Top Banner

of 19

93526124 Makalah Orthodonti II

Apr 03, 2018

Download

Documents

Nha Fajrina
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    1/19

    MAKALAH ORTHODONTI II

    ANALISA MODEL SEBAGAI DIAGNOSIS ORTODONTI

    OLEH

    VIDYAVATI A/P KRISHNAN KUMARAN

    080600130

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    2/19

    ANALISA MODEL

    PENGERTIAN

    Analisa model adalah teknik dan cara mendiagnosa, menentukan posisi, ruangan,

    ukuran rahang yang digunakan oleh dokter gigi terutama ortodontis dengan caramencetak gigi pasien terlebih dulu, seterusnya dibikinkan model dari cetakan

    negatif ke studi model yang diperbuat dari bahan gyps yang mirip dengan bentuk

    struktur anatomis gigi pasien yang dicetak.

    TUJUAN

    Suatu bentuk oklusi gigi dan bentuk rahang dapat dianalisa dengan banyak cara,

    analisa radiografi, pemeriksaan klinis, analisa fotografi dan analisa model. Dalam

    pemeriksaan arcus dentalis secara visual, bukan hanya besarnya arcus ataupun

    lebar gigi yang diamati, tapi bagi seorang ortodontis, yang terpentingnya adalah

    tahap crowding dan ruangan yang terdapat pada lengkung rahang.

    Berbanding analisa dengan cara lain, ortodontis mampu mengamati rahang dan

    gigi pasien dengan 3 dimensi, serta membuat berbagi penukuran yang sesuai

    prosedur perawatan.

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    3/19

    BENTUK LENGKUNG

    Bentuk lengkung rahang normal manusia adalah berbentuk parabola . Secara kasar,

    bentuk lengkung dapat ditentukan dengan 2 cara menurut Barber, dan Morress

    dan Reed.Lengkung rahang menurut Barber:

    Suatu garis lengkung imaginer yang menghubungkan sederetan gigi pada rahang

    atas dan bawah.

    Lengkung rahang menurut Morrees &Reed:

    Lengkung yang dibentuk oleh susunan mahkota gigi yang tumbuh tanpa sebarang

    malposisi.

    Bentuk lengkung rahang normal maksila berdasarkan

    kontak palatal mahkota gigi.

    Bentuk lengkung rahang mandibula dengan gigi

    anterior yang berjejal.

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    4/19

    Garis imaginer lengkung rahang melalui titiktitik tonjol bukal molar 1, singulum

    pada gigi incisivus, dan berlanjut ke tonjol bukal molar 1 sisi lengkung yang lain.

    Analisa model Rahang Atas

    Secara garis besar, dapat diamati bagian palatum, beserta batas palatum molle dan

    durum, posisi dan kedudukan gigi sepanjang garis lengkung rahang, frenulum

    lingualis dan vestibulum bukalis.

    i) Dari pandangan sagital:

    1. Kurva spee

    Garis oklusi pada maksila yang dimulai dari tonjol kaninus ke tonjol bukal gigigeligi posterior. Pada maksila dari tonjol bukal, garis lurus dan semakin

    melengkung kearah supra dari garis oklusi.

    Teknik penentuan kurva spee

    2. Kedalaman palatum

    Pada model rahang atas, bila dipotong secara sagital tepat pada tengah palatum

    dapat diukur kedalaman palatum pasien.

    3. Inklinasi

    Dari pandangan ini, hanya inklinasi pada gigi anterior dapat diamati. Proklinasi

    (inklinasi ke labial) dan retroklinasi (inklinasi ke palatal)

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    5/19

    ii) Dari pandangan transversal

    1. Posisi gigi

    Kelainan posisi gigi dapat diamati dari pandangan ini adalah labio versi (gigi

    ke labial), palato versi (gigi ke palatum).

    2. Lengkung rahang

    Dari pandangan transversal, bentuk lengkung rahang dapat ditentukan. Maka

    saiz maksila boleh ditentukan dengan pengukuran lebar lengkung rahang.

    iii) Dari pandangan Vertikal

    1. Kurva Wilson

    Garis imaginer yang menyentuh sepanjang kontak oklusal dari tonjol bukal

    molar 1 salah satu sisi ke sisi yang lain. Pada maksila berbentuk konveks.

    Melengkung kearah supra garis oklusal.

