BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang kedokteran gigi, terdapat satu pembelajaran bahan dan teknologi untuk kedokteran gigi. Bahan dan teknologi ini diaplikasikan pada kehidupan di masyarakat. Salah satu contohnya adalah bahan kedokteran gigi yang digunakan untuk tumpatan gigi. Tumpatan ini mencegah penyebaran bakteri ke jaringan gigi yang lebih dalam dan tentunya mencegah rasa sakit. Masyarakat awam umumnya mengenal beberapa jenis tumpatan yaitu dari bahan GIC (Glass Ionomer Cement), Resin Komposite dan bahan Amalgam. Dental amalgam merupakan bahan tumpatan yang sering digunakan di Kedokteran Gigi. Pertama diperkenalkan di Perancis pada awal 1800-an, berisi campuran air raksa dengan setidaknya satu logam lainnya. Amalgam telah menjadi metode restoratif pilihan selama bertahun-tahun karena biaya rendah, kemudahan aplikasi, kekuatan, ketahanan, dan efek bakteriostatik. Tetapi idealnya tumpatan yang kita pakai jangan menggunakan amalgam lagi. Hal ini dihubungkan dengan insiden tingkat mercuri yang ada didalam darah kita, seperti kita ketahui salah satu 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang kedokteran gigi, terdapat satu pembelajaran bahan dan
teknologi untuk kedokteran gigi. Bahan dan teknologi ini diaplikasikan pada
kehidupan di masyarakat. Salah satu contohnya adalah bahan kedokteran gigi
yang digunakan untuk tumpatan gigi.
Tumpatan ini mencegah penyebaran bakteri ke jaringan gigi yang lebih
dalam dan tentunya mencegah rasa sakit. Masyarakat awam umumnya mengenal
beberapa jenis tumpatan yaitu dari bahan GIC (Glass Ionomer Cement), Resin
Komposite dan bahan Amalgam.
Dental amalgam merupakan bahan tumpatan yang sering digunakan di
Kedokteran Gigi. Pertama diperkenalkan di Perancis pada awal 1800-an, berisi
campuran air raksa dengan setidaknya satu logam lainnya. Amalgam telah
menjadi metode restoratif pilihan selama bertahun-tahun karena biaya rendah,
kemudahan aplikasi, kekuatan, ketahanan, dan efek bakteriostatik. Tetapi idealnya
tumpatan yang kita pakai jangan menggunakan amalgam lagi. Hal ini
dihubungkan dengan insiden tingkat mercuri yang ada didalam darah kita, seperti
kita ketahui salah satu komponen dari tumpat amalgam dalam bahan ini
menggunakan campuran dengan bahan merkuri.
Pada skenario, dijelaskan bahwa tumpatan amalgam mengalami fraktur,
namun pasien tetap memilih bahan yang sama yaitu amalgam. Dari pernyataan
tersebut, kita diharapkan bisa mengetahui amalgam dari segala aspek agar kita
bisa menyeleksi bahan tumpatan gigi yang paling baik dan tidak merugikan bagi
masyarakat.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja klasifikasi amalgam?
2 Bagaimana komposisi pada bahan tumpatan amalgam?
3 Apa saja syarat dan sifat bahan tumpatan amalgam?
4 Apa saja kelebihan dan kekurangan amalgam?
5 Bagaimana tehnik manipulasi dan reaksi setting bahan amalgam?
6 Bagaimana pengaplikasikan bahan tumpatan amalgam?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan klasifikasi amalgam beserta komposisi masing-masing
amalgam.
2. Menjelaskan komposisi pada bahan tumpatan amalgam.
3. Menjelaskan syarat dan sifat bahan tumpatan amalgam.
4. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan amalgam.
