PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM URBAN DESIGN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM URBAN DESIGN
I. PENDEKATAN PERMANENSI DALAM URBAN DESIGN
TEORI PERMANENSI
Permanensi = Persistensi = bernilai panjang/ tahan lamaPermanensi = masa lalu yang masih dapat dinikmati/dirasakan/dialami pada saat iniPermanensi atau persistensi, dapat ditandai melalui :- Monumen-monumen bersejarah
- Tanda-tanda fisikal dari nilai-nilai masa lalu, dan
- Layout atau pola dari suatu kota.
KONSEP/ASUMSI DASAR (1)
Teori permanensi, dikembangkan oleh Rossi dengan mengacu pada teori `persistensi' dari Poete dan Lavedan.Kota adalah man made object / obyek buatan manusia4 proposisi Rossi tentang kota sebagai man made object1) Pembangunan kota memiliki dimensi "temporal".
Kota memiliki dimensi waktu masa lalu, masa kini, dan masa
datang
2) Pembangunan kota memiliki "Spatial Continuity"/
kesinambungan spasial
3) Didalam suatu struktur perkotaan terdapat :
- elemen-elemen primer/permanensi, dan
- elemen-elemen evolutif
4) Elemen-elemen primer karena sifat-sifat alamiahnya
dapat mempercepat atau memperlambat proses pembangunan
suatu kota
KONSEP/ASUMSI DASAR (2)
Fokus bahasan dari teori ini adalah melihat kota sebagai suatu sejarah. Kota memiliki dimensi waktu masa lalu, masa kini dan masa datang.Teori permanensi ingin menekankan, bahwa ditengah-tengah perubahan suatu kota, kita masih dapat menyaksikan kehadiran nilai-nilai lama pada masa kini.Nilai-nilai lama yang masih dapat dinikmati kehadirannya pada masa kini, oleh Rossi disebut sebagai `nilai-nilai permanensi'.Yang sangat ideal, apabila permanensi dapat kita jumpai pada kontinuitas atau kemenerusan dari seluruh nilai-nilai lama dari artefak perkotaan. Namun pada kenyataannya, hal ini sangat sulit untuk dijumpai, karena tidak semua artefak perkotaan dapat bertahan ditengah-tengah derasnya arus pembangunan dan perubahan.ASPEK PERMANENSI
1) Permanensi sebagai elemen propelling
(penggerak/pendorong pembangunan) :
- Masih berfungsi sebagai elemen vital
- Kita masih bisa merasakan nilai-nilai lama disana
- Masih merupakan urban focus
- Bangunan-bangunan masih berfungsi/dipakai
walaupun fungsinya sudah bergeser dari fungsi semula
2) Permanensi sebagai elemen patologis :
- Terisolasi dari kehidupan kota
- Bangunan-bangunan sudah tidak digunakan lagi
- Tidak dapat dimodifikasi untuk fungsi lain
- Tidak nilai-nilai yang dapat ditambahkan
- Tidak dapat direvitalisasi
ELEMEN-ELEMEN EVOLUTIF
Rarely have a character of permanenceContoh : Dwelling area (hunian) merupakan salah satu elemen evolutif dari suatu kotaELEMEN-ELEMEN PRIMER
Disebut elemen primer karena memiliki peranan primer/dominan didalam setiap tahap evolusi kota dari waktu ke waktu dengan hakekat permanensinyaMemiliki suatu nilai didalam dirinya sendiri tetapi juga nilai yang tergantung pada tempatnya (lokasinya di dalam kota, misal : historical buildings)1) Housing (hunian) = sifatnya evolutif, transitory
2) Fixed activities = sifatnya permanen, primer (misal :
monumen, department stores, public & commercial
buildings, universities, hospitals, schools, palaces)
3) Circulation
Contoh elemen primer : Historical buildingsMungkin tidak berfungsi lagi seperti aselinya (semula)Fungsi selalu berubah-ubah, namun kualitasnya tetap sebagai urban artefak dan generator/akselerator pertumbuhan dan pembentukan kotaTetap memiliki sifat sebagai monumenPRINSIP-PRINSIP URBAN DESIGN
DALAM PENDEKATAN PERMANENSI
