BAB IPENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berbicara tentang pengaruh pendidikan agama Kristen pada
pertumbuhan iman anak dari sejak usia dini berarti kita tidak bisa
lepas dari konsepsi Alkitab yang mencatat tentang penugasan kepada
orang tua untuk mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anaknya. Hal
ini sangat jelas dalam Kitab Ulangan 6:6-7 Berbunyi :
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan, haruslah engkau mengajarkan berulang-ulang kepada
anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu,
apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring
dan apabila engkau bangun
Dengan membaca ayat ini kita dapat mengerti bahwa betapa Allah
sangat menekankan perhatian dan bimbingan kepada generasi muda,
sebab generasi muda inilah yang kelak akan melanjutkan posisi
generasi yang lebih tua. Perintah ini memberikan gambaran bahwa
orang tua bertanggung jawab terhadap pembinaan iman anak-anaknya.
Allah menegaskan bahwa perintah Allah wajib disampaikan kepada
setiap generasi.
Selain Perjanjian Lama, Perjanjian Baru juga mengajarkan
bagaimana umat Allah harus memperhatikan kehidupan anak-anak. Dalam
Kitab Markus 10 : 14 dikatakan bahwa :
ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka
: Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi
mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan
Allah.
Inilah adalah teguran Tuhan Yesus kepada Murid-murid-Nya yang
menghalang-halangi anak-anak datang kepada Yesus. Tuhan Yesus
hendak menegaskan bagaimana posisi anak-anak dalam Kerajaan Allah,
bahkan dikatakan anak-anak adalah pemilik dari Kerajaan Allah. Oleh
sebab itu sepatutnyalah orang-orang yang memahami secara benar
Firman Allah di atas memberikan pelayanan, pembinaan dan perhatian
kepada anak-anak.
Sebab di mata Tuhan Yesus anak-anak ini sangat berharga,
dibuktikan dengan adanya waktu yang diberikan Yesus kepada
anak-anak tersebut untuk berinteraksi semasa Yesus melayani di muka
bumi ini. Sehingga kita sebagai orang dewasa harus dapat melakukan
sesuatu bagi mereka untuk mengarahkan anak-anak ini menempatkan
iman mereka dipusat kehidupan mereka dimulai dari mereka masih
kecil.
Kita dapat melihat dari ketiga Injil, bagaimana Yesus berbicara
tentang menyambut seorang anak Yesus sedang mengatakan bahwa
menyambut seorang anak adalah suatu perbuatan luhur, suatu
kebajikan. Yang berarti menjadikan anak-anak tersebut begitu
penting dan memiliki tempat di dalam jemaat.
Dalam konteks kehidupan sekarang, Sekolah Taman Kanak-kanak
Filadelfia sebagai lembaga pendidikan Kristen adalah wadah untuk
mewujudkan harapan tersebut. Taman Kanak-kanak Filadelfia
bertanggung jawab terhadap pembinaan iman kepada anak-anak melalui
pendidikan Kristen yang berdampak kepada pertumbuhan iman anak
sejak usia dini di Taman Kanak-kanak Filadelfia Makassar.
Untuk mencapai maksud tersebut maka pendidikan dalam keluarga
Kristen dan Sekolah Kristen harus dilandaskan pada amanat Tuhan
Yesus: Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan pertama. Dan
hukum yang kedua yang sama dengan itu ialah : Kasihilah sesamamu
seperti dirimu sendiri. Sebab pada kedua hukum inilah tergantung
seluruh hukum taurat dan kitab para Nabi ( Matius 22:37-40 ). Dan
kemudian tidak kalah penting tanggung jawab guru sebagai pendidik
dan Pembina anak di luar rumah, sebab setiap anak pasti mengalami
pendidikan formal di Sekolah.
Sebab pada masa anak-anak merupakan masa yang paling peka dalam
kehidupan seseorang. Di mana anak pada masa ini masih berada pada
periode ketergantungan dan pertumbuhan sebagai persiapan untuk
menerima rangsangan dari lingkungannya. Kamus Besar Bahasa
Indonesia menjelaskan bahwa : Masa anak-anak adalah masa kehidupan
antara dua tahun sampai pubertas. Pada masa ini anak mulai
mengembangkan kepribadiannya dan membentuk dirinya dan sifat-sifat
yang akan ia miliki seumur hidupnya.
Singgih Gunarsa mengutip apa yang dikatakan oleh Sigmund Freud
dan Erik H. Erikson bagaimana pentingnya pendidikan anak usia dini
sebagai berikut :
Pentingnya sejak dini anak memperoleh dasar-dasar yang baik pada
masa-masa permulaan dari kehidupan anak, supaya kelak setelah
mereka dewasa tidak mengalami gangguan-gangguan emosi atau gangguan
kepribadian yang berarti. Dan menurut Erikson tahun-tahun pertama
dari kehidupan anak penting sekali untuk menanamkan dasar
kepercayaan orang lain. Sebab seorang anak yang tidak mengalami dan
mendapatkan kasih sayang dan kepuasan dari kebutuhan-kebutuhannya,
akan mengalami kegagalan dalam memperkembangkan kepercayaan kepada
orang lain dan oleh karena akan mengganggu hubungan-hubungan
sosialnya di kemudian hari. Yang penting sebagai seorang guru kita
harus mengetahui bahwa sebahagian besar kehidupan anak berada di
Sekolah seperti yang dikatakan oleh Singgih D Gunarsa sebagai
berikut :
Empat sampai lima tahun pertama permulaan hidupnya lebih banyak
ia habiskan di rumah bersama-sama dengan keluarganya. Tetapi sejak
ia mulai menginjak bangku Sekolah Taman kanak-kanak, maka dunianya
bertambah luas. Ia bertemu dengan teman-teman dan gurunya. Di
Sekolah guru menjadi tokoh utama dalam mengembangkan keseluruhan
eksistensi seorang murid. Myer Pearlman mengatakan bahwa : Dalam
masa ini seorang mudah berubah, sanggup memahami hal-hal yang
serius dari kehidupan, dan mudah menerima Injil. Sebab itu, masa
ini adalah masa yang tepat untuk mempersiapkan anak itu untuk
menerima Kristus. Jadi pembinaan kerohanian yang diberikan kepada
anak sejak usia dini, dapat mempengarui pertumbuhan iman mereka,
dan ini juga merupakan suatu tindakan yang preventif untuk mencegah
terjadinya kenakalan remaja. Karena anak-anak sudah dibekali dengan
pendidikan Kristen mempunyai dasar kerohanian yang kuat, sehingga
tidak mudah lagi diombang-ambingkan oleh pengaruh yang negatif yang
akan ia hadapi pada masa remajanya nanti.
Dengan melihat latar belakang di atas, maka penulis sangat
mengharapkan supaya pendidikan Agama Kristen dapat mempengarui
pertumbuhan iman anak sejak anak tersebut masih dalam usia dini dan
sedang berada dalam lembaga pendidikan Taman kanak-kanak Filadelfia
Makasaar. Oleh sebab itu melalui penulisan karya ilmiah ini penulis
mengangkat Judul: PENGARUH PENDIDIKAN KRISTEN TERHADAP PERTUMBUHAN
IMAN ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK FILADELFIA MAKASSAR.
Pokok Masalah
Dalam pembinaan kerohanian murid Taman Kanak-kanak Filadelfia
ada banyak hal yang dapat menjadi faktor penunjang pada pertumbuhan
iman anak dari sejak usia dini. Dalam hal ini, maka penulis akan
menyelidiki dari segi pengaruh pendidikan Kristen pada pertumbuhan
iman anak usia dini di Taman Kanak-kanak Filadelfia. Apakah
pendidikan Kristen dapat menunjang pertumbuhan iman murid Taman
kanak-kanak Filadelfia? untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas,
maka penulis akan bahas pada bab selanjutnya.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan skripsi ini sebagai berikut :Pertama :
untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh pendidikan Kristen pada
pertumbuhan iman anak Sekolah Taman Kanak-kanak Filadelfia. kedua :
untuk memberikan motivasi bagi para pendidik di Sekolah Taman
Kanak-kanak Filadelfia agar lebih meningkatkan kualitas dari
pendidikan Kristen supaya terjadi pertumbuhan iman anak dari usia
dini di murid Taman Kanak-kanak Filadelfia Makassar.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini sebagaimana yang
diharapkan oleh penulis Yaitu :
Pertama, agar dapat dipergunakan dalam mengembangkan Pendidikan
pengajaran PAK di Sekolah, khususnya bagi pertumbuhan iman Kristen
pada anak Sekolah Taman Kanak-kanak.Kedua, sebagai bahan masukan
bagi guru-guru PAK bahwa betapa pentingnya pengaruh pendidikan
Kristen terhadap pertumbuhan iman anak dari sejak usia dini di
Taman kanak-Kanak.
Ketiga, sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaian studi
di STT Jaffray Makassar.
Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode
antara lain :
Wawancara, diadakan terhadap orang tertentu yang dapat
memberikan suatu data atau keterangan yang ada kaitannya dengan
pembahasan dalam skripsi ini.
Angket
Memberikan angket kepada murid Sekolah Taman Kanak-kanak di TK
Filadefia yang dapat memberikan data penulisan Skripsi ini.
Library Reseach
Pengambilan data dari buku-buku yang ada di perpustakaan dan
bahan-bahan catatan kuliah yang bersangkutan dengan pembahasan
skripsi ini.
Batasan Penulisan
Penelitian penulis hanya dibatasi pada pengaruh Pendidikan
Kristen pada pertumbuhan iman anak usia dini di Taman Kanak-kanak
Filadelfia Makassar.
Sistimatika Penulisan
Adapun sistimatika dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
sebagai berikut :
Bab kesatu, adalah pendahuluan yang berisikan latar belakang
masalah, pokok masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan dan sistimatika penulisan.
Bab kedua,berisikan tinjauan pustaka yang terdiri dari
pengertian pendidikan Kristen, pendidikan Kristen dalam Alkitab PL
dan PB, pengertian pertumbuhan iman anak, faktor-faktor penghambat
dalam pertumbuhan iman anak.faktor dst, faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan iman anak, factor lingkungan kelas, factor guru dan
factor darimurid itu sendiri. Pengaruh pendidikan Kristen terhadap
pertumbuhan iman anak, pengaruh sikap dan perilaku seorang guru,
pengaruh peranan guru Kristen, hubungan guru dengan murid, hubungan
guru dengan sesama, hubungan guru dengan atasannya, hubungan guru
dengan orang tua murid, dan hubungan guru dengan masyarakat.
Bab ketiga, Gambaran Umum Lokasi Survei, Prosedur dan metodologi
Penelitian.
Bab keempat, Pembahasan mengenai Hasil penelitian.