5. Menjelaskan tehnik manipulasi dan reaksi setting bahan amalgam.
6. Menjelaskan pengaplikasikan bahan tumpatan amalgam.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Amalgam adalah jenis logam campur yang khusus mengandung merkuri
sebagai salah satu konstituennya. Karena merkuri bersifat cair dalam temperature
kamar, merkuri dapat dicampur dengan logam lain yang padat. Proses amalgamasi
modern dimulai di klinik ketika tetesan merkuri dikeluarkan dari sebuah ruang
tertutup dalam kapsul, kedalam ruang lain yang mengandung amalgam, kedua
komponen tersebut diaduk bersama dengan alat amalgamator. Proses amalgamasi
berlanjut sementara segmen-segmen massa plastis terkondensasi di bawah tekanan
yang kuat terhadap dinding gigi-gigi yang sudah dipreparasi, atau jika ada,
terhadap pita matriks. Reaksi berlanjut selama proses manipulasi di dalam mulut
berkurang dalam waktu beberapa menit ketika amalgam gigi mulai meningkat
kekuatan dan kekerasannya. Walaupun reaksi dapat berlangsung bebrapa hari,
amalgam gigi sudah cukup kuat untuk menerima tekanan gigit yang sedang dalam
waktu beberapa jam saja. (Anusavice, Kenneth J, 2004:301)
Cara Pembuatan Alloy
Alloy konvensional dihasilkan dengan menggabungkan beberapa logam
murni sehingga diperoleh suatu ingot yang kemudian dihomogenisasi dan
dipotong menjadi kepingan-kepingan kecil. Homogenisasi membantu terjaminnya
semua kepingan mempunyai sifat dan komposisi yang sama. Bantuk dan ukuran
partikel potongan alloy mempunyai arti yang sangat penting. (Combe, 1992:193)
Suatu alloy yang amsih baru dipotong bereaksi sangat cepat dengan
merkuri. Ini dapat dijelaskan sebagian disebabkan oleh kerena dislokasi dan
imperfeksi pada kisi-kisi alloy yang dapat meningkatkan reaktifitas kimianya. Bila
kepingan alloy disimpan pada suhu kamar selama beberapa bulan , reaktifitasnya
akan merosot; alloy tersebut disebut mengalami penuaan (aging). Hasil yang
serupa dapat terjadi lebih cepat dengan merebus kepingan pada air mendidih
selama 30 menit. Metoda penuaan secara cepat ini biasanya dilakukan oleh pabrik
untuk memperoleh alloy yang mempunyai sifat-sifat stabil. (Combe, 1992:193)
3
Partikel spheris dihasilkan dengan proses atomisasi; yaitu dengan
menyemproykan cairan alloy pada atmosfer yang pasif, di mana tetesan alloy akan
memadat dalam bentuk spheris. Partikel spheris lebih mudah disusun sesuai
dengan ukuran partikelnya daripada partikel yang mempunyai bentuk tidak
beraturan. Campuran ukuran partikel yang dianjurkan berkisar antara 10-37 um.
(Combe, 1992:193)
Dental amalgam adalah bahan tambalan yang paling banyak digunakan
untuk gigi posterior . air raksa yang dicampur yang dengan puder alloy untuk
mendapatkan bahan eplastis yang kemudian dimasukkan kedalam kavitet
preparasi. Amalgam yang telah set atau mengeras lebih kuat dari semua jenis
semen ggi yang ada serta semua bahan tambalan gigi anterior. alloy yang dipakai
bersama dengan mercury untuk keperluan kedokteran gigi diebut dental amalgam
alloy. Sebenarnya tidak benar sebab bahan tersebut bukanlah alloy amalgam tetapi
alloy dari mana dapat dihasilkan suatu amalgam ( E.C.Combe: 1992 )
Komposisi
Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, di mana komponen
utamanya:
likuid yaitu logam merkuri
bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak,
timah, dan tembaga. Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan
persentase yang lebih kecil.
Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang akan
mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.
Alloy untuk pemuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapat
diklasifikasikan ke dalam dua tipe; pertama, alloy konvensional, mengandung
kurang dari 6% kuprum, formula kimia ini mengalami hanya sedikit perubahan
sejak bertahun-tahun; kedua , alloy kaya kuprum, yang mulai banyak
dipergunakan sejak beberapa tahun terakhir ini (kadang disebut sebagai “high
copper alloy”)
4
Ada 2 tipe amalgam :
1. Alloy konvensional
Kandungan konstitusi dasar :
Silver 67-74%
Tin 25-27%
Kuprum 0-6%
Zinc 0-2%
2. Alloy kaya kuprum
Silver 69%
Tin 17%
Kuprum 13%
Zinc 4%
Manipulasi
a. Perbandingan alloy/mercury
Perbandingan takaran alloy dengan mercury : amalgam yang telah set
hendaknya kurang dari 50%, ada 2 tehnik yang dikemukakan
i. Menggunakan perbandingan alloy dan mercury 5:7 atau 5:8.
