Top Banner
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM URBAN DESIGN
27

9 Pendekatan Pendekatandalamurbandesign 140307074339 Phpapp01

Sep 27, 2015

Download

Documents

a
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM URBAN DESIGN

  • I. PENDEKATAN PERMANENSI DALAM URBAN DESIGN

    TEORI PERMANENSI

    Permanensi = Persistensi = bernilai panjang/ tahan lamaPermanensi = masa lalu yang masih dapat dinikmati/dirasakan/dialami pada saat iniPermanensi atau persistensi, dapat ditandai melalui :

    - Monumen-monumen bersejarah

    - Tanda-tanda fisikal dari nilai-nilai masa lalu, dan

    - Layout atau pola dari suatu kota.

  • Bagi Rossi, layout suatu kota memiliki nilai permanensi yang sangat tinggi. Karena pada umumnya, walaupun wajah kota itu berubah oleh derasnya pembangunan, namun aksis atau layout aseli atau pola aseli dari suatu kota akan tetap bertahan.Aksis atau layout ini akan menjadi ciri yang permanen dari suatu kota, karena dia akan membedakannya dengan kota-kota yang lain.Oleh Rossi, ciri-ciri ini disebut sebagai "locus".Secara lebih jelas, yang dimaksud oleh Rossi sebagi layout adalah struktur jalan dan `plan' dari suatu kota.
  • KONSEP/ASUMSI DASAR (1)

    Teori permanensi, dikembangkan oleh Rossi dengan mengacu pada teori `persistensi' dari Poete dan Lavedan.Kota adalah man made object / obyek buatan manusia4 proposisi Rossi tentang kota sebagai man made object

    1) Pembangunan kota memiliki dimensi "temporal".

    Kota memiliki dimensi waktu masa lalu, masa kini, dan masa

    datang

    2) Pembangunan kota memiliki "Spatial Continuity"/

    kesinambungan spasial

    3) Didalam suatu struktur perkotaan terdapat :

    - elemen-elemen primer/permanensi, dan

    - elemen-elemen evolutif

    4) Elemen-elemen primer karena sifat-sifat alamiahnya

    dapat mempercepat atau memperlambat proses pembangunan

    suatu kota

  • KONSEP/ASUMSI DASAR (2)

    Fokus bahasan dari teori ini adalah melihat kota sebagai suatu sejarah. Kota memiliki dimensi waktu masa lalu, masa kini dan masa datang.Teori permanensi ingin menekankan, bahwa ditengah-tengah perubahan suatu kota, kita masih dapat menyaksikan kehadiran nilai-nilai lama pada masa kini.Nilai-nilai lama yang masih dapat dinikmati kehadirannya pada masa kini, oleh Rossi disebut sebagai `nilai-nilai permanensi'.Yang sangat ideal, apabila permanensi dapat kita jumpai pada kontinuitas atau kemenerusan dari seluruh nilai-nilai lama dari artefak perkotaan. Namun pada kenyataannya, hal ini sangat sulit untuk dijumpai, karena tidak semua artefak perkotaan dapat bertahan ditengah-tengah derasnya arus pembangunan dan perubahan.
  • ASPEK PERMANENSI

    1) Permanensi sebagai elemen propelling

    (penggerak/pendorong pembangunan) :

    - Masih berfungsi sebagai elemen vital

    - Kita masih bisa merasakan nilai-nilai lama disana

    - Masih merupakan urban focus

    - Bangunan-bangunan masih berfungsi/dipakai

    walaupun fungsinya sudah bergeser dari fungsi semula

    2) Permanensi sebagai elemen patologis :

    - Terisolasi dari kehidupan kota

    - Bangunan-bangunan sudah tidak digunakan lagi

    - Tidak dapat dimodifikasi untuk fungsi lain

    - Tidak nilai-nilai yang dapat ditambahkan

    - Tidak dapat direvitalisasi

  • ELEMEN-ELEMEN EVOLUTIF

    Rarely have a character of permanenceContoh : Dwelling area (hunian) merupakan salah satu elemen evolutif dari suatu kota

    ELEMEN-ELEMEN PRIMER

    Disebut elemen primer karena memiliki peranan primer/dominan didalam setiap tahap evolusi kota dari waktu ke waktu dengan hakekat permanensinyaMemiliki suatu nilai didalam dirinya sendiri tetapi juga nilai yang tergantung pada tempatnya (lokasinya di dalam kota, misal : historical buildings)
  • 3 Fungsi prinsipal bagian-bagian kota :

    1) Housing (hunian) = sifatnya evolutif, transitory

    2) Fixed activities = sifatnya permanen, primer (misal :

    monumen, department stores, public & commercial

    buildings, universities, hospitals, schools, palaces)