    2. Posisi gigi

    Dari pandangan vertikal dapat diamati kasus gigi yang buko versi, palato versi,

    supra dan infra versi.

    3. kedalaman palatum

    Jika model rahang dipotong pada tengah lengkung rahang secara vertikal,

    kedalaman palatum dapat diukur.

    Analisa model Rahang Bawah

    Secara garis besar, dapat diamati bagian sublingual frenulum lingualis, frenulum

    labialis, vestibulum labialis dan gigi-gigi mandibula masingmasing.

    i) Dari pandangan sagital:

    1. Kurva speeGaris oklusi pada mandibula yang dimulai dari tonjol kaninus ke tonjol bukal

    gigi geligi posterior. Pada mandibula dari tonjol bukal, garis lurus dan semakinmelengkung kearah supra dari garis oklusi.

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    6/19

    2. Inklinasi

    - Dari pandangan ini, hanya inklinasi pada gigi anterior dapat diamati. Proklinasi(inklinasi ke labial) dan retroklinasi (inklinasi ke lingual)

    ii) Dari pandangan transversal

    1. Posisi gigiKelainan posisi gigi dapat diamati dari pandangan ini adalah labio versi (gigi

    ke labial), dan linguo versi (gigi ke lingual).

    2. Lengkung rahang

    Dari pandangan transversal, bentuk lengkung rahang dapat ditentukan. Maka

    saiz mandibula boleh ditentukan dengan pengukuran lebar lengkung rahang.

    iii) Dari pandangan Vertikal

    1. Kurva Wilson

    Garis imaginer yang menyentuh sepanjang kontak oklusal dari tonjol bukalmolar 1 salah satu sisi ke sisi yang lain. Pada mandibula berbentuk konkaf.

    Melengkung kearah supra garis oklusal.

    Curve of Wilson pada mandibula

    2. Posisi gigi

    Dari pandangan vertikal dapat diamati kasus gigi yang buko versi, linguo

    versi, supra dan infra versi.

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    7/19

    ANALISA GIGI GELIGI BERCAMPUR

    Tujuan analisis gigi geligi campuran adalah untuk mengevaluasi jumlah ruangan

    yang tersedia pada lengkung rahang untuk digantikan oleh gigi permanen dan

    untuk penyesuaian oklusi yang diperlukan. Terdapat banyak metode analisi geligicampuran. secara umum, analisis geligi campuran terbagi dalam tiga kelompok,

    yaitu analisi yang mengatakan bahwa ukuran geligi tetap yang belum erupsi dapat

    diperkirakan berdasarkan gambaran radiografis, kelompok yang kedua mengatakan

    bahwa ukuran gigi kaninus dan premolar dapar diperkira berdasarkan ukuran gigi-

    gigi permanen yang telah erupsi ke dalam rongga mulut, dan yang ke tiga adalah

    kombinasi kedua metode tersebut.

    a) Analisa Roentgen Foto

    Metode ini memerlukan gambaran radiografi yang jelas dan tidak mengalami

    distorsi. Distorsi gambaran radiografi pada umumnya lebih sedikit terjadi pada

    foto periapikal dibandingkan dengan foto panoramik. Namun, meskipun

    menggunakan film tunggal, seringkali sulit untuk menghindari distorsi terutama

    pada gigi yang panjang seperti kaninus sehingga pada akhirnya akan mengurangi

    tingkat akurasi. Dapat menentukan ukuran gigi yang belum erupsi dengan

    mengukur gigi yang erupsi pada roentgen foto dan pada model

    b) Analisa Moyers

    Moyers memperkenalkan suatu analisis dengan dasar pemikiran bahwa

    berdasarkan studi yang dilakukan beberapa ahli, terdapat hubungan antara

    ukuran kelompok gigi pada satu bagian dengan bagian lainnya. Seseorang

    dengan ukuran gigi yang besar pada salah satuu bagian dari mulut cenderung

    mempunyai gigi-gigi yang besar pula pada tempat lain. Ia digunakan untuk

    menentukan ruangan untuk gigi kaninus,Premolar 1 dan Premolar 2. Syaratuntuk analisa ini adalah keempat gigi insisivus bawah harus sudah erupsi.