Bab kelima, Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran-saran dari
penulis.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Defenisi Pendidikan Kristen
Dalam memasuki pembahasan ini, akan diuraikan beberapa defenisi
tentang pendidikan : Menurut Jhon dewey bahwa pendidikan ialah :
Salah satu usaha social yang berkesinambunagn selama ini. Menurut
Kingsley Price bahwa pendidikan ialah : Transmisi dari kemampuan
sendiri, pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang diteruskan
kepada orang lain. Kemudian M. Ngalin Purwanto berpendapat bahwa
pendidikan adalah : Segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya
kearah kedewasaan. Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
menjelaskan bahwa pendidikan ialah : Proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan : proses perbuatan
cara mendidik. Sedangkan Sardiman A.M. mengatakan Pendidikan ialah
: suatu proses yang sadar akan tujuannya, maksudnya adalah
pendidikan itu merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang
terikat, dan terarah pada tujuan yang dilaksanakan atau untuk
mencapai tujuan.
Bertolak dari pendapat-pendapat tentang pengertian pendidikan di
atas maka dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa pendidikan adalah
suatu usaha yang disengaja oleh orang dewasa dalam pergaulannya
dengan anak-anak untuk memimpin anak pada perkembangan jasmani dan
rohaninya kearah kedewasaan melalui upaya pengajaran dan latihan
yang terarah pada satu tujuan pengajaran yang telah direncanakan
yang sesuai dengan kebutuhan murid.
Dari defenisi pendidikan di atas maka pendidikian Kristen dapat
diartikan sebagai berikut: bahwa pendidikan Kristen itu adalah
suatu usaha pengajaran yang disengaja oleh orang dewasa untuk
memimpin anak pada perkembangan pengetahuan Firman Tuhan secara
mendalam dan terarah pada pengajaran yang terencana sesuai dengan
tingkat kebutuhan murid, dan pendidikan Kristen juga dapat
diartikan secara luas yang dijelaskan oleh Dr. E.G. Hamrighausen
dan Dr. I. R. Enklaar yaitu : Pendidikan atau pengajaran Kristen,
baik di Sekolah-sekolah rakyat maupun di Sekolah-sekolah lanjutan,
yang masih dijalankan oleh gereja atau organisasi Kristen. Jadi
pendidikan Kristen yang dimaksud adalah pengajaran yang diberikan
di Sekolah-sekolah oleh yayasan Kristen atau organisasi Kristen
yang pengajarnya diberi dalam suasana Kristen. Kedua pengertian
pendidikan Kristen ini tidak dapat dipisahkan karena keduanya
berhubungan erat satu sama lain.Kemudian ada beberapa defenisi
pendidikan Kristen dari pandangan para tokoh dan lembaga gereja
yang berkaitan dengan Pendidikan agama Kristen untuk memberikan
gambaran tentang PAK.Menurut Agustinus, Pendidika agama Kristen
adalah Pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya melihat
Allah dan hidup bahagia. Dalam pendidikan ini para pelajar sudah
diajar secara lengkap dari ayat Pertama Kitab Kejadian, Pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, sampai arti penciptaan
itu pada masa sekarang ini, di mana pelajaran Alkitab difokuskan
pada perbuatan Allah. Sedangkan Martin Luther mengatakan, PAK
adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk belajar
teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta
bersukacita dalam Firman Yesus Kristus yang memerdekakan. Kemudian
John Calvin mengemukakan bahwa PAK adalah Pendidikan yang bertujuan
mendidik semua putra-putri gereja agar mereka terlibat dalam
penelaah Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh
Kudus, mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja
serta diperlengkapi untuk memilih cara-cara untuk menyatakan
pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan
sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah
demi kumuliaan-Nya sebagai lambing ucapan syukur mereka yang
dipilih dalam Yesus Kristus. Menurut Dewan Nasional Gereja-Gereja
Kristus di USA : PAK adalah proses pengajaran agar pelajar yang
semakin bertumbuh ditolong menafsirkan dan mempertimbangkan
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini PAK memanfaatkan sumber
pengalaman beragama yang diperoleh umat manusia sepanjang abad,
agar menghasilkan gaya hidup Kristiani. Di mana tujuan dari PAK
adalah untuk memampukan orang untuk menyadari kasih Allah,
sebagaimana dinyatakan dalam Yesus Kristus, dan menanggapi kasih
tersebut melalui iman dan sarana yang akan menolong mereka
bertumbuh sebagai anak Allah, hidup sesuai dengan kehendak Allah,
dan bersekutu dengan sesama.
Kemudian Werner C. Graendorf mengatakan, PAK adalah proses
pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, yang berpusat
pada Kristus, dan bergantung pada kuasa Roh Kudus yang membimbing
setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan, melalui pengajaran
masa kini kearah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak
Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan
memperlengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif yang berpusat
pada Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan para
murid.
Jadi kesimpulannya bahwa, PAK yang Alkitabiah harus mendasarkan
diri pada Alkitab sebagai Firman Allah dan Menjadikan Kristus
sebagai pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya, yaitu
mendewasakam murid.Pendidikan Kristen Dalam Alkitab Dalam
Perjanjian Lama
Dalam Alkitab Perjanjian Lama pendidikan agama dimulai dalam
kejadian dua sampai empat dalam kehidupan Adam sebelum dan sesudah
berbuat dosa, kemudian kepada Kain dan Habel. Namun, jika membaca
beberapa buku maka akan didapati penjelasan sedikit tentang kapan
pendidikan agama dimulai. E. G. Homrighausen dan I. H. Enklaar
berkata, Pendidikan agama mulai ketika agama sendiri mulai muncul
dalam hidup manusia. Dan A. A. Sitompul berkata, Pendidikan agama
bangsa Israel telah dimulai dari Hakim-hakim dan berkembang terus
sampai kepada raja Daud dan Salomo.
Juga Th. Vretze berkata, Pendidikan agama bangsa Israel telah
dimulai pada masa Hakim-hakim. Pendapat penulis sendiri ialah bahwa
Pendidikan agama itu dimulai dari sejak Abraham maupun Hakim-hakim;
semuanya adalah saling mendukung satu sama lainnya.
Dalam kehidupan bangsa Israel, di mana dasar-dasar dan
prinsip-prinsip pendidikan agama telah dilakukan dalam Ulangan 1:5
yang menguraikan tentang Firman Tuhan yang menurut Kitab Ulangan
6:1 harus diajarkan dan dilakukan.
Pendidikan Agama di Israel Pertama kali dilakukan oleh :
Orang Tua
Nenek moyang kaum Israel, yakni Abraham, Ishak dan Yakub menjadi
guru bagi seluruh keluarganya. Sebagai bapa dari bangsanya, mereka
bukan saja menjadi imam yang merupakan pengantara anatara Tuhan dan
umat-Nya, tetapi juga menjadi guru yang mengajarkan tentang
perbuatan-perbuatan Tuhan yang mulia itu dan segala janji Tuhan
turun temurun. Pada zaman Abraham pendidikan agama berlangsung
dengan cara :Cerita dari mulut ke mulut ( Kejadian 12: 1 )
Anak-anak akan melihat tingkah laku orang tua ( Kejadian 22: 79
)
Orang tua harus mengajar anak-anaknya setiap hari ( Kejadian 18:
19 )
Dan Ishak meneruskan pengajaran yang penting itu, yang telah
dirintis oleh ayahnya dengan mendirikan mezbah dan memanggil nama
Tuhan ( Kejadian 26 : 25 ), dan kemudian diteruskan lagi oleh
anaknya. Yakub pula selalu menanamkan segala perkara ini ke dalam
batin anak-anaknya, dan tetap mempertahankan korban curahan (
Kejadian 35 : 14 ).
Jadi, orang tualah yang menjadi tempat bagi anak menerima
pendidikan untuk pertama kalinya dan dari orang tualah kita
menerima dasar pendidikan secular atau pendidikan agama. Tugas
orang dalam mendidik anaknya merupakan tugas mulia. Dikatakan
mulia, karena tugas ini menyangkut soal pembentukan dan pembinaan
akhlak, watak dan kepribadian anak sehingga nantinya diharapkan ia
akan menjadi seorang anak yang berbudi pekerti yang luhur dalam
masyarakat. Karena jika pendidikan yang diterima seorang anak dalam
keluarganya itu baik, maka anak itu akan keluar dengan cetakan yang
baik. Sebaliknya, jika pendidikan yang diterimanya itu tidak baik,
maka sudah pasti anak itu akan keluar dengan reputasi yang tidak
terpuji.Imam-Imam
Selain dari mereka itu, jangan hendaknya dilupakan akan
pendidikan yang diselenggarakan olehn iman-iman dalam bait suci.
Merekalah yang menerangkan serta memeliharakan undang-undang
mengenai kebaktian, mereka juga mengajarkan hukum-hukum tentang
kebersihan dan kesehatan, makanan pantangan dan perhubungan
kelamin, dan banyak hukum lagi yang harus diketahui dan dituruti
oleh umat Israel.
Pendidikan ini menuju kepada pendidikan formil yang berlangsung
di luar rumah, yaitu terdiri dari :
Pertama, Pendidikan Rohani : mengajarkan konsep dasar untuk
berjalan dalam iman kepada Allah ( Ulangan 27 : 9-10). Mengajarkan
konsep penyembahan untuk tetap setia kepada Tuhan ( Ulangan 27 :10
). Mengajarkan konsep penyembahan kepada Tuhan ( Keluaran 24 :
12-31 ). Memberikan pengajaran untuk tetap setia pada Tuhan (
Ulangan 27:10 ). Mengajarkan tentanng kesadaran dosa dan kebutuhan
pengampunan dosa ( Keluaran 20: 1-17, Imamat 16:16; 23:27 ).
Kedua, Pendidikan Sipil Umum : memberikan nasihat dan bimbingan
bagaimana mengambil keputusan sendiri, mengajar umat menghargai
nilai etika dan taat kepada tugas kenegaraan ( Keluaran 21 ),
menolong umat Allah untuk sanggup menyelesaikan persoalan
pribadinya sendiri.
Para Nabi
Dalam Perjanjian Lama, nabi diberikan kepercayaan yang dari
Tuhan untuk memberitakan Firman Tuhan sebagaimana tugas mereka
sebagai perantara dari Allah kepada manusia. Para nabi diangkat
oleh Allah sesuai dengan zamannya ( nabi ).
Nabi musa dipilih oleh Tuhan sebagai alat untuk melepaskan
umat-Nya dari perbudakan. Musalah yang diangkat oleh Allah menjadi
panglima dan pemimpin Israel, juga menjadi guru dan pemberi
hukum-hukum bagi mereka. Musa mendidik mereka dipadang belantara
dan mengatur pendidikan itu dengan jitu dan tepat, agar supaya
pengajaran agama member dasar kehidupan seluruh umat Tuhan itu, dan
akan dilanjutkan pula oleh penerus-penerusnya kemudian.
