-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 117
KINERJA KEPALA SEKOLAHUNTUK MENINGKATKANMOTIVASI GURU
PADA SMP NEGERI 17 BANDA ACEHOleh: Isna Fathia, S.Pd1
AbstrakKinerja kepala sekolah merupakan salah satu faktor
yangmendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi, tujuan
dansasaran sekolah melalui program yang dilaksanakan
secaraterencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang
kinerjakepala sekolah terhadap motivasi guru dalam melaksanakan
tugaspada SD negeri 56 Banda Aceh. Teknik analisis data yang
digunakandalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Hasil daripenelitian ini sendiri adalah kinerja kepala sekolah pada
prosespembinaan guru dalam meningkatkan motivasi kerja guru
sangatdiharapkan untuk memberi semangat guru dalam
prosespembelajaran dan motivasi yang diberikan kepala sekolah
kepadaguru cenderung mempengaruhi perilaku guru pada saat
melakukanaktivitas pembelajaran. Kondisi guru akan pula
mempengaruhiperilaku murid dalam belajar. Oleh karena itu,
penelitian inidimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kinerja kepala
sekolahdalam setiap langkah-langkah pemberian motivasi kepada
gurusehingga pada proses pembelajaran akan berjalan menjadi lebih
baik.Berdasarkan pada hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa
kepalasekolah memberikan kontribusi yang berarti terhadap motivasi
kerjaGuru.
Kata Kunci: Kinerja Kepala Sekolah, danMotivasi Guru.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
kemajuansuatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menerjemahkan
pesan-pesankonstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa.
Masyarakat yang cerdasakan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas
pula, secara progresif akanmembentuk kemandirian. Masyarakat bangsa
yang demikian merupakan investasi
1Mahasiswa Program Pascasarjan Magister Adaministrasi Pendidikan
Unsyiah Banda Aceh.
-
118 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
besar dalam proses pembangunan di suatu negara, baik dari aspek
ekonomi, politik,sosial, dan budaya.
Konsep pendidikan dapat dimaknai dan didefinisikan secara
variatif,tergantung cara pandang dan kepentingan kontekstualnya.
Namun demikian,benang merah makna esensialnya yang universal
cenderung menunjukkankesamaan. Intinya, pendidikan sebagai fenomena
kehidupan sosial kemasyarakatanitu merupakan usaha sadar untuk
mewujudkan suasana dan proses pembelajaranagar peserta didik dapat
mengembangkan potensi insani menjadi jati dirinya yangbertanggung
jawab dengan memiliki kepribadian/karakter yang berahlak mulia,ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat untuk mewujudkan
danmembangun tugas hidupnya baik secara mandiri maupun bersama
masyarakatnyasebagai pengemban amanat di muka bumi dari
pencipta-Nya.
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan
SDMuntuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya.
Pendidikanmerupakan salah satu faktor sangat penting dalam
kehidupan manusia masa akandatang, sebab pendidikan merupakan suatu
proses pembentukan manusia untukmenumbuh kembangkan potensi yang
ada. Sangat jelas dinyatakan bahwa fungsidan tujuan pendidikan
nasional adalah penyelenggaraan pendidikan nasionalberfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradabanbangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuanuntuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman danbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri.
Sekolah sebagai sistem, artinya semua elemen atau unsur yang ada
disekolahsebagai satu kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan satu
dengan yang lain, sepertisiswa, guru, kepala sekolah, gedung, alat
peraga, dan perangkat pembelajaran, dansebagainya. Sekolah sebagai
sistem adalah sekolah yang memberdayakan seluruhkomponen yang ada
didalamnya secara terpadu, satu sama lain saling berkaitan eratdan
mendorong kegiatan sekolah untuk mecapai tujuan, antara lain input,
proses,output, dan outcome (Depdiknas, 2007:5).
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 119
Peningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolahdalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia
akan terwujuddengan baik apabila didukung secara optimal peranan
kepala sekolah dalammeningkatkan kinerja guru. Sebab kepala sekolah
adalah pelaku utama dalammemainkan peranan penting di sekolah.
Kepala sekolah merupakan the key persondalam mencapai keberhasilan
tujuan. Sekolah yang diberi tanggung jawab dalammengelola dan
memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) dan sumber dana
untukkepentingan keberhasilan pencapaian visi, misi dan tujuan
sekolah.
Kepala sekolah adalah orang yang bertanggung jawab dalam
melaksanakankegiatan pendidikan di sekolah dan melakukan kegiatan
dalam usahamempengaruhi orang lain yang ada di lingkungan sekolah
agar orang lain dapatbekerja dengan penuh rasa tanggung jawab demi
tercapainya tujuan yang telahditetapkan. Kepala sekolah merupakan
orang yang paling utama mempengaruhipara guru, karyawan dan siswa
di sekolahnya dalam mewujudkan tujuanpendidikan.
Kinerja kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang
mendorong sekolahuntuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran
sekolah melalui program yangdilaksanakan secara terencana. Kepala
sekolah sebagai penanggung jawabpendidikan dan pembelajaran di
sekolah hendaknya dapat meyakinkan kepadamasyarakat bahwa segala
sesuatunya telah berjalan dengan baik, termasukperencanaan dan
implementasi kurikulum, penyediaan dan pemanfaatan sumberdaya guru,
rekrutmen sumber daya murid, kerjasama sekolah dengan orang
tua,serta sosok outcome sekolah yang prospektif.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
13 tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah menetapkan bahwa kepala
sekolah harusmemiliki standar kompetensi: (1)kompetensi
kepribadian, (2)kompetensi manajerial,(3)kompetensi kewirausahaan,
(4)kompetensi supervisi dan (5)kompetensi sosial.
Berdasarkan ketetapan tersebut diharapkan kapada kepala sekolah
mampumewujudkan kepemimpinan dalam keseluruhan proses pendidikan di
sekolah.Keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh
kemampuannya
-
120 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
mempengaruhi, membimbing, menggerakkan, dan memotivasi individu
(guru) yangterlibat dalam tujuan pendidikan yang telah
disepakati.
Lemahnya kepemimpinan kepala sekolah disebabkan berbagai faktor
sepertikemampuan memimpin kepala sekolah, sistem pengawasan kepala
sekolah, dansistem penyelenggaraan pendidikan secara nasional.
Dalam konteks ini, banyakvariable yang berhubungan dengan
pengetahuan, mindset dan wawasan, nilai dansikap termasuk kultur,
pola, dan gaya kepempimpinan, serta pembinaan danpenghargaan yang
diterapkan Pemerintah terhadap kepala sekolah
(Murniati,2008:131).
Setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin dan setiap
manusia akandiminta pertangungjawaban atas kepemimpinannya kelak.
Manusia sebagaipemimpin minimal mampu memimpin dirinya sendiri.
Setiap organisasi harus adapemimpin yang secara ideal dipatuhi dan
disengani bawahannya. Demikian jugadisekolah, pada setiap sekolah
juga ada seorang pemimpin yang disebut denganKepala Sekolah. Kepala
sekolah mempunyai tugas memerintah dan mengarahkanbawahannya untuk
mencapai tugas individu, kelompok, dan organisasi yang
adadisekolah.
Kepala sekolah, guru, dan setiap personel sekolah menempati
posisi danperanan yang penting dalam memikul tanggung jawab untuk
mengembangkan danmemajukan setiap subsistem masing-masing secara
keseluruhan. Keefektifankepemimpinan kepala sekolah dan
kemampuannya mendayagunakan seluruhpotensi sekolah membangun kerja
sama yang baik terhadap seluruh unsur sekolahadalah sangat penting,
baik secara internal maupun eksternal.
Peranan kepala sekolah sangat dibutuhkan dalam memimpin suatu
sekolah.Salah satu tugas kepala sekolah adalah meningkatkan
motivasi guru dalammelaksanakan tugas-tugas yang diembankan
terhadap guru sehingga tercapainyatujuan pendidikan yang semestinya
dan seperti yang diharapkan oleh semuakalangan.
Kepala sekolah sebagai motor penggerak peningkatan kinerja guru
dituntutmemiliki visi, misi dan wawasan yang luas serta kemampuan
profesional yang
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 121
memadai dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasanpenyelenggaraan pendidikan. Selain itu kepala sekolah
dituntut untuk memilikikemampuan dalam membangun kerjasama yang
harmonis dengan berbagai pihakyang terkait dengan program
pendidikan di sekolah. Kemampuan kepala sekolahtentunya akan turut
mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugas. Salahsatu
indikator kinerja kepala sekolah adalah dinilai berdasarkan atas
pelaksanaantugas dan perannya.
Mangkunegara (2006:67) semakin tinggi mutu hasil kerja seseorang
dalammelaksanakan tugasnya, maka semakin baik pula kinerjanya dalam
keorganisasianakhirnya akan berkonstribusi bagi peningkatan kinerja
organisasi secarakeseluruhan. Kinerja dapat dipengaruhi beberapa
faktor, antara lain: (1)Kemampuan,(2)Komitmen,(3)Motivasi,(4)
Disiplin, dan (5)Tanggung jawab.
Upaya dalam meningkatkan motivasi kinerja guru, peran kepala
sekolahsangat penting. Kondisi pelaksanaan pembinaan oleh kepala
sekolah yaitu kegiatanyang dilakukan untuk mengawasi pelaksanaan
administrasi sekolah, tugas rutinguru-guru, ketertiban, disiplin
dan keberhasilan sekolah. Kegiatan pembinaankepala sekolah seperti
di atas tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatanmotivasi
kinerja guru. Keberhasilan sekolah tidak terlepas dari tugas dan
tanggungjawab serta peranan kepala sekolah.