    3) Circulation

    Contoh elemen primer : Historical buildingsMungkin tidak berfungsi lagi seperti aselinya (semula)Fungsi selalu berubah-ubah, namun kualitasnya tetap sebagai urban artefak dan generator/akselerator pertumbuhan dan pembentukan kotaTetap memiliki sifat sebagai monumen
  • PRINSIP-PRINSIP URBAN DESIGN
    DALAM PENDEKATAN PERMANENSI

    Perlu adanya pandangan menyeluruh mengenai semua elemen-elemen perkotaan (primer dan evolutif)Kontinyuitas/keberlanjutan perlu dipertahankan (beberapa artefak lama dipertahankan)Perlu diperhatikan pemilahan elemen-elemen primer dan evolutifPerlu diperhatikan pemilahan kawasan-kawasan inti dan bukan intiArti suatu kota ditentukan oleh kualitas arsitektur dan ciptaan-ciptaan manusia (unsur-unsur buatan)Mempertahankan axis kota atau poros utama atau layout, karena nilai permanensi yang paling tinggi dari suatu kota adalah layout atau pola jalanPembangunan atau pertumbuhan baru harus mengambil referensi atau mendasarkan diri pada artefak-artefak lamaTidak menguras (exhaust) dirinya sendiri, sehingga simbol-simbol fisik dan nilai-nilai permanensinya hilang
  • II. PENDEKATAN KATALIS DALAM URBAN DESIGN

    Pendekatan katalis merupakan analogi dari cara kerja unsur katalisatordidalam ilmu kimia.Introduksi dari suatu elemen atau nilai baru kedalam suatu kawasan akan menjadikan perubahan pada seluruh elemen suatu kawasan.Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan pada kehidupan dan penghidupan masyarakat, bentuk, karakter dan kualitas dari elemen-elemen suatu kawasan.
  • PRINSIP-PRINSIP
    URBAN DESIGN DALAM PENDEKATAN KATALIS

    Katalis merupakan suatu elemen yang dibentuk oleh suatu kota/kawasan, namun pada perkembangannya, elemen tersebut justru menuntun perkembangan selanjutnya secara inkremental/bertahap dan menerus.Katalis bukan merupakan suatu "single product", melainkan suatu elemen yang menuntun perubahan atau perkembangan suatu kawasan.Katalis dapat berupa nilai-nilai ekonomi, sosial, politik ataupun arsitektur.Introduksi dari suatu katalis (elemen) pada suatu kawasan akan membuat modifikasi atau perubahan terhadap elemen-elemen yang telah ada di kawasan tersebut.
  • Elemen-elemen yang ada dari suatu kawasan menjadi berkembang secara positif sebagai akibat dari adanya katalisator tersebut.Reaksi yang dihasilkan dari suatu katalisator tidak membuat kerusakan atau kekacauan pada elemen-elemen yang telah mapan.Detail-detail dan elemen-elemen spesifik tetap diperhatikan atau dipertahankan didalam proses katalisasi.Tiap-tiap kawasan memiliki katalisatornya masing-masing dan tidak dapat disamakan dengan kawasan lainnya.Identitas dari tiap-tiap elemen tidak perlu tenggelam didalam proses katalistik, melainkan justru semakin diperkuat atau dipertegas.
  • III. PENDEKATAN UTILITARIAN DALAM URBAN DESIGN

    Utilitarian = manfaat/faedah/guna/fungsiCiri-ciri : mengutamakan repetisi unit-unit blok geometrisMengutamakan guna komersial dengan maksimalisasi nilai jual atau/dan sewaPendekatan ini lebih mendasarkan pada keadaan lapangan/pasar daripada berdasar pada teori-teori urban design dan planningPada umumnya diterapkan untuk pembangunan/pengembangan bentukan kawasan baruFasilitas-fasilitas taman, open spaces, plyground dan fasilitas sosial sangat minim (maksimalisasi penggunaan lahan untuk investasi)Kawasan kota dirancang dengan pola gridTampak arsitektur 3 dimensional terasa monotonMerupakan produk dari sistem ekonomi "laissez faire" (kompetisi pasar bebas)
  • IV. PENDEKATAN ROMANTIK DALAM URBAN DESIGN