Ada perbedaan tugas dari imam dan nabi, yaitu : Imam mempunyai
tugas sebagai perantara dari pihak manusia kepada Allah, sedangkan
Nabi mempunyai tugas sebagai perantara yang dari pihak Allah kepada
manusia.Jadi, prinsip-prinsip atau dasar-dasar pendidikan agama
dalam Perjanjian Lama memang sudah ada yang diajarkan oleh para
leluhur bangsa Israel, yaitu : Abraham, Ishak, Yakub, para nabi,
dan imam-imam. Unsur-unsur pendidikan mereka adalah pendidikan
dalam rumah tangga, pendidikan rohani, pendidikan umum, unsur
persembahan dan soal kehidupan sehari-hari.Dalam Perjanjian
Baru
Segala Kitab-Nya ditulis dengan tujuan tertentu, ialah untuk
mengajar umat Kristen bagi hidup manusia itu. Kitab-kitab Injil
hendak memelihara tradisi lisan mengenai pekerjaan dan pemberitaan
Tuhan Yesus, agar rohani jemaat Kristen dibangunkan, imannya
diperkokohkan dan pengetahuannya akan juruselamat itu diperdalam.
Pendididkan agama di dalam Perjanjian Baru dilakukan oleh :
Tuhan Yesus
Menyelidiki soal pendidikan agama dalam Perjanjian Baru (PB),
tentu saja pertama-tama dan khususnya pandangan diarahkan kepada
Tuhan Yesus sendiri. Disamping itu jabatan-Nya sebagai Penebus dan
Pembebas, Tuhan Yesus juga menjadi seorang Guru yang Agung.
Keahlian-Nya sebagai seorang Guru umumnya diperhatikan dan dipuji
oleh rakyat Yahudi. Ia disegani dan dikagumi oleh orang
sebangsa-Nya sebagai seorang yang mahir dalam segala soal ilmu dan
hukum Taurat. Sebab Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa,
tidak seperti ahli-ahli taurat yang biasa mengajar mereka ( Matius
7:29 ).
J. M. Price berkata,Yesus tepat sekali bagi pekerjaan mengajar.
Dan tidak ada orang yang lebih tepat untuk tugas ini daripada
Yesus. Yesus benar-benar seorang guru yang sempurna, baik dari segi
Ilahi maupun Insani. Memang Ia datang sebagi seorang guru yang
diutus Allah. Dengan pernyataan itu, maka tepatlah bahwa Guru Agung
dan sempurna yang patut dicontohi dan diteladani untuk menjalankan
tugas sebagai Guru Agung Kristen oleh guru pada sekolah-sekolah
umum, khususnya guru Pendidikan Agama Kristen, TK Filadelfia
Makassar. Salah satu dari sekian banyak perilaku Yesus yang dapat
diteladani adalah kesungguhan-Nya dalam mengajar kebenaran Firman
Allah. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam
pelayanan pengajaran Yesus Kristus adalah :
Pertama, tempat mengajar : di atas bukit, dari dalam perahu (
Lukas 5:3 ), disisi orang sakit, di tepi sumur, di rumah ( Lukas 5:
19 ), di tepi danau ( Matius 8: 32-33 ), di dalam rumah ibadah (
Matius 4:44 ), di depan pembesar-pembesar agama dan pemerintah di
kayu salib ( Markus 15:34;37-40 ).Kedua, waktu atau saat siang dan
malam ( Matius 14: 15;25-32; Markus 11: 18; setiap saat, Matius 9:
35 ).Ketiga, tujuan pengajaran Tuhan Yesus : untuk melayani
tiap-tiap manusia yang dating kepada-Nya ( Markus 1: 41; 6: 34 ),
membentuk cita-cita yang luhur ( Matius 5: 48 ), memulihkan
hubungan manusia dengan Allah ( Matius 6:33 ), membina watak yang
kuat, melatih untuk pelayanan ( Matius 4:19; Markus 3:14 ),
menananmkan keyakinan tugas, memperbaiki hubungan dengan orang lain
( Markus 12: 31), dan menghadapi masalah hidup. Keempat, metode
pengajarannya bercerita, perumpamaan-perumpamaan, mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan, alat peraga, diskusi, cerama dan
khotbah.Kelima, rahasia keberhasilan Yesus : Ia dipenuhi Roh Kudus
dan bersandar kepada-Nya ( Markus 1:12,13; Lukas 4:1 ). Ia
mempergunakan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan pendengarnya
saat itu ( Matius 18: 1-4 ), Yesus mewujudkan kebenaran dalam
hidupnya ( Markus 1:22 ), motivasi Yesus menolong ( Markus 2:27 ),
Yesus yakin akan manfaat pengajaran ( Yohanes 3:2;17:18 ).
Rasul Paulus
Salah satu tokoh penting di lapangan agama dalam PB, yang
berkaitan dengan PAK yang dapat diteladani untuk menjadi landasan
dalam usaha peningkatan PAK masa kini khususnya di Sekolah
Taman-Kanak-kanak Filadelfia Makassar ialah Rasul Paulus.
Rasul Paulus juga seorang guru yang ulung. Paulus dididik untuk
menjadi seorang rabbi bagi bangsanya. Ia mahir dalam pengetahuan
akan Taurat, dan ia dilatih untuk mengajar orang lain tentang agama
Yahudi.Paulus mengajar di rumah-rumah tempat ia menumpang, di
gedung-gedung yang disewanya, dilorong-lorong kota atau di
padang-padang yang disewanya, di atas kapal, dipasar dan dalam
kumpulan kaum filsuf.
Rasul Paulus juga banyak mengajar melalui surat-suratnya yang
dikirim kepada jemaat, dan bahkan sampai sekarang surat-surat
Paulus merupakan pengajaran yang tak ternilai harganya bagi jemaat
Kristen di dunia ini.
Rahasia keberhasilan Rasul Paulus dalam pengajarannya, adalah
:
Paulus bersandar kepada pimpinan Roh Kudus ( Roma 15: 19
).Paulus berkeyakinan kuat dan beriman teguh dalam pelayanan
Paulus menjadi seorang hamba Tuhan yang terdorong oleh hasrat
yang berapi-api untuk memasyhurkan nama Tuhan Yesus.
Pada zaman sekarang tugas mengajar itu tentunya diserahkan
kepada orang-orang percaya, khususnya kepada kaum guru yang telah
mempunyai karunia dan latihan istimewa untuk pekerjaan yang mulia
itu, dan seluruh jemaat tetap mendukung dan mendoakan usaha
itu.
Pada hakikatnya PAK yang bercorak Alkitabih itu pertama-tam
berfungsi sebagai penyampaian kebenaran yang nyatakan Tuhan dalam
Alkitab. Yang terpenting bagi anak-anak didik sekarang ini ialah
supaya dapat mengetahui pokok-pokok kepercayaan agama Kristen. Guru
PAK harus dapat memelihara anak-anak jemaat anggota gereja yang
tahu apa yang mereka ikrarkan dan yang ingin menyatakan iman di
dalam praktik hidupnya sehari-hari.Pengertian Pertumbuhan Iman
Anak
Dalam memasuki pembahasan tentang pertumbuhan Iman, maka penulis
akan menguraikan terlebih dahulu tentang pengertian dari
pertumbuhan itu sendiri, sebab adanya pengaruh pendidikan Kristen
dapat terlihat setelah adanya proses dari pertumbuhan kerohanian
murid.
Pertumbuhan berasal dari kata dasar tumbuh yang berarti1. Timbul
(hidup) dan bertambah-tambah besar atau sempurna, 2. Sedang
berkembang, 3. Timbul terbit; terjadi sesuatu hal. Sedangkan arti
dari pertumbuhan ialah : Hal keadaan tumbuh perkembangan atau
kemajuan. Jadi pertumbuhan menunjukkan adanya kemajuan atau
perkembangan dari keadaan semula. Maka dapat disimpulkan kalau
pertumbuhan Iman adalah kemajuan atau perkembangan dari sifat-sifat
rohani yang berkesinambungan menuju kearah kesempurnaan iman kepada
Yesus Kristus.Sehubungan dengan hal pertumbuhan iman maka berikut
ini akan dikemukakan beberapa pendapat mengenai pentingnya
pembinaan pertumbuhan kerohanian bagi kesempurnaan iman anak dari
sejak usia dini yang berada di Taman kanak-kanak Filadelfia
Makassar bahwa betapa pentingnya pertumbuhan iman ini bagi seorang
anak tersebut.
Ralph M. Riggss mengatakan bahwa :
Suatu bagian yang sangat penting dari pelayanan Kristen ialah
penerapan ajaran dan kebenaran Kristen dalam kehidupan sehari-hari.
Murid-murid harus diberitahu bagaimana menerapkan ajaran-ajaran
Alkitab itu kepada masalah-masalah praktis dalam hidup mereka dan
bagimana memperkenankan kehidupan Kristus mengubahkan hidup mereka
hari demi hari.
Dan Mary Go Setiawani mengatakan pembinaan kepribadian dan
kerohanian seorang anak akan lebih mudah di bentuk pada usia yang
dini, sebab pada masa kanak-kanak ini anak-anak ini masih bersifat
lentur, dan mudah untuk dibentuk. Lingkungan, msyarakat,
kebudayaan, pendidikan , dan sebagainya, dapat memberikan pengaruh
secara langsung atau mengubah kepribadian dan tingkah laku
seseorang. Sebab itu, adalah penting bagi seorang guru untuk sedini
mungkin membentuk muridnya dengan kebenaran firman Tuhan, supaya
sejak kecil hidup Kristus sudah bertunas dan bertumbuh dalam
hatinya karena hati seorang anak kecil di hadapan Tuhan adalah
murni dan terbuka. Seorang anak tidak memerlukan perdebatan untuk
membuktikan keberadaan Allah; mereka mudah percaya, walau pemikiran
apa pun yang disalurkan orang dewasa semuanya dapat mempengaruhi
mereka. Judith Allen shelly juga menegaskan pentingnya pembinaan
kerohanian yang murni bagi seorang anak sebagi berikut :
Pada awal masa kanak-kanak, merupakan masa yang amat penting dan
menentukan bagi perkembangan rohani seseorang. Amsal 22: 6 berbunyi
: Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada
masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.Hikmat
yang sudah sejak dulu kala berlaku dalam kitab suci disahkan secara
mutlak oleh penyelidikan psikologis, yaitu bahwa pengertian rohani
yang dikembangkan pada seorang anak sampai ia mencapai usia belasan
tahun bisa diragukan olehnya pada masa remaja, tetapi untuk
sementara saja. Biasanya pengertian itu justru menjadi dasar bagi
iman kepercayaan pada masa dewasa.
Sesungguhhnya masih banyak lagi para pakar pendidik Kristen yang
masing-masing mempunyai pendapat tersendiri tentang pentingnya
pengaruh dan pertumbuhan kerohanian yang murni bagi seorang anak,
namun pada akhirnya ditemukan suatu titik keseragaman untuk menuju
kepada suatu kebersamaan, yaitu terletak pada pertumbuhan iman yang
murni terhadap seorang anak, sehingga pendapat di atas diambil
sebagai sampel.