Peranan kepala sekolah sangat besar dalam meningkatkan motivasi
guru,bukti bahwa peran tersebut sangat besar adalah dimana
ketidakhadiran kepalasekolah menjadikan kegiatan belajar mengajar
kurang terarah dan terkontrol. Jikaberjalanpun maka kegiatan
belajar mengajar asal berjalan saja, mengingat setiapguru yang akan
menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu membuat
programpengajaran harian untuk diteliti dan disahkan oleh kepala
sekolah.
Kepala sekolah, guru, dan setiap personel sekolah menempati
posisi danperanan yang penting dalam memikul tanggung jawab untuk
mengembangkan danmemajukan setiap subsistem masing-masing secara
keseluruhan. Keefektifankepemimpinan kepala sekolah dan
kemampuannya mendayagunakan seluruh
-
122 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
potensi sekolah membangun kerja sama yang baik terhadap seluruh
unsur sekolahadalah sangat penting, baik secara internal maupun
eksternal.
Motivasi merupakan salah satu alat yang dilakukan seorang atasan
agarbawahan mau bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang
diharapkan.Pengetahuan tentang pola motivasi membantu para pemimpin
memahami sikapkerja pegawai masing-masing. Kepala sekolah dapat
memotivasi guru-guru dengancara yang berbeda-beda sesuai dengan
pola masing-masing yang paling menonjol.Jika seseorang berhasil
mencapai motivasinya, maka yang bersangkutan cenderunguntuk terus
termotivasi.
Lebih-lebih dengan adanya persepsi sebagian besar guru-guru di
lingkungansekolah bahwa tugas administrasi merupakan tugas yang
memberatkan danmembosankan, sehingga mereka lebih memilih
konsentrasi pada keberhasilanbelajar mengajar termasuk juga masalah
supervisi, sebagian guru masih merasakhawatir, takut jika dilakukan
kegiatan supervisi, bayangan mereka adalah bahwasupervisor akan
mencari-cari kelemahan dan kesalahan dalam bekerja,
sehinggahubungan antara supervisor dan guru kurang harmonis.
Sehingga pada saat inilahperanan kepala sekolah sangat dibutuhkan
dalam membimbing guru danmeningkatkan motivasi guru dalam
melaksanakan tugas-tugas yang diembankanterhadap guru sehingga
tercapainya tujuan pendidikan yang semestinya dan sepertiyang
diharapkan oleh semua kalangan. Dari kenyataan inilah peneliti
berusahauntuk mengetahui akan kinerja kepala sekolah dalam
meningkatkan motivasi kerjaguru khususnya di SD Negeri 56 Banda
Aceh.
B. Konsep Kinerja Personel
Istilah kinerja atau prestasi kerja berasal dari kata job
performance yaitu prestasikerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas pokok, fungsi dantanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja diartikan juga sebagai tingkatatau derajat
pelaksanaan tugas seseorang atas dasar kompetensi yang
dimilikinya.Istilah kinerja tidak dapat dipisahkan dengan bekerja
karena kinerja merupakan hasil
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 123
dari proses bekerja. Dalam konteks tersebut maka kinerja adalah
hasil kerja dalammencapai suatu tujuan atau persyaratan pekerjaan
yang telah ditetapkan.
Secara konseptual, kinerja merupakan terjemahan yang paling
dianggapsesuai dengan istilah performance, juga diartikan unjuk
kerja atau pelaksanaan kerjaatau pencapaian kerja atau penampilan
kerja. Smith (Usman, 2007:74) menyatakanbahwa performance atau
kinerja merupakan hasil kerja dari suatu proses. Artinya,hasil
kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas
yangdibebankan kepadanya.
Beberapa kemampuan, sikap, ciri-ciri dan karakteristik yang
harus dimilikiseorang pekerja untuk mencapai kinerja yang baik,
meliputi: (1) kompetensi; (2)inisiatif; (3) dapat diandalkan; (4)
keandalan; (5) efisiensi; (6) kesetiaan; (7)kematangan; (8)
komunikasi; (9) pemecahan masalah; (10) keriangan; (11)
penolong;(12) kerja tim; (13) menjaga tradisi; (14) tanggung jawab;
(15) kreativitas; (16)antusiasme; dan (17) kemampuan menyesuaikan
diri.
Majid (2009:200) Performance assessment menurutnya merupakan
penilaiandengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes
diminta untukmendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian
pengetahun yang mendalam,serta ketrampilan di dalam berbagai macam
konteks. Jadi boleh dikatakan bahwaperformance assessment adalah
suatu penilaian yang meminta peserta tes untukmendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macamkonteks sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Berdasarkan definisi tersebut,
dapatdisimpulkan bahwa kinerja merupakan unjuk kerja seseorang
dalam melaksanakantugas-tugas yang telah dipercayakan kepadanya
sesuai dengan fungsi dankedudukannya.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka kinerja kepala
sekolah dapatdiartikan sebagai hasil kerja atau prestasi yang
diperoleh seorang kepala sekolahmelalui kepemimpinannya dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.Kepala sekolah dalam
usahanya untuk mencapai tujuan lembaga yang dipimpinnyaselalu
terkait dengan bagaimana prestasi kerja (kinerja) yang telah
ditunjukkan.Sebab prestasi kerja yang dihasilkan oleh kepala
sekolah dapat menunjukkan
-
124 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
kualitas diri seorang kepala sekolah bersangkutan yang pada
gilirannyamenunjukkan eksistensinya terhadap lembaga yang
dipimpinnya.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang kinerja dan prestasi kerja
dapatdisimpulkan bahwa pengertian kinerja maupun prestasi kerja
mengandungsubstansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang. Dengan
demikian bahwa kinerjamaupun prestasi kerja merupakan cerminan
hasil yang dicapai oleh seseorang atausekelompok orang. Kinerja
perorangan (individual performance) dengan kinerjalembaga
(institutional performance) atau kinrja perusahaan (corporate
performance)terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila
kinerja karyawan(individual performance) baik maka kemungkinan
besar kinerja perusahaan (corporateperformance) juga baik.C.
Indikator Kinerja Personel
Indikator adalah suatu gambaran atau ciri-ciri atau ukuran
yangmenggambarkan status suatu situasi/ kondisi/ pencapaian
terhadap sesuatu sasaranatau hasil sedangkan kinerja artinya unjuk
kerja/ unjuk karya (performance) yangdihasilkankan suatu kegiatan
atau suatu proses. Jadi indikator kinerja adalahgambaran, atau
ciri-ciri atau ukuran yang menggambarkan status kinerja
yangdihasilkankan suatu kegiatan atau suatu proses
Indikator kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan
diukur,oleh karena itu indikator kinerja harus dapat
mengidentifikasi bentuk pengukuranyang akan menilai hasil dan
outcome dari aktivitas yang dilaksanakan. Indikatorkinerja
digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja personil sekolah
mengalamiperubahan, baik itu perubahan menjadi semakin baik maupun
perubahan semakinburuk dari sasaran yang telah ditetapkan dalam
suatu perencanaan program kerjadan pemanfaatan waktu guru
disekolah.
Indikator adalah karakteristik, ciri, atau tanda yang
menunjukkan kriteriatertentu dari suatu obyek yang dinilai.
Kriteria adalah standar atau ukuran tertentuyang dijadikan patokan
dalam menilai suatu obyek. Keberhasilan tugas ditandaidengan
terlaksananya sejumlah kegiatan yang harus dilakukan serta sejauh
mana
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 125
tujuan pekerjaan tersebut dapat dicapai. Dalam menyusun kriteria
dan indikatorkinerja diperlukan pemahaman yang tepat tentang
deskripsi tugas kepala sekolahserta aspek-aspeknya. Indikator
kinerja dapat dinyatakan dalam bentuk hasil kerjadan proses
kerja.
Contoh indikator kinerja kepala sekolah dalam aspek supervisi
akademikantara lain: (1)Membimbing guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran,(2)Membimbing guru dalam menggunakan media dan alat
bantu, (3)Menilaikemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar mencakup kegiatan perencanaan
pengajar, prosesbelajar mengajar, evaluasi dan pemantauan serta
kegiatan administratif,Sedangkan dari segi pemanfaatan waktu guru
disekolah merupakan kegiatanpengalokasian waktu disekolah oleh
guru. Dari pengertian tersebut dapat dijadikanuntuk membuat dasar
sebagai indikator kinerja. Didalam mengukur dan mengetahuidari
kinerja personil sekolah, yang paling utama.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian
khusussebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang
yang tidak memilikikeahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan
sebagai guru. Sedangkankompetensi adalah suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuanseseorang, baik yang
kualitatif maupun yang kuantitatif, Adapun pengukuranindikator
kinerja dapat melihat dari kemampuan penguasaan kompetensi guru
yangtercantum dalam permendiknas no.16 tahun 2007 tentang
kualifikasi akademik dankompetensi guru, yaitu kompetensi
pedagodik, kompetensi kepribadian, kompetensisosial, dan kompetensi
profesional.