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    8/19

    Analisa Moyer lebih banyak dianjurkan karena:

    Kesalahan sistematik yang minimal Rentang dari kesalahan tersebut diketahui Panilaian klinis yang tidak rumit dan hemat waktu Tidak membutuhkan perlengkapan khusus dan gambaran radiografi Dapat digunakan pada kedua rahang

    Prosedur analisa ini adalah pertamanya ukur dan jumlah mesio-distal keempat

    insisivus bawah. Kemudian prediksi jumlah mesio distal kaninus dan Premolar

    melalui tabel probabiliti dengan derajat kepercayaan 75 % (A). Seterusnya ukur

    ruang yang ada pada regio kaninus dan Premolar. Diukur distal insisivus lateral

    sampai ke mesial molar satu permanen (B). Ruang yang ada dibandingkan dengan

    ruang yang diperkirakan pada tabel probabiliti (B-A) :Ruang cukup dan

    Diskrepans.

    Tabel probabilitas Moyer

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    9/19

    c) Analisa Barendonk

    Diukur jumlah lebar mesio distal keempat gigi insisivus rahang atas untuk

    estimasi gigi kaninus,Premolar 1 dan Premolar2 pada rahang atas SI OK

    (Stuttzone). Kemudian diukur jumlah lebar mesio distal keempat gigi insisivusrahang bawah untuk estimasi gigi kaninus ,Premolar 1 dan Premolar 2 rahang

    bawahSI UK (Stuttzone).

    SI OK : Jlh lebar m-d keempat gigi I RA SI UK : Jlh lebar m-d keempat gigi I RB Stutzzone : Jlh lebar m-d gigi C,P1,P2 Zahnhogen : Panjang lengkung gigi

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    10/19

    d) Rumus Regresi

    Diperkenalkan oleh Ballard dan Wylie dimana ukuran mesio distal gigi sangat

    penting sebagai pengukur dalam analisa kasus gigi yang berjejal maupun

    diastema

    e) Rumus Tonn

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    11/19

    ANALISA GIGI GELIGI PERMANEN

    Keparahan suatu maloklusi sangat penting untuk dinilai dan ditentukan dari

    berbagai sudut pandang. Untuk itu, telah diperkenalkan bermacam-macam teknik

    analisis. Berikut ini adalah beberapadi antaranya yang umum digunakan.

    a) Analisa Bolton

    Bolton mempelajari pengaruh perbedaan ukuran gigi rahang bawah terhadap

    ukuran gigi rahang atas dengan keadaan oklusinya. Rasio yang diperoleh

    membantu dalam mempertimbangkan hubungan overbite dan overjet yang

    mungkin akan tercapai setelah perawatan selesai, pengaruh pencabutan pada

    oklusi posterior dan hubungan insisif serta oklusi yang tidak tepat karena ukuran

    gigi yang tidak sesuai.

    Tujuan dari analisa Bolton adalah:

    i. Memperkirakan relasi overbite dan overjet yang terjadi setelah perawatanii. Mengidentifikasi kelainan oklusi yang terjadi yang disebabkan perbedaan

    ukuran gigi

    iii. Menentukan efek pencabutan pada oklusi di posterior dan anteriorMembandingkan ukuran geligi rahang atas dengan ukuran geligi rahang

    bawah.Terdapat dua pengukuran yaitu rasio anterior (6 gigi anterior) rasio total(12 gigi). Jika: rasio anterior > 77,2% dan rasio total > 91,3%Maka

    ukuran geligi Maksila benar dan Mandibula terlalu besar dibandingkan

    seharusnya

    Gunakan ukuran gigi maksila yang benar tersebut untuk melihat ukuran gigiMandibulayang seharusnya pada tabel Bolton.

    Ukur gigi mandibula dari Pasien Kurangi dengan ukuran gigi mandibula dari table Hasil pengurangan ini merupakan selisih kelebihan ukuran gigi mandibula.

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    12/19

    Jika: rasio anterior < 77,2% dan rasio total < 91,3 %Maka ukuran geligi

    mandibula benar, ukuran geligi maksila terlalu besar dibandingkan

    seharusnya

    Gunakan ukuran gigi mandibula yang benar tersebut untuk melihatukuran gigi maksila yang seharusnya pada tabel Bolton.

    Ukur gigi maksila dari Pasien Kurangi dengan ukuran gigi maksila dari tabel Hasil pengurangan ini merupakan selisih kelebihan ukuran gigi maksila.