II. PENDEKATAN KATALIS DALAM URBAN DESIGN
Pendekatan katalis merupakan analogi dari cara kerja unsur katalisatordidalam ilmu kimia.Introduksi dari suatu elemen atau nilai baru kedalam suatu kawasan akan menjadikan perubahan pada seluruh elemen suatu kawasan.Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan pada kehidupan dan penghidupan masyarakat, bentuk, karakter dan kualitas dari elemen-elemen suatu kawasan.PRINSIP-PRINSIP
URBAN DESIGN DALAM PENDEKATAN KATALIS
III. PENDEKATAN UTILITARIAN DALAM URBAN DESIGN
Utilitarian = manfaat/faedah/guna/fungsiCiri-ciri : mengutamakan repetisi unit-unit blok geometrisMengutamakan guna komersial dengan maksimalisasi nilai jual atau/dan sewaPendekatan ini lebih mendasarkan pada keadaan lapangan/pasar daripada berdasar pada teori-teori urban design dan planningPada umumnya diterapkan untuk pembangunan/pengembangan bentukan kawasan baruFasilitas-fasilitas taman, open spaces, plyground dan fasilitas sosial sangat minim (maksimalisasi penggunaan lahan untuk investasi)Kawasan kota dirancang dengan pola gridTampak arsitektur 3 dimensional terasa monotonMerupakan produk dari sistem ekonomi "laissez faire" (kompetisi pasar bebas)IV. PENDEKATAN ROMANTIK DALAM URBAN DESIGN
Filosofi : mengembangkan nilai-nilai esensial kemanusiaan yang telah terabaikan oleh sistem industri dan birokrasiNilai-nilai kemanusiaan ini dikembalikan/dikaitkan kembali dengan nilai-nilai lingkungan perdesaan dimana matahari, udara bersih, open spaces, pohon-pohon harus mendapat perhatian didalam urban planning dan urban designMempertahankan/mengembalikan kesinambungan sejarah arsitektur dan lembaga-lembaga kota yang telah dihancurkan untuk kepentingan ekonomi profitContoh ideal dari model ini adalah landscape parks di Inggris yang didesain oleh Repton dan UvedaleContoh lainnya adalah taman-taman perkotaan di Cambridge, Massachusetts (contoh pertama di luar Inggris), kemudian disusul "Central Parks" di New York (1856), lalu di Riverside, Illinois (1869)- Prinsip dasar :
menghindari unit-unit blok dan fasade-fasade bangunan yang repetitive (diulang-ulang)lebar jalan dirancang sesuai dengan kebutuhan pejalan kaki dan kepadatan lalulintasdesain bangunan dan lingkungan mengikuti kontur alami dan menghindari pemangkasan/grading (keuntungannya mengurangi biaya pembangunan dan memperbanyak open spaces dan taman)Modifikasi/inovasi dari pendekatan romantic = "Super Block" (Pertamakali dikenalkan di Boston, Cambridge dan Longwood, sekitar pertengahan abad 19)
- Prinsip dasar desain Super Block :
Super block bukan merupakan perluasan dari blok-blok empat persegi panjang, melainkan merupakan gabungan sistem culdesac dan cluster, dimana perumahan diletakkan di site paling pinggirKeuntungannya mengurangi capital outlay (keluarnya modal yang sia-sia ) yang disebabkan oleh problem traffic dan transportMaksimalisasi taman-taman dan open spacesMaksimalisasi privacy dan ketenanganContoh terbaik : Baldin Hills Village (Los Angeles)a) menunjukkan kesalahan-kesalahan estetika dari sistem geometri
yang kaku, simetri yang berlebihan, uniformitas (keseragaman)
dan sentralisasi (pola memusat)
b) efektifitas dari estetika tidak harus simetri dan teratur
c) vista (celah) antara bangunan secara sosial dan estetik lebih
menarik/atraktif daripada sistem jalan "baroque"
Prinsip design :a) menghindari sistem blok dan uniformitas (keseragaman)
b) pemisahan unit-unit permukiman, pasar, open spaces, dll.