Dari berbagai pengertian tersebut diatas, pada dasarnya kinerja
menekankanapa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan
atau apa yang keluar (out-come). Bila disimak lebih lanjut apa yang
terjadi dalam sebuah pekerjaan atanjabatan adalah suatu proses yang
mengolah in-put menjadi out-put (hasil kerja).Penggunaan indikator
kunci untuk mengukur hasil kinerja individu, bersumber
darifungsi-fungsi yang diterjemahkan dalam kegiatan/tindakan dengan
landasanstandar yang jelas dan tertulis. Mengingat kinerja
mengandung komponen
-
126 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
kompetensi dan produktifitas hasil, maka hasil kinerja sangat
tergantung padatingkat kemampuan individu dalam pencapaiannya.
Menurut Gibson (Heru Subekti:2008) ada 3 faktor yang berpengaruh
terhadapkinerja seseorang antara lain: (a) Faktor individu:
kemampuan, ketrampilan, latarbelakang keluarga, pengalaman tingkat
sosial dan demografi seseorang, (b) Faktorpsikologis: persepsi,
peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja, (c)Faktor
organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,
sistempenghargaan (reward system).
Tujuan dari kinerja personel adalah: (1) Meningkatkan prestasi
kerja staf,baik secara individu maupun dalam kelompok setinggi
tingginya. Peningkatanprestasi kerja perorangan pada gilirannya
akan mendorong kinerja staf, (2)Merangsang minat dalam pengembangan
pribadi dengan meningkatkan hasil kerjamelalui prestasi pribadi,
(c) Memberikan kesempatan kepada staf untukmenyampaikan perasaannya
tentang pekerjaan, sehingga terbuka jalur komunikasidua arah antara
pimpinan dan staf .
Kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena
merupakanindikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat
produktivitas organisasiyang tinggi. Berbicara tentang kinerja
kepala sekolah erat kaitannya dengan caramemotivasi guru terhadap
pekerjaannya sehingga perlu ditetapkan standar kinerjaatau standard
performance. Standar kinerja menunjukkan sebagai tolok ukur
dalammengadakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan
yangdiharapkan, kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang telah
dipercayakankepada seseorang. Standar dapat pula dijadikan ukuran
dalam mengadakanpertanggujawaban terhadap sesuatu yang telah
dilakukan. Dengan kata lain, bahwakinerja bukan saja menggambarkan
satu bagian saja dari organisasi, tetapi secarakeseluruhan.
Kedudukan seorang kepala sekolah sangat penting dalam
mempengaruhipelaksanaan pembelajaran guru-guru serta seluruh
personel di sekolahnya, tidakmengherankan apabila semua pihak baik
dari pemerintah, orang tua siswa serta
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 127
lainnya sangat memperhatikan terhadap mutu pendidikan yang harus
mengarahpada kemampuan seorang kepala sekolah.D. Kinerja Kepala
Sekolah
Kinerja yang baik dapat dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi.
Kinerjaadalah prestasi yang dapat dicapai oleh seseorang atau
organisasi berdasarkankriteria dan alat ukur tertentu. Parameter
yang paling umum digunakan, menurutDrucker (Usman, 2007:74) adalah
efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.Sutermeister (Usman,
2007:74) menyatakan kinerja merupakan hasil perpaduan darikecakapan
dan motivasi, di mana masing-masing variabelnya dihasilkan
darisejumlah faktor lain yang saling mempengaruhi. Untuk
memperjelas ungkapantersebut, McAfee dan Poffenberger (Usman,
2007:74) menggambarkan secaramatematik, yaitu Ability x Motivation
= Job Performance. Pendapat tersebutdidukung oleh Wether dan Davis
(Usman, 2007:74) menyatakan bahwa beberapafaktor yang mempengaruhi
kinerja adalah kemampuan (ability = knowledge + skill),dan faktor
motivasi (motivation = attitude + situation).
Berdasarkan rumus tersebut dapat dikatakan bahwa, kinerja adalah
unjukkerja yang ditunjukkan oieh setiap pegawai baik secara
kualitas dan kuantitas dalammelakukan pekerjaannya sesuai dengan
tanggung jawab yang diembankankepadanya. Dalam hal ini Fattah
(Usman, 2007:75) mengemukakan bahwa kinerja(performance) adalah
penampilan atau unjuk kerja, atau cara menghasilkan
sesuatu(prestasi); Kinerja organisasi berkaitan dengan daya unjuk
kerja mencapai tujuan danhasil yang digunakan.
Sutermeister (Usman, 2007:75) menyatakan kinerja personal
merupakankonstribusi personal terhadap produktivitas
lembaga-lembaga. Lebih lanjutmenurutnya ada tiga puluh dua variabel
dalam diri manusia yang berkontribusipada produktivitas suatu
lembaga pendidikan. Dengan kata lain kinerja merupakanhasil
perkalian anhra kemampuan dan motivasi.
Kehandalan sumber daya manusia atau sumber daya yang lain dapat
dilihatdari performansi yang bersangkutan. Performansi atau kinerja
memiliki pengertian
-
128 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
yang bervariasi dalam manajemen. Harris (Usman, 2009:487)
menjabarkan lebihlanjut bahwa perfomansi adalah perilaku yang
menunjukkan kompetensi yangrelevan dengan tugas yang realistis dan
gambaran perilaku yang difokuskan padakonteks pekerjaan tempat
perilaku diwujudkan untuk memperjelas deskripsi-deskripsi kerja
dalam memenuhi kebutuhan organisasi yang diinginkan.
Kinerja ialah hasil kerja dan kemampuan yang telah dicapai
seorang dalambidang tugasnya. Kinerja artinya sama dengan prestasi
kerja atau dalam BahasaInggrisnya disebut performance. Kinerja
selalu merupakan tanda keberhasilan suatuorganisasi dan orang-orang
yang ada dalam organisasi tersebut Hikman (Usman,2009:487).
Sementara itu Stoner dan Freeman (Usman, 2009:487)
mengemukakan,kinerja adalah kunci yang harus berfungsi secara
efektif agar organisasi secarakeseluruhan dapat berhasil.
Menurut Salim Peter (Usman, 2009:488), kinerja digunakan apabila
seseorangmenjalankan tugas atau proses dengan terampil sesuai
dengan prosedur danketentuan yang ada. Selanjutnya, Kotter dan
Hesket (Usman, 2009:488) mengartikankinerja sebagai hasil kerja
yang dihasilkan oleh seorang pegawai dalam satuanwaktu tertentu.
Pandangan itu menunjukkan bahwa kinerja merupakan hasil karyanyata
dari seseorang atau organisasi atau perusahaan yang dapat dilihat,
dihitungjumlahnya, dan dapat dicatat waktu perolehannya.
Secara umum manajemen dapat dibatasi sebagai suatu
aktivitasmenggerakkan seluruh sumber daya manusia dan material
secara maksimal kearahpencapaian suatu tujuan tertentu. Aktivitas
menggerakkan itu dilakukan olehmanajer atau pimpinan puncak dari
suatu organisasi atau institusi. Dalam duniapersekolahan, manajer
atau pemimpin puncak itu adalah kepala sekolah.
Paradigma baru manajemen pendidikan dalam rangka meningkatkan
kualitassecara efektif dan efisien, perlu didukung oleh Sumber Daya
Manusia (SDM) yangberkualitas. Dalam hal ini, pengembangan SDM
merupakan proses peningkatankemampuan manusia agar mampu melakukan
pilihan-pilahan. Prosespengembangan SDM tersebut harus menyentuh
berbagai bidang kehidupan yang
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 129
tercermin dalam pribadi pimpinan, termasuk pemimpin pendidikan
seperti kepalasekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
palingberperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana
dikemukakandalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: Kepala
sekolah bertanggung jawabatas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenagakependidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana danprasarana.
Kepala sekolah juga merupakan pemimpin pendidikan yang sangat
pentingkarena kepala sekolah berhubungan langsung dengan
pelaksanaan programpendidikan di sekolah. Ketercapaian tujuan
pendidikan sangat bergantung padakecakapan dan kebijaksanaan
kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salahsatu pemimpin
pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat
yangprofesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur
semua sumberorganisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam
mendidik siswa untukmencapai tujuan pendidikan.
Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu Kepala dan Sekolah
katakepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu
organisasi atau sebuahlembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga
di mana menjadi tempat menerimadan memberi pelajaran. Jadi secara
umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpinsekolah atau suatu
lembaga di mana tempat menerima dan memberi pelajaran.kepala
sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untukmemimpin suatu sekolah, tempat diselenggarakannya proses
belajar mengajar, atautempat terjadinya interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan murid yangmenerima pelajaran.
Kata memimpin dari rumusan tersebut mengandung makna luas,
yaitukemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu
sekolahsehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai
tujuan yang telahditetapkan. Dalam praktik lembaga, kata memimpin
mengandung konotasimenggerakkan, mengarahkan, membimbing,
melindungi, membina, memberikan
-
130 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan
sebagainya. SementaraSri Damayanti mengutip pernyataan Rahman dkk
mengungkapkan bahwa Kepalasekolah adalah seorang guru (jabatan
fungsional) yang diangkat untuk mendudukijabatan struktural (kepala
sekolah) di sekolah,(http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses
pada 6 Juni 2010). Kepemimpinanmerupakan topik yang menarik untuk
dikaji. Oleh karena itu sampai sekarang terusdipelajari,
dipraktikan, dan diteliti. Kepemimpinan tidak dapat dilepaskan
darikekuasaan karena tanpa kekuasaan, pemimpin tidak memiliki
kekuatan yuridis ataukekuatan lain dalam memengaruhi orang lain
agar bertindak seperti yang iaharapkan.