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    13/19

    b) Analisa Pont

    Analisa Pont diperkenalkan pada tahum 1990. Ia merupakan sebuah sistem

    dimana pengukuran dari empat gigi seri (incisivus) RA secara otomatis

    membentuk lengkungan lebar di daerah premolar dan molar Membedakanantara lebar lengkung gigi bagian anterior dengan posterior. Analisa pont

    membantu kita untuk mendapatkan:

    Untuk menentukan menentukan apakah lengkung gigi yang sempit ataunormal

    Untuk menentukan menentukan kebutuhan untuk ekspansi lengkunganlateral

    menentukan berapa banyak perluasan mungkin di daerah premolar danmolar

    Cara pemakaian rumus Pont:

    1. Mengukur lebar mesio distal keempat insisivus rahang atas.

    2. Mengukur jarak transversal gigi premolar atas kanan dan kiri pada distal pit

    lebar lengkung di regio premolar diukur dari pit paling distal pada P1 kanan

    dan kiri manakala untuk mandibula lebar lengkung di regio premolar diukur

    dari titik kontak P1 dan P2 kanan dan kiri.

    3. Mengukur jarak transversal gigi-gigi molar pertama atas kanan dan kiri pada

    Untuk maksila lebar lengkung di regio molar diukur dari fisur bukal pada

    M1 kanan dan kiri manakala untuk mandibula lebar lengkung di regio

    molar diukur dari ujung cusp mesiobukal M1 kanan dan kiri.

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    14/19

    Menentukan lebar mesio distal insisivus

    menentukan jarak premolar dan molar

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    15/19

    c) Analisa Howes

    Dalam analisa howes dikatakan bahwa gigi yang crowding disebabkan

    kekurangan lebar lengkung bukan panjang lengkung

    Penentuan total tooth material (T.T.M)Lebar mesio-distal untuk semua gigi mesial ke Molar dua permanen diukur

    dengan bantuan dividers dan semua nilai dijumlahkan. Nilai ini disebut

    dengan Total Tooth Material.

    Penentuan diameter premolar (P.M.D)Diameter premolar merujuk kepada lebar lengkung dari puncak cusp bukal

    premolar 1 kepada puncak cusp bukal gigi premolar 1

    bertentangan/berlawanan

    Penentuan lebar lengkung premolar basal (P.M.B.A.W)Pengukuran lebar dari fossa kaninus pada satu sisi ke sisi yang lain memberi

    lebar lengkung rahang pada basis apikal antara tulang basal dan processus

    alveolaris. Jika fossa kaninus tidak jelas, pengukuran dibuat dari suatu titik

    8mm dibawah crest interdental papilla, distal kepada kaninus.

    Dilakukan perbandingan antara P.M.B.A.W dan P.M.D yaitu jika P.M.B.A.Wlebih dari pada P.M.D maka merupakan suatu indikasi bahwa mungkin terjadi

    ekspansi lengkung dan jika P.M.B.A.W adalah kurang dari P.M.D maka ekspansi

    mungkin tidak akan terjadi. Menurut Howes Ratio (%) diantara lebar basis apikal

    pada regio premolar dan total tooth material disebut premolar basal arch width

    percentage.

    P.M.B.A.W % = P.M.B.A.W x 100

    T.T.M

    a. Jika nilai P.M.B.A.W adalah 37% atau kurang -> indikasi untuk ekstraksi

    b. Jika nilai P.M.B.A.W adalah 44% atau lebih -> kasus boleh dirawat tanpa

    ekstrasi gigi

    c. Jika nilai P.M.B.A.W adalah 37-44% -> kasus ini diunjuk sebagai kasus

    borderline

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    16/19

    Menentukan jumlah bahan gigi (TTM )

    Menentukan diameter premolar ( pmd)

    d) Analisa Keshling Set-Up

    Diagnostic setup adalah teknik untuk menggambarkan bagaimana mengatasi

    masalah ruang dalam tiga dimensi yaitu dengan melepaskan gigi dari tulangbasal model dan menempatkannya kembali ke dalam kedudukan yang lebih

    baik.Diagnostik set-up ini dibuat dari suatu model (studi model) yang telah

    ditrim dan dipolish.Kegunaan Diagnostik Set-up adalah:

