BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud Mengidentifikasi kandungan mineral dalam batuan beku non fragmental. Menganalisis sifat-sifat batuan beku non fragmental berdasarkan kenampakan megaskopisnya. Mengetahui petrogenesa dari batuan beku non fragmental dan memperkirakan setting tektonik tempat batuan beku non fragmental tersebut terbentuk. Menentukan nama batuan berdasarkan klasifikasi Russel B. Travis (1969). 1.2. Tujuan Mampu mendeskripsikan sifat-sifat fisik batuan beku secara megaskopis. Mampu mengidentifikasi dan menentukan kandungan mineral pada batuan beku. Mampu mengetahui petrogenesa dan setting tektonik tempat batuan beku non fragmental tersebut terbentuk. Mampu mengidentifikasi nama batuan berdasarkan klasifikasi Russel B. Travis (1969). 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud
Mengidentifikasi kandungan mineral dalam batuan beku non
fragmental.
Menganalisis sifat-sifat batuan beku non fragmental berdasarkan
kenampakan megaskopisnya.
Mengetahui petrogenesa dari batuan beku non fragmental dan
memperkirakan setting tektonik tempat batuan beku non
fragmental tersebut terbentuk.
Menentukan nama batuan berdasarkan klasifikasi Russel B. Travis
(1969).
1.2. Tujuan
Mampu mendeskripsikan sifat-sifat fisik batuan beku secara
megaskopis.
Mampu mengidentifikasi dan menentukan kandungan mineral pada
batuan beku.
Mampu mengetahui petrogenesa dan setting tektonik tempat
batuan beku non fragmental tersebut terbentuk.
Mampu mengidentifikasi nama batuan berdasarkan klasifikasi
Russel B. Travis (1969).
1.3. Pelaksanaan Praktikum
1.3.1 Pelaksanaan ke -1
Hari : Jumat
Tanggal : 21 maret 2014
Waktu : 18.30 – selesai WIB
Tempat : Laboratorium Petrologi Gedung Pertamina
Sukowati UNDIP
1.3.2 Pelaksanaan ke- 21
Hari : Selasa
Tanggal : 25 maret 2014
Waktu : 18.30- selesai WIB
Tempat : Laboratorium Petrologi Gedung Pertamina
Sukowati UNDIP
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.
Magma adalah zat cair liat pijar panas yang merupakan senyawa silikat dan
ada di bawah kondisi tekanan dan suhu tinggi di dalam tubuh bumi. Proses
pembekuan merupakan proses perubahan fase dari fase cair menjadi fase
padat. Proses pembekuan magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur
dan struktur primer batuan sedangkan komposisi batuan sangat dipengaruhi
oleh sifat magma asal.
Pada saat proses pembekuan magma apabila terdapat cukup energi
pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar
sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang
berukuran halus. Bila pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal
tidak terbentuk dan cairan magma membeku menjadi gelas.
2.2 Penggolongan Batuan Beku
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama
yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang
terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya.
2.2.1 Berdasarkan Genetik
Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-
kadang mengandung gelas,berdasarkan tempat
kejadiannya(genesa)batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga
batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin).
contoh : granit, granodiorit, dan gabro.
b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah
atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif
cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak 3
sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk
struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah granit porfir dan diorit
porfir.
c. Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi.
Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk
kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya obsidian,
riolit dan batuapung.
(Danang Endarto, 2005)
2.2.2 Berdasarkan Senyawa kimia
Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan
menjadi:
a. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari
45%. Contohnya dunit dan peridotit.
b. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45%-52%.
Contohnya gabro, basalt.
c. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara
52%-66 %. Contohnya andesit dan sienit.
d. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%.
Contohnya granit, riolit.
Dari segi warna,batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih
gelap dibanding yang komposisinya asam.
(Bahan Praktikum Petrologi, 2006)
2.2.3. Berdasarkan susunan mineralogi
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan
dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada atas dasar
kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang
mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur
granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan
tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi
4
pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan
pembkuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B.
Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir
mineralnya dapat dibagi menjadi:
a.Batuan dalam
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun
batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b. Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c. Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d. Batuan lelehan
Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat
dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa keluarga atau kelompok yaitu:
1. keluarga granit – riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa,
alkali felsparnya melebihi plagioklas
2. keluarga granodiorit – qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na
Plagioklas dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak
dari K Felspar
3. keluarga syenit – trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau
foid tidak dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi
Na-Plagioklas, kadang plagioklas juga tidak hadir
4. keluarga monzonit – latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau
foid hadir dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau
melebihi K-Felspar
5. keluarga syenit – fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid,
K-Felspar melebihi plagioklas
5
6. keluarga tonalit – dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama
kuarsa dan plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
7. keluarga diorite – andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-
Felspar, plagioklas melimpah
8. keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama
plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar
9. keluarga gabbro – basaltfoid: intermediet hingga mafik, mineral
utama felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa
melimpah ataupun tidak hadir
10. keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik
(ol,px,hbl), plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen.
(Doddy,1987)
2.3 Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Beku
a. Warna Batuan
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral
penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis
magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur
gelasan.
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku
asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash
feldsfar dan muskovit.
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan
beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama
banyak.
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah
batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-
mineral mafik.
(Danang Endarto, 2005)
b. Struktur Batuan
6
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan
yang berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada
pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku
struktur yang sering ditemukan adalah:
a. Masif : bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang-lubang
gas
b. Jointing : bila batuan tampak seperti mempunyai retakan-
retakan.kenapakan ini akan mudah diamati pada
singkapan di lapangan.
c. Vesikular : dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini
dibagi lagi menjadi 3 yaitu:
Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun
lubang gas.
d. Amigdaloidal : bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral
sekunder.
(Danang Endarto, 2005)
c. Tekstur Batuan
Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir
mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran
butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika
warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi,
maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses
sebelum,dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi :
a. Tingkat kristalisasi
Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi:
Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua
berbentuk kristal-kristal.
7
Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi
berupa mineral gelas.
Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.
b. Ukuran kristal
Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah
dikenali.ukuran kristal dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada
batuan.
tabel 2.1
Kisaran ukuran kristal dari beberapa sumber
Cox,price,harte W.T.G Heinric
Halus < 1mm <1 mm <1 mm
Sedang 1-5 mm 1-5 mm 1- 10mm
Kasar >5mm 5-30 mm 10-30 mm
Sangat kasar >30 mm > 30 mm
c. Granularitas
Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas
dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
Equigranulritas
Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran
kristal yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2:
Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa
dibedakan dengan mata telanjang
Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan
dengan mata telanjang atau ukuran kristalnya sangat
halus.
Inequigranular
Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini
dapat dibagi lagi menjadi :
8
1. Faneroporfiritik,bila kristal yang besar dikelilingi oleh
kristal-kristal yang kecil dan dapat dikenali dengan mata
telanjang.
2. Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar
yang tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.
b. Gelasan (glassy)
Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila
semuanya tersusun atas gelas.
c. Bentuk Butir
1. Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai
bidang kristal yang sempurna.
2. Subhedral, bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh
sebagian bidang kristal yang sempurna.
3. Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh
bidang kristal yang tidak sempurna.
(Danang Endarto, 2005)
d. Komposisi Mineral
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat
dibedakan menjadi 4 yaitu:
1. Kelompok Granit – Riolit
Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun oleh
mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat
hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.
2. Kelompok Diorit – Andesit
Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama tersusun
atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen dan
kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil
3. Kelompok Gabro – Basalt
Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-
mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.
9
4. Kelompok Ultra Basa
Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang
mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.
(Bahan Praktikum Petrologi
BAB III
HASIL DESKRIPSI
3.1 Deskripsi Batuan No. Peraga 34
No. urut : 1
No. peraga : 34
Jenis batuan : batuan beku
Deskripsi Megaskopis
Warna batuan : abu abu kehitaman (gelap)
Sifat kimia : basa
Struktur : masif
Tekstur :
a. Derajat Kristalisasi : holokristalin
b. Hubungan antar Kristal : inequigranular, porfiroafanitik
c. Ukuran Butir : halus 0,2 mm (WTG, 1962)
d. Fabrik / Bentuk Butir : subhedral
Deskripsi komposisi
1. Biotit: warna hitam, kekerasan 3 bentuk membulat, kilap kaca, cerat