Kepemimpinan merupakan salah satu topik terpenting dalam
mempelajaridan mempraktikan manajemen sehingga Gibson, dkk. (Usman,
2009:277)menyebutkan fungsi manajemen dengan singkatan POLC, yaitu
Planning,Organizing, Leading, dan Controlling. Alasannya, dengan
melalui POLC parapemimpin dapat mengarahkan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan danpengendalian dengan baik.
Kepemimpinan seorang kepala sekolah mencakup cara-cara dan usahanya
dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, sertamenggerakkan guru,
staf, siswa, orang tua, masyarakat dan stakeholder pendidikandemi
tercapainya tujuan sekolah.
Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan kinerja
kepalasekolah/madrasah adalah hasil kerja yang dicapai kepala
sekolah/madrasah dalammelaksanakan tugas pokok, fungsi dan
tanggungjawabnya dalam mengelola sekolahyang dipimpinnya. Hasil
kerja tersebut merupakan refleksi dari kompetensi yangdimilikinya.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kinerja kepala
sekolahditunjukkan dengan hasil kerja dalam bentuk konkrit, dapat
diamati, dan dapatdiukur baik kualitas maupun kuantitasnya.
Kinerja kepala sekolah diukur dari tiga aspek yaitu: (a)
perilaku dalammelaksanakan tugas yakni perilaku kepala sekolah pada
saat melaksanakan fungsi-fungsi manajerial, (b) cara melaksanakan
tugas dalam mencapai hasil kerja yangtercermin dalam komitmen
dirinya sebagai refleksi dari kompetensi kepribadian dan
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 131
kompetensi sosial yang dimilikinya, dan (c) hasil dari
pekerjaannya yang tercermindalam perubahan kinerja sekolah yang
dipimpinnya. Ketiga aspek di atas menjadiranah dari penilaian
kinerja kepala sekolah/madrasah.
Standar tentang Kepala Sekolah/Madrasah yang tertuang didalam
PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007. Dalam
aturan ini pemerintahmemandang perlu adanya standar penentuan
kualifikasi seseorang untuk dapatdiangkat sebagai kepala sekolah
atau madrasah, antara lain kualifikasi umumnyaadalah:1) Memiliki
kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma IV kependidikan
atau
non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi.2)
Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah usia setinggi-tinggi nya
adalah 56
tahun.3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun
menurut jenjang
sekolah masing masing, kecuali TK/RA memiliki pengalaman
mengajarsekurang kurangnya 3 tahun.
4) Memiliki pangkat serendah rendah nya III/c bagi PNS dan bagi
non PNSdisetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yaya
san atau lembagayang berwenang.
Sedangkan kualifikasi khusus ditentukan menurut jenjang
lembagapendidikannya, yang meliputi :1) Berstatus sebagai guru2)
Mempunyai sertifikat sebagai guru3) Memiliki sertifikat kepala
sekolah.
Selain kualifikasi umum dan khusus tersebut, untuk menduduki
jabatansebagai kepala sekolah/madrasah dituntut harus memiliki
kompetensi sebagaiberikut:1) Kepribadian, artinya :
a) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak
mulia danmenjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas disekolah.
-
132 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
b) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.c) Memiliki
keinginan yang kuat di dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.d) Bersifat terbuka dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya.e) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah
dalam pekerjaan sebagai
kepala sekolah.f) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai
pemimpin pendidikan.
2) Managerial, artinya :a) Menyusun perencanaan sekolah untuk
berbagai tingkatan perencanaan.b) Mengembangkan sekolah sesuai
dengan kebutuhan.c) Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan
sumber daya sekolah
secara optimal.d) Mengelola perubahan dan penge-mbangan sekolah
menuju organi sasi
pembelajaran yang efektif.e) Menciptakan budaya dan iklim se
kolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik.f) Mengelola guru dan staf dalam
rangka pemberdayaan sumber daya manusia
secara optimal.g) Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam
rangka pendaya gunaan
secara optimal.h) Mengelola hubungan antara sekolah dan
masyarakat dalam rangka mencari
dukungan ide, sumber belajar dan pembeayaan.i) Mengelola peserta
didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru dan
penempatan pengemba ngan kapasitas peserta didik.j) Mengelola
pengembangan kuriku lum dan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.k) Mengelola keuangan
sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntable, transparan dan efisien.l) Mengelola ketatausahaan
seko-lah dalam mendukung pencapai-an tujuan
sekolah.
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 133
m) Mengelola unit layanan khusus dalam mendukung kegiatan
pembelajarandan kegiatan peserta didik disekolah.
n) Mengelola sistim informasi seko-lah dalam rangka penyusunan
program danpengambilan keputusan.
o) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatanpembelajaran dan manajemen sekolah.
p) Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
programkegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindaklanjutnya.
3) Kewirausahaan, artinya:a) Menciptakan inovasi yang berguna
bagi sekolah.b) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah
sebagai organisasi
pembelajaran yang efektif.c) Memiliki motivasi yang kuat untuk
sukses dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.d) Pantang
menyerah dan selalu mencari solusi yang terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.e) Memiliki
naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah sebagai sum-ber belajar peserta didik.4) Supervisi,
artinya :
a) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatanprofesionalisme guru.
b) Melaksanakan supervisi akade-mik terhadap guru dengan
menggunakanpendekatan dan super visi yang tepat.
c) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangkapeningkatan profesionalisme guru.
5) Sosial, artinya :a) Bekerja sama dengan pihak lain untuk
kepentingan sekolah.b) Berpartisipasi dalam kegiatan so sial
kemasyarakatan.c) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau
kelompok lain.
-
134 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
Dari hasil kualifikasi umum dan khusus tersebut, untuk menduduki
jabatansebagai kepala sekolah/madrasah dituntut harus memiliki
kompetensi yang sudahdi jabarkan di atas. Kualifikasi terdeskripsi
selalu penting, begitupun kualifikasimoral dan intelektual, tidak
kalah penting, Kepala sekolah adalah ruh, semangat.bagi lembaga
yang dipimpinnya. Maka diharapkan dengan semua kualifikasitersebut,
sebagai seorang kapela sekolah yang sudah terpilih dapat bekerja
danmenyelesaikan tugasnya dengan semaksimal mungkin untuk memajukan
mutupendidikan pada sekolah yang dipimpinnya.E. Indikator Kinerja
Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah seorang guru yang diberi tugas tambahan
untukmemimpin suatu sekolah. Kepala sekolah juga disebut pemimpin
pendidikan disekolahnya. walaupun kedua istilah tersebut identik
namun mempunyai perbedaanantara satu dengan yang lain. Secara
sederhana pemimpin dapat diartikan sebagaipelaksana otoritas dan
pembuat keputusan.
Kepemimpinan secara dasariah dapat berlangsung di mana saja.
Darikepemimpinan yang bersifat umum memberi landasan pengertian
kepemimpinanbersifat khusus. Dalam konteks kepemimpinan pendidikan,
pemimpin adalahsemua orang yang bertanggung jawab dalam proses
peningkatan kualitaspendidikan yang berada pada setiap jenjang,
jenis, dan jalur pendidikan. Pemimpinpendidikan dalam kapasitas
sebagai seorang kepala sekolah memerlukan perhatianyang utama untuk
menjadi seorang pemimpin yang baik, karena melaluinya
kitamengharapkan lahirnya SDM yang berkualitas dalam berbagai
bidang ilmu.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolahnya
mempunyaiperanan yang cukup luas yaitu sebagai pendidik (edukator),
pengelola pendidikan(manajer), pelaksanaan administrasi
(administrator), pembina guru (supervisor),pemimpin para guru
(leader), pembawa perubahan (inovator), dan pemberi
motivasi(motivator) yang sering disingkat dengan EMASLIM.
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 135
Analisis kinerja adalah suatu proses membandingkan kinerja
faktual yangdicapai seseorang personil dengan standar-standar yang
telah ditetapkan. Tujuananalisis ini adalah untuk mengetahui
masalah dan cara-cara pemecahannya bagikebutuhan pengembangan dan
peningkatan kinerja.
Secara khusus untuk melakukan analisis kinerja dapat menggunakan
enamlangkah analisis secara sitematis dan rasional sehingga
menghasilkan analisis yangpaling baik dan menemukan keadaan kinerja
yang sebenarnya dalam organisasi.Langkah-langkah tersebut adalah:
1). Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang
diperlukan atau yang mempengaruhi hasil akhir (output)yang terbaik,
2). Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yangpenting
dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil
akhir(output) yang terbaik, 3). Membuat kriteria-kriteria kemampuan
yang akan diukurjangan terlalu banyak sehingga semua kriteria
tersebut dapat diobservasi selamaguru melaksanakan tugas, 4).
Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuanyang akan diukur
berdasarkan kemampuan guru yang dapat diamati (observable)atau
karakteristik produk yang dihasilkan, 5). Urutkan
kegiatan-kegiatankemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang
dapat diamati, dan 6).Periksa kembali dan bandingkan dengan
kriteria-kriteria kemampuan yang dibuatsebelumnya oleh orang lain.
Majid (2009:200).
Kepala sekolah dituntut untuk mampu melaksanakan
fungsi-fungsipengelolaan sekolah, kemampuan profesional kepala
sekolah adalah gunameningkatkan kinerjanya (performance). Kinerja
meliputi kemampuan, keterampilan,kepribadian, dan motivasi untuk
dapat melaksanakan tugas dengan baik, dilihat dariproses, kinerja
yang efektif akan tercapai perilaku personil dapat
menunjukkankecocokan dengan standar kinerja yang telah ditentukan.