Dari pendapat-pendapat di atas dapatlah ditaraik satu kesimpulan
bahwa pembinaan anak sedini mungkin sangatlah penting karena
sebelum usia 12 tahun masih ada kemungkinan seorang anak digarap
menjadi suatu wadah yang memiliki iman, pengharapan dan kasih
secara berlimpah, sehingga bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
Oleh sebab itu yang berperan penting bagi pertumbuhan iman seorang
anak yaitu factor-faktor yang berhubungan secara langsung dengan
anak didik setiap hari di Taman kanak-kanak.
Dengan demikian pertumbuhan iman seorang anak merupakan tangung
jawab bersama antara guru, orang tua, dan masyarakat Kristen, oleh
sebab itu pendidikan Kristen yang dijalankan di Taman Kanak-kanak
menjadi subjek yang positif bagi pembinaan kerohanian anak di luar
rumah mereka, untuk itu perlu adanya kerjasa yang baik bagi semua
pihah untuk menarik minat dalam perkembangan kerohanian
mereka.Faktor-faktor Penghambat Dalam Pertumbuhan Iman
Berikut ini kita akan memperhatikan faktor apa sajakah yang
dapat menjadi penghambat bagi pertumbuhan iman anak. Dengan
mengetahui penyebabnya maka seorang pendidik akan dapat mengambil
langkah-langkah atau tindakan yang tepat bagi anak didik mereka
sehingga anak ini akan menjadi pribadi yang bertumbuh dengan
kepribadian dan iman yang kuat.Faktor DisiplinDisiplin merupakan
hal yang sangat penting dalam proses pendidikan agama Kristen. Dan
ternyata ada banyak pandangan yang muncul tentang disiplin, seperti
ada pandangan yang keliru yang mengatakan kalau disiplin itu hanya
sebagai bentuk dari hukuman bagi anak-anak yang bermasalah dan
menghalangi kemajuan diri anak-anak. Lebih jauh Mary Setiawan dan
Stepen Tong menjelaskan bahwa: Disiplin adalah pengarahan kepada
hal-hal yang benar.
Disiplin sebenarnya sangat penting dalam hal mendidik anak-anak.
Yakub Tomatala menegaskan bahwa : disiplin adalah cara mendidik
anak demi tujuan perbaikan dan menjadi lebih baik. Jadi disiplin
tidak bias diartikan sebagai hukuman untuk orang yang bersalah,
tetapi merupakan didikan atau tuntunan untuk memotivasi anak-anak
dan mengarahkan mereka kepada hal-hal yang baik dan benar. Disiplin
ini tidak boleh hanya diterapkan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung tetapi seharusnya di luar sekolah pun harus diterapkan
untyuk mencapai tujuan pendidikan agama Kristen.Namun kenyataanya
yang terjadi di tempat penulis mengajar, masih ada peraturan
disiplin yang kurang ketat di sekolah utamnya di kelas sebab masih
terdapat beberapa anak-anak yang selalu datang terlambat. Tentunya
hal sangat menghambat jalannya proses belajar mengajar agama
Kristen yang sedang berlasung dan ini merupakan salah satu potensi
yang jika dibiarkan akan menjadi kebiasaan yang buruk yang kemudian
berdampak kepada terhambatnnya pertumbuhan iman dari anak didik di
sekolah tersebut.Faktor Waktu
Waktu merupakan salah satu kendala yang dapat menghambat proses
pertumbuhan iman seorang anak didik di suatu Sekolah dimana ia
sedang menempuh pendidikan. Pada umumnya kegiatan yang berkaitan
dengan mata pelajaran agama Kristen sangat sedikit porsi waktunya.
Sebab biasanya waktu yang disediakan oleh Sekolah untuk mata
pelajaran ini hanya berkisar anatara 2 atau 3 jam saja setiap
minggunya. Sebab waktu yang singkat ini biasanya harus dipakai oleh
beberapa kelas yang lain. Dengan demikian guru PAK tetap mengalami
kesulitan dalam pelajaran sebab keterbatasan waktu tersebut.
Faktor Yang Mempengaruhi Petumbuhan ImanSebagaimana telah
disinggung pada uraian di atas tentang pertumbuhan kerohanian,
bahwa Pendidikan Kristen itu mempunyai peran yang penting dalam
pertumbuhan iman seorang anak didik ( murid ). Dan secara garis
besar, ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi peetumbuhan iman pada
diri seorang murid yaitu : faktor lingkungan kelas, guru dan murid
itu sendiri.Faktor lingkungan kelas
Kelas adalah kelompok sosial yang didinamis yang harus
dipergunakan oleh setiap wali/guru kelas untuk kepentingan murid
dalam proses pendidikan dimana murid didorong untuk aktif secara
terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas dan inisiatif murid
sebagai suatu kelompok. Untuk itulah setiap wali/guru kelas harus
berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan,
keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi
kegiatan-kegiatan yang berguna bagi pertumbuhan imannya. Dengan
demikian kelas dimana murid-murid belajar tidak membosankan. DR.
H.Hadari Nawawi mengatakan bahwa setiap kelas harus dilihat dari
dua segi sebagai berikut :
Pertama, kelas sebagai satu unit atau satu kesatuan yang utuh
yang dapat mewujudkan kegiatan berdasarkan program
masing-masing.
Kedua, kelas merupakan unit yang menjadi bagian dari Sekolah
sebagai suatu organisasi kerja atau sebagai sub sistim dari total
sistim. Kedua sudut pandang dari Hadari Nawawi ini harus sejalan
dalam arti semua kegiatan kelas yang dapat ditingkatkan menjadi
kegiatan Sekolah dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi semua murid.
Untuk mengelolah kelas sebaik-baiknya, itu sangat dipengaruhi oleh
cara wali/guru kelas menerapkan Administrasi Pendidikan dan
kepemimpinan pendidikan, dalam penggelolaan kelas
masing-masing.Administrasi Pendidikan
Sebuah kelas pada dasarnya merupakan suatu unit kerja yang di
dalamnya bekerjasama sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, oleh sebab itu pengelolaan kelas memerlukan
tindakan-tindakan perencanaan kelas, pengorganisasian kelas,
pengarahan kelas, koordinasi kelas, komunikasi kelas dan control
kelas sebagai langkah-langkah kegiatan manajemen administrative
pendidikan di kelas. Administrative pendidikan dilaksanakan dengan
kerjasama antara guru kelas, guru bidang studi dan kepala sekolah
sebagai pimpinan sekolah yang juga terlibat dan bertanggung jawab
secara tidak langsung terhadap kelancaran kegiatan kelas.
Kepimpinan Wali/Guru Kelas
Kelas dipengaruhi secara langsung oleh kepemimpinan guru kelas.
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mengarahkan, membimbing,
mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan
tingkah laku orang lain. Dari pengertian itu berarti wali/guru
kelas harus melakukan usaha menggerakkan dan memberikan motivasi
serta menyatukan pikiran dan tingkah laku murid-murid dan guru-guru
terarah pada tujuan yang terdapat di dalam program kelas. Usaha ini
dilakukan untuk menumbuhkan sikap iklas dan kesadaran dalam
melaksanakan tugas-tugas kelas dengan kesediaan untuk bekerja
dengan cara kerja yang efesien dan efektif bagi pencapaian
tujuan.Jadi peranan guru dalam menggelola kelas membutuhkan
disiplin yang tinggi tetapi tidak kaku namun luwes dan terarah pada
usaha untuk membina secara terus menerus pada proses pertumbuhan
iman kepada murid dalam lingkungan kelas.Faktor Guru
Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar, karena peranannya sebagai pemimpin pendidikan diantara
murid-murid. Dr. H. hadari Nawawi menguraikan 2 pengertian guru
sebagai berikut :
Secara etimologi atau dalam arti sempit guru yang berkewajiban
mewujudkan program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau
memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas. Secara lebih luas
guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak
mencapai kedewasaan masing-masing.
Kedua pengertian guru ini dapat disederhanakan bahwa dalam
setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa
murid-muridnya mencapai kedewasaan masing-masing. Sardiman A. M.
menjelaskan bahwa, guru tidak sekedar sebagai pengajar yang
transfer of knowledge namun juga sebagai pendidik yang transfer of
valves dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengajaran
dan penuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan kedua pendapat
di atas maka guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks
dalam proses belajar-mengajar dalam mendidik anak didik ke taraf
yang telah direncanakan bersama oleh para pendidik.Sebagai seorang
guru yang mengajar di sekolah Kristen bukan saja bertanggung jawab
sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing murid, tetapi tugas guru
tersebut juga menyangkut aspek kerohanian murid. Dr. E. G.
Hamrighausen dan Dr. I. H. Enklaar menyimpulkan bahwa : Guru
Kristen itu dipanggil untuk membagikan harta abadi dalam tanganya
ia memegang kebenaran ilahi. Dan dalam pekerjaannya ia menghadapai
jiwa manusia yang besar nilainya dihadapan Allah. Sebab orientasi
guru Kristen berada disekitar pengajaran dan pembinaan murid,
kembali Dr. E. G. Hamrighausen dan Dr. I. H. Enklaar menegaskan,
kalau profesi guru Kristen janganlah diabaikan atau diremehkan
sebab pada hakekatnya pekerjaan ini tidaklah kalah pentingnya
daripada tugas seorang pendeta. Sebab guru Kristen itu juga menjadi
seorang pelayan dalam gereja Kristus yang harus dijunjung tinggi.
Jadi seorang guru Kristen itu sangatlah bertanggung jawa untuk
membina muridnya menjadi seorang Kristen yang memiliki iman sejati
dan hidup berkenan dihadapan Tuhan.Faktor Murid
Murid merupakan objek utama dalam proses belajar mengajar. Sebab
murid dididik oleh pengalaman belajar mereka dan kualitas
pendidikannya bergantung pada pengalamannya dan dipengaruhi oleh
guru yang dikaguminya.
Dalam proses yang memiliki tujuan atau bagaimana keadaan yang
cocok dengan perkembangan diirinya. Maka sebagai murid senatiasa
merupakan fase yang perlu diproses untuk menemukan eksistensi
kediriannya secara utuh. Oleh sebab itu diperlukan guru sebagai
orang dewasa untuk membina.Pengaruh Pendidikan Kristen Terhadap
Pertumbuhan Iman anak
Sesungguhnya Pendidikan Kristen mempunyai pengaruh yang besar
dalam pertumbuhan kerohanian murid, bahkan merupakan sarana untuk
membina iman seorang murid menjadi seorang Kristen yang sejati.