    Filosofi : mengembangkan nilai-nilai esensial kemanusiaan yang telah terabaikan oleh sistem industri dan birokrasiNilai-nilai kemanusiaan ini dikembalikan/dikaitkan kembali dengan nilai-nilai lingkungan perdesaan dimana matahari, udara bersih, open spaces, pohon-pohon harus mendapat perhatian didalam urban planning dan urban designMempertahankan/mengembalikan kesinambungan sejarah arsitektur dan lembaga-lembaga kota yang telah dihancurkan untuk kepentingan ekonomi profitContoh ideal dari model ini adalah landscape parks di Inggris yang didesain oleh Repton dan UvedaleContoh lainnya adalah taman-taman perkotaan di Cambridge, Massachusetts (contoh pertama di luar Inggris), kemudian disusul "Central Parks" di New York (1856), lalu di Riverside, Illinois (1869)
  • - Prinsip dasar :

    menghindari unit-unit blok dan fasade-fasade bangunan yang repetitive (diulang-ulang)lebar jalan dirancang sesuai dengan kebutuhan pejalan kaki dan kepadatan lalulintasdesain bangunan dan lingkungan mengikuti kontur alami dan menghindari pemangkasan/grading (keuntungannya mengurangi biaya pembangunan dan memperbanyak open spaces dan taman)

    Modifikasi/inovasi dari pendekatan romantic = "Super Block" (Pertamakali dikenalkan di Boston, Cambridge dan Longwood, sekitar pertengahan abad 19)

  • - Prinsip dasar desain Super Block :

    Super block bukan merupakan perluasan dari blok-blok empat persegi panjang, melainkan merupakan gabungan sistem culdesac dan cluster, dimana perumahan diletakkan di site paling pinggirKeuntungannya mengurangi capital outlay (keluarnya modal yang sia-sia ) yang disebabkan oleh problem traffic dan transportMaksimalisasi taman-taman dan open spacesMaksimalisasi privacy dan ketenanganContoh terbaik : Baldin Hills Village (Los Angeles)
  • Cammilo Sitte, mengembangkan romantic planning berdasarkan sejarah kota-kota pada jaman renaissance dan medieval (pertengahan)bukunya yang terkenal :"The Art of Building Cities"Filosofi/konsep :

    a) menunjukkan kesalahan-kesalahan estetika dari sistem geometri

    yang kaku, simetri yang berlebihan, uniformitas (keseragaman)

    dan sentralisasi (pola memusat)

    b) efektifitas dari estetika tidak harus simetri dan teratur

    c) vista (celah) antara bangunan secara sosial dan estetik lebih

    menarik/atraktif daripada sistem jalan "baroque"

    Prinsip design :

    a) menghindari sistem blok dan uniformitas (keseragaman)

    b) pemisahan unit-unit permukiman, pasar, open spaces, dll.

  • V. PENDEKATAN UTOPIA DALAM URBAN DESIGN

    Lihat uraian mengenai : Thomas More, Robert Owen, Frank Lloyt Wright, dan Le CorbusierEbenezer Howard : menulis buku : "Garden City of Tomorrow"

    a) Kota adalah kesatuan organik, merupakan integrasi

    dari layout perkotaan dan perdesaan ("organic

    planning")

    b) Merupakan generator pertumbuhan bagi kawasan lain

    c) Keadilan disegala aspek kehidupan perkotaan

    d) Mengilhami adanya/munculnya "shopping mall" dan

    unit-unit neighbourhood

  • VI. PENDEKATAN TEKNOKRATIK DALAM URBAN DESIGN

    Teknologi dan desain untuk mengontrol segala aktifitas pendudukFilosofi/konsep dasar :

    a) Setiap kehidupan perkotaan adalah mesin

    b) Setiap problem kehidupan manusia pasti dapat diselesaikan

    lewat teknologi

    c) Semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan pemanfaatan

    mekanikal dan elektronik

    d) Proyek-proyek megastruktur, bangunan-bangunan bawah air,

    bangunan-bangunan bawah tanah dan pencakar-pencakar langit

    akan memudahkan total kontrol terhadap kegiatan-kegiatan

    penduduk

  • Contoh : Le Corbusier (1924) :"The City of the FutureAda suatu Central Core :

    - merupakan pabrik kota secara birokratis

    - gedung-gedung 60 lantai

    - elevator bertingkat

    - transportasi bawah tanah

  • VII. PENDEKATAN ORGANIK DALAM URBAN DESIGN

    Prinsip Dasar/Konsep Dasar

    a) Mencari jawaban struktural atas semua fungsi elemen perkotaan

    b) Menciptakan keseimbangan yang dinamis

    c) Mewadahi kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan ideal

    masyarakat kedalam rencana dan desain bangunan

    d) Mengkonservasi bentuk-bentuk lama yang masih

    serviceable/bermanfaat bagi masyarakat, selain menyediakan

    akomodasi kebutuhan-kebutuhan dimasa datang

    e) Membutuhkan pemahaman yang dalam akan kebudayaan kota,

    serta penilaian secara berulang-ulang mengenai kebutuhan

    masyarakat, dab menerima kritik-kritik dari masyarakat

    Salah satu contoh terbaik/keberhasilan pendekatan organic dalam mengantisipasi waktu adalah kota Manchester oleh R.Nicholas (sesudah perang dunia II)
  • Disini pendekatan organik dilakukan secara bertahap :