Dengan demikian kinerjakepala sekolah akan terlihat kegiatannya
dalam menjalankan peranannya.1. Peran kepala sekolah sebagai
edukator
Pendidik adalah orang yang melakukan pekerjaan mendidik,
artinyamemberikan latihan dan ajaran akhlak dan kecerdasan
berpikir, sehinggapendidikan dapat diartikan sebagai proses
perubahan sikap dan perilaku individu
-
136 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
atau kelompok menuju kedewasaan secara optimal. Kepala sekolah
sebagai edukatormemilki tujuh aspek kinerja yaitu prestasi sebagai
guru, kemampuan membimbingguru, kemampuan membimbing siswa,
mengembangkan staf mengikutiperkembangan iptek, dan memberi contoh
cara mengajar, melaksanakan bimbingankonseling yang baik.
Keberhasilan seorang kepala sekolah dalam melaksanakanperanannya
sebagai seorang edukator akan terlihat pada sejauh mana
nilai-nilaidisiplin, saling menghargai, saling menghormati
toleransi sesama gurudiimplementasikan dalam kehidupan sekolah.
Depdiknas (Zahri, 2009:30)
Peran kepala sekolah sebagai educator memiliki tujuan aspek
kinerja.Depdiknas (Zahri, 2009:30) yaitu: (a) prestasi sebagai
guru, (b) kemampuanmembimbing guru, (c) kemampuan membimbing
karyawan, (d) membimbingpeserta didik, (e) mengembangkan staf, (f)
mengikuti perkembangan Iptek dan (g)memberi contoh mengajar yang
baik.2. Peran kepala sekolah sebagai manajer
Kepala Sekolah sebagai seorang manager harus melakukan beberapa
hal,yaitu: (a) berusaha memahami secara jelas dan konkret substansi
manajemenpendidikan sesuai dengan tujuan, (b) memahami problema
minat, kemampuan, dankebutuhan personil pendidikan, (c)
mengorganisasi lembaga pendidikan, (d)memahami, menyeleksi, dan
menerapkan teknik-teknik manajemen kepemimpinandan perkembangan
personil pendidikan, (e) membimbing dan mendorong
kemajuanpertumbuhan dan perkembangan personil pendidikan, dan (f)
melakukan penilaianprogram profesionalisasi. Kepala sekolah sebagai
manager harus mampumenjalankan fungsi-fungsi manajemen secara utuh
untuk dapat mencapai tujuanpendidikan secara optimal.3. Peran
kepala sekolah sebagai administrator
Gaffar (Zahri, 2009:30) mengemukakan bahwa "administrasi
pendidikansebagai suatu proses sistem perilaku". Konsep ini,
mengandung arti bahwa dalampenyelenggaraan pendidikan terjadilah
suatu proses interaksi manusia dalam sistemyang terarah dan
terkoordinasi dalam usaha mencapai tujuan sistem. Pendidikan
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 137
sebagai suatu sistem sosial merupakan himpunan perilaku beraneka
ragam sesuaidengan karakteristik sosial yang berkembang dalam
sistem itu.4. Peran kepala sekolah sebagai supervisor
Sutisna (Zahri, 2009:30) mengemukakan bahwa "tugas kepala
sekolah adalahuntuk memenuhi fungsi supervisi pengajaran di sekolah
menjadi tanggung jawabkepala Dinas Pendidikan di daerah dan para
pejabat lainnya di Kantor DinasPendidikan (Pengawas)". Supervisi
yang dilakukan oleh pengawas adalah supervisifungsional, namun
kepala sekolah bertugas untuk melakukan pengawasan
melekat(waskat).5. Peran kepala sekolah sebagai leader
Wahjosumidjo (Zahri, 2009:30) mengemukakan bahwa "esensi
kepemimpinan(leadership), adalah kemauan orang lain atau bawahan
untuk mengikuti keinginanpemimpin itulah yang menyebabkan seseorang
menjadi pemimpin". Kepala sekolahadalah pemimpin, sebagai seorang
pemimpin dituntut untuk memiliki beberapaketerampilan. Robbins
(Zahri, 2009:30) mengemukakan empat keterampilan pngharus dimiliki
oleh seorang pemimpin yaitu: "(1) conseptual skills, (2)human
skills, (3)technicall skills, dan (4) political skills".6. Peran
kepala sekolah sebagai inovator
Essensi seorang pemimpin yang memiliki sikap inovatif dan
tergolongproduktif, terlihat dari karakteristik yang dimilikinya.
Dalam kaitan masalah ini, adalima karakteristik utama sikap
novatif, yaitu: (1) mempunyai kualifikasi, (2) memilikimotivasi
kerja, (3) berorientasi positif terhadap pekerjaan, (4) memiliki
sikap yangmatang (dewasa), dan (5) mampu berhubungan secara
efektif. Ada empat aspekyang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin
yaitu: (1) mempunyai keinginan untukberkembang/maju, (2) sikap
terhadap munculnya ide-ide baru yang inovatif, (3)keinginan
berkreativitas, dan (4) berkepribadian mental kependidikan.7. Peran
kepala sekolah sebagai motivator
Depdiknas (Zahri, 2009:30) menetapkan tiga kemampuan yang harus
dimilikioleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai
motivator, yaitu: (1)kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik),
(2) kemampuan mengatur
-
138 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
suasana kerja (nonfisik), dan (3) kemampuan menetapkan prinsip
penghargaandan hukuman.
F. Motivasi Kerja Guru
Mangkunegara (2005) menyatakan : motivasi terbentuk dari sikap
(attitude)karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan
(situation). Motivasimerupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah atautertuju untuk mencapai
tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yangpro dan
positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi
kerjanyauntuk mencapai kinerja maksimal.
Lebih lanjut, Mangkunegara (2005) menjelaskan tentang
prinsip-prinsipdalam memotivasi karyawan, yaitu :a.Prinsip
partisipasi, yaitu dalam meotivasi kerja, pegawai perlu
diberikankesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan
tujuan yang akandicapai oleh pemimpin.
b. Prinsip komunikasi, yaitu pemimpin harus mengkomunikasikan
segalasesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas,
dengan informasiyang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi
kerjanya.
c.Prinsip mengakui andil bawahan, yaitu pemimpin mengakui bahwa
bawahan(pegawai) mempunyai andil di dalam usaha pencapai tujuan.
Dengan pengakuantersebut, pegawai akan lebih dimotivasi
kerjanya.
d. Prinsip pendelegasian wewenang, yaitu pemimpin yang
memberikan otoritasatau wewenang kepada bawahan untuk sewaktu-waktu
dapat mengambilkeputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan
membuat pegawai yangbersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai
tujuan yang diharapkan olehpemimpin.
e.Prinsip memberi perhatian, yaitu pemimpin memberikan perhatian
terhadap apayang diinginkan pegawai/bawahan, akan memotivasi
pegawai bekerja apa yangdiharapkan oleh pemimpin.
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 139
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya
untukmelakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang
menyebabkankesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau
perbuatan. Sedangkanmotivasi adalah suatu proses untuk mengiatkan
motif-motif menjadi perbuatan atautingkah laku untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dankesiapan dalam diri
individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuatsesuatu dalam
mencapai tujuan tertentu. (Usman, 2007: 28)
Motivasi kerja merupakan keadaan dalam seorang yang
mendorongkeinginan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan,sehingga tanpa adanya dorongan dari atasan yang
besar pada diri setiap bawahan,maka mereka tidak akan bekerja
dengan memberikan hasil yang maksimal sesuaidengan tujuan yang
diharapkan.
Rosalin (2008:84) menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu proses
untukmenggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku
untuk memenuhikebutuhan, mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan
dalam diri individu yangmendorong tingkah lakunya untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuantertentu. Sehingga memotivasi dapat
juga disebut sebagai suatu keahlian dalammengarahkan pegawai dan
organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehinggakeinginan para
pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Motivasi
yangtimbul akan berdampak kepada orang yang ingin bekerja dan
melaksanakan tugas.
Callahan dan Clark (Mulyasa, 2009:58) mengemukakan bahwa
motivasiadalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan
adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Dengan motivasi
akan tumbuh dorongan untukmelakukan sesuatu dalam kaitannya dengan
pencapaian tujuan. Seseorangmelakukan sesuatu kalau memiliki tujuan
atas perbuatannya, demikian halnyakarena ada tujuan yang jelas maka
akan bangkit dorongan untuk mencapainya.
Motivasi dapat menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi
yang adapada diri manusia, baik yang menyangkut kejiwaan, perasaan,
maupun emosi, dankemudian bertindak atau melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan. Maslow(Mulyasa, 2009:59) menyusun teori tentang
kebutuhaan manusia yang bersifat
-
140 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
hierarkhis dan dikelompokkan menjadi lima tingkat, yaitu:
Physiological needs, safetyneeds, belongingnees and love needs,
esteem needs and need for self-actualization.
Kepala sekolah memang berkewajiban untuk memotivasi guru dan
staf agarmereka bisa menjadi pegawai yang mempunyai harga diri dan
bisamengaktualisasikan dirinya dimana hal ini penting dalam
meningkatkan kinerjamereka. Adanya peningkatan kinerja akan
berkolerasi positif dengan tercapainyasuasana belajar dan bekerja
yang menyenangkan, dan pada gilirannya akanmenghasilkan
produktivitas kerja yang tinggi.