Timbulnya pengaruh pendidikan Kristen tergantung bagaimana peranan
para pendidik dan lingkungan di dalam sekolah yang mempengaruhi
kehidupan para murid di sekolah, sebab guru dan suasana lingkungan
di dalam sekolah menjadi wadah di mana murid merasakan suasana
kehidupan kekristenan yang nyata. Seperti yang dikatakan oleh Clyde
M. Narramore bahwa : Anak-anak memerlukan pengaruh Kristen yang
baik di luar rumah mereka. Sehingga apa yang orang tuanya telah
bina tentang iman Kristen didukung dalam pengajaran di sekolah
sehingga keduanya terpaut menjadi satu dan saling menunjang dalam
pengalaman dan pengetahuan murid.Pengaruh pendidikan Kristen yang
baik akan memproses iman kepercayaan murid sehingga Nampak dalam
kehidupan murid sehari-hari. Pertumbuhan kerohanian ini yang baik
dan murni dengan berlandasakan prinsip-prinsip kepada iman Kristen.
Pendidikan Kristen sangat berperan penting dalam mencapai hasil
dalam pertumbuhan iman pada murid taman kanak-kanak Filadelfia
Makassar sebagai berikut :Pertama : pendidikan Kristen di Taman
kanak-kanak Filadelfia dapat memupuk iman kepercayaan murid dan
memperkokoh penyerahan diri murid kepada Yesus Kristus.
Kedua : pendidikan Kristen di sekolah merangasang para murid
untuk lebih bergairah mempelajari kebenaran firman Tuhan.
Ketiga : pendidikan Kristen di sekolah sebagai batu loncatan
bagi anak-anak untuk mencintai gereja tempat dimana mereka
beribadah dan bersekutu.
Keempat : pendidikan Kristen direalisasikan pada
kegiatan-kegiatan rohani yang menunjang pertumbuhan iman murid.
Dengan demikian pendidikan Kristen yang disampaikan di Taman
Kanak-kanak mempunyai pengaruh yang positif terhadap proses
pertumbuhan iman kepercayaan murid.Oleh sebab itu seorang guru
Kristen haruslah lebih mengutamakan kehidupan kerohanian sebelum
mengajar para muridnya, sehingga apa yang diharapkan dapat
tercapai. Berikut ini beberapa hal yang penulis angkat sehubungan
dengan pengaruh pendidikan Kristen bagi pertumbuhan iman anak murid
Taman Kanak-kanak Filadelfia Makassar yaitu :Pertama, pengaruh
sikap dan Perilaku seorang Guru
Seorang guru akan selalu menjadi bahan perhatian bagi muridnya
baik itu sikap dan perilakunya sebagai gurunya. Seperti dengan
semboyan yang berkata bahwa : seorang itu untuk digugu dan ditiru,
yang artinya digugu perkataannya dan ditiru perbuatannya, para team
didaktik metodik member perhatian yang penting pada criteria sikap
susila dan budi pekerti, maksudnya setiap guru dan pendidik adalah
mereka yang sanggup berbuat kebajikan serta bertingkah laku yang
bisa dijadikan suri teladan bagi orang-orang dan masyarakat
disekelilingnya. Dan Dr. E. G. Hamrighausen dan Dr. I. H. Enklaar
mengatakan : seorang guru Kristen harus mempunyai pribadi yang
jujur dan tinggi mutunya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh guru Kristen dalam hal sikap dan perilaku yang diuraikan oleh
Paulus D. H. D.H. Daun yaitu : pertama guru yang mempunyai sifat
dan perilaku yang baik; kesucian, kasih yang dinyatakan dari sifat
dan perilaku yang baik dari guru akan mempengaruhi hati yang
terdalam dari anak didiknya. Keberhasilan seorang guru dalam
mendidik bukan hanya dari metode ia mengajar melainkan juga dari
penampilan dan diekspresikan dari sifat kekristenannya, yaitu
kehidupan yang ditampilkan harus sesuai dengan keyakinan yang ada
di dalam diri guru Kristen itu. Inilah yang dimaksudkan oleh
Yakubus dalam suratnya bahwa iman tanpa perbuatan itu mati (
Yakubus 2 :26 ). Jadi sifat dan perilaku yang baik harus nampak
dalam kehidupan seorang guru Kristen, baik dimana guru itu tinggal
maupun di lingkungan guru mengajar dan membina murid-muridnya.
Kedua : memiliki tanggung jawab; status guru Kristen adalah pelayan
yang melayani di ladang Tuhan. Seperti yang dikatakan oleh Tuhan
Yesus semasa hidupnya bahwa Anak Manusia datang bukan untuk
dilayani melainkan untuk melayani ( Markus 10: 45 ). Status pekerja
yang dimaksud Tuhan Yesus adalah pelayan yang melayani di ladang
Tuhan harus mempunyai tanggung jawab tiga arah yaitu : bertanggung
jawab pada dirinya sendiri, sesamanya dan kepada Tuhan sesuai
dengan hukum yang terutama dalam kitab ( Matius 22: 37-39 ). Jika
guru Kristen menyadari hakekat dari segi tanggung jawab maka, ia
akan melayani Tuhan dengan setia. Pelayanan yang akan dilaksanakan
bukan untuk diperlihatkan kepada manusia, melainkan kepada Tuhan
sebagai pemberi tugas. Ketiga : memiliki keramahan; buah roh yang
disebut dalam Alkitab adalah : kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan dan
penguasaan diri ( Galatia 5: 22 ). Keramahtamahan yang berasal dari
Roh harus dimiliki oleh seorang guru, karena keramahtamahan ini
sangat diperlukan untuk pendekatan dengan murid dan kerjasama
antara guru-guru yang lainnya. Dengan demikian, akan akan
menimbulkan kesan yang baik bagi murid maupun rekan kerja guru lain
bahwa sebagai guru mudah untuk didekati dan mudah diajak kerjasama
dalam membina murid-murid. Keempat : guru Kristen harus memiliki
kestabilan emosi. Karena tugas para guru adalah mendidik. Dalam
mendidik, tindakan rasional lebih diutamakan daripada emosional.
Harus diakui dalam praktik sering guru menemukan hal-hal yang mudah
membangkitkan emosi yang bisa dicetuskan dalam wujud kemarahan.
Untuk itu para guru perlu mempunyai kestabilan emosi, atau dapat
mengontrol kemarahan. Jika memang kemarahan itu diperlukan maka,
hendaklah kemarahan itu lebih bersifat rasional daripada emosional.
Dengan memiliki kestabilan emosi, seorang guru akan dengan mudah
dan fleksibel dalam mengatasi masalah yang ada. Sikap dan perilaku
seorang guru Kristen sangat penting karena sikap dan perilaku
gurulah yang selalu nampak dalam kehidupan murid dan menjadi contoh
yang hidup dalam diri anak didiknya. Seperti yang dikatakan oleh
Mavis L. Anderson bahwa : Seorang guru lebih diingat dari
perbuatannya daripada perkataannya. Suatu perkataan yang benar,
kesetiaan untuk membina kepribadian guru Kristen agar menjadi
teladan bagi murid-muridnya memerlukan usaha yang berkesinambungan
dan pimpinan Roh Kudus, karena untuk membina kepribadian guru
Kristen agar berkenan di hadapan Tuhan dan manusia membuktikan
nilai manusia yang sejati dari seorang guru Kristen yang setia
kepada Tuhan.Kedua, pengaruh Peranan Guru Kristen
Sehubungan dengan fungsi guru sebagai pengajar, pendidik dan
pembimbing, maka diperlukan berbagai peranan pada diri guru, dan
peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku
yang diharapkan dalam berbagai intraksinya, baik dengan siswa,
sesama guru, guru dengan atasannya, dengan orang tua murid dan
dengan masyarakat yang akan penulis uraikan satu persatu. Ketiga,
Hubungan guru dengan Murid
Seorang guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya
teladan bagi anak didiknya dan dalam melaksanakan tugas haruslah
menjiwainya dengan kasih saying, adil serta menumbuhkannya dengan
kasih sayang serta penuh dengan tanggung jawab.Guru juga wajib
menjunjung tinggi harga diri setiap murid dan menyadari akan
kehadiran muridnya. Lindgren H. C. mengatakan bahwa hubungan yang
paling efektif dimana murid dapat mengadakan hubungan yang tidak
terbatas dengan gurunya. Guru dapat mengetahui apakah
pelajaran-pelajarannya dan bimbingannya dapat dimengerti dan
diterima oleh murid kalau ada yang tidak dimengerti murid dapat
mendiskusikan, sehingga memperkecil ketidakpuasan murid-murid,
kalau ada yang tidak dimengerti oleh murid. Maka disini kita akan
melihat peranan guru yang juga dapat bertindak sebagai pengganti
orang tua murid, terutama bila anak yang kurang dapat perhatian dan
kepuasan dengan orang tuanya.
Keempat, Hubungan Guru dengan Sesama Guru
Di dalam hubungan guru dengan sesame guru hendaklah bersifat
terus terang, jujur dan sederajat dan selalu ada kesediaan untuk
memberi saran, nasihat dalam usaha membimbing muridnya. Di dalam
menunaikan tugasnya dan memecahkan persoalan bersama hendaklah
antara guru selalu saling tolong menolong dan penuh
toleransi.Kelima, Hubungan Guru dengan Atasannya
Guru wajib melaksanakan perintah dan kebijaksanaan atasannya
serta menghormati hirarki jabatan serta menyimpan rahasia jabatan.
Setiap saran atau kritik kepada atasan sebaiknya diberikan melalui
prosedur dan forum semestinya. Jalinan hubungan antara guru dan
atasannya hendaknya selalu diarahkan untuk meningkatkan mutu dan
pelayanan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama.
Keenam, Hubungan dengan Orang Tua
Seorang guru hendaknya selalu mengadakan hubungan yang
timbal-balik dengan orang tua atau wali murid, dalam rangka kerja
sama untuk memecahkan persoalan-persoalan di sekolah dan pribadi
murid. Dan segala kesalahpahaman yang terjadi antara guru dan orang
tua murid atau wali murid hendaknya diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat.