    Berguna untuk visualisasi dan menilai efek gerakan kompleks gigi danektraksi pada oklusal

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    17/19

    Pasien boleh dimotivasi dengan stimulasi berbagai prosedur yang benar padamodel

    Saiz gigi, penyimpangan panjang lengkung boleh dilihat melalui set-up olehsuatu prosedur yang berguna

    Prosedur pembuatannya adalah seperti berikut:

    I. Model dipotong dengan menggunakan gergaji (fretsaw blade) untukmengasingkan gigi secara individual

    II. Potongan horizontal dibuat 3mm apikal ke margin gingivaIII. Potongan vertikal dibuat untuk mengasingkan gigi dari modelIV. Kemudian gigi individu ditempatkan pada wax merah(malam) mengikuti

    posisi yang dikehendaki

    e) Analisa Lundstrom

    Teknik yang diperkenalkan oleh Lundstrom dengan cara membagi lengkung

    gigi menjadi enam segmen berupa garis lurus untuk setiap dua gigi termasuk gigi

    molar pertama permanen. Setelah dilakukan pengukuran dan pencatatan pada

    keenam segmen selanjutnya dijumlahkan. Nilai ini dibandingkan dengan ukuran

    mesial distal 12 gigi mulai molar pertama permanen kiri hingga kanan. Selisih

    keduanya menunjukkan keadaan ruangan yang tersisa

    Gambar : Teknik pengukuran panjang lengkung rahang menurut Lundstorm

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    18/19

    KESIMPULAN

    Ada berbagai jenis analisis model studi yang kita kenal, baik untuk gigi geligi tetap

    maupun geligi bercampur. Analisis tersebut dapat dilakukan secara manual

    maupun komputerisasi dan masing-masing teknik mempunyai kelebihan sertakekurangannya. Ketepatan hasil analisis bergantung pada keakuratan model studi,

    validitas alat ukur, keakuratan pengukuran, penguasaan teknik analisis, pemilihan

    teknik analisis yang sesuai dan penggunaan table sesuai dengan kelompok sampel.

  • 7/28/2019 93526124 Makalah Orthodonti II

    19/19

    DAFTAR PUSTAKA1. http://ayu-dani91.blogspot.com/2011/06/analisis-pengukuran-ruang.html2. https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu

    .ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid

    =bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQt

    Id6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tP

    Wrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB

    0CmehA5ddCtRK8m6Vw

    3. OKLUSI, MALOKLUSI &ETIOLOGI MALOKLUSITJUT ROSTINA4. contemporary orthodontics William R.Proffit edisi keempat5. http://www.scribd.com/annatil/d/47885463-PROSEDUR-DIAGNOSIS-

    ORTODONTI-edit

    http://ayu-dani91.blogspot.com/2011/06/analisis-pengukuran-ruang.htmlhttp://ayu-dani91.blogspot.com/2011/06/analisis-pengukuran-ruang.htmlhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttp://www.scribd.com/annatil/d/47885463-PROSEDUR-DIAGNOSIS-ORTODONTI-edithttp://www.scribd.com/annatil/d/47885463-PROSEDUR-DIAGNOSIS-ORTODONTI-edithttp://www.scribd.com/annatil/d/47885463-PROSEDUR-DIAGNOSIS-ORTODONTI-edithttp://www.scribd.com/annatil/d/47885463-PROSEDUR-DIAGNOSIS-ORTODONTI-edithttp://www.scribd.com/annatil/d/47885463-PROSEDUR-DIAGNOSIS-ORTODONTI-edithttp://www.scribd.com/annatil/d/47885463-PROSEDUR-DIAGNOSIS-ORTODONTI-edithttp://www.scribd.com/annatil/d/47885463-PROSEDUR-DIAGNOSIS-ORTODONTI-edithttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:QZEd036QdCEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23539/4/Chapter%2520II.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4umJu9DxQkjqjvRFnhmArIS8A_ug8Ww_Spk8AUXQtId6YwFdJ2K0MT7lIOAUmD6eITs9wBslJbULQVUbTdx3_yDJQnuuxBd1tPWrx_aC8wZFQDvwyedGBoSxHKvyJ8McBqmOj&sig=AHIEtbRI3zqVkOIB0CmehA5ddCtRK8m6Vwhttp://ayu-dani91.blogspot.com/2011/06/analisis-pengukuran-ruang.html