Kelebihan mercury mempermudah triturasi dan dapat diperoleh hasil
campuran yang plastis. Sbelum bahan dimasukkan kdalam kavitet,
kelebihan mercury diambil dengan cara memerasnya dlam kain kassa.
ii. Minimal mercury techniques ( eames techniques ), dimana mercury
dan alloy ditimbang dalam jumlah yang sama, tidak perlu dilakukan
pemerasan mercury sebelum dilakukan kondensasi. Metode
pencampuran secara mekaniss.
b. Triturasi
i. Pencampura manual dengan menggunakan mortar dan pastel.
ii. Pencampuran secara mekanis
5
c. Kondensasi
Kondensasi adalah proses memasukkan bahan restorasi amalgam kedalam
kapitas. Bahan hendaknya dikondenasi segera mungkin setelah
pencampuran.
d. Trimming dan carving
Bila kavitas diisi terlalu banyak maka bagis atas yang kaya akan
mercurydapat dibuat dan tambalan dibentuk sesuai dengan
anatomisnya.amalgam yang diperbuat dari serbuk alloy yang kasar lebih
sukar mengukirnya karena kepingan alloy yang agak besar dapat tertarik
oleh instrument dari permukaan. Apabila dikehendaki pengukiran yang
mudah, dapat dipergunakan alloy spheris.
e. Pemolesan
Amalgam konvensional baru dapat dipoles palng cepat 24jam setelah
penambalan, yaitu setelah tambalan cukup kuat. Amalgam yang diperbuat
dari alloy kaya kuprum lebih cepat mendapatkan kekuatannya, disebutkan
bahwa bahan ini dipoles tidak lama setelah penambalan.
Sifat-sifat
1. Toksisitas
2. Reaksi korosi
3. Kebocoran marginal
4. Kekuatan
5. Creep
6. Kegagalan Marginal
7. Perambatan Panas
8. Perubahan Dimensi
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.2. Klasifikasi, Manipulasi, dan Setting Amalgam
Alloy untuk pembuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapat
diklasifikasikan ke dalam dua tipe: pertama, alloy konvensional, mengandung
kurang dari 6% kuprum, formula kimia bahan ini mengalami hanya sedikit
perubahan sejak bertahun-tahun; kedua, alloy kaya kuprum, yang mulai banyak
dipergunakan sejak beberapa tahun terakhir ini (kadang-kadang disebut sebagai
’high copper alloy’). Dengan semakin majunya penelitian di bidang Ilmu Bahan
Kedokretan Gigi, Untuk meningkatkan mutu amalgam terhadap terjadinya karies
sekunder, telah dikembangkan dengan menambahkan senyawa fluorida dengan
maksud menambah efek anti kariogenik ‘Amalgam+Fluoride’.
3.1.1.Amalgam Konvensional
Perbedaan utama antara berbagai aloy konvensional terletak pada bentuk
dan ukuran partikelnya. Alloy yang dipotong dengan mesin bubut/ lathesin bubut
bisa berbentuk coarse atau grain halus; dari keduanya yang lebih disenangi adalah
partikel grain halus. Alternative lain untuk menghasilkan partikel alloy selain
memotong dengan lathe adalah pembuatan partikel spheris. Perbedaaan antara
lathe cut dan spheris adalah bentuk partikelnya, lathe cut cenderung berbentuk
batang atau jarum tidak seragam, sedangkan spheris berbentuk bulat-bulat
seragam dan kecil. Perbedaan tersebut dikarenakan proses pembuatannya yang
juga berbeda. Beberapa alloy mengandung campuran partikel yang dipotong
dengan lathe dan partikel spheris.
7
Lathe Cut (batang, tidak seragam) Spheris (bulat,seragam)
Alloy konvensional mengandung konstitusi dasar sebagai berikut :
Ag = 67-74 %
Sn = 25-27 %
Cu = 0-6 %
Zn = 0-2 %
Selain itu juga mengandung beberapa persen logam Hg sebagai bahan untuk
proses amalgamisasi.
Amalgamasi terjadi ketika merkuri berkontak dengan permukaan partikel
logam campur Ag-Sn. Jika bubuk di triturasi, dibagian luar partikel akan larut
menjadi merkuri. Pada saat bersamaan, merkuri berdifusi ke partikel logam
campur. Merkuri mempunyai daya larut yang terbatas untuk perak (0,035%wt)
dan timah (0,6%wt).
Jika daya larut ini terlampaui, Kristal-kristal dari dua senyawa logam
biner akan berpresipitasi menjadi merkuri. Kedua senyawa ini adalah senyawa
Ag2Hg3 berbentuk kubik dengan pusat dibagian tengah (fase gamma) dan
senyawa Sn7-8Hg heksagonal yang tersusun rapat (fase gamma 2). Karena
kelarutan perak dalam merkuri lebih rendah daripada timah, fase gamma 1
berpresipitasi terlebih dahulu sementara fase gamma 2 berpresipitasi kemudian.