Kepala sekolah sebagai pimpinan puncak lembaga pendidikan
berkewajibanmemberikan arahan, bimbingan, motivasi, pembinaan,
peningkatan danpengembangan para guru dan staf tata usaha, serta
menumbuhkan kreatifitas danproduktivitas yang tinggi untuk hasil
yang maksimal. Berbagai upaya dapatdilakukan untuk meningkatkan
mutu sekolah, antara lain dengan meningkatkankinerja kepala sekolah
dalam memotivasi guru untuk meningkatkan proses
belajarmengajar.
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untukmemberikan motivasi kepada para guru dalam melakukan
berbagai tugas danfungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui
pengaturan lingkungan fisik,pengaturan suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif danmenyediakan berbagai sumber
belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar(PSB) Mulyasa
(2005:120).
Secara garis besar kinerja seorang pimpinan termasuk pengawas
dapatdigolongkan dalam tiga jenis yaitu: kinerja administratif,
kinerja operasional, dankinerja strategik. Kinerja-kinerja tersebut
perlu ditingkatkan secara efektif sehinggamutu kinerja pengawas
dapat dicapai secara optimal. Hal ini secara langsung
akanmempengaruhi kinerja kepala sekolah dan akhirnya berpengaruh
pada kinerja guru.Kinerja guru yang tinggi secara langsung
mempengaruhi mutu pendidikan.
Peningkatan kinerja kepala sekolah secara efektif, dapat
dilakukan oleh parapengawas pendidikan yang telah ditunjuk untuk
jabatan tersebut. Cara-carapembinaan kinerja kepala sekolah dapat
dilaksanakan antara lain: 1). Membina
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 141
komitmen kepala sekolah, 2). Melakukan supervisi pengajaran, 3).
Membantuoperasional tugas kepala sekolah, 4). Mengevaluasi kinerja
kepala sekolah, 5).Mengadakan pelatihan, 6). Pengelolaan kinerja,
dan 7). Peningkatan karir kepalasekolah.
Kepala sekolah harus berupaya agar bawahannya (guru dan
staf)mendapatkan penghargaan baik melalui sekolah maupun
mengusulkan kepadaatasan, dalam hal ini Kantor Dinas Pendidikan
atau Kantor Departemen PendidikanPusat agar guru dan staf yang
berprestasi mendapatkan penghargaan baik materilmaupun nonmateril.
Penghargaan atas keberhasilan suatu pekerjaan yang ringanbisa saja
dilakukan ke pada sekolah dengan cara memberikan ucapan selamat
danterima kasih secara langsung.
Kemampuan merupakan hasil perpaduan antara pendidikan, pelatihan
danpengalaman. Sedangkan pengertian motivasi, diartikan sebagai
suatu dayapendorong (driving force) yang menyebabkan orang berbuat
sesuatu. Motivasimerupakan salah satu bagian terpenting dalam
meningkatkan kinerja seseorang.Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalamdiri individu
(intrinsik) dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya(ekstrinsik).
Menurut Rosalin (2008:85) motivasi dapat timbul dalam diri
individu dandapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya,
motivasi itu terdiri dari:a. Motivasi intrinsik adalah jenis
motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang
lain.b. Motivasi ekstrinsik adalah jenis motivasi ini timbul
sebagai akibat dari pengaruh
luar individu. Karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lainsehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau
melakukan sesuatu.
Kedua faktor ini menjadi sumber kekuatan yang dapat membuat
seseorangberprestasi dengan baik. Tanpa motivasi produktivitas
kerja akan sulit tercapai,sebab motivasi nerupakan faktor
terpenting untuk mengubah nasib individumaupun instansi, di mana ia
menggantungkan diri. Kepuasan kerja akan terciptaoleh sejumlah
faktor yang saling berkaitan, seperti kepemimpinan, iklim kerja
dan
-
142 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
hubungan kerja yang manusiawi. Artinya, apabila kepuasan kerja
tercapai akanmeningkatkan motivasi seseorang untuk kerja.
Dalam Islam teori yang membahas tentang motivasi merupakan
syaratpenting bagi seorang pemimpin untuk memberi dorongan kepada
bawahan karenamotivasi merupakan kebutuhan bagi bawahan untuk
melaksanakan tugaskesehariannya. Motivasi dapat disimpulkan sebagai
dorongan, keinginan, sehinggaseorang individu mau melakukan sesuatu
keinginan atau pekerjaan denganmemberikan yang terbaik dari dirinya
baik waktu maupun tenaga demi tercapainyatujuan yang
diinginkan.
Dari pernyataan diatas, upaya merupakan ukuran intensitas,
dimana bilaseorang termotivasi maka ia akan mengantar keberhasilan
kinerja yangmenguntungkan untuk mencapai tujuan organisasi,
termasuk lembaga organisasilembaga pendidikan. Tinggi rendahnya
motivasi kerja dari prilaku bawahan dapatdilihat dari prilakunya
terhadap pencapaian yang telah ditetapkan. Prilaku yangdiwujudkan
juga dapat menunjukkan motivasi yang bagaimana yang sesuai
bagisetiap individu.
Motivasi kerja merupakan salah satu indikator keberhasilan
seorang dalammelaksanakan sesuatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan
motivasi akan dapatmembentuk sikap dan nilai terhadap pekerjaan.
Yasin dan Basri (Usman, 2007:87)mendefinisikan motivasi adalah
serangkaian sikap dan nilai-nilai yangmempengaruhi individu untuk
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuanindividu. Sikap dan
nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang
memberikankekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam
mencapai tujuan. Lebihlanjut Robbins (Usman, 2007:88) mengemukakan
motivasi adalah kesediaan untukmengeluarkan tingkat upaya yang
tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikanoleh kemampuan
upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual.Gibson
(Usman, 2007:88) menyatakan bahwa motivasi adalah berhubungan
eratdengan bagaimana perilaku itu dimulai, dikuatkan, disokong,
diarahkan dihentikandan reaksi subyektif macam apakah yang timbul
dalam organisme ketika semua iniberlangsung.
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 143
Pendapat tersebut tersebut memandang motivasi sebagai suatu
faktor yangmendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Adapun
pengertian motivasidalam konteks dorongan untuk bekerja pada suatu
organisasi merupakan suatugagasan yang mampu menggerakkan seseorang
untuk bekerja. Hal ini sesuai apadikemukakan oleh Winardi (Usman,
2007:88) bahwa istilah motivasi berhubungandengan ide gerakan dan
apabila kita menyatakannya secara amat sederhana, makasebuah motif
merupakan seslatg hal yang "mendorong" atau menggerakkan kitauntuk
berperilaku dengan cara tertentu. Sergiovanni dalam Bafadal
(Usman,2007:88) menyatakan bahwa motivasi kerja adalah keinginan
(desire) dan kemauan(willingness) seseorang untuk mengambil
keputusan, bertindak dan menggunakanseluruh kemampuan psikis,
sosial, dan kekuatan fisiknya dalam rangka mencapaitujuan
tertentu.
Hersey dan Blanchard (Usman, 2007:88) menyatakan bahwa motivasi
orang-orang bergantung pada kuat lemahnya motif. Motif adakalanya
diartikan sebagaikebutuhan, keinginan, dorongan, gerak hati dalam
diri seseorang. Motif diarahkanpada tujuan, yang mungkin barada
pada alam sadar atau mungkin juga pada alambawah sadar.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi
sebagai suatukondisi yang menggerakkan manusia agar mau bekerja
secara optimal, sehinggakeinginan seseorang dan tujuan organisasi
akan tercapai dengan efektif. Motivasimemegang peranan yang penting
dalam menciptakan kinerja yang tinggi dikalangankaryawan atau
anggota organisasi. Dengan motivasi diharapkan anggota
organisasidapat melakukan berbagai kegiatan organisasi dalam rangka
mencapai kebutuhananggota dan tujuan organisasi. Motivasi merupakan
keinginan yang kuat denganupaya yang memadai untuk memperoleh
sesuatu yang diinginkan. Menurut Wether& Davis (Usman,
2007:89). "Motivation can be defined as a person's wants to do so".
Lebihlanjut Robbis, (Usman, 2007:89), mengemukakan bahwa "Motivasi
sebagai kesediaanuntuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke
arah tujuan organisasi, yangdikondisikan oleh kemampuan upaya itu
untuk memenuhi sesuatu kebutuhanindividual
-
144 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
Motivasi begitu penting dibicarakan dalam menciptakan kinerja
yang efektif,hal ini disebabkan karena salah satu yang memungkinkan
terciptanya kinerja yangoptimal dari seseorang, adalah adanya
kepuasan kerja yang sesuai dengan berbagaikebutuhan yang dibutuhkan
oleh individu. Dengan kepuasan kerja memungkinkanseseorang akan
melakukan setiap pekerjaan dengan motivasi yang tinggi.
Menurut Cavanagh (Usman, 2007:89) pada dasarnya ada empat
jenispekerjaan, yaitu: (1) Pekerjaan yang memenuhi kebutuhan
seseorang dankemungkinan besar menuju ke pekerjaan yang lebih baik
lagi; (2) pekerjaan yangmemenuhi kebutuhan seseorang tetapi tidak
terlalu besarkemungkinanmempengaruhi ke pekerjaan yang lebih baik;
(3) Pekerjaan yang tidak memenuhikebutuhan seseorang tetapi
berkemungkinan besar membuka jalan ke pekerjaanlebih baik; (4)
Pekerjaan yang tidak memenuhi kebutuhan seseorang
kemungkinanmengarah ke pekerjaan yang lebih baik.