Ketujuh, Hubungan Guru dengan Masyarakat
Sebagai seorang guru yang bertugas untuk mendidik maka
diperlukan kepekaannya akan hubungan sosialnya di masyarakat. Oleh
sebab itu guru hendaknya dapat untuk selalu berpartisipasi terhadap
lembaga serta organisasi-organisasi di dalam masyarakt yang
berhubungan dengan usaha pendidikan. Sebab pada hakekatnya
pendidikan itu merupakan tugas pembangunan masyarakat dan
kemanusiaan. Lagi pula seorang guru hendaknya melayani dan membantu
memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakt sesuai
dengan fungsinya dan kemampuannya, sebab guru adalah mediator
kebudayaan, karena guru sebagai perantara antara sekolah dan
masyarakat.BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Survei
Dalam penulisan skripsi ini penulis berkewajiban untuk melakukan
penelitian, dengan maksud dan tujuan utama agar hasil yang hendak
dicapai dapat seoptimal mungkin.Sejarah Singkat Berdirinya Taman
Kanak-Kanak Filadelfia
Sekolah Taman Kanak-kanak Filadelfia terletak di Kecamatan
panakukkang, Kelurahan Paropo, di Kompleks Golden Park, Panakukkang
Mas, Makassar. Dan berada dibawah naungan dari Gereja Bethel
Indonesia sentra Filadelfia yang di gembalakan oleh Pdt. Jusak
Handojo, M A. Sekolah Taman Kanak-kanak Filadelfia berdiri pada
tanggal 17 Juli tahun 1995 di Makassar. Didirikan oleh Yayasan
pendidikan Gereja Bethel Indonesia Makassar ( GBI Filadelfia )
untuk mewujudkan pembagunan nasional dalam bidang pendidikan. Dan
sebagai pimpinan di Sekolah Taman Kanak-kanak Filadelfia adalah ibu
Agnes yang merangkap menjadi wakil Kepala Sekolah, dan dibantu oleh
beberapa orang Guru, dan beberapa orang karyawan yang mengurus
administrasi Sekolah. Sarana dan Fasilatas yang di miliki
Adapun sarana yang dimiliki oleh sekolah ini adalah terdiri dari
4 ruangan masing-masing sebagai berikut :
Ruangan yang terdiri atas empat ruangan yaitu untuk ruangan
kelas KB, TK A, TK B1 dan TK B2.
Satu kantor untuk Kepala Sekolah
Satu ruangan perpustakaan
Satu ruangan untuk koperasi Sekolah
Satu ruangan untuk bujang Sekolah
Satu ruangan untuk kantin Sekolah
Satu ruangan untuk lab komputer
Satu ruangan untuk aula Sekolah
Satu lapangan yang berfungsi untuk lapangan olah raga bagi murid
sekaligus tempat bermain bagi murid-murid
4 ruangan WC untuk murid pria dan 4 WC untuk murid wanita
1 ruangan WC untuk para staf Sekolah dan 1 WC untuk para orang
tua siswa yang sementara menunggu anak-anak mereka bersekolah.
Prestasi dan Kegiatan
Sekolah Taman kanak-kanak Filadelfia memiliki 9 orang tenaga
pengajar yang terdiri dari 4 guru kelas dan dan 8 guru bidang studi
dan 11 orang karyawan Sekolah.
Nama guru kelas yang memegang kelas kelompok bermain sampai
kelompok B sebagai berikut :
Kelas kelompok bermain 1 dan 2 = Margaretha Delima dan Wenny
kadang.Kelas kelompok A
= Poppy Mariani Simbolon, SE ( Wali Kelas ), Mardiana Ali, S.pd,
dan Anna Dina Elath, S.SKelas kelompok B1
= Agnes Anneke Elsye Tamundo ( Wali kelas ), Sherly Yustin
Katrin N.
Kelas kelompok B2
= Rina Parinya ( Wali Kelas ), Yosvina Arnold, S. pd.
Nama guru bidang studi yang mengajar dari kelas kelompok bermain
sampai kelompok B sebagai berikut :
Mandarin : Ibu Fanny Ho
Jumlah murid TK Filadelfia Makassar
Secara keseluruhan berjumlah 77 dengan perincian sebagai berikut
: kelas kelompok bermain laki-laki 10 orang dan wanita 8 orang,
kelas klompok A laki-laki 13 dan wanita 11 dan kelas kelompok B 1
laki-laki 7 orang dan wanita 10 orang. Kelas kelompok B2 laki-laki
10 dan wanita 8 orang siswa.TK Filadelfia mempunyai beberapa
kegiatan, diluar jam pelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan tersebut
mempunyai tujuan utama untuk membantu pertumbuhan iman dan
intelekltual siswa. Yakni :
Olah raga yaitu : renang
Kesenian yaitu : seni suara, gitar, dan seni lukis.
Kejuruan yaitu : bahasa Inggris, bahasa Mandarin
Kerohanian yaitu : setiap hari jumat diadakan ibadah gabungan
dari kelompok bermain sampai kelompok B.Kegiatan sosial, diadakan
pada hari-hari istimewa umat Kriatiani seperti pada hari paskah,
natal dan lain-lain, adapun kegiatan tersebut antara lain
mengunjungi panti asuhan Yayasan cacat anak jalanan dalam bentuk
pemberian semabako.
Taman Kanak-kanak Filadelfia termasuk salah satu Sekolah swasta
yang cukup memiliki prestasi, terbukti dari prestasi yang telah
dicapai dari tahun 2010-2011 sebagai berikut :Juara I dalam lomba
mewarnai gambar yang didaapatkan oleh Michelle Lorens pada tahun
2010
Juara III mewarnai gambar yang didapatkan oleh Javin E.
Clementinu pada tahun 2010
Juara harapan I mewarnai gambar yang didapatkan oleh Alicia pada
tahun 2010.
Juara I dalam lomba Mozaiq yang didapatkan oleh Yeftanael pada
tahun 2011
Juara harapan I lomba Mozaiq yang didapatkan oleh Samuel pada
tahun 201Prosedur Penelitian
Untuk mendapatkan hasil penelitian seoptimal mungkin maka
peneliti akan menguraikan secara sederhana tahapan-tahapan dari
prosedur penelitian yang telah dilalui.Tahap Persiapan
Sebagai langkah awal dalam penyususnan skripsi ini, ada beberapa
persiapan yang penulis harus lalui antara lain :
Penentuan Judul
Judul yang dipilih adalah Pengaruh Pendidikan Kristen Terhadap
Pertumbuhan Iman Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Filadelfia
Alasan Pemilihan Judul
Lokasi penelitian penulis terletak di Taman Kanak-kanak
Filadelfia dan alasan pemilihan lokasi didasari oleh beberapa hal
sebagai berikut :
Pertama : Sekolah Kristen Taman Kanak-kanak Filadelfia merupakan
sarana pendidikan Kristen yang berpotensi besar dalam pembinaan
generasi muda Kristen di kota Makassar untuk generasi yang akan
datangKedua : kegiatan-kegiatan dan pendidikan yang diberikan
bertujuan untuk membina murid yang sesuai dengan nilai-nilai
Kekristenan yang berkualitas tinggi.
Ketiga : murid TK Filadelfia adalah mayoritas beragama Kristen,
namun tidak menutup kemungkinan bagi murid yang beragama non
Kristen untuk mengikuti pendidikan di TK Filadelfia.
Keempat : Sekolah ini secara khusus dikelola oleh Yayasan
Pendidikan Kristen Filadelfia Makassar.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum : untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh
pendidikan Kristen dalam pertumbuhan iman murid taman Kanak-kanak
Filadelfia.
Tujuan khusus : untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan
Kristen yang telah dicapai dalam pertumbuhan iman murid TK
Filadelfia, sehingga para siswa dapat merasakan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.Tahap Pelaksanaan
Setelah melewati tahap persiapan, selanjutnya penulis mengadakan
observasi langsung di TK Filadelfia , dimana penulis sebagai salah
seorang pengajar dan penulis dapat menemui langsung Kepala Sekolah,
Para Guru dan murid-murid yang bersedia membantu penulis untuk
mendapatkan data.
Populasi dan Sampel
Untuk mengetahui tentang pengaruh pendidikan Kristen dalam
pertumbuhan Iman siswa Taman Kanak-kanak Filadelfia, maka sangatlah
diperlukan data yang berhubungan dengan materi penulisan skripsi
ini. Dan untuk memperoleh data yang dimaksudkan maka dapat
dilakukan dengan meneliti seluruh anggota yang dapat memberikan
informasi yang diperlukan dan yang berhubungan dengan penulisan
skripsi ini. Sutrisno Hadi mengatakan Populasi ialah seluruh
penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti. Dalam penulisan skripsi
ini yang menjadi yang menjadi populasi adalah siswa Taman
Kanak-kanak Filadelfia kelompok A dan B tahun ajaran 2011-2012,
maka untuk lebih jelas kita dapat melihat dalam table berikut
:Populasi Table Penyebaran Siswa Tk. Filadelfia MakasarKelompok A
Kelompok B Dan, Kelompok B2
Tahun Ajaran 2011-2012NoKelasWanitaPriaJumlah
1A111324
2B110717
3B281018
jumlah293059
Sumber Data : TK Filadelfia Tahun Ajaran 2011-2012Sampel
Dalam penelitian Skripsi ini yang menjadi popolasi adalah
keseluruhan murid TK filadelfia dapat dilihat pada table diatas.
untuk mewakili seluruh populasi Sutrisno Hadi mengatakan bahwa :
sampel adalah sebahagian dari populasi, sampel adalah sejumlah
penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Dan menurut Noggroho
bahwa : suatu sampel yang ideal adalah yang disebut prevef
resresentatif atau sampel yang mewakili universal sepenuhnya.
Dengan demikian bahwa sampel adalah bahagiaan dari populasi atau
mewakili secara keseluruhan dari populasi maka penelitian yang
dilakukan terhadap sampel itu pada umumnya bertujuan untuk menarik
kesimpulan tentang populasi. Cara pengumpulan data
Dalam pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini peneliti
memakai wawancara angket. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
wawancara mempunyai pengertian sebagai berikut:
Pratama, Tanyan jawab dengan seseorang (pejabat dsb) yang
diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai
suatu hal untk dimuat disurat kabar.
Kedua, Tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas)
perusahaan dengan pelamar pekerjaan
Ketiga, Tanya jawab penelitian dengan manusia.Adapun yang
diwawancarai adalah kepala sekolah dasar filadelfia makassar, staf
uru dan murid.
W.J.S. poerwadarminta mengatakan bahwa angket adalah pemeriksaan
tentang sesuatu hal yang menjadi kepentingan umum, biasanya
dilakukan dengan surat dan tersirat pertanyaan di dalam surat
tersebut. Sararan penulisan dalam pengisian angket pada murid TK
Filadelfia kelompok bermain , kelompok A dan kelompok B.
langkah-langkah langkah-langkah penulis dalam pembuatan angket
sebagai berikut :
Pertama : pertanyaan (kuesioner) yaitu angket langsung disusun
dengan melihat permaslahan yang ada, berdasrakan factor-faktor yang
akan diselidi dan dengan beberapa buku penunjang. Pertanyaan yang
peneliti pakai adalah menanyatakan dampak pendidikan Kristen yang
diterapkan dalam sekolah taman kanak-kanak Filadelfia.
Kedua : mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk
mendapatkan pengarahan dan perbaikan.
Ketiga : pertanyaan disusun kembali setelah dikoreksi oleh dosen
pembimbing, kemudian diketik kembali.