V. PENDEKATAN UTOPIA DALAM URBAN DESIGN
Lihat uraian mengenai : Thomas More, Robert Owen, Frank Lloyt Wright, dan Le CorbusierEbenezer Howard : menulis buku : "Garden City of Tomorrow"a) Kota adalah kesatuan organik, merupakan integrasi
dari layout perkotaan dan perdesaan ("organic
planning")
b) Merupakan generator pertumbuhan bagi kawasan lain
c) Keadilan disegala aspek kehidupan perkotaan
d) Mengilhami adanya/munculnya "shopping mall" dan
unit-unit neighbourhood
VI. PENDEKATAN TEKNOKRATIK DALAM URBAN DESIGN
Teknologi dan desain untuk mengontrol segala aktifitas pendudukFilosofi/konsep dasar :a) Setiap kehidupan perkotaan adalah mesin
b) Setiap problem kehidupan manusia pasti dapat diselesaikan
lewat teknologi
c) Semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan pemanfaatan
mekanikal dan elektronik
d) Proyek-proyek megastruktur, bangunan-bangunan bawah air,
bangunan-bangunan bawah tanah dan pencakar-pencakar langit
akan memudahkan total kontrol terhadap kegiatan-kegiatan
penduduk
- merupakan pabrik kota secara birokratis
- gedung-gedung 60 lantai
- elevator bertingkat
- transportasi bawah tanah
VII. PENDEKATAN ORGANIK DALAM URBAN DESIGN
Prinsip Dasar/Konsep Dasara) Mencari jawaban struktural atas semua fungsi elemen perkotaan
b) Menciptakan keseimbangan yang dinamis
c) Mewadahi kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan ideal
masyarakat kedalam rencana dan desain bangunan
d) Mengkonservasi bentuk-bentuk lama yang masih
serviceable/bermanfaat bagi masyarakat, selain menyediakan
akomodasi kebutuhan-kebutuhan dimasa datang
e) Membutuhkan pemahaman yang dalam akan kebudayaan kota,
serta penilaian secara berulang-ulang mengenai kebutuhan
masyarakat, dab menerima kritik-kritik dari masyarakat
Salah satu contoh terbaik/keberhasilan pendekatan organic dalam mengantisipasi waktu adalah kota Manchester oleh R.Nicholas (sesudah perang dunia II)1) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu dikonservasi
2) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu dirobohkan
3) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu diganti
dengan memperhatikan nilai-nilai bangunan dan pola-pola jalan
yang ada
4) mencadangkan site-site kosong yang belum diplotkan untuk
kepentingan-kepentingan masa mendatang (tidak dijual pada
saat ini)
Organic planning and design sesuai/cocok diterapkan untuk kota sejarah (Historical City)1) pertama kali kawasan ini merupakan kebun anggrek kerajaan
2) kemudian menjadi public open space
3) lalu menjadi pasar makanan
4) generasi berikutnya membangun katedral bergaya Byzantine
5) kemudian diikuti dengan bangunan-bangunan bergaya Ghotic
6) lalu muncul bangunan-bangunan yang bermacam-macam
dimana masing-masing mewakili perioda sejarahnya
7) kawasan ini saat ini menunjukkan adanya satu kesatuan dan
merupakan suatu catatan proses sejarah
VIII. PENDEKATAN FUNGSIONALIS DALAM URBAN DESIGN
Para penganut pendekatan fungsionalis melihat ruang perkotaan atau kawasan sebagai suatu kesatuan unit-unit fungsi (misal fungsi-fungsi komersial, hunian, pariwisata dan sebagainya).Perubahan ruang harus terjadi secara harmonis dan merata pada setiap anggota atau unit fungsi.Harmonisasi atau keseimbangan dapat dicapai melalui penciptaan ruang-ruang komunikasi antar unit-unit fungsi.Pendekatan ini sangat sensitif dan akomodatif terhadap intervensi nilai-nilai baru dan nilai-nilai yang akan berlaku dimasa depan.IX. PENDEKATAN HUMANIS DALAM URBAN DESIGN
Pendekatan humanis lebih menekankan pada elemen-elemen skala kecil yang menjadi bagian penting dari kehidupan keseharian masyarakat (ruang publik, jalan dan lainnya).Keputusan-keputusan desain harus lebih banyak ditentukan oleh masyarakat sendiri, daripada oleh intervensi konsep-konsep baru yang berasal dari luar.Para humanis melihat, bahwa perubahan-perubahan dimasa datang hendaknya tidak berbeda jauh dengan keadaan yang ada pada saat ini.Perubahan-perubahan boleh terjadi pada elemen-elemen non-primer secara inkremental.Perubahan tidak terjadi pada tataran konsep yang sangat mendasar, melainkan hanya pada kulitnya saja.Perubahan-perubahan terjadi secara inkremental/bertahap dan bukannya menyeluruh yang dituntun oleh suatu master plan.X. PENDEKATAN SISTEMIK DALAM URBAN DESIGN
Pendekatan ini melihat ruang perkotaan atau kawasan sebagai suatu sistem yang terdiri atas berbagai sub-sistem yang satu terhadap lainnya saling memiliki keterikatan.Pendekatan ini lebih menekankan pada pengorganisasian berbagai macam sub-sistem tersebut daripada bangunan-bangunan individual.Pendekatan sistemik melihat bahwa jaringan-jaringan komunikasi dan pergerakan penduduk memiliki peran yang sangat penting dalam suatu ruang perkotaan atau kawasan. Sehingga perubahan-perubahan pada hakekatnya harus mengacu pada usaha penciptaan kelancaran komunikasi dan pergerakan penduduk.XI. PENDEKATAN FORMALIS DALAM URBAN DESIGN
Prinsip dasar dari pendekatan formalis adalah konfigurasi bentuk dan ruang perkotaan secara universal.Para formalis sangat menaruh perhatian pada studi mengenai tipologi dan preseden.Fokus dari desain adalah bentukan-bentukan fisik dan hubungan makna diantaranya.Para formalis melihat bahwa didalam suatu desain kawasan perkotaan, nilai-nilai masalalu hendaknya tidak untuk direplikasikan di masa datang, melainkan direinterpretasikan.