Sebagaimana telah dikemukakan tersebut, jika kebutuhan seseorang
telahterpenuhi maka seseorang akan melaksanakan pekerjaan secara
lebih optimal.Karena pada dasarnya kehidupan seseorang adalah upaya
pencarian keinginansebagai sebuah obsesi yang harus dicapai. Dengan
demikian jika seseorang telahmemenuhi keinginan atau kebutuhannya
maka ia akan melakukan pekerjaan denganmotivasi yang tinggi,
sehingga akan tampil perilaku anggota organisasi dengankinerja yang
tinggi. Namun demikian motivasi seseorang dalam bekerja akanberbeda
karena didasari oleh kebutuhan dan filosofi hidup.
Guru sebagai tenaga profesional di bidang kependidikan,
hendaknyamemiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas
kependidikan dankeguruannya. Banyak hal yang dapat meningkatkan
motivasi kerja guru, namunbanyak juga hal yang dapat menimbulkan
motivasi kerja guru yang rendah.Motivasi kerja guru yang tinggi
akan dapat meningkatkan kepuasan kerja. Denganadanya kepuasan kerja
guru akan berkontribusi terhadap kinerjanya. Untuk ituperlu adanya
upaya meningkatkan kepuasan kerja guru. De Roche (Usman,
2007:93)mengemukakan bahwa yang dapat memuaskan guru ialah:
keterlibatan guru dalammembuat keputusan sekolah, pengakuan yang
dirasakan guru, hubungan antar
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 145
personal yang terjadi dalam lingkungan kerja dan otoritas yang
diterima oleh guru.Sedangkan Holdaway (Usman, 2007:93), yang dapat
memuaskan guru antara lain:pengakuan dan status, keadaan siswa,
sumber-sumber yang tersedia, kebebasanmengelola pengajaran,
keterlibatan dengan administrator dan beban kerja.
Bukan pekerjaan yang mudah untuk menciptakan kepuasan kerja
dikalanganguru, walaupun berbagai pemikiran telah dikemukakan untuk
mengatasinya.Persoalan yang dihadapi guru (khususnya di Indonesia)
secara rinci berkaitandengan beberapa hal. Misalnya: (1) gaji dan
tunjangan fungsional yang tidak layak,(2) banyakrya berbagai
potongan gaji, (3) karier yang tidak jelas, (4) prosedurkenaikan
pangkat yang rumit, (5) belum terciptanya hubungan kerja
yangprofesional-kolegial, (6) kondisi kerja yang tidak memadai, dan
(7) prosedurpenerimaan gaji yang rawan terhadap terjadinya
potongan.
Memang banyak hal yang menyebabkan terjadinya kepuasan
kerjadikalangan guru, namun banyak juga hal yang menyebabkan guru
tidak puas dalambekerja. Kesejahteraan guru yang rendah berdampak
tidak meng-untungkanterhadap motivasi guru, status sosial profesi
keguruan, dan dunia pendidikan secarakeseluruhan. Itulah sebabnya
salah satu rekomendasi yang dikemukakan olehKelompok Kerja Tenaga
Kependidikan yang dibentuk sebagai akibat daribergulirnya laporan
Bank Dunia yang bertajuk, Education in Indonesia: From Critis
toRecovery (23 September 1998), adalah: gaji guru perlu
ditingkatkan hingga mencapaistandar yang wajar untuk hidup guru dan
keluarganya, yakni paling tidak dua kalilipat dari keadaan
sekarang. Kenaikan gaji dilakukan bersamaan dengan perbaikanpada
aspek-aspek kesejahteraan lainnya yang meliputi prosedur kenaikan
pangkat,jaminan rasa aman secara fisik dan psikologis dalam
menjalankan tugas, kondisikerja, kepastian karier, dan pola
hubungan yang lebih menonjolkan kolegalitasdaripada pola hubungan
hirarkies dalam lingkungan sekolah
Peliknya persoalan yang dihadapi guru tersebut masih merupakan
sebagiandari beberapa persoalan yang dapat menghalangi kepuasan
kerja guru. Masihterdapat berbagai hal yang dapat menghalangi
terciptanya kepuasan kerja guru,seperti, status sosial guru yang
tidak terapresiasi secara memadai oleh masyarakat,
-
146 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
pemerintah cenderung bersifat ambivalen, di satu sisi ia disebut
sebagai tenagaprofesional namun di sisi lain kompensasi profesinya
tidak mendukung jaminankesejahteraan. Penilaian angka kredit guru
cenderung bersifat admnistratif. Hal yangmendasar adalah merangsang
terciptanya motivasi bekerja diikalangan guru.
Rekomendasi tersebut perlu diimplementasikan sebagai bagian dari
upayauntuk menciptakan kepuasan kerja kalangan guru. Terciptanya
suasana kepuasandalam melakukan tugas kependidikan dikalangan guru
memberikan dampak yangluas terhadap pencapaian tujuan nasional
secara keseluruhan. Guru yangmenemukan kepuasan dalam bekerja
memberikan kesempatan kepadanya untukdapat melakukan reaksi yang
memadai dalam menghadapi tantangan pendidikanyang makin meluas,
dimana peranan guru diperlukan dan memiliki kedudukanyang strategis
untuk memperbaiki pendidikan dengan inovasi yang kreatif. Dan
itusemua hanya bisa tercapai dan telaksana jika guru memiliki
motivasi yang tinggidalam bekerja.G. Penutup
Bentuk pembinaan motivasi guru yang dilakukan oleh kepala
sekolah, adalahseperti mengirim para guru untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar, mendatangkan para ahli,
memberikan kesempatan kepada para guru untukmelanjutkan
pendidikannya dan menepatkan guru pada property yang sesuaidengan
bidangnya serta mengadakan rapat guru setiap satu semester
yangdimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja guru sekaligus untuk
memberikanpegarahan-pengarahan terhadap kekurangan-kekurangan yang
timbul dalam kinerjaguru. Kepala sekolah juga berusaha mengadakan
dan melengkapi alat-alatpelengkapan sekolah yang diperlukan bbagi
kelancaran dan keberhasilan prosesbelajar. Pemberian motivasi guru
selalu dilakukan oleh kepala sekolah secara terus-menerus dan
berkesinambungan, beberapa guru dikirim untuk mengikuti
pelatihanterhadap pengelolaan pembelajaran dan seminar kompetensi
keguruan yangdiadakan di Dinas Pendidikan Olahraga Kota Banda
Aceh.
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 147
Dalam melakukan peningkatkan motivasi terhadap guru kepala
sekolahmember petunjuk mengikuti KKG dan memberikan kesempatan
kepada guru untuksaling mengdakan supervisi KBM sehingga setiap
guru dapat saling memberimasukan dan saling menyempurnakan terhadap
kekuranganan kelemahan gurudalam menjalankan tugasnya.
Peningkatan motivasi terhadap guru sangat penting dilakukan oleh
kepalasekolah dengan maksud untuk membantu mengembangkan motivasi
yang dimilikiguru dalam rangka meningkatkan kinerja guru, ini
merupakan salah satu faktoryang menentukan keberhasilan program
pengajaran dan tujuan sekolah sehinggapara guru dituntut untuk
mempunyai motivasi dalam menjalankan tugasnya danmeningkatkan
kinerjanya. Untuk meningkatkan kinerja guru kepala sekola
harusberupaya seperti mengadakan pembinaan terhadap motivasi
guru.
Adapun upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam melakukan
motivasiguru antara lain mengadakan dan menyuruh guru untuk
mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan dan mengadakan
kerja sama dengan sekolah-sekolah lain, mendatangkan para ahli,
memberikan kesempatan kepada para guruuntuk melanjutkan
pendidiknya, menempatkan guru pada proporsi yang sesuaidengan
bidangnya, mengevaluasi kerja guru dan memberrikan
pengarahan-pengarahan memberikan kesempatan kepada guru untuk
saling mengadakansupervise, menyediakan serta mengoptimalkan
saranan dan perlengkapanpendidikan.
Kepala sekolah merupakan pimpinan sekaligus manajer disekolah
sebagaiseorang pemimpin dan manajer harus bersikap adil kepada
stafnya. Memberikanperhatian yang sama kepada stafnya, bersikap
ramah dan dalam memberikan tugaskepada guru harus memperhatikan
kemampuan individual guru. Kemudian saatpeneliti meminta keterangan
pada kepala sekolah mengenai usaha apa saja yangdilakukan kepala
sekolah dalam meningkatkan motivasi guru, kepala sekolahmenyatakan
bahwa: Salah satunya adalah dengan memberikan bimbingan danteguran
kepada guru yang belum menjalankan tugasnya dengan baik serta
-
148 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
memberikan penghargaan dan kesejahteraan kepada guru yang
berhasil danberprestasi baik.