Keempat ; kemudian penulis membagikan angket tersebut kepada
orang tua/wali murid Tk Filadelfia yang bersangkutan. Adapun
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan mempunyai jawaban yang berupa
pertanyaan tertutup, yang mana responden tinggal mencek saja
jawaban-jawaban yang sesuai dengan instruksi.
Metode penelitian
Sehubungan dengan karya ilmiah ini, maka penulis mengadakan
penelitian dengna menggunakan metode sebagai berikut:
Dasar penelitian
Dasar penelitian adalah metode wawancara dan penyebaran angket
untuk mengumpulkan data dari sejumlah responden.
Cara analisa data
Data diolah secara sederhana dengan manual dan kalkulator.
Penyajian data dalam bentuk table dan naskah serta analisa secara
korelasi. Faried Ali dan Mastam Ladeng mengatakan analisa korelasi
adalah analisa terhadap suatu varibel yang mempengaruhi
variable-variabel lainnya atau antara satu dengan yang lainnya
saling mempengaruhi.
BAB IV
ANALISA HASIL PENELITIAN DAN INTERPRESTASI DATA
Setelah semua data dikumpulkan melalui jalur kuesiner, kemudian
dilakukan analisa dan interprestasi terhadap data yang telah
dikumpulkan. Kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk naskah dan
table sebagaimana yang termuat dalam bab IV ini, yakni :Tabulasi
jawaban untuk memperoleh frekuensi ( jumlah ) jawaban dari hasil
responden terhadap masing-masing pilihan.
Perhitungan persentase berdasarkan frekuensi tersebut.
Table I. Tingkat dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden N %
Laki-laki. Kelompok A8
Kelompok B17 48
Kelompok B29 24
Wanita. Kelompok A11
Kelompok B19 52
Kelompok B26 26
Jumlah50100
Dari table I., didapati bahwa responden perempuan lebih banyak
26 orang ( 52 %). Daripada responden laki-laki sebanyak 24 ( 48 %
). Ini terjadi karena murid taman kanak-kanak Filadelfia lebih
banyak perempuan daripada laki-laki, sebagaimana yang terdapat pada
struktur pendataan murid Taman Kanak-kanak Filadelfia.
Tabel 2. Senang ke Sekolah Anak anda senang ke Sekolah N %
Iya 50 1Jarang 0 0
Tidak 0 0
Jumlah 50 100
Data dari 50 responden yang menjawab bahwa anak mereka senang ke
sekolah setiap hari ada 50 orang tua/wali murid ( 1% ), yang
menjawab jarang tidak ada ( 0 ), dan yang menjawab tidak ( 0% ).
Jadi dari jawaban responden ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
kehidupan Kekristenan yang baik sangat berpengaruh bagi kesetiaan
murid untuk dating ke Sekolah. Lingkungan kelas dan suasana Sekolah
sangat berperan penting sebab memberi ketentaraman bagi siswa untuk
belajar dengan tenang dan baik. Dalam hal ini yang sangat berperan
penting untuk menciptakan suasana Sekolah dan kelas terasa damai
dan tentram, tentunya keterlibatan guru sebagai pendidik Kristen
yang memberi pengarauh yang besar dan nyata bagi siswa, dan
sebaiknya juga guru berbuat agar mampu membuat Sekolah menjadi
tempat kemana siswa dapat lari dan tidak dari mana siswa akan
melarikan atau tempat yang dihindari siswa. Tabel 3. Berdoa
PagiAnak anda berdoa pagi
Saat mau berangkat ke Sekolah N %
Iya 40 80
Jarang 4 8
Tidak 6 12
Jumlah 50 100
Dari 50 responden yang menjawab bahwa anak berdoa pagi saat mau
ke Sekolah ada 40 orang ( 80% ), yang menjawab jarang berdoa
sebanyak 4 orang ( 8% ), dan yang menjawab tidak sebanyak 6 orang (
12% ). Jadi ditemukan dalam table 3 bahwa kurang lebih sepertiga
responden secara tetap untuk berdoa sebelum berangkat ke
Sekolah.
Table 4. anak anda suka berbohongApakah anak anda suka berbohong
N %
Iya 1 2
Jarang 15 30
Tidak 34 68
Jumlah 50 100
Dari 50 responden yang menjawab bahwa anak mereka suka berbohong
sebanyak 1 orang ( 2% ), yang menjawab bahwa anak mereka jarang
berkata bohong sebanyak 15 orang (30% ), dan yang menjawab anak
mereka tidak pernah berkata bohong sebanyak 34 (68% ). Dari table
di atas menunjukkan betapa pentingnya mengajarkan anak-anak berkata
jujur sejak usia dini.Table 5. Suka menolong teman. Apakah anak
anda suka menolong teman N %
Iya 37 74
Jarang 10 20
Tidak 3 6
Jumlah 50 100
Data dari 50 responden yang menjawab iya, anak-anak mereka suka
menolong teman sebanyak 37 orang (74% ), yang menjawab jarang
sebanyak 10 orang (20% ), dan yang menjawab tidak sebanyak 3 orang
( 6% ). Dan data di atas dapat disimpulkan bahwa anak-anak memiliki
rasa peduli yang tinggi terhadap sesame teman.Table 6. Berdoa untuk
teman
Apakah anak anda pernah berdoa
Untuk temannya? N %
Iya 28 56Jarang 13 26Tidak 9 18
Jumlah 50 100
Dari 50 responden yang menjawab iya, bahwa anak mereka pernah
berdoa untuk temannya sebanyak 28 orang (56% ), dan yang menjawab
jarang sebanyak 13 orang (26% ), dan yang menjawab tidak pernah
mendoakan temannya sebanyak 9 orang (18% ). Jadi ditemukan pada
table 6 ini seperdua dari anak-anak mengingat teman mereka pada
saat berdoa.Table 7. Meminta Maaf
Apakah anak anda kalau berbuat
Kesalahan meminta maaf? N %
Iya 43 86
Jarang 7 14Tidak 0 0
Jumlah 50 100
Data dari 50 responden yang menjawab iya, kalau anak-anak mereka
berbuat kesalahan dan meminta maaf sebanyak 43 orang (86% ), dan
yang menjawab jarang sebanyak 7 orang ( 14% ), dan yang menjawab
tidak sebanyak 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa anak-anak menyadari
dan tau untuk meminta maaf bila melakukan kesalahan.Table 8. Sering
ke Gereja atau Sekolah Minggu
Apakah anda sering mengajak anak anda
ke Gereja atau Sekolah minggu? N %
Iya 43 86
Jarang 1 2
Tidak 6 12
Jumlah 50 100
Dari 50 responden ditemukan sebanyak 43 orang (86% ) yang
menjawab iya, membawa atau mengajak anak mereka ke gereja atau ke
Sekolah Minggu, sebanyak 1 orang (2% ) yang jarang mengajak anak
mereka ke gereja atau Sekolah Minggu, dan yang menjawab tidak
sebanyak 6 orang (12% ), jadi dapat disimpulkan bahwa
memperkenalkan nilai-nilai Kristiani pada anak sejak dini itu
sangat penting. Table ini membuktikan bahwa sepertiga dari orang
tua menggangap penting untuk membawa anak-anak mereka ke Gereja
atau ke Sekolah Minggu.
Table 9. Mengajarkan doa pada anak
Apakah anda sering menuntun atau
Mengajarkan cara berdoa? N %
Iya 43 86
Jarang 2 4
Tidak 5 10
Jumlah 50 100
Dari 50 responden orang tua wali murid yang menjawab iya, dalam
mengajarkan anak-anak mereka berdoa sebanyak 43 orang (86% ), yang
menjawab jarang sebanyak 2 orang (4% ), dan yang menjawab tidak
sebanyak 5 orang (10% ), ini membuktikan bahwa meskipun orang tua
memiliki kesibukkan yang berbeda-beda, tapi masih memiliki
kesadaran dan waktu untuk mengajarkan atau menuntun anak-anak
mereka untuk berdoa.Table 10. Menyanyikan/mendengarkan lagu
pujianApakah anda anda selalu menyanyikan atau
Mendengarkan lagu pujian? N %
Iya 35 70
Jarang 7 14
Tidak 8 16
Jumlah 50 100
Data dari 50 responden yang menjawab iya, kalau anak-anak sering
menyanyikan pujian sebanyak 35 orang (70% ), dan yang menjawab
jarang sebanyak 7 orang (14% ), dan yang menjawab tidak sebanyak 8
orang (16% ). Dapat disimpulkan bahwa anak-anak senang untuk
menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan.Tabel 11. Suka memukul,
mengganggu ( jail )
Apakah anda anda suka memukul, mengganggu,
Jail terhadap teman? N %
Iya 9 18
Jarang 11 22
Tidak 30 60
Jumlah 50 100
Dari data 50 responden yang menjawab iya, kalau anak masih suka
memukul, mengganggu,jail terhadap temannya sebanyak 9 orang ( 18%
), dan yang menjawab jarang sebanyak 11 orang (22% ), dan yang
menjawab tidak suka memukul, mengganngu, jail terhadap teman
sebanyak 30 orang (60% ). Dari data di atas dapat dilihat bahwa
anak-anak mampu menjaga atau mengontrol emosi untuk dapat
bersosialisasi atau bergaul baik tehadap teman.Table 12. Al kitab
adalah Firman Allah
Apakah anda anda tau bahwa Alkitab adalah,
Firman Allah? N %
Iya 42 84
Jarang 2 4
Tidak 6 12
Jumlah 50 100
Dari data 50 responden yang menjawab iya, kalau anak tau atau
mengerti bahwa Alkitab adalah Firman Allah sebanyak 42 (84% ), dan
yang menjawab jarang sebanyak 2 orang (4% ), dan menjawab tidak tau
bahwa Alkitab adalah Firman Allah sebanyak 6 orang ( 12% ). Jadi
dapat disimpulkan dari jawaban data yang didapat bahwa anak
mengetahui bahwa Alkitab adalah firman Allah.Table 13. Tuhan Yesus
adalah Juruselamat.