Segera sesudah triturasi, bubuk logam campur bercampur dengan cairan
merkuri, menghasilkan adonan yang mempunyai konsistensi plastis. Sewaktu
8
merkuri yang tersisa melarutkan partikel logam campur, Kristal-kristal gamma 1
dan gamma 2 akan bertumbuh. Saat merkuri menghilang amalgam sudah menjadi
mengeras. Sementara saat partikel tertutup dengan kristal yang baru terbentuk,
sebagian besar gamma 1, kecepatan reaksi menurun. Logam campur biasanya
dicampur dengan merkuri pada rasio 1:1. Dengan rasio ini jumlah merkuri tidak
mencukupi untuk bereaksi dengan seluruh partikel logam campur asli; akibatnya,
partikel yang tidak bereaksi akan tetap ada pada amalgam yang mengeras. Partikel
logam campur (sekarang lebih kecil, karena permukaannnya sudah dilarutkan oleh
merkuri), dikelilingi dan diikat bersama-sama dengan Kristal-kristal gamma 1 dan
gamma 2 yang padat.
Jadi, amalgam rendah kandungan tembaga yang tipikal adalah suatu
gabungan dimana partikel-partikel yang tidak dikonsumsi tertanam dalam fase
gamma 1 dan gamma 2.
Sifat fisik dari amalgam yang sudah mengeras tergantung pada
persentase relative dari masing-masing fase struktur mikro. Partikel Ag-Sn yang
tidak dikonsumsi mempunyai efek yang kuat.. makin banyak fase ini yang
teetinggal dalam sruktur akhir, makin kuat amalgamnya. Komponen paling lemah
adalah fase gamma 2. Kekerasan fasse gamma 2 kira-kira 10% dari kekerasan
gamma 1, sementara kekerasan gamma sedikit lebih tinggi daripada gamma 1.
Fase gamma 2 juga merupakan fase yang paling kurang stabil dalam
lingkungan yang korosif dan dapat mengalami erosi, terutama pada leher restorasi.
Secara umum, fase gamma (Ag3Sn) dan gamma 1 murni (Ag2Hg3) adalah stabil
dalam lingkungan rongga mulut. Meskipun demikian gamma 1 dalam rongga
dalam amalgam mengandung sejumlah kecil timah, yang dapat hilang dalam
lingkungan yang korosif.
3.1.2.Amalgam Kaya Kuprum
Sifat mekanisnya yang baik, juga ketahanan terhadap korosi dan
integritas bagian tepi serta kinerjanya dalam perobaan klinis yang lebih baik, bila
dibandingkan dengan logam campur konevensional yang rendah kandungan
tembaga. Ada 2 macam komposisi logam campurkandunagn tembaga tinggi, yang
9
pertama adalah bubuk logam campur gabungan, dan ynag kedua adalah bubuk
logam campur berkomposisi tunggal.
a. Logam Campur Gabungan.
Merupakan campuran dari setidaknya dua jenis partikel. Bubuk gabungan
menunjukan partikel lathe-cut rendah kandungan tembaga dan partikel logam
capur Ag-Cu sferis. Bahan ini lebih kuat dariapda amalgam yang dibuat dari
bubuk lathe-cut yang kandungan tembaga nya rendah, karena dengan adanya
kandungan Ag-Cu bekerja sebagai bahan pengisi yang membuat lebih kuat.
Bubuk logam campur gabungan biasanya mengandung bubuk tinggi
tembaga berbentuk sferis sebanyak 30%wt samapai 55%wt. Total kandungan
lopam campur gabungan berkisar antara 9%wt sampai 20%wt.
Reaksi bubuk logam campur gabungan dengan merkuri adalah sebagai berikut :
Partrikel logam campur(β+ϒ)+ Ag-Cu eutetik+Hg ϒ1 + η + partikel
logam campur dari kedua tipe yang tidak digunakan.
b. Logam Campur Komposisi Tunggal
Berbeda dengan logam campur gabungan,setiap partikel pada bubuk ini
mempunyai komposisi kimia yang sama. Komponen utama dari partikel-partikel
ini adalah perak, tembaga , dan timah. Logam campur ini mengandung perak
60%wt, timah 27%wt, tembaga 13%wt. Kandungan tembaga dalam berbagai