Kepala sekolah menganggap guru sebagai mitra kerja yang selalu
dapatdiajak bertukar pikiran dan dapat berkomunikasi dimanapun
berada. Hal inimencerminkan bahwa kepala sekolah yang berjiwa besar
dan rendah hati dan tidakmenganggap jabatan sebagai sesuatu yang
dapat dibanggakan tetapi jabatanmerupakan amanah yang harus
diemban, dikelola dan dipertanggung jawabkankepada manusia maupun
kepada Allah SWT.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam meningkatkan motivasi
guru diSD Negeri 56 Banda Aceh kepala sekolah melakukan berbagai
langkah sepertimengirim para guru untuk mengikuti pelatihan dan
seminar, mendatangkan paraahli, memberi kesempatan kepada guru
untuk melanjutkan pendidikan,menempatkan guru pada proporsi yang
sesuai dengan bidangnya, mengadakanrapat guru guna mengevaluasi
kerja guru, melengkapi perlengkapan sekolah,mengadakan KKG dan
supervise KBM, menyediakan buku-buku yang dibutuhkanguru hingga
memberi peringatan kepada guru yang bermasalah dan
penghargaankepada guru berprestasi.
Peneliti beranggapan semua tindakan yang dilakukan kepala
sekolah tersebutsangat mendukung dalam meningkatkan motivasi guru.
Kepala sekolah bersikapterbuka dengan personil sekolah serta kepala
sekolah mementingkan kesepakatansemua guru dalam memutuskan setiap
hal yang menyangkut kepentingan guru dansekolah. Hal ini memberikan
dampak positif bagi lingkungan sekolah dan guru.
Selain itu sikap yang tepat dilakukan kepala sekolah dalam
menyikapi guruyang bermasalah dengan memberikan teguran sehingga
guru tersebut termotivasiuntuk memperbaiki kinerjanya. Demikian
halnya dengan penghargaan yangdiberikan kepada guru yang
berprestasi, hal ini akan memberikan kebanggaantersendiri bagi
guru, sehingga memotivasi dirinya dan guru yang lain
untukmenjalankan tugas sebaik-baiknya. Hal ini menyatakan bahwa
motivasi dalambekerja juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan
kerja.
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 149
Motivasi bawahan dalam menjalankan tugas sangat didukung oleh
temankerja saling mengingatkan, membantu dalam bekerja, mendorong
jika pekerjaannyabenar dan menasehati jika pekerjaannya kurang
benar sehingga bersama-sama dansepenanggungan dalam bekerja akan
terjalin.
Selanjutnya saat peneliti meminta informasi kepada guru tentang
bagaimanakepala sekolah dalam memberikan pembinaan motivasi dan
kenyamanan dalammeningkatkan kinerja guru, guru menyatakan dalam
hal ini kepala sekolah sangatmemperhatikan terhadap kenyamaan guru
terutama kenyamanan dalammelaksanakan kegiatan proses belajar
mengajar, kepala sekolah menyediakan saranadan fasilitas-fasilitas
seperti buku yang dibutuhkan oleh guru. Dalam hal ini kepalasekolah
menyatakan bahwa selaku pimpinanan kepala seklah selalu
memberikanperhatian penuh dalam memberikan kenyamanan kepada guru
dalam setiappekerjaan karena kepala sekolah berpendapat bahwa
motivasi kerja guru yang telahdirencanakan menjadi tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah.
Berdasarkan pernyataan tersebut jelaslah bahwa motivasi
merupakan dayapengaruh yang terjadi pada diri seseorang yang dapat
dijadikan sarana untukmengembangkan potensi yang ada dalam
menghadapi berbagai tantangan yangdilaksanakan dengan rasa tanggung
jawab, dan keterlibatan berbagai komponenuntuk memenuhi kebutuhan
guru. Dengan demikian, motivasi akan dapat membertenaga, memberi
arah dan mengatur tingkah laku setiap guru binaan.H. Daftar
Pustaka
Akib, Haedar. Reaktualisasi Fungsi dan Peranan Kepala Sekolah,
(Online),(http://smpn29samarinda.wordpress.com, diakses pada 8 Juni
2010).
A.M. Sudirman, 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Anggraini. I, 2008. Motivasi Kerja Guru dalam Peningkatan
Produktivitas Pendidikan padaSMP Negeri 6 Kota Banda Aceh. Tesis
Program Pascasarjana Unsyiah. Tidakditerbitkan.
-
150 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Azhari. 2011. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru padaSMA Negeri 2 Kota Banda Aceh. Tesis
Program Pascasarjana Unsyiah. Tidakditerbitkan.
Bacal Robert. 2005. Performance Management (alih bahasa oleh
Surya Dharma).Jakarta: PT Sun.
Bintunahel. 2011. Indikator-Indikator Kinerja Guru.
http:/id.shvoong.com/social-sciences/education/2133930-indikator-indikator-kinerja-guru/
Damayanti, Sri. 2008. Profesionalisme Kepemimpinan Kepala
Sekolah, (Online),(http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses
pada 6 Juni 2010).
Endang. 2012. Persepsi Guru Kepemimpinan Kepala Sekolah
Lingkungan Kerja-Sikap
Guru.http://endang965.wordpress.com/thesis/4-persepsi-guru-kepemimpinan-kepala-sekolah-lingkungan-kerja-sikap-guru/bab-5-kesimpulan-implikasi-saran/#_ftnref5
Endang. 2012.
http://endang965.wordpress.com/thesis/2-kepemimpinan-iklim-organisasi/bab-s-kesimpulan-implikasi-saran/
Endang. 2012.
http://endang965.wordpress.com/thesis/1-iklim-organisasi-kinerja-guru/bab-5-kesimpulan-implikasi-saran/
Gravatar. 2010. Teori Kinerja.
http://teorionline.wordpress.com/tag/definisi-kinerja-penilaian-kinerja/.
Hamid Nasuhi, dkk, 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis dan Disertasi),Jakarta: CeQDA Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Harun, Cut Zahri. 2009. Manajemen Sumber Daya Pendidikan.
Yogyakarta: PenaPersada.
Heru, Subekti. 2008. Indikator kinerja. http:
//subektiheru.blogspot.com/2008/03/indikator-kinerja. html.
Iwan, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Online),
(http://www.slideshare.net, diaksespada 6 Juni 2010).
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 151
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung :
RefikaAditama.
Mirza, Wahyu. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kinerja GuruSekolah Dasar Negeri 4 Banda Aceh. Tesis
Pada Magister AdministrasiPendidikan Banda Aceh. Tidak
diterbitkan.
Mulyasa, E. 2007.Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi
Guru. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.Munir, Abdullah. 2008.Menjadi Kepala Sekolah Efektif.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.Murniati AR. 2008. Manajemen Stratejik
(Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan).
Bandung: Citapustaka Media Perintis.Periodesasi Masa Jabatan
Kepala Sekolah dan Peningkatan Mutu Pendidikan,
(Online), http://www.facebook.com, diakses pada 7 November
2011.Permadi, dadi, dan Arifin, Daeng. (2010). Kepemimpinan
Tranformasional kepala Sekolah
dan Komite Sekolah. Bandung: PT. Sarana Panca Karya
Nusa.Permana, Johar, Drs. H. M.A. dan Kesuma, Darma, Drs. 2009.
Kepemimpinan
Pendidikan; dalam Riduwan, M.Pd. (Ed), Manajemen Pendidikan
(hlm. 351-368). Bandung: Alfabeta.
Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesinalisasi dan
Profesionalitas, (Online),(http://nuritaputranti.wordpress.com,
diakses pada 20 Desember 2011).
Rahmawati. Cut, 2009. Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Motivasi Guru padaSMA Negeri 1 Lampeunerut Aceh Besar. Tesis
program pascasarjana Unsyiah,tidak diterbitkan.
Raushanfikr. 2008. Kinerja Kepala Sekolah dengan Indikator
EMASLIM.http://cindoprameswari.blogspot.com/2008/10/kinerja-kepala-sekolah-dengan-indikator.html.
Rosalin, Elin. 2008. Bagaimana Menjadi Guru Inspiratif?.
Bandung: PT. Karsa MandiriPersada
-
152 Jurnal Mudarrisuna, Volume 3, No. 1 (Januari-Juni 2013)
Rosmiati, Taty, Dra. M.Pd. dan Kurniady, Dedy, Ahmad, M.Pd.
2009. KepemimpinanPendidikan; dalam Riduwan, M.Pd. (Ed), Manajemen
Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Retno Utami, Mutamimah. 2013. Pengertian Kinerja. Sumber:Sagala,
Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat
(Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu). Jakarta: PT. Nimas
Multima.Soedarsono, Soemarno. 2007. Hasrat Untuk Berubah (The
Wiliangsness To Change).
Jakarta. Elex Media Komputindo.Sudirman M. Chon. 2006.
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah Menengah
Kejuruan. www.dikmenjur.freehosting.net.Sugiono. 2006.
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.Sumarno, Alim, M.Pd.
Definisi Konseptual Menjadi Kepala Sekolah Profesional,
(Online),
(http://elearning.unesa.ac.id, diakses pada 20 Desember
2011).Suryabrata, Sumadi. 2010.Metodologi Penelitian. Jakarta:
Rajawali Pers.Surya Dharma. 2005. Manajemen Kinerja: Falsafah Teori
dan Penerapannya. Jakarta:
Pustaka Pelajar.Trianto. 2008. Branding Sekolah Yes, Komersial
Sekolah No. Media, hlm. 35-36.Usman, Husaini. 2009. Manajemen
Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.Usman, Nasir. 2007.Manajemen Peningkatan Kinerja Guru.
Bandung: Mutiara Ilmu.Usman, Uzer. 2007.Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.Wiriaatmajaya, Rochiati. 2008.
Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
-
Kinerja Kepala, Isna Fathia 153