U – B 1000
V – B 1000
W – B 1000
c. Trafo
MEGER PUTAR
(MΩ)
MEGER ANALOG
(MΩ)
A – C 900
A – E
A – F
A – G
A – D 800
B – C 700
B – D 800
B – F
B – G
B – H
MEGER PUTAR
(MΩ)
MEGER ANALOG
(MΩ)
BODY – A 400
BODY – B 600
BODY – C 300
BODY – D 300
BODY – E
BODY – F
BODY – G
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
8
F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum, kita mengetahui bagaimana cara mengukur,
menganalsis baik buruknya isolasi pada jaringan instalasi listrik tersbut apakah
terjadi kebocoran arus pada instalasi tersebut yang memungkinkan membahayakan
nyawa seseorang. Maka dibutuhkan pengetesan uji meger. Dalam pengetesan
tersebut dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan. Jaringan kabel
phasa, netral dan ground.
Uji meger juga digunakan pada motor listrik 3phasa untuk mengetahui
bagaimana tahanan isolasi pada motor tersebut. Sama halnya pada trafo untuk
menguji kebocoran arus pada inti trafo..
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
9
III. PENGUKURAN PENTANAHAN
A. Tujuan Mhasiswa dapat menggunakan alat ukur Megger tanah atau Earth Tester.
Mhasiswa dapat menganalisis hasil pengukuran eart tester.
B. Teori
Yang dimaksud dengan pentanahan adalah suatu usaha untuk mengadakan
hubungan sistem dengan tanah (bumi) menggunakan penghantar dan elektroda tanah.
Dalam pelaksanaanya pentanahan mengandung beberapa fungsi, yaitu :
1. Pengadaan hubungan dengan tanah untuk suatu titik penghantar arus dari
suatu sistem.
2. Pengadaan hubungan dengan tanah untuk suatu bagian-bagian atau
bangunan yang tidak membawa arus dari sistem.
3. Pengaman terhadap kemungkinan kebocoran arus dari suatu sistem
instalasi, pentanahan juga merupakan pengaman terhadap kemungkinan
sambaran petir.
4. Perbaikan bus dan saluran penghantar netral.
Besarnya nilai pentanhan diperhitungkan ( PUIL 2000) :
Rk = (
)
Ik = (1-4) In
C. Alat dan Bahan Satu Set Earth tester.
Besi 150 cm.
Palu.
Kunci Inggris (Kunci pipa).
Alat Tulis.
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
10
Gambar Earth tester.
D. Langkah Kerja Tentukan lokasi yang akan dibuat pentanahan. Pasang besi 150 cm dengan kedalaman 25 cm terlebih dahulu.
Pasang besi pendek pertama pada jarak 10 meter dari besi 150 cm. Pasang besi pendek kedua pada jarak 20 meter dari besi 150 cm. Pasang kabel pada masing-masing besi dan hubungkan pada earth tester
sesuai dengan warnanya.
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
11
Ukur dengan skala 1000, lalu besi 150 cm dalamkan per 25 cm hingga
mencapai 125 cm.
Lihat hasil Pentanahannya
E. Tabel Praktikum 1 Elektroda
Kedalaman
Tanah
R (Ω)
Tanah Kering
R (Ω)
Tanah Basah R (Ω)
Tanah Lembab 25 cm 738 236
50 cm 93 225
75 cm 61 93
100 cm 44 83
125 cm 34 62
2 Elektroda
Kedalaman
Tanah
Elektroda 1 Elektroda II Pararel
25 cm 205 209 19
50 cm 84 69 16
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
12
75 cm 57 56 15
100 cm 44 43 14
125 cm 40 36 14.3
Perhitungan untuk 2 elektroda.
Kedalaman
25 cm
50 cm
75 cm
100 cm
120 cm
F. Kesimpulan
Semakin dalam kedalaman tanah maka semakin kecil harga
pentanahannya. Kondisi tanah juga mempengaruhi nilai pentanahannya.
Semakin basah kondisi tanah semakin kecil harga pentanahannya / harga
Groud nya. Dengan di pararelkannya 2 elektroda pentanahan, maka harga
pentanahannya semakin kecil.
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
13
IV. LUX METER
A. Tujuan
Mahasiswa mengetahui karakteristik dari suatu lampu pada sistem
penerangan
B. Teori
Lux meter adalah alat untuk mengkur tingkat intensitas cahaya dari
suatu ruangan. Dengan alat ini kita dapat mencegah pemborosan ketika akan
memilih lampu. Dengan alat ini pula kita memiliki alasan yang tepat untuk
mengganti lampu yang terlalu terang atau terlalu redup. Lux adalah
terminologi untuk menyatakan jumlah sinar yang diterima oleh sebuah objek
seluas 3 kaki persegi pada jarak 1 yard, oleh sebuah sumber sinar dengan daya
1 watt.