    1) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu dikonservasi

    2) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu dirobohkan

    3) melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu diganti

    dengan memperhatikan nilai-nilai bangunan dan pola-pola jalan

    yang ada

    4) mencadangkan site-site kosong yang belum diplotkan untuk

    kepentingan-kepentingan masa mendatang (tidak dijual pada

    saat ini)

    Organic planning and design sesuai/cocok diterapkan untuk kota sejarah (Historical City)
  • Contoh pendekatan organic yang berhasil menggabungkan aspek-aspek estetika dan fungsi adalah Piazza San Marco di Venice.

    1) pertama kali kawasan ini merupakan kebun anggrek kerajaan

    2) kemudian menjadi public open space

    3) lalu menjadi pasar makanan

    4) generasi berikutnya membangun katedral bergaya Byzantine

    5) kemudian diikuti dengan bangunan-bangunan bergaya Ghotic

    6) lalu muncul bangunan-bangunan yang bermacam-macam

    dimana masing-masing mewakili perioda sejarahnya

    7) kawasan ini saat ini menunjukkan adanya satu kesatuan dan

    merupakan suatu catatan proses sejarah

  • VIII. PENDEKATAN FUNGSIONALIS DALAM URBAN DESIGN

    Para penganut pendekatan fungsionalis melihat ruang perkotaan atau kawasan sebagai suatu kesatuan unit-unit fungsi (misal fungsi-fungsi komersial, hunian, pariwisata dan sebagainya).Perubahan ruang harus terjadi secara harmonis dan merata pada setiap anggota atau unit fungsi.Harmonisasi atau keseimbangan dapat dicapai melalui penciptaan ruang-ruang komunikasi antar unit-unit fungsi.Pendekatan ini sangat sensitif dan akomodatif terhadap intervensi nilai-nilai baru dan nilai-nilai yang akan berlaku dimasa depan.
  • IX. PENDEKATAN HUMANIS DALAM URBAN DESIGN

    Pendekatan humanis lebih menekankan pada elemen-elemen skala kecil yang menjadi bagian penting dari kehidupan keseharian masyarakat (ruang publik, jalan dan lainnya).Keputusan-keputusan desain harus lebih banyak ditentukan oleh masyarakat sendiri, daripada oleh intervensi konsep-konsep baru yang berasal dari luar.Para humanis melihat, bahwa perubahan-perubahan dimasa datang hendaknya tidak berbeda jauh dengan keadaan yang ada pada saat ini.Perubahan-perubahan boleh terjadi pada elemen-elemen non-primer secara inkremental.Perubahan tidak terjadi pada tataran konsep yang sangat mendasar, melainkan hanya pada kulitnya saja.Perubahan-perubahan terjadi secara inkremental/bertahap dan bukannya menyeluruh yang dituntun oleh suatu master plan.
  • X. PENDEKATAN SISTEMIK DALAM URBAN DESIGN

    Pendekatan ini melihat ruang perkotaan atau kawasan sebagai suatu sistem yang terdiri atas berbagai sub-sistem yang satu terhadap lainnya saling memiliki keterikatan.Pendekatan ini lebih menekankan pada pengorganisasian berbagai macam sub-sistem tersebut daripada bangunan-bangunan individual.Pendekatan sistemik melihat bahwa jaringan-jaringan komunikasi dan pergerakan penduduk memiliki peran yang sangat penting dalam suatu ruang perkotaan atau kawasan. Sehingga perubahan-perubahan pada hakekatnya harus mengacu pada usaha penciptaan kelancaran komunikasi dan pergerakan penduduk.
  • XI. PENDEKATAN FORMALIS DALAM URBAN DESIGN

    Prinsip dasar dari pendekatan formalis adalah konfigurasi bentuk dan ruang perkotaan secara universal.Para formalis sangat menaruh perhatian pada studi mengenai tipologi dan preseden.Fokus dari desain adalah bentukan-bentukan fisik dan hubungan makna diantaranya.Para formalis melihat bahwa didalam suatu desain kawasan perkotaan, nilai-nilai masalalu hendaknya tidak untuk direplikasikan di masa datang, melainkan direinterpretasikan.