Apakah anda anda tau bahwa Tuhan Yesus Adalah Juruselamat? N
%
Iya 45 90
Jarang 1 2
Tidak 4 8
Jumlah 50 100
Dari data 50 responden yang menjawab iya, bahwa anak-anak mereka
tau bahwa Yesus adalah Juruselamat sebanyak 45 orang ( 90% ), dan
yang menjawab jarang sebanyak 1 orang (2% ), dan yang menjawab
tidak tidak tau sebanyak 4 orang (8 % ). Jadi dapat disimpulkan,
bahwa seperempat dari anak memiliki pengetahuan tentang Yesus
merupakan Juruselamat bagi setiap orang.Table 14. Tau tentang
cerita-cerita didalam Alkitab
Apakah anak anda tau tentang cerita-cerita
Yang ada di Alkitab? N %
Iya 40 80
Jarang 5 10
Tidak 5 10
Jumlah 50 100
Dari 50 orang responden yang ditanyai bahwa yang menjawab iya,
anak mereka tau cerita-cerita di dalam Alkitab sebanyak 40 orang
(80% ), dan yang menjawab jarang mengetahui cerita-cerita di dalam
Akitab sebanyak 5 orang ( 10% ). Jadi dapat dikatakan bahwa
anak-anak mengetahui cerita-cerita di dalam Alkitab karena
pengetahuan ini didukung dengan kegiatan ibadah bersama yang
dilakukan di Sekolah, juga dari buku-buku rohani yang ada di
Sekolah maupun yang dimiliki oleh anak. 15. Percaya Surga dan
Neraka
Apakah anak anda percaya adanya
Surga dan Neraka ? N %
Iya 47 94Jarang 2 4Tidak 1 2
Jumlah 50 100
Dari data 50 responden yang menjawab bahwa iya, anak percaya
adanya surga dan nereka sebanyak 47 orang (94% ), yang menjawab
jarang sebanyak 2 orang (4% ), dan yang tidak percaya adanya surge
dan neraka sebanyak 1 orang (2% ). Jadi dapat disimpulkan bahwa
rata-rata responden yang ditanyai mengetahui anak mereka percaya
adanya surge dan nereka.Table 16. Berdoa kepada Tuhan Yesus.Apakah
anak anda tau ia berdoa
Kepada Tuhan Yesus ? N %
Iya 49 98Jarang 0 0Tidak 1 2
Jumlah 50 100
Dari 50 responden yang menjawab iya, bahwa anak mereka tau bahwa
ia berdoa kepada Tuhan Yesus sebanyak 49 orang (98% ), dan yang
menjawab jarang adalah 0%, dan yang menjawab tidak tau kepada siapa
ia berdoa sebanyak 1 orang (2% ). Jadi dapat disimpulkan bahwa
anak-anak tau kepada siapa mereka berdoa, ini membuktikan bahwa
peranan pendidikan Kristen terhadap pertumbuhan Iman anak sangat
mempengaruhi sikap hidup dan pengetahuan anak-anak.BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai bagian akhir dari penulisan skripsi ini penulis akan
mengemukakan secara sederhana beberapa hasil kesimpulan dari
penelitian penulis dan saran yang berkaitan dengan pengaruh
pendidikan Kristen terhadap pertunbuhan Iman anak Taman Kanak-kanak
Filadelfia, berdasarkan hasil dari penelitian
penulis.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penulis, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Pertama: pengaruh pendidikan Kristen yang dialami oleh siswa
Taman kanak-kanak Filadelfia tergantung dengan sejauh mana usaha
para pendidik untuk memberikan pengaruh yang sehat bagi siswa
tersebut, sebab dari pengaruh Pendidikan Kristen yang baik memberi
peluang bagi siswa untuk mendapatkan pengaruh pendidikan Kristen
yang Baik pula khususnya dalam pertumbuhan Iman siswa dari Taman
Kanak-kanak Filadelfia Makassar.
Kedua: mayoritas responden merasakan manfaat yang positif dari
kebiasaan/habits berdoa sebelum belajar, mereka menjadi percaya
bahwa Tuhan Yesus menolong mereka waktu belajar, mereka lebih
mengenal Tuhan Yesus sebagai penolong mereka dan mereka belajar
untuk bersyukur kepada Tuhan.
Ketiga: Lingkungan Sekolah merupakan faktor yang paling kuat
dalam memberi pengaruh kepada kehidupan para siswa dalam mengenal
prinsip-prinsip dasar kehidupan Kristen yang nyata dalam kehidupan
mereka setiap hari.
Keempat: pelajaran pendidikan agama Kristen sangat berperan
penting dalam menambah wawasan siswa dari segi konigtif, afektif,
dan psikomotorik terhadap dasar-dsae iman Kristen yang
nyata.Saran-Saran
Berikut ini penulis akan memberikan beberapa masukan atau
saran-saran di mana penekanan utama adalah pada pengaruh yang
positif pada pertumbuhan iman siswa sekolah taman kanak-kanak
filadelfia Makassar.Pertama, mengingat betapa pentinhnya hubungan
guru dan siswa maka hendaklah setiap guru bertanggung jawab
terhadapa pertobatan yang dialami oleh setiap siswa. Seperti :
penginjilan pribadi, perkunjungan ke rumah para siswa sebagai
pengaruh dari pertumbuhan iman para siswa
Kedua, hendaklah setiap guru kelas dalam setiap mendisplinkan
anak didiknya tidak lagi memakai sistim hukuman secara fisik,
karena tidak relevan lagi dengan system pendidikan zaman ini.
Ketiga ; usahakanlah agar setiap guru kelas berperan sebagai
pengganti sebagai orang tua dis sekolah agar murid-murid merasakan
ketemtraman sehingga mereka dapat mengadu kepada gurunya dengan
tenang jika meraka memiliki persoalan
Keempat : hendaklah setiap guru kelas dapat memperhatikan pada
waktu murid berdoa pagi, membaca Firman Tuhan, sebaiknya guru
menjelaskan bagian Firman Tuhan yang dibaca siswa agar bagian
Firman Tuhan yang dibaca dapat dimengerti dan dilakukan para siswa
dalam kehidupannya.Kelima : jalinlah hubungan yang baik antara guru
sekolah sminggu dengan guru di sekolah supaya perkembangan setiap
siswa dalam pertumbuhan imannya dapat terkontrol dengan baik.Keenam
: dalam penerapan pendidikan Kristen terhadap siswa, mak sebagai
seorang pendidik Kristen sangat perlu untuk memiliki kepakaan dan
pimpinan Roh Kudus untuk memperlihatkan pertumbuhan iman yang
dimiliki oleh anak didiknya.
Ketuju: padukanlah setiap mata pelajran dalam kebenaran
FirmanTuhan sehinngga siswa dapat menarii kesimpulan yang
berhubungn dengan iman kekristenannya.
Kedelapan : buatlah variasi untuk ibadah setiap hari jumat,
misalnya: pembagian kelompok di antara tingkat yang sama dengan
cara yang sesuai dengan kebutuhan siswa
Robert J. Keeley, Menjadikan anak-anak kita bertumbuh Dalam Iman
( Founding Member CBA Indonesia, 2009 ), 37
Ibid. 45
.M. Paranoan, Psikologi Pendidikan Keluarga ( Rantepao : Sulo,
1995 ), 11
Kamus Besar Bahasa Indonesia, S.V. Masa.
Singgih D. Gunarsa Psikologi perkembangan Anak Dan Remaja, (
Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1991), 26
Myer Pearlman, Penyelidikan Anak, ( Malang : Gandum Mas 1986 ),
53.
Nelly Tuhumury, Catatan Kuliah Filfasat Pendidikan Kristen, STT
Jaffray, Makassar, 1990
Ibid
M Ngalin Purwanto, Ilmu Pendidikan teoritis Dan Praktis, (
Bandung : Bandung Remaja Karya, 1986 ), 11.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, S.V. Pendidikan
Sardiman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta
: Rajawali, 1990 ), 57.
Dr. E. G. Hamrighausen dan Dr. I. H. Enklaar, Pendidikan Agama
Kristen. ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1985), 31
Paulus Lilik Kkristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama
Kristen ( Yogyakarta : Yayasan Andi, 2006), 2
Ibid
Ibid
Ibid
Ibid
E.G. Homrighausen dan I. H. Enklaar, Pendidikan Kristen (
Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1962 ), 165
A. A. Sitompul, Di Pintu Gerbang Pembinaan Warga Gereja (
Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1997 ). 34
Th. C. Vretze, Agama Israel kuno ( Jakarta : Penerbit Kristen
Gandum Mas, 1981 ), 9
Nelly Tuhumury, Catatan Kuliah Filsafat PAK ( Ujung Pandang :
STT Jaffray, Thn 1990 )
Ibid
J.M. Price, Yesus Guru Agung ( Bandung : Lembaga Literatur
Baptis, 1975 ). 5
Ibid. 36-47
Dr. Homrighausen & Dr. I.H. Enklaar, Pendidikan Agama
Kristen ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1995 ), 18
Kamus Besar Bahasa Indonesia, S.V. Pertumbuhan
Ibid.
Ralph M. Riggs, Sekolah Minggu Yang Berhasil, ( Malang : Gandum
Mas, 1983 ), 2
Mary Go setiawani, Pembaruan Mengajar, ( Bandung : Kalam Hidup,
1990 ), 14
Judith Allen Shelly, Kebutuhan Roahani Anak, ( Bandung : Kalam
Hidup, 1991 ), 14.
Stephen tong, Arsitek Jiwa, ( Jakarta : Timur Agung, 1991 ),
3.
Mary setiawani dan sthepen Tong, Seni Membentuk Karakter Kristen
( Lembaga reformed, 1995),16
Yakub Tomatala, Kepemimpinan yang Dinamis ( Malang : Gandum Mas,
1997 ), 245
DR. Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah Dan Pengelolaan Kelas (
Jakarta : Gunung Agung, 1985), 130.
DR. H. Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah Dan Pengelolaan Kelas,
( Jakarta : Gunung Agung, 1985 0, 123.
Sardiman A. M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (
Jakarta : Rajawali Pers, 1990 ), 123
Dr. E. G. Hamrighausen dan Dr. I. H. Enklaar, Pendidikan Agama
Kristen, ( Jakarta ; BPK Gunung Mulia, 1985 ), 181.
Ibid.
Clyde M. Narramore, Ed. D., Menolong Anak Anda Bertumbuh dalam
IMAN, ( Bandung : Kalam Hidup, 1985 ), 41
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik/ Kurikulum IKIP
Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PMB ( Jakarta : CV.
Rajawali, 1989 ), 10
Dr. E. G. Hamrighausen dan Dr. I. H. Enklaar, Pendidikan Agama
Krtisten ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1985 ), 182
Paulus D. H. Daaun, Penuntun Ke Dalam Sekolah Minggu Kanak-kanak
( Ujung Pandang : n.p., 1989 ), 33
Mawis L. Anderson, Pola Mengajar Sekolah Minggu ( Bandung :
Kalam Hidup, 1984 ), 83
Lindgran H. C. dalam Singgih D. Gunarsa dan Y Singgih D.
Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja ( Jakarta : BPK
Gunung Mulia, 1991 ), 119.
.Agnes, Wawancara oleh penulis, Makassar 15 Pebruari 2012.
Sutrisno Hadi, Statistik II ( Yogyakarta, FIP IKIP, 1975 ),
13
Ibid., 221
Noggroho, Sendi-sendi Statistik ( Jakarta : Pembangunan, 1963 ),
218.
Kamus besar bahasa Indonesia, s.v. wawancara
Kamus umum bahasa Indonesia S.V. angket
Faried Ali dan Mastam Ladeng, metode penelitian administrasi
(Makassar : fisif universitas), 45
Singgih D. Gunarsa dan Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1991 ),
118