C. Alat dan Bahan
Lux Meter
1buah Lampu Pijar 10 W
1buah Lampu XL 23 W
Meteran
Alat Tulis
Gambar Lux meter.
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
14
D. Langkah Kerja
Lux meter bekerja dengan sensor cahaya. Lux meter cukup diletakkan
di atas meja kerja atau dipegang setinggi 75 cm di atas lantai. Layar
penunjuknya akan menampilkan tingkat pencahayaan pada titik pengukuran.
Cara kerja dari praktek ini dapat kita lihat dengan gambar berikut:
Gambar pengukuran Lux meter
Gambar Pengukuran pada jarak 25 cm
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
15
E. Tabel Pengukuran
Lampu TL 40 W Lampu XL 23 W
No Jarak Hasil Tanpa
Lampu (Lux)
Hasil
Alat Ukur
Hasil
Real
Hasil
Alat Ukur
Hasil
Real
1 0 15 225
2 25 20 205
3 50 17.5 210
4 75 15 205
5 100 10 165
6 125 5 140
7 150 5 80
8 175 5 70
9 200 2.5 50
10 225 0 50
11 250 0 35
12 275 0 35
13 300 0 25
14 325 0 15
15 350 0 15
16 375 0 15
17 400 0 10
18 425 0 10
Pengukuran dibawah Lampu ( jarak X=0)
E0 = lux
h (ketinggian) = m
0 = E.h2 lumen
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
16
I0
Jarak = x cm pada sudut
E1 = lux
h (ketinggian) = m
1 =
( )
I1
Tabel Lampu TL 40 Watt
Jarak(m) E(lux) H(m) r cos θ (lumen) I(Lumen)
0 15 1.5 1.5 0 33.75 5.3742
25 20 1.5 25.045 0.998205 45.243 7.20433
50 17.5 1.5 50.0225 0.99955 39.428 6.27837
75 15 1.5 75.015 0.9998 33.77 5.37743
100 10 1.5 100.011 0.999888 22.508 3.58401
125 5 1.5 125.009 0.999928 11.252 1.79179
150 5 1.5 150.007 0.99995 11.252 1.79167
175 5 1.5 175.006 0.999963 11.251 1.7916
200 2.5 1.5 200.006 0.999972 5.6255 0.89578
225 0 1.5 225.005 0.999978 0 0
250 0 1.5 250.004 0.999982 0 0
275 0 1.5 275.004 0.999985 0 0
300 0 1.5 300.004 0.999988 0 0
325 0 1.5 325.003 0.999989 0 0
350 0 1.5 350.003 0.999991 0 0
375 0 1.5 375.003 0.999992 0 0
400 0 1.5 400.003 0.999993 0 0
425 0 1.5 425.003 0.999994 0 0
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
17
Tabel Lampu XL 23 Watt
Jarak(m) E(lux) H(m) r cos θ (lumen) I(Lumen)
0 225 1.5 1.5 0 506.25 80.6131
25 205 1.5 25.045 0.998205 463.74 73.8444
50 210 1.5 50.0225 0.99955 473.14 75.3404
75 205 1.5 75.015 0.9998 461.53 73.4915
100 165 1.5 100.011 0.999888 371.38 59.1362
125 140 1.5 125.009 0.999928 315.07 50.1701
150 80 1.5 150.007 0.99995 180.03 28.6667
175 70 1.5 175.006 0.999963 157.52 25.0824
200 50 1.5 200.006 0.999972 112.51 17.9155
225 50 1.5 225.005 0.999978 112.51 17.9152
250 35 1.5 250.004 0.999982 78.754 12.5405
275 35 1.5 275.004 0.999985 78.754 12.5404
300 25 1.5 300.004 0.999988 56.252 8.95734
325 15 1.5 325.003 0.999989 33.751 5.37438
350 15 1.5 350.003 0.999991 33.751 5.37435
375 15 1.5 375.003 0.999992 33.751 5.37433
400 10 1.5 400.003 0.999993 22.5 3.58288
425 10 1.5 425.003 0.999994 22.5 3.58287
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
18
F. Kesimpulan
Jarak titik lampu terhadap bidang kerja akan mempengaruhi intensitas
cahaya pada bidang kerja tersebut. Jadi semakin jauh bidang kerja terhadap
lampu maka intensitas cahayanya akan semakin kecil.
M.Kusdinar 0905929 [LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI II]
19
V. KALIBRASI VOLTMETER
A. Tujuan
Mahasiswa menegtahui tingkat error dari sekelompok alat ukur volt meter
B. Teori
Volt Meter Merupakan alat/perkakas untuk mengukur besar tegangan listrik
dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang
terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik.
Lempengan luar berperan sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda.
Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter).